ii. tinjauan pustaka, landasan teori, kerangka...

20
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Indonesia sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh di Indonesia. Sekitar 26% telah dibudidayakan dan sisanya sekitar 74% masih tumbuh liar di hutan-hutan. Dari yang telah dibudidayakan, lebih dari 940 jenis digunakan sebagai obat tradisional (Syukur dan Hernani, 2001). Sejak jaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak menggunakan obat-obatan tradisional yang ternyata mujarab. Bahkan, saat ini pertumbuhan industri obat tradisional (jamu) semakin meningkat pesat. Berkembangnya teknologi (modern) menyebabkan seduhan jamu yang pahit telah diganti dengan pil yang tanpa rasa pahit dan lebih praktis. Jamu dan obat tradisional merupakan salah satu aset nasional sebagai sarana kesehatan rakyat turun-temurun (Rukmana, 2004). Dalam pengembangan tanaman obat diharapkan pengobatan dengan herbal/obat alami yang merupakan warisan dari nenek moyang kita mengalami kemajuan dan tidak hilang. Jangan sampai negara lain merebut dan mengambil alih dengan memproduksi obat-obat tradisional Indonesia, karena hal tersebut bisa saja terjadi apabila pengobatan herbal kita tidak mengalami perkembangan, apalagi dengan eksplorasi negara-negara maju terhadap tumbuhan obat asli Indonesia (Padmawinata, 1995). Universitas Sumatera Utara

Upload: dangtu

Post on 05-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Indonesia sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis

flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh di Indonesia. Sekitar 26%

telah dibudidayakan dan sisanya sekitar 74% masih tumbuh liar di hutan-hutan.

Dari yang telah dibudidayakan, lebih dari 940 jenis digunakan sebagai obat

tradisional (Syukur dan Hernani, 2001).

Sejak jaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak

menggunakan obat-obatan tradisional yang ternyata mujarab. Bahkan, saat ini

pertumbuhan industri obat tradisional (jamu) semakin meningkat pesat.

Berkembangnya teknologi (modern) menyebabkan seduhan jamu yang pahit telah

diganti dengan pil yang tanpa rasa pahit dan lebih praktis. Jamu dan obat

tradisional merupakan salah satu aset nasional sebagai sarana kesehatan rakyat

turun-temurun (Rukmana, 2004).

Dalam pengembangan tanaman obat diharapkan pengobatan dengan

herbal/obat alami yang merupakan warisan dari nenek moyang kita mengalami

kemajuan dan tidak hilang. Jangan sampai negara lain merebut dan mengambil

alih dengan memproduksi obat-obat tradisional Indonesia, karena hal tersebut bisa

saja terjadi apabila pengobatan herbal kita tidak mengalami perkembangan,

apalagi dengan eksplorasi negara-negara maju terhadap tumbuhan obat asli

Indonesia (Padmawinata, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Pada dasarnya, TOGA dapat didefinisikan sebagai sebidang tanah baik

dipekarangan rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk

membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Tujuan dasarnya adalah

untuk memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan dan mengurangi

ketergantungan terhadap obat-obatan kimia. Pengelolaannnya sesuai dengan luas

lahan yang tersedia, lingkungan yang mendukung, dan tujuan

penanaman.(Maheswari, 2002).

Kondisi pekarangan bermacam-macam. Ada yang luas, ada yang sempit.

Bahkan ada lahan pekarangan yang dikeraskan dengan semen, namun masih bisa

dimanfaatkan untuk memelihara tanaman. Misalnya dengan menggunakan pot,

kaleng bekas, potongan drum untuk menanam kunyit, temulawak, lidah buaya,

mahkota dewa.

1. Kunyit (Curcuma domestica Val.).

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat

potensial, selain sebagai bahan baku obat juga dipakai sebagai bumbu dapur dan

zat pewarna alami. Kunyit (Curcuma domestica Val.) termasuk tumbuhan

berbatang semu, basah yang dibentuk dari pelepah daun. Tinggi tanaman dapat

mencapai 1,5m, berbunga majemuk berwarna putih sampai kuning muda. Berdaun

tunggal, berbentuk lanset lebar, ujung dan pangkalnya runcing, tangkainya

panjang, tepinya rata, bertulang menyirip, panjangnya 20 – 40 cm, lebar 8 – 12,5

cm, warna hijau pucat.

Tanaman menghasilkan rimpang berwarna kuning jingga, kuning jingga

kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan. Rimpang terdiri dari rimpang induk

Universitas Sumatera Utara

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dan anak rimpang, rimpang induk berbentuk bulat telur, disebut empu atau kunir

lelaki. Anak rimpang letaknya lateral dan bentuknya seperti jari, panjang rimpang

2 – 10 cm, diameter 1 – 2 cm. Selain jenis dan varietas yang jelas, bahan tanaman

berasal dari rimpang yang sehat dari tanaman yang sehat berumur 11 – 12 bulan,

untuk benih daunnya harus sudah mongering.

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan dan pembumbunan, untuk

menghindari adanya kompetisi perolehan zat hara dengan gulma dan menjaga

kelembaban, suhu dan kegemburan tanah. Pembumbunan dilakukan juga untuk

memperbaharui saluran drainase pemisah petak, tanah dinaikkan ke petak-petak

tanam, biasanya dilakukan setelah selesai penyiangan.

Panen yang tepat berdasarkan umur tanaman perlu dilakukan untuk

mendapatkan produktivitas yang tinggi, yaitu pada tanaman umur 10 – 12 bulan

setelah tanam, biasanya daun mulai luruh atau mengering. Dapat pula dipanen

pada umur 20 – 24 bulan setelah tanam.

Gambar 1. Tanaman Kunyit (Curcuma domestica Val.).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Kunyit dapat dimanfaatkan sebagai pewarna untuk makanan manusia dan

ternak yaitu zat warna kuning (kurkumin) pada kunyit. Kunyit telah terbukti

secara ilmiah melalui berbagai pengujian pre-klinik dan klinik, berkhasiat untuk

mengobati berbagai macam penyakit degeneratif seperti kardiovaskular, stroke,

reumatik, sebagai anti oksidan yang mengikat radikal bebas, penurun kadar lipid

darah, meluruhkan plak pada otak penderita penyakit Alzheimer, kemampuan

memerangi sel kanker dan infeksi virus maupun bakteri( Rukmana, 1996).

2. TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza).

Temulawak alias koneng gede (Curcuma xanthorrhiza) merupakan terna

dihutan jati, tetapi beberapa jenis ada juga tumbuh di pekarangan rumah.

Umumnnnya, temulawak dapat ditanam ditanah ringan yang agak berpasir sampai

tanah berat berstruktur liat.

Tersedianya benih unggul yang bermutu tinggi merupakan salah satu

faktor penentu terhadap tingkat produktivitas tanaman. Benih harus dari tanaman

yang cukup umur, sehat, seragam ukurannya, dan mempunyai viabilitas tinggi

(Rahardjo, 2001).

Ketersediaan hara tanaman terutama hara makro N, P dan K merupakan

keharusan yang harus dipenuhi dalam budidaya temulawak disamping pemberian

pupuk oraganik berupa pupuk kandang. Budidaya di tingkat petani masih

dilakukan secara tradisional, jarang dilakukan pemeliharaan dan pemupukan,

sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu untuk mendapatkan produksi

dan mutu yang tinggi di dalam budidaya temulawak perlu dilakukan pemupukan.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Temulawak dipanen dari tanaman yang telah berumur 9-10 bulan.

Tanaman yang siap panen memiliki daun-daun dan bagian tanaman yang telah

menguning dan mengering, memiliki rimpang besar dan berwarna kuning

kecoklatan. Panen dilakukan dengan cara menggali dan mengangkat rimpang

secara keseluruhan. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan

ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam

dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan.

Gambar 2. Tanaman Temulawak (Curcuma xanthorrhiza).

Rimpang temulawak sebagian besar digunakan untuk bahan baku obat,

produknya berupa minyak temulawak, oleoresin, pati, nstant, zat warna kuning,

beberapa jenis makanan, minuman, dan minyak atsiri.

Khasiat dan kegunaan lain dari temualwak adalah memelihara fungsi hati,

efektif untuk hepatitis, menurunkan kolesterol, menambah nafsu makan, untuk

penyakit demam, penyakit kuning, serta gangguan pada getah empedu.

(Suprapto, 1997).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3. LIDAH BUAYA (Aloevera).

Mutiara Hijau/Lidah Buaya (Aloevera) adalah, tanaman yang tumbuh

subur di Pontianak dan sekitarnya, tanaman ini menurut catatan WHO, lebih dari

23 negara menggunakan si “Mutiara Hijau” sebagai bahan baku obatobatan dan

pada zaman raja Mesir Cleopatra menggunakan Aloevera sebagai pembasuh kulit

yang sangat mujarab sehingga dijadikan bahan baku kosmetika yang penting. Di

Amerika bagian barat daya lidah buaya (Aloevera) ditanam sebagai tanaman hias

di perkarangan rumah, dan dimanfaatkan sebagai obat luka bakar.

Tanaman lidah buaya yang mudah tumbuh dengan baik di lahan gambut

sekitar khatulistiwa dapat dijadikan sebagai komoditi unggulan mengingat

manfaat dan nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sayangnya salah satu komoditi

yang mempunyai keunggulan komparatif tersebut belum diusahakan secara

optimal (Andrianto dan Novo, 2004).

Gambar 3. Tanaman Lidah Buaya (Aloevera).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Hingga saat ini sebagian besar tanaman lidah buaya diolah menjadi

makanan dan minuman atau diekspor dalam bentuk pelepah segar ke Negara

tetangga, seperti Singapura, Malaysia dan Brunai Darussalam. Hasil olahan yang

terbatas dan ekspor dalam bentuk bahan baku hanya memberikan sedikit nilai

tambah. Nilai tambah akan diperoleh jika tanaman lidah buaya diolah menjadi

produk yang dibutuhkan industri sebagai bahan baku industri lanjutan

Lidah buaya merupakan salah satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia

yang telah dikembangkan oleh negara-negara maju seperti Amerika, Australia dan

negara di benua Eropa sebagai bahan baku industri farmasi dan pangan. Begitu

pentingnya lidah buaya sebagai bahan baku industri pada saat ini dan masa

mendatang adalah didasarkan pada manfaat yang besar bagi kehidupan manusia.

Bahkan komoditi ini telah digunakan oleh manusia sejak dahulu kala.

Penggunaan tanaman lidah buaya dalam industri secara garis besar dapat

dibagi menjadi empat jenis industri, yaitu:

1). Industri pangan, sebagai makanan tambahan (food supplement), produk yang

langsung dikonsumsi dan flavour.

2). Industri farmasi dan kesehatan, sebagai anti inflamasi, anti oksidan, laksatif,

anti mikrobial dan molusisidal, anti kanker, imunomodulator dan

hepatoprotector. Paten yang telah dilakukan beberapa negara maju antara lain:

CAR 1000, CARN 750, Polymannoacetate, Aliminase, Alovex dan Carrisyn.

3). Industri kosmetika, sebagai bahan baku lotion, krem, lipstik, shampo dan

kondisioner.

4). Industri pertanian, sebagai pupuk, suplemen hidroponik, suplemen untuk

media kultur jaringan dan penambah nutrisi pakan ternak (AAK., 1991).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

4. MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.)

Tumbuhan dengan nama ilmiah Phaleria macrocarpa di kenal juga

dengan nama simalakama (Melayu/Sumater), Makuto Dewo (Jawa). Mahkota

dewa merupakan salah satu tanaman obat yang multi khasiat disamping

mengkudu, sambiloto dan papagan. Sosoknya berupa perdu dengan tajuk

bercabang-cabang. Umurnya dapat mencapai puluhan tahun dengan masa

produktifitas mencapai 10-20 tahun.

Bagian yang paling banyak manfaat dari tanaman mahkota dewa adalah

buah yang terdiri atas kulit, daging, cangkang, dan biji. Buahnya beracun bila

dikonsumsi dalam keadaan mentah dan segar. Buah matang berwarna merah

marun dan banyak orang yang tidak tahu tergoda memetik dan memakannya.

Banyak kasiat yang terkandung dalam mahkota dewa ini menjadikannya semakin

populer dikalangan dunia pengobatan baik di dalam maupun luar negeri. Beberapa

keunggulan mahkota dewa menjadikannya sebagai salah satu tanaman obat yang

mendapatkan porsi sangat penting untuk terus dikembangkan. Membudidayakan

mahkota dewa tidak sulit. Tanaman ini dapat hidup dengan baik di daerah

beriklim tropis. dengan produksi buah yang tidak mengenal musim, menjadikan

mahkota dewa sebagai penambah pendapatan bagi pembudidayaan asalkan

dilakukan secara intensif dan profesional.

Mahkota dewa dapat dibudidayakan pada ketinggian 10 sampai dengan

1200 Mdpl. Lokasi pembudidayaannya sebaiknya di daerah yang jauh dari polusi.

Hal ini dilakukan agar tanaman tidak tercemar oleh unsur-unsur polutan berupa

logam berat, arsen, dll. Untuk kegiatan konservasi tanah, mahkota dewa dapat

ditanam di bibir teras pengolahan lahan.Tujuannya, adalah sebagai tanaman

Universitas Sumatera Utara

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

penguat teras, menghindari erosi, dan longsor. Ciri buah siap dipetik antara lain

kulit buah sudah berwarna merah marun dan berbau manis seperti aroma gula

pasir.

Mahkota Dewa dipercaya dapat mencegah dan membantu proses

penyembuhan berbagai macam penyakit antara lain: Tekanan darah tinggi,

Meningkatkan vitalitas bagi penderita diabetes, Kanker (zat damnacanthal :

menghambat pertumbuhan sel kanker), Asam urat, Lever, Alergi, Ginjal, Jantung,

Berbagai macam penyakit kulit, Mengatasi ketergantungan obat, Rematik,

Meningkatkan stamina dan ketahanan terhadap influenza, serta Insomnia.

Gambar 4. Tanaman Mahkota Dewa .

Pengembangan tanaman obat/herbal bertujuan untuk menghasilkan produk

herbal yarig memenuhi penegakan mutu, khasiat dan keamanan yang dapat

dipertanggungjawabkan melalui penelitian. Dengan demikian obat-obat herbal

yang dikembangkan dapat masuk dalam pelayanan kesehatan dan digunakan

untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Dalam pengembangan obat-obat

herbal asli Indonesia diperlukan peran serta berbagai pihak, harus ada kerjasama

Universitas Sumatera Utara

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

yang baik antara pemerintah, pihak industri obat tradisional dan farmasi, peneliti

dan institusi pendidikan rumah (Fadhli, 2005).

Upaya atau langkah-langkah dalam pengembangan tumbuhan obat antara

lain meliputi:

a. Sosialisasi pemanfaatan herbal sehingga potensi kekayaan alam Indonesia

dapat tergali baik dari segi budidaya maupun pemanfaatannya sebagai

sumber pengobatan;

b. Mendekatkan tumbuhan obat pada pelayanan kesehatan masyarakat;

c. Meningkatkan penghasilan masyarakat dengan usaha budidaya tanaman obat

dan produk pengolahan;

d. Upaya konservasi/pelestarian sumber bahan alam;

e. Pengembangan teknologi budidaya, hasil, dan pengolahan/proses produksi

sehingga dihasilkan simplisia dan produk dengan mutu yang terjamin;

f. Penelitian tumbuhan obat dan aplikasinya untuk menghasilkan obat herbal

yang memenuhi syarat mutu/kualitas, aman dan khasiat/kemanfaatan;

g. Kerjasama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, industri obat tradisional

dan farmasi, peneliti, peguruan tinggi. peraturan perundang-undangan yang

jelas untuk perlindungan terhadap sumber daya alam hayati, khususnya

tanaman obat.

(Jhonherf, 2007)

Beberapa manfaat dari tanaman obat antara lain sebagai berikut :

1. Memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

2. Menjaga dan mempertahankan vitalitas tubuh agar tetap sehat dan segar.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3. Memelihara dan meningkatkan metabolisme di dalam tubuh sehingga lancar

tanpa gangguan.

4. Memperkuat kerja jantung.

5. Mencegah kanker dan tumor sedini mungkin.

6. Membersihkan senyawa beracun di dalam tubuh.

7. Menurunkan kadar gula dan kolesterol didalam darah.

(Redaksi Agromedia, 2007).

Dengan adanya krisis moneter yang melanda Indonesia dan berlanjut

menjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan, berdampak pada melonjaknya

harga obat-obatan modern secara drastis oleh karena lebih dari 90% bahan

bakunya tergantung impor. Obat tradisional, yang merupakan potensi bangsa

Indonesia, oleh karena itu dapat ikut andil dalam memecahkan permasalahan ini

dan sekaligus memperoleh serta mendayagunakan kesempatan untuk berperan

sebagai unsur dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat, terlebih-lebih

dengan adanya kebijakan Menteri Kesehatan RI tahun 1999 untuk

mengembangkan dan memanfaatkan tanaman obat asli Indonesia untuk kebutuhan

farmasi di Indonesia (Maheshwari, 2002).

Faktor ketidak/kurang percayaan masyarakat dan pengobatan dengan

bahan alami Indonesia tidak/belum memiliki pendokumentasian tentang

penemuan baru khasiat tanaman obat, menjadi salah satu kelemahan dalam

pengembangan dan pemanfaatan tanaman obat di Indonesia (Bali Post, 2005).

Penelitian tanaman obat dilakukan guna mendukung penggunaan obat

tradisional Indonesia dalam pelayanan kesehatan dan untuk mendorong

peningkatan kemampuan industri obat di dalam negeri untuk memproduksi obat

Universitas Sumatera Utara

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

herbal, walaupun selama ini sering mengalami kendala dalam hal biaya penelitian

dan pengembangan. Mahalnya biaya penelitian dan pengembangan menjadi faktor

utama yang menghambat upaya penemuan baru potensi khasiat tanaman obat.

Padahal, tanaman yang dapat dijadikan bahan baku obat-obatan mencapai ribuan

jenis (Bali Post, 2005).

Tetapi, akhir-akhir ini perhatian terhadap obat alami meningkat dengan

tajam. Penelitian mengenai potensi dan khasiat tanaman obat pun mengalami

peningkatan. Hal ini merupakan sesuatu yang mengembirakan, mengingat potensi

alam Indonesia sangat berlimpah. Keanekaragaman hayati inilah yang membuat

Indonesia memiliki kekuatan yang amat besar dalam mengembangkan potensi

yang dimilikinya tersebut.

Mamfaat keanekaragaman hayati tersebut bagi manusia sangat beragam

seperti sebagai obat, kosmetik, pegharum, penyegar, pewarna, dan lain-lain.

Potensi yag besar ini, jika tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya sudah pasti tidak

akan mempunyai manfaat yang besar, sehingga harus dipikirkan agar penggunaan

tanaman obat disertai pula dengan usaha pelestariannya untuk menunjang

penggunaan yang berkelanjutan (Maheshwari, 2002).

Dalam pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan di Indonesia,

pemerintah telah melakukan berbagai program pengembangan pelayanan

kesehatan masyarakat. Pembangunan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

diselruh pelosok tanah air menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani

masalah pembangunan dibidang kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan

yang diperkenalkan kepada masyarakat adalah program Intensifikasi Pekarangan

(Inkar) dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) (Rukmana, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Pengembangan TOGA dipekarangan mempunyai banyak manfaat,

diantara nya sebagai bahan ramuan obat untuk pertolongan pertama sebelum

mendapatkan pengobatan dari dokter, sebagai sarana memperbaiki status gizi

masyarakat karena banyak banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman

penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran, sebagai usaha baru bagi keluarga

untuk menjadi pemasok kebutuhan bahan baku pabrik-pabrik jamu dan obat

tradisional (karena tanaman obat sangat bermanfaat sebagai bahan baku obat

modern, jamu dan obat tradisional) dan dapat digunakan untuk menghias dan

memperindah halaman rumah sekaligus memelihara ekosistem mikro disekitar

(Jhonherf, 2007).

Jika pengembangan TOGA secara terpadu berhasil meningkatkan

kemandirian masyarakat dalam penyediaan tanaman obat, biaya subsidi

pembelian obat generik bisa dihemat sekitar Rp 300 miliar. Dan secara bertahap,

subsidi pemerintah terhadap pelayanan kesehatan dapat berkurang. Tanaman obat

juga bisa berfungsi jadi sumber pendapatan masyarakat (Bali Post, 2006).

Pengembangan TOGA sangat strategis. Usaha itu sangat memperhatikan

kelestarian alam dan lingkungan. Upayanya membutuhkan kerja serius, terutama

yang mencakup teknik budidaya, permintaan dan pemasaran hasil, serta tataniaga

pemasarannya. Perkembangan TOGA yang produktif pasti akan menarik minat

investor dibidang farmasi obat tradisional dan jamu. Mereka tak mau kehilangan

kesempatan peluang ekonomi dan terpacu aktif berlomba mencari bahan baku

berbagai jenis tanaman obat untuk membuat produk obat-obatan baru

(Maheshwari, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.2. Landasan Teori

Pengembangan suatu usaha sangat bergantung pada tersedianya

sumberdaya, tetapi sumberdaya ini sangat terbatas jumlahnya sehingga produksi

atau keuntungan yang dihasilkan juga terbatas. Sumberdaya yang merupakan

faktor yang penting dalam suatu usaha adalah lahan, modal, tenaga kerja dan

sarana produksi (Andri, 2004).

Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Alat analisis yang

cocok untuk merumuskan strategi tersebut adalah analisis SWOT. Dimana

analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapt memaksimalkan kekuatan

(strength) dan peluang (opportunity), dan secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) (Rangkuti, 2003).

Cara membuat analisis SWOT melalui ”tiga tahapan” yaitu: Tahap

Pengumpulan Data, dimana tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data dari

beberapa faktor internal (kelemahan dan kekuatan) tetapi juga menganalisis data

tersebut agar dapat diketahui nilai bobot rating nya dengan menggunakan Matrik

faktor strategi eksternal dan internal. Kemudian tahap analisis, dimana semua

informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan dapat

digambarkan secara jelas, bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi

perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya,

dan terakhir tahap pengambilan keputusan, dimana semua data yang telah

dianalisis akan menghasilkan beberapa alternatif untuk memperbaiki sistem

pengembangannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Gambar 5. Kerangka Formulasi Strategi

1. TAHAP PENGUMPULAN DATA

Matrik Evaluasi Matrik Evaluasi Faktor Eksternal Faktor Internal (EFE) (IFE)

2. TAHAP ANALISIS

MATRIK MATRIK INTERNAL SWOT EKSTERNAL (IE)

3. TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN a. Pengembangan dari strategi SO, ST, WO, WT b. Matrik Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data,

tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada

tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti analisis

pasar, analisis competitor, analisis komunitas, analisis pemaso, analisis

pemerintah, analisis kelompok kepentingan tertentu.

Data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti

laporan keuangan (neraca, laba -rugi, cash flow, struktur pendanaan), laporan

kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian,

pengalaman, gaji, turn-over), laporan kegiatan operasional, laporan kegiatan

pemasaran.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Dalam evaluasi faktor strategis yang digunakan pada tahap ini adalah

model sebagai berikut :

a. Matrik Faktor Strategi Eksternal

b. Matrik Faktor Strategi Internal

(Rangkuti, F., 1997)

a. Matrik Faktor Eksternal

Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu

mengetahui terlebih dahulu cara-caar penentuan dalam membuat Tabel EFAS.

- Susunlah dalam kolom 1 (5-10 peluang dan ancaman).

- Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar

kecilnyapengaruh yang ada pada faktor strategi eksternal, mulai dari nilai 4

(sangat besar), nilai 3 (besar), nilai 2 (kecil), dan nilai 1 (sangat kecil)

terhadap peluang dan nilai ”rating” terhadap ancaman kebalikannya.

- Jumlah bobot dalam kolom 3 tidak boleh melebihi dari ”1,0”.

- Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.

- Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor

strategi eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan

perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang

sama.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

b. Matrik Faktor Internal

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi,

kemudian dianalisis ke dalam tabel IFAS. Adapun cara-cara dalam penentuan

masing-masing faktor.

- Susunlah dalam kolom 1 (5-10 kekuatan dan kelemahan).

- Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya

pengaruh yang ada pada faktor strategi eksternal, mulai dari nilai 4 (sangat

besar), nilai 3 (besar), nilai 2 (kecil), dan nilai 1 (sangat kecil) terhadap

kekuatan dan nilai ”rating” terhadap kelemahan kebalikannya.

- Jumlah bobot dalam kolom 3 tidak boleh melebihi ”1,0”

- Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.

- Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

menunujukkan bagaimana perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor

strategi eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan

perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang

sama.

2.3. Kerangka Pemikiran

Usaha TOGA (Tanaman Obat Keluarga) merupakan salah satu usaha

yang memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Faktor yang

mendukung pengembangan tanaman obat tersebut diantaranya besarnya potensi

Universitas Sumatera Utara

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

kekayaan sumber daya alam Indonesia sebagai sumber bahan baku yang dapat

diolah menjadi obat tradisional.

Oleh karena itu, diperlukan penentuan alternatif strategi dalam

pengembangan usaha dengan menggunakan analisis SWOT, dimana didalam

analisis SWOT tersebut dapat diidentifikasi faktor internal, yaitu kekuatan

(strength) dan kelemahan (weakness)dan faktor eksternal, yaitu peluang

(opportunity) dan ancaman (threat) dalam suatu usaha Tanaman Obat Keluarga

(TOGA).

Setelah dilakukan analisis faktor SWOT dalam usaha tersebut, maka kita

dapat menentukan strategi pengembangan apa yang cocok dan bisa diterapakan

untuk mengembangkan usaha Tanaman Obat Keluarga (TOGA) didaerah

penelitian.

Untuk mempermudah pemahaman kerangka pemikiran peneliti, berikut

disajikan skema kerangka pemikiran.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Gambar 6. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan:

: Mempengaruhi

2.4. Hipotesis Penelitian

Usaha Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Strength (Kekuatan)

Weakness (Kelemahan)

Threat (Ancaman)

Opportunity (Peluang)

Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Obat

Keluarga (TOGA)

Eksternal Internal Faktor - faktor

SWOT

Universitas Sumatera Utara

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30188/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Berdasarkan landasan teori maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai

berikut:

1. Terdapat beberapa faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta

ancaman dalam mengembangkan usaha Tanaman Obat Keluarga (TOGA).

2. Setelah dianalisis kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman tersebut,

kemudian dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan usaha Tanaman

Obat Keluarga (TOGA).

Universitas Sumatera Utara