humanisme dalam berita feature (studi analisis isi ... · pdf file6 tindakan tertentu. ini...

110
1 HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi Penerapan Nilai Humanisme dalam Pemberitaan Rubrik Kisah Tabloid Nyata Edisi Januari-Maret 2009) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh : APRIYANI WIDANINGSIH D 0205040 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: nguyenkhuong

Post on 04-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

1

HUMANISME DALAM BERITA FEATURE

(Studi Analisis Isi Penerapan Nilai Humanisme dalam Pemberitaan Rubrik

Kisah Tabloid Nyata Edisi Januari-Maret 2009)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

APRIYANI WIDANINGSIH

D 0205040

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Abad ini, kebutuhan manusia akan informasi seakan tak pernah surut.

Dengan informasi kita mengetahui berbagai hal, peristiwa-peristiwa yang terjadi

di sekeliling kita dan bahkan di seluruh dunia. Informasi adalah segala hal yang

bisa mengurangi keragu-raguan kita dalam situasi tertentu. Meningkatnya

kebutuhan akan informasi ini secara otomatis akan meningkatkan pula peran

media massa sebagai sumber penyampai pesan.

Kebijakan pemerintah membolehkan tumbuh dan berkembangnya

penerbitan pers tanpa memerlukan izin terbit serta memiliki kebebasan yang

sangat luas untuk melakukan kegiatannya mengumpulkan, mengolah dan

menyajikan berita tanpa adanya pengawasan apa pun, mendapat tanggapan dan

sambutan yang sungguh sangat positif dari praktisi pers dan masyarakat luas. Hal

itu dapat diketahui dari peningkatan jumlah penerbitan pers baru, serta mulai

bergairahnya pengelola pers dalam melaksanakan dan mengembangkan kegiatan

pemberitaan.1

Pers kita menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang multi etnis

dengan beragam heterogenitas. Tetapi, tidak semua media massa kita mampu

untuk menyadari betapa heterogenitas itu tanpa dilandasi dengan semangat

jurnalisme kemanusiaan hanya akan memperkeruh suasana yang buntutnya 1 M. Simaremare, “Kebebasan Pers Masa Orde Baru dan Masa Reformasi” dalam St. Sularto dkk. 2001. Humanisme dan Kebebasan Pers Menyambut 70 Tahun Jakob Oetama. Jakarta: Penerbit Kompas. hal 99

Page 3: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

3

perseteruan yang tak kunjung usai. Akibatnya, persoalan bangsa ini semakin jauh

dari penyelesaian.2

Satu hal yang selama ini dilupakan orang adalah pentingnya jurnalisme

kemanusiaan (humanisme). Mengutip pernyataan Herlianto, Nurudin

mengungkapkan bahwa humanisme (baca: kemanusiaan) itu esensinya

mengembalikan manusia kepada rasa peri kemanusiaan. Tetapi berbeda dengan

peri kemanusiaan yang ada dalam agama, dalam hal ini, peri kemanusiaan itu

adalah usaha mencari nilai-nilai yang ditempuh dengan cara-cara dan potensi

manusia itu sendiri. Nilai-nilai peri kemanusiaan adalah hasil dari kebebasan dan

usaha baik dari manusia itu sendiri.3

Dengan demikian, seorang wartawan yang dalam kegiatannya sehari-

hari mengabdikan diri untuk kemanusiaan, menegakkan nilai-nilai kemanusiaan,

selalu mempertimbangkan fakta yang diliput secara adil, seimbang dan

memperhatikan dampak yang ditimbulkannya adalah seorang humanis. Kegiatan

peliputan pemberitaan yang menyeimbangkan dari semua pihak (all sides) yang

bertikai dan secara adil misalnya, masuk dalam kriteria wartawan penegak

jurnalisme kemanusiaan. Kriteria inilah yang selanjutnya diperlukan dalam

penulisan berita, khususnya feature news.

Seiring dengan perkembangan jaman, khalayak memiliki minat

semakin khusus terhadap ketersediaan informasi yang ingin mereka ketahui. Usia,

pendidikan, jenis kelamin, dan status sosio-ekonomi merupakan faktor-faktor

2 http://nurudin.multiply.com/, diakses tanggal 23 Juli 2009 3 Ibid.

Page 4: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

4

yang mempengaruhi apa yang hendak dibaca, demikian hasil penelitian Willbur

Schramm dan David Manning.4

Pada akhirnya, kekhususan khalayak media massa inilah yang memicu

timbulnya media massa dengan minat khusus. Tak heran bila pada akhirnya media

massa semakin beragam jenis untuk memenuhi tuntutan khalayak yang sudah

sedemikian heterogen. Hal ini dikarenakan pihak redaksi media telah menentukan

siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak-anak, wanita dewasa, remaja,

pria dewasa, atau untuk pembaca umum dari remaja hingga dewasa. Bisa juga

sasaran pembacanya kalangan profesi tertentu. Sehingga munculah media cetak

wanita, olahraga, hobi dan beberapa minat media cetak dengan minat khusus lain.

Berkembangnya paham emansipasi wanita, yang sekaligus menandai

pergolakan tuntutan kesetaraan gender, membuat kaum wanita menyadari bahwa

mereka juga memiliki kebutuhan akan informasi, terutama yang berkaitan dengan

dunia wanita. Hal ini menjadi pendorong lahirnya beberapa media yang berbasis

wanita. Kemunculan beberapa tabloid atau majalah wanita, bisa dikatakan sebagai

alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi wanita.

Tabloid Nyata merupakan salah satu produk penerbitan dari Jawa Pos

Grup yang mempunyai target market wanita dan keluarga. Kantor redaksi tabloid

ini beralamat di Graha Pena lantai 3 Jalan A.Yani 88 Surabaya. Tabloid Nyata

didirikan dengan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) nomor

198/SK/MENPEN/SIUPP/1986 dengan perubahan nomor 290 Dirjen PPG/K/90

tanggal 20 Agustus 1990. Tabloid Nyata terbit setiap Senin dengan menyajikan 58

4 William L. Rivers, et al.2004. Media Massa dan Masyarakat Modern edisi 2. Jakarta: Prenada Media, hal 303

Page 5: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

5

halaman. Rubrik yang terdapat dalam setiap edisinya yaitu rubrik cover story,

spot, berita seputar selebriti, tips, konsultasi seks dan kejiwaan, konsultasi

kesehatan, konsultasi obat tradisional, konsultasi feng shui, konsultasi selular, info

khasiat, kau dan aku, rekarasa, sinopsis, novelette, horoscope, surat pembaca,

fashion, kisah, dan manca.

Dalam Rubrik Kisah, Tabloid Nyata menyajikan berita feature yang

berisi tentang kisah-kisah kehidupan seseorang. Dalam setiap edisinya, rubrik ini

terdiri dari tiga sampai lima berita yang diceritakan secara lengkap dengan gaya

penulisan yang menyentuh sisi humanisme. Pada umumnya berita yang disajikan

dalam rubrik ini berisi tentang kisah-kisah dibalik peristiwa kecelakaan yang

merenggut korban jiwa, kasus kriminalitas (perkosaan dan pembunuhan) dan

cerita perjuangan dari seseorang untuk meraih kesuksesan. Berita-berita dalam

rubrik kisah ini dikemas dengan gaya bahasa yang dramatis dan menyentuh.

Secara umum, humanisme menjadi latar yang utama dalam menulis

berita feature. Sisi kemanusiaan ini merupakan suatu hal yang bisa menggugah

pembaca untuk memahami penderitaan orang lain atas segala sesuatu yang terjadi

dalam kehidupannya. Hal ini bisa jadi merupakan senjata yang dipergunakan

untuk menarik minat para pembaca, khususnya wanita. Oleh karena itu,

munculnya pemberitaan dengan model seperti ini lazim ditemui di beberapa

majalah maupun tabloid wanita.

Menurut Septiawan Santana, feature menjadi hidup, menjadi berwarna,

ketika khalayak diajak membayangkan detail-detail, latar kejadian, dan tindakan-

Page 6: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

6

tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati

apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih atau tertawa.5

Dalam berita feature, sebenarnya setiap perhatian pembaca adalah

human interest. Tetapi setiap pembaca, betapapun egoisnya dia, memiliki

perhatian yang penuh tenggang rasa pada kehidupan dan penderitaan manusia

lain. Menurut Hikmat Kusumaningrat dkk, tenggang rasa ini mencakup dua

ekstrim yang berlawanan, baik yang bersifat patetik (ikut bersedih) maupun yang

bersifat humor (menertawakan). Apapun alasannya, sisi kemanusiaan inilah yang

dianggap sebagai sisi menarik yang akan merangsang khalayak untuk membaca.6

Feature merupakan sebuah karya tulis jurnalistik yang unik.

Keunikannya ada di orisinalitas penulisan dan paparannya yang bersifat

deskriptif.7 Bahasa feature ditata dengan apik. Tiap kata dan kalimat dipilih.

Ringkas, jernih, tegas, aktif dan sebagainya. Walau bahasa feature adalah bahasa

jurnalistik, bahasa feature mesti memikat, enak dibaca, dan perlu.8

Pengambilan tema kemanusiaan di Rubrik Kisah Tabloid Nyata

rasanya tak jauh dari harapan akan menyentuh simpati khalayak.Menurut Hikmat

Kusumaningrat, perhatian terhadap bencana yang melibatkan hilangnya nyawa

dan harta benda adalah simpati. Boleh jadi ada unsur daya tarik lain dalam

peristiwa kebakaran, kecelakaan, insiden, dan malapetaka lainnya ketika individu-

5 Septiawan Santana K. 2005. Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hal 37 6 Hikmat Kusumaningrat,Et.al. 2005. Jurnalistk Teori dan Praktek. Bandung: Remadja Rosdakarya. hal 224 7 Septiawan Santana K, Op.cit, hal 36 8 Ibid. hal 38

Page 7: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

7

individu disebut dalam kemalangan-kemalangan itu, maka di sana terdapat

perhatian yang penuh simpati.9

Penelitian ini mengambil Rubrik Kisah Tabloid Nyata sebagai bahan

penelitian. Penelitian dilakukan selama tiga bulan penerbitan yaitu mulai dari

Bulan Januari hingga Maret 2009. Tiga bulan penulis anggap mampu mewakili

kecenderungan penulisan feature news di tabloid Nyata dan nilai humanisme

dalam rubrik ini dapat diketahui.

Dari pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan NILAI

HUMANISME DALAM BERITA FEATURE adalah penelitian terhadap isi

Rubrik Kisah Tabloid Nyata bulan Januari – Maret 2009 dan mengidentifikasi

nilai humanisme apa saja yang terdapat di dalamnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis membuat rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Seperti apakah kecenderungan nilai humanisme yang terdapat

dalam penulisan berita feature di Rubrik Kisah Tabloid Nyata?

2. Bagaimanakah cara wartawan menuliskan berita feature di Rubrik

Kisah Tabloid Nyata terkait dengan penerapan nilai humanisme?

9 Hikmat Kusumaningrat,Et.Al, Op.Cit, hal 225

Page 8: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

8

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kecenderungan nilai humanisme yang terdapat dalam

penulisan berita feature di Rubrik Kisah Tabloid Nyata

2. Mengetahui cara wartawan menuliskan berita feature di Rubrik

Kisah Tabloid Nyata terkait dengan penerapan nilai humanisme

D. Kerangka Pemikiran dan Teori

a. Komunikasi Massa

Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Komunikasi secara sederhana diartikan sebagai proses

pertukaran antara manusia yang satu dengan yang lainnya dengan menggunakan

lambang-lambang tertentu. Harold Laswell memberi batasan tentang komunikasi

sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui

media tertentu yang menimbulkan efek tertentu.10 Adapun model komunikasi

Harold Laswell adalah:

Who Siapa yang melakukan pesan atau siapa komunikatornya.

Say what Siapa yang mengatakan apa, yang dimaksud adalah pesan yang dissampaikan oleh komunikator.

In which channel Dengan menggunakan alat bantu apa untuk menyampaikan pesan kepada komunikan.

To whom Kepada siapa pesan itu disampaikan. With what effect Dengan efek apa setelah pesan

disampaikan.11

10 Onong Uchjana Effendy. 1990. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remadja Rosdakarya. hal 10 11 Ibid

Page 9: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

9

Komunikasi yang lebih luas jangkauannya adalah komunikasi massa

yang menimbulkan efek tertentu secara massa. Pada dasarnya komunikasi massa

adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).12 Sebagian

besar komunikasi massa menggunakan media yang disebut media massa sebagai

alat untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, yang merupakan hasil dari

perkembangan teknologi komunikasi. Pengaruh perkembangan teknologi

komunikasi bagi komunikasi massa pun sangat besar. Dengan adanya

perkembangan teknologi komunikasi yang pesat, maka secara otomatis media

massa pun semakin beragam.

Penelitian tentang efek pesan media massa terhadap khalayak telah

menjadi pusat perhatian berbagai pihak, baik para praktisi maupun teoretisi.

Menurut Elvinaro Ardianto dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar

menyatakan bahwa efek pesan media massa terbagi menjadi tiga, yaitu: 13

1. Efek Kognitif

Efek kognitif akibat yang timbul pada diri komunikan yang bersifat

informatif bagi dirinya. Dalam hal ini, melalui media massa kita

memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang

belum pernah kita kunjungi secara langsung. Jalaludin Rakhmat—

sebagaimana dikutip Elvinaro—menyatakan bahwa karena media

massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah tentu

media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang

lingkungan sosial yang timpang, bias dan tidak cermat. 12 Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang: Cespur. hal 2 13 Elvinaro Ardianto. et al. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. hal 52

Page 10: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

10

2. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari

komunikasi massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang

sesuatu, tapi lebih dari lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat

turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan

sebagainya.

3. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak

dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Pada awalnya, efek komunikasi massa selalu dikaitkan dengan

kekuatan media yang sedemikian besar berpengaruh dalam kehidupan khalayak.

Teori ini lebih dikenal dengan Hypodermic Needle Theory atau teori peluru. Teori

ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa, dan

komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa.14

Akan tetapi sejak tahun 1960-an banyak penelitian yang dilakukan

para pakar komunikasi yang ternyata tidak mendukung teori peluru tadi.

Kemudian muncul teori limited effect model atau model efek terbatas sebagai hasil

penelitian Hovland dengan menayangkan film bagi tentara. Hovland mengatakan

bahwa pesan komunikasi efektif dalam menyebarkan informasi, bukan dalam

mengubah perilaku.15 Seiring dengan perkembangan jaman, penelitian telah

membuktikan bahwa khalayak pun memiliki kemampuan untuk menentukan

14 Ibid, hal 61 15 Ibid, hal 62

Page 11: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

11

media apa yang ingin dipilih. Kebutuhan akan informasi yang ingin didapat dari

media telah membuat perkembangan media semakin tumbuh subur.

Perkembangan media ini berbanding lurus dengan pesatnya

perkembangan teknologi. Komunikasi pun telah berkembang menjadi sedemikian

global. Komunikasi global ini turut mendorong terciptanya pasar global, termasuk

di dunia media. Gustavo Cardosso dalam dalam jurnal From Mass to Networked

Communication: Communicational Models and the Informational Society

menyatakan bahwa:

“Global communication is a fundamental element for the creation of a global market. Global communication has enabled infrastructures for the communication of data, news and images and thus increased the desire for the ownership of products and access to services.”16 Secara ringkas dapat diterangkan bahwa komunikasi global merupakan

unsur terpenting dalam terciptanya pasar global. Komunikasi global

mempermudah terciptanya infrastruktur dalam komunikasi data, berita dan

gambar-gambar, dan meningkatkan gairah kepemilikan produk dan akses dalam

melayani.

Pasar global mau tak mau juga telah mengubah orientasi media ke arah

industrialisasi. Selain itu, khalayak yang semakin khusus dan tersegmentasi juga

merupakan faktor yang telah melahirkan era baru persaingan media.

16 Gustavo Cardosso. 2008. From Mass to Networked Communication: Communicational Models and the Informational Society. International Journal of Communication. hal 11 diakses dari http://www.ijoc.org/ tanggal 13 Agustus 2009

Page 12: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

12

b. Industrialisasi media

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabloid sebagai

media massa cetak. Tabloid adalah surat kabar berukuran separo dari ukuran

standar yang biasanya memuat berita-berita sensasional.17 Jurnalisme tabloid

bermula dari usaha yang sengaja dilakukan untuk mencapai massa yang sebanyak-

banyaknya. Jurnalisme tabloid lebih banyak berisikan berita-berita skandal, olah

raga, gambarnya, penuh gosip dan berbagai kolom lainnya yang dianggap menarik

untuk dibaca.18 Jurnalistik yang mengacu pada pemberitaan hal-hal yang

sensasional, menggemparkan atau menggegerkan seperti meramu gosip atau

rumor disebut jazz journalism.19

Karangan khas (feature news) merupakan jenis penulisan berita yang

digunakan oleh Tabloid Nyata dalam Rubrik Kisah. Keabsahan, kekuatan dan ciri

pengenal feature terletak pada penetrasi imaginasinya bukan pada pemisahannya

dari kebenaran dan pada pelonggaran kebenarannya, tetapi pada penembusannya

ke dalam kebenarannya yang khas dan khusus yang menggugah perasaan ingin

tahu, perasaan simpati, perasaan skeptis, perasaan humor, perasaan cemas, atau

perasaan takjub orang.20

Pada perkembangannya, tabloid dan majalah tumbuh subur seiring

dengan tuntutan tersebut. Tabloid dan majalah memiliki target pembaca yang

spesifik dan sangat kompetitif. Faktanya, tabloid dan majalah telah berkembang

melalui celah dan segmen baru, mereka bisa menciptakan target pembaca baru

17 Onong Uchjana Effendy. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: CV Mandar Maju. hal 241 18 John Tebbel.1997. Karier Jurnalistik. Semarang: Dahara Prize. hal 45 19 Asep Syamsul M. Romli. 2005. Jurnalistik Praktis untuk Pemula edisi revisi. Bandung: Remadja Rosdakarya. hal 101 20 Hikmat Kusumaningrat et.al, Op.Cit, hal 220

Page 13: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

13

yang bisa saja tertarik dengan media. Artinya, persaingan media di jalur

segmentasi yang sama telah menciptakan persaingan yang kompetitif.

Di tengah persaingan media yang telah sedemikian ketat, para

wartawan pun masih dituntut untuk menegakkan profesionalisme di tengah selera

pasar yang tak lagi menginginkan pemberitaan yang kaku. Bill Kovach dan Tom

Rosentiel merumuskan sembilan elemen yang merupakan dasar jurnalisme agar

dipercaya masyarakat. Menurut Kovach dan Rosentiel, jurnalisme memiliki

tugas21:

1. Menyampaikan kebenaran.

Kebenaran di sini bukanlah kebenaran yang bersifat religius,

ideologis, atau pun filsafat. Juga tidak menyangkut kebenaran

berdasar pandangan seseorang. Sebab, pemberitaan seorang

wartawan bisa memiliki bias. Latar belakang sosial, pendidikan,

kewarganegaraan, kelompok etnik, atau agama yang dianut

wartawan mempengaruhi laporan berita yang dianutnya. Wartawan

berkemungkinan menafsirkan “kebenaran” sebuah fakta secara

berbeda-beda satu sama lainnya.

2. Memiliki loyalitas kepada masyarakat.

Ini memaknakan kemandirian jurnalisme. Para jurnalis tidak

bekerja atas kepentingan pelanggan. Para jurnalis bekerja atas

komitmen, keberanian, nilai yang diyakini, sikap, kewenangan, dan

profesionalisme yang telah diakui publik.

21 Septiawan Santana K, Op.cit, hal 5-10

Page 14: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

14

3. Memiliki disiplin untuk melakukan verifikasi.

Ini berarti kegiatan menelusuri sekian saksi untuk sebuah peristiwa,

mencari sekian banyak narasumber, dan mengungkap sekian

banyak komentar.

4. Memiliki kemandirian terhadap apa yang diliputnya.

Dalam contoh terentu, kemandirian ini bisa diartikan dengan

sungguh-sungguh mengenali khalayak berita, benar-benar memberi

perhatian kepada mereka secara merata: dari atas ke bawah, dari

kiri ke kanan, dari segala tingkatan ekonomi.

5. Memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan.

Elemen ini terkait dengan investigatif pers. Kegiatan media

melaporkan berbagai pelanggaran, kasus, atau kejahatan yang

dilakukan pihak-pihak tertentu, baik pihak pemerintah atau pun

lembaga-lembaga yang kuat di masyarakat. Laporan pers, dengan

demikian, mencegah para pemimpin pemerintahan, politik,

organisasi publik dan lainnya, agar tidak melakukan sesuatu yang

tidak semestinya dikerjakan.

6. Meletakkan jurnalisme sebagai forum bagi kritik dan kesepakatan

publik.

Elemen ini merupakan upaya media menyediakan ruang kritik dan

kompromi kepada publik. Dengan adanya pemberitaan yang

diangkat oleh media, media berarti mengingatkan masyarakat akan

terjadinya sesuatu. Selain itu, dengan adanya ruang opini dan

Page 15: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

15

editorial dapat digunakan untuk mengevaluasi segala hal yang

berkaitan dengan peristiwa tersebut, baik yang disampaikan oleh

redaksi media maupun artikel (komentar atau surat pembaca) yang

berisi opini dari pembaca.

7. Menyampaikan sesuatu secara menarik dan relevan kepada publik.

Elemen ini mewajibkan media untuk melaporkan berita dengan

cara yang menyenangkan, mengasyikkan dan menyentuh sensasi

masyarakat.

8. Membuat berita secara komprehensif dan proporsional.

Elemen ini mengingatkan media agar tidak jor-joran meliput

sensasi acara pengadilan atau skandal selebritas secara berlebihan

hanya untuk tujuan menaikkan rating, oplah, atau iklan. apalagi,

melaporkannya dengan tidak melakukan verifikasi, pengecekan

silang, atau wawancara ke berbagai pihak terkait. Pemberitaan

macam ini akan menyesatkan pembaca. Penyajian berita yang

hanya berisi kelucuan yang menarik juga harus dileangkapi dengan

kandungan materi yang penting dan berguna. Demikan juga untuk

berita yang serius dan teramat penting isinya hendaknya disertai

dengan hal ringan, human interest.

9. Memberi keleluasaan wartawan untuk mengikuti nurani mereka.

Organisasi berita yang baik memberikan peluang bagi wartawan

untuk menyatakan perbedaan sikap dan pendapat, melakukan

penolakan terhadap redaktur, pemiliki media, pemasang iklan,

Page 16: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

16

bahkan kekuatan tertentu di masyarakat— selama hal itu terkait

dengan prinsip kejujuran dan akurasi yang dipegang oleh

wartawan.

Dalam praktiknya, profesionalisme jurnalistik tak lagi secara konsisten

ditujukan untuk kemaslahatan pembaca. Menurut pendapat Chesney—

sebagaimana dikutip Agus Sudibyo— bahwa ideologi di balik profesionalisme

jurnalistik sesungguhnya adalah penghambaan terhadap pemilik modal dan

pemasang iklan yang mendominasi industri media kapitalis.22

Menurut Mursito .BM, audiens dipandang memiliki signifikasi

rangkap bagi media, yakni; pertama, sebagai perangkat calon konsumen, dan

kedua sebagai audiens jenis iklan tertentu. Pasar bagi produk media mungkin juga

merupakan pasar bagi produk lainnya, dan media akan menjadi wahana iklan dan

saran pengantaran calon produk lain.23

Kedekatan media dengan dunia industri telah membuat institusi media

berusaha untuk meyakinkan khalayak. Tidak hanya dari segi profesionalisme

wartawan dalam menulis berita, tapi juga menyentuh pencitraan dan hubungan

antar pemilik institusi media di mata khalayak. Dalam jurnal Trust and

Trustworthiness in the Fourth and Fifth Estates, Richard Collins mengutip

Hewison dan Holden yang menyatakan bahwa:

“Trust is produced by a relationship between individuals or groups on the one hand, and public institutions where there is effective interaction and where the representatives of the institution are perceived to be straightforward and honest. Trust in an institution is

22 Agus Sudibyo. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta: LKiS. hal 77 23 Mursito BM. 2006. Memahami Institusi Media Sebuah Pengantar. Surakarta: Lindu Pustaka. Hal 80

Page 17: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

17

enhanced where the institution is perceived to be independent, and trust increases the more ‘local’ the institution is perceived to be.”24

Secara garis besar, pernyataan ini menunjukkan bahwa kepercayaan

dihasilkan oleh sebuah hubungan antara individu-individu atau kelompok-

kelompok dalam satu pihak, dan institusi publik dimana ada interaksi efektif dan

para wakil institusi terlihat jujur dan blak-blakan. Secara singkat, khalayak tak

hanya akan lebih mempercayai institusi media yang mandiri dan memegang

idealisme, tetapi juga mempertimbangkan citra dan interaksi positif antar media.

Disadari atau tidak, dasar dan tujuan komersiallah yang secara tidak

langsung memberikan pengaruh besar terhadap isi surat kabar—termasuk media

lainnya— dan membuat aspek-aspeknya lebih bersifat populis dan menunjang

dunia usaha, konsumerisme, serta persaingan bebas. Keberadaan khalayak yang

semakin tersegmentasi menjadikan dunia media massa menjadi lahan industri

baru. Khalayak kian penting bagi media, karena hal itulah yang akan diperhatikan

pengiklan.25

Secara otomatis hal ini pun turut mempengaruhi tingkat persaingan

media dalam memperebutkan posisi di mata khalayak dalam segmentasi yang

khusus. Walaupun khalayaknya terbatas, tetapi media seperti ini justru disukai

oleh para pengiklan. Bagi media cetak, jumlah penerimaan iklan seringkali lebih

besar daripada penjualan produk fisiknya. Hal inilah yang membuat media massa

menjadi lahan industri baru yang dekat dengan komersialisasi. Karena media

24 Richard Collins. 2009 (3). Trust and Trustworthiness in the Fourth and Fifth Estates. International Journal of Communication. hal 6 diakses dari http://www.ijoc.org/ tanggal 13 Agustus 2009 25 William L. Rivers. Et al, Op.Cit, hal 308

Page 18: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

18

dalam kenyataannya dituntut untuk menyesuaikan isinya dengan pertimbangan

pasar pengiklan.

Kekhususan khalayak melahirkan tuntutan baru terhadap dunia media.

Media dituntut untuk memberikan informasi yang diinginkan oleh khalayak.

Keterbatasan khalayak telah membuat media semakin mempersempit segmentasi.

Karena hal inilah lahir beberapa media massa dengan minat khusus, seperti media

wanita, olahraga, anak-anak, otomotif dan sebagainya.

c. Humanisme

Secara harfiah, humanisme dapat diartikan sebagai aliran yang

bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan

hidup yang lebih baik. Menurut Mangunhardjana, Humanisme juga dapat

dimaknai sebagai paham tentang manusia dan sebagai pemikiran etis telah berjasa

mengembalikan harkat dan martabat manusia, menyadarkan potensinya dan

menandaskan tanggungjawabnya dalam kehidupan.26

Humanisme berasal dari kata Latin humanus dan mempunyai akar kata

homo yang berarti ‘manusia’. Humanus berarti ‘bersifat manusiawi’, ‘sesuai

dengan kodrat manusia’. Jika berbicara mengenai arti dari istilah “humanisme”

akan lebih mudah dipahami kalau kita meninjaunya dari dua sisi, yaitu sisi historis

dan filsafat.27 Dari sisi historis, humanisme berarti suatu gerakan intelektual dan

kesusastraan yang pertama kali muncul di Italia pada paruh kedua abad ke-14.

Sedangkan menurut sisi filsafat, humanisme sering diartikan sebagai paham di 26 A. Mangunhardjana. 1996. Isme-isme dalam Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hal 95 27 Zainal Abidin. 2001. Filsafat Manusia Memahami Manusia Melalui Filsafat. Bandung:Remadja Rosdakarya. hal 88-89

Page 19: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

19

dalam filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia sedemikian

rupa sehungga manusia menempati posisi yang sangat sentral dan penting, baik

dalam perenungan teoretis-filsafati maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Secara kasar dapat dipahami bahwa dalam bertindak, manusia tidak

perlu berpikir tentang sanksi-sanksi dari siapa dan dari manapun. Dalam arah dan

tujuan hidupnya, dia dapat menentukan sendiri tanpa perlu menerima arah dan

tujuan yang ditawarkan oleh pihak lain.28 Secara sederhana, etika manusia adalah

ukuran dan kriteria untuk segala-galanya. Segala sesuatunya, ukuran penilaian dan

referensi akhir dari semua kejadian manusiawi, dikembalikan lagi kepada manusia

itu sendiri, bukan kepada kekuatan-kekuatan di luar manusia (misalnya kekuatan

Tuhan atau alam).

Bukan lagi dogma gereja, pada saat itu, yang harus dipandang sebagai

ukuran bagi segenap kejadian atau penilaian manusia (kebenaran, kebaikan, dan

keindahan), melainkan manusia itu sendiri yang harus dijadikan tolok ukur dan

pertimbangan akhir dari semua itu. Dengan kata lain, manusia merupakan pusat

atau sentral dari realitas, sehingga segala sesuatu yang terdapat di dalam realitas

harus dikembalikan lagi kepada manusia.29

Humanisme dalam sejarah filsafat kontras dengan berbagai macam

bentuk absolutisme, khususnya yang bersifat epistemologis. Dalam renaissance

atau jaman pencerahan, istilah itu menunjukkan gerak balik kepada sumber-

sumber Yunani, dan kritik individual serta interpretasi individu kontras dengan

tradisi skolastisisme dan otoritas religius. Pada abad kemudian istilah humanisme

28 A. Mangunhardjana, Op.Cit, hal 93 29 Zainal Abidin, Op.Cit, hal28-29

Page 20: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

20

sering dipakai dalam kontras dengan teisme, yang menempatkan dalam manusia

sumber kebaikan dan kreativitas.30

Menurut F.C.S Schiller dan William James, humanisme diangkat

sebagai pandangan yang bertolak belakang dengan absolutisme filosofis.

Alasannya, humanisme Schiller dan William James dipandang melawan hal-hal

absolut. Oleh karena itu, penekanannya pada alam atau dunia yang terbuka,

pluralisme dan kebebasan manusia.31

Karena cita-cita humanisme yang ingin meraih keakilbaligan dari

manusia, maka ada resiko bahwa humanisme itu hanya diperuntukkan bagi diri

pribadi secara individual. Tidak peduli bagaimana nasib orang lain, asalkan

dirinya menjadi human dan akilbalig. Yang seperti itu adalah pendirian

humanisme liberal. Hal ini bertentangan dengan kodrat humanisme yang

menuntut kepekaan dan keterbukaan tehadap sesama.

Selain humanisme liberal yang terkesan lebih mementingkan

keakilbaligan diri sendiri, masih ada humanisme sosial32, yang tidak

mengecualikan solidaritas terhadap sesama dan lingkungan. Artinya, humanisme

itu harus menghadapi suatu kultur, tidak mengingkari kultur tersebut, bahkan mau

tumbuh dari kultur itu. Di sinilah humanisme ditantang, apakah ia masih bisa tetap

menjadi humanis, kendati berhadapan dengan kultur yang anti atau menghambat

cita-cita humanisnya.

30 Lorens Bagus. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. hal 295 31 Ibid, hal 296 32 Ibid, hal 17-18

Page 21: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

21

Selain kultural, humanisme sosial juga bersifat material.33 Humanisme

ini tidak hanya sekedar mengabstrakkan manusia, kemanusiaan dan keakilbaligan

dalam ideal dan spiritual, tetapi benar-benar meletakkannya dalam tanah dan

situasi yang konkret. Di negara Barat, humanisme sedemikian berkembang,

karena tanah di mana ia berpijak adalah subur dan tidak berkekurangan.

Konsekuensinya bagi negara miskin dan terbelakang adalah bahwa jumanisme

harus berarti juga sebagai upaya untuk membebaskan manusia dari kekurangan

dan kemiskinan materialnya. Humanisme tidak biasa lagi menjadi gerakan yang

sekedar mengejar cita-cita kemanusiaan, pencerahan dan műndigkeit, tetapi

humanisme itu harus menjadi promotio justiae, perjuangan keadilan.

Nilai-nilai kemanusiaan atau humanisme itu meliputi kebebasan,

keadilan, hak asasi manusia, anti penindasan, anti alienasi, tanggung jawab,

toleransi, demokratisasi, penegakan hukum untuk menjamin martabat manusia,

pentingnya etika dan moral dalam pergaulan. Semua atribut di atas tujuannya

adalah menempatkan manusia sebagai manusia. Kata-kata tersebut juga punya

esensi dasar meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai manusia. Dengan

kata lain nilai-nilai kemanusiaan seperti kebebasan, nilai moral, nilai estetik,

keseimbangan, keadilan, kesejahteraan, demokratisasi, penegakan hukum

menjadi dasar perjuangan kemanusiaan yang mengarah pada penegakan nilai-

nilai kemanusiaan.34

33 Ibid, hal 19 34 http:// nurudin.multiply.com/, diakses tanggal 23 Maret 2009

Page 22: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

22

d. Humanisme dalam Jurnalisme

Dalam prakteknya, humanisme dalam jurnalisme sering disebut

sebagai jurnalisme kemanusiaan. Jurnalisme ini mementingkan sisi-sisi

kemanusiaan. Artinya mendasarkan jurnalismenya pada kepentingan manusia.

Jurnalisme kemanusiaan adalah jurnalisme manusiawi karena dibangun atas dasar

nilai-nilai kemanusiaan. Jurnalisme kemanusiaan karenanya adalah humanisme

yang secara terus menerus menyuarakan kesemestaan penegakan pers yang

mengarah untuk membangun harkat dan martabat manusia. Ini berarti, jurnalisme

kemanusiaan adalah sebuah usaha penegakan nilai-nilai kemanusiaan (keadilan,

kebebasan yang bertanggung jawab, toleransi, nilai moral, nilai estetik,

keseimbangan, keadilan, kesejahteraan, demokratisasi, penegakan hukum).35

Jika dikaitkan dengan keberadaan pers di Indonesia, maka setiap

lembaga pers di Indonesia harus memperhatikan ciri khas masyarakat Indonesia,

yaitu kemajemukan di bidang agama kebudayaan, ras dan filsafat hidup. Pada

umumnya suatu surat kabar merupakan gejala kebudayaan, yang berangkat dari

visi tersendiri. Tetapi dalam konteks Indonesia, visi itu tidak boleh membatasi diri

pada satu ideologi saja, atau pada satu agama saja. Untuk dapat menukar pikiran

dengan semua kelompok, dibutuhkan titikpangkal bersama. Titik pangkal itu

bukan agama, bukan ideologi, bukan kebudayaan atau ras, tetapi intinya adalah

kemanusiaan dan perikemanusiaan. Kemanusiaan kita adalah perikemanusiaan

yang disublimasikan, disempurnakan oleh kepercayaan kita masing-masing.36

35 Ibid. 36 Kees de Jong, “Humanisme Transendental yang Kadang Perlu Diteriakkan” dalam St. Sularto dkk, Op.Cit, hal 27

Page 23: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

23

Menurut Kees de Jong, secara sederhana humanisme dapat

dikatakan sebagai paham kemanusiaan yang menjadi sisi utama dalam penulisan

feature news. Dalam rumusan kemanusiaan itu juga timbul pengertian

compassion, yakni seseorang harus terus-menerus menempatkan diri dalam

kenyataan kehidupan. Compassion artinya keterharuan, menaruh belas kasihan

pada manusia. Sedangkan unsur transendental juga dapat disebut religiositas,

dimensi-dimensi religius dalam kemanusiaan yang mengatasi sistem keagamaan.

Kemudian tinggal bagaimana nilai-nilai transenden itu harus ditransformasikan ke

arah compassion. Sehingga pada akhirnya humanisme transendental dapat

diterjemahkan dengan compassion, yang artinya simpati terhadap sesama

manusia, berbagi perasaan, terharu, dalam suka dan damai. 37

Kemanusiaan, keadilan sosial, compassion —terutama terhadap rakyat

biasa— sangat penting untuk mencapai tujuan itu. Tetapi unsur transenden tidak

boleh dilupakan. Kita sebagai manusia, tidak sempurna dan membutuhkan Tuhan

untuk melengkapi usaha-usaha manusiawi kita. Kepercayaan ini dapat menolong

kita untuk saling memaafkan dan berdamai satu sama lain, memulai suatu proses

rekonsiliasi atau mengahrapkan bahwa kita bisa bekerja sama untuk masa depan

yang lebih baik.38

Secara umum, peliputan pemberitaan yang menyeimbangkan dari

semua pihak (all sides) yang bertikai dan secara adil misalnya, masuk dalam

kriteria jurnalisme kemanusiaan. Sementara itu, jurnalisme non kemanusiaan

adalah bertolak belakang dengan jurnalisme kemanusiaan itu sendiri dengan tidak

37 Ibid, hal 28 38 Ibid, hal 34

Page 24: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

24

memegang teguh pada nilai-nilai kemanusiaan. Berita yang dibuat asal jadi

dengan tidak memperhatikan dampak yang ditimbulkan, merendahkan martabat

kemanusiaan adalah contoh jurnalisme non kemanusiaan.

Disadari atau tidak, humanisme dalam pemberitaan telah ada sejak

dulu. Sebagai contoh, pencantuman nama korban maupun pelaku tindak

kesusilaan ataupun kriminal yang masih di bawah umur, biasanya akan digunakan

nama samaran —bukan nama asli— untuk menjaga hak anak-anak agar tetap

terlindungi. Padahal jika dirunut dari segi elemen jurnalistik, kelengkapan berita

merupakan salah satu hal yang harus dipenuhi dalam menyajikan berita sesuai

data dan fakta yang ada di lapangan. Fakta yang tak terungkap secara gamblang

bisa saja mengurangi keakuratan berita. Namun ketika para jurnalis memilih untuk

menyamarkan nama korban maupun pelakunya, tentu didasari dengan beberapa

pertimbangan. Masa depan yang masih panjang untuk korban dan pelaku lah yang

dilindungi oleh jurnalis.

Menurut Sindhunata, nilai humanisme dalam sebuah pemberitaan

secara eksplisit dapat terlihat dari bahasa yang digunakan. Studia humanitatis

akan membuahkan kepekaan mendalam tentang makna dan fungsi bahasa.

Kepekaan ini sangat perlu bagi sebuah harian yang ingin memperjuangkan

humanisme. Sebagai salah satu produk media cetak, surat kabar —dalam hal ini

tabloid— mau tak mau menggunakan bahasa sebagai medium utama untuk

menyampaikan nilai-nilai humanisme dalam pemberitaanya. Nilai-nilai itu tak

akan tersampaikan jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang kering, formal,

abstrak, rasional karena humanisme tidak hanya menyangkut rasio dan otak,

Page 25: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

25

namun keseluruhan dari diri manusia termasuk di dalamnya adalah perasaan,

intuisi dan emosi. Hanya bahasa yang hidup dan plastis mampu mengungkapkan

keseluruhan diri manusia itu.39

Dalam penjelasannya, Sindhunata mengungkapkan bahwa nilai

humanisme dalam pemberitaan tampak dari:

1. Kepekaan

Peka terhadap penderitaan sesama manusia adalah sifat khas dari

humanisme. Memang, humanisme membuat orang mündig, akil

baliq. Keakilbaliqan ini menuntut tidak hanya keterbukaan

terhadap dunia dan orang lain, tapi juga kesediaan untuk ikut

membawa dan membantu orang lain memperoleh kemanusiaannya

juga. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa keakilbaliqan itu

mau tak mau bersifat sosial dan mengarah kepada kesosialan, atau

humanisme itu mau tak mau mengandung solidaritas.40

2. Solidaritas

Solidaritas merupakan rasa yang timbul dari sebuah kepekaan.

Maka sesungguhnya humanisme yang lengkap dan sempurna itu

adalah humanisme sosial, yang tidak mengecualikan solidaritas

terhadap sesama dan lingkungan.41

3. Historis.

39 Sindhunata,” Menatap Masa depan Humanisme di Indonesia Bersama Kompas” dalam St. Sularto dkk, Op.Cit, hal 20 40 Ibid, hal 17 41 Ibid

Page 26: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

26

Dengan selalu menghadirkan berita yang disertai aspek historisnya,

maka sekaligus akan melatih pembaca untuk mengasah budi dan

hatinya dengan pelbagai fakta dan pelajaran hidup masa lalu agar

mereka dapat mengambil keputusan yang tepat untuk masa

sekarang.42

E. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Definisi Konseptual

- Penerapan

Penerapan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara wartawan

menuliskan berita feature dalam Rubrik Kisah Tabloid Nyata

- Nilai

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai adalah harga, harga uang,

angka kepandaian, banyak sedikitnya isi, sifat-sifat (hal-hal) yang penting

atau berguna bagi kemanusiaan.43

- Humanisme

Dalam Kamus Filsafat, Humanisme mempunyai arti menganggap

individu rasional sebagai nilai yang paling tinggi, menganggap individu

sebagai sumber nilai terakhhir, mengabdi pada pemupukan

perkembangan kreatif dan perkembangan moral individu secara rasional

dan berarti tanpa acuan pada konsep-konsep tentang yang adikodrati.44

- Berita Feature

42 Ibid, hal 23 43 Harimurti Kridalaksana et.al. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka. hal 690 44 Lorens Bagus. Op.Cit. 295

Page 27: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

27

Feature adalah sebuah tulisan jurnalistik namun tidak selalu harus

mengikuti rumus klasik 5W+1H dan ia bisa dibedakan dengan news,

artikel (opini), kolom dan analisis berita.45 Semua unsur feature

menekankan teknik story telling, pengisahan. 46

- Tabloid

Tabloid adalah surat kabar berukuran separo dari ukuran standar yang

biasanya memuat berita-berita sensasional.47

2. Definisi Operasional

Nilai humanisme yang dimaksud dalam penelitian ini adalah unsur-

unsur kemanusiaan terdapat dalam penulisan berita feature yang terdapat

dalam Rubrik Kisah Tabloid Nyata.

Nilai humanisme yang diteliti adalah:

1. Kepekaan

Artinya adalah kesanggupan bereaksi terhadap suatu keadaan.48

Indikator :

a. Penggunaan bahasa yang bermakna konotasi positif.

Konotasi adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan

respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotasi

sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan

perasaan setuju, tidak setuju, senang, tidak senang, dan

sebagainya; di pihak lain, kata yang dipilih itu

45Asep Syamsul M. Romli. Op.Cit. hal 22 46 Septiawan Santana. Op.Cit. hal 48 47 Asep Syamsul M. Romli. Op.Cit. hal 101 48 Harimurti Kridalaksana et.al. Op.cit. hal 741

Page 28: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

28

memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam

perasaan yang sama.49

Sedangkan konotasi positif mengandung maksud untuk

memperhalus penuturan.

Misal : kata meninggal, wafat, berpulang memiliki konotasi

tertentu, yaitu mengandung nilai kesopanan, sedangkan kata

mangkat mempunyai konotasi “kebesaran” dan gugur

mengandung nilai keagungan dan keluhuran.

b. Penggunaan gaya bahasa.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi gaya bahasa

adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang

dalam bertutur atau menulis ; pemakaian ragam tertentu

untuk memperoleh efek-efek tertentu; cara khas dalam

menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis atau

lisan.50

Gaya bahasa dalam feature news digunakan untuk menyentuh

kepekaan pembaca. Gaya bahasa yang digunakan:

1. Eufimisme atau eufimismus

Adalah semacam acuan berupa ungkapan-ungkapan

yang tidak menyinggung perasaan orang, atau

ungkapan-ungkapan halus untuk menggantikan acuan

yang dirasakan menghina, menyinggung perasaaan

49 Gorys Keraf. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hal 31 50 Harimurti Kridalaksana et.al. Op.cit. hal 297

Page 29: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

29

atau mensugestikan sesuatu yang tidak

menyenangkan.51

Misal : Ayahnya sudah tak ada di tengah-tengah

mereka. (mati)

2. Hiperbolis

Adalah semacam gaya bahasa yang mengandung

suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-

besarkan suatu hal.52

Misal : Sungguh malang sekali nasib para korban,

seperti mau meregang nyawa.

3. Personifikasi

Adalah semacam gaya bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati atau barang-

barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki

sifat kemanusiaan.53

Misal : Ombak menggulung dengan ganasnya.

4. Metafora

Adalah semacam analogi yang membandingkan dua

hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang

singkat.54

51 Gorys Keraf. Op.cit. hal 132 52 Ibid. hal 135 53 Ibid. hal 140 54 Ibid. hal 139

Page 30: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

30

Misal : Pemuda adalah seperti bunga bangsa =

Pemuda bunga bangsa.

5. Persamaan atau simile

Adalah perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang

dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit

adalah bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama

dengan hal yang lain.55

Untuk menunjukkan kesamaan secara eksplisit,

terdapat kata-kata : seperti, bagaikan, sama, sebagai,

laksana, dan sebagainya.

Misal : Bibirnya seperti delima merekah.

c. Ada tidaknya alur penulisan tertentu.

Alur penulisan yang dimaksud di sini adalah gaya wartawan

dalam menuturkan dan bercerita alur pemberitaan, seperti:

- Naratif : bersifat narasi, bersifat menguraikan atau

menjelaskan. Dalam hal ini lebih ke ranah keruntutan

cerita per kalimat yang berkesinambungan.

- Deskriptif : bersifat deskripsi, menggambarkan apa

adanya. Dalam hal ini lebih ke ranah deskripsi lokasi

atau tempat.

d. Penggunaan kutipan langsung dari pernyataan korban atau

pelaku peristiwa dalam judul berita.

55 Ibid. hal 138

Page 31: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

31

Dalam hal ini bertujuan untuk menarik kepekaan pembaca

sehingga bisa merasakan apa yang dirasakan korban atau

pelaku peristiwa.

2. Solidaritas

Definisi solidaritas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

sifat (perasaan) solider, sifat satu rasa (senasib, sehina, semalu),

(rasa) setia kawan.56

Indikator :

1. Ada tidaknya unsur simpati dalam penulisan feature

news.

Simpati adalah rasa kasih, rasa setuju, rasa suka,

keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah) orang

lain.57

Unsur simpati ini diukur dari ada tidaknya opini

wartawan dalam pemberitaan. Opini dalam hal ini adalah

bila berita yang disajikan terdapat kata-kata opinionative

yang berasal dari wartawan.

Misal : tampaknya, diperkirakan, seakan-akan, terkesan,

kesannya, seolah, agaknya, sayangnya, menyedihkan, dan

lain-lain.

2. Ada tidaknya unsur empati dalam penulisan feature news.

56 Harimurti Kridalaksana et.al, Op.cit, hal 955 57 Ibid, hal 942

Page 32: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

32

Empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang

merasa atau mengidentifikasikan dirinya dalam keadaan

perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau

kelompok lain.58

Unsur empati ini diukur dari:

1. Menyamarkan identitas korban tindak asusila.

2. Menyamarkan identitas tersangka kasus

kriminalitas yang masih dibawah umur.

3. Historis

Definisi historis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

berkenaan dengan sejarah; bertalian atau ada hubungannya dengan

masa lampau.59

Dalam hal ini adalah kaitan antara sebab-akibat terjadinya suatu

peristiwa.

Indikator :

1. Di dalam pemberitaan terdapat kalimat yang menjelaskan

tentang penyebab terjadinya suatu peristiwa ataupun

akibatnya.

2. Di dalam pemberitaan terdapat kalimat yang menjelaskan

bahwa peristiwa yang sama pernah terjadi di masa lalu.

58 Ibid, hal 262 59 Ibid. hal 355

Page 33: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

33

Berita Feature dalam hal ini adalah berita yang terdapat dalam Rubrik

Kisah di Tabloid Nyata.

Tabloid Nyata adalah nama sebuah tabloid wanita yang terbit setiap Hari

Senin dan berada di bawah Jawa Pos Grup Surabaya.

F. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif kuantitatif. Penelitian bertujuan untuk memberikan uraian

mengenai suatu gejala sosial yang diteliti.60 Dalam penelitian ni

peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak

melakukan pengujian hipotesis.

Analisis isi merupakan metode penelitian yang

memungkinkan bagi peneliti untuk memperoleh keterangan dari isi

komunikasi yang berbentuk lambang. Metode ini juga dapat dilakukan

untuk menganalisis semua bentuk komunikasi guna mendapatkan

pesan yang menyeluruh dari isi pesan.

Menurut Holsti dan Stone, analisis isi adalah sebuah teknik

penelitian untuk membuat referensi-referensi dengan

mengidentifikasikan secara sistematik dan obyektif karakteristik-

karakterisitik khusus dalam sebuah teks. Sementara Klaus Krippendorf

60 Y. Slamet. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press. hal 7

Page 34: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

34

mendefinisikan analisis isi sebagai suatu teknik penelitian untuk

membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan sahih data dengan

memperhatikan konteksnya.61

Sedangkan menurut Berelson, sebagaimana dikutip

Bambang Setiawan, content analysis adalah suatu teknik penelitian

yang objektif, sistematis dan menggambarkan secara kuantittif isi-isi

dari suatu pernyataan komunikasi. sistematis diartikan sebagai

penerapan taat asas atau konsisten dalam pembuatan kategori agar

menjamin penyeleksian data yang lebih tepat, sehingga pengambilan

keputusan yang berat sebelah dapat dihindari. Sifat objektif diartikan

bahwa ketika penelitian ini dilakukan oleh orang lain pun diharapkan

akan menghasilkan hasil yang sama.62

Analisis isi menempati kedudukan yang penting di antara

berbagai metode penelitian. Ia mampu, pertama, menerima komunikasi

simbolik yang relatif tidak terstruktur sebagai data, dan kedua,

menganalisis gejala yang tak teramati (unobserved) melalui medium

data yang berkaitan dengan gejala tersebut, tanpa menghiraukan

bahasa yang digunakan.63

Keunggulan analisis isi menurut Klaus Krippendorf antara

lain:64

61 Klaus Krippendorf. 1993. Analisis Isi (Pengantar Teori dan Metodologi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. hal 15 62 Bambang Setiawan. 1983. Content Analysis. Yogyakarta: UGM. Hal 2 63 Klaus Krippendorf. Op cit. hal 35 64 Ibid. hal 79

Page 35: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

35

1. Merupakan teknik riset yang tidak kentara, sehingga

tidak mempengaruhi kewajaran data

2. Analisis ini menerima materi sebagaimana adanya tanpa

disusun terlebih dulu dalam suatu struktur oleh

penelitinya

3. Teknik analisis isi sangat peka terhadap konteks data,

dengan demikian mampu mengolah bentuk-bentuk

simbolik (symbolic form)

4. Teknik analisis isi dapat menangani data yang jumlahnya

sangat besar.

Untuk menghasilkan data yang sesuai dengan uji kehandalan

salah satunya dapat dilakukan dengan mengukur stabilitas. Hal itu

merupakan derajat sejauh mana sebuah proses tidak berbeda atau tidak

berubah sepanjang waktu. Stabilitas menjadi jelas dibawah kondisi

test-retest, dimana seorang pengkode yang sama diminta mengode

serangkaian data dua kali pada saat yang berlainan.

Setiap pemberian kode, pengklasifikasian, dan penetapan

kategorisasi dalam content analysis, maka peneliti adalah hakim yang

bertanggungjawab bagi penelitiannya.65

Enam tahap dalam penelitian Content Analysis adalah:66

1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis

65 Andi Bulaeng. 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hal 165 66 Bambang Setiawan, Op.Cit. hal 16-18

Page 36: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

36

2. Melakukan sampling (secara eksplisit dan tepat)

terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih

3. Pembuatan kategori yang dipergunakan dalam analisis

4. Pembacaan suatu sampel dokumen yang telah dipilih,

melakukan “coding” dan meringkas isi-isi yang relevan.

(Coding adalah proses dimana data metah

ditransformasikan secara sistematis dan dikelompokkan

ke dalam unit-unit yang memungkinkan membuat

deskripsi karakteristik isi yang relevan. Setelah coding

adalah penyeleksian unit-unit isi misalnya artikel, kata-

kata, simbol-simbol, tema, paragraf, kalimat atau item-

item khusus)

5. Penskalaan item-item berdasarkan frekuensi,

penampakan, intensitas, atau kriteria-kriteria lainnya.

(luas kolom, ukuran huruf, penekan, fokus)

6. Penginterpretasian data dalam kaitannya dengan

hipotesis dan teori yang digunakan.

b. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah Rubrik Kisah yang ada di

setiap edisi penerbitan Tabloid Nyata Januari-Maret 2009. Berita yang

terkumpul dikategorisasi menurut tema berita. Kategorisasi yang telah

dibuat penulis adalah:

Page 37: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

37

1. Kecelakaan dan Bencana:

a. Kecelakaan lalu lintas.

b. Kecelakaan kerja.

c. Bencana alam.

d. Kebakaran.

2. Human interest:

a. Kisah di balik kematian.

b. Profil.

c. Fenomena.

d. Kisah inspiratif.

3. Kejahatan :

a. Penipuan.

b. Perdagangan manusia (Traficking)

c. Pembunuhan.

d. Penculikan.

4. Masalah moral dalam masyarakat:

Perilaku seks yang menyimpang.

c. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi : usaha mengumpulkan data dengan cara melakukan

pencatatan dari dokumen, transkrip, dan sebagainya.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dari:

Page 38: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

38

1. Dokumen Rubrik Kisah Tabloid Nyata bulan Januari-Maret

2009. Data dari sini merupakan sumber informasi yang paling

penting, sebab di dalamnya dapat ditemukan orientasi dari

penelitian ini.

2. Dokumen dari Tabloid Nyata untuk menuliskan gambaran

umumnya.

b. Metode Interview

Pada penelitian ini digunakan metode interview bebas

terpimpin, artinya pertanyaan telah disiapkan sebelumnya, tetapi

daftar pertanyaan tersebut tidak mengikat jalannya wawancara

(artinya dalam proses wawancara, daftar pertanyaan bisa

berkembang). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dari

redaksi Tabloid Nyata.

c. Metode observasi

Metode observasi yang digunakan adalah observasi

sistemik, yaitu dengan adanya kerangka penulisan yang memuat

tentang faktor-faktor yang telah ditentukan kategorisasinya, dan

ciri-ciri khusus dalam tiap kategori tersebut.

Observasi ini digunakan untuk mengetahui tema dalam

penulisan feature news yang kemudian dispesifikasikan dalam tiap

kategori.

Page 39: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

39

d. Populasi

Pada penelitian ini, populasinya adalah Rubrik Kisah di

Tabloid Nyata yang terbit setiap Hari Senin, dan di setiap edisinya

terdiri dari 4-5 berita. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit

analisis yang ciri-cirinya dapat diduga. Feature news dalam Rubrik

Kisah Tabloid Nyata edisi Januari - Maret 2009 berjumlah 57 berita.

Dari 57 berita yang telah dikategorisasikan menurut tema,

secara random diambil 1 berita setiap kategori untuk kemudian

menjadi sampel penelitian.

e. Unit Analisis

Unit analisis dari penelitian ini adalah frekuensi. Yang

dimaksudkan dengan frekuensi adalah jarang kerapnya nilai

humanisme yang muncul dalam pemberitaan Rubrik Kisah Tabloid

Nyata.

f. Satuan pengukuran

Satuan pengukuran dalam penelitian ini adalah kalimat. Karena

indikator-indikator yang telah ditetapkan terlihat dalam satuan kalimat.

g. Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

metode analisis isi. Kemudian data yang telah dikoding, diproses untuk

Page 40: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

40

mendapatkan frekuensi, prosentasi dan tabulasi. Kemudian dilakukan

interpretasi atas data digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

P = angka prosentase

F = frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Number of cases (jumlah frekuensi atau banyak sumber informasi)

Untuk mengetahui dan menjamin keakuratan serta validitas dari

data yang telah dikoding dan diinterpretasikan, digunakan rumus

reliabilitas:

Dimana:

CR= koefisien reliabilitas

M = jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua orang pengkoding

N = jumlah pernyataan yang diberikan kode oleh pengkoding

2M CR= N1+N2

F P= x100% N

Page 41: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

41

Hasil dari perhitungan di atas masih diuji lagi dengan Rumus Scott:

Dimana : Pi= persetujuan intercoder.

Persetujuan yang nyata – persetujuan yang diharapkan Pi = 1 – persetujuan yang diharapkan

Page 42: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

42

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Sejarah Berdirinya Tabloid Nyata

Pada tanggal 1 Juni 1971, Dharma Nyata diterbitkan pertama kali di

Kota Solo. Dharma Nyata merupakan surat kabar harian dengan menggunakan

Bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar. Sebagai surat kabar harian, Dharma Nyata

mempunyai oplah yang cukup besar yaitu sekitar 35.000 eksemplar setiap harinya.

Tetapi karena adanya perbedaan idealisme di kalangan pemiliknya, keadaan ini

tidak dapat dipertahankan. Pada tahun 1975 Dharma Nyata pun mengalami

perpecahan dan salah satu pemiliknya mendirikan surat kabar saingan. Sehingga

pada tahun tersebut terdapat dua penerbitan, yaitu Dharma Nyata dan Dharma

Kanda.

Seperti halnya Dharma Nyata, Harian Dharma Kanda pun mengusung

Bahasa Jawa sebagai bahasa pengantarnya. Akan tetapi, karena penanganan

manajemen yang kurang baik, akhirnya Dharma Kanda tidak dapat bertahan lama.

Sedangkan Dharma Nyata, yang ditangani oleh N. Sakdani Dharmopamudjo dapat

bertahan walaupun oplahnya tidak mengalami kemajuan yang berarti.

Terbit dalam Bahasa Jawa, oleh pihak manajemen dirasakan sebagai

hambatan untuk bisa berkembang. Oleh karena itu, pada tahun 1980 Dharma

Nyata terbit dalam 12 halaman dalam dua bahasa, sebagian Bahasa Jawa dan

Page 43: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

43

sebagian lagi menggunakan Bahasa Indonesia. Tetapi ternyata pihak manajemen

tidak bisa berharap banyak dengan pola penerbitan semacam ini. Sehingga pada

tahun 1986 Dharma Nyata mengubah strateginya lagi yaitu dengan mengubah

bentuk penerbitan dari surat kabar menjadi tabloid serta menambah jumlah

halamannya menjadi 16 halaman, 8 halaman diantaranya merupakan edisi Koran

Masuk Desa (KMD). Dharma Nyata yang telah berubah bentuk ini dicetak dengan

desain halaman menggunakan warna spot (warna dasar, seperti magenta, biru,

atau hijau). Sedangkan bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia yang

telah disempurnakan.

Pada tanggal 26 Desember 1990 edisi KMD dari Dharma Nyata

mendapatkan penghargaan dari Departemen Penerangan sebagai edisi KMD

terbaik di Ujung Pandang dan Sulawesi Selatan. Pada saat menghadiri acara

penyerahan penghargaan tersebut, N. Sakdani Dharmopudjo selaku pimpinan

Dharma Nyata, bertemu dengan Dahlan Iskan selaku pimpinan PT. Jawa Pos yang

sukses mengembangkan sayap di bidang penerbitan dengan Jawa Pos Group.

Pada kesempatan tersebut pihak Dharma Nyata menyatakan

keinginannya untuk bisa mengembangkan tabloid tersebut. Hal tersebut ternyata

juga sejalan dengan Dahlan Iskan yang juga menginginkan mempunyai penerbitan

dalam bentuk tabloid. Selanjutnya untuk mewujudkan keinginan tersebut, kedua

belah pihak sepakat untuk mengadakan pembicaraan. Maka diadakanlah

pembicaraan untuk mengadakan kerjasama tersebut pada tanggal 29 Desember

1990 bertempat di Kota Solo. Dari pembicaraan tersebut akhirnya disepakati

Page 44: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

44

pembelian sebagian saham PT. Dharma Nyata Press oleh Dahlan Iskan dan resmi

menjadi salah satu anak perusahaan Jawa Pos Group.

Setelah resmi menjadi salah satu anak perusahaan Jawa Pos Group,

manajemen Dharma Nyata ditangani sepenuhnya oleh Jawa Pos Group. Sehingga

pada penerbitannya yang pertama pada tanggal 1 Januari 1991 Tabloid Dharma

Nyata Press tersebut terdapat perbedaan secara keseluruhan dengan terbitan

sebelumnya, baik dalam desain maupun isinya. Tabloid Dharma Nyata edisi baru

tersebut terbit 32 halaman, pada halaman depan (cover) dicetak full colour

dengan desain logo yang menonjolkan kata “NYATA”. Sedangan kata

“DHARMA” tidak dihilangkan melainkan dicetak dengan ukuran lebih kecil dari

kata “NYATA” dan diletakkan di atasnya. Sehingga sampai saat ini tabloid

tersebut lebih dikenal dengan Tabloid Nyata.

Pusat kegiatan yang sebelumnya berada di Solo juga dipindahkan ke

Surabaya untuk lebih mendekatkan diri pada induknya. Hal ini dimaksudkan agar

kinerja Nyata bisa cepat menyesuaikan dengan kinerja Jawa Pos. meskipun

demikian redaksi lama tetap berada di Solo dan mengerjakan edisi KMD dengan

nama Medium di bawah pengawasan Nyata.

Setelah ditangani oleh manejemen Jawa Pos Group, Tabloid Nyata

mengalami kemajuan yang cukup pesat. Di tangan manajemen perusahaan yang

cukup berpengalaman di bidang media massa ini, Tabloid Nyata menunjukkan

titik terang ke arah, oplah tabloid ini mengalami peningkatan dan daerah

Page 45: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

45

pemasaran pun semakin berkembang. Kini, lingkup daerah pemasaran meliputi

Nasional dan bahkan hingga ke Hongkong, Malaysia, Taiwan dan Singapura.

Hingga saat ini, Tabloid Nyata sempat mengalami beberapa kali

perubahan format. Diantaranya, jumlah halaman diperbanyak menjadi 58 halaman

full colour sehingga Tabloid Nyata tampil lebih menarik. Dan pada dasarnya

Tabloid Nyata memiliki misi sebagai tabloid hiburan yang segmentasinya lebih

kepada tabloid hiburan keluarga. Karena didalamnya terdapat berbagai macam

informasi yang dibagi dalam rubrik-rubrik, yaitu rubrik cover story, spot, berita

seputar selebriti, tips, konsultasi seks dan kejiwaan, konsultasi kesehatan,

konsultasi obat tradisional, konsultasi feng shui, konsultasi selular, info khasiat,

kau dan aku, rekarasa, sinopsis, novelette, horoscope, surat pembaca, fashion,

kisah, dan manca.

B. Sasaran Tabloid Nyata

Menurut hasil survey AC Nielsen, pasar terbesar nyata adalah wanita,

terutama wanita karier dan ibu rumah tangga, dengan rentang usia 20-40 tahun.

C. Logo Tabloid Nyata

Page 46: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

46

D. Visi dan Misi Tabloid Nyata

Visi : “Memberi inspirasi bagi wanita untuk lebih kreatif dan

sukses dalam berkarier maupun berumahtangga.”

Misi : Menyajikan bacaan yang menghibur dan dikemas secara

lengkap dan bervariasi agar dijadikan sebagai sumber referensi wanita

dalam menata kehidupan agar menjadi lebih baik dan untuk

meningkatkan kualitas hidup.

E. Job Description

Struktur organisasi Tabloid Nyata dapat digolongkan ke dalam struktur

organisasi karen seluruh perintah mengalir dari atasan ke bawahan dari masing-

masing bagian dalam organisasi. Sedangkan garis tanggung jawab bergerak dari

bawah ke atas.

Secara garis besar pembagian tugas dari masing-masing bagian dalam

organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Direktur Utama

Page 47: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

47

· Adalah pemilik merangkap pimpinan serta penanggung jawab

tertinggi perusahaan.

· Menentukan segala kebijakan pokok perusahaan yang akan

diambil secara menyeluruh baik intern ataupun ekstern.

· Melakukan serta membina kegiatan dan hubungan dengan

pihak-pihak luar perusahaan.

· Atas nama perusahaan mengadakan dan menandatangani

segala perjanjian degan pihak luar perusahaan dalam usaha

pengembangan perusahaan dalam batas-batas tertentu.

· Memberikan pertanggungjawaban atas hasil-hasil usaha

berkala dan kegiatan perusahaan kepada rapat umum

pemegang saham.

2. Pimpinan Umum

· Tugasnya adalah membantu direktur dalam memimpin dan

bertanggung jawab penuh kepada editor.

· Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan

perusahaan baik intern maupun ekstern.

· Pada bidang keredaksian bertanggungjawab terhadap delik

pers.

· Melakukan pengawasan atas kelancaran jalannya perusahaan

secara keseluruhan.

· Melakukan wewenang otomatis kepada wakilnya apabila

berhalangan.

Page 48: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

48

3. Pimpinan Redaksi

· Bertanggung jawab atas terlaksananya asas jurnalisme, yaitu

bebas dan bertanggung jawab.

· Mengkoordinasi para Redaktur Pelaksana, sekretariat dan

lembaga-lembaga yang dibawahi.

· Mendelegasikan sebagian daripada wewenang dan tanggung

jawabnya kepada para Redaktur Pelaksana dan Copy Editor

sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing.

· Bertanggung jawab atas isi penerbitan.

· Bekerjasama dengan pimpinan perusahaan dala

mengkoordinasi kegiatan persiapan sampai pelaksanaan

pembuatan tabloid.

· Dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Wakil Pimpinan

Redaksi apabila Pimpinan Redaksi berhalangan.

· Bertanggung jawab kepada Pimpinan Umum.

4. Pimpinan Perusahaan

· Memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan dari:

a. Bagian umum

b. Bagian keuangan

c. Bagian pemasaran

d. Bagian produksi

e. Bagian iklan

Page 49: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

49

· Mendelegasikan sebagian wewenang dan tanggung jawab

pada para Kepala Bagian sesuai dengan bidang kerjanya

masing-masing.

· Mangkoordinasikan kegiatan bagian-bagian yang dibawahi

agar dapat bekerjasama dengan baik.

· Bekerjasama dengan Pimpinan Redaksi.

· Mempertanggungjawabkan segala tugas kepada Pimpinan

Umum.

5. Redaktur Pelaksana

· Bersama para redaktur (penanggung jawab rubrik)

mengadakan perencanaan berita dengan mekanisme tertentu.

· Bersama para redaktur membuat lembar penugasan pencarian

berita serta memobilisasi biro, koresponden, fotografer, dan

reporter untuk memenuhi perencanaan.

· Memberikan pengarahan dan memantau kegiatan

koresponden, reporter, dan fotografer.

· Menyediakan logistik peliputan berita bagi para wartawan

dan fotografer.

· Mengikuti perkembangan berita dan memperluas wawasan

pengetahuan berita bersama bawahannya.

Page 50: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

50

· Memimpin dan bertanggung jawab dalam mengkoordinasi

redaktur-redaktur yang dibawahi.

6. Sekretaris Redaksi

· Melaksanakan pengolahan, penyimpanan, pengiriman, dan

pelaksanaan surat menyurat dalam kegiatan keredaksian.

· Notulensi kegiatan rapat redaksi.

· Pelaksanaan kegiatan kesekretariatan yang bersifat rahasia.

7. Redaktur

· Merupakan bagian dari Redaktur Pelaksana, sering disebut

sebagai penanggung jawab rubrik.

· Bertanggung jawab pada pelaksanaan editing dan rewriting.

· Bertanggung jawab pada penentuan judul berita.

· Melakukan pengawasan terhadap penyunting.

· Bertanggung jawab pada keseimbangan pemuatan, keutuhan,

dan akurasi berita.

8. Reporter dan Koresponden

· Reporter dipakai sebagai sebutan untuk wartawan tetap yang

ada di kantor pusat Surabaya, maupun di kantor perwakilan

Jakarta dan Solo. sedangkan koresponden dipakai sebagai

sebutan untuk wartawan yang ada di luar kantor pusat

maupun perwakilan tersebut. Reporter dan koresponden

tersebut bertugas melakukan peliputan berita yang layak

Page 51: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

51

diberitakan sesuai dengan misi Tabloid Nyata sebagai tabloid

hiburan keluarga.

9. Fotografer

· Bertugas mencari berita dalam bentuk foto-foto dan membuat

ilustrasi yang berupa foto-foto sebagai pendukung berita yang

dibuat oleh wartawan.

10. Copy Editor

· Bertugas menyempurnakan bahasa yang akan disajikan dalam

tabloid, meliputi :

a. Bahasa judul

b. Bahasa kalimat dan berita

c. Kesalahan-kesalahan istilah

d. Kesalahan-kesalahan setting

· Copy editor bertanggung jawab penuh kepada Pimpinan

Redaksi.

11. Tata artistik

· Bertugas mendesain tampilan setiap halaman dan

memasukkan foto-foto yang telah diambil. Tampilan harus

dibuat semenarik mungkin, agar menarik minat pembaca.

12. Kepala Bagian Keuangan

Membawahi dan bertanggung jawab penuh kepada Pimpinan

Perusahaan atas:

· Pelaksanaan penyusunan rencana anggaran perusahaan.

Page 52: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

52

· Pengendalian pelaksanaan penggunaan anggaran.

· Pembinaan administrasi keuangan berdasarkan aturan-aturan

yang telah ditentukan.

· Menyusun pertanggungjawaban keuangan secara periodik

dan tahunan.

13. Kepala Bagian Pemasaran

Membawahi dan bertanggung jawab penuh kepada Pemimpin

Perusahaan atas:

· Penyelenggaraan penjualan Tabloid Nyata.

· Penyelenggaraan pengiriman Tabloid Nyata dari percetakan

kepada penyalur dan agen.

· Pencarian pelanggan baru dengan pemantauan keinginan dari

konsumen Tabloid Nyata.

· Pelaksanaan pelaporan, pencatatan dan penelitian pasar.

· Pelaksanaan tata usaha yang tertib dan rapi.

· Penagihan pembayaran kepada penyalur dan agen.

14. Kepala Bagan Iklan

Bagian ini cukup penting di dalam bisnis media massa, karena dari

penghasilan iklan media massa dapat berkembang dan tumbuh besar.

Kepala bagian iklan ini mempertanggungjawabkan segala

kegiatannya kepada pimpinan perusahaan. Dalam kegiatannya,

Kepala Bagian Iklan dibantu oleh:

Page 53: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

53

· Order Design

Bertugas mencari langganan untuk memasang iklan pada

Tabloid Nyata dan memilihkan model-model yang cocok.

· Bagian Penagihan

Bertugas mengirim bukti iklan kepada pemasang iklan dan

biro-biro iklan serta melakukan kegiatan penagihan kepada

para pemasang iklan.

F. Susunan Redaksi Tabloid Nyata

1. Direktur : Nany Wijaya

2. Pemimpin Redaksi : Hanik Purwanto

3. Redaktur Pelaksana : Sosiawan, Mila Wardhani

4. Redaksi : Christian Harris, Syukri Al Hamda, dr. Sugiharto,

Endah Suciastuti, Hendro Aribowo, Ratih Nugrahini, Suryani Sri Mulyani,

Anggun Angkawijaya, Eko Priyatmono, Adherina Nindyasari, Dewi

Setiawati, Bayu Kurniawan, Bunga Kusumadewi, Ida Farida, Wuri

Handayani, Emy Puji Astuti, Dewi Anggiani, M. Fachrudin Chalik.

5. Fotografer : Febry Setyono, Dwi N. Hadi, Dony Stanza, Rakay

Pikatan, Reza Wibisono, Nur Akhidiat, Fuji Rahman.

6. Tata Artistik : Bernadus Soemarsono (koordinator), Purwanto

Sardjono, Sofian Setyawan, Feri Irwanto, Abdul Latief, S. Yanto.

Page 54: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

54

7. Iklan : Iva Sadili (manajer), Atik Wardani, Achmad

Murry, Jacky Kussoy, Dhanny Rakhmania, Dicky Hartanto.

8. Pemasaran : Purwadi, M. Maftuhin, Imam Suyuti, Agus

Sutarno, Sugiyanto, M. Ikhsan, Adi, M. Tanwirul, Widodo, Hevi,

Nababan.

9. Penerbit : PT. Dharma Nyata Press.

10. Percetakan : PT. Temprina Media Grafika.

G. Sekilas Tentang Rubrik Kisah

Sejak awal berdirinya, Tabloid Nyata merupakan tabloid yang memiliki

konsep sebagai tabloid hiburan untuk wanita dan keluarga. Tabloid Nyata

memposisikan dirinya sebagai media yang lengkap dan menjadi referensi hiburan.

Keberadaan Rubrik Kisah pun melengkapi rubrik-rubrik lain yang lain. Di setiap

edisinya, Rubrik Kisah menyajikan 3-6 berita yang pada umumnya temanya

seputar bencana, kriminalitas, fenomena masyarakat, kisah sukses dan kisah

inspiratif. Rubrik Kisah ini disajikan dengan penulisan feature news.

Dengan adanya Rubrik Kisah ini, redaksi mengharapkan pembaca untuk

bisa memetik nilai edukasi, serta memberikan motivasi dan inspirasi bagi mereka.

Dengan diangkatnya kisah seputar bencana atau tindak kriminalitas, redaksi juga

bermaksud untuk memberikan peringatan bagi semjua orang bahwa peristiwa

tersebut bisa menimpa siapa saja. Dari sinilah redaksi berharap bahwa pembaca

bisa peduli dan bisa meresponnya untuk memberikan bantuan kepada mereka

yang membutuhkan.

Page 55: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

55

Di Rubrik Kisah ini tak hanya menajikan berita tentang kriminalitas dan

bencana saja, tetapi juga menyajikan berita tentang kisah sukses dan ispiratif.

Misalnya tentang kisah seorang tuna netra yang berjualan kerupuk untuk

menyambung hidup. Ataupun kisah tentang pasangan buruh dan penjahit yang

sukses menyekolahkan sembilan anaknya ke jenjang universitas. Dari sinilah ada

nilai yang bisa diambil, yaitu ingin memotivasi dan menginspirasi pembaca agar

bisa mengambil nilai positif.

H. Kebijakan Redaksional

Tabloid Nyata merupakan media yang terbit mingguan. Oleh karena

itulah, setiap Senin jajaran redaksi rutin mengadakan rapat redaksi. Dalam rapat

ini diadakan sharing ide tentang peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi selama

beberapa hari sebelum diadakannya rapat. Rapat redaksi ini dilaksanakan masing-

masing di Surabaya dan Jakarta, untuk selanjutnya hasil yang dicapai dipadukan

kembali. Dari sinilah tersaring berita mana yang paling layak untuk diangkat,

berdasarkan atas tingginya sisi human interest-nya dan adanya nilai edukasi yang

bisa diambil oleh pembaca.

Page 56: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

56

BAB III

PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini, penulis akan menyajikan data hasil observasi dan

dokumentasi ke dalam bentuk tabel-tabel yang disertai dengan beberapa contoh

kalimat atau paragraf yang akan mendukung analisis. Sebelumnya, penulis

terlebih dahulu melakukan uji reliabilitas antar pengkode terhadap nilai

humanisme yang ditemukan dalam populasi penelitian. Populasi penelitian yang

dimaksud di sini adalah Rubrik Kisah Tabloid Nyata Januari-Maret 2009 yang

telah dikategorikan ke dalam beberapa jenis kategori berita.

Setiap kategori berita yang telah ditentukan, penulis mengambil satu berita

yang dipilih secara random atau acak. Sehingga dalam penelitian ini populasi

penelitiannya adalah sebanyak 13 berita. Rinciannya dapat dilihat di tabel 3.1.

Tabel 3.1

Rincian Populasi Sampel Penelitian berdasarkan Kategori

Kategori Berita Sub Kategori Judul Berita Edisi

1. Kecelakaan Kerja

Di Balik Kecelakaan Helikopter di Pondok Cabe. “Bu, Aku Pulang.”

I Feb 2009 A. Kecelakaan dan Bencana.

2. Bencana Alam Banjir Landa Surabaya, Guru

III Maret 2009

Page 57: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

57

Lukis Jadi Korban. “Saya Berharap Ada Mukjizat.”

3. Kecelakaan Alat Transportasi

Dokter Gigi Tewas dalam Tabrakan Kereta Api-Bus. “Tolong Saya Dikubur di Samping Bapak.”

I Maret 2009

4. Kebakaran Calon Pengantin Tewas Bersama. “Dia Sudah Memesan Gaun Pengantin.”

IV Maret 2009

1. Kisah di balik kematian seseorang

Di Balik Kematian Ketua DPRD Sumut. Pesan Almarhum : Jangan Jadi Politisi

II Feb 2009

2. Kisah Inspiratif

Pasangan Buruh Pabrik dan Tukang Jahit. Sukses Antarkan 9 Anak ke Jenjang Pendidikan Tinggi

II Feb 2009

3. Fenomena

Praktik Ditutup, Ponari Disembunyikan. Air Comberan Pun Jadi Rebutan

III Feb 2009

B. Human Interest

4. Profil Rudi MS : Cukup Kaki Saya yang

I Maret2009

Page 58: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

58

Lumpuh, Jangan Otak Murid Saya

1. Pembunuhan

Tragedi Pembunuhan Mahasiswi UNS. SMS Iseng Berujung Maut

IVMaret200

9

2. Penipuan Dua Guru Korban Gendam Tato. Diiming-iming Jabatan Intelijen Pariwisata

III Feb 2009

3. Penculikan Buronan Polisi Culik Tiga Bocah. “Pulanglah Nak, Kami Sangat Merindukanmu.”

III Jan 09

C. Tindak Kejahatan

4. Trafficking Gadis Lampung Korban Trafficking. Diculik Saat Berangkat Sekolah, Dijual ke Malaysia

III Feb 2009

D. Masalah moral dalam Masyarakat

1. Perilaku Seks Menyimpang

Skandal Incest antara Bapak, Anak Tiri dan Anak Kandung. Terbongkar Berkat Tangis Bayi

I Feb 2009

Sumber : Koding Penulis

Page 59: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

59

Dari populasi sampel penelitian di atas, selanjutnya pada setiap

beritanya diwakili oleh kode kategori dan sub kategoti. Misal A.1 untuk kategori

Kecelakaan dan bencana (Kecelakaan kerja), B.4 untuk kategori Human Interest

(profil) dan seterusnya. Penulis melakukan penelitian untuk menemukan nilai

humanisme apa saja yang terkandung dalam setiap berita di Rubrik Kisah Tbloid

Nyata.

A. Nilai-Nilai Humanisme yang Terkandung dalam Rubrik Kisah

Tabloid Nyata

Analisis pada kategori ini bertujuan untuk mengetahui nilai humanisme

apa yang terkandung dalam setiap berita yang diteliti. Dengan mengetahui hal

tersebut akan dapat diketahui pola kecenderungan penulisan nilai humanisme

dalam berita feature di Rubrik Kisah Tabloid Nyata. Perlu diketahui bahwa dari

satu kalimat dalam berita yang dikoding dapat memuat lebih dari satu indikator

variabel. Rincian hasil koding pada kategori ini dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Distribusi Silang Frekuensi Kalimat yang Mengandung

Nilai Humanisme dengan Kategori Berita

Kategori Berita

A B C D

Nilai Human-

isme 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Frek

%

Page 60: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

60

Kepekaan 68 151 114 79 62 98 71 160 136 119 176 194 203 1631 86,17%

Solidaritas 5 8 4 4 2 16 2 10 18 3 1 61 4 138 7,28%

Historis 3 15 8 7 12 12 14 9 7 11 7 3 16 124 6,55%

jumlah 76 174 126 90 76 126 87 179 161 133 184 258 223 1893 100%

Sumber : Koding Penulis

Keterangan:

A.1. Kecelakaan Kerja

A.2. Bencana Alam

A.3. Kecelakaan Alat Transportasi

A.4. Kebakaran

B.1. Kisah di balik Kematian Seseorang

B.2 Kisah Inspiratif

B.3. Fenomena

B.4. Profil

C.1 Pembunuhan

C.2 Penipuan

C.3 Penculikan

C.4. Trafficking

D.1 Perilaku Seks Menyimpang

Page 61: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

61

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, diketahui bahwa nilai humanisme kepekaan

merupakan aspek yang memiliki frekuensi kemunculan paling besar (86,17%).

Hal ini berarti dalam penulisan berita feature di Rubrik Kisah Tabloid Nyata yang

mendapat perhatian khusus adalah nilai kepekaan. Hal inilah yang dominan

ditemukan dalam gaya penulisan berita feature Rubrik Kisah Tabloid Nyata.

Untuk penyajian data nilai humanisme dalam tiap kategori berita, adalah

sebagai berikut:

1. Nilai Humanisme dalam Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

humanisme yang terkandung dalam berita kecelakaan dan bencana. Adapun

rincian hasil koding pada kategori ini dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Humanisme

Dalam Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana

Nilai Humanisme

Kecelakaan Kerja

Bencana Alam

Kecelakaan alat Transportasi

Page 62: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

62

Kebakaran Frek %

Kepekaan 68 151 114 79 412 88,41%

Solidaritas 5 8 4 4 21 4,51%

Historis 3 15 8 7 33 7,08%

Jumlah 76 174 126 90 466 100%

Sumber : Diolah dari tabel 3.2

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai kepekaan masih merupakan

nilai humanisme yang memiliki frekuensi kemunculan paling besar (88,41%). Jika

dibandingkan dengan nilai humanisme yang lain, nilai solidaritas merupakan nilai

yang memiliki frekuensi kemunculan terkecil (4,51%). Dari sini dapat dilihat

bahwa dengan mengeksplor rasa kepekaan pembaca, maka nilai humanisme

dalam berita feature di Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana dapat

tersampaikan.

2. Nilai Humanisme dalam Kategori Berita Human Interest

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

humanisme yang terkandung dalam berita human interest. Adapun rincian hasil

koding pada kategori ini dapat dilihat pada tabel 3.4.

Page 63: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

63

Tabel 3.4

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Humanisme

Dalam Kategori Berita Human Interest

Nilai Humanisme

Kisah di Balik

Kematian

Kisah Inspiratif

Fenomena

Profil

Frek

%

Kepekaan 62 98 71 160 391 83,55%

Solidaritas 2 16 2 10 30 6,41%

Historis 12 12 14 9 47 10,04%

Jumlah 76 126 87 179 468 100%

Sumber : Diolah dari tabel 3.2

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi perubahan kecenderungan

kemunculan nilai humanisme dalam kategori berita Human Interest. Nilai

kepekaan memang masih mendominasi dengan 83,55%. Tapi jika dibandingkan

dengan kategori berita Kecelakaan dan Bencana, kemunculan Nilai Solidaritas

dan Nilai Historis mengalami peningkatan. Nilai solidaritas (6,41%) masih

merupakan nilai humanisme yang terkecil kemunculannya setelah nilai historis

(10,04%) di peringkat ke dua.

3. Nilai Humanisme dalam Kategori Berita Kejahatan

Page 64: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

64

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

humanisme yang terkandung dalam berita kejahatan. Adapun rincian hasil koding

pada kategori ini dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Humanisme

Dalam Kategori Berita Kejahatan

Nilai Humanisme

Pembunuhan

Penipuan

Penculikan

Trafficking

Frek

%

Kepekaan 136 119 176 194 625 84,92%

Solidaritas 18 3 1 61 83 11,28%

Historis 7 11 7 3 28 3,80%

Jumlah 161 133 184 258 736 100%

Sumber : Diolah dari tabel 3.2

Dari tabel di atas, terjadi perubahan yang cukup signifikan antara nilai

solidaritas dan nilai historis. Jika di kedua kategori berita sebelumnya nilai

solidaritas selalu berada di peringkat terbawah, maka di Kategori Berita Kejahatan

ini nilai solidaritas naik ke peringkat ke dua dengan 8,69%. Nilai kepekaan masih

merupakan nilai humanisme yang frekuensi kemunculannya paling besar

Page 65: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

65

(87,38%). Sedangkan nilai historis berada di urutan ke tiga dengan frekuensi

kemunculan sebesar 3,93%.

4. Nilai Humanisme dalam Kategori Berita Masalah Moral dalam Masyarakat.

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

humanisme yang terkandung dalam berita Masalah Moral dalam Masyarakat.

Adapun rincian hasil koding pada kategori ini dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Humanisme

Dalam Kategori Berita Masalah Moral dalam Masyarakat

Nilai Humanisme Perilaku Seks Menyimpang Frek %

Kepekaan 203 203 91,03%

Solidaritas 4 4 1,79%

Historis 16 16 7,18%

Jumlah 223 223 100%

Sumber : Diolah dari tabel 3.2

Page 66: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

66

Kategori berita Masalah Moral dalam Masyarakat hanya terdapat satu sub

kategori berita, yaitu perilaku seks menyimpang. Dari tabel di atas dapat diketahui

bahwa dalam penulisan berita feature kategori ini, nilai kepekaan merupakan nilai

humanisme yang muncul secara dominan (91,03%). Besarnya angka frekuensi

kemunculan nilai kepekaan di sini dipengaruhi oleh faktor tema berita yang

berkisah tentang masalah moral. Secara mutlak nilai ini yang mendominasi. Nilai

historis berada di peringkat ke dua dengan 7,18%. Disusul dengan nilai solidaritas

di peringkat ke tiga.

B. Nilai Kepekaan yang Terkandung dalam Rubrik Kisah Tabloid

Nyata

Analisis dalam kategori ini diperlukan untuk mengetahui nilai kepekaan

yang terkandung dalam setiap berita di Rubrik Kisah Tabloid Nyata. Dari

penyajian data sebelumnya, diketahui bahwa nilai kepekaan merupakan nilai

humanisme yang memiliki frekuensi kemunculan terbesar. Melalui analisis ini,

dapat diketahui secara rinci mengenai nilai kepekaan dalam tiap kategori

beritanya. Rincian hasil koding dalam kategori ini, dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Distribusi Silang Frekuensi Kalimat yang Mengandung

Nilai Kepekaan dengan Kategori Berita

Page 67: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

67

Kategori Berita

A B C D

Nilai Kepekaan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Frek

%

Konotasi

Positif

12

19

17

11

16

21

14

9

19

5

13

5

18

179

10,97%

Euf 5 1 1 2 3 4 1 2 - 2 1 1 - 23 1,41%

Hip 9 2 2 2 2 2 6 2 3 5 4 6 4 49 3,01%

Per 3 4 1 7 - - - 4 - - - - - 19 1,17%

Met - - - 1 - - - - - - - - - 1 0,06%

Gaya Baha

sa:

Sim - - - - - 1 1 1 - - - - - 3 0,18%

Des 13 63 40 24 18 32 22 81 72 59 86 121 145 776 47,58% Gaya Penulisan

Nar

25

62

52

32

23

38

27

59

42

48

70

59

34

571

35,01%

Pernyataan korban/ pelaku dlm judul

1

-

1

-

-

-

-

2

-

-

2

2

2

10

0,61%

Jumlah 68 151 114 79 62 98 71 160 136 119 176 194 203 1631 100%

Sumber : Koding Penulis

Berdasarkan tabel 3.7 di atas, diketahui bahwa indikator nilai kepekaan

yang memiliki frekuensi kemunculan paling besar adalah gaya penulisan

(82,59%). Dari gaya penulisan tersebut, sebesar 47,58% adalah gaya penulisan

berupa 47,58% dan sisanya berupa gaya penulisan naratif.

Indikator yang menempati peringkat ke dua adalah penggunaan kalimat

yang mengandung konotasi positif. Indikator nilai ini mencapai 10,97%. Untuk

Page 68: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

68

peringkat ke tiga, indikator nilai kepekaan ditempati oleh penggunaan gaya bahasa

yaitu sebesar 5,83%. Sedangkan indikator nilai kepekaan yang memiliki frekuensi

kemunculan terkecil adalah penggunaan pernyataan korban atau pelaku dalam

judul, yaitu sebesar 0,61%.

Untuk penyajian data nilai kepekaan dalam tiap kategori berita, adalah

sebagai berikut:

1. Nilai Kepekaan dalam Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana.

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan

nilai kepekaan yang terkandung dalam berita kecelakaan dan bencana berdasarkan

indikator yang telah ditentukan. Adapun rincian hasil koding pada kategori ini

dapat dilihat pada tabel 3.8.

Page 69: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

69

Tabel 3.8

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Kepekaan

Dalam Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana

Nilai Kepekaan

Kecelakaan

Kerja

Bencana

Alam

Kecelakaan

Alat Transport

Kebakaran

Frek

%

Konotasi Positif 12 19 17 11 59 14,32%

Eufimisme 5 1 1 2 9 2,19%

Hiperbolis 9 2 2 2 15 3,64%

Personifikasi 3 4 1 7 15 3,64%

Metafora - - - 1 1 0,24%

Gaya Bahasa

Simile - - - - - 0%

Deskriptif 13 63 40 24 140 33,98% Gaya

Penulisan Naratif 25 62 52 32 171 41,50%

Menggunakan pernyataan korban/pelaku peristiwa dalam judul

1

-

1

-

2

0,49%

Jumlah 68 151 114 79 412 100%

Sumber : Diolah dari Tabel 3.7

Page 70: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

70

Dalam kategori berita kecelakaan dan bencana, indikator nilai kepekaan

yang memiliki frekuensi kemunculan terbesar adalah gaya penulisan naratif

(41,50%). Sedangkan gaya penulisan deskriptif memiliki frekuensi kemunculan

sebesar 33,98%. Penggunaan kalimat yang mengandung konotasi positif

merupakan indikator nilai kepekaan yang memiliki frekuensi kemunculan ke tiga

yaitu sebesar 14,32%. Setelah itu penggunaan gaya bahasa memiliki frekuensi

kemunculan sebanyak 9,71%. Dari penggunaan gaya bahasa ini, gaya bahasa

hiperbolis dan personifikasi memiliki frekuensi kemunculan yang sama sebesar 3,

64%. Setelah itu disusul dengan indikator gaya bahasa eufimisme (2,19%) dan

gaya bahasa metafora (0,24%). Sedangkan untuk indikator gaya bahasa simile

tidak ditemukan dalam kategori berita ini.

2. Nilai Kepekaan dalam Kategori Berita Human Interest.

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

kepekaan yang terkandung dalam berita human interest berdasarkan indikator

yang telah ditentukan. Adapun rincian hasil koding pada kategori ini dapat dilihat

pada tabel 3.9.

Tabel 3.9

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Kepekaan

Dalam Kategori Berita Human Interest

Page 71: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

71

Nilai Kepekaan

Kisah di Balik Kematian

Kisah Inspiratif

Fenomena

Profil

Frek

%

Konotasi Positif 16 21 14 9 60 15,35%

Eufimisme 3 4 1 2 10 2,56%

Hiperbolis 2 2 6 2 12 3,07%

Personifikasi - - - 4 4 1,02%

Metafora - - - - 0 0%

Gaya Bahasa

Simile - 1 1 1 3 0,77%

Deskriptif 18 32 22 81 153 39,13% Gaya

Penulisan Naratif 23 38 27 59 147 37,59%

Menggunakan pernyataan korban/pelaku peristiwa dalam judul

-

-

-

2

2

0,51%

Jumlah 62 98 71 160 391 100%

Sumber : Diolah dari Tabel 3.7

Dalam kategori berita human interest, gaya penulisan deskriptif

merupakan indikator nilai kepekaan yang memiliki frekuensi kemunculan paling

besar (39,13%). Setelah itu, gaya penulisan naratif menyusul di peringkat ke dua

dengan 37,59%. Indikator konotasi positif memiliki frekuensi kemunculan sebesar

15,35% dan kemudian disusul dengan penggunaan gaya bahasa yaitu sebesar

7,42%. Indikator penggunaan gaya bahasa tersebut terdiri atas penggunaan gaya

bahasa hiperbolis (3,07%), gaya bahasa eufimisme (2,56%), gaya bahasa

personifikasi (1,02%) dan gaya bahasa simile (0,77%). Gaya bahasa metafora

tidak ditemukan dalam kategori berita ini. Sedangkan indikator pernyataan korban

Page 72: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

72

atau pelaku dalam judul memiliki frekuensi kemunculan terkecil yaitu sebesar

0,51%.

3. Nilai Kepekaan dalam Kategori Berita Kejahatan

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

kepekaan yang terkandung dalam berita kejahatan berdasarkan indikator yang

telah ditentukan. Adapun rincian hasil koding pada kategori ini dapat dilihat pada

tabel 3.10.

Tabel 3.10

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Kepekaan

Dalam Kategori Berita Kejahatan

Nilai Kepekaan Pembunuhan

Penipuan Penculikan Trafficking Frek %

Konotasi Positif 19 5 13 5 42 6,72%

Page 73: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

73

Eufimisme - 2 1 1 4 0,64%

Hiperbolis 3 5 4 6 18 2,88%

Personifikasi - - - - - 0%

Metafora - - - - - 0%

Gaya Bahasa

Simile - - - - - 0%

Deskriptif 72 59 86 121 338 54,08% Gaya

Penulisan Naratif 42 48 70 59 219 35,04%

Menggunakan pernyataan korban/pelaku peristiwa dalam judul

-

-

2

2

4

0,64%

Jumlah 136 119 176 194 625 100%

Sumber : Diolah dari Tabel 3.7

Dari tabel di atas, terlihat bahwa indikator gaya penulisan deskriptif

mendominasi frekuensi kemunculan secara mutlak, yaitu sebesar 54,08%.

Menyusul di peringkat ke dua adalah indikator gaya penulisan naratif sebesar

35,04%. Dalam kategori berita kejahatan ini, frekuensi kemunculan indikator

konotasi positif adalah sebesar 6,72%. Yang patut diamati adalah kecenderungan

penggunaan gaya bahasa yang menurun dari kategori berita sebelumnya, yaitu

sebesar 3,52%. Dari indikator penggunaan gaya bahasa tersebut, sebesar 2,88%

adalah menggunakan gaya bahasa hiperbolis dan gaya bahasa eufimisme sebesar

0,64%. Sedangkan gaya bahasa personifikasi, metafora dan simile tidak

ditemukan sama sekali dalam kategori berita ini. Sedangkan untuk indikator

Page 74: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

74

penggunaan pernyataan korban atau pelaku dalam judul frekuensi kemunculannya

adalah sebesar 0,64%.

4. Nilai Kepekaan dalam Kategori Berita Masalah Moral dalam Masyarakat

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

kepekaan yang terkandung dalam berita masalah moral dalam masyarakat

berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Adapun rincian hasil koding pada

kategori ini dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Kepekaan

Dalam Kategori Berita Masalah Moral dalam Masyarakat

Nilai Kepekaan Perilaku Seks Menyimpang Frek %

Konotasi Positif 18 18 8,87%

Eufimisme - - 0%

Hiperbolis 4 4 1,97%

Personifikasi - - 0%

Metafora - - 0%

Gaya Bahasa

Simile - - 0%

Deskriptif 145 145 71,43% Gaya

Penulisan Naratif 34 34 16,75%

Menggunakan pernyataan korban/pelaku peristiwa dalam

Page 75: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

75

judul 2 2 0,98%

Jumlah 203 203 100%

Sumber : Diolah dari Tabel 3.7

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa gaya penulisan deskriptif masih

merupakan indikator kepekaan yang memiliki frekuensi kemunculan yang

terbesar yaitu sebesar 71,43%. Seperti dalam kategori-kategori sebelumnya,

penggunaan gaya bahasa naratif memiliki frekuensi kemunculan terbesar ke dua

sebesar 16,75%. Frekuensi kemunculan terbesar ke tiga ditempati oleh indikator

penggunaan kalimat berbahasa konotasi positif yaitu sebesar 8,87%. Dalam

kategori ini, indikator penggunaan gaya bahasa hanya ditemukan satu jenis gaya

bahasa yaitu gaya bahasa hiperbolis (1,97%). Untuk gaya bahasa eufimisme,

personifikasi, metafora, dan simile tidak ditemukan dalam kategori berita ini.

Sedangkan untuk indikator penggunaan pernyataan korban atau pelaku dalam

judul ditemukan sebesar 0,98%.

C. Nilai Solidaritas yang Terkandung dalam Rubrik Kisah Tabloid Nyata

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya dalam tabel 3.2, nilai Solidaritas

memiliki kecenderungan frekuensi kemunculan yang relatif seimbang dengan

nilai historis. Jika nilai historis memiliki frekuensi kemunculan sebesar 6,55%,

maka untuk nilai solidaritas, ditemukan sebesar 7,28%. Melalui analisis ini, dapat

diketahui secara rinci mengenai nilai solidaritas dalam tiap kategori beritanya.

Rincian hasil koding dalam kategori ini, dapat dilihat pada tabel 3.12.

Page 76: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

76

Tabel 3.12

Distribusi Silang Frekuensi Kalimat yang Mengandung

Nilai Solidaritas dengan Kategori Berita

Kategori Berita

A B C D

Nilai

Solidaritas

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Frek

%

Simpati Terdapat kata bersifat opini

5

8

4

4

2

16

2

10

18

3

1

21

4

98

71,01%

Menyamarkan identitas korban asusila

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

40

-

40

28,99%

Empati

Menyamarkan identitas tersangka tindak kriminal yang di bwh umur

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

0%

Jumlah 5 8 4 4 2 16 2 10 18 3 1 61 4 138 100%

Sumber : Koding Penulis

Page 77: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

77

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa indikator nilai solidaritas yang

mendominasi adalah adanya kalimat yang mengadung kata bersifat opini, yaitu

sebesar 71,01%. Untuk indikator ke dua yaitu menyamarkan identitas korban

asusila, hanya terdapat pada satu jenis sub kategori berita yaitu trafficking yang

memiliki frekuensi kemunculan sebesar 28,99%. Untuk indikator yang ke tiga

yaitu menyamarkan identitas tersangka tindak kriminalitas yang di bawah umur

sama sekali tidak ditemukan. Karena sampel penelitian dalam kategori berita

kejahatan tidak melibatkan satu pun tersangka yang masih di bawah umur.

Untuk penyajian data nilai solidaritas dalam tiap kategori berita, adalah

sebagai berikut:

1. Nilai Solidaritas dalam Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

solidaritas yang terkandung dalam berita kecelakaan dan bencana berdasarkan

indikator yang telah ditentukan. Untuk mengetahui rincian hasil koding, dapat

dilihat pada tabel 3.13

Tabel 3.13

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Solidaritas

Dalam Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana

Nilai

Solidaritas

Kecelakaan

Kerja

Bencana

Alam

Kecelakaan Alat Transport

Kebakaran

frek %

Page 78: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

78

5 8 4 4 Simpati Terdapat kata bersifat opini

21 100%

Menyamarkan identitas korban asusila

- - - - 0 0% Empati

Menyamarkan identitas tersangka tindak kriminal yang di bwh umur

-

-

-

-

0

0%

Jumlah 5 8 4 4 21

Sumber : Koding Penulis

Dalam kategori berita ini, secara mutlak penggunaan kalimat yang

mengandung kata bersifat opini merupakan satu-satunya indikator yang dapat

ditemui. Karena dua indikator yang lain berlaku untuk berita yang mengangkat

kasus asusila dan kriminalitas.

2. Nilai Solidaritas dalam Kategori Berita Human Interest

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

solidaritas yang terkandung dalam berita human interest berdasarkan indikator

yang telah ditentukan. Untuk mengetahui rincian hasil koding, dapat dilihat pada

tabel 3.14.

Tabel 3.14

Page 79: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

79

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Solidaritas

Dalam Kategori Berita Human Interest

Nilai

Solidaritas

Kisah di Balik Kematian

Kisah Inspiratif Fenomena Profil frek %

2 16 2 10 Simpati Terdapat kata bersifat opini

30 100%

Menyamarkan identitas korban asusila

-

-

-

-

-

0% Empati

Menyamarkan identitas tersangka tindak kriminal yang di bwh umur

-

-

-

-

-

0%

Jumlah 2 16 2 10 30 100%

Sumber : Koding Penulis

Sama dengan kategori berita sebelumnya, penggunaan unsur simpati

dengan indikator terdapat kata bersifat opini merupakan satu-satunya yang dapat

ditemui. Sedangkan dua indikator yang lain tidak ditemukan.

3. Nilai Solidaritas dalam Kategori Berita Kejahatan

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

solidaritas yang terkandung dalam berita kejahatan berdasarkan indikator yang

Page 80: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

80

telah ditentukan. Untuk mengetahui rincian hasil koding, dapat dilihat pada tabel

3.15.

Tabel 3.15

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Solidaritas

Dalam Kategori Berita Kejahatan

Nilai Solidaritas Pembunuhan Penipuan Penculikan Trafficking frek %

18 3 1 21 43 Simpati Terdapat kata bersifat opini

51,80%

Menyamarkan identitas korban asusila

-

-

-

40

40

48,20%

Empati

Menyamarkan identitas tersangka tindak kriminal yang di bwh umur

-

-

-

-

-

0%

Jumlah 18 3 1 61 83 100%

Sumber : Koding Penulis

Dalam kategori berita kejahatan, penggunaan unsur simpati dengan

indikator terdapat kata bersifat opini memiliki frekuensi kemunculan 51,80%.

Sedangkan indikator menyamarkan identitas korban asusila hanya muncul pada

Page 81: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

81

satu sub kategori berita, yaitu berita trafficking. Kemunculan indikator tersebut

adalah sebesar 48,20%.

4. Nilai Solidaritas dalam Kategori Berita Masalah Moral dalam Masyarakat

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

solidaritas yang terkandung dalam berita masalah moral dalam masyarakat

berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Untuk mengetahui rincian hasil

koding, dapat dilihat pada tabel 3.15.

Tabel 3.16

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Solidaritas

Dalam Kategori Berita Masalah Moral dalam Masyarakat

Nilai Solidaritas Perilaku Seks Menyimpang frek %

4 Simpati Terdapat kata bersifat opini

4 100%

Menyamarkan identitas korban asusila

-

-

0%

Empati

Menyamarkan identitas tersangka tindak kriminal yang di bwh umur

-

-

0%

Jumlah 4 4 100%

Sumber : Koding Penulis

Page 82: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

82

Dalam kategori berita masalah moral masyarakat, penggunaan unsur

simpati dengan indikator terdapat kata bersifat opini merupakan satu-satunya

indikator yang dapat ditemui. Sedangkan dua indikator yang lain tidak ditemukan.

D. Nilai Historis yang Terkandung dalam Rubrik Kisah Tabloid Nyata

Nilai historis merupakan nilai humanisme yang mengupas tentang

penyebab atau akibat peristiwa dan tentang kejadian serupa yang pernah terjadi

sebelumnya. Dalam tabel 3.2, diketahui bahwa nilai historis merupakan nilai

humanisme yang memiliki frekuensi kemunculan terkecil yaitu sebesar 6,55%.

Melalui analisis ini, dapat diketahui secara rinci mengenai nilai historis dalam tiap

kategori beritanya. Rincian hasil koding dalam kategori ini, dapat dilihat pada

tabel 3.16.

Tabel 3.17

Distribusi Silang Frekuensi Kalimat yang Mengandung

Nilai Historis dengan Kategori Berita

Kategori Berita

A B C D

Nilai

Historis

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Frek

%

Page 83: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

83

Terdapat kalimat yg menjelaskan penyebab atau akibat peristiwa

3

15

8

7

12

12

14

9

7

8

7

3

9

114

91,94%

Terdapat kalimat yang menerangkan bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi sebelumnya.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3

-

-

7

10

8,06%

Jumlah 3 15 8 7 12 12 14 9 7 11 7 3 16 124 100%

Sumber : Koding Penulis

Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa indikator adanya kalimat yang

menjelaskan penyebab atau akibat peristiwa mendominasi kemunculan nilai

solidaritas dengan 91,94%. Sedangkan sisanya memuat adanya kalimat yang

menerangkan bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi sebelumnya.

Untuk penyajian data nilai historis dalam tiap kategori berita, adalah

sebagai berikut:

1. Nilai Historis dalam Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

historis yang terkandung dalam berita kecelakaan dan bencana berdasarkan

indikator yang telah ditentukan. Untuk mengetahui rincian hasil koding, dapat

dilihat pada tabel 3.17

Tabel 3.18

Page 84: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

84

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Historis

Dalam Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana

Nilai Historis Kecelakaan

Kerja

Bencana

Alam

Kecelakaan Alat Transport

Kebakaran

frek %

3

15

8

7

Terdapat kalimat yg menjelaskan penyebab atau akibat peristiwa

33

100%

Terdapat kalimat yang menerangkan bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi sebelumnya.

-

-

-

-

0

0%

Jumlah 3 15 8 7 33 100%

Sumber : Koding Penulis

Dari tabel di atas diketahui bahwa dari keempat sub kategori berita, hanya

indikator adanya kalimat yang menjelaskan penyebab atau akibat peristiwa yang

muncul. Sedangkan untuk indikator ke dua, tidak ditemukan sama sekali dalam

kategori berita ini.

2. Nilai Historis dalam Kategori Berita Human Interest

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

historis yang terkandung dalam berita human interest berdasarkan indikator yang

Page 85: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

85

telah ditentukan. Untuk mengetahui rincian hasil koding, dapat dilihat pada tabel

3.18.

Tabel 3.19

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Historis

Dalam Kategori Berita Human Interest

Nilai Historis

Kisah di Balik Kematian

Kisah Inspiratif

Fenomena Profil frek %

12

12

4

9

Terdapat kalimat yg menjelaskan penyebab atau akibat peristiwa

37

100%

Terdapat kalimat yang menerangkan bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi sebelumnya.

-

-

-

-

0

0%

Jumlah 12 12 4 9 37 100%

Sumber : Koding Penulis

Sama seperti kategori berita sebelumnya, dari keempat berita dalam

kategori ini hanya terdapat satu indikator yang ditemukan, yaitu adanya kalimat

yang menjelaskan penyebab atau akibat peristiwa.

3. Nilai Historis dalam Kategori Berita Kejahatan

Page 86: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

86

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

historis yang terkandung dalam berita kejahatan berdasarkan indikator yang telah

ditentukan. Untuk mengetahui rincian hasil koding, dapat dilihat pada tabel 3.19.

Tabel 3.20

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Historis

Dalam Kategori Berita Kejahatan

Nilai Historis

Pembunuhan Penipuan

Penculikan Trafficking frek %

7

8

7

3

Terdapat kalimat yg menjelaskan penyebab atau akibat peristiwa

25

89,29%

Terdapat kalimat yang menerangkan bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi sebelumnya.

-

3

-

-

3

10,71%

Jumlah 7 11 7 3 28 100%

Sumber : Koding Penulis

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa indikator adanya kalimat yang

menjelaskan penyebab atau akibat peristiwa masih muncul secara dominan, yaitu

sebesar 89,29%. Tidak seperti kategori sebelumnya, indikator adanya kalimat

Page 87: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

87

yang menerangkan bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi sebelumnya ditemukan

dalam kategori ini walaupun dalam prosentase yang kecil (10,71%).

4. Nilai Historis dalam Kategori Berita Masalah Moral dalam Masyarakat.

Analisis pada bagian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan nilai

historis yang terkandung dalam berita masalah moral dalam masyarakat

berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Untuk mengetahui rincian hasil

koding, dapat dilihat pada tabel 3.20.

Tabel 3.21

Distribusi Frekuensi Kalimat yang Mengandung Nilai Historis

Dalam Kategori Berita Masalah Moral dalam Masyarakat

Nilai Historis Perilaku Seks Menyimpang frek %

9

Terdapat kalimat yg menjelaskan penyebab atau akibat peristiwa

9

56,25%

7

Terdapat kalimat yang menerangkan bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi sebelumnya.

7

43,75%

Jumlah 16 16 100%

Sumber : Koding Penulis

Page 88: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

88

Dilihat dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa dalam kategori berita

masalah moral dalam masyarakat, kedua indikator nilai historis ditemukan.

Indikator adanya kalimat yg menjelaskan penyebab atau akibat peristiwa memiliki

frekuensi kemunculan sebesar 56,25%. Dan indikator lainnya, yaitu adanya

kalimat yang menerangkan bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi sebelumnya

memiliki frekuennsi kemunculan sebesar 43,75%.

Demikian sajian data yang diperoleh oleh peneliti. Bab selanjutnya berisi

analisis data yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana

kecenderungan Tabloid Nyata dalam menyajikan berita feature dalam Rubrik

Kisah.

Page 89: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

89

BAB IV

ANALISIS ISI PENERAPAN NILAI HUMANISME

DALAM RUBRIK KISAH TABLOID NYATA

EDISI JANUARI-MARET 2009

A. Pengantar Analisis

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini akan menjelaskan

penerapan nilai humanisme dalam berita feature. Dalam hal ini kaitannya dengan

berita yang tersaji di Rubrik Kisah Tabloid Nyata edisi Januari-Maret. Setelah

dilakukan penelitian, ditemukan hasil bahwa nilai humanisme yang terkandung

didominasi oleh nilai kepekaan yaitu sebesar 86,17%. Disusul dengan nilai

solidaritas sebesar 7,28% dan nilai historis sebesar 6,55%.

Hasil yang diperoleh peneliti sesuai dengan rumusan nilai humanisme

secara umum. Rumusan nilai humanisme secara umum bermula dari rasa peka

terhadap penderitaan sesama, kemudian muncul rasa solidaritas yang berakar dari

rasa simpati dan empati. Dan selanjutnya dilengkapi dengan mengasah budi dan

hati dengan berbagai fakta di masa lampau atau disebut aspek historis. Adanya

aspek historis di sini adalah sebagai pendukung dan pelengkap dari aspek

kepekaan dan solidaritas. Dengan aspek historis, manusia diharapkan bisa belajar

dari berbagai fakta yang pernah terjadi sebelumnya.

Page 90: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

90

Dari hasil analisis penulis, diharapkan nilai humanisme yang terdapat

dalam Rubrik Kisah Tabloid Nyata dapat terurai secara jelas. Sehingga pada

akhirnya bisa didapatkan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian ini.

B. Analisis Nilai-Nilai Humanisme yang Terkandung dalam Rubrik Kisah

Tabloid Nyata

Hasil koding yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa dari

satu kalimat dalam berita yang dikoding dapat memuat lebih dari satu indikator

variabel. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya nilai humanisme merupakan

elemen penting dalam penulisan berita feature. Sehingga agar dapat menyentuh

sisi humanisme pembacanya, Rubrik Kisah Tabloid Nyata pun menyajikan berita

dengan gaya bahasa dramatis dan menyentuh.

Berdasarkan koding yang telah dilakukan terhadap 13 berita dapat dilihat

adanya kecenderungan nilai humanisme yang ditonjolkan dan kurang menonjol.

Kecenderungan nilai humanisme yang muncul setiap berita dalam sampel

penelitian penulis dapat dilihat lebih lanjut dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Distribusi Silang Frekuensi Kalimat yang Mengandung

Nilai Humanisme dengan Kategori Berita

Kategori Berita Nilai Human-

A B C D

Frek

%

Page 91: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

91

isme 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Kepekaan 68 151 114 79 62 98 71 160 136 119 176 194 203 1631 86,17%

Solidaritas 5 8 4 4 2 16 2 10 18 3 1 61 4 138 7,28%

Historis 3 15 8 7 12 12 14 9 7 11 7 3 16 124 6,55%

jumlah 76 174 126 90 76 126 87 179 161 133 184 258 223 1893 100%

Sumber : Koding Penulis

Keterangan:

A.1. Kecelakaan Kerja

A.2. Bencana Alam

A.3. Kecelakaan Alat Transportasi

A.4. Kebakaran

B.1. Kisah di balik Kematian Seseorang

B.2 Kisah Inspiratif

B.3. Fenomena

B.4. Profil

C.1 Pembunuhan

C.2 Penipuan

C.3 Penculikan

C.4. Trafficking

D.1 Perilaku Seks Menyimpang

Selanjutnya analisis nilai humanisme secara detail akan dilakukan mulai

dari nilai budaya dengan frekuensi tertinggi sampai terendah.

Page 92: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

92

1. Nilai Kepekaan

Dari hasil koding diketahui bahwa nilai humanisme yang paling sering

dimuat adalah Kepekaan yang memiliki frekuensi kemunculan sebesar 86,17%

dalam semua kategori berita yang telah diteliti oleh penulis. Nilai kepekaan

merupakan nilai humanisme yang dianggap paling penting oleh redaksi untuk

disampaikan kepada pembaca. Hal ini dibuktikan dengan selalu munculnya nilai

humanisme ini di setiap kategori berita dan sub kategori berita yang diteliti oleh

penulis.

Dari tabel 3.2 di atas, dapat terlihat bahwa 1631 kalimat yang mengandung

nilai kepekaan dalam semua kategori berita, 625 kalimat atau sebesar 38,32%

diantaranya terdapat dalam kategori berita kejahatan. Hal ini menunjukkan bahwa

berita kejahatan merupakan tema yang dianggap penting bagi redaksi Tabloid

Nyata dalam menyampaikan nilai humanisme. Dalam kategori berita ini, kisah

yang menyentuh kepekaan pembaca paling dominan terdapat dalam berita

trafficking. Dari semua indikator nilai kepekaan, paling banyak yang digunakan

dalam berita trafficking ini adalah penggunaan gaya penulisan deskriptif.

Sebanyak 145 kalimat memuat indikator ini. Beberapa contoh paragraf yang

terdapat kalimat yang memuat indikator gaya penulisan deskriptif adalah sebagai

berikut:

Keesokan harinya, 6 Juni 2008 pukul 06.00 WIB, setelah berpamitan dengan orangtua angkatnya, Mawar berangkat ke sekolah. Udara pagi yang dingin membuat Mawar memakai sweater kuning. Karena jarak rumah dengan sekolah lumayan jauh, Mawar harus menempuhnya dengan angkutan umum. Situasi tempatnya menunggu angkutan umum sangat sepi.

Page 93: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

93

(Gadis Lampung Korban Trafficking. Kategori Berita Kejahatan (trafficking). Edisi III Feb 2009)

Kepala naga ada pada pipi kanan Asmad. Elang pada pipi kiri, bola dunia diikat pada jidat, dan naga pada leher. Sedangkan wajah Budi, bertato macan pada pipi kiri, gambar ikan pada sisi kanan, batik bertuliskan Allah dengan huruf arab pada jidat, tulisan Muhammad dengan huruf Arab pada dagu.

(Dua Guru Korban Gendam Tato, Diiming-iming Jabatan Intelijen Pariwisata. Kategori Berita Kejahatan (penipuan). Edisi III Feb 2009)

Sedangkan sebanyak 412 kalimat atau sebesar 25,26% diantaranya

terdapat dalam kategori berita kecelakaan dan bencana. Ini mengindikasikan

bahwa dalam mengisahkan berita kategori ini, Tabloid Nyata mengeksplor

kepekaan pembaca dengan memuat indikator-indikator dari nilai kepekaan.

Dalam berita yang menyajikan tentang kisah kecelakaan dan bencana ini,

pembaca diajak untuk mengetahui dan merasakan kejadian yang dialami oleh

korban. Hal ini sesuai dengan rumusan humanisme yang berakar pada

compassion, yaitu seseorang harus terus-menerus menempatkan diri dalam

kenyataan kehidupan. Compassion ini yang mendorong rasa keterharuan dan belas

kasihan terhadap penderitaan orang lain. Jadi rasa kepekaan dalam hal ini

diperlukan untuk melengkapi nilai humanisme yang harus disampaikan kepada

pembaca.

Dalam kategori berita kecelakaan dan bencana ini, indikator kepekaan

yang terbesar dimuat adalah gaya penulisan naratif. Gaya penulisan ini merupakan

Page 94: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

94

gaya penulisan yang menguraikan kisah dengan menceritakan peristiwa secara

runtut. Gaya penulisan naratif memungkinkan redaksi untuk menceritakan

peristiwa secara detail dan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Gaya naratif

membuat penulisan berita menjadi lebih sederhana dan “cair”.

Beberapa contoh paragraf yang terdapat kalimat yang memuat indikator

gaya penulisan naratif adalah sebagai berikut:

Saat kecelakaan terjadi, Nuriyanto yang sehari-hari berjualan mainan di depan sekolah dasar-sekolah dasar di Trenggalek sedang tertidur. Tiba-tiba Ia terbangun karena dikagetkan suara benturan. “Saya dengan suara benturan keras tiga kali,” ceritanya sambil meringis kesakitan. “Saya tidak tahu itu suara apa. Tahu-tahu banyak penumpang terlempar dan langsung tumpang tindih. Kalau saya terjepit kursi,” cerita Nuriyanto.

(Dokter Gigi Tewas dalam Tabrakan Kereta Api-Bus. “Tolong saya dikubur di samping bapak”. Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana (Kecelakaan Alat Transportasi). Edisi I Maret 2009)

Setelah gaya penulisan, indikator yang memiliki frekuensi kemunculan

terbesar ke dua adalah penggunaan kalimat yang mengandung makna konotasi

positif. Makna konotasi positif merupakan cara untuk menuturkan fakta secara

halus dan sopan. Hal ini berkaitan dengan nilai kepekaan yang berada dalam ranah

emosional. Dalam hal ini, emosional berkaitan dengan perasaan dan hati. Dengan

menggunakan makna konotasi positif, penyampaian berita menjadi menyentuh

dan membuat pembaca merasakan nilai kepekaan itu sendiri.

Berikut ini adalah contoh paragraf yang mengandung indikator

penggunaan makna konotasi positif:

Page 95: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

95

Sulardi memastikan mendiang anaknya masih suci. Pembunuhan ini juga diyakininya bukan karena korban hamil dan pelaku tidak mau bertanggung jawab. “Mustahil anak saya berbuat zina,” tutur Sulardi.

(Tragedi Pembunuhan Mahasiswi UNS, SMS Iseng Berujung Maut. Kategori Berita : Kejahatan (Pembunuhan). Edisi IV Maret 2009)

Penggunaan kata “masih suci” merupakan makna konotasi positif dari kata

“perawan”. Makna ini menyamarkan maksud yang sebenarnya agar tidak secara

ekstrim mengandung ungkapan yang kemungkinan menyakiti hati beberapa pihak.

Hal ini bertujuan untuk menunjukkan rasa kesopanan dan mengurangi kevulgaran

dalam penyampaian berita.

Nilai kepekaan juga ditemukan sebanyak 391 kalimat atau 23,97% pada

kategori berita human interest. Walaupun gaya penulisan deskriptif dan naratif

masih mendominasi indikator kepekaan yang terpenuhi, tetapi indikator gaya

bahasa digunakan dengan relatif beragam dalam kategori ini.

Indikator gaya bahasa yang paling banyak ditemui dalam kategori berita

human interest adalah gaya bahasa hiperbolis dan personifikasi. Dari keempat

berita dalam kategori ini, sebanyak 30 kalimat memuat kedua gaya bahasa

tersebut. Gaya bahasa hiperbolis adalah semacam gaya bahasa yang mengandung

suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan suatu hal.

Sedangkan gaya bahsa personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa

seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan.

Page 96: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

96

Penggunaan gaya bahasa ini merupakan salah satu cara menyajikan berita

feature dengan tujuan untuk menimbulkan dramatisasi dan menyentuh kepekaan

pembaca. Dengan penyampaian berita yang seperti ini, pembaca akan lebih

mudah memahami nilai humanisme yang ingin disampaikan oleh redaksi.

Contoh paragraf yang terdapat kalimat yang memuat indikator gaya bahasa

hiperbolis adalah sebagai berikut:

Begitu jenazah Azis tiba di rumah duka di Jalan Eka Rasmi, Gang Pipa Air Bersih, Kecamatan Medan Johor, istri dan anak almarhum langsung meraung-raung, sambil memegang jenazah. Ratapan dan tangisan mereka membuat pelayat ikut menangis. Semua ikut sedih.

(Di Balik Kematian Ketua DPRD Sumut. Pesan Almarhum : Jangan Jadi Politisi. Kategori berita : Human Interest (Kisah di Balik Kematian). Edisi: II Feb 2009)

Sedangkan contoh paragraf yang memuat gaya bahasa personifikasi adalah

sebagai berikut:

Pagi hari, di Kampung Cikoneng, Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, masih diselimuti kabut. Meski hawa dingin pegunungannya terasa seperti menusuk tubuh, para pemetik teh tetap berbondong-bondong melakukan aktivitasnya.

(Rudi MS: Cukup Kaki Saya yang Lumpuh, Jangan Otak Murid Saya. Kategori berita : Human Interest (Profil). Edisi: I Maret 2009)

Selain kedua gaya bahasa di atas, dalam kategori ini juga ditemukan

penggunaan gaya bahasa eufimisme. Gaya bahasa eufimisme dimuat dalam

kategori berita ini sebanyak 10 kalimat atau sebesar 2,56%. Gaya bahasa

Page 97: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

97

eufimisme adalah semacam acuan berupa ungkapan-ungkapan yang tidak

menyinggung perasaan orang, atau ungkapan-ungkapan halus untuk

menggantikan acuan yang dirasakan menghina, menyinggung perasaaan atau

mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan. Secara umum dapat diartikan

bahwa gaya bahasa ini digunakan untuk memperhalus penyampaian fakta yang

buruk kepada pembaca.

Contoh paragraf yang terdapat kalimat yang memuat indikator gaya bahasa

eufimisme adalah sebagai berikut:

Kehidupan rumah tangga Kasmin jauh dari kemapanan. Kesehariannya lelaki ini tak punya pekerjaan tetap. Terkadang dia mencari bekicot ke ladang-ladang sekitar rumahnya dan menjualnya. Sedangkan Mukharomah hanya ibu rumah tangga.

(Praktik Ditutup, Ponari Disembunyikan. Air Comberan Pun Jadi Rebutan. Kategori Berita: Human Interest (Fenomena). Edisi: III Feb 2009)

Dalam paragraf tersebut, penggunaan gaya bahasa eufimisme digunakan

untuk menggambarkan kemiskinan yang dialami Kamsin, bapak Ponari.

Penggunaan gaya bahasa ini setidaknya mempengaruhi pembaca untuk merasakan

penderitaan kehidupan yang dialami oleh pelaku peristiwa. Dalam hal ini redaksi

telah berupaya untuk menyentuh kepekaan pembaca dengan halus dan

menggunakan permainan kata-kata.

Dalam kategori berita human interest ini juga ditemukan kalimat yang

memuat indikator gaya bahasa simile. Gaya bahasa simile adalah perbandingan

yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat

Page 98: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

98

eksplisit adalah bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang

lain.

Contoh paragraf yang terdapat kalimat yang memuat indikator gaya bahasa

simile adalah sebagai berikut:

Bila mengingat masa lalu, Habibah tidak percaya bisa mengantarkan kesembilan anaknya ke jenjang pendidikan tinggi. “Sekarang ini saya tengah menikmati masa tua yang bahagia. Ibaratnya benih yang saya tanam berbuah sangat manis,” canda Habibah ketika ditemui Nyatadi kediamannya beberapa waktu lalu.

(Pasangan Buruh Pabrik dan Tukang Jahit. Sukses Antarkan 9 Anak ke Jenjang Pendidikan Tinggi. Kategori Berita: Human Interest (Kisah Inspiratif). Edisi II Feb 2009)

Dari paragraf di atas, terlihat bahwa terdapat perbandingan keadaan yang

dialami oleh pelaku peristiwa. Secara eksplisit, masa tua yang bahagia disamakan

dengan menanam benih yang pada akhirnya berbuah sangat manis. Dengan upaya

dan kerja keras, masa muda yang penuh keterbatasan bisa menghasilkan masa tua

yang bahagia.

Dalam kategori berita human interest ini, hanya gaya bahasa metafora

yang tidak ditemukan. Dari semua sampel penelitian yang diteliti oleh penulis,

kalimat yang memuat gaya bahasa metafora hanya ditemukan sebanyak 1 kalimat.

Gaya bahasa metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal

secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Gaya bahasa ini hanya

ditemukan dalam kategori berita kecelakaan dan bencana, sub kategori berita

kebakaran.

Page 99: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

99

Berikut ini adalah contoh paragraf yang mengandung gaya bahasa

metafora:

Dalam waktu hitungan detik api melalap rumah Heri. Ibu-ibu yang panik seera meminta pertolongan kepada warga ke RW sebelah. Beberapa pemuda yang memadamkan api tak kuasa meredam amukan si jago merah.

(Calon Pengantin Tewas Bersama. “Dia Sudah Memesan Gaun Pengantin.” Kategori Berita: Kecelakaan dan Bencana (Kebakaran). Edisi: IV Maret 2009)

Dari paragraf di atas dapat ditemui gaya bahasa metafora pada kata “si

jago merah”. Secara implisit, kobaran api dianalogikan sebagai amukan si jago

merah. Gaya bahasa ini hanya digunakan untuk menganalogikan suatu keadaan

dengan julukan tertentu.

Indikator nilai kepekaan yang lain adalah adanya pernyataan korban atau

pelaku peristiwa dalam judul, baik judul berita utama maupun berita inset atau

pendukung. Penggunaan indikator ini bermaksud untuk menarik rasa penasaran

dan simpati pembaca dan kemudian pada akhirnya rasa kepekaan tersebut dapat

tersampaikan.

Berikut adalah contoh judul berita yang menggunakan pernyataan korban

atau pelaku peristiwa dalam judul:

1. Di Balik Kecelakaan Helikopter di Pondok Cabe. “Bu, Aku Pulang.” 2. Banjir Landa Surabaya, Guru Lukis Jadi Korban. “Saya Berharap Ada

Mukjizat.” 3. Dokter Gigi Tewas dalam Tabrakan Kereta Api-Bus. “Tolong Saya

Dikubur di Samping Bapak.” 4. Calon Pengantin Tewas Bersama. “Dia Sudah Memesan Gaun

Pengantin.”

Page 100: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

100

Dari analisis di atas, dapat terlihat bahwa nilai kepekaan sebagai nilai

humanisme dengan frekuensi kemunculan tertinggi selaras dengan sifat khas dari

humanisme yaitu peka terhadap penderitaan sesama. Rubrik Kisah Tabloid Nyata

menyajikan berita feature dengan sentuhan nilai humanisme dengan tujuan untuk

memberitahukan kepada pembaca tentang rasa sependeritaan dengan orang lain.

Rasa kepekaan ini tidak hanya menuntut keterbukaan terhadap dunia dan orang

lain, tapi juga kesediaan untuk ikut membawa dan membantu orang lain

memperoleh kemanusiaannya juga. Dari nilai kepekaan inilah, muncullah nilai

solidaritas dan pengertian yang mendalam tentang nilai historis. Sehingga secara

umum nilai humanisme terwakili secara nyata.

2. Nilai Solidaritas

Dari hasil koding yang telah dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa nilai

solidaritas memiliki frekuensi kemunculan terbesar ke dua setelah nilai kepekaan.

Dari semua sampel penelitian, kalimat yang terindikasi mengandung nilai

solidaritas adalah sebanyak 138 kalimat atau sebesar 7,28%. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai solidaritas selalu muncul setelah nilai kepekaan. Karena pada

dasarnya nilai solidaritas muncul berawal dari rasa kepekaan itu sendiri.

Dari kesosialan yang dimiliki humanisme, maka mau tak mau humanisme

ini menuntut manusia untuk selalu peka terhadap penderitaan sesama dan pada

akhirnya bersimpati dan memberikan dukungan moral. Dari simpati dan dukungan

inilah nilai humanisme terukur secara nyata.

Page 101: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

101

Masih seperti hasil analisis nilai kepekaan, dari 138 kalimat yang memuat

nilai solidaritas, sebanyak 83 kalimat atau sebesar 60,14% terdapat dalam kategori

berita kejahatan. Untuk nilai solidaritas ini terdapat dua unsur yang diteliti,

simpati dan empati. Frekuensi kemunculan dari kedua unsur ini dalam kategori

berita kejahatan adalah 51,80% untuk simpati dan sisanya sebesar 48,20% adalah

unsur empati.

Dari unsur simpati, hanya terdapat 1 indikator yaitu adanya kalimat yang

mengandung unsur opini. Penggunaan opini di sini adalah untuk menunjukkan

keberpihakan dan simpati kepada para korban atau pelaku dalam berita. Karena

pada dasarnya simpati adalah rasa kasih, rasa setuju, rasa suka, keikutsertaan

merasakan perasaan orang lain. Dari rasa simpati ini munculah solidaritas

terhadap penderitaan sesama.

Dari semua sampel berita yang diteliti oleh penulis, indikator penggunaan

kalimat yang memuat opini ditemukan sebanyak 98 kalimat atau sebesar 71,01%.

Dari temuan tersebut, frekuensi kemunculan terbesar adalah pada berita

trafficking yaitu sebanyak 21 kalimat atau 21,43%. Sedangkan frekuensi

kemunculan terendah ditemukan pada berita penculikan yaitu sebanyak 1 kalimat

atau 1,02%.

Berikut adalah contoh paragraf yang memuat indikator kalimat yang

mengandung opini:

Ini pelajaran berharga bagi siapa pun. Sebaiknya jangan meladeni Short Message Services (SMS) atau telepon dari nomor yang tidak Anda kenal,

Page 102: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

102

apalagi sampai mencari cinta sejati. Salah-salah malah bisa jadi korban kekerasan yang berujung kematian.

(Tragedi Pembunuhan Mahasiswi UNS. Sms Iseng Berujung Maut. Kategori berita : Kejahatan (pembunuhan). Edisi IV Maret 2009)

Selain unsur simpati, nilai solidaritas juga dapat diukur dari ada tidaknya

empati dalam penulisan berita feature. Empati adalah keadaan mental yang

membuat seseorang merasa atau mengidentifikasikan dirinya dalam keadaan

perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dari indikator

ini dapat diketahui sejauh mana penulisan berita feature bisa menyentuh sisi

kemanusiaan dan menempatkan dirinya pada situasi yang dialami oleh korban

atau pelaku peristiwa.

Dalam unsur empati, indikator pertama yang digunakan adalah

menyamarkan identitas korban tindak asusila. Dalam hal ini tujuannya adalah

untuk melindungi hak asasi korban. Karena masa depan korban yang masih

panjang harus dilindungi demi kelangsungan hidup secara moral. Kejadian asusila

umumnya bersifat traumatik dan membekas bagi para korban. Oleh karena itulah

penyamaran nama korban tindak asusila dilakukan dengan dasar pertimbangan

kemanusiaan.

Dari semua sampel berita yang diteliti oleh penulis, hanya terdapat 1 berita

yang memuat kisah tindak asusila yang menimpa korban di bawah umur. Yaitu

berita tentang perdagangan manusia yang melibatkan korban pelajar SMP.

Perdagangan manusia merupakan isu kemanusiaan yang menyentuh sisi

sensivitas bagi keluarga dan korban itu sendiri. Oleh karena itu, hak korban untuk

Page 103: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

103

melanjutkan hidup secara normal harus dilindungi dengan cara penulisan berita

yang tidak secara tegas menyebut jati diri korban.

Berikut adalah contoh paragraf yang memuat indikator penyamaran

identitas korban:

Sebut saja namanya Mawar. Usianya baru 15 tahun. Namun wajahnya terlihat lebih tua dari umurnya. Sosoknya tak bisa menyembunyikan siksaan batin yang telah ia terima.

(Gadis Lampung Korban Trafficking. Kategori Berita Kejahatan (trafficking). Edisi III Feb 2009)

Dari 61 kalimat yang mengandung nilai humanisme dalam berita tersebut

terdapat 40 kalimat yang mengandung penyebutan nama samaran korban,

sehingga indikator ini terwakili sebesar 65,57%.

Untuk meneliti nilai solidaritas ini sebenarnya peneliti juga menyertakan

indikator penyamaran nama dan identitas tersangka tindak kriminalitas di bawah

umur. Tapi dari semua berita yang diteliti, kisah kriminalitas tidak melibatkan

tersangka yang masih di bawah umur. Oleh karena itu indikator ini tidak

terpenuhi.

3. Nilai Historis

Nilai humanisme yang memiliki frekuensi kemunculan terkecil adalah

nilai historis. Dari semua sampel penelitian yang diteliti oleh penulis, nilai historis

ditemukan dalam 124 kalimat atau 6,55%. Nilai historis ini merupakan pelengkap

Page 104: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

104

dari nilai-nilai humanisme sebelumnya, yaitu nilai kepekaan dan solidaritas. Nilai

historis dalam lingkup humanisme adalah pengungkapan sebab dan akibat dari

suatu peristiwa dan kejadian serupa yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini

bertujuan untuk menghindari adanya “penghakiman” atau vonis atas peristiwa

yang terjadi tanpa merunut dan mengurai faktor penyebab dari peristiwa tersebut.

Dengan selalu menghadirkan berita yang disertai aspek historisnya, maka

pembaca bisa menelaah dan merunut fakta penyebab dan akibat yang terjadi agar

dapat memetik pelajaran dan keputusan yang tepat untuk masa sekarang.

Nilai historis dalam penelitian ini dilihat dari 2 indikator. Indikator yang

pertama adalah terdapat kalimat yang menjelaskan penyebab atau akibat

peristiwa. Seperti telah dibahas di atas, penggunaan indikator ini adalah untuk

menjelaskan dan menguraikan akar peristiwa agar jelas dan tidak menghakimi.

Dari 124 kalimat yang mengandung nilai historis, 114 kalimat atau 91,94%

diantaranya adalah memuat penjelasan penyebab atau akibat peristiwa. Sebanyak

15 kalimat diantaranya terdapat dalam kategori berita kecelakaan dan bencana sub

kategori berita bencana alam. Berita bencana alam yang diteliti dalam penelitian

ini adalah berita bencana banjir yang menimpa Kota Surabaya. Dari berita

tersebut, terurai penyebab dan akibat dari peristiwa dan pada akhirnya memberi

penjelasan tentang kejadian banjir yang merenggut 1 korban jiwa tersebut.

Berikut adalah contoh paragraf yang memuat indikator penjelasan sebab

dan akibat peristiwa:

Page 105: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

105

Air yang begitu deras dari arah sungai menyerupai air bah meluapkan airnya ke daratan. Air itu turut menghantam dinding di samping warung Sunar hingga hancur. Mereka berempat yang berada di warung Sunar, hanyut terbawa arus air.

(Banjir Landa Surabaya, Guru Lukis Jadi Korban. “Saya Berharap Ada Mukjizat.” Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana (Bencana Alam). Edisi III Maret 2009)

Dari contoh di atas terlihat penuturan tentang kronologis penyebab

kejadian banjir tersebut. Adanya penjelasan ini mengungkapkan fakta yang terjadi

sebelum peristiwa banjir, dan memberikan penjelasan penyebab peristiwa. Ketika

peristiwa tersebut terjadi dan menghanyutkan 1 korban jiwa, maka yang terjadi

adalah adanya pengungkapan fakta tentang penyebab lambannya proses pencarian

korban. Fakta tersebut terungkap dalam paragraf berikut:

Begitu tiba di TKP, saat itu juga dilakukan penyisiran sungai. Namun, pencarian tidak bisa maksimal karena banjir yang masih parah, listrik yang padam, dan ketidaktahuan medan pencarian. Meskipun begitu, pencarian tetap dilanjutkan sampai pagi harinya.

(Banjir Landa Surabaya, Guru Lukis Jadi Korban. “Saya Berharap Ada Mukjizat.” Kategori Berita Kecelakaan dan Bencana (Bencana Alam). Edisi III Maret 2009)

Selain indikator penjelasan tentang penyebab atau akibat peristiwa,

indikator ke dua yang digunakan peneliti untuk mengukur nilai historis adalah

adanya kalimat yang menerangkan bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi

sebelumnya.

Indikator ini berkaitan tentang pengungkapan fakta serupa yang pernah

terjadi sebelumnya. Bukan untuk menyamakan peristiwa yang terjadi, tapi untuk

Page 106: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

106

memberikan gambaran kepada pembaca bahwa peristiwa tersebut telah berulang

terjadi dan agar pembaca bisa mengambil hikmah dari peristiwa tersebut.

Dari semua sampel penelitian, indikator ini ditemukan dalam sepuluh

kalimat atau sebesar 8,06%. Tiga kalimat terdapat di berita Kejahatan sub kategori

Penipuan dan tujuh kalimat lainnya terdapat dalam berita Masalah Moral dalam

Masyarakat.

Berikut paragraf yang memuat indikator ini:

Gendam tato yang dialami Budi dan Asmad bukan kali pertama terjadi. Tahun lalu, gendam tato terjadi di Bojonegoro dengan modus sama, diduga pelaku gendam tato tersebut juga sama. Namun polisi belum bisa mengungkap motif apa di balik kejahatan ini.

(Dua Guru Korban Gendam Tato. Diiming-iming Jabatan Intelijen Pariwisata. Kategori Berita : Kejahatan (Penipuan). Edisi : III Februari 2009)

Dari paragraf di atas, diterangkan bahwa kejadian penipuan gendam tato

tersebut bukan kali pertama terjadi. Itu artinya bahwa kejadian tersebut sudah

berulang dan kemungkinan juga masih bisa terulang lagi. Oleh karena itu, sisi

historis dalam hal ini bertujuan untuk memberitahukan pembaca tentang peristiwa

yang berulang terjadi agar pembaca dapat waspada dan berhati-hati. Nilai

humanisme ini menunjukkan kepedulian terhadap orang lain agar tidak

mengalami hal yang sama.

Page 107: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

107

C. Diagram Nilai-Nilai Humanisme yang Terkandung dalam Rubrik Kisah

Tabloid Nyata

Dari analisis di atas, dapat digambarkan diagram yang menunjukkan nilai

kepekaan, solidaritas, dan historis yang ditemukan dalam sampel penelitian.

Diagram 4.1

Nilai-Nilai Humanisme yang Terkandung

dalam Rubrik Kisah Tabloid Nyata

Demikian akhir dari analisis data dalam penelitian ini. Bab selanjutnya

adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari keseluruhan

penelitian ini.

Page 108: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

108

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam

penulisan berita feature, nilai humanisme menjadi unsur yang penting. Berita

feature memiliki bentuk penyajian yang khas, beralur, dan mengandung sisi

humanis. Selain untuk menarik simpati pembaca, pengangkatan nilai humanisme

dalam cara penulisan berita feature juga untuk mengajak pembaca agar lebih peka

dan peduli terhadap keadaan sekitar.

Sesuai dengan kebijakan redaksional Tabloid Nyata, pemberitaan dalam

Rubrik Kisah selalu mengangkat tema yang berkaitan dengan kemanusiaan.

Bukan hanya sekedar berita kriminalitas atau bencana semata, tetapi juga berita-

berita yang dapat menginspirasi pembaca untuk mengambil pelajaran dari setiap

peristiwa.

Nilai humanisme yang ditemukan dalam pemberitaan Rubrik Kisah

Tabloid Nyata adalah nilai kepekaan sebesar 86,17%, nilai solidaritas sebesar

7,28% dan nilai historis sebesar 6,55%. Secara umum dapat terlihat bahwa

penerapan nilai humanisme yang paling dominan adalah nilai kepekaan.

Walaupun ke dua nilai humanisme yang lain, yaitu nilai solidaritas dan nilai

Page 109: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

109

historis, memiliki frekuensi kemunculan yang kecil, tapi ke tiga nilai tersebut

saling mendukung dan terkait erat.

Hal ini selaras dengan nilai humanisme, dilihat dari aspek kepekaan,

solidaritas, dan historis, pemberitaan dalam Rubrik Kisah Tabloid Nyata

mengusung nilai humanisme yang sama. Dari ketiga nilai humanisme, nilai

kepekaan merupakan nilai yang paling besar termuat dalam berita di Rubrik Kisah

Tabloid Nyata. Besarnya nilai kepekaan ini juga sesuai dengan dasar nilai

humanisme yang memiliki sifat khas peka terhadap penderitaan sesama.

Nilai kepekaan ini pada ujungnya menimbulkan nilai solidaritas, yang

dalam penerapannya terwujud dalam bentuk simpati dan empati. Nilai solidaritas

ini muncul dalam aspek keprihatinan atas penderitaan atau kondisi yang dialami

orang lain. Hal ini sesuai dengan tujuan dari redaksi Tabloid Nyata yang berharap

bahwa pembaca bisa peduli dan bisa meresponnya untuk memberikan bantuan.

Nilai solidaritas pada intinya akan lebih hidup jika manusia tergerak untuk

membantu meringankan penderitaan yang dialami orang lain.

Nilai historis melengkapi nilai humanisme yang terdahulu dalam

memberikan arahan dan himbauan atas apa yang pernah terjadi. Nilai historis

muncul untuk memberikan wacana tentang runtutan kejadian berdasarkan sebab

dan akibat peristiwa. Penjelasan ini menghindari kesan menghakimi dan

memberikan pandangan secara jelas tentang suatu peristiwa. Jika perisiwa tersebut

pernah terjadi di masa lalu, hendaknya pembaca bisa mengambil pelajaran dan

tidak mengulangi hal-hal buruk. Tabloid Nyata ingin pembaca bisa mengambil

Page 110: HUMANISME DALAM BERITA FEATURE (Studi Analisis Isi ... · PDF file6 tindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian, menikmati apa yang dirasakan penulis, ikut bersedih

110

nilai yang bisa dipetik, yaitu bisa memotivasi dan menginspirasi pembaca agar

bisa mengambil nilai positif.

B. Saran

Melihat kecilnya frekuensi kemunculan nilai solidaritas dan nilai historis,

maka alangkah baiknya jika kedua nilai ini mulai diperhatikan untuk diterapkan

dalam pemberitaan Rubrik Kisah Tabloid Nyata dengan porsi yang lebih

berimbang dengan nilai kepekaan. Hal ini untuk menghindari adanya degradasi

nilai humanisme dalam pemberitaan yang sebenarnya berinti pada nilai kepekaan,

solidaritas, dan historis.

Redaksi Tabloid Nyata harus bisa mengembangkan kemasan berita feature

dalam Rubrik Kisah agar memberikan pembelajaran kepada pembaca dengan cara

yang lebih lengkap. Pihak redaksi juga harus bisa menyajikan berita yang bisa

menginspirasi pembaca dan memotivasi sisi humanisme dengan mengedepankan

berita yang dikaji secara positif.

Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan metode penelitian dan objek

penelitian lain. Misalnya dengan meneliti berita feature pada media yang lain. Dengan

hal ini maka akan dapat diketahui kecenderungan penerapan nilai humanisme dalam

beberapa media yang berbeda. Sehingga penelitian ini bisa dilengkapi lagi apabila ada

penelitian lain yang menggunakan definisi operasional yang bisa diaplikasikan dengan

variabel yang lebih rinci.