identitas pasien · pasien mengeluhkan terjatuh pada hari senin, 29 juli 2019 pukul 6 pagi...
TRANSCRIPT
1
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. EDM
Usia : 42 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Alamat : Badran, Yogyakarta
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang Ayam
Agama : Islam
Status : Menikah
No. RM : 09-87-xx
Masuk RS : 29/07/2019
ANAMNESIS
Diperoleh dari pasien (29/07/2019)
KELUHAN UTAMA
Kelemahan pada anggota gerak kanan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengeluhkan terjatuh pada hari Senin, 29 Juli 2019 pukul 6 pagi dikarenakan
merasakan kelemahan dan tebal pada bagian ekstremitas kanan. Pasien datang ke poli pada
pukul 11.41 pagi, 29 Juli 2019, menggunakan kursi roda. Pasien dalam keadaan sadar penuh
saat diperiksa. Nyeri kepala, mual, pelo, perot, pusing berputar, sesak, kesemutan, gangguan
penglihatan disangkal. BAB & BAK tidak dikeluhkan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Hipertensi
• Riwayat stroke
• Gagal Ginjal Kronis
Disangkal :
● Diabetes mellitus ● Kolesterol tinggi ● Trauma kepala ● Demam ● Batuk lama ● Diare lama ● Infeksi gigi, telinga, hidung, tenggorokan ● Buang air besar/buang air kecil berdarah ● Penurunan berat badan drastis dalam 6 bulan terakhir ● Benjolan / tumor pada anggota tubuh ● Riwayat operasi/radioterapi/kemoterapi
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Disangkal :
● Hipertensi ● Diabetes mellitus ● Penyakit jantung ● Kolesterol tinggi ● Riwayat stroke
2
● Benjolan / tumor pada anggota tubuh ● Riwayat operasi/radioterapi/kemoterapi
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pasien merupakan seorang pedangan di pasar. Pasien tinggal bersama istrti dan ketiga
anaknya. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Pasien berasal dari keluarga golongan
ekonomi menengah ke bawah dan peserta JKN non-PBI.
ANAMNESIS SISTEM
Sistem serebrospinal : Kelemahan anggota gerak kanan
Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan
Sistem respirasi : tidak ada keluhan
Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan
Sistem muskuloskeletal : tidak ada keluhan
Sistem integumentum : tidak ada keluhan
Sistem urogenital : tidak ada keluhan
RESUME ANAMNESIS
Pasien mengeluhkan terjatuh pada hari Senin, 29 Juli 2019 pukul 6 pagi dikarenakan
merasakan kelemahan dan tebal pada bagian ekstremitas kanan. Pasien datang ke poli pada
pukul 11.41 pagi, 29 Juli 2019, menggunakan kursi roda. Pasien dalam keadaan sadar penuh
saat diperiksa. Nyeri kepala, pelo, perot, pusing berputar, sesak, kesemutan, gangguan
penglihatan disangkal. BAB & BAK tidak dikeluhkan. Pasien sudah memiliki riwayat
mengeluhkan kelemahan pada tungkai kanan pada 5 bulan SMRS serta riwayat hipertensi dan
sudah mengkonsumsi amlodipine sejak 3 TSMRS. Pasien juga memiliki riwayat gagal ginjal
kronis 1 TSMRS. Pasien bekerja sebagai pedagang dipasar dan berangkat mengendarai motor
setiap pagi.
DIAGNOSIS SEMENTARA
Diagnosis Klinis : Hemiparesis Dextra
Diagnosis Topik : Capsula interna dextra (a. Cerebri Media Sinistra, a. Lenticulostriata),
Thalamus (a. Cerebri Posterior).
Diagnosis Etiologi : Lacunar SNH dd Cardioembolic SNH dd Cryptogenic SNH dd SH
Diagnosis Lainya : Hipertensi
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis (29/07/2019)
Keadaan umum : Baik, status gizi gemuk dengan BMI 38,5 (BB: 110 kg, TB: 169 cm)
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6
Tanda vital :
● Tekanan darah : 160/80 mmHg ● Nadi : 78 kali per menit, reguler ● Pernafasan : 20 kali per menit, reguler ● Temperatur : 36,6 oC ● SpO2 : 99%
Kepala : Mesosefal, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : Limfonodi tidak teraba membesar
Toraks :
● Paru :
⮚ Inspeksi : simetris, warna kulit, luka (-)
3
⮚ Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus taktil kanan = kiri, pengembangan
dada simetris
⮚ Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
⮚ Auskultasi : vesikuler (+)/(+), suara tambahan (-)/(-) ● Jantung :
⮚ Inspeksi : simetris, warna kulit, luka (-), tidak tampak ictus
cordis
⮚ Palpasi : nyeri tekan (-), teraba ictus cordis
⮚ Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
⮚ Auskultasi : S I-II murni, murmur (-), gallop (-) Abdomen :
⮚ Inspeksi : flat, warna kulit, luka (-), bekas operasi (-)
⮚ Auskultasi : bising usus (+) normal
⮚ Perkusi : timpani diseluruh lapang perut
⮚ Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), hepar dam lien tidak teraba membesar Ekstremitas : edema (-), atrofi otot (-), akral hangat
2. Status Mental :
a. Tingkah laku dan keadaan umum
● Tingkah laku : Normal ● Pakaian : Rapi ● Cara berpakaian : Sesuai umur
b. Alur pembicaraan
● Percakapan : Normal ● Bicara lemah dan miskin spontanitas : tidak ● Pembicaraan tidak berkesinambungan: tidak
c. Mood dan afek
● Mengalami euforia : Tidak ● Mood sesuai isi pembicaraan : Sesuai ● Emosi labil, meluap-luap : Tidak
d. Isi pikiran
Merasakan ilusi, halusinasi, delusi : Tidak
Mengeluhkan sakit seluruh tubuh : Tidak
Delusi tentang penyiksaan, merasa diawasi : Tidak
e. Kapasitas intelektual : Normal
f. Sensorium
● Kesadaran : Compos mentis ● Atensi : Normal ● Orientasi : - Waktu : Normal
- Tempat : Normal
- Orang : Normal
● Memori : - Jangka pendek : Normal - Jangka panjang: Baik
● Kalkulasi : Normal ● Simpanan informasi : Normal ● Tilikan, pengambilan keputusan, dan perencanaan : Normal
3. Status Neurologis
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6
Kepala : Pupil isokor 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+)/(+), reflek kornea (+)/(+)
4
Leher : kaku kuduk (-), brudzinski neck sign (-), brudzinski kontralateral sign (-),
kernig sign (-)
Reflek primitif : tidak dilakukan
Saraf otak :
NERVI
KRANIALIS
FUNGSI KANAN KIRI
N.I Daya penghiduan Tdn Tdn
N.II Daya penglihatan Tdn Tdn
Medan penglihatan Tdn Tdn
Pengenalan warna Tdn Tdn
N.III Ptosis (-) (-)
gerakan mata ke medial Normal Normal
gerakan mata ke atas (-) (-)
gerakan mata ke bawah Normal Normal
ukuran pupil 3 mm 3 mm
bentuk pupil Bulat Bulat
reflek cahaya langsung (+) (+)
reflek cahaya konsensual (+) (+)
reflek akomodasi (+) (+)
strabismus divergen (-) (-)
N.IV gerakan mata ke lateral bawah Normal Normal
strabismus konvergen (-) (-)
N.V Menggigit (+) (+)
membuka mulut (+) (+)
sensibilitas muka Normal Normal
reflek kornea (+) (+)
Trismus (-) (-)
N.VI gerakan mata ke lateral bawah Normal Normal
strabismus konvergen (-) (-)
Diplopia (-) (-)
N.VII kedipan mata Normal Normal
lipatan nasolabial Mendatar Normal
sudut mulut Normal Normal
mengerutkan dahi Normal Normal
mengerutkan alis Normal Normal
menutup mata Normal Normal
Meringis Normal Normal
menggembungkan pipi Normal Normal
daya kecap lidah 2/3 depan Normal Normal
N.VIII mendengar suara gesekan jari Normal Normal
N.IX Arkus faring Simetris
daya kecap lidah 1/3 belakang Tidak dapat Tidak dapat
5
dinilai dinilai
reflek muntah (+) (+)
Sengau (-) (-)
Tersedak (-) (-)
N.X denyut nadi 86x/menit,
reguler
86x/menit,
reguler
arkus faring Simetris
Bersuara normal normal
Menelan normal normal
N.XI memalingkan kepala normal normal
sikap bahu normal normal
mengangkat bahu normal normal
trofi otot bahu Eutrofi eutrofi
N.XII Sikap lidah tidak ada deviasi
Artikulasi normal
menjulurkan lidah tidak ada deviasi
trofi otot lidah Eutrofi eutrofi
Fasikulasi (-) (-)
Ekstremitas :
GERAKA
N
KEKUATAN REFLEKS
FISIOLOGIS
REFLEKS
PATOLOGI
S
KLONU
S
TROFI TONU
S
B B +4/+4/+4 +5/+5/+5 +2 +2 (-) (-) (-) (-) Eu Eu N N
B B +4/+4/+4 +5/+5/+5 +2 +2 (-) (-) Eu Eu N N
Reflek patologis : Babinski (-), chaddock (-), Gonda (-), Bing (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium (29/07/2019)
• Glukosa Sewaktu : 115 mg/dL
• Fungsi Ginjal
• Kreatinin : 1,30 mg/dL
• Ureum : 25,3 mg/dL
• Profil Lipid
• LDL : 126 mg/dL
• HDL : 40 mg/dL
• Kolesterol Total : 164 mg/dL
• Trigliserida : 117 mg/dL
• Asam Urat : 9,3 mg/dL
6
2. MSCT Kepala (29/07/2019)
• MSCT Head non kontras
• Sulci dan gyri tak prominent
• Batas cortex dan medulla mengabur
• Tampak lesi hipodens di kapsula interna bilateral
• Sisterna ventrikel normal, simetris
• Midline ditengah
• Kesan MSCT Head Lacunar infark di kapsula interna bilateral
3. EKG (29/07/2019)
• Normosinus Rhythm
• Left Axis Deviation
• Left Ventricular Hypertrophy with QRS Widening
RESUME PEMERIKSAAN
Keadaan umum : Baik, status gizi baik sangat gemuk
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6
Tanda vital :
● Tekanan darah : 110/70 mmHg ● Nadi : 75 kali per menit, reguler ● Pernafasan : 16 kali per menit, reguler ● Temperatur : 36,8 oC
Status Mental :
a. Kapasitas intelektual : Normal
b. Atensi : Normal
c. Orientasi waktu, tempat, orang : Normal
d. Memori jangka pendek : Normal
e. Kalkulasi : Normal
7
f. Simpanan informasi : Normal
g. Tilikan, pengambilan keputusan, dan perencanaan : Normal
Status neurologis :
● Refleks fisiologis keempat ekstremitas (+) ● Lipatan nasolabial kanan mendatar ● Kekuatan otot ekstremitas kanan melemah
Laboratorium : Gula Darah Sewaktu Normal, Asam urat tinggi, HDL rendah, CT Scan
Kepala Lacunar infarc di kapsula interna bilateral, EKG normal.
NIHSS : 000 001 0101 01010 = 5
DIAGNOSIS AKHIR
Diagnosis Klinis : Hemiparesis Dextra Spastik cum Hipestesi dextra cum paresis N VII
Diagnosis Topik : Capsula interna dextra (a. Lenticulostriata)
Diagnosis Etiologi : Stroke Ischemic Akut (Lacunar)
Diagnosis Lainya : Hipertensi, Hyperlipidemia, Hyperuricemia
PENATALAKSANAAN
1. Non – farmakologi :
Bed rest
Monitor kondisi umum
2. Farmakologi :
Inf. RL Tutofusin 1:1 20 tpm
Inj. Citicolin 500 mg/ 24 jam
Inj. Piracetam 3gr/ 8 jam
Inj. Ranitidine 25 mg/ ml / 12 jam
Inj. Vitamin B12 500 mcg/ml
Tab Miniaspi 320 mg dilanjutkan 1 x 80 mg
Tab Clopidogrel 1 x 75 mg
Tab Simvastatin 1 x 10 mg
Tab Allopurinol 1 x 300 mg
Tab Valsartan 1 x 80 mg
Tab Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Tab Citicolin 1 x 500 mg
Caps Piracetam 2 x 400 mg
PLANNING
Fisioterapi dan kontrol rutin
PROGNOSIS
Death : Dubia ad bonam
Disease : Dubia ad bonam
Disability : Dubia ad bonam
Discomfort : Dubia ad bonam
Disatisfaction : Dubia ad bonam
Destitution : Dubia ad bonam
8
PEMBAHASAN
I. Stroke
Menurut WHO (World Health Organization) stroke didefinisikan suatu gangguan
fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian,
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak bukan disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena trauma maupun infeksi.
Stroke dapat dibagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan hemoragik. Stroke Iskemik
atau stroke non hemoragik adalah tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah ke otak sebagian atau keselurahan terhenti.
Stroke Hemoragik adalah yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Yang
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu hemoragik intraserebral yaitu perdarahan yang terjadi
dalam jaringan otak dan hemoragik subaraknoid. yaitu perdarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid.
Terjadi penurunan aliran darah yang terlokalisasi yang dapat mengganggu fungsi dan
metabolism neuronal. Jika iskemi tetap berlanjut hingga periode kritis, maka akan terjadi
kerusakan seluler dan menyebabkan infark serebri. Stroke Iskemik dapat diklasifikasikan
berdasarkan penyebabnya menjadi kardioembolik, aterosklerosis arteri besar, lakunar dan
kriptogenik stroke.
Stroke iskemik juga dapat dibagi berdasarkan waktu yaitu :
1. Transient Ischemic Attack (TIA) / mini stroke merupakan defisit neurologis fokal akut
yang timbul karena gangguan aliran darah otak sepintas dimana kemudian defisit
neurologis menghilang secara lengkap dalam waktu <24 jam.
2. Reversible Ischemic Neurological Deficits (RIND) merupakan defisit neurologis fokal
yang timbul karena gangguan aliran darah otak dimana kemudian defisit neurologis
menghilang secara lengkap dalam waktu >24 jam dan <72 jam.
3. Prolonged Reversible Ischemic Neurological Deficits (PRIND) merupakan defisit
neurologis fokal yang timbul karena gangguan aliran darah otak dimana kemudian defisit
neurologis menghilang secara lengkap dalam waktu >72 jam dan <7hari.
9
II. Stroke Lakunar
Infark lakunar terjadi karena penyakit hipertensi yang menahun maupun
diabetes menyebabkan sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam
atau kadang-kadang lebih lama. Istilah Small-Vessel Stroke atau stroke pembuluh
darah kecil sekarang lebih dipakai karena telah menjelaskan bahwa oklusi terjadi pada
arteri kecil yang berpenetrasi ke jaringan. infark yang terjadi merupakan setelah
oklusi aterotrombotik atau lipohyalinosis. Terdapat oklusi pada lacunar infark pada
penetrating artery yang memvaskularisasi kapsula interna, basal ganglia, corona
radiata, thalamus dan brainstem.
Beriku ini adalah gejala yang biasa muncul pada lacunar stroke berdasarkan lokasi
anatomis dan arteri yang terkait :
III. Kriteria Diagnosis Stroke
Terdapat gejala defisit neurologis global atau salah satu/beberapa defisit neurologis
fokal yang terjadi mendadak dengan bukti gambaran neuroimaging (CT-Scan atau MRI).
Pada anamnesis akan ditemukan :
a. Kelumpuhan anggota gerak sebelah badan
b. Wajah perot atau bicara pelo
c. Keadaan timbul sangat mendadak
d. Faktor resiko DM, Hipertensi, Penyakit Jantung
Dilakukan pemeriksaan neurologis dan skala stroke untuk penegakan diagnosis. Pemeriksaan
neurologis terutama pemeriksaan saraf kranialis, rangsang selaput otak, sistem motorik, sikap
10
dan cara jalan refleks, koordinasi, sensorik dan fungsi kognitif. Skala stroke yang dianjurkan
adalah NIHSS (National Institutes of Health Stroke Scale).
Dilakukan pemeriksaan penunjang untuk membedakan jenis stroke iskemik dengan
stroke perdarahan yaitu dilakukan pemeriksaan radiologi CT-Scan kepala. Pada stroke
hemoragik akan terlihat adanya gambaran hiperdens, sedangkan pada stroke iskemik akan
terlihat adanya gambaran hipodens.Selain dengan pemeriksaan radiologi, jenis stroke dapat
dibedakan menggunakan Siriraj skor maupun ASGM (Algoritma Stroke Gadjah Mada).
IV. Tatalaksana
• Stabilisasi jalan napas dan pernapasan, pemberian oksigen dianjurkan pada keadaan
dengan saturasi oksigen < 95%.
• Stabilisasi Hemodinamik dengan memberikan cairan kristaloid atau koloid intravena.
• Pengendalian Peninggian Tekanan Intrakranial (TIK)
• Tangani Hipertensi
• Penanganan Hiperglikemi
• Pemberian Antiplatelet
• Pemberian Trombolisis
• Pemberian Neuroprotektan
11
A. Penatalaksanaan Hipertensi
Pada pasien stroke iskemik akut, tekanan darah diturunkan sekitar 15%
(sistolik maupun diastolic) dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila tekanan
darah sistolik (TDS) >220 mmHg atau tekanan darah diastolic (TDD) >120 mmHg.
Pada pasien stroke iskemik akut yang akan diberi terapi trombolitik (rtPA), tekanan
darah diturunkan hingga TDS <185 mmHg dan TDD <110 mmHg.
Selanjutnya, tekanan darah harus dipantau hingga TDS <180 mmHg dan TDD
<105 mmHg selama 24 jam setelah pemberian rtPA. Obat antihipertensi yang
digunakan adalah labetalol, nitropaste, nitroprusid, nikardipin, atau diltiazem
intravena.
Apabila TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg, tekanan darah diturunkan
secara hati-hati dengan menggunakan obat antihipertensi intravena kontinu atau
intermitten dengan pemantauan tekanan darah setiap 15 menit hingga MAP 110
mmHg atau tekanan darah 160/90 mmHg.
B. Penanganan Hiperglikemi
Hiperglikemia terjadi pada hampir 60% pasien stroke akut non diabetes.
Hiperglikemia setelah stroke akut berhubungan dengan luasnya volume infark dan
gangguan kortikal dan berhubungan dengan buruknya keluaran.
Hindari kadar gula darah melebihi 180 mg/dl, disarankan dengan infus salin
dan menghindari larutan glukosa dalam 24 jam pertama setelah serangan stroke akan
berperan dalam rnengendalikan kadar gula darah.
C. Pemberian Antiplatelet
Aspirin bila diberikan dalam 48 jam serangan stroke iskemik secara sederhana
mengurangi risiko kekambuhan stroke dini dan kecacatan jangka panjang.
Clopidogrel, dipyridamole, dan agen antiplatelet lainnya dapat menjadi opsi pilihan
obat jangka panjang.
Pemberian Aspirin dengan dosis awal 325 mg dlam 24 sampai 48 jam setelah
awitan stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut. Jika direncanakan
pemberian trombolitik, aspirin jangan diberikan.
D. Pemberian Trombolisis
Fibrinolitik dengan rTPA secara umum memberikan keuntungan reperfusi dari
lisisnya trombus dan perbaikan sel serebral yang bermakna. Pemberian fibrinolitik
merupakan rekomendasi yang kuat diberikan sesegera mungkin setelah diagnosis
12
stroke iskemik akut ditegakkan (awitan 3 jam pada pemberian intravena dalam 6 jam
pemebrian intraarterial).
Pemberian IV rTPA dosis 0,9 mg/KgBB (maksimum 90 mg), terapi tersebut
harus diberikan dalam rentang waktu 3 jam dari onset. Antikoagulan atau antiplatelet
tidak boleh diberikan dalam 24 jam dan syarat glukosa darah tidak boleh <50 mg%
dan tekanan darah tidak boleh >185/110.
Berikut ini adalah tabel kontraindikasi dari pemberian trombolisis pada pasien
stroke:
E. Pemberian Neuroprotektan
Terapi neuroprotektif digunakan untuk mencegah cedera ireversibel pada
neuron yang berpotensi hidup dalam area iskemik. Citicolin, bentuk eksogen dari
cytidine-5′-diphosphocholine (CDP-choline) yang digunakan dalam biosintesis
membran, dapat mengurangi cedera iskemik dengan menstabilkan membran dan
mengurangi pembentukan radikal bebas.
Pemakaian obat-obatan neuroprotektor belum menunjukkan hasil yang efekif,
sehingga sampai saat ini belum dianjurkan. Namun, citicolin sampai saat ini masih
memberikan manfaat pada stroke akut.
13
V. Referensi
Norrving, B. (2014). Oxford textbook of stroke and cerebrovascular disease. Oxford: Oxford
Univ. Press.
POKDI Stroke PERDOSSI. (2011). Guideline Stroke.
Standar Pelayanan Medik PERDOSSI. (2006). Perdossi
CURRENT Diagnosis & Treatment Neurology,3rd Edition. 2019. New York : Mc Graw Hill