elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · web viewadapun...

104
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Selama dan sekarang ini, banyak dari kendaraan khususnya sepeda motor yang masih belum dilengkapi dengan sistem pengaman yang memadai. Tingkat pencurian kendaraan bermotor setiap tahun semakin meningkat namun tidak diiringi oleh kewaspadaan pemilik terhadap kendaraanya. Adapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya akan mengeluarkan bunyi apabila motor digoyang. Akan tetapi kejadian tersebut tetap saja tidak dapat diketahui oleh pemilik motor dikarenakan tidak adanya pemberitahuan secara langsung kepada pemilik motor. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuatlah sebuah sistem pengaman dengan autorespon SMS yang akan memberitahukan pemilik kendaraan terhadap gangguan pada kendaraanya. Tidak hanya memberikan status keadaan kendaraan namun alat ini juga bisa diperintahkan 1

Upload: nguyennga

Post on 01-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Selama dan sekarang ini, banyak dari kendaraan khususnya sepeda motor yang

masih belum dilengkapi dengan sistem pengaman yang memadai. Tingkat

pencurian kendaraan bermotor setiap tahun semakin meningkat namun tidak

diiringi oleh kewaspadaan pemilik terhadap kendaraanya.

Adapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm

konvensional yang hanya akan mengeluarkan bunyi apabila motor digoyang.

Akan tetapi kejadian tersebut tetap saja tidak dapat diketahui oleh pemilik motor

dikarenakan tidak adanya pemberitahuan secara langsung kepada pemilik motor.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuatlah sebuah sistem pengaman

dengan autorespon SMS yang akan memberitahukan pemilik kendaraan terhadap

gangguan pada kendaraanya. Tidak hanya memberikan status keadaan kendaraan

namun alat ini juga bisa diperintahkan melalui sms untuk mematikan mesin yang

telah dihidupkan.

Tujuan dari sistem pengaman sepeda motor dengan autorespon SMS adalah

sebagai berikut :

1. Memudahkan pemilik kendaraan mengetahui kondisi kendaraan apabila

terjadi gangguan pada saat kendaraan ditinggalkan.

1

Page 2: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

2. Menghemat waktu bagi pemilik kendaraan untuk memerintahkan alat

untuk mematikan mesin tanpa harus pemilik kendaraan sampai ke motor

terlebih dahulu.

3. Bisa menggunakan nomor operator GSM apapun.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mempelajari konsep dasar kerja mikrokontroler AT89C52.

2. Merancang sistem pengaman sepeda motor dengan autorespon SMS.

3. Memahami program Assembler MCS-51 dan memahami konsep data SMS

yaitu PDU (Protocol Data Unit).

1.3 RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan Tugas Akhir ini permasalahan dititik beratkan pada :

1. Pemahaman perancangan sebuah alat yang berbasis mikrokontroler untuk

berhubungan dengan telepon selular GSM.

2. Pemahaman cara programing sebuah data diterima atau dikirim melalui

sebuah telepon selular.

1.4 BATASAN MASALAH

Permasalahan yang akan dibatasi :

1. Mikrokontroler yang digunakan AT89C52.

2. Handphone yang digunakan merk Siemens C55.

2

Page 3: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

3. Relay hanya digunakan untuk memutus/sambungkan hubungan kelistrikan

dari jalur CDI.

4. SMS yang dikirim ke nomor tujuan adalah “STANDAR ON” untuk status

standar ganda pada motor, “POWER ON” untuk status mesin menyala.

5. Pesan SMS yang diterima dari pemilik kendaraan hanya “OFF BUZZ”

untuk mematikan buzzer, “M ON” untuk menyambungkan hubungan

kelistrikan dari jalur CDI sedangkan “M OFF” untuk memutuskan

hubungan kelistrikan dari jalur CDI.

1.5 METODA PENELITIAN

Metoda penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu :

1. Studi literatur sebagai dasar untuk memantapkan teori yang mendukung

terhadap sistem yang dibuat. Studi literatur dilakukan sebagai proses

pembelajaran mengenai teori secara umum melalui artikel, jurnal

penelitian, buku-buku referensi yang terdapat diperpustakaan dan internet.

2. Pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan

proyek tugas akhir.

3. Perancangan sistem yang meliputi perancangan perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software). Merencanakan dan membuat

perangkat keras (hardware), dan sistem yang dibutuhkan secara perangkat

lunak (software).

4. Pengujian sistem yang meliputi pengujian perangkat keras, perangkat

lunak, dan pengujian fungsional sistem secara keseluruhan.

3

Page 4: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

5. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang kemudian dijadikan

bahan pertimbangan untuk pengembangan tahap selanjutnya.

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Tugas akhir ini terdiri dari 5 (lima) BAB, dimana masing-masing BAB

mempunyai kaitan satu sama lainnya, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang tentang permasalahan, tujuan, masalah dan

batasan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini.

BAB II DASAR TEORI

Berisi tentang tori-teori yang berhubungan dengan alat yang

dirancang, diantaranya teori tentang mikrokontroler AT89C52,

RS232, pemrograman menggunakan bahasa assembler dan hal-hal

lain yang perlu dikemukakan.

BAB III PERANCANGAN ALAT

Berisi tentang perencanaan dan pembuatan dari seluruh elemen

sistem pengaman kendaraan, proses pengiriman data RS232,

flowchart, dan perangkat lunaknya.

4

Page 5: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN

Berisi tentang hasil pengukuran dan analisa dari sistem yang telah

dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan akhir dari perancangan alat dan saran lebih

lanjut untuk menyempurnakan alat.

5

Page 6: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

BAB II

DASAR TEORI

2.1 MIKROKONTROLER AT89C52

Pada tugas akhir ini dipilih mikrokontroler keluaran Atmel karena mikrokontroler

ini mudah diperoleh, harganya lebih murah di bandingkan dengan mikrokontroler

keluaran Intel.

Mikrokontroler AT89C52 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran

Atmel dengan 4 Kbyte Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only

Memory). Flash PEROM merupakan memori dengan teknologi non-volatile

memory, isi memori tersebut dapat diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali.

Memori ini biasa digunakan untuk menyimpan instruksi (perintah) berstandar

MCS-51 code. Mikrokontroler ini pada dasarnya dapat digunakan untuk mengolah

data per bit maupun data 8 bit secara bersamaan. Sebuah mikrokontroler dapat

bekerja apabila dalam mikrokontroler tersebut terdapat sebuah program yang

berisi instruksi-instruksi yang akan digunakan untuk menjalankan mikrokontroler

tersebut.

Adapun fitur dari mikrokontroler AT89C52 ini :

8 bit CPU (Central Processing Unit) yang termasuk keluarga MCS-51.

Program memori internal berupa Flash PEROM dengan kapasitas 4 Kbyte.

128 byte RAM.

Oscilator internal dan rangkaian pewaktu.

2 buah timer/counter 16 bit.

6

Page 7: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

1 buah port serial dengan kontrol serial full duplex UART (Universal

Asynchronous Receiver/Transmitter).

5 buah jalur Interupsi (2 buah interupsi eksternal dan 3 buah interupsi

internal).

Susunan pin-pin mikrokontroler tersebut biasanya digambarkan seperti Gambar

2.1 dibawah. Fungsi dari masing-masing pin tersebut yaitu :

Gambar 2.1 Susunan pin-pin mikrokontroler AT89S52

Port 0 (1 byte) terletak pada pin 32 hingga 39

Pin 32 sampai dengan 39 merupakan port paralel 8 bit dua arah. Bila

digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan memultipleks

alamat memori dan data.

7

Page 8: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Port 1 (1 byte) terletak pada pin 1 hingga 8

Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan port parallel 8 bit . Dimana port ini

dapat digunakan untuk mengirim atau menerima data (bidirectional). Port

ini dapat di gunakan untuk berbagai keperluan.

Port 2 (1 byte) terletak pada pin 21 hingga 28

Pin 21 sampai dengan pin 28 (port 2) adalah port parallel 8 bit dua arah

(bidirectional). Port ini selain sebagai port biasa juga sebagai port alamat

yang mengirimkan byte alamat untuk melakukan pengaksesan

memori/program external.

Port 3 (1 byte) terletak pada pin 10 hingga 17

Pin 10 sampai dengan pin 17 (port 3) adalah port palalel 8 bit. Port ini juga

bersifat bidirectional. Port ini juga memiliki fungsi lain/pengganti. Fungsi

pengganti ini merupakan TxD (Transmit Data), RxD (Receive Data), Int0

(External Interrupt 0), Int1 (External Interrupt 1), T0 (Timer 0), T1 (Timer

1), WR (Write), RD (Read). Bila fungsi pengganti ini tidak digunakan pin-

pin ini dapat di gunakan sebagai port paralel serbaguna.

Pin 9 pada mikrokontroler disebut reset. Dengan memberikan perubahan

pulsa dari rendah ke tinggi akan mereset mikrokontroler ini. Pin ini di

hubungkan dengan rangkaian power on reset. Rangkaian ini di perlukan

karena pada saat catu daya dihubungkan dengan AT89S52 isi memori dari

AT89S52 bisa acak. Pada saat catu daya di hubungkan, rangkaian power

on reset akan memberikan pulsa tinggi kepada pin reset beberapa saat

(tergantung nilai kapasitor yang digunakan) untuk mereset AT89S52.

8

Page 9: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Pin 18 (XTAL 1) adalah pin masukan ke rangkaian osilator internal.

Sebuah kristal atau sumber osilator lain di luar AT89S52 dapat di

gunakan.

Pin 19 (XTAL 2) adalah pin keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin

ini dipakai bila osilator menggunakan osilator kristal.

Pin 20 (ground) di hubungkan ke ground catu daya.

Pin 19 (PSEN) atau Program Store Enable merupakan sinyal pengontrol

yang membolehkan program memori external masuk ke dalam bus selama

proses pemberian atau pengambilan instuksi.

Pin 30 adalah pin ALE atau Address Lacth Enable yang digunakan untuk

menahan alamat memori external selama pelaksanaan instruksi.

Pin 31 EA (External Access). Bila pin diberi logika tinggi, mikrokontroler

akan melaksanakan instruksi dari EPROM INTERNAL, bila diberi logika

rendah, mikrokontroler akan melaksanakan seluruh interuksi dari memori

program luar.

Pin 40 (VCC) di hubungkan ke kutub positif dari catu daya.

Mikrokontroler Atmel 89C51 menyediakan 5 sumber interupsi : 2 interupsi

eksternal, 2 interupsi timer dan 1 interupsi port serial. Interupsi eksternal INT0

dan INT1 masing-masing dapat diaktifkan berdasarkan level atau transisi

tergantung pada bit IT0 dan IT1 dalam TCON (Timer Control Register). Flag

yang menghasilkan interupsi ini adalah bit dalam IE0 (Interrupt Enable 0) dan

IE1 (Interrupt Enable 1) dari TCON (Timer Control Register).

9

Page 10: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Interupsi timer 0 dan timer 1 dihasilkan oleh TF0 dan TF1. Ada dua buah register

yang mengontrol interupsi, yaitu IE (Interupt Enable) dan IP (Interupt Priority).

Mikrokontroler AT89C52 tidak akan menanggapi permintaan interupsi jika suatu

interupsi belum dilaksanakan secara lengkap.

2.1.1 Bahasa Assembly

Assembler adalah suatu program yang dapat menerjemahkan program dari bahasa

assembly ke program bahasa mesin. Program bahasa mesin adalah sebuah

program yang mengandung kode-kode biner yang merupakan intruksi-intruksi

yang bisa dipahami prosesor. Sedangkan bahasa assembly adalah ekuivalensi

bahasa mesin dalam bentuk alpanumerik. Mnemonics alpanumerik digunakan

sebagai alat bantu bagi programer untuk memprogram mesin komputer daripada

menggunakan serangkaian 0 dan 1 (bahasa mesin) yang panjang dan rumit.

2.1.2 Kontruksi Program Assembly

Program sumber assembly terdiri dari kumpulan baris-baris perintah dan biasanya

disimpan dengan extension .ASM dengan satu baris untuk satu perintah, setiap

baris perintah tersebut bisa terdiri atas berbagai bagian yakni bagian label, bagian

mnemonics, bagian operand yang bisa lebih dari satu dan bagian terakhir bagian

komentar. Program sumber (source code) dibuat dengan program Pinnacle 52.

Hasil kerja program yang telah dikompile dalam bahasa assembler ini adalah

“assembly listing”. Dan juga “file yang ektensi HEX”. File dengan ektensi HEX

inilah yang akan diisikan kedalam Chip Microcontroller.

10

Page 11: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

2.1.3 Intruksi Yang Digunakan

Beberapa intruksi yang digunakan dalam penyusunan program adalah sebagai

berikut :

1. EQU

Konstanta Data yang dideklarasikan dengan nilai pada variabel tertentu.

2. BIT

Konstanta Bit yang dideklarasikan dengan 1 bit data variabel tertentu.

3. ORG

Digunakan untuk menunjukan lokasi memori tempat intruksi atau perintah

yang ada dibawahnya disimpan.

4. CLR

Memberikan nilai “nol” pada bit tertentu.

5. SETB (Set Bit)

Memberikan nilai “satu” pada bit tertentu.

6. CALL

Intruksi melakukan lompatan dengan area sebesar 2 Kbyte.

7. LCALL

Sama seperti intruksi CALL, hanya intruksi ini digunakan jika label yang

dipanggil letaknya lebih jauh dari 2 Kbyte.

8. MOV

Intruksi ini melakukan perpindahan data variabel pada kode operasi kedua

dan disimpan divariabel pada operasi pertama.

11

Page 12: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

9. MOVC

Intruksi ini melakukan perpindahan data variabel pada operasi kedua

ditambah carry dan disimpan divariabel pada kode operasi pertama.

10. JMP

Melakukan lompatan dan menjalankan program yang berada di alamat

yang ditentukan oleh label tertentu.

11. SJMP

Melakukan lompatan untuk jarak pendek (Short JMP).

12. LJMP

Melakukan lompatan untuk jarak yang jauh (Long JMP).

13. JZ (Jump if Zero)

Lompat jika akumulator bernilai “nol”. Jika semua bit pada akumulator

bernilai “nol”, maka lompat ke alamat yang telah ditentukan dan

dilanjutkan ke intruksi berikutnya.

14. JB (Jump on Bit Set)

Lompat jika bit tertentu bernilai “satu”, artinya jika bit yang telah

ditentukan bernilai “satu”, maka lompat ke alamat yang telah ditentukan

dan dilanjutkan ke intruksi berikutnya.

15. JNB (Jump on not Bit Set)

Kebalikan dari JB, JNB merupakan intruksi untuk beralih ke alamat

tertentu jika bit tertentu bernilai “nol”.

12

Page 13: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

16. DJNZ (Decrement and Jump if Not Zero)

Melakukan pengurangan pada Rn (R0...R7) dengan 1 dan lompat ke

alamat yang ditentukan apabila hasilnya bukan 00. Apabila hasilnya telah

mencapai 00, maka program akan terus menjalankan intruksi dibawahnya.

17. CJNE (Compare and Jump if Not Equal )

Intruksi ini melakukan perbandingan antara data tujuan dan data sumber

serta melakukan lompatan ke alamat yang ditentukan jika hasil

perbandingan tidak sama.

18. RET

Intruksi ini melakukan lompatan ke alamat yang disimpan dalam SP (Stack

Pointer) dan SP-1 (Stack Pointer-1). Intruksi ini biasa digunakan pada saat

kembali dari subrutin yang dipanggil dengan ACALL atau LCALL.

19. SWAP

Baca 4 bit (nibble) data pertama LSB dari akumulator. Perintah SWAP

memungkinkan untuk menukar 4 bit rendah menjadi 4 bit tinggi dari

akumulator (berlaku sebaliknya).

20. PUSH

Melakukan penyimpanan data dari suatu register atau memori kedalam

stack. Lokasi data dalam stack tersebut ditunjuk oleh stack pointer. Pada

saat intruksi ini dijalankan, nilai dari stack pointer akan bertambah satu

dan register atau memori yang di PUSH akan masuk kedalam alamat yang

ditunjuk oleh stack pointer tersebut.

13

Page 14: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

21. POP

Melakukan pengambilan data dari dalam stack ke suatu register atau

memori. Lokasi data dalam stack tersebut ditunjuk oleh stack pointer.

Pada saat intruksi ini dijalankan, data dialamat yang ditunjuk oleh stack

pointer akan dipindah ke register atau memori dilanjutkan dengan

pengurangan nilai stack pointer dengan 1.

22. ANL

Logika AND untuk variabel tertentu. Perintah ANL bekerja dengan

melakukan operasi AND antara variabel yang ditentukan dengan nilai

tertentu untuk kemudian hasilnya disimpan pada alamat yang ditunjuk

oleh variabel yang ditentukan.

23. ORL

Logika OR untuk variabel tertentu. Perintah ORL bekerja dengan

melakukan operasi OR antara variabel yang ditentukan dengan nilai

tertentu untuk kemudian hasilnya disimpan pada alamat yang ditunjuk

oleh variabel yang ditentukan.

24. CPL (Complement bit)

Tiap dari akumulator yang secara logika dikomplemenkan satu. Misalnya

nilai yang asalnya 1, setelah dikomplemenkan akan berubah menjadi 0.

Dari faktor tersebut, CPL dapat diartikan sebagai intruksi untuk menukar

nilai 0 menjadi 1 dan sebaliknya.

25. INC

Menambahkan nilai variabel yang ditunjuk dengan 1 dan hasilnya

disimpan di variabel tersebut.

14

Page 15: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

26. SUBB

Mengurangkan nilai variabel yang ditunjuk dengan nilai lain dan hasilnya

disimpan di variabel tersebut.

27. ADD

Menjumlahkan nilai variabel yang ditunjuk dengan nilai lain dan hasilnya

disimpan di variabel tersebut.

28. ADDC

Menjumlahkan nilai variabel yang ditunjuk dengan nilai dan ditambahkan

dengan nilai carry yang kemudian hasilnya disimpan di variabel yang

ditunjuk tersebut.

29. NOP (No Operation)

No Operation, yang berarti tidak melakukan apa-apa. Tujuan dari intruksi

ini adalah hanya untuk menambahkan siklus pulsa pewaktu sebesar 1

siklus.

30. DW (Define Word)

Define Word, yang artinya mengacu pada data word (data 16 bit) tertentu.

31. DB (Define Byte)

Define Byte, yang artinya mengacu pada byte (data 8 bit) tertentu.

32. END

END biasanya diletakan diakhir baris file program sumber assembler

sebagai tanda akhir pernyataan (statement) bagi program assembler dalam

melakukan proses assembler.

15

Page 16: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

2.1.4 IE (Interupt Enable)

Setiap sumber interupsi diaktifkan atau dilumpuhkan secara individual dengan

mengatur suatu bit pada SFR (Spesial Function Register) yang dinamakan IE

(Interupt Enable). Bit-bit IE didefinisikan sebagai berikut :

MSB LSBEA - - ES ET1 EX1 ET0 EX0

Fungsi dari masing – masing bit diatas :

Tabel 2.1 Fungsi masing – masing bit pada register IE

Simbol Posisi Fungsi

EA

ESET1EX1ET0EX0

IE7

IE6IE5IE4IE3IE2IE1IE0

Melumpuhkan semua interupsi. Jika IE=0 tidak ada interupsi yang akan dilayani. Jika IE=1 setiap sumber interupsi dapat dijalankan atau dilumpuhkan secara individual.KosongKosongBit pembuat enable port serialBit pembuat enable timer 1Bit pembuat enable INT1Bit pembuat enable timer 0Bit pembuat enable INT0

Jika akan mengaktifkan interupsi 0 (INT0). Misalnya, nilai yang harus diberikan

ke IE adalah 81H (yaitu memberikan logika 1 ke EA dan EX0).

2.1.5 Prioritas Interupsi

Setiap sumber interupsi dapat di diprogram secara individual menjadi satu atau

dua tingkat prioritas dengan mengatur bit pada SFR (Special Function Registers)

16

Page 17: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

yang bernama IP (Interrupt Priority). Interupsi dengan perioritas rendah dapat di

interupsi oleh interupsi yang memiliki prioritas yang lebih tinggi. Jika dua

permintaan interupsi dengan tingkat prioritas yang berbeda diterima pada saat

bersamaan maka interupsi dengan prioritas yang lebih tinggi maka akan dilayani

terlebih dahulu. Jika pada saat bersamaan interupsi dengan prioritas yang sama

maka akan di lakukan polling untuk menentukan mana yang akan di layani.

Bit = 1 menandakan perioritas tinggi

Bit = 0 menandakan prioritas rendah

Tabel 2.2 Fungsi masing-masing bit pada register IP

Simbol Posisi Fungsi- IP.7 Kosong- IP.6 Kosong- IP.5 Kosong

PS IP.4 Bit prioritas interupsi port serialPT1 IP.3 Bit prioritas interupsi timer 1PX1 IP.2 Bit prioritas interupsi INT1PT0 IP.1 Bit prioritas interupsi timer 0PX0 IP.0 Bit prioritas interupsi INT0

2.1.6 SFR (Special Function Register)

Special Function Register merupakan register khusus yang digunakan sebagai

kendali, buffer atau fungsi khusus lainnya. SFR berisi register-register dengan

fungsi tertentu. Masing-masing register ditunjukan dalam table dibawah yang

meliputi simbol, nama dan alamatnya.

17

Page 18: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Tabel 2.3 Spesial Function Register

Simbol Nama AlamatACC

BPSWSP

DPTR

P0P1P2P3IPIE

TMODTCONTH0TL0TH1TL1

SCONSBUFPCON

AkumulatorB registerProgram status wordStack PointerData pointer 16 bitDPL byteDPH bytePort 0Port 1Port 2Port 3Interrupt Priority ControlInterrupt Enable controlTimer/Counter mode controlTimer/Counter controlTimer/Counter 0 high byteTimer/Counter 0 low byteTimer/Counter 1 high byteTimer/Counter 1 low byteSerial ControlSerial Data BufferPower control

E0HF0HD0H81H

82H83H80H90HA0HB0HB8HA8H89H88H8CH8AH8DH8BH98H99H87H

2.1.7 PSW (Program Status Word)

PSW digunakan untuk menyimpan bit-bit yang penting yang akan di set maupun

diclear oleh intruksi MCS-51. Register PSW berisi informasi tentang status

program. PSW berisi bit carry flag, auxiliary carry flag, overflow flag, dan parity

flag. PSW juga ada tambahan bit yang digunakan untuk memilih bank register.

Penjelasan dan bit-bit pada register PSW dapat di lihat di bawah ini:

MSB LSBCY AC F0 RS1 RS0 OV - P

18

Page 19: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Adapun fungsi dari masing-masing bit-bit di atas adalah:

Tabel 2.4 Fungsi masing-masing Bit pada register PSW

Simbol Posisi FungsiCY PSW.7 Carry flagAC PSW.6 Auxiliary carry flagRS1 PSW.5 Flag 0 untuk kegunaan umumRS0 PSW.3 Bit pemilih bank registerOV PSW.2 Overflow flag

- PSW.1 Flag didefinisikan oleh pemakaiP PSW.0 Parity flag

RS0 dan RS1 digunakan untuk memilih bank register. Delapan buah register ini

dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Lokasi register-register ini terletak

pada 32 byte awal dari RAM internal. Untuk menggunakan register ini

menggunakan simbol R0 sampai R7. Pemilihan alamat memori dari register ini

dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 2.5 Register Bank

RS1 RS0 BANK LokasiMemori

0 0 0 00H – 07H0 1 1 08H – 0FH1 0 2 10H – 17H1 1 3 18H – 1FH

Jika menggunakan satu register bank diatas maka dapat diperhatikan lokasi

memori yang digunakan, sehingga nantinya tidak terjadi saling tumpang tindih

antara memori register dan memori data.

19

Page 20: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

2.1.8 Timer/Counter

Pada mikrokontroler AT89C52 terdapat dua buah Timer/Counter 16 bit keduanya

dapat di fungsikan sebagai timer atau dapat difungsikan sebagai counter saja.

Fungsi timer atau counter dipilih dari bit C/T pada Function Register TMOD

(Timer Mode). Gambar dibawah ini memperlihatkan bit-bit pada TCON (Timer

Control).

MSB LSB

TF1 TR1 TF0 TR0 IE1 IT1 IE0 IT0

Adapun fungsi dari masing-masing bit diatas :

Tabel 2.6 Fungsi masing-masing Bit pada register TCON

Simbol Posisi FungsiTF1 TCON.7 Timer 1 overflow flag. Di set oleh perangkat keras saat

timer/counter menghasilkan overflowTR1 TCON.6 Bit untuk menjalankan timer 1. Di set/reset oleh

perangkat lunakTF0 TCON.5 Timer 0 overflow flagTR0 TCON.4 Bit untuk menjalankan timer 0. Di set/reset oleh

perangkat lunakIE1 TCON.3 External interrupt 1 edge flag. Di set oleh perangkat

keas ketika interrupt eksternal terdeteksi. Di clear oleh perangkat keras saat interupsi diproses.

IT1 TCON.2 Kontrol bit interup 1. Di set oleh perangkat keras untuk menentukan trigger sisi turun atau level rendah dari eksternal interup 1

IE0 TCON.1 Flag eksternal interup 0. Di set oleh perangkat keras ketika interup eksternal terdeteksi. Di clear oleh perangkat keras saat interupsi diproses.

IT0 TCON.0 Kontrol bit interupsi 0. Di set oleh perangkat keas untuk menentukan trigger sisi turun atau level rendah dari eksternal interup 0.

20

Page 21: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Untuk memilih mode operasi dari timer/counter dilaksanakan dengan cara

mengubah bit-bit pada register TMOD (Timer Mode). Pada register TMOD

(Timer Mode) terdapat bit-bit seperti di bawah ini:

MSB LSB

GATE C/T M0 M1 GATE C/T M1 M0

Adapun definisi dari bit-bit tersebut adalah:

Empat bit paling kanan menunjukan pengontrolan untuk timer/counter 1,

sedangkan empat bit paling kiri digunakan untuk pengontrolan timer/counter 0.

Gate: jika TRx pad TCON diset dan Gate=1 maka timer/counterX akan berjalan

ketika pin INTx tinggi (di kontrol oleh perangkat keras). Ketika gate=0 maka

timer/counterX akan berjalan jika TRx=1 (dikontrol oleh perangkat lunak).

C/T: Bit pemilih antara counter atau timer

M1: Bit selector mode

M0: Bit selector mode

Mode dari timer atau counter dapat dipilih dengan mengkonfigurasikan M1 dan

M0 sebagai berikut :

Tabel 2.7 Mode pada Timer dan Counter

M1 M0 Mode Operasi0 0 Timer 13 bit0 1 Timer 16 bit /counter1 0 Timer/counter 8 bit auto reload1 1 (Timer0) TL0 adalah timer/counter 8 bit yang

dikontrol oleh bit control standar timer 0. TH0 adalah timer 8 bit dan dikontrol oleh control bit timer 1(Timer1) Timer dan counter 1 dihentikan

21

Page 22: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

2.2 MAX232/ICL232

IC Max 232 ini merupakan jenis IC yang memiliki dua driver dan dua receiver.

Pada Max 232 ini membutuhkan kapasitor pembangkit tegangan yang digunakan

sebagai supply level tegangan EIA-232 (Electronic Industry Association-232) dari

supply tunggal 5 volt. Pada bagian receiver merubah level EIA-232 (Electronic

Industry Association-232) input ke level 5 volt TTL (Transistor Transistor Logic)

atau CMOS (Complementary Metal-Oxide-Semiconductor).

Gambar 2.2 Konfigurasi pin ICL232

2.3 SMS (Short Message Service)

SMS merupakan salah satu fitur dari GSM (Global System for Mobile

Communication) yang dikembangkan dan distandarisasi oleh ETSI (European

Telecommunications Standard Institute). Pada saat kita mengirim pesan SMS dari

handphone, maka pesan SMS tersebut tidak langsung dikirim ke handphone

22

Page 23: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

tujuan, akan tetapi terlebih dahulu dikirim ke SMS Center (SMSC) dengan prinsip

Store and Forward, setelah itu baru dikirimkan ke handphone yang dituju.

Dari SMSC ini dapat diketahui status dari SMS yang dikirim, apakah telah sampai

atau gagal diterima oleh handphone tujuan. Apabila handphone tujuan dalam

keadaan aktif dan menerima SMS yang dikirim, ia akan kembali mengirimkan

pesan konfirmasi ke SMSC yang menyatakan bahwa SMS telah diterima.

Kemudian SMSC mengirimkan kembali status tersebut kepada pengirim. Tetapi

jika handphone tujuan dalam keadaan mati atau diluar jangkauan, SMS yang

dikirimkan akan disimpan pada SMSC sampai periode validitas terpenuhi. Jika

periode validitas terlewati maka SMS itu akan dihapus dari SMSC dan tidak

dikirimkan ke handphone tujuan. Disamping itu, SMSC akan mengirim pesan

informasi ke nomor pengirim yang menyatakan pesan dikirim belum diterima atau

gagal.

Proses pengiriman SMS dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.3 Skema cara kerja SMS

23

Page 24: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

2.3.1 Elemen-elemen SMS

Adapun elemen-elemen SMS diantaranya :

1. SME (Short Message Entity)

SME (Short Message Entity) adalah elemen yang dapat mengirim atau

menerima pesan singkat. SME dapat berupa software aplikasi pada mobile

handset, dapat juga berupa perangkat facsimile, perangkat telex, remote

internet server, dan lain-lain.

Sebuah SME dapat berupa server yang terkoneksi dengan SMS center

secara langsung atau melalui gateway. Dikenal juga ESME (External

SME) yang merepresentasikan sebuah WAP (Wireless Application

Protocol) proxy/server, Email Gateway atau Voice Mail Server.

2. SMSC (Short Message Service Center)

SMSC (Short Message Service Center) memegang peran kunci dalam

arsitektur SMS. Fungsi utama SMSC adalah menyampaikan pesan singkat

antara SME dengan MS, juga menyimpan dan meneruskan pesan singkat

(menyimpan pesan jika penerima SME tidak tersedia). SMSC dapat

terintegrasi sebagai bagian dari mobile network (contoh : terintegrasi

dengan MSC) atau sebagai entitas network independen. SMSC

mentransfer pesan dalam format point to point pada sistem yang melayani.

3. SMS-Gateway dan SMS-Interworking Mobile Switching Center

SMS Gateway Mobile Switching Center (SMS-GMSC) adalah sebuah

aplikasi MSC yang mampu menerima pesan singkat dari SMSC,

24

Page 25: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

menginterogasi HLR (Home Location Register) untuk informasi routing,

dan mengirimkan pesan pendek tersebut ke MSC dan piranti bergerak

yang dituju.

4. HLR (Home Location Register)

HLR (Home Location Register) adalah elemen jaringan yang berisi data

dari setiap subscriber. Sebuah HLR biasanya mampu mengatur ratusan

bahkan ribuan subscriber. Ketika diinterogasi oleh SMSC, HLR

memberikan informasi routing mengenai pelanggan yang ingin dituju.

5. MSC (Mobile Switching Center)

MSC (Mobile Switching Center) melakukan fungsi registrasi, authentikasi,

update lokasi user, billing service dan sebagai interface dengan jaringan

lain. Selain itu MSC juga bertanggung jawab untuk call set-up, realease

dan routing. Melalui MSC, mobile network terhubung dengan jaringan lain

seperti PSTN (Public Switched Telephone Network), ISDN (Integrated

Service Digital Network), CSPDN (Circuit Switched Public Data

Network) dan PSPDN (Packet Switched Data Network).

6. VLR (Visitor Location Register)

VLR (Visitor Location Register) berisi informasi dinamis tentang user

yang terkoneksi dengan mobile network termasuk lokasi user tersebut

HLR yang roaming ke HLR lainya. VLR biasanya terintegrasi dengan

MSC. Informasi ini dibutuhkan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang

berkunjung.

7. BSS (Base Station System)

25

Page 26: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Semua fungsi yang terkait dengan transmisi sinyal radio elektromagnetis

antara MSC dan piranti bergerak dilakukan di BSS (Base Station System).

BSS terdiri dari BSC (Base Station Controller), juga dikenal sebagai

wilayah sel. BSC dapat mengendalikan satu atau lebih BTS (Base

Transmition Server) dan bertanggung jawab dalam pemberian sumber data

yang semestinya ketika pelanggan bergerak dari satu sektor suatu BTS ke

sektor lain.

2.3.2 Mekanisme Store And Forward Pada SMS

SMS adalah data tipe asynchronous message yang pengiriman datanya dilakukan

dengan mekanisme protokol store and forward. Hal ini bahwa pengirim dan

penerima SMS tidak perlu berada dalam status berhubungan (connected/online)

satu sama lain ketika akan saling bertukar pesan SMS. Pengiriman pesan SMS

secara store and forward berarti pengirim pesan SMS menuliskan pesan dan

nomor telepon tujuan dan kemudian mengirimkannya (store) ke server SMS

(SMS-Center) yang kemudian bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan

tersebut (forward) ke nomor telepon tujuan.

Keuntungan mekanisme store and forward pada SMS adalah, penerima tidak

perlu dalam status online ketika ada pengirim yang bermaksud mengirimkan

pesan kepadanya, karena pesan akan dikirim oleh pengirim ke SMSC yang

kemudian dapat menunggu untuk meneruskan pesan tersebut ke penerima ketika

ia siap dan dalam status online dilain waktu. Ketika pesan SMS telah terkirim dan

diterima oleh SMSC, pengirim akan menerima pesan singkat (konfirmasi) bahwa

26

Page 27: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

pesan telah terkirim (message sent). Hal-hal inilah yang menjadi kelebihan SMS

dan populer sebagai layanan praktis dari sistem komunikasi bergerak.

Gambar 2.3.2 Mekanisme Store and Forward

2.3.3 PDU (Protocol Data Unit)

Dalam pengiriman dan penerimaan pesan SMS terdapat dua mode, yaitu mode

teks dan mode PDU (Protocol Data Unit). Mode teks adalah format pesan dalam

bentuk teks asli yang dituliskan pada saat akan mengirim pesan. Sesungguhnya

mode teks ini adalah hasil pengkodean dari mode PDU. Sedangkan mode PDU

adalah format pesan dalam bentuk octet heksadesimal dan octet semidesimal

dengan panjang mencapai 160 (7 bit) atau 140 (8 bit) karakter. Di Indonesia tidak

semua operator GSM maupun terminal mendukung mode teks, sehingga mode

yang digunakan adalah mode PDU. Pada pengiriman pesan terdapat dua jenis

mobile, yaitu Mobile Terminated (handphone penerima) dan Mobile Originated

(handphone pengirim).

2.4 SMS PDU Pengirim (Mobile Originated)

27

Page 28: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

SMS PDU pengirim adalah pesan yang dikirim dari handphone ke terminal yang

kemudian dikirimkan ke SMSC. Pada prinsipnya apabila kita mengirimkan pesan

ke nomor tujuan, pesan itu akan melalui SMSC.

Pesan yang akan dikirimkan oleh terminal masih dalam bentuk teks, sedangkan

dalam pengiriman ke SMSC harus dalam bentuk PDU. Untuk itu sebelum dikirim,

terminal atau handphone akan melakukan perubahan dari format teks menjadi

format PDU, proses ini sering disebut encode. Adapun skema dari format PDU

pengirim telah diatur dan ditetapkan oleh ETSI (European Telecommunications

Standard Institute) sebagai berikut.

SCA PDU TYPE

MR DA PID DC VP UDL UD

Gambar 2.4 Skema format SS PDU pengirim

2.4.1 SCA (Service Center Address)

SCA adalah informasi dari alamat (nomor) SMSC. SCA memiliki tiga komponen

utama, yaitu len, type of number, dan service center number. Dalam pengiriman

pesan SMS, nomor SMSC tidak dicantumkan.

Tabel 2.8 Service Center Address

Oktet Keterangan Hasil

LenPanjang informasi SMSC dalam

oktet 00

Type of numberFormat nomor dari SMSC

81 hexa = format local91 hexa = format internasional <none>

Service center number

Nomor SMSC dari operator pengirim. Jika panjangnya ganjil <none>

28

Page 29: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

maka pada karakter terakhir ditambahkan 0F hexa

2.4.2 PDU Type

Nilai default dari PDU type SMS pengirim adalah 11 hexa.

Tabel 2.9 PDU Type

Bit no 7 6 5 4 3 2 1 0Nama RP UDHI SRR VPF VPF RD MTI MTINilai 0 0 0 1 0 0 0 1

Keterangan :

RP : Reply Path. Parameter yang menunjukan bahwa alur jawaban ada.

UDHI : User Data Header Indicator. Bit ini bernilai 1 jika data pengirim dimulai

dengan suatu judul/tema.

SRR : Status Report Request. Bit ini bernilai 1 jika laporan status pengiriman

diminta.

VPF : Validity Period Format. Format dari batas waktu pengiriman jika pesan

gagal diterima

00 -> Jika pesan tidak disimpan di SMSC.

10 -> Format relative (satu octet)

01 -> Format enhanced (tujuh octet)

11 -> Format absolute (tujuh octet)

RD : Reject Duplicates. Parameter yang menandakan ya atau tidaknya Service

Center akan menerima suatu pengiriman pesan SMS untuk suatu pesan

29

Page 30: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

yang masih disimpan dalam Service Center tersebut. Ia mempunyai MR

dan DA yang sama sebagai pesan dikirimkan dari OA yang sama.

MTI : Message Type Indicator. Bit bernilai 0 untuk menunjukan bahwa PDU ini

adalah suatu SMS-DELIVER.

2.4.3 MR (Message Reference)

Message Reference adalah acuan dari pengaturan pesan SMS. Untuk membiarkan

pengaturan pesan SMS dilakukan sendiri oleh handphone tujuan, maka nilai yang

diberikan adalah “00”. Jadi pada Message Reference hasilnya adalah 00.

2.4.4 DA (Destination Address)

DA adalah alamat (nomor) tujuan, yang terdiri atas panjangnya nomor tujuan

(len), format dari nomor tujuan (Type Number), dan nomor tujuan (Destination

Number).

Tabel 2.10 Destination Address

Oktet Nilai Hasil

Len 12 0C

Type of Number Format international 91

Destination Number 628122898840 261822988804

Jadi pada Destination Address hasilnya adalah 0C91261822988804.

2.4.5 PID (Protocol Identifier)

30

Page 31: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Protocol Identifier adalah type atau format dari cara pengiriman pesan, yang

biasanya diatur dari handphone pengirim. Misalnya tipe Standard Text, Fax, E-

mail, Telex, X400 dan lain-lainya.

Nilai default dari PID adalah 00=”Standard Text”. Pada contoh ini, pesan SMS

yang akan dikirim menggunakan format teks standard, jadi pada Protocol

Identifier hasilnya adalah 00.

2.4.6 DCS (Data Coding Scheme)

Data Coding Scheme adalah rencana dari pengkodean data untuk menetukan kelas

dari pesan tersebut apakah berupa SMS teks standard, Flash SMS, atau Blinking

SMS.

2.4.7 VP (Validity Period)

Validity Period adalah lama waktu pesan SMS disimpan di SMSC apabila pesan

tersebut gagal diterima oleh handphone penerima.

Tabel 2.11 Validity Period

Waktu VP Nilai VP5 menit – 720 menit (12 jam) (waktu VP / 5) –1

12,5 jam – 24 jam 143 + ((Waktu VP-12)*2)2 – 30 hari 166 + Waktu VP

Lebih dari 4 minggu 192 + Waktu VP

Pada contoh diatas, waktu VP-nya 5 hari, maka nilai VP adalah

166+5=171d=ABH. Jadi Validity Period hasilnya adalah AB.

2.4.8 UDL (User Data Length)

31

Page 32: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

User Data Length adalah panjangnya pesan SMS yang akan dikirim dalam bentuk

teks standard. Pada contoh ini pesan SMS dikirim adalah “Pesan Pendek”, yang

memiliki 12 karakter (0CH). Jadi pada User Data Length hasilnya adalah 0C.

2.4.9 UD (User Data)

User Data adalah isi pesan yang akan dikirimkan dalam format heksadesimal.

Pada contoh ini isi pesan SMS yang akan dikirim adalah “Pesan Pendek”.

Pengkodean dari nilai teks standard menjadi heksadesimal dilakukan dengan

bantuan Default Alphabet yang dibakukan oleh ETSI GSM 03.38. hal ini dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.12 User Data

Nilai Dec

Septet (7 bit) Oktet ( 8 bit) Hasil

P 80 1010000 1 1010000 D0E 101 110010 1 11 110010 F2S 115 11100 11 001 11100 3CA 97 1100 001 1110 1100 ECN 110 110 1110 00000 110 06

Spasi 32 01 00000 110000 01 C1P 112 1 110000 1100101 1 CBE 101 1100101N 110 1101110 0 1101110 6ED 100 110010 0 01 110010 72E 101 11001 01 011 11001 79K 107 1101 011 0000 1101 0D

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari pengkodean adalah

D0F23CEC06C1CB6E72790D.

2.5 SMS PDU Penerima (Mobile Terminated)

32

Page 33: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

SMS PDU Penerima adalah terminal menerima pesan yang datang atau masuk

dari SMSC ke handphone dalam format PDU. Pada prinsipnya pesan yang kita

terima dari SMSC masih dalam format PDU setelah itu terminal handphone yang

menerima pesan akan melakukan pengkodean menjadi teks, proses ini sering

disebut decodec. Cara pengkodean format PDU sudah diatur dan distandarkan

oleh ETSI. Format PDU dari SMS Penerima adalah :

SCA PDU Type

OA PID DCS SCTS UDL UD

Gambar 2.5 Skema Format SMS PDU Penerima

2.5.1 SCA (Service Center Address)

SCA adalah alamat (nomor) dari SMSC. SCA memiliki tiga komponen utama,

yaitu len, type of number dan service center number.

Tabel 2.13 Service Center Address

Oktet Keterangan NilaiLen Panjang informasi SMSC dalam octet 06Type of Number

Format nomor dari SMSC81 hexa = format local91 hexa = format internasional 91

Service Center Number

Nomor SMSC dari operator pengirim. Jika panjangnya ganjil maka pada karakter terakhir ditambahkan 0F hexa.Satelindo = 62816124 (PDU=26181642)Telkomsel = 6281100000 (PDU=2618010000)Exelcom = 62818445009 (PDU=2618455400F9)IM3 = 62855000000 (PDU=2658050000F0)

2618010000

33

Page 34: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

2.5.2 PDU Type

Nilai default dari PDU Type untuk SMS-Deliver adalah 04 hexa, yang memiliki

arti 04 hexa=00000100.

Bit No 7 6 5 4 3 2 1 0Nama RP UDHI SRI <nn> <nn> MMS MTI MTINilai 0 0 0 0 0 1 0 0

Tabel PDU Type

Keterangan :

RP : Reply Path. Parameter yang menunjukan bahwa alur jawaban ada.

UDHI : User Data Header Indicator. Bit ini bernilai 1 jika data pengirim dimulai

dengan suatu judul/tema.

SRI : Status Report Indication. Bit ini bernilai 1 jika suatu status laporan akan

dikembalikan ke SME.

MMS : More Message to Send. Bit ini bernilai 0 jika ada pesan lebih yang akan

dikirim.

MTI : Message Type Indicator. Bit bernilai 0 untuk menunjukan bahwa PDU ini

adalah suatu SMS-DELIVER.

2.5.3 OA (Originator Address)

OA adalah alamat (nomor) dari pengirim, yang terdiri atas panjangnya nomor

pengirim (len), format dari nomor pengirim (Type number), dan nomor pengirim

(Originator Address).

34

Page 35: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

2.5.4 PID (Protocol Identifier)

Protocol Identifier adalah type atau format dari cara pengiriman pesan, yang

biasanya diatur dari handphone pengirim. Misalnya tipe Standard Text, Fax, E-

mail, Telex, dan lain-lainya. Nilai default dari PID adalah 00=”Standard Text”.

2.5.5 DCS (Data Coding Scheme)

Data Coding Scheme adalah rencana dari pengkodean data untuk menetukan kelas

daripesan tersebut apakah berupa SMS teks standard, Flash SMS, atau Blinking

SMS.

2.5.6 SCTS (Service Center Time Stamp)

Service Center Time Stamp adalah waktu dari penerimaan pesan oleh SMSC

penerima. SCTS terdiri atas tahun, bulan, tanggal, jam, menit, detik, serta zona

waktu.

2.5.7 UDL (User Data Length)

User Data Length adalah panjang dari pesan yang diterima dalam bentuk teks

standard.

2.5.8 UD (User Data)

35

Page 36: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

User Data adalah pesan yang diterima dalam format heksadesimal. Pengkodean

dari heksadesimal (contoh E8329BFD4697D9EC37) menjadi texts standard dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.14 Tabel User Data Penerima

Nilai Oktet (8

bit)

Septet (7

bit)

Desimal Hasil

ASCII

E8 1 1101000 1101000 104 h

32 00 110010 110010 1 101 e

9B 100 11011 11011 00 108 l

FD 1111 1101 1101 100 108 l

46 01000 110 110 1111 111 o

97 10010 111 11 01000 104 h

D9 1101100 1 1 100101 101 e

EC 1 1101100 1101100 108 l

37 00 110111 1101100 108 l

110111 1 111 o

2.6 AT Command

AT Command adalah perinttah-perintah yang digunakan dalam komunikasi antara

mikrokontroler dengan handphone. Dengan AT Command kita dapat mengetahui

vendor dari handphone yang digunakan, kekuatan sinyal, membaca pesan yang

36

Page 37: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

pada SIM Card, mengirim pesan, mendeteksi pesan SMS baru yang masuk secara

otomatis, menghapus pesan SIM Card, dan masih banyak lagi.

Namun pada aplikasi tugas akhir ini tidak semua dari perintah-perintah tersebut

digunakan hanya yang berhubungan dengan sistem kerja dari alat tersebut.

Adapun perintah-perintah yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.15 AT Command

AT Command KeterannganAT Mengecek apakah handphone telah terhubung

AT+CMGF Menetapkan format mode dataAT+CSCS Menetapkan jenis encodingAT+CNMI Mendeteksi pesan SMS baru masuk secara otomatisAT+CMGL Membuka daftar SMS yang ada pada SIM CardAT+CMGS Mengirim pesan SMSAT+CMGR Membaca pesan SMSAT+CMGD Menghapus pesan SMS

2.7 Transistor

Seperti pada gambar 2.3, tegangan pada dioda basis emiter transistor yaitu 0V,

antara basis emiter itu tidak ada tegangan muka (bias voltage). Karena itu, tidak

ada arus yang mengalir dari Vcc ke ground. Arus ini dinamai arus kolektor (Ic).

Pada kondisi demikian transistornya tersumbat (cut off). Dalam keadaan

tersumbat ini, maka tegangan antara kolektor emiter (VCE) adalah sama tinggi

denga Vcc. Maka transistor bertingkah seperti suatu putusan.

37

Page 38: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Gambar 2.6 Transistor dalam keadaan tersumbat (cut off)

Pada gambar berikutnya (2.6), dioda basis emiter transistor diberi tegangan muka

maju (forward bias voltage) yang cukup besar, oleh karena itu mengalirlah arus

kolektor (Ic) yang kuat, dengan tegangan basis emiter yang cukup besar akan

dapat diperoleh Ic yang maksimum. Pada kondisi tersebut transistornya jenuh

(saturated), transistor yang jenuh bertingkah seperti suatu hubung singkat, maka

tegangan VCE sama dengan 0V.

Gambar 2.7 Transistor dalam keadaan jenuh

38

Page 39: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Kuat arus jenuh ini ditetapkan oleh : (1) besarnya perlawanan Rc, dan (2) faktor

penguatan arus (hfe) transistor.

Apabila perlawanan Rc diganti dengan lampu pijar atau LED, maka dalam kondisi

tersebut (gambar 2.6) lampu padam. Transistor merupakan sakelar yang sedang

membuka. Dan bila dalam kondisi seperti pada gambar 2.7 lampu menyala.

Transistor merupakan sakelar yang sedang menutup.

Cara membuka dan menutup sakelar (transistor) yaitu dengan jalan menghapus

dan memberi tegangan muka diantara basis emiter.

2.8 Relay

Relay adalah sakelar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan medan magnet.

Relay terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan bergerak

jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan. Relay biasanya hanya

mempunyai satu kumparan, tetapi relay dapat mempunyai beberapa kontak.

Susunan kontak pada relay adalah :

Normally Open : Relay akan menutup bila dialiri arus listrik.

Normally Close : Relay akan membuka bila dialiri arus listrik.

Changeover : Relay ini memiliki kontak tengah yang akan melepaskan

diri dan membuat kontak lainnya berhubungan.

Gambar 2.8 Simbol relay

39

Page 40: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

2.9 Sepeda Motor

Pengertian sebuah sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang ditenagai oleh

sebuah mesin. Rodanya sebaris dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap

tidak terbalik dan stabil, pada kecepatan rendah pengaturan berkelanjutan

setangnya oleh pengendara memberikan kestabilan.

Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer sebagai alat transfortasi

darat, karena harganya yang relatif murah, penggunaan bahan bakarnya rendah

serta biaya operasionalnya sangat rendah.

Dijaman sekarang ini sulit rasanya manusia beraktifitas tanpa menggunakan

kendaraan, banyak hal yang menyebabkan hal itu terjadi. Seperti jarak perjalanan

yang jauh, yang mana tidak akan memungkinkan bila perjalanan tersebut

dilakukan dengan berjalan kaki. Maka alternatif yang dicari oleh manusia adalah

dengan memakai kendaraan bermotor baik itu mobil, sepeda motor ataupun

kendaraan lainya. Jadi kegunaan sepeda motor dijaman sekarang ini sangat

bermanfaat sekali membantu meminimalisasi waktu atau mengefisiensikan waktu.

Adapun komponen-komponen kelistrikan pada sepeda motor yang berkaitan

dengan proyek tugas akhir ini diantaranya :

1. CDI (Capacitor Discharge Ignition)

2. Kumparan Pengapian (ignition coil)

3. Busi

2.9.1 CDI (Capacitor Discharge Ignition)

40

Page 41: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

CDI merupakan salah satu jenis sistem pengapian pada kendaraan bermotor yang

memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge current) dari kondensator,

guna mencatudaya kumparan pengapian (ignition coil).

Awalnya sebuah pencatu daya akan mengisi muatan pada kondensator dalam

bentuk arus listrik searah sampai mencapai beberapa ratus volt. Selanjutnya

sebuah pemicu akan diaktifkan untuk menghentikan proses pengisian muatan

kondensator, sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator untuk

mencatudaya kumparan pengapian melalui sebuah saklar elektronik.

Berdasarkan pencatu dayanya, sistem pengapian CDI terbagi menjadi dua jenis,

yaitu:

1. Sistem pengapian CDI AC yang merupakan dasar dari sistem pengapian

CDI, dan menggunakan pencatu daya dari sumber arus listrik bolak balik

(dinamo AC/alternator).

2. Sistem pengapian CDI DC yang menggunakan pencatu daya dari sumber

arus listrik searah (misalnya dinamo DC, batere, maupun accu).

2.9.2 Kumparan Pengapian (ignition coil) Pada Sepeda Motor

Kumparan pengapian, atau lebih dikenal sebagai ignition coil adalah sistem

kumparan yang berfungsi untuk mengubah tegangan primer dari baterai kendaraan

bermotor menjadi tegangan sekunder sebesar 15000 - 30000 volt yang cukup kuat

untuk membantu pengapian motor.

41

Page 42: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Saat kunci starter diputar ke tanda on sumbu positif yang dinyalakan akan

terhubung dengan baterai. Pada saat ini siklus listrik akan menjadi tertutup dan

aliran listrik akan mengalir ke kumparan primer.

Kumparan ini didalam dinamo dililitkan di sebatang magnet. Dan dengan

rekayasa gerak, arus DC yang dihasilkan berubah menjadi arus AC. Kemudian

sesuai perbandingan jumlah lilitan di kumparan primer dengan sekunder,

dihasilkan listrik bertegangan tinggi.

Tegangan yang tinggi dari kumparan sekunder kemudian dialirkan ke distributor

pengapian (atau lebih dikenal dengan nama ignition distributor), lalu ke busi yang

mampu menghasilkan percikan api.

1.

2.

2.1.

2.2.

2.3.

2.4.

2.5.

2.6.

2.7.

2.8.

2.9.

2.9.3 Busi

Busi (dari bahasa Belanda bougie) adalah suatu suku cadang yang dipasang pada

mesin pembakaran dalam dengan ujung elektroda pada ruang bakar. Busi

42

Page 43: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

dipasang untuk membakar bensin yang telah dikompres oleh piston. Percikan busi

berupa percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat elektroda yang

dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan

dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di

dalam silinder. Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi mesin dengan

percikan, yang memerlukan busi untuk memercikkan campuran antara bensin dan

udara, dan mesin kompresi (mesin Diesel), yang tanpa percikan, mengkompresi

campuran bensin dan udara sampai terjadi percikan dengan sendirinya (jadi tidak

memerlukan busi).

Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan volt yang dihasilkan oleh koil

pengapian (ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda

tegangan antara elektroda di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping.

Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan

isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas di antara kedua

elektroda tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik

daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang

tadinya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor.

Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya elektron,

suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat

tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti

ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar

atau petir mini.

43

Page 44: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Gambar 2.9 Busi sepeda motor

BAB III

PERANCANGAN ALAT

44

Page 45: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

3.1 Tujuan Perancangan

Berdasarkan atas kajian teori pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan

dibahas tentang perancangan alat. Hal ini bertujuan untuk merealisasikan gagasan

yang telah direncanakan sehingga menghasilkan suatu model yang diharapkan

sesuai fungsi pada spesifikasi sistem yang telah ditentukan.

3.2 Langkah-langkah Perancangan

Perancangan Sistem dimulai dengan membangun ide awal dilanjutkan dengan

penentuan spesifikasi dan prinsip kerja alat yang diinginkan. Lalu dilanjutkan

dengan pencarian data dan informasi perangkat keras (hardware) yang dibutuhkan

serta fungsi-fungsi kerja yang harus dipenuhi, dilanjutkan dengan pembuatan

program (software) untuk mengoperasikan pengontrolan alat, sehingga perangkat

keras (hardware) dapat berfungsi seperti yang diinginkan, setelah alat terwujud

lalu dilakukan pengukuran dan pengujian.

Berdasarkan hal di atas, maka dapat dibuat suatu diagram alur kerja yang akan

mengarahkan dan menggambarkan ide pembuatan alat ini, sebagaimana

diperlihatkan pada gambar berikut :

45

Mulai

Penentuan Realisasi

Penentuan Spesifikasi

Page 46: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Gambar 3.1 Alur Perancangan

3.3 Spesifikasi Perancangan

Perancangan Sistem ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Mikrokontroler yang digunakan sebagai pusat pengolah dan

pengontrol yaitu mikrokontroler AT89C52

2. Handphone sebagai interface penerima / pengirim data SMS

3. Menggunakan 1 buah buzzer

4. Menggunakan 2 buah relay untuk kelistrikan motor

5. Catu daya sebagai sumber tegangan bagi mikrokontroler yaitu sebesar

5 volt DC.

3.4 Diagram Blok

46

Pengukuran Alat

dan Pengujian

Pencarian Data dan Informasi

Selesai

Pembuatan Perangkat Keras

Pembuatan Perangkat Lunak

Page 47: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Pembuatan diagram blok sangat berguna untuk mempermudah pembuatan alat

dan dalam pembacaan kinerja suatu sistem, oleh karena itu berikut ini disajikan

diagram blok dari alat yang dibuat:

Gambar 3.2 Sistem pengaman dengan autorespon SMS

Cara Kerja Blok :

Blok Siemens C55 adalah telepon selular yang digunakan sebagai media

komunikasi dalam hal ini adalah SMS.

Blok RS232 Konverter, modul ini berfungsi merubah sinyal TTL ke

format sinyal RS232 yang dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan

handphone.

Mikrokontroler AT89C52, adalah pengolah utama dimana data sms dari

handphone akan dirubah kedalam bentuk perintah ataupun sebaliknya

47

Page 48: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

merubah data sensor kedalam bentuk sms dan dikirim ke nomor

handphone yang dituju.

Blok Relay, berfungsi mengontrol kelistrikan motor memutus dan

menyambungkan power kunci kontak ke accu dan jalur busi.

Blok buzzer, yaitu buzzer yang akan berbunyi apabila terdapat pencuri

atau menyalakan mesin motor.

Blok Magnetic Sensor, ditempatkan dibawah motor yang apabila motor

tersebut diluruskan standar gandanya, maka sensor aktif dan mengirimkan

sinyal ke mikrokontroler dan mikro akan mengirimkan sms status standar

ganda motor dinaikan ke nomor HP tujuan.

Blok tombol start/stop alat, adalah tombol yang digunakan untuk

mengaktifkan atau menonaktifkan alat secara fungsi.

3.4.1 Modul Utama Mikrokontroler AT89C52

Seperti yang telah dijelaskan di atas, mikrokontroler AT89C52 berfungsi sebagai

pusat pengolah baik menterjemahkan kode perintah, maupun sebagai pengendali

dari perintah yang diberikan.

48

Page 49: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Gambar 3.3 Hubungan pin Modul Utama Mikrokontroler

Gambar di atas memperlihatkan hubungan mikrokontroler dengan modul

rangkaian lain yaitu:

1. P0.0 – P0.4 digunakan sebagai jalur kontrol driver relay

kelistrikan motor.

2. P3.4 adalah pin input Magnetic sensor.

3. P1.4 adalah pin input sensor Power ON.

4. P3.5 adalah pin input saklar Start/Stop.

5. P3.0,P3.1 merupakan jalur komunikasi serial yang digunakan untuk

melakukan komunikasi dengan handphone.

6. P3.6, P3.7 merupakan pin indicator yang akan menghidup/matikan

led sebagai indikasi dari sebuah perintah yang dilakukan.

49

Page 50: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

3.4.2 Modul Interface Mikrokontroler dan Handphone

Untuk dapat saling berkomunikasi antara mikrokontroler dan handphone

digunakan standar komunikasi serial dengan kecepatan data 19200 Bps, 1 start bit,

1 stop bit, non parity. Komunikasi ini diperlukan mikrokontroler untuk dapat

membaca pesan SMS yang ada dihandphone maupun untuk megirim pesan SMS

melalui handphone.

Untuk dapat berhubungan maka mikrokontroler perlu melakukan hubungan antar

pin komunikasi dengan handphone berikut gambar konektor pin out dari

handphone Siemens C35, C45 dan C55.

PIN NAME FUNCTION1 GND Ground DC2 SELF SERVICE3 LOAD4 BATTERY5 DATA OUT (TX) TX Data Komunikasi6 DATA IN (RX) RX Data Komunikasi7 Z_CLK8 Z_DATA9 MICG10 MIC11 AUD12 AUDG

Gambar 3.4 Konektor Pin Out dari Handphone

Setelah mengetahui posisi dari pin komunikasi yang akan digunakan maka

selanjutnya adalah melakukan perancangan interfacenya. Dibawah ini merupakan

gambar interface penghubung antara mikrokontroler dengan handphone.

50

Page 51: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Gambar 3.5 Modul Interface Handphone

Pada rangkaian diatas digunakan sebuah IC max232 yang akan menstabilkan

tegangan kirim dan terima, sedangkan untuk dioda zenernya digunakan sebagai

pembatas tegangan sehingga tegangan yang masuk tidak melebihi tegangan batere

dari handphone itu sendiri (3,6 V).

3.4.3. Modul Sensor Power ON

Pada modul ini digunakan sebuah regulator yang akan menurunkan tegangan dari

input +12V menjadi +5V. Cara kerja rangkaian ini, apabila terdapat tegangan di

input yang disebabkan oleh kunci kontak motor yang diputar sehingga jalur

tersebut menyentuh tegangan 12V batere sehingga output dari regulator ini akan

menjadi +5V dan akan mendrive sebuah transistor yang berfungsi sebagai saklar

sehingga menyebabkan output akan menjadi LOW apabila terdapat tegangan

diinput regulator dan akan HIGH apabila tidak ada tegangan.

51

Page 52: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Gambar 3.6 Modul Sensor Power ON

3.4.4 Modul Saklar / Magnetic Sensor

Modul ini terdapat 2 buah saklar yang mempunyai fungsi dan cara kerja yang

berbeda. Saklar Start/Stop merupakan saklar Push On Push Off yang apabila

ditekan akan aktif dan ditekan sekali lagi menjadi tidak aktif dan berfungsi

sebagai saklar untuk memulai mengaktifkan alarm. Sedangkan saklar kedua yaitu

menggunakan Magnetic dengan cara kerja magnet yang apabila magnet tersebut

didekatkan dengan induknya maka saklar diadalam induk akan terhubung singkat

dan begitu juga sebaliknya.

Saklar Magnetic pada sistem perancangan ini ditempatkan dibawah motor

tepatnya pada kaki Standar motor yang apabila pada keadaan parkir motor modul

induk dan anaknya berjauhan dan apabila tidak kondisi parkir induk dan anak

saklar tersebut berdekatan sehingga akan menyebabkan 2 keadaan yang berbeda.

Gambar 3.7 Modul Saklar / Magnetic Sensor

52

Page 53: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

3.4.5 Modul Driver Relay Kelistrikan Motor

Modul driver relay ini terdiri dari sebuah transistor sebagai driver relay yang

apabila input basisnya diberikan nilai HIGH maka relay tersebut akan bekerja

yang menyebabkan relay juga akan ON. Pada modul ini terdapat 2 buah relay

yang mempunyai fungsi dan penempatan saklarnya berbeda.

Relay pertama digunakan untuk memutus/sambungkan hubungan kelistrikan

pengapian motor dari CDI ke Busi, sehingga apabila relay ini tidak aktif

menyebabkan busi tidak akan mendapatkan tegangan pengapian dari CDI

sehingga motor tidak bisa dijalankan.

Relay kedua digunakan untuk memutus/sambungkan hubungan dari kunci kontak

motor ke ACCU motor. Jika relay ini tidak aktif, maka motor tidak bisa distarter

dikarenakan arus ACCU motor tidak masuk yang digunakan untuk mengaktifkan

motor starter.

Gambar 3.8 Driver Relay Kelistrikan Motor

53

Page 54: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

3.4.6 Modul Buzzer

Modul buzzer ini hanya menggunakan sebuah relay yang berfungsi memberikan

supply tegangan ke buzzer. Rangkaian ini bekerja hampir sama dengan driver

relay yang lain, apabila input basis dari transistor diberikan nilai HIGH maka

transistor akan ON dan menyebabkan relay akan bekerja.

Gambar 3.9 Rangkaian Buzzer

3.4.7 Catu Daya

Karena mikrokontroler menggunakan catu daya sebesar +5V, maka diperlukan

sebuah regulator yaitu LM7805 untuk menurunkan tegangan dari 12V menjadi

+5V. Dioda berfungsi menyearahkan gelombang AC menjadi gelombang DC

yang kemudian di saring melalui capacitor 4700uF/50V yang akan membuat

reeple gelombang semakin kecil. Langkah ini dilakukan agar supaya tegangan

supply yang masuk ke mikrokontroler stabil, sehingga kemungkinan salah

pembacaan atau cacat data dalam pengiriman bisa diminimize sekecil mungkin.

54

Page 55: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Gambar 3.10. Catu Daya

3.5 Cara Kerja Alat

Cara kerja Perancangan alat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Hubungkan konektor data dari alat ke handphone.

2. Hidupkan handphone sampai handphone tersebut dalam keadaan standby.

3. Hidupkan alat, sehingga catu daya aktif dan memberikan supply tegangan

ke alat utama.

4. Modul Utama kemudian melakukan inisialisasi komunikasi dengan

handphone jika handphone merespon baik, maka led hijau akan menyala

sebaliknya jika led merah menyala, maka tidak ada koneksi dengan

handphone.

5. Mikrokontroler akan melakukan pengecekan tombol START/STOP. Jika

tombol ini ditekan maka mikrokontroler akan mengaktifkan sensor yang

artinya mikrokontroler akan mengecek sensor magnetic, sensor Power ON

dan kedatangan SMS perintah.

6. Setelah itu Modul utama melakukan pengecekan sensor yang aktif, jika

mikrokontroler menemukan aktivitas sensor, maka mikrokontroler akan

55

Page 56: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

mengirimkan SMS sesuai dengan kondisi sensor yang aktif ke nomor

tujuan yang sudah ditentukan.

7. Mikrokontroler juga mengecek jika ada SMS yang masuk, maka SMS

tersebut akan diproses sesuai dengan perintah yang disepakati yaitu

ON/OFF relay kelistrikan dan OFF buzzer.

3.6 Pembuatan Alat

3.6.1 Perangkat Keras

Pembuatan perangkat keras (hardware) dimulai dengan merancang dan

merealisasikan rangkaian tersebut pada PCB (Printed Circuit Board). Pembuatan

PCB ini menggunakan bantuan program aplikasi komputer yang dapat

memberikan peningkatan efesiensi dan efektifitas kerja, khususnya yang berkaitan

dengan elektronika.

Program yang digunakan untuk mendesain rangkaian elektronika adalah program

Protel Design Explorer 99SE, yang kemudian akan menghasilkan dalam bentuk

sebuah layout PCB.

Berikut merupakan tahapan-tahapan pembuatan perangkat keras secara

keseluruhan:

1. Tahap pembuatan PCB:

a. Membuat rangkaian elektronika pada Protel Schematic Document.

b. Mencetak PCB pada Protel PCB Document dengan cara baik Manual

Route maupun Auto Route.

c. Mencetak hasil Routing pada kertas dengan mesin printer.

56

Page 57: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

d. Merepro kertas hasil cetakan printer ke dalam bentuk negatif.

e. Mencetak hasil negatif ke dalam bentuk PCB yang nyata dengan

menggunakan bahan NH, kemudian dilarutkan pada larutan perak

nitrat.

2. Tahap pembuatan lubang (hole) sesuai dengan ukuran pada setiap pad

setiap kaki komponen.

3. Tahap pemerikasaan jalur (track) dari kemungkinan kesalahan dan

penumpukan track yang terjadi karena jarak track yang terlalu dekat.

4. Tahap pemasangan komponen-komponen elektronika pada PCB.

5. Tahap penyolderan kaki-kaki komponen pada track PCB

6. Tahap pengetesan alat dengan menggunakan AVO meter dan penerapan

langsung pada aplikasi sistem tersebut.

7. Tahap pemeriksaan, perapihan, dan pengecekan kinerja alat yang sudah

dimasukkan ke dalam box.

Gambar 3.11 Layout PCB Bottom Side

57

Page 58: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Gambar 3.12 Layout Komponen (Component Side)

3.6.2 Perangkat Lunak

Pada tahap awal Perancangan Sistem Pengaman Motor dengan Autorespon SMS

Berbasis Mikrokontroler AT89C52 perlu diidentifikasi bentuk algoritma dan

rancangan diagram alirnya. Diagram alir tersebut merupakan panduan dalam hal

penyusunan instruksi serta untuk mengefektifkan program agar tidak tumpang

tindih sehingga hal tersebut mempengaruhi pemakaian memori program pada

AT89C52.

Berdasarkan pada diagram alir tersebut lalu dilakukan penulisan program pada

text editor (notepad,qedit) lalu program tersebut diterjemahkan menjadi bahasa

mesin (kode objek) menggunakan MS Dospromt. Setelah diperoleh kode

mesinnya, kemudian kode mesin tersebut di download ke mikrokontroler

AT89C52 menggunakan software Eazy Downloader.

Adapun SMS pemberitahuan yang diterima dalam bentuk SMS oleh pemilik

kendaraan maupun SMS perintah yang dikirimkan oleh pemilik kendaraan kepada

alat dapat dilihat pada tabel berikut:

58

Page 59: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Tabel 3.1 Daftar berita/perintah SMS

Berita SMS / Perintah SMS Keterangan“M ON” Perintah SMS yang dikirimkan pemilik untuk

menyambungkan hubungan kelistrikan dari jalur CDI

“M OFF” Perintah SMS yang dikirimkan pemilik untuk memutuskan hubungan kelistrikan dari jalur CDI

“OFF BUZZ” Perintah SMS yang dikirimkan pemilik untuk mematikan relay buzzer

“POWER ON” Berita SMS yang diterima pemilik untuk berita SENSOR POWER aktif

“STANDAR ON” Berita SMS yang diterima pemilik untuk berita SENSOR MAGNETIC aktif

a. Flow Chart

Langkah awal dalam membuat suatu program hendaknya kita buat desain program

tersebut dalam sebuah flow chart, sehingga program yang kita buat akan lebih

mudah dipahami dan tersusun dengan rapih. Adapun flow chart dari Perancangan

Sistem Pengaman Motor dengan Autorespon SMS Berbasis Mikrokontroler

AT89C52 tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini:

59

Page 60: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Gambar 3.13 Flowchart program

60

Page 61: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

BAB IV

PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT

4.1 Pengukuran Alat

Pengukuran prototipe Perancangan Sistem Pengaman Sepeda Motor Dengan

Autorespon SMS Berbasis Mikrokontroler AT89C52 diarahkan pada pengukuran

karakteristik sistem yang telah ditentukan dalam spesifikasi. Pengukuran tersebut

dilakukan untuk melihat apakah setiap blok rangkaian dalam sistem yang diukur

sesuai dengan spesifikasi perencanaan atau belum, sehingga dapat dijadikan acuan

dalam perbaikan blok rangkaian tersebut.

4.1.1 Pengukuran Output Catu Daya

Besar tegangan yang digunakan yaitu 5 volt DC, dan ini digunakan sebagai

sumber tegangan pada modul mikrokontroler AT89C52 dan penggerak relay.

Pengukuran bagian regulator dilakukan pada komponen LM 7805 pada input dan

outputnya.

Gambar 4.1 Pengukuran Output Power Suplay

61

Page 62: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Output Power Suplay

Komponen Hasil PengukuranInput Output

LM7805 12,11 4,98

4.1.2 Pengukuran Mikrokontroler AT89C52

Pengukuran pada bagian modul mikrokontroler dilakukan untuk mengetahui

besarnya tegangan yang dicatukan pada mikrokontroler tersebut yaitu input VCC.

Tabel 4.2 Hasil pengukuran mikrokontroler AT89C52

Titik Ukur Kondisi ON(Volt)

Kondisi OFF(Volt) Keterangan

Pin 40 4,96 0,00 VCC

4.1.2 Pengukuran Output Sensor Power

Pengujian output sensor ini cukup menggunakan multimeter pada kaki

mikrokontroler dimana output dari sensor tersebut dihubungkan.

Tabel 4.3 Hasil pengukuran Output sensor Power

Titik Ukur Input Sensor0 Volt

Input Sensor12 Volt Keterangan

Pin 5 4,96 0,00 VCC

4.2 Pengujian Alat

Pengujian dilakukan terhadap perangkat lunak dan perangkat keras. Pengujian

perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui kinerja yang ditunjukkan oleh

program yang dibuat, dimulai dari pengujian listing program sampai aplikasi

program pada perangkat keras. Sedangkan pengujian hardware dilakukan untuk

62

Page 63: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

menguji fungsi alat apakah sesuai rencana atau tidak, dimulai dari pengujian

setiap modul secara terpisah sampai pengujian sebagai suatu sistem terpadu.

4.2.1 Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian perangkat lunak (software) pertama kali dilakukan untuk mengetahui

apakah listing program yang telah kita buat dalam Notepad/qedit, masih terdapat

kesalahan atau tidak. Selanjutnya pengujian yang dilakukan terhadap perangkat

lunak yaitu menguji apakah perangkat lunak tersebut sesuai dengan kinerja

hardware yang diinginkan atau tidak, oleh karena itu langkah selengkapnya

pengujian perangkat lunak dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Membuka MS-DOS prompt dengan bantuan program TASM301 kita bisa

mengetahui apakah listing program yang kita buat itu benar atau salah

yaitu dengan cara memanggil file program yang kita buat dengan catatan

file yang kita buat harus satu folder dengan file TASM301 dan tipe file

yang digunakan adalah ASM. Langkah ini juga merupakan langkah untuk

meng-konversi file ASM kedalam bentuk file HEX atau OBJ.

2. Jika terjadi kesalahan pada listing program yang kita buat maka akan

tampil pada layar, seperti gambar berikut ini:

63

Page 64: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Gambar 4.2 Informasi error pada program TASM301

3. Jika terdapat kesalahan seperti gambar di atas maka selanjutnya membuka

file dengan ekstensi LST, hal ini dilakukan untuk mengetahui letak

kesalahan listing program yang kita buat.

Gambar 4.3 Informasi letak kesalahan dalam file LST

4. Setelah letak kesalahan diketahui, maka selanjutnya yang harus dilakukan

adalah memperbaiki kesalahan tersebut dengan cara mengedit file tersebut

dengan cara membuka kembali nama file dengan ekstensi ASM pada

program text editor (notepad/qedit dll).

64

Page 65: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

5. Setelah kesalahan kita perbaiki seluruhnya lalu kita lihat kembali apakah

hasil perbaikan kita masih terdapat kesalahan, hal ini dilakukan dengan cara

membuka MS-DOS prompt dengan bantuan program TASM301 seperti

pada langkah nomor 1, dan ini terus menerus dilakukan sampai program

menampilkan pesan tidak terdapat kesalahan (error) seperti yang

ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 4.4 Informasi eksekusi program tanpa error

6. Setelah program yang kita buat tersebut tidak ada kesalahan lagi, maka

selanjutnya dilakukan proses pengisian IC mikrokontroler AT89C52 dengan

program yang telah dibuat tersebut. Proses pengisian program ke dalam

mikrokontroler, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak yang

berfungsi sebagai downloader. Sebagai perangkat keras digunakan

downloader yang terhubung dengan serial port pada PC. Sedangkan

perangkat lunak yang mendukung programer atau downloader yaitu EZ

Uploader V3.0.

65

Page 66: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mengisikan program ke dalam IC

mikrokontroler yaitu sebagai berikut :

1. Membuka program EZ Uploader V3.0

2. Pilih ada di Com berapa Programmer yang kita pasang.

3. Jika telah dipilih maka pada aplikasi ini akan tampil pesan Connecting

yang dilanjutkan dengan pencaraian IC mikrokontroler yang terhubung

dengan downloader.

4. Tunggu sampai aplikasi ini menampilkan pesan ditemukannya IC

mikrokontroler yang akan kita isi program.

Gambar 4.5 Program EZ Uploader

a. Panggil file HEX yang telah kita buat tersebut dengan cara pada aplikasi

EZ Uploader V3.0 ini klik send Hex File.

66

Page 67: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Gambar 4.6 Pemanggilan File Hex

b. Tunggu sampai pada aplikasi ini mengeluarkan pesan Complete.

Gambar 4.7 Pesan Complete pada EZ 3.0

c. Jika telah selesai maka berarti IC mikrokontroler telah terisi oleh

program yang telah dibuat tadi dan siap untuk diaplikaskan dengan

rangkaian sebenarnya.

d. Masukkan IC yang sudah terprogram pada rangkain minimum system

modul yang telah dirancang.

e. Operasikan alat tersebut sesuai dengan rancangan.

67

Page 68: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

f. Bila alat tidak jalan, cek kembali apakah ada kesalahan di program atau

perangkat keras, hingga alat dapat bekerja sesuai dengan yang telah kita

rancang.

4.2.2 Pengujian Perangkat Keras

Setelah kita melakukan pengujian terhadap perangkat lunak (program) yang kita

buat, maka selanjutnya kita menguji program tersebut dengan cara merealisasikan

program dan memasang IC mikrokontroler pada rangkaian sebenarnya, namun

sebelumnya pengujian terlebih dulu dilakukan pada masing-masing modul secara

terpisah, untuk lebih jelasnya cara pengujian alat dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengujian Modul Utama (mikrokontroler) dilakukan dengan cara

memberikan catu daya kemudian mengamati pin port 1 dan kemudian

mikrokontroler diisi dengan program tes sebagai berikut:

MOV P1,#$FF

LCALL DELAY

MOV P1,#$00

Hasil dari eksekusi program tersebut akan membuat port 1 menjadi HIGH

kemudian kembali menjadi LOW. Jika hal ini tercapai maka modul utama

khususnya mikrokontroler sudah bekerja dengan baik.

2. Pengujian handphone dilakukan dengan menggunakan kabel data dan

komputer. Kabel data digunakan untuk menghubungkan handphone

dengan jalur komunikasi serial komputer. Program aplikasi yang

digunakan adalah HyperTherminal. Dari Hypertherminal tersebut

kemudian set komunikasi serial dengan kecepatan 19200 Bps,8,1,n.

68

Page 69: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Setelah itu ketik kata “AT”, jika pada layar ada respon “OK” maka

handphone sudah bias berkomunikasi dengan komputer dan berarti jalur

komunikasi modem handphone dapat digunakan.

3. Pengujian Modul Relay Kelistrikan, dengan cara memberikan nilai +5V

ke input basis transistor driver bersangkutan, jika relay bekerja maka

rangkaian tersebut bekerja dengan baik.

4. Pengujian Modul Relay Buzzer, dengan cara sama seperti pada poin 3,

hasil dari cara ini akan menghasilkan bunyi buzzer, jika buzzer berbunyi

berarti rangkaian sudah bekerja baik.

5. Pengujian Modul Sensor Power, dengan cara memberikan tegangan diatas

5V pada input regulator dari rangkaian sensor tersebut, kemudian output

dari transistor diukur menggunakan multimeter, apabila tidak terdapat

tegangan maka nilai pada multimeter akan HIGH, sebaliknya kalau

diberikan tegangan, maka multimeter akan menunjukkan LOW atau nol.

6. Pengujian Sensor Magnetic, pengujian ini cukup menggunakan sebuah

multimeter untuk melihat apakah saklar pada magnetic tersebut ON atau

OFF dengan cara output dari induk dihubungkan ke multimeter, kemudian

anak sensor tersebut didekat dan jauhkan, perhatikan pada jarum

multimeter, jika terjadi perubahan naik atau turun jarumnya, maka sensor

tersebut bekerja baik.

4.3 Petunjuk Penggunaan Alat

Alat yang dibuat dalam tugas akhir ini merupakan sebuah prototipe dari

Perancangan Sistem Pengaman Sepeda Motor Dengan Autorespon SMS Berbasis

69

Page 70: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Mikrokontroler AT89C52, namun dalam petunjuk penggunaan yang akan

dijelaskan berikut ini merupakan petunjuk penggunaan pada aplikasi yang

sebenarnya (bukan prototipe).

Sebelum menggunakan alat ini lebih baik membaca terlebih dahulu beberapa

perintah yang digunakan untuk mengakses alat tersebut melalui SMS yaitu :

4.3.1 Perintah SMS untuk alat

Perintah ini dimaksudkan untuk memerintahkan alat melakukan sesuai perintah

yang diberikan antara lain menghidup/matikan relay kelistrikan dan buzzer.

Adapun perintah yang dikirimkan dari pemilik alat/kendaraan adalah:

Kirim perintah “M ON” melalui SMS ke nomor handphone alat. Jika alat

sudah menerima SMS yang dikirimkan, maka alat akan menghidupkan

relay kelistrikan motor atau menyambungkan hubungan kelistrikan dari

jalur CDI pada sepeda motor.

Kirim perintah “M OFF” untuk memerintahkan alat mematikan relay

kelistrikan motor atau memutuskan hubungan kelistrikan dari jalur CDI

pada sepeda motor.

Kirim perintah “OFF BUZZ” untuk memerintahkan alat mematikan relay

buzzer sehingga buzzer berhenti berbunyi.

4.3.2 Berita SMS yang dikirimkan alat

Berita SMS yang dikirimkan alat jika sensor pada alat aktif adalah antara lain,

memberikan informasi sensor power dan magnetic sensor. Adapun berita SMS

yang dikirimkan ke nomor tujuan atau pemilik kendaraan adalah:

70

Page 71: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

Berita SMS “POWER ON”, akan dikirimkan apabila alat mendeteksi

sensor power kunci kontak pada kendaraan aktif.

Berita SMS “STANDAR ON”, akan dikirimkan apabila alat mendeteksi

sensor magnetic aktif, sensor tersebut yang diletakkan pada standar ganda

sepeda motor.

Huruf yang digunakan pada perintah SMS yang dikirimkan menggunakan huruf

Kapital.

Berikut adalah petunjuk penggunaan alat tersebut.

1. Pasangkan semua konektor antara alat dan handphone.

2. Gunakanlah operator selular yang mempunyai sinyal paling bagus/baik dan

kemudian masukkan kartu tersebut kedalam handphone.

3. Hidupkan handphone.

4. Pastikan didalam INBOX SMS handphone tidak terdapat satupun SMS yang

masuk.

5. Hidupkan alat, tunggu beberapa saat kedua led akan menyala, jika led merah

menyala terus menerus dan led hijau padam, maka hubungan alat dengan

handphone belum benar, perhatikan hubungan konektornya.

6. Jika led hijau menyala terus, maka alat sudah siap digunakan.

7. Hubungkan konektor output dari relay ke kelistrikan motor.

8. Hubungkan input sensor Power pada jalur accu motor.

9. Tekanlah tombol start/stop untuk membuat alat menjadi aktif menerima SMS

maupun mengecek sensor.

71

Page 72: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

10. Langkah pertama adalah mencoba mengirimkan perintah kepada alat dengan

membuat SMS di nomor Handphone pemilik yang berisi “M ON” untuk

menghidupkan relay kelistrikan dan “M OFF” untuk mematikannya kembali.

11. Langkah kedua mencoba mengirimkan perintah ke alat yaitu berita SMS

“OFF BUZZ” untuk mematikan buzzer.

12. Untuk mengecek apakah alat akan merespon kejadian jika salah satu sensor

aktif, maka jauhkan anak sensor magnetic dari induknya, maka alat sejenak

akan mengirimkan SMS dengan berita “STANDAR ON” ke nomor pemilik

kendaraan yang telah ditentukan.

13. Setelah itu coba berikan tegangan pada input sensor power, kemudian alat

akan mengirimkan berita SMS “POWER ON” ke nomor tujuan yang telah

ditentukan.

72

Page 73: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan utama dari penulisan tugas akhir yaitu untuk memperoleh implementasi

sistem Perancangan Sistem Pengaman Motor dengan Autorespon SMS Berbasis

Mikrokontroler AT89C52.

Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan,

antara lain:

1. Perancangan Sistem ini merupakan suatu implementasi dari mikrokontroler

dalam sebuah sistem kontrol dan monitoring.

2. Memanfaatkan handphone sebagai media komunikasi jarak jauh.

3. Penggunaan teknologi mikrokontroler dan SMS dapat mengefisienkan waktu.

4. Penggunaan SMS sebagai media monitor, merupakan langkah baik dimana

sekarang untuk layanan SMS ini sudah begitu familiar dikalangan masyarakat

sehingga masyarakatpun akan dengan cepat mengerti cara penggunaan

fasilitas yang digunakan ini.

5. Salah satu tantangan dalam pembuatan alat ini yaitu pada penulisan program

yang cukup sulit dan sering mengalami kesalahan.

5.2 Saran

Berikut adalah saran-saran yang penulis ajukan untuk merevisi dan

mengembangkan sistem ini.

73

Page 74: elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/.../446/jbptunikompp-gdl-dadicasmae-…  · Web viewAdapun alarm sekarang ini yang banyak dijumpai dilapangan adalah alarm konvensional yang hanya

1. Sebaiknya dalam membuat suatu sistem kontrol, harus dipahami terlebih

dahulu karakteristik mikrokontroler dan peralatan yang akan kita kendalikan.

2. Sistem bisa dikembangkan lagi dengan penambahan fitur-fitur yang lebih

baik.

3. Sebaiknya sistem dirancang dengan menggunakan lebih banyak jenis

handphone yang ada.

4. Pesan SMS jika memungkinkan dibuat lebih panjang sehingga penerima pesan

bisa lebih mengerti.

74