penentuan prioritas masalah _ ikk

46
Tugas Makalah PENENTUAN PRIORITAS MASALAH Oleh: Indah Permata N.I. 54061001037 Mohd. Nasir bin Mohd. Jaafar 04061001144 Dessi Khairunnisa 04061001103 Pembimbing: Dr. Mariatul Fadilah, MARS

Upload: indah-permata

Post on 30-Jun-2015

9.577 views

Category:

Documents


352 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

Tugas Makalah

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Oleh:

Indah Permata N.I. 54061001037

Mohd. Nasir bin Mohd. Jaafar 04061001144

Dessi Khairunnisa 04061001103

Pembimbing:

Dr. Mariatul Fadilah, MARS

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

2011

Page 2: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Makalah

Kepaniteraan Klinik Senior Departemen Ilmu Kedokteran Keluarga

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Periode 14 Februari – 14 Maret 2011

berjudul

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Oleh:

Indah Permata N.I. 54061001037

Mohd. Nasir bin Mohd. Jaafar 04061001144

Dessi Khairunnisa 04061001103

Dosen Pembimbing,

(Dr. Mariatul Fadilah, MARS)

Page 3: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

laporan ini. Shalawat dan salam pada Nabi Muhamad SAW.

Makalah ini merupakan tugas mengenai teknik-teknik penentuan prioritas

masalah yang disusun dalam rangka kepaniteraan klinik senior departemen ilmu

kedokteran keluarga.

Terima kasih kepada dr. Mariatul Fadilah, MARS selaku dosen

pembimbing yang telah menyumbangkan ilmu dan membimbing kami dalam

penyusunan tugas makalah ini.

Terima kasih pula kepada seluruh mahasiswa kepaniteraan klinik senior

ilmu kedokteran keluarga periode 14 Februari- 14 Maret 2011 atas dukungannya

sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun menyadari bahwa makalah

ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik

dan saran dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah berikutnya.

Semoga makalah ini bermanfaat.

Palembang, Februari 2011

Penyusun

Page 4: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

BAB I

PENDAHULUAN

         Untuk meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan,

diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang

menyeluruh (komprehensif dan holistik). Perencanaan kesehatan adalah kegiatan 

yang perlu dilakukan di masa yang akan datang, yang jelas tujuannya. Langkah-

langkah perencanaan sebetulnya bersifat generik, yaitu sama dengan alur pikir

siklus pemecahan masalah, langkah-langkah pokok yang perlu dilakukan adalah :

1. Analisis situasi

2. Identifikasi masalah dan menetapkan prioritas

3. Menetapkan tujuan

4. Melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik

5. Menyusun rencana operasional.

         Kelima langkah pokok di atas harus dilaksanakan secara berurutan

(sistematis). Setiap langkah yang dilakukan memiliki tujuan sendiri. Analisis

situasi sebagai langkah awal dalam perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin,

sehingga dapat diperoleh gambaran  tentang masalah kesehatan yang ada serta

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut, yang merupakan

tujuan dari analisis ini, pada akhirnya akan diperoleh hasil dari analisis ini yang

merupakan titik tolak perencanaan kesehatan terpadu dan dalam langkah

selanjutnya diikuti oleh kegiatan untuk merumuskan masalah secara jelas,

sekaligus menentukan prioritas masalah-masalah tersebut. Yang dimaksud

dengan masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah

gangguan kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi

kesehatan penduduk (lingkungan, perilaku, kependudukan dan pelayanan

kesehatan). Menurut definisi, masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap)

antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang

baik adalah kalau rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan.

Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara

Page 5: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

kuantitatif. Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan bagian dari

proses perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh

unsur terkait, termasuk masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk

ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam

pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada,

masyarakat dapat berperan aktif didalamnya. Adapun topik yang akan dibahas

dalam makalah ini adalah mengenai penetapan prioritas masalah.

Page 6: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)

dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang

timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber

daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan

sekaligus, untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah

pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan

prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data

atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya

pengetahuan yang cukup.1

Penetapan prioritas dinilai oleh sebagian besar manager sebagai inti

proses perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini, dapat dikatakan

sebagai suatu persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas.

Sekali prioritas ditetapkan, langkah berikutnya dapat dikatakan merupakan

gerakan progresif menuju pelaksanaan. Dalam penentuan prioritas, aspek

penilaian dan kebijaksanaan banyak diperlukan bersama-sama dengan kecakapan

unik untuk mensintesis berbagai rincian yang relevan. Hal ini merupakan bagian

dari proses perencanaan yang biasanya dikatakan paling naluriah. Namun,

penetapan prioritas mungkin dapat jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan

langkah-langkah lain bila dibuat eksplisit dan menjadi tindakan yang ditentukan

secara jelas.2

Keterampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas dalah

menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang

sangat berbeda dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang

berbeda pula. Terlalu sering kesalahan timbul akibat memberikan penekanan

terlalu banyak pada satu dimensi. Seorang ahli epidemiologi cenderung untuk

menilai penetapan prioritas terutama sebagai suatu masalah penentuan mortalitas

dan mortabiditas relatif dari masalah-masalah kesehatan tertentu. Pendekatan ini

dipakai  secara berlebihan dalam versi pertama “Metode Amerika Latin” dalam

Page 7: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

perencanaan kesehatan. Ilmuwan sosial, politikus, dan masyarakat umum

cenderung memandang penetapan prioritas sebagai suatu tanggapan atas perasaan

populer mengenai hal-hal yang penting. Bagi mereka pertimbangan-

pertimbangan yang penting adalah : Pertama, apa yang diinginkan masyarakat

untuk dilakukan dan yang kedua adalah program kesehatan yang dapat diterima.

Para administrator cenderung mengkaji prioritas terutama dalam hubungannya

dengan yang disebut oleh metode perencanaan kesehatan Amerika Latin sebagai

“kerawanan” masalah-masalah kesehatan tertentu. Perhatiannya ada pada

ketersediaan metode teknis untuk mengendalikan penyakit-penyakit atau kondisi-

kondisi yang memerlukan perhatian. Keterbatasan paling serius di Negara

berkembang yang bahkan mungkin seringkali lebih berat dari pada kerangka

kerja administratif untuk menyediakan pelayanan dan personil yang diperlukan.

Para ekonom memberi penekanan khusus pada biaya. Hal ini biasanya

merupakan kendala akhir yang menentukan apa yang akan dilakukan, ongkos-

ongkos relatif berbagai program pengendalian harus diseimbangkan. Kebijakan

penting dalam menyeimbangkan ongkos perencanaan kesehatan umumnya adalah

menyediakan pelayanan kesehatan ke masyarakat secara maksimum dari pada

memberikan pelayanan dengan mutu tertinggi kepada sekelompok kecil

masyarakat.2        

Perencanaan kesehatan harus mengembangkan ketrampilan dalam semua

disiplin ilmu yang diperlukan agar dapat melakukan pendekatan perencanaan

yang seimbang. Yang terutama diperlukan adalah indeks-indeks tertentu yang

valid di dalam informasi baik kualitatif maupun kuantitatif yang digunakan dalam

penilaian ini. Tanpa mengindahkan semua usaha pada pengukuran dan

pengelompokkan khusus, si perencana pada akhirnya harus bersandar pada

elemen-elemen kebijaksanaan yang tak pasti berdasarkan pengalaman atau

evaluasi rencana-rencana sebelumnya dalam membuat keputusan akhir.2

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang

harus dilakukan, yakni:2

1. Melakukan pengumpulan data.

Page 8: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia data

yang cukup. Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data. Data yang

perlu dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan lingkungan, perilaku,

keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk keadaan geografis, keadan

pemerintahan, kependudukan, pendidikan, pekerjaan, mata pencaharian,

sosial budaya, dan keadaan kesehatan.

2. Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut harus

diolah, maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa

sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut.

Cara pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, secara manual,

elektrikal dan mekanik.

3. Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian data yang

lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikal.

4. Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah. Tidak semua

masalah dapat diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas

masalah, dalam arti masalah yang paling penting untuk diselesaikan.

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang

dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu

untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan

kurang penting. Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang

baik, yakni spesifik, jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif

dan kuantitatif, serta dirumuskan secara sistematis.

Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan

yang harus diperhatikan, yakni:

1. Besarnya masalah yang terjadi

Page 9: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

2. Pertimbangan politik

3. Persepsi masyarakat

4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan

pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu

dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara

menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan

mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan

dalam penetapan prioritas masalah meliputi:1

1. Menetapkan kriteria

2. Memberikan bobot masalah

3. Menentukan skoring tiap masalah

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan beberapa

teknik, yaitu:

I. TEKNIK NON SKORING

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter

dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara

menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah dengan teknik non

skoring.

Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi

kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique” (NGT). Ada

2 NGT yakni:1,2

A. Metode Delbeq (diperkenalkan oleh Andre Delbeque)

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah melalui

diskusi kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama

keahliannya maka sebelumnya dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai

persepsi yang sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi

ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.1,2

Adapun caranya adalah sebagai berikut:3

Page 10: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

a) Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah antara 6

sampai 8 orang;

b) Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan

peringkat prioritasnya;

c) Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat atau urutan

prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya,

d) Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup;

e) Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan hasilnya

dituliskan di belakang setiap masalah;

f) Nilai peringkat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti

mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).

• Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat tersebut,

dengan harapan masing-masing orang akan memertimbangkan kembali peringkat

yang diberikannya setelah mengetahui nilai rata-rata;

• Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk menghindari orang yang

dominan memengaruhi orang lain.

Cara ini mempunya beberapa kelemahan, yaitu:

a) Menentukan siap yang seharusnya ikut dalam menentukan peringkat prioritas

tersebut,

b) Penentuan peringkat bisa sangat subyektif,

c) Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang berbeda dan

tidak untuk menentukan prioritas atas dasar fakta.

B. Metode Delphi

Yaitu masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang

mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan

prioritas masalah yang disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan

melalui pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan

untuk mengemukakan beberapa masalah  pokok, masalah yang paling banyak

dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.1,2

Adapun caranya adalah sebagai berikut:3

a) Identifikasi masalah yg hendak/perlu diselesaikan;

Page 11: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

b) Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yg dianggap mengetahui

dan menguasai permasalahan;

c) Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban

kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah;

d) Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang muncul dan

mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan;

e) Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala

prioritas/memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan

kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan.

II. TEKNIK SKORING

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score

(nilai) untuk pelbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang

dimaksud adalah:1,2,3

• Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah;

• Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase);

• Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet

need);

• Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit);

• Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility);

• Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah

(resources availibilily).

Secara terperinci cara-cara tersebut antara lain:

A. Metode Bryant2,4

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

- Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi

- Seriousness :Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu

masalah dalam masyarakat dan dilihat dari

besarnya angka kesakitan dan angka kematian

akibat masalah kesehatan tersebut

Page 12: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

- Manageability :Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan

dengan sumber daya

- Community concern :Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah

kesehatan tersebut

Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari

prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu

sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian

dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah untuk masing-masing masalah

dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan

sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil

yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk

menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

B. Metode Matematik PAHO (Pan American Health Organization)2,4

Disebut juga cara ekonometrik. Dalam metode ini parameter diletakkan

pada kolom dan dipergunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan

dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:

- Magnitude :Berapa banyak penduduk yang terkena masalah.

- Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang

ditunjukkan dengan case fatality rate masing-

masing penyakit .

- Vulnerability : Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat

yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.

- Community and : Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut

political concern menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan

para politisi.

- Affordability : Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin

dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari satu

parameter ke parameter yang lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter

tersebut.

Contoh Teknik PAHO5

Page 13: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

Teknik ini dikembangkan oleh PAHO (Pan American Health Organization).

Prioritas masalah kesehatan ditentukan indikator-indikator sebagai berikut:

1) Magnitude (M) masalah

Menunjukan berapa banyak penduduk yang terkena masalah tersebut. Ini

bisa ditunjukan oleh prevalens penyakit tersebut di masyarakat. Dalam hal ini

misalnya, magnitude ISPA lebih besar daripada HIV/AIDS, sehingga dari segi

magnitude, ISPA lebih penting daripada HIV/AIDS.

2) Severity (S)

Menunjukan tingkat keparahanan dampak yang diakibatkan oleh masalah

kesehatan tersebut. Ini bisa ditunjukan misalnya oleh CFR (case fatality rate)

penyakit yang bersangkutan atau oleh besarnya biaya yang diperlukan untuk

menanggulangi atau mengobatinya. Dalam hal ini, severity HIV/AIDS jauh lebih

besar daripada influenza.

3) Vulnerability (V)

Menunjukkan apakah kita memiliki cara atau teknologi yang murah dan efektif

untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya, campak lebih vulnerable

dibandingkan TB, karena campak mudah dicegah dengan imunisasi sedangkan

TB, seperti kita ketahui tidak mudah.

4) Community concern (C)

Menunjukkan tingkat kehebohan yang ditimbulkan oleh masalah tersebut di

tengah masyarakat. Penyakit HIV/AIDS tentu lebih menghebohkan daripada TB

misalnya.

• Cara menggunakan keempat indikator tersebut adalah meminta pendapat

sejumlah ahli (antara 5 – 8 orang) untuk memberikan skor bagi masing-masing

masalah yang akan ditentukan peringkat prioritasnya. Besarnya skor tersebut

adalah antara 1 sampai 10.

• Hasil tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan tabel berikut:

Penyakit M S V C Total

HIV/AIDS 2 10 2 8 320

TBC 6 5 4 6 720

Malaria 7 4 6 4 672

Ca Paru 3 7 4 4 336

Page 14: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

ISPA 10 2 8 3 480

Dalam contoh diatas, para ahli memberikan skor secara vertikal untuk kelima

masalah tersebut. Skore masing-masing berkisar 1 sampai 10. Kemudian dihitung

skor rata-rata dari sejumlah pakar tersebut. Skor rata-rata tersebut ditulis dalam

kolom yang relevan (misalnya mulai dari kolom M). Kemudian berikutnya

dilakukan untuk kolom S dari atas ke bawah (vertikal), demikian selanjutnya

untuk kolom V dan C. Setelah itu, skor dikalikan dengan arah horizontal.

Hasilnya ditulis pada kolom paling kanan. Dalam contoh di atas, maka urutan

prioritas adalah: (1) TB, (2) Malaria, (3) ISPA, (4) Ca Paru, dan (5) HIV/AIDS.

Ada beberapa kelemahan cara ini, yaitu: a) Menentukan siapa yang disebut

sebagai ahli atau pakar; b) Orang akan bias terhadap masalah yang dikuasainya,

artinya pakar HIV/AIDS cenderung memberi skor tinggi untuk masalah tersebut;

c) Tanpa mengetahui data, akhirnya pakar tersebut juga akan memberikan skor

atas pertimbangan subyektif.

C. MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment Metode)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada

kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Metode ini

memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria

diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada. Cara

untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria dengan diskusi,

argumentasi, dan justifikasi

Kriteria yang dipakai terdiri dari:

- Emergency :Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian.

- Greetes member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi.

- Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan

- Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan.

- Policy : Kebijakan pemerintah daerah/nasional.

D. Metode Hanlon

Page 15: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria, masing-masing adalah :

1.      Kelompok kriteria A  = besarnya masalah

Besarnya persentase penduduk yang menderita langsung karena penyakit

tersebut

Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah

tersebut

Besarnya kerugian lain yang diderita

2.      Kelompok kriteria B   = tingkat kegawatan masalah yaitu tingginya angka

morbiditas dan mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu

3.      Kelompok kriteria C   = kemudahan penanggulangan masalah dilihat dari

perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah

yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana dan cara) untuk

menyelesaikan masalah. Skor 0-10 (sulit – mudah).

4.      Kelompok kriteria D  =  Pearl faktor, dimana :

P = Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai

kebijaksanaan/program/kegiatan instansi/organisasi terkait.

E = Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.

A = Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi

terkait/instansi lainnya.

R = Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk

memecahkan masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)

L = Legality yaitu dukungan aspek

hukum/perundangan-undangan/peraturan terkait seperti peraturan

pemerintah/juklak/juknis/protap.

Masalah P E A R L Hasil

Perkalian

PEARL

A 1 1 1 1 1 1

B 1 1 1 1 1 1

C 1 0 1 1 0 0

Page 16: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

E. Metode CARL

Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode

CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-

10. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:

C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan

peralatan)

A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi

atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan

metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan.

R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan

sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.

L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan

yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.

F. Metode Reinke

Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor.

Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:

M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat

dilihat dari % atau jumlah/kelompok yang terkena masalah,

keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi terkait.

I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka

morbiditas dan mortalitas serta kecenderunagn dari waktu ke

waktu.

V = Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah

dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat

diketahui dari perkiraan hasil (output) yang diperoleh

dibandingkan dengan pengorbanan (input) yang dipergunakan.

C = Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan

pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.

III. Mempertimbangkan Trend (Kecenderungan) Kebijakan3

Page 17: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

Cara lain menentukan peringkat masalah kesehatan adalah dengan

menelaah trend/kecenderungan kebijakan yang berkembang baik pada tingkat

nasional maupun internasional. Asumsinya adalah bahwa kebijakan-kebijakan

tersebut tentunya didasarkan pada fakta empiris atau evidence yang valid. Berikut

ini beberapa kebijakan yang memberi arah pada penentuan prioritas masalah

kesehatan.

1) Gerakan Global dalam Dekade 1980 -1990

Ada beberapa gerakan global yang menekankan pentingnya beberapa masalah

kesehatan diberikan prioritas lebih tinggi, yaitu gerakan kesetaraan gender

menekankan pentingnya kesehatan reproduksi, Deklarasi hak-hak anak (New

York, 1999) menekankan pentingnya menjamin hak anak antara lain bidang

kesehatan dan gizi anak, dan gerakan HAM menekankan pentingnya menjamin

kesehatan masyarakat terasing.

2) Paradigma Pembangunan yang Berpusat pada Penduduk

“People centered development” adalah suatu paradigma pembangunan yang

terfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mutu penduduk

menurut paradigama ini, adalah kunci bagi suksesnya sebuah bangsa. Oleh sebab

itu perlu dilakukan inventasi untuk mengembangkan mutu SDM. UNICEF

menyarankan agar investasi tersebut dilakukan sejak dini. Salah satu alasan

adalah karena pada masa itulah terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel-sel

otak. Menurut paradigma ini, yang harus mendapat prioritas adalah masalah

kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan (kesehatan ibu hamil), masalah

kesehatan saat melahirkan (pertolongan persalinan), masalah kesehatan bayi dan

anak balita, dan masalah kesehatan anak sekolah.

3) Komitmen Global

Prioritas masalah Puskesmas juga perlu memasukan beberapa masalah kesehatan

yang sudah menjadi komitmen global. Berikut ini adalah beberapa masalah

kesehatan yang termasuk dalam komitmen global yaitu Malaria, TB, HIV/AIDS,

Polio, Lepra (WHO), kesehatan anak (Deklarasi Hak Anak, New York 1999,

Page 18: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

WHO), dan kesehatan reproduksi (Safe motherhood, Konferensi Kependudukan

Sedunia, Kairo, 1994, WHO).

4) Komitmen Nasional

Disamping masalah kesehatan yang termasuk dalam komitmen global diatas,

pada tingkat nasional juga ada beberapa masalah kesehatan yang ditetapkan

sebagai prioritas, yaitu Keluarga Berencana, Demam Berdarah Dengue, gizi ibu

hamil, balita, dan anak sekolah, pengguna narkoba, PD3I (penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi), dan pneumonia balita. Untuk menentukan prioritas

masalah kesehatan dalam RO Puskesmas, disarankan untuk menggunakan 3

(tiga) pendekatan berikut, yaitu:

1) Menggunakan informasi tentang komitmen global dan nasional, kecuali

terbukti bahwa masalah yang telah menjadi komitmern global dan nasional

tersebut betul-betul tidak ada di wilayah kerja Puskesmas bersangkutan. Oleh

sebab itu, masalah yang perlu diberikan prioritas adalah PD3I (Penyakit yang

dapat dicegah dengan imunisasi), Malaria, TB, HIV/AIDS, Lepra, Demam

Berdarah Dengue, dan Kurang gizi (khususnya ibu hamil, bayi, anak balita dan

anak sekolah).

2) Kalau ada masalah lain di luar masalah yang termasuk dalam komitmen global

dan nasional tersebut, Puskesmas bisa menggunakan teknik PAHO untuk

menelaah prioritasnya. Misalnya Puskesmas tertentu mungkin juga menghadapi

masalah-masalah yang bersifat spesifik lokal (local specific) seperti Filariasis,

Frambusia, Rabies, Keracunan pestisida, Kecelakaan, Penggunaan narkoba, dan

lain-lain.

3) Juga disarankan agar masalah yang menyangkut pembangunan mutu manusia

sejak dini hendaknya diberi prioritas tinggi. Ini berkaitan dengan upaya untuk

menjamin pertumbuhan otak yang optimal. Maka masalah yang menyangkut hal-

hal berikut perlu diprioritaskan, yaitu Kesehatan ibu hamil, Kesehatan ibu

melahirkan, Kesehatan bayi, Kesehatan ibu nifas, Kesehatan anak balita, dan

Kesehatan anak sekolah

BAB III

Page 19: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

KESIMPULAN

Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan salah satu bagian

dari proses perencanaan. Dalam melakukan identifikasi masalah kesehatan, ada

beberapa cara pendekatan yang perlu diperhatikan, sehingga masalah yang

dikemukakan merupakan masalah yang benar-benar penting dan memang harus

segera diselesaikan. Selain itu diperlukan ukuran-ukuran dan data untuk

menemukan masalah kesehatan yang ada.        

Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah

masalah-maslah kesehatan teridentifikasi. Penentuan prioritas masalah harus

memperhatikan beberapa faktor antara lain : besarnya masalah, pertimbangan

politik, persepsi masyarakat, dan bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.

Cara memilih prioritas masalah dibedakan atas Skoring dan Non Skoring. Kedua

cara tersebut pelaksanaannya berbeda-beda. Pemilihan kedua cara tersebut

berdasarkan ada tidaknya data yang tersedia.

Page 20: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

KASUS 1

Kecamatan Randu yang memiliki wilayah kerja 7.700 m2, dan memiliki 6

Puskesmas Pembantu, 14 Posyandu, 8 Bidan Praktek Swata yang ber penduduk

sekitar 95.000 KK.

Di setiap Puskesmas pada kecamatan Randu memiliki sarana dan prasarana yang

lengkap. Sistim rujukan kesehatanpun dapat ditempuh hanya dalam waktu 2 jam

dari kecamatan ini. Kerjasama dengan lintas sektoral dalam tingkat kecamatan

pun sangat baik.

Meskipun Penduduk dalam wilayah kerja Puskemas melati mayoritas adalah

petani cengkeh dan kopi yang memiliki tingkat pendidikan setingkat SMP

namun tingkat religious nya tinggi dan mereka sangat memegang nilai nilai

tradisional. Desa Randu juga memiliki 16 SD, 7 SMP, 4 SMA dan 1 Madrasah

Ibtidaiah.

Dalam laporan akhir tahun kepada Dinkes, wilayah Kecmatan Randu ini kecuali

mempunyai tingkat kesakitan Diaarhae, Malaria dan angka kematin ibu karena

perdarahan yang sangat tinggi disini pun terjadi endemic Gondok, Filariasis

dan didalam laporan itupun pada tahun yang lalu terdapat balita yang

marasmik dan BB dibawah normal.

Sebagian besar diwilayah kecamatan Randu ini seringkali mengalami banjir bila

musim hujan yang dikarenakan aliran air dari kecamatan ke sungai yang terdapt

di tengah kecamatan itu tidak lancar. Namun ada satu desa di kecmatan ni yang

terletak dilereng bukit yang dipenuhi oleh hutan cengkeh dan kopi.

Pada hari senin yang lalu dr. Indri di undang Camat Randu untuk membicarakan

keadaan kesehatan diwilayan kerja Kecamatan Randu. Camat Randu

menginginkan setiap pimpinan Puskesmsas mempersiapkan satu laporan dan

rencana pencegahan kedepan untuk meningkatkan drajat kesehatan warga

Page 21: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

Kecamatan Randu tersebut. Camat Randu pun menjanjikan untuk membantu

sepenuhnya rncana para dokter tersebut.

Anda sebagai salah satu pimpinan puskesmas di kecamatan diminta untuk

mempersiapkan rencana dan mendesain sebuah program health promotion yang

paling cocok untuk mengatasi permasalahan yg endemic pada wilayah kerj

puskesmas yang kalian pimpin sampai 100% siap untuk dilaksanakan

Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses

pemecahan masalah dikarenakan dua alasan. Pertama, karena terbatasnya sumber

daya yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah.

Kedua, karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya,

dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan (Azwar, 1996).

Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk menetapkan

prioritas masalah baik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif maupun

kualitatif sebagai berikut.

1. Teknik Kriteria Matriks (Criteria Matrix Technique)

Kriteria yang dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat

dibedakan atas tiga macam:

a. Pentingnya masalah

Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan

penyelesaiannya. Beberapa ukuran pentingnya masalah sebagai

berikut:

- Besarnya masalah (prevalence)

- Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)

- Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)

- Derajat keinginan masyarakat yang tidak dipenuhi (degree of

unmeet need)

- Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)

- Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)

Page 22: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

- Suasana plitik (political climate)

b. Kelayakan teknologi

Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk

mengatasi masalah (technical feasibility), makin diprioritaskan

masalah tersebut.

c. Sumber daya yang tersedia

Makin tersedia sumberdaya yang dapat dipakai seperti tenaga, dana

dan sarana untuk mengatasi masalah (resource ability) makin

diprioritaskan masalah tersebut.

Nilai skor antara 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat penting) untuk setiap

kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling

besar.

No.Daftar

Masalah

I

T R

Jumlah

I x T x

R

Priori

tasP S RI DU SB PB PC

1 Diare 1 4 2 3 4 3 1 3 2 108

2 Malaria 2 3 4 1 5 2 4 2 2 84

3

Angka

Kematian

Ibu

karena

perdaraha

n

4 2 5 2 3 1 3 1 4 80

4 Gondok

5 Filariasis

6 Marasmus

7 BBLR

2. Metode MCUA

Page 23: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

Pada metode ini diprioritaskan masalah dilakukan dengan memberikan

bobot (yang merupakan nilai maksimum dan berkisar antara 0 sampai 100

dengan kriteria:

a. Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang ada

kemungkinan terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan

instansi terkait.

b. Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas,

kecenderungannya dari waktu ke waktu.

c. Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan untuk

mengatasi masalah baik dari segi instansi yang bertanggung jawab

terhadap penyelesaian masalah atau dari masyarakat yang terkena

masalah.

d. Kemudahan yaitu tersediannya tenaga, sarana/peralatan, waktu serta

cara atau metode dan teknologi penyelesaian masalah seperti

tersediannya kebijakan/peraturan, petunjuk pelaksanaan (juklak),

petunjuk teknis (juknis) dan sebagainnya.

Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

a. Tentukan dahulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-10)

b. Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot dengan skor

masing-masing masalah. Besarnya skor tidak boleh melebihi bobot

yang telah disepakati. Bila ada perbedaan pendapat dalam menentukan

besarnya bobot dan skor yang dipilih reratanya.

c. Jumlahkan nilai masing-masing kolom dan tentukan prioritasnya

berdasarkan jumlah skor yang tertinggi sampai terendah.

No.Daftar

Masalah

Kriteria Dan Bobot Maksimum

Jmla

h

Skor

Priorit

as

Besar

masala

h

Kegawat

an

Biaya Kemudah

an

Bob

ot

Rata-

rata8 8 6 7

1 Diare8x8 =

649x8=72

5x6=3

06x7=42 208 I

Page 24: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

2 Malaria 7x8=56 8x8=645x6=3

06x7=42 192 II

3

Angka

Kematia

n ibu

akibat

perdarah

an

6x8=48 6x8=485x6=3

06x7=42 168 III

4 Gondok

5 Filariasis

6Marasmu

s

7 BBLR

3. Metode Hanlon (Kuantitatif)

Metode ini hampir sama dengan metode MCUA, dilakukan dengan

memberikan skor atas serangkaian kriteria A, B, C dan D (PEARL).

A = Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang

terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan instansi terkait.

Skor 0-10 (kecil-besar).

B = Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan

mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu. Skor 0-10

(tidak gawat - sangat gawat).

C = Efektifitas atau kemudahan penanggulangan masalah.

D = PEARL

Berbagai pertimbangan dalam kemungkinan

pemecahan masalah. Skor 0 = tidak dan 1 = ya

P = Propriatness

E = Economic feasibility

A = Acceptability

R = Resource availability

Page 25: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

L = Legality

Setelah kriteria tersebut berhasil diisi, maka selanjutnya menghitung nilai

NPD dan NPT dengan rumus sebagai berikut:

NPD = Nilai Prioritas dasar = (A + B) x C

NPT = Nilai Prioritas Total = (A + B) x C x D

Prioritas pertama adalah masalah dengan skor NPT tertinggi. Metode

Hanlon (Kuantitatif) ini lebih efektif bila digunakan untuk masalah yang

bersifat kuantitatif.

N

o

Daftar

masala

h

Kriteria dan bobot maksimum

PEA

RL

NP

T

Priorit

as

Masal

ah

A=Bes

ar

B=Kegaw

atan

C=Kemuda

han

NP

D

1 Diare 9 9 8 144 11111 144 I

2 Malaria 9 8 8 136 11111 136 II

3

Angka

Kematia

n ibu

akibat

perdara

han

8 7 7 105 11111 105 III

4 Gondok

5Filariasi

s

6Marasm

us

7 BBLR

4. Metode Hanlon (Kualitatif)

Metode Hanlon (Kualitatif) ini lebih efektif dipergunakan untuk masalah

yang bersifat kualitatif dan data atau informasi yang tersediapun bersifat

Page 26: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

kualitatif miaslkan peran serta masyarakat, kerja sama lintas program,

kerja sama lintas sektor dan motivasi staf.

Prinsip utama dalam metode ini adalah membandingkan pentingnya

masalah yang satu dengan yang lainnya dengan cara “matching”.

Langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut:

a. Membuat matriks masalah

b. Menuliskan semua masalah yang berhasil dikumpulkan pada sumbu

vertikal dan horisontal.

c. Membandingkan (matching) antara masalah yang satu dengan yang

lainnya pada sisi kanan diagonal dengan memberi tanda (+) bila

masalah lebih penting dan memberi tanda (-) bila masalah kurang

penting.

d. Menjumlahkan tanda (+) secara horisontal dan masukan pada kotak

total (+) horisontal.

e. Menjumlahkan tanda (-) secara vertikal dan masukan pada kotak total

(-) vertikal.

f. Pindahkan hasil penjumlahan pada total (-) horisontal di bawah kotak

(-) vertikal.

g. Jumlah hasil vertikal dan horisontal dan masukan pada kotak total.

h. Hasil penjumlahan pada kotak total yang mempunyai nilai tertinggi

adalah urutan prioritas masalah.

Masalah

Peran

serta

masyarak

at

Kerjasam

a lintas

sektoral

Kerjasam

a lintas

profesi

Mutu

tenaga

pelaksan

a

Motivasi

tenaga

pelaksan

a

Total

Horisont

al (+)

Diare + + + + 4

Malaria + - + 2

Angka

kematian

ibu akibat

perdaraha

n

- - 0

Page 27: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

Gondok + 1

Filariasis 0

Marasmu

s

BBLR

Total

vertikal

(-)

Total

horisontal

(+)

Total

Prioritas

Masalah

5. Metode CARL

Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode

CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-

10. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:

C = Capability

A = Accessibility

R = Readiness

L = Leverage

Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi,

kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa

pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata.

Nilai total merupakan hasil perkalian: C x A x R x L

NoDaftar

MasalahC A R L

Total

NilaiUrutan

1 Diare 9 8 8 8 4608 I

2 Malaria 8 8 8 8 4096 II

3 Angka 8 6 7 7 2352 III

Page 28: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

kematian

ibu akibat

perdarahan

4 Gondok

5 Filariasis

6 Marasmus

7 BBLR

6. Metode Reinke

Metode Reinke merupakan metode dengan mempergunakan skor. Nilai

skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:

M = Magnitude of the problem

I = Importancy

V = Vulnerability

C = Cost

P = Prioritas atau pemecahan masalah.

Sama seperti metode yang lain dengan menggunakan skor, maka untuk

mempermudah pengerjaan diperlukan adanya tabel. Hasil skor masing-

masing masalah kemudian dihitung dengan rumus:

P = (M x V x I) : C

Prioritas masalah atau pemecahan masalah diperoleh dengan mengurutkan

jumlah nilai P dari yang tertinggi sampai terendah.

NoDaftar

MasalahM I V C Total Urutan

1 Diare 5 4,6 5 3 38,33 I

2 Malaria 5 4,2 3 5 12,60 III

3

Angka

Kematian

ibu akibat

perdarahan

4,6 4 3,5 3,2 20,13 II

4 Gondok

Page 29: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

5 Filariasis

6 Marasmus

7 BBLR

7. Metode Bryant

Metode Bryant menggunakan skoring yang didasarkan pada kriteria:

P = Prevalence

S = Seriousness

C = Community concern

M = Managebility

Skor masing-masing kriteria berkisar 1-5.

Alternatif

Masalah

P S C M Total Prioritas

Malaria 5 4,5 3,4 3 15,9 II

Diare 5 3,4 3,1 5 16,5 I

Angka kematian

ibu akibat

perdarahan

5 3,4 3 2,5 13,9 III

Gondok

Filariasis

Marasmus

BBLR

Page 30: Penentuan Prioritas Masalah _ IKK

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

2. Aswar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan . Jakarta: Binaputra Aksara.

3. Sutisna Sulaeman, Endang. 2009. Manajemen Kesehatan. Teori dan Praktik di Puskesmas. Surakarta: UNS

4. Leavel dan Clark. 1965. Prevention Medicine for The Doctor in His Community. London: Mc Graw Hill

5. Biro Perencanaan Departemen Kesehatan RI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2002. Perencanaan dan Penganggaran Terpadu (Integrated Health Planning and Budgetting), Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan (Modul – 05). Jakarta: Depkes RI.