mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal serli .docx · web...

23
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA KELAS VII DI SMP AL-IKHLASLUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 JURNAL Oleh SERLI PUSPITASARI NIM 4109125 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2015

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA KELAS VII DI SMP AL-IKHLASLUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

JURNALOleh

SERLI PUSPITASARI NIM 4109125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU2015

Page 2: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA KELAS VII DI SMP AL-IKHLASLUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Serli Puspitasari1

Ahmad Amin, M. Si.2 dan Supartono, M.Pd.Si.3

ABSTRACT

This thesis entitled "Effect Type Model Cooperative Learning Outcomes Physics Jigsaw to

Class VII in SMP Al-IKHLAS Lubuklinggau academic year 2013/2014". The aim in this

study was to determine the effect of the learning model of Jigsaw on learning outcomes in

physics class VII SMP Al-IKHLAS Lubuklinggau academic year 2013/2014. This research

is a quantitative method of experimental research conducted by the pretest-posttest control

group design group design. As the population is all students of class VII SMP Al-Ikhlas

Lubuklinggau the school year 2013/2014, which consists of 161 students and a sample was

grade VII.1 experimental class and control class VII.2 grade students. The samples in this

study were randomized (Cluster Random Sampling) by means of the draw. Data collected

by the testing techniques. Data were analyzed using t-test. Based on the results of t-test

analysis at the level of α = 0.05, 1.67 is obtained so that it can be concluded there is the

influence of the type of jigsaw cooperative model the learning outcomes in junior high

school physics class VII Al-IKHLAS Lubuklinggau the school year 2013/2014.

Keywords: Jigsaw, learning outcomes.

A. PENDAHULUAN

Dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan peran guru sangatlah

penting. Guru sebagai pengajar mempunyai tanggung jawab atas terselengaranya

proses belajar mengajar, selain itu dituntut membawa perubahan dalam pembelajaran

yang efektif yang akan diterapkan. Dalam proses belajar mengajar didalam kelas,

peran guru bukan hanya menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga

kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan

siswa dalam pembelajaran dikelas, akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran guru

2

Page 3: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

juga berperan dalam pemberi informasi umum tentang tujuan belajar, tata kerja,

kriteria keberhasilan belajar dan evalusi. Agar tidak kesulitan dalam belajar fisika di

kelas, guru memerlukanpembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan bagi

siswa, sehingga dapat menimbulkan minat siswa terhadap pelajaran fisika.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan salah seorang guru

fisika SMP Al-Ikhlas Lubuklinggau yaitu ibuHelna Yulianti, S.Pd. Pada tanggal 20

januari 2014,bahwa proses pembelajaran fisika yang diterapkan selama ini masih

kurang bervariasi, pembelajaran konvensional yang diterapkan bisa menjadi penyebab

siswakurang menyukai mata pelajaran fisika dan mengangap mata pelajaran fisika

merupakan mata pelajaran yang sulit, beliau mengatakan bahwa hasil belajarnyapun

masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan pada ulangan harian di

kelas VII hanya mencapai 43,82% dari nilai KKM 75. Hal tersebut menunjukan bahwa

56,18% dari 161 jumlah siswa di kelas VII belum mencapai KKM sehingga mereka

harus mengikuti remedial.

Sebagai seorang guru harus bisa menciptakan daya tarik siswa untuk belajar

fisika. Misalnya denganmenciptakan kondisi belajar mengajar yang menarik, yang

memberikan kesempatan siswa lebih aktif dan kreatif sehingga siswa dapat

membangun pengetahuan dan pemahamannya sendiri dari lingkungan belajarnya.

Dalam menciptakan kondisi belajar tersebut dapat digunakan suatu pembelajaran,

salah satunya dengan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw.

Menurut Arends,1997 (dalam Yamin, Martinis, 2013:90), pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari

beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan

materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam

kelompoknya.

Berdasarkan hasil uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap hasil

belajar Fisika di Kelas VII SMP AL-Ikhlas Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2013/2014”.Karena model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sangat cocok pada

pembelajaran fisika, dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Jiqsaw

masalah yang ada dalam pelajaran fisika dapat dipecahkan secara berkelompok.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh model

kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar fisikakelas VIIdi SMP Al-Ikhlas

Lubuklinggautahun pelajaran 2013/2014?”.

3

Page 4: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh model kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar fisikakelas VIIdi SMP

Al-Ikhlas Lubuklinggautahun pelajaran 2013/2014.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Belajar

Menurut Surya (dalam Uno dan Mohamad, 2011:139) belajar dapat

diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman

individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Sudjana

(dalam Rusman, 2012:1), belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap

semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses

yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.

Sedangkan menurut Slameto (dalam Uno dan Mohamad, 2011:139) belajar

merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan-

perubahanmenuju kearah yang lebih baik, yang meliputi perubahan pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, sikap dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya.

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Aunurrahman (2010:34), pembelajaran sebagai suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa

yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi

terjadinya proses belajar siswa. Menurut Jihad dan Haris (2010:11), pembelajaran

merupakan suatu proses yang terdiri kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju

kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang

harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajar. Kedua aspek ini akan

berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pembelajaran.

Menurut Usman (dalam Jihad dan Haris, 2010:12), pembelajaran

merupakan suatu proses yang mengandung serangkai perbuatan guru dan siswa

4

Page 5: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar

siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa

untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa.Belajar

tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada

apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajar.

3. Pengertian Hasil Belajar

Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar, guru melakukan evaluasi

pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar. Menurut Sudjana (dalam Uno dan

Mohamad, 2011:141) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar.Selain itu menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3)

hasil belajar merupakan hasil dari suatu tindak belajar dan tindak mengajar. Dari

sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar sedangkan dari

sisi siswa, hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.

Menurut Foster (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:202), “Hasil belajar

pada aspek kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap

pengetahuan dan informasi, serta pengembangan keterampilan intelektual”.Hasil

belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa

dalam mengetahui dan memahami suatu pelajaran.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tolak

ukur untuk menentukan perubahan yang timbul setelah terjadinya proses

pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Dan dalam

pembahasan skripsi ini aspek yang akan dibahas adalah aspek kognitif.

4. Model Pembelajaran Jigsaw

Menurut Uno dan Mohamad, (2011:110), Jigsaw adalah pembelajaran

kooperatif di mana dalam penerapannya siswa dibentuk dalam kelompok-

kelompok, tiap kelompok terdiri atas tim ahli sesuai dengan pertanyaan yang

disiapkan guru sesuai dengan jumlah tim ahli, sedangkan menurut (Rusman,

2012:218) model pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah sebuah model belajar

kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk

kelompok kecil.

5

Page 6: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Jigsaw

adalah sebuah model pembelajaran dimana siswa dibentuk dalam kelompok kecil

dan menitikberatkan pada kerja kelompok siswa.

Menurut Uno (2011:110), menyatakan langkah-langkah model

pembelajaranJigsaw adalah sebagai berikut:

a. Tahap 1: Menyiapkan bahan pembelajaran.

b. Tahap 2: Menempatkan siswa dalam kelompok belajar, maksimal

4-5 orang secara heterogen (sama rata).

c. Tahap 3: Menempatkan siswa dalam kelompok pakar

atauahli.

d. Tahap 4: Menentukan skor awal untuk mencatat skor sebagai

skor dasar.

e. Tahap 5: Membaca.

f. Tahap 6: Diskusi kelompok pakar.

g. Tahap 7: Laporan kelompok.

h. Tahap 8: Para pakar atau ahli kembali kedalam

kelompok asal.

i. Tahap 9: Tes hasil diskusi dilakukan secara menyeluruh untuk

semua siswa.

j. Tahap 10: Para siswa mengambil kuis individu yangmencakup

semuatopik.

k. Tahap 11: Penghargaan kelompok.

Menurut Margareta, (9 oktober 2013), kelebihan-kelebihan dari model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini antara lain:

a. Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar.

b. Ruang lingkup dipenuhi ide-ide yang bermanfaat dan menarik untuk di

diskusikan.

c. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pemahaman

pembelajaran materi untuk dirinya sendiri dan orang lain.

d. Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang

ditugaskan.

e. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi untuk

pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional

para siswa.

6

Page 7: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

f. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam berfikir kritis dan meningkatkan

kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah yang di hadapi.

g. Melatih keberanian dan tanggung jawab siswa untuk mengajarkan materi

yang telah ia dapat kepada anggota kelompok lain.

h. Masalah fisika cocok untuk diskusi kelompok, sebab memiliki solusi yang

dapat di demonstrasikan secara objektif.

Menurut Margareta,(9 oktober 2013),Adapun beberapa kelemahan

yang dimiliki oleh model pembelajarankooperatifJigsaw antara lain:

a. Kondisi kelas yang cenderung ramai karena perpindahan siswa dari

kelompok satu ke kelompok lain.

b. Dirasa sulit meyakinkan untuk berdiskusi menyampaiakn materi pada teman

jika tidak punya rasa percaya diri.

c. Kurang partisipasi beberapa siswa yang mungkin masih bergantung pada

teman lain, biasanya terjadi dalam kelompok asal.

d. Ada siswa yang berkuasa karena merasa paling pintar di antara anggota

kelompok.

e. Awal penggunaan metode ini biasanya sulit di kendalikan, biasanya butuh

waktu yang cukup dan persiapan yang matang agar berjalan dengan baik.

5. Tinjauan TentangGerak

a. Pengertian gerak

Menurut Sugiyarto (2008:184), gerak adalah perubahan posisi suatu

benda terhadap titik acuan. Titik acuan sendiri didefinisikan sebagai titik awal

atau titik tempat pengamat. Misal Seorang anak yang membawa buku di

kepalanya berjalan menjauhi meja. Jika anak yang semula berdidri di titik A

berubah kedudukannya menjadi di titik B, maka dapat di katakan bahwa anak

dan buku di atas kepalanya bergerak terhadap meja sebagai titik acuan. Akan

tetapi jika kamu melihat kedudukan buku yang selalu tetap di atas kepala anak

tersebut, maka buku dikatakan tidak bergerak terhadap kepala anak sebagai

titik acuan. Keadaan ini sering disebut gerak bersifat relatif artinya, benda

dapat dikatakan bergerak terhadap titik acuan tertentu, tetapi tidak bergerak

terhadap benda lain.

Ketika sedang mengendarai mobil, pohon - pohon di pinggir jalan

seolah–olah bergerak ke belakang, peristiwa ini di katakana geak semu.Gerak

7

Page 8: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

semu terjadi pada benda yang sebenarnya diam tetapi benda seolah– olah

bergerak.Setiap benda yang bergerak menghasilkan suatu lintasan tertentu,

lintasan tersebut dapat berupa garis lurus di sebut gerak lurus.

Suatu benda dikatakan bergerak apabila mengalami perubahan

kedudukan terhadap suatu titik yang ditetapkan sebagai acuan atau patokan.

b. Jenis-jenis gerak

1) Gerak relatif

Gerak bersifat relatif artinya gerak suatu benda sangat bergantung

pada titik acuannya. Sebuah benda dikatakana bergerak jika benda tersebut

bergerak terhadap benda lain jika kedudukan benda itu berubah satu sama

lain. Suatu benda yang bergerak terhadap benda tertentu belum pasti

bergerak terhadap benda lainya. Inilah yang dimaksud dengan gerak

relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh berikut: meja yang ada

dibumi pasti dikatakan tidak bergerak oleh manusia yang ada dibumi.

Tetapi bila matahari yang melihat maka meja tersebut bergerak bersama

bumi mengelilingi matahari.

2) Gerak semu

Pada saat kamu berada di dalam sebuah mobil taksi yang sedang

berjalan, apakah yang kamu lihat di luar mobil? Pohon-pohon yang berada

di sisi jalan seolah-olah bergerak mendekati mu, padahal sesungguhnya

kamulah yang bergerak, sedangkan pohon-pohon tetap diam. Jenis gerak

seperti ini dinamakan gerak semu. Jadi sebuah benda dikatakan melakukan

gerak semu apabila benda tersebut seolah-olah bergerak, padahal benda

tersebut diam.

c. Jarak dan perpindahan

Menurut Sugiyarto (2008:184), suatu lintasan dari sebuah mobil yang

bergerak dari titik A ke titik B, kemudian ke titik C dan berbalik lagi

sehingga berhenti di titik B. Dari kedudukan awal (titik A) dan kedudukan

akhir (titik B) mobil telah bergeser sejauh lintasan titik AB. Panjang

lintasan mobil dari titik A ke titik B ke titik C dan kembali ke titik B di

namakan jarak tempuh mobil. Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan

bahwa, jarak adalah panjang lintasan yang di tempuh oleh suatu benda,

Sedangkan perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda akibat

terjadinya perubahan waktu.Perpindahan bergantung pada kedudukan awal

8

Page 9: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

dan akhir, dan tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh. Misal benda

berpindah dari kedudukan x1ke kedudukan x2 , maka perpindahan

kedudukan dirumuskan:

p12=x2−x1

d. Kelajuan dan kecepatan

Kelajuan adalah besaran yang tidak bergantung pada arah, sehingga

kelajuan termasuk besaran skalar, sehingga kelajuan selalu bernilai positif.

Alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan adalah spidometer.

Kecepatan adalah kelajuan yang arah gerak nya dinyatakan, sehingga

kecepatan termasuk besaran vector. Dalam fisika kelajuan dan kecepatan

mengandung arti yang berbeda misalnya mobil bergerak 70 km/jm, maka di

katakan mobil bergerak dengan kelajuan 70 km/jm bukan kecepatannya.

Misal, seseorang berlari 10 m/s kearah barat. Dari pernyataan tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa kelajuan pelari tersebut 10 m/s, sedangkan

kecepatanya adalah 10 m/s kearah barat. Kecepatan termasuk besaran vector

karena bergantung pada arah nya. Secara matematis dirumuskan sebagai

berikut:

v= st (Sugiyarto,2008:186)

Keterangan:v = kelajuan (m/s)

t = waktu (s)

s = jarak (s)

e. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang

menempuh lintasan lurus yang dalam waktu sama benda menempuh jarak

yang sama. Gerak lurus beraturan (GLB) juga dapat didefinisikan sebagai

gerak suatu benda yang menempuh lintasan lurus dengan kelajuan tetap.

Kecepatan tetap adalah saat benda menempuh perpindahan yang sama

sedangkan waktu yang di butuhkan juga sama. Contoh gerak lurus beraturan

misalnya, kenderaan dapat bergerak dengan kecepatan tetap selama

beberapa waktu. Tetapi kebanyakan gerak mengalami perubahan

kecepatan.Gerak lurus beraturan dapat dilihat seperti pada gambar 2.1.

9

Page 10: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

Gambar 1. Kedudukan sebuah mobil yang sedang bergerak lurus beraturan.

Secara matematis dapat di tulis dengan rumus:

v= st

Keterangan:v = kelajuan (m/s)t = waktu (s) s = jarak (s)

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Sebelum kita mendefinisikan gerak lurus berubah beraturan (glbb) kita

perlu mengetahui dulu pengertian percepatan.Percepatan di defenisikan sebagai

hasil kecepatan dengan selang waktu yang diperlukan untuk perubahan

kecepatan.Sedangkan perubahan kecepatan adalah selisih antara kecepatan

akhir dengan awal.

a= Δ vΔt (Sugiyarto, 2008:193)

Keterangan:

a = percepatan (m/s2

)

Δv=perubahan kecepatan (m/s)

Δt=waktu

Percepatan rata-rata yang dapat diganti dengan percepatan sesaat. Perubahan

kecepatan ( Δ v )adalah beda kecepatan akhir (v) dengan kecepatan awal (v0 ),

sehingga persamaan menjadi:

¿ −¿t−t

¿

Keterangan:

a = Percepatan (m/ss

)

v0= Kecepatan awal (m/s)

10

Page 11: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

v t = Kecepatan akhir (m/s)

Jika sebuah mobil yang sedang melakukan gerak lurus berubah beraturan

(glbb). Pada awalnya (t=0) mobil dalam keadaan diam (kecepatannya=0). Satu

sekon berikutnya, yaitu pada t=1s, kecepatannya menjadi 3m/s. Satu sekon

berikutnya lagi, yaitu pada t=2s, kecepatannya menjadi 6m/s, satu sekon

berikutnya lagi yaitu pada t=3s. Kecepatannya menjadi 9m/s. Dengan demikian

kecepatan mobil mengalami perubahan yanag sama, setiap sekon yaitu

bertambah 3m/s .Gerak seperti ini di namakan gerak lurus berubah beraturan

(glbb). Dengan demikian, gerak lurus berubah beraturan dapat di defenisikan

sebagai gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan berubah

secara teratur.

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian

eksperimen dengan desain penelitian berbentuk pretest-postest group design atau desain kelompok kontrol eksperimen. Menurut Sugiyono

(2012:75), desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2Pretest-Posttest Control Group Design

Group Pre-test Treatment Pos-test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan:

O1 = tes awal (pre-test) pada kelas eksperimen.

O2 = tes akhir (post-test) pada kelas eksperimen.

X = perlakuan model pembelajaran Jigsaw

- = perlakuan pembelajaran konvesional

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Al-Ikhlas

Lubuklinggau tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari lima kelas, sedangkan sampel

dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling

dengan metode pengundian. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas yaitu kelas VII.2

sebagai kelas kontrol dan VII.2 sebagai kelas eksperimen.

11

Page 12: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Jigsaw, variabel

terikatnya adalah hasil belajar fisika.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Sebelum

pengambilan data dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba soal materi

Gerak lurus di kelas VIII. Uji coba soal ini dianalisis dengan empat kriteria yaitu

validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Adapun hasil pretest

dianalisis dengan uji normalitas. Sedangkan hasil posttest dianalisis dengan uji-t.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis hasil penelitian

Tahap awal penelitian dilakukan adalah validasi instrumen. Validasi

instrumen dilakukan oleh dosen dan guru pengajar yang ada di sekolah. Nilai hasil

uji coba soal dianalisis melalui empat kriteria yaitu validitas, reliabilitas, daya

pembeda dan tingkat kesukaran. Berdasarkan analisis dengan mempertimbangkan

4 kriteria tersebut diperoleh 5 soal dari 8 soal yang diujikan yang layak digunakan

sebagai soal pre-test dan post-test.

Statistik

Kelas

Eksperimen Kontrol

Pretest Postest Pretest Postest

x 44,66 82,69 43,28 76,43

S 3,12 6,28 3,27 6,86

xmaks 47 96 45 80

xmin 7 43 4 28

N 32 32 29 29

Dari tabel dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen memperoleh nilai

rata-rata 37,12, sedangkan pada kelas kontrol memperoleh rata-rata 34,41. Pada

hasil post-test yang diperoleh tampak mengalami kenaikan rata-rata hasil belajar

siswa pada masing-masing kelas eksperimen dan kontrol. Dari tabel dapat dilihat

rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran PBL naik menjadi 75,82. Pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar

siswa yang menggunakan model konvensional (ekspositori) naik menjadi 59,73.

2. Pembahasan

Berdasarkan analisis data post-test (terlampir) terdapat perbedaan hasil belajar

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh perbedaan

perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas

12

Page 13: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

eksperimen diajarkan dengan menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw (PBL)

diperoleh nilai rata-rata 82,69 dan standar deviasi 6,28. Sementara itu, kelas

kontrol yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional,

diperoleh skor rata-rata 76,43 dan standar deviasi 6,86. Dengan demikian rata-

rata hasil post-test kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontrol.

Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan taraf kepercayaan

α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 60, didapat thitung > ttabel (3,66 > 1,67),

dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh model kooperatif tipe

jigsaw terhadap hasil belajar fisika kelas VII di SMP Al-Ikhlas Lubuklinggau

tahun pelajaran 2013/2014” dapat diterima.

Berdasarkan analisis hasil penelitian, diketahui bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari hasil belajar kelas kontrol. Hal ini disebabkan beberapa hal yang mempengaruhinya, antara lain:1) Dalam model pembelajaran tipe Jigsaw, interaksi siswa

dengan siswa lebih besar dibandingkan interaksi siswa dengan guru. Hal ini menyebabkan siswa lebih banyak belajar antara sesama siswa daripada belajar dari guru, sehingga siswa yang merasa minder bila harus bertanya kepada guru, menjadi berani bertanya karena yang dihadapi teman sebayanya. Dengan demikian, siswa akan termotivasi belajar dan menjadi lebih paham terhadap suatu materi. Sementara pada pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab, pembelajaran berpusat pada guru, sehingga interaksi siswa, dengan guru lebih besar dibandingkan interaksi siswa dengan siswa padahal siswa yang belum paham terkadang tidak berani atau malu untuk bertanya kepada guru.

2) Siswa yang berada dalam kelas Jigsaw dikelompokkan menjadi beberapa kelas yang heterogen. Artinya, dalam satu kelompok terdapat siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini, mengakibatkan terjadinya proses saling memberi dan menerima pengetahuan di dalam kelas. Siswa

13

Page 14: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

dengan kemampuan tinggi akan memberikan bantuan kepada siswa yang berkemampuan di bawahnya. Dengan kegiatan tersebut tentunya pemahaman materi yang dipelajari siswa berkemampuan tinggi akan lebih mendalam, sedangkan siswa dengan kemampuan sedang dan rendah akan semakin mengerti atau paham dengan penjelasan dari temannya.

3) Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Dalam kelompok ahli, siswa bertanggung jawab untuk menemukan pengetahuan sendiri melalui interaksi dengan anggota kelompok ahli. Dalam kelompok asal, siswa bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil pengetahuan yang diperoleh bersama kelompok ahli, sehingga terjadi siswa saling bertukar informasi dan melaksanakan tanggung jawabnya untuk menyampaikan tugasnya kepada anggota kelompok asal. Dengan demikian, semua siswa terlibat dalam pembelajaran dan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelas. Dengan adanya keterlibatan semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa. Sementara pada kelas kontrol guru lebih banyak menuntun siswa dan menerangkan materi, sehingga hasil belajar siswa kurang bermakna.

4) Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw guru hanya berfungsi sebagai fasilitator yaitu memberikan pengarahan seperlunya kepada siswa, keaktifan siswa lebih ditekankan. Hal ini menjadikan siswa tertantang untuk menemukan pengetahuan sendiri. Pada kelas control pembelajaran berpusat pada guru, siswa cenderung pasif, dan kurang terlibat dalam pembelajaran.

D. PENUTUP

1. Simpulan

14

Page 15: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa ada pengaruh

model kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar fisika kelas VII pada materi

gerak di SMP Al-Ikhlas Lubuklinggau tahun pelajaran 2013/2014. Nilai rata-rata

hasil belajar fisika pada kelompok eksperimen sebesar 82,69 sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 76,43.

2. Saran

a. Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

sebagai model pembelajaran alternatif dalam meningkatkan hasil belajar fisika

siswa.

b. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi gerak dalam waktu yang relatif

singkat, maka diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk dapat melaksanakan

penelitian pada materi yang lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi

serta dengan waktu yang lebih lama, misalnya dalam satu semester.

c. Guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif sehingga

terjalin komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa maupun antara guru

dengan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfa beta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Jihad dan Haris. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Persindo.

Margareta. 2013. Kelemahan dan Kelebihan Model Kooperatif Jigsaw (Sumber http://www. Com html)

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers.

Sugiyarto, teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional.

Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Uno, Hamzah. B dan Mohamad, Nurdin. 2011. Belajar Dengan Pendekata PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

Yamin, Martinis. 2013. Strategi dan Metode Dalam Model Pembelajaran. Jambi: Referensi.

15

Page 16: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal SERLI .docx · Web viewInilah yang dimaksud dengan gerak relatif. Gerak relatif dapat dinyatakan dari contoh

16