identifikasi senyawa bioaktif dan uji...

12
IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI ANTIOKSIDAN PERASAN BUAH LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) UNTUK TERAPI MENCIT BALB/C DIABETES HASIL INDUKSI STREPTOZOTOCIN L.H. Mukminin, B. Lukiati, dan Nugrahaningsih Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang Email: [email protected] ABSTRAK: Penelitian bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif, total fenol, aktivitas antioksidan, dan potensi perasan buah labu siam sebagai alternatif terapi diabetes pada mencit hasil induksi multiple low doze streptozotocin. Penelitian deskriptif untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dengan pereaksi warna dan kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa perasan buah labu siam mengandung senyawa flavonoid jenis rutin dengan nilai Rf 0,25 dan polifenol jenis peonidin dengan nilai Rf 0,63, sedangkan uji alkaloid menunjukkan reaksi negatif. Perasan buah labu siam mengandung kadar total fenol mencapai 154,4 μg asam galat/g dan memiliki aktivitas antioksidan tinggi dengan nilai IC 50 sebesar 34,35567 μg/mL. Penelitian eksperimental dilakukan menggunakan RAL dengan perlakuan (5x4) dan dianalisis dengan ANAKOVA. Hasil perhitungan rerata kadar glukosa darah menunjukkan bahwa perasan buah labu siam dengan dosis 121, 242, 363, dan 484 mg/20 gBB, dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan penurunan paling besar pada pemberian perasan dosis 242 mg/ 20 gBB, sedangkan analisis secara statistik menunjukkan tidak berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah mencit. Penelitian dengan hewan model diabetes, sebaiknya dilakukan pengukuran kadar glukosa darah sebelum aklimatisasi dan menggunakan metode stratified doze streptozotocin (SD-STZ) untuk memperoleh hewan model diabetes dengan kondisi hiperglikemia yang lebih stabil. Kata kunci: perasan buah labu siam, senyawa bioaktif, antioksidan, streptozotocin, diabetes mellitus, mencit (Mus musculus). ABSTRACT: The aim of this research to determining the content of bioactive compound, phenolic total, antioxidant activity, and potency of chayote fruit juice as a diabetic therapy for diabetic mice Balb/c induced by Multiple Low Doze Streptozotocin (MLD-STZ).Descriptive research for bioactive compound identification shows that chayote fruit juice contains flavonoid compound, rutin with Rf value 0,25 and polyphenol compound, peonidin with Rf value 0,63, however the alkaloid test shows negative which means that there is no alkaloid found in chayote fruit juice. Phenolic total in chayote fruit juice is 154,4 μg Galic Acid/g and IC 50 value is 34,35567 μg/mL which indicates that antioxidant activity of chayote fruit juice is high. Experimental research used completely randomized design (5x4) and analyzed by ANAKOVA. Measurement of blood glucose level shows that chayote fruit juice with dose 121, 242, 363, and 484 mg/20 gram of body weight can decrease blood glucose level. Chayote fruit juice with dose 242 mg/20 gram of body weight shows highest decreasing blood glucose level. However, statistically chayote fruit juice does not decrease blood glucose level of type 1 diabetic mice significantly. This study uses diabetic mice model, measurement of blood glucose level before acclimatization is important to determine first physiological condition in each diabetic mice model and

Upload: hakhuong

Post on 07-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI ANTIOKSIDAN

PERASAN BUAH LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) UNTUK

TERAPI MENCIT BALB/C DIABETES HASIL INDUKSI

STREPTOZOTOCIN

L.H. Mukminin, B. Lukiati, dan Nugrahaningsih Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Malang

Email: [email protected]

ABSTRAK: Penelitian bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa

bioaktif, total fenol, aktivitas antioksidan, dan potensi perasan buah labu siam

sebagai alternatif terapi diabetes pada mencit hasil induksi multiple low doze

streptozotocin. Penelitian deskriptif untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif

dengan pereaksi warna dan kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa perasan

buah labu siam mengandung senyawa flavonoid jenis rutin dengan nilai Rf 0,25

dan polifenol jenis peonidin dengan nilai Rf 0,63, sedangkan uji alkaloid

menunjukkan reaksi negatif. Perasan buah labu siam mengandung kadar total

fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas antioksidan tinggi

dengan nilai IC50 sebesar 34,35567 µg/mL. Penelitian eksperimental dilakukan

menggunakan RAL dengan perlakuan (5x4) dan dianalisis dengan ANAKOVA.

Hasil perhitungan rerata kadar glukosa darah menunjukkan bahwa perasan buah

labu siam dengan dosis 121, 242, 363, dan 484 mg/20 gBB, dapat menurunkan

kadar glukosa darah dengan penurunan paling besar pada pemberian perasan

dosis 242 mg/ 20 gBB, sedangkan analisis secara statistik menunjukkan tidak

berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah mencit. Penelitian dengan hewan

model diabetes, sebaiknya dilakukan pengukuran kadar glukosa darah sebelum

aklimatisasi dan menggunakan metode stratified doze streptozotocin (SD-STZ)

untuk memperoleh hewan model diabetes dengan kondisi hiperglikemia yang

lebih stabil.

Kata kunci: perasan buah labu siam, senyawa bioaktif, antioksidan,

streptozotocin, diabetes mellitus, mencit (Mus musculus).

ABSTRACT: The aim of this research to determining the content of bioactive

compound, phenolic total, antioxidant activity, and potency of chayote fruit juice

as a diabetic therapy for diabetic mice Balb/c induced by Multiple Low Doze

Streptozotocin (MLD-STZ).Descriptive research for bioactive compound

identification shows that chayote fruit juice contains flavonoid compound, rutin

with Rf value 0,25 and polyphenol compound, peonidin with Rf value 0,63,

however the alkaloid test shows negative which means that there is no alkaloid

found in chayote fruit juice. Phenolic total in chayote fruit juice is 154,4 µg

Galic Acid/g and IC50 value is 34,35567 µg/mL which indicates that antioxidant

activity of chayote fruit juice is high. Experimental research used completely

randomized design (5x4) and analyzed by ANAKOVA. Measurement of blood

glucose level shows that chayote fruit juice with dose 121, 242, 363, and 484

mg/20 gram of body weight can decrease blood glucose level. Chayote fruit juice

with dose 242 mg/20 gram of body weight shows highest decreasing blood

glucose level. However, statistically chayote fruit juice does not decrease blood

glucose level of type 1 diabetic mice significantly. This study uses diabetic mice

model, measurement of blood glucose level before acclimatization is important

to determine first physiological condition in each diabetic mice model and

Page 2: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

Stratified Doze Streptozotocin (SD-STZ) method is used to get diabetic mice

model with much more stable hyperglycemic condition.

Keywords: chayote fruit juice, bioactive compound, antioxidant, diabetes

mellitus, streptozotocin, mice (Mus musculus).

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit fisiologis dengan

karakteristik gangguan pada metabolisme glukosa akibat penurunan sekresi

insulin, kerja insulin, atau keduanya. Gangguan tersebut menyebabkan

peningkatan kadar glukosa dalam darah (ADA, 2015). DM menjadi salah satu

masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia. Wild, et al (2004) menyatakan

bahwa jumlah penderita DM di Indonesia menempati urutan keempat terbanyak di

dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. Jumlah ini akan meningkat

diperkirakan pada tahun 2030 jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 21,3

juta orang.

Diabetes mellitus umumnya dibedakan menjadi dua tipe, tipe 1 dan tipe 2

(ADA, 2015). DM tipe 2 merupakan DM yang menyebabkan penderita resisten

terhadap hormon insulin. DM tipe 2 dapat diobati dengan memperbaiki pola

makan, pengobatan oral, dan injeksi insulin jika diperlukan. DM tipe 1 diderita

oleh 5—10% dari seluruh penderita diabetes dan mayoritas penderitanya anak-

anak dan remaja. DM tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel β-pankreas sehingga

pankreas hanya sendikit atau tidak memproduksi insulin (ADA, 2015). Terapi

untuk DM tipe 1 selama ini hanya dilakukan dengan injeksi insulin. Injeksi insulin

menyebabkan ketergantungan karena injeksi insulin tidak dapat memperbaiki

kerusakan sel β-pankreas. Penderita juga berisiko lebih tinggi mengalami

hipoglikemia akut, alergi, dan lipoatrophy (Bhatia dan Aggrawal, 2007).

Labu siam merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai

agen antidiabetik alternatif pengganti terapi insulin. Lukiati, et al. (2014)

menjelaskan bahwa ekstrak etanol buah labu siam dapat menurunkan kadar

glukosa darah tikus DM hasil induksi MLD-STZ. Maity et al. (2013) juga

menyatakan bahwa ekstrak etanol buah labu siam dapat menurunkan kadar

glukosa darah, kadar total kolesterol, trigliserol, Low-Density Lipoprotein

Cholesterol (LDL-C), dan Very Low Density Lipoprotein (VLDL-C) mencit yang

diinduksi aloksan. Ekstrak buah labu siam menurut Tiwari, et al (dalam Ragasa et

al. 2014) juga dapat menurunkan stress oksidatif, memperbaiki hiperglikemia, dan

mencegah komplikasi hiperglikemia pada tikus Wistar DM hasil induksi aloksan.

Aini et al. (2014) menyatakan bahwa ekstrak etanol buah labu siam

mengandung senyawa aktif golongan flavonoid, alkaloid, dan polifenol. Senyawa

aktif tersebut terbukti menunjukkan aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan

pada buah labu siam berpotensi untuk terapi penyakit DM yang disebabkan oleh

rusaknya sel β-pankreas. Ekstrak etanol buah labu siam mengandung senyawa

flavonoid, alkaloida, dan polifenol, namun dalam bentuk perasan labu siam belum

diteliti. Masyarakat umumnya memanfaatkan tanaman sebagai obat dalam bentuk

perasan.

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kandungan senyawa aktif, kadar total fenol, aktivitas antioksidan, dan

potensi perasan buah labu siam sebagai alternatif terapi penyakit DM tipe 1 pada

mencit Balb/c jantan yang diinduksi Multiple Low Dose Streptozotocin (MLD-

STZ). Potensi perasan buah labu siam sebagai antidiabetes dapat diketahui dengan

Page 3: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

menguji adanya pengaruh kandungan senyawa aktif dalam perasan buah labu siam

terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit diabetes.

METODE

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dan eksperimental. Identifikasi

senyawa aktif dengan skrining dan KLT termasuk penelitian deskriptif kualitatif

sedangkan uji kadar total fenol dan uji antioksidan termasuk penelitian deskriptif

kuantitatif. Pengujian adanya pengaruh perasan buah labu siam terhadap kadar

glukosa darah mencit galur Balb/c jantan DM hasil induksi STZ termasuk

penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental dilakukan dengan

menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari lima taraf

perlakuan dan setiap taraf perlakuan diulang sebanyak empat kali.

Persiapan Buah Labu Siam

Buah labu siam dibelah menjadi dua bagian, ditimbang seberat 100 gram,

diparut, diperas, disaring dan disentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 10

menit dilakukan dua kali. Supernatan diambil untuk diuji.

Skrining Fitokimia (Aini et al., 2014)

Uji Alkaloid

Perasan buah labu siam sebanyak 1 mL dimasukkan ke 3 tabung reaksi,

setiap tabung reaksi ditambahkan satu reagen. Reagen yang digunakan Mayer,

Wagner, dan Dragendorff. Hasil positif ditunjukkan jika terdapat endapan putih

terbentuk dengan penambahan reagen Mayer, endapan berwarna coklat terbentuk

dengan penambahan reagen Wagner dan endapan berwarna jingga terbentuk

dengan penambahan reagen Dragendorff.

Uji Flavonoid

Perasan buah labu siam sebanyak 5 mL dipanaskan selama lima menit di

dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan beberapa tetes HCl pekat,

selanjutnya ditambahkan bubuk Mg secukupnya. Hasil positif ditunjukkan dengan

timbulnya warna merah tua setelah didiamkan selama 3 menit.

Uji Polifenol

Perasan buah labu siam sebanyak 1 mL direaksikan dengan larutan FeCl3

1%, jika terjadi warna hijau, merah, ungu, biru tua, biru kehitaman atau hitam

kehijauan menunjukkan adanya senyawa fenol.

Kromatografi Lapis Tipis

Uji alkaloid perasan buah labu siam menggunakan eluen metanol:

kloroform: air = 12 : 8 : 12 (Jork, 1990). Uji flavonoid menggunakan etil asetat:

asam formiat: air = 85 : 10 : 15 (Jork, 1990). Uji tanin menggunakan asam asetat

glasial : akuades : asam klorida = 30 : 10 : 3 (Harborne, 2006). Hasil KLT

discanning pada panjang gelombang 365 nm.

Kadar Total Fenol

Kandungan total fenolik perasan buah labu siam (Sechium edule (Jacq)

Sw.) ditentukan menggunakan metode Folin Ciocalteu yang dimodifikasi

(Vermerris dan Nicholson, 2006). Perasan buah labu siam 0,1 mL dimasukkan

dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0,1 mL reagen Folin Ciocalteu 50%.

Campuran tersebut divortex, lalu ditambahkan 2 mL larutan natrium karbonat 2%.

Campuran diinkubasi dalam ruang gelap maksimum selama 60 menit.

Absorbansinya dibaca pada panjang gelombang 750 nm dengan spektrofotometer

Page 4: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

UV-Vis. Perhitungan total fenol menggunakan persamaan garis dari kurva standar

asam galat dengan konsentrasi 0, 20, 40, 60, 80, dan 100 mg/L.

Penentuan Aktivitas Antioksidan

1,1 Diphenyl-2-picrylhidrazyl (DPPH) digunakan sebagai radikal bebas

untuk menguji aktivitas antioksidan perasan buah labu siam. Konsentrasi perasan

buah labu siam yang digunakan 100, 150, 200, 250, dan 300 mg/L. Perasan

diambil sebanyak 2 mL dan ditambahkan 2 mL DPPH. Campuran larutan

diinkubasi selama 30 menit dalam keadaan gelap, kemudian diukur absorbansinya

dengan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 517 nm.

Berdasarkan nilai absorbansi kemudian dihitung persentase peredaman dengan

rumus berikut (Joyeux, 1995).

Persiapan STZ

Dosis Multiple Low Dose Streptozotocin (MLD-STZ) yang digunakan

dalam penelitian Dewi et al. (2013) yaitu 20 mg/kg BB. Penelitian ini dilakukan

dengan menyuntikkan MLD-STZ selama sepuluh hari berturut-turut untuk

membuat mencit mengalami DM tipe 1.

Perlakuan Hewan Uji

Sebanyak 20 ekor mencit (Mus musculus) jantan galur Balb/c dalam

keadaan sehat, berat 20±2 gram, umur 8—10 minggu, diadaptasi selama satu

minggu. Hewan uji diberi makan dan minum secara rutin dan ad libitum. Hewan

uji dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok untuk 4 ulangan yaitu:

P1: kontrol negatif = tanpa perlakuan STZ dan pemberian 0 mg/20 gBB perasan

labu siam (plasebo menggunakan akuades).

P2: Dosis 1= perlakuan STZ dan pemberian 121 mg/20 gBB perasan labu siam

P3: Dosis 2 = perlakuan STZ dan pemberian 242 mg/20 gBB perasan labu siam

P4: Dosis 3 = perlakuan STZ dan pemberian 363 mg/20 gBB perasan labu siam

P5: Dosis 4 = perlakuan STZ dan pemberian 484 mg/20 gBB perasan labu siam

Terapi perasan buah labu siam dilakukan secara sonde lambung. Kadar

glukosa darah mencit sebelum perlakuan pada hari kelima dan kesepuluh diukur

menggunakan glukometer. Mencit diberi perlakuan untuk tiap kelompok selama

14 hari setelah mencit mengalami DM (kadar glukosa darah puasanya ≥ 126

mg/dl). Glukosa darah mencit diukur kembali menggunakan glukometer pada hari

kelimabelas dari awal perlakuan pemberian perasan buah labu siam. Darah mencit

diambil dari vena ekor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Senyawa Bioaktif

Identifikasi dengan skrining fitokimia diperoleh hasil yang disajikan pada

Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa perasan buah labu siam berdasarkan hasil

skrining fitokimia mengandung flavonoid dan polifenol, sedangkan pada uji

alkaloid menunjukkan reaksi negatif. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil

penelitian Aini et al., (2014) dan Maity et al., (2013) yang menyebutkan bahwa

ekstrak etanol buah labu siam mengandung alkaloid. Purba (2001) menjelaskan

bahwa alkaloid mengandung nitrogen pada bagian sikliknya serta memiliki ikatan

Page 5: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

dengan gugus yang bervariasi dapat berupa gugus amina, amida, fenol, dan

metoksi sehingga alkaloid bersifat semipolar. Sifat semipolar dari alkaloid

menyebabkan senyawa ini lebih larut dalam pelarut yang bersifat semipolar.

Penelitian ini menggunakan perasan dan tidak ada proses ekstraksi dengan pelarut

tertentu, sehingga alkaloid yang terkandung dalam perasan buah labu siam dapat

tidak terdeteksi saat pengujian karena kelarutannya pada perasan rendah. Perasan

buah labu siam memiliki kandungan air yang tinggi mencapai 90% (Dalimartha,

2000). Kandungan air yang tinggi menyebabkan perasan cenderung memiliki

polaritas yang tinggi.

Tabel 1 Hasil Skrining Fitokimia Perasan Buah Labu Siam

No. Senyawa Reagen Hasil Keterangan

1. Alkaloid Mayer Tidak terdapat endapan putih Negatif

Wagner Tidak terdapat endapan cokelat Negatif

Dragendroff Tidak terdapat endapan jingga Negatif

2. Flavonoid Bubuk Mg

HCl pekat

Terjadi perubahan warna dari putih menjadi kuning

kemerahan

Positif

3. Polifenol FeCl3 1% Terjadi perubahan warna dari putih menjadi hijau Positif

Golongan senyawa flavonoid terdeteksi dalam perasan buah labu siam.

Markham (1988) menjelaskan bahwa flavonoid memiliki ikatan dengan gugus

gula sehingga bersifat polar. Senyawa yang bersifat polar mudah terlarut dalam

pelarut yang polaritasnya tinggi. Hasil positif golongan senyawa flavonoid

ditandai dengan adanya perubahan warna perasan buah labu siam dari putih

menjadi kuning kemerahan, setelah penambahan magnesium dan asam klorida

pekat. Perubahan warna menjadi warna merah disebabkan adanya reaksi antara

flavonoid dengan magnesium dan asam klorida pekat menghasilkan warna merah

(kompleks garam flavilium) pada golongan senyawa flavonol, flavonon,

flavononol, dan xanton (Robinson, 1995). Reaksi perubahan warna pada uji

flavonoid ditunjukkan pada Gambar 1.

Keberadaan senyawa polifenol pada perasan buah labu siam diuji

menggunakan reagen FeCl3 menunjukkan perubahan warna dari putih menjadi

hijau. Harborne (2006) menjelaskan bahwa senyawa tanin (senyawa fenolik)

bersifat lebih larut dalam air dan pelarut polar. Perubahan warna menjadi hijau,

merah, ungu, biru tua, biru kehitaman, atau hijau kehitaman menunjukkan

keberadaan golongan senyawa polifenol. Perubahan warna dari putih menjadi

hijau pada perasan buah labu siam disebabkan oleh gugus hidroksil pada polifenol

yang bereaksi dengan reagen FeCl3.

Gambar 1 Reaksi yang Terjadi Ketika Penambahan Reagen Asam Klorida pada Uji

Flavonoid (Achmad dalam Marliana et al., 2005).

Page 6: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

Identifikasi senyawa bioaktif kemudian dilanjutkan dengan KLT untuk

mempertegas hasil skrining fitokimia. Data KLT perasan buah labu siam disajikan

pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa perasan buah labu siam berdasarkan

hasil uji kromatografi lapis tipis yang dilanjutkan dengan scanning diketahui

bahwa perasan buah labu siam mengandung flavonoid dan polifenol. Hasil

pembacaan elusi KLT untuk senyawa flavonoid dengan scanner diperoleh nilai Rf

0,25. Senyawa flavonoid yang memiliki rentangan nilai Rf antara 0,25—0,30

tergolong senyawa rutin (Jork et al., 1990). Hasil uji polifenol perasan buah labu

siam diperoleh nilai Rf 0,63. Harborne (2006) menyebutkan bahwa nilai Rf 0,63

termasuk golongan senyawa polifenol, yaitu peonidin. Uji alkaloid menunjukkan

hasil negatif karena senyawa yang terdeteksi memiliki nilai Rf yang tidak

termasuk dalam rentangan nilai Rf senyawa alkaloid. Senyawa alkaloid memiliki

rentangan nilai Rf 0,20—0,25 (Morfin); 0,35—0,40 (6-monoacetylmorphine);

0,50—0,55 (Heroin) (Jork et al., 1990).

Tabel 2 Hasil KLT Perasan Buah Labu siam (Sechium edule (Jacq) Sw.).

Golongan Senyawa Rf Keterangan

Alkaloid

0,17

1,11

1,42

1,50

Senyawa tidak teridentifikasi

Flavonoid 0,25 Teridentifikasi senyawa

flavonoid jenis rutin

Polifenol 0,63 Teridentifikasi senyawa

polifenol jenis peonidin

Identifikasi senyawa bioaktif secara kuantitatif dilakukan dengan

penentuan kadar total fenol menggunakan kurva standar asam galat yang disajikan

pada Gambar 2 dan rerata hasil pengukuran absorbansi sampel perasan buah labu

siam mencapai 0,79. Berdasarkan hasil perhitungan perasan buah labu siam

mengandung kadar total fenol sebesar 154,4 µgGAE/g. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa setiap gram perasan buah labu siam memiliki kadar total

fenol yang setara atau ekuivalen dengan 154,4 µg asam galat. Kadar total fenol

dapat diketahui setelah terjadi reaksi antara reagen Folin-Ciocalteu dengan

senyawa fenolik dari perasan buah labu siam. Reaksi tersebut akan menghasilkan

warna biru.

Gambar 2 Kurva Standar Larutan Asam Galat

y = 0,0059x + 0,0188

R² = 0,9946

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0 20 40 60 80 100 120 Nil

ai

Ab

sorb

an

si p

ad

a

75

0 n

m

Konsentrasi Larutan Standar Asam Galat (μg/ml)

Page 7: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

Warna biru dihasilkan dari reaksi antara gugus hidroksil senyawa fenolik

yang dapat mereduksi fosfomolibdat fosfotungstat dalam reagen Folin-Cioucalteu

membentuk molibdenum yang berwarna biru (Hardiana, Rudiyansyah, dan

Zaharah, 2012). Reaksi pembentukan warna biru ditunjukkan pada Gambar 3.

Reaksi tersebut hanya terjadi pada kondisi basa. Nely (2007) menjelaskan bahwa

penambahan natrium karbonat pada uji senyawa fenolik bertujuan untuk

membentuk suasana basa agar terjadi reaksi reduksi Folin-Ciocalteu oleh gugus

hidroksil dari senyawa fenolik dalam sampel. Warna biru yang teramati

berbanding lurus dengan konsentrasi senyawa fenolik yang terdapat dalam bahan

uji, sehingga semakin besar konsentrasi senyawa fenolik dalam bahan uji semakin

pekat pula warna biru yang dihasilkan.

Gambar 3 Reaksi yang Terjadi antara Reagen Folin-Ciocalteu dengan Senyawa Fenolik

(Hardiana, Rudiyansyah, dan Zaharah, 2012).

Penentuan Aktivitas Antioksidan

Hasil analisis penentuan aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa nilai

IC50 dari perasan buah labu siam sebesar 34,35567 µg/mL, sehingga aktivitas

antioksidan perasan buah labu siam termasuk kategori antioksidan sangat kuat.

Supiyanti et al. (2010) menjelaskan bahwa suatu bahan uji dikatakan memiliki

aktivitas antioksidan yang sangat kuat jika mempunyai nilai IC50 kurang dari 50

μg/mL, kuat jika nilai IC50

bernilai 50—100 μg/mL, rendah jika IC50

bernilai

100—150 μg/mL, dan lemah jika IC50

bernilai 151—200 μg/mL.

Aktivitas antioksidan perasan buah labu siam diperoleh dari hasil

pengukuran absorbansi larutan sampel, kemudian berdasarkan nilai absorbansi

diperoleh persentase peredaman radikal bebas DPPH oleh perasan buah labu siam.

Berdasarkan persentase peredaman dan konsentrasi perasan buah labu siam

diperoleh kurva standar yang disajikan pada Gambar 4 untuk menentukan nilai

IC50 perasan buah labu siam terhadap DPPH. Berdasarkan perhitungan nilai IC50

dari perasan buah labu siam sebesar 34,35567 µg/mL.

Aktivitas antioksidan yang tinggi dipengaruhi oleh kandungan senyawa

yang terdapat pada buah labu siam. Perasan buah labu siam mengandung kadar

total senyawa fenolik yang cukup tinggi mencapai 154,4 µg GAE/g. Aktivitas

antioksidan berbanding lurus dengan total fenol. Kandungan total fenol yang

semakin tinggi pada suatu bahan uji, semakin tinggi pula aktivitas antioksidannya

(Huang et al., 2005). Senyawa fenolik yang terdapat pada perasan buah labu siam

berupa flavonoid dan polifenol yang diketahui mampu berperan menangkap

radikal bebas atau berfungsi sebagai antioksidan alami (Lugasi et al., 2003).

Page 8: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

Gambar 4 Kurva Hubungan antara Konsentrasi Perasan Buah Labu Siam (µg/mL) dengan

Persentase Aktivitas Peredamannya terhadap DPPH.

Peredaman radikal bebas oleh antioksidan terjadi ketika antioksidan

mendonorkan atom hidrogennya sehingga elektron radikal bebas yang tidak

berpasangan menjadi berpasangan dan menjadi lebih stabil. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pereaksian antara perasan buah labu siam dan DPPH dapat

menurunkan intensitas warna ungu dari DPPH. Penurunan intensitas warna ungu

secara kualitatif membuktikan bahwa senyawa pada perasan buah labu siam

memiliki aktivitas antioksidan (Molyneux, 2004). Penurunan intensitas warna

ungu disebabkan senyawa pada perasan buah labu siam dapat mereduksi senyawa

radikal bebas Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) menjadi senyawa yang lebih stabil

(Diphenylpicrylhydrazine). Mekanisme reaksi antara DPPH dan antioksidan

ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Reaksi yang Terjadi antara Diphenylpicrylhydrazil (Radikal Bebas) dengan

Antioksidan Membentuk Diphenylpicrylhydrazine (Nonradikal) (Liang dan

Kitts, 2014).

Pengaruh Pemberian Perasan Buah Labu Siam terhadap Penurunan Kadar

Glukosa Darah Mencit Balb/c Model DM Hasil Induksi STZ Hasil pengukuran kadar glukosa darah sebelum dan setelah pemberian

berbagai dosis perasan buah labu siam diperoleh rerata kadar glukosa darah untuk

setiap perlakuan yang disajikan pada Gambar 6. Berdasarkan hasil perhitungan

rerata kadar glukosa darah diketahui bahwa pemberian perasan buah labu siam

dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan dosis 121, 242, 363, dan 484

y = 0,0388x + 48,667

R² = 0,7677

52

54

56

58

60

62

64

0 100 200 300 400 %

per

ed

am

an

DP

PH

Konsentrasi Perasan Buah Labu Siam (µg/mL)

(Diphenylpicrylhydrazyl) (Diphenylpicrylhydrazyl)

Page 9: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

mg/20 gBB. Penurunan kadar glukosa darah paling besar terjadi pada pemberian

perasan buah labu siam dengan dosis 242 mg/20 gBB. Hasil analisis secara

statistik menunjukkan bahwa pemberian perasan buah labu siam tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan glukosa darah mencit model

DM tipe 1. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian Lukiati et al., (2014) yang

menyatakan bahwa ekstrak etanol buah labu siam dapat menurunkan kadar

glukosa darah secara signifikan.

Gambar 6 Hasil Perhitungan Rerata Kadar Glukosa Darah Mencit Balb/c Setelah Induksi

STZ dan Setelah Perlakuan Pemberian Perasan Buah Labu Siam. Tanda panah

hitam sebagai batas nilai kadar glukosa darah diabetes lebih dari sama dengan 126

mg/dl. Kontrol negatif (K-) tidak diinduksi STZ dan tidak diberi perlakuan perasan

(normal).

Perbedaan hasil penelitian disebabkan penggunaan penyari semipolar

seperti etanol memungkinkan diperoleh lebih banyak senyawa, baik yang bersifat

polar maupun semipolar. Perasan buah labu siam memiliki kandungan air yang

tinggi sekitar 90% (Dalimartha, 2000). Kandungan air yang tinggi tersebut

menyebabkan senyawa yang larut lebih sedikit daripada senyawa yang larut dalam

pelarut semipolar karena senyawa yang bersifat semipolar kelarutannya rendah

dalam air. Senyawa polar dan semipolar yang telarut dalam pelarut semipolar

dapat bersinergi sehingga meningkatkan aktivitas antioksidan alami. Grassmann

(2005) menyebutkan bahwa kombinasi antara senyawa antioksidan yang bersifat

polar, semipolar, dan nonpolar dapat memicu efek sinergis. Senyawa tersebut

dapat pula menjadi aktivator antioksidan endogen yang memiliki kemampuan

untuk melindungi dan meregenerasi sel. Antioksidan endogen yang terdapat

dalam tubuh antara lain enzim superoxide dismutase (SOD), katalase, dan

peroksidase (Mates, 1999). Hiperglikemia dapat menyebabkan penurunan

aktivitas antioksidan endogen karena akumulasi radikal bebas yang melampaui

batas (Akinola et al., 2010), sehingga adanya kombinasi antara antioksidan

endogen dan eksogen dapat meningkatkan aktivitasnya dalam meredam radikal

bebas.

Respon fisiologis dari setiap individu mencit yang berbeda ketika

diinduksi dengan STZ maupun ketika terapi pemberian perasan buah labu siam

sangat berpengaruh pada hasil penelitian ini. Kondisi fisiologis awal dari setiap

mencit pada penelitian ini diasumsikan sama dengan indikator bobot dan kondisi

Page 10: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

fisik yang hampir sama. Kondisi fisik tersebut ternyata berbeda dengan respon

fisiologis dari setiap individu mencit. Berdasarkan pengukuran kadar glukosa

darah setelah induksi STZ diketahui bahwa pada beberapa individu mencit ada

yang mengalami penurunan dan ada pula yang mengalami peningkatan kadar

glukosa darah. Hikmah et al. (2015) juga menyebutkan bahwa induksi STZ

dengan metode MLD-STZ kurang stabil dan masih dapat bersifat reversible,

sehingga kadar glukosa darah mencit dapat mengalami peningkatan kemudian

mengalami penurunan kembali tergantung dari kondisi fisiologis dari individu

mencit yang diinduksi STZ.

Hikmah et al. (2015) menjelaskan bahwa peningkatan kadar glukosa darah

yang disebabkan oleh metode MLD-STZ lebih tidak stabil dibandingkan dengan

metode Stratified Dose Streptozotocin (SD-STZ). SD-STZ menunjukkan kondisi

hiperglikemia yang lebih stabil karena dosis induksi yang diberikan lebih besar

dan diberikan bertingkat menuju ke dosis yang lebih kecil yaitu dari dosis 40

mg/KgBB, 35 mg/KgBB, 30 mg/KgBB, 25 mg/KgBB, hingga dosis 20

mg/KgBB. Pemberian dengan metode SD-STZ akan menyebabkan respon

adaptasi pada hewan uji sehingga kondisi hiperglikemia menjadi lebih stabil.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa.

1. Perasan buah labu siam (Sechium edule (Jacq) Sw.) terdeteksi mengandung

rutin yang termasuk senyawa flavonoid dan peonidin yang termasuk

senyawa polifenol, tetapi tidak terdeteksi senyawa alkaloid,

2. Kadar total fenol perasan buah labu siam sebesar 154,4 µgGAE/gram,

3. Perasan buah labu siam memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi dengan

nilai IC50 sebesar 34,35567 µg/mL, dan

4. Perasan buah labu siam dengan dosis 121, 242, 363, dan 484 mg/20 gBB

tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit Balb/c

jantan model DM hasil induksi MLD-STZ.

Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan.

1. Pengukuran kadar glukosa darah mencit sebelum aklimatisasi sebaiknya

dilakukan,

2. Metode yang digunakan untuk induksi STZ sebaiknya menggunakan SD-

STZ, agar kondisi diabetes dari mencit model diabetes lebih stabil.

DAFTAR RUJUKAN

Aini, K., Lukiati, B., dan Balqis. 2014. Skrining Fitokimia dan Penentuan

Aktivitas Antioksidan serta Kandungan Total Fenol Ekstrak Buah Labu

Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.). Prosiding dan Seminar Workshop

Nasional Biologi/IPA dan Pembelajarannya. 1004—1009. Malang:

FMIPA UM.

Page 11: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

Akinola, O.B., Dosumu, O.O., Akinola, O.S., Zatta, L., Dini, L., dan Martins,

E.A.C.. 2010. Azadirachta indica Leaf Extract Ameliorates Hyperglicemia

and Hepatic Glycogenosis in Streptozotocin-induced Diabetic Wistar Rats.

International Journal of Phytomedicine, 2: 320—331.

American Diabetes Association (ADA). 2015. Classification and Diagnosis of

Diabetes Mellitus. Diabetes Care. 38(1): 8—16.

Bhatia, E. dan Aggrawal, A., 2007. Insulin Therapy for Patients with Type 1

Diabetes. Supplement of JAPI. 55:29—40.

Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Bogor: Trubus Agriwidya.

Dewi, D.R. Aulanni'am, dan Roosdiana, A. 2013. Studi Pemberian Ekstrak

Rumput Laut Coklat (Sargassum prismaticum) terhadap Kadar MDA dan

Histologi Jaringan Pankreas pada Tikus Rattus norvegicus Diabetes

Melitus Tipe 1 Hasil Induksi MLD-STZ (Multiple Low Dose-

Streptozotocin). Kimia Student Journal, 2(1): 351—357.

Grassmann, J. 2005. Terpenoids as Plant Antioxidants. Vitamins and Hormones,

72: 505—535.

Harborne, J.B. 2006. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Edisi Kedua. Bandung: Penerbit ITB.

Hardiana, R., Rudiyansyah, dan Zaharah, T.A. 2012. Aktivitas Antioksidan

Senyawa Golongan Fenol dari Beberapa Jenis Tumbuhan Famili

Malvaceae. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 1(1):8—13.

Hikmah, N., Shita, ADP., dan Maulana, H. 2015. Rat Diabetic Blood Glucose

Level Profile with Stratified Dose Streptozotocin (SD-STZ) and Multi

Low Dose Streptozotocin (MLD-STZ) Induction Methods. The Journal of

Tropical Life Science, 5(1): 30—34.

Huang, D., Ou, B., dan Prior, R.L., 2005. The Chemistry Behind Antioxidant

Capacity Assays. Journal of Agricultural and Food Chemistry.53: 1841—

1856.

Joyeux, M., Lobstein, A., Anton, R., dan Mortier, F. 1995. Comparative

Antiliproperoxidant, Antinecrotic and Scavenging Properties of Terpenes

and Biflafones from Ginkgo and Some Flavonoids. Planta Medica.

61:126—129.

Jork, H., Funk, W., Fischer, W., dan Wimmer H. 1990. Thin-Layer

Chromatography: Reagen and Detection Methods. USA: VCH Publishers.

Liang, N. dan Kitts, D. 2014. Antioxidant Property of Coffee Components:

Assessment of Methods that Define Mechanisms of Action. Molecules, 19:

19180—19208.

Lugasi, A., Hovari, J., Sagi, K.V. dan Biro, L. 2003. The Role of Antioxidant

Phytonutrients In The Prevention of Disease. Acta Biologica Szegediensis,

47: 119—125.

Lukiati, B., Nugrahaningsih, dan Maslikah, S.I. 2014. Potensi Ekstrak Etanol

Labu Siam (Sechium edule) untuk Terapi Tikus Wistar DM Hasil Induksi

Streptozotocin. 1st National Research Symposium: 35—40.

Maity, S., Firdous, S.M, dan Debnath, R. 2013. Evaluation of Antidiabetic

Activity of Ethanolic Extract of Sechium Edule Fruits in Alloxan-Induced

Diabetic Rats. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science.

2(5): 3612—3621.

Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung: Penerbit IPB.

Page 12: IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAN UJI …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel635E0C9DEBCD8520B4A2B... · fenol mencapai 154,4 µg asam galat/g dan memiliki aktivitas ... kadar

Mates, J.M. Perez-Gomez, C., dan De Castro, I. N. 1999. Antioxidant Enzymes

and Human Diseases. Clinical Biochemistry, 32(8): 595—603.

Molyneux, P. 2004. The Use of The Stabil Free Radical Diphenylpicrilhydrazyl

(DPPH) For Estimating Antioxidant Activity. Journal of Science

Technology. 26: 211—219.

Nely, F. 2007. Aktivitas Antioksidan Rempah Pasar dan Bubuk Rempah Pabrik

dengan Metode Polifenol dan Uji AOM (Active Oxygen Method). Skripsi.

Bogor: IPB.

Purba, R.D. 2001. Analisis Komposisi Alkaloid Daun Handeuleum

(Graptophyllum pictum (Linn) Griff) yang Dibudidayakan dengan Taraf

Nitrogen yang Berbeda. Skripsi. Bogor: IPB.

Ragasa, C.Y., Biona, K., dan Shen, C. 2014. Chemical Constituents of Sechium

edule (Jacq.) Swartz. Der Pharma Chemica, 6(5): 251—255.

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.

Supiyanti, W., Wulansari, E.D., dan Kusmita, L. 2010. Uji Aktivitas Antioksidan

dan Penentuan Kandungan Antosianin Total Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana L.). Majalah Obat Tradisional. 15(2):64—70.

Vermerris, W. dan Nicholson, R. 2006. Phenolic Compound Biochemistry. USA:

Springer.

Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R., dan King, H. 2004. Global Prevalence

of Diabetes: Estimates for the Year 2000 and Projections for

2030. Diabetes Care. 27(5): 1047—1053.