i pendahuluan

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru merupakan salah satu organ setelah hepar yang bereaksi terhadap perusakan oleh zat xenobiotik karena proses mengkatalisis reaksi biotransformasi dari zat xenobiotik (Krishna and Klotz, 1994). Jumlah darah yang mengalir melalui paru-paru pada dasarnya sama dengan jumlah darah yang mengalir melalui sirkulasi sistemik (Guyton, 2008). Kelebihan dosis zat xenobiotik dapat menyebabkan cedera paru secara tak langsung (Robin, 2007).

Upload: topan-aditya-handoko

Post on 31-Oct-2014

20 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: i Pendahuluan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paru merupakan salah satu organ setelah hepar yang bereaksi terhadap perusakan oleh

zat xenobiotik karena proses mengkatalisis reaksi biotransformasi dari zat xenobiotik

(Krishna and Klotz, 1994). Jumlah darah yang mengalir melalui paru-paru pada

dasarnya sama dengan jumlah darah yang mengalir melalui sirkulasi sistemik

(Guyton, 2008). Kelebihan dosis zat xenobiotik dapat menyebabkan cedera paru

secara tak langsung (Robin, 2007).

Alveolus merupakan bagian dari paru-paru yang peka terhadap zat-zat xenobiotik

adalah alveolus. Pada dinding alveolus hanya terdapat sebuah membran basal tipis,

sedikit jaringan interstisium perikapiler, dan sitoplasma sel yang sangat gepeng,

endotel dan epitel alveolus, di antara udara dan darah. Struktur mikroanatomi dinding

alveolus yang tipis mempengaruhi rentannya terhadap cedera pada paru (Robin,

2007).

Page 2: i Pendahuluan

2

Gentamisin merupakan zat xenobiotik yang dapat berpengaruh terhadap organ ginjal

dan telinga bagian dalam. Gentamisin juga di duga dapat merusak alveolus pada paru-

paru secara tidak langsung. Difusi gentamisin ke cairan pleura lambat tetapi dapat

mencapai keseimbangan dengan kadar plasma setelah pemberian secara berulang

(Istiantoro, 2007). Konsekuensi akut kerusakan pada membran kapiler alveolus

adalah permeabilitas vaskular meningkat dan dibanjirinya alveolus, dan hilangnya

kapasitas difusi (Robin, 2007).

Adanya dampak akibat perusakan oleh zat xenobiotik terhadap organ menyebabkan

banyak penelitian yang dilakukan untuk mengatasi dampak tersebut. Salah satu

penelitian digunakan tumbuhan-tumbuhan herbal untuk mendapatkan efek

mengurangi dan menghambat perusakan tersebut. Andrographis paniculata

(Burm.f.) Nees atau sambiloto adalah tumbuhan herbal yang dikenal sebagai “king of

bitters” di dalam famili Acanthaceae dan dikembangkan secara luas di Asia Utara.

Pada umumnya daun dan akarnya telah digunakan secara tradisional di Asia dan

Eropa secara turun temurun untuk mengobati berbagai penyakit (Zhang, 2004).

Khasiat sambiloto antara lain sebagai analgetika, antipiretika, antiinflamasi,

antispermatogenik dan anti diabetes. Sambiloto juga dapat menurunkan kontraktilitas

usus, menambah nafsu makan, menurunkan tekanan darah, melindungi kerusakan hati

dan jantung yang bersifat reversibel, dan memiliki aktifitas imunodulator (Nuratmi

dkk, 1996).

Page 3: i Pendahuluan

3

Efek khasiat sambiloto tersebut tidak terlepas dari kandungan utama yang dikandung

oleh sambiloto. Kandungan utama sambiloto adalah diterpenoid

laktone(andrographolid), paniculidis, farresols, dan flavonoid. Selain itu, daun

sambiloto mengandung saponin, alkaloid dan fanin serta lakton panikulin.

Sedangkan rasa pahit yang terdapat pada sambiloto berasal dari kandungan kalmegia

dan hablur kuning (Dalimunthe, 2009). Pada penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh Cui et al. (2004) pada komposisi sambiloto juga menunjukkan kaya

akan kandungan diterpenoid dan 2’-oxygenated flavonoid termasuk andrographolid,

neuroandrographolid, 14-deoxy-11,12-didehydroandrohrapholid, 14-

deoxyandrographolid 19 β-D-glucoside, homoandrographolid, andrographan,

andrographosterin, dan stigmasterol.

Kandungan sambiloto tersebut secara spesifik bekerja di dalam tubuh. Menurut De

Padua et al. (1999) senyawa alkaloid bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir

racun di dalam tubuh, sedangkan flavonoid memiliki aktivitas farmakologik sebagai

antiinflamasi, analgetik, antidiare, antitumor, antioksidan dan imunostimulan.

Distribusi yang luas di jaringan dan organ tubuh serta adanya khasiat yang mengatur

dan meningkatkan sistem imun menyebabkan sambiloto menjadi calon ideal untuk

mencegah dan mengobati berbagai penyakit (Trivedi, 2001).

Pemberian sambiloto menunjukkan efek terhadap aktivitas enzim superoxide

dismutase, catalase, glutathione peroxidase dan glutathione yang menurun dengan

pemberian hexachloro cyclohexane (BHC). Hasilnya menunjukkan adanya khasiat

Page 4: i Pendahuluan

4

antioksidan dan hepatoprotektif dari sambiloto (Trivedi, 2001). Namun demikian,

belum diketahui bagaimana efek sambiloto terhadap organ paru. Oleh karena itu,

perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol

sambiloto terhadap alveolus paru-paru tikus yang diinduksi oleh gentamisin.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah yaitu :

1. Apakah pemberian ekstrak etanol sambiloto (Andrographis paniculata Nees)

memiliki pengaruh terhadap kerusakan alveolus paru-paru yang diinduksi

gentamisin pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley.

2. Apakah pemberian ekstrak etanol sambiloto (Andrographis paniculata Nees)

memiliki pengaruh terhadap kerusakan bronkiolus respiratorius paru-paru yang

diinduksi gentamisin pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague

dawley.

3. Apakah pemberian ekstrak etanol sambiloto (Andrographis paniculata Nees)

memiliki pengaruh terhadap kerusakan sakuss alveolaris paru-paru yang

diinduksi gentamisin pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague

dawley.

Page 5: i Pendahuluan

5

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol sambiloto (Andrographis

paniculata Nees) terhadap kerusakan bagian respiratorius paru-paru tikus putih

(Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi gentamisin.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh ekstrak etanol sambiloto (Andrographis paniculata

Nees) memiliki pengaruh terhadap kerusakan alveolus paru-paru tikus putih

(Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi gentamisin.

b. Mengetahui pengaruh ekstrak etanol sambiloto (Andrographis paniculata

Nees) memiliki pengaruh terhadap kerusakan bronkiolus respiratorius paru-

paru tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang

diinduksi gentamisin.

c. Mengetahui pengaruh ekstrak etanol sambiloto (Andrographis paniculata

Nees) memiliki pengaruh terhadap kerusakan sakus alveolaris paru-paru tikus

putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi

gentamisin.

Page 6: i Pendahuluan

6

D. Manfaat

1. Membuktikan bahwa ekstrak sambiloto memiliki pengaruh pada paru-paru yang

diinduksi gentamisin.

2. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan sehingga

memberikan sumbangan informasi bagi ilmu pengetahuan di bidang kedokteran.

3. Mendukung upaya pemeliharaan tanaman sambiloto (Andrographis paniculata

Nees) sebagai salah satu tanaman berkhasiat obat (apotek hidup) yang memiliki

zat aktif antioksidan dan antiinflamasi natural.

E. Kerangka Penelitian

1. Kerangka Teori

Kandungan utama sambiloto adalah diterpenoid lactone (andrographolid),

paniculidis, farresols, dan flavonoid. Disamping itu, daun sambiloto

mengandung saponin, flavonoid, alkaloid dan fanin (Dalimunthe, 2009).

Menurut Cui et al. (2004) sambiloto juga kaya akan kandungan diterpenoid dan

2’-oxygenated flavonoid termasuk andrographolid, neuroandrographolid, 14-

deoxy-11,12-didehydroandrohrapholid, 14-deoxyandrographolid 19 β-D-

glucoside, homoandrographolid, andrographan, andrographosterin, dan

stigmasterol.

Page 7: i Pendahuluan

7

Gentamisin merupakan zat xenobiotik yang dapat berpengaruh terhadap organ

ginjal dan telinga bagian dalam. Gentamisin juga di duga dapat merusak

alveolus pada paru-paru secara tidak langsung. Difusi gentamisin ke cairan

pleura lambat tetapi dapat mencapai keseimbangan dengan kadar plasma

setelah pemberian secara berulang (Istiantoro, 2007). Konsekuensi akut

kerusakan pada membran kapiler alveolus adalah permeabilitas vaskular

meningkat dan dibanjirinya alveolus, dan hilangnya kapasitas difusi (Robin,

2007).

Fungsi anti-inflamasi dari andrographolid melalui reduksi ekspresi sintesis

protein inducible nitrit oxide syntase (iNOS) dan menurunkan stabilitas protein

malalui jalur mekanisme post-transkripsi yang telah dipengaruhi. Selanjutnya,

andrographolid mengekskresi efek anti-inflamasi dengan menghambat nuclear

factor(NF)-кB berikatan dengan DNA, dan kemudian mereduksi ekspresi pro-

inflamasi seperti siklooksigenase-2 (COX-2).

Flavonoid, polifenol, dan tanin merupakan senyawa yang berfungsi sebagai

antioksidan karena ketiga senyawa tersebut adalah senyawa-senyawa fenol,

yaitu senyawa dengan gugus-OH yang terikat pada karbon cincin aromatik.

Senyawa tersebut berfungsi sebagai anti-oksidan yang efektif dan produk

radikal bebas senyawa-senyawa ini menstabilkan secara resonansi sehingga

tidak reaktif dibandingkan dengan kebanyakan radikal bebas lain (Fesenden dan

Fesenden, 2002).

Page 8: i Pendahuluan

8

2. Kerangka Konsep

F.

Gentamisin

Permeabilitas vaskular

Kapasitas difusi

Kerusakan bagian respiratorius paru

Ketidakseimbangan sitokin proinflamasi dan

antiinflamasi

Infiltrasi sel MN

Ekstrak etanol sambiloto

Andrographolid

Saponin

Flavonoid

Alkaloid

Anti-inflamasi

Anti-oksidan

Menghambat

Mengakibatkan

Gambar 1. Kerangka Teori Induksi Gentamisin Pada Bagian Respiratorius Paru yang Dipengaruhi oleh Ekstrak Sambiloto

Meningkatkan

Page 9: i Pendahuluan

9

F. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh pemberian ekstrak etanol sambiloto (Andrographis paniculata

Nees) terhadap kerusakan alveolus paru-paru tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan galur Sprague dawley yang mendapat diinduksi gentamisin

2. Ada pengaruh pemberian ekstrak etanol sambiloto (Andrographis paniculata

Nees) terhadap kerusakan bronkiolus respiratorius paru-paru tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang mendapat diinduksi gentamisin

3. Ada pengaruh pemberian ekstrak etanol sambiloto (Andrographis paniculata

Nees) terhadap kerusakan sakus alveolaris paru-paru tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan galur Sprague dawley yang mendapat diinduksi gentamisin