ik l b slam - · pdf filebulletin jurnal kegiatan bulanan- edisi xxx, agustus 2015/syawal 1436...
TRANSCRIPT
Jurnal Kegiatan Bulanan- Edisi XXX, Agustus 2015/Syawal 1436bulletin
slambIK LH AL MAS A BER
bimasislam.kemenag.go.id
Dirjen:
Belajar Agama dari InternetHarus Berhati-hati
2
Profil
bimasislam.kemenag.go.id
Pembawaannya tenang, seperti tak punya beban. Ngobrol dengan Pak Tisna, demikian akrab disapa, umpama mengobrol dengan tiga orang sekaligus dengan ayah yang mengayomi, dengan guru tempat menimba ilmu, dan dengan teman karib tempat melepas tawa. Gayanya yang kalem, membuat perbincangan serius b i a s d i i k u t i t a n p a p e r l u mengeryitkan dahi.Nama lengkapnya Cuma satu kata, jelas dan singkat: Sutisna. Dari namanya mudah diketahui pria berkumis ini berasal dari tatar
Sunda. Pria yang sudah mengabdi sebagai pegawai negeri sejak 1988 itu kini menjabat sebagai Kasubdit Pembinaan Nazhir dan Lembaga Wakaf, pada Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Ditjen Bimas Islam.Kehadiran Pak Tisna di Direktorat Pemberdayaan Wakaf membawa suasana yang baru. Di mata para staf, Pak Tisna dikenal sebagai pimpinan yang sering membimbing, juga mudah akrab tanpa kehilangan keseriusan dalam bekerja.Dalam kehidupan keluarga, ayah dari empat anak itu senantiasa
mengakrabkan keluarganya dengan agama. Harapannya satu, ia bersama keluarganya bias bersama-sama di surge kelak. “Anak itu perannya dua di akhirat. Ia akan menjadi penyebab syafaat bagi ayah bundanya jika kedua orang tua mengajarkan agama secara benar. Maka orang tua akan mendapatkan kebaikan dari hasil didikannya kepada anak. Namun demikian, anak juga bias menjadi penyebab kecelakaan kita di akhirat. Jangan sampai, na'udzubillah, anak kita menuntut kita di akhirat sebab tidakpernah diajarkan agama oleh kita semasa di dunia.” tutur Pak Tisna kepada bimasislam. Untuk itulah, pria yang dilantik sebagai Kasubdit sejak 24 Februari 2014 itu selalu mengingatkan keempat anaknya untuk tekun belajar agama.
Sejak memimpin Subdit Pembinaan Nazhirdan LembagaWakaf, Pak Tisna mencurahkan segenap waktunya untuk melakukan bimbingan dan pembinaan kepada para nazhir dan lembaga-lembaga pengelola wakaf. Yang diinginkan oleh Priakelahiran Jakarta, 22 September 1963 itu adalah bagaimana para nazhir memiliki kemampuan memberdayakan wakaf sehingga menghasilkan value secara ekonomi dan lebih produktif. Saat ini, demikian Pak Tisna bertutur, masih banyak di antara pewakaf (wakif) yang menunjuk nazhir (pengelola asset wakaf) hanya lantaran kedekatan secara emosional, misalnya sebatas dipandang sebagai guru ngaji di kampung, tapi mengabaikan kompetensi manajerial. Tanpa mengurangi ihtiram terhadap para ustadz, hal ini mengakibatkan asset wakaf yang seharusnya dapat bernilai ekonomi menjadi asset beku yang tak produktif. “itulah mengapa kita berkewajiban untuk menyadarkan umat tentang sisi ekonomis dari pemberdayaan wakaf. Jangan sampai umat Islam menjadi miskin di negeri yang memiliki asset wakaf demikian besar, padahal peran wakaf bagi kesejahteraan ekonomi umat sebetulnya sangat besar” terangnya.Saat ditanya harapannya pada pemberdayaan wakaf produktif di tanah air, mantan Kasubag Pelaksanaan Anggaran dan Perbendaharaan, pada Sekretariat Ditjen Bimas Islam itu berpesan agar para nazhir dan lembaga pengelola wakaf memiliki will untuk memajukan wakaf di tanah air. “Ayo kita belajar bagaimana cara ber-entrepreneur berbasis wakaf, ayo kita sama-sama belajar melakukan
analisis pasar untuk melihat prospek ekonomi wakaf sesuai karakteristik lokasi, ayo kita sama-sama belajar manajemen dan ekonomi secara professional. Ini semua perlu agar kita bias memberdayakan wakaf sebesar-besarnya untuk kesejahteraan umat.”tutur Pak Tisna.Keberadaan Nazhir di masyarakat, katanya melanjutkan, harus menjadi sosok yang menjadi contoh pribadi-pribadi yang shalih secara agama, dan professional dalam hal manajemen usaha. “Jadi Nazhir adalah pribadi yang mencerminkan integritas atau perpaduan antara keshalihan dan profesionalisme.” tegasnya.(ska) []
H. Sutisna, S.Sos
Enterpreneur berbasis Wakaf
3
bimasislam.kemenag.go.id
Jakarta, bimasislam—Presiden Joko Widodo memberikan
instruksi untuk menyelesaikan insiden kerusuhan di Tolikara,
Papua. Presiden Jokowi, demikian akrab disapa, mengucurkan
dana bantuan sebesar Rp 1miliar untukmembangun kembali
fasilitasibadahdankiosyangrusakakibat
kerusuhanyangterjadisaatHariRayaIdul
Fitriitu.Keterangantersebutdisampaikan
oleh Panglima TNI Jenderal Gatot
Nurmayanto pada Rabu (22/7) di Istana
Negara,Jakarta.
“PresidenakanmemberibantuanRp1M.
Bantuan ini akan digunakan untuk
membangunrumahibadahdankios,”ujar
Gatot.
Terkait jumlah kios yang akan dibangun,
PanglimaTNImengatakanpembangunan
kiostersebutbertambahsebanyak15unit
untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi putra daerah. Sehingga jumlah
kiosyangakandibangunmenjadi85unit
darisebelumnyaberjumlah70unit.
Selain dari presiden, bantuan untuk
korban kerusuhan di Tolikara juga
berdatangan dari sejumlah lembaga
filantropiantaralainDompetDhuafa(DD),
PosKeadilanPeduliUmat (PKPU),RumahZakat (RZ),dan juga
public figurePandjiPragiwaksono(ska/foto:setneg)
Kuningan, bimasislam—Meihat sisi
lain perayaan Idul Fitri tidak melulu
tentang kemacetan arus mudik. Ya,
momenIdulFitri jugamenjadiwaktu
favorit untukmelangsungkan hajatan
bagi warga Kuningan,Jawa Barat,
khususnya pekawinan. Hampir di
setiapdesadijumpaisatusampaidua
tendalengkapdenganpelaminan,dan
beberapa bahkan dihibur dengan
orkesdangdut.Walhasil,momen Idul
Fitridimanaseluruhanggotakeluarga
tengah berkumpul, benar-benar
menjelma menjadi ajang silaturahim
yangmembahagiakan.
Hal iniberbanding lurusdengandatayangterteradalamcatatan
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cibingbin, Kuningan.
WilayahyangberbatasanlangsungdenganJawaTengahiniterdiri
10desadenganpendudukberjumlah37.722jiwa. Biasanya,setiap
bulanfrekuensiperistiwanikahdikecamataniniberjumlah20-30
pernikahan. Namun bertepatan dengan momentum Idul Fitri,
jumlah pengajuan pernikahan melonjak menjadi60 peristiwa.
Hebatnya,60peristiwanikahiniakandiselenggarakanpascalebaran
hanyasampaiakhirJuli2015.
KantorUrusanAgama(KUA)KecamatanCibingbinyangterletakdi
Desa Sukaharja, hanyamemiliki dua orang penghulu, satu orang
merangkap sebagai Kepala KUA. Didin Wahidin, penghuluyang
merangkapkepalaKUAkepadabimasislammenuturkan,pelayanan
pernikahan tetap dilakukan meski di
harilebaran.
“Sejakharikedualebaran,kamisudah
sibuk menikahkan. Sehari bisa 4-5
tempat. Ya kita atur waktu dan bagi
wilayah saja, alhamdulillah semua
terlayani,”tuturnya dengan penuh
senyum.
Ia melanjutkan, selain momen Idul
Fitri,peningkatanperistiwanikahjuga
terjadi di bulan rayagung atau Idul
Adha,walaujumlahnyatidaksebanyak
saat Idul Fitri. Menurutnya, sebagian
masyarakatKuninganmemilikihitung-
hitungandalammenentukantanggalpernikahan.
“Dikeduamomen inibiasanyakesibukankamimeningkat tajam,
bahkanhampirtakadawaktuistirahat,”pungkasnyadenganramah.
Disinggung perihal kendala salam pengelolaan SIMKAH,
Aminuddin, staf pada KUA Cibingbin mengeluhkan aliran listrik
yangseringmatidanjaringaninternetyangbelumtersedia.Untuk
menyiasatinya, input data dilakukan pagi hari, sementara proses
uploaddilakukansaatjaringaninternetnormal.
Walaudalamketerbatasan,pelayanantetapdilakukansecaraprima.
Hal ini terlihat dengan model pelayanan yang cepat dan
mengedepankan kepuasan masyarakat, serta menyampaikan
informasi seperti bebas pungutan, standarwaktu pelayanan dan
lainnya, baikmelalui spanduk, bannermaupun papan informasi.
(kangjeje/foto:bimasislam)
Sibuknya Penghulu Selepas Lebaran
Bangun Kembali Fasilitas yang Rusak di Tolikara, Presiden Kucurkan Bantuan Rp 1 M
Jakarta, bimasislam— Ditjen Bimas Islam, Kementerian Agama
menggelontorkan dana sebesar Rp 10 Milyar untuk
memproduktifkanasetWakafdi20provinsi,yaituprovinsiJawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Bali, NTB,
Riau,SumateraUtara,Lampung,SumateraBarat,KepulauanRiau,
Sumatera Selatan, Jambi, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat,
Gorontalo, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan dan Maluku.
Masyarakat bisa memanfaatkan bantuan tersebut untuk
memproduktifkanasetwakafyangdimilikinya.
“Bantuan wakaf produktif ini ditujukan untuk 20 lokasi tanah
wakaf,dimanatiap-tiap lokasidianggarkansebesarRp500 juta.
Namun angka sebesar itu mungkin berubah sesuai dengan
pertimbangan pihak Kantor Wilayah Kemenag provinsi
masing-masing,” demikian disampaikan Sutisna, Kasubdit
Pembinaan Nazhir dan LembagaWakaf, kepada bimasislam,
Kamis(23/07).
Sutisnamenambahkansudahsaatnyamasyarakatmemahami
bahwaasetwakafharusdiproduktifkan.“Filosofidarikonsep
wakafituadalahmemberdayakanekonomiumat.Jadijangan
lagiasetwakafdipahamihanyasebatas'bendamati'yangtidak
berdaya secara ekonomi. Wakaf harus berperan dalam
mengembangkan kesejahteraan umat. Bantuan ini
dimaksudkandalamkerangkatersebut,agartanahwakafbisa
memberikan manfaat ekonomis bagi kesejahteraan umat”
tuturnya.
Dikatakan Sutisna, sejauh ini programwakaf produktif telah
berjalan di sejumlah wilayah di Indonesia. Masyarakat
memanfaatkan bantuan wakaf produktif itu untuk membangun
berbagai bentuk usaha di atas tanahwakaf sepertiminimarket,
rumahkos,rumahsakit,SPBUdanberbagaibentukusahalainnya.
Untuk mendapatkan bantuan tersebut di tahun 2015 ini,
masyarakat bisa mengajukan proposal bantuan permohonan
wakaf produktif yang ditujukan kepada Kepala KantorWilayah
KementerianAgamadiProvinsimasing-masing.Proposaltersebut
dilengkapidenganrekomendasidariKantorUrusanAgama(KUA)
Kecamatan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
setempat dengan dilengkapi bukti legalisasi tanah wakaf.
(ska/fir/bimasislam)
4
bimasislam.kemenag.go.id
Jakarta , b i m a s i s l a m— “Dalam rangka
mewujudkan lembaga pelayan publik yang
berintegritas, KUA harus didukung SDM dan
jumlahpenghuluyangmemadai.Saatini,jumlah
penghuluyangadaberjumlahhanya4.630orang,
sementara peristiwa nikah setiap tahunnya
berkisar 2 juta lebih. Kondisi ini tentu sangat
timpangantarajumlahpenguhuludenganbeban
tugas yang banyak”, demikian dikatakan oleh
MenagsaatmemberikansambutandalamRakor
Urais dan Binsyar bersama instansi terkait di
Auditorium HM. Rasyidi, gedung Kemenag,
Jakarta(9/7).
Lebih lanjut Menag mengatakan, pada tahun
2016telahdiagendakanuntukmendiklatsebanyak2.500calon
penghulu.Mengingat penghulu sebagai jabatan fungsional yang
membutuhkan kapasitas tertentu, maka harus dilakukan
assessmentyangcermatdanlebihintensdanberkualitasterhadap
paracalonpenghulu,sehinggamerekaakanmenjadipetugasyang
memilikiintegritasdanwawasanyangbaik.
Olehkarenaitu,MenagmenginstruksikankepadaseluruhKepala
Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi untuk
menginventarisasi kebutuhan penghulu,untuk selanjutnya
dilakukan assessment. Dengan adanya jumlah penghulu yang
memadai,kita harapkan pelayanan pencatatan nikah akan
terlaksanasecaramaksimal,tukasnya.
DalamRakortersebuthadirseluruhKepalaKanwilKemenagse-
Indonesia dan Sekretaris Daerah Provinsi seluruh Indonesia.
Menurutsalahsatupanitia,AdibMachrus,kehadiranparaSekda
Provinsise-Indonesiadiharapkandapatmemberikandukungan
terhadap pelaksanaan akuntabilitas layanan pernikahan pada
KUAyangbebaskorupsi.
“SekdaProvinsikamiundangagarmerekamengetahuimasalah-
masalahdilapanganterkaitketerlibatanRT,RW,danLurahdalam
layananadministrasipernikahanyangseringmenimbulkanbiaya
tinggi di luar ketentuan. Dengan mereka hadir di sini dapat
memberikankontribusinyauntukperbaikanlayananpernikahan”,
tutupnya. (thobib/foto:ilustrasi)
Produktifkan Wakaf dengan Bantuan Kemenag, ini Prosedurnya!
Menag Instruksikan seluruh Kepala Kanwil Kemenag Inventarisir Kebutuhan Penghulu
5
Jakarta,bimasislam-Seiringupayauntukmembangunpengelolaan
zakatyangamanah,profesional,transparandanakuntabelmelalui
penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai standar
akuntansi, Direktorat Pemberdayaan Zakat mulai tahun 2015 ini
menyelenggarakan program Sosialisasi Standar Akuntansi
KeuanganLembagaZakatkepadaBAZNASdaerahse-Indonesia.
StandarakuntansilembagazakatmengacupadaPernyataanStandar
Akuntansi Keuangan atau dikenal dengan PSAK 109: Akuntansi
Zakat dan Infak/Sedekahyang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia(IAI).
Sosialisasi PSAK dilaksanakan tiga angkatan. Angkatan I
dilaksanakantanggal6–7Juli2015diJakarta,dibukasecararesmi
oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Prof. Dr.
Machasin,MA.
Dalam arahan pembukaan kegiatan sosialisasi, Machasin
menggarisbawahipentingnyastandarakuntansibagilembagazakat
sebagaipengeloladanamasyarakat.Setiaplembagapengelolazakat
harusbersediadiauditdanmelaporkanhasilpengelolaannya.Orang
yang punya kepentingan (stakeholders) harus diberi tahu semua
yang dikerjakan oleh BAZNAS dan LAZ. Pengelolaan dana zakat
harusdicatatdandilaporkan.
Machasin mengatakan, “Pekerjaan sebagai amil zakat adalah
mengurus orang banyak sehingga dituntut keterbukaan. Berbeda
denganmengelolauangmiliksendiri,bilakurangditambahsendiri
dankalauberlebihdisimpansendiri.Namuntidakdemikianhalnya
mengeloladanazakat.”
Diamemberiilustrasi,dalammasyarakatseringterjadisebaliknya.
IbadahyangmenyangkuthubunganmanusialangsungdenganAllah
diceritakankepadaoranglain,misalnyasudahberapakalipergihaji
danumrah,dansebagainya.Sedangkanpekerjaanmuamalahyang
terkaitdengankepentinganorangbanyakkurangterbuka.
“Transparansidalampengelolaankeuangan lembagazakatadalah
untukmencegahtimbulnyasu'udzanterhadapamilzakat.Disinilah
sayakiramaknaakuntansi, ialahmengadministrasikankeikhlasan
dalamberbuat.”tegasGuruBesarUINSunanKalijagaYogyakartaitu.
Hadirdalamacarapembukaansoremenjelangberbukapuasadan
sekaliguspemateriDirekturPemberdayaanZakatDrs.H.JajaJaelani,
MM. Selain materi pokok PSAK 109 yang dibawakan oleh
narasumberakuntandariBAZNAS,parapesertamemperolehmateri
suplemen tentang Perubahan Pola Pembiayaan BAZNAS Dalam
AdministrasiKeuanganNegarayangdisampaikanSesditjenBimas
IslamProf.Dr.MuhammadiyahAmin.
KasubditPengawasanLembagaZakatdanWakilSekretarisBAZNAS
M.FuadNasarkepadabimasislam mengatakansosialisasistandar
akuntansikeuanganlembagazakatmerupakansalahsatuprogram
unggulandaninovatifDirektoratPemberdayaanZakattahun2015.
Kegiatan ini belum pernah diadakan sebelumnya. Kegiatan
sosialisasi PSAK 109 diikuti peserta pengelola keuangan harian
utusanBAZNASprovinsise-Indonesia.Adapunoutcome-nyaadalah
untukpeningkatankualitaslaporankeuanganlembagazakatyang
berdampak pada kepercayaan masyarakat dan optimalisasi
pengelolaan zakat untuk pengentasan kemiskinan .
(mfns/bimasislam)
bimasislam.kemenag.go.id
Jakarta, bimasislam—Kabar duka datang dari Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Ngaringan, Grobogan, Jawa Tengah.
Seorang penghulu bernama Nurhadi meninggal dunia sesaat
setelah menjalankan tugas di desa Sumberagung, Ngaringan,
sekitar10KMdarikantortempatnyabertugas.Setelahmencatat
peristiwanikah,motoryangdikendaraiNurhadisempatmogok
dandituntunkebengkelterdekat.
Dalam pesan viral yang beredar di kalangan petugas pencatat
nikah pada Rabu (29/7), Dilaporkan bahwa saat menunggu
motornya diperbaiki, Nurhadi tertidur, namun kemudian tidak
terbangunlagi.Nurhadikemudiandiketahuimeninggaldibengkel
tersebut.
Kabar duka ini juga sampai ke telinga Dirjen Bimas Islam,
Machasin.SaatmembukaKegiatanKoordinasiPengelolaanSIMBI
diJakarta,Rabu(29/7)mantanKepalaBadanLitbangKemenagitu
mengatakan turut berdukacita dan mengajak seluruh peserta
membacakan al-fatihah untuk almarhum. Machasin juga
mengajak semua peserta kegiatan untuk mendoakan agar
kematianNurhadimerupakankematianyangkhusnulkhatimah
atauberakhirdenganbaik.(sigit/foto:Ilustrasi)
Direktorat Zakat Sosialisasikan SAK Zakat Kepada BAZNAS Daerah
Penghulu Meninggal Saat Bertugas, Dirjen Kirimkan al-Fatihah
6
Makassar, bimasislam— Ada yang menarik dalam perhelatan
MuktamarMuhammadiyahke-47 yangberlangsungdiMakassar,
SulawesiSelatan.DalamhajataanAkbarMuhammadiyahitu,Maarif
Institute memperkenalkan Fikih kebhinekaan yang membahas
penerimaan Islam terhadap kelompok
berbeda.
FajarRizaUlHaq,DirekturEksekutifMaarif
Inst i tute , mengatakan bhwa Fikih
Kebhinekaan yang digagas Maarif Institut
memiliki peran penting sebagai pedoman
bagihubungansosialkemasyarakatan.
“PeristiwadiTolikaratelahmenyadarkankita
tentang pentingnya merumuskan pedoman
hubungan sosial kemasyarakatan yang
majemuk seperti Indonesia. Semua umat
beragama mesti memahami realitas
kemasyarakatandanbisabersikaparif.
Toleransi tulus haruslah bersifat dua arah, ada hubungan positif
saling memberikan rasa aman bagi masing-masing pihak", kata
Fajar,Rabu(5/8).
Fajarmengatakan,dalamFiqihKebhinekaan,kesetaraanhaktidak
dibatasiolehperbedaanidentitasdanlatarbelakangsepertigender,
stratasosial,etnismaupunagama.Halinisebagaimanadicontohkan
ketika seorang minoritas Muslim, Halija Marding, di Minahasa,
menjadi kepala desa di daerah yang mayoritas non-Muslim.
Fenomenasebaliknyaadalahsaatseorang
nonMuslimbernamaSusanmenjadilurah
didaerahmayoritasMuslimdiJakarta.
Dikatakan Fajar, Fikih Kebhinekaan
ditujukan untuk mencapai kemaslahatan
umum yang sesua i dengan v i s i
Muhammadiyah. Fikih Kebhinnekaan ini
akan mendorong hubungan sosial yang
harmonis, menghilangkan diskriminasi,
memperkuat demokra t i sas i dan
memberikanlandasanreligiusbaginegara
dalam memenuhi hak-hak masyarakat
secaraberkeadilan.
“Hemat saya, Fikih Kebinekaan ini senafas dengan visi
Muhammadiyah untuk Islam Berkemajuan” katanya .
(ska/bimasislam)
bimasislam.kemenag.go.id
Jakarta,bimasislam—PusatObservasiBulan(POB)Sukabumiyang
baru sebagai kompensasi PLN kepada Kemenag RI karena
penglihatanhilalterhalangolehcerobongPLTU,diserahterimakan
oleh General Manager PLN kepada Dirjen Bimas Islam di
AuditoriumHM.Rasyidi,GedungKemenagRI,Jakarta(9/7).Dalam
serah terima tersebut disaksikan oleh seluruh Kepala Kanwil
KemenagProvinsi se-IndonesiasebagaipesertaRakorUraisdan
PembinaanSyariah.
Dalam sabutan pembukaannya, Menag mengampaikan berbagai
upayapenyatuankalenderhijriyah,khususnyapertemuandengan
Ormas-ormasIslamuntukmelihattitiktemudalammenentukan
awalRamadhan,IdulFitri,danIdulAdha.
“Semangat penyatuan kalender Hijriyah ini tidakmemposisikan
satupendapatberadadiataspendapatyanglain,ataumengecilkan
pandangansatukelompokdiataskelompoklain.Perbedaanharus
dipahamisebagaisebuahkhazanahkita.Halyangingindibangun
dari usaha ini adalah terciptanya persatuan, keharmonian, dan
kerukunan di dalam tubuh umat Islam, sehinggamenjadi kabar
baik bagi umat Islam di Indonesia manakala dapat mengawali
puasa Ramadhan, hari raya Idul Fitri, dan Idul Adha secara
bersama-sama”,tandasnya.
Lebih lanjut Menag menambahkan bahwa pihaknya tengah
merancangpembangunanPosObservasiBulan(POB)yangakan
menjadi fasilitas pendukung dalam pelaksanaan “rukyatul hilal”
yang merupakan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam
menyusun kalender Hijriyah dan penetapan waktu shalat.
KetersediaanPOB ini untukmendukung tugas hisabdan rukyat
sebagai kebutuhan yang mutlak diperlukan oleh Kementerian
Agamadalammemberikanlayanankeagamaan,tuturnya.
“KelengkapanfasilitasPOBdiCibeas,Sukabumi,JawaBarat,akan
menjadistandarminimumbagiPOBdiseluruhIndonesia,sebagai
asetBMNKementerianAgamayangdiharapkanpemanfaatandan
pemeliharaannyadapatdilakukansecaraoptimal.Olehkarenaitu,
dukungandanperansertapemerintahdaerahdiperlukandalam
optimalisasi fungsi lain dari Pos Observasi Bulan (POB), yaitu
sebagai pusat wisata religi dan pusat observasi seperti halnya
BoscchadiBandung,jugadalambentukregulasi,sarana,maupun
anggaran”,katanya.
Kemudian yang kedua, berkaitan dengan Gerakan Masyarakat
Sadar Halal. Negara sebagai pengayommasyarakat, harus hadir
dalammemberikanrasaamanbagiwarganyadalamhalmakanan,
obat-obatan,dankebutuhanmasyarakatlainnya.
Selainitu,tambahputramantanMenagKH.Saifuddinini,sebagai
Negara religius yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama,
penghargaan dan perlindungan terhadap keyakinan pemeluk
agama,terhadapkebutuhanpangan,obat-obatan,danproduklain
yanghalalmerupakansebuahkeharusan.LahirnyaUndangUndang
Nomor33Tahun2014tentangJaminanProdukHalaladalahupaya
pemerintah untuk melindungi dan menghadirkan rasa aman
kepadamasyarakatdalammengkonsumsimakanan,obat-obatan,
maupunproduklainnya.Lahirnyaregulasiyangberkaitandengan
jaminanprodukhalal,jugadiharapkanmenjadilangkahawalbagi
Indonesia menjadi Pusat Halal Dunia (World Halal Center),
tutupnya. (thobib/foto:bimasislam)
Fikih Kebhinekaan Dikenalkan di Muktamar Muhammadiyah ke 47
Pusat Observasi Bulan (POB) di Cibeas, Sukabumi, Akan Jadi Standar POB se-Indonesia
7
bimasislam.kemenag.go.id
Jombang,bimasislam—PresidenJokoWidodomembukasecaaresmi
MuktamarNahdlatulUlama(NU)ke-33yangberlangsungdiAlun-
alunJombangJawaTimur,Sabtu(1/8)malam.DidampingiRaisAam
PBNU,KH.MustofaBisri,KetuaUmumPBNU,KH,SaidAqilSiradj,
GubernurJawaTimur,SukarwodanMenteriAgama,LukmanHakim
Saifuddin,Jokowimenandaipembukaandenganmemukulbedugtiga
kali.
Saat memberikan sambutan, Jokowi dengan tegas mengapresiasi
tema Muktamar yaitu “Meneguhkan Islam Nusantara untuk
MembangunPeradabanIndonesiadanDunia”.BagiJokowi,temaitu
harusdimaknaisecarapositif.
"SayaapresiasitemabesarNU,sayamendorongtemainidimaknai
secara positif, Islam nusantaramemperlihatkan bahwawarga NU
sebagaisumberkedamaiandankeadilan”,tegasJokowiyangcukup
menyita muktamirin karena kedatangannya memakai sarung,
sebagaicirikhaswargaNahdliyin.
Selainitu,JokowimengajakbangsaIndonesiauntukberterimakasih
kepadapendiriNU,KyaiHasyimAsy'aridanmenilaibahwaNUtelah
mampu mewujudkan Islam yang moderat. “Kita harus berterima
kasihpadaKyaiHasyimyangtelahmengembangkanIslammoderat,"
ujarJokowiyanglangsungdisambuttepuktanganpesertamuktamar.
Diakhirsambutannya,JokowiberharapNUkedepanmampumenjadi
jembatanperadabandunia."SayamenaruhharapanpadaNUsebagai
organisasi terbesar di Indonesia untuk jadi jembatan peradaban
antarbangsa,sebagaiIslamrahmatanlil'alamin,"pungkasJokowi.
TampakhadirdalamMuktamarNUke-33 ini, selainUlama-ulama
BesardariberbagaidaerahdiTanahAir,hadirjugaMenteriKabinet
Kerja,perwakilanDutaNegarasahabat,PimpinanLembagaNegara,
danpuluhanribuwarganahdliyinyangmemadatidiluarruanganVIP.
Muktamarsendiridirencanakanakanberlagsungdari1-5Agustus.
(syam/foto:bimasislam)
Yogyakarta, bimasislam— Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam(BimasIslam),KementerianAgama,Machasin,mengatakansaat
initerdapatkecenderunganmasyarakatbelajaragamasecarapraktis
melaluilamaninternet,salahsatunyamelaluimesinpencarianGoogle.
Halinitidaksepenuhnyasalah,tetapimasyarakatperlumemilahdan
berhati-hatikarenainformasiyangdisediakandiinternet,berasaldari
sumberyangbermacam-macam.
Hal tersebut disampaikan Machasin saat membuka Sarasean
PenanggulanganRadikalismeBerbasisAgamayangdiselenggarakan
DitjenBimasIslamdiEastparcHotel,Yogyakarta,Selasa(4/8).
“Googleitusepertiperpusatakaanyangmenyimpanbanyakbuku.Dia
tidakmemverifikasiduluapakahinformasiyangadadisatuwebsite
adalahinformasiyangbenaratautidak.Olehkarenaitumasyarakat
perluberhati-hatidalammencariinformasiberkaitandenganagama
melalui internet, karena bisa jadi informasi yang dibacanya
mengajarkan kekerasan atau hal lain yang sebetulnya justru tidak
sesuaidenganIslam”terangnya.
Dalamkesempatantersebut,mantanKepalaBadanLitbangKemenag
itu juga mengatakan “Kekerasan dalam beragama sebetulnya
merupakan pilihan terakhir dan harus terkontrol, karena harus
dinyatakan oleh pemegang kekuasaan yangmemiliki otoritas, yang
disebutdenganulilamri,.”
Machasinmenambahkan “Menjadi tantanganbagi kita, tokoh-tokoh
agama atau orang yang mendapat kepercayaan dari umat untuk
menjelaskan apa itu agama, kalau kita diam saja, tentu kita ikut
berdosajikaoranglainmelakukantindakanyangmerusakatasnama
agama, padahal tindakannya itu merusak. “Pertemuan ini
dimaksudkan untuk meneguhkan lagi peran agama sebagai
pengendali nafsu untuk tidakmenimbulkan kerusakan, tetapi justu
menimbulkankebaikan,”ungkapnya.
SarasehanPenanggulanganRadikalismeBerbasisAgamaberlangsung
satuharisejakpagihinggasore.Kegiataninidiikutioleh200peserta
dari unsur Ormas Islam, tokoh agama, TNI/Polri, dan pegawai
KemenagKabupaten/KotadiYogyakarta.(ibnu/bimasislam)
Presiden Joko Widodo Buka Muktamar NU ke-33
Dirjen: Belajar Agama dari Internet Harus Berhati-hati
Kebahagiaan terletak pada kemenangan memerangi hawa nafsu dan menahan kehendak yang berlebih-lebihan.
(Al-Ghazali)
8
bimasislam.kemenag.go.id
Ini Dia Walikota yang Beri Mobil untuk Warga yang Shalat Jamaah di Masjid
Yogyakarta, bimasislam—Memetakan
radikalisme keagamaan di Indonesia
bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut
d i s e b a b k a n t e r u t a m a p a d a
ketidaksepakatan mengenai definisi atau
indikatoryangdigunakandalammengukur
radikalisme itu sendiri. Kesalahan dalam
memetakan gerakan-gerakan radikal
berbasis agama, akan berakibat pada
penanganan yang keliru karena tidak
tepatpadasasaranyangdipetakan.
Demikian disampaikan Sekretaris Ditjen Bimas Islam,
MuhammadiyahAmindalamkegiatanSarasehanPenanggulangan
RadikalismeberbasisAgama,diHotelEastparc,Yogyakarta,Selasa
(4/8).
Dikatakan Amin, jika definisi 'radikal' yang dimaksud adalah
keyakinan yang kuat dan mengakar dalam keberagamaan
seseorang, maka radikalisme sesungguhnya bukan merupakan
sebuahancaman.Sebabpadadasarnyakeyakinanyangdalamdan
mengakarmerupakankeharusandalamberagama.
Amin menambahkan, sementara jika yang
disebut dengan istilah radikal itumerujuk
kepada 'ekstrimisme' dalam beragama,
dalam pengertian sebuah keyakinan yang
tidak memberikan ruang toleransi kepada
kelompokyangtakbersepahamdengannya,
maka sebetulnya ekstrimisme ini selalu
berada pada dua kutub yang saling
bertentangan.Diujungkanandanujungkiri
agama. Ekstrimisme, bisa terjadi pada
kelompok yang paling fundamentalis,
maupunpadakubuyangpalingliberal.
Oleh karena itu, menurut Amin, sebagai negara yang religius,
pemerintahperluhadirdalammelakukanbimbingankeagamaan
kepada masyarakat. Sebab, semangat beragama pada sebagian
masyarakat yang tidak dibimbing ataudifasilitasi oleh negara
memilikipotensikonfliksebabdoktrindanimplementasiyangtidak
samaantarkelompokagama.Negaraperluhadirdalamfungsinya
mewujudkanrasaaman,damai,danharmonididalamkehidupan
berbangsa.(ibnu/bimasislam)
Jakarta,bimasislam—SaatiniKantorUrusanAgama(KUA)tengah
mendapat perhatian khusus dari berbagai kalangan mulai dari
lembaga tinggi negara, LSM, dan masyarakat. Dengan adanya
perhatiantersebut,diharapkanpelayanannikahpadaKUAkedepan
semakin membaik, seiring dengan harapan masyarakat yang
menginginkanpelayananpublikyangberintegritas,cepat,efektif,
efisien,dantransparanpadainstansipemerintah.
DemikiandisampaikanMenteriAgama,LukmanHakimSaifuddin,
saatmembukaRapatKoordinasiNasionalUrusanAgamaIslamdan
Pembinaan Syariah, di Gedung Kementerian Agama, Jl. MH.
Thamrin,No.6,Jakarta,Kamis(8/7).
Dikatakan Menag, layanan pencatatan perkawinan pada KUA
merupakanbagiandarilayananpublikyangdalampengelolaannya
harus transparandan akuntabel. TerbitnyaPeraturanPemerintah
Nomor48Tahun2014yangtelahdiperbaruimenjadiPPNomor19
Tahun2015tentangJenisdanTarifatasJenisPNBPyangBerlaku
pada KementerianAgama, merupakan jawaban dari proses dan
dinamikapanjangdiKementerianAgama.
Menurut mantan pimpinan MPR itu, hal tersebut merupakan
masalahpentingyangharusmendapatkanprioritasperhatiandari
negarakarenasifatnyayangstrategisterkaitdenganpelaksanaan
keyakinanagamadandata-datakependudukanbagimasyarakat.
“Dalamkonteksbernegara,pernikahantidakhanyaterkaitdengan
ranah agama semata, tetapi juga berkaitan dengan ranah
administrasikependudukan,ketertibansosial,dansebagainya,”ujar
Menag.
Alumni Pondok Pesantren Modern Darussalam, Ponorogo, Jawa
Timur itu mengatakan, Kementerian Agama telah melakukan
langkah-langkah penting agar pelaksanaan regulasi terkait
pernikahan ini dapat berjalan denganbaik. keempat langkah itu
adalahPertama,sosialisasikepadaseluruhaparaturdilingkungan
KementerianAgamaterkaitdenganhalini,dankepadamasyarakat
melalui berbagai media, diantaranya adalah: (1) melakukan
sosialisasiintensifmelaluiberbagaiforumkepadaseluruhpejabat,
baik di Kanwil Kemenag Provinsi, Kemenag Kabupaten Kota,
maupunseluruhaparaturKUAagarregulasidapatdipahamidan
dimplementasikandilapangan.(2)sosialisasikepadamasyarakat
melalui berbagai media, baik berupa penyuluhan langsung ke
masyarakat yang dilakukan oleh aparatur KUA, penyebaran
informasi melalui iklan layanan publik di media cetak dan
elektronik,maupunpesanviralpadamediasosial,sertamemasang
danmembagikanpengumumandiseluruhKUA,sertapadamomen-
momen penting yang dilakukan oleh Kementerian Agama dan
mitra.
Kedua, melaksanakan zona integritas KUA yang bebas korupsi
sebagai upaya Kementerian Agama untuk mencegah terjadinya
tindak pidana korupsi, khususnya gratifikasi dalam pelayanan
administrasi nikah, sertamenindak secara tegas oknum-okmum
aparatyangtelahmelakukantindakkorupsi.
Ketiga,membukaseluas-luasnyakesempatankepadamasyarakat
untuk mengadukan berbagai kemungkinan penyimpangan yang
dilakukanolehaparaturKUAdanKemenagsecaraumummelalui
berbagai saluran, diantaranya penyediaan Kotak Aduan yang
dipasang di seluruh KUA, e-mail, website, dan nomor telepon
PENGADUAN layanan, baik di Kemenag tingkat pusat maupun
websiteKanwilKemenagtingkatProvinsi.
Keempat,membentuk Satgas Pengendalian Peningkatan Layanan
danGratifikasipadaKUA,baikdiPusatmaupundaerah.Satgasini
bertugas untukmengawal implementasi PP No. 48 Tahun 2014
tentang Nikah-Rujuk sekaligus menerima aduan-aduan dari
masyarakat serta menindaklanjutinya dalam berbagai bentuk
kebijakan.(ska/jamarky/bimasislam)
Sesditjen: Radikalisme Agama Harus Didefinisikan secara Tepat
Ini Kata Menag Empat Langkah Tingkatkan Akuntabilitas KUA
Jakarta, bimasislam— Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam,Machasin,mengatakanbahwaprogramprioritaspadatahun
anggaran2016adalahmembangunKUA.Haltersebutdisampaikan
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu saatmemberikan
arahan pada Pembukaan Kegiatan Penyusunan Pagu Anggaran
ProgramBimas IslamTahun2016diHotelAston, Jakarta, Selasa
(7/7).
“Daninicatatansaya,fokusyangpalingfokusadalah:membangun
KUA.Nantisesampainyabapakdanibudirumah,lihatapakahmasih
adaKUA yang belummemiliki tanah. Tahun 2016 fokuslah pada
pembelianlahanuntukKUAyangbelummemilikikantorditanah
sendiri. Kita perlu rumuskan jalan bagaimana caranya,” ujar
Machasindihadapan183pesertadariseluruhIndonesia.
Fokus yang dimaksud, dijelaskan Machasin, juga perlu
memerhatikanpengadaanlahanberikutdengansertifikatnya.“Ini
yangpalingpenting.Tanahdanurussertifikatnya. Jangansampai
sudah ada tanah, tapi tidak ada sertifikatnya. Jangan sampai ada
kejadiantanahnyaadatapidigugatolehmasyarakatadat.”pesannya.
Dikatakan Machasin, program pembangunan KUA, terutama di
daerah-daerah merupakan bagian dari program nawacita yang
menjadi agenda pemerintah. "Salahsatu agenda nawacita adalah
membangun Indonesia dari pinggirannya, yakni memperkuat
pembangunan dari desa dan daerah-daerah.Jadi jika ada KUA di
daerah yang belum memiliki gedung atau tanah, ini perlu
diperhatikan secarakhusus.” tegasMantanKepalaBadanLitbang
Kemenagtersebut.(ska/bimasislam)
9
bimasislam.kemenag.go.id
Jakarta, bimasislam—Sebagainegaraberpendudukmayoritas
muslim,keberadaanprodukhalalmenjadikebutuhansebagian
besar masyarakat Indonesia. Tumbuhnya kesadaran
masyarakat untuk mengonsumsi produk halal menjadikan
sertifikat halalmempengaruhi penjualan suatu produk, baik
makanan,obat-obatan,baranggunaandansebagainya.
Namundemikiantaksedikitpelakuusaha,terutamausahakecil
yang belum mengajukan sertifikasi halal atas barang yang
diproduksinya karena keterbatasan dana. Menurut Kasubdit
ProdukHalal,DitjenBimasIslam,SitiAminah,diperlukanbiaya
berkisar Rp. 2.500.000 untuk setiap produk yang akan
diverifikasi kehalalannya. Masih banyak usaha kecil yang
mengalami kendala dalam hal ini, terutama industri rumah
tangga.
Namun jangan khawatir, Aminah mengatakan bahwa untuk
pelaku usaha kecil yang sudah memiliki PIRT, Kementerian
Agama telah mengucurkan Bantuan Sertifikasi Halal sejak
tahun2007.Denganmemanfaatkanbantuaninipelakuusaha
kecil bisa mengajukan permohonan sertifikasi halal atas
produknyatanpadikenakanbiayaaliasgratis.
WanitayangmemulaikarirdiKementerianAgamasejak1994itu
mengatakan,tahun2015ini,Kemenagmengalokasikanbantuan
sebesarRp.750 jutauntuk10provinsi,dimanasetiapprovinsi
mendapatkanRp75jutasebagaibantuanbagimasyarakatyang
inginmengajukansertifikathalal.
Kesepuluh provinsi tersebut adalah Jambi, Bengkulu, Banten,
Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah,
Gorontalo,NTT,PapuadanPapuaBarat.Provinsilainjugatelah
mendapatkanbantuandenganbesaranberagamsesuaiprogram
bantuanyangtelahberjalansejaktahun2007.
"Untuk tahun 2015 ini, bantuan kami serahkan kepadaKantor
WilayahKemenagProvinsisebagaipengelola,"tuturAminahsaat
berbincangdenganbimasislamdiruangkerjanya,Selasa(30/06).
Pelaku usaha kecil dapat memanfaatkan bantuan ini dengan
mengajukan proposal permohonan sertifikasi halal kepada
Kanwil Kementerian Agama Provinsi masing-masing, dengan
melengkapiberkasadministrasisepertiPIRTdanIdentitasPelaku
Usaha. Setelah berkas administrasi dinyatakan lengkap,
selanjutnya pihakKanwilKemenag akanberkoordinasi dengan
MUIProvinsiuntukmenindaklanjutipermohonantersebut.
Aminah mengatakan bantuan dari Kemenag ini khusus bagi
pelakuusaha kecil terutamabagi usaha industri rumah tangga
karena mereka memil iki omzet yang relat i f keci l .
(ska/lady/bimasislam)
Dirjen: Fokus yang Paling Fokus adalah Membangun KUA
Ingin Sertifikasi Produk Halal secara Gratis? ini Ketentuannya!
10
bimasislam.kemenag.go.id
Jakarta, bimasislam—Terkaitdenganpemberitaandimediamassa
bahwa BAZNAS Kota Surabaya dibekukan olehWalikota karena
dugaan penyimpangan dalam penyaluran dana BAZ, BAZNAS
mengapresiasiklarifikasiyangtelahdilakukanolehPengurusBAZ
KotaSurabayaperiode2010-2013sebagaimanatelahdiberitakan
oleh bimasislam. Dalam siaran pers yang dirilis oleh Wakil
SekretarisBAZNAS,FuadNasar,haltersebutterjadikarenaadanya
misskomunikasi. BAZNAS berharaphal tersebutini menjadi
momentumuntuk segeramengakhiri “status quo” BAZNASKota
Surabaya yang masa bakti kepengurusannya sudah habis sejak
2013 dan sampai kini belum diproses pengangkatan pengurus
baru. Sesuai aturan perundangan-undangan, pengangkatan
pengurusBAZNASdidaerahadalahkewenangankepaladaerah.
Dalamkaitanpembenahanorganisasidan tatakelolaBAZNASdi
daerah, salah satu langkah konkrit yang dilakukan Kementerian
Agamamulai tahun 2015 ini ialahmensosialisasikan penerapan
standar akuntansi keuangan yang mengacu pada Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No 109) kepada BAZNAS
daerahseluruhIndonesiasecarabertahap.PSAK109dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan telah di-review dan
mendapat persetujuan dari Dewan Syariah Nasional MUI dan
DewanStandarAkuntansiSyariah.Sebagaimanadiketahuilaporan
keuanganlembagapengelolazakatmerupakaninformasipenting
bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan pengelolaan
zakatdanuntukdapatmemberikaninformasiyangwajar,relevan
serta dapat diperbandingkan, maka laporan keuangan lembaga
pengelola zakat wajib disusun berdasarkan standar akuntansi
Indonesiayangberlaku.
Kementerian Agama selaku regulator pengelolaan zakat telah
menyiapkan draft Peraturan Menteri Agama tentang Sanksi
Administratif Bagi Lembaga Pengelola Zakat. Dalam koridor
regulasi tersebut nantinya, setiap pengenaan sanksi terhadap
BAZNASdanLAZdilakukandenganalasanyangterukurdansesuai
asaskepastianhukum.
BAZNASmemandang dua hal tersebut, di samping pelaksanaan
audit syariah terhadap lembaga pengelola zakat, akan semakin
mendorong peningkatan kinerja BAZNAS di seluruh Indonesia
sebagai lembaga pengelola zakat yang amanah, transparan,
Ini Klarifikasi BAZNAS Terkait Dugaan Penyimpangan Dana BAZNAS Kota Surabaya
Tangerang,bimasislam—MasjidRayaAl-A'zhommerupakanMasjid
TerbesardantermegahdiKotaTangerang.Masjidyangdibangundi
ataslahanseluas2,25hektardenganluasbangunan5.775meter
persegi ini memiliki lahan parkir seluas 14.000 meter persegi.
Denganluassebesaritu,masjidinimampumenampungsebanyak
15ribujamaah,sekaligusmengukuhkanal-A'zhamsebagaimasjid
terbesardiKotaTangerang.
Pembangunanmasjidbergayatimurtengahiniditandaipeletakan
batupertamapada7Juli1997olehWalikotaTangerangsaat itu,
Djakaria Machmud, dengan Ketua Panitia Pembangunan
Thahiruddin.PembangunanmasjidyangmenelandanasebesarRp
28Milyariniselesaipada28Pebruari2003,dandiresmikansecara
langsung oleh Menteri Agama RI, Said Agil
HusinAlMunawar.
Yangunikdarimasjidiniadalah,kubahbesar
masjid yang tidak ditopang oleh tiang
penyangga,strukturkubahutamaterletakdi
bagian tengah ditopang oleh empat kubah
kecil yang berbentuk setengah lingkaran di
bagian. Kubah ini diyakini sebagai kubah
masjid terbesar di dunia dengan bentangan
diametersepanjang63meter.
Dariperspektifbagiandalammasjid, jamaah
dapat melihat lima kubah berwarna emas
dengan hiasan kaligrafi di dalamnya. Kelima
kubah tersebut mencerminkan kewajiban
shalatlimawaktu.
Sementara empat tiangmenara pada bagian
luar melambangkan empat tiang ilmu, yaitu
ilmubahasaArab,syariah,sejarah,danfilsafat.
Tinggi badan menara masjid beraksen
kebiruan ini mencapai 30 meter yang
menyimbolkan30 juzAlquran.Sedangkantinggikuncupmenara
mencapaienammeter,sebagaiperlambangrukuniman.
Terletakdilokasistrategis,berdekatandenganpusatpemerintahan
dankantorMajelisUlamaIndonesia(MUI)Tangerang,masjidyang
didesainolehGuruBesarIlmuArsitekturITB,SlametWirasonjaya,
inimenjadiikonsekaliguskebanggaanwargaTangerang.
Karena kemegahannya, Masjid al-A'zham seringkali digunakan
berbagairumahproduksisebagailokasisyutingprogramreligidi
televisi.ManajemenMasjidjugadikelolasecaraprofesionaldengan
kegiatankeagamaanyangsemarak,selainsebagaisaranaberibadah
juga sebagai pusat kesenian dan festival keagamaan Islam.
(ska/bimasislam)
Ingin Lihat Kubah Masjid Terbesar di Dunia? Ada di Tangerang
Jika selama ini Anda berpikir bahwa layanan di Kantor Urusan Agama (KUA) berbelit-belit dan tidak simpel, Anda mesti mulai berpikir ulang. Di sejumlah daerah di Indonesia, sudah banyak KUA yang menerapkan sistem modern dan profesional, satu diantaranya adalah KUA Sungai Raya, Kalimantan Selatan.KUA yang dinahkodai oleh Mahyuddin ini akan membuat calon pengantin yang hendak menikah merasa betah dan nyaman karena pelayanan yang simple dan supel. KUA yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman KM 08, Desa Hariti, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, ini memiliki balai nikah yang nyaman dan representatif. Berdiri di atas tanah milik sendiri , KUA ini memiliki p e l a m i n a n d a n r u a n g pernikahan yang cukup luas. Selain itu, KUA Sungai Raya juga mendesain sebuah taman mungil yang berfungsi sebagai l a t a r b e l a k a n g u n t u k pemotretan pengantin. “Taman ini menjadi saksi sejumlah p e n g a n t i n d a l a m m e n g a b a d i ka n p e r i s t i w a pernikahan yang sakral nan m e m b a h a g i a k a n . ” u j a r Mahyuddin.Saat berbincang dengan bimasislam, pria yang sudah berkhidmat sebagai ASN sejak 2005 itu mengatakan bahwa ia memang berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. “Pelayanan yang kami lakukan simple dan supel, melayani orang menikah itu kan ibadah,”tuturnya.
Terkait dengan pelaksanaan PP 48 yang mengatur tarif nikah, pria 42 tahun itu mengatakan bahwa masyarakat menaruh antusiasme yang tinggi dengan diterbitkannya PP tersebut. Buktinya, hampir 60 persen peristiwa nikah yang dilayaninya dilakukan di balai nikah KUA. “Selain karena gratis, tempatnya juga memangnyaman.”Pantauan BimasIslam, balai nikah di KUA Sungai Raya terlihat cukup indah dan terawatt dengan apik. Ruangan tempat akad nikah dilangsungkan itu dihiasi oleh kain menjuntai bernuansa kehijauan layaknya di gedung-gedung resepsi pernikahan. Vas bunga berwarna merah dan putih dengan ukuran yang ideal disimpan sedemikian rupa sehingga mempercantik dekorasi ruangan. Dengan biaya nol rupiah, pengantin yang melangsungkan akad suci pernikahan di balai nikah ini tidak akan menaruh kecewa.Hingga Juli 2015, KUA Sungai Raya sudah mencatat 48 peristiwa nikah. Jumlah yang memang tidak terlalu banyak, namun sebetulnya angka tersebut sebanding dengan kepadatan penduduk yang hanya berjumlah 127 jiwa/km. Jumlah pernikahan setiap daerah memang bergantung kepada demografis penduduk setempat. Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan sendiri berjumlah 212.485 jiwa (sensus 2010) yang tersebar di 11 Kecamatan, dengan topografi berupa pegunungan di sebelah timur keselatan, dan daerah rawa-rawa dari barat keutara.Yang menarik dari KUA Sungai Raya adalah, KUA ini merupakan pionir penerapan SIMKAH dan pengumuman nikah secara digital pertama se-Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini menjadikan KUA Sungai Raya nampak modern di provinsi beribukota Banjarmasin itu. Untuk menambah kesan modern KUA ini juga memiliki papan nama yang dilengkapi dengan neon box sehingga Nampak terang pada malam
hari. Untuk mempertegas informasi kepada publik, KUA Sungai Raya juga memasang banner dan sarana lengkap tentang pelayanan kepada masyarakat. Mengacu pada semua hal itu, KUA Sungai Raya layak disebut sebagai contoh ideal untuk cita-cita “Wajah Baru KUA”. (ska)
11
KilaSKUA
bimasislam.kemenag.go.id
KUA Sungai Raya, Kalimantan SelatanContoh Ideal Wajah Baru KUA
bimasislam.kemenag.go.id
Tulisan ini diawali dengan sebuah
fakta, bahwa Indonesia bukan hanya
negeri dengan sejuta Sumber Daya
Alam (SDA) yang melimpah, strategis
s e b a ga i j a l u r p e rd a ga n ga n
internasional. Indonesia juga adalah
negeri dengan penduduk muslim
terbesar di dunia, heterogen di
berbagai aspek: budaya, bahasa,
mazhab, namun tetap berada dalam
suasana damai dan toleran.
Beberapa sahabat saya dari Iran
yang pernah tinggal beberapa bulan
di Indonesia bahkan menyebutnya
sebagai surga. Mengapa? Ya, karena
di sini perbedaan mazhab hidup
layak dan berdampingan, layaknya di surga.
Dua tahun yang lalu kami mendampingi delegasi Indonesia dalam perhelatan
MTQ Internasional ke-29 di Tehran, Iran, bertepatan dengan memanasnya
konflik di Suriah yang juga terasa hingga ke negeri para mullah ini. Tak kurang 50
negara dari Eropa, Asia, Timur Tengah hingga Amerika Latin mengirimkan
delegasinya. Indonesia mendapatkan peringkat ke 3 itu hal lumrah, tapi bukan itu
yang menarik perhatian saya.
Adalah ketertarikan delegasi dari negara-negara timur tengah seperti Bahrain,
Suriah, Mesir hingga Arab Saudi terhadap budaya Indonesia yang begitu ramah
dan penuh kedamaian. Hal yang mereka soroti adalah, umat Islam Indonesia
menempatkan Islam sebagai pemersatu. Walaupun terdapat beragam mazhab
dan pemikiran serta suku, namun hal tersebut tak menjadikan alasan untuk
berselisih dan bahkan berkonflik, berbeda dengan negara-negara muslim di
kawasan Timur Tengah dan sekitarnya yang begitu mudah tersulut konflik karena
perbedaan madzhab maupun kepentingan kelompok dan golongan. Begitu
besar keingintahuan mereka akan Indonesia yang belum pernah mereka baca
secara utuh.
Bagi dunia Barat, Indonesia sudah sangat familiar dengan berbagai dinamika
keberagamaan yang sangat menjunjung tinggi toleransi dan perdamaian. Hal ini
disebabkan intensnya dialog antara Indonesia dengan dunia Barat, terutama
melalui para sarjana kedua belah pihak yang melakukan studi. Indonesia banyak
mengirim para pelajar untuk menimba ilmu di berbagai negara Barat, begitu pun
sebaliknya. Sehingga wajar jika transformasi pengalaman keduanya telah terjalin
dalam waktu yang cukup lama.
Dialog Intra Dunia Islam
Sementara, transformasi pemikiran, keilmuan dan pengalaman dengan negera-
negara muslim di kawasan Timur Tengah sangatlah minim, bahkan bisa disebut
sangat jomplang. Kita lebih banyak mengirim pelajar untuk menempuh
pendidikan di negera-negara timur tengah, sementara hanya sedikit mereka
yang belajar di Indonesia. Saya teringat dengan ide Azyumardi Azra, bahwa
sudah saatnya Timur Tengah belajar Islam kepada Indonesia. Selain akan terjadi
transfromasi pengalaman dna keilmuan, juga sebagai pintu untuk dialog
keagamaan yang cenderung terputus di antara kelompok-kelompok muslim di
kawasan Timur Tengah.
Kita semua melihat bahwa perhatian muslim Indonesia terhadap isu-isu dunia
Islam begitu besar, seperti Palestina misalnya. Tidak hanya demonstrasi, bahkan
telah banyak relawan dan donasi telah disalurkan kepada masyarakat Palestina.
Begitu pun, Indonesia berperan dalam pasukan perdamaian seperti di Sudan dan
Lebanon, bahwa Indonesia dipilih bukan tanpa sebab. Pengalaman Indonesia
sebagai negeri muslim yang moderat adalah satu di antara alasan kuat yang
menempatkan Indonesia diterima oleh seluruh kelompok yang berselisih. Dari
beberapa diplomat kita di Timur tengah saya sempat mendengar, bahwa
Indonesia didesak pula berperan dalam perdamaian di Afghanistan dan Irak.
Melihat kenyataan di atas, kita meyakini bahwa bukan hanya Barat yang
berkeinginan agar Indonesia memperkuat perannya dalam dialog peradaban
Islam-Barat, namun juga negara-negara muslim sangat merindukan peran
Indonesia dalam menjembatani dialog internal, dialog Sunni-Syiah misalnya.
Bagaimanapun konflik yang kini terjadi semakin berkembang pada konflik
sektarian, walaupun tak bisa kita pungkiri ada begitu kuat kepentingan politik
dan ekonomi di balik semua itu.
NU dan Transformasi Moderasi Islam
Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam yang telah menegaskan perannya
dalam penguatan moderasi Islam, tentu sangat ditunggu kontribusinya terhadap
dialog peradaban intra umat Islam, antar dunia Islam. Hal yang lebih besar
adalah NU menjadi mediator dunia Islam, menjembatani dialog keagamaan
dalam meminimalisir konflik yang kian hari semakin meruncing dan kompleks.
Dengan jaringan, SDM dan infrastruktur yang luas, NU akan lebih leluasa
membuka akses dialog, baik goverment to goverment (G to G) maupun people to
people (P to P). Dalam konteks diplomasi G to G, tentunya akses tersebut telah
diemban oleh Kementerian Luar Negeri, hanya perlu penguatan beberapa aspek
saja. Hal lebih besar adalah bagaimana menjembatani dialog P to P internal
dunia Islam. Indonesia harus mendorong terbukanya akses dialog agar ide dan
pesan masyarakat muslim Indonesia dapat tersampaikan secara baik kepada
dunia Islam, kepada kelompok-kelompok yang tengah berkonflik.
Kita jangan terlalu sibuk mengorek kesalahan asing dalam konflik umat Islam,
kita harus akui bahwa minimnya dialog internal dunia Islam, baik dalam level G to
G maupun P to P, berkontribusi besar terhadap lahirnya konflik. Semakin
tajamnya konflik Sunni-Syiah dan menyeret pemerintahan beberapa negara
terlibat dalam konflik, adalah cermin bahwa dialog tersebut tersendat, bahkan
bisa dikatakan terputus. Maka, dialog P to P akan memberi ruang yang luas bagi
upaya perdamaian di saat diplomasi dan dialog G to G banyak terkendala
berbagai kepentingan politik, ekonomi dan lainnya.
Dialog juga akan menjembatani transformasi moderasi Islam yang telah
dibangun berpuluh-puluh tahun oleh ulama dan tokoh agama di Nusantara.
Pengalaman Indonesia dalam membangun toleransi internal dan eksternal,
mengelola konflik dan membangun harmoni dalam keragaman, adalah
pengalaman yang juga dibutuhkan dunia Islam yang terkenal heterogen. Pada
akhirnya, kita mendorong agar trasformasi pengalaman keberagamaan
Nusantara dapat menjadi penengah atau bahkan solusi saat hubungan antar
dunia Islam tengah merenggang.
Kita mendambakan NU tampil sebagai lokomotif perdamaian dunia Islam,
sebagaimana perannya dalam merajut harmoni nusantara. Keberadaan NU
adalah kabar gembira bagi perdamaian dunia, karena NU itu adalah rahmatan
lil'alamin. Harapan ini tentu bukan sekedar puja puji, akan tetapi didasarkan pada
fakta dan pengalaman, bahwa NU memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam
berdialog dengan seluruh dunia, baik Barat mupun dunia Islam. Dan pada saat
yang bersamaan, sejarah panjang moderasi Islam di Indonesia menempatkan
bangsa ini begitu diterima kehadirannya oleh dunia Islam, meskipun mazhabnya
berbeda. Tentu, kedua hal inilah kekuatan yang kita titipkan pada keluarga besar
nahdliyyin. Wallahu a'lam bishowab
Penulis adalah Direktur Rumah Moderasi Islam/RUMI
12
piniO
PengarahM. Machasin
NU Rahmatan Lil AlaminOleh: Jaja Zarkasyi, MA