web viewrumah didaerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ... sampah yang berserakan serta...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat yang lazim dipergunakan
oleh masyarakat secara umum. Oleh karena itu sudah seharusnya tempat-tempat
ini dikelola dengan baik sehingga dapat dipergunakan dengan optimal. Salah satu
cara pengelolaannya yaitu kegiatan inspeksi secara berkala terhadap keadaan
bangunan yang kemungkinan dapat mengganggu keselamatan penggunanya.
Salah satu tempat yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan penggunanya
secara langsung adalah pemukian. Karena pemukiman merupakan tempat tinggal
yang ditempati dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan tempat lainnya.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan kesehatan tempat tinggal.
Syarat-syarat rumah sehat ada diantaranya tercantum dalam KepMenKes
No 829 Tahun 1999, KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah No 403 Tahun
2002, PerMenKes No. 1077 Tahun 2011, serta UU RI No 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman. Indikator-indikator dalam peraturan
tersebut selanjutnya kami gunakan sebagai indikator rumah sehat yang kami
sesuaikan dengan keadaan di daerah tersebut.
Dalam makalah ini akan dibahas tata cara survey serta gambaran hasil
survey yang akan memperlihatkan derajat kelayakan rumah tinggal di kawasan
Perumahan Bhaskara Sari, Kelurahan Mulyosari, Kecamatan Mulyorejo,
Surabaya.
1.2. Rumusan masalah
a. Bagaimana kondisi rumah warga di kawasan Perumahan Bhaskara Sari,
Surabaya?
b. Bagaimana kondisi lingkungan sekitar rumah warga di kawasan
Perumahan Bhaskara Sari, Surabaya?
c. Apakah kondisi rumah dan lingkungan tersebut tergolong sehat?
1
1.3. Tujuan
Mengetahui kondisi rumah dan lingkungan sekitar rumah di kawasan
Perumahan Bhaskara Sari, Surabaya dengan menggunakan indikator rumah sehat
dari peraturan-peraturan pemerintah yang ada, antara lain KepMenKes No 829
Tahun 1999, KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah No 403 Tahun 2002,
PerMenKes No. 1077 Tahun 2011, serta UU RI No 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
1.4. Manfaat
Memberikan informasi tentang kualitas rumah dan lingkungan sekitar
rumah di kawasan Perumahan Bhaskara Sari, Surabaya dengan menggunakan
indikator rumah sehat, serta sebagai media pembelajaran dalam menilai rumah
dan lingkungannya yang tergolong sehat untuk dihuni
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sanitasi, Tempat umum dan pemukiman
2.2.1 Pengertian sanitasi
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia. Menurut Notoadmojo, sanitasi lingkungan
adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencangkup perumahan,
pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Sedangkan Menurut
WHO, sanitasi lingkungan adalah mengatur semua faktor lingkungan, baik
lingkungan fisik, biologi, sosial maupun ekonomi manusia yang mempunyai
pengaruh yang merugikan perkembangan fisik dan daya hidup manusia.
2.2.2 Tempat umum
Tempat umum adalah suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk
melakukan kegiatan secara insidentil maupun terus menerus, secara membayar
ataupun tidak membayar.
2.2.3 Pemukiman
Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan
dan berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan.
Pemukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan
segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam pemukiman.
Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika
pembangunan perumahan sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya
dengan menerapkan persyaratan rumah sehat.
Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik,
kimia, dan biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan,
sehingga memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukinan adalah ketentuan
3
teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan
masyarakat yang bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar dari
bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi
persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu
sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat
besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan
(struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat
kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan. Rumah dapat
dimengerti sebagai tempat perlindungan untuk menikmati kehidupan, beristirahat
dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan
pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin
kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup
bergaul dengan tetangganya; lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan,
kesenangan, kebahagiaan dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya.
Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat tinggal
yang layak dan sehat bagi setiap manusia, yaitu :
1. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
2. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.
3. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
4. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah :
1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan
sosial.
Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat dimana
rumah itu didirikan. Di pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah
di kota, di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah pegunungan
dekat gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan
sebagainya. Rumah didaerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan
kondisi sosial budaya pedesaaan, misalnya bahanya, bentuknya
menghadapnya, dan lain sebagainya. Rumah didaerah gempa harus dibuat
dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah didekat hutan
4
harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap serangan-serangan
binatang buas.
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan
penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang murah misal
bambu, kayu atap rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan
pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah
bukan sekadar berdiripada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan
seterusnya.
2.2 Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999
meliputi parameter sebagai berikut :
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah
gempa, dan sebagainya
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah atau bekas tambang
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
seperti jalur pendaratan penerbangan.
2. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan
sebagai berikut
a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
b. Debu dengan diameter kurang dari 10 µg maksimum 150 µg/m3
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.
3. Kebisingan dan getaran
a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A
5
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .
4. Kualitas tanah di daerah pemukiman dan perumahan
a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg
5. Prasarana dan sarana lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan
konstruksi yang aman dari kecelakaan
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan
tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan
pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar
pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata
d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan
e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus
memenuhi persyaratan kesehatan
f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
syarat kesehatan
g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi,
tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain
sebagainya
h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
6. Vektor penyakit
a. Indeks lalat harus memenuhi syarat.
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
7. Penghijauan
6
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan,keindahan dan kelestarian
alam.
2.3 Ketentuan kesehatan rumah tinggal
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut
Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
1. Bahan bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150
ug/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m 3 per 24 jam, plumbum (Pb)
kurang dari 300 mg/kg bahan
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen
2. Komponen dan penataan ruang
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci
kedap air dan mudah dibersihkan
c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir
e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux
dan tidak menyilaukan mata.
4. Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman antara 18 – 30 oC
b. Kelembaban udara 40 – 70 %
c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni
e. Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam
7
f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.
5. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
6. Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
7. Pemyediaan air
a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/ orang/hari
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau
air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907
tahun 2002.
8. Sarana penyimpanan makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman
9. Pembuangan limbah
a. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah
b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau,
tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2
orang tidur.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam observasi perumahan di Perumahan Bhaskara Sari,
Kelurahan Mulyosari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya adalah:
3.1 Pemilihan sampel rumah
Dalam kegiatan penilaian ini, pemilihan rumah untuk yang diobservasi
dilakukan dengan cara acak / random dan dengan menggunakan metode cluster,
yaitu dengan memilih 1-2 rumah dari masing – masing kawasan RT 1 sampai 3
yang ada di Perumahan Bhayangkara Sari untuk mewakili rumah secara
keseluruhan di wilayah RT 1-3 dan yang menurut kami patut untuk dijadikan
obyek penilaian observasi, dan untuk lingkungan perumahannya hanya mengamati
lingkungan Perumahan Bhayangkara Sari.
3.2 Lembar observasi
Lembar observasi yang dipergunakan disusun berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia No: 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Perumahan, Keputusan Menteri Kesehatan No.: 829 tahun 1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan, Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah No: 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (RsSehat), dan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 1077/MENKES/PER/V/2011 Tentang Pedoman Penyehatan Udara
Dalam Ruang Rumah.
Lembar observasi perumahan menilai tempat tinggal (rumah) serta
lingkungan perumahannya. Pada penilaian tempat tinggal memuat 4 bagian, yaitu:
sarana sanitasi rumah, perilaku penghuni, vektor dan hewan peliharaan, dan
kondisi rumah. Pada penilaian lingkungan perumahan memuat 1 bagian, yaitu:
lingkungan perumahan. Masing-masing bagian memiliki bobot kepentingan yang
berbeda dan pada masing-masing bagian terdapat sub-sub bagian yang memiliki
nilai maksimal yang berbeda.
Untuk penilaian masing-masing bagian / variabel, adalah sebagai berikut:
9
1) Penilaian rumah
Variabel pertama adalah sarana sanitasi, meliputi yang pertama adalah
ketersediaan air minum dan air bersih, yang di dalamnya terdapat penilaian
tentang sumber air minum, sumber air bersih, kondisi air, kuantitas. Yang
kedua adalah tempat sampah, yang di dalamnya terdapat penilaian tentang
ketersediaan di setiap rumah, kondisi, material pembuat, pemilahan tempat
sampah. Yang ketiga adalah sarana penyimpanan makanan, yang di dalamnya
terdapat penilaian tentang ketersediaan dan kondisi sarana penyimpanan
makanan tersebut. Yang keempat adalah sarana pembuangan kotoran yang di
dalamnya terdapat penilaian tentang bentuk sarana pembuangan kotoran.
Yang kelima adalah sarana pengelolaan air limbah yang di dalamnya terdapat
penilaian tentang ketersediaan dan bentuk pengelolaan dari sarana
pengelolaan air limbah.
2) Perilaku penghuni
Variabel yang kedua adalah perilaku penghuni yang meliputi kebiasaan
– kebiasan perilaku sehat seperti membuka jendela kamar tidur, membuka
jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang
sampah pada tempat sampah, kebiasaan memilah sampah, pengelolaan
sampah Rumah Tangga, pengomposan, kebiasaan merokok, mencuci tangan
dengan sabun, serta penggunaan obat nyamuk dalam rumah.
3) Vektor dan hewan peliharaan
Variabel yang ketiga adalah vektor dan hewan peliharaan yang meliputi
penilaian tentang persebaran vektor penyakit seperti nyamuk dan jentik
nyamuk serta tikus pada tiap rumah dan juga kepemilikan dan perawatan
hewan peliharaan beserta kandangnya.
4) Kondisi rumah
Variabel yang ketiga adalah kondisi rumah yang meliputi penilaian
tentang kondisi – kondisi umum dalam rumah yang memenuhi syarat rumah
sehat seperti pada aspek bangunan rumah yang meliputi dinding rumah,
10
lantai, ventilasi rumah dan dapur, serta atap. Maupun kondisi – kondisi non
bangunan seperti pencahayaan rumah dan kamar, suhu dan kelembaban, serta
kepadatan penghuni dalam rumah dan kamar.
5) Lingkungan perumahan
Variabel yang terakhir adalah lingkungan perumahan yang di dalamnya
meliputi yang pertama adalah lokasi perumahan tersebut, yang di dalamnya
terdapat penilaian tentang keadaan geografis, lokasi bencana serta kondisi –
kondisi umum di lingkungan perumahan tersebut. yang kedua ketersediaan
dan kondisi prasarana, yang meliputi jaringan jalan, saluran drainase dan air
limbah dan TPS. Yang ketiga adalah ketersediaan dan kondisi sarana, yang
meliputi sarana kesehatan, rekreasi dan olahraga, perniagaan/perbelanjaan
hingga pertamanan dan RTH. Yang kelima adalah ketersediaan dan kondisi
utilitas, yang meliputi jaringan listrik, air bersih, penerangan jalan,
perlengkapan pemadam kebakaran dan aksesnya, hingga bentuk pengelolaan
sampahnya.
Sedangkan untuk penilaian pada kolom nilai observasi bersifat subyektif
dilakukan oleh para penilai yang didasarkan pada obyek yang dinilai. Cara
penialaiannya dengan melihat kesesuaian antara obyek yang dinilai dengan kolom
indicator penilaian, apabila obyek yang diamati sesuai dengan salah satu yang ada
di kolom indicator penilaian maka nilai observasinya sesuai dengan yang
tercantum di kolom nilai maksimalnya sub bagian tersebut. Penghitungan skor
dengan mengalikan bobot dan nilai observasi, secara sistematis dirumuskan
sebagai berikut:
Skor = bobot x nilai observasi
Skor akan dijumlah dan dibandingkan dengan skor standar untuk menarik
kesimpulan kategori sanitasi dari perumahan yang diobservasi. Kategori sanitasi
untuk perumahan dibedakan menjadi 3, yakni:
≥ 75% dari total skor : termasuk rumah sehat
60 – 74% dari total skor : termasuk rumah kurang sehat
<60% dari total skor : termasuk rumah tidak sehat
11
Secara sistematis, penilaian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Masing-masing indikator dinilai lalu di jumlah.
2. Menghitung skor tiap penilaian (sanitasi, perilaku, vector dan peliharaan,
kondisi rumah, dan lingkungan perumahan) dengan cara mengalikan total
indicator dengan bobot.
3. Menjumlah skor pada tiap penilaian (rumah dan lingkungan perumahan)
4. Menghitung persentase skor yang diperoleh sebagai berikut:
a. Total skor rumah = (jumlah skor rumah/total skor maks rumah) x 70%
b. Total skor lingkungan perumahan = (jumlah skor ling. Perum/total
skor maks ling. Perum) x 30%
c. Persentase skor yang didapat = (total skor rumah/banyaknya sampel) +
total skor lingkungan perumahan
5. Membandingkan hasilnya dengan klasifikasi sanitasi perumahan termasuk
kategori rumah sehat atau rumah kurang sehat atau rumah tidak sehat.
3.3 Wawancara
Wawancara digunakan untuk melengkapi data yang sulit diamati sesaat
pada waktu itu juga. Narasumber wawancara adalah beberapa responden (pemilik
rumah) yang kami temui dan bersedia untuk diwawancarai. Adanya kuesioner
sebagai panduan pada saat wawancara.
Dari dua metode yang dilakukan diatas maka dapat diketahui jenis data
yang digunakan adalah data primer yang berasal dari observasi langsung dan
wawancara.
3.3 Pelaksanaan
Observasi dilaksanakan satu hari pada hari Rabu tanggal 07 November
2012 bertempat di Perumahan Bhaskarasari RT 01-03/ RW VII, Kelurahan
Mulyosari, Kecamatan Mulyorejo, Kota Madya Surabaya. Observasi dimulai
pukul 13.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Observasi ini dilakukan oleh satu
kelompok (kelompok 10) secara bersama, adapun pembagiannya adalah sebagai
berikut: Faradiba H. , Efa Yuliwati dan Fitri A. sebagai pewawancara dan pencatat
hasil wawancara, Febrian R. P. dan Umi Salamah sebagai pengukur dan pencatat
12
hasil pengukuran serta dokumentasi, Sharita A. R. dan Ulil Nur F. Aziz sebagai
yang mengamati lingkungan perumahan dan membantu pengukuran.
3.4 Alat Pendukung
Untuk mendukung pelaksanaan observasi ini, kami menggunakan
beberapa alat pendukung, yakni:
a. Meteran bangunan
Meteran digunakan untuk mengukur panjang bangunan. Misalnya
mengukur luas kamar mandi, luas pencahayaan, dan lain-lain.
b. Kamera digital
Kamera digunakan untuk mendokumentasikan hal-hal yang penting dari
observasi kami.
c. Lux meter
Lux meter digunakan untuk mengukur intensitas pencahayaan rumah saat
observasi
d. Thermo-higro meter
Thermo-higro meter digunakan untuk mengukur tingkat suhu dan
kelembaban rumah saat observasi
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Bangunan Rumah
a. Dinding
Berdasarkan hasil observasi pada 5 sampel rumah, seluruhnya membangun
dinding rumah dengan menggunakan bahan batu bata dan sudah diplester serta
dicat sehingga tampak indah. Oleh karena itu, kami sepakat memberikan nilai 2
untuk variabel dinding rumah pada kelima rumah.
b. Lantai
Untuk keadaan lantai, rumah ke-1, 4, dan 5 tergolong kedap air dan mudah
untuk dibersihkan sehingga tidak mengganggu keselamatan dan kesehatan
penghuni rumah. Sementara rumah ke-2 dan 3 tergolong mudah di bersihkan
namun tidak kedap air. Oleh karena itu, kami sepakat memberikan nilai 3 untuk
rumah ke-1, 4, dan 5 dan nilai 2 untuk rumah ke-2 dan 3 berdasarkan variable
lantai.
c. Ventilasi
Untuk ketersediaan ventilasi di rumah, hanya di rumah ke-3 yang
memenuhi syarat ventilasi rumah sehat, yakni >20% dari luas lantai, sementara
rumah lain <20%. Untuk ventilasi dapur, rumah yang memenuhi syarat adalah
rumah ke-2, 3, dan 5, yakni >40% luas lantai dapur, rumah ke-4 kurang
memenuhi syarat, sementara rumah pertama tidak memiliki ventilasi namun ada
cerobong asap (LEV). Oleh karena itu, kami sepakat memberikan nilai 2 untuk
rumah ke- 3, dan nilai 1 untuk rumah lainnya berdasarkan variable ventilasi
rumah, dan kami sepakat memberikan nilai 2 untuk rumah ke-2, 3 dan 5 dan 1
untuk rumah ke-4, dan nilai 0 untuk rumah pertama berdasarkan variable ventilasi
dapur.
14
d. Atap
Untuk bahan atap, rumah ke-3 dan 4 telah menggunakan bahan atap yang
konstruksinya rapat dan tidak ada kebocoran, dan di rumah ke-2 dan 5
konstrusinya sudah cukup rapat namun masih sering bocor, sementara di rumah
ke-1 konstruksinya tidak rapat dan sering bocor. Oleh karena itum kami sepakat
memberikan nilai 1 untuk rumah ke-1, nilai 2 untuk rumah ke-2 dan 5, dan nilai 3
untuk rumah ke-3 dan 4 berdasarkan variable atap rumah
e. Pencahayaan
Untuk indikator pencahayaan dalam rumah dan kamar, di setiap rumah
telah memiliki jendela untuk pencahayaan, namun hanya rumah ke-3 yang ukuran
jendelanya memenuhi syarat, yakni >1/10 luas bangunan, dan intensitas
pencahayaan pada tiap rumah masih termasuk kurang, hanya rumah ke-2 yang
memiliki intensitas pencahayaan yang mencukupi. Oleh karena itu, kami sepakat
memberi nilai 1 untuk masing-masing rumah pada variabel ketersediaan jendela,
nilai 1 untuk rumah ke-3 dan 0 untuk rumah lainnya pada variabel luas jendela,
dan nilai 1 untuk rumah ke-2, sedangkan nilai 0 untuk t rumah lainnya pada
variabel intensitas pencahayaan.
f. Suhu dan Kelembaban
Untuk standar kelembaban dalam rumah, hanya rumah ke-4 yang tidak
memenuhi standar yakni <40% atau >70%, sementara untuk standar suhu, hanya
rumah ke-4 yang memenuhi syarat, yakni 18-30°C. Oleh karena itu, kami sepakat
untuk memberi nilai 0 untuk rumah ke-4 dan 1 untuk rumah lainnya pada variabel
standar kelembaban dalam rumah, dan nilai 1 untuk rumah ke-4 dan 0 untuk
rumah lainnya pada variabel standar suhu dalam rumah.
g. Kepadatan Penghuni
Untuk kepadatan penghuni dalam rumah, rumah ke-3, 4 dan 5 yang
memenuhi syarat, sementara untuk kepadatan penghuni dalam kamar, semua
rumah telah memenuhi syarat. Oleh karena itu, kami sepakat untuk memberi nilai
1 untuk rumah ke-3, 4, dan 5 dan 0 untuk rumah lainnya pada variabel kepadatan
15
penghuni dalam rumah, dan nilai 2 untuk semua rumah variabel kepadatan dalam
kamar.
4.2. Sarana Sanitasi Rumah
a. Ketersediaan air minum dan air bersih
Dalam memenuhi kebutuhan air minum, rumah ke-5 menggunakan air
sumur, rumah ke-4 menggunakan air PDAM, rumah ke-1 dan 3 menggunakan air
isi ulang, rumah ke-2 menggunakan air dalam kemasan. Sementara untuk
memenuhi kebutuhan air bersih, rumah ke-1, 2, dan 5 menggunakan air sumur dan
PDAM, rumah ke-3 dan 4 menggunakan PDAM. Kondisi air pada setiap rumah
tergolong tidak keruh. Untuk kuantitas air, penghuni dari kelima rumah sampel
mengaku tercukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan uraian
diatas, kami sepakat memberi nilai 0 untuk rumah ke-5, nilai 1 untuk rumah ke-4,
nilai 2 untuk rumah ke-1 dan 3 dan nilai 3 untuk rumah ke-2 pada variabel sumber
air minum. Untuk variabel air bersih, rumah ke-1, 2, dan 5 mendapat nilai 2,
rumah ke-3 dan 4 mendapat nilai 3. Sedangkan untuk variabel kondisi air dan
ketersediaan air semua rumah mendapat nilai 2 dan 1.
b. Tempat sampah
Pada rumah ke-5 saja yang hanya memiliki 1 tempat sampah, sementara
keempat rumah lainnya terdapat tempat sampah lebih dari satu. Kondisi tempat
sampah rumah ke-1 tidak tertutup, namun tidak menimbulkan bau, dan tidak
menjadi sarang vektor, sementara rumah lainnya sudah tertutup. Untuk material
pembuat tempat sampah hanya rumah ke-5 yang terbuat dari batu bata dan semen,
sementara rumah lainnya dari plastik. Untuk pemisahan tempat sampah, rata-rata
hanya dipisahkan berdasarkan organik – anorganik pada rumah ke-1, 3, 4. Oleh
karena itu, kami sepakat untuk memberi nilai 1 pada rumah ke-5 dan 2 pada
rumah lainnya untuk variabel ketersediaan, nilai 2 untuk rumah ke-1 dan 3 pada
rumah lainnya untuk variabel kondisi tempat sampah, nilai 3 pada rumah ke-5 dan
2 pada rumah lainnya, untuk variabel konstruksi, dan nilai 1 untuk rumah ke-1, 3,
4 dan 0 untuk rumah lainnya untuk variabel pemisahan.
16
c. Sarana penyimpanan makanan
Sebagai sarana penyimpanan makanan, rumah ke-4 menggunakan almari
makan/tudung saji dan keempat rumah lainnya menggunakan almari makanan dan
juga kulkas. Kondisi tempat penyimpanan makanan pada kelima rumah sampel
terbebas dari rodent. Oleh karena itu, kami sepakat memberi nilai berdasarkan
variabel sarana penyimpanan makanan sebesar 1 untuk rumah ke-4, sedangkan
keempat rumah lainnya mendapat nilai 3. Untuk kondisi tempat penyimpanan
makanan, kelima rumah sampel mendapat nilai 1.
d. Sarana pembuangan kotoran
Sebagai sarana pembuangan kotoran, semua rumah telah memiliki septic
tank. Oleh karena itu, kami sepakat memberi nilai berdasarkan variabel sarana
pembuangan kotoran sebesar 2 untuk semua rumah.
e. Sarana pengolahan air limbah
Untuk sarana pengolahan air limbah hanya rumah ke-3 yang telah
memiliki. Untuk bentuk pengelolaannya, rumah ke-1, 3, 5 disalurkan dengan
perpipaan ke saluran umum, rumah ke-4 digunakan untuk memelihara ikan/diolah
secara mandiri, untuk rumah ke-2 disalurkan ke IPAL. Oleh karena itu, kami
sepakat memberi nilai berdasarkan variabel ketersediaan sarana pengolahan air
limbah sebesar 1 untuk rumah ke-3 dan 0 untuk rumah lainnya, sementara untuk
variabel bentuk pengelolaannya sebesar 1 untuk rumah ke-1, 3, dan 5, nilai 2
untuk rumah ke-4 dan nilai 3 untuk rumah ke-2.
4.3. Perilaku Penghuni
a. Membuka jendela
Kebiasaan membuka jendela rumah sangat baik untuk melancarkan
sirkulasi udara dalam rumah. Pada rumah sampel ke-5 penghuninya jarang
membuka jendela kamar tidur, pada rumah sampel ke-2 penghuninya setiap hari
membuka jendela kamar tidur namun tidak tentu waktunya, sedangkan ketiga
rumah lainnya selalu membuka semua jendela kamar tidur setiap pagi. Untuk
jendela ruang keluarga, pada rumah sampel ke-3 penghuninya jarang membuka
17
jendela ruang keluarga, pada rumah sampel ke-1 penghuninya setiap hari
membuka jendela ruang keluarga, sedangkan ketiga rumah lainnya tidak pernah
membuka semua jendela ruang keluarga setiap pagi. Oleh karena itu, kami
sepakat memberi nilai berdasarkan variabel perilaku penghuni untuk membuka
jendela kamar tidur sebesar 1 untuk rumah ke-5, nilai 2 untuk rumah ke-2 dan
ketiga rumah lainnya mendapat nilai 3. Sedangkan berdasarkan variabel perilaku
penghuni untuk membuka jendela ruang keluarga rumah ke-3 mendapat nilai 1,
rumah ke-1 mendapat nilai 3, dan nilai 0 untuk ketiga rumah lainnya.
b. Membersihkan rumah dan halaman
Penghuni dari rumah ke-2,3,4 jarang membersihkan halaman. Sedangkan
rumah ke-1 dan 5 sering membersihkan rumah dan halaman. Oleh karena itu,
kami sepakat memberi nilai bersdasarkan variabel membersihkan rumah halaman
sebesar 1 untuk rumah ke-2,3,4 dan 2 untuk rumah lainnya.
c. Membuang sampah pada tempatnya
Kami sepakat memberi nilai 2 untuk kelima rumah sampel karena
penghuni rumah mengaku memiliki kebiasaan membuang sampah pada tempat
sampah dan kami tidak menemukan sampah berserakan di sekitar lingkungan
rumah pada saat melakukan observasi.
d. Pengelolaan sampah
Dari kelima rumah sampel, rumah ke-1 dan 4 melakukan pengelolaan
sampah dengan cara memilah sampah. Rumah ke-4 juga melakukan 3R, namun
rumah ke-1 dan 2 hanya melakukan salah satu dari 3R sedangkan rumah lainnya
tidak. Dan rumah ke-5 tidak melakukan pengomposan tingkat rumah tangga. Oleh
karena itu, untuk variabel pemilahan sampah kami sepakat memberi nilai 2 untuk
rumah pertama dan keempat, serta nilai 0 untuk ketiga rumah lainnya. Untuk
variabel pengelolaan dengan 3R, kami sepakat untuk memberikan nilai 2 untuk
rumah ke-4, nilai 1 untuk rumah ke-1 dan 2 dan nilai 0 untuk kedua rumah
lainnya. Untuk variabel pengomposan, kami sepakat untuk memberikan nilai 0
untuk rumah ke-5 dan nilai 1 untuk keempat rumah lainnya.
18
e. Kebiasaan merokok
Penghuni dari rumah ke-3 dan 5 tidak ada yang memiliki kebiasaan
merokok. Sedangkan rumah ke-1 ada yang merokok namun apabila merokok di
luar rumah. Sedangkan rumah ke-2 dan 4 ada yang merokok namun apabila
merokok di dalam rumah. Oleh karena itu, kami sepakat memberi nilai
berdasarkan variabel kebiasaan merokok sebesar 2 untuk rumah ke-3 dan 5 dan 1
untuk rumah ke-1 dan 0 untuk rumah lainnya.
f. Mencuci tangan dengan sabun
Penghuni dari rumah ke-1 memiliki kebiasaan sering mencuci tangan.
Sedangkan rumah ke-3 dan 4 memiliki kebiasaan jarang mencuci tangan.
Sedangkan rumah ke-2 dan 5 tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan. Oleh
karena itu, kami sepakat memberi nilai berdasarkan variabel mencuci tangan
dengan sabun sebesar 2 untuk rumah ke-1 dan 1 untuk rumah ke-3 dan 4 dan 0
untuk rumah lainnya.
g. Penggunaan obat nyamuk
Penghuni dari semua rumah kebiasaan menggunakan obat nyamuk
bakar/semprot/elektrik. Oleh karena itu, kami sepakat memberi nilai berdasarkan
variabel penggunaan obat nyamuk sebesar 1 untuk semua rumah.
4.4. Vektor dan Hewan Peliharaan
a. Vektor penyakit
Untuk vektor penyakit terdiri dari jentik, nyamuk, dan rodent. Pada
rumah ke-2,3,5 terdapat jentik nyamuk. Pada semua rumah terdapat banyak
nyamuk dan rodent. Oleh karena itu, kami sepakat memberi nilai bersdasarkan
variabel jentik nyamuk sebesar 1 untuk rumah ke-2,3,5 dan 0 untuk rumah
lainnya. Dan semua rumah mendapat nilai 0 untuk variabel nyamuk dan rodent.
19
b. Hewan peliharaan
Untuk hewan peliharaan dan perawatannya. Pada rumah ke-5 tidak
memiliki hewan peliharaan, rumah ke-1 dan 2 memiliki hewan peliharaan yang
beserta kandangnya yang dibersihkan setiap hari baik kandang maupun hewan
peliharaannya, rumah ke-4 memiliki hewan peliharaan yang beserta kandangnya
yang dibersihkan seminggu sekali baik kandang maupun hewan peliharaannya,
sedangkan pada rumah ke-3 memiliki hewan peliharaan namun tanpa beserta
kandangnya dan dibersihkan seminggu sekali untuk hewan peliharaannya. Oleh
karena itu, kami sepakat memberi nilai berdasarkan variabel kepemilikan sebesar
4 untuk rumah ke-5, nilai 3 untuk rumah ke-1 dan 2, nilai 2 untuk rumah ke-4 dan
0 untuk rumah ke-3. Dan berdasarkan variabel perawatan sebesar 3 untuk rumah
ke-1, 2, dan 5, nilai 2 untuk rumah ke-3 dan 4.
4.5. Lingkungan Perumahan
a. Lokasi
Lokasi pendirian rumah tidak terletak pada daerah yang rawan bencana
alam seperti gunung meletus, tanah lonsor, dan bencana alam lainnya. Selain itu,
lokasi perumahan juga tidak terletak pada daerah yang rawan kecelakaan karena
cukup jauh dari jalan raya dan tidak telintasi oleh rel kereta api. Lokasi
perumahan yang terdapat genangan air yang bertahan selama >1minggu apabila
hujan. Rumah-rumah tersebut tidak memiliki jarak antar rumah namun tiap rumah
memiliki tembok pembatas sendiri. Berdasarkan uraian diatas, kami sepakat
memberi nilai 1 untuk semua variabel diatas.
b. Prasarana
Lingkungan perumahan memiliki jalan yang rata dan bersih dengan lebar
jalan >3m sehingga memudahkan penghuni perumahan untuk mengakses berbagai
tempat. Adapun drainase dari lingkungan perumahan ini digabung dengan saluran
air limbah dengan kondisi lancar dan bersih. Saluran air limbah lingkungan ini
kondisinya terbuka namun tidak menimbulkan aroma yang kurang sedap.
Prasarana lainnya adalah persampahan yaitu adanya TPS yang cukup bersih dan
terawatt serta sudah dipilah organik - anorganik. Berdasarkan uraian diatas, kami
20
sepakat memberi nilai 3 untuk variabel jalan, 1 untuk kondisi jalan, 1 untuk
variabel drainase, 2 untuk variabel saluran air limbah, dan 1 untuk variabel
persampahan/TPS.
c. Sarana
Pada lingkungan ini, sarana yang tersedia antara lain sarana kesehatan,
rekreasi dan olahraga, dan perniagaan/perbelanjaan dengan jarak yang dekat.
Sarana pertamanan dan RTH namun kurang luas. Sarana pemakaman yang
terdapat di dalam area perumahan. Berdasarkan uraian diatas, kami sepakat
memberi nilai 2 untuk masing-masing variabel.
d. Utilitas
Utilitas yang terdapat dilingkungan ini antara lain jaringan listrik yang
jarang mengalami pemadaman, jaringan air bersih dari PDAM dan lancar, dan
sarana penerangan jalan yang berfungsi dalam menerangi jalan lingkungan. Dan
perlengkapan pemadam kebakaran yang tersedia pada lingkungan ini, serta
daerahnya mudah untuk dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran karena ukuran
jalannya yang lebar. Untuk bentuk pengelolan sampah dibuang di lokasi
pembuangan sampahyang jauh dari perumahan. Berdasarkan uraian diatas, kami
sepakat untuk memberikan nilai 1 untuk variabel jaringan listrik, dan jaringan air
bersih, dan pengolaan sampah. Sedangkan untuk variabel perlengkapan pemadam
kebakaran dan sarana penerangan jalan mendapat nilai 2.
4.6. Klasifikasi Perumahan
Skor = bobot x nilai observasi
Skor rumah ke-1 = 1125
Skor rumah ke-2 = 1070
Skor rumah ke-3 = 1170
Skor rumah ke-4 = 1065
Skor rumah ke-5 = 985
Skor lingkungan perumahan = 930
21
Total skor rumah
Persentase = + Jumlah skor lingkungan perumahan
Jumlah sampel rumah
[ ( 1125+1070 +1170+1065+985) / 1865 ] x 70%
= + ( 930/1050) x 30%
5
203,24%
= + 26,57%
5
= 67,22 %
Berdasarkan klasifikasi nilai observasi, maka didapatkan kesimpulan bahwa
perumahan Bhaskara sari RW 2/ RT 1-3, tergolong perumahan yang Kurang sehat
karena total nilai observasi 67,22 % (60 – 74% dari total skor).
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari kelima rumah yang telah kami observasi, secara keseluruhan semua
mempunyai kondisi fisik, sarana maupun prasarana yang hampir memenuhi
standar yang dalam hal ini kami memakai beberapa standar diantaranya
KepMenKes No 829 Tahun 1999, KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah
No 403 Tahun 2002, PerMenKes No. 1077 Tahun 2011, serta UU RI No 1 Tahun
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Dari segi bangunan semua rumah yang diobservasi mempunyai kondisi
bangunan yang baik. Namun ada beberapa klausul dari setiap rumah yang kurang
memenuhi. Pada rumah ke-2, lantai rumahnya tidak kedap terhadap air dan
mempunyai atap yang bocor. Hanya ventilasi rumah ke- ke-3 yang memenuhi
syarat ventilasi rumah sehat, yakni >10% dari luas lantai, selebihnya kurang.
Kemudian dari sisi pencahayaan, hanya rumah ke-3 yang ukuran jendelanya
memenuhi syarat, yakni >1/10 luas bangunan, dan intensitas pencahayaan pada
tiap rumah masih termasuk kurang, hanya rumah ke-2 yang memiliki intensitas
pencahayaan yang mencukupi.. Selebihnya kondisi bangunan semua rumah cukup
baik.
Dari segi sarana sanitasi, sumber air bersih rumah ke-1, 2, dan 5
menggunakan air sumur, rumah ke-3 dan 4 menggunakan air sumur dan PDAM
terbilang tidak keruh. Untuk sumber air minum kebanyakan masih bervariasi, ada
yang masih menggunakan air sumur dan ada yang sudah menggunakan air isi
ulang maupun dalam kemasan. Dan sarana sanitasi yang lain sudah cukup
memenuhi standar.
Dari segi perilaku penghuni, perilaku setiap penghuni untuk sangat baik.
Mulai membuang sampah ditempatnya, hingga pemilahan dan pengurangan
sampah tingkat rumah tangga. Pemeliharaan hewan peliharaan pun juga baik.
Namun pada rumah ke-5 kurang memaksimalkan jendela, terutama kamar tidur,
untuk sirkulasi udara karena tidak pernah membuka jendela. Serta saran tambahan
dari kami supaya penghuni rumah untuk membiasakan diri membuang atau
23
mengeluarkan sampah dari dalam rumah setiap sore atau malam hari untuk
menghindari datangnya rodent ke dalam rumah.
Dari segi lingkungan perumahan, sangatlah baik dan mendukung. Lokasi
perumahaan jauh dari jalan raya yang rawan kecelakaan maupun jauh dari
bencana alam. Selain itu mempunyai fasilitas dan utilitas yang cukup lengkap dan
baik pula. Hanya kebersihan dan kondisi jalan yang masih kurang diperhatikan
karena masih terdapat sampah yang berserakan serta genangan air yang bisa
menjadi sarang nyamuk.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil perhitungan skor, perumahan Bhaskara Sari, Kelurahan
Mulyosari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya termasuk kategori sehat. Namun
warga diminta untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan perumahan dan
rumahnya. Terutama untuk rumah yang diobservasi untuk meningkatkan
kebersihan sanitasi lingkungan rumah. Memperbaiki atap yang bocor dan
mengganti lantai yang tidak kedap air dengan lantai yang kedap air. Untuk rumah
yang mempunyai ventilasi yang kurang dapat menambah ventilasinya.
Untuk para penghuni rumah yang belum memiliki kebiasaan PHBS seperti
mencuci tangan dan merokok di luar rumah harap segera membiasakan diri untuk
menerapkan PHBS. Dan yang memiliki hewan peliharaan namun tidak punya
kandang, harap melengkapinya dan lebih rajin merawat hewan peliharaannya.
Untuk pengelola perumahan, kami harap untuk lebih memperhatikan
kondisi fasilitas dan utilitas umum di kawasan perumahan ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan No: 829 Tahun 1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan. Jakarta: Departemen Kesehatan
Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No: 403/KPTS/M/2002
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat
(Rssehat). Jakarta: Menteri Dalam Negeri
Peraturan Menteri Kesehatan No. 1077/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman
Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Undang-undang Republik Indonesia No:1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Perumahan. Jakarta: Presiden republik Indonesia
25
LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN
A. Untuk penghuni rumah:
1. Berapa luas tanah dan bangunan ?
2. Berapa jumlah anggota keluarga ?
3. Menurut Anda, apakah kondisi lingkungan termasuk daerah yang
bising ?
4. Darimanakah sumber air bersih dan air minum yang digunakan ?
5. Apakah kebutuhan terhadap air tercukupi ?
6. Berapa jumlah kamar tidur?
7. Berapa jumlah penghuni dalam 1 kamar tidur?
8. Berapa luas kamar tidur?
9. Berapa jumlah kamar mandi dalam 1 rumah?
10. Kapan sampah yang ada di tempat sampah didalam rumah di buang di
tempat sampah di depan (luar) rumah?
11. Berapa hari sekali sampah yang ada di depan (luar) rumah diambil?
12. Pertanyaan untuk rumah yang melakukan pemilahan sampah :
13. Untuk kompos yang dihasilkan dari kegiatan komposting, apakah dipakai
sendiri atau juga untuk dijual?
14. Apa yang dilakukan dengan sampah bahan anorganik?
26
INSTRUMEN PENILAIAN SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN
Tempat observasi : Perumahan Bhaskara sari RW 2/ RT 1-10
Luas area perumahan :
Jumlah penduduk :
No Variabel penilaian Indikator Bobot Nilai Nilai
Observasi Skor
V
Lingkungan
perumahan
Lingkungan Perumahan30%
1.
Sarana Kesehatan
1. Tidak ada2. Ada, Jauh (jalan
kaki > 1 Km) 3. Ada, Dekat (jalan
kaki < 1 Km)
01
2
2. Sarana Rekreasi dan Olahraga
1. Tidak ada2. Ada, Jauh (jalan
kaki > 1 Km) 3. Ada, Dekat (jalan
kaki < 1 Km)
01
2
3. Sarana pertamanan dan ruang terbuka hijau
1. Tidak ada2. Ada , kurang (<30%
luas wilayah)3. Ada, cukup (>30%
luas wilayah
0
1
2
4. Sarana Perbelanjaan
1. Tidak Ada2. Ada, Jauh (jalan
kaki > 1 Km) 3. Ada, Dekat (jalan
kaki < 1 Km)
0
1
2
5. Sarana pemakaman
1. Tidak ada2. Pemakaman diluar
area perumahan3. Pemakaman di area
perumahan
012
6. Jaringan Jalan
a. Kondisi1. Berlubang lebar
0
27
jalan < 3 m2. Berlubang lebar
jalan > 3m3. Rata, Lebar jalan
< 3 m.4. Rata, Lebar jalan
> 3m
1
2
3
b. Kebersihan1. Kotor, banyak
sampah berceceran
2. Bersih
0
1
7. Jaringan saluran pembuangan air limbah
1. Terbuka dan berbau2. Tertutup dan berbau3. Terbuka dan tidak
berbau4. Tertutup dan tidak
berbau
012
3
8. Drainase a. Ketersediaan1. Tidak Ada2. Ada, gabung
dengan saluran air limbah
3. Ada, terpisah dengan saluran air limbah
01
2
b. Kondisi1. Buntu, kotor2. Lancar, bersih
01
9.
Tempat pembuangan sampah (TPS)
a. Ketersediaan1. Tidak ada2. Ada
01
b. Kondisi1. Kotor, tidak
terawat2. Cukup bersih,
terawat
01
c. Pengelolaan1. Tidak dipilah2. Dipilah organik –
anorganik3. Dipilah organik –
anorganik – plastik - kaleng
01
2
10 Jaringan air bersih
1. Ada , berasal dari PDAM dan tidak lancar
2. Ada , berasal dari
0
1
28
PDAM dan lancar. 11 Jaringan
listrik1. Tidak terdapat
gardu/ jaringan PLN/genset dan sering terjadi pemadaman
2. Terdapat gardu/jaringan PLN/genset dan jarang terjadi pemadaman
0
1
12 Sarana pemadam kebakaran
1. Sulit dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran
2. Terdapat perlengkapan pemadam kebakaran dan mudah dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran
0
1
13 Sarana Penerangan Jalan Umum
1. Tidak terdapat penerangan jalan umum.
2. Tidak semua penerangan jalan umum menyala (rusak)
3. Semua Penerangan jalan menyala.
0
1
2
14 Jarak antara rumah
1. Jarak antara dinding pembatas rumah menjadi satu
2. Masing-masing rumah memiliki dinding pembatas sendiri
0
1
15 Keadaan geografi
1. Daerah rawan bencana alam (banjir)
2. Bukan daerah rawan bencana alam (banjir)
0
1
16 Tidak terletak pada daerah rawan
1. Terletak pada perlintasan kereta api atau langsung menghadap jalan
0
29
kecelakaan raya2. Tidak terletak pada
perlintasan kereta api atau tidak langsung menghadap jalan raya
1
17 Pengelolaan sampah
1. Dibuang di lokasi pembuangan sampah (yang jauh dari lingkungan tempat tinggal)
2. Dengan pembuatan lubang sampah, dengan menimbun atau dikelola untuk dibuat pupuk
1
2
18 Genangan air
1. Tergenang > 1 minggu dan menjadi sarang vector nyamuk
2. Tergenang < 1 minggu
0
1
JUMLAH 25%
Catatan :
1. Sarana rekreasi dan olahraga dapat berupa lapangan olahraga atau tempat
fitness
2. Sarana perbelanjaan dapat berupa pertokoan atau pasar
(tradisional/modern)
Cara penggunaan instrumen :
1. Hasil penilaian observasi ditulis pada kolom hasil observasi , besar nilai
observasi telah di tentukan pada kolom nilai, tinggal menyesuaikan antara
hasil observasi dan nilainya.
2. Nilai observasi kemudian dikalikan dengan bobot dan di tulis pada kolom
skor.
3. Jumlahkan skor yang telah di dapatkan. (Skor = Bobot x Nilai observasi)
4. Klasifikasi:
a. Rumah sehat : ≥ 75%
b. Rumah kurang sehat : 60-74%
c. Rumah tidak sehat : < 60%
30
5. Presentase :
TOTAL SKOR RUMAHJUMLAH SAMPEL RUMAH
+Jumlah Skor Lingkungan Perumahan
31
INSTRUMEN PENILAIAN RUMAH
Nama Peneliti :
Nama Kepala Keluarga :
Jumlah Anggota Keluarga :
Luas tanah :
Luas Bangunan :
Jumlah Kamar tidur :
Luas Kamar Tidur :
Jumlah penghuni dalam 1 kamar :
Jumlah kamar mandi dalam satu rumah :
No Variabel penilaian Indikator penilaian Bobot Nilai
Nilai observas
iSkor
II Sarana Sanitasi Rumah25%
1. Ketersediaan air minum dan air bersih
a. Sumber air minum1. Air Sumur2. Air PDAM3. Air isi ulang4. Air kemasan
0123
b. Sumber air bersih1. Air hujan2. Sumur3. Sumur dan
PDAM4. PDAM
0123
c. Kondisi air1. Sangat keruh2. Keruh3. Tidak keruh
012
d. Kuantitas1. Tidak cukup2. Cukup
01
2. Tempat sampah
a. Ketersediaan di setiap rumah1. Tidak ada2. Ada, hanya 13. Ada >1
012
b. Kondisi1. Terbuka,
menimbulkan 0
32
bau, dan menjadi sarang vektor
2. Terbuka, menimbulkan bau, dan tidak menjadi sarang vektor
3. Terbuka, tidak menimbulkan bau, dan tidak menjadi sarang vektor
4. Tertutup,tidak menimbulkan bau, dan tidak menjadi sarang vektor
1
2
3
c. Material pembuat tempat sampaha. Kayub. Karetc. Plastikd. Batu bata dan
semen
0123
d. Pemilahan tempat sampaha. Tidak dipisahb. Organik –
anorganikc. Organik – plastik
– kertas – kaca – kaleng
01
2
3. Sarana penyimpanan makanan
a. Ketesediaan1. Tidak ada lemari
makan / tudung saji dan tidak ada kulkas
2. Ada, hanya almari makan / tudung saji
3. Ada hanya kulkas4. Ada almari makan
dan kulkas
0
1
23
b. Kondisi1. Masih di datangi
rodent2. Terbebas dari
rodent
0
1
33
4. Sarana Pembuangan Kotoran
a. Bentuk1. Plengsengan2. Cemplung3. Septic tank4. Komunal à
IPAL
0123
5. Sarana Pengelolaan Air Limbah
a. Ketersediaan1. Tidak Ada2. Ada
01
b. Bentuk pengelolaan1. Diresapkan ke
dalam tanah (sumur resapan)
2. Disalurkan dengan perpipaan ke saluran umum
3. Untuk memelihara ikan / diolah secara mandiri
4. Disalurkan ke IPAL
0
1
2
3
JUMLAHNoII.
Variabel Penilaian
Komponen Bobot
Nilai Nilai Observasi
Skor
Perilaku Penghuni25%
1. Membuka jendela kamar tidur
a. Tidak pernah dibuka
b. Jarang dibuka c. Setiap hari dibuka
tapi waktunya tidak pasti(seingatnya)
d. Setiap pagi dibuka
0
12
32. Membuka
jendela ruang keluarga
a. Tidak pernah dibuka
b. Jarang dibukac. Setiap hari dibuka
tapi waktunya tidak pasti(seingatnya)
d. Setiap pagi dibuka
0
12
33. Membersihkan
rumah dan halaman
a. Tidak pernahb. Jarangc. Sering
012
4. Membuang sampah pada tempat sampah
a. Tidak pernah (dibuang di sembarang tempat)
b. Jarang membuang
0
1
34
sampah di tempat sampah
c. Sering membuang sampah di tempat sampah
2
5. Kebiasaan memilah sampah
a. Tidak pernahb. Kadang-kadangc. Sering
012
6. Pengelolaan sampah rumah tangga
a. Tanpa melakukan 3R
b. Melakukan salah satu/dua dari 3R
c. Melakukan 3R
0
1
27. Pengomposan a. Tidak melakukan
pengomposan tingkat rumah tangga.
b. Melakukan pengomposan tingkat rumah tangga
0
1
8. Kebiasaan Merokok
a. Ada, di dalam rumah
b. Ada, di luar rumahc. Tidak
0
12
9. Mencuci tangan dengan sabun
a. Tidak pernahb. Jarangc. Sering
012
10.
Penggunaan Obat Nyamuk
a. Tidak memakai obat nyamuk
b. Memakai obat nyamuk bakar/semprot/elektrik
c. Memakai kelambu dan/ kasa
0
1
2
JUMLAH
No Variabel penilaian Indikator penilaian Bobot Nila
iNilai observasi Skor
III Vektor dan Hewan Peliharaan 10%
1. Jentik 1. Ada2. Tidak Aa
01
35
2. Nyamuk 1. Banyak2. Sedikit3. Tidak ada
012
3. Tikus 1. Ada2. Tidak
01
4. Hewan Peliharaan
a. keadaan1. Punya, tanpa
kandang2. Punya, ada
kandang tidak pernah dibersihkan
3. Punya, ada kandang dibersihkan seminggu sekali
4. Punya, ada kandang dan dibersihkan setiap hari
5. Tidak Punya
0
1
2
3
4
b. Perawatan hewan a. Tidak pernah
dibersihkanb. Dibersihkan
≥1bulan sekalic. Dibersihkan
1minggu sekalid. Dibersihkan
setiaphari
0
1
2
3
JUMLAH
No. Variabel Penilaian
Indikator Bobot Nilai Nilai Observasi
Skor
IV Kondisi Rumah20%
1. Dinding Rumah
1. Menggunakan Kayu atau triplek2. Menggunakan batu bata yang diplester tapi tidak di cat3. Menggunakan batu bata yang diplester dan
0
1
2
36
di cat 2. lantai 1.Tidak mudah
dibersihkan dan tidak kedap air2. Tidak mudah dibersihkan dan kedap air.3.Mudah dibersihkan dan tidak kedap air.4.Mudah dibersihkan dan kedap air.
0
1
2
3
3 Ventilasi Rumah
a. Ketersediaan1. Tidak ada2. Ada < 10% luas lantai3.Ada > 10% luas lantai
01
2
4 Ventilasi Dapur
1. Tidak ada2. Ada <40% luas lantai dapur3. Ada >40% luas lantai dapur
01
2
5. Atap Rumah 1. Tidak rapat, bocor2. Rapat, bocor3. Rapat , tidak bocor
123
6. Pencahayaan Rumah
a. Ketersediaan 1. Tidak ada2. Ada
01
b. Ukuran1. <1/10 Luas bangunan2. >1/10 Luas bangunan
0
1
c. Besar cahaya yang masuk1. <60 lux2. 60 lux
01
7. Pencahayaan Kamar
a. ketersediaan 1. Tidak ada2. Ada
01
b. Ukuran1. <1/10 Luas kamar2. >1/10 Luas kamar
01
37
c. Besar cahaya yang masuk1. <60 lux2. >60 lux
01
8. Kelembapan 1. < 40% atau >70%
2. 40-70%
0
1
Suhu 1. < 18° C atau > 30° C
2. 18° C sampai 30° C
0
1
9. Kepadatan Penghuni Rumah *)
1. Tidak sesuai2. Sesuai
01
10. Kepadatan Penghuni kamar
1. Luas kamar < 8 m2 penghuni > 2 orang
2. Luas kamar 8 m2 untuk 2 orang
3. Luas kamar >8m2 untuk 2orang
0
1
2
11. Garasi 1. Tidak ada2. Ada
01
JUMLAH
Catatan :
1. Sesuai tidaknya ukuran rumah dengan kepadatan penghuni disesuaikan dengan
table di bawah ini.
38
39
REKAPITULASI HASIL SURVEI
LINGKUNGAN PERUMAHAN
NO INDIKATOR BOBOT NILAI MAX
1 2 22 2 23 1 24 2 25 2 26 A 3 3 B 1 17 2 38 A 1 2 B 1 19 A 1 1 B 1 1 C 1 2
10 1 111 1 112 1 113 2 214 1 115 1 116 2 117 1 218 1 1
TOTAL 30 31 35SKOR 930 1050
40
RUMAH
I. SANITASI RUMAH
NO INDIKATOR BOBOT RESPONDEN 1 RESPONDEN 2 RESPONDEN 3 RESPONDEN 4 RESPONDEN 5 MAX
1 A 2 3 2 1 0 3 B 2 2 3 3 2 3 C 2 2 2 2 2 2 D 1 1 1 1 1 12 A 2 2 2 2 1 2 B 2 3 3 3 3 3 C 2 2 2 2 3 3 D 1 0 1 1 0 23 A 3 3 3 1 3 3 B 1 1 1 1 1 14 A 2 2 2 2 2 35 A 0 0 1 0 0 1 B 1 3 1 2 1 3
TOTAL 25 21 24 24 21 19 30SKOR 525 600 600 525 475 750
41
II. PERILAKU PENGHUNI
NO INDIKATOR BOBOT RESPONDEN 1 RESPONDEN 2 RESPONDEN 3 RESPONDEN 4 RESPONDEN 5 MAX
1 3 2 3 3 1 32 3 0 1 0 0 33 2 1 1 1 2 24 2 2 2 2 2 25 2 0 0 2 0 26 1 1 0 2 0 27 1 1 1 1 0 18 1 0 2 0 2 29 2 0 1 1 0 210 1 1 1 1 1 2
TOTAL 20 18 8 12 13 8 21SKOR 360 160 240 260 160 420
42
III. VEKTOR DAN HEWAN PELIHARAAN
NO INDIKATOR BOBOT RESPONDEN 1 RESPONDEN 2 RESPONDEN 3 RESPONDEN 4 RESPONDEN 5 MAX
1 0 1 1 0 1 12 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 14 A 3 3 0 2 4 4 B 3 3 2 2 3 3
TOTAL 10 6 7 3 4 8 11SKOR 60 70 30 40 80 110
43
IV. KONDISI RUMAH
NO INDIKATOR BOBOT RESPONDEN 1 RESPONDEN 2 RESPONDEN 3 RESPONDEN 4 RESPONDEN 5 MAX
1 2 2 2 2 2 22 3 2 2 3 3 33 1 1 2 1 1 24 0 2 2 1 2 25 1 2 3 3 2 36 A 1 1 1 1 1 1 B 0 0 1 0 0 1 C 0 1 0 0 1 17 A 1 1 1 1 1 1 B 0 0 1 0 0 1 C 0 1 0 0 0 18 1 1 1 0 1 19 0 0 0 1 0 110 0 0 1 1 1 111 2 2 2 2 2 212 0 0 1 0 1 1
TOTAL 15 12 16 20 16 18 24SKOR 180 240 300 240 270 360
44
DOKUMENTASI
45
46
47
48