ibu permata hati ku (puisi)

3
IBU PERMATA HATI KU Di saat kita masih bisa menjamahnya Raga ini selalalu membuat hatinya terluka Entah, berapa luka yang kita goreskan Tapi dia tak pernah membalas goresan itu Entah, berapa butir air mata yang dia teteskan Tapi dia masih saja tak membalas tetesan itu Sekantong darah yang berhamburan Segelintir harapan, namun penuh dengan ketidakpastiaan Dia masih saja tetap bertahan Betapa bodohnya kita yang tak pernah bisa melihat Besarnya kasih sayang dan pengorbanan yang dia berikan Dengan tulus, tanpa pamrih kepada kita Dia melahirkan kita sambil menangis kesakitan Dia menahan derita saat menggendong kita seharian Dia tak pernah mengeluh Meskipun tangisan nakal dari bibir kita Yang selalu menjadi irama penghantar tidurnya Masihkah kita menyakitinya . . . . . . . ? Masih mampukah kita tertawa melihat penderitaan nya . . . . . . ? Mencaci makinya . . . . . Melawannya . . . . Memukulnya . . . .

Upload: makarina

Post on 14-Jul-2015

161 views

Category:

Education


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ibu permata hati ku (puisi)

IBU PERMATA HATI KU

Di saat kita masih bisa menjamahnya

Raga ini selalalu membuat hatinya terluka

Entah, berapa luka yang kita goreskan

Tapi dia tak pernah membalas goresan itu

Entah, berapa butir air mata yang dia teteskan

Tapi dia masih saja tak membalas tetesan itu

Sekantong darah yang berhamburan

Segelintir harapan, namun penuh dengan ketidakpastiaan

Dia masih saja tetap bertahan

Betapa bodohnya kita yang tak pernah bisa melihat

Besarnya kasih sayang dan pengorbanan yang dia berikan

Dengan tulus, tanpa pamrih kepada kita

Dia melahirkan kita sambil menangis kesakitan

Dia menahan derita saat menggendong kita seharian

Dia tak pernah mengeluh

Meskipun tangisan nakal dari bibir kita

Yang selalu menjadi irama penghantar tidurnya

Masihkah kita menyakitinya . . . . . . . ?

Masih mampukah kita tertawa melihat penderitaannya . . . . . .?

Mencaci makinya . . . . .

Melawannya . . . .

Memukulnya . . . .

Page 2: Ibu permata hati ku (puisi)

Mengacuhkannya . . . .

Atau bahkan Meninggalkannya ?! . . . . .

Ketahuilah bahwa di dunia ini

Tak ada satu orangpun

Yang mau mati demi kita

Selain IBU

Bagi ku IBU adalah sosok yang tak dapat digantikan oleh siapapun

Dia yang membuat ku tetap bertahan dalam menjalani hidup yang getir ini . . .

IBU . . . . . .

Kau adalah PERMATA HATI KU

Kasih sayang yang engkau biuskan kedalam diriku

Kini mengalir bersama darahku

Berdetak sesuai irama jantungku

Dan berdenyut dalam nadiku

Andai ku bisa kembali memutar waktu itu

Ku ingin sekali lagi memeluk mu

Mendekap dan mencium pipi mu

Ketahuilah Bu . . .

Jika suatu hari nanti, entah sekarang . . .besok . . .atau kapan pun

Aku tak bernafas lagi

Hadiah paling berharga yang pernah ku dapatkan

adalah Memiliki dan mencintai mu

Page 3: Ibu permata hati ku (puisi)

andaikan TUHAN membuka jendela syurga

IA-melihat ku dan bertanya pada ku “ apa keinginan mu ? . . . “

Aku akan menjawab:

“ ya ALLAH . . . .

Jaga dan cintai orang yang melahirkanku

Seperti dia menjaga dan mencintai ku sewaktu kecil

Semoga dia memaafkan segala khilafku

Andai ku bisa memutar kembali waktu

Aku takkan menyakiti mu

Ingin ku katakan:

Kau adalah PERMATA HATI KU

Kau adalah dokter pertamaku . . . . . .

Kau guru bagi ku . . . .

Kau memang pahlawanku . . . .

AKU CINTA KAU IBU

Goresan Pena: MAKARINA (Karin)

Kutacane, 21 Desember 2008, Pkl 00.00 wib

Teruntuk:

Ibunda yang tercinta, Alhm NURHAYATI

Lahir pada 01 Februari 1970

Wafat, Sabtu. 25 Oktober 2008, Pkl 03.05 wib