bedah jurnal buta senja

11
TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Buta senja adalah ketidakmampuan untuk melihat dengan baik pada malam hari atau penglihatan yang kurang sempurna pada penerangan yang kurang. 2. Epidemiologi Kekurangan vitamin A lebih sering pada negara berkembang dibandingkan dengan negara maju dan diperkirakan sebanyak 250 juta anak-anak yang mengalami defisiensi vitamin A, meskipun kekurangan vitamin A dapat terjadi pada semua umur. Kekurangan vitamin A biasanya terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangant kurang. Berbagai laporan menunjukkan bahwa di negara Asia tenggara prevalensinya tinggi begitu juga dengan masyarakat yang tinggalnya dipengungsian. 3. Etiologi Defisiensi vitamin A Gangguan padasel batang retina Miopi atau rabun jauh Katarak Diabetes Retinitis pigmentosa 1

Upload: shanaz

Post on 03-Oct-2015

798 views

Category:

Documents


70 download

DESCRIPTION

bed

TRANSCRIPT

TINJAUAN PUSTAKA

1. DefinisiButa senja adalah ketidakmampuan untuk melihat dengan baik pada malam hari atau penglihatan yang kurang sempurna pada penerangan yang kurang.2. EpidemiologiKekurangan vitamin A lebih sering pada negara berkembang dibandingkan dengan negara maju dan diperkirakan sebanyak 250 juta anak-anak yang mengalami defisiensi vitamin A, meskipun kekurangan vitamin A dapat terjadi pada semua umur. Kekurangan vitamin A biasanya terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangant kurang. Berbagai laporan menunjukkan bahwa di negara Asia tenggara prevalensinya tinggi begitu juga dengan masyarakat yang tinggalnya dipengungsian.3. Etiologi Defisiensi vitamin A Gangguan padasel batang retina Miopi atau rabun jauh Katarak Diabetes Retinitis pigmentosa Obat glukoma yang dapat mengkontriksikan pupil Kongenital 4. Klasifikasi Klasifikais defisiensi vitamin A menurut WHO adalah:XN: buta senja (hemeralopia, nyctalopia)XIA: xerosis konjungtivaXIB: xerosis konjungtiva disertai bercak bitotX2: xerosis korneaX3A: keratomalasia atau ulserasi kornea kurang dari 1/3 permukaan korneaX3B: keratomalasia atau ulserasi sama atau lebih dari 1/3 permukaan korneaXS: jaringan parut kornea (sikatrik/scar)XF: fundus xeroftalmia, dengan gambaran seperti cendol5. Patofisiologi Rabun senja terjadi karena kerusakan sel retina yang semestinya bekerja saat melihat benda pada lingkungan kurang cahaya. Banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan sel tersebut, tetapi yang paling sering akibat dari kekurangan vitamin A. Retinol penting untuk elaborasi rodopsin (penglihatan remang-remang) oleh batang, reseptor sensori retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan dalam cahaya tingkat rendah. Oleh karena itu, defisiensi vitamin A dapat mengganggu produksi rodopsin, mengganggu fungsi batang sehingga menimbulkan rabun senja.6. Tanda dan gejalaa. Buta senjaTanda-tanda : Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina. Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang remang-remang setelah lama berada di cahaya terang Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak dapat melihat di lingkungan yang kurang cahaya, sehingga disebut buta senja.

b. Xerosis konjungtivaTanda-tanda : Slaput lender bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit kering, berkeriput, dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna kecoklatan

c. Xerosis konjungtiva dan bercak bitotTanda-tanda : Tanda-tanda xerosis kojungtiva (X1A) ditambah bercak bitot yaitu bercak putih seperti busa sabun atau keju terutama di daerah celah mata sisi luar. Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan tanda khas pada penderita xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai kriteria penentuan prevalensi kurang vitamin A dalam masyarakat.

d. Xirosis korneaTanda-tanda : Kekeringan pada konjungtiva berlanjut sampai kornea. Kornea tampak suram dan kering dengan permukaan tampak kasar. Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan menderita, penyakit infeksi dan sistemik lain) e. Keratomalasia dan ulkus korneaTanda-tanda : Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus. Tahap X3A : bila kelainan mengenai kurang dari 1/3 permukaan kornea. Tahap X3B : Bila kelainan mengenai semua atau lebih dari 1/3 permukaan kornea. Keadaan umum penderita sangat buruk. Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea (kornea pecah) f. Xeroftalmia scarTanda-tanda : Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengecil. Bila luka pada kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik atau jaringan parut. Penderita menjadi buta yang sudah tidak dapat disembuhkan walaupun dengan operasi cangkok kornea.

g. Xeroftalmia fundusTanda-tanda : Dengan opthalmoscope pada fundus tampak gambar seperti cendol

7. Pemeriksaan penunjanga. Tes adaptasi gelapb. Pemeriksaan labor : kadar vitamin A dalam darah (kadar , 20 mcg/100 ml menunjukkan kekurangan asupan)8. Diagnosis banding Ritinitis pigmentosa9. Tatalaksana a. Nonmedikamentosa Konsumsi makanan kaya vitamin A , seperti hati , daging sapi, ayam , telur , susu yang diperkaya , wortel , mangga , ubi jalar , dan sayuran berdaun hijau.b. Medikamentosa Anak berusia 3 tahun dan