rumahmatematikakita.files.wordpress.com€¦ · ii kata pengantar puji syukur ke hadirat tuhan yang...
TRANSCRIPT
KOMBINATORIK DAN PELUANG
Penulis Drs. Marsudi Rahardjo, M.Sc.Ed.
Edit & Layout: Titik Sutanti, S.Pd.Si., M.Ed.
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PENBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MATEMATIKA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya, bahan ajar ini dapat diselesaikan dengan baik. Bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan dalam usaha peningkatan mutu pengelolaan pembelajaran matematika di sekolah serta dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat di dalam maupun di luar kegiatan diklat. Diharapkan dengan mempelajari bahan ajar ini, peserta diklat E-Training Terstruktur dapat menambah wawasan dan pengetahuan sehingga dapat mengadakan refleksi sejauh mana pemahaman terhadap mata diklat yang sedang/telah diikuti. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan bahan ajar ini. Kepada para pemerhati dan pelaku pendidikan, kami berharap bahan ajar ini dapat dimanfaatkan dengan baik guna peningkatan mutu pembelajaran matematika di negeri ini. Demi perbaikan bahan ajar ini, kami mengharapkan adanya saran untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Saran dapat disampaikan kepada kami di PPPPTK Matematika dengan alamat: Jl. Kaliurang KM. 6, Sambisari, Condongcatur, Depok, Sleman, DIY, Kotak Pos 31 YK-BS Yogyakarta 55281. Telepon (0274) 881717, 885725, Fax. (0274) 885752. email: [email protected] Sleman, Mei 2015 Kepala PPPPTK matematika
Prof.Dr. rer.nat. Widodo, M.S NIP 196210311989031002
iii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Pengantar Isi ................................................................................................................. 1
B. Target Kompetensi ....................................................................................................... 5
C. Strategi Pembelajaran ................................................................................................... 6
BAHAN BACAAN I KOMBINATORIK ........................................................................................ 7
A. Prinsip Perkalian .......................................................................................................... 7
B. Contoh Terapan Prinsip Perkalian ............................................................................. 10
BAHAN BACAAN II KOMBINATORIK DAN PELUANG PADA PENGUNDIAN ...................... 13
A. Konsep Peluang dan Frekuensi Harapan .................................................................... 13
B. Ruang Sampel, Titik Sampel, Peristiwa, dan Relasi Antarperistiwa ......................... 17
C. Relasi Antar Peristiwa ................................................................................................ 24
Latihan 1 ............................................................................................................................... 25
BAHAN BACAAN III KOMBINATORIK DAN PELUANG PADA PENGAMBILAN SAMPEL ... 28
A. Notasi Faktorial .......................................................................................................... 28
B. Permutasi .................................................................................................................... 29
C. Kombinasi .................................................................................................................. 31
D. Terapan Dalam Pemecahan Masalah Pengambilan Sampel ...................................... 35
E. Permutasi Dengan Beberapa Unsur Sama (Penggunaan Aturan Kombinasi) ............ 39
F. Aturan/Prinsip Kombinasi .......................................................................................... 42
G. Identifikasi Masalah Pada Pada Pengambilan Sampel ............................................... 46
Latihan 2 ............................................................................................................................... 52
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ................................................................................... 54
A. Rangkuman ................................................................................................................ 54
B. Evaluasi ...................................................................................................................... 57
Latihan 3 ............................................................................................................................... 57
C. Tindak Lanjut ............................................................................................................. 61
Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 62
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 1
PENDAHULUAN
A. Pengantar Isi
Bahan bacaan ini diperuntukkan bagi guru matematika sekolah menengah peserta
ETraining Terstruktur meliputi guru SMP, SMA, dan SMK. Materi Kombinatorik dan
Peluang yang diberikan pada bahan bacaan ini terdiri dari 3(tiga) macam. Bahan
Bacaan I dengan topik “Kombinatorik dan Peluang pada Penyusunan Bilangan”, Bahan
Bacaan II dengan topik “Kombinatorik dan Peluang pada Pengundian” dan Bahan
Bacaan III dengan topik “Kombinatorik dan Peluang pada Pengambilan Sampel”.
Bahan Bacaan I dan II lebih cocok untuk bahan ajar guru SMP, sementara materi
peluang untuk guru SMA/SMK lebih cocok pada Bahan Bacaan III, akan tetapi peserta
ETraining diharapkan mempelajari seluruh Bahan Bacaan sebagai bahan referensi.
Pendekatan pembelajaran yang dipilih penulis pada modul ini lebih banyak terkait
dengan teori pembelajran Bruner tahap 2 dan 3. Teori pembelajran Bruner terdiri
atas 3 (tiga) tahapan yakni: (1) Enactive/kongkrit dimana pendekatan
pembelajarannya melalui peragaan menggunakan obyek sesungguhnya, (2)
Econic/semi kongkrit dimana pendekatan pembelajarannya melalui gambar-
gambar. Dan (3) Symbolic/abstrak dimana pendekatan pembelajarannya hanya
menekankan pada penalaran logis yakni obyek-obyek pembelajaran dan
penalarannya sudah cukup dibayangkan di alam pikiran. Jika pembelajaran
matematika sekolah dilakukan melalui ketiga tahapan seperti itu maka Bruner
menjamin bahwa siswa/peserta didik akan mampu mengembangkan
pengetahuannya jauh melampaui apa yang pernah mereka terima dari gurunya.
Landasan psikologi pembelajaran berikutnya adalah “Psikologi perkembangan
Piaget (baca “Piase”). Menurut Piaget (setelah melakukan pengamatan selama 60
tahun) perkembangan kognitif (intelektual) manusia sepanjang hayat hanya
dibagi dalam 4(empat) tahapan saja. Keempat tahapan itu adalah: (1) Sensory Motor
(umur 0 s.d 2 tahun) yakni tahapan ingin tahu tentang obyek-obyek di alam
semesta, (2) Pre Operasional (umur 2 s.d 6 tahun) yakni tahap peka-pekanya
2 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
anak pada belajar bahasa, yakni jika dalam lingkungan pergaulannya berbicara dalam
6 bahasa, maka anak akan mampu berbicara dalam 6 bahasa itu sekaligus. Tapi
sayangnya pada tahapan ini anak belum mampu mengadakan pernalaran dengan
baik, mereka hanya bisa menirukan tapi belum mmpu bernalar, (3) Konkrit
Operasioanal (umur 6 s.d 11 tahun) yakni tahapan pembelajarannya diperagakan
melalui peragaan menggunakan obyek-obyek sesungguhnya (obyek-obyek konkrit).
Dan terakhir (4) Berpikir abstrak (lebih dari 11 tahun) adalah anak dapat
menagkap konsep-konsep matematika cukup melalui obyek-obyek yang dapat
dibayangkan di alam pikiran.
Peluang adalah ukuran ketidakpastian munculnya suatu peristiwa/kejadian
dalam suatu ruang sampel hasil dari sebuah eksperimen. Eksperimen yang dimaksud
dalam ilmu peluang adalah “percobaan acak” di mana si pelaku eksperimen dijamin
tidak dapat mengatur hasil eksperimennya. Sehingga jika tidak ada jaminan bahwa “si
pelaku eksperimen tidak dapat mengatur hasil eksperimennya” maka dikatakan
bahwa eksperimen yang dilakukannya “tidak fair” atau “tidak adil”.
Ukuran ketidakpastian yang dimaksud merupakan nilai frekuensi relatif
munculnya peristiwa itu jika eksperimen yang dilakukannya adalah berulang
sampai dengan tak hingga kali. Namun karena ketidakmungkinan seseorang
melakukan eksperimen sampai dengan tak hingga kali, maka biasanya orang (si
pelaku eksperimen) hanya akan melakukannya sampai dengan ribuan kali tertentu
saja. Sebagai contoh misalnya untuk mengetahui berapa peluang munculnya masing-
masing sisi mata uang logam jika diadakan eksperimen melalui “tossing” dengan cara
melambungkannya ke udara dan membiarkannya jatuh ke sebuah lantai bersemen.
Untuk mengetahui nilai peluangnya penulis mengambil hikmah dari buku rujukan
“Applied Finite Mathematics” karangan Prof. Howard Anton untuk eksperimen
tehadap sekeping mata uang logam. Terinspirasi dengan eksperimen tersebut
penulis di tahun 2001 mencoba untuk melakukannya secara pribadi atas sebuah paku
payung standar (warna putih gilap) yang biasa digunakan untuk menata taplak-taplak
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 3
meja pada sebuah hajatan. Paku payung semacam ini selanjutnya kita
sebut/definisikan sebagai “paku payung standar”.
Kini seperti yang akan kita ketahui pada bahan bacaan II, setelah dilakukan
eksperimen berulang mulai dari 1.000 kali, 5.000 kali, 10.000 kali, 15.000 kali,
hingga 20.000 kali akan tampak bahwa nilai frekuensi relatifnya memiliki nilai
kecenderungan ke bilangan 0,5 untuk munculnya muka angka (A) pada mata uang
logam dan memiliki nilai kecenderungan ke bilangan 0,31 untuk munculnya hasil
miring pada paku payung standar. Selanjutnya dengan pembulatan yang sudah
dianggap cukup baik hingga 1 tempat desimal akan diperolah nilai kecenderungan
frekuensi relatif munculnya masing-masing hasil adalah 0,5 untuk munculnya muka
angka pada mata uang logam dan 0,3 untuk munculnya hasil miring pada paku
payung standar. Dalam bentuk pecahan biasa peluang masing-masing adalah
2
1 dan .
10
3
Kedua obyek eksperimen ini (mata uang logam dan paku payung) sengaja diangkat
sebagai contoh obyek eksperimen agar kesalahan persepsi selama ini bahwa
berbicara masalah peluang selalu dianggap bahwa peluang munculnya peristiwa A
dalam ruang sampel S yakni AS adalah
P(A) = )(
)(
Sn
An selalu benar padahal tidak selalu benar.
Rumus nilai peluang tersebut benar jika obyek eksperimennya berdistribusi
(tersebar secara) seragam dan tidak benar jika obyek eksperimennya tidak
berdistribusi seragam.
Perhitungan nilai peluang untuk setiap peristiwa AS selalu benar jika kita gunakan
prinsip penjumlahan, yakni peluang munculnya peristiwa AS sama dengan jumlah
peluang munculnya masing-masing titik sampel yang terdapat pada peristiwa A.
4 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Sebagai contoh selidiki bahwa pada contoh ini peluang munculnya ruang sampel S
adalah
P(S) = P({s1}) + P({s2}) + P({s3}) +
P({s4})
= 1009
+ 10021
+ 10021
+ 10049
= 100100
= 1.
Dengan cara yang sama akan diperoleh
P(A) = ,10058
P(B) = ,10091
dan P(AB) = .100
49
Lebih lanjut amati bahwa ruang sampel S pada contoh di atas adalah ruang sampel
yang tidak berdistribusi seragam. Mengapa? Sebab seperti yang dapat kita lihat
ternyata tidak semua titik sampel dalam ruang sampel S berpeluang sama untuk
muncul.
Kini sebagai pembanding coba amati contoh yang kedua berikut ini.
Selidiki bahwa pada contoh yang kedua
ini peluang munculnya ruang sampel S
adalah
P(S) = P({s1}) + P({s2}) + P({s3}) + P({s4})
= 41
+ 41
+ 41
+ 41
= 44
= 1.
Dengan cara yang sama maka untuk setiap peristiwa A, BS akan diperoleh
P(A) = ,42
P(B) = ,43
dan P(AB) = .41
Amati bahwa ruang sampel S pada contoh yang kedua di atas adalah ruang sampel S
yang berdistribusi seragam. Mengapa? Sebab seperti yang dapat kita lihat ternyata
semua titik sampel dalam ruang sampel S berpeluang sama untuk muncul. Peluang
S
A
10021
s2
s3
10021
1009
s1 10049
s4
B
Gambar 1a
Gambar 1b
S
A B
s1
41
s2
41
s3
41
s4
41
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 5
munculnya masing-masing titik sampel dalam ruang sampel S adalah P({si }) = 41
untuk setiap si S.
Selidiki pula bahwa untuk perhitungan nilai peluang munculnya peristiwa A dalam
uang sampel S yakni AS pada contoh yang kedua ini juga akan berlaku rumus P(A)
= .)(
)(
Sn
An Sementara rumus tersebut tidak berlaku untuk contoh yang pertama.
Kini amati bahwa untuk ruang sampel S pada contoh yang kedua ini jika kita gunakan
rumus peluang munculnya peristiwa AS berupa P(A) = )(
)(
Sn
An untuk setiap peristiwa
AS maka nilai peluang munculnya peristiwa A, B S masing-masing adalah:
P(A) = )(
)(
Sn
An= 4
2= ,2
1 P(B) = )(
)(
Sn
Bn= .4
3
Selidiki bahwa hasil-hasil tersebut ternyata sama nilai peluangnya dengan jika kita
gunakan perhitungan menggunakan prinsip penjumlahan. Pembahasan selengkapnya
dapat dipelajari pada bagian III.
B. Target Kompetensi
Target kompetensi yang hendak dicapai dari bahan diklat ini adalah “Peserta diklat E-
Training Terstruktur dapat menentukan banyaknya semua hasil yang mungkin
(kombinatorik) dari suatu eksperimen (percobaan acak sedemikian sehingga si
pelaku eksperimen dijamin tidak dapat mengatur hasil eksperimennya) terhadap
sejumlah obyek tertentu yang selanjutnya kita sebut “obyek eksperimen”.
Himpunan semua hasil (eksperimen) yang mungkin yang diperoleh dari sejumlah
obyek eksperimen yang diberikan (diketahui) didefinisikan sebagai “Ruang Sampel”
dan umumnya dilambangkan menggunakan huruf kapital “S”. Selanjutnya peserta
diklat dapat menentukan banyak angota (banyak titik sampel yang terdapat pada
setiap peristiwa yang didefinisikan dalam ruang sampel S) yakni peristiwa A, BS
dalam bentuk kata-kata/kalimat, menentukan nilai peluangnya, serta
6 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
mengidentifikasi relasi antarperistiwa dalam ruang sampel S tersebut untuk
eksperimen yang berupa:
1. Pengundian (tidak melibatkan perhitungan permutasi dan kombinasi)
2. Pengambilan Sampel (melibatkan perhitungan permutasi dan kombinasi)
Pengundian yang dimaksud adalah eksperimen (percobaan acak) yang melibatkan
obyek-obyek seperti misalnya: mata uang logam, dadu, paku payung, kartu
gambar yakni kartu-kartu yang salah satu sisinya bergambar dan sisi lainnya kosong
(tidak bergambar), dan lain-lain. Sementara pengambilan sampel yang dimaksud
adalah pengambilan acak dari sebagian obyek (sampel) yang berasal dari
sejumlah obyek yang jumlahnya lebih banyak (populasi). Bedakan antara
“konsep sampel” dengan “konsep ruang sampel”. Sampel adalah sebagian dari
keseluruhan (populasi), sedangkan ruang sampel adalah himpunan semua hasil yang
mungkin terjadi dalam suatu eksperimen (percobaan acak/tindakan acak).
C. Strategi Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan dengan sistem ETraining, di mana peserta harus
masuk/login ke sistem Etraining PPPPTK Matematika pada alamat
diklatonline.p4tkmatematika.org menggunakan user ID dan password yang telah
disediakan admin. Peserta mempelajari materi melalui bahan bacaan-bahan bacaan
yang disediakan secara mandiri. Selanjutnya, peserta mengikuti forum diskusi untuk
mendiskusikan topik-topik sesuai materi yang sedang dijadwalkan maupun
berkonsultasi dengan fasilitator. Untuk mengetahui pencapaian kompetensi, peserta
diklat mengerjakan tugas dan tes akhir. Keseluruhan strategi pembelajaran
dilaksanakan secara daring (online) penuh. Interaksi antara peserta dengan fasilitator
dilakukan secara daring (online) dalam forum diskusi maupun fasilitas chatting dan
email.
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 7
BAHAN BACAAN I KOMBINATORIK
Kombinatorik adalah teknik menghitung banyak anggota ruang Sampel. Yakni
banyak cara munculnya hasil-hasil yang mungkin pada suatu eksperimen (percobaan
acak). Untuk dapat memahaminya dengan baik perhatikan contoh masalah dan cara
penyelesaiannya berikut ini.
A. Prinsip Perkalian
Masalah 1
Misalkan kita adakan eksperimen (percobaan acak) berupa pengundian sekaligus
sebuah paku payung standar (warna putih gilap) dan sebuah dadu. Pertanyaannya
adalah ada berapa macam (ada berapa cara) hasil yang mungkin terjadi pada
eksperimen tersebut?
Penyelesaian
Amati bahwa dari masalah yang dikemukakan di atas, obyek eksperimen, cara
eksperimen, dan hasil-hasil yang mungkin masing-masing adalah seperti yang
digambarkan berikut.
Gambar 2
diundi
sekaligus
Obyek Ekp.
Cara Ekp.
I II
m
t
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6 ( t, 6) = s12
( t, 5) = s11
( t, 4) = s10
( t, 3) = s9
( t, 2) = s8
( t, 1) = s7
( m, 6)= s6
(m, 5) = s5
(m, 4) = s4
(m, 3) = s3
(m, 2) = s2
(m, 1) = s1
6 cara
2 cara
I
II
S
n(S) = 12
Hasil-hasil
yang mungkin
Keterangan
Hasil miring m =
Hasil terlentang t =
Kemungkinan
8 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Berdasarkan kerangka penyelesaian yang digambarkan di atas dapat kita lihat bahwa
obyek eksperimen I adalah sebuah paku payung sementara obyek eksperimen II
adalah sebuah dadu. Cara eksperimennya adalah diundi sekaligus. Sedangkan hasil-
hasil yang mungkin berupa pasangan berurutan (m, 1), (m, 2), (m, 3), … dan
seterusnya hingga (t, 6). Atau jika ditulis dalam bentuk lambang titik-titik sampel
semuanya ada 12. Keduabelas titik sampel yang dimaksud adalah s1, s2, s3, ... , s12.
Sehingga ruang sampel S dari eksperimen di atas adalah:
S = {(m, 1), (m, 2), (m, 3), … , (t, 6)} atau S = { s1, s2, s3, …. , s12}. Maka n(S) = 12.
Kini pertanyaan selanjutnya adalah apa kira-kira hubungan antara n(S) = 12 dengan
banyaknya hasil yang mungkin untuk obyek eksperimen I yakni n(I) = 2 dan
banyaknya hasil yang mungkin untuk obyek eksperimen II yakni n(II) = 6?
Amati bahwa setelah dicermati secara seksama ternyata
n(S) = 12 = 2 6 = n(I) n(II).
Dengan demikian, n(S) merupakan hasil perkalian antara banyaknya cara munculnya
hasil yang mungkin pada obyek eksperimen I dengan banyaknya cara munculnya
hasil yang mungkin pada obyek eksperimen II, yakni
n(S) = 2 6 = n1 n2.
Kini bagaimana jika obyek eksperimennya sebanyak k., yakni obyek eksperimen I, II,
III, … dan seterusnya hingga K. Misalkan masing-masing obyek dapat terjadi dalam n1
cara, n2 cara, n3 cara, dan seterusnya hingga nk cara. Berapakah banyak anggota ruang
sampel S jika kesemua obyek eksperimen itu diundi sekaligus? Apakah kita sepakat
jika kesemua obyek eksperimen itu diundi sekaligus maka ruang sampel S akan
memuat titik sampel sebanyak
Jika kita sepakat dengan dugaan di atas dari mana kita dapat menyimpulkannya?
Apakah kita menyimpulkannya berdasarkan pola atau dari kerangka berpikir lain
yang mungkin dalam bentuk gambar atau bentuk apa yang mungkin.
n(S) = n1 n2 n3 … nk
?
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 9
Perlu diingat bahwa jika kita dapat menyampaikannya dalam bentuk gambar,
menurut Bruner (Jerome Bruner, 1915–...) peserta didik akan dapat
menangkapnya secara jelas dan akan mampu mengembangkan
pengetahuannya jauh melebihi dari apa yang pernah mereka terima dari
gurunya.
Banyak anggota S seperti yang ditunjukkan pada petak di atas selanjutnya dikenal
sebagai “prinsip perkalian”. Gambaran lebih lanjut seperti berikut.
Dari kerangka berpikir yang digambarkan di atas kemungkinan terjadinya obyek eksp
O1, O2, O3, ... dan seterusnya hingga obyek eksperimen Ok masing-masing dapat terjadi
dalam n1 cara, n2 cara, ... , dan seterusnya hingga nk cara. Maka secara nalar hasil-hasil
eksperimen yang mungkin terjadi adalah sebanyak n1 n2 n3 … nk cara. Yakni
dari titik-titik sampel s1, s2, s3, ... , hingga sn = n1 n2 … nk .
Gambar 3
OI Ok OII OIII
… Diundi
sekaligus
n1
cara n2
cara
n3
cara
nk
cara
Obyek Eksperimen
Cara Eksp
Ruang sampel S dengan banyak
titik sampel:
n(S) = n1 n2 n3 … nk .
O2
nk
cara
…
…
…
…
…
…
…
s1
s2
s3
sn = n1 n2 … nk
S
n1
cara n2
cara
Ok
O1
Hasil2 yg
mungkin
Kemungkinan
10 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
B. Contoh Terapan Prinsip Perkalian
Masalah 2
Misalkan dari himpunan {0, 1, 2, 3} akan dibuat bilangan 3(tiga) angka antara 100 dan
320. Pertanyaannya adalah ”Ada berapa cara (ada berapa hasil yang mungkin) untuk
membentuk bilangan 3(tiga) angka antara 100 dan 320 pada eksperimen ini?
Penyelesaian
1. Dengan penalaran Lengkap
Selidiki dari masalah yang diketahui bahwa Obyek eksperimennya adalah himpunan
berupa {0, 1, 2, 3}. Cara ekperimennya adalah ”Ada berapa cara (ada berapa hasil
yang mungkin) bilangan 3(tiga) angka yang dapat dibentuk antara 100 dan 320 pada
eksperimen ini?
Jawab
Untuk memperjelas pemahaman gambaran penyelesaiannya adalah seperti berikut.
Bilangan ratusan yang mungkin dari bilangan 3(tiga) yang dapat dibentuk antara
100 dan 320 yaitu (100 < x < 320) , yakni x berupa bilangan tiga angka antara 100 dan
320 adalah:
o Ratusannya yang mungkin dari himpunan {0, 1, 2, 3} untuk bilangan tiga angka
antara 100 dan 320 adalah 1, 2, dan 3 sebab 0 tidak mungkin menempati tempat
ratusan. .Mengapa?
o Bilangan puluhan yang mungkin untuk menaempati tempat puluhan jika
ratusannya 1 dari himpunan {0, 1, 2, 3} adalah semua elemen dari bilangan 0, 1,
2, 3. Sehingga untuk ratusan 1 puluhan yang mungkin adalah 1, 2, 3. Yakni
semua elemen dari {0, 1, 2, 3} yaitu bilangan 0, 1, 2, 3. Khusus untuk ratusan 1
karena harus memenuhi syarat bilangan x dengan 100 < x < 320 adalah 1, 2, dan
3. Maka bilangan puluhan yang mungkin jika ratusan 1 untuk menempati tempat
puluhan adalah 1, 2, dan 3, Sementara untuk ratusan 2, bilangan puluhan yang
mungkin untuk memenuhi tempat puluhan adalah semua bilangan yang
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 11
disediakan. Yakni bilangan 0, 1, 2, dan 3. Sedangkan untuk ratusan 3, bilangan
puluhan yang mungkin agar memenuhi syarat 100 < x < 320 adalah 0 dan 1.
o Satuan yang mungkin jika ratusannya 3 dari bilangan 3 (tiga) angka x yang
memenuhi syarat 100 < x < 320 adalah puluhannya 0 dan 1. Semenrata bilangan
satuannya agar memenuhi sayarat 100 < x < 320 adalah semua bilangan 0, 1, 2,
dan 3. .
Sehingga gambaran penalaran selengkapnya adalah seperti berikut.
{0, 1, 2, 3}
Obyek Eksp
Dibuat bilangan 3 angka
yang angka-angkanya
antara100 dan 320.
Cara Eksperimen
n(S) = 39
1
3 0
1
0
2 1
3
(311) = s37
(312) = s38
(313) = s39
(310) = s36
S
III
Sat I
Rat
II
Pul
Hasil-hasil yang mungkin
0
2
1
3
3
(101) = s1
(103) = s3
1
(102) = s2 2
0
2 1
3
(131) = s13
(132) = s14
(133) = s15
(130) = s12
1 0
2
(110) = s4
(111) = s5
(112) = s6
(113) = s7 3
2 2
3
0
2 1
3
0
0
2 1
3
(201) = s17
(202) = s18
(203) = s19
(200) = s16
(231) = s29
(132) = s30
(233) = s31
(230) = s28
1
1
cara
3
cara
4
cara
1 cara
1 cara
3 cara
4 cara
1 cara
2 cara
4 cara
4 cara
Gambar 4
12 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
2. Dengan Cara Singkat
Karena dari himpunan {0, 1, 2, 3} akan dibuat bilangan 3 (tiga) angka antara 100 dan 320
yakni bilangan cacah x yang memenuhi syarat 100 < x < 320 adalah seperti berikut.
o Bilangan yang mungkin untuk menempati tempat ratusan adalah bilangan 1, 2, dan 3.
Dalam hal ini tidak mungkin 0 menempati tempat ratusan. Mengapa? Sebab hasil
seperti 023 bilangan sesungguhnya adalah 23. Sehingga bilangan yang mungkin untuk
menempati tempat ratusan sebanyak 3 cara. Artinya n(ratusan) = 3.
o Bilangan yang mungkin untuk menempati tempat puluhan adalah 0, 1, 2 dan 3 untuk
ratusan 1 dan 2, serta 0, 1 untuk ratusan 3. Sehingga n(puluhan) = 4.
o Bilangan yang mungkin untuk menempati tempat satuan jika ratusannya 1 dan
puluhannya 0 adalah 1, 2, dan 3; jika ratusannya 1 dan puluhannya 1, 2, 3 adalah 0, 1,
2, 3. Sedangkan jika ratusannya 2, semua puluhan dan semua satuan mungkin, yaitu 0,
1, 2, dan 3. Sementara jika ratusannya 3, puluhannya 0, 1 bilangan satuan yang
mungkin adalah 0, 1, 2, 3. Sehingga n(satuan) = 4.
o Banyak anggota ruang sampel S adalah
n(S) = Jumlah dari n(Ratusan) n(Puluhan) n(Satuan)
= (113) + (134) + (144) + (124)
= 3 + 12 + 16 + 8
= 39.
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 13
BAHAN BACAAN II KOMBINATORIK DAN PELUANG PADA PENGUNDIAN
A. Konsep Peluang dan Frekuensi Harapan
Masalah 1 (Konsep Peluang)
Apa yang akan terjadi bila kita undi sekeping mata uang logam sebanyak 20.000 kali
dan apa yang akan terjadi jika kita undi sebuah paku payung standar (warna putih
gilap) sebanyak 20.000 kali?
Penyelesaian
Untuk diketahui bahwa hasil eksperimen yang pernah dilakukan oleh seseorang
(Anton, 1982:79) dan eksperimen pribadi oleh penulis di tahun 2001 diperoleh hasil-
hasil seperti berikut.
(Sumber: Anton :1982,79. Applied Finite Mathematics).
Banyaknya
Eksp.
(n)
Frek. Muncul
muka A
(angka ) (m)
Frek. Rel.
hasilnya m
fr = nm
10
100
1.000
5.000
10.000
15.000
20.000
8
62
473
2550
5098
7619
10.038
0,8000
0,6200
0,4730
0,5100
0,5098
0,5079
0,5019
Tabel 1 a
(Sumber: Eksperimen Pribadi, 2001).
Tabel 1 b
Banyaknya
Eksp.
(n)
Frek. Muncul
hasil miring
(m)
Frek. Rel.
hasilnya m
fr = nm
1000
5.000
10.000
15.000
20.000
314
1577
3157
4682
6214
0,3140
0,3154
0,3157
0,3121
0,3107
14 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Dari kedua obyek eksperimen (percobaan acak) seperti yang diperlihatkan pada tabel
di atas tampak bahwa semakin banyak eksperimen dilakukan maka frekuensi realtif
munculnya muka angka (A) pada mata uang logam nilai frekuensi relatifnya akan
semakin mendekati nilai 0,5000 sementara untuk eksperimen yang sama terhadap
paku payung (fines) diperoleh hasil bahwa nilai frekuensi relatifnya akan semakin
mendekati nilai 0,3100.
Perhatikan bahwa dalam 1 (satu) tempat desimal maka nilai frekuensi relatif
munculnya muka angka (A) pada sekeping mata uang logam dan munculnya hasil
miring (m) pada paku payung jika eksperimen dilakukan sampai dengan tak hingga
kali masing-masing adalah seperti berikut.
fr (A) = 2
1 = 0,5 dan fr ({m}) =
10
3.
Peluang munculnya suatu hasil eksperimen didefinisikan sebagai nilai frekuensi relatif
munculnya hasil itu jika eksperimen yang dilakukannya diulang-ulang sampai dengan
tak hingga kali. Oleh sebab itu maka selanjutnya dikatakan bahwa:
Peluang munculnya muka angka A
pada mata uang logam adalah:
dan
Peluang munculnya hasil miring
paku payung adalah:
P(A) = 2
1)(lim
Af rn
P({m}) = .10
3})({lim
mf rn
P({m}) = 10
3
Peluang Miring
P({t}) = 1 – 10
3 =
10
7
Peluang Terlentang
P(A) = 2
1
Peluang Muncul
Muka Angka (A)
P(G) = 1 – 2
1=
2
1
Peluang Muncul
Muka Gambar (G)
Untuk Sekeping Mata Uang Logam Untuk Sebuah Paku Payung
Gambar 5
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 15
Selanjutnya karena hasil eksperimen yang mungkin untuk mata uang logam hanyalah
muka angka A atau muka gambar G sementara untuk paku payumg hanyalah hasil
miring m, atau terlentang t maka
Catatan
Obyek-obyek eksperimen yang menghasilkan nilai peluang yang sama jika diundi
disebut obyek-obyek eksperimen yang seimbang (homogin) sementara obyek-obyek
eksperimen yang menghasilkan nilai peluang yang tidak sama jika diundi disebut
obyek-obyek eksperimen yang tak seimbang (non-homogin). Pada contoh di atas
mata uang logam termasuk obyek eksperimen yang seimbang sementara paku
payung termasuk obyek eksperimen yang tak seimbang.
Kini misalkan ada pertanyaan berapakah peluang munculnya
hasil berdiri {b} jika sebuah paku payung standar diundi dengan
cara melambungkannya ke udara dan membiarkannya jatuh di
laintai bersemen?
Jika pada suatu eksperimen (percobaan acak) suatu peristiwa A
pasti terjadi maka peristiwa itu disebut sebagai suatu
kepastian. Sementara itu jika pada suatu eksperimen suatu
peristiwa A tak mungkin terjadi maka peristiwa itu disebut
sebagai suatu kemustahilan.
Kini kita sudah dapat mengidentifikasi manakah diantara obyek-obyek eksperimen
berikut ini yang merupakan obyek eksperimen setimbang dan manakah diantara
obyek-obyek eksperimen berikut ini yang merupakan obyek eksperimen tak
setimbang. Setimbang berarti jika obyek eksperimen itu diundi maka masing-masing
hasil yang mungkin berpeluang sama untuk muncul.
Gambar 6
Hasil Berdiri
Mungkinkah?
{b}
16 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Masalah 2 (Konsep Frekuensi Harapan)
Dari nilai-nilai peluang munculnya hasil-hasil yang mungkin pada sekeping mata uang
logam dan sebuah paku payung (fines) jika diadakan pengundian kepada masing-
masing obyek eksperimen itu bagaimana frekuensi harapan munculnya hasil yang
mungkin jika pengundian dilakukan hingga 100.000 kali?
Penyelesaian
Jika pengundian dilakukan hingga 100.000 kali maka frekuensi harapan (fh)
munculnya:
Muka Angka Muka Gambar
fh (A) = 100.000P(A) fh (A) = 100.000P(G)
= 100.0002
1 = 100.000
2
1
= 50.000 kali. = 50.000 kali.
Hasil Miring Hasil Terlentang
fr (A) = 100.000P({m}) fr (A) = 100.000P({t})
=100.000 10
3 = 100.000
10
7
= 30.000 kali. = 70.000 kali.
Jadi jika pengundian atas sekeping mata uang logam dilakukan sebanyak 100.000 kali
maka frekuensi harapan munculnya muka angka adalah sebanyak 50.000 kali dan
frekuensi harapan munculnya muka gambar juga sebanyak 50.000 kali. Sementara
untuk sebuah paku payung jika pengundian dilakukan sebanyak 100.000 kali maka
Gambar 7
(a) (b) (c)
terlentang (t) miring (m)
Obyek Tak Setimbang
muka A (angka)
muka G (gambar)
Obyek Setimbang Obyek Setimbang
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 17
frekuensi harapan munculnya hasil miring sebanyak 30.000 kali dan hasil terlentang
sebanyak 70.000 kali.
Catatan
Frekuensi harapan (fh) munculnya banyak kali hasil A yang diharapkan
jika eksperimen (percobaan acak) dilakukan sebanyak n kali
didefinisikan sebagai
fh (A) = n P(A).
B. Ruang Sampel, Titik Sampel, Peristiwa, dan Relasi Antarperistiwa
Masalah 1 (Konsep Ruang Sampel, Titik Sampel, dan Peristiwa)
Misalkan 2 (dua) keping mata uang logam diundi
sekaligus. Masalah yang ditanyakan adalah: (a) Hasil-hasil
apa saja yang mungkin terjadi pada eksperimen tersebut?
(b) Tentukan ruang sampel, titik-titik sampel, dan
peristiwa A yang didefinisikan sebagai peristiwa
munculnya muka gambar G tepat sebanyak 1 kali, serta
peristiwa B didefinisikan sebagai peristiwa munculnya
muka gambar G tepat sebanyak 2 kali.
Gambarkan kesemuanya itu dalam bentuk diagram pohon
dan kemudian dalam bentuk diagram Venn.
Penyelesaian
a. Dalam Bentuk Diagram Pohon
Dalam bentuk diagram pohon gambaran selengkapnya dari eksperimen (percobaan
acak) tersebut adalah seperti berikut.
Gambar 8
diundi
sekaligus ?
Obyek Ekp.
I II
Cara Ekp.
18 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Berdasarkan peragaan gambar 9 di atas maka:
Ruang sampelnya adalah S = {(A, A), (A, G), (G, A), (G, G)} atau S ={s1, s2, s3, s4}.
Hasil-hasil yang mungkin seperti s1, s2, s3, s4 masing-masing disebut titik sampel,
dan himpunan bagian dari ruang sampel disebut sebagai periistiwa/kejadian dalam
rauang sampel S. Pada contoh ini
A = peristiwa munculnya muka gambar G tepat sebanyak 1 kali = {s2, s3}, dan
B = peristiwa munculnya muka gambar G tepat sebanyak 2 kali = {s4} masing-masing
disebut peristiwa/kejadian dalam ruang sampel S. Peristiwa B dalam S yang tepat
memiliki 1 titik sampel disebut sebagai peristiwa elementer atau peristiwa
sederhana. Sementara peristiwa A yang memiliki lebih dari 1 titik sampel disebut
sebagai peristiwa majemuk.
b. Dalam Bentuk Diagram Venn
Dalam bentuk diagram Venn kerangka pemikirannya adalah seperti berikut.
S = Ruang sampel hasil eksperimen.
s1, s2, s3, dan s4 adalah titik-titik sampel dalam
ruang sampel S.
A, B S masing-masing disebut peristiwa
dalam ruang sampel S.
Gambar 9
diundi
sekaligus
Obyek Ekp.
Cara Ekp.
Hasil-hasil
Yang Mungkin
A
G
A
G
A
G
(A,A) = s1
B
A
S
(A,G) = s2
(G,A) = s3
(G,G) = s4
Kemungkinan
I
II
I II
s1
s2 s3
s4
A
B
S
Gambar 9.b
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 19
Peristiwa A yang memiliki lebih dari 1 titik sampel disebut peristiwa majemuk
dan peristiwa B yang memiliki tepat 1 titik sampel disebut peristiwa sederhana
(peristiwa elementer/ elementary event).
A. Peluang Pada Pengundian
Masalah 1
Dua buah paku payung standar (warna putih gilap)
diundi sekaligus. Jika A adalah peristiwa munculnya
hasil kembar dan B adalah peristiwa munculnya hasil
terlentang minimal sebanyak 1 kali. Pertanyaannya
adalah:
a. Gambarkan hasil-hasil eksperimen yang mungkin
terjadi dalam bentuk diagram pohon (termasuk
ruang sampel S dan peristiwa A dalam S yakni
AS)
b. Gambarkan hasil-hasil eksperimenya dalam bentuk diagram Venn.
c. Tentukan P(A) yakni peluang munculnya peristiwa A.
d. Tentukan P(B) yakni peluang munculnya peristiwa B.
e. Tentukan relasi antara peristiwa A dan B.
Penyelesaian
a. Dengan Penalaran Lengkap
Pertama kita gambar kerangka pemikiran berkenaan dengan hasil-hasil yang
mungkin: ruang sampel S, peristiwa A dan B, serta teknik perhitungan nilai-nilai
peluangnya. Gambaran selengkapnya seperti berikut.
diundi
sekaligus
Obyek Ekp.
Cara Ekp.
I II
Gambar 10
Gambar 10.a
Keterangan
Hasil miring m =
Hasil terlentang t =
diundi
sekaligus
Obyek Ekp.
Cara Ekp.
I II 107
103
I
A
S
100100
Total =
P({(m,m)}) = 100
9103
103
P({(m , t)}) = 10021
107
103
P({(t , m)}) = 10021
103
107
P({(t , t)}) = 10049
107
107
= 1
+
m
t
m
t
(m,m)
(m, t)
(t , m)
(t , t)
103
107
103
107
II
= s1
= s2
= s3
= s4
m
t
107
P({t}) = P({m}) = 103
,
B
Hasil-hasil
yang mungkin
20 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Dari peragaan gambar di atas akan tampak dengan jelas ruang sampel S pada
eksperimen itu, peristiwa A, peristiwa B, dan perhitungan nilai peluang masing-
masing. Jika A adalah peristiwa munculnya hasil kembar maka
A = {(m, m), (t, t)} = {s1, s4} sehingga
P(A) = ({s1, s4}) = P({s1}) + P({s4})
= 1009
+ 10049
= 10058
= 0,58.
Jika ruang sampel dan peristiwa A, BS di atas kita gambarkan dalam bentuk
diagram Venn maka gambaran kerangka pemikiran selengkapnya adalah seperti
berikut.
P(A) = P({s1}) + P({s4})
= 1009
+ 10049
= 10058
= 0,58.
P(B) = P({s4}) + P({s2}) + P({s3})
= 10049
+ 10021
+ 10021
= 10091
= 0,91.
Jadi peluang munculnya peristiwa/kejadian
A dan B dalam ruang sampel S yakni A, BS
masing-masing adalah P(A) = 0,58 dan P(B)
= 0,91.
b. Dengan Cara Singkat
Jika A adalah peristiwa/kejadian munculnya hasil kembar pada kedua paku payung,
maka A = {(m, m), (t, t)}. Sehingga
P(A) = P({(m, m)}) + P({(t, t)})
= P({(m)})P({(m)}) + P({(m)})P({(m)})
= 103
103 + 10
7107
= 1009
+ 10049
= 10058
= 0,58.
S
A
10021
s2
s3
10021
1009
s1 10049
s4
B
Gambar 10.b
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 21
Jika B adalah peristiwa/kejadian munculnya hasil terlentang minimal 1 kali maka
berarti peristiwa B = {muncul t satu kali atau muncul t dua kali} = {(m, t), (t, m), (t, t)}
= {s2, s3, s4}. Maka
P(B) = P({(m, t)}) + P({(t, m)}) + P({(t, t)})
= P({m})P({t}) + P({t})P({m)) + P({t})P({t})
= 107
103 + 10
3107 + 10
7107
= 10021
+ 10021
+ 10049
= 10091
= 0,91.
Jadi peluang munculnya peristiwa BS adalah P(B) = 10091
= 0,91.
Selidiki bahwa P(A) = 10058
, P(B) = 10091
, dan )( BAP = .10049
Karena )( BAP = 10049
10058
.10091
Maka berarti )( BAP P(A) P(B). Sehingga A
dan B adalah dua peristiwa tak bebas. Untuk lebih jelasnya lihat relasi antar
peristiwa yang digambarkan dalam bentuk diagram Venn berikut ini.
Masalah 2
Dua keping mata uang logam diundi sekaligus. Jika A
adalah peristiwa munculnya muka angka pada mata
uang logam I dan B adalah peristiwa munculnya
muka gambar pada mata uang logam II.
Pertanyaannya adalah:
a. Gambarkan hasil-hasil eksperimen yang mungkin
terjadi dalam bentuk diagram pohon (termasuk
ruang sampel S dan peristiwa A dan peristiwa B
dalam S yakni A, B S)
b. Gambarkan hasil-hasil eksperimen tersebut dalam bentuk diagram Venn.
c. Tentukan P(A) dan P(B) yakni peluang munculnya masing-masing dari peristiwa
A dan peristiwa B
d. Tentukan relasi antara peristiwa A dan B.
Gambar 11
diundi
sekaligus
Obyek Ekp.
Cara Ekp.
I II
22 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Penyelesaian
a. Dengan Penalaran Lengkap
Pertama kita gambar kerangka pemikiran berkenaan dengan hasil-hasil yang
mungkin: ruang sampel S, peristiwa A dan B, serta teknik perhitungan nilai-nilai
peluangnya. Gambaran selengkapnya seperti berikut.
Dari peragaan gambar di atas akan tampak dengan jelas ruang sampel S pada
eksperimen itu, peristiwa A, peristiwa B, dan perhitungan nilai peluang masing-
masing. Jika A adalah peristiwa munculnya muka angka pada mata uang logam I,
maka
A = {(A, A), (A, G) }= {s1, s2} sehingga
P(A) = ({s1, s2}) = P({s1}) + P({s2})
= 21
21 + 2
121 = 4
1+ 4
1 = 4
2= .2
1
Jika ruang sampel S dan peristiwa A, BS di atas kita gambarkan dalam sebuah
bentuk diagram Venn maka gambaran kerangka pemikiran selengkapnya adalah
seperti berikut.
Gambar 11.a
Hasil-hasil
Yang Mungkin
A
G
A
G
A
G
I
II
diundi
sekaligus
Obyek Ekp.
Cara Ekp.
I II
(A,A) = s1
B
A
S
(A,G) = s2
(G,A) = s3
(G,G) = s4
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
4
1
4
1
4
1
4
1
Total = P(S) = = 1
4
4
Hasil2 yang Mungkin
Untuk
Mata Uang Logam Ke
P(B) = = 42
2
1
P(A) = = 42
2
1
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 23
P(A) = P({s1}) + P({s2})
= 41
+ 41
= 42
= .21
P(B) = P({s2}) + P({s4})
= 41
+ 41
= 42
= .21
Jadi peluang munculnya peristiwa/kejadian A dan B dalam ruang sampel S yakni A,
BS masing-masing adalah P(A) = 21
dan P(B) = .21
Sementara peluang munculnya
peristiwa (AB) adalah P(AB) = P({s2})
= .41
b. Dengan Cara Singkat
Jika A adalah peristiwa/kejadian munculnya muka angka pada mata uang logam I, dan
B adalah peristiwa munculnya muka gambar G pada mata uang logam II, maka
masing-masing peristiwa yang dimaksud adalah:
A = {s1, s2} dan B = {s2, s4}. Sehingga AB = {s2}.
Selidiki dari diagram Venn (Gambar 11.b) maupun dari diagram pohon (Gambar 11.a)
bahwa
P(AB) = P({s2})
= .41
Kini kita selidiki apakah P(AB) = P(A) P(B) .
41
= 21
21
41
= .41
Karena P (AB) = P(A)P(B) maka berarti A dan B adalah dua peristiwa bebas.
Untuk lebih jelasnya lihat relasi antar peristiwa yang digambarkan dalam bentuk
diagram Venn berikut ini.
A
s1
4
1 s2
4
1
s3
4
1
s4
4
1
B S
Gambar 11.b
24 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
C. Relasi Antar Peristiwa
Misalkan ruang sampel S berdistribusi seragam (S homogin) yakni masing-masing
titik sampel dalam S berpeluang sama untuk muncul. A, BS. Relasi antara
peristiwa A dan B dalam ruang ruang sampel S digambarkan seperti berikut.
a. Dalam ruang sampel S (S homogin) A dan B adalah dua peristiwa lepas.
AB = dan AB S
b. A dan B adalah dua peristiwa komplemen.
A = bukan B atau B = bukan A, ditulis B = Ac P(Ac) = 1 – P(A) atau
)'(AP = 1 – P(A) untuk 'A = Ac.
c. P(A) = 10
7, P(B) =
10
5, P(A B) =
10
2.
Ternyata P(A B) P(A) P(B) , maka
A dan B adalah dua peristiwa tak bebas.
d. P(A) = 10
7, P(B) =
10
5, P(A B) =
10
2.
Ternyata P(A B) = P(A) P(B) , maka
A dan B adalah dua peristiwa bebas.
A B
S
Gambar 12.a
S
A B
Gambar 12.b
S A
B
Gambar 12.d
Gambar 12.c
S
A B
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 25
Latihan 1
1. Sekeping mata uang logam dan 2(dua) buah paku payung diundi sekaligus.
Misalkan S adalah ruang sampel pada eksperimen itu.
Pertanyaannya adalah:
(a) Gambarkan diagram pohon ruang sampel S, titik sampel s1, s2, s3, ... dan
seterusnya dalam S, serta peristiwa-peristiwa A, B dan AB dalam S jika A
adalah peristiwa munculnya muka gambar G pada mata uang logam dan
munculnya hasil kembar pada paku payung. Sementara B adalah peristiwa
munculnya hasil miring m pada paku payung sebanyak 2 kali. Tentukan
peristiwa A, B, dan AB dalam bentuk himpunan.
(b) Gambarkan ruang sampel S, titik-titik sampel s1, s2, s3, ... dan seterusnya, serta
peristiwa-pristiwa A dan B dalam sebuah diagram Venn.
(c) Apakah A dan B merupakan 2 peristiwa lepas, bebas, tak bebas, atau
komplemen?
2. Ada berapa cara hasil yang mungkin terjadi jika 4 keping mata uang logam, 1 buah
dadu, dan 2 buah paku payung diundi sekaligus. Kemukakan alasan dan
penalarannya
Gambar 13
S? diundi
sekaligus
II I III
Obyek Eksp
Cara Eksp
26 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
3. Tiga buah dadu diundi sekaligus. Misalkan S adalah ruang sampel pada
eksperimen itu.
Pertanyaannya adalah:
(a) Tentukan n(S) yakni banyak anggota ruang sampel S. Jelaskan. Apakah ruang
sampel S berdistribusi seragam? Yakni masing-masing titik sampelnya
berpeluang sama untuk muncul. Kemukakan alasannya.
(b) Jika A, B, C, dan D masing-masing adalah peristiwa munculnya muka 1
sebanyak 0 kali, 1 kali, 2 kali, dan 3 kali. Tentukan n(A), n(B), n(C), dan n(D)
yakni banyak anggota titik sampel dari masing-masing peristiwa dalam ruang
sampel S.
(c) Kemukakan relasi diantara peristiwa A, B, C, dan D apakah saling lepas atau
saling partisi dalam ruang sampel S. Kemukakan alasannya.
4. Tiga keping mata uang logam (I, II, dan III) diundi sekaligus. Misalkan S adalah
ruang sampel pada eksperimen itu. A, B, dan C adalah peristiwa-peristiwa dalam S
dengan:
A = peristiwa munculnya muka gambar pada mata uang ke II atau ke III
B = peristiwa munculnya muka angka pada mata uang ke I atau ke II
Tentukan relasi antara peristiwa A dan B.
5. Sekeping mata uang logam diundi sebanyak 100 kali. Tentukan frekuensi harapan
munculnya:
a. Muka angka dalam pengundian itu.
b. Muka gambar dalam pengundian itu. 6. Sebuah paku payung diundi sebanyak 1000 kali. Tentukan frekuensi harapan
munculnya:
Gambar 18
? diundi
sekaligus
II I III
Obyek Eksp
Cara Eksp
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 27
a. Hasil miring dalam pengundian itu.
b. Hasil terlentang dalam pengundian itu.
7. Sebuah dadu dilambungkan sebanyak 1200 kali. Tentukam frekuensi harapan
munculnya:
a. Mata dadu genap dalam pengundian itu.
b. Mata dadu prima dalam pengundian itu.
c. Mata dadu genap dan mata dadu prima dalam pengundian itu. 8. Tiga lembar kartu bergambar diundi sekaligus dengan cara melemparkannya ke
udara dan membiarkannya jatuh di tanah. Pertanyaannya adalah:
a. Jika S adalah ruang sampel dari eksperimen itu, tentukan n(S) = ... yakni
banyak anggota S dalam eksperimen itu.
b. Jika AS adalah peristiwa munculnya muka gambar sebanyak 2 kali,
tentukan peluang munculnya peristiwa A.
c. Jika BS adalah peristiwa munculnya muka gambar sebanyak 1 kali,
tentukan peluang munculnya peristiwa B.
d. Jika CS adalah peristiwa tak satupun kartu gambar muncul dalam
eksperimen itu, tentukan peluang munculnya peristiwa C.
e. Tentukan relasi antara peristiwa A, B, dan C.
28 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
BAHAN BACAAN III KOMBINATORIK DAN PELUANG PADA PENGAMBILAN
SAMPEL
A. Notasi Faktorial
Masalah
Misalkan pada sebuah lomba tebak tepat yang diikuti oleh 3 regu yakni regu A, regu B,
dan regu C. Misalkan pada lomba ini disediakan 3 hadiah (hadiah I, II, dan III).
Pertanyaannya adalah ada berapa cara hadiah-hadiah itu dapat diberikan pada para
pemenang?
Penyelesaian
Misalkan obyek eksperimen O = {A, B, C} adalah himpunan 3 (tiga) regu peserta tebak
tepat. Karena pada eksperimen ini pada umumnya diberikan hadiah I, II, dan III yang
tidak sama nilai rupiahnya maka berarti urutan pemenang memiliki makna yakni
hadiah I lebih besar dari hadiah II, hadiah II lebih besar dari hadiah III, dan
seterusnya (bila regu dan hadiahnya lebih banyak). Sehingga gambaran
penyelesaiannya adalah seperti berikut.
Gambar 19
Maka
Ruang sampelnya S = {s1, s2, …, s6}.
Banyaknya cara n(S) = 6.
n(S) = 6 = 321 = 3!
Urutan
S
I … (A,B,C) = s1 C A
B
C B
C B
A
C A
B C
A
B A
II III
… (A,C,B) = s2
… (B,A,C) = s3
… (B,C,A) = s4
… (C,A,B) = s5
… (C,B,A) = s6 3
cara 2
cara 1
cara
Hasil-hasil
yang mungkin
O = {A, B, C}
Bertanding untuk
memperebutkan
hadiah I, II, dan III
Obyek
Eksp
Cara
Eksp
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 29
Perhatikan bahwa berdasarkan peragaan gambar di atas maka hasil-hasil yang
mungkin adalah (A,B,C), (A,C,B), (B,A,C), … , (C,B, A) atau s1, s2, s3, s4, s5, dan s6. Maka
ruang sampelnya adalah S dengan banyak anggotanya n(S) = 6. Perhatikan pula
bahwa n(S) = 6 berasal dari hasil kali 321. Bentuk perkalian 321 itu
selanjutnya didefinisikan sebagai 3! (baca”3 faktorial). Yakni:
Dengan melihat penalaran seperti yang dikemukakan di atas maka untuk setiap
bilangan cacah n maka
Lebih lanjut didefinisikan (disepakati) bahwa
B. Permutasi
Masalah
Misalkan pada suatu lomba tebak tepat yang diikuti oleh 3 regu (regu A, regu B, dan
regu C) hanya menyediakan 2 macam hadiah saja yakni hadiah I dan hadiah II.
Pertanyaannya adalah ada berapa cara hadiah-hadiah itu dapat diberikan kepada
para pemenang?
Penyelesaian
Misalkan obyek eksperimen O = {A, B, C} adalah himpunan regu peserta tebak tepat.
Karena pada eksperimen ini hanya menyediakan 2 hadiah maka gambaran
penyelesaiannya adalah seperti berikut.
n! = n(n – 1)(n – 1)(n – 1) … 21.
3! = 321.
0! = 1.
30 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Dari gambaran kerangka berpikir di atas maka ada 6 cara hadiah I dan II dapat
diberikan kepada para pemenang. Sehingga banyak anggota ruang sampelnya adalah
n(S) = 6. Ruang sampel S yang dimaksud adalah
S = {(A, B), (A,C), (B, A), (B,C), (C, A), (C, B) } = { s1, s2, s3, …, s6}.
Perhatikan bahwa n(S) = 6 tidak lain berasal dari 3 cara dan 2 cara. Yakni:
n(S) = 6
= 32 = 1
123 =
!1
!3=
)!23(
!3
.
Amati bahwa susunan elemen hasil (pemenang lomba) seperti (A, B) (B, A) sebab (A,
B) artinya juara I adalah regu A dan juara keduanya adalah regu B. Sementara
susunan elemen hasil seperti (B, A) artinya B juara I dan A juara II. Karena (A, B) (B,
A) maka berarti susunan urutan mempunyai makna.
Jika susunan urutan eleman-elemennya mempunyai makna maka susunan eleman-
elemen itu selanjutnya disebut sebagai eleman-elemen permutasi. Sehingga n(S) = 6
artinya banyaknya permutasi 2 hadiah dari 3 peserta (regu) adalah S dengan
Gambar 20
Maka
Ruang sampelnya S = {s1, s2, …, s6}.
Banyaknya cara n(S) = 6 = 32.
O = {A, B, C}
Bertanding untuk
memperebutkan
hadiah I dan II
Obyek
Eksp
Cara
Eksp I
A
B
C
B
A
C
C
A
B
II
S
….. (A,B) = s1
….. (A,C) = s2
….. (B,A) = s3
….. (B,C) = s4
….. (C,A) = s5
….. (C,B) = s6
2
cara
3
cara
Hasil-hasil
yang mungkin
Urutan pemenang
yang mungkin
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 31
n(S) = peaertadari
hadiahP 3
2 = 3
2
dariP = 3
2P = )!23(
!3
. Yakni n(S) = 3
2P = )!23(
!3
.
Selidiki jika banyaknya peserta n dan banyaknya hadiah yang disediakan r (tentu r
n) maka akan selalu benar bahwa banyak anggota ruang sampel S adalah n(S) dengan
n(S) = n
rP .
n
rP = )!(
!
rn
n
.
Catatan
n
rP artinya banyaknya permutasi (susunan urutan punya makna/diperhatikan) dari
pasangan berurutan r obyek yang berasal dari obyek eksperimen sebanyak n adalah
)!(
!
rn
n
.
C. Kombinasi
Masalah
Misalkan dari 4 bersaudara Ali (A), Budi (B), Cahya (C), dan Doni (D) diundang 2
orang wakilnya untuk rapat keluarga. Pertanyaanya adalah ada berapa cara undangan
itu dapat dipenuhi? Bagaimana pula jika yang diundang adalah 3 orang dari 4
bersaudara itu?
Penyelesaian
Dari masalah yang dikemukakan di atas maka obyek eksperimennya adalah O = {A, B,
C, D} sedangkan eksperimennya adalah mengundang hadir dalam rapat keluarga
sebanyak 2 orang wakilnya. Bagaimana bila eksperimennya diganti dengan
mengundang hadir dalam rapat keluarga sebanyak 3 orang wakilnya. Ruang sampel
dari masing-masing eksperimen itu adalah himpunan semua hasil yang mungkin
terjadi pada eksperimen itu. Penalaran selengkapnya adalah seperti berikut.
32 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Tabel 3
No. Obyek Eksperimen
Cara Eksperimen Hasil-hasil yang Mungkin (Hadir)
1.
2.
O = {A, B, C, D}
O = {A, B, C, D}
Mengundang 2 orang wakilnya untuk rapat keluarga
Mengundang 3 orang wakilnya untuk rapat keluarga
(A,B) = s1 .... baca A dan B = s1.
(A,C) = s2
(A,D) = s3
(B,C) = s4
(B,D) = s5
(C,D) = s6
(A,B,C) = s1
(A,B,D) = s2
(A,C,D) = s3
(B,C,D) = s4
Perhatikan bahwa rangkaian hasil-hasil eksperimen yang mungkin terjadi seperti di
atas selanjutnya disebut elemen-elemen kombinasi sebab elemen hasil seperti (A,B)
dan (B,A) hanya diwakili oleh (A,B) saja? Mengapa? Sebab (A,B) artinya yang hadir
adalah A dan B. Sedangkan (B,A) artinya yang hadir adalah B dan A. Karena yang hadir
adalah A dan B sama dengan yang hadir adalah B dan A. Maka susunan hasil
eksperimen seperti (A,B) = (B,A).
Karena susunan hasil seperti (A,B) = (B,A) maka secara lebih tepat dapat diganti
dengan {A,B} sebab jelas bahwa penulisan himpunan tidak memungkinkan adanya
pengulangan elemen dan susunan elemen-elemennya tidak diperhatikan. Yakni {A,B}
= {B,A}. Hal yang sama {A,B,C} = {B,C,A} = {C,A,B} dan lain-lain sebab sama-sama
berarti bahwa yang hadir adalah si A, si B, dan si C. Oleh sebab itu penulisan elemen-
elemen kombinasi akan lebih tepat jika ditulis dalam bentuk himpunan bukan dalam
bentuk pasangan berurutan.
Dalam bentuk himpunan, banyaknya hasil yang mungkin jika 4 bersaudara {A, B, C, D}
diundang 2 orang wakilnya untuk rapat keluarga maka Kini dalam bantuk himpunan
n(S) = 6
n(S) = 4
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 33
bagian banyaknya hasil yang mungkin adalah sama dengan banyaknya kombinasi 2
elemen dari 4 elemen yang tersedia dilambangkan dengan
4
2C atau C(4,2) atau 4C2 atau .2
4
Maka 64
2 C dan .44
3 C Penurunan rumus lebih
lanjut:
Untuk 4
2C (Kombinasi 2 dari 4).
Tabel 4
Macam
Kombinasi
Jika Elemen-elemen Kombinasi itu dipermutasikan
Banyaknya Permutasi
s1 = {A,B}
s2 = {A,C}
s3 = {A,D}
s4 = {B,C}
s5 = {B,D}
s6 ={C,D}
(A, B), (B, A)
(A, C), (C, A)
(A, D), (D, A)
(B, C), (C, B)
(B, D), (D, B)
(C, D), (D, C)
2!
2!
2!
2!
2!
2!
64
2 C faktor
PelemenTotal2
4
2 3412 6 2!
Untuk 4
3C (Kombinasi 3 dari 4)
Tabel 5
Macam
Kombinasi
Jika Elemen-elemen Kombinasi itu Dipermutasikan Banyaknya Permutasi
s1 = {A,B,C}
s2 = {A,B,D}
s3 = {A,C,D}
s4 = {B,C,D}
(A,B,C), (A,C,B), (B, A,C), (B, C,A), (C, A, B), (C, B, A)
(A,B,D), (A,D,B), (B, A,D), (B, D,A), (D, A, B), (D, B, A)
(A,C,D), (A,D,C), (C, A,D), (C, D,A), (D, A, C), (D, C, A)
(B,C,D), (B,D,C), (C, B,D), (C,D, B), (D, B, C), (D, C, B)
3!
3!
3!
3!
44
3 C Total = 242343
4
3 faktor
P 4 3!
= 24
34 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Perhatikan bahwa pola yang dapat diamati adalah:
!2!261234 4
2
4
2 CP
!3!3424234 4
3
4
3 CP
Dengan penalaran yang sama maka secara umum akan berlaku bahwa:
!rCP n
r
n
r atau !r
PC
n
rn
r = !
)!(
!
r
rn
n
atau
!)!(
!
rrn
nC n
r
Contoh Pehitungan
Hitunglah: a. ...20
3 C
b. ...20
17 C
Jawab
a. Karena selisih antara 3 dan 20 relatif jauh, maka rumus yang lebih praktis
digunakan adalah 20
3P = 20 turun satu-satu sebanyak 3 faktor dibagi 3 faktorial.
Yakni:
!r
PC
n
rn
r sehingga .1140123
181920
123
)220)(120(20
!3
20
320
3
PC
b. Karena 17 dan 20 berselisih relatif dekat, maka rumus yang lebih praktis
digunakan adalah !)!(
!
rrn
nC n
r
, sehingga
.1140!176
!17181920
!17!3
!20
!17)!1720(
!2020
17
C
Suatu hal penting yang harus/perlu diketahui dan harus selau diingat adalah
banyaknya kombinasi bersesuaian dengan bilangan-bilangan pada segitiga Pascal.
Yakni:
3 faktor 3 faktor
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 35
Dengan hafal 5 hingga 6 baris segitiga Pascal di atas maka kita akan dapat menuliskan
nilai-nilai banyaknya kombinasi secara lebih cepat.
D. Terapan Dalam Pemecahan Masalah Pengambilan Sampel
Masalah
Misalkan suatu eksperimen berupa pengambilan acak sebanyak 2 bola akan kita
lakukan atas sebuah kotak yang berisi 3 buah bola seukuran bernomor 1, 2, 3.
Pertanyaannya adalah ada berapa cara (macam hasil yang mungkin terjadi) jika
eksperimen yang kita lakukan (berupa pengambilan 2 bola secara acak) itu adalah
pengambilannya:
(1) sekaligus,
(2) satu demi satu tanpa pengembalian,
(3) satu demi satu dengan pengembalian.
Penyelesaian
Untuk memperjelas permasalahan, masing-masing ruang sampel yang dihasilkan
pada ekspermen itu akan diberikan dalam bentuk gambar diagram pohon seperti
berikut.
1
1 1
1 1
3 1
2
3 1
4 6 4 1 1
5 10 10 5 1 1
00C
10C
11C
20C
21C
22C
30C
31C
31C
33C
40C
41C
42C
43C
44C
50C
51C
52C
53C
54C
55C
Segitiga Pascal Kombinasi
Gambar 21
(a) (b)
36 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
1. Pengambilan Sampel Sekaligus (Eksp 1)
Dari gambar peragaan tersebut maka:
S = { s1, s2, s3 } disebut ruang sampel, yakni himpunan dari semua hasil yang
mungkin terjadi dalam eksperimen itu.
Elemen-elemen dalam ruang sampel S yakni s1, s2, dan s3 masing-masing disebut titik-
titik sampel, yakni hasil-hasil yang mungkin terjadi pada eksperimen itu.
Peristiwa A = {s1, s3 }yang merupakan himpunan bagian dari ruang sampel S, disebut
peristiwa/ kejadian dalam ruang sampel S tepatnya adalah peristiwa terambilnya
jumlah kedua nomor bola ganjil.
Pada ruang sampel S tersebut s1 = (1,2), s2 = (1,3), dan s3 = (2,3) masing-masing
disebut elemen-elemen kombinasi sebab susunan (1,2) = (2,1) sehingga hanya
dihitung sebagai 1 titik sampel saja. Mengapa?, sebab terambilnya bola bernomor 1
dengan bola bernomor 2 sama artinya dengan terambilnya bola bernomor 2 dengan
bola bernomor 1.
Banyaknya kombinasi = obyekdari
obyekC 3
2 = 3
2
dariC = 3
2C = 3. Maka n(S) = 3 = 3
2C .
1 2 3
Eksp1:ambil acak
2 bola sekaligus
1 2
1 3
2 3
… s1
… s2
… s3
S
A
Hasil-hasil
yang mungkin
Ambil acak 2 bola
sekaligus. Hasil-hasil yang
mungkin?
A
S s2
s1 s3
(a) (b)
Gambar 22
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 37
2. Pengambilan Sampel Satu Demi Satu (1 – 1) Tanpa Pengembalian (Eksp 2)
Diagram Venn yang bersesuaian dengan diagram pohon di atas adalah seperti berikut.
Dengan cara pemikiran yang sama dengan no.a,
maka:
Ruang sampel S = {s1, s2, s3, . . . , s6}, maka n(S) = 6.
Peristiwa A = {s1, s3, s4, s6}, maka n(A) = 4.
Perhatikan bahwa dari kedua diagram di atas:
S = {s1, s2, … , s6} disebut ruang sampel dari eksperimen itu. Selidiki bahwa s1, s2, …. , s6
masing-masing merupakan elemen-elemen permutasi. Mengapa?, sebab tidak ada
pengulangan obyek eksperimen pada setiap susunan elemennya dan urutan susunan
elemen-elemennya diperhatikan (memiliki makna), yakni susunan elemen (1,2)
(2,1). Sebab (1,2) berarti yang terambil pertama adalah bola bernomor 1 dan yang
terambil kedua adalah bola bernomor 2, sehingga susunan elemen (1,2) (2,1).
Selidiki bahwa banyaknya anggota ruang sampel S adalah n(S) = 6 = 3
2P .
Gambar 23
1 2 3
Eksp2: ambil acak
2 bola 1-1 tanpa pengemb.
Hasil-hasil
yang mungkin
Ambil acak 2 bola 1- 1 tanpa
pengembalian. Hasil-hasil yang mungkin?
S
I II
1
2
3
2
3
1
3
1
2
1 2 … s1 …
1 3 … s2 …
2 1 … s3 …
2 3 … s4 …
3 1 … s5 …
3 2 … s6 …
A
3 cara
2 cara
S
A
s5
s1 s4
s2
s3
s6
Gambar 23.a
38 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
3. Pengambilan Satu Demi Satu Dengan Pengembalian (Eksp 3)
Dengan cara pemikiran yang sama dengan no.a,
maka secara diagram Venn
Ruang sampel S = {s1, s2, s3, . . . , s9}, maka n(S) = 9
Peristiwa A = {s2, s4, s6, s8}, maka n(A) = 4.
Catatan Penting
Eksp 1: S memuat 3 titik sampel. S merupakan himpunan kombinasi sebab masing-masing titik sampel anggotanya berupa elemen-elemen kombinasi yakni pengulangan nomor bola tidak dimungkinkan dan urutan nomor bolanya tidak diperhatikan
Eksp 2: S memuat 6 titik sampel. S merupakan himpunan permutasi sebab
masing-masing titik sampel anggotanya berupa elemen-elemen
permutasi, yakni pengulangan nomor bola tidak dimungkinkan dan
urutan nomor bolanya diperhatikan (punya makna)
Eksp 3: S memuat 9 titik sampel. S bukan himpunan permutasi maupun
kombinasi sebab ada titik sampel yang susunan elemen-elemen
nomor bolanya diulang.
S
A
s7
s2 s6
s3
s4
s8
s1
s5
s9
Gambar 24.a
Gambar 24
1 2 3
Eksp 3:ambil acak 2 bola
1-1 dengan pengembalian
Ambil acak 2 bola 1– 1 dengan pengemb.
Hasil-hasil yang mungkin?
I
1
2
3
Hasil-hasil
yang mungkin
S
II A
1 1 1 … s1 …
2 1 2 … s2 …
3 1 3 … s3 …
1 3 1 … s7 …
2 3 2 … s8 …
3 3 3 … s9 …
A = Peristiwa terambilnya jumlah kedua nomor
bola ganjil A = {s2, s4, s6, s8}. 3 cara
3 cara
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 39
E. Permutasi Dengan Beberapa Unsur Sama (Penggunaan Aturan
Kombinasi)
Perlu diketahui bahwa konteks permutasi dengan beberapa unsur sama dalam hal ini
berbeda dengan permutasi yang telah dikemukakan sebelumnya. Letak perbedaannya
ialah pada susunan elemen-elemennya. Permutasi (tanpa istilah tambahan) bermakna
sebagai susunan elemen-elemen dari suatu hasil eksperimen yang tidak
membolehkan adanya pengulangan elemen, sementara permutasi dengan beberapa
unsur sama membolehkan adanya pengulangan elemen.
Masalah
Ada berapa cara kita dapat menuliskan susunan huruf yang berasal dari kata "MAMA".
Penyelesaian
Perhatikan bahwa huruf-huruf penyusun kata "MAMA" diambilkan dari himpunan {M,
A} yaitu himpunan huruf-huruf abjad terdiri atas huruf M dan A. Unsur M dan A
masing-masing diulang 2 kali pada kata MAMA. Berikut susunan huruf-huruf yang
mungkin.
1. MMAA 2. MAMA M1 A1 M2 A2 3. AMMA M2 A2 M1 A1
4. AMAM M1 A2 M2 A1
5. AAMM M2 A1 M1 A2 6. MAAM
Dengan demikian, maka ada 6 cara untuk menulis susunan huruf berbeda yang
berasal dari kata "MAMA".
Sekarang dari diagram itu perhatikan bahwa
Ada 6 cara
Gambar 25
40 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
cabang 4 memuat indeks diberi setelah anggota 6 dari masing-Masing
huruf banyaknya sesuai indeks diberi A dan M setelah permutasi Seluruh6
= cabang) 4 memuat anggota 6 dari anggota masing-(masing 4
berlainan) huruf 4 dari huruf 4 permutasi (banyaknya 4!
= ) Adan Adari (permutasi 2! )M dan M dari (permutasi 2!
4!
2121
= 2! !2
!4
Contoh Lain
Ada berapa cara kita dapat menyusun secara berjajar 4 bendera merah, 2 bendera
kuning dan 1 bendera biru.
Penyelesaian
Misalkan MMMMKKB adalah yang dimaksud sebagai 4 bendera merah, 2 bendera
kuning dan 1 bendera biru.
Perhatikan susunan warna dari bendera-benderanya.
MMMMKKB ada 7 bendera terdiri dari
bendera merah : M = 4 buah
bendera kuning : K = 2 buah
bendera biru : B = 1 buah
Sehingga :
Susunan bendera yang dapat dibuat dari bendera-bendera MMMMKKB adalah:
7
)1,2,4(P = cara. 1052!.4
!4.5.6.7
!1 !2 !4
!7
Dengan rumus/aturan kombinasi, pemikiran yang kita lakukan adalah seperti berikut.
Banyaknya cara mengambil 4 bendera M dari 7 bendera yang ditempati adalah
7
4C ; sehingga sisanya tinggal (7 4) = 3 bendera/obyek.
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 41
Banyaknya cara memperoleh 2 bendera K dari (7 4) = 3 bendera sisanya adalah
47
2
C , sehingga sisa berikutnya tinggal (7 4 2) = 1 bendera yang ditempati.
Banyaknya cara memilih 1 bendera B dari 1 bendera sisa terakhirnya adalah
.1
1C
Sehingga banyaknya cara membentuk susunan bendera berlainan dari bendera-
bendera MMMMKKB yakni 7
)1,2,4(P menurut aturan kombinasi adalah seperti berikut.
7
)1,2,4(P = 7
4C . 47
2
C . 247
1
C = 7
4C . 3
2C . 1
1C = !4
7
4P.
!2
3
2P.
!1
1
1P
= 1! 2! !4
!7
1! 2! !4
2).(1) . (3 . 4) . 5 . 6 . 7( .
Secara umum banyaknya cara membentuk susunan n obyek terdiri dari n1 obyek
sama, n2 obyek sama, … dan seterusnya hingga nk obyek sama menurut aturan
kombinasi adalah:
n
nnn kP ),...,,( 21
= 12121
3
1
21
... ... . . k
k
nnnn
n
nnn
n
nn
n
n
n CCCC
=
... !)!(
)!( .
!)!(
)!( .
!)!(
!
3321
21
221
1
11 nnnnn
nn-n
nnnn
n-n
nnn
n
!)!...(
)!...(
21
321
kk
k
nnnnn
nnnnn
= .!0! ... ! ! !
!
321 knnnn
n Karena 0! = 1, maka:
! ... ! ! !
!
321
),...,,( 21
k
n
nnnnnnn
nP
k dengan n = n1 + n2 + … + nk.
Rumus tersebut lebih dikenal sebagai rumus permutasi dengan beberapa unsur
sama. Pembuktiannya dilakukan dengan menggunakan prinsip kombinasi.
0!
42 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
F. Aturan/Prinsip Kombinasi
Masalah
Misalkan pada suatu ulangan matematika
disediakan 6 nomor soal. Siswa diminta bebas
memilih 4 nomor soal diantara ke 6 nomor soal
tersebut dengan syarat:
1 nomor soal dari soal nomor 1 dan 2, dan 3 nomor soal dari soal nomor 3, 4, 5, dan 6.
Perintahnya adalah
(a) Gambarkan hasil-hasil yang mungkin (nomor-nomor soal yang mungkin untuk
dipilih dikerjakan) dalam bentuk diagram pohon,
(b) Ada berapa cara nomor-nomor soal yang mungkin dipilih untuk dikerjakan,
(c) Cermati dan nyatakan n(S) dalam bentuk perkalian faktor-faktornya.
Penyelesaian
Untuk memperjelas pemahaman, pertama kita gambarkan penyelesaiannya dalam
bentuk diagram pohon, kedua memahami penalarannya. Cermati gambar
peragaannya.
4 5 6
3
I II
1 2
Pilih secara bebas
1 nomor dari kel. I, dan
3 nomor dari kel. II.
Obyek Eksp Cara Eksp 1
2
I 3 4 5
3 4 6
4 5 6
3 4 5
3 4 6
4 5 6
II
(1,3,4,5) = s1
(1,3,4,6) = s2
(1,4,5,6) = s3
(2,3,4,5) = s4
(2,3,4,6) = s5
(2,4,5,6) = s6
S
No-no soal
yg mungkin
2 cara 3
cara
Gambar 27
1 2
Kerjakan 1
nomor soal
diantaranya
4 5 6 3
Kerjakan 3
nomor soal
diantaranya
II I
Gambar 26
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 43
Perhatikan bahwa nomor-nomor soal pada:
kelompok I dapat dipilih dalam 2 cara,
kelompok II dapat dipilih dalam 3 cara.
Ternyata banyaknya cara yakni n(S) = 6 terkait dengan n1 = 2 cara dan n2 = 3 cara.
Yakni
n(S) = 6 = 23.
Pertanyaannya adalah termasuk jenis apakah (permutasi atau kombinasi atau bukan
keduanya) masing- masing titik sampel s1, s2, s3, ... , s6 di atas?
Amati bahwa susunan elemen pada masing-masing titik sampel s1, s2, s3, ... , s6 di atas
ternyata tidak memuat pengulangan elemen-elemen dari obyek eksperimen
O = {soal kel I dengan soal kel II) = {{1,2} {3,4,5,6}}.
Karena nomor- nomor soal yang mungkin dipilih untuk dikerjakan (sesuai syarat-
syarat yang ditentukan) ternyata tidak memungkinkan adanya pengulangan elemen-
elemen obyek eksperimen O dan urutan nomor-nomor soal yang harus dikerjakan
boleh tidak urut maka berarti urutan nomor-nomor soalnya tidak diperhatikan.
Karena urutan nomor-nomor soalnya tidak diperhatikan maka berarti s1, s2, s3, ... ,
s6 masing-masing merupakan elemen-elemen kombinasi. Selanjutnya berdasarkan
kerangka pemikiran yang ditunjukkan pada gambar 27 di atas ternyata banyak
anggota ruang sampel S,
n(S) = 6 = 23.
Karena susunan hasil-hasil yang mungkin tidak memungkinkan adanya pengulangan
unsur obyek eksperimen dan urutan unsur-unsur pada setiap hasil tidak diperhatikan
maka:
2 = disediakanyangsoalnomordari
soalnomorC 2
1 dan 3 = .4
3
disediakanyangsoalnomordari
soalnomorC
44 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Sehingga berarti
Sehingga gambaran pemikiran selanjutnya menjadi:
Kini dengan melihat pola yang digambarkan dia atas dapat disimpulkan bahwa:
Kini secara umum akan diperoleh suatu kaidah yang dikenal sebagai ”Prinsip
Kombinasi”. Gambaran umumnya seperti di bawah ini. Coba pikirkan dengan cermat
apa saja isian bilangan di masing-masing petak kosong pada prinsip kombinasi
berikut ini.
n(S) = 2
1C 4
3C .
Gambar 28
n(S) = 6 = 2
1C 4
3C .
= 2
1C
4 5 6
3
I II
1 2
Pilih secara bebas
1 nomor dari kel. I, dan
3 nomor dari kel. II.
Obyek Eksp Cara Eksp 1
2
I 3 4 5
3 4 6
4 5 6
3 4 5
3 4 6
4 5 6
II
(1,3,4,5) = s1
(1,3,4,6) = s2
(1,4,5,6) = s3
(2,3,4,5) = s4
(2,3,4,6) = s5
(2,4,5,6) = s6
S
No-no soal
yg mungkin
2 cara 3
cara 4
3C =
Gambar 29
1 2
Kerjakan 1
nomor soal
diantaranya
4 5 6 3
Kerjakan 3
nomor soal
diantaranya
II I
Banyaknya
cara
= 2
1C
Banyaknya
cara
= 4
3C
Banyak cara memilih 4 nomor soal dari 6
nomor soal dengan syarat:
Pilih 1 nomor dari kelompok I 2 nomor
Pilih 3 nomor dari kelompok II4 nomor,
adalah:
n(A) = 2
1C 4
3C
4 nomor 6 nomor
Kesimpulan:
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 45
Gambaran Umum Prinsip Kombinasi
Prinsip Kombinasi
Gambar 30
r1 nomor dari n1
r2 nomor dari n2
r3 nomor dari n3
rk nomor dari nk
Pilih sembarang
n1 nomor soal
n2 nomor soal
n3 nomor soal
nk nomor soal
s1
s2
s3
sn
S
Obyek Eksp Cara Eksp Hasil2 Yg Mungkin
n(S) = n = 1
1
n
rC 2
2
n
rC 3
3
n
rC . . . .k
k
n
rC Total = r nomor dari n nomor
n
+
r
+
n
+
Jika terdapat sekumpulan obyek eksperimen sebanyak n terdiri dari
n1, n2, n3, ..., nk obyek dengan n1 + n2 + n3 + ... + nk = n dilakukan
pengambilan secara acak sebanyak r obyek terdiri dari r1, r2, r3, ..., rk
obyek dengan r1 + r2 + r3 + ... + rk = r, dengan pengambilan r1 obyek dari
n1, dilanjutkan lagi dengan pengambilan r2 obyek dari n2, ... dan
seterusnya ... hingga pengambilan terakhir rk obyek dari sisanya yakni
nk, maka banyaknya hasil yang mungkin adalah sama dengan
n(S) = 1
1
n
rC 2
2
n
rC 3
3
n
rC . . . kn
krC .
46 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
G. Identifikasi Masalah Pada Pada Pengambilan Sampel
Masalah
Sebuah kotak berisi 5 bola seukuran terdiri dari 2 bola merah dan 3 bola putih. Dari
dalam kotak diambil secara acak 3 buah bola. Jika A adalah peristiwa terambilnya 1
bola merah dan 2 bola putih, tentukan peluang munculnya peristiwa A jika
pengambilannya
1. Sekaligus
2. Satu demi satu tanpa pengembalian
3. Satu demi satu dengan pengembalian.
Penyelesaian
Untuk memudahkan pemahaman diberikan kerangka berpikir menggunakan diagram
pohon seperti berikut ini. Perhatikan kerangka pemikirannya.
1. Pengambilan Sekaligus
5 bola 1
2 1
3 2
2m dan 3p
Ambil acak
3 bola sekaligus
(m1, m2, p1) = s1
(m1, m2, p2) = s2
(m1, m2, p3) = s3
(m1, p1, p2) = s4
(m1, p1, p3) = s5
(m1, p2, p3) = s6
(m2, p1, p2) = s7
(m2, p1, p3) = s8
(m2, p2, p3) = s9
(p1, p2, p3) = s10
S
A
Obyek Eksp
Cara Eksp
Hasil-hasil
yang mungkin
Gambar 31
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 47
Tampak bahwa:
Jika 5 bola seukuran (terdiri dari 2 bola merah dan 3 bola putih diundi sekaligus, dan
A = peristiwa terambilnya 1 bola merah dan 2 bola putih maka
Ruang sampelnya S = {s1, s2, ... , s10} n(S) = 10
Peristiwanya A = {s4, s5, ... , s9} n(A) = 6.
Ruang sampel S berdistribusi seragam. Mengapa? Sehingga
P(A) = )(
)(
Sn
An =
boladari
bola
putihboladari
putihbola
mershboladari
merahbola
C
CC)32(
)21(
3
2
2
1
=
5
3
3
2
2
1
C
CC =
10
32 =
10
6 =
5
3.
Jadi peluang terambilnya 1 bola merah dan 2 bola putih adalah P(A) = 53 .
Dengan Cara Singkat
Pengambilan sekaligus bersesuaian dengan kombinasi. Mengapa?
Sehingga
P(A) = )(
)(
Sn
An =
boladari
bola
putihdari
putih
merahdari
merah
C
CC5
3
3
2
2
1 =
5
3
3
2
2
1
C
CC =
10
32 =
10
6 =
5
3.
Jadi peluang terambilnya 1 bola merah dan 2 bola putih pada pengambilan 3 bola
sekaligus adalah
P(A) = 53 .
48 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
2. Pengambilan Satu Demi Satu Tanpa Pengembalian
Untuk cara eksperimen yang kedua ini gambaran kerangka pemikirannya adalah
sebagai berikut.
Jadi peluang terambilnya 1 bola merah dan 2 bola putih pada pengambilan 3 bola satu
demi satu tanpa pengembalian adalah:
P({(1m,2p)}) = )(
)(
Sn
An =
})5dari3({
)})3dari2dan2dari1({(
bolabolan
ppmmn
Perhatikan bahwa arti dari:
P({(1m,2p)}) = )(
)(
Sn
An=
})5dari3({
)})3dari2dan2dari1({(
bolabolan
ppmmn
= Banyak cabang Nilai Peluang Cabang yang pertama
(Selidiki bahwa masing-masing anggota cabang memiliki
nilai peluang yang sama sehingga kita dapat
menyimpulkan seperti itu)
= PertamayangCabangPeluangNilaiP 3
)2,1((
= !2!1
!3
5
2
4
3
3
2
= 35
2
4
3
3
2
= 60
36=
5
3.
5 bola 1
2 1
3 2
2m dan 3p
Obyek Eksp
Ambil acak 3 bola
1 – 1 tanpa pengemb
Cara Eksp III II I
m p p
p m p
p p m
52
53
53
43
32
42
42
32
32
6012
6012
6012
Total = 6036
= 53
Gambar 32
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 49
Catatan:
Perhatikan bahwa P(A) = )(
)(
Sn
An. Maka dalam hal ini (permutasi)
n(A) = !2!1
!3
232 = 3
)2,1(P (2) (32) = 3
)2,1(P mdari
mP 2
1 pdari
pP 3
2 = 3
)2,1(P 2
1P 3
2P
n(S) = n(Penyebut) = 543 = 5
3P yakni perkalian mulai dari 5 turun satu demi
satu hingga 3 faktor.
Kesimpulan Umum
Kini dari contoh perhitungan tersebut kita dapat menarik kesimpulan umum seperti
berikut.
Jika pada sebuah kotak berisi bola-bola seukuran (sama bentuk dan sama ukuran)
sebanyak n bola terdiri dari:
n1 bola warna merah,
n2 bola warna putih,
n3 bola warna biru,
dan seterusnya hingga
nk bola warna k,
Total = n
Diambil secara acak sebanyak r bola (r < n) terdiri dari
r1 bola warna merah,
r2 bola warna putih,
r3 bola warna biru,
dan seterusnya hingga
rk bola warna k,
Taotal = r
A adalah peristiwa terambilnya r bola dari n bola dengan ketentuan seperi itu. Maka
nilai peluang terambilnya r bola dari n bola dengan ketentuan seperti di atas adalah.
P(A) = P(r bola dari n bola terdiri dari r1 bola dari n1, r2 bola dari n2, ... ,rk bola dari
nk))
= )(
)(
Sn
An =
n
r
n
r
n
r
n
r
r
rrrr
P
PPPP k
kk ...2
2
1
1321 )..,,,( dengan r
rrr kP ),...,,( 21
= !...!!
!
21 krrr
r
50 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Dengan cara singkat
Pengambilan satu demi satu tanpa pengembalian, ternyata banyaknya cabang
bersesuaian dengan perhitungan permutasi dengan beberapa unsur sama (aturan
kombinasi) Mengapa?
Sehingga P({(1m,2p)}) = Banyaknya cabangNilai peluang cabang I. Mengapa?
= bola
pmP3
)2,1( Nilai peluang cabang I.
= !2!.1
!3
5
2
4
3
3
2 = 3
60
12=
60
36=
5
3.
Catatan
1. Perhatikan/selidiki bahwa hasil akhir perhitungan nilai peluang
P({(1m,2p)}) ternyata sama antara pengambilan sekaligus dengan
pengambilan satu demi satu tanpa pengembalian. Yakni masing-
masing bernilai akhir = 5
3
2. Selidiki bahwa nilai pembilang dari pecahan 60
36 yakni bilangan 36
adalah bilangan yang menyatakan banyak cara terjadinya peristiwa A
yaitu peristiwa terambilnya 1 bola merah dan 2 bola putih. Yakni
n(A) = n({1m dan 2p}) = pdari
p
mdari
m PPpm 3
2
2
1!2.!1
)21(
=
3
2
2
1!2!.1
)!21(PP
= 36.
Sedangkan penyebut 60 adalah nilai permutasi
bolapmdari
bolapmP )32(
)21(
= boladari
bolaP 5
3 = 5
3P . Yakni 5
3P = 60.
Sehingga peluang terjadinya peristiwa A adalah
P(A) = )(
)(
Sn
An =
boladari
bola
pdari
p
mdari
m
P
PPpm
5
3
5
2
2
1!2!.1
)!21(
= 5
3
3
2
2
1!2!.1
!3
P
PP
= 60
36= .
5
3
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 51
3. Pengambilan Satu Demi Satu Dengan Pengembalian
Jadi peluang terambilnya 1 bola merah dan 2 bola putih pada pengambilan 3 bola satu
demi satu tanpa pengembalian adalah:
P({(1m,2p)}) = 125
54.
Dengan Cara Singkat
Pada pengambilan satu demi satu dengan pengembalian, banyaknya cabang
bersesuaian dengan perhitungan permutasi dengan beberapa unsur sama (prinsip
kombinasi) Mengapa?. Selanjutnya karena pengambilannya dengan pengembalian
maka setiap terambil 1 bola merah, nilai peluangnya 52 dan setiap terambil 1 bola
putih, nilai peluangnya 53 . Sehingga
P({(1m,2p)}) = Banyak cabang Nilai peluang cabang I
= bola
pmP3
)2,1( Nilai peluang cabang I. Mengapa?
= !2!.1
!3
5
2
5
3
5
3
= 3 125
18 =
125
54.
Gambar 33
52
53
53
III II I
m p p 53
53
12518
p m p 52
53
12518
p p m 52
53
12518
12554
= Total
Urutan Pengambilan dan
Peluang Yang bersangkutan
5 bola 1
2 1
3 2
2m dan 3p
Ambil acak 3 bola
1 – 1 dengan pengemb
Obyek Eksp
Cara Eksp
52 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Latihan 2
1. Sebuah kotak beisi 5 bola seukuran bernomor 1, 2, 3, 4, 5. Dari dalam kotak
diadakan eksperimen berupa pengambilan acak 3 buah bola. Misalkan S adalah
ruang sampel dari eksperimen itu. Gambarkan kerangka berpikir penyelesaian
untuk ruang sampel S dalam bentuk diagram pohon jika pengambilannya:
a. sekaligus
b. satu demi satu tanpa pengembalian
c. satu demi satu dengan pengembalian.
Catatan
Untuk masing-masing cara pengambilan acak, tuliskan titik-titik sampel dalam S
dengan insial s1, s2, s3, ... , hingga sn = s...? sebagai titik sampel yang terakhir.
2. Sebuah kotak beisi 4 bola seukuran bernomor 1, 2, 3, 4. Dari dalam kotak
diadakan eksperimen berupa pengambilan acak sampel sebanyak 3 bola sekaligus.
Jika A adalah peristiwa terambilnya salah satu bola bernomor 2.
a. Gambarkan kerangka berpikir penyelesaian untuk ruang sampel S dan
peristiwa AS pada eksperimen ini dalam bentuk diagram pohon
b. Tentukan P(A) = ... yakni peluang terjadinya peristiwa A.
3. Sebuah kotak berisi bola-bola seukuran bernomor bilangan-bilangan 2 angka yang
angka-angkanya saling berlainan. Misalkan nomor-nomor bolanya dibuat dari
hasil-hasil yang mungkin jika bilangan-bilangan 2 angka itu angka-angkanya
saling berlaianan. Misalkan angka-angka diambil dari bilangan 1, 2, 3, dan 4.
Pertanyaannya adalah:
a. Ada berapa banyak bola yang diperlukan berdasarkan nomor-nomor yang
mungkin untuk dapat terjadi pada eksperimen ini.
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 53
b. Misalkan dari dalam kotak diambil secara acak 1 bola, berapa peluang
munculnya bola yang terambil itu bernomor genap.
c. Berapa peluang munculnya bola yang terambil itu bernomor kelipatan 3.
4. Ada berapa cara kita dapat menyusun huruf-huruf yang berasal dari kata
”TUGULUAK”
5. Dari {0, 1, 2, 3} dibentuk bilangan-bilangan dua angka yang angka-angkanya saling
berlainan. Ada berapa cara bilangan-bilangan yang mungkin dapat dibentuk.
Gambarkan diagram pohonnya.
6. Dari {1, 2, 3, 4} dibentuk bilangan-bilangan dua angka yang angka-angkanya saling
berlainan. Ada berapa cara bilangan-bilangan yang mungkin dapat dibentuk.
Gambarkan diagram pohonnya.
7. Dari {0, 1, 2, 5} dibentuk bilangan-bilangan dua angka kelipatan 5 yang angka-
angkanya saling berlainan. Ada berapa cara bilangan-bilangan yang mungkin
dapat dibentuk. Gambarkan diagram pohonnya.
8. Dari {0, 1, 2, 3} dibentuk bilangan-bilangan ganjil dua angka yang angka-angkanya
saling berlainan. Ada berapa cara bilangan-bilangan yang mungkin dapat
dibentuk. Gambarkan diagram pohonnya.
54 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
A. Rangkuman
Materi kombinatorik dan peluang yang disampaikan pada bahan ajar diklat pasca
UKG ini terdiri dari dua bahan bacaan. Bahan bacaan I berjudul kombinatorik dan
peluang pada pengundian sementara bacaan II berjudul kombinatorik dan peluang
pada pengambilan sampel. Bahan bacaan I bersesuaian dengan materi peluang yang
dibahas di SMP sementara bacaan II bersesuaian dengan materi peluang yang dibahas
di SMA/SMK.
Kombinatorik adalah teknik menghitung banyak anggota ruang sampel yakni
himpunan semua hasil yang mungkin terjadi dalam suatu eksperimen (percobaan
acak).
Dalam ilmu statistika dan peluang, populasi adalah sekumpulan obyek penelitian
yang hendak diketahui karakteristiknya. Karakteristik/ciri-ciri yang dimaksud dapat
berupa rata-rata (misal harapan hidup), median, dan modus (misal usia hidup paling
menonjol) pada sebagian besar masyarakat pedesaan atau perkotaan yang tinggal di
suatu daerah. Misalnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Untuk maksud tersebut tentu tidak mungkin seluruh masyarakat DIY diteliti satu
demi satu. Nah bagaimana kita dapat mengetahui karakteristik yang diinginkan, misal
rata-rata, median, dan modus harapan hidup masyarakat yang tinggal di DIY tentu
peneliti hanya akan mengambil sampel beberapa orang warga DIY untuk diteliti
karakteristiknya terkait dengan harapan hidup mereka.
Pertanyaannya tentu bagaimana teknik (cara jitu) yang harus ditempuh agar
penelitian yang hanya dilakukan kepada sejumlah tertentu (beberapa/sedikit) warga
DIY itu representatif (sesedikit mungkin warga yang diteliti tetapi kesimpulan yang
diperoleh cukup mewakili/ mencerminkan) karakteristik harapan hidup masyarakat
DIY secara keseluruhan. Tentu saja pemilihan berkenaan dengan beberapa warga
yang hendak diketahui/diteliti karakteristik umurnya itu yang selanjutnya disebut
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 55
”sampel” harus dilakukan secara acak (random). Sampel acak yang diambil dari
populasi misal warga DIY secara keseluruhan menghasilkan beberapa warga DIY saja
yang selanjutnya disebut ”obyek eksperimen”.
Dari obyek eksperimen (sebanyak k obyek) yang sudah terpilih itu selanjunya
diadakan eksperimen (tindakan acak) lagi berupa pengambilan acak sebanyak r
obyek (r warga). Cara pengambilannya dapat bersifat sekaligus, atau satu demi tanpa
pengembalian, atau satu demi dengan pengembalian. Cara sederhana yang dapat
dilakukan tanpa harus mendatangkan warga yang terpilih sebagai sampel (obyek
eksperimen) tersebut namun sifat acaknya dapat terjamin 100% adalah dengan
menuliskan nomor dan nama warga itu pada potongan-potongan kertas kongruen
sebanyak k potongan (sebanyak warga yang terpilih sebagai sampel).
Kini dari potongan-potongan kertas sebanyak k tersebut selanjutnya diambil acak
sebanyak r dengan salah satu cara pengambilannya berupa: pengambilan sekaligus,
atau pengambilan satu demi satu tanpa pengembalian, atau pengambilan satu demi
satu dengan pengembalian. Kerangka pemikiran sederhananya dapat digambarkan
seperti berikut.
Gambar 34
S = Ruang Sampel,
A, B, dan AB adalah beberapa peristiwa dalam ruang sampel S,
s1, s2, s3, ... , sk adalah titik-titik sampel dalam ruang sampel S.
Ambil acak r bola (r < n)
o SekaligusRuang sampel S = {kombinasi},
o 1 – 1 tanpa pengemb (S = {permutasi}),
o 1 – 1 dengan pengemb (S bukan himpunan
permutasi & bukan himp. kombinasi)
Obyek ekp = Sampel acak
Cara Eksperimen
B
s1
s2
s3
s4
s6
s7
Sk
A
S
AB
ambil
Populasi
Warga DIY
Sampel
acak
n warga
Obyek
eksp
56 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Dari gambar 26 jika lintingan kertas sebanyak n kita masukkan atau kita ganti dengan
bola-bola bernomor maka banyak bola yang diperlukan sama dengan n bola.
Selanjutnya jika dari obyek eksperimen sebanyak n bola itu diadakan pengambilan
acak sebanyak r bola (r < n) maka hasil-hasil yang mungkin adalah s1, s2, s3, ... ,sk. Jika
pengambilannya:
Sekaliguus k = ndari
rC = n
rC = !)!(
!
rrn
n
Satu demi satu (1 – 1) tanpa pengembalian k = ndari
rP = n
rP = )!(
!
rn
n
Satu demi satu (1 – 1) dengan pengembalian k = n n n ...n = nr.
Selain permutasi dan kombinasi dibahas pula permutasi dengan beberapa unsur
sama dan prinsip kombinasi. Rumus masing-masing yang diperoleh adalah seperti
berikut.
Untuk permutasi dengan beberapa unsur sama:
n
nnn kP ),...,,( 21
= !...!!!
!
321 knnnn
n dengan n = n1 + n2 + … + nk.
Untuk prinsip kombinasi:
Diawali dengan contoh terapan berkenaan dengan banyaknya cara memilih
mengerjakan nomor-nomor soal seperti yang digambarkan berikut ini, peserta diklat
UKG diminta membuat dugaan untuk model soal yang sama apakah berlaku secara
umum. Yakni jika disediakan n soal dikelompokkan dalam kelompok I, II, ... , K
masing-masing kelompok terdiri dari n1 nomor soal kelompok I, n2 nomor soal
kelompok II, ... , hingga nk nomor soal kelompok K. Siswa diminta memilih sebanyak r
nomor soal terdiri dari r1 nomor soal berasal kelompok I, r2 nomor soal berasal
kelompok II, ... , dan seterusnya hingga rk nomor soal berasal kelompok K. Ditanyakan
“buatlah dugaan ada berapa cara banyak pilihan nomor soal yang mungkin dapat
dipilih oleh seorang peserta ujian?”. Gambaran pola pemilihannya seperti berikut.
Sebanyak r faktor
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 57
Begitulah pandangan ke depan kerangka berpikir statistika dan peluang berkenaan
dengan sampel, obyek eksperimen, cara eksperimen, hasil-hasil yang mungin, ruang
sampel, titik sampel, dan peristiwa yang terkait dengan topik kombinatorik dan
peluang.
B. Evaluasi
Latihan 3
1. Disediakan 8 soal ujian. Peserta ujian diminta memilih 5 soal dari 8 soal yang
tersedia. Dua soal dipilih dari soal nomor 1 sampai dengan 3, dan 3 soal
berikutnya dipilih dari soal nomor 4 sampai dengan 8. Banyaknya pilihan soal
yang mungkin dapat dikerjakan seorang peserta ujian adalah ...
A. 3
2C 5
3C
B. 3
2C + 5
3C
C. 3
2P 5
3P
D. 3
2P + 5
3P
Gambar 35
1 2
Kerjakan 1
nomor soal
diantaranya
4 5 6 3
Kerjakan 3
nomor soal
diantaranya
II I
(a) (b)
Kerjakan r1
nomor soal
diantaranya
Kerjakan r2
nomor soal
diantaranya
II I
Kerjakan rk
nomor soal
diantaranya
nk n1 n2
K
(r1 n1) (r2 n2) (rk nk)
58 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
2. Disediakan 8 soal ujian. Peserta diminta memilih 5 soal dari 8 soal yang tersedia. Dari 5 soal yang dipilih, Sebanyak 2 soal dipilih dari soal nomor 1 sampai dengan 3, dan sebanyak 3 soal berikutnya dipilih dari soal nomor 4 sampai dengan 8. Banyaknya pilihan soal yang mungkin dapat dikerjakan seorang peserta ujian adalah ...
A. 50 B. 40 C. 30 D. 20
3. Disediakan 8 soal ujian. Peserta diminta memilih 6 soal diantaranya. Sebanyak 1 soal dipilih dari soal nomor 1 sampai dengan 3, sebanyak 2 soal dipilih dari soal nomor 4 hingga 6, dan 3 soal berikutnya dipilih dari soal nomor 7 hingga 10. Banyaknya pilihan soal yang mungkin dapat dikerjakan oleh seorang peserta ujian adalah ... macam.
A. 3
1P 3
2P 4
3P
B. 3
1P + 3
2P + 4
3P
C. 3
1C 3
2C 4
3C
D. 3
1C + 3
2C + 4
3C
4. Disediakan 8 soal ujian. Peserta diminta memilih 6 soal diantaranya. Sebanyak 1
soal dipilih dari soal nomor 1 sampai dengan 3, sebanyak 2 soal dipilih dari soal nomor 4 hingga 6, dan 3 soal berikutnya dipilih dari soal nomor 7 hingga 10. Banyaknya pilihan soal yang mungkin dapat dikerjakan oleh seorang peserta ujian adalah ... macam.
A. 10 B. 12 C. 36 D. 54
5. Terdapat 10 orang siswa yang tidak lulus UN karena beberapa mata pelajaran.
Sebanyak 6 siswa tidak lulus UN karena mata pelajaran matematika dan 4 siswa tidak lulus UN karena karena mata pelajaran IPA. Sedangkan sebanyak 2 siswa tidak lulus UN karena mata pelajaran lainnya. Jika salah seorang siswa diambil secara acak dari kesepuluh orang siswa tersebut, peluang siswa yang terambil tidak lulus karena pelajaran matematika dan IPA adalah ...
A. 102
B. 103
C. 104
D. 105
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 59
6. Dari 10 orang siswa yang tidak lulus diketahui bahwa 6 siswa diantaranya karena
mata pelajaran matematika, 4 siswa diantaranya karena mata pelajaran IPA, dan 2
siswa diantaranya karena mata pelajaran lainnya. Jika salah seorang siswa diambil
secara acak dari 10 orang siswa tersebut, peluang siswa yang terambil tidak lulus
hanya karena pelajaran matematika saja adalah ...
A. 102
B. 103
C. 104
D. 105
7. Dari himpunan bilangan {1, 2, 3, 4, 5} dibuat bilangan 3 angka dengan angka-
angka yang saling berlainan. Bilangan yang dapat dibuat sebanyak ...
A. 30
B. 40
C. 50
D. 60 8. Dari himpunan bilangan {0, 1, 2, 3, 4} dibuat bilangan 3 angka dengan angka-
angka yang saling berlainan. Bilangan yang dapat dibuat sebanyak ...
A. 58
B. 48
C. 38
D. 28 9. Dari himpunan bilangan {3, 4, 5, 6, 7} dibuat bilangan 3 angka yang bernilai antara
400 – 700. Bilangan yang dapat dibuat sebanyak ...
A. 75
B. 50
C. 45
D. 25
10. Dari himpunan bilangan {3, 4, 5, 6, 7} dibuat bilangan 3 angka yang bernilai antara
450 – 750. Bilangan yang dapat dibuat sebanyak ...
A. 60
B. 70
C. 75
D. 80
60 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
11. Sebuah kotak berisi 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak diambil
secara acak 3 bola sekaligus. Peluang terambilnya 1 bola merah dan 2 bola putih
adalah ...
A. 3512
B. 3515
C. 3518
D. 3521
12. Sebuah kotak berisi 3 bola merah dan 5 bola putih. Dari dalam kotak diambil
secara acak 3 bola sekaligus. Peluang terambilnya 2 bola merah dan 1 bola putih
adalah ...
A. 2811
B. 2815
C. 2819
D. 2823
13. Sebuah kotak berisi 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak diambil 3
bola satu demi satu satu dengan pengembalian. Peluang terambilnya 1 bola merah
dan 2 bola putih adalah ...
A. 34354
B. 34348
C. 34336
D. 34327
14. Sebuah kotak berisi 3 bola merah dan 5 bola putih. Dari dalam kotak diambil 3
bola satu demi satu satu dengan pengembalian. Peluang terambilnya 2 bola merah
dan 1 bola putih adalah ...
A. 51275
B. 51265
C. 51255
D. 51245
ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika 61
C. Tindak Lanjut
Evaluasi dilakukan oleh diri sendiri. Cobalah untuk evaluasi diri secara jujur sebab
kejujuran merupakan kunci keberhasilan mengukur capaian kompetensi (CK) pribadi
yang diperlukan dalam mengajar. Berkaitan dengan itu, pertimbangkan hal berikut
Perolehan CK
(Dalam %)
Deskripsi Dan Tindak Lanjut
91 CK < 100 Sangat Baik, berarti Anda benar-benar memahami pengertian
kombinatorik dan peluang. Selanjutnya kembangkan pengetahuan dan
tuangkan dalam pembelajaran
76 CK < 90 Baik, berarti Anda cukup memahami pengertian terkait walaupun ada
beberapa bagian yang perlu dipelajari lagi. Selanjutnya pelajari lagi
beberapa bagian yang dirasakan belum begitu dipahami
50 CK < 75 Cukup, berarti Anda belum cukup memahami pengertian kombinatorik
dan peluang. Oleh karena itu Anda perlu mempelajari lagi bagian yang
belum dikuasai dan menambah referensi dari sumber lain
CK < 50 Kurang, berarti Anda belum dapat memahami pengertian kombinatorik
dan peluang. Oleh karena itu Anda perlu mempelajari lagi dari awal dan
menambah referensi dari sumber lain
62 ETraining Terstruktur 2015 – PPPPTK Matematika
Daftar Pustaka
Anton, H – Kolman, B. (1982). Applied Finite Mathematics (3rd Edition). Anton
Textbooks, Inc: New York.
Depdiknas. (2001). Pola Pelaksanaan Broad Based Education (BBE). Buku II.
Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
---------------.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Matematika
SMA/MA). Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Depdikbud. (2014). Kurikulum 2013 Matematika SMP/MTs. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan: Jakarta.
---------------.(2014). Kurikulum 2013 Matematika SMA/SMK/MA. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan: Jakarta.
Harnet, Donald L. (1982). Statistical Methods (3rd Edition). Addison – Wesley
Publishing Company, Inc: Philiphines.
Raharjo, Marsudi. (2006). Kombinatorik Dan Peluang Guru SMA dan SMK.. PPPPTK
Maematika: Yogyakarta
Pitman, Jim. (1993). Probability. Springer – Verlag, Inc: New York.
Smith, Gary. (1991). Statistical Reasoning (3rd Edition). Allyn and Bacon, A Division
of Simon and Schuster Inc: 160 Gould Street, Needham Height,
Massachusetts 02194.
Spiegel, Murary B. (1982). Probability and Statistics (Theory and Problem). Mc Graw – Hill Book Company: Singapore.