ii - jakberketahanan.orgjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/05/pro... · ibukota negara...

43

Upload: duongnga

Post on 27-Jul-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ii

PROSIDING FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

Strategi Ketahanan Kota

Tim Pengarah FGD :

1. Oswar Mungkasa (Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan

Lingkungan Hidup)

Penulis :

1. Mira Fajar (Sekretariat Jakarta Berketahanan)

2. Rendy Primrizqi (Sekretariat Jakarta Berketahanan)

3. Angga Safik Ul Ridwan (Sekretariat Jakarta Berketahanan)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Focus Group Discussion ini dibiayai oleh dana hibah dari 100RC yang digagas oleh Rockefeller Foundation kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai anggota dari jaringan kota berketahanan. Sekretariat Jakarta Berketahanan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, termasuk para fasilitator yang telah membantu dan terlibat langsung dalam penyelenggaraan Focus Group Discussion ini.

iv

KATA PENGANTAR

Upaya dalam membangun ketahanan kota (resilience city) Jakarta sudah dilakukan

oleh berbagai pemangku kepentingan; baik pemerintah dengan berbagai program

dan kebijakannya, pihak swasta dan organisasi sosial dengan aneka kegiatannya,

hingga para akademisi dengan ragam riset yang dilakukan. Upaya ini mendapatkan

momentum baru ketika Jakarta telah terpilih sebagai salah satu dari 37 kota dunia

untuk bergabung dalam jejaring internasional 100 Kota Berketahanan/100 Resilient

Cities (100RC) pada Mei 2016.

Dukungan 100RC untuk mewujudkan Jakarta menjadi Kota Berketahanan

mencakup 3 (tiga) tahapan, yaitu: (i) Tahap I: Penyusunan Penilaian Awal

Ketahanan Kota/Preliminary Resilience Assessment (PRA); (ii) Tahap II:

Penyusunan Strategi Ketahanan Kota/City Resilience Strategy; dan (iii) Tahap III:

Implementasi Strategi Ketahanan Kota/Implementation of City Resilience Strategy.

Melalui pengembangan Strategi Ketahanan Kota tersebut, Jakarta akan mampu

mewujudkan ketahanan kota dalam menghadapi segala guncangan dan tekanan

yang sedang dan/atau akan dialami di masa mendatang.

Saat ini, Jakarta sedang menyelesaikan Tahap II: Penyusunan Strategi Ketahanan

Kota/City Resilience Strategy. Sebelumnya telah disusun Draft Nol Strategi

Ketahanan Kota, yang menjelaskan permasalahan yang dihadapi Kota Jakarta,

kondisi ketahanan Kota Jakarta, serta 3 (tiga) pilar Kota Jakarta agar menjadi kota

yang berketahanan. Dalam draft tersebut, ditemukenali juga sejumlah program-

program prioritas yang dirasa penting untuk diimplementasikan demi mewujudkan

Jakarta yang berketahanan.

Ketiga pilar Ketahanan Kota Jakarta agar menjadi kota yang berketahanan adalah

SIAP, SEHAT dan TERHUBUNG. Jakarta SIAP yaitu mewujudkan masyarakat di

DKI Jakarta yang siap siaga terhadap berbagai tekanan dan guncangan yang

dihadapi, termasuk risiko terhadap bencana dan dampak dari perubahan iklim.

Jakarta yang siap dapat terlihat dari kapasitas yang memadai dari semua pemangku

kepentingan, baik itu pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menghadapi

berbagai tekanan dan guncangan. Jakarta SEHAT merupakan upaya untuk

menciptakan kondisi masyarakat dan lingkungan perkotaan yang sehat dengan

menjamin akses terhadap pelayanan air bersih, air limbah, dan pengelolaan

persampahan yang berkelanjutan bagi semua. Kemudian, Jakarta TERHUBUNG

v

adalah keterpaduan layanan transportasi umum maupun aksesibilitas bagi semua

lapisan masyarakat.

Meskipun begitu, masih diperlukan elaborasi lebih lanjut terkait 3 (tiga) pilar

ketahanan kota Jakarta agar bisa diimplementasikan secara tepat guna oleh

berbagai pemangku kepentingan. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang

didukung oleh Sekretariat Jakarta Berketahanan mengadakan Diskusi Kelompok

Terfokus/Focus Group Discussion (FGD) Strategi Ketahanan Kota Jakarta demi

mempertajam 3 (tiga) pilar ketahanan kota Jakarta.

Dengan mengadakan FGD tersebut, diharapkan para pemangku kepentingan di

Jakarta dapat merepresentasikan komitmennya dalam ikhtiar mewujudkan Jakarta

yang Berketahanan sehingga perwujudan Jakarta sebagai kota berketahanan dapat

dilakukan dengan cara yang kolaboratif.

Jakarta, April 2019

Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku Koordinator

Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan

Dr. Ir. Oswar M Mungkasa, MURP

vi

DAFTAR ISI

Tim .............................................................................................................................. ii

Ucapan Terima Kasih .................................................................................................. iii

Kata Pengantar ............................................................................................................ iv

Daftar Isi ...................................................................................................................... vi

A. Sambutan dan Pembukaan .................................................................................... 1

B. Penjelasan Kegiatan ............................................................................................... 2

i. Latar Belakang Kegiatan ................................................................................... 3

ii. Tujuan Kegiatan ................................................................................................ 4

iii. Bentuk Kegiatan ................................................................................................ 5

iv. Fasilitator dan Peserta ....................................................................................... 5

v. Agenda Kegiatan ............................................................................................... 9

C. Materi Kegiatan .................................................................................................... 10

D. Notulensi Diskusi .................................................................................................. 19

i. Kelompok 1 ..................................................................................................... 19

ii. Kelompok 2 ..................................................................................................... 21

iii. Kelompok 3 ..................................................................................................... 24

iv. Notulen Paparan Kelompok ............................................................................ 28

E. Lampiran .............................................................................................................. 31

i. Daftar Hadir ..................................................................................................... 31

ii. Dokumentasi Kegiatan .................................................................................... 34

1

A. SAMBUTAN DAN PEMBUKAAN

Sambutan dan pembukaan acara diberikan oleh Asisten Deputi Gubernur Bidang

Tata Ruang Ibu Vera Revina Sari. Adapun poin-poin penting yang menjadi catatan

dalam sambutan tersebut adalah sebagai berikut :

• Sekretariat Jakarta Berketahanan pada Fase 1 sudah mengidentifikasi

guncangan (shocks) dan tekanan (stresses) yang ada di Jakarta. Secara

sederhana guncangan tersebut dilihat sebagai suatu ancaman yang dapat

merusak tatanan sistem kota kita, contohnya adalah banjir, gempa bumi,

kegagalan infrastruktur dsb. Sedangkan untuk tekanan dilihat sebagai suatu

kondisi yang muncul akibat masih belum baiknya pelayanan dan proses

pembangunan yang mana berdampak besar pada pelemahan sistem kota itu

sendiri.

• Melihat guncangan dan tekanan yang ada, serta posisi DKI Jakarta sebagai

ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersifat strategis dan tidak

bisa berdiri sendiri. Diperlukan sebuah gagasan atau konsep ketahanan kota

yang mana di dalam prosesnya melibatkan banyak pihak, pemangku

kepentingan yang lintas sektor dan wilayah.

• Tujuan dari disusunya Strategi Ketahanan Kota ini adalah untuk menjadikan

Jakarta lebih siap menghadapi guncangan dan tekanan. Yang mana dalam

pelaksanaanya dapat membuka ruang kolaborasi antar pemangku kepentingan

yang lebih luas. Sehingga menghasilkan dokumen strategi yang dapat menjadi

payung dalam penyelesaian isu perkotaan, serta menjadi masukan bagi proses

perencanaan kota kedepan. Dengan semua itu, diharapkan juga Jakarta dapat

menjadi pusat pembelajaran bagi kota-kota di Indonesia dan dunia dalam

mewujudkan ketahanan kota.

• Ketahanan Kota atau Kota Berketahanan sendiri dapat diartikan sebagai kota

dengan kapasitas individu, masyarakat, institusi, bisnis, dan sistem dari sebuah

kota yang dapat bertahan, beradaptasi, dan tumbuh terhadap tekanan yang terus

menerus dan guncangan besar yang dihadapi.

2

• Setidaknya terdapat 7 (tujuh) kualitas utama yang harus dicapai dalam

mewujudkan kota berketahanan, resourceful, robust, redundant, reflective,

flexible, inclusive, integrated.

• Program Jakarta Berketahanan sudah berjalan sejak 2016 pasca terpilihnya

jakarta sebagai anggota dari 100 Resilient Cities pada 25 Mei 2016. Sampai saat

ini sudah banyak Lokakarya dan FGD yang dilakukan. Dan Pada 2018 lalu, Draft

Nol sudah diluncurkan dan akan disempurnakan menjadi Strategi Ketahanan

Kota.

• Untuk mengingatkan kembali pada hasil tahap 1, Jakarta sudah merumuskan 5

(lima) Fokus Utama yang dianggap menjadi isu untuk dijawab dalam

mewujudkan ketahanan kota. Isu-isu tersebut meliputi, tata kelola pemerintahan,

budaya siap siaga, manajemen air bersih, air limbah, dan sampah yang lebih

baik, mobilitas dan konektivitas, serta kohesi sosial. Dari lima fokus tersebut

akhirnya dipilih 3 (tiga) pilar utama dan dua cross-cutting issues.

• Pilar Ketahanan Kota Jakarta adalah SIAP, SEHAT, dan TERHUBUNG dengan

TATA KELOLA serta KOHESI SOSIAL sebagai cross-cutting issues karena

selalu muncul dan berhubungan erat pada 3 (tiga) pilar utama.

• Pada masing-masing pilar telah disusun indikator utama yang mana pada FGD

ini akan kita bahas bersama untuk diuji dan divalidasi. Termasuk arahan strategi

dan gagasan yang dapat dilakukan dalam mencapai indikator kota di setiap pilar.

• Semoga dengan adanya FGD ini nanti, para peserta yang hadir dapat

memberikan sudut pandang baru dan menceritakan pengalaman yang sudah

dilakukan dalam membangun Jakarta. Termasuk apakah arahan strategi dan

indikator ini sudah tepat dengan kondisi dan kebutuhan Jakarta kedepan.

B. PENJELASAN KEGIATAN

FGD Strategi Ketahanan Kota diselenggarakan oleh Sekretariat Jakarta

Berketahanan dan Pemprov DKI pada tanggal 10 April 2018 yang dibantu oleh Buro

Happold, Jakarta Konsultindo, dan Ruang Waktu. FGD akan dipandu oleh 6 (enam)

orang fasilitator dan mengundang peserta dari seluruh pemangku kepentingan

seperti Kementerian/Lembaga Pemerintah Pusat, SKPD Pemprov DKI, BUMN dan

3

BUMD, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, akademisi dan organisasi

internasional.

i. LATAR BELAKANG KEGIATAN

Upaya dalam membangun ketahanan kota (urban resilience) Jakarta sudah

dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan; pemerintah, swasta dan

kelompok masyarakat; serta para akademisi melalui kegiatan-kegiatan

penelitian. Upaya ini mendapatkan momentum baru ketika Jakarta terpilih

sebagai salah satu dari 37 kota dunia untuk bergabung dalam jejaring

internasional 100 Kota Berketahanan/100 Resilient Cities (100RC) pada Bulan

Mei 2016.

Program 100RC adalah program yang dipelopori oleh The Rockefeller

Foundation pada tahun 2013 dan bertujuan untuk membantu kota anggota

jejaring 100RC agar berketahanan menghadapi tantangan dan isu sosial,

ekonomi dan fisik kota yang semakin meningkat di abad ke-21, diantaranya

globalisasi, urbanisasi dan perubahan iklim. Program ini mendukung dan

memasilitasi 100 kota yang menjadi anggotanya untuk (i) menemukenali dan

menganalisa permasalahan sosial, ekonomi, dan fisik kota; (ii) mendapatkan

bantuan jasa dari mitra 100RC dalam membangun ketahanan kota; serta (iii)

meningkatkan pemahaman mengenai konsep ketahanan dan meningkatkan

implementasi dari konsep tersebut secara global.

Bentuk dukungan 100RC untuk mewujudkan Jakarta menjadi Kota

Berketahanan mencakup 3 (tiga) tahapan, yaitu: (i) Tahap I: Penyusunan

Penilaian Awal Ketahanan Kota/Preliminary Resilience Assessment (PRA); (ii)

Tahap II: Penyusunan Strategi Ketahanan Kota/City Resilience Strategy; dan

(iii) Tahap III: Implementasi Strategi Ketahanan Kota/Implementation of City

Resilience Strategy. Dengan internalisasi Strategi Ketahanan Kota, Jakarta

diharapkan mampu mewujudkan ketahanan kotanya dalam menghadapi

berbagai guncangan dan tekanan yang sedang dan/atau akan dialami saat ini

dan di masa mendatang.

Saat ini, Jakarta sedang menyelesaikan Tahap II: Penyusunan Strategi

Ketahanan Kota/City Resilience Strategy. Sebelumnya telah disusun Draft Nol

4

Strategi Ketahanan Kota, yang menjelaskan permasalahan yang dihadapi Kota

Jakarta, kondisi ketahanan Kota Jakarta, serta 3 (tiga) pilar Kota Jakarta agar

menjadi kota yang berketahanan. Dalam draft tersebut, ditemukenali juga

sejumlah program-program prioritas yang dirasa penting untuk

diimplementasikan demi mewujudkan Jakarta yang berketahanan.

Ketiga pilar Ketahanan Kota Jakarta, agar menjadi kota yang berketahanan

adalah SIAP, SEHAT dan TERHUBUNG. Jakarta SIAP yaitu mewujudkan

masyarakat di DKI Jakarta yang siap siaga terhadap berbagai tekanan dan

guncangan yang dihadapi, termasuk risiko terhadap bencana dan dampak dari

perubahan iklim. Jakarta yang siap dapat terlihat dari kapasitas yang memadai

dari semua pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, masyarakat, dan

sektor swasta dalam menghadapi berbagai tekanan dan guncangan. Jakarta

SEHAT merupakan upaya untuk menciptakan kondisi masyarakat dan

lingkungan perkotaan yang sehat dengan menjamin akses terhadap pelayanan

air bersih, air limbah, dan pengelolaan persampahan yang berkelanjutan bagi

semua. Kemudian, Jakarta TERHUBUNG adalah keterpaduan layanan

transportasi umum maupun aksesibilitas bagi semua lapisan masyarakat.

Meskipun begitu, masih diperlukan elaborasi lebih lanjut terkait 3 (tiga) pilar

ketahanan kota Jakarta agar bisa diimplementasikan secara tepat guna oleh

berbagai pemangku kepentingan. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

yang didukung oleh Sekretariat Jakarta Berketahanan mengadakan Diskusi

Kelompok Terfokus/Focus Group Discussion (FGD) Strategi Ketahanan Kota

Jakarta demi mempertajam 3 (tiga) pilar ketahanan kota Jakarta.

ii. TUJUAN KEGIATAN

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu pemangku kepentingan di Provinsi DKI

Jakarta untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota yang berketahanan sehingga

memudahkan dalam penyusunan indikator dan pilihan kebijakan yang relevan

terkait isu-isu ketahanan kota Jakarta. Secara khusus, kegiatan ini juga

bermaksud untuk:

1. Mewujudkan proses kolaboratif dalam menyusun strategi ketahanan kota

Jakarta yang berkualitas;

5

Mendapatkan masukan serta konfirmasi para pemangku kepentingan,

terhadap muatan Strategi Jakarta Berketahanan terkait indikator dan

arahan dalam mencapai 3 (tiga) pilar ketahanan kota Jakarta.

iii. BENTUK KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan dengan bentuk Diskusi Kelompok Terarah/Focus

Group Discussion (FGD) yang akan membagi pesertanya ke dalam 3 (tiga)

kelompok sesuai dengan 3 (tiga) pilar ketahanan kota Jakarta, yaitu: SIAP,

SEHAT, dan TERHUBUNG. Adapun kegiatan ini dilakukan didalam ruangan

yang berada di Ruang Pertemuan, BIMTEK II Lantai 23, dan Ruang Rapat II

Lantai 22, Blok G Balai Kota Provinsi DKI Jakarta

iv. FASILITATOR DAN PESERTA

Kegiatan FGD akan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Tim

Sekretariat Jakarta Berketahanan, dan Tim Mitra Penyusunan Strategi.

Adapun kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mencakup

unsur Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, swasta, kelompok

masyarakat (NGO/INGO), Perkumpulan Masyarakat, Akademisi dan media.

Peserta kegiatan FGD dapat dilihat pada tabel berikut:

KATEGORI UNSUR

Pemerintah Pusat Republik Indonesia

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

u.p. Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC)

Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda) Provinsi DKI

u.p. Bidang Pemerintahan u.p. Bidang Sarana, Prasarana Kota dan Lingkungan Hidup u.p. Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan

6

KATEGORI UNSUR

Pemantauan Pembangunan u.p. Bidang Perencanaan dan Pendanaan Pembangunan

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan

Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistika

Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan

Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan

Pertanian DKI Jakarta

Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan

Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan

Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI

Jakarta

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Provinsi DKI Jakarta

Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan

(TGUPP)

Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi DKI Jakarta

Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi DKI Jakarta

Tagana Provinsi DKI Jakarta

7

KATEGORI UNSUR

Pemerintah Daerah Sekitar

Bappeda Kota Tangerang Selatan

Bappeda Kota Tangerang

Bappeda Kota Depok

Bappeda Kota Bekasi

Bappeda Kota Bogor

Bappeda Kabupaten Bogor

Bappeda Kabupaten Tangerang

Bappeda Kabupaten Bekasi

Badan Pengelola Wilayah Jabodetabek

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

(BPTJ)

Kepala Badan Kerjasama Pembangunan (BKSP)

Jabodetabekjur

Lembaga Kerjasama

Internasional

100 Resilient Cities Asia Pacific

UCLG Asia Pacific

International Federation of Red Cross and Red

Crescent Societies (IFRC)

KARINA – Caritas Indonesia

Yayasan Kausa Resiliensi Indonesia (YKRI)

Wahana Visi Indonesia

Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC)

Institute for Transportation and Development Policy

(ITDP)

USAID IUWASH PLUS

Plan International Indonesia

Indonesia Solid Waste Association (InSWA)

u.p. Ir. Sri Bebassari, M.Si

ICLEI

C40

Vital Strategies

Green Building Council Indonesia (GBCI)

8

KATEGORI UNSUR

International Finance Corporation (IFC)

Organisasi

Masyarakat/Asosiasi/LSM

Forum PRB-API Provinsi DKI Jakarta

Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia

(MPBI)

Konsorsium Peduli Bencana

Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB)

RUJAK Center for Urban Studies

Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK)

WALHI DKI Jakarta

Peta Bencana.id

Koalisi Pejalan Kaki Indonesia

Urban and Regional Development Institute (URDI)

Akademisi Universitas Indonesia

u.p. Prof. Ir. Gunawan Tjahjono, M.Arch u.p. Komara Djaja, S.E., M.Sc., Ph.D u.p. Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH., Dr.PH u.p. Dr. Dicky Pelupessy Universitas Tarumanegara

u.p. Kemal Taruc u.p. Suryono Herlambang u.p. Meyriana Kesuma

Universitas Trisakti

u.p. M. Bambang Susetyarto

BUMN/BUMD PD. PAM Jaya

PD. PAL Jaya

PD. Pasar Jaya

PT. Mass Rapid Transit Jakarta (MRTJ)

PT. Light Rail Transit Jakarta (LRTJ)

PT. Transportasi Jakarta (TransJakarta)

PT. Jakarta Konsultindo

PT. Kereta Commuter Indonesia

9

KATEGORI UNSUR

Swasta Buro Happold Engineering

PT. Matra Ruang Waktu Selaras

Media beritajakarta.id

KOMPAS

The Jakarta Post

Antara News

v. AGENDA KEGIATAN

Kegiatan FGD akan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Tim

Sekretariat Jakarta Berketahanan, dan Tim Mitra Penyusunan Strategi.

Adapun kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mencakup

unsur Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, swasta, kelompok

masyarakat (NGO/INGO), Perkumpulan Masyarakat, Akademisi dan media.

Peserta kegiatan FGD dapat dilihat pada tabel berikut:

Waktu Acara Pengisi Acara/PIC

08.30 – 09.00 Pendaftaran Peserta Sekretariat Jakarta Berketahanan

09.00 - 09.05 Pembukaan oleh MC MC

09.05 - 09.10 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Dirijen/Konduktor

09.10 – 09.15 Pembacaan Doa Sekretariat Jakarta Berketahanan

09.15 – 09.30 Paparan Draft Nol Strategi Ketahanan

Kota Jakarta CRO Jakarta Berketahanan

09.30 - 09.35 Foto Bersama

Panitia

09.35 - 09.45 Pembagian kelompok Panitia

09.45 - 12.00 Diskusi Kelompok (Kelpompok 1 di Ruang

Pertemuan, Kelompok 2 di BIMTEK II Lantai 23, dan Kelompok 3 di Ruang Rapat II Lantai 22

10

Waktu Acara Pengisi Acara/PIC

12.00 – 12.30 Paparan masing-masing Kelompok -

12.30 - 12.45 Tanggapan dari CRO Jakarta

Berketahanan Tim Fasilitator

12.45 - 13.00 Penutupan dan Foto Bersama CRO Jakarta Berketahanan

13.00 - Selesai Ishoma Panitia

C. MATERI KEGIATAN

Paparan pada pembukaan FGD yang disampaikan oleh Ibu Vera Revina Sari

selaku Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang :

11

12

13

14

15

16

17

18

19

D. Notulensi Diskusi

KELOMPOK 1

Hari/Tanggal : Rabu / 10 April 2019

Tempat : Ruang Pertemuan, Blok G, Lantai 23, Balaikota DKI Jakarta

Waktu : 10.30 - selesai

Kelompok : Kelompok I (Siap)

Nama Diskusi Utama

BPBD Komentar dari BPBD untuk memasukkan aspek ‘toleransi’ dalam

pernyataan visi (dalam konteks siap terhadap konflik sosial).

Komentar tambahan BPBD untuk pilar SIAP untuk

mengemukakan lebih jelas mengenai konteks bencana di depan/

sebelum pemahaman guncangan dan tekanan. → Kota yang

mampu melakukan mitigasi dan beradaptasi dengan resiko

bencana dan perubahan iklim, dan mampu menghadapi

guncangan dan tekanan lain.

Catatan : Peserta kelompok 1 (satu) setuju jika tidak dilakukan

perubahan pada keterangag Jakarta SIAP

Komentar dari BPDP untuk memasukkan sistem komando →

sudah masuk dalam indikator 2 – sistem koordinasi

Save The Children Catatan ada kebingungan hirarki indikator dan arahan strategi →

perlu perjelas dalam dokumen final

Masukan untuk memperjelas kaitan gagasan terhadap indikator →

ditambahkan satu kolom kodifikasi

Jakber, Pembahasan arahan

a. Adakah timeline? –untuk siap tidak ada, krn ingin dibebaskan

untuk perubahan-perubahan

b. A1 – Mengelaborasi ‘infrastruktur tanggap bencana’,

menambahkan elaborasi ‘investasi fisik dan non-fisik’.

Komentar perlukah menambah poin untuk mengatasi masalah

20

Nama Diskusi Utama

tumpeng tindih? Bagaimana kalau dimasukkan dalam

kerangka percepatan pembangunan? → tambahan gagasan 4

untuk A1

c. A2 – Mewujudkan pemerintahan, dunia usaha dan

masyarakat (tidak hanya masyarakat saja)

d. A3 – Memahami ‘ancaman’ atau ‘resiko’ – RC’s context for

‘ancaman’ is ‘threat’ not ‘hazard’.

e. A4 – penambahan aspek ‘inklusif’ untuk kemudian

diterjemahkan dalam tiap gagasan

f. A6 - Aspek inklusivitas (anak dan disabilitas) sebaiknya dibuat

arahan tambahan A6 atau diarusutamakan? Kalau merupakan

satu poin tambahan akan lebih mudah dimengerti oleh

pembaca yang awam.

Pembahasan Gagasan a. Dibebaskan dan dilepaskan dari peran institusi sekarang dan

diarahkan untuk menjawab isu/masalah.

b. A1- Penambahan gagasan 4 dengan catatan perlunya

peninjauan dasar hukum kolaborasi pembangunan

infrastruktur

Penambahan gagasan 5 – mempertahankan dan menambah RTH Penambahan gagasan 6 – menambahkan infrastruktur yang aman dari bencana bagi anak-anak Komentar agar setiap gagasan merefleksikan kolaborasi semua pihak.

c. A2 – Penambahan gagasan 4 mengenai sertifikasi, insentif –

disinsentif

Pertanyaan mengenai koperasi – kontekstual kah untuk semua kalangan? Untuk kelas menengah mungkin, tapi untuk kelas bawah lebih mengena pendekatan koperasi atau asuransi mikro. Asuransi ditambahkan dalam konteks ‘build-back-better,’ adaptasi ke dalam program akan bebas sesuai institusi. Penambahan gagasan 5 – aspek kesiapan terhadap konflik melalui toleransi

d. A3 – Komentar mengenai tambahan indikator kesetaraan

peran – misal investasi oleh non-pemerintah, harus

terintegrasi ke dalam RPJMD pemerintah → respon : masuk

ke dalam poin koordinasi. Tambahan aspek ‘berbasis riset

21

Nama Diskusi Utama

dan partisipatif’ pada A3 – Gagasan 1

Penambahan gagasan 4 – Perencanaan dan pengawasan Penambahan gagasan 5 – Mengoptimalkan forum-forum relevan yang sudah ada di Jakarta Penambahan gagasan 3 – Komunikasi, informasi dan edukasi mengenai kebencanaan ke dalam pendidikan untuk semua level masyarakat – nantinya perlu lebih spesifik (formal-non formal dll) Penambahan gagasan 6 – Penyediaan tenaga medis dan konseling paska bencana

e. A4 – Konteks pengelolaan kota belum begitu muncul?

Penambahan gagasan 4 – ketersediaan anggaran yang fleksibel dan tidak terpaku nomenklatur misal dengan kode rekening tanggap darurat → perlu mekanisme koordinasi anggaran Catatan di gagasan 1 - Pentingnya membunyikan kaitan kesiapan dengan RTRW dan master plan utilitas kota, kajian resiko bencana dan rencana penanggulangan bencana Penambahan gagasan 5 – pemanfaatan energi baru terbarukan

f. A5 – Perlunya membangun sistem sebelum terjadi bencana

Penambahan gagasan 3 – database kajian akademis kebencanaan

KELOMPOK 2

Hari/Tanggal : Rabu / 10 April 2019

Tempat : Bimtek 1, Blok G, Lantai 23, Balaikota DKI Jakarta

Waktu : 10.30 - selesai

Kelompok : Kelompok II (Sehat)

Nama Diskusi Utama

PAM Jaya Akses jamban sehat 61% — koreksi: (data s.d april 2019) indikatornya data per kelurahan. 5 pilar: 1) stop buang air besar sembarangan, akses sanitasi STBM 237/267 kelurahan, sudah deklarasi 20 kelurahan yang sudah stop BABS sembarangan. Data 2017 dan 2018 semuanya dicantumkan dalam dokumen strategi ketahanan kota

22

Nama Diskusi Utama

Bu Fitri - DLH Data sampah yang tahun 2017 dan hingga April 2019 akan dipebaharui oleh bu Fitri.

Untuk arahan strategi ini belum ada soal kualitas udara. jadi untuk baseline akan dimasukkan kondisi udara saat ini di Jakarta. untuk PM2.5, dulu C40 ada capacity building mengenai konversi PM10 ke PM2.5, mungkin bisa di-share ke DLH.

Data bank sampah harus ditambahkan sekaligus PLTSa yang kemarin baru diluncurkan.

Dinas Perumahan Rusunawa: 23 rusun, ada pengolahan sampah, tapi tidak mandiri. ada kawasan rusun yang besar, apakah tidak sebaiknya DLH ada pengelolahan sampah di dekat lokasi tersebut. Strategi alternatif: bimbingan teknis di daerah perumahan untuk mengelola sampah.

Strategi dan pembahasan SEHAT harus melibatkan di kepulauan seribu, termasuk IPAL. ditambahkan Sea Water River Osmosis pulau seribu dan Jakarta Utara — cek data ke DSDA.

PAM sudah pengelolaan, tapi yang bangun kementerian PU. Infrastruktur DSDA dan PU (untuk di pulau). Gagasan bisa diperluas sampai pulau seribu. Target pelayanan sambungan perpipaan hingga 2030 mencapai 100%. Renstra sedang didiskusikan. Cek juga di RPJMD untuk target peningkatan pelayanan air bersih.

Pengawasan dari DLH untuk mendorong konversi penggunaan air tanah ke air perpipaan - status ketaatan lingkungan untuk izin penggunaan air tanah.

poin 3: rencana pembangunan SPAM di Jatiluhur 1, SPAM Karian, Buaran 3, SPAM Ciliwung. Skemanya Karian dan Buaran 3 dan Ciliwung masih digodog di PUPR.

Waduk dan situ belum terkoneksi dengan sungai. Nanti akan masuk renstra DSDA. Sebagai contoh dari taman waru belum tersambung dengan kali cipinang yang dekat dengan dia, belum ada air sodetan.

23

Nama Diskusi Utama

TGUPP cek untuk peta sungai ke tim KSD sampai 2021, DLH juga cek ke dinas. Plt Pak Yusmanda arahnya naturalisasi. Ada kabar bahwa naturalisasi sungai tidak dimungkinkan, apakah cukup normalisasi. Visinya ke naturalisasi — masih menunggu hasil keputusan dari DSDA yang sedang digodog. 2016 normalisasi kali grogol dengan cara sheet pile (2017 memang tidak ada). Pada 2018: di kali grogol sepanjang pasar pisang palmerah sampai dengan kemanggisan raya dan mookervart. 2019: kemanggisan raya sampai dengan depan taman anggrek (S. Parman)

B3.2: Dinas perumahan, rusun muara baru (3 blok dari 12 blok) sudah punya rainwater harvesting (CSR dari atmajaya—bisa optimasi untuk kerja sama dengan pihak swasta untuk csr). Optimasi juga harus mencakup faktor pengawasan pembuatan lubang biopori (untuk melihat efektivitasnya, harus ada masyarakat yang bisa memantau mengawasi — konsep seperti pokja jumantik).

B4.1: PD PAL masih di zona nol. pipanya belum semuanya terpasang. 2019 akan menambah jaringan pipa 1750 meter di gatsu selatan dan sudirman sisi timur. Penambahan jaringan pipa di asia afrika dan gatsu utara lanjutan 1568 meter. Zona lainnya ada program KSD — DSDA (zona 2,5,8) Kepgub 1042/2018

B5.1: Kesehatan mendorong perubahan perilaku. Target sanitasi 100% untuk STBM: 167 kelurahan

PD PAL: 2017 ada CSR untuk pembangunan MCK. 2019 serah terima pal jaya di kel. petamburan — untuk mendorong pengadaan MCK harus ada peta yang menunjukkan wilayah yang masih butuh MCK. Biasanya kalau PD PAL ke dinas kesehatan untuk rekomendasi tempat. IPAL komunal kendalanya adalah pengadaan milik pemda, di lapangan belum ada lahan-lahan milik pemda. dinas perumahan konstruksi dan dikerjakan oleh sudin. GD: sanitasi dan permukiman (membangun infrastruktur dan sistemnya).

B5.2: Butuh komitmen masyarakat untuk patungan untuk membayar penyedotan. Komitmen didorong via lurah.

24

KELOMPOK 3

Hari/Tanggal : Rabu / 10 April 2019

Tempat : Ruang Rapat III, Blok G, Lantai 22, Balaikota DKI Jakarta

Waktu : 10.30 - selesai

Kelompok : Kelompok III (Terhubung)

Nama Diskusi Utama

Ibu Vera Pengantar Diskusi

• Tujuan dari FGD ini adalah untuk memperkaya masukan untuk indikator arahan strategi dan gagasan Strategi Ketahanan Jakarta

• Apakah indikator-indikator ini sudah mewakili pilar Terhubung?

Rendy Hanya 30% yang menggunakan transportasi publik. Pada indikator pertama untuk mendukung penggunaan transportasi publik, mungkin tidak harus 60% bisa 50% atau lebih tinggi?

Bapak Karlo (BPTJ) • BPTJ memiliki 9 (Sembilan) indikator/pilar dalam perencanaan transportasi

Proporsi mobilitas transportasi publik 60% pada tahun 2029 Perjalanan dari asal ke tujuan adalah 1,5 jam, jika sudah lebih dari 2 atau 3 jam orang akan tetap cenderung menggunakan kendaraan pribadi. Akses pejalan kaki 500 meter Perpindahan moda maksimal 3 kali (dari asal – tujuan) Perpres 55 Tahun 2018 (semua indikator hingga tahun 2029 sudah tertuang dalam perpres ini) Fokus utama saat ini adalah bagaimana mengubah pilihan moda masyarakat menjadi pengguna transportasi publik Indikator untuk mendorong penggunaan transportasi publik harus konsisten (JAC – JRC – jangkauan penggunaan transportasi publik hingga ke perumahan) Pembangunan infrastruktur transportasi publik akan menjadi sia-sia jika tidak ada dukungan dalam mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik Kebijakan ganjil – genap hanya dari jam 6 – 10 tidak efektif dalam mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik

25

Nama Diskusi Utama

Salah satu kebijakan yang perlu di tingkatkan adalah kebijakan parkir (parking policy), karena biaya parkir di Indonesia adalah yang termurah. Penggunaan one card untuk tranportasi umum memang perlu Perlu ada konsistensi dalam pembuatan program/kebijakan sehingga dapat mendorong penggunaan transportasi publik Di Seoul atau Anyang (?) pembangunan transportasi sudah terintegrasi dengan baik. DKI Jakarta sudah memiliki perencanaan yang baik dan anggaran yang cukup banyak namun perlu dikelola dengan baik anggaran ini dalam penyediaan infrastruktur. Contohnya penyediaan ITS : semua dinas/kementerian membangun Intelligent Transport System (ITS) sendiri. Seharusnya perlu dikelola oleh 1 instansi saja sehingga tidak membuang anggaran. Yang perlu dipertahankan :

• Ganji genap perlu diperpanjang waktunya

• Penyediaan ERP

Bapak Anwar (Dishub) Program JakLingko merupakan program dari Dinas Perhubungan dimana bus kecil /angkot terintegrasi dengan bus sedang/bus besar Transjakarta SK 388 tahun 2018 tentang trayek bis kecil untuk terintegrasi dengan bus sedang/besar. Dari 63 trayek hanya 36 trayek yang berjalan Target 1400 sekian yang dapat tergabung dengan JakLingko Target tahun 2022 : 6000 unit armada yang akan tergabung dengan JakLingko Tidak melarang angkot tp menghimbau angkot2 ini untuk bergabung dengan JakLingko. Salah satu kebijakan untuk mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik. Tanggapan Bu Pita : Apakah ke depannya kendaraan JakLingko akan dibuat seperti transjakarta akan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan?

26

Nama Diskusi Utama

Tanggapan Dishub : Belum tahu ke depannya seperti apa, namun target ke depannya hanya untuk mengubah system angkot di Jakarta seperti JakLingko. Fokus hanya untuk mendorong masyarakat menggunakan Transportasi umum. Tanggapan Pak Karlo (BPTJ) : Memang harus ada penyediaan feeder ke transportasi massal. Dengan adanya feeder dan tram dapat mendorong penggunaan transportasi publik. Seperti di koridor 13 terdapat park and ride. Seperti adanya MRT mendorong penyediaan rute-rute baru Transjakarta, namun ada konflik dengan angkot yang sudah ada. Tantangannya adalah bagaimana mengajak angkot-angkot ini untuk bergabung dengan sistem yang baru. Kita juga harus menyiapkan angkutan feeder yang memadai sehingga subsidi tidak sia-sia. Kita memiliki standar pelayanan minimum transportasi, jika operator tidak dapat mempertahankan standar minimum yang ada maka harus diganti. Tetap harus mengacu ke RITJ dalam target ke depan. Sasaran utama adalah keterhubungan dan mengatasi masalah transportasi, sasaran/target jangan hanya jumlah unit. Solusi utama dalam mengatasi kemacetan adalah angkutan masal.

Bu Pita Bagaimana meningkatkan publik awareness / mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penggunaan transportasi umum? Apakah dari BPTJ memiliki program yang berkaitan dengan mengedukasi masyarakat? Meskipun tidak secara langsung?

Bapak Karlo (BPTJ) Dari BPTJ sebenarnya fungsinya lebih kepada koordinasi antara pemerintahan Jabodetabek. Dapat dilihat dari RITJ semua kota di Jabodetabek sudah memiliki tugasnya masing-masing untuk mengatasi permasalahan transportasi. Melihat dari 9 (Sembilan) pilar yang sudah ada sebenarnya semua pemangku kepentingan harus terlibat.

Ibu Vera Jika mengacu pada perpres 55 apakah hanya fokus pada transportasi darat ? yang tidak sejalan dengan DKI adalah penetapan TOD. Yang ditetapkan di Perpres berbeda dengan

27

Nama Diskusi Utama

yang di RDTR DKI Jakarta. Tanggapan Bapak Karlo (BPTJ) : Semua angkutan sudah terakomodasi dalam RITJ termasuk perkeretaapian, TOD dll. Penetapan TOD dapat berbeda dengan Perpres, DKI dapat mengajukan lokasi lain untuk TOD. Memang kurang adanya pemahaman dalam TOD, karena definisinya yang berbeda-beda antara dari sudut pandang tata ruang dan transportasi.

Rendy (JakBer) Harapannya dalam dokumen ini dapat menjadi payung dalam perencanaan DKI Jakarta. Kami akan memasukkan arahan strategi dalam penyelarasan dokumen perencanaan transportasi yang ada dan konsisten dalam implementasi kebijakan.

BPTJ Data tahun 2002 mengenai penggunaan sepeda motor, penggunaan sepeda motor tahun 2018 mencapai 50%. Untuk mempertajam strategi, perlu ditambahkan indikator manajemen rekayasa lalu lintas. Indikator merupakan cakupan besar yang kemudian di detailkan dalam arahan strategi dan gagasan. Seharusnya gagasan lebih detail. Strategi terkait penggunaan sepeda motor seperti apa? Karena penggunaan sepeda motor lebih murah dibandingkan transportasi lain. Perlu adanya pengaturan ojek online Selain itu transportasi berwawasan lingkungan perlu ditambahkan, seperti pengguna jalan kaki dan pengguna sepeda. Perlu adanya evaluasi integrasi pejalan kaki.

Bapak Karlo (BPTJ) Di dalam RITJ sudah terdapat strategi, program, kegiatan, waktu pelaksanaan, dan penanggung jawab. Bahasa strategi dan gagasan levelnya berbeda-beda. Perlu disesuaikan dengan standar yang sudah ada.

Ibu Vera Apakah sudah ada kebijakan dalam mengatasi penggunaan sepeda motor dan ojek online?

28

Nama Diskusi Utama

Bapak Karlo Yang diatur dalam kebijakan lebih kepada keselamatan dan tidak menjadikan sepeda motor sebagai transportasi umum. Dengan adanya park and ride sebenarnya dapat menjadi bukti adanya keterbatasan dalam penggunaan sepeda motor. Dalam TOD bukan fokus pada pembangunan apartemennya tetapi adalah titik transit transportasinya. Terdapat kesalahpahaman definisi TOD itu sendiri karena yang harus ditekankan adalah keterhubungannya.

Ibu Pita Apakah JakLingko saat ini sudah mengembangkan sampai app? Atau ada rencana ke depan seperti itu? Dapat dimasukkan kedalam gagasan untuk pengembangan aplikasi JakLingko.

Dishub Masih secara manual, namun ada diskusi dengan Bank Indonesia untuk mengitegrasikan JakLingko dengan MRT, LRT, dan Transjakarta dalam penentuan tarif. Saat ini JakLingko lebih untuk sosialisasi kepada masyarakat. Target 2019 : 236 trayek dengan 3.500 unit bis Target 2020 : 306 trayek dengan 7.015 unit bis Target 2021 : 341 trayek dengan 9.900 unit bis

Catatan : Perlu dimasukkan transportasi laut terutama untuk menghubungkan kepulauan seribu Penyesuaian bahasa strategi dan gagasan

NOTULENSI PAPARAN KELOMPOK

Hari/Tanggal : Rabu / 10 April 2019

Tempat : Ruang Pertemuan, Blok G, Lantai 23, Balaikota DKI Jakarta

Waktu : 13.00 – 14.00

Nama Diskusi Utama

Sesi Paparan

Hasil Diskusi

Kelompok Jakarta SIAP

• Terdapat tambahan indikator untuk pilar Jakarta SIAP, yaitu terwujudnya

29

Nama Diskusi Utama

Kelompok kesetaraan peran, fungsi, dan keterlibatan dari berbagai pihak.

• Pada pilar SIAP juga, terdapat satu tambahan arahan strategi yaitu

bagaimana perencanaan dan pengelolaan perkotaan haruslah ramah

anak.

• Pada masing-masing arahan strategi, peserta juga menambahkan

beberapa gagasan-gagasan (Tambahan gagasan selengkapnya dapat

dilihat pada presentasi hasil diskusi kelompok).

• Catatan tambahan untuk Kelompok Jakarta SIAP:

- Arahan strategis A1, sebaiknya tidak hanya aspek fisik tapi juga non-

fisik.

- Gagasan untuk A1 juga sebaiknya lintas wilayah.

- Redaksional Arahan Strategis A3-Gagasan 4: Perencanaan dan

pengawasan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

- Redaksional Arahan Strategis A4-Gagasan 2: ... upaya PRB dan

adaptasi perubahan iklim.

- Poin dana cadangan bisa dimasukkan ke arahan strategi A1.

- Gagasan-gagasan untuk arahan strategi A6 dapat melihat Indikator

Kota Layak Anak.

Sesi Paparan

Hasil Diskusi

Kelompok

Kelompok Jakarta SEHAT

• Kelompok merasa tidak perlu menambahkan indikator baru.

• Tanggapan dan catatan yang terkait dengan arahan strategi dan

gagasan selengkapnya dapat dilihat pada presentasi hasil diskusi

kelompok.

Sesi Paparan

Hasil Diskusi

Kelompok

Kelompok Jakarta TERHUBUNG

• Tanggapan dan catatan yang terkait dengan arahan strategi dan

gagasan selengkapnya dapat dilihat pada presentasi hasil diskusi

kelompok.

• Di Indonesia sudah ada undang-undang yang mengatur transportasi dan

lalu lintas yaitu UU No. 29 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan, akan tetapi peraturan ini tentunya perlu mengalami banyak

perubahan karena pada saat pembuatan peraturan tersebut, belum

memperkirakan munculnya moda transportasi online (pada tahun 2015)

30

Nama Diskusi Utama

dan juga MRT, LRT, dan mobil listrik. Tentunya selain kedua moda

transportasi tersebut, ke depannya akan ada banyak inovasi-inovasi

lainnya di bidang transportasi.

• Selain undang-undang tersebut, juga terdapat Perpres No. 55 Tahun

2018 tentang Rencana Induk Transportasi di Jabodetabek.

Link: https://setkab.go.id/wp-content/uploads/2018/08/Perpres-Nomor-

55-Tahun-2018.pdf

• Apabila berbicara mengenai transportasi di Jakarta, sebaiknya

melibatkan daerah-daerah sekitarnya karena sebagian besar penduduk

Jakarta tinggal di daerah-daerah sekitarnya.

• Levelling antara strategi dan gagasan perlu dipertajam untuk

mempermudah adopsi dokumen strategi ketahanan Jakarta dengan

program pemerintah.

• Isu konsitensi penerapan kebijakan dan rencana transportasi.

• Mengusulkan penajaman indikator rekayasa transportasi, terutama

penggunaan sepeda motor.

• Integrasi berbagai dokumen yang terkait dengan transportasi yang ada

di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

• Integrasi moda transportasi yang disediakan oleh sektor publik dan

privat.

• Kebijakan pembatasan jumlah kendaraan di bagian tengah kota yang

tentunya juga harus terintegrasi dengan daerah penyangganya.

Sesi Tanggapan

Hasil Diskusi

Kelompok

• Paparan ketiga kelompok sudah sangat bagus.

• Perlu juga dipikirkan untuk multi-fungsi dalam pemanfaatan ruang,

contohnya pada musim kemarau menjadi RTH, namun di musim hujan

dapat menjadi waduk.

• Kelompok Jakarta SIAP memang paling berat karena merupakan inti dari

strategi ketahanan Jakarta dan mengharapkan bantuan dari BPBD dan

institusi-institusi terkait.

• Sayangnya, kajian terkait dengan kebencanaan masih sangat sedikit

apabila dibandingkan dengan kajian lain contohnya adalah transportasi.

31

E. Lampiran

i. Daftar Hadir

32

33

34

ii. Dokumentasi Kegiatan

35

36