identifikasi bahasa kupang (afrodita indayana)

Upload: afrodita-indayana

Post on 17-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Identifikasi Bahasa Kupang (Afrodita Indayana)

    1/6

    Bahasa

    Bahasa Lokal Bantu Pendidikan Anak KUPANG, Timex-Bahasa lokal yang menjadi bahasa pertama yang

    dikuasai anak ternyata sangat membantu perkembangan anak didik. Karena itu, penggunaan bahasa

    lokal dalam pendidikan anak dinilai sangat penting sehingga perlu dimasukan dalam muatan lokal.

    Hal ini dikatakan Alice Eastwood dari SIL Internasional Indonesia dalam seminar tentang pendidikan

    bahasa ibu dalam teori dan praktek, Sabtu (18/2) di Kampus UKAW Kupang. Pembicara lain dalam

    seminar itu adalah dosen UKAW Kupang, Dra. June Jacob, MA, Sebastian Sambi dari SIL Internasional

    Indonesia, Prof. Charles Grimes dan Prof. Barbara Dix Grimes.

    Dikatakan, Alice, dari penelitian yang dilakukan, ternyata penggunaan bahasa lokal yang sudah dikuasai

    anak didik sangat membantu dalam pendidikan anak. "Jadi anak tidak bisa dipaksa untuk menggunakan

    bahasa lain yang belum dikuasainya seperti bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Penggunaan bahasa

    lokal yang dikuasai anak sangat membantu perkembangan pendidikan anak," ujarnya.

    Dia mencontohkan, pihaknya sudah membuktikan hal tersebut di beberapa tempat di Palu, Sulawesi

    Tengah. Di beberapa sekolah di Sulawesi Tengah tersebut, jelas Alice, pihaknya sudah bekerja sama

    dengan Dinas Pendidikan setempat dan diperbolehkan bahasa lokal masuk dalam Mulok. "Hasilnya,

    anak-anak yang awalnya dicap tidak pintar ternyata setelah penggunaan program tersebut menunjukkan

    perkembangan yang sangat positif. Bahasa lokal telah membantu mereka memahami pelajaran dengan

    baik dan membantu mereka untuk menguasai bahasa Indonesia dan bahkan bahasa Inggris dengan

    baik," kata Alice.

    Karena itu dirinya mengusulkan penggunaan bahasa lokal tersebut juga diterapkan di Kupang dan NTT

    umumnya. "Tentu harus ada persetujuan dari pemerintah sehingga kita mengharapkan adanya peranpemerintah di sini sehingga bahasa lokal bisa masuk dalam muatan lokal," ujarnya.

    Sementara itu, Dra. June Jacob, MA mengatakan, seminar yang diikuti sekira 400 mahasiswa UKAW

    tersebut sangat penting bagi calon sarjana UKAW. "Seminar ini kita sengaja menghadirkan mahasiswa

    karena mereka yang akan terjun di lapangan, khususnya calon guru. Kita harapkan mereka kelak mampu

    menggunakan bahasa lokal dengan baik dalam mendidik anak," kata June.

    June yang juga pengelolah UBB GMIT ini mengatakan, penggunaan bahasa lokal di sekolah-sekolah

    formal saat ini masih sangat minim. Karena itu, dia juga mengharapkan peran pemerintah untuk

    memberi kesempatan melalui muatan lokal sehingga bahasa lokal bisa digunakan dalam pelajaran di

    sekolah. "Hasil penelitian dan pengalaman di tempat lain sudah membuktikan ini sehingga tidak salah

    kita juga melakukannya karena anak-anak di NTT lebih banyak menguasai bahasa lokal dibanding bahasa

    Indonesia," harapnya. (ito)

  • 7/23/2019 Identifikasi Bahasa Kupang (Afrodita Indayana)

    2/6

    Bahasa (Indonesia) Kupang

    Jika anda adalah orang yang berasal dari Indonesia barat dan anda baru pertama kali

    mengunjungi kota Kupang maka anda pasti akan bingung dalam hal memahami bahasa yangdipakai secara umum di Kupang. Sebenarnya tidak ada istilah bahasa kupang karena yang

    sebenarnya itu adalah bahasa indonesia yang sudah di jadikan bahasa prokem setempat yang bagikebanyakan orang (yang berasal dari Indonnesia barat) akan merasa aneh karena kedengarannyaseperti bahasa indonesia tapi kok ada yang kurang gitu. Yah itulah bahasa kupang atau tepatnya

    bahasa Indonesia versi kota Kupang bahasa Indonesia yang sudah di penggal contohnya:

    -sa pi men bola do

    -lu su makan ko?-lu tidor di mana in malam?

    -lu pung harim tu ko? gaga EE?

    -woe angka kas beta itu aer sat ember do!

    itu adalah sebagian kecil kalimat-kalimat yang sering kita dengar di dalam pembicaraanmasyarakat kota kupang sehari-hari

    jadi kalau ingin sekedar tahu ini ada sedikit kamus nya:TIDAK= SONDE (BERASAL DARI BAHASA BELANDA ZONDER)SAYA= BETA (SEBAGIAN MAYARAKAT KUPANG AKAN MENYEBUT DIRINYA

    ANA INI PINJAMAN DARI BHS ARAB)

    KAMU= LUPUNYA= PUNG (BE PUNG ANJING 2 EKOR= SAYA PUNYA ANJING 2 EKOR

    PERHATIKAN BETA SUDAH DI SINGKAT JUGA JADI BE)

    CEWEK=HARIM(HARIM BERASAL DARI BAHASA ARAB HAREEM)

    KITA ORANG= KITONGKALIAN= BASONG

    ANGKAT= ANGKA(DIPENGGAL)

    GAGAH/CANTIK= GAGA(DIPENGGAL)BERKELAHI= FAIT(BERASAL DARI BAHASA INGGRIS FIGHT)

    AIR= AER

    TUMPAH=TAPOA (ENTAH BERASAL DARI MANA KATA INI)

    TENDANG= KOSI(INI JUGA ENTAH DARI MANA ASAL KATA INI, INI ADALAHBAHASA KUPANG YANG PALING KASAR)

    Itulah sebagian kecil kata-kata sehari-hari dalam bahasa kupang. NTT yang terdiri dari berbagai

    macam suku bangsa memiliki bahasa daerah asli masing-masing seperti Bahasa Dawan yangdipakai oleh orang Timor bagian barat,bahasa rote untuk orang rote,bahasa sabu,bahasa tetun

    untuk Atambua dan perbatassan dengan RDTL,bahasa-bahasa dari pulau flores sumba dan alor

    juga banyak digunakan oleh suku masing-masing. Kupang memang unik

  • 7/23/2019 Identifikasi Bahasa Kupang (Afrodita Indayana)

    3/6

    Mengenal Sub-bahasa Melayu Indonesia Timur

    REP| 22 January 2012 | 02:50 Dibaca: 184 Komentar: 6 1 dari 1 Kompasianer menilai menarik

    Tradisi Orang (Nagi) Larantuka

    Kita semua sudah tahu bahwa bahasa Melayu telah menjadiLingua Franca di Nusantarasejakberabad-abad yang lalu. Bahasa Melayu menjadi jembatan yang menghubungkan para

    pedagang di Nusantara maupun dengan pedagang asing. Rasa ingin tahu saya selalu menggelitik

    bagaimana awalnya proses itu terjadi? Padahal Nusantara ini memiliki banyak sekali bahasa.Mungkin penutur bahasa Melayu cukup banyak dan lebih mudah dipelajari, tetapi fokus tulisan

    saya kali ini ingin menjelaskan bagaimana bahasa Melayu mengalami metamorfosis menjadi

    beberapa sub-bahasa yang hingga kini masih digunakan oleh sebagian masyarakat di kawasanIndonesia Timur.

    Bahasa Melayu mengalami perkembangan pesat sejak kedatangan bangsa Portugis pada abad ke

    16 masehi. Portugis yang berpusat di Malaka pada tahun 1511 berusaha menguasai rempah-rempah di timur Nusantara, maka bahasa Melayu pun menjadi penghubung saat itu. Selain

    perdagangan, penyebaran agama juga menjadi salah satu misi Portugis ketika datang ke

    Nusantara. Hal yang sama juga dilakukan oleh Belanda ketika tiba di Nusantara pada akhir abadke 16. Maka misi dan zending berdampingan menyebarkan agama Kristen di Nusantara,

    khususnya wilayah Indonesia Timur. Bahasa Melayu pun semakin memainkan peranannya yang

    strategis di kawasan ini. Oleh karena itu, bahasa Melayu menjadi sub-bahasa pada beberapadaerah di Indonesia Timur terutama yang sebagian atau kebanyakan masyarakatnya beragama

    Kristen. Daerah-daerah tersebut memiliki bahasa daerah namun bahasa Melayu lebih populer dan

    menjadi bahasa di daerah perkotaan. Sebut saja Sub-bahasa Melayu Kupang, Larantuka,

    Manado, Ambon hingga Papua.

    Oleh karena saya berasal dari NTT maka saya akan menjelaskan Sub-bahasa Melayu Kupang

    dan Larantuka. Selain itu, Sub-bahasa Melayu Manado dan Ambon sudah banyak diketahui olehmasyarakat Indonesia melalui Film, sinetron atau tayangan televisi lain yang cukup banyak

    mempublikasinya. Saya bukan pakar bahasa, namun mencoba menjelaskan pengaruh bahasa

    Melayu dalam bahasa yang sering saya gunakan ketika berinteraksi dengan keluarga atau teman.

    Sub-bahasa Melayu Kupang

    http://www.kompasiana.com/posts/type/raport/http://www.kompasiana.com/posts/type/raport/http://www.kompasiana.com/posts/type/raport/
  • 7/23/2019 Identifikasi Bahasa Kupang (Afrodita Indayana)

    4/6

    Penutur utama Sub-bahasa Melayu Kupang adalah masyarakat kota Kupang, namun masyarakat

    lain di daratan Timor terutama di kota Soe (Kabupaten TTS), Kefamenanu (Kabupaten TTU)

    dan Atambua (Kabupaten Belu) juga menggunakan bahasa ini dalam pergaulan sehari-hari.Masyarakat Kabupaten Sabu-Raijua dan Rote-Ndao, dua kabupaten pulau yang terletak dekat

    Kupang juga menggunakan bahasa ini dalam pergaulan sehari-hari terutama di perkotaan. Tentu

    saja Sub-bahasa Melayu Kupang memiliki lokalitas dan juga dipengaruhi oleh bahasa asing,namun unsur Melayu cukup dominan. Pada dasarnya sub-bahasa Melayu Kupang sedikit miripdengan sub-bahasa Melayu Ambon, namun hanya beberapa kosa kata saja. Agar lebih jelas maka

    saya akan tunjukkan beberapa kosa kata.

    1. Kata ganti orang

    Beta, artinya saya/aku dalam bahasa Indonesia. Kata ini sebenarnya merupakan kosa kataMelayu namun kebanyakan dari kita mengetahui bahwa kata ini hanya digunakan oleh orang

    Ambon dan (Timor) Kupang.

    Katong/batong, artinya kami yang merupakan singkatan dari kami orang atau beta orang. Dong, artinya mereka berasal dari kata dia orang yang disingkat menjading dong

    Kata ganti orang ketiga tunggal tetap dia, sedangkan Engkau/anda dalam sub-bahasa Melayu

    Kupang adalah Lu, mirip bahasa Jakarta, mungkin karena pengaruh etnis Tionghoa.

    2. Beberapa contoh kata lainnya

    Pi, merupakan singkatan dari katapergi Pung, berarti punya A kurang?artinya ada apa merupakan singkatan dari apa yang kurang = ada apa. Talalu, artinya terlalu (kata favorit bang Haji Roma) Su, merupakan singkatan dari sudah Tambahan : Sonde, artinya tidak, pengaruh bahasa BelandaZonder. Harim, artinya cewek

    merupakan pengaruh bahasa arab serta campuran beberapa bahasa daerah setempat.

    Jika kata-kata itu kita gunakan dalam kalimat tanya dan jawaban di bawah ini maka akan

    kelihatan pengaruh bahasa Melayu.

    Pertanyaan : Lu mau pi mana (Engkau mau pergi ke mana) ? Jawaban: Beta mau pi sana (sayamau pergi ke sana).

    Pertanyaan:A kurang (ada apa) ? Jawaban: Dong talalu pamalas (mereka terlalu malas).Bagi kompasianer yang bukan berasal dari NTT sebenarnya bisa memahami Sub-bahasa Melayu

    Kupang, namun karena dialek dan kecepatan bicara yang cukup tinggi menyebabkan sulitdipahami.

    2. Sub-bahasa Melayu Larantuka

    Jika berpindah ke pulau Flores, masih dalam provinsi NTT, maka ada lagi sub-bahasa Melayu

    Larantuka yang penuturnya adalah masyarakat kota Larantuka, kabupaten Flores Timur. Sub-bahasa inilah yang menjadi bahasa masyarakat setempat karena jika kita bepergian ke luar kota,

  • 7/23/2019 Identifikasi Bahasa Kupang (Afrodita Indayana)

    5/6

    ke kampung-kampung atau ke beberapa pulau yang terdapat di sekitarnya maka bahasa yang

    digunakan adalah bahasa daerah dengan berbagai dialeknya, bukan sub-bahasa bahasa Melayu

    Larantuka. Selain karena penyebaran agama Katolik oleh misi dari Portugis dan Belanda,pengaruh bahasa Melayu pada masyarakat kota Larantuka juga disebabkan oleh pengungsian

    orang-orang Melayu (Malaka) yang bergama Katolik ke daerah ini. Pengungsian ini terjadi

    ketika Malaka berhasil direbut oleh Belanda dari tangan Portugis pada tahun 1641.

    Akulturasi budaya antara Suku setempat yaitu Lamaholot-Melayu-Portugis menyebabkan

    terbentuknya Sub-bahasa Melayu Larantuka. Perlu diketahui bahwa beberapa kata dalam Sub-bahasa ini sedikit mirip dengan sub-bahasa Melayu Manado. Oleh karena itu, semasa kuliah saya

    tidak kesulitan berkomunikasi dengan teman-teman yang berasal dari Manado atau daerah lain di

    Sulawesi Tengah. Agar lebih jelas maka saya akan tunjukkan beberapa kosa kata dan kalimat

    dalam Sub-bahasa Melayu Larantuka.

    1. Kata ganti orang

    Kita, artinya saya/ aku. Sedikit bebeda dengan bahasa Indonesia, kita dalam sub-bahasa MelayuLarantuka merupakan orang pertama tunggal.

    Engko, merupakan singkatan dari engkau sebagai orang kedua tunggal. orang ketiga tunggal tetap dia Torang, artinya kami/kita merupakan singkatan dari kita orang Korang, artinya kalian, merupakan singkatan dari kamu orang Dorang, artinya mereka yang merupakan singkatan dari dia orang

    2. Petunjuk Arah

    Sub-bahasa Melayu Larantuka tidak memiliki petunjuk arah seperti yang kita ketahui dalam

    bahasa Indonesia saat ini, namun kosa katanya terbentuk berdasarkan geografis kota tersebut.

    Contohnya:

    Lao dan Dara. Oleh karena kota Larantuka diapit oleh gunung dan laut maka tercipta penunjukarah lao (laut) dan dara (darat). Jika teman-teman ingin menjelaskan letak dua buah rumah yang

    bersebelahan namun mirip maka gunakanlah petunjuk ini. Rumah yang lebih dekat dengan laut

    akan disebut dengan lao sedangkan yang lebih jauh dari laut disebut dara. Contoh lain adalah

    ketika kita hendak pergi dan ditanya ke mana maka jawab saja ke lao, jika tempat yang kita tuju

    dekat dengan laut, dan ke dara jika tempat yang kita tuju ke arah gunung. Jika berdasarkan peta

    maka Lao merupakan arah selatan dan dara merupakan arah Utara.

    Data dan deba. Petunjuk arah yang lain berdasarkan dataran kota Larantuka di mana ada bagianyang tinggi dan rendah. Berdasarkan hal itu munculah petunjuk arah data (singkatan dari di

    atas) dan deba (singkatan dari di bawah). Biasanya masyarakat kota Larantuka menggunakankosa kata ini untuk melengkapi nama tempat atau kelurahan. Berdasarkan peta, tempat-tempat

    disebut data adalah timur dan yang disebut deba adalah barat. Kosa kata ini khusus digunakan

    di Larantuka karena jika digunakan di tempat lain maka anda akan kebingungan karena berbeda

    geografisnya.

    3. Beberapa kata lainnya:

  • 7/23/2019 Identifikasi Bahasa Kupang (Afrodita Indayana)

    6/6

    Mempelam, artinya mangga merupakan asli kata melayu Perigi, artinya sumurmerupakan asli kata melayu Nyio, artinya kelapa singkatan dari nyiur Kaju, artinya kayu pi ena?artinyapergi kemana? Jo, merupakan singkatan dari saja tetapi bisa juga berarti selanjutnya So, adalah singkatan dari sudah Begena?adalah singkatan dari bagaimana? Pu, artinyapunya Kelang kabo, artinya gelap gulita merupakan singkatan dari kelam-kabut dll

    Berikut beberapa kalimat yang untuk memperjelas Sub-bahasa Melayu Larantuka.

    Pertanyaan: Engko mau pi ena (engkau mau ke mana)? jawaban: Kita mau pi Lao Roni pu rumah(saya mau ke rumahnya roni). Lao hanya menjelaskan bahwa rumah Roni dekat laut.

    Lampu mati bua kelang kabo jo (lampu mati menyebabkan gelap gulita saja)Daerah lain di dataran Flores memiliki bahasa daerah namun di perkotaan banyak juga yangmenggunakan bahasa Indonesia yang sudah dimodifikasi jadi bukan merupakan Sub-bahasa

    Melayu. Terkadang hal itu membuat orang yang berasal dari daerah lain di luar NTT merasa

    lucu. Saya teringat akan Ibu Endang, salah satu guru SMA saya yang berasal dari pulau Jawa.Oleh karena menikah dengan orang Flores maka ia pun hijrah ke kota Ende di pulau Flores. Ia

    sering menyindir bahasa Indonesia yang sudah dimodifikasi itu dengan berkata Orang Flores

    gimana sih! DitanyaKopi malah jawab Sapi. Ternyata yang dimaksud oleh Ibu Endang adalahpertanyaan dan jawaban seperti di bawah ini:

    Pertanyaan : Ko pi mana (kau mau ke mana)? Jawaban : Sa pi sana (saya pergi ke sana)

    Hal ini menyebabkan kami menjadi bulan-bulanan candaan Ibu Endang. Semoga bermanfaat.