documentii

6
Megah Fitrian PO.71.3.201.10.1.076 Tutorial Session Minggu II Tugas Jawab: UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia) adalah salah satu wujud nyata peran s masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini ternyata mampu memacu munculny berbagai bentuk UKBM lainya seperti Polindes, POD (pos obat desa), Pos kesehatan kerja),TOGA (taman obat keluarga), dana sehat, dll. Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi,dan penanggulangan Diare terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap p angka kematian bayi. Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima langkah yang, meliputi: 1. Meja 1 : Pendaftaran 2. Meja 2 : Penimbangan 3. Meja 3 : Pengisian Kartu Menuju Sehat 4. Meja 4 : Penyuluhan Kesehatan pembarian oralit Vitamin A ,dan tablet besi Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehata pengobatan,serta pelayanan keluarga berencana Pondok bersalin desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan ibu dan anak . UKBM ini dimaksudkan untuk menutupi em kesenjangandalam KIA ,yaitu kesenjangangeografis ,kesejangan informasi, kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial budaya. Keberadaanbidan ditiap desa diharapkan mampu mengatasi kesenjangan geografis, sementara kontak setiap saat dengan dengan penduduk setempat diha mampu mengurangi kesenjangan informasi. Polindes dioperasionalkan mela sama antara bidan dengan dukun bayi , sehingga tidak menimbulkan k sosial budaya,sememtara tarif pemeriksaan ibu ,anak dan melahirkan yang dite dalam musyawarah LKMD diharapkan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi. Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobat sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana, melengkapi kegiatan preventif dan promotif yang telah di laksanakan Dalam implementasinya POD dikembangkanmelalui beberapapola di sesuaikan dengan stuasi dan kondisi setempat.

Upload: megah-fitrian

Post on 21-Jul-2015

67 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tutorial Session Minggu II Tugas Cari literatur tentang Upaya Kesehatan Bersumber Daya Manusia (UKBM) Mengidentifikasi issue perawatan kesehatan komunitas (internet) Jawab: Literatur tentang Upaya Kesehatan Bersumber Daya Manusia (UKBM) UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) Definisi UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia) adalah salah satu wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini ternyata mampu memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainya seperti Polindes, POD (pos obat desa), Pos UKK (pos upaya kesehatan kerja),TOGA (taman obat keluarga), dana sehat, dll. Upaya Pemberdayaan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa ini. Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi,dan penanggulangan Diare terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima langkah yang, meliputi: 1. Meja 1 : Pendaftaran 2. Meja 2 : Penimbangan 3. Meja 3 : Pengisian Kartu Menuju Sehat 4. Meja 4 : Penyuluhan Kesehatan pembarian oralit Vitamin A ,dan tablet besi 5. Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,serta pelayanan keluarga berencana. Desa (Pondok Bersalin Polindes ) Pondok bersalin desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan ibu dan anak . UKBM ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam KIA ,yaitu kesenjangan geografis ,kesejangan informasi, kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial budaya. Keberadaan bidan ditiap desa diharapkan mampu mengatasi kesenjangan geografis, sementara kontak setiap saat dengan dengan penduduk setempat diharapkan mampu mengurangi kesenjangan informasi. Polindes dioperasionalkan melalui kerja sama antara bidan dengan dukun bayi , sehingga tidak menimbulkan kesenjangan sosial budaya,sememtara tarif pemeriksaan ibu ,anak dan melahirkan yang ditentukaN dalam musyawarah LKMD diharapkan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi. Pos Obat Desa ( POD ) Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana, melengkapi kegiatan preventif dan promotif yang telah di laksanakan di posyandu. Dalam implementasinya POD dikembangkan melalui beberapa pola di sesuaikan dengan stuasi dan kondisi setempat.Megah Fitrian PO.71.3.201.10.1.076

Beberapa pengembangan POD itu antara lain: POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya. a. POD yang di integrasikan dengan Dana Sehat; b. POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu; c. POD yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes; d. Pos Obat Pondok Pesantren ( POP ) yang dikembangkan di beberapa pondok pesantren; Dana Sehat Dana telah dikembangkan pada 32 provinsi meliputi 209 kabupaten/kota. Dalam implementasinya juga berkembang beberapa pola dana sehat, antara lain sebagai berikut. a. Dana sehat pola Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34 kabupaten dan telah mencakup 12.366 sekolahan. b. Dana sehat pola pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dilaksanakan pada 96 kabupaten. c. Dana sehat pola pondok Pesantren, dilaksanakan pasa 39 kabupaten/kota. d. Dana sehat pola koperasi Unit Desa (KUD), dilaksanakan pada lebih dari 23 kabupaten, terutama pada KUD yang sudah tergolong mandiri. e. Dana sehat yang dikembangkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dilaksanakan pada 11 kabupaten/ kota. f. Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir angkutan kota dan lain-lain), telah dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM), namun sampai sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di bidang kesehatan hanya 105 organisasi LSM. Ditinjau dari segi kesehatan, LSM ini dapat digolongkan manjadi LSM yang belum mempunyai kegiatannya bidang kesehatan atau LSM yang aktivitasnya seluruhnya kesehatan dan LSM khusus antara lain, organisasi profesi kesehatan, organisasi swadaya internasional. Dalam hal ini kebijaksanaan yang ditempuh adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua tingkatan. b. Membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap organisasi kemasyarakatan. c. Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih besar kepada organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan kemapuan sendiri. d. Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan kesehatan. e. Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk berkiprah dalam bidang kesehatan. Upaya Kesehatan Tradisional Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah dihalaman atau ladang yang dimanfaatkan untuk menanam yang berkhasiat sebagai obat. Dikaitkan dengan peran serta masyarakat, TOGA merupakan wujud partisipasi mereka dalam bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisinal. Fungsi utama dari TOGA adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan antara lain untuk menjaga dan meningkatan kesehatan dan mengobati gejala (keluhan) dari beberapa penyakit yang ringan. Selain itu, TOGA juga berfungsiMegah Fitrian PO.71.3.201.10.1.076

ganda mengingat dapat digunakan untuk memperbaiki gizi masyarakat, upaya pelestarikan alam dan memperindah tanam dan pemandangan. Upaya Kesehatan Kerja Upaya kesehatan kerja menjadi semakin penting pada industrilisasi sekarang ini.Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin banyak, yang biasanya tetap diiringi oleh meraknya tenaga tenaga kerja imformal.Salah satu wujud upaya kesehatan kerja adalah dibentuknya Pos Upaya kesehatan kerja (Pos UKK) di sektor informal dan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sektor formal. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) untuk operasional OKMD di lingkungan pekerja merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang di selenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dan bertujuan untuk maningkatkan produktivitas kerja. Dengan demikian, implamentasi selalu mencakup tiga pilar PKMD, yaitu adanya kerjasama lintas sektor, adanya pelayanan dasar kesehatan kerja, dan adanya peran serta masyarakat. Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja ( Pos UKK) sampai dengan tahun 2003 tercatat sebanyak 9.139 UKK (Profil Kesehatan 2003) Upaya Kesehatan Dasar Swasta Upaya kesehatan dasar swasta dapat dikelompokkan menjadi: a. Kelompok pelayanan swasta dasar di bidang medik, meliputi Balai Kesehatan Ibu dan anak (BKIA), Balai pengobatan (BP) Swasta dan Rumah bersalin (RB). b. Kelompok berdampak kesehatan, meliputi salon kecantikan, pusat kebugaran, dan sebagainya. c. Kelompok tradisional, meliputi tabib, sinshe, panti pijat, dukun patah tulang, yang pembinaan teknisnya dilakukan oleh upaya kesehatan tradisional (Ukestra) Kemintraan LSM dan Dunia Usaha Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan organisasi non pemerintah ( Nom Governmental organization/ NGO) yang sebenarnya mempunyai bebeerapa potensi yang bisa digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatam masyarakat, antara lain dalam hal community development, pemberi pelayanan kesehatan, pelatihan untuk berbagai macam bidang, dan penghimpunan dana masyarakat untuk kesehatan. Untuk meningkatkan fungsi LSM, forum komunikasi ditingkatkan menjadi jejaring LSM yang ternyata berkembang beberapa peminatan. Ada beberapa kelompok peminatan kesehatan, yaitu : a. Pembangunan Kesehatan Fungsi Masyarakat Desa (PKMD) /Primary health Care (PHC) b. Keluarga berencana /Kesehatan Ibu dan Anak (KB/KIA) c. Penyakit Menular Seksual (PMS/AIDS) d. Kesehatan anak, ramaja, dan generasi muda e. Kesehatan wanita f. Pengobatan tradisional g. Kesehatan kerja h. Kesehatan lingkungan/air bersih i. Penyakit menular j. Klinik/ balai pengobatanMegah Fitrian PO.71.3.201.10.1.076

Kader Kesehatan Kader di indonesia merupakan sosok insan yang menarik perhatian khalayak. Kesederhanaannya dan asalnya yang dari masyarakat setempat, telah membuat kader begitu dekat dengan masyarakat membuat alih pengetahuan dan olah keterampilan dari kader kepada tetangganya demikian mudah.Kedekatanya dengan petugas puskesmas telah membuat mereka menjadi penghubung yang andal antara petugas kesehatan dengan masyarakat.Profil kader yang paling dikenal adalah kader posyandu.Melejitnya jumlah dan peran posyandu dalam keberhasilan program keluarga berencana dan kesehatan.Telah turut mengangkat kepopelaran kader posyandu di Indonesia.Peran PKK (Pembinaaan Kesejahteraan Keluarga) dalam kader ini sangat besar, karena kampir seluruhnya kader posyandu atau kader PKK adalah wanita. Tim Penggerak PKK dari mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten / kota, kecamatan dan desa/kelurahan, selalu berupaya melakukan penggerakan dan pembinaan intensif terhadap kader PKK yang menjadi kegiatan posyandu. Mengidentifikasi issue perawatan kesehatan komunitas (internet) ISSUE ETIK DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS I. STANDART PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS INDONESIA Standar I : Teori Standar II : Pengumpulan data Standar III : Diagnosis Standar IV : Perencanaan Standar V : Intervensi Standar VI : Evaluasi Standar VII: Jaminan Kualitas & perkembangan Profesional Standar VIII: Kolaborasi interdisipliner Standar IX : Penelitian

Diagnosis Keperawatan Komunitas a. Resiko timbulnya penyakit: diare, DHF, typhoid, ISPA dll berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang yang memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan : letak Kandang di dalam rumah 1,41 %, sistem pembuangan air limbah sembarangan 5,71 %, jarak Pembuangan Sampah dengan rumah 30,29 %, tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara 29,14 %, membuang sampah di sembarang tempat 18,86 %, tempat Penampungan sampah terbuka 58,29 %, penampungan air dalam kondisi terbuka 4 %, kondisi air berwarna 1,14 %, jarak sumber air dengan septik tank kurang dari 10 meter: 10,8 %, rumah yang tidak mempunyai jendela 4,57 %, rumah yang pencahayaannya remang remang 10,28 %, kasus penyakit yang paling sering diderita batuk pilek 67,42 %, tidak mempunyai tempat penampungan sampah sementara: 29,14 %, tempat penampungansampah terbuka 58,29 %. b. Potensi masyarakat RW 04 Ds. X dalam meningkatkan kesehatan balita berhubungan dengan tingginya kesadaran ibu terhadap kesehatan balita yang ditunjang keaktifan kader kesehatan dan petugas yang ditandai dengan : hampir seluruhnya balita dibawa ke posyandu setiap bulan ( 91,14 %), hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap (86,08 %), hampir selurunhnya balita memiliki KMS ( 92,41 % ), dan sebagian besar balita dalam garis hijau ( 71,23 % ).Megah Fitrian PO.71.3.201.10.1.076

II.

ASUHAN YANG KOMPETEN Tiga Domain Praktik Kep. Komunitas 1. Aktivitas Asuhan Langsung 2. Komunikasi 3. PenataLaksanaan Lima Masalah Dasar Etika Keperawatan Komunitas 1. Kuantitas Vs Kualitas Hidup Seorang nenek yang menderita penyakit kronis telah menolak makan, minum dan tidak mau minum obat yang dianjurkan perawat puskesmas dengan alasan supaya cepat meninggal daripada tersiksa. Anak perempuannya mendukung hal itu sehingga beberapa hari kemudian, nenek itu meninggal. 2. Kebebasan Vs penanganan dan pencegahan bahaya Bapak N berusia 47 tahun sehari hari sebagai tukang becak berpenghasilan Rp 20.000,-. Istrinya berusia 42 tahun, berjualan sayur dengan laba Rp 10.000,/hari. Suami-istri ini memiliki 6 orang anak, paling besar 11 tahun kemudian berturut-turut 9 tahun, 7 tahun, 5 tahun, 3 tahun, dan 2 bulan. Semua anaknya tampak kurus, kurang gizi, dan menderita skabies. Anaknya yang berusia 3 tahun menderita bronkitis dan yang berusia 7 tahun pernah menderita tipus abdominalis. Bapak N adalah warga yang sulit bertetangga dan setia diberi bantuan, misalnya makanan oleh tetangganya, selalu ditolak. Oleh perawat Puskesmas bapak/ibu N sudah sering dianjurkan untuk ber-KB, namun mereka selalu menolaknya dan mengatakan bahwa ber-KB bertentangan dengan keyakinanya. Setiap perawat berkunjung, mereka selalu menghindar, bahkan pada kunjungan terakhir, mereka tidak mau menerima dan menyuruh perawat meninggalkan rumahnya. Ini membuat perawat dan petugas puskesmas jera, walaupun mereka tahu bahwa anak Bapak N terancam gangguan akibat kurang gizi, anak kelima terganggu pernapasannya, dan risiko ibu N untuk hamil lagi cukup besar. Setelah kunjungan perawat yang terakhir, satu tahun kemudian ibu N hamil lagi dan anak kelimanya meninggal karena sesak napas. 3. Jujur Vs bohong Seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan narkotika. Dalam posisi ini, perawat tersebut berada pilihan apakah akan mengatakan hal ini secara terbuka atau diam karena diancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila melapor hal itu kepada orang lain. 4. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah, agama,politik,ekonomi, dan ideology Klien yang memilih penghapusan dosa daripada berobat ke dokter. Kampanye antirokok demi keselamatan dan kebijakan ekonomi. 5. Terapi ilmiah konvensional Vs terapi tidak ilmiah dan coba-coba Di Papua, sebagian masyarakat melakukan tindakan mengatasi nyeri dengan daun-daunan yang sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa pada daun tersebut terdapat miang yang dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri bila di pukul-pukulkan di bagian tubuh yang sakit.

Megah Fitrian PO.71.3.201.10.1.076

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menghadapi masalah dasar etika keperawatan 1. Pernyataan dari klien yang pernah diucapkan kepada anggota keluarga, temantemannya, dan petugas kesehatan 2. Agama dan kepercayaan klien 3. pengaruh terhadap anggota keluarga klien 4. kemungkinan akibat sampingan yang tidak dikehendaki 5. prognosis dengan atau tanpa pengobatan (Bandman (1990)) . Beauchamp&Childress (2000) apabila ada pertentangan antara dua prinsip, dua prinsip yang bertentangan itu harus dianggap sebagai suatu titik permulaan. III. KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA Tanggung jawab perawat terhadap imdividu, keluarga, dan masyarakat. Tanggung jawab perawat terhadap tugas Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain. Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan.

Megah Fitrian PO.71.3.201.10.1.076