ibnu chaldun karir pengajaran dan pengadilan
TRANSCRIPT
1
IBNU CHALDUN (ILMUAN ISLAM DALAM SEJARAH )
Fase Bertugas dalam bidang Pengajaran dan Pengadilan di Mesir784 H-808 H (1382-1406 M)
Universitas Ibnu Chaldun 2016
2
Ibnu Khaldun ( Ilmuan Islam dalam Ilmu sejarah) 732 – 808 H
3
1. Guru di Al-Azhar dan Quhiyah (784 H-786 H)
Karirnya sebagai pengajar dimulai ketika Ibnu Chaldun tiba dimesir pada tahun 784 H (November 1382 M) setelah ia lari dari kekacauan politik Maroko.
Dari pelabuhan Iskandariah Ibnu Chaldun melanjutkan perjalanannya ke kota kairo mesir, Kairo pada saat itu adalah tempat bertemunya pemikir dari timur dan barat.
Setiap sultan dan rajanya terkenal luas akan perlindungan mereka terhadap bidang keilmuan dan kesenian yang mereka bangun.
4
Termasuk juga Masjid Azhar yang telah dibangun oleh Kaum Bani Fathimiyah.
Ketika tiba dikairo Ibnu Chaldun Berusia 52 tahun, Ibnu Chaldun banyak menemui para ulama disana yang menyambutnya dengan baik sehingga ia banyak mengambil manfaat yang besar dari orang orang disekelilingnya dengan saling bertukar pikiran, dan mengamati banyak karya-karya para alim ulama tersebut.
5
Ibnu chaldun Di Masjid Azhar Ibnu Chaldun banyak mengajar masalah-masalah hadis dan fikih maliki, serta banyak membicarakan pandangannya terhadap masyarakat muslim disana.
Ibnu Chaldun selain dikenal sebagai seorang guru dan penelitian ilmiah, disana Ia juga dikenal sebagai orator ulung dan penyampain ceramah yang menarik sehingga langsung membuka pikiran pikiran pendengarnya dengan ilmu mantiq dan keindahan bahasa.
6
Hal ini banyak didukung oleh pernyataan-pernyataan para pemikir dan pakar linguistik Mesir yang mendengarkan perkuliahan darinya. Ex : “sejarahwan terkenal Ibnu Hajar al-Atsqalany, Taqiyuddin al-Maqrizy”
Setiap Pelajaran yang diajarkan oleh Ibnu Chaldun pasti mempunyai nilai lebih ditelinga para pendengarnya dan banyak memberikan pengaruh besar terhadap keberhasilan murid-muroidnya
7
2. Sebagai Hakim Mazhab Maliki 786 H-787 H
Tahun 786 H, Ibnu Chaldun diangkat menjadi Hakim Mazhab Maliki oleh Sultan untuk menggantikan posisi Hakim sebelumnya yang telah menghianati sultan.
Setelah diangkat Ibnu Chaldun ternyata mampu membuktikan dengan berbuat banyak dalam memperbaiki kerusakan-kerusakan dan kekacauan-kekacauan yang ada pada pengadilan Mesir pada itu.
8
Abu Mahasin : “Ibnu Chaldun memperbaikinya dengan cara banyak memberikan safaat dan rekomendasi para masyarakat mesir pada waktu itu”.
Ibnu Hakar : “ Ibnu Chaldun juga sangat tegas menghukum orang-orang yang bersalah dan para saksi yang membuat kesaksian palsu”.
Kedua sifat diatas menyebabkan banyak orang iri terhadap Ibnu Chaldun apalagi pada saat itu Ibnu Chaldun sangat dekat dengan sultan
9
Hal diatas menyebabkan banyak orang yang berusaha untuk menghalangi jalan ibnu chaldun dengan berbagai cara, salah stunya adalah dengan tuduhan bahwa Ibnu Chaldun tidak mengetahui sama sekali akan proses hukum.
Selain itu saat itu juga Ibnu Chaldun mengalami musibah dengan hilangnya seluruh keluarganya dalam kecelakan kapal laut yang membawa keluarganya dari tunis ke mesir
10
Hal ini menyebabkan Ibnu Chaldun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai hakim pada tahun 787 H.
11
2. Kembali Mengajar dan Berhaji 787 H-801 H
Tahun 787 H, Ibnu Chaldun kembali mengajar di Madrasah miliki Sultan Burquq, dengan mata kuliah Fiqih Maliki.
Tahun 789 H Ibnu Chaldun meminta ijin kepada sultan untuk beribadah haji dan Sultanpun memenuhi permohonannya, Ibnu Chaldun kembali setahun kemudian pada tahun 790 H
Sekembalinya dari Ibdaha Haji Ibnu Chaldun langsung menduduki jabatan dosen untuk mata kuliah Hadis di Madrsah Shaghatmusy.
12
Hal ini menyebabkan Ibnu Chaldun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai hakim pada tahun 787 H.
Setelah tiga bulan memegang jabatan tersebut sultan mengangkat Ibnu Chaldun menjadi salah stu anggota dewan guru besar Majelisnya di daerah bebres.
Di bebres Ibnu Chaldun banyak bertemu dengan para filosof muslim hal ini terus berlangsung sampai dengan tahun 791 H
13
3. Kembali menjadi hakim dan ziarah ke Baitul Maqdis palestina (801-802 H) Pertengahan tahun 801 H Ibnu Chaldun terpilih
kembali menjadi ketua hakim mazhab maliki oleh sultan.
Tak lama setelah itu Ibnu Chaldun meminta ijin kepada sultan untuk mengunjungi Baitul Maqdis palestina, disana ia banyak mengunjungi tempat-tempat suci bersejarah kecuali gereja.
Setelah kembali dari Palestina (802 H),Ibnu Chaldun kembali menjalankan tugas sebagai hakim sampai dengan tahun 803 H, dengan pegunduran diri.
14
Namun sekembalinya Ibnu Chaldun dari Syam (Syiria) setelah bertemu dengan soerang tokoh Syam yaitu “Timur lenk” pada akhir tahun 803 H, Ibnu Chaldun terus berusaha untuk menduduki kembali jabatan hakim yang dulu dimilikinya sehingga sempat terjadi empat kali turun dan naik jabatan tersebut hingga Ibnu chaldun wafat pada 26 Ramadhan 808 H atau 16 Maret 1406
Selain itu juga selama sekembalinya ia dari syam pada waktu itu juga ia terus melakukan penyempurnaan pada kitab-kitab yang dditulisnya hingga ia wafat.
15
Ibnu Chaldun Wafat pada Usia 76 Tahun, di Kairo Mesir.
Referensi16
W, Wahid Abdul Ali, Dr, Kejeniusan Ibnu Chaldun,Nuansa Pers, Jakarta, 2004
W, Wahid Abdul Ali, Dr, Ibnu Chaldun Riwayat dan Karyanya,Nuansa Pers, Grafiti Pers, Jakarta, 1988
Diktat Perkuliahan.