web viewadapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas semester iii mata...
TRANSCRIPT
MOTIVASI BELAJAR
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Oleh :
Kelompok : IV
Anggota :
Eka Sri Wahyuni (06101011022) Meice P. Sasa (06101011008) Reny (06101011037) Rizal shobirin (06101011016)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tanpa adanya
halangan berarti dalam proses pengerjaannya sehingga dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dalam hal ini penulis mengambil judul “Motivasi Belajar”.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
semester III mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Tentunya sebagai mahkluk sosial penulis tidak bisa melakukan hal kecil ini sendirian
tanpa bantuan berbagai pihak. Dengan itu penulis banyak mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1) Bapak Amirudin Andi, Drs., dan Ibu Zuraida Asmuni, Dra., selaku dosen pengasuh mata
kuliah Belajar dan Pembelajaran;
2) Kedua orang tua kami yang telah memberikan bantuan serta senantiasa memberikan
doa restunya, baik secara moril maupun secara materil dalam setiap langkah
kedepannya;
3) Seluruh sahabat-sahabat kami keluarga besar Bugafis 2010 yang selalu memberikan
dukungan serta semangat yang tak kenal henti. Lebih lagi, selalu setia baik di saat
senang maupun susah.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
yang sekiranya membangun serta meningkatkan kualitas makalah ini. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, pada khususnya dan umumnya bagi semua
pihak yang membaca makalah ini.
DAFTAR ISI
2
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................. 2
1.5 Metode Penulisan............................................................. 2
BAB II ISI
2.1 Pengertian Motivasi ............................................................... 3
2.2 Fungsi Motivasi Belajar........................................................... 5
2.3 Unsur-unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar................. 6
3
2.3.1 Cita-cita atau Aspirasi............................................................. 7
2.3.2 Kemampuan Siswa ................................................................. 7
2.3.3 Kondisi Siswa........................................................................... 8
2.3.4 Kondisi Lingkungan Siswa.............................................. 8
2.3.5 Unsur-unsur Dinamis Dalam Belajar dan Pembelajaran.. 9
2.3.6 Upaya Guru Dalam Membelajarkan Siswa..................... 9
2.4 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar........................... 10
2.4.1 Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar.............................. 10
2.4.2 Optimalisasi Dinamis Belajar dan Pembelajaran................ 11
2.4.3 Optimalisasi Pengalaman dan Kemampuan Siswa............. 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA . ........................................................................................... 14
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, sudah tak dapat dielakkan lagi bahwa minat untuk belajar
seseorang akan mudah sekali naik turun. Agar minat untuk belajar ini senantiasa tetap
naik dalam waktu ke waktu, maka setiap siswa harus memiliki keinginan untuk tetap
terus belajar. Agar keinginan untuk tetap terus belajar itu ada dan semakin meningkat
frekuensinya, maka setiap siswa tentu saja harus memiliki motif-motif tertentu yang
menyebabkan ia harus tetap semangat belajar.
Keseluruhan motif-motif yang menjadikan seseorang menjadi semangat
belajar ini, secara umum dapat dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi
belajar disini adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga tujuan dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, sudah sangat jelas bahwa motivasi
dalam proses belajar sangat penting. Karena yang dibicarakan adalah proses belajar,
maka manfaat motivasi tidak hanya dirasakan oleh siswa, namun juga oleh seorang
guru. Melalui pengetahuan tentang motivasi, seorang guru dapat mengetahui dan
memahami motivasi belajar siswa di kelas, bahakan dapat juga membantu sisiwa
untuk meningkatkan motivasinya. Mengingat pentingnya pengetahuan akan motivasi,
maka pembahasan mengenai motivasi belajar dirasa perlu untuk diangkat.
5
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?
2. Mengapa motivasi dalam belajar penting?
3. Apa unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar?
4. Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Mengetahui pengertian dari motivasi belajar
2. Mengetahui fungsi motivasi dalam belajar
3. Mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
4. Mengetahui upaya-upaya meningkatkan motivasi belajar.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah agar para pembaca mengetahui secara lebih
rinci mengenai motivasi belajar.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
dengan menggunakan metode studi pustaka.
6
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Sudirman (1992:73) Motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan sanagt dirasakan mendesak. Sedangkan menurut
Natawijaya dan Moesa (1992:54) Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif atau motif-motif menjadi tindakan atau perilaku untuk memuaskan atau
memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan.
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman 1992:73-74) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pendapat tersebut
menunjukkan dalam pengertian motivasi terdapat tiga elemen penting, yaitu motivasi
mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu, motivasi ditandai
dengan munculnya feeling, afeksi seseorang, motivasi akan dirangasang karena
adanya tujuan.
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan belajar
dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya.Kekuatan mental itu
berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita.Kekuatan mental tersebut dapat
tergolong rendah atau tinggi.Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan
mental yang mendorongterjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar.Motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku
7
manusia, termasuk perilaku belajar.Dalam motivasi terkandung adanya pengarahan
sikap dan perilaku belajar individu. (Koeswara, 1989:Siagian, 1989 :Schein : Biggs
&Teller, 1987).
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu; (i) kebutuhan, (ii) dorongan ,
(iii) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa
yang ia miliki dan yang ia harapkan.
Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, yaitu
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan akan perasaan aman
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan akan penghargaan diri
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan fisiologis berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia seperti
pangan, sandang, dan perumahan. Kebutuhan akan rasa aman berkenaan dengan
keamanan yang bersifat fisik dan psikologis. Sebagai ilustrasi, individu tidak boleh
diganggu secara fisik dan biarkan untuk berkreasi. Kebutuhan sosial berkenaan
dengan perwujudan berupa diterima oleh orang lain, jati diri yang khas,
berkesempatan maju, merasa diikutsertakan maju, dan pemilikan diri. Sebagai
ilustrasi, individu diperbolehkan untuk aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan
individu untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya.Sebagai ilustrasi,
seorang anak desa boleh menjadi prajurit, berpangkat jenderal, dan menjadi kepala
negara, karena dia mampu dan diberi peluang.
Dari segi dorongan, menurut Hull dorongan atau motivasi berkembang untuk
kebutuhan organisme.Di samping itu juga merupakan sistem yang memungkinkan
organisme dapat dipelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme
merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah
8
laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku organisme
terjadi disebabkan oleh respons dari organisme, kekuatan, dorongan organisme, dan
penguatan kedua hal tersebut.Hull memang menekankan dorongan sebagai motivasi
penggerak utama perilaku, tetapi kemudian juga tidak sepenuhnya menolak adanya
pengaruh faktor-faktor eksternal.Dalam hal ini insentif (hadiah atau hukuman)
mempengaruhi intensitas dan kualitas tingkah laku organisme.
Dari segi tujuan, maka tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku.Secara
psikologis, tujuan merupakan titik akhir “sementara” pencapaian kebutuhan.Jika
tujuan tercapai, maka kebutuhan terpenuhi untuk “sementara”.Jika kebutuhan
terpenuhi, maka orang menjadi puas dan dorongan mental untuk berbuat “terhenti
sementara”
2.2 Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik.
Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan dapat mencapai prestasi belajar
yang baik.
Bagi siswa, pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1. Menyadarkan kedudukan siswa pada awal, proses dan hasil akhir.
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar.
3. Mengarahkan kegiatan belajar.
4. Memperbesar semangat belajar.
5. Menyadarkan tentang adanya kegiatan yang harus dilakukan siswa baik dalam
belajar, bekerja, bermain dan beristirahat yang berkesinambungan.
9
Motivasi belajar juga harus diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan
pengalaman tentang motivasi belajar pada siswa adalah sebagai berikut :
1. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil; membangkitkan, bila siswa tak bersemangat;
meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul-tenggelam; memelihara, bila
semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar. Dalam hal ini, hadiah,
pujian, dorongan atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan
semangat belajar.
2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas beraneka ragam;
ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan perhatian, ada yang
bermain, disamping yang bersemangat belajar, ada yang berhasil dan tidak
berhasil. Dengan beraneka ragamnya motivasi belajar tersebut, maka guru
dapat menggunakan bermacam-macam strategi mengajar belajar.
3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-
macam peran seperi sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi,
penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. Peran pedagogis tersebut
mungkin saja sesuai dengan perilaku siswa.
4. Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis. Tugas guru
adalah membuat siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya
justru terletak pada ”mengubah” siswa tidak berminat menjadi semangat
belajar. “Mengubah” siswa cerdas yang acuh tak acuh menjadi bersemangat
belajar.
2.3 Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan
sesuai dengan kondisi fisiologis, dan kematangan psikologis. Oleh karena itu ada
beberapa unsuryang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
10
2.3.1 Cita-cita atau Aspirasi
Motivasi belajar tampak pada keinginan keberhasilan mencapai keinginan
tersebut menumbuhkan cita-cita dalam kehidupan.Timbulnya cita-cita diikuti oleh
perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan.Timbulnya
cita-cita juga diiktuti oleh perkembangan kepribadian.
Dari segi emansipasi, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan
dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau
hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan
menjadi cita-cita. Keinginan berlangsung sesaatatau dalam waktu yang
lama.Kemauan telah disertai dengan perhitungan akal sehat.Cita-cita dapat
berlangsung dalam waktu yang sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa
untuk “menjadi seorang……….” (gambaran ideal) akan memperkuat semangat
belajar dan mengarahkan perilaku belajar. Misalnya, siswa tersebut akan rajin berolah
raga, melatih nafas, berlari, meloncat, disamping tekun berlatih bulu tangkis. Cita-cita
akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya
suatu cita-cita akan mewujudkan suatu aktualisasi diri (Monks, 1989 : 241-260;
Schein, 1991 : 87-110; Singgih Gunarsa,1990 : 183-199).
2.3.2 Kemampuan Siswa
Keinginan seorang anak perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan
mencapainya.Keinginan membaca perlu diikuti dengan kemampuan mengenal dan
mengucapkan bunyi huruf-huruf.Kesukaran mengucapkan huruf “r” misalnya, dapat
diatasi dengan drill / melatih ucapan “r” yang benar.Latihan berulang kali
menyebabkan terbentuknya kemampuan mengucapkan “r”. Dengan didukung
kemampuan mengucapkan “r”, atau kemampuan mengucapkan huruf-huruf lain,
maka keinginan anak untuk membaca akan terpenuhi. Keberhasilan membaca suatu
buku bacaan akan menambah kekayaan pengalaman hidup. Keberhasilan tersebut
memuaskan dan menyenangkan hatinya.Secara perlahan-lahan terjadilah kegemaran
11
membaca pada anak yang semula sukar mengucapkan huruf “r” yang benar. Secara
ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan. (Monks, 1989 : 21; Singgih
Gunarsa,1990 : 49).
2.3.3 Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan
mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seseorang siswa yang sehat, kenyang, dan
gembira akan mudah memusatkan perhatian. Anak yang sakit akan enggan belajar.
Anak yang marah-marah akan sukar memusatkan perhatian pada penjelasan
pelajaran. Sebaliknya, setelah siswa tersebut dengan senag hati membaca buku-buku
pelajaran agar ia memperoleh nilai rapor yang baik, seperti sebelum sakit. Dengan
kata lain, kondisi jasmani dan rohnai siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
2.3.4 Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.Sebagai anggota masyarakat maka
siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang
kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan mengganggu
kesungguhan belajar. Sebalikya, kampus dan sekolah yang indah, pergaulan siswa
yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Oleh karena itukondisi lingkungan
sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi
mutunya.Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat
dan motivasi belajar mudah diperkuat.
12
2.3.5 Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan.Dan pikiran yang
mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.Pengalaman dengan teman
sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.Lingkungan siswa yang
berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami
perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio,
televise, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut
mendinamiskan motivasi belajar. Dengan melihat tayangan televise tentang
pembangunan bidang perikanan di Indonesia Timur misalnya, maka seorang siswa
tertari minatnya untuk belajar dan bekerja di bidang perikanan. Pelajar yang masih
berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat
dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. Guru
profesional diharapkan mampu memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio,
televise dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar.
2.3.6 Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Guru adalah pendidik professional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau
ratusan siswa. Interaksi efektif pergaulannya sekitar lima jam sehari. Intensitas
pergaulan tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa.
Guru adalah pendidik yang berkembang. Tugas profesionalnya mengharuskan
dia belajar sepanjang hayat.Belajar sepanjang hayat tersebut sejalan dengan
masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah yang juga dibangun. Guru tidak sendirian
dalam belajar sepanjang hayat. Lingkungan sosial guru, lingkungan budaya guru, dan
kehidupan guru perlu diperhatikan oleh guru.Sebagai pendidik, guru dapat memilah
dan memilih yang baik.Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut
sudah merupakan upaya membelajarkan siswa.
13
2.4 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam
motivasi belajar.Oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan
belajar.
2.4.1 Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Dalam upaya pembelajaran, guru berhadapan dengan siswa dan bahan belajar.
Untuk dapat membelajarkan atau mengajarkan bahan pelajaran disyaratkan
1. Guru telah mempelajari bahan pelajaran,
2. Guru telah memahami bagian-bagian yang mudah, sedang, dan sukar,
3. Guru telah menguasai cara-cara mempelajari bahan, dan
4. Guru telah mempelajari sifat bahan tersebut.
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar. Beberapa prinsip
belajar tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar, oleh karena
itu, guru perlu menjelaskan tujuan belajar hierarkis.
2. Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah
yang menantangnya, oleh karena itu peletakan urutan masalah yang menantang
harus disusun guru dengan baik.
3. Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan
mental siswa dalam program kegiatan tertentu, oleh karena itu, disamping
mengajarkan bahan secara terpisah-pisah, guru sebaiknya membuat
pembelajaran dalam pengajaran unit.
4. Mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling menantang.
5. Memberitahukan kriteria keberhasilan atau kegagalan belajar siswa.
14
2.4.2 Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Seorang siswa akan belajar dengan sutuh pribadinya. Perasaan kemaunan,
pikiran, perhatian, fantasi, dan kemampuan yang lain tertuju pada belajar. Meskipun
demikian ketertujuan tersebut tidak selamanya berjalan lancer.Ketidaksejajaran
tersebut disebabkan oleh kelelahan jasmani atau mentalnya, ataupun naik turunnya
energi jiwa.
Guru adalah pendidik dan sekaligis pembimbing belajar. Guru lebih
memahami keterbatasan waktu bagi siswa. Seringkali siswa lengah tentang nilai
kesempatan belajar.Oleh karena itu guru dapat mengupayakan optimalisasai unsur-
unsur dinamis yang ada dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa. Upaya
optimalisasi tersebut, sebagai berikut:
1. Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan
belajar yang dialaminya.
2. Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud
tindak belajar, betapa lambat gerak belajar, guru “tetap secara terus-
menerus” mendorong; dalam hal ini berlaku semboyan “lambat asal
selamat, tak akan lari gunung dikejar”.
3. Meminta kesempatan pada orangtua siswa atau wali, agar memberi
kesempatan pada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
4. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar, misalnya
surat kabar, dan tayangan televisi yang mengganggu pemusatan perhatian
belajar agar dicegah.
5. Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembiraterpusat
pada perilaku belajar; pada tingkat iniguru memberlakukan upaya”belajar
merupakan aktualisasi diri siswa”
6. Guru merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa
ia dapat mengatasi segala hambatan dan “pasti berhasil” sebagai ilustrasi,
siswa dibebaskan rasa harga dirinya dengan berbuat sampai berhasil.
15
2.4.3 Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa
Perilaku belajar siswa merupakan rangkaian tindak-tindak belajar setiap hari.
Guru adalah “penggerak” perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak, maka
guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa.Sebagai fasilitator
belajar, guru diharapkan memantau “tingkat kesukaran pemahaman belajar”, dan
segera membantu mengatasi kesukaran belajar.“Bantuan mengatasi kesukaran
belajar” perlu diberikan sebelum siswa putus asa. Guru wajib menggunakan
pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya
optimalisai pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya; tiap membaca bahan
belajar, siswa mencatat hal-hal yang sukar, catatan hal-hal yang sukar
tersebut diserahkan kepada guru.
2. Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa.
3. Guru memecahkan hal-hal yang sukar, dengan mencari “cara
memecahkan”.
4. Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikan keberanian
mengatasi kesukaran.
5. Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
6. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan
masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesulitan
7. Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa belajar secara
mandiri. (Monks, 1989 : 293-305; Winkel, 1991 : 110-119; Joyce & Well,
1980 : 105-129 dan 147-163).
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan memberikan
arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.Dalam motivasi terkandung
adanya pengarahan sikap dan perilaku belajari individu.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik.
Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan dapat mencapai prestasi belajar
yang baik.
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan
sesuai dengan kondisi fisiologis, dan kematangan psikologis. Oleh karena itu ada
beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: cita-cita atau aspirasi,
kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis
dalam belajar dan pembelajaran, dan upaya guru dalam membelajarka siswa.
17
DAFTAR PUSTAKA
Dimyanti dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Koeswara, E. 1989. Motivasi, Bandung : Angkasa.
Monks FJ, Knoers AMP, Siti Rahayu Haditono. 1989. Psikologi Perkembangan,
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Roehman Natawidjaya dan Moein Moesa. 1992. Psikologi Pendidikan, Jakarta :
Depdikbud Dirjen Dikti.
Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru
dan Calon Guru, Jakarta : Rajawali Press.
Winkel, W.S. 1991. Psikologi Pengajaran, Jakarta : Grasindo
18