identifikasi sumber untuk aspek kejadian akibat...

13
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional ISSN 1979-1208 49 IDENTIFIKASI SUMBER KEJADIAN AKIBAT KEGIATAN MANUSIA PADA PRA-SURVEI TAPAK PLTN DI PULAU BANGKA June Mellawati, Fepriadi, Yarianto, SBS Pusat Pengembangan Energi Nuklir- BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan Jakarta 12710, Email: [email protected] ABSTRAK IDENTIFIKASI SUMBER KEJADIAN AKIBAT KEGIATAN MANUSIA PADA PRA- SURVEI TAPAK PLTN DI PULAU BANGKA. Pada tahun 2010 telah dilakukan kegiatan pra-survei tapak PLTN di Pulau Bangka. Pada kegiatan tersebut, salah satu aspek penting terkait dengan keselamatan PLTN yang disyaratkan oleh IAEA dalam Safety Guides No NS-G-3.1, yaitu “External Human Induced Events in Site Evaluation for Nuclear Power Plants” dan oleh BAPETEN yaitu Peraturan Kepala BAPETEN no 6 tahun 2008 tentang Evaluasi Tapak Reaktor Daya untuk Aspek Kejadian Eksternal Akibat Ulah Manusia”. Berdasarkan alasan tersebut telah dilakukan identifikasi jenis kegiatan manusia di Pulau Bangka yang berpotensi membahayakan keselamatan operasi PLTN. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan dan membuat penapisan awal dari seluruh sumber dan jenis kegiatan manusia di Pulau Bangka yang berpotensi menimbulkan gangguan keselamatan operasi PLTN, untuk menentukan daerah interes berdasarkan aspek ini. Penelitian dilakukan bulan Mei-Desember 2010, dan lokasinya adalah sepanjang pantai barat dari utara hingga selatan Pulau Bangka. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka termasuk mengadopsi pengalaman terbaik negara-negara yang mengoperasikan PLTN, pengumpulan data sekunder, konfirmasi di lapangan dan pemetaan. Hasil Pra-survei menunjukkan bahwa daerah pantai barat Pulau Bangka yang dapat dinyatakan sebagai daerah interes dan terbebas dari aspek human induced events adalah Desa Air Limau dan Air Putih, Kec. Muntok, Bangka Barat, Desa Labuh Air Pandan, Kota kapur dan Desa Penagan Kec. Mendo Barat, Bangka, Desa Sungai Selan Kec. Sungai Selan, Bangka Tengah, serta Desa Sebagin dan Desa Gudang Kec. Simpang Rimba, Bangka Selatan. Kata kunci: bahaya eksternal, tapak PLTN ABSTRACT IDENTIFICATION OF HUMAN INDUCED EVENTS SOURCES IN NPP PRE SITE SURVEY ACTIVITIES AT BANGKA ISLAND. In the year 2010 the pre-site survey for nuclear power plants in Bangka Island has been carried out. In these activities, one important aspect related to the safety of nuclear power plants is required by IAEA in the Safety Guides No NS-G-3.1 of External Human Induced Events in Site Evaluation for Nuclear Power Plants and by BAPETEN in the Bapeten Chairman Regulation (Perka) no 6 Year 2008 regarding Evaluation of Power Reactor Site in the Aspect of External Human Induced Events. Based on these reasons, it had been identified the sources and type of human activity on the Bangka island that potentially endanger the safety of nuclear power plants. The objectives of the research is to initial mapping and screening the source and types of human activities in Bangka Island that have the potential to induce of safety disturbance of NPP operation, as well to determine areas of interest based on the aspect. The study was conducted in May-December 2010, and its location is along the western coast of the Bangka Island region. The methods used were literature review adopted from best practices of the countries that operate nuclear power plants, secondary data collection, confirmation and mapping field. Pre-survey results indicate that in West coast of Bangka Island which can be expressed as an interest area and free from human induced events aspect is Air Limau and Air Putih Vilages, Muntok District, West Bangka, Labuh Air Pandan, Kota Kapur and Penagan Vilages Mendo Barat District, Bangka, Sungai Selan Vilage, Sungai Selan District, Central Bangka, Sebagin and Gudang Vilages, Simpang Rimba District, South Bangka. Keywords: external dangers, nuclear power plant site

Upload: lydieu

Post on 02-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 49

IDENTIFIKASI SUMBER KEJADIAN AKIBAT KEGIATAN

MANUSIA PADA PRA-SURVEI TAPAK PLTN

DI PULAU BANGKA

June Mellawati, Fepriadi, Yarianto, SBS

Pusat Pengembangan Energi Nuklir- BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan

Jakarta 12710, Email: [email protected]

ABSTRAK IDENTIFIKASI SUMBER KEJADIAN AKIBAT KEGIATAN MANUSIA PADA PRA-

SURVEI TAPAK PLTN DI PULAU BANGKA. Pada tahun 2010 telah dilakukan kegiatan pra-survei

tapak PLTN di Pulau Bangka. Pada kegiatan tersebut, salah satu aspek penting terkait dengan keselamatan

PLTN yang disyaratkan oleh IAEA dalam Safety Guides No NS-G-3.1, yaitu “External Human Induced

Events in Site Evaluation for Nuclear Power Plants” dan oleh BAPETEN yaitu Peraturan Kepala

BAPETEN no 6 tahun 2008 tentang Evaluasi Tapak Reaktor Daya untuk Aspek Kejadian Eksternal Akibat

Ulah Manusia”. Berdasarkan alasan tersebut telah dilakukan identifikasi jenis kegiatan manusia di Pulau

Bangka yang berpotensi membahayakan keselamatan operasi PLTN. Tujuan penelitian ini adalah untuk

memetakan dan membuat penapisan awal dari seluruh sumber dan jenis kegiatan manusia di Pulau Bangka

yang berpotensi menimbulkan gangguan keselamatan operasi PLTN, untuk menentukan daerah interes

berdasarkan aspek ini. Penelitian dilakukan bulan Mei-Desember 2010, dan lokasinya adalah sepanjang

pantai barat dari utara hingga selatan Pulau Bangka. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka

termasuk mengadopsi pengalaman terbaik negara-negara yang mengoperasikan PLTN, pengumpulan data

sekunder, konfirmasi di lapangan dan pemetaan. Hasil Pra-survei menunjukkan bahwa daerah pantai barat

Pulau Bangka yang dapat dinyatakan sebagai daerah interes dan terbebas dari aspek human induced events

adalah Desa Air Limau dan Air Putih, Kec. Muntok, Bangka Barat, Desa Labuh Air Pandan, Kota kapur

dan Desa Penagan Kec. Mendo Barat, Bangka, Desa Sungai Selan Kec. Sungai Selan, Bangka Tengah,

serta Desa Sebagin dan Desa Gudang Kec. Simpang Rimba, Bangka Selatan.

Kata kunci: bahaya eksternal, tapak PLTN

ABSTRACT IDENTIFICATION OF HUMAN INDUCED EVENTS SOURCES IN NPP PRE SITE SURVEY

ACTIVITIES AT BANGKA ISLAND. In the year 2010 the pre-site survey for nuclear power plants in

Bangka Island has been carried out. In these activities, one important aspect related to the safety of nuclear

power plants is required by IAEA in the Safety Guides No NS-G-3.1 of External Human Induced Events in

Site Evaluation for Nuclear Power Plants and by BAPETEN in the Bapeten Chairman Regulation (Perka)

no 6 Year 2008 regarding Evaluation of Power Reactor Site in the Aspect of External Human Induced

Events. Based on these reasons, it had been identified the sources and type of human activity on the Bangka

island that potentially endanger the safety of nuclear power plants. The objectives of the research is to initial

mapping and screening the source and types of human activities in Bangka Island that have the potential to

induce of safety disturbance of NPP operation, as well to determine areas of interest based on the aspect.

The study was conducted in May-December 2010, and its location is along the western coast of the Bangka

Island region. The methods used were literature review adopted from best practices of the countries that

operate nuclear power plants, secondary data collection, confirmation and mapping field. Pre-survey results

indicate that in West coast of Bangka Island which can be expressed as an interest area and free from

human induced events aspect is Air Limau and Air Putih Vilages, Muntok District, West Bangka, Labuh

Air Pandan, Kota Kapur and Penagan Vilages Mendo Barat District, Bangka, Sungai Selan Vilage, Sungai

Selan District, Central Bangka, Sebagin and Gudang Vilages, Simpang Rimba District, South Bangka.

Keywords: external dangers, nuclear power plant site

Page 2: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 50

1. PENDAHULUAN Kejadian akibat kegiatan manusia/Human Induced Events merupakan kejadian

eksternal, yaitu segala kegiatan manusia yang dapat berpengaruh secara langsung maupun

tidak langsung, dan berpotensi membahayakan keselamatan bagi keberadaan PLTN. Dalam

Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2008 disebutkan bahwa pada kegiatan survei tapak

diperlukan kegiatan evaluasi untuk Aspek Kejadian Eksternal Akibat Kegiatan Manusia

yang meliputi serangkaian kegiatan analisis atas setiap sumber kejadian di tapak dan

wilayah sekitarnya yang dapat berpengaruh terhadap keselamatan reaktor nuklir[1]. Dalam

dokumen IAEA Safety Series NG-G-3.1 dinyatakan pentingnya melakukan kajian untuk

aspek kejadian akibat kegiatan manusia pada Pra Survei tapak PLTN[2]. Tapak adalah lokasi

di daratan yang dipergunakan untuk pembangunan, pengoperasian, dan dekomisioning,

satu atau lebih reaktor nuklir beserta sistem terkait lainnya[1].

Ada beberapa kejadian terkait dengan fungsi keselamatan dan peristiwa eksternal

yang mungkin terjadi di sekitar tapak PLTN, yaitu (a) kejadian akibat kegiatan manusia, (b)

kejadian akibat fenomena alam, (c) kejadian akibat kondisi cuaca ekstrim[3]. Pada penelitian

ini akan diidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang berasal dari sumber tidak bergerak

(stationary source) dan sumber bergerak (mobile source) yang berpotensi mengancam

keselamatan PLTN. Kegiatan manusia tersebut dapat berupa kegiatan yang tidak disengaja

dan berasal dari sumber di sekitar tapak yang tidak secara langsung terkait dengan status

operasi PLTN, seperti (a) jatuhnya pesawat terbang, (b) lepas fluida berbahaya dan beracun,

(c) ledakan, (d) kejadian eksternal lainnya yang diakibatkan kegiatan manusia, dan (e) bahan

berbahaya dan beracun dari fasilitas lain yang terletak pada tapak yang sama yang

ditangani selama tahap konstruksi, operasi, dan dekomisioning[2].

Seperti diketahui, beberapa istilah penting terkait dengan permasalahan ini adalah,

Kejadian Interaksi (interacting event) yaitu serangkaian kejadian yang interaksinya dengan

reaktor PLTN dapat menurunkan tingkat keselamatan personil tapak, Kejadian Awal

(initiating event) Teridentifikasi yaitu kejadian yang menimbulkan kejadian operasional

terantisipasi atau kondisi kecelakaan dan ancaman terhadap fungsi keselamatan, sedangkan

Kejadian Awal Terpostulasi (postulated initiating events) yaitu kejadian yang teridentifikasi

pada waktu desain mampu menimbulkan kejadian operasional terantisipasi atau kondisi

kecelakaan dan ancaman terhadap fungsi keselamatan[1]. Oleh sebab itu perlu dilakukan

penentuan nilai jarak penapisan (Screening Distance Value/SDV)[2]. Berdasarkan alasan

tersebut telah dilakukan identifikasi kegiatan manusia yang berpotensi menimbulkan

bahaya eksternal di Pulau Bangka.

2. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu kegiatan adalah bulan Mei – Desember 2010. Lokasi penelitian adalah di

sepanjang pantai barat Pulau Bangka, dari arah utara hingga ke selatan, pada zona 3 km dari

tepi pantai ke arah darat (Gambar 1).

2.2 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini beberapa ktahapan kegiatan, meliputi:

a. Kajian pustaka dari dokumen internasional (IAEA) maupun nasional (BAPETEN)

tentang kriteria bahaya eksternal akibat kegiatan manusia, termasuk mempelajari

pengalaman terbaik (best practice) dari negara-negara maju dalam pembangunan dan

pengoperasian PLTN,

b. Pengumpulan data sekunder, seperti jenis-jenis industri, pertambangan, keberadaan

pelabuhan udara/bandara, pelabuhan laut, dan kegiatan militer beserta fasilitas militer

di wilayah studi,

Page 3: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 51

c. Konfirmasi lapangan,

d. Evaluasi dan analisis data sesuai dengan kriteria Screening Distance Value (SDV) awal,

e. Pembuatan peta hasil analisis kejadian akibat kegiatan manusia dalam format SIG

(Sistem Informasi Geografi)

Gambar 1. Lokasi penelitian

3. KRITERIA UMUM PENETAPAN SDV Screning Distance Value (SDV) adalah nilai yang digunakan untuk penapisan

berdasarkan nilai jarak (antara fasilitas dengan sumber bahaya potensial) yang aman. Dalam

dokumen IAEA Safety Series NS-G-3.1 (2002) tidak disebutkan secara eksplisit tentang SDV

untuk beberapa sumber potensial, namun penentuannya dilakukan melalui pendekatan

yang sepenuhnya diserahkan kepada negara-negara anggota IAEA termasuk Indonesia[1,2].

Dokumen IAEA No 50-SG-S5 memberikan bahan pertimbangan SDV untuk penapisan

berdasarkan nilai jarak aman dari sumber “tidak bergerak” dan “bergerak” pada penetapan

tapak interes.

3.1 Screning Distance Value/ SDV untuk “Sumber Tidak Bergerak (Stationary Source)”

Beberapa kegiatan yang termasuk kategori “sumber tidak bergerak”, yaitu keberadaan

pelabuhan udara, fasilitas militer, kilang/depo minyak dan gas, industri pembangkit listrik

dan industri kimia serta petrokimia, keberadaan pelabuhan laut. SDV untuk sumber-sumber

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Daerah interes tidak berada pada radius ≤ 16 km dari bandara internasional,

kategori bandara besar dan sibuk. Daerah interes juga tidak berada pada radius ≤ 10

km dari bandara nasional atau lokal, kategori bandara klas kecil hingga menengah.

b. Daerah interes tidak berada pada radius 3-5 km dari pelabuhan laut kategori besar

(padat)

c. Daerah interes tidak berada pada radius 1-3 km dari pelabuhan laut kategori kecil

dan menengah

d. Daerah interes tidak berada pada radius ≤ 30 km dari fasilitas militer kategori besar,

serta tidak berada pada radius ≤ 10-20 km dari fasilitas militer kategori kecil hingga

menengah.

e. Daerah interes tidak berada pada radius 3-5 km dari kilang minyak dan gas (BBM),

industri petrokimia, industri pembangkit listrik (PLTU, PLTA, PLTG, dll.)

f. Daerah interes tidak berada pada radius 1 km dari pertambangan aktif yang

dikelola perusahaan (KP)

Page 4: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 52

g. Daerah interes tidak berada pada radius 0,5 km dari pertambangan aktif rakyat

(inkonvensional)

3.2 SDV untuk Sumber Bergerak (Mobile Source)

Beberapa kegiatan yang termasuk kategori “sumber bergerak”, yaitu fasilitas jalan

darat (tol/arteri), jalan kereta api, jaringan pipa gas dan minyak, koridor penerbangan, jalur

pelayaran, dan SDV untuk sumber-sumber tersebut adalah sebagai berikut:

a. Daerah interes tidak berada pada radius ≤ 0,5 – 1 km dari jalan raya (tol/ arteri), dan

dari jalan kereta api.

b. Daerah interes tidak berada pada radius ≤ 4 km dari jalur utama penerbangan

utama

c. Daerah interes tidak berada pada radius ≤ 3-5 km dari jalur pelayaran utama

d. Daerah interes tidak berada pada radius ≤ 1 km dari jaringan pipa gas dan minyak

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Beberapa kegiatan manusia yang berpotensi menginisiasi dan mengancam terjadinya

kecelakaan pada instalasi PLTN dijelaskan dalam beberapa dokumen IAEA, yaitu IAEA

Safety Requirements NS-R-3 (2003), Safety Guides NS-G-3.1 (2002), Safety Guides 50–SG-S5

(1981), Safety Guides NS-GS-1.2 (2001), Safety Guides 50-SG-S9 (1984) dan Perka BAPETEN

No. 6 (2008)[1,2,4,5,6,7]. Dokumen tersebut juga merinci jenis-jenis kegiatan yang berasal dari

“sumber tidak bergerak” dan “bergerak”yang dapat mengawali kejadian kecelakaan dan

ancaman terhadap fungsi keselamatan PLTN, seperti kilang minyak dan gas, industri kimia

dan petrokimia, depo/distribusi dan penyimpanan/ penampungan bahan bakar minyak/gas,

kegiatan penambangan atau penggalian, fasilitas militer (tetap ataupun sementara).

Pengumpulan data sekunder dan konfirmasi di lapangan menunjukkan bahwa di

lokasi penelitian ditemukan beberapa kegiatan yang berasal dari “sumber tidak bergerak”,

seperti kegiatan penambangan, industri pengolahan bahan tambang, industri minyak dan

gas, industri logam, keberadaan bandara/pelabuhan udara dan jalurnya, dan pelabuhan laut

dan jalur pelayarannya, kegiatan fasilitas militer (kecil). Selanjutnya dilakukan penapisan

jarak aman (SDV) terhadap masing-masing jenis kegiatan yang ditemukan di Pulau Bangka

tersebut.

4.1 Kegiatan Pertambangan

Kegiatan pertambangan di lokasi penelitian didominasi oleh pertambangan bijih

timah (Sn) yang merupakan sumberdaya alam paling bernilai dan memberikan kontribusi

cukup besar dalam pembangunan nasional. Luas area Kuasa Pertambangan (KP) PT Timah

Tbk di daratan Pulau Bangka mencapai 360.000 ha (± 35% dari luas daratan Pulau Bangka) [8].

Di luar area kuasa pertambangan PT Timah Tbk dan kontrak karya (KK) PT Koba Tin,

kegiatan penambangan juga diusahakan oleh pengusaha tambang inkonvensional dan

masyarakat secara tradisional. Daerah potensial bahan tambang timah di Bangka

ditunjukkan pada Gambar 2.

Page 5: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 53

Gambar 2. Daerah Wilayah Tambang Timah Di Pulau Bangka

Selain bahan tambang timah, terdapat pula bahan tambang golongan C, dan beberapa

lokasi potensi bahan tambang golongan C pada Tabel 1. Sejauh ini kegiatan penambagan

jenis ini tidak memberikan pengaruh signifikan mengingat bahan dan peralatan yang

digunakan tidak menimbulkan bahaya yang berarti.

Kegiatan pertambangan berpotensi membahayakan karena umumnya digunakan

bahan peledak dalam mengeksploitasi dan dapat menghasilkan gelombang tekanan,

proyektil dan shock tanah. Kegiatan tersebut juga melakukan penggalian sehingga

kemungkinan mengalami keruntuhan tanah dan kelongsoran tanah sangat tinggi.

Berdasarkan hal itu, maka informasi tentang lokasi, jumlah maksimum bahan peledak yang

dapat disimpan di setiap lokasi, serta karakteristik geologi dan geofisika dari bawah

permukaan di daerah tersebut juga harus diperoleh untuk memastikan bahwa instalasi

PLTN aman dari keruntuhan tanah atau tanah longsor yang disebabkan oleh kegiatan

tersebut[2,4].

Tabel 1. Lokasi Potensi Bahan Galian Golongan C di Babel[9]

No Jenis Bahan Galian Lokasi (Kecamatan)

1. Batu Gamping Kuarsa Belinyu, Sungailiat, Jebus, Pangkalan Baru, Kelapa, Pangkal

Balam, Toboali

2. Batu Pasir Gampingan Jebus, Tanjung Pandan

3. Batu Pasir Karbonat,

Lempung dan Tuff

Belinyu, Koba, Toboali, Jebus

4. Batu Pasir Karbonat, Timah,

Kasiterit, Lignit

Gantung, Membalong

5. Batu Pasir, Lempungan, Batu

lempung gampingan, Oksida

Jebus, Belinyu, Sungailiat, Muntok, Kelapa, Merawang,

Pangkalan Balam, Rangkui, Bukit Intan, Koba, Payung, Sungai

Selan, Toboali, Lepar Pongok, Taman Sari

6. Batu pasir, Lempungan, Batu

lempung pasiran

Belinyu, Kelapa, Jebus, Sungailiat, Muntok, Merawang, Mendo

Barat, Pangkalan Baru, Taman Sari, Pangkal Balam, Rangkui,

Bukit Intan, Koba, Payung, sungai Selan, Toboali, Kelapa

Kampit, Tanjung Pandan, Membalong, Gantung, Dendang,

Manggar, Lepar Pongok

7 Batu pasir, Rijang, Tuff,

Kaolin, Kasiterit, Galena

Tanjung Pandan, Membalong, Dendang, gantung, Manggar,

Kelapa Kampit

8 Granit Belinyu, Kelapa, Jebus, Sungailiat, Muntok, Merawang, Mendo

Page 6: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 54

Barat, Pangkalan Baru, Taman Sari, Pangkal Balam, Rangkui,

Bukit Intan, Koba, Payung, Sungai Selan, Toboali, Kelapa

Kampit, Tanjung Pandan, Membalong, Gantung, Dendang,

Manggar, Lepar Pongok

9 Granit, Kuarsa, Kasiterit Lepar Pongok, gantung, Tanjung Pandan

10 Granit, Oksida besi, Batu

pasir kuarsa, Batu pasir

Manggar, Kelapa kampit, Gantung

11 Granit, Pasir kuarsa, Oksida

Besi

Mambalong, Dendang

12 Pasir kuarsa, Oksida besi Manggar

13 Timah, Batu pasir, Kuarsa,

Batu lempung

Dendang, Gantung, Kelapa Kampit, Manggar, Membalong,

Tanjung Pandan

4.2 Industri Logam, Bahan Kimia dan Pengolahan Bahan Tambang

Industri di Pulau Bangka didominasi oleh industri kimia, pabrik baja, mesin dan

elektronik (1187 buah) yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota, dan terbanyak di Bangka

Tengah (339 buah)[9]. Data industri, kawasan industri dan industri logam di Pulau Bangka

ditunjukkan pada Tabel 2, Gambar 3 dan Gambar 4.

Tabel 2. Kawasan Industri di Pulau Bangka[9]

No Industri Lokasi/ Kecamatan

1. Kawasan industri Jelitik Sungailiat

2. Kawasan Industri Perikanan Terpadu Teluk Kelabat Belinyu

3. Industri Batu Granit Riau Silip & Sungailiat

4. Industri CPO Bakam

5. Industri Karet Mendo Barat

6 Industri Pasir Kuarsa Belinyu & Sungailiat

7 Industri Kaolin Belinyu

8 Industri Pengolahan Lada Belinyu & Sungailiat

Gambar 3. Kawasan Industri di Pulau Bangka

Page 7: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 55

Gambar 4. Kawasan Industri Logam (smelter timah) di Pulau Bangka

Kegiatan industri berpotensi melepaskan sejumlah cairan berbahaya yang bersifat

eksplosif, mudah terbakar, korosif dan beracun. Bila terlepas dapat membahayakan

keberadaan instalasi di sekitarnya dan juga keselamatan manusia, mengingat potensi

pelepasan zat-zat yang mudah terbakar (gas dan uap) dan membentuk awan ledakan

tersebut, serta dapat masuk ke sistem ventilasi dan membakar atau meledak, menyebabkan

keadaan sesak nafas sehingga keberadaannya perlu diketahui dan dipertimbangkan[4].

4.3 Industri Minyak dan Gas

Lokasi industri minyak dan gas di sekitar lokasi kajian ditemukan di pantai Timur

Pulau Sumatera. Lokasi kawasan industri minyak dan gas tersebut ditunjukkan pada

Gambar 5. Potensi bahaya yang mungkin terjadi dengan adanya kilang minyak, depo

penyimpanannya adalah terjadinya ledakan, kebakaran, limpahan/bocoran minyak/gas

yang mudah terbakar, dan sebagainya. Wilayah yang dinyatakan sebagai jarak aman

(screning distance value/SDV) dari instalasi tersebut menurut IAEA adalah 5 km.

Gambar 5. Lokasi Industri Minyak dan Gas di Sekitar Pulau Bangka[6]

Page 8: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 56

4.4 Pelabuhan Laut dan Zona Pelayarannya

Di Pulau Bangka terdapat dua jenis pelabuhan laut, yaitu pelabuhan khusus (Pusmet)

dan pelabuhan umum, yaitu pelabuhan feri Belinyu di Kabupaten Bangka, Pelabuhan

Muntok di Kabupaten Bangka Barat, Pelabuhan Kayu Arang, Sadai (Toboali), Pelabuhan

Sungai Selan di Kabupaten Bangka Tengah, Pelabuhan Sungai Liat dan Pelabuhan Pangkal

Balam di Kota Pangkal Pinang. Lokasi pelabuhan di Pulau Bangka dan zona pelayarannya

ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Lokasi Pelabuhan Laut di Pulau Bangka dan Zona Pelayarannya[6]

Secara geografis, Pulau Bangka dikelilingi oleh laut dan selat sehingga didominasi

oleh perikanan laut. Selain perikanan laut, daerah ini juga mempunyai potensi untuk

perikanan air tawar dan air payau, sehingga terdapat beberapa tempat pelabuhan

pelelangan ikan (Gambar 7)[6].

Gambar 7. Pelabuhan Pelelangan Ikan di Pulau Bangka

4.5 Pelabuhan Udara/Bandara dan Jalur Penerbangan

Selain transportasi darat dan laut, di Pulau Bangka terdapat jalur alternatif yaitu

transportasi udara. Bandara nasional yang ada di Pulau Bangka, yaitu bandara Depati

Amir[6], lokasi bandara tersebut ditunjukkan pada Gambar 8. Jalur penerbangan dari dan ke

Page 9: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 57

bandara tersebut dilalui oleh beberapa maskapai penerbangan, seperti Sriwijaya Air, Batavia

Air, Lion Air, Adam Air Kartika Air dan Riau Air Lines.

Gambar 8. Lokasi Pelabuhan Udara/Bandara di Pulau Bangka[6]

Potensi kejadian kecelakaan pesawat dapat mempengaruhi instalasi sehingga

keberadaannya harus dipertimbangkan, khususnya dalam tahap awal proses evaluasi tapak,

serta harus dinilai selama seumur instalasi tersebut[4]. Beberapa potensi kemungkinan

terjadinya kecelakaan pesawat dari satu atau lebih kejadian, adalah sebagai berikut: kejadian

kecelakaan di lokasi tapak yang berasal dari lalu lintas udara umum, dan untuk

mengevaluasinya, tapak dianggap sebagai saluran atau area melingkar 0,1-1 km2 dan daerah

sebagai daerah melingkar radius 100-200 km, kejadian kecelakaan di lokasi sebagai akibat

dari lepas landas atau pendaratan operasi di bandara terdekat, kejadian kecelakaan di lokasi

koridor lalu lintas udara untuk sipil dan zona penerbangan militer[4].

4.6 Fasilitas Jalan Darat

Fasilitas jalan darat di Pulau Bangka terdiri dari jalan provinsi dan jalan kabupaten,

jalan kecamatan dan desa. Hasil konfirmasi di lapangan ditemukan infrastruktur jalan di

Pulau Bangka seperti ditunjukkan pada Gambar 9, sedangkan jarak antar masing-masing

lokasi ditunjukkan pada Gambar 10.

Gambar 9. Jalan Provinsi dan Kabupaten di Pulau Bangka[6]

Page 10: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 58

Fasilitas jalan darat di Pulau Bangka terdiri dari 16,62 % negara dengan kondisi 61,98 %

keadaannya bagus, dan 8,90 % nya dalam keadaan rusak, sedangkan 16,26 % dari jalan

yang ada di Pulau Bangka merupakan jalan provinsi, dan 67,12 % merupakan jalan

kabupaten.

Gambar 10. Jarak jalan di Pulau Bangka

4.7 Fasilitas Milliter

Hasil konfirmasi di lapangan, tidak ditemukan fasilitas militer besar di Pulau Bangka,

kecuali markas komando resimen di Pangkalpinang[8] (Gambar 11). Umumnya pada

instalasi militer disimpan sejumlah bahan-bahan berbahaya, namun walaupun bahan

tersebut telah ditangani dan disimpan serta digunakan hanya mungkin terkait dengan

kegiatan praktek di lapangan tembak, atau terkait sistem lalu lintas, termasuk pelatihan

daerah, keberadaannya sebagai sumber potensial harus dipertimbangkan[4].

Gambar 11. Lokasi Markas Komando Resimen di Pulau Bangka[10]

4.7 Penapisan Awal

Data yang telah dikumpulkan dibuat zonasi (buffering) berdasarkan kriteria awal yang

telah ditentukan, hasil zonasi dan analisis menunjukkan bahwa:

a. Lokasi pertambangan di Pulau Bangka (Gambar 2) yang dikelola oleh perusahaan (KP)

maupun rakyat baik blok timah darat maupun laut tersebar di pantai barat Pulau

Page 11: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 59

Bangka dari arah utara hingga ke selatan dan berada di daerah interes awal. Di lokasi-

lokasi Desa Air Limau dan Air Putih Kec. Muntok Bangka Barat, Desa Labuh Air

Pandan, Kota Kapur dan Desa Penagan, Kec. Mendo Barat, Kab. Bangka, Desa

Tanjungpura, dan Desa Sungai Selan, Kec. Sungai Selan Kab. Bangka Tengah, Desa

Sebagin dan Desa Gudang, Kec. Simpang Rimba Bangka Selatan tidak terdapat KP dan

tambang rakyat. Seperti diketahui umumnya pertambangan yang dikelola rakyat tidak

menggunakan bahan-bahan berbahaya, sehingga potensi bahaya ledakan dan kebakaran

akibat kegiatan pertambangan relatif rendah.

b. Pertambangan bahan galian C di Pulau Bangka tidak memberikan potensi bahaya

terhadap beberapa daerah di pantai barat Pulau Bangka, ini berarti lokasi pantai barat

Pulau Bangka relatif cukup aman dari potensi bahaya yang ditimbulkan oleh kegiatan

tersebut.

c. Beberapa kawasan industri di Pulau Bangka (Gambar 3) berada pada radius lebih dari 5

km dari lokasi penelitian, sehingga lokasi di sepanjang pantai barat Pulau Bangka relatif

cukup aman sebagai tapak interes.

d. Sebagian besar industri logam (smelter) di Pulau Bangka (Gambar 4) berada pada radius

lebih dari 5 km dari pantai barat Pulau Bangka, sehingga lokasi tersebut relatif aman

sebagai daerah interes, kecuali industri smelter di Desa Sungai Baru Kecamatan Muntok.

e. Industri minyak dan gas (Gambar 5) tidak berada di Pulau Bangka, dan hasil konfirmasi

di lapangan industri tersebut berada di Pulau Sumatera (Palembang) yang lokasinya

cukup jauh, yaitu pada radius lebih dari 5 km. Hal ini membuktikan bahwa di sepanjang

pantai barat Pulau Bangka relatif aman sebagai daerah interes.

f. Pelabuhan laut yang ada di Pulau Bangka (Gambar 6), baik yang bersifat umum

maupun khusus berada pada radius lebih dari 5 km dari lokasi kajian, kecuali

pelabuhan kecil TPI dan PPI (pelelangan ikan) di Desa Tanjung Kec. Muntok Kab

Bangka Barat dan pelabuhan TPI di Desa Sungai Selan, Kec. Sungai Selan Kab. Bangka

Tengah. Hal ini menunjukkan keberadaan beberapa pelabuhan di Pulau Bangka tidak

berpotensi membahayakan dan lokasi sepanjang pantai barat Pulau Bangka relatif aman

sebagai tapak interes. Selain itu, pantai barat Pulau Bangka juga aman dari jalur

pelayaran, karena jalur pelayaran berada jauh dari daerah interes awal (lebih besar dari

SDV).

g. Pelabuhan udara di Pulau Bangka (Gambar 8) berada pada radius lebih dari 16 km dari

lokasi kajian, sehingga seluruh daerah interes awal tersebut cukup aman untuk tapak

PLTN karena jauh dari potensi bahaya yang ditimbulkan oleh kegiatan bandara. Selain

itu, pantai barat Pulau Bangka juga aman dari jalur penerbangan, namun masih perlu

dikonfirmasi lebih lanjut jalur penerbangan Palembang-Pangkal Pinang dan Pangkal

Pinang-Jakarta.

h. Fasilitas jalan darat di Pulau Bangka (Gambar 9) berada pada radius lebih dari 0,5 (jalan

negara) dan lebih dari 1 km (jalan provinsi) dari daerah lokasi penelitian, sehingga

lokasi tersebut relatif aman sebagai tapak interes. Akses jalan yang ada di lokasi

penelitian adalah jalan kecamatan di Kecamatan Muntok, Bangka Barat dan Kecamatan

Sebagin, Bangka Selatan.

i. Fasilitas militer di Pulau Bangka (Gambar 11) berada di Pangkalpinang yang letaknya

cukup jauh (lebih dari 30 km) dari lokasi kajian, sehingga lokasi tersebut cukup aman

sebagai tapak interes.

5. KESIMPULAN Di Pulau Bangka terdapat beberapa kegiatan yang termasuk dalam kategori dapat

mengganggu keselamatan PLTN, seperti: kegiatan pertambangan timah dan bahan galian C,

Page 12: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 60

baik pertambangan yang diusahakan oleh pemerintah (KP) maupun masyarakat, industri

logam, bahan kimia dan pengolahan bahan tambang, kegiatan pelabuhan udara dan zona

penerbangannya, kegiatan pelabuhan laut beserta zona pelayarannya, serta kegiatan militer.

Namun demikian dari hasil penapisan awal dapat dinyatakan bahwa kegiatan-kegiatan

tersebut tidak berada pada radius yang berpotensi mengganggu keselamatan PLTN.

Daerah pantai barat Pulau Bangka yang dapat dinyatakan sebagai daerah interes dan

terbebas dari sumber bahaya aspek human induced events adalah Desa Air Limau dan air

Putih, Kec. Muntok, Bangka Barat, Desa Labuh Air Pandan, Kota kapur dan desa Penagan

Kec. Mendo Barat, Bangka, Desa Sungai Selan Kec. Sungai Selan, Bangka Tengah, serta Desa

Sebagin dan Desa Gudang Kec. Simpang Rimba, Bangka Selatan. Namun demikian, di

beberapa lokasi masih harus diselidiki mengenai aktivitas pertambangannya, mengingat

sudah banyak lokasi penambangan yang ditutup.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Kepala

Distamben Provinsi Babel dan Ka.Dinas Distamben Bangka Barat dan Selatan, Ka. BPS

Provinsi Babel, Ka.PU Provinsi Babel, dan beberapa staf Distamben Provinsi yang telah

membantu membantu kami dalam pengumpulan data sekunder dan menemani kami

melakukan konfirmasi di lapangan. Semoga amal baiknya diterima di sisi Allah SWT. Amin.

DAFTAR PUSTAKA [1]. BAPETEN. Perka BAPETEN, No. 6 Tahun 2008, “Evaluasi Tapak Reaktor Daya untuk Aspek

Kejadian Eksternal Akibat Manusia”. Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Jakarta.2008.

[2]. IAEA. “External Human Induced Events in Site Evaluation for Nuclear Power Plants”, Safety

Guides No NS-G-3.1, International Atomic Energy Agency, Vienna, Austria. 2002.

[3]. BAPETEN. “Keselamatan Reaktor Riset Baru dan yang ada dalam kaitan dengan peristiwa

eksternal”. Terjemahan dokumen IAEA Safety Report Series No. 41: Safety of New and

Existing of Research Reactor in Relation with External Events, Badan Pengawas Tenaga

Nuklir, Jakarta. 2005.

[4]. IAEA. “Site Evaluation for Nuclear Installations”. Safety Standards Series No. NS-R-3

International Atomic Energy Agency. Vienna, Austria. 2003.

[5]. IAEA.”External Man-Induced Events in Relation to Nuclear Power Plants”, Safety Guides

No 50-SG-S5, International Atomic Energy Agency, Vienna, Austria. 1981.

[6]. IAEA.”Safety Assessment and Verification for Nuclear Power Plants”, Safety Guides No NS-

G-1.2. International Atomic Energy Agency, Vienna, Austria.2001.

[7]. IAEA.”External Man Induced Events in Relation to Nuclear Power Plants”, Safety Guides No

50-SG-S9. International Atomic Energy Agency, Vienna, Austria. 1984.

[8].___________, Laporan Kegiatan Pra-Survei Tapak PLTN di Babel. PPEN, BATAN

Jakarta. 2010.

[9].___________, Investasi Bidang Industri, Pemerintah Kabupaten Bangka, 2011,

http://www.bangka.go.id/content.php?id_content=sejarah, Diakses: Maret 2011.

[10]. _________, TNI AD Siap Bermarkas di Kepulauan Bangka Belitung. 28 September 2007.

http://alutsista. blogspot.com/2007/09/tni-ad-siap-bermarkas-di-kepulauan.html, diakses

Mei 2011.

Page 13: IDENTIFIKASI SUMBER UNTUK ASPEK KEJADIAN AKIBAT …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-049.pdf · Metode yang digunakan adalah kajian pustaka ... Berdasarkan hal

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Badan Tenaga Nuklir Nasional

ISSN 1979-1208 61

DISKUSI 1. Pertanyaan dari Sdr. Fera Wahyuningsih (Dinas Pertambangan dan Energi Prov.

Kep. Babel)

Jenis kegiatan manusia yang ada di sekitar tapak PLTN yang paling berpotensi

membahayakan PLTN dan harus dihindari ?

Jawaban :

IAEA Safety Standard No. NS-G-3.1 (2002) menyatakan bahwa kegiatan apapun yang

berpotensi melepaskan fluida berbahaya dan beracun, yang berpotensi menimbulkan

ledakan, serta bahan berbahaya dan beracun dapat membahayakan fasilitas PLTN.