ilmu bedah mulut

6
ILMU BEDAH MULUT Ilmu bedah Mulut adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi yang mengobati penyakit gigi dan mulut dengan jalan operasi. Sejarah Profesi dan spesialisasi Bedah Mulut & Maksilofasial berkembang mulanya dari sebutan yang sederhana yaitu Bedah Mulut (Oral Surgery). Di banyak negara sebutan ini melekat pada dokter gigi praktisi yang mempunyai ketertarikan khusus terhadap bidang yang menyangkut aspek bedah dalam menjalankan profesinya. Selama perjalanan kurang lebih 100 tahun, para ahli Bedah Mulut kemudian mengembangkan keterampilan dan keahlian tidak hanya menangani kelainan di sekitar mulut dan rahang, tapi juga wajah dan leher. Banyak ahli Bedah Mulut menambah pendidikannya dengan menempuh pendidikan dokter dan atau memperoleh pengalaman yang lebih dalam tentang aspek bedah secara formal. Selama tahun 80-an ekstensi perluasan dan pendalaman spesialis ini direfleksikan dengan perubahan nama menjadi Bedah Mulut dan Maksilofasial (Oral & Maxillofacial Surgery). Maxillo berasal dari bahasa latin yang berarti rahang, facial juga berasal dari bahasa latin yang menunjukan keahlian spesialisasi ini untuk melakukan tindakan bedah di daerah wajah. Pendidikan Pendidikan Spesialis Bedah Mulut & Maksilofasial di Indonesia diikuti oleh yang seorang telah lulus menjalani program pendidikan profesi dokter gigi dan diselenggarakan di: 1) FKG UI Jakarta 2) FKG UNPAD Bandung 3) FKG UGM Yogyakarta 4) FKG UNAIR Surabaya Secara umum Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut yang diselenggarakan oleh ke-empat institusi pendidikan tersebut mangandung kurikulum yang berisi empat kelompok besar mata ajaran yaitu ilmu kedokteran dasar (basic medical science), ilmu kedokteran klinis (basic clininal science), ilmu bedah dasar (basic surgical science), dan ilmu bedah mulut & maksilofasial-nya sendiri. Ilmu kedokteran dasar terdiri dari ilmu-ilmu dasar misalnya anatomi bedah, fisiologi, farmakologi, patologi anatomi, patologi klinik, dll.

Upload: aniska-cattleya-shara

Post on 25-Nov-2015

76 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

oral and maksilofacial surgery

TRANSCRIPT

ILMU BEDAH MULUTIlmu bedah Mulut adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi yang mengobati penyakit gigi dan mulut dengan jalan operasi.SejarahProfesi dan spesialisasi Bedah Mulut & Maksilofasial berkembang mulanya dari sebutan yang sederhana yaitu Bedah Mulut (Oral Surgery). Di banyak negara sebutan ini melekat pada dokter gigi praktisi yang mempunyai ketertarikan khusus terhadap bidang yang menyangkut aspek bedah dalam menjalankan profesinya.Selama perjalanan kurang lebih 100 tahun, para ahli Bedah Mulut kemudian mengembangkan keterampilan dan keahlian tidak hanya menangani kelainan di sekitar mulut dan rahang, tapi juga wajah dan leher. Banyak ahli Bedah Mulut menambah pendidikannya dengan menempuh pendidikan dokter dan atau memperoleh pengalaman yang lebih dalam tentang aspek bedah secara formal. Selama tahun 80-an ekstensi perluasan dan pendalaman spesialis ini direfleksikan dengan perubahan nama menjadi Bedah Mulut dan Maksilofasial (Oral & Maxillofacial Surgery). Maxillo berasal dari bahasa latin yang berarti rahang, facial juga berasal dari bahasa latin yang menunjukan keahlian spesialisasi ini untuk melakukan tindakan bedah di daerah wajah.PendidikanPendidikan Spesialis Bedah Mulut & Maksilofasial di Indonesia diikuti oleh yang seorang telah lulus menjalani program pendidikan profesi dokter gigi dan diselenggarakan di: 1) FKG UI Jakarta 2) FKG UNPADBandung3) FKG UGM Yogyakarta 4) FKG UNAIR SurabayaSecara umum Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut yang diselenggarakan oleh ke-empat institusi pendidikan tersebut mangandung kurikulum yang berisi empat kelompok besar mata ajaran yaitu ilmu kedokteran dasar (basic medical science), ilmu kedokteran klinis (basic clininal science), ilmu bedah dasar (basic surgical science), dan ilmu bedah mulut & maksilofasial-nya sendiri.Ilmu kedokteran dasar terdiri dari ilmu-ilmu dasar misalnya anatomi bedah, fisiologi, farmakologi, patologi anatomi, patologi klinik, dll. Ilmu kedokteran klinis terdiri dari cabang-cabang ilmu kedokteran klinis dasar yang harus dikuasai untuk menunjang keahlian sebagai seorang spesialis Bedah Mulut & Maksilofasial, terdiri dari ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, anestesi dan reanimasi, ilmu peny THT-KL, radiologi, ilmu bedah, ilmu peny mata, ilmu peny saraf. Masing-masing pusat pendidikan memiliki kebijakan sendiri mengenai jumlah ilmu kedokteran klinis yang harus diikuti, tetapi biasanya pendidikan dilakukan melalui stase di bagian/cabang ilmu tersebut mirip sebagaimana halnya pendidikan yang harus dilalui oleh calon dokter umum.Ilmu Bedah Dasar harus dilalui oleh residen/trainee Bedah Mulut & Maksilofasial sebagaimana halnya program pendidikan untuk ahli bedah lainnya. Sementara ini, stase di bedah dasar pada setiap pusat pendidikan mempunyai kekhasan masing-masing, dengan waktu berkisar mulai dari 6 bulan sampai 1,5 semester. Dan yang terakhir, ilmu bedah Mulut & Maksilofasial terdiri dari beberapa cabang ilmu berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang spesialis bedah Mulut & Maksilofasial, di antaranya adalah bedah dentoalveolar, bedah praprostetik, implantologi, infeksi, kelainan kongenital, kista-neoplasma jinak & ganas, kelainan kelenjar ludah, facial pain-kelainan syaraf kranial V & VII, traumatologi, kelainan & bedah TMJ, bedah ortognatik & osteodistraksi, special care in dentistry (pengelolaan medically compromised patient).Contoh penyakit penyakit yang memerlukan tindakan darurat:

1. Phlegmon atau disebut juga LUDWIC,S ANGINA

a. Penyebab penyakitinfeksi yang berasal dari geligi geraham rahang bawah yang menembus/ menyebar ke rongga submandibula, sublingual dan submental kiri dan kanan. Infeksinya merupakan selulitis yang menyebar dengan cepat.

b. Gejala Awalpembengkakan jaringan lunak sekitar gigi yang berlubang, lidah terasa terangkat, untuk membuka mulut menjadi sulit, liur menetes, kesulitan menelan dan kesulitan bernafas.

c. Perawatan sederhana sebelum ke Dokterkompres dingin pada daerah sekitar pembengkakan, kompres dingin dahi apabila dirasakan suhu tubuh meningkat, banyak minum untuk mencegah syok atau kekurangan caiaran, makanan lunak yang memadai gizi dan jumlahnya.

d. Komplikasi penyakitseptikemia, dehidrasi,syok, disfagia / tidak bisa menelan makanan, asfiksia / tidak bisa bernafas.

e. Cara pencegahankontrol keadaan umum tubuhnya ke dokter, menjaga kebersihan gigi dan mulut, kontrol ke dokter gigi secara teratur setiap tiga bulan walau tidak merasakan keluhan sakit.

2. DISLOKASI RAHANG BAWAH

a. Penyebab Penyakitbenturan atau desakan pada dagu sewaktu mulut dalam keadaan terbuka, misalnya karena kecelakaan, operasi gigi / mulut yang lama, menguap lebar, tertawa terbahak-bahak, menggigit makanan yang besar, berteriak ketakutan dan sejenisnya.

b. Gejala awal yang perlu diketahuipasien tidak mampu menutup mulutnya dengan sempurna, terjadi penonjolan sendi rahang satu sisi atau dua sisi, terjadi bunyi klik atau gemeretak mengikuti pembukaan maupun penutupan rahang .

c. Perawatan sederhana sebelum ke dokterrelaks supaya otot rahang dan oto muka tidak tegang, membebat rahang dengan kain kasa / pembalut dagu .

d. Komplikasi penyakitrahang terkunci sehingga sulit untuk berbicara dan menelan makanan, terjadi pembengkakan, terbiasa mengalami dislokasi rahang.

e. Cara pencegahanmembatasi gerakan rahang, mengunyah makanan dengan geligi di kedua sisi rahang, segera mengganti gigi yang sudah dicabut dengan prokesa gigi di dokter gigi.

3. PATAH TULANG RAHANG.

a. Penyebab penyakitpenyakit penyakit tulang umum, penyakit penyakit tulang lokal,trauma karena kecelakaan lalu lintas, pukulan jatuh , olah raga, pencabutan gigi, kecelakaan kerja dan lain-lain.

b. Gejala awal yang perlu diketahuinyeri perdarahan dalam mulut, memar, ada pembengkakan, perubahan warna jaringan sekitarnya, bunyi gesekan tulang, kemampuan mengigit menyimpang, ada pergerakan rahang yang tidak normal.

c. Perawatan sederhana sebelum ke Dokterkompres dingin, mempertahankan posisi agar rahang tidak banyak bergerak dengan membalut kepala.

d. Komplikasi penyakittersumbatnya jalan nafas, infeksi, tidak menyambungnya ujung ujung tulang yang patah, membuka dan menutup mulut menjadi tidak normal, kerusakan syaraf oleh potongan tulang.

e. Cara pencegahanmemakai pengaman yang memadai, kontrol ke dokter / dokter gigi walautidak ada keluhan.

4. MALPOSISI GIGI AKIBAT TRAUMA

a. Penyebab penyakittrauma benturan, kesalahan pencabuta gigi.

b. Gejala awalgigi goyang, lepas dari tulang penyangganya padahal gigi tidak patah.

c. Perawatan sederhana sebelum ke doktermerendam gigi utuh yang lepas di dalam larutan garam atau air suling, tulang penyangga gigi yang berdarah ditutup tampon.

d. Komplikasigigi tidak dapat dikembalikan sempurna pada tulang penyangganya, gigi tetap goyang setelah 3 ( tiga ) bulan dilakukan replantasi, terjadi ankilosis, terjadi resorbsi akar gigi, terjadi kelainan tulang penyangga gigi.

e. Cara pencegahanmemakai pengaman yang memakai, berkomunikasi yang jelas dengan petugas kesehatan gigi bila akan mencabutkan gigi.

5. PERDARAHAN SETELAH PENCABUTAN / OPERASI GIGI / MULUT

a. Penyebabrauma melanik atau kecelakaan, kelainan atau gangguan mekanisme pembekuan darah.

b. Gejala awaldarah tetap mengalir keluar dari luka bekas pencabutan / operasi gigi / mulut beberapa jam setelah tampon dilepas.

c. Perawatan sederhanapenekanan lokal, kompres dingin, mengulum es batu, tidak boleh untuk kumur atau dihisap.

d. Komplikasiinfeksi, pembengkakan dan syok karena kekurangan cairan tubuh atau kekurangan darah.

e. Cara pencegahanterbuka kepada dokternya tentang riwayat penyakit, riwayat perdarahan dan pemakaian obat-obatan, mengikuti test laboratorium yang berhubungan dengan faal darah dan gangguan pembekuan darah, menjaga kebersihan dan kesterilan luka operasi dari trauma.

6. NYERI GIGI DI MALAM HARI

a. Penyebabgigi berlubang yang lama dan tidak terawat, infeksi yang menekan syaraf gigi atau mendesak selaput tulang penyangga gigi dan selaput tulang rahang.

b. Gejala awalgigi nyeri berdenyut tanpa rangsangan dari luar, gigi terasa menonjol serasa mau keluar dari tempatnya.

c. Perawatan sederhanamenempelkan kapas yang sudah ditetesi minyak cengkeh pada lubang gigi yang sakit.

d. Komplikasigigi mati membusuk, jaringan penyangga gigi rusak, pembengkakan tulang rahang.

e. Cara pencegahansegera merawatkan gigi yang berlubang walau belum terasa sakit.