humor dalam kumpulan cerpen senja dan cinta yang...

69
HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG BERDARAH KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ajeng Restiyani NIM.1113013000009 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 14-Dec-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA

YANG BERDARAH KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

INDONESIA DI SMA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Ajeng Restiyani

NIM.1113013000009

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

2

Page 3: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG
Page 4: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG
Page 5: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

i

ABSTRAK

Ajeng Restiyani, NIM: 1113013000009. “Humor dalam Kumpulan Cerpen

Senja dan Cinta yang Berdarah Karya Seno Gumira Ajidarma dan Implikasinya

terhadap Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA.” Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Ahmad Bahtiar, M.Hum.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis humor dalam

kumpulan cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma

yang terfokus pada kajian tiga cerpen yaitu Helikopter, Guru Sufi Lewat ... dan

Karangan Bunga dari Menteri serta implikasinya terhadap pembelajaran sastra di

SMA. Penelitian ini menggunakan analisis humor klasifikasi Freud, Raskin dan

Brunvand dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil

analisis menunjukkan bahwa terdapat jenis humor berdasarkan motivasi, teknik

dan topik. Jenis humor berdasarkan motivasi terdiri dari humor, comic, wit,

unintended humor, dan intended humor. Jenis humor berdasarkan teknik

diwujudkan melalui teknik ridicule, riddle, dan pun. Topik yang diangkat

berkaitan dengan etnik, politik dan agama. Analisis ini memiliki implikasi pada

pembelajaran sastra di SMA sebagai bahan ajar untuk memahami unsur intrinsik

dan nilai-nilai kehidupan. Humor dapat diterapkan pada peserta didik dalam

upaya membaca kritis, kemampuan berpikir analitis dan kepekaan terhadap

lingkungan. Keterkaitan humor dalam proses pembelajaran salah satunya dalam

bentuk komunikasi guru dengan peserta didik dalam menjelaskan pesan-pesan

dengan teknik komedi atau humor.

Kata kunci: Sastra, humor, Kumpulan Cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah.

Page 6: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

ii

ABSTRACT

Ajeng Restiyani, NIM: 1113013000009. “Humor in Senja dan Cinta yang

Berdarah by Seno Gumira Ajidarma and its implications on the learning of

indonesian literature in high school. Department of Indonesian Language and

literature education, Faculty of educational sciences. Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta. Advisor: Ahmad Bahtiar, M. Hum.

This research aims to describe the humor analysis of Senja dan Cinta yang

Berdarah by Seno Gumira Ajidarma which focuses on three stories namely

Helikopter, Guru Sufi Lewat ..., and Karangan Bunga dari Menteri, as well as its

implications on literary learning in high school. The design of the research is the

humor classification analysis by Freud‟s, Raskin‟s, and Brunvand‟s. The results

have shown that there are some types of humor in the stories based on motivation,

techniques, and topics. Motivational-based humor consists of humor, comic, wit,

unintended humor, and intended humor. Techniques-based humor manifested by

ridicule, riddle, and pun. The topics raised are related to ethnic, political and

religious topics. This analysis has implications on literature learning in high

school as teaching materials to understand the intrinsic elements and values of

life. Humor can be applied to learners in critical reading, analytical thinking, and

environmental sensitivity. One of the relationships of humor in the learning

process is the teachers communication with the students in explaining the

messages through comedy or humor

Keywords: literature, humor, Senja dan Cinta yang Berdarah.

Page 7: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat,

hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Humor dalam Kumpulan Cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah

Karya Seno Gumira Ajidarma dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra

Indonesia di SMA.” Selawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi

besar Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan in syaa Allah kepada para

pengikutnya hingga akhir zaman. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan skripsi ini membutuhkan bimbingan, dukungan, dan doa dari

berbagai pihak. Sebagai ungkapan rasa hormat, penulis sampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Novi Diah Haryanti, M. Hum., Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

4. Ahmad Bahtiar, M.Hum., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan arahan, dan motivasi penyusunan skripsi ini. Terima kasih,

bapak, sudah selalu sabar menanti perjuangan menyelesaikan skripsi ini.

Semoga bapak selalu sehat dan bahagia.

5. Djoko Kentjono, M.A. (alm). Salam hormat dan alfatihah untuk bapak,

terima kasih atas ilmu, buku-buku referensi yang telah bapak pinjamkan,

yang selalu menyemangati. Semoga skripsi ini menjadi hadiah untuk

bapak di surga sana dan menjadi amal jariah. Saya merindukan bapak.

Page 8: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

iv

6. Rosida Erowati, M.Hum. Terima kasih, ibu. Pesan ibu sewaktu saya

hendak menikah sangat terkenang dan akan terus diingat dan dijadikan

motivasi.

7. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

8. Seluruh guru-guru MAN 1 Lebak khususnya Pak Aria, Ibu Sutarti dan Pak

Dudi. Mereka adalah ladang dan kucuran mata air ilmu bagi penulis.

9. Keluarga; salam hormat, cinta dan penuh penghargaan kepada orang tua

tercinta, bapak Aryani dan Ibu Sunariah beserta adik-adik tercinta, Dede

Dikri dan Aruna Dipta Cahyani.

10. Salam hormat dan salam sayang kepada ibu dan bapak mertua yang amat

penulis cintai, Appa Entoy dan Emah Khodijah serta para kakak dan adik,

Fita Fatimah.

11. Sahabatku Rodlita Bintana, Ahmad Kholiyi dan Maisya Zaqiyah. Paling

puisi.

12. Ennike Setia Ningrum dan Radita Milati serta teman-teman LST yang

amat penulis banggakan dan keluarga besar Pojok Seni Tarbiyah, terima

kasih atas pembelajarannya.

13. Teman-teman seperjuangan: Desi, Tika, Wini, Teh Ulfa, Atun botoh yang

selalu menelurkan tawa.

14. Teman-teman PBSI 2013, khususnya Tri Wibowo, M Ilhamul Qolbi,

Rijaluddin, Ria, Nunu.

15. Terakhir sekali, sampai tua sampai surga, suamiku, Taufik Soleh. Terima

kasih telah selalu menemani, kebaikanmu banyak sekali. Terima kasih atas

setara dan cinta yang bertubi-tubi.

Ciputat, Februari 2020

Penulis

Page 9: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 7

C. Batasan Masalah ............................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

G. Metodologi Penelitian .................................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Cerpen .............................................................................. 13

B. Hakikat Humor ............................................................................... 22

C. Pembelajaran Sastra ....................................................................... 34

D. Penelitian yang Relevan ................................................................. 36

Page 10: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

vi

BAB III BIOGRAFI PENGARANG

A. Biografi Seno Gumira Ajidarma ................................................... 39

B. Pandangan Hidup .......................................................................... 41

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis Unsur Intrinsik ................................................................ 48

B. Analisis Humor .............................................................................. 89

1. Analisis Humor pada Cerpen Helikopter ................................. 90

2. Anlisis Humor pada Cerpen Guru Sufi Lewat .......................... 118

3. Analisis Humor pada Cerpen Karangan Bunga dari Menteri..131

C. Implikasi Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA ......................... 142

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 146

B. Saran .............................................................................................. 147

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 149

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LEMBAR UJI REFERENSI

PROFIL PENULIS

Page 11: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kritik teks sudah menjadi rangkaian pasti disiplin keilmuan dalam

mengkaji suatu teks. Teks terus berkembang sebagai monumen

sumbangsih keilmuan, termasuk teks dalam karya sastra. Kritik teks pada

karya sastra berhubungan erat salah satunya dengan realitas sosial

masyarakat—yang bisa dikemas melalui teks-teks serius, sindiran, maupun

humor.

Karya sastra tidak hanya mengandung nilai estetika,

kebermanfaatan, moralitas sosial, lebih dari itu—mampu menumbuhkan

aktivitas kehidupan. Bicara tentang aktivitas kehidupan, maka tak akan

lepas dari peran masyarakat di dalamnya. Eksistensi diri dalam sebuah

kehidupan bermasyarakat bisa dilihat dari sejauh mana respons masyarakat

dalam menangkap gejala-gejala sosial melalui berbagai hal, salah satunya

humor.

Humor merupakan salah satu sarana berkomunikasi antar manusia.

Humor berfungsi untuk menunjukkan eksistensi diri, mencairkan

ketegangan atau kekakuan suasana, menyampaikan pesan pada

masyarakat. Pada umumnya, manusia menggemari humor karena mereka

mencari hiburan. Namun, lebih dari itu, humor dapat mengungkapkan

kenyataan hidup sehari-hari. Selain itu, humor mendidik masyarakat untuk

memahami secara kritis keadaan sekitarnya.1

Kebutuhan humor dalam masyarakat cenderung meningkat tatkala

gejala-gejala sosial makin merebak dan membutuhkan tanggapan atau

kritik. Humor bukan hanya bicara tentang komedi atau hiburan semata,

humor adalah bagian dari citra aktivitas kehidupan. Humor bertindak

sebagai respons paling unik atas proses berpikir manusia. Dalam humor,

1 Sari Endahwarni, Kosa Kata dan Ungkapan Humor Srimulat, (Depok: Fakultas Sastra

Universitas Indonesia, 1994), h. 17.

Page 12: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

2

kita bisa melihat lelucon-lelucon dijadikan nilai-nilai sosial, kejiwaan,

politik, ekonomi dan lain-lain.

Kedudukan humor sebagai aktivitas kehidupan tidak kalah

pentingnya dibandingkan dengan aktivitas kehidupan yang lain. Karena itu

penelitian yang mendalam juga penting artinya, terutama dalam upaya

mengembangkan dan meningkatkan apresiasi masyarakat dalam

memahami humor.2 Humor sebagai bagian dari kualitas insani memiliki

dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Banyak temuan

penelitian yang membuktikan manfaat humor. Humor dapat mengurangi

tingkat kecemasan dan stres individu, meningkatkan kesehatan mental,

serta berkaitan erat dengan kreativitas dan kepribadian matang.3

Dalam nada yang sama, Wilson dalam Danandjaja menyebutkan

bahwa humor dapat berbuat lebih banyak daripada Liga Bangsa-bangsa,

untuk menjaga perdamaian dunia, karena dengan humor, kita dapat

membebaskan diri dari beban kecemasan, kebingungan, kekejaman, dan

kesengsaraan.4 Pada pandangan yang sama, Freud menyebut humor

sebagai proses pertahanan diri yang tertinggi. Humor sebagai starategi

coping juga dikemukakan oleh ahli lain yaitu Allport yang menyatakan

bahwa orang neurotik, yang belajar menertawakan diri sendiri

kemungkinan mendapatkan cara untuk mengelola diri dan cara untuk

sembuh. Lain halnya dengan May dalam Martin dan Lefcourt humor

berfungsi sebagai pemeliharaan sense of self yaitu cara sehat yang

dilakukan seseorang untuk marasakan "jarak" antara dirinya dengan

masalah5

2 Ibid.

3Iwan Marwan, “Rasa Humor dalam Perspektif Agama”, Al-Turāṡ, Vol. XIX No. 1, 2013, h. 268

4 James Danandjaja, Humor Mahasiswa, (Jakarta: Pusataka Sinar Harapan, 2002), h. 30

5 Nida Ul Hasanat dan Subandi, “Pengembangan Alat Kepekaan terhadap Humor”, Jurnal

Psikologi Universtias Gadjah Mada, No.1, 1998, h. 18

Page 13: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

3

Humor dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan atau fungsi,

diantaranya sebagai pelengkap dalam keterampilan kepemimpinan, untuk

memfasilitasi komunikasi, memfasilitasi proses terapi, dan untuk

mengurangi tingkat stres.6 Selanjutnya, berkaitan dengan wacana humor,

Wardaugh dalam Abdul Chaer mengungkapkan bahwa selain berfungsi

sebagai alat komunikasi verbal, bahasa juga mempunyai fungsi-fungsi

lain. Salah satu fungsi lain itu adalah fungsi entertainment atau fungsi

hiburan. Fungsi hiburan itu dapat diwujudkan dalam bentuk narasi, puisi,

nyanyian, dan wacana-wacana yang bersifat humor. Wacana-wacana yang

bersifat humor itu dapat juga dalam bentuk narasi, puisi, nyanyian, dialog-

dialog singkat, teka-teki singkat, dan lain-lain.7

Begitu banyak fungsi humor—selain daripada sebagai fungsi

hiburan, terapi, komunikasi dan lain-lain, humor tumbuh menjadi sebuah

aktivitas yang dibutuhkan kehadirannya. Humor mampu memperlihatkan

proses berpikir kritis menyoal hal apa saja termasuk gaya hidup—yang

menjadi sorotan dalam penelitian ini. Gaya hidup kerap kali menjadi topik

hangat di era milenial ini, sehingga penulis tertarik menyoroti isu gaya

hidup melalui analisis humor yang dalam hal ini diramu dalam tiga cerpen

karya Seno Gumira Ajidarma yang menjadi objek penelitian.

Penelitian ini merujuk pada sastra kontemporer yakni cerita pendek

yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma, seorang cerpenis, novelis, esais,

wartawan, pekerja teater, dan segala macam sebutannya. Seno

mengungkapkan kenyataan yang sedang berlangsung pada masa itu (baca:

orde baru dan reformasi) melalui karya-karyanya. Ia menyusun narasi

bergaya komedi yang kritis sehingga nilai-nilainya relevan sampai masa

kini dan masa yang akan datang.

J.J Errington mencatat bahwa Seno dikenal luas dengan cerpen-

cerpennya yang menghibur dan sering berkaitan dengan politik dan

6P. Tommy Y. S. Suyasa, Identify Type of Humor: Funny, Funny, and Funny, Fakultas Psikologi

Universitas Tarumanagara dipresentasikan dalam Temu Ilmiah Nasional Psikologi Jakarta, 5

Agustus 2010, h. 2 7 Abdul Chaer, Ketawa-Ketiwi Betawi, (Depok: Masup Jakarta, 2007), h. V.

Page 14: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

4

masyarakat selama era Orde Baru di Indonesia. Korrie Layun Rampan

dalam bunga rampai fiksi kontemporer Indonesia, menganggap Seno

sebagai bagian signifikan dari kelompok yang disebut sebagai “Angkatan

2000”. Pilihan-pilihan karya Seno yang dipakai dalam bunga rampai itu

tidak benar-benar mencerminkan isu-isu yang justru paling banyak

diangkat oleh Seno. Rampan menghubungkan aspek-aspek posmodern

dalam karya-karya Seno dengan tradisi lisan Indonsesia. Rampan

mengklaim bahwa setelah menempatkan Seno di bagian terdepan jajaran

penulis cerpen kontemporer Indonesia—dia telah “memperbaharui

toleransi lahan estetisnya dengan cara berekspresi yang baru”.8

Seno Gumira Ajidarma yang selanjutnya disingkat menjadi SGA

dalam penelitian ini, memiliki karya-karya yang patut dinikmati, dikaji,

dan dianalisis. Pemaknaan dan simbol-simbol yang tercermin dalam

karyanya merupakan buah pemikirannya pada keadaan sosial melalui gaya

humor yang diciptakannya dalam setiap cerita. SGA dengan sangat apik

merangkai cerita menjadi kisah yang „hidup‟ dalam batin pembaca.

Rampan dalam Fuller memuji adanya humor dalam karya-karya

fiksi Seno. Karya fiksi Seno menerjemakan kejadian-kejadian dengan

satire dan ironi. Lagi-lagi, tidak ada contoh yang diberikan, tapi ada

elemen-elemen humor dalam cerita seperti Helikopter atau Semangkin (d/h

Semakin).9

Penelitian ini menyelisik cerpen-cerpen SGA yang dimuat di

Harian Kompas terhitung sejak tahun 1978-2013 yang dikumpulkan dan

diramu dalam sebuah kumpulan cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah,

terdiri dari 85 cerpen dibagi tiga periode yakni 1978-1981, 1982-1990, dan

1991-2013. Banyaknya cerpen yang dimuat di Harian Kompas ini

membuktikan kontribusi SGA dalam dunia sastra Indonesia, sekaligus

pemaknaan batin dan sosial pengarang terhadap kritik sosial yang terjadi

di negeri ini. Tema-tema dalam kumpulan cerpen ini diacak oleh

8 Andy Fuller, Sastra dan Politik: Membaca Karya-karya Seno Gumira Ajidarma, (Yogyakarta:

INSIST Press, 2011), h. 62 9 Ibid.,

Page 15: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

5

penyunting yakni Andina Dwifatma (Novelis, Pemenang sayembara

menulis Novel DKJ 2012), dengan tujuan agar diketahuinya minat

kepenulisan SGA dan pergeseran idealisme tokoh-tokoh ceritanya sebagai

„wayang‟ buatan SGA yang direpresentasikan dari keadaan Indonesia.

Rampan dalam Fuller menyebutkan bahwa kekuatan karya Seno

terletak pada tokoh-tokohnya yang nyata—walaupun Seno tidak membuat

contoh ataupun perbandingan—bahwa tokoh-tokoh tersebut merupakan

orang-orang biasa yang terlibat dalam kejadian-kejadian yang biasa:

“walaupun kenyataan yang dia ciptakan ada kalanya surealistis dan absurd,

tokoh-tokoh Seno terasa nyata, karena mereka diciptakan dari

kenyataan.”10

Berdasarkan fokus penelitian yakni analisis humor, maka dengan

berbagai pertimbangan dan melihat adanya benang merah serta adanya

nuansa humor penuh ironi, maka dipilihlah tiga cerpen dengan lintas

periode artinya, mengambil tiap periode dengan tujuan menganalisis

struktur cerita maupun ide cerita dan persoalan yang terjadi di dalamnya

hingga kesesuaian bentuk humor dan kejenakaannya yang menggelitik

realitas sosial. Tiga cerpen itu yaitu Helikopter (1988/1993), Guru Sufi

Lewat ... (1990/1995), dan Karangan Bunga dari Menteri (2011).

Pada cerpen Helikopter, SGA menampilkan cerita penuh kritis

dengan tokoh Saleh sebagai tokoh utamanya. Pada cerpen ini berisi

tentang eksistensi kesederhanaan hidup melalui alur yang berwacanakan

humor—ditampilkannya sisi-sisi ketamakan manusia dengan narasi yang

tiap paragrafnya dibubuhi unsur komedi, sehingga pembaca dibawa untuk

mengkritisi keadaan sosial dengan cara yang lebih santai. Andy Fuller

menjelaskan humor cerita itu terletak pada penyangkalan akan bagaimana

pembaca mengharapkan seseorang dengan reputasi seperti Saleh akan

bertindak.11

Ciri humor pada Helikopter terlihat pada berubahnya sikap

tokoh Saleh di awal pengenalan alur cerita. Saleh sebagai seorang yang

10

Ibid., 11

Ibid., h. 83

Page 16: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

6

dikenal baik, menyengaja membeli helikopter di wilayahnya. Hal ini

memunculkan ketamakan, tapi dibungkus dalam nuansa humor.

Sedangkan pada cerpen Guru Sufi Lewat ..., SGA menampilkan sisi

religiusitas dengan membubuhi tampilan-tampilan anekdot yang

merupakan bagian dari analisis humor. Terakhir, pada cerpen Karangan

Bunga dari menteri, SGA menampilkan unsur humornya melalui kekhasan

bahasa Betawi yang sebenarnya penuh sindiran.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis ingin membahas lebih

mendalam unsur humor apa saja yang disampaikan SGA dalam cerpen-

cerpennya, karena belum adanya penelitian sastra terkait dengan kumpulan

cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya SGA yang dianalisis

menggunakan kajian humor. Selain itu, alasan lain menggunakan

kumpulan cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya SGA adalah untuk

mengajak para pengajar memperkenalkan karya sastra ini sebagai referensi

bacaan yang berkualitas guna menambah bahan bacaan pada pembelajaran

sastra di kelas.

Selain itu, pada pembelajaran Sastra Indonesia di SMA, keterkaitan

humor dengan proses pembelajaran terletak pada cara siswa dalam

memahami humor melalui cara membaca teks-teks cerpen ini dengan kritis

dan mendapatkan kesan mendalam tentang humor dalam cerpen karya

SGA ini. Dari segi verbalnya, humor juga bisa berkaitan dengan

komunikasi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Nuansa

komunikasi humor yang dilakukan guru dan peserta didik bisa melalui

pilihan media seperti kata, gambar, musik, rekaman cerita dan lain-lain.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis

tertarik mengangkat penelitian berjudul “Humor dalam Kumpulan Cerpen

Senja dan Cinta yang Berdarah Karya Seno Gumira Ajidarma dan

Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA.”

Page 17: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Belum ada penelitian sastra mengenai analisis humor pada kumpulan

cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma.

2. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap humor sehingga humor

dianggap hanya hiburan.

3. Belum banyak humor atau komedi dijadikan sebagai salah satu teknik

pembelajaran sastra di SMA.

4. Kurangnya minat siswa dalam kegiatan pembelajaran sastra khususnya

pembelajaran cerpen, karena metode pembelajaran dan media yang

digunakan terasa monoton, kaku dan tidak menarik minat siswa.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ini diharapkan agar pembahasan dalam

penelitian tidak menyimpang dari masalah yang telah ditetapkan, juga agar

masalah yang diteliti menjadi lebih terarah. Adapun pembatasan masalah

dalam penelitian ini, yaitu analisis unsur humor yang terkandung dalam

kumpulan cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira

Ajidarma dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana analisis humor yang terkandung dalam cerpen Helikopter,

Guru Sufi Lewat ... dan Karangan Bunga dari Menteri pada kumpulan

cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma?

2. Bagaimana implikasi analisis humor dalam cerpen Helikopter, Guru Sufi

Lewat ... dan Karangan Bunga dari Menteri, pada kumpulan cerpen Senja

Page 18: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

8

dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma pada

pembelajaran bahasa dan sastra di SMA?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan analisis humor yang terkandung dalam cerpen

Helikopter, Guru Sufi Lewat ... dan Karangan Bunga dari Menteri

pada kumpulan cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno

Gumira Ajidarma

2. Mendeskripsikan implikasi analisis humor yang terkandung dalam

cerpen Helikopter, Guru Sufi Lewat ... dan Karangan Bunga dari

Menteri pada kumpulan cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya

Seno Gumira Ajidarma pada pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia sehingga cocok digunakan sebagai bahan ajar di SMA.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan pembelajaran sastra Indonesia, khususnya mengenai

masalah sosial masyarakat dalam dimensi humor.

2. Manfaat Praktis

Pembahasan dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu

kemajuan ilmu sastra khususnya cerpen di Indonesia, penulis juga

berharap melalui penelitian ini dapat membantu kemajuan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah khususnya di bidang ilmu sastra

Indonesia selaku lembaga tempat penulis menimba ilmu. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber bagi penelitain

selanjutnya dan acuan atau tolok ukur pembelajaran sastra di SMA.

Page 19: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

9

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah serangkaian hukum, aturan, dan tata cara

tertentu yang diatur dan ditentukan berdasarkan kaidah ilmiah dalam

menyelenggarakan suatu penelitian dalam koridor keilmuan yang hasilnya

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.12

Metode adalah cara-cara

atau strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk

memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya.13

Metode penelitian

adalah pembahasan mengenai konsep teoretik berbagai metode, kelebihan

dan kelemahannya, yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan

metoda yang digunakan.14

Metode pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif

deskriptif. Secara harfiah, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang

temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi.

Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan degan aspek kualitas, nilai dan

makna yang terdapat di balik fakta.15

Penelitian kualitatif bersifat

interpretatif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode

dalam menelaah masalah penelitiannya.16

Penelitian kualitatif memiliki

dua tujuan utama yakni pertama, menggambarkan dan mengungkap;

kedua, menggambarkan dan menjelaskan.17

Peneliti melakukan analisis mendalam terhadap tiga cerpen dalam

kumpulan cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira

Ajidarma. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskritif kualitatif,

berdasarkan teori-teori humor sebagai alat analisisnya. Ciri deskriptif

maksudnya adalah data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya metode

12

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. (Jakarta: Salemba

Humanika, 2012), h. 3 13

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015.), h. 34 14

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV. Mandar Maju,

2011), h. 1 15

Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 82. 16

M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur (Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: AR-

RUZZ Media, 2016), h. 26 17

Ibid., h. 29 Ghony

Page 20: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

10

kualitatif. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-

kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.18

Metode kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk

kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.19

Penelitian ini berfokus pada analisis unsur humor pada kumpulan

cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma

yakni pada kata-kata atau teks. Penelitian bersifat deskriptif analitik. Data

yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan

dalam bentuk angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif.20

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti naskah cerpen dengan

menganalisis unsur intrinsik, unsur humor dan implikasinya terhadap

pembelajaran sastra di SMA.

1. Sumber Data

Nyoman Kutha Ratna dalam bukunya menyampaikan bahwa

metode kualitatif dalam ilmu sastra sumber datanya adalah karya,

naskah, data penelitiannya, sebagai data formal adalah kata, kalimat

dan wacana.21

Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi

dua, data primer dan data sekunder.

Data primer bersumber dari kumpulan cerpen Senja dan Cinta

yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma. Senja dan Cinta yang

Berdarah merupakan Antologi Cerita Pendek karya Seno Gumira

Ajidarma di Harian Kompas 1978-2013. Cetakan pertama diterbitkan

oleh Penerbit Buku Kompas, tahun 2014, dengan tebal buku 822

halaman, dan dimensi buku 13 cm x 19 cm. Sedangkan sumber data

sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, jurnal, artikel di situs

internet serta jurnal-jurnal yang berkaitan dengan objek penelitian.

18

Lexy J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 11 19

Ibid., h. 15. 20

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 39 21

Nyoman Kutha Ratna. Teori Metode dan Teknit Penelitian Sastra. (Pustaka Pelajar:Yogyakarta,

2015), h. 47.

Page 21: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

11

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu studi pustaka melalui pembacaan, penyimakan, dan pencatatan

secara saksama terhadap sumber data primer dan sumber data sekunder.22

Studi pustaka ialah teknik pengumpulan data dengan mengadakan

penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur dan laporan-laporan

yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.23

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik studi pustaka

menggunakan sumber-sumber tertulis dengan membaca, memahami,

mengidentifikasi dan mencatat hal-hal yang mendukung penelitian.

Selanjutnya teknik simak dan catat digunakan sebagai media atau alat

dalam melakukan kegiatan penelitian secara fokus dan cermat terhadap

sumber data. Sumber-sumber data yang telah diperoleh akan

diklasifikasikan sesuai dengan tujuan dan masalah kajian penelitian karya

sastra yang sedang diteliti.

3. Teknik Analisis Data

Tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Menganalisis unsur-unsur intrinsik pada cerpen Helikopter,

Guru Sufi Lewat ..., dan Karangan Bunga dari Menteri berupa

tema, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tokoh dan

penokohan serta amanat.

b. Menganalisis cerpen Helikopter, Guru Sufi Lewat ..., dan

Karangan Bunga dari Menteri melalui klasifikasi humor Freud,

Raskin, dan Brunvand yang terbagi menjadi motivasi, teknik,

dan topik. Kemudian dianalisis berdasarakan jenis ujaran

humor tokoh utama, jenis ujaran tokoh tambahan, dan

penggambaran latar untuk mendapatakan ujaran-ujaran humor

22

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta. 2015), h.

225 23

Suwardi Endaswara. Metodologi Penulisan Sastra Bandingan. (Jakarta: Bukupop, 2011), h. 2.

Page 22: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

12

tiap tokoh utama dan tokoh tambahan serta latar yang

digambarkan pada masing-masing cerpen.

c. Membuat kesimpulan dan saran dari keseluruhan hasil

penelitaian. Kesimpulan di sini berupa unsur-unsur humor dari

ketiga cerpen dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di

SMA dengan cara menghubungkan materi cerpen sesuai

dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai serta

menjadikan teknik humor sebagai media pembelajaran.

Page 23: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

13

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Cerpen

1. Pengertian Cerpen

Cerpen adalah suatu cerita yang menggambarkan sebagian kecil

dari keadaan, peristiwa kejiwaan, dan kehidupan. Krisis yang terjadi

tidak usah menyebabkan terjadinya perubahan nasib.24

Cerpen dalam

bahasa Inggris disebut short story, dan dalam bahasa Prancis disebut

nouvelle atau conte. Sedangkan dalam bahasa Indonesia dikenal dan

lazim disebut dengan cerpen, yaitu cerita rekaan yang memusatkan diri

pada satu tokoh dalam satu situasi pada satu saat, hingga memberikan

kesan tunggal terhadap pertikaian yang mendasari cerita tersebut.25

Cerita pendek terdiri dari kata cerita dan pendek. Tidak semua

cerita yang pendek bisa diklasifikasikan cerpen—sebagai sebuah

ciptasastra. Orang awam sering keliru menyangka apa yang dibacanya

adalah cerpen padahal sebenarnya masih merupakan sebuah kisah atau

sketsa semata.26

Sementara Edgar Allan Poe dalam Burhan Nurgiyantoro,

mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca

dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua

jam—suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk sebuah

novel. Panjang cerpen bervariasi, ada cerpen yang pendek, bahkan

mungkin pendek sekali: berkisar 500-an kata; ada cerpen yang

24

Ni Nyoman Karmini, Teori Pengkajian Prosa Fiksi dan Drama, (Bali: Pustaka Larasan, 2011),

h. 102 25

Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia, Ensiklopedi Sastra Indonesia, (Bandung: Titian

Ilmu, 2004) h. 158 26

Putu Arya Tirtawirya, Apresiasi Puisi dan Prosa. (Flores: Penerbit Nusa Indah, 1983), h. 65

Page 24: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

14

panjangnya cukupan, serta ada cerpen yang panjang, yang terdiri dari

puluhan (atau bahkan beberapa puluh) ribu kata.27

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen merupakan

karangan fiksi yang ditulis dengan singkat, dan padat tetapi tetap

memberi kesan mendalam kepada pembaca.

Ciri-ciri Khas Cerpen

Seperti karya sastra jenis prosa lainnya, cerpen juga memiliki ciri-ciri

khas yang tidak dimiliki jenis prosa lainnya. Ni Nyoman Karmini

menyebutkan ciri utama cerpen yakni singkat, padu dan intensif serta

unsur utamanya terdiri dari adegan, tokoh, dan gerak. Cerpen memiliki

bahasa yang tajam, sugestif, menarik perhatian serta mengandung

interpretasi penulis tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik

langsung maupun tidak. Ciri khas lain dari cerpen yaitu menimbulkan

hanya satu efek dalam pikiran pembaca dan menimbulkan perasaan pada

pembacanya bahwa jalan ceritanyalah yang pertama-pertama menarik

perasaan serta baru kemudian menarik pikiran. Cerpen mengandung detail

dan insiden yang dipilih dengan sengaja, dan yang bisa menimbulkan

pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran pembaca. Selain itu, cerpen

mempunyai seorang pelaku utama, memberikan impresi tunggal dan satu

kebetulan efek serta menyajikan satu emosi.28

2. Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun

karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya

sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan

dijumpai jika orang membaca karya sastra.29

Segi intrinsik ialah segi

27

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: UGM Press, 2012), h. 10. 28

Karmini, op. cit., h. 106. 29

Nurgiyantoro, op. cit., h. 23

Page 25: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

15

yang membangun ciptasastra dari dalam yakni hal-hal yang

berhubungan dengan struktur.30

a. Tema

Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran, sesuatu yang

menjadi persoalan bagi pengarang. Tema merupakan persoalan

yang diungkapkan dalam ciptasastra.31

Tema dalam sebuah karya

sastra hanyalah merupakan salah satu dari sejumlah unsur

pembangun cerita yang lain, yang secara bersama membentuk

sebuah kemenyeluruhan.32

Hartoko dan Rahmanto dalam Nurgiyantoro

mengungkapkan tema merupakan gagasan dasar umum yang

menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks

sebagai struktur semantis dan menyangkut persamaan-persamaan

atau perbedaan-perbedaan. Untuk menemukan tema sebuah karya

fiksi haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya

berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita.33

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dapat ditelaah dalam hubungannya dengan kisah.

Tokoh mempunyai fungsi sebagai lakuan. Apabila membicarakan

tokoh, kita menekankan bahwa lakuan mempunyai tujuan.34

Sudjiman dalam Budianta mengatakan tokoh adalah individu

rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan dalam berbagai

peristiwa dalam cerita.35

Istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita.

Sedangkan watak, perwatakan, karakter, mengacu kepada sifat dan

30

Mursal Esten, Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah ( Bandung: CV Angkasa, 2013), h. 17 31

Ibid., h. 20 32

Nurgiyantoro, op. cit., h. 74 33

Ibid., h. 68 34

Jan Van Luxemburg, Michle Bal, Willem G. Weststeijn, Tentang Sastra, (Jakarta: Intermasa,

1989), h. 139. 35

Melani Budianta, dkk., Membaca Sastra, (Magelang: Penerbit Indonesia Tera, 2006). h. 8

Page 26: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

16

sikap para tokoh.36

Tokoh-tokoh perlu digambarkan ciri-ciri lahir

dan sifat serta sikap batinnya agar wataknya juga dikenal oleh

pembaca. Watak sama dengan penokohan yakni usaha pengarang

untuk menampilkan para tokoh dengan karakter atau watak seperti

sifat dan tingkah lakunya. Watak ialah kualitas tokoh, kualitas

nalar dan jiwanya yang membedakannya dengan tokoh lain.37

Bentuk penokohan yang paling sederhana adalah pemberian

sebutan. Hal itu semacam memberikan kepribadian secara

tersirat.38

Selain itu, Nurgiyantoro menggungkapkan bahwa

berdasarkan kategori pada pentingnya dan peran tokoh-tokoh

dalam cerita fiksi tokoh bisa dibagi menjadi tokoh utama dan tokoh

tambahan. Berdasarkan fungsi penampilan tokoh dapat dibagi

menajadi tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Terakhir,

berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh-

tokoh cerita dalam sebuah cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi

tokoh statis dan tokoh berkembang.39

c. Plot/Alur

Plot pada cerpen pada umumnya tunggal, hanya terdiri dari

satu urusan peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir. Plot,

merupakan penyajian secara linear tentang berbagai hal yang

berhubungan dengan tokoh, maka pemahaman kita terhadap cerita

amat ditentukan oleh plot.40

Brooks dalam Tarigan menyatakan

36

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, ( Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

2013), h. 247 37

Panuti Sudjiman,. Memahami Cerita Rekaan. (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1992), h. 23 38

Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2014), h.264-265. 39

Nurgiyantoro., op.cit., h. 258-272 40

Nurgiyantoro, op. cit., h. 75

Page 27: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

17

alur atau plot adalah struktur gerak yang terdapat dalam fiksi atau

drama.41

Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam

sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-

peristiwa yang terhubung secara kasual saja. Peristiwa kasual

merupakan peristiwa yang menebabkan atau menjadi dampak dari

berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan

berengaruh pada keseluruhan karya.42

Plot merupakan unsur penting bahkan ada yang

menganggap unsur terpenting di antara berbagai unsur fiksi.

Forster dalam Ni Nyoman Karmini , mengungkapkan plot adalah

peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan pada adanya

hubungan kualitas. Stanton menyatakan plot adalah cerita yang

berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan

sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan

terjadinya peristiwa yang lain.43

Abrams dalam Karmini menjelaskan secara teoritis-

kronologis tahap-tahap pengembangan struktur plot menurut

Aristoteles terdiri atas tahap awal (beginning), tahap tengah

(middle), dan tahap akhir (end).44

1) Tahap awal, disebut sebagai tahap pengenalan, yang berisi

sejumlah informasi penting berkaitan dengan berbagai hal

yang akan dikisahkan dalam tahap-tahap berikutnya.

Misalnya, berupa penunjukan dan pengenalan latar, seperti

nama tempat, suasana alam, waktu kejadian, yang pada

dasarnya berupa pengenalan setting. Selain itu tahap ini

juga digunakan untuk memperkenalkan tokoh cerita, seperti

41

Henry Guntur Tarigan,. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. (Bandung: Penerbit Angkasa, 1993), h.

126 42

Robert Stanton, Teori Fiksi,( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 26 43

Karmini, op. cit., h. 52 44

Ibid., h. 64-65

Page 28: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

18

deskripsi tokoh dan perwatakannya. Fungsi pokok tahap

awal adalah memberikan informasi dan penjelasan

seperlunya berkaitan dngan latar dan penokohan.

2) Tahap tengah, disebut juga tahap pertikaian, menampilkan

pertentangan atau konflik yang sudah dimunculkan pada

tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat, semakin

menegangkan. Konflik yang dikisahkan bisa berupa konflik

internal (konflik yang terjadi dalam diri tokoh), dan konflik

eksternal (konflik antartokoh)

3) Tahap akhir, disebut juga sebagai tahap peleraian,

menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks.

Bagian ini berisi bagaimana kesudahan sebuah cerita.

d. Latar

Latar, dalam cerpen tidak memerlukan detail-detail khusus

tentang keadaan latar, misalnya yang menyangkut keadaan tempat

dan sosial. Cerpen hanya memerlukan pelukisan secara garis besar

saja, atau bahkan hanya secara implisit, asal telah mampu

memberikan suasana tertentu yang dimaksudkan.45

Latar

merupakan tempat, saat, dan keadaan sosial yang menjadi wadah

tempat tokoh melakukan dan dikenai suatu kejadian. Latar bersifat

memberikan “aturan” permainan terhadap tokoh, dan karenanya

akan mempengaruhi pemilihan teman. Atau sebaliknya, tema yang

(sudah) dipilih akan menuntut pemilihan latar dan tokoh yang

sesuai dan mampu mendukung.46

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yitu

tempat, waktu, dan sosial.47

1) Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang

45

Nurgiyantoro, op. cit., h. 13 46

Ibid., h. 75 47

Ibid., h. 271-234

Page 29: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

19

dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama

tertentu, inisial tertentu, atau lokasi tertentu tanpa nama jelas.

Tempat-tempat yang bernama adalah tempat-tempat yang

dijumpai dalam dunia nyata, misalnya Magelang, Yogyakarta,

dan lain-lain. Tempat dengan inisial tertentu, biasanya berupa

huruf awal (kapital) nama suatu tempat tertentu, tetapi pembaca

harus memperkirakan sendiri, misalnya kota M, S, T. Latar

tempat tanpa nama jelas biasanya hanya berupa penyebutan

jenis dan sifat umum tempat-tempat tertentu, misalnya desa,

sungai, jalan, hutan, kota, kecamtaan, dan lain-lain.

2) Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu

faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan

peristiwa sejarah. pengetahuan dan persepsi pembaca terhadap

waktu sejarah itu kemudian dipergunakan untuk mencoba

masuk ke dalam suasana cerita.

3) Latar sosial, menyarankan pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tenpat

yang diceritakan dakan karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial

masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang

cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat,

tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan

bersikap. Di samping itu latar sosial juga berhubungan dengan

status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah,

menengah, atau atas.

e. Sudut Pandang (Point Of View)

Sudut pandang, point of view, viewpoint, merupakan salah satu

unsur fiksi yang oleh Stanton dalam Nurgiyantoro digolongkan

sebagai sarana cerita. Pemilihan sudut pandang, akan berpengaruh

Page 30: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

20

terhadap penyajian cerita. Sudut pandang dalam karya fiksi

mempersoalkan: siapa yang menceritakan, atau: dari posisi mana

(siapa) peristiwa dan tindakan itu dilihat.48

Sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat yang sengaja

dipilih pengarang untuk megungkapkan gagasan dan ceritanya

untuk menampilkan pandangan hidup dan tafsirannya terhadap

kehidupan yang secara keselurahan disalurkan melalui sudut

pandang tokoh.49

Siswanto membahas sudut pandang sebagai titik pandang yaitu

tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari tempat itulah

sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, dan waktu.50

f. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara seorang pengarang menyampaikan

gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan

harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasan yang sampai

menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca.51

Gaya bahasa

diadopsi dari kata style atau stile, diartikan sebagai kajian terhadap

kebahasaan khususnya mengenai teks-teks kesastraan atau aktivitas

yang mengeksplorasi kreativitas penggunaan bahasa.52

Gaya bahasa adalah bahasa yang bermula dari bahasa yang biasa

digunakan dalam gaya tradisional dan literal untuk menjelaskan objek.

Dengan menggunakan gaya bahasa, pemaparan menjadi lebih segar

dan berkesan. Gaya bahasa mencakup berbagai figur bahasa antara lain

metafor, simile, antitesis, hiperbola dan paradoks.53

Goys Keraf dalam

Nurgiyantoro membedakan bahwa gaya bahasa berdasarkan langsung

48

Ibid., h. 246. 49

Albertine Minderop, Metode Karakterisasi Telaah Fiksi, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, 2013), h. 88 50

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 151 51

Ibid., h. 158-159 52

Minderop, op. cit., h. 90. 53

Ibid., h. 51

Page 31: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

21

tidaknya makna ke dalam dua kelompok, yaitu gaya bahasa retoris dan

kiasan.54

Berikut uraian macam-macam majas.

1) Majas simile, adalah majas yang merujuk pada adanya

perbandingan langsung dan eksplisit. Majas simile umumnya

menggunakan kata-kata tugas tertentu yang berfungsi sebagai

penanda keeksplisitan pembandingan, misalnya seperti,bagai,

bagaikan, laksana dan lain-lain.

2) Majas metafora, adalah majas yang paling sering ditemukan

dalam berbagaai teks kesastraan. Metafora merupakan gaya

perbandingan yang bersifat tidak langsung dan implisit.

3) Majas personifikasi, adalah majas yang memberi sifat-sifat

benda mati dengan sifat-sifat kemanusiaan.

4) Majas hiperbola, adalah makna yang ditekankan atau dilebih-

lebihkan yang sering menjadi tidak masuk akal untuk ukuran

nalar yang biasa

5) Majas paradoks, adalah majas yang cara penekanan

penuturannya sengaja menampilkan unsur pertentangan di

dalamnya.

6) Majas litotes, adalah majas yang berkebalikan makna dengan

majas hiperbola. Majas ini justru dimaksudkan untuk

mengecilkan fakta yang sesunggunya ada.

7) Majas ironi dan sarkasme, majas ini lazimnya dipergunkan

menampilkan sesuatu yang bersifat ironis, misalnya untuk

menyindir dan mengkritik. Jika sindiran itu rendah

intensitasnya, maka majas yang dipakai adalah ironi.

Sedangkan jika sindirannya yang tajam biasanya menggunakan

majas sarkasme.

8) Majas metonimi, adalah majas yang menunjukkan adanya

pertautan atau pertalian yang dekat.55

54

Nurgiyantoro., op. cit., h. 399 55

Ibid., h. 399-404

Page 32: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

22

g. Amanat

Amanat atau pesan moral adalah ajaran tentang baik buruk

yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan

sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila. Moral pada karya sastra

biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang

bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran dan hal

yang ingin disampaikannya kepada pembaca.56

B. Hakikat Humor

1. Pengertian Humor

Flugel dalam James Danandjaja menjelaskan humor berasal dari

istilah Inggris yaitu humor, yang pada mulanya mempunyai beberapa

arti. Namun semua berasal dari istilah yang berarti cairan. Arti ini

berasal dari doktrin ilmu faal kuno mengenai empat macam cairan,

seperti darah, lendir, cairan empedu kuning, dan cairan empedu hitam.

Keempat cairan tersebut untuk beberapa abad dianggap menentukan

temperamen seseorang.57

Sejalan dengan Danandjaja, Mahmud dalam Humor di dalam

Sastra Klasik Sulawesi Selatan menyebutkan bahwa jika dilacak asal

usulnya, humor berasal dari kata latin umor yang berarti cairan. Sejak

tahun 400 SM Yunani kuno beranggapan bahwa suasana hati manusia,

dalam arti keseimbangan temperamen manusia, ditentukan oleh empat

macam cairan dalam tubuh, yakni darah (sanguis), dahak (phlegm),

empedu kuning (choter), dan empedu hitam (melancholy).58

Calley menyebutkan perkembangan humor di Inggris sudah

terlembaga sejak abad ke-16. Pada masa tersebut, terdapat penulis dan

56 Nurgiyantoro, op. cit.,h. 429-43 57

James Danandjaja, Humor Mahasiswa, (Jakarta: Pusataka Sinar Harapan, 2002), h. 14. 58

Mahmud, dkk., Humor di dalam Sastra Klasik Sulawesi Selatan, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, 1994), h. 2

Page 33: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

23

pemain teater humor yang sering disebut pemain komedi. Komedian

yang terkenal yaitu Ben Johnson, yang satu karyanya berjudul Man

Out of His Humor.59

Sedangkan di Indonesia, Widjaja menyebutkan secara informal,

humor juga sudah menjadi bagian dari kesenian rakyat, seperti ludruk,

ketoprak, lenong, wayang kulit, wayang golek, dan sebagainya. Unsur

humor di dalam kelompok kesenian menjadi unsur penunjang, bahkan

menjadi unsur penentu daya tarik. Humor yang dalam istilah lainnya

sering disebut dengan lawak, banyolan, dagelan, dan sebagainya,

menjadi lebih terlembaga setelah Indonesia merdeka, seperti

munculnya grup-grup lawak Atmonadi Cs, Kwartet Jaya, Loka Ria,

Srimulat, Surya Grup, dan lain-lain. Kusmartiny dalam Rahmandji

menjelaskan perkembangan lain terjadi pada media massa cetak, baik

majalah maupun surat kabar. Tahun 60-an terbit beberapa majalah

humor, namun tidak bertahan lama.60

Goldstein dan McGhee dalam Bakhrum Yunus, dkk, menjelaskan

humor agaknya lebih dulu muncul dalam sejarah peradaban manusia

sebelum munculnya gejala-gejala kejiwaan yang lebih rumit dan

kompleks. Semua masyarakat tampaknya memanfaatkan humor untuk

berbagai macam tujuan, baik implisit maupun eksplisit.61

Humor tidak lagi menjadi media hiburan melainkan menjadi sarana

komunikasi seperti menyatakan hal-hal yang sulit dijelaskan secara

formal. Adapun humor adalah kejenakaan yang menimbulkan kesenangan;

kecakapan melihat, memakai, atau mengutarakan sesuatu yang

menyenangkan, yang menimbulkan tertawa; terjadi terutama dari

pengenalan dan pengutaraan keanehan, kemustahilan dalam suasana atau

lakuan tertentu; tidak selamanya menimbulkan gelak meskipun selalu

59

Didiek Rahmanadji, “Sejarah, Teori, dan Fungsi Humor.” Seni dan Desain Fakultas Sastra

Universitas Negeri Malang, No. 2, 2007, h. 215 60

Rahmanadji, op.cit., h. 216 61

Bakhrum Yunus, dkk., Jenis dan Fungsi Humor dalam Masyarakat Aceh, (Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997), h. 1.

Page 34: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

24

mampu mengatakan apa yang menyenangkan atau menggelikan.

Poerwadarminta dalam Yunus menambahkan bahwa humor merupakan

kemampuan “merasai” sesuatu yang lucu atau yang menyenangkan, selain

itu humor juga dapat diartikan sebagai keadaan dalam cerita yang

menggelikan hati.62

Wijana dalam Chaer menjelaskan bahwa humor adalah rangsangan

verbal atau visual yang secara spontan dimaksudkan dapat memancing

senyum dan tawa pendengar atau orang yang melihatnya.63

Encyclopaedia

Britanica Inc 5 dalam Sari Endahwarni, humor adalah segala bentuk

rangsangan yang cenderung secara spontan menimbulkan senyum dan

tawa para pendengar atau pembacanya.64

Rangsangan-rangsangan itu adalah segala bentuk tingkah laku

manusia, baik verbal maupun non-verbal, yang dapat menimbulkan rasa

gembira, geli, lucu, di pihak pendengar, penonton, dan pembaca lewat

pendengaran atau penglihatan.Tingkah laku manusia yang verbal berwujud

kata-kata, bentuk kebahasaan yang secara sengaja dikreasikan sedemikian

rupa oleh penuturnya sehingga menimbulkan kelucuan. Tingkah laku

manusia non-verbal merupakan tingkah laku fisik. Humor bukan sekedar

lelucon, dagelan, atau tertawa-tawa belaka. Humor memiliki nilai makna

jauh lebih luas dan lebih berbobot daripada itu. Humor adalah kemampuan

untuk merasakan, menilai, menyadari, mengerti, dan mengungkapkan

sesuatu yang lucu, ganjil, jenaka, atau menggelikan. Ungkapan tersebut

dapat berupa ucapan, tulisan (verbal), atau gerakan (nonverbal).65

Dapat disimpulkan bahwa humor itu identik dengan segala sesuatu

yang menimbulkan kelucuan dan membuat orang tertawa. Meskipun

humor terdapat dalam semua masyarakat di dunia ini, penerimaan humor

62

Anis, Muhammad Yunus. “Humor dan Komedi dalam Sebuah Kilas Balik Sejarah Sastra Arab.”

Jurnal CMES. Volume VI. Nomor 2, 2013. h. 200 63

Abdul Chaer, Ketawa Ketiwi Betawi, (Jakarta: Masup Jakarta, 2007), h. V. 64

Sari Endahwarni, Kosa Kata dan Ungkapan Humor Srimulat, (Depok: Fakultas Sastra

Universitas Indonesia, 1994), h. 18. 65

Endahwarni, op. cit., h. 18-19.

Page 35: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

25

dalam masing-masing masyarakat tidaklah sama. Ada masyarakat yang

amat terbuka kepada semua jenis humor dan ada pula yang masyrakat

yang bersifat selektif atau bahkan membatasi humor.

Gauter dalam Rahmanadji menyatakan humor dapat juga memberikan

suatu wawasan yang arif sambil tampil menghibur. Humor dapat pula

menyampaikan siratan menyindir atau suatu kritikan yang bernuansa tawa.

Humor juga dapat sebagai sarana persuasi untuk mempermudah masuknya

informasi atau pesan yang ingin disampaikan sebagai sesuatu yang serius

dan formal66

2. Fungsi Humor

Fungsi humor memang sebagai penghibur, tetapi tidak berarti

harus dikesampingkan. Hiburan merupakan kebutuhan mutlak bagi

manusia untuk ketahanan diri dalam proses pertahanan hidupnya,

humor sebenarnya dapat memberikan lebih layak daripada sekedar

hiburan. Sebuah bentuk hiburan, humor dapat juga memberikan suatu

wawasan yang arif dalam bentuk ungkapan, sambil tampil menghibur.

Suatu karya humor dapat menyampaikan pula siratan menyindir, kritik

sosial berlapis tawa, sebagai sarana persuasi, untuk mempermudah

masuknya informasi atau pesan yang ingin disampaikan sebagai

sesuatu yang serius.67

Fungsi humor pada umumnya, baik yang bersifat seks maupun

protes sosial, utamanya berfungsi sebagai penglipur hati pendengarnya

atau penceritanya yang sedang lara. Hal ini disebabkan karena humor

dapat menyalurkan ketegangan batin mengenai ketimpangan norma-

norma masyarakat.68

Tawa atau gelak yang terjadi karena mendengar, membaca atau

menyaksikan humor dapat memelihara keseimbangan jiwa dan

66

Didiek Rahmanadji, “Sejarah, Teori, dan Fungsi Humor.” Seni dan Desain Fakultas Sastra

Universitas Negeri Malang, No. 2, 2007, h. 213-214 67

Mahmud, op. cit., h. 3. 68

Danandjaja, op. cit., h. 29-30.

Page 36: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

26

kesatuan sosial dalam menghadapi keadaan yang tidak tersangka-

sangka atau perpecahan dalam masyarakat.69

Bliss dalam James

Danandjaja menjelaskan tawa akibat mendengar humor dapat

memelihara keseimbangan jiwa dan kesatuan sosial dalam menghadapi

keadaan yang bertentangan (incongruous), keadaan yang tak

tersangka-sangka, atau percakapan masyarakat.70

Raskin menjelaskan suatu tindakan lucu (humor act) ditunjang oleh

enam faktor. Pertama, dalam suatu tindakan lucu harus ada partisipan

(peserta). Dalam tindakan lucu yang verbal harus ada penutur

(speaker) dan satu atau lebih dari satu pendengar (hearer). Penutur

dalam tindakan lucu verbal ini dapat juga digantikan oleh penulis,

penyiar radio/televisi, atau sesuatu yang dapat menggantikan penutur.

Pendengar juga dapat digantikan oleh pembaca, pendengar radio, atau

pemirsa televisi dan lain-lainnya. Dalam hal ini yang disebut sebagai

partisipan adalah manusia yang terlibat dalam tindakan lucu. Mungkin

saja partisipan menemukan sesuatu atau mendapat rangsangan lucu

dari keadaan sekelilingnya yang bukan manusia (non-human),

meskipun ada beberapa penulis humor yang menganggap itu tidak

mungkin, karena hanya manusia saja yang dapat melucu.71

Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa humor adalah

suatu rangsangan yang diawali atau dibangkitkan oleh verbal maupun

non-verbal, visual maupun audio-visual yang secara sengaja diujarkan

(dalam bentuk bahasa lisan atau tulisan), untuk membuat orang

menjadi tersenyum atau tertawa. Humor sudah banyak ditampilkan

oleh berbagai kalangan—menjadi konsumsi publik sebagai ajang

melucu dan kritik sosial.

69

Ibid. 70

Danandjaja. loc. cit. 71

Endahwarni, op. cit., h. 20

Page 37: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

27

3. Teori Humor

Ada tiga macam teori tentang humor, yakni teori psikologi, teori

antropologi, dan teori kebahasaan.

a) Teori Psikologi

1) Teori Evolusi

Teori ini dikemukakan oleh McDogall (1922), Menon

(1931), dan Dearborn (1900). Goldstein dan McGhee

menjelaskan teori berpendapat bahwa potensi tertawa dan

melucu merupakan bawaan (bult – in) dalam sistem mekanisme

syaraf dan mempunyai fungsi adaptif (menyesuaikan diri dan

menjaga keseimbangan). Humor dianggap telah muncul sejak

awal kehidupan manusia, sebelum proses kognitif yang

kompleks terbentuk. Humor merupakan fenomena universal

yang mempunyai manfaat. Humor dianggap baik dan berguna

untuk tubuh karena humor dapat menjaga keseimbangan,

menstabilkan tekanan darah, memudahkan pencernaan,

melonggarkam sistem syaraf dan menciptakan perasaan sehat.

2) Teori Superioritas

Menurut teori ini asal atau sumber humor adalah

“kelebihan” atau “keunggulan” atas orang atau pihak lain.

Kegembiraan akan timbul bila seseorang membandingkan

dirinya dengan orang lain yang lebih tidak menguntungkan

posisinya. Adanya sindiran, hinaan, atau tertawaan terhadap

tindakan yang bodoh atau memalukan diri orang lain

merupakan hal yang bersifat sentral dalam teori ini.

3) Teori Inkongruitas

Humor terjadi bila ada “pertemuan” antara ide-ide atau

situasi yang bertentangan atau bertolak belakang sehingga

terjadi penyimpangan dari ketentuan-ketentuan yang lazim.

Menurut Spencer, humor akan terjadi bila ada peningkatan

Page 38: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

28

inkongruitas; bila sebaliknya yang terjadi, yang akan muncul

bukan humor, melainkan rasa heran.

4) Teori Kejutan (Surprise Theory)

Teori ini beranggapan bahwa “kejutan”, “pendadakan”,

atau “ketiba-tibaan” merupakan kondisi yang dapat

menimbulkan humor. Ada sedikit persamaan antara teori

inkongruitas dan teori kejutan. Keduanya mengandung

penyimpangan dari hal-hal yang rutin yang terjadi secara tiba-

tiba.

5) Teori Ambivalensi

Teori ambivalensi menekankan adanya perasaan atau emosi

yang berbeda atau bertolak belakang. Bila timbul emosi atau

perasaan yang bertentangan (misalnya dengan perasaan

pertama), situasi ini potensial untuk melahirkan humor.

6) Teori Kelepasan (Release) dan Keringanan (Relief)

Fungsi humor, menurut teori ini, membebaskan orang dari

keterkungkungan dan dari perasaan yang tidak enak atau

penderitaan; atau, dengan kata lain, melepaskan manusia dari

“tekanan” yang berlebihan.

7) Teori Konfigurasi

Jika dibandingkan dengan teori inkongruitas, teori ini

mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya ialah

teori inkongruitas dan teori konfigurasi menekankan aspek-

aspek kognitif dan perseptual humor. Perbedaannya, pada teori

inkongruitas adanya ketidakterkaitan (disjointedness)

merupakan sumber humor, sedangkan pada teori konfigurasi

adanya keterkaitan (falling into place) sebagai penyebab

humor. Menurut teori ini, adanya peningkatan pemahaman

terhadap situasi yang ada akan memunculkan apresisi secara

tiba-tiba. Ketika disajikan, materi (bahan) tersusun dalam satu

cara, tetapi kemudian tampak tersusun dalam cara lain.

Page 39: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

29

8) Teori Psikoanalisis

Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Menurut

Freud, hal-hal yang menyenangkan cenderung untuk menjurus

kepada pelepasan energi kejiwaan. Bila energi terbentuk,

misalnya karena pikiran diarahkan ke objek tertentu, tetapi

energi tersebut tak dapat dimanfaatkan, maka energi tersebut

mungkin dapat dilepaskan melalui humor.

Freud membedakan komik, humor, dan wit, berdasarkan

motivasi yang melahirkan. Komik merupakan lelucon tanpa

motivasi karena kelucuan didapatkan dari teknik melucu saja.

Humor dan wit digolongkan ke dalam lelucon yang

bermotivasi, misalnya motivasi untuk menggoda atau

menertawakan orang. Humor lebih sederhana dan lebih mudah

ditangkap, sedangkan wit merupakan humor yang

membutuhkan daya intelektual.

b) Teori Antropologi

Humor pada umumnya terjadi di antara sekelompok

manusia, setidak-tidaknya di antara dua orang insan. Humoris

dan pendengar humor haruslah berada dalam situasi atau ikatan

tertentu agar humor itu dapat terjadi.

c) Teori Kebahasaan

Victor Raskin menulis sebuah artikel berjudul “Jokes”

dalam majalah Phsychology Today telah mengemukakan

sebuah teori humor yang berdasarkan linguistik (ilmu

kebahasaan). Teori tersebut bernama Script-based semantic

throry (teori semantik berdasarkan skenario). Berdasarkan teori

ini, tingkah laku manusia ataupun kehidupan pribadinya telah

terpapar dan terekam dalam sebuah “peta semantis”,

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada peta tersebut

Page 40: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

30

akan merusak keseimbangan dan akan menimbulkan

kelucuan.72

4. Klasifikasi Humor

a. Klasifikasi Freud

Freud dalam Endahwarni membagi tindakan lucu

berdasarkan dua kriteria yaitu motivasi dan topik. Berdasarkan

motivasinya, Freud membagi lagi tindakan lucu menjadi tiga

macam, yakni, (a) comic, (b) humor, (c) wit. Berdasarkan

topiknya, tindakan lucu juga dibagi tiga, yakni, (a) sexual, (b)

ethnic, dan (c) political.73

Comic adalah tindakan lucu yang umumnya tidak

mengandung motivasi untuk mengolok-olok, mengejek, atau

menyinggung perasaan. Kelucuannya hanya diperoleh melalui

teknik melucu saja, seperti permainan kata yang berupa teka-teki.74

Humor adalah tindakan lucu yang memakai motivasi, karena

humor dipakai sebagai pelepasan emosi.75

Wit adalah tindakan lucu

yang memiliki motivasi tetapi wit umumnya mengandung sifat

yang lebih intelek dan dengan demikian membutuhkan kecerdasan

serta ketangkasan berpikir cepat dari mereka yang mendengar atau

membacanya. Kegagalan menangkap maksud yang terselip dalam

wit ini akan mengakibatkan tindakan lucu ini tidak terungkap

kelucuannya.76

Berdasarkan topiknya, humor terdiri dari seks, etnik, dan

politik. Humor seks yaitu yang topiknya menyangkut seks dengan

segala perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya. Humor

etnik yaitu humor yang topiknya adalah suku bangsa, bangsa atau

72

Yunus, op. cit., h. 6-11 73

Sigmund Freud, “Humour”, International Journal of Psychoanalysis, Vol.9, 1928, h. 1-6 74

Endahwarni, op. cit., h. 24 75

Ibid., 76

Ibid., h. 25

Page 41: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

31

tokoh tertentu dari suatu bangsa. Humor politik yaitu humor yang

topiknya mengenai topik politik, tokoh pemerintahan atau

kehidupan masyarkat di bawah pemerintahan atau rezim.77

b. Klasikasi Raskin

Raskin membagi tindakan lucu berdasarkan motivasi dan

teknik. Seperti dinyatakan sebelumnya, berdasarkan motivasi

Freud membagi tindakan lucu menjadi tiga, yakni, comic, humor,

dan, wit. Raskin yang juga memakai istilah motivasi, membagi

tindakan lucu menjadi dua, yakni, unintended humor dan intended

humor. Sedangkan humor berdasarkan teknik terdiri dari ridicule,

riddle, conundrum atau punning riddle, pun, dan suppression atau

repression humor.

Untintended humor adalah humor yang natural, spontan,

dan yang dirasakan. Humor ini terjadi apabila seseorang

melakukan suatu tindakan verbal maupun non-verbal yang

kemudian dirasakan oleh yang mendengar ataupun yang

mengamati sebagai suatu tindakan lucu, biasanya tanpa diduga

oleh pelaku atau pembicara bahwa tindakan itu lucu; jadi

pembicara tidak mempunyai maksud untuk melucu.78

Sedangkan,

intended humor adalah tindakan lucu yang terjadi karena pelaku

atau pembicara memang bermaksud melucu dan berupaya untuk

melucu; jadi tindakan lucu ini memang sengaja diciptakan.

Tindakan lucu yang sengaja diciptakan ini bertujuan untuk

mengejek, mencemoohkan, dan menertawakan.79

Ridicule adalah humor yang berisi ejekan, tertawaan,

cemoohan dan sebagainya. Ridicule dibagi menjadi dua yaitu non-

verbal dan verbal. Riddle adalah teknik humor yang berisi teka-teki

77

Yuyun Yuniarsih, “Unsur Humor dalam Buku „Ibtasim Karya „Aidh Al-Qarni”, Skripsi pada

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Studi Arab. Depok, 2011. h. 19 78

Endahwarni, op. cit., h. 30-31 79

Ibid.,

Page 42: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

32

dengan jawaban yang tidak diharapkan, sehingga menimbulkan

kelucuan. Conundrum atau punning riddle adalah teka-teki yang

bersifat permainan kata. Pun adalah permainan kata-kata yang

murni, bukan berupa teka-teki yang ada pada beberapa

kebudayaan. Suppression atau repression humor adalah suatu

tindakan lucu yang timbul karena ada penekanan dan penindasan.80

c. Klasifikasi Brunvand

Brunvand membagi tindakan lucu berdasarkan topiknya

yang terdiri dari tiga bagian yakni (a) jokes about sex (humor seks),

(b) jokes about nationalities (humor suku bangsa) dan (c) jokes

about religions (humor agama).81

5. Penyajian Humor

a. Humor dapat disajikan dalam bentuk gerak-gerik saja seperti yang

dilakukan pelawak Charlie Chaplin dan Mr. Bean; serta para badut

lainnya. Hanya para badut biasanya dilengkapi dengan kostum

tertentu.

b. Humor yang disajikan dalam bentuk gambar, baik dilengkapi

dengan teks dialog maupun tidak. Humor dalam bentuk gambar

saja tanpa teks dialog ditemukan dimuat di koran Media Indonesia

sewaktu masyarakat demam sepak bola dunia Juni-Juli 2006.

Penyajian humor dalam bentuk gambar dan teks dialog atau

komentar verbal dapat kita jumpai dalam berbagai surat kabar dan

majalah. Seperti Kompas Minggu, Media Indonesia, Poskota,

Harian Terbit, dan lain-lain.

c. Humor yang disajikan dengan gerak-gerik dan dialog; kiranya

dilengkapi pula dengan kostum yang aneh-aneh. Model ini lazim

80

Ibid., 31-33 81

Endahwarni, Op., cit., h. 23-34.

Page 43: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

33

dilakukan oleh para pelawak di atas panggung, maupun melalui

layar televisi.

d. Humor yang disajikan dalam bentuk narasi dan cerita, baik

dilengkapi dengan dialog maupun tidak. Di dalam buku ini, model

humor inilah yang banyak ditemui.

e. Humor yang disajikan dalam bentuk dialog singkat atau tanya-

jawab singkat.

f. Humor yang disajikan dalam bentuk drama komedi. Model ini

banyak disajikan oleh stasiun televisi yang ada di Jakarta, seperti

komedi Bajaj Bajuri.

g. Humor yang disajikan dalam bentuk grafiti, yaitu coret-coret di

dinding atau tempat lain. Model ini mencoba mengotak-atik huruf

sedemikian rupa sehingga mengundang senyum.82

Berdasarkan tiga jenis klasifikasi humor yang telah dikemukan di

atas yakni klasifikasi Freud, Raskin dan Brunvand. Ketiga klasifikasi

tesebut memiliki persamaan dan perbedaannya. Pada klasifikasi Freud,

humor dibagi berdasarkan motivasi dan topik. Sedangkan pada klasifikasi

Raskin, humor dibagi berdasarkan motivasi dan teknik. Dari sini dapat

terlihat persamaan antara klasifikasi Freud dan Raskin yakni sama-sama

membagi humor berdasarkan motivasi pelakunya (pembicara atau penulis

humor). Selain pembagiannya berdasarkan motivasi, Freud membagi

humor berdasarkan topik, sedangkan Raskin berdasarkan teknik dan inilah

yang menjadi perbedaannya. Selain klasifikasi Freud dan Raskin, ada juga

klasifikasi Brunvand yang membagi humor berdasarkan topiknya. Dalam

hal ini, ada persamaannya dengan klasifikasi Freud yang juga membagi

humor berdasarkan topiknya. Perbedaannya adalah pada klasifikasi Freud

membagi tiga topik yaitu tentang seks, etnik, dan politik. Sedangkan

Brunvand membagi topik menjadi seks, suku bangsa/etnik dan agama.

82

Chaer, op.cit., h. xviii-xx.

Page 44: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

34

Demikian klasifikasi humor di atas yang akan penulis gunakan

sebagai analisis di BAB IV pembahasan mengenai jenis-jenis humor

dalam kumpulan cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya SGA.

Dalam penelitian ini untuk mempermudah menganalisis, penulis akan

membagi klasifikasi humor berdasarkan bentuk humornya (motivasi),

tekniknya dan topik humornya yang dirangkum dari klasifikasi Freud,

Raskin dan Brunvand menjadi sebuah sistem klasifikasi acuan yang akan

penulis gunakan sebagai acuan model menganalisis data serta disesuaikan

dengan isi cerpen sebagai data atau objek kajiannya. Dalam penyajian

struktur pada analisisnya akan dibagi ke dalam 3 (tiga) bagian yakni jenis

ujaran humor berdasarkan tokoh utama, tokoh tambahan dan

penggambaran latar, yang kemudian di dalamnya dibahas motivasi, teknik

dan topik humor.

C. Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra yang dilakukan di sekolah memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis, analitis dan pemecahan

masalah. Model pembelajaran, pendekatan, strategi dan sarana terbaik

yang diberikan kepada siswa, tentu akan semakin menujang siswa untuk

fokus tentang apa yang sedang dipelajari. Siswa bisa mendapatkan

pelajaran yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sastra mampu membuat peserta didik berpikir kritis dan memiliki

kepekaan terhadap gejala sosial.

Manfaat dalam pengajaran sastra salah satunya yaitu membantu

keterampilan berbahasa. Terdapat keterampilan dalam berbahasa, di

antaranya menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan

pengajaran sastra dalam kurikulum berarti akan membantu siswa berlatih

keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis yang masing-

masing memiliki kaitan yang erat. Siswa berlatih keterampilan menyimak

dengan mendengarkan suatu karya sastra yang dibacakan oleh guru atau

Page 45: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

35

teman di kelas. Siswa juga dapat berlatih berbicara dengan ikut berperan

dalam suatu drama. Siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca

dengan membacakan puisi atau prosa. Kemudian, siswa juga dapat

mendiskusikannya dengan mencatat hasil diskusi tersebut sebagai latihan

keterampilan menulis dalam pembelajaran sastra.83

Apabila kita dapat merangsang siswa untuk memahami fakta-fakta

dalam karya sastra, lama-kelamaan siswa itu akan sampai pada realisasi

bahwa fakta-fakta itu sendiri tidak lebih penting dibanding dengan

keterkaitannya satu-sama-lain sehingga dapat saling menopang dan

memperjelas apa yang ingin disampaikan lewat karya sastra.84

Pembelajaran sastra tentu akan menarik jika menggunakan strategi

pembelajaran yang tepat. Sastra mampu membuat peserta didik mengolah

masalah-masalah dalam sebuah teks sehingga didapatkan nilai-nilai moral

yang tentu saja relevan dengan kehidupan bermasyarakat.

Sapardi D. Damono menyarankan agar apresiasi sastra dimulai dari

membaca karya sastra. Apresiasi berarti penghargaan berdasarkan

penghayatan; tersirat makna hubungan langsung antara pembaca dan karya

sastra sebab apresiasi tidak tercapai tanpa hubungan seperti itu. Semua itu

dapat terwujud jika guru mampu memberikan dorongan kepada siswa

untuk mau mengenal sastra. Memberikan pengertian bahwa sastra sebagai

hal menyenangkan, bukan suatu yang pelik.85

Setiap guru hendaknya selalu menyadari bahwa setiap siswa adalah

seorang individu dengan kepribadiannya yang khas, kemampuan, masalah

dan kadar perkembangannya masing-masing yangkhusus. Oleh karena itu

penting sekali kiranya memandang pengajaran sebagai proses

pengembangan individu secara keseluruhan.86

83

B. Rahmanto. Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), hlm. 17.

84Ibid.,

85Sapardi Djoko Damono, “Sastra di Sekolah”, Susastra 5 Jurnal Ilmu Sastra dan Budaya, Vol.3,

No.5, 2007, h.7-5 86

Rahmanto, Ibid., h. 19

Page 46: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

36

Secara terinci tujuan pengajaran sastra terbagi menjadi dua bagian

yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu agar

siswa mengenal cipta sastra dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

terkait dengannya serta mampu memberi tanggapan, menanyakan,

menyelesaikan tugas, mengunjungi kegiatan sastra, dan menyatakan

ketertarikan dengan memilih kegiatan sastra di antara kegiatan lain yang

disediakan. Sedangkan untuk tujuan jangka panjang yaitu terbentuknya

sikap positif terhadap sastra dengan ciri siswa mempunyai apresiasi tinggi

dan menerapkannya dalam fase kehidupannya.87

Jadi, kesimpulannya bahwa karya sastra selain dapat memberikan

wawasan dan kelimuan kepada para peserta didik, pembelajaran sastra

juga mampu menanamkan nilai-nilai karakter yang baik melalui teks-teks

sastra. Selain itu, peserta didik akan terlatih untuk bersikap kritis dan

kemampuan merasa terhadap teks sastra yang dibacanya—harapannya

sikap kritis dan responsif ini juga berlaku di kehidupan sehari-hari saat

para peserta didik menangkap gejala-gejala sosial dalam aktivitas

kesehariannya.

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pertama, yakni penelitian berjudul Konflik Sosial

dalam Kumpulan Cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah Karya Seno

Gumira Ajidarma Periode 2002-2013. Penelitian ini disusun oleh Lia

Novita Sari pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Malang. Penelitian ini mengangkat persoalan konflik sosial pada cerpen

Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma

menggunakan pendekatan Sosiologi Sastra. Data yang didapatkan berupa

gambaran konflik sosial pada cerpen periode 2002-2013. Hasil penelitian

87

Esti Ismawati, Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: Ombak, 2013), h. 30.

Page 47: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

37

ini berupa bentuk-bentuk konflik sosial antarpribadi, antar kelompok, dan

antarkelas sosial.88

Penelitian yang kedua, yakni penelitian yang berjudul Kritik

Adjidarma dalam empat cerpen: Tentang Gender dan Keliyanan.

Penelitian ini disusun oleh Resti Nurfaidah, Balai Bahasa Jawa Barat.

Penelitian ini membahas tentang kritik sosial Seno Gumira Ajidarma pada

empat cerpen yaitu “Pelajaran Mengarang”, “Sepotong Senja untuk

Pacarku”, “Telinga”, dan “Maria” yang berfokus pada konsep konflik

gender dan keliyanan. Berlandaskan pada konsep gender Holmes dan

keliyanan Callavaro, hasil penelitian ini berupa konflik gender tertuju pada

inferioritas dan superioritas.89

Penelitian yang ketiga, yakni penelitian yang telah dilakukan oleh Sari

Endahwarni dalam tesisnya yang telah diterbitkan oleh Fakultas Sasrtra

Universitas Indonesi yang berjudul Kosa Kata Ungkapan Humor Srimulat.

Tesis yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku ini pun menjadi referensi

penulis selama menyusun tugas akhir ini—sebagai suatu referensi

terutama di bagian landasan teori. Endahwarni menulis penelitian ini

menggunakan jenis-jenis humor berdasarkan klasifikasi Freud dan Raskin

dalam menganalisis dialog-dialog humor Srimulat.90

Penelitian yang keempat, yakni penelitian yang berjudul Unsur Humor

dalam Buku ‘Ibtasim Karya Aidh Al-Qarni. Penelitian ini disusun oleh

Yuyun Yuningsih, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Sama

halnya dengan Endahwarni, penelitian yang dilakukan oleh Yuyun

menggunakan klasifikasi Freud, Raskin dan Brunvand (Endahwarni tidak

menggunakan ini). Penelitian ini mengkaji humor yang terdapat dalam

88

Lia Novita Sari, “Konflik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah Karya

Seno Gumira Ajidarma Periode 2002-2013”, Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Malang, 2015. 89

Resti Nurfaidah, “Kritik Adjidarma dalam Empat Cerpen: Tentang Gender dan Keliyanan.”

Jurnal Suar Betang. Volume 12. Nomor 2, 2017. 90

Sari Endahwarni, Kosa Kata dan Ungkapan Humor Srimulat, (Depok: Fakultas Sastra

Universitas Indonesia, 1994).

Page 48: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

38

buku Ibtasim ‘Karya Aidh Al-Qarni menggunakan analisis klasifikasi

Freud, raskin dan Brunvand serta penyebab terjadinya humor.91

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tidak menemukan penelitian

yang khusus menganalisis Humor dalam Kumpulan Cerpen Senja dan

Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma . Maka dari itu,

penulis akan mendeskripsikan unsur-unsur humor berdasarkan motivasi,

teknik dan topik yang terdapat dalam kumpulan cerpen tersebut. Peneliti

juga menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam kumpulan

cerpen tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif.

91

Yuyun Yuniarsih, “Unsur Humor dalam Buku „Ibtasim Karya „Aidh Al-Qarni”, Skripsi pada

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Studi Arab. Depok, 2011. h. 19

Page 49: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

39

BAB III

BIOGRAFI PENGARANG DAN PANDANGAN HIDUP

A. Biografi Pengarang

Seno Gumira Ajidarma (SGA) dilahirkan di Boston, Amerika

Serikat, pada tanggal 19 Juni 1958. Ia menulis sejak duduk di bangku

SMA tahun 1974. Tulisan pertamanya berupa puisi yang dimuat pada

majalah Aktuil asuhan Remi Sylado. Ia juga mengirimkan puisinya ke

majalah Horison dan dimuat. Cerpennya yang pertama berjudul “Sketsa

dalam Satu Hari” dimuat di surat kabar Berita Nasional. Seno

menyelesaikan studi sarjananya di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan

Film.92

Dengan menggunakan nama Mira Sato ia sempat menerbitkan

kumpulan puisi Granat dan Dinamit (1975, bersama Ajie Sudarmadji

Mukhsin), Mati Mati Mati (1975), Bayi Mati (1978), Catatan-catatan

Mira Sato (1978).93

Seno Gumira Ajidarma yang selanjutnya dalam

penelitian ini disebut SGA, dibesarkan di Yogyakarta, dan memulai

kegiatan berkeseniannya saat berusia 17 tahun dengan bergabung bersama

Teater Alam pimpinan Azwar A.N. Sejak itu, ia terlibat serius di dunia

kesenian, khususnya kesusastraan dengan menghasilkan karya tulis dalam

bentuk puisi, cerita pendek, dan esai. Tahun 1977, SGA hijrah ke Jakarta

dan kuliah di Departemen Sinematografi Lembaga Kesenian Jakarta (kini

Institut Kesenian Jakarta).94

Sambil kuliah, SGA juga bekerja sebagai wartawan lepas beberapa

surat kabar ibukota, antara lain, harian Merdeka. Selanjutnya, SGA juga

menerbitkan majalah kampus Cikini, majalah film Sinema Indonesia

(1980), dan mingguan Zaman (1983—1984). Ia pun pernah menjabat

92

Ricky A. Manik, “Pengaruh Karya Seno Gumira Ajidarma pada Cerpen Agus Noor”, Mlangun

Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan, Vol. 12, 2016, h. 523 93

Korrie Layun Rampan,. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia. Jakarta: PT Grasindo, 2000, h.

611 94

Ensiklopedia Sastra Indonesia (Jilid 3 R-Z)

Page 50: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

40

sebagai redaktur pelaksana majalah Jakarta (1985—1992). SGA

melanjutkan studi S2 di program pascasarjana, Fakultas Ilmu Budaya, UI

dengan Jurusan Filsafat dan selesai pada tahun 2002. Kemudian, ia

melanjutkan studi doktornya di FIB-UI hingga lulus dengan

mempertahankan disertasinya tentang komik Indonesia (2006).95

Kumpulan sajaknya: Granat dan Dinamit (bersama Ajie Sudarmaji

Muksin, 1975) , Mati Mati Mati (1975), Bayi Mati (1978), dan Catatan-

Catatan Mira Sato (1978). Kumpulan cerpennya Manusia Kamar (1987),

Penembak Misterius (1993), Saksi Mta (1994), Dilarang Menyanyi di

Kamar Mandi (1995), Sebuah Pertanyaan untuk Cinta (1996), Negeri

Kabut (1996), Iblis Tidak Pernah Mati (1999), dan Atas Nama Cinta

(1999), Dunia Sukab (2001). Bukunya yang lain: Jazz, Parfum, dan

Insiden (novel, 1996), Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara

(esai, 1997), dan Wisanggeni Sang Buronan (2000).

Kumpulan cerita pendek Saksi Mata (1995) memperoleh

penghargaan penulisan karya Sastra dari Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa. Tahun 1997, SGA menerima Hadiah Sastra

ASEAN (South East Asia Write Award) untuk kumpulan cerpennya

Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi. Cerpennya yang berjudul Pelajaran

Mengarang terpilih sebagai cerpen terbaik dari seluruh cerpen yang dipilih

Kompas pada tahun 1993. Cerpen ini mendapat perhatian banyak

pengamat sastra. Cerpen-cerpennya yang lain menjadi langganan terpilih

sebagai cerpen pilihan Kompas.96

Atas prestasinya di bidang penulisan cerita pendek, SGA mendapat

penghargaan dari Radio Arif Rahman Hakim (ARH) untuk cerpennya

Kejadian (1977), dari majalah Zaman untuk cerpennya Dunia Gorda

(1980) dan Cermin (1980, dari harian Kompas untuk cerpennya Midnight

Express (1990) dan Pelajaran Mengarang (1993), dan dari harian Sinar

Harapan untuk cerpennya Segitiga Emas (1991). Novel Seno yang

95

Manik. loc. cit. 96

Ensiklopedia Sastra Indonesia (Jilid 3 R-Z)

Page 51: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

41

berjudul Negeri Senja (2003) berhasil mendapatkan Khatulistiwa Literary

Award (2004), dan satu tahun kemudian SGA juga mengulang sukses

yang sama lewat novelnya Kitab Omong Kosong (2004) mendapatkan

hadiah Khatulistiwa (2005).97

Kiprahnya di dunia literasi, membawa SGA mendapatkan beberapa

banyak penghargaan, seperti cerpen berjudul “Saksi Mata” mendapat

penghargaan Dimny O'Hearn Prize for Translation, di Australia, tahun

1977. Cerpen berjudul “Midnight Express” dan “Pelajaran Mengarang”

mendapat penghargaan dari Harian Kompas, pada tahun 1990 dan 1993.

Selain itu, SGA mendapat penghargaan atas cerpennya berjudul “Saksi

Mata” sebagai Penulisan Kreatif dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta, tahun 1995.

Kumpulan cerpennya “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi” mendapat

penghargaan South East Asia Write Award,di Bangkok, Thailand, tahun

1997, hingga memperoleh penghargaan dari Chatulistiwa Literary Award

tahun 2005 dan lain-lain.98

B. Pandangan Hidup

SGA dikenal sebagai seorang tokoh masyarakat yang multitalenta:

seniman, budayawan, sastrawan, akademisi, dan lain-lain. Karya-karyanya

selalu berkualitas prima dengan tingkat kedalaman aspek intrinsik yang

luar biasa. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kritik

pada pemerintahan masa itu (Orde Baru) selalu muncul dalam karya SGA.

Namun, kritik tersebut tersembunyi di balik kepiawaiannya dalam

mengolah dan merangkaikan kata menjadi cerita atau karya lain yang

berkualitas prima.99

97

Manik, op. cit., h. 524 98

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Kategori Pengarang, , 2018, h. 20.

(http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Seno_Gumira_Ajidarma) 99

Manik, loc. cit

Page 52: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

42

Karya-karya Seno meliputi laporan jurnalistik, cerpen, kritik, film,

puisi dan novel. Tema dan gaya karya-karyanya beragam dan kompleks,

kerap menggabungkan genre-genre yang secara tradisional terpisah.

Seperti yang ditulis Pam Allen, gaya Seno “bertukar-tukar antara realisme,

fantasi, dan reportase, seringkali dalam tradisi posmodernisme, menyusun

beragam gaya dalam satu karya.100

Tokoh-tokoh dalam beberapa cerita SGA bersifat posmodern. Ciri-

ciri utama penokohan dalam fiksi posmodern yaitu kepribadian yang tidak

stabil atau bergeser, kurangnya kedalaman psikologis, dan kepribadian

yang membingungkan atau paradoks. Teori posmodern dalam penokohan

telah menegaskan prinsip dasar yang dimiliki masing-masing tokoh, dan

bukan berupa diri yang tunggal, bersatu, dan koheren. Ada tahapan

berbeda berkenaan dengan masalah “tokoh” dalam fiksi posmodern.

Tokoh yang datar dan berkepribadian bebas berarti posmodern, sedangkan

tokoh yang perilaku dan pikirannya dibatasi oleh intervensi pengarang

merupakan contoh sebuah teks posmodern, tapi bukan secara khusus sifat

posmodern itu sendiri. Tetap memungkinkan bagi pengarang untuk

mengeksplorasi sebuah kepribadian dan identitas tokoh hanya untuk

menghalangi kebebasan dasar si tokoh dangan cara yang mengarahkan

pembaca pada ide cerita.101

Dalam dunia cerita pendek Seno, segalnya bisa

terjadi. Pendekar yang berloncatan dari atap rumbia,

percintaan semalam di kamar hotel merah dengan

pemandangan lampu-lampu kotak kisah romantis dari balik

seorang pekerja seks komersial yang di temboknya

tertempel poster Rhoma Irama, cerita anak perempuan

seorang pelacur yang bingung ketika harus menulis

karangan tentang pekerjaan ibunya, sampai pemandangan

100

Andy Fuller, Sastra dan Politik: Membaca Karya-karya Seno Gumira Ajidarma, (Yogyakarta:

INSIST Press, 2011), h. 10 101

Ibid., h. 81

Page 53: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

43

senja yang dalam bahasa Seno adalah “indah, begitu indah,

bagaikan tiada lagi yang lebih indah.”102

SGA telah menguasai beberapa kaidah fiksi modern dengan

menggunakan penokohan yang identitasnya mengalir. Dia

menunujukan pluralitas pribadi-pribadi.103

Pada periode pertama (1978-1981). Seno alias Mira Sato

(nama pena yang kemudian jarang ia sebut-sebut lagi) menyukai

tema-tema eksistensial, seperti tampak dalam “Manusia Kamar.”

Tokoh cerita adalah seseorang yang telah menyerap begitu banyak

pengetahuan dari buku-buku seperti spons, sampai akhirnya

menjadi muak pada peradaban dan enggan bertemu dengan

manusia lain. SGA juga senang bermain-main dengan interplay

identitas pengarang dan tokoh.104

Sudah sejak dulu, SGA menggemari gaya open-ending. Di

satu sisi, ia memberi kesempatan bagi pembaca untuk kreatif

berimajinasi mengakhiri cerita sesuai selera. Di sisi lain, pembaca

senang didongengi sampai tuntas akan bersungut-sungut karena

merasa cerita itu terasa menggantung atau nanggung. Gambaran

awal minat SGA pada persoalan sosial juga telah tampak dalam

cerpen-cerpen seperti “Tetangga” dan “Malam Panjang No19”105

Sejak awal membaca ragam karya SGA, peneliti acap kali

disuguhkan cerita bernuansa humor. Humor seperti tubuh dalam

cerita-cerita SGA. Meskipun cerita bertema sosial, kemanusiaan

bahkan kepribadian tokoh, rupanya SGA senang sekali

membungkusnya dengan humor yang tersirat. Melalui humor, SGA

102

Seno Gumira Ajidarma, Senja dan Cintra yang Berdarah, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas,

2014), h. xii-xiii 103

Ibid., h. 87-88 104

Ibid., 105

Ibid., h. xiv

Page 54: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

44

menyuguhkan kritik sosial yang membuat kita „berpikir ulang‟

lantas mengiyakan realitas.

Pada periode kedua kepengarangannya (198-1990), Seno masih

bertahan pada tema-tema eksistensialisme. Hal ini dibuktikan adalah

cerpen “Sarman”106

Selain itu, tema-tema eksistensialisme ditemukan pula

pada cerpen yang akan peneliti bahas yakni “Helikopter”, “Guru Sufi” dan

“Karangan Bunga.”. Tema eksistensialisme bermuara tentang eksistensi

seorang tokoh—sudut yang paling mencolok dan keakuan, sekaligus

melalui perwatakan tokoh-tokohnya menjadi refresentasi orang-orang

Indonesia: SGA menuliskan ketiga cerpen ini dengan nada sindiran penuh

ironi meski dibalut nuansa humor.

Kemampuan Seno dalam menampilkan kompleksitas

pengalaman “menjadi orang Indonesia” melalui gaya

bahasanya yang lugas. Karakter-karakternya misterius dan

kerap terkucil dari lingkungan mereka. Cerita-cerita SGA

melahirakan banyak emosi, gagasan, dan tradisi saling

bertentangan yang terdapat dalam apa yang saya bayangkan

sebagai Indonesia.107

Cerpen-cerpen Seno, baik yang berupa eksprolasi metafisik (seperti

Negeri Kabut, Manusia Kamar) maupun kritik sosial atas Indonesia

kontemporer (seperti Saksi Mata, Iblis Tak Pernah Mati) menyediakan

titik awal yang sangat baik untuk memahami sastra Indonesia mutakhir.

Karya-karyanya dipublikasikan di berbagai koran, majalah, jurnal

nasional, dan memperoleh sambutan yang positif dari para kritikus.

Marshall Clark melihat betapa Seno mampu menyelipkan “komentar sosial

tajam”, baik dalam cerpen-cerpen realis maupun antirealis karyanya. Ia

memiliki imajinasi surealis yang sangat liar, kemampuan menarik gagasan

secara terampil, baik dari tradisi lokasl maupun budaya populer asing, dan

106

Ibid., h. xiv 107

Fuller, op. cit., h. 9

Page 55: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

45

kemampuan mengkritik penguasa otoriter dengan bahasa yang seringkali

nyaring terkadang lebih subtil dan tidak langsung.108

SGA sangat piawai menggunakan gaya kepenulisan fragmentaris,

dan inilah yang membuat cerpen-cerpennya selalu meninggalkan kesan

mendalam. Ibarat masakan, potongan-potongan adegan dalam cerpen Seno

diramu dengan bumbu keteganagan dan romantisme yang pas sehingga tak

berlebihan. Beberapa kritikus menyebut cerpen-cerpen SGA sebagai

“cerpen suasana” atau “sastra koran”.109

SGA memang lebih umum dikenal sebagai seorang cerpenis,

kiprahnya dalam dunia literasi tidak diragukan lagi.

“Boleh bisa apa saja, termasuk menulis. Boleh tidak bisa

apa saja, kecuali menulis”

Itulah jawaban Seno Gumira Ajidarma ketika suatu hari

saya iseng bertanya bagaimana cara jadi pengarang hebat.

di antara obrolan kami seputar dunia kepenulisan, kalimat

ini yang paling saya ingat. Saya baru menyadari, kalimat

tersebut rupanya tentang konsistensi. Apa pun pekerjaan

kita, menulis adalah soal memberi makna eksistensi dan

nasihat ini tidak hanya ia brikan untuk seseorang yang baru

belajar menulis, tetapi juga untuk dirinya sendiri.110

Selain itu pada buku terbarunya Obrolan Sukab, SGA menulis

kolom—yang ia sebut “skestsa masyarakat”. Seperti pada kutipan di buku

tersebut.

Tulisan dalam kumpulan ini dimaksudkan sebagai kolom, yang

pernah muncul tiga minggu sekali dalam rubrik “Udar Rasa” di

Harian Kompas. Sejak awal 2016 sampai awal 2018. Bahwa

bentuknya speerti fiksi, karena acuannya memang sub-genre kolom

yang dikenal sebagai “sketsa masyarakat”: pengungkapan santai,

kadang jenaka, tentang suatu topik, yang bisa saja serius, misalnya

kebijakan pemerintah, atau situasi politik, dengan latar belakang

kehidupan sehari-hari.111

108

Ibid., h. 10-11 109

Ajidarma, op. cit., h. xvi-xvii 110

Ibid., h. xi 111

Seno Gumira Ajidarma, Obrolan Sukab. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2019. h. vii

Page 56: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

46

Secara garis besar, karya-karya fiksi Seno Gumira Ajidarma

terbagi dalam dua kategori. Pertama, berupa karya-karya yang cenderung

tidak terbebani oleh fungsi referensialnya atau karya yang tidak perlu

dihubung-hubungkan dengan dunia ekstra-tekstual; dan kedua, karya-

karya yang cenderung dominan akan pemanfaatan fungsi referensialnya,

acuan realitasnya, atau peristiwa historisnya. Cerpen-cerpennya yang

terdapat dalam antologi Penembak Misterius, Saksi Mata, Matinya

Seorang Penari Telanjang, Iblis Tidak Pernah Mati, dan Dunia Sukab

memiliki kecederungan memanfaatkan acuan peristiwa-peristiwa realitas

sebagai dasar penceritaannya. Demikian halnya pada roman Jazz, Parfum

& Insiden.112

Karya fiksi Seno telah dijadikan sumber penelitian oleh banyak

akademisi. Micheal Bodden dan Marshall Clark telah “meluangkan

tempat” untuk memahami karya fiksi Seno. Clark telah membahas

mikronarasi dan hubungan sosial Seno dalam “Seno Gumira Ajidarma: An

Indonesian Imagining East Timor”. J.Joseph mendeskripsikan perlawanan

Seno terhadap Orba berdasarkan cerita Semangkin (d/h Semakin).113

SGA pernah menyebut bahwa ia banyak menulis cerpen karena

hanya itu yang bisa diupayakan di sela-sela pekerkerjaannya yang padat.

Jika punya waktu lebih panjang, ia akan menulis novel atau roman,

terbukti dalam Jazz, Parfum dan Insiden (1996). Seno memberi kesan

seolah-olah panjang atau pendek cerita hanyalah soal teknis.114

Karya-karya SGA memiliki dimensi yang bisa dikaji oleh berbagai

pendekatan. Salah satunya humor. Selain menjadi pendekatan dan analisis,

humor seakan menjadi hal yang „ada‟ dalam cerpen-cerpen humor, meski

112

Nurhadi. “Aspek Kekerasan Sebagai Refleksi Kondisi Sosial Politik dalam Karya-karya Fiksi

Seno Gumira Ajidarma.” Artikel nomor 60 disampaikan pada ujian terbuka S3 di Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: 2010, h. 1 113

Fuller, op. cit., h. 57 114

Seno Gumira Ajidarma, Senja dan Cintra yang Berdarah, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas,

2014), h. xvi

Page 57: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

47

demikian kehadirannya bisa tersirat maupun tersurat. Humor adalah cara

SGA menampilkan kritik-kritik tajam pada kondisi sosial, moral, dan

kajian psikoanalisis yang sifatnya eksistensial.

Page 58: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

146

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Kumpulan

Cerpen Senja dan Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma

yang terfokus pada tiga cerpen yakni Helikopter (HK), Guru Sufi Lewat

(GSL) dan Karangan Bunga dari Menteri (KBDM), maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga cerpen karya

SGA yakni HK, GSL, dan KBDM, didapatkan hasil analisis unsur

intrinsik dan unsur-unsur humor. Analisis unsur humor menggunakan

jenis-jenis humor berdasarkan motivasi, teknik, dan topik yang

didasarkan pada sistem atau model klasifikasi yang penulis rangkum

dari Freud, Raskin dan Brunvand. Dalam penyajian struktur pada

analisisnya dibagi ke dalam 3 (tiga) bagian yakni jenis ujaran humor

berdasarkan tokoh utama, tokoh tambahan dan penggambaran latar,

yang kemudian di dalamnya dibahas motivasi, teknik dan topik humor.

2. Dalam penelitian ini jenis-jenis humor disesuaikan dengan kutipan-

kutipan ketiga cerpen tersebut. Pada ketiga cerpen yang diteliti,

semuanya memiliki jenis ujaran humor berdasarkan tokoh utama, jenis

ujaran humor berdasarkan tokoh tambahan dan jenis ujaran humor

berdasarkan penggambaran latar. Cerpen HK untuk jenis ujaran tokoh

utama dan tokoh tambahan memiliki jenis humor berdasarkan

motivasinya, teknik, dan topik. Sedangkan jenis ujaran humor

berdasarkan penggambaran latar hanya ada berdasarkan motivasinya.

Cerpen GSL untuk jenis ujaran tokoh utama hanya memiliki jenis

humor berdasarkan motivasinya dan pada jenis ujaran tokoh tambahan

memiliki jenis humor motivasi dan tekniknya. Sedangkan pada

Page 59: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

penggambaran latar hanya terdiri dari berdasarkan motivasinya. Pada

cerpen KBDM, jenis ujaran humor tokoh utama terdiri dari motivasi

dan topik. Jenis ujaran humor berdasarkan tokoh tambahan hanya

terdiri dari humor berdasarkan motivasi dan pada jenis ujaran humor

berdasarkan penggambaran latar terdiri dari humor berdasarkan

motivasi dan teknik. Jadi, pada aspek intrinsik hanya didapatkan jenis

ujaran humor berdasarkan tokoh utama, tokoh tambahan dan

penggambaran latar yang menjadi tempat munculnya humor.

3. Implikasi pembelajaran sastra yang dapat diterapkan mengenai

penelitian mengenai “Humor dalam Kumpulan Cerpen Senja dan

Cinta yang Berdarah karya Seno Gumira Ajidarma” di sekolah

terutama di SMA, salah satunya adalah kemampuan analitis dalam

menganalisis sebuah cerpen. Selain itu kemampuan membaca kritis,

dan pemecahan masalah dapat dilakukan melalui kegiatan

menganalisis isi dan kebahasaan dalam cerpen HK, GSL, dan KBDM.

Ketiga cerpen tersebut bisa membuat peserta didik membaca kritis dan

cermat dalam menemukan unsur-unsur humor yang pada akhirnya bisa

meluruhkan ketegangan batin. Lebih dari itu, peserta didik diharapkan

mampu menemukan nilai-nilai kebaikan dalam cerpen-cerpen tersebut

dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Dari segi verbalnya,

humor juga bisa berkaitan dengan komunikasi guru dengan peserta

didik dalam proses pembelajaran. Komunikasi merupakan bagian

aspek penting dalam pembelajaran. Nuansa komunikasi humor yang

dilakukan guru dan peserta didik bisa melalui pilihan media seperti

kata, gambar, musik, rekaman cerita dan lain-lain.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan ada beberapa saran

yang diajukan oleh penulis:

1. Pengajar mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya

membantu meningkatkan minat baca peserta didiknya terhadap karya

Page 60: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

sastra dengan menciptakan rangsangan pembelajaran yang didasarkan

pada strategi belajar yang menarik.

2. Melalui penelitian ini, diharapkan peserta didik mampu memahami

ketiga cerpen yang diteliti ini, baik dari segi unsur intrinsik maupun

analisis unsur humor. Lebih dari itu, diharapkan mampu menerapkan

amanat atau pesan moral dalam ketiga cerpen tersebut di kehidupan

sehari-hari.

3. Pembaca umum di berbagai kalangan, diharapkan penelitian ini

menjadi salah satu sumbangsih keilmuan di bidang humor dan sastra

pada penelitian berikutnya.

Page 61: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

DAFTAR PUSTAKA

Ajidarma, Seno Gumira. Senja dan Cinta yang Berdarah. Jakarta: Penerbit Buku

Kompas, 2014.

Ajidarma, Seno Gumira. Obrolan Sukab. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2019.

Ambarwati, Ari. “Penulisan Cerita Humor Melayu Indonesia untuk Anak Usia 7-

11 Tahun.” Universitas Islam Malang.

Anis, Muhammad Yunus. “Humor dan Komedi dalam Sebuah Kilas Balik Sejarah

Sastra Arab.” Jurnal CMES. Volume VI. Nomor 2, 2013.

Arianti, “Urgensi Lingkungan Belajar yang Kondusif dalam Mendorong Siswa

Belajar Aktif”, Didaktika Jurnal Kependidikan, Jurusan Tarbiyah STAIN

Watampone, Vol. 11, No. 1, 2017, h.43

Asyura, Muhammad, dkk., “Makna dan Fungsi Humor dalam Kumpulan Cerita

Abu Nawas.” Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan

PBS FKIP Untan

Budianta, Melani, dkk., Membaca Sastra. Magelang: Penerbit Indonesia Tera,

2006.

Chaer, Abdul. Ketawa-ketiwi Betawi. Jakarta: Masup Jakarta, 2007.

Danandjaja, James. Humor Mahasiswa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002.

Darmasyah. Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2010.

Eggen, Paul dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT

Indeks, 2012.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers,

2010.

Endahwarni, Sari. Kosa Kata Ungkapan Humor Srimulat. Depok: Fakultas Sastra

Universitas Indonesia, 1994.

Endraswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 2012.

Esten, Mursal. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: CV

Angkasa, 2013.

Page 62: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

Freud, Sigmund. Humour. International Journal of Psychoanalysis, Vol.9, 1928, h.

1-6

Fuller, Andy. Sastra dan Politik: Membaca Karya-karya Seno Gumira Ajidarma.

Yogyakarta: INSIST Press, 2011.

Ghony, M. Djunaedi dan Fauzan Almanshur. Metode Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: AR-RUZZ Media, 2016

Gunawam, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Hasanat, Nida Ul dan Subandi. Pengembangan Alat Kepekaan terhadap Humor.

Jurnal Psikologi Universtias Gadjah Mada , No.1, 1998, h. 18

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Karmini, Ni Nyoman. Teori Pengkajian Prosa Fiksi dan Drama. Bali: Pustaka

Larasan, 2011.

Khanifatul. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: AR-RUZZ Media, 2013.

Luxemburg, Jan Van, dkk., Tentang Sastra. Jakarta: Intermasa, 1989.

Mahmud, dkk., Humor di dalam Sastra Klasik Sulawesi Selatan. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.

Marwan, Iwan. Rasa Humor dalam Perspektif Agama. Al-Turāṡ, Vol. XIX No. 1,

2013,

Minderop, Albertine. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia, 2013.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014.

Manik, Rizky A. “Pengaruh Karya Seno Gumira Ajidarma pada Cerpen Agus

Noor.” Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan. Volume 12. Nomor 2,

2016.

Mulawati. “Sufisme dalam Dodolitdodolitdodolibret: Cerpen Karya Seno Gumira

Ajidarma.” Jurnal Sawerigading. Volume 20. Nomor 3, 2014.

Nurfaidah, Resti. “Kritik Adjidarma dalam Empat Cerpen: Tentang Gender dan

Keliyanan.” Jurnal Suar Betang. Volume 12. Nomor 2, 2017.

Nurhadi. “Aspek Kekerasan Sebagai Refleksi Kondisi Sosial Politik dalam

Karya-karya Fiksi Seno Gumira Ajidarma.” Artikel nomor 60 disampaikan pada

Page 63: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

ujian terbuka S3 di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta:

2010.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2012.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2013.

Rampan, Korrie Layun. Perjalanan Sastra Indonesia Kritik dan Esai. Jakarta:

Gunung Jati, 1983.

Rampan, Korrie Layun. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia. Jakarta: PT

Grasindo, 2000.

Rahmanadji, Didiek. “Sejarah, Teori, dan Fungsi Humor.” Seni dan Desain

Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, No 2. 2007.

Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988.

Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2015.

Sungkar, Yuslam dan Partini, “Sense Of Humor sebagai Langkah Meningkatkan

Kepercayaan Diri Guru PPL dalam Proses Belajar Mengajar”, Jurnal Indigenous,

Vol. 13, No. 1, Mei 2015, h,93

Suyasa, P. Tommy Y. S., Identify Type of Humor: Funny, Funny, and Funny,

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara dipresentasikan dalam Temu Ilmiah

Nasional Psikologi Jakarta, 5 Agustus 2010

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Shoddiq, Muhammad dan Imam Muttaqien, Basics Of Qualitative Research

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. Metodologi Penelitian. Bandung: CV.

Mandar Maju, 2011.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. jakarta: PT Grasindo, 2008.

Stanton, Robert. Teori Fiksi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Sudjiman, Panuti. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya,

1992.

Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Penerbit

Angkasa, 1993.

Tirtawirya, Putu Arya. Apresiasi Puisi dan Prosa. Flores: Penerbit Nusa Indah,

1983.

Page 64: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

Yunus, Bakhrum. Jenis dan Fungsi Humor Masyarakat Aceh. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997.

Yuningsih, Yuyun. “Unsur Humor dalam Buku „Ibtasim Karya „Aidh Al-Qarni”,

Skripsi pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Studi Arab. Depok:

2011.

Yustarini, Rizka. “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Kumpulan Cerpen Matinya

Seorang Penari Telanjang Karangan Seno Gumira Ajidarma: Suatu Kajian

Psikologi Sastra.” Jurnal Arkhais. Volume 07. Nomor 2, 2016

Page 65: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG
Page 66: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG
Page 67: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG
Page 68: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG
Page 69: HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51715... · 2020. 8. 7. · HUMOR DALAM KUMPULAN CERPEN SENJA DAN CINTA YANG

BIODATA PENULIS

Ajeng Restiyani lahir di Lebak, 23 Agustus 1995.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri

Cimangeunteung, lalu melanjutkan ke MTsN 1

Lebak dan MAN 1 Lebak. Kemudian penulis

melanjutkan program S1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia angkatan 2013 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis pernah aktif menyutradarai beberapa

pementasan teater Lingkar Sastra Tarbiyah Pojok Seni Tarbiyah, FITK. Penulis

juga menulis beberapa buku anak salah satunya Dongeng Profesi (2016). Kini,

penulis sedang mendalami ilmu kesehatan herbal untuk diri sendiri, keluarga dan

harapannya untuk khalayak, sambil berisiap-siap mewujudkan kembali cita-cita

yang sempat tertunda. Penulis bisa dihubungi melalui gmail pribadinya:

[email protected].