ilmi ma`an al hadits
TRANSCRIPT
ILMU MA`ANIL HADITSILMU MA`ANIL HADITS
JURUSAN TAFSIR HADIS JURUSAN TAFSIR HADIS STAI PERSIS BANDUNGSTAI PERSIS BANDUNG
20092009
Standar KompetensiStandar Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami urgensi dan signifikansi ilmu ma`ani al-hadits, menguasai metodologi ma`ani al-hadits dan mampu menerapkannya dalam memahami hadis Nabi saw.
PendahuluanPendahuluan
1. Kajian hadis selama ini lebih terfokus pada tashhih (otentifikasi dan validasi) sanad dan (sedikit pada) matan.
2. Sejatinya sebuah hadis yang dinilai sahih, tidak serta merta dapat langsung difaktualisasi.
3. Teks hadis – oleh pembacanya – tidak selalu (harus) dipahami dengan pemahaman yang homogen.
4. Pada banyak siatuasi, hadis memerlukan susastera dan hermeunetika.
FaktaFakta
• Tidak semua hadis Nabi saw menunjukkan pengertian yang jelas dan pasti.
• Lafal-lafal hadis pasca sahabat Nabi saw dibaca oleh orang-orang yang tidak mengalami nuansa idiologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, dan keagamaan ketika lafal-lafal itu diucapkan, sehingga memungkinkan terjadinya kekeliruan memahami maksud lafal. Pada level tertentu hadis dipandang tidak komunikatif dan kontekstual lagi.
Contoh: ال يصلون احدكم العصر اال في بني قريظة انتم اعلم بأمور دنياكم
KonklusiKonklusi
• Ada yang memandang hadis sebagai dogma dan produk jadi, sehingga harus dipahami secara tekstual;
• Ada yang melihat hadis sebagai produk dan respon sosial, dengan demikian harus dipahami secara kontekstual; dan
• Ada pula yang memadukan dua pandangan sebelumnya, oleh karena itu hadis-hadis Nabi saw mesti dikritisi secara selektif dengan seluruh perangkat pemaknaannya.
صالح لكل زمان ومكان
Pengertian Ilmu Ma`ani al-HaditsPengertian Ilmu Ma`ani al-Hadits
Pengetahuan untuk memahami matan hadis secara tepat dengan mempertimbangkan aneka faktor yang berhubungan dengannya, selain mempertimbangkan pula ragam indikasi yang mengemuka dari suatu matan hadis.
Tujuan: Untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kekeliruan dalam memahami teks sebuah matan hadis
Model MetodologiModel Metodologi
1. Bentuk Matan Hadis:• Jawami`al-Kalim (Ungkapan singkat padat makna)• Bahasa Tamtsil (Perumpamaan)• Ungkapan majaziy/metafora (bukan makna sebenarnya, makna
pinjaman/isti`arah)• Bahasa percakapan (dalam rupa ungkapan tanya jawab)• Ungkapan Analogi.• Qawliy, Fi`liy, Taqririy, atau gabungan.
M. Syuhudi IsmailDalam: Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual
Lanjutan IsmailLanjutan Ismail
2. Dihubungkan dengan fungsi Nabi:• Rasul• Kepala negara• Panglima perang• Hakim• Tokoh Masyarakat• Suami• pribadi
Dihubungkan dengan fungsi Muhammad sebagai...
Secara teoritik peran seseorang dapat saja berbeda-beda, hanya saja:
bagaimana, seperti apa, kapan, dan di mana seseorang dapat berganti-ganti peran adalah persoalan yang membutuhkan analisis lebih mendalam dari seseorang pembaca hadis.
Menurut pendapat al-Qarafi dalam Menurut pendapat al-Qarafi dalam al-al-FuruqFuruq::
• Nabi sebagai penyampai Risalah• Pemimpin: Tidak boleh ada yang melakukannya tanpa
seijin pemimpin• Sebagai hakim: Tidak ada yang boleh melakukannya tanpa
seijin hakim.
Menurut pendapat ad-Dahlawi dalam Menurut pendapat ad-Dahlawi dalam Hujjatullah al-Baligah:Hujjatullah al-Baligah:
• Informasi tentang hari kiamat, • Informasi tentang alam malaikat,• Informasi tentang ibadah dan prinsip-prinsip mu`amalah,
Adalah Sunnah yang disampaikan sebagai penyampai risalah
(menurut M Syaltut berlaku umum)
Al-Dahlawiy lanjutan…..Al-Dahlawiy lanjutan…..
• Informasi tentang masalah kedokteran, (melalui eksperimen dan pengalaman/tajarrub)
• Memilih kuda, -hewan,kendaraan- (Pengalaman dan kesukaan)
• Apa yang dilakukan karena kebiasaan dan/kebetulan,
• Kemaslahatan kontemporer.
Menurut Mahmud SyalthutMenurut Mahmud Syalthut
• Sunnah yang berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia,
• Berkaitan dengan pengalaman dan kebiasaan individual atau masyarakat,
• Strategi manusiawi yang terkait dengan sikon.
Adalah Sunnah yang disabdakan Muhammad bukan dalam kapasitasnya sebagai
penyampai risalah
Dihubungkan dengan fungsi Muhammad...Dihubungkan dengan fungsi Muhammad...
Dengan memerhatikan ragam faktor di atas, maka kriterianya adalah Obyek (konten/muatan) bukan Subyek
(Kontainer)
M. Syuhudi Ismail…..M. Syuhudi Ismail…..
3. Latar lahirnya matan hadis (Asbab al-Wurud):• Ada sebab khusus• Tidak ada sebab khusus• Berkaitan dengan keadaan yang sedang terjadi
4. Tampak saling bertentangan (al-Mut`aridhah fi al-Zhahirah):
• Thariqah al-Jam`i wa al-tawfiq• Thariqah al-Tarjih• Thariqah al-Nasikh wa al-Mansukh• Thariqah al-Tawaqquf
Model MetodologiModel Metodologi
1. Memahami Sunnah sesuai petunjuk Alquran2. Menghimpun hadis yang bertema sama/satu tema3. Menggabungkan/mengkompromikan atau
mentarjih yang bertentangan4. Mempertimbangkan asbab al-wurud
Yusuf al-QaradawiDalam Kaifa Nata`ammal Ma` al-Sunnah al-Nabawiyyah
Yusuf al-Qaradawi lanjutan...Yusuf al-Qaradawi lanjutan...
5. Membedakan sarana yang tetap dan yang berubah
6. Memerhatikan ungkapan bahasa, haqiqiy atau majaziy
7. Membedakan informasi yang bersifat metafisis dan yang kasat mata
8. Memastikan makna dan konotasi
Model Metodologi Muhammad `Abid al-JabiriyModel Metodologi Muhammad `Abid al-Jabiriy
1. Mawdhu`iyyah, Obyek
2. Ma`quliyyah, Rasional
Menjadikan adat kebiasaan/tradisi menjadi dirinya sendiri, sehingga bersifat lebih kontekstual dan
kontemporer
Resensi Ilmu Ma`an al-HaditsResensi Ilmu Ma`an al-Hadits
Memerhatikan ragam aspek yang telah lalu, maka pengkajian hadis harus menetapi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Verifikatif dan konfirmatif2. Tematik dan komprehensif3. Analisis linguistik (lughawiy dan fiqh al-lughah)4. Kesejarahan5. Realitas sosio-kultural6. Legalitas dan Etika7. Sarana dan Tujuan
Operasionalisasi metodologis Operasionalisasi metodologis
Untuk memeroleh pemahaman yang bersifat tekstual, maka yang dapat dilakukan, di antaranya adalah:
► Menentukan tema► Kritik hadis► Pemaknaan hadisa. Analisis matan• Tematik komprehensif• Linguistik• Konfirmatif
Operasionalisasi lanjutan...Operasionalisasi lanjutan...
Dengan alat bantu hermeunetika:► Melakukan studi kesejarahan, tujuannya:
untuk menemukan dan mengidentifikasi ragam konteks sosio-historis di masa Nabi saw, sehingga menyata realitas yang menuansa pada masa itu.
c. Menggeneralisasi aneka konsep yang megemuka dari matan hadis, tujuannya:untuk menemukan makna universal yang terkandung dalam hadis sesuai dengan maqashid al-Syari`ah.
Operasionalisasi lanjutan...Operasionalisasi lanjutan...
4. Proyeksi realitasUntuk mengimplementasikan nilai-nilai yang dibawa
oleh hadis-hadis Nabi saw, maka diperlukan usaha lebih proaktif, masif dan dinamis dari para pembelajar hadis dalam melakukan kajian hadis
dengan secara cermat menghubungkannya dengan realitas kekinian.