´'hwhuplqdq underpricing dan pengaruhnya...

160
”Determinan Underpricing dan Pengaruhnya terhadap Performa Jangka Panjang IPO Di Indonesia Periode 2007 - 2010OLEH: Mohammad Fauzan Muzaki 109081000151 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014

Upload: buicong

Post on 27-May-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

”Determinan Underpricing dan Pengaruhnya

terhadap Performa Jangka Panjang IPO Di

Indonesia Periode 2007 - 2010”

OLEH:

Mohammad Fauzan Muzaki 109081000151

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014

Page 2: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

ii

Determinan Underpricing Dan Pengaruhnya Terhadap Performa Jangka

Panjang IPO Di Indonesia Periode 2007 - 2010

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Mohammad Fauzan Muzaki

NIM: 109081000151

Di BawahBimbingan

JURUSANMANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014

Page 3: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 11 Februari 2014 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Mohammad Fauzan Muzaki

2. NIM : 109081000151

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Determinan Underpricing dan Pengaruhnya Terhadap

Performa Jangka Panjang IPO Di Indonesia Periode 2007 -

2010.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Februari 2014

Page 4: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, 27 Juni 2014 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Mohammad Fauzan Muzaki

2. NIM : 109081000151

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Determinan Underpricing dan Pengaruhnya Terhadap Performa

Jangka Panjang IPO Di Indonesia Periode 2007 - 2010.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Juni 2014

Page 5: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawahini:

Nama : Mohammad Fauzan Muzaki

No. IndukMahasiswa : 109081000151

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 30 April 2014

Yang Menyatakan

(Mohammad Fauzan Muzaki)

Page 6: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Mohammad Fauzan Muzaki

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 19 November 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl. D Rawa Bambu I No. 34 RT 013/006,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Telp / HP : 021-7892189 / 087881125521

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

2009 – 2014 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2006 – 2009 : SMAN 109 JAKARTA

2003 – 2006 : SMPN 41 JAKARTA

1997 – 2003 : SDN Pasar Minggu 02 Pagi

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : H Asmad E

Ibu : Hj Sya’diah

Alamat : Jln. D Rawa Bambu I No. 34 RT 013/006,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Page 7: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

vii

DETERMINANTS OF UNDERPRICING AND ITS EFFECT TO LONG-TERM

PERFORMANCE OF IPO IN INDONESIA PERIOD 2007 - 2010

Mohammad Fauzan Muzaki

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze the effect of underwriter

reputation, auditor reputation, and return on equity toward the underpricing and its

effect on long-term stock performance IPO shares that listed on the Indonesia Stock

Exchange from 2007 to 2010. This research used path analysis method with using

software AMOS 21.0. The test results showed at the first substructure that

underwriter reputation variable and variable return on equity have significantly

effect underpricing, while the auditor reputation variables had no significant effect.

Test results on substructure II show that only underwriter reputation variables that

significantly effect the long-term stock performance while the variable return on

equity and variables underprice had no significant effect.

Keywords : Underwriter Reputation, Auditor Reputation, Return on Equity,

Underpricing, Long-Term Performance Shares, IPO, Path Analysis.

Page 8: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

viii

DETERMINAN UNDERPRICING DAN PENGARUHNYA TERHADAP

PERFORMA JANGKA PANJANG IPO DI INDONESIA

PERIODE 2007 - 2010

Mohammad Fauzan Muzaki

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh reputasi

underwriter, reputasi auditor, dan return on equity terhadap underpricing serta

pengaruhnya terhadap kinerja saham jangka panjang yang telah go public dan tercatat

di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai 2010. Penelitian ini menggunakan

metode analisis jalur dengan menggunakan software AMOS 21.0. Hasil pengujian

pada substruktur I menunjukkan bahwa variabel reputasi underwriter dan return on

equity berpengaruh signifikan terhadap underpricing, sedangkan variabel reputasi

auditor tidak berpengaruh signifikan. Hasil pengujian pada substruktur II

menunjukkan bahwa hanya variabel reputasi underwriter yang berpengaruh

signifikan terhadap kinerja saham jangka panjang sedangkan variabel return on

equity dan variabel underprice tidak berpengaruh signifikan.

Kata kunci : Reputasi Underwriter, Reputasi Auditor, Return on Equity,

Underpricing, Kinerja Saham Jangka Panjang, IPO, Analisis Jalur.

Page 9: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat,

karunia, serta ridhonya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “DETERMINAN UNDERPRICING DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PERFORMA JANGKA PANJANG IPO DI INDONESIA”. Tak

lupa sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW

yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan.

Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Keuangan, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam

penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari sempurna. Hal ini

disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya

pembaca dapat memaklumi atas kekurangan yang ditemui dalam skripsi ini. Penulis

juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini

banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril dan materil.

Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus penulis ingin menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua Orang Tuaku, H Asmad dan Ibu Hj Sya’diah yang selalu memberikan

dukungan, doa, dan pengorbanan baik moril maupun materil hingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang tak

terhingga kepada Bapak dan Ibu di dunia maupun akhirat, Amin. . .

2. Kakak - kakak ku yaitu Teh Nining, A Enjay, Teh Yayah, Mas Jono, A Iwan,

Mbak Dian, A Irfan, Teh Hikmah, A Imam, Mbak Trixi, A Husni, A Isan, Teh

Nuni yang selalu membantu, memberi semangat, dan tidak henti – hentinya selalu

bertanya kapan lulusnya.

Page 10: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

x

3. Iin Fitria yang selalu membantu dan selalu memberi semangat kepadaku dalam

menyelesaikan skripsi ini. Makasih ya sayang…

4. Teman-teman seperjuangan Moker, Jek, Oji, Nita, Citra, Lina, Yuda, Dedi, Dika,

Ari, Corry, Lela yang selalu memberikan masukan-masukan atau ide-ide dalam

menyusun skripsi ini.

5. Teman-teman manajemen D Budi, Ichbal, Resa, Iqbal, Ipul, Udin, Ivans, Dhimas,

Henry, Endah, Neni, Ipeh, Yasmin, Dewi, Sonya, Fitri, Fajri. Terima kasih atas

semangat yang diberikan.

6. Semua crew NOTR, Pras, Ryan, Kadaf, Richo yang selalu siap buat diajak nyasar

kemana dan kapanpun ketika penulis sedang suntuk dan butuh liburan.

7. Terima kasih kepada teman-teman yang selalu saya ganggu untuk konsultasi yaitu

Ibnu, Dicky, Kebot, Fuad, dan buat Gita yg sering dimintain tolong print.

8. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Bapak Dr. Indoyama Nasarudin, SE., MAB,, selaku dosen pembimbing I yang

telah mengarahkan dan memotivasi penulis selama penulis menyusun penelitian

ini.

12. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom, MM selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan

penulisan skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar bagi penulis.

13. Seluruh dosen manajemen yang telah mengajarkan ilmu manajemen selama

penulis kuliah, semoga amal baktinya dijadikan amalan sholeh. Amin.

Page 11: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

xi

14. Keluarga besar penulis yang berada di Jakarta dan dimanapun berada yang selalu

memberi dukungan dan semangat kepada penulis, semoga Allah SWT senantiasa

melindungi dan memberikan kebahagiaan kepada keluarga besar kami, Amin.

15. Kawan-Kawan seperjuangan di Manajemen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2009 yang selalu semangat dalam berjuang menempuh gelar strata satu.

16. Kawan-kawan Manajemen D 2009 dan Manajemen Keuangan B dan A 2012, yang

tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan

diperkenalkan dengan kalian semua. Terima kasih banyak atas motivasi yang telah

diberikan selama ini.

17. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan,

maupun kritikan yang membangun demi penyempurnaan hasil penelitian ini.

Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan, karena hanya dengan

ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, 30 April 2014

Penulis

(Mohammad Fauzan Muzaki)

Page 12: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................. viii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 12

D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian .......................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 15

A. LandasanTeori ......................................................................... 15

1. Manajemen Keuangan ....................................................... 15

a. Putusan Pendanaan dan Pembelanjaan ........................ 16

b. Putusan Investasi ......................................................... 17

c. Putusan Kebijakan Deviden ......................................... 17

2. Investasi ............................................................................ 17

a. Definisi Investasi ........................................................ 17

Page 13: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

xiii

b. Tujuan Investasi ........................................................... 18

c. Proses Investasi ............................................................ 20

3. Pasar Modal ...................................................................... 20

a. Definisi Pasar Modal ................................................... 20

b. Tujuan dan Manfaat Pasar Modal ................................ 23

c. Jenis Pasar Modal ....................................................... 25

d. Instrumen Pasar Modal ................................................ 26

4. Penawaran Umum Perdana (IPO) ..................................... 29

a. Manfaat dan Konsekuensi Go Public .......................... 31

b. Persyaratan IPO Saham ............................................... 32

c. Tahap – Tahap Go Public ............................................ 37

5. Underpricing ..................................................................... 51

a. Pendekatan Adverse Selection ..................................... 52

b. Pendekatan Principal – Agent .................................... 53

c. Pendekatan Signaling................................................... 53

d. Pendekatan Heterodox Explanations ........................... 53

e. Pendekatan IPO Model Lainnya .................................. 54

6. Reputasi Underwriter ........................................................ 55

7. Reputasi Auditor ............................................................... 60

8. Return on Equity ............................................................... 62

9. Performa Jangka Panjang .................................................. 63

B. Penelitian Terdahulu ............................................................... 64

C. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 67

D. Hipotesis Penelitian……………. ............................................ 68

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 71

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 71

B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 71

1. Populasi ............................................................................ 71

Page 14: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

xiv

2. Sampel .............................................................................. 72

C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 74

D. Metode Analisis Data ............................................................. 75

1. Uji Normalitas ................................................................... 75

2. Analisis Jalur (Path Analysis) ........................................... 76

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................... 86

1. Identifikasi Variabel ......................................................... 86

2. Definisi Operasional Variabel .......................................... 87

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 91

A. Gambaran Umum Objek Penelitan ......................................... 91

1. Struktur Pasar Modal Indonesia ....................................... 91

B. Analisis dan Pembahasan ........................................................ 92

1. Analisis Deskriptif ............................................................ 92

a. Analisis Deskriptif Tingkat Underpricing ................... 93

b. Analisis Deskriptif Variabel Yang Digunakan ............ 94

2. Uji Normalitas .................................................................. 98

3. Uji Keseuaian Model ........................................................ 99

4. Analisis Jalur .................................................................... 101

a. Analisis Korelasi .......................................................... 102

b. Analisis Jalur Pengaruh reputasi underwriter (UND),

reputasi auditor (AUD), dan return on equity (ROE)

terhadap underprice ..................................................... 104

c. Analisis Jalur Pengaruh reputasi underwriter (UND),

return on equity (ROE), dan underprice terhadap

return saham jangka panjang (RJKP) .......................... 110

d. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ................... 117

5. Interpretasi Hasil .............................................................. 120

a. Persamaan Substruktur I .............................................. 120

Page 15: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

xv

b. Persamaan Substruktur II ............................................. 121

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................... 125

A. Kesimpulan ............................................................................. 125

B. Implikasi.. ................................................................................ 126

C. Saran ........................................................................................ 127

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 129

LAMPIRAN ................................................................................................... 135

Page 16: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

xvi

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 64

3.1 Proses Penentuan Sampel ..................................................................... 73

3.2 Standar Penilaian Kesesuaian (Fit) ....................................................... 85

4.1 Sampel Perusahaan yang Mengalami Underpricing ............................ 93

4.2 Variabel yang Digunakan ..................................................................... 94

4.3 Statistika Deskriptif Variabel yang Digunakan .................................... 96

4.4 Hasil Pengujian Normalitas ................................................................. 99

4.5 Hasil Uji Goodness of Fit ..................................................................... 100

4.6 Hasil Korelasi Reputasi Underwriter (UND), Reputasi Auditor (AUD),

dan Return on Equity (ROE) ................................................................ 102

4.7 Pengaruh antara Reputasi Underwriter, Reputasi Auditor, ROE ,

terhadap Underprice ............................................................................. 105

4.8 Pengaruh antara Underprice, Reputasi Underwriter, ROE ,

terhadap Return Saham Jangka Panjang ............................................... 112

4.9 Pengujian Pengaruh antara Variabel Eksogen dengan Endogen .......... 116

4.10 Rangkuman Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ........................ 119

Page 17: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................... 68

2.2 Model Hubungan Penelitian ................................................................. 69

3.1 Hubungan Kausal X1,X2,X3 dan Y1 ..................................................... 77

3.2 Hubungan Kausal X1,X3, dan Y1 terhadap Y2...................................... 78

4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia ........................................................... 92

4.2 Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan ............................................. 101

4.3 Diagram Jalur Substruktur I ................................................................. 104

4.4 Grafik Persentase Penggunaan KAP Big 4 dan Non Big 4 .................. 109

4.5 Diagram Jalur Substruktur II ................................................................ 111

4.6 Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan ............................................. 117

Page 18: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

Lampiran 1 : Data Variabel ............................................................................ 135

Lampiran 2 : Hasil output AMOS 21.0 .......................................................... 137

Page 19: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya pasar modal adalah sarana pembiayaan usaha. Pasar modal

menyediakan berbagai sarana pembiayaan usaha jangka panjang dimana

perusahaan dapat menerbitkan surat utang, penawaran umum saham, right issue,

dan lain-lain. Fungsi pasar modal sebagai sarana pendanaan usaha semakin

signifikan mengingat keterbatasan pendanaan yang disediakan jalur perbankan.

Salah satu masalah yang mengakibatkan krisis ekonomi di Indonesia adalah

terjadinya mismatch, di mana investasi jangka panjang dibiayai oleh sumber

pembiayaan jangka pendek. Belajar dari kesalahan tersebut, sudah saatnya

perusahaan di Indonesia memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan

jangka panjang (Fakhruddin, 2008:VII). Sebagai sebuah sistem dan proses

ekonomi financial, kegiatan pasar modal, dari pasar perdana hingga pasar

sekunder mencakup proses dan kegiatan yang sifatnya kompleks dan melibatkan

banyak pihak (Fakhruddin, 2008:X).

Seperti yang diberitakan oleh BEI bahwa indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) mengalami kenaikan 47,47% dan kapitalisasi pasar meningkat 58,05%.

Itulah gambaran perkembangan kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal

tahun hingga 9 November 2010. Performa pasar saham Indonesia yang luar biasa

Page 20: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

2

ini tidak lepas dari peningkatan kepercayaan investor baik lokal maupun global

akan kekuatan fundamental perekonomian Indonesia. Imbas dari catatan positif

Indonesia pada tahun 2009 itu langsung terasa di pasar modal sejak awal tahun

2010. Aliran modal pemodal global langsung jadi perbincangan di pasar saham,

Seiring kenaikan IHSG 47,47% sejak akhir tahun 2009 sampai dengan tanggal 9

November 2010 ke posisi 3.737,48 kapitalisasi pasar BEI pun melonjak tajam.

Pada Januari 2010 kapitalisasi pasar BEI sebesar Rp2.102,7 triliun terus

meningkat hingga menembus angka Rp2.400 triliun di akhir Juni 2010 dan pada

9 November 2010 kapitalisasi pasar BEI telah menembus angka Rp3.191 triliun

atau meningkat sebesar 58,05% sejak awal tahun (IDX Newsletter, Desember

2010).

Dilihat dari peningkatan aliran dana investor yang ada di Indonesia

seharusnya memungkinkan perusahaan dapat menambahkan modalnya, hanya

saja permasalahan penting yang dihadapi oleh hampir semua perusahaan adalah

bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan operasionalnya.

Penambahan dana, misalnya dengan masuknya investor baru, tentu tidak secara

langsung berarti peningkatan likuiditas kepemilikan. Perusahaan yang belum

menjadi perusahaan publik dapat meningkatkan kebutuhan dana dengan

menempuh beberapa alternatif (Jogiyanto, 2000:93). Pertama, menjual saham

langsung kepada pemegang saham yang sudah ada sebelumnya. Kedua, menjual

saham kepada karyawan melalui Employee Stock Ownership Plan (ESOP).

Page 21: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

3

Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend

reinvestment plan). Keempat, menjual langsung saham kepada pembeli tunggal

(misalnya, investor institusional). Kelima, menjual saham kepada publik lewat

pasar saham. Menjual saham kepada publik melalui pasar modal ini disebut juga

dengan go public (Fitriani, 2012:1).

Secara mudah, istilah go public adalah penawaran saham atau obligasi

oleh pihak penerbit kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya. Kegiatan

perusahaan dalam rangka penjualan saham perdananya kepada masyarakat inilah

yang disebut dengan istilah IPO (Initial Public Offering). Kegiatan penjualan

saham untuk pertama kali ini dilakukan di pasar perdana (primary market).

Selanjutnya pemegang saham dari pasar perdana tersebut di pasar sekunder

(secondary market) yaitu pasar yang terjadi setelah pasar perdana berakhir

(Asmalidar, 2011:166).

Selama rentang waktu tujuh tahun terakhir, yakni mulai 2007, jumlah

perusahaan yang go public tercatat sebanyak 156 perusahaan. Rinciannya, pada

2007 sebanyak 22 perusahaan, tahun 2008 sebanyak 19 perusahaan, tahun 2009

sebanyak 13 perusahaan, tahun 2010 sebanyak 23 perusahaan, tahun 2011

sebanyak 25 perusahaan, tahun 2012 sebanyak 23 perusahaan, dan tahun 2013

sebanyak 31 perusahaan. Sementara itu sejak BEI berdiri hingga akhir Desember

2013, jumlah perusahaan yang telah go public tercatat sebanyak 487 perusahaan.

Dari data yang diperoleh dari BEI, didapati bahwa jumlah Emiten yang

Page 22: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

4

sahamnya diperdagangkan di BEI semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal

ini mengindikasikan bahwa pasar modal menjadi sumber pendanaan yang

semakin banyak dituju oleh perusahaan - perusahaan di Indonesia.

(Surabaya.tribunnews.com : Kamis, 16 Januari 2014 20:18 WIB).

Masalah lain bagi perusahaan yang akan go public yaitu penetapan harga

saham perdana pada IPO atau saat go public sangatlah sulit, karena tidak ada

harga pasar sebelumnya yang dapat diobservasi untuk dipakai sebagai penetapan

penawaran, selain itu kebanyakan dari perusahaan yang akan go public

mempunyai sedikit atau bahkan tidak ada pengalaman terhadap penetapan harga

ini. Walaupun demikian, langkah awal bagi perusahaan pemilik saham (emiten)

yang berencana melakukan IPO saham yaitu dengan cara mengadakan pertemuan

dengan perusahaan sekuritas (underwriter) yang telah ditetapkan (Due diligence

meeting). Underwriter merupakan perusahaan sekuritas sebagai perantara antara

perusahaan yang membutuhkan dana dengan investor sebagai penyedia dana. Hal

ini dikarenakan underwriter memiliki informasi lebih baik mengenai permintaan

terhadap saham-saham emiten, dibanding emiten itu sendiri (Ronni, 2003 :182).

Pada dasarnya, penjamin emisi inilah yang menjual efek. Sedangkan

emiten hanya menerbitkannya. Mekanismenya underwriter akan memanfaatkan

informasi yang dimilikinya untuk memperoleh kesepakatan yang optimal dengan

emiten, selanjutnya penjamin emisi akan melayani pembelian oleh para

Page 23: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

5

perusahaan pialang, yang mewakili investor atau untuk portofolionya sendiri

(Widioatmojo, 2004:62).

Penjamin emisi menjamin terjualnya efek yang diterbitkan emiten.

Dengan demikian, posisi penjamin emisi lebih banyak mewakili kepentingan

emiten. Beberapa peneliti telah menganalisis sebab-sebab fenomena

underpricing ini (Ritter [1984], Ritter [1991], Husnan [1993]), menyatakan

bahwa harga saham IPO yang underpriced adalah hasil dari ketidakpastian harga

saham pada pasar sekunder (Widioatmojo, 2004:63).

Pada saat penawaran perdana harga saham ditentukan berdasarkan

kesepakatan antara perusahaan emiten dengan underwriter, sedangkan harga

dipasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Kesepakatan pada

penentuan harga perdana antara emiten dan underwriter bukanlah sebuah

kesepakatan yang mudah, karena sebenarnya masing-masing mempunyai

kepentingan yang berbeda. Emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana,

menginginkan harga perdana yang tinggi, karena dengan harga perdana yang

tinggi emiten berharap akan secepatnya mendapatkan dana untuk merealisasikan

rencana proyek perusahaan. Underwriter sendiri mempunyai keinginan yang

berbeda dengan emiten, yaitu dengan menginginkan harga yang rendah untuk

penawaran saham perdana, hal ini disebabkan oleh sistem penjaminan saham full

commitment yang berlaku di Indonesia, yaitu keadaan dimana underwriter harus

membeli semua saham yang tidak laku terjual. Underwriter juga dimungkinkan

Page 24: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

6

untuk memiliki informasi yang lebih banyak bila dibandingkan dengan pihak

emiten. Kondisi asimetri inilah yang menyebabkan terjadinya underpricing,

dimana underwriter merupakan pihak yang memiliki kelebihan informasi dan

menggunakan ketidaktahuan emiten untuk memperkecil resiko (Hanafi dan

Husnan 1991; Cheung et al,1994). Sebagai contoh fenomena underpricing yang

menjadi pembincangan berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat

umum yaitu IPO PT. Krakatau Steel, dimana PT. Krakatau Steel merupakan

Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri baja, yang memiliki

performa cukup baik di Indonesia sehingga diharapkan pada saat Initial Public

Offering, saham yang diperdagangkan dapat memberikan profit yang besar bagi

kemajuan perusahaan, apalagi PT. Krakatau Steel dijamin oleh tiga underwriter

yang cukup prestige yaitu PT. Bahana Securities, PT. Danareksa Sekuritas dan

PT. Mandiri Sekuritas. Akan tetapi, faktanya pada saat IPO tanggal 10 November

2010, PT. Krakatau Steel mengalami underpricing dimana harga IPO Rp.850,00

sementara harga closing-nya Rp.1.270,00. Hal ini menunjukkan PT. Krakatau

Steel tetap mengalami underpricing. Ada beberapa pengamat ekonom yang

mengatakan bahwa underpricing pada PT. Krakatau Steel disebabkan human

error dari menteri BUMN dalam menetapkan harga IPO saham PT. Krakatau

Steel namun ada sebagian berpendapat hal tersebut disebabkan asymmetry

information (Safitri, 2013:2).

Page 25: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

7

Fenomena lain menunjukkan adanya asimetri informasi (asymmetric

information) yang menyertai kebijakan IPO. Walaupun investor mempunyai

informasi yang cukup mengenai perusahaan yang melakukan IPO tersebut,

asimetri informasi tetap terjadi dalam penawaran ini (Ritter, 1986; Beatty, 1989;

Leland dan Pyle, 1997; Guo dan Mech, 2000). Kondisi inilah yang memotivasi

manajemen untuk bersikap oportunistik untuk melakukan manipulasi terhadap

kinerjanya baik sebelum dan pada saat penawaran (Jones, 1991; Friedlan, 1994;

Gumanti, 2001; Setiawati, 2002; Ihalauw dan Afni, 2002). Manipulasi yang

dikenal dengan istilah earnings management (manajemen laba) ini akan

mengakibatkan penurunan kinerja (underperformance) setelah penawaran (Ritter,

1991; Carter et al., 1998). Namun praktek earnings management di sisi lain

dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Mayangsari dan Wilopo, 2001). Kondisi

ini terjadi karena earnings yang diumumkan pada saat IPO tampak relatif baik

sehingga respon pasar menjadi positif. Paek dan Press (1997) dalam Wilopo dan

Mayangsari (2002) menyatakan bahwa nilai pasar perusahaan dipengaruhi oleh

motivasi manajer yang mendasari adanya discretionary accruals dalam kebijakan

earnings management (Sucipto, 2011:2).

Auditor memegang peranan yang penting dalam proses go public, yaitu

sebagai pihak yang ditunjuk oleh perusahaan, yang melakukan pemeriksaan

laporan keuangan perusahaan sebagai calon emiten. Auditor yang berkualitas

akan dihargai dipasaran dalam bentuk peningkatan permintaan jasa audit dan

Page 26: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

8

auditor yang memiliki reputasi yang tinggi maka akan mempertahankan

reputasinya dengan memberikan kualitas audit yang tinggi pula. Atas kualitas

pengauditannya yang tinggi, auditor akan dihargai dalam bentuk premium harga

oleh klien. Penggunaan adviser yang profesional (auditor dan underwriter yang

mempunyai reputasi tinggi) dapat digunakan sebagai tanda atau petunjuk

terhadap kualitas perusahaan emiten, Holland dan Harton (1993) dalam Daljono

(2000). Dengan memakai adviser yang profesional dan berkualitas, akan

mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan

informasi yang tidak akurat ke pasar (Puspita, 2011:3).

Penggunaan auditor yang bereputasi tinggi dapat digunakan sebagai tanda

petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten (Holland dan Horton, 1993). Oleh

karena itu, perusahaan yang akan melakukan IPO akan memilih KAP yang

memiliki reputasi yang baik. Auditor yang mempunyai reputasi tinggi, akan

mempertahankan reputasinya dengan memberikan kualitas pengauditan yang

tinggi pula. Beatty (1989) menunjukkan bahwa auditor yang memiliki reputasi

tinggi berhubungan negatif dengan initial return. Sedangkan menurut Sulistio

(2005) bahwa reputasi auditor tidak menunjukkan pengaruh terhadap initial

return (Puspita, 2011:4).

Return on Equity merupakan sebuah rasio yang sering dipergunakan oleh

pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan. ROE

mengukur besarnya tingkat pengembalian modal dari perusahaan. Pertimbangan

Page 27: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

9

memasukkan variabel ROE karena profitabilitas perusahaan memberikan

informasi kepada pihak luar mengenai efektifitas operasional perusahaan.

Abdullah (2000) dalam penelitiannya memasukkan variabel profitabilitas

perusahaan (ROE) dan besaran perusahaan (total aktiva) untuk tahun terakhir

sebelum go publik, jenis industri (variabel dummy industri manufaktur dan non

manufaktur), persentase saham yang ditawarkan pada publik. Hasilnya jenis

industri signifikan 5% dengan arah positf terhadap underpricing. Sedangkan

ROE signifikan 10% dengan arah negatif terhadap underpricing. Arah ROE yang

berhubungan negatif dengan tingkat underpricing, mempunyai arti bahwa

semakin tinggi profitabilitas maka semakin rendah underpricing. Dalam

penelitian ini, variabel profitabilitas yang diwakilkan dengan ROE diasumsikan

sebagai ekspektasi investor atas dana yang ditanamkan pada perusahaan yang

IPO. Semakin besar profitabilitas (ROE) maka investor akan tertarik membeli

atau mencari saham perusahaan IPO tersebut karena berharap di kemudian hari

akan mendapatkan pengembalian yang besar atas penyertaannya. Hal ini

memungkinkan naiknya harga penawaran saham saat diperdagangkan di pasar

sekunder yang disebabkan permintaan akan saham tersebut meningkat

(Raudhatul Hidayah, et.al ,2009).

Bagi perusahaan emiten, underpricing dapat dijadikan strategi pemasaran

untuk meningkatkan minat investor untuk berinvestasi pada saham IPO, yaitu

dengan memberikan initial return yang tinggi. Kim dan Shin ( 2001) juga

Page 28: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

10

menyebutkan bahwa kemungkinan terjadinya underpricing disebabkan karena

kesengajaan dari underwriter untuk menetapkan harga penawaran jauh dibawah

harga pasar untuk meminimalisir kerugian yang harus ditanggung atas saham

yang tidak teralokasi. Namun pada kenyataannya, dari sisi emiten kondisi

underpriced yang tinggi adalah merugikan. Underpriced terjadi karena

perusahaan dinilai lebih rendah dari kondisi yang sesungguhnya oleh underwriter

dalam rangka untuk mengurangi tingkat resiko yang harus ia hadapi karena

fungsi penjaminannya. Emiten dilain pihak tidak mengetahui keadaan pasar

modal yang sesungguhnya. Dalam hal ini underwriter sebagai pihak yang lebih

sering berhubungan dengan pasar modal mempunyai informasi yang lebih

banyak mengenai pasar modal bila dibandingkan dengan calon emiten

(Nurhidayati dan Nur Indriantoro, 1998).

Initial Public Offering (IPO) merupakan topik penelitian yang menarik,

pertama, karena segera sesudah IPO harga saham secara rata-rata melonjak

dengan signifikan. Pada peristiwa ini dapat terobservasi rata-rata Initial Return

(IR) yang besar (The Underpricing Anomaly) tetapi selanjutnya, kedua, dalam

jangka panjang, saham-saham IPO secara rata-rata punya kinerja yang jelek

dibandingkan pasar (the long term underperformance anomaly ) (Ronni,

2004:148). Dawson (1987) melaporkan adanya negative long-run performance

pada Hongkong IPO dan Singapore tetapi menemukan sebaliknya pada Malaysia.

Cai dan Wei (1997) melaporkan adanya underperformance yang sangat

Page 29: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

11

signifikan pada sampel mereka, yaitu 180 Jepang IPO periode 1971 – 1992.

Underperformance yang terburuk ditemukan pada IPO dengan tingkat

underpricing yang paling tinggi. Wu (1993) menguji baik short maupun long-run

performance pada 70 Malaysia IPO di periode 1974 – 1989. Dengan

memperhitungkan adjusted buy-and-hold pada tahun ke-1, ke-2, ke-3 didapat

returns yang positive, namun hanya signifikan di tahun ke-1 pada tingkat 10%

(Rahmania, 2008:1).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

meneliti dan menganalisis kembali tentang faktor-faktor penyebab terjadinya

underpricing dan pengaruhnya terhadap performa/kinerja saham jangka panjang

IPO, yang akan dituangkan ke dalam bentuk skripsi dengan judul : “Determinan

Underpricing dan Pengaruhnya Terhadap Performa Jangka Panjang IPO Di

Indonesia Periode 2007 - 2010”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan permasalahan

yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh variabel Reputasi Underwriter (UND), Reputasi

Auditor (AUD), Return on Equity (ROE) terhadap Underpricing.

2. Bagaimana pengaruh variabel Reputasi Underwriter (UND), Return on

Equity (ROE) terhadap Kinerja Saham Jangka Panjang (RJKP), dan

Page 30: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

12

variabel intervening Underpricing terhadap Kinerja Saham Jangka

Panjang (RJKP).

3. Bagaimana pengaruh langsung dan tidak langsung variabel Reputasi

Underwriter (UND), Reputasi Auditor (AUD), Return on Equity (ROE),

terhadap Kinerja Saham Jangka Panjang (RJKP) melalui variabel

Underpricing.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh Reputasi Underwriter (UND), Reputasi

Auditor (AUD), dan Return on Equity (ROE) yang diinformasikan kepada

public pada saat IPO terhadap Underpricing.

2. Untuk menganalisis pengaruh reputasi underwriter (UND), Return on

Equity (ROE) terhadap Kinerja Saham Jangka Panjang (RJKP) dan

variabel intervening Underpricing terhadap Kinerja Saham Jangka

Panjang (RJKP).

3. Untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung Reputasi

Underwriter (UND), Reputasi Auditor (AUD), Return on Equity dan

melalui variabel Underpricing terhadap Kinerja Saham Jangka Panjang

(RJKP).

Page 31: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

13

D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Kegunaan Praktis

- Bagi Emiten

Bagi perusahaan selaku emiten, Penelitian ini dapat dijadikan referensi

dan pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan masalah

keterbukaan informasi bila akan melakukan Initial Public Offering (IPO)

dalam menentukan harga yang tepat saat penawaran saham perdana untuk

memperoleh harga yang optimal.

- Bagi Investor

Dinamika perubahan yang terjadi pada harga saham baik pada saat Initial

Public Offering (IPO) maupun jangka panjang dapat membantu investor

dalam meramalkan apa yang akan terjadi pada perubahan pasar modal.

Dengan mengamati dampak perubahan harga saham perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di BEI maka investor dapat membuat suatu

keputusan investasi.

2. Kegunaan Akademis

- Bagi Perguruan Tinggi/Akademisi

Page 32: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

14

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan wacana dan

referensi serta literatur di bidang keuangan, sehingga dapat bermanfaat

bagi penelitian selanjutnya yang terkait dan sejenis.

- Bagi Penulis

Seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan akan

menambah pengetahuan dan wawasan tentang faktor apa sajakah yang

mempengaruhi tingkat Underpriced saham dan pengaruhnya terhadap

kinerja saham jangka panjang, serta dapat mengaplikasikan teori yang

pernah didapatkan selama kuliah.

Page 33: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

15

Bab II

Tinjauan Pustaka

A. Landasan Teori

1. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan dapat diterangkan berdasarkan fungsi dan

tanggungjawab dari manajer keuangan. Walaupun berbeda dari satu

perusahaan ke perusahaan lain, tetapi beberapa tugas – tugas keuangan

mempunyai dasar yang sama. Modal harus dicari dari sumber – sumber luar

dan dialokasikan untuk berbagai keperluan. Arus uang dalam operasi

perusahaan harus dicatat. Imbalan terhadap sumber – sumber keuangan

diberikan dalam bentuk laba/dividen, pembayaran kembali, hasil produksi dan

fasilitas. Menurut Brigham dan Weston (1986:3) fungsi utama dari manajer

keuangan adalah merencanakan, mencari dan memanfaatkan dana dengan

berbagai cara untuk memaksimumkan efisiensi dari operasi – operasi

perusahaan. Hal ini memerlukan pengetahuan akan pasar uang dari mana

modal diperoleh dan bagaimana keputusan – keputusan yang tepat di bidang

keuangan harus dibuat dan efisiensi dalam operasi perusahaan dapat

digalakkan.

Menurut Sjahrial (2006:1) dalam perusahaan yang melakukan

pengelolaan dana adalah seorang Manajer Keuangan. Untuk itu perlulah kita

mengetahui tugas dan fungsi Manajer Keuangan diantaranya :

Page 34: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

16

a. Putusan pendanaan atau pembelanjaan. Sumbernya :

1) Sumber dana dari luar perusahaan/asing :

a) Pinjaman Jangka Pendek, antara lain :

i. Hutang Bank : yang dikenal dengan “Kredit Modal Kerja”

ii. Hutang Dagang yaitu pemberian kelonggaran pembayaran

pembelian barang atau bahan baku oleh supplier/pabrikan bahan

baku.

iii. Kewajiban/Pinjaman lainnya yang berjangka waktu pendek.

b) Pinjaman berjangka waktu panjang, antara lain seperti :

i. Obligasi

ii. Hipotek

2) Sumber dari dalam perusahaan atau modal sendiri, antara lain :

a) Menerbitkan atau menjual saham sebagai setoran modal

perusahaan.

b) Setelah perusahaan berjalan :

i. Laba yang ditahan

ii. Penyusutan, karena menurut pengertian manajemen keuangan

merupakan dana yang dicadangkan/disisihkan setiap tahun dari

aktiva tetap untuk pada waktunya nanti dapat membeli aktiva

tetap penggantinya. Jadi selama dana tersebut belum terpakai

dapat digunakan sebagai modal kerja perusahaan.

Page 35: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

17

b. Putusan investasi artinya keputusan penggunaan dana tersebut untuk

pos/proyek yang menguntungkan perusahaan : apakah dalam bentuk aktiva

lancer : kas, efek yang dapat dicairkan/diperjualbelikan, piutang,

persediaan (inventory) ataukah dalam bentuk aktiva tetap : bangunan

kantor maupun pabrik, mesin – mesin dan lain – lain.

c. Putusan kebijakan deviden yaitu putusan pembayaran deviden atau

pembayaran kembali obligasi : ini semuanya dapat dikembangkan melalui

pasar modal.

2. Investasi

a. Definisi Investasi

Menurut Tandelilin (2010:2) Investasi adalah komitmen atas sejumlah

dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor membeli

sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari

kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang,

sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tesebut.

Menurut Malkiel, Burton G (1991) dalam Pratomo dan Nugraha

(2009:6) investasi adalah: “Method of Purchasing asset in order to gain profit

in the form of reasonably predictable income (dividend, interest or rentals)

and/or appreciation over the long term. (Metode pembelian aset dalam rangka

untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk pendapatan yang cukup

diprediksi (dividen, bunga atau sewa) dan / atau penghargaan dalam jangka

Page 36: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

18

panjang ) Sejumlah hasil penanaman dana dalam jumlah tertentu yang sangat

ditentukan oleh kemampuan dalam memprediksi masa depan. Memprediksi

masa depan inilah yang kemudian membedakan istilah “investasi” dan

“spekulasi”. Pengertian tersebut selanjutnya dipertajam oleh Frank Reilly

(1992:6) dengan memasukkan unsur risiko sebagai sebuah kompensasi dalam

Pratomo dan Nugraha (2009:6) “current commitment of dolars for period of

time in order to derive future payment that will compensate the investor for

(1) the time the fund are committed (2) the expected rate of inflation and (3)

the uncertainty of the future payments. ( Penyerahan dolar pada saat ini untuk

periode waktu tertentu dalam rangka untuk memperoleh pembayaran di masa

depan sebagai imbalan bagi investor akan (1) waktu dari uang yang

diserahkan (2) tingkat inflasi yang diharapkan (3) ketidakpastian

pembayaran/resiko di masa depan).

Berdasarkan definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

investasi adalah komitmen atau keputusan penyerahan sejumlah uang untuk

pembelian aset pada saat ini dalam rangka mendapatkan keuntungan yang

telah di prediksi di masa yang akan datang sebagai imbalan dari pengorbanan

waktu, inflasi dan ketidakpastian pengembalian uang tersebut.

b. Tujuan Investasi

Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk

“menghasilkan sejumlah uang” (Tandelilin, 2010:7). Semua orang setuju

dengan pernyataan tujuan investasi tersebut. Tetapi pernyataan tersebut

Page 37: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

19

nampaknya terlalu sederhana, sehingga kita perlu mencari jawaban yang lebih

tepat tentang tujuan orang berinvestasi.

Menurut Pratomo dan Nugraha (2009:127) dalam menentukan tujuan

investasi, kita perlu terlebih dahulu mengetahui jangka waktu investasi yang

akan dilakukan yang tergantung dengan kapan dana dibutuhkan untuk masing

– masing tujuan. Umumnya kategori jangka waktu investasi dapat dibagi

dalam 3 kategori : jangka pendek (hingga 3 tahun), menengah (3 hingga 6

tahun), dan panjang (lebih dari 6 tahun). Penentuan jangka waktu investasi ini

akan berkaitan secara langsung dengan jenis investasi apa yang dapat dimiliki,

potensi hasil investasi yang dapat diperoleh serta kemungkinan risiko yang

harus dihadapi.

Tandelilin (2010:8) menambahkan secara lebih khusus lagi, ada

beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah

sebagai berikut :

1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang.

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf

hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana

mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak

berkurang di masa yang akan datang.

2) Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam

pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan

Page 38: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

20

diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat

adanya pengaruh inflasi.

3) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak

melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di

masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat

yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.

c. Proses Investasi

Proses investasi meliputi pemahaman dasar – dasar keputusan

investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas – aktivitas dalam proses

keputusan investasi. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah

pemahaman hubungan antara return harapan dan risiko suatu investasi dimana

hubungan risiko dan return harapan dari suatu investasi merupakan hubungan

searah dan linear yang artinya, semakin besar return harapan, semakin besar

pula tingkat risiko yang harus dipertimbangkan (Tandelilin, 2010:9).

3. Pasar Modal

a. Definisi Pasar Modal

Menurut Alwi (2003:14), secara formal pasar modal dapat

didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau

sekuritas) jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang

ataupun modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,

maupun perusahaan swasta. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu

tempat terorganisasi di mana efek – efek diperdagangkan. Selanjutnya,

Page 39: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

21

definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar

konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan pihak

yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka waktu satu tahun ke atas.

Abstrak dalam pengertian pasar modal berarti transaksi dilakukan melalui

mekanisme over the counter (OTC). Menurut David L. Scott dalam Alwi

(2003:14), pasar modal adalah pasar untuk dana jangka panjang tempat saham

biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan.

Menurut Sjahrial (2006:15), pasar modal dalam arti sempit merupakan

kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka panjang.

Sedangkan dalam arti luas :

1) Pasar modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi

termasuk bank – bank komersial dan semua perantara dibidang

keuangan serta surat – surat berharga jangka panjang dan pendek.

2) Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga –

lembaga yang memperdagangkan warkat – warkat kredit (biasanya

yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham – saham,

obligasi, hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.

Menurut Samsul (2006:43) Secara umum, pasar modal adalah tempat

atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen

keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Menurut

Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995, pasal 1 yaitu, hukum

mendefinisikan pasar modal sebagai” Kegiatan yang bersangkutan dengan

Page 40: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

22

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan efek”.

Wai dan Patrick dalam sebuah makalah IMF berjudul “Stock and

Bonds Issue and Capital Market in the Less Developed Countries” dalam

Anoraga dan Pakarti (2001:7) menyebutkan tiga pengertian Pasar Modal

sebagai berikut :

1) Pertama, definisi dalam arti luas adalah sistem keuangan yang

terorganisir, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara

dibidang keuangan, serta surat berharga.

2) Kedua, definisi dalam arti menengah adalah semua pasar yang

terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-

warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun)

termasuk saham-saham, obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek,

dan tabungan serta depotisto berjangka.

3) Definisi dalam arti sempit adalah tempat pasar terorganisir yang

memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan

memakai jasa dari makelar, komisioner, dan para underwriter

(penjamin).

Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal

merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang

bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen

Page 41: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

23

derivatif dan instrumen lainnya yang diterbitkan oleh pemerintah, public

authorities, maupun perusahaan swasta.

b. Tujuan dan Manfaat Pasar Modal

Menurut Samsul (2006:43), tujuan dan manfaat pasar modal dapat

dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu :

1) Sudut Pandang Negara

Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian

suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara.

Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang

perekonomian tetapi tidak harus memiliki perusahaan sendiri. Jika

kegiatan ekonomi dapat dilaksanakan oleh pihak swasta, maka negara

tidak perlu ikut campur agar tidak membuang – buang biya. Akan

tetapi, negara mempunyai kewajiban membuat perundang – undangan

agar pihak swasta dapat bersaing dengan jujur dan tidak terjadi

monopoli.

2) Sudut Pandang Emiten

Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal.

Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya

yang lebih murah dalam bentuk obligasi daripada kredit jangka

panjang perbankan. Perusahaan yang pada awalnya memiliki utang

lebih tinggi daripada modal sendiri dapat berbalik memiliki modal

sendiri yang lebih tinggi daripada utang apabila memasuki pasar

Page 42: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

24

modal. Jadi pasar modal merupakan sarana untuk memperbaikin

struktur permodalan perusahaan. Selain itu perusahaan yang masuk ke

dalam pasar modal akan lebih dikenal karena bursa namanya akan

selalu muncul setiap hari dalam berita televisi, radio, atau surat kabar.

3) Sudut Pandang Masyarakat

Masyarakat memiliki sarana baru untuk menginvestasikan uangnya.

Investasi yang semula dilakukan dalam bentuk deposito, emas, tanah,

atau rumah sekarang dapat dilakukan dalam bentuk saham dan

obligasi. Jika investasi dalam bentuk rumah atau tanah butuh uang

ratusan juta rupiah, maka investasi dalam bentuk efek dapat dilakukan

dengan dana di bawah Rp 5 juta. Jadi pasar modal merupakan sarana

yang baik untuk melakukan investasi dalam jumlah yang tidak terlalu

besar bagi kebanyakan masyarakat.

Menurut Alwi (2003:18) mengatakan bahwa pasar modal menawarkan

beberapa manfaat bagi pemerintah, dunia usaha, dan investor yang

diantaranya adalah :

1) Pasar modal adalah sumber pendapatan bagi negara karena perusahaan

yang go public membayar pajak kepada negara.

2) Bagi dunia usaha (perusahaan), pasar modal dapat menjadi alternatif

penghimpunan dana, selain dari sistem perbankan dari

masyarakat/pemodal, untuk membiayai kehidupan perusahaan.

3) Pasar modal adalah leading indicator bagi trend ekonomi negara.

Page 43: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

25

4) Pasar modal memungkinkan pemodal melakukan diversivikasi

investasi, membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi)

sesuai dengan risiko yang ia bersedia tanggung dan tingkat keuntungan

yang diharapkannya.

5) Pasar modal menciptakan iklim yang sehat bagi perusahaan, karena

menyebarkan pemilikan, keterbukaan dan profesionalisme.

6) Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, membuka peluang bagi

kontrol sosial oleh masyarakat pemodal dan pemerintah.

7) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

c. Jenis Pasar Modal

Jenis-jenis pasar modal yaitu :

1) Pasar perdana

Samsul (2006:46) mengungkapkan pasar perdana adalah tempat atau

sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham

atau obligasi ke masyarakat umum. Menurut Brigham dan Daves

(2004:156) dalam Tambunan (2008:92), pasar primer atau pasar

perdana adalah pasar penjualan efek (saham atau obligasi) yang baru

ditawarkan pada publik.

2) Pasar sekunder

Menurut Brigham dan Daves (2004:156), mengungkapkan pasar

sekunder (secondary market) atau pasar perdagangan efek setelah

selesainya masa penawaran umum perdana. Samsul (2006:47)

Page 44: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

26

mengungkapkan pasar sekunder adalah tempat atau sarana transaksi

jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui

perantara efek.

3) Pasar ketiga

Samsul (2006:49) mengungkapkan pasar ketiga adalah sarana transaksi

jual-beli efek antara market maker (anggota bursa) serta investor dan

harga dibentuk oleh market maker.

4) Pasar keempat

Samsul (2006:50) megungkapkan pasar keempat adalah sarana

transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui

perantara efek.

d. Instrumen Pasar Modal

Instrumen di pasar modal pada dasarnya adalah instrumen keuangan

jangka panjang atau surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal.

Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang

dimaksud dengan efek adalah setiap surat pengakuan hutang, surat berharga

komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right,

waran, opsi, atau setiap derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang

ditetapkan oleh Babepam sebagai efek, Alwi (2003:33). Bentuk instrumen di

pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa (1) saham, (2)

obligasi, (3) right issue, (4) bukti waran, dan (5) produk turunan atau biasa

disebut derivative, Samsul (2006:45).

Page 45: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

27

1) Saham

Menurut Samsul (2006:45), Saham adalah tanda bukti memiliki

perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham

(shareholder atau stockholder). Menurut Alwi (2003:33), saham atau

stock adalah surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap suatu

perusahaan suatu perseroan terbatas. Jadi berdasarkan beberapa

definisi diatas saham adalah surat tanda bukti atau kepemilikan sebuah

perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang dapat

diperjualbelikan antar shareholder atau stockholder.

Saham sendiri dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

a) Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memberikan

hak untuk mendapatkan dividen terlebih dahulu dari saham biasa

yang besarnya tetap, Alwi (2003:34). Sedangkan menurut Samsul

(2006:45), saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak

terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba

kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapat laba yang

tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi

akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan.

b) Saham biasa (common stock), yaitu jenis saham yang akan

menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan,

Samsul (2006:45). Sedangkan menurut Alwi (2003:34), saham

biasa adalah saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan

Page 46: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

28

pemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut serta

saham yang tidak memperoleh hak istimewa.

2) Obligasi

Menurut Alwi (2003:36), Obligasi atau bond adalah tanda bukti utang

dari emiten yang dijamin oleh penanggung yang mengandung janji

pembayaran bunga atau janji lainnya, serta pelunasan pokok pinjaman

yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo. Menurut Samsul (2006:45),

obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka

panjang kepada masyarakat yaitu di atas 3 tahun.

3) Right Issue

Menurut Samsul (2006:45), bukti right adalah hak untuk membeli

saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli

itu dimiliki oleh pemegang saham lama. Menurut Tandelilin (2010:37),

bukti right atau disebut right saja merupakan sekuritas yang

memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham

baru perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode

tertentu dan dikenal juga dengan sebutan Hak Memesan Efek Terlebih

Dahulu (HMETD).

4) Waran

Menurut Samsul (2006:45), waran adalah hak untuk membeli saham

pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Waran tidak saja

Page 47: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

29

dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering

diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada

saat perusahaan menerbitkan obligasi. Menurut Tandelilin (2010:37),

waran (warrrant) adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan

harga yang sudah ditentukan sebelumnya yang biasanya dijual

bersamaan dengan sekuritas lain misalnya obligasi atau saham.

5) Produk turunan (derivative)

Menurut Samsul (2006:45), adalah angka indeks yang diperdagangkan

untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging). Perdagangan yang

dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang secara fisik,

melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih antara harga beli

dan harga jual.

4. Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering)

Menurut Gumati dalam Junaeni dan Agustian (2013:54), penawaran

umum perdana IPO merupakan suatu peristiwa untuk pertama kalinya

perusahaan menawarkan sahamnya kepada khayalak umum (Public) di pasar

modal, selain adanya biaya penawaran (footing fees) yang harus ditanggung.

Menurut Abid dan Muharam (2013:2) Penawaran umum perdana (IPO)

merupakan suatu kegiatan perusahaan penawaran saham pertama kali kepada

masyarakat umum berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang – undang

dan Peraturan pelaksanaannya. Sebagian orang masih menganggap bahwa

Page 48: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

30

IPO masih merupakan cara termudah dan termurah bagi perusahaan untuk

memenuhi keubutuhan dana sebagai konsekuensi dari semakin

berkembangnya perusahaan dan meningkatkan kebutuhan dana investasi

(Junaeni dan Agustian, 2013:54). Menurut Jain dan Kini dalam Junaeni dan

Agustian (2013:54), secara sederhana dapat dikatakan bahwa go public adalah

suatu tahapan dalam pertumbuhan suatu perusahaan dan merupakan langkah

penting pertama dalam evolusi sebuah perusahaan publik. Menurut Junaeni

dan Agustian (2013:54) dalam kenyataan tidak semua perusahaan besar

melakukan go public yang berarti bahwa go public merupakan pilihan, bukan

suatu keharusan. Dengan demikian, suatu perusahaan memutuskan melakukan

go public dengan alasan yang telah dipertimbangkan dengan matang.

Menurut Salim (1986 : 1524) mendefinisikan istilah go-public sebagai

berikut: “Go-public adalah menawarkan saham atau obligasi untuk di

jual kepada umum untuk pertama kalinya”. Asmalidar (2011:166)

menambahkan istilah Go Public adalah penawaran saham atau obligasi oleh

pihak penerbit kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya. Kegiatan

perusahaan dalam rangka penjualan saham perdananya kepada masyarakat

inilah yang disebut dengan istilah IPO (Initial Public Offering).

Menurut UU Pasar Modal No.8 Tahun 1995 pasal I angka 15 dan

keputusan Bapepam No. Kep. 43/PM/1996, penawaran umum ( emisi/go

public/initial public offering ) adalah suatu kegiatan penawaran efek yang

dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan

Page 49: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

31

tata cara yang diatur dalam undang – undang Pasar Modal dan peraturan

pelaksanaannya. Perusahaan tersebut akan menerbitkan hanya saham-saham

pertama, namun bisa juga menawarkan saham kedua. Biasanya perusahaan

tersebut akan merekrut seorang bankir investasi untuk menjamin penawaran

tersebut dan seorang pengacara korporat untuk membantu menulis prospektus

(id.wikipedia.org).

a. Manfaat dan Konsekuensi Go Public

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:43) manfaat Initial Public

Offering adalah :

1) Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus

2) Biaya go public relatif murah

3) Proses relatif mudah

4) Pembagian deviden berdasarkan keuntungan

5) Penyertaan masyarakat biasanya tidak masuk dalam manajemen

6) Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu

perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme

7) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta

memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan

social

8) Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan

media promosi) secara gratis

Page 50: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

32

9) Memberikan kesempatan kepada koperasi dan karyawan perusahaan

untuk membeli saham

Menurut Ang (1997) dalam Puspita (2011:15) beberapa konsekuensi

yang harus dihadapi perusahaan go public adalah :

1) Proses go public membutuhkan tenaga, pengorbanan, waktu dan biaya.

Berbagai persiapan harus dilakukan sebelum go public, antara lain

penyiapan prospektus penawaran umum, pengumuman penawaran

umum di media cetak, public expose dan sebagainya. Sekali menjadi

perusahaan publik, maka setiap langkah perubahan pemilikan saham

atau penambahan dan harus dilakukan dengan proses serupa.

2) Masuknya peserta baru yang akan ikut mengambil bagian dalam

kebijakan perusahaan, ikut memiliki klaim atas hasil usaha dan harta

perusahaan.

3) Kewajiban untuk memenuhi keterbukaan informasi yang terus-

menerus, yang juga membutuhkan biaya, waktu dan tenaga. Informasi

dalam keterbukaan tersebut juga sampai kepada para pesaing.

4) Transformasi sikap dan tindak-tanduk manajemen maupun pemegang

saham pendiri terutama yang menyangkut pembinaan hubungan baik

jangka panjang dengan pemegang saham publik yang minoritas.

b. Persyaratan IPO Saham

Page 51: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

33

Penawaran Umum Saham atau IPO merupakan proses awal bagi

perusahaan untuk menjadi perusahaan publik dan sahamnya tercatat di Bursa

Efek dan di perjualbelikan di pasar sekunder sepanjang perusahaan tersebut

masih beroperasi (going concern). Pelaksaan Penawaran Umum hingga listing

di Bursa Efek merupakan proses yang telah diatur secara lengkap dan detail

sedemikan rupa, sehingga proses penawaran umum dapat terlaksana tepat

pada waktunya sesuai jadwal (Fakhruddin, 2008:91).

Adapun berbagai aturan dan ketentuan yang perlu diperhatikan dalam

proses penawaran umum diatur melalui Peraturan Bapepam LK dan Peraturan

Bursa Efek sebagai berikut:

1) Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.1. tentang Ketentuan Umum

Pengajuan Pernyataan Pendaftaran. (Keputusan Ketua Bapepam Kep-

111/PM/1996).

2) Sesuai dengan judulnya peraturan ini mengatur ketentuan umum dalam

mengajukan Pernyataan Pendaftaran.

3) Peraturan Bapepam No. IX.A.2. tentang Tata Cara Pendaftaran dalam

rangka Penawaran Umum. (Keputusan Ketua Bapepam Kep-

25/PM/2003).

4) Peraturan ini secara detail mengatur tata cara Pengajuan Pendaftaran

hingga Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif.

Beberapa poin penting dalam peraturan ini antara lain :

Page 52: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

34

a) Penawaran Umm hanya dapat dilakukan jika Pernyataan

Pendaftaran telah dinyatakan Efektif.

b) Emiten bertanggung jawab atas kelengkapan dan kebenaran

informasi yang diungkapkan dalam dokumen pernyataan

pendaftaran dan dokumen pendukungnya.

c) Setelah menyampaikan pernyataan pendaftaran, paling lambat 2

hari kemudian emiten wajib mengumumkan Prospektus Ringkas

sekurangnya di satu koran yang beredar secara nasional.

d) Pernyataan Pendaftaran dapat menjadi Efektif atas dasar 2 hal

yaitu (1) atas dasar lewatnya waktu selama 45 hari, atau (2) atas

dasar Pernyataan Efektif dari Bapepam-LK.

e) Penawaran Umum berlangsung sekurang – kurangnya 3 (tiga) hari

kerja.

5) Peraturan Bapepam No. IX.C.1. tentang Pedoman mengenai Bentuk

dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum.

(Keputusan Ketua Bapepam Kep-42/PM/2000).

6) Peraturan Bapepam No. IX.C.2. tentang Pedoman mengenai Bentuk

dan Isi Prospektus dalam rangka Penawaran Umum. (Keputusan Ketua

Bapepam Kep-51/PM/1996).

7) Peraturan Bapepam No. IX.C.3. tentang Pedoman mengenai Bentuk

dan Isi Prospektus Ringkas dalam rangka Penawaran Umum.

(Keputusan Ketua Bapepam Kep-543/PM/2000).

Page 53: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

35

8) Peraturan BEJ No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat

Ekuitas Selain Saham yang diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.

(Keputusan Direksi BEJ No. Kep-305/BEJ/07-2004).

9) Peraturan ini secara menyeluruh mengatur persyaratan untuk tercatat di

Papan Utama dan Papan Pengembangan, prosedur pencatatan,

pencatatan saham tambahan, perpindahan papan, dan biaya pencatatan

saham.

Selain itu sebagaimana tercantum dalam situs idx.co.id persyaratan

pencatatan saham adalah sebagai berikut :

1) Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan

Terbatas (PT).

2) Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke Bapepam dan LK telah

menjadi efektif.

3) Memiliki Komisaris Independen sekurang – kurangnya 30% dari

jajaran anggota Dewan Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi,

memiliki Komite Audit atau menyampaikan pernyataan untuk

membentuk Komite Audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat,

memiliki Sekretaris Perusahaan.

4) Nilai nominal saham sekurang – kurangnya Rp100.

5) Calon Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang

diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.

Page 54: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

36

6) Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh

Undang – Undang yang berlaku di Indonesia.

7) Khusus calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri

pabrikan, memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah

pencemaran lingkungan dan calon Perusahaan Tercatat yang bergerak

dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah

lingkungan).

8) Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial

didasarkan pada laporan keuangan Auditan terakhir sebelum

mengajukan permohonan pencatatan.

Calon Perusahaan Tercatat akan dicatatkan untuk pertama kalinya di

Papan Utama atau di Papan Pengembangan, dimana Papan Utama ditujukan

untuk Perusahaan Tercatat yang berskala besar, khususnya dalam hal nilai

Aktiva Berwujud Bersih (Net Tangible Assets) yang sekurang-kurangnya

Rp100 miliar. Sementara Papan Pengembangan dimaksudkan untuk

perusahaan-perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan

di Papan Utama, termasuk perusahaan yang prospektif namun belum

membukukan keuntungan.

Hal – hal yang harus dipersiapkan calon emiten dalam rangka

penawaran umum menurut buku Panduan Go Public yang diterbitkan oleh

IDX diantaranya :

Page 55: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

37

1) Persetujuan pemegang saham pendiri melalui Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS)

2) Menunjuk Penjamin Emisi untuk membantu penyiapan semua

dokumen yangg diperlukan, termasuk upaya pemasaran agar

penawaran umum tersebut sukses. Dengan koordinasi dengan

penjamin emisi, perusahaan menyiapkan berbagai dokumen yang

diperlukan seperti :

a) Laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik yang terdapat

di Bapepam-LK;

b) Anggaran dasar berikut amandemennya yang disiapkan notaris

dan disahkan oleh instansi yang berwenang;

c) Legal Audit dari komsultan hukun yang terdaftar di Bapepan-LK;

d) Laporan penilai independen, jika ada;

e) Prespektus penawaran umum; dan

f) Berapa dokumen lain sebagaimana yang diatur dalam kerentuan

yang berlaku.

c. Tahap – Tahap atau Proses Penawaran Umum (Go Public)

Untuk go public, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan

penyiapan dokumentasi sesuai denga persyaratan untuk go public atau

penawaran umum, serta memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan

Page 56: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

38

BAPEPAM-LK. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses Penawaran

Umum adalah mencakup tahapan sebagai berikut (idx.co.id) :

1) Periode Pasar Perdana yaitu ketika saham atau Efek ditawarkan kepada

pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang

ditunjuk;

2) Penjatahan Saham yaitu pengalokasian saham atau Efek pesanan para

pemodal sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia;

3) Pencatatan Efek di Bursa yaitu pada saat saham atau Efek tersebut

mulai dicatatkan dan diperdagangan di Bursa.

Menurut situs Lots.co.id (PT Lautandhana Securindo), proses

Penawaran Umum saham dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan berikut :

1) Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan

segala sesuatu yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Pada

tahap paling awal perusahaan yang akan menebitkan saham terlebih

dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk

meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran

Umum saham. Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya emiten

melakukan penunjukan penjamin pelaksana emisi serta lembaga dan

profesi penunjang pasar yaitu :

a) Penjamin Pelaksana Emisi ( Lead Underwriter ). Merupakan

pihak yang paling banyak keterlibatannya dalam membantu

Page 57: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

39

emiten dalam rangka penertiban saham. Kegiatan yang dilakukan

penjamin pelaksana emisi antara lain : menyiapkan berbagai

dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan

penjaminan atas penertiban.

b) Akuntan Publik ( Auditor Independen ). Bertugan melakukan

audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.

c) Penilai Independen yang merupakan pihak yang melakukan

penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan nilai

wajar dari aktiva tetap tersebut.

d) Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum

(legal opinion).

e) Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta

perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga

notulen – notulen rapat.

f) Biro Administrasi Efek, bertugas untuk mengadministrasikan

pemesanan saham dan mengadministrasikan kepemilikan saham.

2) Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung

calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK

hingga BAPEPAM-LK menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi

Efektif.

3) Tahap Penawaran Saham

Page 58: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

40

Tahapan ini merupakan tahapan umum, karena pada waktu inilah

emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat

membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah

ditunjuk. Masa Penawaran paling kurang satu hari kerja, dan paling

lama 5 (lima) hari kerja. Perlu dingat pula bahwa tidak seluruh

keinginan investor terpenuhi dalam tahap ini. Misal, saham yang

dilepas ke pasar perdana sebanyak 10 juta saham sementara yang ingin

dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak

mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat

membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa

Efek.

4) Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek

Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham

tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

Menurut Samsul di dalam bukunya yang berjudul “Pasar Modal &

Manajemen Portofolio” halaman 70 tahun 2006 menjabarkan lebih rinci

bahwa suatu perusahaan yang untuk pertama kalinya akan menjual saham atau

obligasi kepada masyarakat umum atau disebut initial public offering (IPO),

membutuhkan tahapan-tahapan terlebih dahulu. Tahapan tersebut dapat

dikelompokkan menjadi 5, yaitu : rencana go public, persiapan go public,

pernyataan pendaftaran ke BAPEPAM, penawaran umum, dan kewajiban

emiten setelah go public.

Page 59: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

41

1) Rencana Go Public

Rencana go pulic membutuhkan waktu yang cukup berkaitan dengan

kondisi internal perusahaan, seperti :

a) Rapat gabungan pemegang saham, dewan direksi, dan dewan

komisaris, rapat gabungan ini akan membahas :

i. Alasan go public

ii. Jumlah dana yang dibutuhkan

iii. Penerbitan saham atau obligasi

Perusahaan berniat untuk go public karena beberapa alasan, yaitu :

i. Meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah mesin

baru sebagai perluasan

ii. Inovasi produk baru dalam upaya diversifikasi

iii. Membayar utang untuk memperbaiki struktur modal

iv. Memperluas jaringan pemasaran

b) Kesiapan Mental Personel

Personel dari semua lapisan manajemen (termasuk pemegang saham

mayoritas) harus siap secara mental menghadapi perubahan atau

kejadian yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Banyak kewajiban

yang harus dilaksanakan oleh emiten setelah perusahaan go public,

seperti kewajiban melaporkan secara rutin atau insidentil atas suatu

peristiwa penting yang apabila tidak dilaksanakan emiten akan terkena

sanksi denda atau sanksi pidana.

Page 60: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

42

c) Perbaikan Organisasi

Personel dari semua lapisan manajemen (termasuk pemegang saham

mayoritas) harus siap secara mental menghadapi perubahan atau

kejadian yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Banyak kewajiban

yang harus dilaksanakan oleh emiten setelah perusahaan go public,

seperti kewajiban melaporkan secara rutin atau insidentil atas suatu

peristiwa penting yang apabila tidak dilaksanakan emiten akan terkena

sanksi denda atau sanksi pidana.

d) Perbaikan Sistem Informasi

Mengingat banyak kewajiban pelaporan yang harus dilaksanakan oleh

emiten, baik yang bersifat rutin maupun insidentil, yang diminta oleh

BAPEPAM ataupun Bursa Efek, maka emiten harus memiliki sistem

informasi yang dapat diterbitkan setiap kali dibutuhkan. Perbaikan

sistem meliputi keberadaan sistem akuntansi keuangan yang mengacu

pada Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia,

sistem laporan tahunan yang memasukkan standar tambahan dari bursa

efek seperti hasil kerja dari komite audit, dan sistem akuntansi

manajemen yang dapat menghitung laba ekonomis yang akan

digunakan sebagai dasar menentukan jumlah deviden tunai yang harus

dibagikan.

e) Perbaikan Aspek Hukum

Page 61: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

43

Pada umumnya emiten berasal dari perusahaan keluarga walaupun

berbadan hukum perseroan terbatas. Go public berarti perseroan

terbatas tertutup harus berubah menjadi perseroan terbatas terbuka (PT

Tbk.), status kepemilikan aset tetap dan aset bergerak harus jelas,

semua jenis aset yang ada dalam laporan keuangan yang telah diaudit

harus sudah atas nama perseroan, termasuk rekening yang ada di bank.

Semua perjanjian dengan pihak ketiga harus dilakukan secara tertulis

notariil, tidak boleh secara lisan. Semua perizinan usaha yang

diwajibkan harus dipenuhi, dan yang belum ada izin harus segera

diupayakan. Semua perizinan usaha yang diwajibkan harus dipenuhi,

dan yang belum ada izin harus diupayakan. Semua kewajiban pajak

harus dipenuhi dan dibuktikan keabsahannya. Konsultan hukum akan

membantu perusahaan yang akan go public dari segi hukum sehingga

sesuai dengan hukum yang berlaku.

f) Perbaikan Struktur Permodalan

Perbaikan struktur modal dengan cara pemegang saham menambah

modal sendiri, atau mengubah struktur modal pinjaman dengan beban

bunga yang lebih rendah.

g) Persiapan Dokumen

Sebelum persiapan menuju go public dimulai, yaitu penunjukkan

lembaga penunjang dan lembaga profesi, semua dokumen yang

dibutuhkan oleh lembaga tersebut harus disediakan. Pihak yang terlibat

Page 62: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

44

dalam proses go public adalah underwriter, akuntan publik, notaris,

konsultan hukum, dan perusahaan penilai (appraisal company).

Dokumen yang dibutuhkan antara lain : laporan keuangan yang telah

diaudit, proyeksi laporan keuangan, bukti kepemilikan aktiva tetap dan

aktiva bergerak, anggaran dasar perseroan, perjanjian notariil ataupun

yang dibawah tangan, polis asuransi, peraturan perusahaan, pajak-

pajak, perkara pengadilan, dan lain-lain.

2) Persiapan Menuju Go public

Setelah rincian rencana go public diselesaikan seperti uraian

sebelumnya, calon emiten akan menunjuk perusahaan penjamin emisi efek,

akuntan publik, notaris, konsultan hukum, dan perusahaan penilai yang

terdaftar di Bapepam. Persiapan menuju go public meliputi :

a) Penunjukkan Lembaga Penunjang dan Lembaga Profesi

Penjamin emisi akan bertindak sebagai koordinator dalam kegiatan-

kegiatan berikut :

i. Menentukan komitmen sesuai kondisi pasar

ii. Rapat-rapat teknis

iii. Pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM

iv. Public expose dan road show

v. Persiapan prospectus

vi. Penawaran resmi

Page 63: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

45

Tanggung jawab untuk mendapat persetujuan dari emiten mencakup :

1. Full commitment

Penjamin emisi berkomitmen untuk membayar penuh dana pada

saat penawaran umum usai dilaksanakan, sesuai dengan yang

tertera dalam perjanjian penjaminan. Jumlah penuh yang

dimaksudkan disini adalah jumlah saham yang ditawarkan dikali

harga perdana.

2. Best effort commitment

Penjamin emisi berkomitmen untuk membayar kepada emiten

sebesar yang didapat dalam penawaran umum atau dengan kata

lain tidak penuh. Komitmen ini muncul karena kondisi pasar

sedang lesu (bearish) sehingga penjamin emisi tidak berani

memberi komitmen pembayaran penuh.

3. Standby commitment

Penjamin emisi memberi komitmen siap untuk membeli sendiri

atau ada pihak lain yang bersedia membeli apabila kondisi pasar

sangat lemah sehingga sasaran yang ditargetkan dalam

penawaran umum tidak tercapai. Penjamin emisi atau pihak lain

akan membeli dengan harga lebih rendah daripada harga perdana

seperti yang telah disepakati sejak awal.

b) Due Diligence Meeting

Page 64: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

46

Untuk memperoleh gambaran awal mengenai kekuatan pasar,

emiten memerlukan due diligence meeting yang dikoordinasikan

oleh underwriter, yaitu pertemuan antara emiten, underwriter, dan

lembaga profesi lainnya di satu sisi denagn para pialang dan para

analis keuangan perusahaan serta investor kelembagaan di sisi

lainnya.

c) Pernyataan Pendaftaran kepada BAPEPAM

Pernyataan pendaftaran adalah dokumen yang wajib disampaikan

kepada BAPEPAM oleh emiten dalam rangka penawaran umum

atau perusahaan publik.

d) Public Expose dan Road Show

Public expose dan road show merupakan upaya sendiri oleh

emiten yang menjual saham dengan nilai kapitalisasi sangat besar

sehingga perlu mengundang calon investor.

3) Pelaksanaan Go Public

Kegiatan pelaksanaan go public meliputi :

a) Penyerahan dokumen ke BAPEPAM

b) Tanggapan dari BAPEPAM

c) Perbaikan dokumen pernyataan pendaftaran

d) Mini expose di BAPEPAM

e) Penentuan harga perdana

Page 65: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

47

f) Sindikasi dan perjanjian penjaminan emisi

4) Penawaran Umum

Kegiatan penawaran umum meliputi :

a) Distribusi prospectus

b) Penyusunan prospektus ringkas untuk diiklankan

c) Penawaran

d) Penjatahan

e) Pengembalian dana

f) Penyerahan saham

g) Pencatatan saham/perdagangan saham

Prospektus adalah setiap informasi tertulis yang berkaitan dengan

penawaran umum dan bertujuan agar pihak lain membeli efek. Pada

umumnya, prospectus dibagikan oleh emiten melalui underwriter dan agen

penjual efek yang ditunjuk oleh underwriter menjelang penawaran umum

dilaksanakan. Calon investor harus berupaya untuk mendapatkan prospektus

itu dan mempelajarinya sebelum melakukan pesanan saham. Prospektus

berisikan antara lain :

a) Penawaran umum

b) Tujuan penawaran umum

c) Penggunaan dana hasil emisi

d) Informasi tentang perusahaan seperti sejarah, organisasi, dan

personalia

Page 66: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

48

e) Kegiatan usaha dan prospeknya

f) Ikhtisar keuangan perusahaan

g) Modal sendiri sebelum dan sesudah penawaran umum

h) Kebijakan deviden

i) Pendapat dari segi hokum

j) Laporan akuntan public

k) Laporan penilaian harta perusahaan

l) Para penjamin emisi

m) Lembaga penunjang emisi lainnya

n) Perpajakan

o) Anggaran dasar perseroan

p) Persyaratan pemesanan saham

q) Penyebarluasan prospektus dan formulir pesanan saham

Prospektus harus didistribusikan kepada para agen penjual yang

ditunjuk oleh underwriter sebelum penawaran resmi dilaksanakan. Calon

investor dapat memesan saham secara langsung dari penjamin emisi atau para

agen penjual sekaligus dengan pembayarannya dan menyerahkan fotocopy

identitas, misalnya, Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku. Penawaran

resmi efek melibatkan 5 tahapan, yaitu :

a) Periode penawaran (offering period) adalah periode (minimal 3

hari kerja) dimulainya penawaran sekuritas.

Page 67: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

49

b) Periode penjatahan (allotment period) adalah periode (maksimal 6

hari kerja) akan dilakukannya pembagian perolehan saham.

c) Periode pengembalian dana (refund period) adalah periode

tertentu (maksimal 4 hari kerja) yang telah ditetapkan dan tertera

dalam prospektus untuk mengembalikan dana kepada calon

investor akibat kelebihan pembayaran oleh calon investor

berkaitan dengan penjatahan saham.

d) Periode penyerahan saham (delivery period) adalah 3 hari sebelum

saham itu dicatatkan atau diperdagangkan di Bursa Efek, saham

tersebut sudah diterima oleh investor.

e) Periode pencatatan di bursa efek (listing date) adalah suatu

tanggal yang telah ditetapkan terlebih dahulu dan tertera pada

halaman depan prospektus yang menunjukkan hari pertama saham

itu diperdagangkan di bursa efek. Setelah selesai melakukan

penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut

dicatatkan di Bursa Efek Indonesia sampai perdagangan di pasar

sekunder dilaksanakan selambat-lambatnya 90 hari sesudah

dimulainya masa penawaran umum, atau 30 hari sesudah

ditutupnya masa penawaran umum tersebut tergantung mana yang

lebih dahulu. Di BEI, proses pencatatan efek dimulai dari

pengajuan permohonan pencatatan ke bursa oleh emiten tentunya

berdasarkan persyaratan pencatatan efek yang berlaku di BEI.

Page 68: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

50

Persyaratan untuk tiap efek berbeda, tetapi persyaratan pertama

yang harus dipenuhi terlebih dahulu antara lain mendapat

pernyataan efektif dari BAPEPAM atas pernyataan pendaftaran

emisi emiten.

5) Kewajiban Emiten setelah Go Public

Pemegang saham mayoritas atau pemilik lama sebagai pemegang

saham pendiri (founding stakeholder) harus menjaga kepercayaan yang

sudah diberikan oleh pemegang saham minoritas atau masyarakat dengan

cara :

a) Tidak melakukan tindakan yang menjatuhkan harga saham di

pasar

b) Selalu memberi informasi secepat mungkin kepada investor

c) Tidak melakukan penipuan harga dalam transaksi internal yang

mengandung conflic of interest, misalnya transfer pricing, dan

pinjaman tanpa bunga

d) Menyampaikan laporan keuangan yang sudah diaudit (short form

report) langsung ke alamat pemegang saham

e) Menyampaikan laporan berkala yang sudah diwajibkan oleh

Bapepam/Bursa

f) Menyampaikan laporan insidentil atas suatu peristiwa yang terjadi

dan dapat mempengaruhi harga saham di pasar

Page 69: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

51

5. Underpricing

Underpricing adalah keadaan dimana saham pada saat IPO lebih

rendah dibanding ketika diperdagangkan di pasar sekunder. Pada dasarnya

penentuan harga saham pada saat penawaran perdana ke publik dilakukan

berdasar kesepakatan antara emiten dengan underwriter, sedangkan harga

saham di pasar sekunder merupakan mekanisme pasar, yaitu berdasar pada

permintaan dan penawaran (trihastutie.wordpress.com). Berkaitan dengan

going public, ada suatu anggapan umum bahwa sebagian besar penjualan

saham perdana atau initial public offering (IPO) mengalami underpricing. Hal

ini juga diperkuat oleh banyak penelitian. Underpricing menyebabkan

perusahaan yang akan menjual saham perdana (initial public offering) menjadi

tidak bergairah, karena hasil dari penjualan saham perdana tidak

mencerminkan nilai intrinsic saham yang bersangkutan. Selanjutnya pula,

fenomena underpricing ini merupakan suatu tantangan terhadap teori efisiensi

pasar yang menyebutkan bahwa pasar bersifat efisien terhadap informasi yang

berkenaan dengan saham yang bersangkutan (Sjahruddin dan Yusralaini,

2009:1).

Underpricing bisa dilihat dari dua pendekatan yaitu, pertama,

pendekatan non-permintaan dan penawaran. Pada pendekatan ini, harga

saham dijual lebih murah dari harga intrinsiknya atau harga wajarnya.

Biasanya, penjamin emisi melakukan ini agar saham tersebut bisa dijual oleh

penjamin emisi. Adanya harga saham dibawah harga wajar maka harga saham

Page 70: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

52

tersebut nantinya diperdagangkan akan menuju harga wajar tersebut ketika di

pasar sekunder. Kejadian ini bisa terjadi bila kesepakatan antara perusahaan

penerbit saham setuju dengan penjamin emisi. Tindakan penjualan dibawah

harga wajar dikarenakan penjamin emisi tidak menginginkan investornya rugi

bila berinvestasi pada saham yang ditawarkan penjamin emisi. Tindakan

penjamin emisi pasti menekan perusahaan penerbit agar harga saham yang

ditawarkan ke publik dibawah harga wajar. Pendekatan kedua yaitu

pendekatan initial return atau bisa juga disebut permintaan dan penawaran.

Underpricing harga saham tergantung dari permintaan dan penawaran pada

hari pertama saham tersebut ditransaksikan di Bursa. Harga yang

dipergunakan bisa menggunakan opening price atau closing price pada

transaksi hari pertama. Pendekatan kedua ini yang sering menjadi bahan

penelitian para akademisi dan peneliti dan dipublikasikan di berbagai jurnal.

Pendekatan pertama jarang dipergunakan dikarenakan kesulitan mendapatkan

harga wajar perusahaan.

Pembahasan mengenai IPO ini dapat dikelompokkan menjadi lima

pendekatan oleh Anderson dkk (1995) dalam Buku Teori Investasi: Konsep

dan Empiris (Manurung; 2012) yaitu Pendekatan Adverse Selection,

Principal-Agent; Signaling; Heterodox Explanations dan IPO Model lainnya :

a. Pendekatan Adverse Selection

Pendekatan Adverse Selection menyatakan bahwa underpricing merupakan

konsekuensi dari tingkah laku rasional oleh penerbit saham pada

Page 71: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

53

karakteristik lingkungan oleh adanya asimetris informasi diantara investor

yang potensial. Investor memiliki perbedaan informasi mengenai

perusahaan sehingga biasanya kompetisi investor sangat ketat pada saham

yang sangat bagus dikarenakan investor yang memiliki informasi akan

memesan saham lebih besar (menggandakan pemesanan) sementara pada

saham bisa memperkecil pemesanan. Adapun penelitian kelompok

pendekatan ini seperti Rock (1986); Beatty and Ritter (1986), Carter and

Manaster (1990), Koh and Walter (1989), Ritter (1984) dan McStay (1982)

dan yang lainnya.

b. Principal – Agent

Pendekatan Principal-Agent ini dimulai dengan berkembangnya teori

principal-agent untuk menganalisa pembuat keputusan finansial. Baron

(1982) menggunakan metoda analisis principal-agent dalam menganalisis

underpricingnya harga saham IPO dimana model ini yang pertama

didiskusikan para akademisi dan peneliti. Perusahaan sekuritas sebagai

partner (disebut agent) untuk menjual saham ke publik yang dimiliki

perusahaan (principal), maka informasi yang paling lengkap dimiliki oleh

perusahaan sekuritas. Akibatnya, perusahaan sekuritas akan meminta harga

saham yang dijual menjadi underpricing agar bisa laku dijual sebagai salah

satu alasan agent.

c. Signaling

Page 72: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

54

Pendekatan Signaling merupakan pendekatan yang berbeda dengan dua

pendekatan sebelumnya dimana adanya asismetris informasi merupakan

pokok utama pembahasan. Pada pendekatan ini menyatakan bahwa orang-

orang di dalam perusahaan lebih banyak mengetahui informasi perusahaan

sehingga tindakan perusahaan merupakan signal kepada pihak diluar

perusahaan. Analisis ini dilakukan dikarenakan mengikuti analisis

Spence(1973) dalam kerangka perekonomian dan hubungannya kepada

ketenagakerjaan. Signal yang diberikan yaitu saham yang dijual

mempunyai kualitas yang bagus dan harga yang bagus dimana investor

mendapat untung membelinya. Oleh karenanya, tugas perusahaan

menyampaikan signal tersebut agar diingat oleh investor. Adapun

penelitian yang mengemukakan model signal ini yaitu Allen and Faulhaber

(1989); Gribalt and Hwang (1989), Welch (1989), Nanda (1988) dan yang

lainnya.

d. Heterodox Explanations

Pendekatan Heterodox merupakan sebuah pendekatan yang berbeda dari

pendekatan yang diuraikan sebelumnya. Pendekatan ini banyak

menyampaikan persoalan teori penghindaran gugatan hukum (Lawsuit

Avoidance Theory) yang diperkenalkan Tinic (1988), pengumpulan

informasi sebelum penjualan; argumen kekuatan monopoli dan

divergennya opini yang terjadi. Berbagai variasi dari pendekatan yang

dipergunakan menjadi adanya uraian heterodox untuk underpricing.

Page 73: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

55

Adapun penelitian yang menggunakan pendekaan ini yatu Tinic (1988),

Mauer and Senbet (1992); Benveniste and Spindt (1989), Welch (1992)

dan Miller (1977) serta yang lainnya.

e. Pendekatan IPO Model lainnya

Pendekatan kelima yang dikenal pendekatan model IPO lainnya dimana

pendekatan ini sedikit berdeda dalam membahas underpricing IPO

tersebut. Pendekatan ini membahas tentang pilihan jenis penawaran (best

effort vs firm commitment); penentuan provisi penawaran seperti

pembagain alokasi saham dan minimum penjualan, level spread bid-ask

untuk saham IPO; ventur capital dan pola intemporal tingkat pengembalian

IPO. Pilihan jenis penawaran merupakan penelitian yang paling banyak

dibahas terutama melihat kinerja IPO saham yang ditawarkan. Biasanya,

penawaran dengan best effort cenderung menawarkan jumlah yang besar,

lebih berisiko dan secara rata-rata harganya pasti underpricing. Teori

Permainan yang sering dipergunakan dalam menganalisis undepricing

harga saham yang ditawarkan (Bower, 1989).

6. Reputasi Underwriter

Menurut Tandelilin (2010:69) penjamin emisi efek (Underwriter)

adalah satu aktivitas pada perusahaan yang melakukan kontrak dengan

emiten untuk melaksanakan penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban

untuk membeli sisa efek yang tidak terjual (full commitment and non full

commitment). Menurut Hariyani dan Purnomo (2010:77) penjamin emisi efek

Page 74: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

56

adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan

penawaran umum (go public) bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa

kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.

Penjamin emisi efek mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut :

a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab terhadap aktivitas penawaran

umum sesuai jadwal yang tercantum dalam prospektus, meliputi pemasaran

efek, penjatahan efek, dan pengembalian uang pembayaran pesanan efek

yang tidak memperoleh penjatahan.

b. Bertanggung jawab terhadap pembayaran hasil penawaran umum kepada

emiten sesuai kontrak yang disepakati.

c. Menyampaikan laporan yang disyaratkan kepada Bapepam – LK (Bapepam

– LK, 2009).

Secara garis besar, berikut ini peran dan fungsi penjamin emisi efek

dalam proses penawaran umum (go public) :

a. Memberikan jasa konsultasi kepada emiten dalam rangka go public.

Penjamin efek merupakan mitra dalam membuat perencanaan, pelaksanaan

serta pengendalian proses emisi, mulai dari mempersiapkan dokumen emisi

sampai menjualkan efek di pasar perdana.

b. Menjamin Efek yang diterbitkan oleh Emiten. Dalam hal ini, penjamin

emisi efek bertanggungjawab atas keberhasilan penjualan seluruh efek milk

emiten kepada masyarakat luas. Dalam suatu penjaminan akan terkandung

Page 75: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

57

suatu risiko, untuk itu, penjamin emisi efek bisa melakukan bersama –

sama dengan penjamin lain dalam bentuk sindikasi agar tingkat

keberhasilan penjualan efek lebih tinggi.

c. Melakukan kegiatan pemasaran efek yang diterbitkan oleh emiten agar

masyarakat investor dapat memperoleh informasi secara baik, dengan cara

melakukan pendesainan dan pendistribusian efek secara akurat dan tepat

waktu.

Pentingnya fungsi underwriter tersebut disebabkan alasan-alasan

sebagai berikut:

a. Membantu emiten mempersiapkan pernyataan pendaftaran berikut dokumen

pendukungnya.

b. Memberikan konsultasi di bidang keuangan seperti jumlah dan jenis efek

yang akan diterbitkan, bursa yang akan dipilih untuk mencatatkan saham,

jadwal emisi penunjukan lembaga penunjang lain, metode pendistribusian

efek, dan sebagainya.

c. Melakukan penjaminan terhadap efek yang diemisikan.

d. Melakukan evaluasi terhadap kondisi perusahaan antara lain: keuangan,

manajemen, pemasaran, produksi berikut prospeknya.

e. Menentukan harga saham bersama-sama dengan emiten.

f. Sebagai pembentuk pasar (Market Maker) di Bursa Paralel.

Menurut Loughran dan Jay R (2002:5), mengatakan bahwa

“Underwriters, as intermediaries, advise the issuer on pricing the issue, both

Page 76: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

58

at the time of issuing a preliminary prospectus that includes a file price range,

and at the pricing meeting where the final offer price is set. If underwriters

receive compensation from both the issuer (the gross spread) and investors,

the underwriter has an incentive to recommend a lower offer price than if the

compensation was merely the gross spread.”. (Underwriter, sebagai perantara

menyarankan emiten dalam menentukan kisaran harga, baik pada saat

prospektus awal hingga penentuan harga penawaran akhir ditetapkan. Jika

penjamin emisi menerima kompensasi dari emiten dan investor, penjamin

emisi memiliki insentif untuk merekomendasikan harga penawaran yang lebih

rendah).

Seperti telah dijelaskan bahwa dalam melakukan emisi efek, selalu

melibatkan lembaga-lembaga penunjang pasar modal yang menjalankan

perannya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dalam pelaksanaan emisi

efek penjamin emisi (underwriter) memiliki peran yang sangat

menentukan keberhasilan emisi terutama dalam melakukan pemasaran dan

penjualan suatu efek. Seperti yang dikemukakan oleh Sapto Rahardjo

(2007:225) menyatakan salah satu cara praktis menilai prospek saham pada

saat IPO adalah bonafiditas dan reputasi perusahaan yang menjadi penjamin

emisi (Lead Underwriter). Asumsi bahwa semakin bonafide lead

underwriter, akan semakin prospektif saham yang di – IPO – kan, memang

tidak selamanya bisa dijamin. Akan tetapi perusahaan sekuritas (Lead

Underwriter) yang bonafide biasanya cenderung selektif dan ketat dalam

Page 77: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

59

memilih emiten yang akan di – go public – kan. Nama atau popularitas lead

underwriter yang sudah “ngetop” akan menjadi taruhan saat menentukan

harga saham yang akan di – IPO – kan, karena bisa jadi emiten lain yang

memakai jasanya memilih untuk pindah lead underwriter yang menurut

mereka lebih mampu menjaga stabilitas dan kenaikan harga saham di pasar

perdana atau setelahnya. Oleh karena itu tidak salah juga Anda melihat – lihat

siapa yang menjadi lead underwriter IPO saham tersebut. Bonafide atau

tidakkah perusahaannya.

Reputasi underwriter dapat digunakan sebagai sinyal (Beatty, 1989;

Carter dan Manaster, 1990). Underwriter dengan reputasi tinggi lebih

mempunyai kepercayaan diri terhadap kesuksesan penawaran saham yang

diserap oleh pasar. Dengan demikian ada kecenderungan underwriter yang

bereputasi tinggi lebih berani memberikan harga yang tinggi sebagai

konsekuensi dari kualitas penjaminannya, sehingga tingkat underpricing pun

rendah. Reputasi underwriter diyakini menjadi pertimbangan penting bagi

investor untuk membeli saham suatu perusahaan. Semakin tinggi reputasi

underwriter, initial return akan semakin rendah atau reputasi underwriter

mempunyai pengaruh negatif pada underpricing. Beatty (1989), Carter dan

Manaster (1990), Kim et al. (1993), How et al. (1995), Kooli dan Suret

(2002), Gerianta (2008) telah membuktikan bahwa reputasi underwriter

berpengaruh negatif pada underpricing (Kristiantari, 2013:792) .

Page 78: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

60

7. Reputasi Auditor

Berdasarkan ISO 9000:2005 (3.9.1), pengertian audit adalah proses

sistematis, mandiri, dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan

mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit

terpenuhi. Dengan kata lain, seorang auditor memeriksa bahwa auditee

melakukan pekerjaannya bedasarkan standar yang digunakan berupa ISO

9001 maupun standar lain yang digunakan oleh perusahan termasuk dokumen

Sistem Manajemen Mutu yang dimiliki, metode terencana yang meliputi

prosedur dan instruksi kerja, serta menguji keefektifan sistem dengan

meninjau keluhan pelanggan, audit, pencapaian sasaran mutu, dan lain – lain.

Bahkan dalam kondisi tertentu, verifikasi produk juga dimungkinkan

(Zuhrawaty, 2009:5).

Perusahaan memiliki kewajiban untuk melakukan pemeriksaan laporan

keuangan sebelum melempar sahamnya di pasar modal, karena hal ini akan

mempengaruhi tingkat kepercayaan pemodal terhadap perusahaan. Bagi

perusahaan yang akan IPO, penilaian atas kewajaran laporan keuangan sangat

penting. Oleh karenanya perlunya pengaudit sebagai penilai laporan

perusahaan tersebut (Zirman dan Edfan Darlis,2011:4). Auditor yang

berkualitas akan dihargai dipasaran dalam bentuk peningkatan permintaan jasa

audit dan auditor yang memiliki reputasi yang tinggi maka akan

mempertahankan reputasinya dengan memberikan kualitas audit yang tinggi

pula. Atas kualitas pengauditannya yang tinggi, auditor akan dihargai dalam

Page 79: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

61

bentuk premium harga oleh klien. Penggunaan adviser yang profesional

(auditor dan underwriter yang mempunyai reputasi tinggi) dapat digunakan

sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten, Holland dan

Harton (1993) dalam Puspita (2011:29).

Penggunaan adviser yang profesional (KAP Big Four) dapat

digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten.

Dengan memakai jasa KAP Big Four akan mengurangi kesempatan emiten

untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar.

Dengan demikian, investor akan lebih mempercayai laporan keuangan yang

diaudit oleh KAP Big Four dan percaya untuk menginvestasikan dananya

pada emiten tersebut. Dengan signal positif yang diberikan emiten, tingkat

underpricing dapat di minimalisir (Ratnasari dan Hudwinarsih, 2013:89).

Reputasi auditor berpengaruh pada kredibilitas laporan keuangan

ketika suatu perusahaan go public. Auditor yang bereputasi tinggi dapat

digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten

(Holland dan Horton, 1993). Emiten yang memilih untuk menggunakan

auditor yang berkualitas akan dinilai positif oleh investor yaitu emiten

mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospeknya di masa

mendatang. Hal ini berarti penggunaan auditor yang memiliki reputasi tinggi

akan mengurangi ketidakpastian pada masa mendatang. Ketidakpastian yang

rendah berasosiasi dengan tingkat underpricing yang rendah (Kristiantari,

2013:792).

Page 80: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

62

8. Return on Equity

Return on Equity atau sering disebut juga dengan Return on Common

Equity, Dalam bahasa Indonesia, istilah ini sering juga diterjemahkan sebagai

Rentabilitas Saham Sendiri (Rentabilitas Modal Saham). ROE merupakan

teknik lain untuk menganalisis profitabilitas perusahaan. Apabila ROA

memperhitungkan profitabilitas perusahaan independen terhadap dana yang

dipakai, ROE secara eksplisit menganalisis profitabilitas perusahaan bagi

pemilik saham biasa (Hanafi dan Halim, 2007 : 195). Return on Equity

merupakan sebuah rasio yang sering dipergunakan oleh pemegang saham

untuk menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan. ROE mengukur

besarnya tingkat pengembalian modal dari perusahaan. Pertimbangan

memasukkan variabel ROE karena profitabilitas perusahaan memberkan

informasi kepada pihak luar mengenai efektifitas operasional perusahaan.

Dalam penelitian ini, variabel profitabilitas yang diwakili dengan ROE

diasumsikan sebagai ekspektasi investor atas dana yang ditanamkan pada

perusahaan yang IPO. Semakin besar profitabilitas (ROE) maka investor akan

tertarik membeli atau mencari saham perusahaan IPO tersebut karena

berharap di kemudian hari akan mendapatkan pengembalian yang besar atas

penyertaannya. Hal ini memungkinkan naiknya harga penawaran saham saat

diperdagangkan di pasar sekunder yang disebabkan permintaan akan saham

tersebut meningkat (Yolana dan Martani, 2005 : 543).

Page 81: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

63

9. Kinerja Saham Jangka Panjang

Perusahaan yang melakukan IPO, pada perkembangan selanjutnya,

dapat berevolusi menjadi salah satu dari tiga kondisi dasar pasca-IPO, yaitu

tetap hidup (survive) sebagai perusahaan independen, gagal secara

keseluruhan (fail outright), atau diakuisisi dan kehilangan identitasnya.

Beberapa studi tentang kinerja perusahaan pasca-IPO menemukan bahwa

kinerja perusahaan dan kinerja operasi emiten mengalami penurunan beberapa

waktu setelah IPO (Yuniarti, 2009:4).

Penelitian yang dilakukan oleh Aggrawal, et al. (1993) dalam Amin

(2007:2) menyimpulkan bahwa IPO dalam jangka pendek menunjukkan

terjadinya underpricing, tetapi dalam jangka panjang terjadi return yang

negatif. Penurunan kinerja yang terjadi dalam jangka panjang akan merugikan

investor karena akan memperoleh return yang negatif. Menurut Ritter (1991)

faktor yang bisa menjelaskan terjadinya penurunan kinerja

(underperformance) tersebut adalah kesalahan dalam pengukuran risiko, bad

luck, dan terlalu optimisnya investor terhadap prospek perusahaan. Hasil dari

underpricing (menyebabkan Initial Return (IR) yang positif dalam jangka

pendek) dan kinerja jangka panjang yang jelek, menyebabkan Cummulative

Abnormal Return (CAR) dari saham IPO membentuk pola naik-turun. Hal ini

menunjukkan bahwa harga yang terjadi pada saat di awal pasar sekunder

bukanlah harga yang wajar. Dalam jangka panjang, IR positif yang diperoleh

pada underpricing, ditiadakan karena kerugian yang dialami dalam jangka

Page 82: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

64

panjang (Roy Sembel,1996) dalam Ronni (2003:185). Bessler dan Thies (2007)

menyatakan bahwa asimetri informasi saham dicerminkan pada besarnya

penetapan harga. Hal ini cukup masuk akal bahwa kinerja IPO dipengaruhi

oleh besarnya keuntungan awal. Initial return adalah selisih dari harga saham

penutupan pada hari pertama di pasar sekunder dikurangi dengan harga saham

perdana dibagi dengan harga saham perdana. perusahaan dengan hasil hari

pertama yang lebih tinggi maka untuk selanjutnya akan memiliki kinerja yang

lebih rendah jika hari pertama perdagangan telalu tinggi. Hal ini sesuai dengan

teori impresario yang diterangkan oleh Shiller (1990) berpendapat bahwa IPO

merupakan subyek yang bisa diatur sehingga harga penawaran dibuat lebih

rendah oleh penjamin emisi (impresario) untuk menciptakan excess demand

hanya sebagai bentuk promosi suatu kejadian. dengan kesimpulan bahwa

saham IPO yang memperoleh initial return (keuntungan awal) tinggi akan

menghasilkan imbal hasil jangka panjang rendah atau negatif (Abid, 2013:4).

B. Penelitian terdahulu

Tabel.2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Metode Hasil

1 Kristiantari

( 2013 )

Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Underpricing Saham

Pada Penawaran Saham

Perdana Di Bursa Efek

Indonesia

Regresi

Linier

Berganda

Variabel reputasi underwriter,

ukuran perusahaan dan tujuan

penggunaan dana untuk investasi

secara signifikan berpengaruh

pada underpricing dengan arah

koefisien negatif. Sedangkan

variabel reputasi auditor, umur

perusahaan, profitabilitas

perusahaan (ROA),

Page 83: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

65

Lanjutan tabel 2.1

No Peneliti Judul Metode Hasil

financial leverage, dan jenis

industri terbukti tidak memiliki

pengaruh signifikan pada

terjadinya underpricing.

2 Ratnasari dan

Hudiwinarsih

(2013)

Analisis Pengaruh

Informasi Keuangan,

Non Keuangan Serta

Ekonomi Makro

Terhadap Underpricing

Pada Perusahaan

Ketika IPO

Regresi

Berganda

Secara simultan variabel Return

on Equity (ROE), Financial

Leverage (DER), Tingkat Inflasi,

Reputasi KAP dan Reputasi

Underwriter berpengaruh

terhadap Underpricing saham.

Sedangkan secara parsial variabel

reputasi KAP dan Reputasi

Underwriter (penjamin emisi)

berpengaruh signifikan terhadap

Underpricing saham. Sedangkan

Financial Leverage (DER) dan

Tingkat Inflasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap Underpricing

saham.

3 Sanora (2013) Faktor-Faktor Yang

Memengaruhi Kinerja

Saham Setelah

Penawaran Umum

Perdana

Regresi

Linear

Berganda

Variabel umur perusahaan dan

reputasi penjamin emisi

berpengaruh terhadap kinerja

saham, sedangkan.

Variabel ukuran perusahaan,

profitabilitas, dan utang tidak

berpengaruh terhadap kinerja

saham.

4 Perdana, Darminto,

dan Sudjana (2013)

Pengaruh Return On

Equity (Roe), Earning

Per Share (Eps), Dan

Debt Equity Ratio

(Der) Terhadap Harga

Saham

Regresi

Linear

Berganda

Variabel Return On Equity

(ROE), Earning Per Share (EPS),

dan Debt Equity Ratio (DER)

berpengaruh secara simultan

(bersama-sama) terhadap harga

saham.

Variabel Earning Per Share

(EPS) berpengaruh secara parsial

dan signifikan terhadap harga

saham

Variabel Return On Equity (ROE)

dan Debt Equity Ratio (DER)

secara parsial berpengaruh tidak

Page 84: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

66

Lanjutan tabel 2.1

No Peneliti Judul Metode Hasil

signifikan terhadap harga saham.

Variabel yang dominan

mempengaruhi peningkatan harga

saham adalah Earning Per Share

(EPS), karena EPS mempunyai

nilai koefisien beta yang paling

tinggi daripada variabel bebas

yang lain.

5 Asmalidar (2011) Analisis Faktor

Fundamental Terhadap

Return Jangka Pendek

dan Jangka Panjang

Saham Initial Public

Offering di Pasar

Sekunder Bursa Efek

Indonesia

Structural

Equation

Model

(SEM)

Faktor Fundamental yang terdiri

dari total aset, rasio hutang

terhadap jumlah kepemilikan,

jumlah saham yang ditawarkan,

pendapatan kotor IPO, umur

perusahaan dan rasio harga

penawaran terhadap laba per

lembar saham, memiliki pengaruh

negatif terhadap return jangka

pendek saham IPO.

Faktor fundamental baik secara

langsung maupun tidak memiliki

pengaruh positif terhadap return

jangka panjang saham IPO. Dan

indikator yang dominan

mempengaruhi adalah total aset.

Return jangka pendek dengan

indikator initial return dan

opening price return memiliki

pengaruh positif terhadap

return jangka panjang saham IPO

dengan indikator market adjusted

abnormal return 12 bulan dan

market adjusted abnormal return

24 bulan.

6 Kusumawardani

(2010)

Analisis Pengaruh EPS,

PER, ROE, FL, DER,

CR, ROA pada Harga

Saham dan dampaknya

terhadap Kinerja

Perusahaan LQ45 yang

Path

Analysis

Hanya variabel EPS, PER, ROE,

DER, ROA yang memiliki

pengaruh pada harga saham.

Harga saham memiliki pengaruh

yang sangat besar terhadap

kinerja.

Pengaruh EPS, PER, ROE, FL,

DER, CR, ROA pada harga

Page 85: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

67

Lanjutan tabel 2.1

No Peneliti Judul Metode Hasil

terdaftar di BEI periode

2005-2009

saham dan dampaknya terhadap

kinerja perusahaan bernilai

negatif.

7 Amin (2007) Pendeteksian Earning

Management,

Underpricing dan

Pengukuran Kinerja

Perusahaan Yang

Melakukan Kebijakan

Initial Public Offering

(IPO) di Indonesia

Uji Beda

Paired

Sample Test,

Wilcoxon

Test.

Adanya praktek manajemen laba

yang dilakukan oleh perusahaan

pada keseluruhan periode

pengamatan.

Adanya fenomena underpricing

pada hari pertama saham

diperdagangkan di pasar sekunder

dengan tujuan sebagai suatu

mekanisme untuk menandai

kualitas perusahaan tersebut.

Adanya penurunan kinerja

keuangan yang dialami oleh

perusahaan setelah melakukan

IPO. Dengan menunjukkan

kinerja jangka pendek (tiga bulan)

adalah positif dan kinerja jangka

panjang (tiga tahun) adalah

negatif.

Page 86: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

68

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Skematis kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Uji Normalitas dan Uji

Goodness of Fit

Analisis Jalur

Uji Hipotesis

Pengaruh Langsung

dan Tidak Langsung

Interpretasi

Reputasi Auditor Reputasi Underwriter Return on Equity

Underprice

Kinerja Saham Jangka

Panjang

Page 87: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

69

Dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antar variabel

Reputasi Underwriter, Reputasi Auditor, dan Return on Equity dalam

mempengaruhi tingkat Underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO

periode tahun 2007 – 2010 dan pengaruhnya terhadap Kinerja Jangka Panjang

Saham itu sendiri, sehingga dapat dibentuk suatu hipotesis penelitian sebagai

berikut :

Gambar 2.2

Model Hubungan penelitian

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kinerja Saham

Jangka Panjang

(Y2)

(Z)

Underpricing

(Y1)

Reputasi

Underwriter

(X1)

Reputasi

Auditor

(X2)

Return on

Equity

(X3)

Page 88: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

70

1. Pengaruh Reputasi Underwriter (X1), Reputasi Auditor (X2), dan

Return on Equity (X3) terhadap Underprice (Y1).

Ho: ρyxi = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Reputasi

Underwriter (X1), Reputasi Auditor (X2), dan Return

on Equity (X3) terhadap Underprice (Y1).

Ha: ρyxi ≠ 0 : Terdapat pengaruh signifikan antara Reputasi

Underwriter (X1), Reputasi Auditor (X2), dan Return

on Equity (X3) terhadap Underprice (Y1).

2. Pengaruh Reputasi Underwriter (X1), Return on Equity (X3) terhadap

Kinerja Saham Jangka Panjang (Y2) dan variabel intervening

Underprice (Y1) terhadap Kinerja Saham Jangka Panjang (Y2).

Ho: ρyxi = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Reputasi

Underwriter (X1), Return on Equity (X3) terhadap

Kinerja Saham Jangka Panjang (Y2) dan variabel

intervening Underprice (Y1) terhadap Kinerja Saham

Jangka Panjang (Y2).

Ha: ρyxi ≠ 0 : Terdapat pengaruh signifikan antara Reputasi

Underwriter (X1), Return on Equity (X3) terhadap

Kinerja Saham Jangka Panjang (Y2) dan variabel

intervening Underprice (Y1) terhadap Kinerja Saham

Jangka Panjang (Y2).

Page 89: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

71

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat determinan Underpricing dan

melihat pengaruhnya terhadap Kinerja Saham Jangka Panjang yang telah go

public dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel determinan

Underpricing tersebut diantaranya Reputasi Underwriter, Reputasi Auditor, dan

Return on Equity yang akan diuji menggunakan metode Path Analysis.

Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

yang melakukan IPO dari tahun 2007 hingga 2010. Dengan data – data yang

digunakan dalam penelitian ini berupa data peringkat perusahaan Underwriter

dan Auditor, laporan keuangan perusahaan, dan return saham dari perusahaan

tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan IPO antara tahun 2007

hingga tahun 2010.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:7) populasi adalah kumpulan

dari semua kemungkinan orang – orang, benda – benda, dan ukuran lain, yang

menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian.

Menurut Supranto (1986:24) populasi ialah kumpulan yang lengkap dari pada

seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain,

Page 90: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

72

perbedaan – perbedaan itu disebabkan karena adanya nilai karakteristik yang

berlainan. Berdasarkan pendapat – pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa Populasi berarti kumpulan seluruh objek yang digunakan untuk suatu

penelitian yang dapat dibedakan berdasarkan karakteristiknya masing – masing.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang go public yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan penawaran saham perdana (IPO)

dengan periode tahun amatan yaitu tahun 2007 – 2010 sebanyak 77 perusahaan.

2. Sampel

Menurut Supranto (1986:25) sampel ialah sebagian dari populasi, atau

sering juga disebut contoh. Menurut Istijanto (2005:109) sampel dapat

didefinisikan sebagai suatu bagian yang ditarik dari populasi. Akibatnya,

sampel selalu merupakan bagian yang lebih kecil dari populasi. Menurut

Suharyadi dan Purwanto (2009:7) sampel adalah suatu bagian dari populasi

tertentu yang menjadi perhatian. Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa sampel adalah suatu bagian kecil yang diambil atau ditarik

sebagai contoh dari populasi yang akan menjadi perhatian dalam sebuah

penelitian.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:17) penarikan

sampel dengan metode purposive adalah penarikan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan dan

Page 91: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

73

tujuan penelitian. Kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan yang go public di BEI pada periode Januari 2007 sampai

dengan Desember 2010 yang sahamnya mengalami underpricing.

b. Tersedia nama auditor yang mengaudit dan nama underwriter.

c. Tersedia data laporan keuangan satu tahun sebelum IPO.

d. Perusahaan yang sahamnya mengalami undepricing pada saat IPO yang

memiliki data harga saham lengkap dan masih aktif dalam perdagangan

selama periode penelitian yaitu antara tahun 2007 sampai tahun 2013.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diperoleh sampel sebesar 59,

dengan perincian dalam tabel berikut ;

Tabel.3.1

Proses Penentuan Sampel

Keterangan Jumlah Perusahaan

Perusahaan yang melakukan IPO tahun 2007

Perusahaan yang melakukan IPO tahun 2008

Perusahaan yang melakukan IPO tahun 2009

Perusahaan yang melakukan IPO tahun 2010

Sampel dikeluarkan karena overpricing

Sampel dikeluarkan karena data tidak lengkap

22

19

13

23

(11)

(7)

Jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian 59

Page 92: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

74

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data – data sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia) dan

digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber

yaitu : situs idx.co.id, sahamok.com, Yahoo Finance, e-bursa.com,

duniainvestasi.com, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan jurnal –

jurnal serta literatur lainnya. Data yang digunakan meliputi :

1. Daftar nama dan tanggal perusahaan yang listing di BEI tahun 2007 –

2010, harga IPO saham perusahaan dan harga penutupan saham di hari

pertama pasar sekunder diperoleh dari situs sahamok.com dan e-

bursa.com tanggal akses 25 Februari 2014.

2. Data nama Underwriter yang menjadi penjamin perusahaan saat IPO

diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2007 – 2010

dan situs idx.co.id tanggal akses 25 Februari 2014.

3. Data nama Auditor yang mengaudit laporan keuangan diperoleh dari

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2007 – 2010 dan situs

idx.co.id tanggal akses 25 Februari 2014.

4. Data Return on Equity perusahaan yang listing di BEI tahun 2007 – 2010,

diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2007 – 2010

dan situs idx.co.id tanggal akses 25 Februari 2014.

Page 93: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

75

5. Data return saham yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007

– 2013, Seluruh data return saham tersebut diperoleh dari Historical

Price perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia melalui aplikasi

HOTS, situs duniainvestasi.com, dan Yahoo Finance tanggal akses 25 -

28 Februari 2014.

Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan,

yaitu dengan mempelajari berbagai teori-teori yang berkaitan dengan variabel

yang diteliti dan hal lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Yang

dapat menjadi sumber dari studi kepustakaan ini yaitu jurnal-jurnal, buku-buku

literatur, internet ataupun media lainnya yang dapat menunjang penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Salah satu

asumsi penggunaan statistik parametrik adalah asumsi multivariate normality.

Uji normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya

distribusi penelitian masing-masing variabel (Ghozali, 2011:160). Jika asumsi

normalitas dipenuhi, maka nilai residual dari analisis juga berdistribusi normal

dan independen. Normalitas dapat dilihat dari nilai critical ratio (CR) sebesar

±2,58 pada tingkat signifikansi 0,01 (p-value 1%) dan + 1,96 dengan tingkat

signifikansi 0.05 (p-value 5%) (Hair, edisi 5, hal 71). Apabila nilai CR yang

dihasilkan dalam tabel masing-masing dimensi variabel memiliki nilai yang

Page 94: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

76

lebih kecil dari ±2,58 maka disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal

dan jika sebuah variabel adalah normal secara multivariat, maka akan normal

juga secara univariat. Tetapi tidak berlaku sebaliknya.

2. Analisis Jalur (path analysis)

Dalam penelitian ini penggunaan analisis jalur karena analisis jalur ialah

suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi

berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya

secara langsung tetapi juga secara tidak langsung (Retherford 1993). Sedangkan

definisi lain mengatakan analisis jalur merupakan pengembangan dari model

regresi yang digunakan untuk kesesuaian (fit) dari matrik korelasi dari dua atau

lebih model yang dibandingkan oleh si peneliti. Model biasanya digambarkan

dengan lingkaran dan anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas.

Regresi dilakukan untuk setiap variabel dalam model. Nilai regresi yang

diprediksi oleh model dibandingkan dengan matrik korelasi hasil observasi

variabel dan nilai goodness of-fit dihitung. Model terbaik dipilih berdasarkan

nilai goodness of-fit. (Ghozali, 2008:21)

Dalam penelitian ini penggunaan analisis jalur karena analisis jalur

merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis regresi berganda dan

bivariate. Analisis jalur ingin menguji persamaan regresi yang melibatkan

beberapa variabel eksogen dan endogen sekaligus sehingga memungkinkan

pengujian terhadap variabel mediating/intervening atau variabel antara.

Page 95: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

77

Disamping itu analisis jalur juga dapat mengukur hubungan langsung antar

variabel dalam model maupun hubungan tidak langsung antar variabel dalam

model. Hubungan langsung antara variabel eksogen terhadap variabel dapat

dilihat pada koefisien beta. Hubungan tidak langsung adalah seberapa besar

pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel

intervening. Pengaruh total dapat dirperoleh dengan menjumlahkan hubungan

langsung dan tidak langsung. (Ghozali, 2008:93).

Dengan demikian dalam model hubungan antar varibel tersebut, terdapat

variabel bebas (independent variable) atau dalam hal ini disebut variabel

eksogen, dan variabel terikat (dependent variable) atau yang disebut variabel

endogen melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan jalur mana yang paling

tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen yang

terakhir (Sugiyono,2010:297).

Dilihat dari kerangka berfikir penelitian ini, maka dapat diperoleh 2

(dua) substruktur linier sebagai berikut :

Sub struktur I :

Gambar 3.1 Hubungan Kausal X1, X2, X3 terhadap Y1

Y1

X1

X2

X3

Є 1

Page 96: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

78

Bila dirumuskan kedalam persamaan matematis akan didapat model

sebagai berikut :

Y1 = ρX1Y1 +ρX2Y1 +ρX3Y1 + Є1

Keterangan :

Y1 = Underprice X3 = Return On Equity (ROE)

X1 = Reputasi Underwiter (UND) Є1 = Residual Error

X2 = Reputasi Auditor (AUD)

Sub Struktur II :

Gambar 3.2 Hubungan Kausal X1, X3, dan Y1 terhadap Y1

Bila dirumuskan kedalam persamaan matematis akan didapat model

sebagai berikut :

Y2 = ρX1Y2 +ρX3Y2 +ρY1Y2 + Є2

Keterangan :

Y2 = Kinerja Saham Jangka Panjang (RJKP)

Y1 = Underprice X3 = Return On Equity (ROE)

X1 = Reputasi Underwiter (UND) Є2 = Residual Error

Y2

X1

Y1

X3

Є 2

Page 97: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

79

Hair et. al ( 1998 ) dalam Imam Ghozali ( 2008:61 ) mengajukan

tahapan permodelan dan analisis persamaan structural menjadi 7 (tujuh)

langkah yaitu :

Langkah 1 : Pengembangan Model Berdasarkan Teori

Model persamaan struktural didasarkan pada hubungan kausalitas,

dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada perubahan

variabel lainnya. Hubungan kausalitas dapat berarti hubungan yang ketat

seperti ditemukan dalam riset perilaku yaitu alasan seseorang membeli

produk tertentu. Kuatnya hubungan kausalitas antara dua variabel yang

diasumsikan oleh peneliti bukan terletak pada metode analisis yang dia pilih,

tetapi terletak pada justufikasi ( pembenaran ) secara teoritis untuk

mendukung analisis. Jadi jelas bahwa hubungan antar variabel dalam model

merupakan dedukasi dari teori.

Langkah 2 dan 3: Menyusun Diagram Jalur dan Persamaan Struktural

Langkah berikutnya adalah menyusun hubungan kausalitas dengan

diagram jalur dan menyusun persamaan strukturalnya. Ada dua hal yang

perlu dilakukan yaitu menyusun model struktrural yaitu menghubungkan antar

model konstruk laten baik eksogen dan menyusun measurement model yaitu

menghubungkan konstrak laten endogen atau eksogen dengan variabel

indicator atau manifest.

Page 98: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

80

Langkah 4 : Memilih Jenis Input Matrik dan Estimasi Model yang Diusulkan

Model persamaan strukturak berbeda dari teknik analisis multivariate

lainnya, SEM hanya menggunakan data input berupa matrik varian/kovarian

atau matrik korelasi. Data mentah obsrvasi individu dapat dimasukkan dalam

program AMOS akan berubah dahulu data mentah menjadi matrik kovarian

atau korelasi dihitung. Teknik estimasi model persamaan structural pada

awalnya dilakukan dengan ordinary least square ( OLS ) regression, tetapi

teknik ini mulai digantikan oleh Maximum Likelihood Estimation ( ML ) yang

lebih efisien dan unbiased jika asumsi normalitas multivariate dipenuhi.

Teknik ML sekarang digunakan oleh banyak program komputer. Namun

demikian teknik ML sangat sensitive terhadapnon-normalitas data sehungga

diciptakan teknik estimasi lain seperti Weight Least Square ( WLS ),

Generalized Least Square ( GLS ) dan Asymptotivally Distribution Free (

ADF ).

Langkah 5 : Menilai Identifikasi Model Struktural model structural.

Selama proses estimasi berlangsung dengan program komputer, sering

didapat hasil estimasi yang tidak logis atau meaningless dan hal ini berkaitan

dengan masalah identifikasi model struktural. Problem identifikasi adalah

ketidakmampuan proposed model untuk menghasilkan unique estimate. Cara

melihat ada tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat hasil

estimasi yang meliputi : ( 1 ) adanya nilai standar eror yang besar satu atau

Page 99: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

81

lebih koefisien, ( 2 ) ketidakmampuan program untuk invert information

matric, ( 3 ) nilai estimasi yang tidak mungkin misalnya error variance yang

negative, ( 4 ) adanya nilai korelasi yang tinggi ( > 0,90 ) antar koefisien

estimasi.

Langkah 6 : Menilai Kriteria Goodness-of-Fit

Salah satu tujuan dari Analisis Jalur adalah menentukan apakah model

planusible ( masuk akal ) atau fit. Suatu model penelitian dikatakan baik,

apabila memiliki model fit yang baik pula. Tingkat kesesuaian model dalam

buku Imam Ghozali (2008) terdiri dari :

1. Absolut Fit Measure

Absolut fit measure mengukur model fit secara keseluruhan ( baik

model struktural maupun model pengukuran secara bersamaan)

a. Likelihood-Ratio Chi-Square Statistic

Ukuran fundamental dari overall fit adalah likelihood-ratio chi-

square(χ2). Nilai chi-square yang tinggi relatif terhadap degree of

freedom menunjukkan bahwa matrik kovarian atau korelasi yang

diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata dan ini

menghasilkan probabilitas ( ρ) akan menghasilkan nilai probabilitas (

ρ) yang lebih besar dari tingkat signifikasi (α) dan ini menunjukkan

bahwa input matrik kovarian antara prediksi dengan signifikan.

Dalam hal ini peneliti harus mencari nilai chi-square yang tidak

Page 100: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

82

signifikan ( ρ≥ 0.05 ) karena mengharapkan bahwa model yang

diusulkan cocok atau fit dengan data observasi.

b. CMIN/DF

Adalah nilai chi-square dibagi dengan degree of freedom.

Beberapa pengarang menganjurkan mmenggunakan ratio ukuran ini

untuk mengukur fit. Menurut Whaeton et. Al (1977 ) dalam Imam

Ghozali (2008 ) nilai ratio 5 ( lima ) atau kurang dari lima merupakan

ukuran yang reasonable. Peneliti lainnya seperti Byrene ( 1988 )

mengusulkan nilai ratio ini < 2 merupakan ukuran fit.

c. Goodness of Fit Indexs ( GFI )

Goodnes of Fit Indexs ( GFI ) dikembangkan oleh Joreskog dan

Sorbon ( 1984 ) yaitu ukuran non-statistik yang nilainya berkisar

antar 0 ( poor fit ) sampai 1 ( perfect fit ). Nilai GFI tinggi

menunjukkan fit yang lebih baik dan berapa nilai GFI dapat diterima

sebagai nilai yang layak belum ada standarnya, tetapi banyak peneliti

menganjurkan nilai diatas 90 % sebagai ukuran good fit.

d. Root Mean Square Erorrs of Appriximination ( RSMEA )

Root Mean Square Erorrs of Appriximination ( RSMEA )

merupakan ukuran yang mencoba memperbaiki kecendurungan

statistic chi-aquare menolak model dengan jumlah sampel yang besar.

Nilai RSMEA antara 0,05 sampai 0,08 merupkan ukuran yang dapat

diterima. Hasil uji empiris RSMEA cocok untuk menguji model

Page 101: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

83

konfitmatori atau competing model strategi dengan jumlah sampel

besar.

2. Incremental Fit Measures

Incremental Fit Measures membandingkan proposed model dengan

null model. Null model merupakan model realistic dimana model-

modelyang lain harus diatasnya.

a. Adjusted Goodness of Indexs ( AGFI )

Adjusted Goodness of Indexs ( AGFI ) merupakan pengembangan

dari GFI yang disesuaikan dengan ratio degree of freedom untuk

proposed model dengan degree of freedom untuk null model. Nilai

yang direkomendasikan adalah ≥ 0,90.

b. Tucker-Lewis Indexs ( TLI )

Tucker-Lewis Indexs atau dikenal dengan nonnnormed fit indexs (

NNFI ). Pertama kali diusulkan sebagai alat untuk mengevaluasi

analisis factor, tetapi sekarang dikembangkan untuk SEM. Ukuran

ini menggabungkan ukuran parsimony kedalam indek komparasi

antara proposal model dan null model dan nilai TLI berkisar dari 0

sampai 1.0. Nilai TLI yang direkomendasikan adalah ≥ 0,90.

c. Normed Fit Index ( NFI )

Normed Fit Index merupakan ukuran perbandingan antara

proposal model dan null model. Nilai NFI akan bervariasi dari 0 ( no

fit at all ) sampai 1.0 ( perfect fit ). Seperti halnya TLI tidak ada nilai

Page 102: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

84

absolute yang dapat digunakan sebagai standar, tetapi umumnya

direkomendasikan ≥ 0,90.

3. Parsimony Fit Measures

Ukuran ini menghubungkan goodness-of-fit model dengan sejumlah

koefisien estimasi yang diperlukan untuk mencapai level fit. Tujuan

dasarnya adalah untuk mendiagnose apakah model fit telah tercapai

dengan “ overfitting “ data yang memiliki banyak koefisien. Prosedur ini

mirip dengan “ adjustment “ terhadap nilai 𝑅2 didalam multiple

regression. Namun demikian karena tidak ada uji statistic yang tersedia

maka penggunaannya hanya terbatas untuk membandingkan model.

a. Parsimony Goodness of Fit Index ( PGFI )

Parsiminous Goodness-Of-Fit Index (PNFI ) memodifikasi GFI

atas dasar parsimony estimated model. Nilai PGFI berkisar antara 0

sampai 1.0 dengan nilai semakin tinggi menunjukkan model lebih

parsimony.

b. Parsimony Normed Fit Index ( PNFI )

Parsimonious Normal Fit Index ( PNFI ) merupakan modifikasi

dari NFI. PNFI memasukkan jumlah jumlah degree of freedom yang

digunakan untuk mencapai level fit. Semakin tinggi nilai PNFI

semakin baik. Kegunaan utama dari PNFI adalah untuk

membandingkan model alternatif sehingga tidak ada nilai yang

Page 103: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

85

direkomendasikan sebagai nilai fit yang diterima. Namun demikian

jika membandingkan dua model maka perbedaan PNFI 0,60 sampai

0,90 menunjukkan adanya perbedaan model yang signifikan.

Tabel 3.2

Standar Penilaian Kesesuaian ( Fit )

Laporan Statistik

Nilai yang Direkomendasikan

Imam Ghozali (2008)

Cut of value Keterangan

Absolut Fit

Probabilitas χ2 Tidak signifikan ( p > 0.05)

Model yang diusulkan

cocok/fit dengan data

observasi

χ2/df

≤ 5

< 2

-Ukuran yang reasonable

-Ukuran Fit

RMSEA

<0.1

< 0.05

< 0.01

0.05 ≤ × ≤ 0.08

-good fit

-verry good fit

-outstanding fit

-reasonable fit

GFI > 0.9 Good fit

Incremental Fit

AGFI ≥ 0.9 Good fit

TLI ≥ 0.9 Good fit

NFI ≥ 0.9 Good fit

Parsimonious Fit

PNFI 0-1.0 Lebih besar lebih baik

PGFI 0-1-0 Lebih besar lebih baik

( Sumber : Imam Ghozali, 2008 )

Page 104: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

86

Langkah 7 : Interpretasi dan Modifikasi Model

Ketika model telah dinyatakan diterima, maka peneliti dapat

mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk memperbaiki

penjelasan teotitis atau goodness-of-fit. Modifikasi dari model awal harus

dilakukan setelah dikaji banyak pertimbangan. Jika model dimodifikasi, maka

model tersebut harus di cross-validated ( diestimasi dengan data terpisah )

sebelum model modifikasi diterima.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Identifikasi Variabel

Variabel merupakan objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di

dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan

digunakan berdasarkan teori – teori dan hipotesis penelitian mengenai reputasi

underwriter, reputasi auditor, Return on Equity, underpricing, dan kinerja

saham jangka panjang, dimana variabel – variabel yang digunakan adalah

sebagai berikut:

a. Variabel terikat (dependen/endogen), yaitu :

1) Y1 adalah Underpricing yang diproksikan dengan initial return

2) Y2 adalah Kinerja saham jangka panjang yang diproksikan dengan

abnormal return (AR).

Page 105: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

87

Initial Return = (Harga Penutupan di hari pertama bursa – Harga perdana)

Harga Perdana

b. Variabel bebas (independen/eksogen), yaitu :

1) X1 adalah reputasi underwriter

2) X2 adalah reputasi auditor

3) X3 adalah Return on Equity

2. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel terikat (dependen/endogen)

1) Underpricing

Variabel Underpricing dalam penelitian didefinisikan sebagai

penentuan harga saham di pasar perdana lebih rendah daripada harga di

pasar sekunder untuk saham yang sama. Dalam penelitian yang dilakukan

oleh Yuniarti (2009) dan Amin (2007) Underpricing diukur dengan initial

return, yang merupakan return awal yang diterima oleh investor yaitu selisih

antara harga penutupan saham (closing price) pada hari pertama

perdagangan di bursa dengan harga di pasar perdana dibagi dengan harga

perdana. Secara formal dinyatakan :

Untuk menghindari bias karena pengaruh magnitude pembaginya,

maka digunakan rumus sebagai berikut :

Page 106: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

88

Keterangan :

Ri,t = return saham i pada hari ke t,

Pi,t = harga saham i pada hari ke t,

Pi,t-1 = harga saham i pada hari ke t-1 (harga perdana)

2) Variabel Kinerja Saham Jangka Panjang

Pengukuran kinerja jangka panjang ini menggunakan metode yang

dilakukan oleh Yuniarti (2009) dan Amin (2007) diukur menggunakan

abnormal return (AR) dengan mean adjusted model. Kinerja tahun pertama,

tahun kedua, dan tahun ketiga setelah IPO, secara formal model

pengukurannya adalah :

Keterangan :

ARi,t = abnbormal return saham i pada tahun ke t

Ri,t = return saham i pada bulan ke t

Ri,t1,t2 = rata-rata return saham i pada tahun ke t

Untuk mendapatlkan agregate return, maka return dikalkulasi

dengan model cumulative abnormal return (CAR) sebagai berikut :

Ri,t = ln(Pi,t-1 / Pi,t )

Page 107: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

89

Keterangan :

CARi,t1,t2 = Cumulative abnormal return IPO i.

ARi,t = Abnormal return IPO i, dalam bulan t.

b. Variabel bebas (independen/eksogen)

1) Reputasi Underwriter

Pengukuran reputasi underwriter menggunakan metode yang

dilakukan oleh Kristiantari (2013) mengukur dengan memberi nilai 1 untuk

underwriter yang memiliki reputasi tinggi dan 0 untuk underwriter yang

tidak memiliki reputasi tinggi. Penentuan ranking didasarkan perangkingan

yang dibuat oleh Majalah Uang dan Efek, Koran Investor dan situs

www.Bloomberg.com. Underwriter yang memiliki reputasi tinggi adalah

underwriter yang masuk dalam top 5 underwriter, sedangkan underwriter

yang tidak masuk dalam top 5 underwriter dikategorikan sebagai

underwriter yang tidak memiliki reputasi tinggi.

2) Reputasi Auditor

Variabel ini menggunakan variabel dummy. Variabel ini ditentukan

dengan menggunakan skala 1 untuk KAP yang masuk kategori big 4 dan 0

untuk KAP yang masuk dalam kategori non big 4. Data yang digunakan

Page 108: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

90

adalah nama KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four yaitu KAP Osman

Bing Satrio & Eny (Deloitte Touche Tohmatsu), KAP Tanudiredja,

Wibisana & Rekan (PwC), KAP Purwantono, Suherman & Surja (Ernst &

Young), KAP Sidharta dan Widjaja (KPMG). Dengan data yang berasal dari

laporan keuangan satu tahun sebelum IPO sama seperti yang dilakukan oleh

Kristiantari (2013).

3) Return on Equity

Variabel ROE merupakan variabel rasio profitabilitas yang

ditentukan dengan pengukuran sebagai berikut Samsul (2006:145) :

ROE = Laba Bersih

Ekuitas

Page 109: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

91

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Struktur Pasar Modal Indonesia

Struktur organisasi Bursa Efek Indonesia adalah garis atau lini, dimana

dalam kesehariannya BEI dipimpin oleh Direktur Utama yang membawahi

satu orang direktur yaitu Direktur Pemeriksaan dan Divisi Komunikasi

Perusahaan. Selain kedua bagian tersebut Direktur Utama juga secara tidak

langsung dibantu oleh sekertaris perusahaan dan beberapa orang peneliti

senior (idx.co.id).

Struktur pasar modal Indonesia telah diatur dalam Undang – Undang

No. 8/1995 tentang Pasar Modal Indonesia (UUPM). Berdasarkan ketentuan

dalam UUPM, Bapepam selaku Badan Pengawas Pasar Modal (The Capital

Market Supervisory Board) melaksanakan pembinaan, pengaturan dan

pengawasan sehari – hari pasar modal (Rodoni, 2005:119).

Badan serupa Bapepam di luar negeri biasanya disebut Securities and

Exchange Commision. Bapepam yang dulu merupakan singkatan dari Badan

Pelaksana Pasar Modal (lahir tahun 1976), yang kemudian fungsinya diganti

menjadi Badan Pengawas Pasar Modal sejak 1992. Bapepam merupakan

salah satu unit di lingkungan Departemen Keuangan (Rodoni, 2005:119).

Page 110: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

92

Gambar 4.1

Struktur Pasar Modal Indonesia

Sumber : Rodoni (2005 : 120)

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

software IBM SPSS AMOS 21.0 yang dapat menjelaskan variabel-variabel

yang diteliti yakni variabel independen (variabel bebas), pengaruh reputasi

underwriter, reputasi auditor, dan Return on Equity serta variabel dependen

(variabel terikat) underpricing dan kinerja saham jangka panjang.

Menteri Keuangan

Lembaga Kliring dan

Penjamin (LKP)

Bapepam

Bursa Efek Lembaga Penyimpangan

dan Penyelesaian (LPP)

Emiten

- Perusahaan

Publik

- Reksadana

Profesi Penunjang

- Akuntan

- Konsultasi

Hukum

- Penilai

- Notaris

Lembaga Penunjang

- Biro Administrasi

Efek

- Bank Kustodian

- Wali Amanat

- Penasehat

Investasi

- Pemeringkat efek

Perusahaan Efek

- Penjamin Emisi

- Pedagang

Perantara Efek

- Manajer

Investasi

Page 111: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

93

a. Analisis Deskriptif Tingkat Underpricing

Tabel.4.1

Sampel Perusahaan yang Mengalami Underpricing

No. Kode Harga

IR IPO Closing

1 BISI 200 340 70.00

2 WEHA 245 415 69.39

3 BKDP 120 204 70.00

4 SGRO 2340 2525 7.91

5 MNCN 900 940 4.44

6 PKPK 400 680 70.00

7 LCGP 125 212 69.60

8 DEWA 335 565 68.66

9 GPRA 310 345 11.29

10 WIKA 420 560 33.33

11 ACES 820 980 19.51

12 PTSN 580 640 10.34

13 JSMR 1700 2050 20.59

14 JKON 615 980 59.35

15 CSAP 200 220 10.00

16 ITMG 14000 19600 40.00

17 ASRI 105 178 69.52

18 COWL 130 221 70.00

19 BAPA 150 255 70.00

20 TRIL 400 680 70.00

21 ELSA 400 515 28.75

22 YPAS 545 640 17.43

23 KOIN 170 226 32.94

24 GZCO 225 275 22.22

25 TPIA 2200 2850 29.55

26 BSDE 550 560 1.82

27 INDY 2950 3425 16.10

28 PDES 200 340 70.00

29 KBRI 260 355 36.54

30 ADRO 1100 1730 57.27

No. Kode Harga

IR IPO Closing

31 HOME 110 183 66.36

32 TRAM 125 159 27.20

33 SIAP 150 159 6.00

34 TRIO 225 230 2.22

35 INVS 125 145 16.00

36 MKPI 2100 2750 30.95

37 BWPT 550 570 3.64

38 DSSA 1500 2250 50.00

39 BCIP 110 173 57.27

40 EMTK 720 730 1.39

41 PTPP 560 580 3.57

42 BIPI 140 191 36.43

43 TOWR 1050 1570 49.52

44 ROTI 1275 1490 16.86

45 GOLD 350 520 48.57

46 SKYB 375 560 49.33

47 GREN 105 178 69.52

48 IPOL 210 235 11.90

49 BUVA 260 310 19.23

50 BRAU 400 445 11.25

51 HRUM 5200 5450 4.81

52 ICBP 5395 5950 10.29

53 TBIG 2025 2400 18.52

54 KRAS 850 1270 49.41

55 APLN 365 410 12.33

56 BORN 1170 1280 9.40

57 MIDI 275 410 49.09

58 BRMS 635 700 10.24

59 MFMI 200 340 70.00

Sumber : data diolah,2014

Page 112: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

94

Perusahaan yang tidak mengalami underpricing ada 11 perusahaan

diantaranya PT Ciputra Property Tbk, PT Duta Graha Indah Tbk, PT Bank

Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, PT Bayan Resources Tbk, PT Verena

Multi Finances Tbk, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, PT Garda Tujuh Buana

Tbk, PT Katarina Utama Tbk, PT Pelat Timah Nusantara Tbk, PT Gunawan

Dianjaya Steel Tbk, PT Wintermar Offshore Marine Tbk. Sedangkan

perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data penelitian yang dibutuhkan

ada 7 perusahaan yaitu PT Bank Windu Kentjana International Tbk, PT Bank

Capital Indonesia Tbk, PT Bank Ekonomi Raharja Tbk, PT Batavia

Prosperindo Finance Tbk, PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk, PT BPD

Jawa Barat dan Banten Tbk, PT Bank Sinarmas Tbk. Sehingga dari 77

perusahaan yang melakukan IPO di BEI pada tahun 2007 – 2010, hanya 59

perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini.

b. Analisis Deskriptif Variabel yang Digunakan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 59 perusahaan,

yaitu perusahaan yang mengalami underpricing (initial return > 0) dan

mempunyai kelengkapan data yang diteliti.

Tabel.4.2

Variabel Yang Digunakan

No. Kode IR (%) Reputasi

Underwriter

Reputasi

Auditor ROE

Return

Jangka

Panjang

1 BISI 70.00 0 0 0.28 -0.434

2 WEHA 69.39 0 0 0.02 0.031

3 BKDP 70.00 0 1 0.01 -0.080

4 SGRO 7.91 1 1 0.28 -0.056

5 MNCN 4.44 1 0 0.26 -0.004

Page 113: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

95

Lanjutan tabel 2

No. Kode IR (%) Reputasi

Underwriter

Reputasi

Auditor ROE

Return

Jangka

Panjang

6 PKPK 70.00 0 0 0.19 -0.033

7 LCGP 69.60 0 0 0.02 0.194

8 DEWA 68.66 0 0 0.07 0.130

9 GPRA 11.29 1 0 0.07 -0.020

10 WIKA 33.33 1 0 0.23 -0.088

11 ACES 19.51 0 0 0.33 -0.320

12 PTSN 10.34 1 0 0.11 0.259

13 JSMR 20.59 1 0 0.19 -0.127

14 JKON 59.35 0 0 0.21 -0.058

15 CSAP 10.00 0 1 0.08 0.110

16 ASRI 69.52 0 0 0.18 -0.272

17 ITMG 40.00 0 0 0.10 -0.185

18 COWL 70.00 0 0 -0.10 0.018

19 BAPA 70.00 0 1 0.03 -0.062

20 TRIL 70.00 0 0 0.16 0.233

21 ELSA 28.75 0 1 0.11 -0.024

22 YPAS 17.43 0 0 0.21 -0.118

23 KOIN 32.94 0 0 0.08 -0.272

24 GZCO 22.22 0 0 0.05 -0.138

25 TPIA 29.55 0 0 0.60 -0.121

26 BSDE 1.82 0 0 0.08 -0.349

27 INDY 16.10 1 1 0.16 -0.126

28 PDES 70.00 0 0 0.12 -0.126

29 KBRI 36.54 0 0 -0.14 0.246

30 ADRO 57.27 0 0 0.04 0.117

31 HOME 66.36 0 0 0.02 -0.128

32 TRAM 27.20 0 0 0.21 -0.602

33 SIAP 6.00 0 0 0.01 -0.203

34 TRIO 2.22 1 1 0.24 -0.361

35 INVS 16.00 0 0 0.04 -0.854

36 MKPI 30.95 1 1 0.28 0.192

37 BWPT 3.64 1 0 0.44 -0.223

38 DSSA 50.00 0 0 0.09 -0.725

Page 114: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

96

Lanjutan tabel 3

No. Kode IR (%) Reputasi

Underwriter

Reputasi

Auditor ROE

Return

Jangka

Panjang

39 BCIP 57.27 0 0 0.03 -0.356

40 EMTK 1.39 1 1 0.07 -0.354

41 PTPP 3.57 1 0 0.29 -0.154

42 BIPI 36.43 0 0 0.00 -0.265

43 TOWR 49.52 0 1 0.22 -0.704

44 ROTI 16.86 0 1 0.34 -0.374

45 GOLD 48.57 0 0 0.22 -0.082

46 SKYB 49.33 0 0 0.22 -0.109

47 GREN 69.52 0 0 0.01 -0.012

48 IPOL 11.90 0 0 0.46 0.056

49 BUVA 19.23 0 1 0.04 -0.140

50 BRAU 11.25 0 0 0.68 0.089

51 HRUM 4.81 1 1 0.53 0.189

52 ICBP 10.29 1 1 0.28 -0.104

53 TBIG 18.52 0 1 0.17 -0.192

54 KRAS 49.41 1 1 0.15 0.252

55 APLN 12.33 1 1 0.09 0.054

56 BORN 9.40 1 1 0.08 0.226

57 MIDI 49.09 0 0 0.02 -0.109

58 BRMS 10.24 0 0 0.08 0.066

59 MFMI 70.00 0 0 0.13 0.026

Sumber : data diolah,2014

Tabel 4.3

Statistika Deskriptif Variabel yang Digunakan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

UND 59 .00 1.00 .2881 .45678

AUD 59 .00 1.00 .3051 .46440

ROE 59 -.14 .68 .1605 .15770

Underprice 59 .01 .70 .3454 .24965

RJKP 59 -.854 .259 -.11146 .241686

Valid N (listwise) 59

Sumber : data diolah SPSS 18, 2014

Page 115: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

97

Pada tabel 4.3 pada variabel UND menunjukkan bahwa rata – rata

variabel underwriter dari seluruh sampel adalah 0,2881 yang berarti 28,81%

dari seluruh perusahaan sampel telah menggunakan jasa underwriter yang

memiliki reputasi tinggi menurut rangking top 5 underwriter didasarkan

perangkingan yang dibuat oleh Majalah Uang dan Efek, Koran Investor dan

situs Bloomberg.com.

Statistik deskriptif pada variabel AUD menunjukkan bahwa rata – rata

variabel auditor dari seluruh perusahaan sampel adalah 0,3051 yang berarti

30,51% dari seluruh perusahaan sampel telah diaudit oleh KAP yang

berafiliasi dengan KAP Big Four yaitu KAP Osman Bing Satrio & Eny, KAP

Tanudiredja, Wibisana & Rekan, KAP Purwantono, Suherman & Surja, KAP

Sidharta dan Widjaja.

Rasio profitabilitas ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba pada laporan keuangan terakhir sebelum melakukan IPO.

Informasi ROE ini diharapkan oleh emiten dalam pertimbangan keputusan

investasi oleh investor. Berdasarkan hasil statistik deskripif dari seluruh

perusahaan sampel diperoleh rata – rata ROE sebesar 0,1605 yang berarti rata

– rata emiten mendapatkan laba bersih sebesar 16,05% dibanding dengan

total ekuitasnya pada laporan terakhir sebelum IPO.

Variabel Underprice menggambarkan bahwa rata rata – rata nilai

underpricing dari 59 perusahaan yang IPO di Bursa Efek Indonesia adalah

sebesar 34,54% dengan standar deviasi 24,96%. Tingkat underpricing yang

tertinggi terjadi pada saham IPO PT BISI International Tbk, PT Bukit Darmo

Page 116: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

98

Property Tbk, PT Perdana Karya Perkasa Tbk, PT Cowell Development Tbk,

PT Bekasi Asri Pemula Tbk, PT Triwira Insanlestari Tbk, PT Destinasi Tirta

Nusantara Tbk, PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk yaitu sebesar 70%

sedangkan tingkat underpricing terendah terjadi pada saham IPO PT Elang

Mahkota Teknologi Tbk sebesar 1,39%.

Variabel RJKP menunjukkan bahwa rata – rata return saham jangka

panjang semua perusahaan sampel sebesar – 0,11146 yang berarti rata – rata

return saham jangka panjang seluruh perusahaan sampel mengalami

penurunan 11,15% pada tahun ke tiga setelah IPO. Penurunan return saham

jangka panjang terendah terjadi pada PT Inovisi Infracom Tbk sebesar -

85,4%, sedangkan tingkat return saham jangka panjang tertinggi terjadi pada

PT Sat Nusapersada Tbk sebesar 25,9%.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas data betujuan untuk mengetahui apakah data dalam

penelitian ini mempunyai distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah

data yang mempunyai distribusi normal. Terdapat dua cara pegujian

normalitas yaitu univariate dan multivariate normality. Suatu distribusi data

dapat dikatakan normal apabila nilai C.R. skewnes maupun kurtosis lebih

kecil dari nilai kritik tabel + 1,96 dengan tingkat signifikansi 0.05 (p-value

5%). (Hair, edisi 5, hal 71), jika sebuah variabel adalah normal secara

multivariat, maka akan normal juga secara univariat. Tetapi tidak berlaku

sebaliknya.

Berikut ini hasil uji normalitas data :

Page 117: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

99

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Normalitas

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

ROE -.140 .680 1.150 3.605 1.664 2.609

AUD .000 1.000 .847 2.655 -1.283 -2.012

UND .000 1.000 .936 2.934 -1.125 -1.763

Underprice .014 .700 .265 .832 -1.473 -2.309

RJKP -.854 .259 -.888 -2.784 1.008 1.581

Multivariate

-.504 -.231

Sumber : data diolah AMOS, 2014.

Pada tabel diatas, dengan analisis secara univariate, diketahui bahwa

variabel AUD, UND, Underprice, dan RJKP berdistribusi normal karena nilai

C.R. skewnes atau C.R. kurtosis kurang dari nilai kritik tabel + 1,96 maupun

+ 2,58 pada tingkat signifikansi 0.01 (p-value 1%). Namun untuk variabel

ROE nilai C.R. skewnes atau C.R. kurtosis lebih besar dari nilai kritik tabel +

1,96 maupun + 2,58 sehingga distribusi data dinyatakan tidak normal.

Jika pengujian dianalisis secara multivariate, diketahui bahwa C.R.

kurtosis sebesar -0,231 kurang dari nilai kritik tabel + 1,96. Maka dapat

dinyatakan bahwa distribusi data adalah normal secara multivariate.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian

ini terdistribusi normal untuk sebagian variabel secara univariate dan

terdistribusi normal secara multivariate. Oleh karena itu asumsi normalitas

dapat terpenuhi. Hair (edisi 5, hal 71) menyebutkan jika sebuah variabel

adalah normal secara multivariate, maka akan normal juga secara univariat.

Tetapi tidak berlaku sebaliknya.

3. Uji Kesesuaian Model

Page 118: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

100

Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau belum,

maka dilakukan uji keseuaian model (Goodness of Fit) sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh Reputasi Underwriter, Reputasi Auditor

dan ROE Terhadap Underpricing serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja

Saham Jangka Panjang

Laporan

Statistik

Nilai yang

Direkomendasikan

Imam Ghozali ( 2008 )

Hasil Keterangan

Absolut Fit

Probabilitas χ2 Tidak signifikan

( p > 0.05) 0.000(0.983) Model cocok

Df 1

χ2/df

≤ 5

< 2 0.000 Good fit

RMSEA

<0.1

< 0.05

< 0.01

0.05 ≤ × ≤ 0.08

0.000

Good fit

GFI > 0.9 - -

Incremental Fit

AGFI ≥ 0.9 - -

TLI ≥ 0.9 1.284 Good fit

NFI ≥ 0.9 1.000 Good fit

Parsimonious Fit

PNFI 0-1.0 0.1 Lebih besar

lebih baik

PGFI 0-1.0 - -

Sumber : Data diolah AMOS, 2014

Dilihat dari nilai chi-square sebesar 0.000 dengan probabilitas 0.983

yang jauh diatas 0.05 dapat disimpulkan bahwa data empiris sesuai dengan

model. Begitu juga apabila dilihat dari kriteria fit lainnya seperti CMIN/DF

(χ2/df) sebesar 0.000 yang dapat disimpulkan bahwa model sangat baik

karena berada di bawah 2.

Page 119: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

101

Begitu juga apabila dilihat dari kriteria fit lainnya seperti GFI, TLI,

NFI, AGFI yang berada di atas 0,90 yang dapat disimpulkan bahwa model

sangat baik. Nilai PNFI dan PGFI masih relatif kecil yang menunjukkan

bahwa tidak ada perbedaan model yang signifikan. Menurut Imam Ghozali

(2008:71) apabila salah satu kriteria tidak fit maka dapat melihat kriteria fit

yang lainnya.

4. Analisis Jalur

Analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur. Substruktur yang

pertama menganalisis pengaruh reputasi Underwriter, reputasi Auditor, dan

Return on Equity sebagai variabel eksogen terhadap Underprice sebagai

variabel endogen. Substruktur yang kedua menganalisis pengaruh reputasi

Underwriter, Underprice dan Return on Equity sebagai variabel eksogen

terhadap kinerja saham jangka panjang perusahaan yang IPO. Sebagai

variabel endogen. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 21,

maka dapat digambarkan diagram jalur sebagai berikut.

Gambar 4.2

Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan

Sumber : data diolah AMOS, 2014

Page 120: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

102

a. Analisis Korelasi

Korelasi antara reputasi Underwriter (UND), reputasi Auditor (AUD),

dan Return on Equity (ROE) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Korelasi reputasi Underwriter (UND), reputasi

Auditor (AUD), dan Return on Equity (ROE)

Korelasi Antar Variabel Estimasi P

AUD <--> ROE .064 .628

UND <--> AUD .391 .006

UND <--> ROE .244 .071

Sumber : data diolah AMOS, 2014

1) Korelasi antara reputasi Auditor (AUD) terhadap Return on Equity

(ROE)

Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel

reputasi Auditor terhadap Return on Equity (ROE). Untuk menafsirkan

angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut :

0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)

> 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat

> 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat

> 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat

Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipootesis :

Ho : Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel.

Ha : Ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel.

Pengujian berdasarkan signifikan :

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

Page 121: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

103

Korelasi sebesar 0,064 mempunyai maksud hubungan antara

variabel reputasi Auditor (AUD) terhadap Return on Equity (ROE)

sangat lemah dan searah. Searah artinya jika perusahaan menggunakan

Auditor yang memiliki reputasi mengalami kenaikan maka Return on

Equity (ROE) juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya.

Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,628 >

0,05 maka tidak cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha

sehingga korelasi tidak signifikan.

2) Korelasi antara reputasi Underwriter ( UND) terhadap reputasi

Auditor (AUD)

Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel

reputasi Underwriter (UND) terhadap reputasi Auditor (AUD) sebesar

0,391. Korelasi sebesar 0,391 mempunyai maksud hubungan antara

reputasi Underwriter (UND) terhadap reputasi Auditor (AUD) cukup

kuat dan searah. Searah artinya apabila terjadi kenaikan perusahaan

yang menggunakan Underwriter yang memiliki reputasi yang tinggi

maka perusahaan yang menggunakan Auditor yang berreputasi tinggi

juga mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel

tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,006 < 0,05 maka telah cukup

bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha sehingga korelasi signifikan.

3) Korelasi antara reputasi Underwriter (UND) terhadap Return on

Equity (ROE)

Page 122: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

104

Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antar variabel

reputasi Underwriter (UND) terhadap Return on Equity (ROE) sebesar

0,244. Korelasi sebesar 0,244 mempunyai maksud hubungan antara

reputasi Underwriter (UND) terhadap Return on Equity (ROE) sangat

lemah dan searah. Searah artinya apabila terjadi kenaikan perusahaan

yang menggunakan jasa Underwriter yang memiliki reputasi yang

tinggi maka Return on Equity (ROE) juga akan mengalami kenaikan,

begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai

probabilitas sebesar 0,071 > 0,05 maka tidak cukup bukti untuk

menolak Ho dan menerima Ha sehingga korelasi tidak siginifikan, akan

tetapi jika mengacu pada probabilitas 0,1 maka korelasi dua variabel

tersebut dapat dikatakan signifikan.

b. Pengaruh reputasi underwriter (UND), reputasi auditor (AUD), dan

return on equity (ROE) terhadap underprice.

Gambar hasil diagram jalur substruktur pertama dari hasil perhitungan

menggunakan AMOS 21 adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3

Diagram Jalur Substruktur I

Sumber : data diolah AMOS, 2014

Page 123: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

105

Analisis jalur substruktur yang pertama adalah menganalisis pengaruh

reputasi underwriter (UND), reputasi auditor (AUD), dan return on equity

(ROE) terhadap underprice baik secara simultan maupun secara parsial.

Untuk melihat besarnya perngaruh secara simultan dapat terlihat pada

kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh

antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi

pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat

signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel

Regression Weight kolom Probability (lihat lampiran). Adapun hasil

perhitungan dengan menggunakan AMOS 21 adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7

Pengaruh Antara Reputasi Underwriter, Reputasi Auditor, ROE, Terhadap

Underprice

Sumber : data diolah AMOS, 2014

Untuk melihat pengaruh reputasi underwriter (UND), reputasi auditor

(AUD), dan return on equity (ROE) secara gabungan terhadap underprice,

kita dapat melihat hasil pada tabel 4.7 khususnya angka R square.

Besarnya angka R square (r2) adalah 0,353. Angka tersebut digunakan

untuk melihat besarnya pengaruh variabel reputasi underwriter (UND),

reputasi auditor (AUD), dan return on equity (ROE) secara gabungan

Pengaruh antar variabel Estimasi Probabilitas R Square

UND Underprice -.437

.000

0.353 AUD Underprice -.102

.375

ROE Underprice -.248

.023

Page 124: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

106

terhadap underprice dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD)

dengan menggunakan rumus berikut :

KD = r2

x 100%

KD = 0,353 x 100%

KD = 35,3%

Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel reputasi

underwriter (UND), reputasi auditor (AUD), dan return on equity (ROE)

terhadap underprice secara simultan adalah 35,3% sedangkan sisanya

sebesar 64,7% (100% - 35,3%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata

lain, variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan

variabel reputasi underwriter (UND), reputasi auditor (AUD), dan return on

equity (ROE) adalah sebesar 35,3%, sementara pengaruh yang disebabkan

oleh variabel – variabel lain di luar model ini adalah sebesar 64,7%.

Untuk melihat besarnya pengaruh variabel reputasi underwriter (UND),

reputasi auditor (AUD), dan return on equity (ROE) secara parsial,

digunakan kolom estimasi pada tabel 4.7, sedangkan untuk melihat

signifikansi digunakan kolom probabilitas.

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel reputasi

underwriter (UND) dengan underprice, dapat dilihat dari hasil perhitungan

yang menunjukkan angka 0.000 < 0,05. Maka telah cukup data untuk

menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel

reputasi underwriter (UND) dengan underprice. Besarnya pengaruh

reputasi underwriter (UND) dengan underprice sebesar -0.437 atau -43,7%.

Page 125: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

107

Reputasi underwriter (UND) memiliki pengaruh yang signifikan dan

negatif terhadap underprice. Artinya, bahwa semakin tinggi reputasi

underwriter yang digunakan oleh perusahaan maka tingkat underpricing

akan semakin rendah, dan sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Kristiantari (2013:803) bahwa underwriter memiliki

pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap underprice. Hal ini

disebabkan karena underwriter yang bereputasi tinggi lebih berani

memberikan harga yang tinggi sebagai konsekuensi dari kualitas

penjaminannya, sehingga tingkat underpricing rendah. Dalam menghadapi

IPO, calon investor cenderung melihat terlebih dahulu pihak yang menjadi

underwriter karena menurut investor, underwriter dianggap memiliki

informasi yang lebih lengkap tentang kondisi emiten. Begitu pula jika

dibandingkan dengan emiten, underwriter dianggap memiliki informasi

yang lebih lengkap tentang pasar.

Temuan ini tidak konsisten dengan Trisnawati (1998), Daljono (2000),

Yolana dan Martani (2005). Hal ini dapat diakibatkan oleh perbedaan proksi

yang digunakan, seperti dalam penelitian Yolana dan Martani (2005),

reputasi underwriter (variabel dummy) diukur dengan memberi nilai 1 untuk

underwriter yang masuk top 10 dalam 20 most active brokerage monthly

JSX berdasarkan total frekuensi perdagangan dan nilai 0 untuk underwriter

yang tidak masuk top 10. Dengan ukuran ini, hasil dapat menjadi bisa

karena underwriter yang merupakan anggota JSX, dapat saja memiliki

fungsi lain yaitu sebagai joint venture, invesment manager, maupun

Page 126: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

108

securities broker (JSX dan IDX Factbook). Dengan demikian, peringkat

yang diberikan IDX berdasarkan total frekuensi perdagangan, tidak secara

khusus dapat mewakili keaktifan underwriter tersebut dalam melakukan

penjaminan emisi saham (IPO).

Pengaruh antara variabel reputasi auditor (AUD) terhadap underprice

dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan angka 0.375 > 0.05. Maka

tidak cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, tidak ada

hubungan linear antara variabel reputasi auditor (AUD) terhadap

underprice. Besarnya pengaruh reputasi auditor (AUD) terhadap underprice

sebesar -0.102 atau -10,2%.

Reputasi auditor (AUD) memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan

negatif terhadap underprice. Artinya, tidak ada hubungan antara reputasi

auditor (AUD) terhadap underprice. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kristiantari (2013:803) bahwa reputasi auditor tidak

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap underprice hal ini disebabkan

karena mulai tahun 2002, banyak emiten yang menggunakan jasa KAP non

big 4. Hal ini dapat disebabkan oleh runtuhnya citra KAP big 4 setelah

terjadi kasus KAP Arthur Andersen. Bahkan mulai tahun 2007 sampai

dengan 2010 lebih banyak emiten yang menggunakan jasa KAP non Big 4.

Persentase penggunaan KAP big 4 dan non big 4 oleh perusahaan-

perusahaan yang melakukan IPO tahun 1997-2010 dapat dilihat dalam

Grafik berikut :

Page 127: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

109

Gambar 4.4

Grafik Persentase Penggunaan KAP Big 4 dan Non Big 4

Sumber : Kristiantari (2013)

Temuan ini semakin memberikan bukti bahwa investor tidak

mempertimbangkan reputasi auditor dalam menilai emiten yang

melakukan IPO. Runtuhnya citra akuntan publik akibat kasus Enron

yang melibatkan KAP Arthur Andersen tampaknya membuat

kepercayaan publik (dalam hal ini adalah investor) atas objektivitas dan

independensi akuntan publik, bahkan yang memiliki reputasi tinggi

(KAP big 4) berkurang.

Pengaruh antara variabel return on equity (ROE) terhadap

underprice dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan angka

0.023 < 0.05. Maka telah cukupdata untuk menolak Ho dan menerima

Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel return on equity (ROE)

dengan underprice. Besarnya pengaruh return on equity (ROE)

terhadap underprice sebesar -0.248 atau -24,8%.

Page 128: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

110

Return on equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan dan

negatif terhadap underprice. Artinya, apabila nilai return on equity

(ROE) mengalami kenaikan, maka tingkat underprice akan mengalami

penurunan, begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ratnasari dan Hudiwinarsih (2013:94) bahwa ROE

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap underprice yang berarti

penelitian ini membuktikan teori signalling yang dikemukakan oleh

Kim.et.al dalam Chastina dan Martani (2005). IPO dari emiten dengan

rasio ROE yang tinggi akan menciptakan sentimen positif bagi investor

dalam membeli saham perusahaan tersebut, sehingga pelaksanaan IPO

diharapkan berhasil oleh underwriter dan emiten kemudian cenderung

untuk tidak menentukan harga penawaran perdana yang jauh lebih

rendah dibawah harga sewajarnya atau dengan kata lain menurunkan

besarnya underpricing. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian

Chastina Yolana dan Dwi Martani (2005) bahwa variabel Return On

Equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

underpricing. Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa ROE

menjadi informasi yang penting bagi investor sebagai bahan

pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi pada perusahan

IPO satu tahun sebelum penawaran saham perdana.

c. Pengaruh reputasi underwriter (UND), return on equity (ROE), dan

underprice terhadap return saham jangka panjang (RJKP)

Page 129: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

111

Adapun gambar hasil analisis diagram jalur Substruktur Kedua adalah

sebagai berikut :

Gambar 4.5

Diagram Jalur Substruktur II

Sumber : Data diolah AMOS, 2014

Analisis jalur substruktur yang kedua adalah menganalisis pengaruh

reputasi underwriter (UND), return on equity (ROE), dan underprice

terhadap return saham jangka panjang (RJKP) baik secara simultan maupun

secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat

terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation.

Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari

besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight.

Sedangkan untuk melihat signifikan pengaruh antar variabel dapat terlihat

pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability (lihat pada

lampiran). Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan Software AMOS

21 adalah sebagai berikut :

Page 130: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

112

Tabel 4.8

Pengaruh antara underprice, reputasi underwriter, ROE, terhadap return

saham jangka panjang

Pengaruh antar variabel Estimasi Probabilitas R Square

UND RJKP .378 .010

0.108 ROE RJKP -.009 .949

Underprice RJKP .279 .069

Sumber : Data diolah AMOS, 2014

Untuk melihat pengaruh variabel reputasi underwriter (UND), return

on equity (ROE), dan underprice terhadap return saham jangka panjang

(RJKP) secara gabungan dapat dilihat pada tabel 4.8 kolom R Square.

Besarnya angka R Square (r2) adalah sebesar 0,108. Angka tersebut

menjelaskan bahwa pengaruh reputasi underwriter (UND), return on equity

(ROE), dan underprice terhadap return saham jangka panjang (RJKP)

secara simultan adalah 10,8% (0,108 x 100%), sedangkan sisanya sebesar

89,2% (100% - 10,8%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain,

variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel

reputasi underwriter (UND), return on equity (ROE), dan underprice

terhadap return saham jangka panjang (RJKP) sebesar 10,8%, sementara

pengaruh 89,2% disebabkan oleh variabel – variabel lain di luar model ini.

Untuk melihat besarnya pengaruh variabel reputasi underwriter

(UND), return on equity (ROE), dan underprice terhadap return saham

jangka panjang (RJKP) secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel

4.8, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas.

Page 131: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

113

Pengaruh variabel reputasi underwriter (UND) terhadap return saham

jangka panjang (RJKP), dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan

angka 0,010 < 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan

menerima Ha. Artinya ada hubungan linier antara variabel reputasi

underwriter (UND) terhadap return saham jangka panjang (RJKP).

Besarnya pengaruh reputasi underwriter (UND) terhadap return saham

jangka panjang (RJKP) sebesar 0,378 atau 37,8%.

Reputasi underwriter (UND) memiliki pengaruh yang signifikan dan

positif terhadap return saham jangka panjang (RJKP). Artinya semakin

tinggi reputasi underwriter yang digunakan maka akan semakin baik kinerja

saham perdana jangka panjangnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sanora (2013:1074) bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dan positif antara reputasi underwriter dengan return saham

jangka panjang (RJKP), Hal ini dikarenakan underwriter memegang

peranan penting dalam penentuan harga saham pada saat penjaminan emisi

serta bertanggungjawab terhadap berhasil atau tidaknya penawaran saham.

Apabila emiten menggunakan underwriter yang berkualitas tinggi, maka

para investor akan merespon positif informasi tersebut. Dengan memilih

underwriter yang berkualitas, emiten juga berharap mampu mendapatkan

return maksimal dari saham yang dilepas. Sebaliknya, para investor akan

memberikan sinyal negatif apabila emiten menggunakan underwriter yang

kurang professional. Dengan demikian keberadaan underwriter dapat

dikatakan sebagai informasi yang berguna bagi investor dalam menentukan

Page 132: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

114

pembuatan keputusan berinvestasi baik di pasar perdana maupun di pasar

sekunder. Maka dari itu, semakin baik reputasi underwriter maka semakin

baik pula kinerja saham suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai IPO yang

ditanggung oleh underwriter dalam melakukan penjaminan emisi terhadap

saham yang diterbitkan oleh emiten, maka semakin baik reputasi

underwriter tersebut dan tingkat kepercayaan emiten terhadap underwriter

tersebut semakin tinggi.

Pengaruh variabel return on equity (ROE) terhadap return saham

jangka panjang (RJKP) dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan

angka 0,949 > 0,05. Maka tidak cukup data untuk menolak Ho dan

menerima Ha. Artinya tidak ada hubungan linier antara variabel return on

equity (ROE) terhadap return saham jangka panjang (RJKP). Besarnya

pengaruh return on equity (ROE) terhadap return saham jangka panjang

(RJKP) sebesar -0,009 atau -0,9%.

Return on equity (ROE) memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan

negatif terhadap return saham jangka panjang (RJKP). Artinya tidak ada

hubungan antara return on equity (ROE) terhadap return saham jangka

panjang (RJKP). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Perdana, dkk (2013:7) dan Kusumawardani (2010) bahwa ROE tidak

signifikan dan negatif terhadap return saham jangka panjang (RJKP).

Penelitian ini menunjukkan hasil Kinerja yang negatif, hal ini berarti

manajemen perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi

pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan

Page 133: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

115

memaksimumkan nilai perusahaan. ROE mempunyai fungsi untuk

mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh para investor atas penana man

modal yang dilakukan dalam perusahaan emiten, ROE yang positif

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan

dengan kemampuan modal sendiri yang dapat menguntungkan para

pemegang saham. Sedangkan dalam penelitian ini didapat hasil ROE

negatif, yang berarti bahwa perusahaan tersebut tidak dapat menghasilkan

keuntungan dengan modal sendiri yang dapat menguntungkan pemegang

saham.

Pengaruh variabel underprice terhadap return saham jangka panjang

(RJKP) dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan angka 0,069 >

0,05. Maka tidak cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha walaupun

pada tingkat signifikansi 10% angka tersebut masih dapat dikatakan

signifikan. Berdasarkan hasil tersebut artinya tidak ada hubungan linier

antara variabel underprice terhadap return saham jangka panjang (RJKP).

Besarnya pengaruh undeprice terhadap return saham jangka panjang

(RJKP) sebesar 0,279 atau 27,9%.

Underprice memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan positif

terhadap return saham jangka panjang (RJKP). Artinya tidak ada hubungan

antara underprice terhadap return saham jangka panjang (RJKP). Dilihat

dari arah koefisien yang bernilai positif hal ini sejalan dengan hipotesis fads

berargumen bahwa IPO kemungkinan dihargai secara benar akan tetapi para

investor menilai terlalu berlebihan terhadap penerbitan saham baru pada

Page 134: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

116

awal perdagangan di pasar sekunder. Hipotesa lain yang mendukung adalah

hipotesa impresario (Shiller, 1990) dan Debondt and Thaler (1985), yang

menyatakan bahwa saham IPO sengaja di-underprice oleh underwriter

untuk menampilkan kesan adanya kelebihan permintaan saham, sehingga

diduga investor yang tidak mendapat alokasi saham IPO pada pasar perdana

akan mau membelinya dengan harga lebih tinggi pada awal perdagangan di

pasar sekunder (Asmalidar, 2011:175).

Amin (2007:16) menambahkan hasil pengujian yang menunjukkan

adanya fenomena underpricing pada perusahaan sampel menunjukkan

bahwa perusahaan menggunakan underpricing sebagai suatu mekanisme

untuk menandai kualitas perusahaan. Dengan melakukan underpricing

terhadap saham-saham perdananya, perusahaan akan mampu memberikan

kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang, dibandingkan dengan

perusahaan lain yang tidak melakukan underpricing.

Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antar variabel eksogen dan

endogen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.9

Pengujian Pengaruh antara Variabel Eksogen dengan Endogen

Pengaruh Variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan

UND Underprice -.437 .000 Signifikan

AUD Underprice -.102 .375 Tidak Signifikan

ROE Underprice -.248 .023 Signifikan

Underprice RJKP .279 .069 Tidak Signifikan

UND RJKP .378 .010 Signifikan

ROE RJKP -.009 .949 Tidak Signifikan

Sumber : Data diolah AMOS, 2014

Page 135: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

117

d. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Beberapa pengaruh langsung return saham jangka panjang (RJKP) dan

pengaruh tidak langsung return saham jangka panjang (RJKP) melalui

underprice, dan pengaruh total dari reputasi underwriter, reputasi auditor,

return on equity dan underprice terhadap return saham jangka panjang

dapat dilihat pada gambar dan uraian sebagai berikut :

Gambar 4.6

Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan

Sumber : data diolah AMOS, 2014

1) Pengaruh antara variabel reputasi underwriter (UND) terhadap

underprice

Reputasi underwriter memilki pengaruh langsung/pengaruh total

terhadap underprice sebesar -0,437.

2) Pengaruh antara variabel reputasi underwriter (UND) terhadap

return saham jangka panjang (RJKP).

Reputasi underwriter memiliki pengaruh langsung terhadap return

saham jangka panjang (RJKP) sebesar 0,378. Pengaruh tidak

langsung reputasi underwriter terhadap return saham jangka panjang

Page 136: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

118

(RJKP) melalui underprice sebesar -0,122(-0,437 x 0,279). Pengaruh

langsung Reputasi underwriter (UND) lebih besar dari pada

pengaruh tidak langsung sebesar 0,378 sehingga variabel Reputasi

underwriter (UND) lebih berpengaruh secara langsung terhadap

return saham jangka panjang (RJKP) daripada melalui variabel

underprice. Pengaruh total reputasi underwriter terhadap return

saham jangka panjang (RJKP) sebesar 0,257 (0,378 + (-0,122)).

3) Pengaruh variabel reputasi auditor (AUD) terhadap underprice

Reputasi auditor (AUD) memiliki pengaruh langsung/pengaruh total

terhadap underprice sebesar -0,102.

4) Pengaruh variabel reputasi auditor (AUD) terhadap return saham

jangka panjang (RJKP)

Reputasi auditor (AUD) memiliki pengaruh tidak langsung/pengaruh

total terhadap return saham jangka panjang (RJKP) melalui

underprice sebesar -0,028 (-0,102 x 0,279).

5) Pengaruh variabel return on equity (ROE) terhadap underprice

Return on equity (ROE) memiliki pengaruh langsung/pengaruh total

terhadap underprice sebesar -0,248.

6) Pengaruh variabel return on equity (ROE) terhadap return saham

jangka panjang (RJKP)

Return on equity (ROE) memiliki pengaruh langsung terhadap return

saham jangka panjang (RJKP) sebesar -0,009. Pengaruh tidak

langsung Return on equity (ROE) terhadap return saham jangka

Page 137: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

119

panjang (RJKP) melalui underprice sebesar -0,069 (-0,248 x 0,279).

Pengaruh tidak langsung Return on equity (ROE) lebih besar dari

pada pengaruh langsung sebesar -0,069 sehingga variabel Return on

equity (ROE) lebih berpengaruh secara tidak langsung melalui

variabel underprice terhadap return saham jangka panjang (RJKP).

Adapun pengaruh total return on equity terhadap return saham

jangka panjang (RJKP) sebesar -0,078 (-0,009 + (-0,069)).

7) Pengaruh variabel underprice terhadap return saham jangka panjang

(RJKP)

Underprice memiliki pengaruh langsung/pengaruh total terhadap

Return saham jangka panjang (RJKP) sebesar 0,279.

Berdasarkan uraian pengaruh langsung return saham jangka panjang

(RJKP) dan pengaruh tidak langsung return saham jangka panjang (RJKP)

melalui underprice, dan pengaruh total dari reputasi underwriter, reputasi

auditor, return on equity dan underprice terhadap return saham jangka

panjang dapat dirangkum kedalam tabel sebagai berikut ;

Tabel 4.10

Rangkuman pengaruh langsung dan tidak langsung, dan pengaruh total

tentang reputasi underwriter (X1), Reputasi Auditor (X2), Return on Equity

(X3), dan Underprice (Y1) terhadap Return saham jangka panjang (Y2)

Pengaruh variabel

Pengaruh kausal

Langsung Tidak langsung

Total Melalui Y1

X1 Y1 -0,437 - -0,437

X1 Y2 0,378 -0,122 0,257

Page 138: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

120

X2 Y1 -0,102 - -0,102

X2 Y2 - - 0,028 -0,028

X3 Y1 -0,248 - -0,248

X3 Y2 -0,009 - 0,069 -0,078

Y1 Y2 0,279 - 0,279

Sumber : Data diolah AMOS, 2014

5. Interpretasi Hasil

Berdasarkan uraian dan perhitungan tersebut diatas maka dapat disusun

persamaan path analysis sebagai berikut :

a. Persamaan Sub Struktur I

Underprice = -0,437 UND – 0,102 AUD – 0,248 ROE + 0,647 Є1 ;

R square = 0,353

Hasil pengujian secara simultan, diketahui variabel reputasi

underwriter, reputasi auditor, dan return on equity berpengaruh

signifikan terhadap underprice pada setiap IPO saham.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel Reputasi

underwriter (UND) memiliki pengaruh yang signifikan dan negative

terhadap underprice. Artinya, bahwa semakin tinggi reputasi

underwriter yang digunakan oleh perusahaan maka tingkat

underpricing akan semakin rendah, dan sebaliknya. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristiantari (2013:803) bahwa

underwriter memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap

underprice. Menurutnya, underwriter yang bereputasi tinggi lebih

Page 139: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

121

berani memberikan harga yang tinggi sebagai konsekuensi dari kualitas

penjaminannya, sehingga tingkat underpricing rendah.

Reputasi auditor (AUD) memiliki pengaruh yang tidak signifikan

dan negatif terhadap underprice. Artinya, tidak ada hubungan antara

reputasi auditor (AUD) terhadap underprice. Hasil ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kristiantari (2013:803) bahwa reputasi

auditor tidak signifikan dan negatif terhadap underprice, hal ini

disebabkan karena terdapat pola dominasi yang bertolak belakang atas

penggunaan jasa KAP, bahkan mulai tahun 2007 sampai dengan 2010,

lebih banyak emiten yang menggunakan jasa KAP non Big 4.

Return on equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan dan

negatif terhadap underprice. Artinya, apabila nilai return on equity

(ROE) mengalami kenaikan, maka tingkat underprice akan mengalami

penurunan, begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ratnasari dan Hudiwinarsih (2013:94) bahwa ROE

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap underpricing yang berarti

penelitian ini membuktikan teori signalling yang dikemukakan oleh

Kim.et.al dalam Chastina dan Martani (2005) yang dapat dikatakan

bahwa ROE menjadi informasi yang penting bagi investor sebagai

bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi pada

perusahan IPO satu tahun sebelum penawaran saham perdana

b. Persamaan Sub Struktur II

RJKP = 0,378 UND – 0,009 ROE + 0,279 Underprice + 0,892 Є2;

Page 140: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

122

R square = 0,108

Hasil pengujian secara simultan, diketahui variabel reputasi

underwriter, return on equity dan underprice berpengaruh signifikan

terhadap underprice pada setiap IPO saham.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel reputasi

underwriter (UND) memiliki pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap return saham jangka panjang (RJKP). Artinya semakin tinggi

reputasi underwriter yang digunakan maka akan semakin baik kinerja

saham perdana jangka panjangnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sanora (2013:1074) bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dan positif antara reputasi underwriter dengan return saham

jangka panjang (RJKP), Hal ini dikarenakan underwriter memegang

peranan penting dalam penentuan harga saham pada saat penjaminan

emisi serta bertanggungjawab terhadap berhasil atau tidaknya

penawaran saham, apabila emiten menggunakan underwriter yang

berkualitas tinggi, maka para investor akan merespon positif informasi

tersebut. Dengan demikian keberadaan underwriter dapat dikatakan

sebagai informasi yang berguna bagi investor dalam menentukan

pembuatan keputusan berinvestasi baik di pasar perdana maupun di

pasar sekunder. Maka dari itu, semakin baik reputasi underwriter maka

semakin baik pula kinerja saham suatu perusahaan.

Return on equity (ROE) memiliki pengaruh yang tidak signifikan

dan negatif terhadap return saham jangka panjang (RJKP). Artinya

Page 141: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

123

tidak ada hubungan antara return on equity (ROE) terhadap return

saham jangka panjang (RJKP). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Perdana, dkk (2013:7) dan Kusumawardani (2010)

bahwa ROE tidak signifikan dan negatif terhadap return saham jangka

panjang (RJKP). Penelitian ini menunjukkan hasil Kinerja yang negatif,

hal ini berarti manajemen perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai

perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen

keuangan memaksimumkan nilai perusahaan.

Underprice memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan positif

terhadap return saham jangka panjang (RJKP). Artinya tidak ada

hubungan antara underprice terhadap return saham jangka panjang

(RJKP). Dilihat dari arah koefisien yang bernilai positif hal ini sejalan

dengan hipotesis fads berargumen bahwa IPO kemungkinan dihargai

secara benar akan tetapi para investor menilai terlalu berlebihan

terhadap penerbitan saham baru pada awal perdagangan di pasar

sekunder. Hipotesa lain yang mendukung adalah hipotesa impresario

(Shiller, 1990) dan Debondt and Thaler (1985), yang menyatakan

bahwa saham IPO sengaja di-underprice oleh underwriter untuk

menampilkan kesan adanya kelebihan permintaan saham, sehingga

diduga investor yang tidak mendapat alokasi saham IPO pada pasar

perdana akan mau membelinya dengan harga lebih tinggi pada awal

perdagangan di pasar sekunder (Asmalidar, 2011:175).

Page 142: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

124

Amin (2007:16) menambahkan hasil pengujian yang menunjukkan

adanya fenomena underpricing pada perusahaan sampel menunjukkan

bahwa perusahaan menggunakan underpricing sebagai suatu

mekanisme untuk menandai kualitas perusahaan. Dengan melakukan

underpricing terhadap saham-saham perdananya, perusahaan akan

mampu memberikan kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang,

dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak melakukan

underpricing.

Page 143: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

122

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil pengujian path analysis pada Substruktur I ditemukan bahwa variabel

reputasi underwriter (UND), reputasi auditor (AUD), dan return on equity

(ROE) memiliki pengaruh secara simultan terhadap underprice sebesar

0,353 atau 35,3%. Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel

Reputasi underwriter (UND) dan Return on equity (ROE) memiliki

pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap underprice, sedangkan

variabel Reputasi auditor (AUD) tidak memiliki pengaruh yang signifikan

dan negatif terhadap underprice.

2. Hasil pengujian path analysis pada Substruktur II ditemukan bahwa variabel

reputasi underwriter (UND), return on equity (ROE), dan underprice

memiliki pengaruh secara simultan terhadap return saham jangka panjang

(RJKP) sebesar 0,108 atau 10,8%. Hasil pengujian secara parsial, diketahui

variabel Reputasi underwriter (UND) memiliki pengaruh yang signifikan

dan positif terhadap return saham jangka panjang (RJKP), sedangkan

Page 144: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

123

Return on equity (ROE) dan undeprice tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap return saham jangka panjang (RJKP).

3. Dari hasil pengujian substruktur I dan II, diketahui bahwa pengaruh

langsung dan tidak langsung yaitu variabel underwriter memilki pengaruh

langsung terhadap return saham jangka panjang (RJKP) sebesar 0,378.

Sedangkan pengaruh tidak langsung reputasi underwriter terhadap return

saham jangka panjang (RJKP) melalui underprice sebesar -0,122. Variabel

reputasi auditor (AUD) memiliki pengaruh tidak langsung/pengaruh total

terhadap return saham jangka panjang (RJKP) melalui underprice sebesar -

0,028. Variabel return on equity (ROE) memiliki pengaruh langsung

terhadap return saham jangka panjang (RJKP) sebesar -0,009. Sedangkan

Pengaruh tidak langsung Return on equity (ROE) terhadap return saham

jangka panjang (RJKP) melalui underprice sebesar -0,069. Variabel

underprice memiliki pengaruh langsung terhadap return saham jangka

panjang (RJKP) sebesar 0,279.

B. Implikasi

1. Bagi Emiten

Bagi perusahaan selaku emiten yang akan melakukan IPO, hendaknya lebih

memperhatikan kondisi keuangan maupun lembaga yang akan menangani

penawaran perdana saham perusahaan karena menurut penelitian ini kondisi

keuangan maupun lembaga yang menangani IPO secara langsung maupun

tidak langsung memiliki pengaruh terhadap tingkat underprice pada saat

Page 145: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

124

Initial Public Offering (IPO) dan kinerja saham kedepannya sehingga

perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang optimal.

2. Bagi Investor

Dinamika perubahan yang terjadi pada harga saham baik pada saat Initial

Public Offering (IPO) maupun jangka panjang dapat membantu investor

dalam meramalkan apa yang akan terjadi pada perubahan pasar modal.

Dengan mengamati dampak perubahan harga saham perusahaan-perusahaan

yang terdaftar di BEI maka investor dapat membuat suatu keputusan

investasi.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi untuk penelitian-

penelitian selanjutnya.

C. Saran

Berikut ini adalah beberapa saran dari penulis bagi para peneliti yang

ingin melanjutkan penelitian berikutnya berkaitan dengan penelitian ini :

1. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan data yang

lebih akurat dengan jumlah data yang lebih banyak dan dengan rentang

waktu yang lebih panjang. Penggunaan data seperti data ROE yang lebih

akurat dan dengan rentang waktu yang lebih panjang mengikuti data

Return Saham Jangka Panjang memungkinkan hasil penelitian yang lebih

baik.

Page 146: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

125

2. Menambah variabel eksogen dan endogen yang lebih banyak, baik dari

variabel internal maupun variabel eksternal perusahaan seperti umur

perusahaan, financial leverage, ukuran perusahaan, proporsi saham yang

ditawarkan, price earning ratio, inflasi, dan tingkat suku bunga untuk

memperkaya perspektif analisis.

3. Menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap dan akurat sehingga

diperoleh kesimpulan yang lebih valid.

Page 147: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

126

Daftar Pustaka

Abid, Muhammad Talkhisul dan Harjum Muharam.”Analisis Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Abnormal Return Saham Pada Kinerja Jangka Panjang

Penawaran Umum Perdana (IPO) : Studi Kasus Pada Perusahaan Non

Finansial yang GO Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 – 2009”.

Diponegoro Journal Of Management : Volume 2, Nomor 3 : Tahun 2013.

Alwi, Iskandar Z.. Pasar Modal, Teori dan Aplikasi. Jakarta: yayasan Pancur Siwah,

2003

Amin, Amirul. “Pendeteksian Earning Management, Underpricing dan Pengukuran

Kinerja Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Initial Public Offering

(IPO) di Indonesia.”. Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas

Hassanuddin : Makassar 26-28 Juli 2007.

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. Pengantar Pasar Modal. Jakarta : PT Rineka Cipta,

2001

Asmalidar.”Analisis Faktor Fundamental Terhadap Return Jangka Pendek dan

Jangka Panjang Sahap Initial Public Offering di Pasar Sekunder Bursa Efek

Indonesia”. Jurnal Ekonomi, Vol. 14, No 4, September 2011.

Brigham, Eugene F, Daves R.Philip, ”Intermediate Financial Management”,

Thomson South Western : 231-232, 486-515,2004.

Darmadji Tjipto dan Hendry M Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta :

Salemba Empat , 2001.

Fakhruddin, Hendry M. ”Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai

Perusahaan”. Jakarta : Elex Media Komputindo, 2008.

Page 148: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

127

Fakhruddin, Hendy M. Go Public: Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai

Perusahaan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008.

Fitriani, Dini.”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Setelah IPO

(Studi Kasus IPO Perusahaan Listing di Bursa Efek Indonesia periode 2005-

2010)”. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,

Semarang, 2012.

Ghazali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”.

Edisi 5, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.

Ghazali, Imam. “Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program

Amos 16.0”, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2008.

Hair, Anderson and Tatham, Black (1995). Multivariate Data Analysis. 5th

ed.

Pearson Education

Hamid, Abdul. 2012. Buku Paduan Penulisan Skripsi. Jakarta : Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.

Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta :

STIM YKPN, 2007.

Hariyani, Iswi dan Serfianto Dibyo Purnomo. “Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar

Modal : Strategi Tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi,

Reksadana, & Produk Pasar Modal Syariah”. Jakarta : Visimedia, 2010.

Istijanto. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Jogiyanto,S.H. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Pertama, UPP AMP

YKPN, Yogyakarta, 2000.

Junaeni, Irawati dan Rendi Agustian.”Analisis Falktor – Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial

Page 149: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

128

Public Offering di BEI”. Jurnal Ilmiah WIDYA : Volume 1 Nomor 1, Mei –

Juni 2013.

Kristiantari, I Dewa Ayu. “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek

Indonesia”. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, Universitas Pendidikan

Ganesha Singaraja Volume 2 Nomor 2, Juni 2013.

Loughran, Tim and Jay R Ritter.“Why Has IPO Undepricing Changed Over Time?”.

Mendoza College of Business University of Notre Dame and University of

Florida : 3 December 2002.

Manurung, Adler H.”Teori IPO – Buku Teori Investasi: Konsep dan Empiris”. 2012

Nurhidayati, Siti, and Nur Indriantoro. "Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh

terhadap Tingkat Underpriced pada Penawaran Perdana di Bursa Efek

Jakarta." Journal of Indonesian Economy and Business, Vol 13. No 1. 1998.

Perdana, Rizky Agustine Putri. dkk. "Pengaruh Return on Equity (ROE), Earning Per

Share (EPS), dan Debt Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham (Studi

Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Go Public di Bursa Efek

Indonesia Periode 2008-2011)." Jurnal Administrasi Bisnis Volume 2, No.1,

2013.

Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha. Reksa Dana : Solusi Perencanaan

Investasi di Era Modern. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Puspita, Tifani. “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing

Saham Pada Saat Initial Public Offering (Ipo) di Bursa Efek Indonesia Peride

2005 – 2009”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang,

2011.

Rahardjo, Sapto.”Kiat Membangun Aset Kekayaan : Paduan Investasi Saham dari A

sampai Z”. Jakarta : Elex Media Komputindo, 2007.

Page 150: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

129

Rahmania, Ashri. “Underpricing dan Performa Jangka Panjang Ipo di Indonesia

Periode 2000 – 2004”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Depok, 2008.

Ratnasari, Anggita dan Gunasti Hudiwinarsih.”Analisis Pengaruh Informasi

Keuangan, Non Keuangan Serta Ekonomi Makro terhadap Underpricing

Pada Perusahaan Ketika IPO”. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, STIE

Perbanas Surabaya Vol. 18, No. 2 Agustus 2013.

Raudhatul Hidayah, dkk. Perbandingan Underpricing Saham Perdana Perusahaan

Keuangan dan Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia. Artikel Ilmiah

Penelitian Dosen Muda : Universitas Andalas, 2009.

Riduwan dan Kuncoro Engkos Achmad, “Cara Menggunakan dan Memaknai

Analisis Jalur (Path Analysis)”. Alfabeta, Bandung, 2008

Rodoni, Ahmad.”Analisis Teknikal dan Fundamental di Pasar Modal, Disertai Hasil

Penelitian”.Center for Social Economic Studies (CSES) Press : Jakarta, 2005

Ronni B, Sautama.”Problema Anomali Dalam Initial Public Offering (IPO)."Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan : Universitas Kristen Petra Vol 5 Nomor 2,

2004.

Ronni B, Sautma.”Aplikasi WIPO(Withdrawn Initial Public Offering) Model

Terhadap Anomali Pasar Perdana”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan :

Universitas Kristen Petra Vol 6 Nomor 2, 2005.

Rosyati dan Arifin Sabeni.“Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi

Underpricing Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta”.

Simposium Nasional Akuntansi V, Semarang, 2002.

Salim, Peter. The Contemporary English – Indonesian Dictionary, Edisi Kedua.

Modern English Press, 1985.

Page 151: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

130

Samsul, Mohammad. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga,

2006.

Sanora, Cynthia. "Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja Saham Setelah

Penawaran Umum Perdana." Jurnal Ilmu Manajemen (JIM) Volume 1, No.4,

2013.

Sarwono, Jonathan, “Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS”. CV Andi Offset

Yogyakarta, 2007.

Sjahrial, Dermawan. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra Wacana

Media, 2006.

Sjahruddin dan Yusralaini.”Underpricing dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi”.

Jurnal Ekonomi Jurusan Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Riau, Vol 12, No.1, 2009.

Sugiyono. “Statistika untuk Penelitian”. Alfabeta : Bandung, 2010

Suharyadi dan Purwanto S.K. Statistika: Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern,

Edisi 2 Buku 1 Dan 2. Jakarta : Salemba Empat 2009.

Sunyoto, Danang. “Analisis Regresi dan Uji Hipotesis”. Yogyakarta: CAPS.2011

Supranto, J. Statistik: Teori dan Aplikasi, Edisi 4 Jilid 1. Jakarta : Erlangga, 1986

Tambunan, Andy Porman. Menilai Harga Wajar Saham (Stock Valuation). Jakarta :

Elex Media Komputindo, 2008.

Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, Edisi

Pertama.Yogyakarta : Kanisius, 2010.

trihastutie.wordpress.com

Weston, J Fred dan Eugene F. Brigham. Manajemen Keuangan (Managerial

Finance), Edisi ke 2 Jilid 1. Jakarta : Erlangga, 1986.

Page 152: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

131

Widoatmodjo, Swawidji. Jurus jitu Go Public :Bagaimana Meningkatkan kekayaan

Pemegang Saham dan Perusahaan Tanpa Kehilangan Kontrol. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, 2004.

Yolana, Chastina, and Dwi Martani. "Variabel-Variabel yang Mempengaruhi

Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun

1994-2001." Makalah Seminar, Seminar Nasional Akuntansi. 2005.

Yuniarti, Ratih. ”Pendeteksian Earning Management, Underpricing dan Pengukuran

Kinerja Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Initial Public Offering

(IPO) di Indonesia”. Universitas Brawijaya Malang, 2009.

Zirman dan Edfan Darlis. “Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi

Terhadap Kecenderungan Underpricing : Studi Pada Perusahaan yang

Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia”. Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi UR : Kampus Bina Widya, 2011.

Zuhrawaty. “Paduan dan Kiat Sukses Menjadi Auditor ISO 9001 : Sistem

Manajemen Mutu Berdasarkan Persyaratan ISO 19011:2002”. Yogyakarta :

Medpress, 2009.

www.surabaya.tribunnews.com

www.finansialbisnis.com

www.idx.co.id

www.lots.co.id

www.sylabus.web44.net

Page 153: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

132

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Variabel

a. Data Underpricing

No. Nama Perusahaan Kode

Harga IR

(%) IPO

Price

Closing

Price

1 BISI International Tbk. BISI 200 340 70.00

2 Panorama Transportasi Tbk WEHA 245 415 69.39

3 Bukit Darmo Property Tbk BKDP 120 204 70.00

4 Sampoerna Agro Tbk. SGRO 2340 2525 7.91

5 Media Nusantara Citra Tbk MNCN 900 940 4.44

6 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 400 680 70.00

7 PT. Eureka Prima Jakarta Tbk LCGP 125 212 69.60

8 Darma Henwa Tbk DEWA 335 565 68.66

9 Perdana Gapura Prima Tbk GPRA 310 345 11.29

10 Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA 420 560 33.33

11 Ace Hardware Indonesia Tbk ACES 820 980 19.51

12 Sat Nusapersada Tbk PTSN 580 640 10.34

13 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR 1700 2050 20.59

14 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. JKON 615 980 59.35

15 Catur Sentosa Adiprana Tbk. CSAP 200 220 10.00

16 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 14000 19600 40.00

17 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI 105 178 69.52

18 Cowell Development Tbk COWL 130 221 70.00

19 Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA 150 255 70.00

20 Triwira Insanlestari Tbk. TRIL 400 680 70.00

21 Elnusa Tbk. ELSA 400 515 28.75

22 Yanaprima Hastapersada Tbk YPAS 545 640 17.43

23 Kokoh Inti Arebama Tbk KOIN 170 226 32.94

24 Gozco Plantations Tbk. GZCO 225 275 22.22

25 Chandra Asri Petrochemical Tbk. TPIA 2200 2850 29.55

26 Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE 550 560 1.82

Page 154: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

133

27 Indika Energy Tbk. INDY 2950 3425 16.10

28 Destinasi Tirta Nusantara Tbk PDES 200 340 70.00

29 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. KBRI 260 355 36.54

30 Adaro Energy Tbk ADRO 1100 1730 57.27

31 Hotel Mandarine Regency Tbk. HOME 110 183 66.36

32 Trada Maritime Tbk. TRAM 125 159 27.20

33 Sekawan Intipratama Tbk SIAP 150 159 6.00

34 Trikomsel Oke Tbk TRIO 225 230 2.22

35 Inovisi Infracom Tbk INVS 125 145 16.00

36 Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 2100 2750 30.95

37 BW Plantation Tbk BWPT 550 570 3.64

38 Dian Swastika Sentosa Tbk DSSA 1500 2250 50.00

39 Bumi Citra Permai Tbk BCIP 110 173 57.27

40 Elang Mahkota Teknologi Tbk EMTK 720 730 1.39

41 PP (Persero) Tbk PTPP 560 580 3.57

42 Benakat Integra Tbk BIPI 140 191 36.43

43 Sarana Menara Nusantara Tbk TOWR 1050 1570 49.52

44 Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI 1275 1490 16.86

45 Golden Retailindo Tbk GOLD 350 520 48.57

46 Skybee Tbk SKYB 375 560 49.33

47 Evergreen Invesco Tbk GREN 105 178 69.52

48 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL 210 235 11.90

49 Bukit Uluwatu Villa Tbk BUVA 260 310 19.23

50 Berau Coal Energy Tbk BRAU 400 445 11.25

51 Harum Energy Tbk HRUM 5200 5450 4.81

52 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 5395 5950 10.29

53 Tower Bersama Infrastructure Tbk TBIG 2025 2400 18.52

54 Krakatau Steel (Persero) Tbk KRAS 850 1270 49.41

55 Agung Podomoro Land Tbk APLN 365 410 12.33

56 Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk BORN 1170 1280 9.40

57 Midi Utama Indonesia Tbk MIDI 275 410 49.09

58 Bumi Resources Minerals Tbk BRMS 635 700 10.24

59 Multifiling Mitra Indonesia Tbk. MFMI 200 340 70.00

Page 155: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

134

b. Data Variabel yang Digunakan

No. Kode IR (%) Reputasi

Underwriter

Reputasi

Auditor ROE

Return

Jangka

Panjang

1 BISI 70.00 0 0 0.28 -0.434

2 WEHA 69.39 0 0 0.02 0.031

3 BKDP 70.00 0 1 0.01 -0.080

4 SGRO 7.91 1 1 0.28 -0.056

5 MNCN 4.44 1 0 0.26 -0.004

6 PKPK 70.00 0 0 0.19 -0.033

7 LCGP 69.60 0 0 0.02 0.194

8 DEWA 68.66 0 0 0.07 0.130

9 GPRA 11.29 1 0 0.07 -0.020

10 WIKA 33.33 1 0 0.23 -0.088

11 ACES 19.51 0 0 0.33 -0.320

12 PTSN 10.34 1 0 0.11 0.259

13 JSMR 20.59 1 0 0.19 -0.127

14 JKON 59.35 0 0 0.21 -0.058

15 CSAP 10.00 0 1 0.08 0.110

16 ASRI 69.52 0 0 0.18 -0.272

17 ITMG 40.00 0 0 0.10 -0.185

18 COWL 70.00 0 0 -0.10 0.018

19 BAPA 70.00 0 1 0.03 -0.062

20 TRIL 70.00 0 0 0.16 0.233

21 ELSA 28.75 0 1 0.11 -0.024

22 YPAS 17.43 0 0 0.21 -0.118

23 KOIN 32.94 0 0 0.08 -0.272

24 GZCO 22.22 0 0 0.05 -0.138

25 TPIA 29.55 0 0 0.60 -0.121

26 BSDE 1.82 0 0 0.08 -0.349

27 INDY 16.10 1 1 0.16 -0.126

28 PDES 70.00 0 0 0.12 -0.126

29 KBRI 36.54 0 0 -0.14 0.246

30 ADRO 57.27 0 0 0.04 0.117

31 HOME 66.36 0 0 0.02 -0.128

Page 156: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

135

32 TRAM 27.20 0 0 0.21 -0.602

33 SIAP 6.00 0 0 0.01 -0.203

34 TRIO 2.22 1 1 0.24 -0.361

35 INVS 16.00 0 0 0.04 -0.854

36 MKPI 30.95 1 1 0.28 0.192

37 BWPT 3.64 1 0 0.44 -0.223

38 DSSA 50.00 0 0 0.09 -0.725

39 BCIP 57.27 0 0 0.03 -0.356

40 EMTK 1.39 1 1 0.07 -0.354

41 PTPP 3.57 1 0 0.29 -0.154

42 BIPI 36.43 0 0 0.00 -0.265

43 TOWR 49.52 0 1 0.22 -0.704

44 ROTI 16.86 0 1 0.34 -0.374

45 GOLD 48.57 0 0 0.22 -0.082

46 SKYB 49.33 0 0 0.22 -0.109

47 GREN 69.52 0 0 0.01 -0.012

48 IPOL 11.90 0 0 0.46 0.056

49 BUVA 19.23 0 1 0.04 -0.140

50 BRAU 11.25 0 0 0.68 0.089

51 HRUM 4.81 1 1 0.53 0.189

52 ICBP 10.29 1 1 0.28 -0.104

53 TBIG 18.52 0 1 0.17 -0.192

54 KRAS 49.41 1 1 0.15 0.252

55 APLN 12.33 1 1 0.09 0.054

56 BORN 9.40 1 1 0.08 0.226

57 MIDI 49.09 0 0 0.02 -0.109

58 BRMS 10.24 0 0 0.08 0.066

59 MFMI 70.00 0 0 0.13 0.026

Page 157: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

136

Lampiran 2 : Hasil Analisis AMOS 21.0

Notes for Model (Default model)

Computation of degrees of freedom (Default model)

Number of distinct sample moments: 20

Number of distinct parameters to be estimated: 19

Degrees of freedom (20 - 19): 1

Result (Default model)

Minimum was achieved

Chi-square = .000

Degrees of freedom = 1

Probability level = .983

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Underprice <--- UND -.239 .065 -3.695 *** par_1

Underprice <--- AUD -.055 .062 -.887 .375 par_2

Underprice <--- ROE -.393 .172 -2.278 .023 par_3

RJKP <--- Underprice .270 .148 1.821 .069 par_4

RJKP <--- UND .200 .078 2.568 .010 par_5

RJKP <--- ROE -.013 .204 -.064 .949 par_6

Page 158: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

137

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate

Underprice <--- UND -.437

Underprice <--- AUD -.102

Underprice <--- ROE -.248

RJKP <--- Underprice .279

RJKP <--- UND .378

RJKP <--- ROE -.009

Covariances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

AUD <--> ROE .005 .009 .485 .628 par_7

UND <--> AUD .082 .029 2.775 .006 par_8

UND <--> ROE .017 .010 1.808 .071 par_9

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

AUD <--> ROE .064

UND <--> AUD .391

UND <--> ROE .244

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

UND

.205 .038 5.385 *** par_15

AUD

.212 .039 5.385 *** par_16

ROE

.024 .005 5.385 *** par_17

e1

.040 .007 5.385 *** par_18

e2

.051 .010 5.385 *** par_19

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

Underprice

.353

RJKP

.108

Total Effects (Group number 1 - Default model)

ROE AUD UND Underprice

Underprice -.393 -.055 -.239 .000

RJKP -.119 -.015 .136 .270

Page 159: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

138

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

ROE AUD UND Underprice

Underprice -.248 -.102 -.437 .000

RJKP -.078 -.028 .257 .279

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

ROE AUD UND Underprice

Underprice -.393 -.055 -.239 .000

RJKP -.013 .000 .200 .270

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

ROE AUD UND Underprice

Underprice -.248 -.102 -.437 .000

RJKP -.009 .000 .378 .279

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

ROE AUD UND Underprice

Underprice .000 .000 .000 .000

RJKP -.106 -.015 -.064 .000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

ROE AUD UND Underprice

Underprice .000 .000 .000 .000

RJKP -.069 -.028 -.122 .000

Model Fit Summary

CMIN

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 19 .000 1 .983 .000

Saturated model 20 .000 0

Independence model 10 45.199 10 .000 4.520

Baseline Comparisons

Model NFI

Delta1

RFI

rho1

IFI

Delta2

TLI

rho2 CFI

Default model 1.000 1.000 1.023 1.284 1.000

Saturated model 1.000

1.000

1.000

Independence model .000 .000 .000 .000 .000

Page 160: ´'HWHUPLQDQ Underpricing dan Pengaruhnya …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27487...metode analisis jalur dengan menggunakan sof tware AMOS 21.0 . Hasil pengujian

139

Parsimony-Adjusted Measures

Model PRATIO PNFI PCFI

Default model .100 .100 .100

Saturated model .000 .000 .000

Independence model 1.000 .000 .000

NCP

Model NCP LO 90 HI 90

Default model .000 .000 .000

Saturated model .000 .000 .000

Independence model 35.199 17.989 59.946

FMIN

Model FMIN F0 LO 90 HI 90

Default model .000 .000 .000 .000

Saturated model .000 .000 .000 .000

Independence model .779 .607 .310 1.034

RMSEA

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE

Default model .000 .000 .000 .984

Independence model .246 .176 .321 .000

AIC

Model AIC BCC BIC CAIC

Default model 38.000 42.385

Saturated model 40.000 44.615

Independence model 65.199 67.506

ECVI

Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI

Default model .655 .672 .672 .731

Saturated model .690 .690 .690 .769

Independence model 1.124 .827 1.551 1.164

HOELTER

Model HOELTER

.05

HOELTER

.01

Default model 473618 818023

Independence model 24 30