identfikasi senyawa kafein pada jamu sehat pria
DESCRIPTION
hasil praktikum identifikasi kafein pada jamu sehat pria.TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI SENYAWA KAFEIN PADA JAMU SEHAT PRIA
A.TEORI
Menurut undang-undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan,obat tradisional adalah
“Bahan atau ramuan bahan berupa tumbuhan,bahan hewan,bahan mineral,sediaan cair
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman”.
Dalam upaya pembinaan industry obat tradisional ,pemerintah melalui Depkes telah
memberikan petunjuk pembuatan obat tradisional dengan komposisi yang rasional melalui
pedoman Rasionalisasi Komposisi Obat Tradisionaldan Petunjuk Formularium Obat
tradisional.Hal ini terkait dengan masih banyaknya penyusunan obat tradisional yang tidak
rasional (irrasional) yang ditinjau dari jumlah bahan penyusunnya.Sejumlah simplisia
penyusun obat tradisional seringkali merupakan beberapa simplisia yang mempunyai khasiat
yang sama.Oleh karena itu perlu diketahui racikan simplisia yang rasional agar ramuan obat
yang diperoleh mempunyai khasiat sesuai maksud pembuatan jamu tersebut (Handayani dan
Suharmiati,2002).
Mengingat cukup banyak penggunaan jamu yang irrasional seperti penggunaan jamu dengan
khasiat sejenis pada satu ramuan,penggunaan simplisia yang tidak sesuai dengan manfaat
yang diharapkan,dll.Maka agar dapat disusun suatu komposisi obat tradisional yang baik,ada
beberapa hal yang perlu diketahui,yaitu:
a.Nama umum obat tradisional atau jamu
Jamu yang di produksi pada umumnya mempunyai tujuan pemanfaatan yang
tercermin dari nama umum jamu.Jamu yang di produksi dan di industrikan kepada konsumen
harus diberi label yang menjelaskan tentang manfaat dan khasiat jamu tersebut.
b.Komposisi bahan penyusun jamu
Menyusun komposisi bahan penyusun jamu dapat dilakukan dengan memperhatikan
manfaat yang diambil dari ramuan yang dibuat serta kegunaan dari masing-masing simplisia
penyusun jamu tersebut.
c.Pengetahuan tentang simplisia dan kegunaan
Pengetahuan tentang kegunaan masing-masing simplisia sangat penting.Dengan
diketahui kegunaan masing-masing simplisia ,diharapkan tidak tumpang tindih pemanfaatan
tanaman obat serta dapat dicari alternative pengganti yang tepat apabila simplisia yang
dibutuhkan ternyata tidak diperoleh.
d.Penelitian yang dilakukan terhadap simplisia penyusun obat tradisional
Penelitian yang telah dilakukan terhadap tanaman obat sangat membantu dalam
pemilihan bahan baku obat tradisional.Pengalaman empiris yang ditunjang dengan adanya
penelitian semakin memberikan keyakinan kuat akan khasiat dan kemanannya.
Dalam Permenkes No.246 Menkes/Per/V/1990 Obat tradisional yang baik harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
-Secara empiric terbukti aman dan bermanfaat bagi manusia.
-Bahan obat tradisional dan proses produksi yang digunakan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
-Tidak mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat.
-Tidak mengandung bahan kimia yang tergolong obat keras atau narkotika
Dari beberapa jenis jamu yang beredar di pasaran,salah satunya jamu kuat yang sering
dikonsumsi oleh kaum lelaki untuk menambah kekuatan dan keperkasaan,memulihkan badan
lesu,mengobati sakit pinggang dan pegal linu.Dalam jamu kuat ini diduga terdapat bahan
kimia sintetik yang tergolong ke dalam obat keras,yaitu cofein.
B.ALAT & BAHAN
→ALAT
*cawan porselen
*kaki tiga
*spritus
*gelas ukur
*pengaduk kaca
*oven
*lumpang dan mortar
*kertas saring
*Bejana pengembang
*Plat TLC silica gel GF 254
→BAHAN
*jamu air mancur
*jamu kuku bima
*jamu sehat pria
*baku pembanding kafein
*aquadest
*eluen ->etil asetat : methanol : asam asetat (8:1:1)
*kertas pH,dll
C.CARA KERJA
Prosedur untuk mengidentifikasi bahan kimia obat kafein pada jamu kuat meliputi
ekstraksi pada jamu kuat,ekstraksi kafein yang ditambahkan pada jamu kuat,pembuatan
larutan baku,penyiapan bejana pengembang,penyiapan Plat KLT dan pengerjaan
kromatografii lapis tipis.
Penyiapan Bejana Pengembang:
-Bersihkan chamber kemudian di lap dan dikeringkan di oven
-Lapisi chamber dengan kertas saring yang kering (yang telah dikeringkan di oven)
-Isikan cairan pengelusi kedalam chamber setinggi 2-3 cm,tutup dan biarkan sampai jenuh
dengan cairan pengelusi
-Chamber siap untuk digunakan
Penyiapan Plat KLT:
-Aktifkan plat KLT di oven lalu digaris dengan pensiil 2-3 cm dari tepi atas dan tepi bawah
-Buat cuplikan dengan kadar 1-5% (didalam cairan pengelusi atau solvet lain yang mudah
menguap)
-Totolkan cuplikan dengan pipet kapiler dengan jarak 1-2 cm.usahakan jangan sampai
melebar,dikipas atau dengan bantuan Hair Dryer
-Masukkan kedalam chamber dan segera tutup
-Biar eluen naik sampai garis batas
-Amati dibawah lampu UV atau dengan pereaksi penampak noda
-Tentukan nilai RF (retardian factor)
Sampel I : Jamu air mancur ½ bungkus dilarutkan dengan aquadest 50ml,panaskan lalu
saring
Sampel II : Jamu sehat pria ½ bungkus dilarutkan dengan aquadest 50ml,panaskan lalu
saring
Sampel III : Jamu kuku bima ½ bungkus dilarutkan dengan aquadest 50ml,panaskan lalu
saring
Sampel IV : Jamu kuku bima ½ bungkus +cofein larutkan dengan 50ml
aquadest,panaskan,saring cofein + kloroform 50ml
D.HASIL DAN PEMBAHASAN
-
E.KESIMPULAN
Penelitian yang telah dilakukan tidak sampai pada tahap akhir,dikarenakan waktu
yang tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.Sehingga penelitian hanya
dilakukan sampai sebatas perendaman pada chamber.
Daftar Pustaka
1.Penuntun praktikum farmakognosi II
2.