iblg edisi juni thn 2020 - chandralawfirm.co.id

22

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Daftar Isi

- Kata Sambutan - Perlindungan Hukum Terhadap Industri Animasi

- Perlindungan Dari Re-Upload - Novelty desain industri

- Teknik Perjanjian Lintas Negara Dalam Penggunaan Produk Industri Animasii

Kata Sambutan

Chandra, SH.,MH. Managing Partner & CEO Chandra & Associates Law

Firm

Buku bulanan C.LF Magz mengangkat tema

Perlindungan Hukum Terhadap Industri Animasi. Pembahasan ini kami angkat dalam rangka memberikan

edukasi atau informasi sebagai bentuk kepedulian

terhadap karya anak bangsa agar keberlangsungan

terjaga dan terus continuous improvement.

Kami memiliki komitmen dan integritas dalam

menjaga keberlangsungan bisnis termasuk dalam

industri animasi, terlebih lagi dalam era 4.0. hukum dan

bisnis tidak dapat dipisahkan seperti dua sisi mata uang.

Para pembaca dapat juga mengusulkan

permasalahan apa yang akan dibahas pada edisi

berikutnya. Usulan permasalahan dapat dikirim melalalui

surat elektronik di [email protected] Kami menyadari bahwa buku ini jauh dari

kesempurnaan, sehingga kami berharap saran yang

membangun.

Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih

banyak atas kesedian dan meluangkan waktu untuk

membaca.

Jakarta,.

2

Salah satu yang mendapatkan perlindungan

hukum dari industri animasi adalah perlindungan

terhadap Karakter animasi. Perlindungan tersebut

terdiri dari perlindungan hak cipta, perlindungan ha

katas mere dan perlindungan hak desain industri.

Berkaitan dengan hal tersebut kami akan

menjelaskan sebagai berikut.

Perlindungan Hukum Terhadap Industri Animasi

3

Perlindungan hak cipta. Perlindungan ini

dapat dilihat pada Pasal 12 ayat (1) UU No.19 tahun

2002 Tentang Hak Cipta.

(1) Dalam Undang-undang ini Ciptaan yang

dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu

pengetahuan, seni, dan sastra, yang

mencakup:

a. Karya Tulis

d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

f. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni

lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni

pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan

k. Senimatografi l. …..karya lain dari hasil pengalihwujudan

(2) Ciptaan sebagaimana dimaksud dalam huruf l

dilindungi sebagai Ciptaan tersendiri dengan

tidak mengurangi Hak Cipta atas Ciptaan asli.

(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2), termasuk juga semua

Ciptaan yang tidak atau belum diumumkan,

4

tetapi sudah merupakan suatu bentuk

kesatuan yang nyata, yang memungkinkan

Perbanyakan hasil karya itu.

Animasi termasuk kedalam karya tulis karena

sebelum diwujudkan kedalam sebuah video atau

gambar gerak (moving images) terlebih dahulu

dituangkan dalam kertas yang memiliki alur cerita.

Karya tulis tersebut dapat kemudian dituangkan

dalam pengalihwujudan berupa gambar gerak

(moving images) atau buku dan/atau keduanya.

Faktor selanjutnya adalah gambar. Gambar

memiliki motif, diagram, sketsa, logo dan bentuk

huruf. Dalam hal ini gambar yang ditujukan untuk

membuat komik, cartoon, atau anime. Kesemuanya

itu dapat dialihwujudkan dalam bentuk buku atau

gambar gerak (moving images).

Faktor Senimatografi merupakan bentuk

pengalihwujudan dari karya tulis yang berupa

gambar. Dalam hal ini dapat disebut motion picture

atau dalam istilah sekarang adalah film kartun.

5

Dari penjelasan diatas sebetulnya ada 2 hal

yang berbeda yang keduanya wajib mendapat

perlindungan yaitu karya tulis-gambar dan

senimatografi. Meskipun saling berhubungan dan

tidak dapat dipisahkan, tetapi keduanya perlu untuk

dilindungi. Yang menjadi masalah adalah

perlindungan karya tulis-gambar tersebut diberikan

kepada yang membuat atau yang memiliki alur

cerita atau lembaga yang menaungi keduanya,

inilah yang perlu diperhatikan secara kritis.

Karakter animasi termasuk yang mendapat

perlindungan, yaitu perlindungan hak atas merek. Karakter animasi tentu saja tidak sekedar sebagai

motion picture melainkan sebagai merek. Hal ini

dapat dilihat apabila masyarakat melihat gambar

karakter animasi tersebut maka akan langsung

terbayang kepada motion picture. Selain juga dapat

menjadi penghubung secara nyata antara

masyarakat dengan motion picture, maksudnya

masyarakat yang menyukai karakter animasi

6

tertentu tidak harus selalu melihat motion picture

tetapi juga dapat mengenakan baju, kaos, sticker dll

yang tertera gambar karakter animasi tersebut.

Berdasarkan Undang-Undang No.15 tahun

2001 Tentang Merek maka karakter animasi

termasuk yang mendapat perlindungan hukum agar

tidak digunakan oleh pihak lain.

Karakter animasi termasuk yang mendapat

perlindungan, yaitu perlindungan hak desain industri berdasarkan Undang-Undang No. 31

Tahun 2000 tentang Desain Industri. Desain Industri

banyak digunakan untuk berbagai produk yang

memperlihatkan gambar karakter animasi sebagai

desain produk tertentu. Olehkarena itu karakter

animasi yang akan dibuat desain industri untuk

digunakan pada produk tertentu sebaiknya desain

tersebut dibuat dan didaftarkan kepada negara

sebelum digunakan oleh pihak ketiga, misalnya

sponsor.

7

Apabila perusahaan menjadi sponsor atau

memasang iklan pada salah satu seri atau edisi

tayangan film kartu atau motion picture sebaiknya

diatur dengan jelas terkait apakah sponsor dapat

tersebut diperbolehkan untuk menggunakan

karakter animasi tersebut dalam produknya. [ ]

8

Dalam era digital semua orang mudah untuk

mempublikasikan hasil karya apapun. Termasuk

melakukan re-upload hasil karya orang lain.

Kami telah melakukan penelusuran di

youtobe, misalnya terdapat pihak-pihak yang

melakukan re-upload terhadap animasi Nussa.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah yang

Perlindungan Dari Re-upload

9

melakukan re-upload tersebut telah mendapatkan

izin dari pihak Nussa.

Perlu diketahui bahwa setiap orang yang

melaksanakan hak ekonomi wajib mendapatkan izin

Pencipta atau Pemegang Hak Cipta. Re-upload

termasuk dalam kegiatan hak ekonomi, kemudian

setiap orang dilarang tanpa izin Pencipta atau

Pemegang Hak Cipta melakukan Penggandaan

dan/atau Penggunaan Secara Komersial Ciptaan.

Berdasarkan Pasal 1 angka 11 UU Hak Cipta:

Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran,

pameran, suatu ciptaan dengan menggunakan alat

apapun baik elektronik atau non elektronik atau

melakukan dengan cara apapun sehingga suatu

ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang

lain.

Re-upload atau menyiarkan ulang sebuah film

atau video melalui internet dapat dikategorikan

sebagai penyiaran. Penyiaran adalah

pentransmisian suatu ciptaan atau produk hak

10

terkait tanpa kabel sehingga dapat diterima oleh

semua orang di lokasi yang jauh dari tempat

transmisi berasal. Perbuatan menyiarkan ulang

sebuah film atau video melalui internet dapat

dikategorikan sebagai penyiaran (pengumuman

ciptaan dalam rangka melaksanakan hak ekonomi)

dan hal tersebut wajib mendapatkan izin pencipta

atau pemegang hak cipta.

Perlu diketahui bahwa pada dasarnya, setiap

orang dilarang tanpa izin pencipta atau pemegang

hak cipta melakukan penggandaan

dan/atau penggunaan secara komersial ciptaan,

mencakup penggunaan komersial secara langsung

maupun penyediaan layanan konten gratis yang

memperoleh keuntungan ekonomi dari pihak lain

yang mengambil manfaat dari penggunaan hak

cipta dan/atau hak terkait dimaksud.

Perbuatan menyiarkan ulang sebuah film atau

video melalui internet tanpa izin pencipta atau

pemegang hak cipta, seseorang dapat

11

dikenakan Pasal 113 ayat (3) UU Hak Cipta yang

selengkapnya berbunyi sebagai berikut:

Setiap Orang yang dengan tanpa hak

dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak

Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi

Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf

g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana

dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun

dan/atau pidana denda paling banyak

Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).[ ]

12

unsur ‘kebaruan’ adalah celah hukum yang selalu

diperdebatkan.

Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 tentang

Desain Industri, defenis desain industri adalah suatu

kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi

garis atau warna, atau garis dan warna, atau

Novelty Desain Industri

13

gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi

atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis

dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau

dua dimensi serta dapat dipakai untuk

menghasilkan suatu produk, barang, komoditas

industri, atau kerajinan tangan.

Penafsiran terhadap unsur kebaruan,

terdapat dua pendekatan yaitu Pertama; Sedikit

saja perbedaan pada bentuk dan konfigurasi pada

dasarnya telah menunjukan adanya kebaharuan.

Pendekatan sedikit saja perbedaan pada bentuk

dan konfigurasi telah menunjukan adanya

kebaharuan. Pendekatan ini memiliki dasar hukum

pada Pasal 1 angka 5 UU Desain Industri.

Berdasarkan pasal ini yang dimaksud dengan hak

desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan

oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain

atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu

melaksanakan sendiri, atau memberikan

14

persetujuannya kepada pihak lain untuk

melaksanakan hak tersebut.

Kedua,Persamaan signifikan. Pendekatan

persamaan signifikan menolak mengartikan sama

sebagai identik, menurut akademisi maupun praktisi

yang menggunakan pendekatan ini, pengertian

sama adalah identik sangat sempit. Desain industri

terdaftar adalah monopoli yang diberikan

berdasarkan hukum. Monopoli ini praktis tidak

bernilai dan menjadi tidak ada bila dapat dielakan

atau dihindari dengan perubahan kecil pada desain

lain untuk membuatnya tidak identik.

Pasal 38 tentang Desain Industri memang

memungkinkan pihak yang merasa berkepentingan

untuk menggugat desain industri yang sudah

terdaftar. Penyebab gugatan itu umumnya

menyangkut syarat kebaruan yang disebut dalam

Pasal 2 Undang-Undang yang sama. Berdasarkan

pasal ini, hak desain industri diberikan untuk desain

industri yang baru. Desain industri dianggap

15

baru jika pada tanggal penerimaan, desain industri

tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang

telah ada sebelumnya. Pengungkapan itu bisa

dilihat dari media cetak atau elektronik, termasuk

ikut serta dalam pameran. Normatifnya demikian.

Dalam praktek, menerjemahkan anasir kebaruan itu

tidak selalu mudah.

Fokus penasiran umumnya berkisar pada

unsur kebaruan yang disebut-sebut Pasal 2 dan

Pasal 4 No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

Kebaruan itu dihubungkan dengan bentuk,

konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau

garis dan warna atau gabungannya. Pasal 4

menyebutkan hak desain industri tidak dapat

diberikan jika desain industri yang diajukan

bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama,

atau kesusilaan. [ ]

16

Apabila hasil karya perusahaan Anda

disukasi atau dikontrak untuk tayang di negara lain.

Perusahaan Anda tunduk pada hukum Indonesia,

sedangkan peminat hasil karya Anda tunduk pada

hukum negaranya.

Perbedaan hukum tersebut berpotensi

menimbulkan masalah apabila nanti ada sengketa

Teknik Perjanjian Lintas Negara Dalam Penggunaan Produk Industri Animasi

17

mengenai transaksi elektronik tersebut, yaitu dalam

menentukan hukum apa yang dipakai sebagai

acuan dalam transaksi itu. Apakah hukum Indonesia

atau hukum negaranya? Oleh karena itulah

diperlukan suatu pilihan hukum (choice of law),

untuk mempermudah penyelesaian sengketa yang

mungkin timbul dari transaksi elektronik tersebut.

Choice of law ini merupakan bagian dari

kebebasan berkontrak, yaitu para pihak bebas

untuk menentukan isi dari kontrak, termasuk pilihan

hukumnya. Asas kebebasan berkontrak ini di

Indonesia dianut dalam pasal 1338 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata “Semua persetujuan yang

dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku

sebagai undang-undang bagi mereka yang

membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik

kembali selain dengan kesepakatan kedua belah

pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan

oleh undang-undang”.

18

Selanjutnya di dalam pasal 18 ayat (1) dan

ayat (2) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik:

“Transaksi Elektronik yang dituangkan ke

dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak”

“Para pihak memiliki kewenangan untuk

memilih hukum yang berlaku bagi Transaksi

Elektronik internasional yang dibuatnya”

Misalnya perusahaan anda melakukan

perjanjian dengan perusahaan di Singapur, kalau

terjadi sengketa sedangkan berdasarkan

kesepakatan menggunakan hukum Singapura,

maka choice of forum yang berwenang

menyelesaikan sengketa adalah Singapore

International Arbitration Centre (SIAC) sesuai

dengan aturan arbitrase SIAC yang berlaku ketika

itu. Mengingat penyelesaian sengketanya yang

dilakukan di Singapura, maka pilihan Bahasa dalam

arbitrase juga ditentukan akan menggunakan

Bahasa Inggris.

19

Apabila perjanjian bisnis tersebut perlu untuk

dibuat dihadapan notaris di negara tempat

dilangsungkannya perjanjian. Maka perjanjian dapat

dibuat di hadapan notaris publik setempat. Dalam

hal ini, akta perjanjian yang dibuat harus sesuai

dengan ketentuan mengenai peraturan jabatan

notaris setempat. Sebagai catatan, syarat materiil

yang sesuai dengan hukum Indonesia yang berlaku

bagi perusahaan yang berada di Indonesia yang

membuat perjanjian di luar negeri harus dipenuhi.

Syarat formil yang harus dipenuhi adalah ketentuan

yang berlaku di negara di mana perjanjian

dilangsungkan. Jadi, perjanjian yang dibuat secara

otentik harus memenuhi ketentuan yang berlaku di

negara setempat, sesuai dengan peraturan jabatan

notaris masing-masing negara.

Demikian gambaran sederhananya, oleh

karena itu sebelum melakukan perjanjian maka

sebaiknya hubungi konsultan hukum. [ ]

20