bab i pendahuluan

22
BAB I PENDAHULUAN Beberapa kuman telah diisolasi tanpa pelemahan dan penambahan warna kristal violet amonium oksalat dimana kuman tersebut diperkirakan telah hidup setelah empat tahun. Pemanfaatan dan penyerapan dari isolat kuman tersebut telah diamati di bawah mikroskop dan media padat. Pewarnaan kuman tersebut menggunakan karbon etil alkohol atau kristal violet atau oksalat ketika dan ditaruh dalam media cair. Atas dasar tersebut, dilakukan uji identifikasi lebih detail terhadap beberapa kuman jenis Mycobacterium, yakni Mycobacterium fortuitum Mycobacterium fortuitum yang karakteristik biokimiawinya identik dengan Mycobacterium piscium. Gambar 1. Mycobacterium piscium Banyak spesies dari genus Mycobacterium yang telah lama diketahui menjadi sumber penularan serta penyebab terbesar kematian dan keadaan yang tidak sehat pada ikan akuatik, dan juga pada ikan liar. Mycobacterium yang menginfeksi pada ikan juga meliputi agen penularan penyakit zoonosis yang dapat mempengaruhi panjangnya masa kesakitan terutama yang Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 1

Upload: werstant

Post on 31-Dec-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas IPSA

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

Beberapa kuman telah diisolasi tanpa pelemahan dan penambahan warna kristal violet

amonium oksalat dimana kuman tersebut diperkirakan telah hidup setelah empat tahun.

Pemanfaatan dan penyerapan dari isolat kuman tersebut telah diamati di bawah mikroskop

dan media padat. Pewarnaan kuman tersebut menggunakan karbon etil alkohol atau kristal

violet atau oksalat ketika dan ditaruh dalam media cair. Atas dasar tersebut, dilakukan uji

identifikasi lebih detail terhadap beberapa kuman jenis Mycobacterium, yakni

Mycobacterium fortuitum Mycobacterium fortuitum yang karakteristik biokimiawinya identik

dengan Mycobacterium piscium.

Gambar 1. Mycobacterium piscium

Banyak spesies dari genus Mycobacterium yang telah lama diketahui menjadi sumber

penularan serta penyebab terbesar kematian dan keadaan yang tidak sehat pada ikan akuatik,

dan juga pada ikan liar. Mycobacterium yang menginfeksi pada ikan juga meliputi agen

penularan penyakit zoonosis yang dapat mempengaruhi panjangnya masa kesakitan terutama

yang mempengaruhi Immunocompromised System1. Beberapa aspek dasar patologi dari

Mycobacterium yang sering menginfeksi hewan terutama yang menyerang ikan akuatik

kurang dipahami oleh sebagian orang, meskipun ada banyak hal baru yang telah

dikembangkan dan penemuan baru terutama bagaimana cara mengidentifikasi agen infeksi

jenis Mycobacterium sp. Beberapa patogen kuman yang biasanya menyerang ikan kini mulai

ditemukan ada yang dapat menjadi agen infeksi pada manusia, antara lain Mycobacterium

ulcerans. Beberapa hal lain yang akhir-akhir ini menjadi penelitian baru tentang penyakit

yang disebabkan oleh Mycobacterium telah banyak dilakukan terutama di Amerika Serikat

untuk menjadi referensi riset di masa depan.

1 Memiliki respon imun yang diperlemah dengan pemberian obat imunosupresif, dengan iradiasi, malnutrisi, dan proses penyakit tertentu (misalnya, kanker).

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 1

Page 2: BAB I Pendahuluan

Mikobakterosis ikan pertama kali ditemukan dalam Ikan karper (Cyprinus carpio)

dari air yang telah diduga sebelumnya telah tercemar oleh kuman Mycobacterium

tuberculosis (Bataillon et al., 1897). Ikan tersebut diisolasi dan ternyata juga ditemukan

spesies Mycobacterium piscium yang banyak menyerang katak dan dilaporkan juga melalui

penelitian terdapat pada hewan endotermik yang dapat menyerap panas (Parisot, 1958). Akan

tetapi, penelitian tentang adanya Mycobacterium piscium tidak disertai dengan data-data yang

jelas sehingga kini isolat kuman tersebut tidak tersedia. Sejak saat itu, ada tiga spesies kuman

genus Mycobacterium yang mendominasi, yakni Mycobacterium marinum, Mycobacterium

fortuitum, Mycobacterium chelonae.

Setelah mencoba mengamati isolat murni yang terkandung dalam air laut, dan juga

mengamati dengan metode pewarnaan gram, diperoleh bahwa kuman nampak berwarna biru.

Hal ini dikarenakan zat warna kristal violet masuk menginfiltrasi melalui dinding sel kuman

sehingga bisa dikatakan bahwa kuman bersifat gram positif. Kemudian oleh para ilmuwan

menetapkan bahwa untuk menguji sifat kuman spesies Mycobacterium piscium dengan

melakukan pewarnaan menggunakan kristal violet. Setelah enam bulan disajikan dalam

bentuk pewarnaan kristal violet, isolat kuman dipindah dengan cara diteteskan ke dalam

media padat dan diperkirakan akan tumbuh kuman sekitar lima hari. Metode yang

menggunakan pewarnaan Ziehl-Neelsen juga menunjukkan bahwa kuman juga bersifat tahan

asam. Uji yang dibuat untuk kelangsungan hidup kuman telah dibuat dengan mekanisme

berselang-seling dengan interval tiap bulan selama empat tahun. Pengujian dengan

menggunakan mikroskop melalui tetesan isolat yang telah disimpan selama empat tahun

menunjukkan mikroorganisme dalam jumlah besar dan ditentukan dengan menggunakan

ukuran kuantitatf tujuh persen media gliserol agar dapat diketahui jumlah koloni kuman

276.000 koloni per ml. Pada pengamatan lain juga ditemukan adanya absorbsi yang sangat

cepat pada organisme yang telah diamati. Koloni kuman yang pada mulanya berwarna kristal

violet di antara medan terang disekitarnya, setelah sembilan hari warnanya berubah menjadi

putih pada media agar yang diamati.

Resistensi bakteri juga diamati terhadap perubahan dari warna kristal violet seperti

yang telah diuji oleh Churchman (5, 6). Dia menemukan bahwa bakteri tersebut termasuk

golongan bakteri gram negatif meskipun mayoritas yang lain mengkategorikannya sebagai

bakteri gram positif. Dia juga menemukan bahwa resistensi bakteri yang tumbuh pada media

terdiri dari perbandingan 1 : 10.000 dilution2, juga bisa pada 1 : 5.000 dilution, dan sering

pula pada 1 : 1.000 dilution. Berhubungan dengan efek pengenceran secara langsung tersebut,

2 Pengurangan konsentrasi dari suatu substansi aktif melalui pencampuran agen netral (pengenceran).

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 2

Page 3: BAB I Pendahuluan

maka menjadi suatu syarat mutlak antar pengenceran, tetapi jangka waktu tentang aplikasi

pengenceran tidaklah terlalu penting dalam uji tersebut.

Sambil menguji efisiensi bakterisid, tentu juga dilakukan dengan celupan

menggunakan anilin. Tilley (14) menggunakan 1 : 200 dan 1 : 400 dilution dari kristal violet

dalam waktu 5, 10, 15, 30, 45, dan 60 menit. Kuman Escherichia coli kebanyakan bersifat

resisten terhadap bakteri gram negatif yang telah diuji dan ditemukan dapat tahan dalam 1 :

200 dilution selama 30 menit. Resistensi kuman gram positif tidak dimasukkan dalam uji

kali ini.

Faucher dan Hedgecock mempelajari kegunaan kristal violet dalam dekontaminasi

yang terkandung dalam dahak penderita tuberculosis untuk dibuat biakannya. Mikobakteria

yang belum teridentifikasi diisolasi dalam biakan yang berasal dari dahak selamat 15 menit

dengan konsentrasi 0,4 persen kristal violet. Konsentrasi yang lebih tinggi atau eksposure

lebih tinggi tidak diikutkan dalam proses uji. Isolasi mikobakteria dari dekontaminasi dahak

dengan pewarnaan malachite green dan kristal violet.

Dalam literatur lain yang membahas mikobakteria dengan pewarnaan kristal violet

tidak ditemukan laporan dari beberapa jenis yang menggunakan warna dengan konsentrasi

yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah. Selanjutnya, makalah ini akan menjelaskan

bentuk mofologi, sifat biokimia, kultur dari kuman, serta karakteristik yang lain dari isolat

kuman yang menggunakan kristal violet selama interval lebih dari empat tahun.

BAB II

MATERI DAN METODE

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 3

Page 4: BAB I Pendahuluan

Amonium oksalat-kristal violet menjadi reagen penting yang digunakan untuk

mewarnai kuman Mycobacterium piscium. Isolasi kuman dilakukan dengan mencampur

larutan etil 10% dengan alkohol larutan kristal violet 96% dengan empat volume dari 1%

oksalat. Amonium akan mencair pada suhu kamar dan organisme yang ada di dalam tabung

dipelihara dalam tabung Difco Lowenstein-Jensen. Dari subkultur ini dibuat suatu media

perbenihan. Kerangka konseptual dipelajari dan metode yang digunakan adalah sebagai

berikut :

Morfologi. Teknik ulas dibuat dengan menggunakan isolat kuman yang telah

dibiakkan selama lima hari dan dicampur dalam gliserol 7% agar slant,

Lowenstein-Jensen dan Saboround Dextrose Agar. Lalu diinkubasi pada suhu

37oC.

Sifat Biakan. Karakteristik pertumbuhan diamati pada nutrien 7% gliserol

agar, Saboround Dextrose Agar, Lowenstein-Jensen. Lalu koloni diamati pada

media tersebut.

Warna pigmen di bawah sinar. Dari tiap saluran yang diamati pada media

Lowenstein-Jensen diinokulasikan dengan 0,1 ml dari 10-4 pengenceran kaldu

tween-albumin yang telah 5 hari disiapkan biakannya, lalu dibungkus kertas

hitam dan diinkubasi pada suhu 37oC.

Perubahan pada media MacConkey Agar, Bronze Oksalat Green Agar, dan

Littman Oxgall Agar ditambahkan pewarna dengan konsentrasi 0,01%.

Produksi asam dan karbohidrat. Dengan menggunakan nitrogen anorganik

yang dibuat oleh Gordon dan Smith (10), antara lain glukosa, d-xylose,

rhamnosa, laktosa, maltosa, sukrosa, trehalosa, melibiose, raffinose, d-

mannitol, d-sorbitol, inositol, dulcitol, dan salisin.

Pemanfaatan asam organik dan etanol sebagai sumber karbon tunggal.

Menggunakan media yang telah disiapkan sesuai dengan Gordon dan Mihm

(9), antara lain benzoat, sitrat, tartrat, laktat, malat, asam mucic, oksalat,

propionat, suksinat, piruvat.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Gejala Klinis

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 4

Page 5: BAB I Pendahuluan

Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium piscium mampu memberikan gejala

klinis yang kronis dan mendominasi di setiap penampakan gejalanya. Semua jaringan pada

ikan memungkinkan terjadinya perubahan fisiologis, seperti mata, insang, organ jerohan,

sistem otot, dan sirip. Gejala klinis secara eksternal nampak non spesifik biasanya terjadi

perubahan fisik dan dermal ulceration3, perubahan pigmen, kebiasaan ikan menjadi

abnormal, gangguan pada tulang belakang, emaciation4, ascites5 (Nigrelli dam Vogel, 1963;

Ross, 1970; Snieszko, 1978; Wolke dan Stroud, 1978; Bruno et al., 1998). Gejala klinis

internal meliputi adanya pembengkakan pada beberapa organ, seperti lien, hati, dan ginjal,

serta ditemui adanya bintik-bintik nodul berwarna putih keabu-abuan pada organ tersebut

(Chinabut, 1999).

Gambar 2. Gejala klinis ikan yang terinfeksi

Adanya radang granulomatus juga menjadi ciri khas dari manifestasi histopatologi

dari penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium piscium (Chinabut, 1999; Noga, 2000).

Bentuk radang granuloma mirip seperti bulatan yang terdiri dari sel-sel epiteloid yang

terdiskret membentuk luka. Disebut sel epiteloid karena merupakan bentuk dari sel eosinofil

tipe open-face dengan nukleus jelas, dan pada sitoplasmanya terdapat butiran-butiran kecil

(Cotran et al., 1999).

3 Pembentukan ulkus, luka, ulser pada kulit.

4 Kurus kering ; keadaan tubuh yang amat kurus.

5 Efusi dan pengumpulan cairan serosa di rongga abdomen, ks. Ascetic ; adanya kilus di rongga peritonium sebagai akibat anomali, cedera, atau obstruksi duktus torakikus.

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 5

Page 6: BAB I Pendahuluan

Gambar 3. Histopatologi radang granulomatosa ikan

Pada umumnya, penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium piscium merupakan

penyakit sistemik dengan produksi ekskreta granulomatus pada banyak jaringan tubuh.

Sehingga pada jaringan ikan tersebut akan banyak timbunan sel radang dan giant cell serta

mayoritas sel yang sudah mengalami nekrosis kaseosa.

Penampakan pada ikan pun cenderung ditemukan adanya lesi-lesi pada kulit, sisik,

sirip, dan warna kulit yang pucat. Ini disebabkan karena kondisi sel dalam tubuh yang telah

rusak oleh infeksi kuman. Dan jika ini berlanjut, dapat diperkirakan lesi akan menyebar dan

menyebabkan kematian pada ikan. Beberapa gejala lain yang dapat ditemukan pada ikan

yang terinfeksi mikobakteriosis, antara lain :

o Kehilangan nafsu makan

o Gerakan menjadi lamban

o Sirip dilipat

o Tonjolan pada mata

o Warna mengkilat dan penampilan granular kornea

o Deformitas rangka

o Menggantung di permukaan

o Kulit cacat, termasuk bercak darah dan luka terbuka yang mungkin memborok

Gambar 4. Luka terbuka pada ikan yang terinfeksi

o Bintik hitam, atau warna gelap secara keseluruhan

o Sirip membusuk, ditandai dengan sinar luar rontok

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 6

Page 7: BAB I Pendahuluan

o Secara umum ditemukan adanya penonjolan dan pembengkakan.

Gambar 5. Pembengkakan dan Ascites pada abdomen ikan

3.2. Patogenesis

Kecuali Mycobacterium ulcerans, patogenesis mikobakteria mendominasi sebagai

fagosit intraseluler pada hewan vertebrae. Fagosom pada mikobakteria yang biasa dilakukan

adalah suatu proses resistensi dengan melalui proses asidifikasi dan fusi fagolisosom (Brown

et al., 1969; Amstrong dan Hart, 1971; Crowle et al., 1991; Sturgill-Koszycki et al., 1994),

dengan begitu mikobakteria dalam tubuh inang akan dapat bertahan. Selain itu, pada

patogenesis mikobakteria juga mampu memperlambat waktu maturation6 fagosom hewan

mamalia dan mempercepat fagolisosom dengan cara mencegah fusi komponen tubuh serta

jaringan endosom (Clemens dan Horwitz, 1995; Clemens, 1996; Russel, 2001).

Kebiasaan mikobakteria dalam keadaan poikilothermy7 makrofag kurang baik jika

dibandingkan ketika menginfeksi hewan mamalia. Ini dikarenakan sistem pertahanan non

spesifik pada hewan mamalia lebih bagus dibandingkan dengan sistem pertahanan tubuh pada

ikan. Makrofag pada hewan mamalia yang juga merupakan hewan berdarah panas tentunya

menjadi pertahanan pertama ketika tubuh terinfeksi oleh mikobakteria dengan cara memakan

langsung kuman yang masuk ke dalam sel. Berbeda dengan ikan yang berdarah dingin

sehingga kondisi suhu tubuhnya dapat berubah setiap saat dan sangat memungkinkan

terjadinya infeksi jika pada kondisi tubuh yang labil dan kekurangan nutrisi.

Jika dalam suatu populasi ikan ada yang terinfeksi kuman mikobakteria, maka dapat

diprediksi bahwa semua ikan dalam populasi tersebut suspect terhadap mikobakteria. Ini

dikarenakan pola persebaran kuman serta daya kembang biakan kuman yang sangat cepat. Ini

dibantu dengan media air sehingga semakin memobilisasi infeksi kuman.

6 1.Proses menjadi matang. 2. Pencapaian kematangan emosional dan intelektual. 3. Dalam proses biologi pembelahan sel di mana sejumlah kromosom di dalam sel benih berkurang menjadi separuh jumlah karakteristik spesies. 4. Supurasi.

7 Keadaan di mana suhu tubuh berbeda dengan suhu lingkungan. Ks. Poikilothermal, poikilothermic.

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 7

Page 8: BAB I Pendahuluan

Selain itu, adanya kotoran, pecahnya abses serta potongan-potongan sisik kulit ikan

yang terinfeksi dapat pula menulari ikan yang sehat. Ini terjadi jika kotoran, pecahan abses

atau potongan-potongan sisik ikan tersebut termakan oleh ikan sehat. Begitu halnya jika

manusia yang secara tidak sengaja memakan ikan yang terinfeksi tanpa memasaknya secara

benar.

3.3. Epidemiologi

Mikobakteriosis adalah salah satu penyakit yang paling banyak menginfeksi ikan baik

ikan akuatik maupun ikan liar. Sebuah fakta terbukti pada tahun 1963, sebanyak 151 spesies

ikan, mewakili 40 famili ikan, telah terinfeksi mikobakteriosis (Nigrelli dan Vogel, 1963).

Daftar tersebut di dapat dan diperkuat melalui eksplorasi yang dilakukan di perairan tawar

daerah tropis pada garis lintang subartik (Lund dan Abernethy, 1978; Arakawa dan Fryer,

1984; MacKenzie, 1988; Daoust et al., 1989; Noga et al., 1990; Lansdell et al., 1993; Bruno

et al., 1998; Diamant et al., 2000; Rhodes et al., 2004).

Beberapa jenis ikan yang dapat terinfeksi dari famili Cyprinids, antara lain :

Giant Danio – Danio malabaricus

Guppies – Lebistes reticulatus

Golden Carp – Cyprinus carpio

Goldfish – Carassius autatus

Gambar 6. Goldfish – Carassius aulatus

Pike-perch – Lucioperca sandra

White cloud mountain minnow – Tanichthys albonubes.

Beberapa jenis ikan yang dapat terinfeksi dari famili Cyprinodonts, antara lain :

Sword Tails – Xiphophorus helleri

Black Widows – Gymnocorymbus ternetzi

Neon Tetra – Hyphessobrycon innesi

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 8

Page 9: BAB I Pendahuluan

Mosaic Gourami – Trichogaster leeri

Paradise Fish – Macropodus opercularus

Honey Gourami – Colisa sota

Dwarf Gourami – Colisa lalia

Fire Mouth Cichlid – Cichlasoma meeki

Ramirez’ Dwarf Cichlid – Apistograma ramirezi

Egyptian Mouth Brooder – Haplochromis multicolor

Angel Fish – Pterophyllum sp

European Catfish – Siluris glanis

Transmisi mikobakteria pada ikan memang sulit untuk diidentifikasi. Ini karena air

dan komponen mineral penyusunnya merupakan habitat alami dari Mycobacterium spp

(Pedley et al., 2004). Ikan dapat terinfeksi melalui kontaminasi makanan dan media air.

Transmisi pada ikan juga bisa secara vertikal dan transovarian.

Gambar 7. Ikan jantan yang tertular

Gambar 8. Ikan betina yang tertular

Banyak penelitian yang telah dilakukan pada ikan yang terinfeksi pada rongga

intraperitonial dan intramuskuler. Penelitian terakhir mengindikasikan terjadi pada usus, dan

tidak ditemukan pada insang yang seharusnya menjadi infeksi primer dari kuman. Fungsi dari

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 9

Page 10: BAB I Pendahuluan

pola alami digunakan untuk menunjukkan variasi berbeda pada Mycobacterium spp.

Selanjutnya diharapkan adanya penelitian lebih lanjut terhadap patogenesis dan epidemiologi

mikobakteria pada ikan sehingga bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit ikan akuatik

maupun cara untuk mengontrol penyakit ini.

Meskipun mikobakteriosis sering disebabkan oleh faktor stress, faktor spesifik lain

yang mengakibatkan kondisi sakit pada ikan jarang ditunjukkan, dan tampak banyak

pertukaran antar faktor. Ini menjadikan identifikasi terhadap epidemiologi menjadi lebih

komplek. Banyak faktor yang dipertimbangkan ketika kuman menginfeksi ikan. Dan ini

menimbulkan banyak persepsi antara agen infeksi mikobakteria yang satu dengan yang lain

mengingat kesemuanya mempunyai banyak kesamaan.

3.4. Diagnosa Klinis

Mycobacterium piscium dapat diidentifikasi dengan metode pewarnaan Ziehl-Neelsen

dan tahan asam dimana dinding sel kuman dapat resisten dengan alkohol asam dan

penambahan carbol fuchsin. Uji imunohistokimia juga dapat mengidentifikasi adanya

granuloma yang disebabkan oleh infeksi kuman (Gomez et al., 1993; Sarli et al., 2005).

Kemudian dilanjutkan dengan mengamatinya di bawah mikroskop diketahui bahwa kuman

nampak berwarna biru. Hal ini dikarenakan zat warna kristal violet masuk menginfiltrasi

melalui dinding sel kuman sehingga bisa dikatakan bahwa kuman bersifat gram positif.

Mikobakteria juga bisa dibiakkan dalam sebuah media agar dan media cair (Frerichs,

1993; Teska et al., 1997; Chinabut, 1999; Rhodes et al., 2004). Biakan dalam suhu ruangan

atau suhu lingkungan dimana mikobakteria yang menginfeksi ikan biasanya dapat hidup,

yakni sekitar 30o C.

3.5. Pengobatan

Pada umumnya, tak ada obat yang bisa efektif mengobati ikan yang sudah terinfeksi

Mycobacterium piscium. Cara yang bisa dilakukan adalah segera mengafkir ikan yang diduga

terinfeksi dan menunjukkan adanya gejala klinis agar tidak menular kepada ikan yang sehat.

Idealnya, lebih baik memisahkan antara ikan yang telah terinfeksi dengan ikan yang rentan,

ini bertujuan supaya ikan yang sehat tidak terjangkit pula.

Ada beberapa penelitian yang menunjukkan pula bahwa salep penicillin dapat

membantu mengobati infeksi kuman. Juga bisa dilakukan melalui injeksi dengan resep dokter

hewan. Akan tetapi, karena takaran dosis serta konsentrasi yang digunakan masih belum pasti

mengingat terkadang banyaknya jumlah ikan dalam akuarium, maka penggunaan terapi ini

masih jarang dilakukan.

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 10

Page 11: BAB I Pendahuluan

Penelitian lain menunjukkan bahwa antibiotik seperti streptomycin, isoniazid,

rifampicin, ethambutol, erythromycin juga efektif mengatasi kuman sesuai dengan

farmakokinetik obat (Bragg et al., 1990).

Adapula yang bisa dilakukan untuk mengontrol tumbuhnya kuman adalah dengan

pemberian desinfektan benzyl – 4 – chlorophenol – phenylphenol (Lysol), Sodium chloride, N

– alkyl dimethyl benzyl ammonium chloride (Roccal – D, Micronex), potassium

peroxymonosulfate (Virkon S) (Mainous dan Smith, 2005).

Baru-baru ini juga telah dikembangkan adanya vaksin untuk Mycobacterium spp pada

ikan. Vaksin rekombinan dengan kandungan fibronektin yang dapat mengikat protein Ag85A

menghasilkan antibodi dan respon imun seluler, tetapi tidak menimbulkan kekebalan yang

lama untuk melawan Mycobacterium marinum (Pasnik et al., 2003). Berhubungan dengan

mekanisme kerja dari Ag85A Vaksin DNA memberikan kekebalan dalam waktu pendek

untuk Mycobacterium marinum, vaksin ini sangat ampuh untuk mengendalikan Mikobakteria

yang lain. Dan ada kemungkinan penggunaan vaksin ini diujicobakan pengaruhnya pada ikan

yang terinfeksi mikobakteria.

Gambar 9. Antibiotik yang sering dipakai sebagai drug of choice

Dibandingkan dengan melakukan terapi pada ikan yang terinfeksi, ada beberapa hal

yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi dari mikobakteriosis, antara lain :

Manajemen perikanan yang baik serta pengaturan diet yang bervariasi dapat

mencegah infeksi yang menimbulkan gejala-gejala akut pada infeksi ikan

Semua ikan yang menunjukkan gejala-gejala eksternal diharuskan untuk segera

diafkir dan tidak pernah digunakan sebagai bibit ikan

Ikan yang telah diafkir dan dipisahkan dengan yang lain, dilarang untuk dijual

ataupun dicampur dengan ikan yang sehat serta diharapkan agar ikan yang terinfeksi

untuk diisolasi

Dalam akuarium tempat bibit sebelum digunakan, disarankan untuk didesinfektan

dengan larutan KMnO4 (Kalium Permanganat) 1 : 1000.

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 11

Page 12: BAB I Pendahuluan

3.6. Pertimbangan Zoonosis

Pada berbagai literatur menunjukkan bahwa Mycobacterium piscium tidak bisa

menimbulkan penyakit menular pada manusia. Ada yang menyebutkan bahwa

Mycobacterium marinum merupakan satu-satunya mikobakteria pada ikan air tawar yang

dapat menular pada manusia. Akan tetapi, kemungkinan yang terjadi masih sangat kecil

karena mayoritas mikobakteria yang menyerang ikan air tawar, menular pada hewan berdarah

dingin dan kecil peluangnya menular pada manusia. Diketahui ada kemungkinan manusia

dapat tertular melalui luka terbuka maupun lecet di kulitnya sehingga kuman masuk dan

menginfeksi manusia.

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 12

Page 13: BAB I Pendahuluan

BAB IV

KESIMPULAN

Pewarnaan kuman tersebut menggunakan karbon etil alkohol atau kristal violet atau

oksalat ketika dan ditaruh dalam media cair. Atas dasar tersebut, dilakukan uji identifikasi

lebih detail terhadap beberapa kuman jenis Mycobacterium, yakni Mycobacterium fortuitum

Mycobacterium fortuitum yang karakteristik biokimiawinya identik dengan Mycobacterium

piscium. Mycobacterium yang menginfeksi pada ikan juga meliputi agen penularan penyakit

zoonosis yang dapat mempengaruhi panjangnya masa kesakitan terutama yang

mempengaruhi Immunocompromised System. Setelah mencoba mengamati isolat murni yang

terkandung dalam air laut, dan juga mengamati dengan metode pewarnaan gram, diperoleh

bahwa kuman nampak berwarna biru. Hal ini dikarenakan zat warna kristal violet masuk

menginfiltrasi melalui dinding sel kuman sehingga bisa dikatakan bahwa kuman bersifat

gram positif.

Gejala klinis yang timbul, antara lain kehilangan nafsu makan, gerakan menjadi

lamban, sirip dilipat, tonjolan pada mata, warna mengkilat dan penampilan granular kornea,

deformitas rangka, menggantung di permukaan, kulit cacat, termasuk bercak darah dan luka

terbuka yang mungkin memborok, Bintik hitam, atau warna gelap secara keseluruhan, sirip

membusuk, ditandai dengan sinar luar rontok, secara umum ditemukan adanya penonjolan

dan pembengkakan.

Jika dalam suatu populasi ikan ada yang terinfeksi kuman mikobakteria, maka dapat

diprediksi bahwa semua ikan dalam populasi tersebut suspect terhadap mikobakteria. Ini

dikarenakan pola persebaran kuman serta daya kembang biakan kuman yang sangat cepat. Ini

dibantu dengan media air sehingga semakin memobilisasi infeksi kuman.

Selain itu, adanya kotoran, pecahnya abses serta potongan-potongan sisik kulit ikan

yang terinfeksi dapat pula menulari ikan yang sehat. Ini terjadi jika kotoran, pecahan abses

atau potongan-potongan sisik ikan tersebut termakan oleh ikan sehat.

Mikobakteriosis adalah salah satu penyakit yang paling banyak menginfeksi ikan baik

ikan akuatik maupun ikan liar. Sebuah fakta terbukti pada tahun 1963, sebanyak 151 spesies

ikan, mewakili 40 famili ikan, telah terinfeksi mikobakteriosis.

Mycobacterium piscium dapat diidentifikasi dengan metode pewarnaan Ziehl-Neelsen

dan tahan asam dimana dinding sel kuman dapat resisten dengan alkohol asam dan

penambahan carbol fuchsin. Uji imunohistokimia juga dapat mengidentifikasi adanya

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 13

Page 14: BAB I Pendahuluan

granuloma yang disebabkan oleh infeksi kuman. Mikobakteria juga dapat dibiakkan dalam

media agar maupun cair.

Penelitian lain menunjukkan bahwa antibiotik seperti streptomycin, isoniazid,

rifampicin, ethambutol, erythromycin juga efektif mengatasi kuman sesuai dengan

farmakokinetik obat.

Adapula yang bisa dilakukan untuk mengontrol tumbuhnya kuman adalah dengan

pemberian desinfektan benzyl – 4 – chlorophenol – phenylphenol (Lysol), Sodium chloride, N

– alkyl dimethyl benzyl ammonium chloride (Roccal – D, Micronex), potassium

peroxymonosulfate (Virkon S).

Pada berbagai literatur menunjukkan bahwa Mycobacterium piscium tidak bisa

menimbulkan penyakit menular pada manusia. Akan tetapi, kemungkinan yang terjadi masih

sangat kecil karena mayoritas mikobakteria yang menyerang ikan air tawar, menular pada

hewan berdarah dingin dan kecil peluangnya menular pada manusia. Diketahui ada

kemungkinan manusia dapat tertular melalui luka terbuka maupun lecet di kulitnya sehingga

kuman masuk dan menginfeksi manusia.

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 14

Page 15: BAB I Pendahuluan

DAFTAR PUSTAKA

Adisorn, M., Bunlung. N., Namkang, S., Bhinyo, P., 2009. The Siamese fighting fish : Well-

Known Generally but little-known scientifically. Science Asia. Thailand. 1513-

1874.2009.35.008

Amelia, A., Soto, 2000. Characterization of A Mycobacterium Isolated from Hucker Crystal

Violet-Ammonium Oxalate Solution. Puerto Rico

Baker, M.J., 1957. The Veterinarian and The Small Animal Breeder. Canadian Journal of

Comparative Medicine. Vol. XXI. No. 4

David, T.G., Martha, W.R., 2008. Mycobacteriosis in fishes : A review. The Veterinary

Journal. USA. 2008.05.012

Difa, D., 2010. Kamus Istilah Kedokteran. GitaMedia Press. Jakarta. ISBN 979-782-031-9

Martin, G., Hoch, W., 2006. Ichthyotherapy as Alternative Treatment for Patients with

Psoriasis : A Pilot Study. eCam Advance Access published. Nel033

Parisot, T.J., 1958. A Review of The Literature with A Description of The Disease in

Salmonoid Fish. Tuberculosis of Fish. USA

Smith, A.S., 2000. Mycobacteriosis in Intensively Cultured Foodfish. Virginia

Penyakit Ikan yang disebabkan oleh Mycobacterium Piscium 15