identifikasi dan prioritas masalah

Download Identifikasi Dan Prioritas Masalah

If you can't read please download the document

Upload: djodie-depati-singalaga

Post on 07-Jan-2016

184 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

tugas dr. maria

TRANSCRIPT

23

Tinjauan Pustaka

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Oleh :

SariImanda Husna SilalahiCeyka MadumaRamadhaniSiti Puteri Mibe KuntoTrissa Wulanda PutriErnes Putra Gunawan

Pembimbing:Dr. Hj. Mariatul Fadilah MARS

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA/KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN IKM-IKK2015

HALAMAN PENGESAHAN

Tinjauan PustakaIDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Oleh :

SariImanda Husna SilalahiCeyka MadumaRamadhaniSiti Puteri Mibe KuntoTrissa Wulanda PutriErnes Putra Gunawan

Telah dinilai dan dinyatakan diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik senior di bagian IKM-IKKFakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Palembang, September 2015Dosen Pembimbing

Dr. Hj. Mariatul Fadilah MARS

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah, atas rahmat dan karunia-Nya jualah, akhirnya Tinjauan Pustaka yang berjudul Identifikasi dan Prioritas Masalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tinjauan pustaka ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian IKM-IKK Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya penulis sampaikan kepada Dr. Hj. Mariatul Fadilah MARS selaku pembimbing dalam tinjauan pustaka ini yang telah memberikan bimbingan dan banyak kemudahan dalam penyusunan tinjauan pustaka ini.Penulis menyadari bahwa tinjauan pustaka ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis demi kebaikan di masa yang akan datang. Harapan penulis semoga tinjauan pustaka ini bisa membawa manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul.......... .i Halaman Pengesahan .ii Kata Pengantar....iiiDaftar Isi............ivBAB I PENDAHULUAN1BAB II TINJAUAN PUSTAKA....... 3BAB III KESIMPULAN...........................19DAFTAR PUSTAKA....21

BAB I PENDAHULUAN

Kesehatan masyarakat adalah hal penting untuk diketahui. Menurut UU no. 23 tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memunginkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi, tentunya dalam pencapaian kesehatan di suatu wilayah masih ada masalah-masalah di wilayah tersebut yang harus ditanggulangi. Masalah kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit (Sunanti, 2007).Pemecahan masalah kesehatan adalah salah satu upaya untuk membuat wilayah dengan kesehatan yang baik tercapai. Siklus dari pemecahan masalah kesehatan adalah analisis situasi, identifikasi masalah, prioritas masalah, tujuan, alternatif pemecahan masalah, rencana operasional, pelaksanaan dan penggerakan, pengawasan dan pengendalian, evaluasi dan kembali lagi dengan analisis situasi. Tujuan dari pemecahan masalah kesehatan ini sendiri adalah mencapai lingkungan atau wilayah yang sehat. Sehat yang ingin dicapai baik dari badan, jiwa, dan sosial (Syahrir, 2010).Dalam melakukan penanggulangan masalah kesehatan perlu dilakukan identifikasi dan prioritas masalah untuk menjawab masalah kesehatan atau penyakit apa yang perlu diutamakan/diprioritaskan dalam program kesehatan dan apabila telah didapatkan masalah kesehatan atau jenis penyakit yang diprioritaskan untuk ditanggulangi maka langkah yang harus dilakukan adalah mengetahui jenis atau bentuk intervensi agar program yang dilakukan dapat dicapai secara efektif dan efesien (Saymond, 20130).

Petugas kesehatan pada tempat bekerja mereka masing-masing perlu memahami cara-cara mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah kesehatan dan penentuan jenis program kesehatan yang akan dilakukan (Saymond, 20130). Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui proses perencanaan kesehatan, arti, tujuan dan cara melakukan identifikasi dan menentukan prioritas masalah.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluar. Akan tetapi, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu, menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus, untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup (Notoadmodjo, 2013).Penetapan prioritas dinilai oleh sebagian besar manager sebagai inti proses perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini, dapat diartikan sebagai suatu persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas. Setelah prioritas ditetapkan, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan. Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijakan sangat diperlukan untuk mensintesis berbagai rincian yang relevan. (Aswar, 2010).Keterampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda dan terletak dalam skala dimensional berbeda pula. Seorang ahli epidemiologi cenderung menilai prioritas masalah sebagai terutama sebagai mortalitas dan morbiditas relatif dari masalah-masalah kesehatan tertentu.Sebelum melakukan prioritas masalah, harus dilakukan identifikasi masalah terlebih dahulu. Idedntifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan 5W 1H, secara rinci berupa:1. What (apa)a. Apa yang harus dilaksanakan? b. Apa yang sedang dilaksanakan?c. Apa yang seharusnya dilaksanakan?d. Apa lagi yang dapat dilaksanakan?e. Apa lagi yg seharusnya dilaksanakan?2. Why (mengapa)a. Mengapa dilaksanakan?b. Mengapa melaksanakan saat ini?c. Mengapa dilaksanakan dengan cara ini?3. Where (dimana)a. Dimana akan dilaksanakan?b. Dimana yang sedang melaksanakan?c. Dimana seharusnya melaksanakan?d. Dimana lagi yang dapat melaksanakan?e. Dimana lagi seharusnya dilaksanakan?4. When (kapan)a. Kapan dilaksanakan?b. Kapan seharusnya dilaksanakan?c. Kapan lagi dapat dilaksanakan?d. Kapan lagi seharusnya dilaksanakan?5. Who (siapa)a. Siapa yang melaksanakan?b. Siapa yang sedang melaksanakan?c. Siapa yang seharusnya melaksanakan?d. Siapa lagi yang dapat melaksanakan?e. Siapa lagi yang seharusnya melaksanakan?6. How (bagaimana)a. Bagaimana melaksanakannya?b. Bagaimana seharusnya dilaksanakan ?c. Dapatkah metode ini digunakan di bidang lain?d. 5. Apakah ada cara lain untuk melaksanakannya ?

Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain :a. Laporan kegiatan dari program kesehatan.b. Survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit.c. Survei kesehatand. Hasil kunjungan lapangan.Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan,yakni:1. Melakukan pengumpulan data.Untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia data yang cukup sehingga harus dilakukan pengumpulan data. Data yang perlu dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk keadaan geografis, keadan pemerintahan, kependudukan, pendidikan, pekerjaan, mata pencaharian, sosial budaya, dan keadaan kesehatan.2. Pengolahan DataData yang telah dikumpulkan harus diolah yaitu menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat dan perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut. 3. Penyajian DataData yang telah diolah dapat disajikan dengan tiga macam penyajian data yang lazim dipergunakan, yakni secara tekstular, tabular, dan grafikal.4. Pemilihan Prioritas MasalahHasil penyajian data akan memperlihatkan berbagai masalah. Tidak semua masalah dapat diselesaikan dalam satu waktu sehingga diperlukan pemilihan prioritas masalah. Hal ini berarti masalah yang paling penting untuk diselesaikan lebih dulu kemudian yang dapat diselesaikan belakangan (Aswar, 2010).

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting. Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik, jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan secara sistematis. Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan,yakni:1. Besar masalah2. Persepsi masyarakat3. Kemungkinan masalah dapat diselesaikan4. Pertimbangan politikDalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:1. Menetapkan kriteria2. Memberikan bobot masalah3. Menentukan skoring tiap masalahBerbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan beberapa teknik, seperti teknik skoring dan non skoring (Notoadmodjo, 2013).

I. TEKNIK NON SKORINGDengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut Nominal Group Technique (NGT). Ada 2 NGT yakni:A. Metode Delbeq Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah melalui diskusi kelompok, akan tetapi peserta diskusi tidak memiliki keahlian yang sama maka sebelumnya dijelaskan dahulu sehingga mempunyai persepsi yang sama terhadap masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama (Aswar, 2010).Adapun caranya adalah sebagai berikut:a) Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahlib) Dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan peringkat prioritasnyac) Masing-masing orang menulis urutan prioritas untuk setiap masalah.d) Penulisan dilakukan tertutupe) Pendapat setiap orang dikumpul dan hasilnya dituliskanf) Nilai peringkat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).Cara ini mempunya beberapa kelemahan, yaitu:a) Menentukan siap yang seharusnya ikut dalam menentukan peringkat prioritas tersebutb) Penentuan peringkat sangat subyektif,c) Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang berbeda dan tidak untuk menentukan prioritas atas dasar fakta.

B. Metode DelphiMasalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Dihasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari (Aswar, 2010).Adapun caranya adalah sebagai berikut:a. Identifikasi masalah yang perlu diselesaikanb. Membuat kuesioner dan menetapkan para ahli yg dianggap mengetahui dan menguasai permasalahanc. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalahd. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang muncul dan mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipane. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas/memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan (Sutisna, 2009).

II. TEKNIK SKORINGPada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah:a. Besar masalah;b. Kenaikan atau meningkatnya masalah (rate of increase);c. Keinginan masyarakat menyelesaikan masalah (degree ofunmeet need);d. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah teratasi (socialbenefit);e. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility);f. Sumber daya yang tersedia untuk mengatasi masalah (resources availibilily) (Sutisna, 2009).Secara terperinci cara-cara tersebut antara lain:A. Metode BryantTerdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:a. Prevalence: Besar masalah yang dihadapib. Seriousness :Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat c. Manageability:Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber dayad. Community concern :Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan.Parameter diletakkan pada baris, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil (Depkes, 2002).

B. Metode Matematik PAHO (Pan American Health Organization)Disebut juga cara ekonometrik. Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:a. Magnitude : Berapa banyak yang terkena masalah.b. Severity: Besarnya kerugian yang timbulc. Vulnerability: Ketersediaan teknologi atau obat untuk mengatasi masalah tersebut.d. Community and political concern:Sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi.e. Affordability:Ketersediaan dana.Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari satu parameter ke parameter lain. Hasil didapat dari perkalian parameter tersebut.

Contoh Teknik PAHOTeknik ini dikembangkan oleh PAHO (Pan American Health Organization). Prioritas masalah kesehatan ditentukan indikator-indikator sebagai berikut:1) Magnitude (M) masalahBanyak penduduk yang terkena masalah tersebut ditunjukan oleh prevalensi penyakit di masyarakat. Dalam hal ini misalnya, magnitude ISPA lebih besar daripada HIV/AIDS, sehingga dari segi magnitude, ISPA lebih penting daripada HIV/AIDS.2) Severity (S)Tingkat keparahan dampak yang diakibatkan oleh masalah kesehatan tersebut. Ini bisa ditunjukan oleh CFR (case fatalityrate) penyakit atau besar biaya yang diperlukan untuk menanggulangi atau mengobati. Dalam hal ini, severity HIV/AIDS jauh lebih besar daripada influenza.3) Vulnerability (V)Cara atau teknologi yang murah dan efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya, campak lebih vulnerable dibandingkan TB, karena campak mudah dicegah dengan imunisasi sedangkan TB tidak mudah.4) Community concern (C)Tingkat kepanikan yang ditimbulkan oleh masalah tersebut di tengah masyarakat. Penyakit HIV/AIDS tentu lebih menghebohkan daripada TB (Depkes, 2002).

Cara menggunakan keempat indikator tersebut adalah meminta pendapat sejumlah ahli untuk memberikan skor bagi masing-masing masalah yang akan ditentukan peringkat prioritasnya. Besarnya skor tersebut adalah antara 1 sampai 10.

Hasil tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan tabel berikut:

Tabel 1. Contoh pembuatan prioritas masalahPenyakitMSVCTotal

HIV/AIDS21028320

TBC6546720

Malaria7464672

Ca Paru3744336

ISPA10283480

Dalam contoh diatas, para ahli memberikan skor secara vertikal untuk kelima masalah tersebut. Skor masing-masing berkisar 1 sampai 10. Kemudian dihitung skor rata-rata dari sejumlah pakar tersebut. Skor rata-rata tersebut ditulis dalam kolom yang relevan (misalnya mulai dari kolom M). Kemudian berikutnya dilakukan untuk kolom S dari atas ke bawah (vertikal), demikian selanjutnya untuk kolom V dan C. Setelah itu, skor dikalikan dengan arah horizontal. Hasilnya ditulis pada kolompaling kanan.Dalam contoh di atas, maka urutan prioritas adalah: (1) TB, (2) Malaria,(3) ISPA, (4) Ca Paru, dan (5) HIV/AIDS. Ada beberapa kelemahan cara ini, yaitu: a) Menentukan ahli atau pakar; b) Bias terhadap masalah yang dikuasainya, artinya pakar HIV/AIDS cenderung memberi skor tinggi untuk masalah tersebut; c) Tanpa mengetahui data, akhirnya pakar tersebut juga akan memberikan skoratas pertimbangan subyektif.C. MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment Metode)Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada. Cara untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria dengan diskusi, argumentasi, dan justifikasi

Kriteria yang dipakai terdiri dari:a. Emergency: Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian.b. Greetes member: Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi.c. Expanding scope: Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatand. Feasibility: Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan.e. Policy: Kebijakan pemerintah daerah/nasional.

D. Metode HanlonDalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria, masing-masing adalah :1. Kelompok kriteria A = besarnya masalaha. Besarnya persentase penduduk yang menderita langsung karena penyakit tersebut b. Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut c. Besarnya kerugian lain yang diderita2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalahyaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas,kecenderungannya dari waktu ke waktu3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalahdilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana dan cara) untuk menyelesaikan masalah. Skor 0-10 (sulit mudah).

4. Kelompok kriteria D = Pearl faktor, dimana :P =Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai kebijaksanaan/program/kegiatan instansi/organisasi terkait.E =Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.A =Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi terkait/instansi lainnya.R =Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk memecahkan masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)L =Legality yaitu dukungan aspek hukum/perundangan-undangan/peraturan terkait seperti PP/juklak/juknis/protap.

Tabel 2. Penilaian dengan PEARLMasalahPEARLHasil Perkalian PEARL

A111111

B111111

C101100

E. Metode CARLMetode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:C =Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)A =Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan.R =Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.L =Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.

F. Metode ReinkeMetode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor. Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:M =Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari % atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi terkait.I =Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas serta kecenderunagn dari waktu ke waktu.V =Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan (input) yang dipergunakan.C =Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.

III. Mempertimbangkan Trend (Kecenderungan) KebijakanCara lain menentukan peringkat masalah kesehatan adalah denganmenelaah trend/kecenderungan kebijakan yang berkembang baik pada tingkatnasional maupun internasional. Asumsinya adalah bahwa kebijakan-kebijakantersebut tentunya didasarkan pada fakta empiris atau evidence yang valid.Berikut ini beberapa kebijakan yang memberi arah pada penentuan prioritas masalah kesehatan (Sutisna, 2009).

1) Gerakan Global dalam Dekade 1980 -1990Ada beberapa gerakan global yang menekankan pentingnya beberapa masalah kesehatan diberikan prioritas lebih tinggi, yaitu gerakan kesetaraan gender menekankan pentingnya kesehatan reproduksi, Deklarasi hak-hak anak (NewYork, 1999) menekankan pentingnya menjamin hak anak antara lain bidang kesehatan dan gizi anak, dan gerakan HAM menekankan pentingnya menjamin kesehatan masyarakat terasing.

2) Paradigma Pembangunan yang Berpusat pada PendudukPeople centered development adalah suatu paradigma pembangunan yangterfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mutu penduduk menurut paradigama ini, adalah kunci bagi suksesnya sebuah bangsa. Oleh sebab itu perlu dilakukan inventasi untuk mengembangkan mutu SDM.UNICEF menyarankan agar investasi tersebut dilakukan sejak dini. Salah satu alasan adalah karena pada masa itulah terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Menurut paradigma ini, yang harus mendapat prioritas adalahmasalah kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan (kesehatan ibu hamil), masalah kesehatan saat melahirkan (pertolongan persalinan), masalah kesehatan bayi dan anak balita, dan masalah kesehatan anak sekolah.

3) Komitmen GlobalPrioritas masalah Puskesmas juga perlu memasukan beberapa masalah kesehatan yang sudah menjadi komitmen global. Berikut ini adalah beberapamasalah kesehatan yang termasuk dalam komitmen global yaitu Malaria, TB,HIV/AIDS, Polio, Lepra (WHO), kesehatan anak (Deklarasi Hak Anak, NewYork 1999, WHO), dan kesehatan reproduksi (Safe motherhood, Konferensi Kependudukan Sedunia, Kairo, 1994, WHO).

4) Komitmen NasionalDisamping masalah kesehatan yang termasuk dalam komitmen global diatas, pada tingkat nasional juga ada beberapa masalah kesehatan yang ditetapkan sebagai prioritas, yaitu Keluarga Berencana, Demam Berdarah Dengue, gizi ibu hamil, balita, dan anak sekolah, pengguna narkoba, PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi), dan pneumonia balita. Untuk menentukan prioritas masalah kesehatan dalam RO Puskesmas, disarankan untuk menggunakan 3 (tiga) pendekatan berikut, yaitu:1) Menggunakan informasi tentang komitmen global dan nasional, kecuali terbukti bahwa masalah yang telah menjadi komitmern global dan nasional tersebut betul-betul tidak ada di wilayah kerja Puskesmas bersangkutan. Oleh sebab itu, masalah yang perlu diberikan prioritas adalah PD3I (Penyakit yangdapat dicegah dengan imunisasi), Malaria, TB, HIV/AIDS, Lepra, DemamBerdarah Dengue, dan Kurang gizi (khususnya ibu hamil, bayi, anak balitadan anak sekolah).2) Kalau ada masalah lain di luar masalah yang termasuk dalam komitmen globaldan nasional tersebut, Puskesmas bisa menggunakan teknik PAHO untuk menelaah prioritasnya. Misalnya Puskesmas tertentu mungkin juga menghadapi masalah-masalah yang bersifat spesifik lokal (local specific) seperti Filariasis, Frambusia, Rabies, Keracunan pestisida, Kecelakaan, Penggunaan narkoba, dan lain-lain.3) Juga disarankan agar masalah yang menyangkut pembangunan mutu manusiasejak dini hendaknya diberi prioritas tinggi. Ini berkaitan dengan upaya untuk menjamin pertumbuhan otak yang optimal. Maka masalah yang menyangkuthal-hal berikut perlu diprioritaskan, yaitu Kesehatan ibu hamil, Kesehatan ibumelahirkan, Kesehatan bayi, Kesehatan ibu nifas, Kesehatan anak balita, dan Kesehatan anak sekolah.

BAB IIIKESIMPULAN

Identifikasi dan pioritas masalah kesehatan merupakan salah satu bagian dari proses perencanaan. Dalam melakukan identifikasi masalah kesehatan, ada beberapa pendekatan yang perlu diperhatikan sehingga masalah yang dikemukakan merupakan masalah yang benar-benar penting dan harus segera diselesaikan. Selain itu dibutuhkan ukuran-ukuran dan data untuk menemukan masalah kesehatan yang ada. Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting setelah masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Penentuan prioritas masalah harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain: besarnya masalah, pertimbangan politik, persepsi masyarakat dan bisa tidaknya masalah tersebut terselesaikan.Cara prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Scoring Technique (Metode Penskoran), misal: metode USG, metode Hanlon, metode MCUA, metode CARL, PAHO, cara Bryant, cara ekonometrik, dan Non Scoring Technique (NGT, Delphin Technique, dan Delbech Technique). Pemilihan kedua cara tersebut berdasarkan ada tidaknya data yang tersedia.Pada metode Scoring Technique, pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan skor untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah besarnya masalah, berat ringannya akibat yang ditimbulkan, kenaikan prevalensi masalah, keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut, keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan, rasa prihatin masyarakat terhadap masalah, serta sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah.

Akan tetapi, bila tidak tersedia data yang lengkap maka metode yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah dengan metode Scoring Technique (Delpin Technique dan Delbech Technique) \. Adapun kendala-kendala dalam menentukan prioritas masalah seperti human, process, structural, dan institutional problem harus dapat dikaji dan diatasi selama proses perencanaan agar prioritas masalah yang benar-benar harus diatasi segera mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Aswar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan . Jakarta: Binaputra Aksara.Biro Perencanaan Departemen Kesehatan RI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2002. Perencanaan dan PenganggaranTerpadu (Integrated Health Planning and Budgetting), PenentuanPrioritas Masalah Kesehatan (Modul 05). Jakarta: Depkes RI.

Nick, A. Syahrir, A. Zulkifli, A. 2010, Proses Perencanaan Program Upaya Kesehatan Wajib (Basic Six) Pada Puskesmas Di Kabupaten Keerom Propinsi Papua. Bagian Manajemen Pelayanan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Hasanuddin, MakassarNotoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.Sunanti Z. Soejoeti, 2007. Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya. Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Sutisna Sulaeman, Endang. 2009. Manajemen Kesehatan. Teori dan Praktik di Puskesmas. Surakarta: UNS

Symond, D. 2013. Penentuan Prioritas Masalah kesehatan dan Prioritas Jenis Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol, 7, No. 2

1