mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah... · web...

18
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL ILMIAH Oleh : Nama : MARWOTO NPM : 4009093 Program Studi : Pendidikan Matematika Dosen Pembimbing : 1. Anna Fauziah, M.Pd 2. Amiruddin Z G, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Upload: others

Post on 08-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 7 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :

Nama : MARWOTO

NPM : 4009093

Program Studi : Pendidikan Matematika

Dosen Pembimbing : 1. Anna Fauziah, M.Pd

2. Amiruddin Z G, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU2015

Page 2: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

Marwoto1, Anna Fauziah2, Amiruddin3,Email : [email protected]

ABSTRACT

This thesis entitled "Application of Model Cooperative Type Numbered Head Together For learning out comes Mathematics eight grade student of SMP N 7 Lubuklinggau academic 2014/2015”. Problem this Research is yield study mathematic eighth grade student of SMP N 7 Lubuklinggau after application of cooperative learning model type Numbered Heads Together has been completed?. The purpose of the research is to find out the result of student learning after the application of stad model. The research method used is a quasi- experiment. The population is the entire eighth graders student of SMP N 7 Lubuklinggau academic year 2014/2015, amounting to 228 students. As the sample is VIII.5 class with 38 students given type of cooperative learning models Numbered Heads Together with a random sampling technique (random sampling). collection was done by using with technique tes. The data were analyzed using t-test at significance level α pseudo = 0.05. From the calculation of the t-test post- test obtained t > t table is 3.26 > 1.68, it can be concluded that the mathematics learning outcomes eighth grade students of SMP N 7 Lubuklinggau of Academic Year 2014/2015 after the model adequate for the type coopartife Numbered Heads Together completed. Average return study Mathematic highest 78,40 and presentation student completed (84,21%).

Keywords : Cooperative learning, Numbered Heads Together, Mathematics

PENDAHULUAN

Pendidikan tidak terlepas dari sebuah pembelajaran dan pengajaran.Pendidikan yang

berkualitas tidak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Guru di

tuntut mampu menciptakan situasi dalam proses belajar mengajar di dalam kelas tindakan

seorang guru harus meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya serta membantu

terciptanya hubungan interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun antar sesama

siswa, dan cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasyarat bagi siswa untuk

dapat belajar dengan baik. Salah satunya guru harus memilih model pembelajaran yang

dapat disesuaikan pada materi tiap pelajaran yang akan disampaikan agar mutu pengajaran

lebih baik dari sebelumnya, agar siswa tidak bosan pada saat belajar dan lebih termotivasi

untuk belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru studi matamatika kelas VIII SMP Negeri

7 Lubuklinggau mengatakan sering dihadapkan masalah tentang hasil belajar yang belum

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.

Page 3: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

sesuai dengan apa yang diharapkan, karena hasil belajar sebagian besar siswa rata-rata

dibawah KKM. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian siswa yang belum mencapai

Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah sebesar 75. Dari seluruh

siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015, siswa yang

tuntas hanya 98 siswa (42,98%) dan yang belum tuntas sebanyak 130 siswa (57,02%). Hal

ini menunjukan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7

Lubuklinggau tergolong rendah.

Menurut Lie (2008:59), model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together adalah teknik pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Specer Kagan

(1993), teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide

dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, serta mendorong siswa untuk

meningkatkan semangat kerja siswa.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah hasil belajar matematika

siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau setelah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together secara signifikan tuntas?”

Adapun tujuan penelitain ini adalah untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar

matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau setelah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a) Bagi siswa, Sebagai pengalaman belajar

berkelompok, dan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa khususnya terhadap

pembelajaran matematika; b) Bagi guru, sebagai pengetahuan dan pemahaman mengenai

berbagai macam model pembelajaran dalam matematika, serta membantu guru

meningkatkan hasil belajar siswa; c) Bagi sekolah, sebagai suatu langkah dalam

membangun sekolah dan meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan semua pihak; d)

Bagi peneliti, menambah pengalaman dan pengetahuan sebagai calon guru dan dapat

menjadi pembelajaran dan pengalaman dalam melakukan penelitian;

LANDASAN TEORI

Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together.

Menurut Trianto (2009:82), Numbered Heads Together “merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interksi siswa dan

sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisonal”. dan menurut Lundgren model

pembelajaran Numbered Heads Together adalah model pembelajaran yang lebih

mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah dan melaporkan

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.

Page 4: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan didepan kelas, sedangkan

menurut Lie (2008:59), teknik belajar Numbered Heads Together pertama kali

dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993), teknik ini juga memberikan kesempatan

kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat. selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat

kerja siswa antar anggota kelompok.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together atau penomoran berpikir bersama adalah model

pembelajaran yang melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi dalam suatu

pelajaran, dan lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari informasi dari

berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan didepan kelas, serta memberikan

kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan

jawaban yang paling tepat serta mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja

siswa antar anggota kelompok.

Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Langkah-langkah pembelajaran model kooperatif tipe NHT Menurut Trianto

(2009:82), yaitu:

a) Fase 1: Penomoran, Dalam fase ini, guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang

dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5; b) Fase 2:

Mengajukan pertanyaan, Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dan pertanyaannya

dapat bervariasi; c) Fase 3: Berfikir bersama, Siswa menyatukan pendapatnya terhadap

jawaban pertanyaan itu dan menyakinkan tiap anggota dalam tiap timnya mengetahui

jawaban tim; d) Fase 4: Menjawab, Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa

yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan

untuk seluruh kelas;

Langkah-langkah pembelajaran model kooperatif tipe NHT menurut Lie (2008:60),

yaitu:

a) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam tiap kelompok mendapat nomor; b)

Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya; c) Kelompok

memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota

kelompok mengetahui jawaban ini; d) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan

nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka;

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.

Page 5: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa langkah-langkah

dalam proses pembelajaran koooperatif tipe Numbered Heads Together yang akan

diterapkan adalah:

a) Penomoran, guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil 3-5 siswa secara heterogen

setiap siswa dalam setiap kelompok diberikan nomor; b) Guru memberikan tugas dan

masing-masing setiap kelompok mengerjakannya; c) Berpikir bersama, seluruh siswa

dalam kelompoknya masing-masing menyatukan pendapat memutuskan jawaban yang

paling dianggap benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban

tersebut; d) Guru memanggil satu nomor dari salah satu kelompok. Kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan

untuk seluruh kelas; e) Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk

menanggapi jawaban temannya, jika kemudian guru menunjuk nomor yang lain;

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data penelitiannya. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen yaitu

penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok atau kelas pembanding. Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat

(Y). Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model kooperatif

tipe Numbered Heads Together, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar

matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau.

Populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau Tahun

Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 228 siswa. Sebagai sampel adalah kelas VIII.5

dengan 38 siswa yang diberikan pembelajaran model kooperatif tipe Numbered Heads

Together.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes

yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk uraian sebanyak enam soal, dengan tes

uraian akan terlihat kemampuan siswa dalam mempresentasikan setiap soal yang diberikan

di samping langkah-langkah pengerjaan soal materi sistem persamaan linear dua variabel.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2014 sampai dengan

29 November 2014 di kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015.

Sesuai dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.

Page 6: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau Tahun pelajaran

2014/2015”. Data hasil penelitian diperoleh dari data hasil kemampuan kognitif siswa yang

berbentuk uraian sebanyak enam soal. Tes yang dilakukan adalah tes kemampuan awal

(Pre-test) dan tes kemampuan akhir (Post-test). Penelitian ini akan dilaksanakan sebanyak

lima kali pertemuan. Sebelum melakukan penelitian diadakan uji coba instrumen terlebih

dahulu pada tanggal 03 November 2014 yang dilakukan di kelas IX.6 dengan siswa

sebanyak 32 dengan materi sistem persamaan linear dua variabel.

Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dengan

rincian satu kali pre-test pada awal penelitian, tiga kali proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dan satu kali post-test

diakhir pembelajaran. Sebelum pertemuan pertama dilaksanakan, peneliti mengadakan

sosialisasi tentang model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ini

belum pernah diterapkan sebelumnya. Peneliti juga menginformasikan materi yang akan

diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ini

dengan materi sistem persamaan linear dua variabel.

Kemampuan Pre-test

Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yaitu pada tanggal 10

November 2014 dan diikuti oleh 38 siswa pada kelas VIII.5. Pelaksanaan pre-test ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan dengan

model kooperatif tipe Numbered Heads Together pada suatu materi yang belum mereka

pelajari materi sistem persamaan linear dua variabel. Soal yang digunakan adalah bentuk

essay sebanyak enam soal, dimana soal tersebut sudah diketahui validitas, realibilitas, daya

pembeda dan tingkat kesukaran.

Nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VIII.5 adalah 29,76. Tidak ada siswa yang

mendapat nilai lebih dari 75. Sedangkan siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 adalah

38 orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil pre-test siswa sebelum diterapkan model

pembelajaran Numbered Heads Together ini adalah belum tuntas.

Rekapitulasi rata-rata dan simpangan baku dari pre-test dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Awal (pre-test)

SkorRata-Rata

NilaiRata-Rata

Simpangan Baku

TuntasTidak Tuntas

17,26 29,76 7,46 0 (tidak ada) 38 orang

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.

Page 7: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

Kemampuan Post-Test

Pelaksanaan post-test dilakukan diakhir pembelajaran yaitu pada tanggal 27

November 2014 dan diikuti oleh 38 siswa pada kelas VIII 5. Pemberian post-test berfungsi

untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together.

Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 78,40. Siswa yang mendapat

nilai lebih dari 75 atau diatas kriteria ketuntasan minimal sebanyak 32 siswa, sedangkan

siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 atau dibawah kriteria ketuntasan minimal 6

siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil post-test siswa setelah diterapkan model

pembelajaran ini Numbered Heads Together secara signifikan sudah tuntas.

Rekapitulasi skor rata-rata dan simpangan baku dari hasil post-test dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 2Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Akhir (post-test)

SkorRata-Rata

Nilai Rata-Rata

Simpangan Baku

TuntasTidakTuntas

45,47 78,40 6,42 32 orang 6 orang

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar

siswa setelah diberikan perlakuan pembelajaran pada tes akhir. Pada tabel 1 nilai rata-rata

tes awal adalah 29,76 sedangkan tes akhir 78,40. Terjadi peningkatan rata-rata nilai sebesar

48,64.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dilihat gambaran data lebih jelas, nilai rata-

rata tes awal dan tes akhir sebagai berikut:

Pre-Test Post-Test0

10

20

30

40

50

60

70

80

Grafik Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.

Page 8: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa selisih nilai rata-rata pre-test dengan

post-test adalah 48,64. Adapun ketuntasan siswa dapat dilihat pada grafik berikut:

Pre-Test Post-Test0

5

10

15

20

25

30

35

40

TuntasTidak Tuntas

Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Pre-test dan Post-test

Berdasarkan grafik diatas dapat di lihat bahwa pada Pre-test semua siswa tidak ada

yang tuntas hal ini disebabkan karena siswa belum mempelajari tentang materi yang di

berikan dan pada hasil Post-test siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Dapat dilihat

dari hasil yang tuntas setelah diterapkan pembelajaran Numbered Heads Together

menyatakan 32 siswa yang tuntas dan 6 siswa yang tidak tuntas.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi

normal atau tidak. Rumus yang digunakan untuk menghitung uji normalitas adalah chi

kuadrat¿2). Berdasarkan perhitungan mengenai uji normalitas data dengan taraf

kepercayaan α = 0,05. Dan dk = k – 1, dimana k adalah banyak kelas interval, Jika χ2hitung <

χ2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Berdasarkan perhitungan statistik hasil uji normalitas tes akhir dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel. 3Hasil Uji Normalitas Skor Tes Akhir

Tes χ2 hitung Dk χ2

tabel Kesimpulan

Post-test 7,9697 5 11,070 Normal

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.

Page 9: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

Pada tes akhir diperoleh χ2hitung tes akhir adalah 7,9697 dan nilai χ2

tabel adalah

11,070. Hal ini berarti χ2hitung < χ2

tabel. Dengan demikian pengujian normalitas dengan rumus

Chi-kuadrat (χ2) dapat disimpulkan bahwa data data tes akhir berdistribusi normal dengan

taraf kepercayaan α = 0,05.

Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah “Hasil belajar matematika siswa

kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015 setelah diterapkan

model Numbered Heads Together secara signifikan tuntas.

Adapun hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:

H0 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah penerapan model Numbered Heads

Together kurang dari 75 (μ < 75).

Ha = Rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah penerapan model Numbered Heads

Together lebih dari atau sama dengan 75 (μ ≥ 75).

Rekapitulasi hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel. 4Hasil uji Hipotesis Tes Akhir

Tes thitung Dk ttabel Kesimpulan

Post-test 3,26 37 1,68thitung > ttabel

Ha diterima, H0 ditolak

Hasil tes akhir diperoleh thitung = 3,26 dengan derajat kebebasan dk = n – 1 = 38 – 1 =

37, α = 0,05 maka diperoleh ttabel = 1,68 sehingga thitung > ttabel yaitu 3,26 > 1,68. Hal ini

berarti terima Ha dan tolak H0.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa

setelah penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together lebih dari atau sama

dengan 75 (μ0 ≥ 75).

PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pertemuan, dengan rincian

satu kali pre-test diawal pertemuan, peneliti melakukan pembelajaran dengan penerapan

model kooperatif tipe Numbered Heads Together. Pembelajaran dilakukan sebanyak tiga

kali pertemuan, pada pertemuan pertama siswa mengalami kesulitan dalam penerapan

model pembelajaran, tetapi pada pertemuan kedua dan ketiga siswa mulai memahami dan

aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.

Page 10: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

Sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Numbered Heads Together,

terlebih dahulu peneliti mengadakan uji coba instrumen dan sosialisasi tentang

pembelajaran matematika dengan menggunakan model Numbered Heads Together.

Peneliti juga menginformasikan materi yang akan diajarkan dengan model Numbered

Heads Together yaitu materi sistem persamaan linear dua variabel. Kemudian peneliti

memberi pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa dengan dilanjutkan

pembelajaran dengan model Numbered Heads Together. Setelah pembelajaran selesai,

siswa diberikan post-test untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.

Pertemuan pertama pada tanggal 14 November 2014 dalam Treatment model

pembelajaran Numbered Heads Together diawali dengan apersepsi yaitu membuka

pelajaran dengan melihat kesiapan siswa, kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan

judul materi yaitu “Sistem persamaan linear dua variabel”.

Pada pertemuan pertama ini, peneliti mengacak nomor sebanyak 3 kali. Acak nomor

yang yang pertama peneliti memanggil siswa yang bernomor kepala 2, siswa yang

bernomor kepala 2 yang dapat mempresentasikan hasil diskusi yang benar berjumlah 4

orang dari 8 kelompok. Acak nomor yang kedua peneliti memanggil siswa yang bernomor

kepala 4, siswa yang bernomor kepala 4 yang dapat mempresentasikan hasil diskusi

kelompok dengan benar berjumlah 4 orang dari 8 kelompok. Acak nomor yang ketiga

peneliti memanggil siswa yang bernomor kepala 5, siswa yang bernomor kepala 5 yang

dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan benar berjumlah 4 orang dari 8

kelompok. Kemudian siswa mengerjakan soal latihan. Mengakhiri kegiatan, siswa

didampingi peneliti membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari pada proses tanya

jawab yang berlangsung.

Pada pertemuan kedua pada tanggal 20 November 2014 tidak jauh berbeda dari

pertemuan pertama dimana apersepsi diawali dengan pertanyaan-pertanyaan singkat, pada

perlakuan kedua siswa mengalami perkembangan yaitu siswa tampak aktif dan berantusias

untuk mengeluarkan masing-masing pendapat mereka saat diskusi kelompok berlangsung.

Hal ini dapat dilihat ketika siswa yang ditunjuk nomornya oleh peneliti langsung

melaporkan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka dan kelompook lain

menanggapinya. Dari sinilah siswa dapat mengeluarkan aspirasi atau bertukar pendapat.

Peneliti mengacak nomor sebanyak 2 kali, acak pertama peneliti memanggil siswa

yang bernomor kepala 1, siswa yang bernomor kepala 1 yang dapat mempresentasikan

hasil diskusi kelompok dengan benar berjumlah 5 orang dari 8 kelompok. Acak nomor

yang kedua peneliti memanggil siswa yang bernomor berkepala 6, siswa yang bernomr

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.

Page 11: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

kepala 6 yang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan benar berjumlah 6

dari 8 kelompook. Kemudian kegiatan belajar siswa selesai dengan didampingi peneliti

membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari pada proses tanya jawab yang

berlangsung.

Pertemuan ketiga pada tanggal 21 November 2014 dalam Treatment model

Numbered Heads Together diawali dengan apersepsi melalui pertanyaan-pertanyaan ringan

yang berkaitan dengan materi. Pada pertemuan ketiga siswa tampak aktif dan bersemangat

mengikuti pelajaran. Siswa sangat bersemangat pembelajaran dan proses pembelajaran

dengan menggunakan model Numbered Heads Together.

Peneliti mengacak nomor sebanyak dua kali, acak nomor yang pertama peneliti

memanggil siswa yang bernomor kepala 2. Siswa yang bernomor kepala 2 yang dapat

mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang benar berjumlaj 7 orang dari 8 kelompok.

Acak nomor kedua peneliti memanggil siswa yang bernomor kepala 3, siswa yang

bernomor kepala 3 yang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan benar

berjumlah 8 orang dari 8 kelompok. Mengakhiri kegiatan, siswa didampingi peneliti

membuat kesimpulan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Silberman (2009:xxii) yang mengatakan

bahwa perlunya kegiatan belajar aktif, dikarenakan untuk mempelajari sesuatu yang baik,

belajar aktif membantu peserta didik untuk mendengarkannya, melihatnya, mengajukan

pertanyaan tentang pelajaran tertentu, dan mendiskusikannya dengan orang lain. Yang

paling penting, peserta didik perlu melakukannya memecahkan masalah sendiri,

menentukan contoh-contoh, mencoba keterampilan-keterampilan, dan melakukan tugas-

tugas yang telah mereka miliki atau yang harus mereka capai.

Demikian juga penelitian yang dilakukan ini, masih banyak terdapat keterbatasan

yang ditemui oleh peneliti antara lain:

a) Terbatasnya waktu dan kesempatan untuk mengembangkan model pembelajaran dalam

proses belajar mengajar. Karena model pembelajaran ini menekankan pada kelompok

secara tim berfikir dan berbagi; b) Dari segi referensi pada penyusunan skripsi ini peneliti

mengalami keterbatasan referensi yang digunakan untuk literatur penyusunan landasan

teori;

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.

Page 12: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL ILMIAH... · Web viewPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

2014/2015 setelah diterapkan model Numbered Heads Together secara signifikan sudah

tuntas. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang diperoleh bahwa thitung = 3,26

lebih besar dari pada ttabel = 1,68 (thitung = 3,26 > ttabel = 1,68) dengan rata-rata hasil belajar

matematika siswa sebesar 78,40. persentase jumlah siswa yang tuntas sebanyak 84,21 %.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini maka disarankan beberapa

hal sebagai berikut:

a) Siswa, diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar secara berkelompok dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran matematika; b) Guru,

diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi guru mengenai berbagai macam model

pembelajaran, serta membantu guru meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam

pelajaran matematika; c) Sekolah, diharapkan dapat dijadikan informasi dalam upaya

meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam proses pembelajaran, serta literatur yang

berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah; d) Peneliti, diharapkan dapat

menambah wawasan dan pengalaman peneliti tentang pembelajaran matematika dengan

model Numbered Heads Together;

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia

Silberman, Mel. 2009. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Suherman dan Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evalusi Pendidikan Matematika. Bandung : Wacana Prima

Suprijono, Agus. 2009.Cooperatif Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi STIK. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prestasi

Pustaka Publisher

1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.