identifikasi masalah puskesmas andalas

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk oleh mereka ini akan melaksanakan fungsinya untuk menyediakan kebutuhan hidup anggota masyarakat berkaitan dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikan sebagai “kebutuhan publik”. Salah satu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan. Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yang relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, khususnya 1

Upload: sivaneasan-kandiah

Post on 03-Aug-2015

2.028 views

Category:

Documents


174 download

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak

lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam

koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk

oleh mereka ini akan melaksanakan fungsinya untuk menyediakan kebutuhan hidup

anggota masyarakat berkaitan dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain

di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikan

sebagai “kebutuhan publik”. Salah satu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah

kesehatan.

Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya

dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara

dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah

didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang

kesehatan adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah

menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yang relatif

terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke

bawah.

Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam memberikan pelayanan

publik kepada masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan. Dalam memberikan

pelayanan yang optimal, puskesmas harus melakukan perencanaan program kesehatan

dengan langkah ; analisa situasi, identifikasi masalah dan menetapkan prioritas,

menetapkan tujuan, melakukan analisis, untuk memilih alternative kegiatan terbaik, dan

menyusun rencana operasional.

1

Page 2: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

1.2 Batasan Penulisan

Makalah ini membahas tentang cara mengidentifikasi masalah kesehatan

di wilayah kerja Puskesmas Andalas.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi dan fungsi Puskesmas.

2. Mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas.

3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup

Puskesmas.

4. Mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di

lingkup Puskesmas.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk pada

beberapa literatur dan Laporan Bulanan Puskesmas Andalas Tahun 2011 dan Tahun

2012.

2

Page 3: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas

Visi dan misi Puskesmas di Indonesia dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar

Pelayanan Minimal). Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-

batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang

berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup : jenis pelayanan,

indikator, dan nilai (benchmark). Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan

Minimal (UW-SPM) diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. 1457/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas : UW-SPM yang wajib

diselenggarakan oleh seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik

yang hanya diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat. UW-

SPM wajib meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, penyelenggaraan

perbaikan gizi masyarakat, penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular,

penyelenggaraan promosi kesehatan, dll. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi

pelayanan kesehatan kerja, pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, dll. Hal ini

diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal.

2.2 Identifikasi Masalah di Puskesmas

Dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan

diperlukan proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang menyeluruh

(komprehensif dan holistik). Langkah-langkah perencanaan yang dilakukan adalah

analisis situasi, identifikasi masalah dan menetapkan prioritas, menetapkan tujuan,

melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik, dan menyusun rencana

operasional.

Masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah gangguan

kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan

penduduk (lingkungan, perilaku, kependudukan, dan pelayan kesehatan). Menurut

definisi, masalah adalah terdapatnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Oleh

sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah kalau perumusan masalah tersebut

jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara

3

Page 4: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif. Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan

mrupakan bagian dari proses perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan

melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk masyarakat. Sehingga masalah yang

ditetapkan yang ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari masyarakat, sehingga

dalam pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada,

masyarakat dapat berperan aktif didalamnya.

Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara,

diantaranya :

1. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada

2. Surveilans epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit

3. Survey kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan

kesehatan

4. Hasil kunjungan lapangan supervise

Dalam menentukan masalah kesehatan diperlukan ukuran-ukuran. Ukuran-ukuran

yang lazim dipakai adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas).

Masalah kesehatan harus diukur karena terbatasnya sumber daya yang tersedia sehingga

sumber daya yang ada betul-betul dipergunakan untuk mengatasi masalah kesehtan yang

penting dan memang bisa diatasi.

Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi maslah kesehatan

yakni :

1. Pendekatan logis

Secara logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan mengukur mortalitas,

morbiditas, dan cacat yang timbul dari penyakit-penyakit yang ada dalam masyarakat.

2. Pendekatan pragmatis

Pada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang

ditimbulkan penyakit atau kecelakaan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu

masalah gangguan masalah adalah gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh

pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang berobat ke suatu fasilitas kesehatan.

4

Page 5: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

3. Pendekatan politis

Dalam pendekatan ini, maslah kesehatan diukur atas dasar pendapat orang-orang

penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat).

2.3 Prioritas Masalah

Tidak semua masalah tersebut dapat dipecahakan sekaligus ( direncanakan

pemecahannya) karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga, dan teknologi.

Untuk itu maka harus dipilih masalah mana yang “ feasible ” untuk dipecahkan. Proses

memilih masalah ini disebut memilih atau menetapkan prioritas. Pemilihan prioritas

dapat dilakukan melalui 2 cara:

1. Melalui teknik skoring

Prioritas masalah ditentukan berdasarkan pemberian bobot dan skor kriteria

terhadap masalah dengan menggunakan ukuran ( parameter ) antara lain:

- Besarnya masalah dan berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah

tersebut.

- Kemungkinan intervensi.

- Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (meningkatkan

mutu).

- Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah,

termasuk dalam hal ini dana dan tenaga kesehatan.

Pembobotan berarti penentuan kepentingan relatif dari setiap kriteria yang dipilih.

Kisaran pembobotan yang digunakan adalah 1-5, artinya bobot terendah 1 sedang yang

tertinggi adalah 5. Masalah yang memperoleh nilai tertinggi adalah yang diprioritaskan.

Pemberian bobot atau skor kriteria terhadap masalah :

Urgensi : Merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan

Nilai 1 : Tidak penting

Nilai 2 : Kurang penting

Nilai 3 : Cukup penting

5

Page 6: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

Nilai 4 : Penting

Nilai 5 : sangat penting

Intervensi

Nilai 1 : tidak mudah

Nilai 2 : kurang mudah

Nilai 3 : cukup mudah

Nilai 4 : mudah

Nilai 5 : sangat mudah

Biaya

Nilai 1 : sangat mahal

Nilai 2 : mahal

Nilai 3 : cukup murah

Nilai 4 : murah

Nilai 5 : sangat murah

Kemungkinan meningkatkan mutu

Nilai 1 : sangat rendah

Nilai 2 : rendah

Nilai 3 : cukup sedang

Nilai 4 : tinggi

Nilai 5 : sangat tinggi

6

Page 7: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

2. Melalui teknik non – skoring

Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh

sebab itu, juga disebut “ nominal group technique” (NGT). Ada dua NGT, yakni:

i. Delphi Technique

Delphi Technique : yaitu masalah – masalah didiskusikan oleh sekelompok orang

yang mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan

prioritas masalah yang disepakati bersama.

ii. Delbeq Technique

Delbeq Technique : melalui diskusi kelompok, namun peserta diskusi terdiri dari

para peserta yang tidak sama keahliannya, maka sebelumnya dijelaskan dulu, sehingga

mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap masalah – masalah yang akan dibahas.

Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.

2.4 Masalah Kesehatan di Puskesmas

Dalam melaksanakan program kesehatan yang berdasarkan kepada standar

pelayanan minimal, puskesmas bekerja untuk mencapai target sesuai SPM pada setiap

program. Permasalahan kesehatan akan muncul jika target tidak dapat dicapai. Secara

makro, masalah kesehatan terdiri dari 3 :

1. Mortalitas

Infant mortality rate : jumlah kematian bayi dalam 1000 kelahiran hidup.

Maternal mortality rate : jumlah kematian ibu melahirkan dalam 100000 kelahiran

hidup.

2. Usia harapan hidup

3. Status gizi anak dibawah 5 tahun

Penjabaran ketiga masalah makro tersebut berupa program wajib dan program

penunjang puskesmas. Masalah kesehatan di puskesmas terlihat pada laporan tahunan

yang tidak dapat mencapai target SPM.

7

Page 8: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

Selain itu, sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang terdiri dari

Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, permasalahan

kesehatan di puskesmas dapat diidentifikasi dari 2 hal tersebut.

2.5 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas

Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-

masalah. Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh

faktor-faktor sebagai berikut: (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin, 1993: 44-46)

1. Faktor Internal

Pelaksanaan Manajemen

Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam

mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas. Dimana fungsi

manajemen itu untuk planning, organizing, leading, dan controling. Pada kegiatan

perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga kegiatan berjalan apa

adanya sesuai kebiasaan yang dianggap ‘‘baik/sudah biasa’’.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target

dari program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada Puskesmas di Indonesia

terkesan tidak diperhatikan oleh pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit

untuk dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat

terbatas, baik berupa alat medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber

keuangan yang dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun

menjadi rendah karena tidak sesuai dengan standar kesehatan.

Tenaga medis

Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya

melaksanakan program dari Dinas Kesehatan. Misalanya program Posyandu yang tidak

tepat sasaran.

8

Page 9: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

Sumber keuangan Puskesmas

Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak

sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya pelayanan

Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak sebanding dengan apa

yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada masyarakat untuk beralih pergi ke

Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik daripada Puskesmas.

Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk

Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas dengan

penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan

Puskesmas.Tenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas biasanya terdiri dari orang-

orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah tersebut, sehingga penduduk

menganggapnya sebagai orang asing. Apalagi jika bahasa yang digunakan adalah bahasa

yang tidak dimengerti oleh penduduk, maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke

Puskesmas.

2. Faktor Eksternal

Kondisi Geografis

Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau

setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki keadaan yang

berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan puskesmas. Memang ada

kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu Puskesmas sudah dapat menjangkau

seluruh penduduk. Tetapi ada juga puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh

penduduk yang bermukim di dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh

dari Puskesmas.

Pemerintah daerah

Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman

pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legislatif dan eksekutif yang

tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung pendapatan

daerah. Ini berarti orang sakit dijadikan tulang punggung pendapatan daerah. Padahal

upaya menyehatkan masyarakat sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU.

No.22 dan UU No. 25 tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas

9

Page 10: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

pelayanan publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan

rakyat. Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah mencerminkan

kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar pembangunan manusia diantaranya

pelayanan kesehatan dasar.

Keadaan Ekonomi Penduduk

Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan

pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara Indonesia mayoritas

bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi ekonominya kurang memadai.

Walaupun ada ketentuan yang memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak

usah membayar retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya orang-orang yang demikian

justru enggan datang ke Puskesmas.

Kondisi Pendidikan Penduduk

Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan yang

dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat pertama,

karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir

mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum paham akan arti kesehatan.

Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional yang sejak dulu dipegang oleh

masyarakat dan lingkungannya.

Peran Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani

penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan dengan

melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya pencegahan timbulnya suatu

penyakit pada penduduk. Dengan kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak

ditekankan pada tindakan kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif.

Selain itu Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap

pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak terwujudnya

pelayanan kesehatan di tingkat basis.

10

Page 11: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

BAB III

ANALISIS SITUASI

3.1 Keadaan Geografis

Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan luas 8.15 km2 dengan

batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Padang Utara, Kuranji

Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Selatan

Sebelah Barat : Kecamatan Padang Barat

Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

Puskesmas Andalas meliputi 10 kelurahan sebagai wilayah kerjanya. Kesepuluh

kelurahan tersebut adalah:

1. Kelurahan Sawahan

2. Kelurahan Jati Baru

3. Kelurahan Jati

4. Kelurahan Sawahan Timur

5. Kelurahan Simpang Haru

6. Kelurahan Andalas

7. Kelurahan Kubu Marapalam

8. Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah

9. Kelurahan Parak Gadang Timur

10. Kelurahan Ganting Parak Gadang

11

Page 12: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

Gambar 3.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Andalas

3.2 Keadaan demograf

Data kependudukan Kecamatan Padang Timur menurut kelurahan di bawah

wilayah kerja Puskesmas Andalas dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan sasaran kesehatan di

Puskesmas Andalas dapat dilihat di Tabel 3.2.

12

Page 13: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk menurut Kelurahan Tahun 2011

No Kelurahan Jumlah jiwa

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Kelurahan Sawahan

Kelurahan Jati Baru

Kelurahan Jati

Kelurahan Sawahan Timur

Kelurahan Simpang Haru

Kelurahan Andalas

Kelurahan Kubu Marapalam

Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah

Kelurahan Parak Gadang Timur

Kelurahan Ganting Parak Gadang

5,438

6,798

10,207

6,646

4,274

9,785

6,309

10,964

8,217

13,294

Jumlah 81,932

Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas Tahun 2011

Dari Tabel 3.1 dapat dilihat distribusi penduduk dengan jumlah penduduk yang

paling tinggi adalah di Kelurahan Ganting Parak Gadang dan jumlah penduduk yang

paling sedikit di kelurahan Simpang Haru dibandingkan dengan jumlah penduduk di

seluruh kelurahan wilayah kerja Puskesmas Andalas.

13

Page 14: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

Tabel 3.2 Daftar Sasaran Kesehatan Puskesmas Andalas Tahun 2011

Kelurahan BAYI BALITA BUMIL BULIN BUTEKI WUS PUS LANSIA

Sawahan 153 749 168 160 306 1571 1076 531

Jati Baru 161 786 177 169 322 1650 1130 558

Jati 250 1223 275 262 500 2567 1758 868

Sawahan

Timur

128 629 142 135 256 1321 904 446

Kubu

Marapalam

152 741 167 160 304 1560 1069 527

Andalas 221 1081 243 232 442 2268 1554 766

Kubu Dalam

Parak

Karakah

250 1226 275 263 500 2572 1762 869

Parak Gadang

Timur

188 922 207 198 376 1934 1325 653

Simpang Haru 141 689 155 148 282 1446 991 489

Ganting Parak

Gadang

251 1229 276 263 502 2579 1766 871

Jumlah 1895 9275 2085 1990 3790 19468 13335 6578

Sumber data: Laporan Tahunan Puskesmas Andalas Tahun 2011

3.3 Sarana Dan Prasarana

3.3.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Wilayah Kerja Puskesmas Andalas sangat luas, oleh karena itu untuk melayani

masyarakat, Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, dan 8 buah

Puskesmas pembantu dan 1 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas

Andalas, yaitu :

14

Page 15: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat

2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah

3. Puskesmas Pembantu Tarandam

4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan

5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung

6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak

7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam

8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian

9. Poskeskel Kubu Marapalam

Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Andalas

mempunyai:

1 buah kendaraan roda empat (Puskel)

5 buah kendaraan roda dua

Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas yaitu:

Rumah Sakit Pemerintah : 3

Rumah Sakit Swasta : 6

Klinik Swasta : 6

Dokter Praktek Umum : 51 Orang

Dokter Praktek Spesialis : 15 Orang

Bidan Praktek Swasta : 30 Orang

Dukun Terlatih : 2 Orang

Kader aktif : 352 Orang

Pos KB : 12 Pos

15

Page 16: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

Posyandu Balita : 88 Buah

Posyandu Lansia : 8 buah

3.3.2 Sarana dan Prasarana Umum

Puskesmas Andalas memiliki beberapa sarana dan prasarana umum di wilayah

kerjanya. Sarana dan prasarana di Puskesmas Andalas dapat dilihat di Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana Umum di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas

No. Variabel Jumlah

1 TK 33 buah

2 SD Negeri 35 buah

3 SD Swasta 13 buah

4 SMP/MTsN 11 buah

5 SMA/SMK 15 buah

6 Perguruan Tinggi 4 buah

7 Rumah Ibadah 112 buah

8 Salon 34 buah

9 Pasar 2 buah

Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas Tahun 2010

3.4 Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi

Penduduk wilayah kerja Puskesmas Andalas sebagian besar beragama Islam

dengan presentase sebesar 96% dan keadaan ekonomi masyarakat Andalas merupakan

kelompok menengah kebawah.

16

Page 17: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

BAB IV

MASALAH KESEHATAN DI PUSKESMAS ANDALAS

4.1 Identifikasi Masalah

Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi, Laporan Bulanan

Puskesmas Andalas Tahun 2011 dan 2012 dan wawancara dengan kepala Puskesmas dan

juga para penanggung jawab program di Puskesmas. Beberapa masalah di Puskesmas

Andalas yang ditemui adalah:

Partisipasi dan peran masyarakat di Padang Timur terhadap Posyandu masih kurang.

Kasus BB Bawah Garis Merah/ gizi buruk pada Balita masih ditemukan.

Angka kasus Diare masih konstan pada setiap bulan.

Angka kasus TB Paru klinis masih tinggi.

Angka kasus DBD masih ditemukan pada setiap bulan.

4.2 Prioritas Masalah

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program puskesmas tidak

memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan

prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar. Hasil dari prioritas masalah yang

kami temukan dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dalam memprioritaskan masalah-masalah

yang kami temukan di wilayah kerja Puskesmas Andalas, kami menggunakan teknik

skoring dengan kriteria nilai yang digunakan adalah sebagai berikut:

Urgensi: merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan

- Nilai 1 : tidak penting

- Nilai 2 : kurang penting

- Nilai 3 : cukup penting

- Nilai 4 : penting

- Nilai 5 : sangat penting

17

Page 18: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

Intervensi

- Nilai 1 : tidak mudah

- Nilai 2 : kurang mudah

- Nilai 3 : cukup mudah

- Nilai 4 : mudah

- Nilai 5 : sangat mudah

Biaya

- Nilai 1 : sangat mahal

- Nilai 2 : mahal

- Nilai 3 : cukup murah

- Nilai 4 : murah

- Nilai 5 : sangat murah

Kemungkinan meningkatkan mutu

- Nilai 1 : sangat rendah

- Nilai 2 : rendah

- Nilai 3 : cukup sedang

- Nilai 4 : tinggi

- Nilai 5 : sangat tinggi

18

Page 19: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

Tabel 4.1. Penilaian Prioritas Masalah di Puskesmas Andalas

Masalah Kesehatan Masyarakat Urgensi Intervensi Biaya Mutu Total Rangking

Partisipasi dan peran

masyarakat di Padang Timur

terhadap Posyandu masih

kurang.

1 2 1 5 9 V

Kasus BB Bawah Garis Merah/

gizi buruk pada Balita masih

ditemukan

5 3 3 5 16 III

Angka kasus Diare masih

konstan pada setiap bulan.

3 2 2 3 10 IV

Angka kasus TB Paru klinis

masih tinggi.

5 2 5 5 17 II

Angka kasus DBD masih

ditemukan pada setiap bulan

5 5 5 3 18 I

Setelah mempertimbangkan urgensi, intervensi, biaya dan mutu dari semua

masalah yang telah diidentifikasi kami mendapatkan prioritas masalahnya adalah masih

adanya kasus DBD yang ditemukan setiap bulannya sebagai rangking pertama (Tabel

4.1).

4.3. Analisis Sebab Akibat Masalah

Berdasarkan penilaian prioritas di atas, kami menganggap perlunya identifikasi,

analisis, dan upaya pemecahan masalah kasus DBD yang masih ditemukan setiap bulan.

Rekapitulasi kasus DBD dapat dilihat dalam tabel 4.2.

19

Page 20: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

Tabel 4.2 Angka Kasus DBD menurut kelurahan Tahun 2011 dan Tahun 2012

No Kelurahan Angka Kejadian

2011 (Jan-Dis) 2012 (Jan-Feb)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Kelurahan Sawahan

Kelurahan Jati Baru

Kelurahan Jati

Kelurahan Sawahan Timur

Kelurahan Simpang Haru

Kelurahan Andalas

Kelurahan Kubu Marapalam

Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah

Kelurahan Parak Gadang Timur

Kelurahan Ganting Parak Gadang

12

9

23

12

4

21

15

20

12

12

3

1

6

1

1

4

1

8

4

5

Jumlah 140 34

Sumber data : Laporan Bulanan Puskesmas Andalas Tahun 2011 dan Tahun 2012

Tabel 4.3 Angka pasien DBD yang dirawat inap dan meninggal

Tahun Bulan Rawat Inap Meninggal

2011 Januari- Februari 140 0

2012 Januari

Februari

18

16

1

0

Sumber data : Laporan Bulanan Puskemas Andalas Tahun 2011 dan Tahun 2012

20

Page 21: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

Dari tabel 4.2 didapatkan kasus DBD pada wilayah kerja Puskesmas Andalas

tahun 2011 adalah sebesar 140 kasus, dan pada tahun 2012 bulan Januari dan bulan

Februari tercatat 34 kasus. Dari table 4.3, pada Tahun 2012 tercatat 1 penderita DBD

yang meninggal yaitu pada bulan Januari 2012 di kelurahan Jati sehingga hal ini

dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Setelah melakukan diskusi dan wawancara dengan petugas puskesmas, maka

didapatkan beberapa penyebab masalah terjadinya kasus DBD di Puskesmas Andalas,

yakni sebagai berikut:

Manusia

Dari masyarakat

- Masih terdapat masyarakat yang tidak mengetahui dan memahami tentang

pentingnya kebersihan lingkungan.

- Masih terdapat masyarakat yang belum sadar tentang pentingnya kebersihan

lingkungan.

- Masyarakat seringkali salah dalam mendiagnosis penyakit DBD ini dengan

penyakit lain seperti flu atau typhus

Metode

- Kerjasama lintas sektoral antara Dinas Kesehatan dan Dinas Kebersihan Kota

kurang optimal

Material

- Media informasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan kurang optimal.

Lingkungan

- Masih banyak daerah dengan lingkungan yang memiliki tempat yang potensial

menjadi tempat pembiakan jentik-jentik.

21

Page 22: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata masih

menyimpan berbagai permasalahan terkait kesehatan masyarakat. Tidak hanya dilihat

dari segi sarana, pra sarana serta tenaga medis tetapi juga dilihat dari segi kesadaran

masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari pemerintah

dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta komitmen dan

kerjasama masyarakat untuk meningkatkan mutu pelayanan. Selain itu, Puskesmas juga

harus memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat

untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

5.2 Saran

Puskesmas perlu meningkatkan upaya promotif dan preventif terutama pada daerah

dengan angka kejadian yang tinggi.

Pemerintah juga harus memainkan peran dalam menyadarkan masyarakat betapa

pentingnya kebersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya penyakit berbasis

liingkungan ini.

Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk

mengubah pola pikir masyarakat tentang kepentingan kebersihan terhadap

lingkungan.

22

Page 23: Identifikasi Masalah Puskesmas Andalas

DAFTAR PUSTAKA

1. Definisi-puskesmas.html

2. Model-puskesmas-era-desentralisasi.html

3. Kebijakan dasar puskesmas (menuju Indonesia sehat 2010), Dirjen Bina Kesehatan

Masyarakat, Depkes RI, 2003.

4. Maidin, Alimin, dr.MPH, Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Standar Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan Kota Padang, 2010, Dinas Kesehatan Kota Padang, Padang.

5.Laporan Bulanan Puskesmas Andalas Tahun 2011 dan Tahun 2012

23