tahapan penentuan prioritas masalah

28
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN Oleh : KELOMPOK III Laely Mubasyiroh K1A003002 Agung Priambodo K K1A003007 Lucia Desthie H K1A003013 Nur Imma Fatima H. K1A003016 Dyah Ayu Eliza K1A003030 Himawan Surya S. K1A003032 Samsul Anwar K1A003037 Nur Islahuddin Aly K1A003059 Tri Budiarti K1A003060 Kurnia Agustina K1A003066

Upload: niaaime

Post on 05-Nov-2015

77 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

msalah

TRANSCRIPT

Tahapan Penentuan Prioritas Masalah

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

Oleh :

KELOMPOK III

Laely Mubasyiroh

K1A003002

Agung Priambodo K

K1A003007

Lucia Desthie H

K1A003013

Nur Imma Fatima H.K1A003016

Dyah Ayu Eliza

K1A003030

Himawan Surya S.

K1A003032

Samsul Anwar

K1A003037

Nur Islahuddin Aly

K1A003059

Tri Budiarti

K1A003060

Kurnia Agustina

K1A003066

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER

PURWOKERTO

2006LEMBAR PERSETUJUAN

PRAKATA

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga kelopmok kami akhirnya dapat menyelesaikan laporan kegiatan Praktek Belajar Lapangan tentang..................... di Puskesmas Kembaran II, Desa Bojongsari.

Laporan ini merupakan salah satu laporan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Praktek Belajar Lapangan selama semester VII yang dilaksanakan oleh Program Pendidikan Dokter Universitas Jenderal Soedirman. DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

........................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................

PRAKATA

........................................................................

DAFTAR ISI

........................................................................

DAFTAR TABEL

........................................................................

DAFTAR GAMBAR

........................................................................

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

...............................................

B. Tujuan Pengalaman Belajar Lapangan..............................................

II. GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografi

...............................................

B. Keadaan Demografi

...............................................

C. Keadaan Sosial Ekonomi

..............................................

III. PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN

A. Derajat Kesehatan Masyarakat. .............................................

B. Perilaku Masyarakat

..............................................

C. Kesehatan Lingkungan

..............................................

D. Pelayanan Kesehatan

..............................................

IV. ANALISIS MASALAH

A. Analisis Potensi dan Kebutuhan..............................................

B. Perumusan Masalah

..............................................

C. Prioritas Masalah

.............................................

D. Pemecahan Masalah

.............................................

V. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Nama Kegiatan

.............................................

B. Latar Belakang Kegiatan

.............................................

C. Tujuan

.............................................

D. Sasaran

.............................................

E. Pelaksanaan

.............................................

F. Pokok Kegiatan

.............................................

G. Alat dan Sarana

.............................................

H. Rencana Anggaran

.............................................

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

.............................................

VII.LAMPIRAN

.............................................

IV. ANALISIS MASALAH

Tahapan Penentuan Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah di Desa Bojongsari dengan menggunakan metode Hanlon kuantitatif. Untuk keperluan ini digunakan 4 kelompom kriteria, yaitu ;

1. Kelompok kriteria A, besarnya masalah

2. Kelompok kriteria B, kegawatan masalah, penilaian terhadap dampak, urgensi dan biaya

3. Kelompok kriteria C, kemudahan dalam penanggulangan yaitu penilaian terhadap tingkat kesulitan penanggulangan masalah

4. Kelompok kriteria D, PEARL faktor yaitu pemilaian terhadap Property, Economy, Acceptability, Resource avaliabilty, Legality

Adapun perincian masing-masing bobot kriteria pada prioritas masalah di desa Bojongsari adalah sebagai berikut :

1. Kriteria A (Besarnya masalah)

Untuk menentukan besarnya masalah kesehatan diukur dari besarnya penduduk yang terkena efek langsung.

Tabel 1. Prioritas masalah (besarnya masalah)

Masalah kesehatanBesarnya masalah pada 60 responden di Desa Bojongsarinilai

1 10

(1)11 20

(2)21 30

(3)31 40

(4)41 50

(5)> 50

(6)

Peningkatan masalah ISPA beberapa saat terakhirX

Perlindungan kesehatan yang tidak adaX

frekuensi olahraga atau aktivitas fisik tidak teratur X

Pengolahan sampah yang tidak baikX

Konsumsi gizi tidak seimbangX

Kurangnya penggunaan GAKIN, ASKESX

2. Kriteria B (kegawatan masalah)

Kegawatan :

1. Tidak gawat

2. Kurang gawat

3. Cukup gawat

4. Gawat

5. Sangat gawat

Urgensi :

1. Tidak urgen

2. Kurang urgen

3. Cukup urgen

4. Urgen

5. Sangat urgen

Biaya :

1. Sangat mahal

2. Mahal

3. Cukup mahal

4. Murah

5. Sangat murahTabel 2. Prioritas masalah (kegawatan masalah)

MasalahKegawatanUrgensiBiayaNilai

43411

2226

1258

2248

44210

2125

3. Kriteria C (Penanggulangan masalah)

Untuk menilai kemudahan dalam penanggulangan, pertanyaan yang harus dijawab adalah adapakh sumber-sumber dan teknologi yan tersedia mampu menyelesaikan masalah, makin sulit dalam penanggulangan, skor yang diberikan makin kecil.

1. Sangat sulit ditanggulangi

2. Sulit ditanggulangi

3. Cukup bisa ditanggulangi

4. Mudah ditanggulangi

5. Sangat mudah ditanggulangi

Pada tahap ini dilakukan, pengambilan suara dari 7 orang yang kemudian dirata-rata untuk menentukan skor. Di mana skor tertinggi merupakan masalah yang paling mudah ditanggulangi. Adapun hasil konsensus tersebut adalah sebagai berikut :

4. Kriteria D (PEARL faktor)

Propiety

: Kesesuaian (1/0)

Economic

: ekonomi murah (1/0)

Accetability

: dapat diterima (1/0)

Resource availability: tersedianya sumber daya (1/0)

Legality

: legalitas terjamin (1/0)

MasalahPEARLHasil perkalian

111111

111111

111111

111111

111010

111010

5. Penetapan nilai

Setelah nilai kriteria A,B,C, D didapatkan, kemudian nilai tersebut dimasukkan ke dalam formula sebagai berikut :

Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A + B) CNilai Prioritas Total (NPT) = (A + B) C x DPrioritas pertama adalah masalah dengan skor NPT tertinggi

MasalahABCDNPDNPT

611416868

56313333

48313636

58212626

610101616

451099

Analisa Penyebab :

Paradigma hidup sehat dari H.L.Blum menjelaskan adanya 4 faktor yang menentukan derajat kesehatan individu atau masyarakat. Keempat factor tersebut meupakan factor determinan atau penentu timbulnya gangguan kesehatan pada seseorang individu atau kelompok masyarakat. Keempat factor tersebut terdiri dari factor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan factor genetic. Di antara keempat factor tersebut, factor lingkungan merupakan factor yang mempunyai pengaruh paling besar.

Kegiatan yang dilakukan pada minggu ke 10 yaitu penentuan keputusan terhadap masalah yang kita peroleh dari hasil analisis survei. Dari hasil analisis didapatkan ISPA dengan jenis laringitis, faringitis, bronkitis yang terbanyak terjadi. Hal ini ditinjau dari agent (gejala-gejala yang dirasakan responden), host, dan lingkungan. Derajat kesehatan ditentukan oleh adanya faktor genetis, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan ( Blum, 1974 ). Hal ini juga didukung oleh teori keseimbangan ( GORDON ), bahwa derajad kesehatan terbentuk jika ada keseimbangan antara agent ( penyebab sakit ), environtment ( lingkungan ), host ( penjamu atau yang terkena penyakit ). Dari berbagai alternaif pemecahan permasalahan, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan dengan dasar tingkat kemampuan sumber daya (sumber daya manusia, sumber dana, dan sumber prasarana). Selain itu pengobatan ( pelayanan kesehatan ) bukan merupakan faktor utama untuk menentukan derajat kesehatan akan tetapi juga perlu ditunjang untuk dapat tercapai derajat kesehatan yang baik. Dimana derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku, dan lingkungan (Blum, 1974). Dari berbagai faktor tersebut yang sangat menentukan derajat kesehatan masyarakat adalah lingkungan dan perilaku.Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, sedangkan perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Perilaku dipengaruhi oleh adanya faktor genetik dan lingkungan. Genetik merupakan modal dasar perkembangan perilaku mahluk hidup, dan lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku, sehingga peran sosial ( atau sistem integrasi ), peran budaya ( mempertahankan budaya ), peran kepribadian ( pencapaian sasaran ) sangat penting dalam membentuk suatu perilaku. Sehubungan dengan pentingnya faktor perilaku dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat, maka perlu diadakan penyuluhan kesehatan guna memberikan informasi dan merubah pola perilaku masyarakat yang salah.

Selain itu penyuluhan memiliki berbagai kelebihan diantaranya:

menyebarluaskan informasi dan wawasan

merangkum banyak sasaran

mengalihkan atau memusatkan perhatian masyarakat

menggali aspirasi masyrakat

merubah sikap masyarakat yang tidak begitu kuat

dapat mensuplay informasi komukasi individu dan kelompok

dapat meningkatkan status seseorang

dapat mendukung berlaku sikap atau norma

dapat menciptakan selera

akan tetapi penyuluhan juga memiliki beberapa kelemahan antara lain:

latar belakang sasaran lebih banyak variasi sehinga menyulitkan pengembangan pesan

komunikasi biasanya dari jarak jauh

pada umumnya tidak ada umpan balik

perubahan sikap dan pelaku perilaku masyarakat kecil (Azwar, 1994)

Berdasarkan Action Theory ( teori aksi ) oleh Max Weber bahwa perilaku akan terbentuk jika terdapat pengalaman, pemahaman, dan penafsiran. Ketiga hal tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya stimulus atau dorongan. Dorongan itu dapat berupa motivasi yang salah satunya terwujud dalam langkah memberikan suatu penyuluhan kesehatan.

Penyuluhan yang akan dilakukan berupa penerangan terhadap agent yang dapat menimbulkan penyakit ISPA, keadaan lingkungan yang dapat mempermudah timbulnya ISPA, dan penanggulangan yang baik terhadap ISPA ini. Model komunikasi massa meliputi model jarum hipodermic, model komunikasi dua tahap, model komunikasi satu tahap, dan model komunikasi banyak tahap. Dari berbagai model penyampain komunikasi massa ( penyuluhan ), yang dipakai dari penelitian ini adalah model komunikasi dua tahap (..............)V. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATANA. Nama Kegiatan

Penyuluhan kesehatan di desa Bojongari.

B. Latar Belakang Kegiatan

Berdasarkan data kesehatan di Puskesmas Kembaran II tahun 2006 dari bulan Juni Agustus didapatkan peningkatan kasus ISPA terutama di Desa Bojongsari. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan masyarakat mengenai keadaan lingkungan yang sehat, higienitas yang baik, perlindungan pekerjaan terhadap ISPA, serta perhatian pemerintah terhadap pelayanan kesehatan masyarakat miskin ( Gakin ) masih kurang. Hal tersebut menjadikan tingkat kejadian ISPA di Kecamatan Kembaran khususnya di Desa Bojongsari menjadi suatu kasus yana perlu mendapat perhatian yang serius. Oleh karena itu perlu adanya usaha baik dari pihak tenaga kesehatan maupun masyarakat itu sendiri dalam rangka menurunkan prevalensi dan mencegah timbulnya ISPA.

C. Tujuan

Umum : 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya warga Desa Bojongsari.Khusus :

1. Meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah dan perlindungan kerja2. Perubahan perilaku tentang mengolah sampah lingkungan3. Menurunkan angka kejadian ISPA di Desa BojongsariD. Sasaran

Seluruh warga Desa Bojongsari melalui Kepala Desa, Ketua RW, Ketua RT, Kepala Dusun, Tokoh masyarakat dan Kader-kader Kesehatan (Posyandu atau Polindes)E. Pelaksanaan

Kegiatan penyuluhan akan dilaksanakan dalam satu hari yang berlangsung:

Hari / tanggal : Sabtu, 2 des. 2006

Pukul

: 15.00 17.00 WIB

Tempat: Balai Desa Bojongsari F. Pokok KegiatanJangka Pendek :

A. Penyuluhan mengenai masalah ISPA dan cara penanggulangannya dari sehi perilaku masyarakat dan faktor penyebab.

B. Pengadaan perlindungan kerja berupa masker, sarung tangan dan caping bagi pekerja yang memiliki resiko tinggi terkena ISPAJangka Menengah :

1. Merekomendasikan kepada kepala desa mengenai sistem pembuangan sampah yang berasal dari warga masyarakat Bojongsari sampai ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)

2. Merekomendasikan kepada kepala Puskesmas untuk lebih meningkatkan frekuensi penyuluhan mengenai masalah kesehatanJangka Panjang :

1. Merekomendasikan kepada Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Puskesmas jika ada rencana kegiatan pada pRogram Kesehatan Lingkungan untuk memberi bantuan berupa pembuatan TPAG. Alat dan Sarana

Peralatan dan sarana yang diperlukan antara lain:

Ruangan yang memadai

LCD Proyektor Komputer

Alat tulis dan kertas

H. Pelaksanaan

I. Rencana anggaran

Pemasukan Iuran mandiri

Rp. 350.000,00Pengeluaran

Alat tulis dan kertas

Konsumsi

Transportasi Dokumentasi dan lain-lain Total

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA