hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

21
[is-lam] Hukum Tahlilan A Nizami Mon, 05 Sep 2005 02:16:58 -0700 Assalamu'alaikum wr wb, Saat ini di milis Media Dakwah ramai diperdebatkan masalah tahlil. Mudah-mudahan tulisan ini adalah tulisan yang terakhir. Tahlil, mengucapkan La ilaaha illallahu memang dianjurkan. Meski demikian, acara tahlilan di mana ketika ada orang meninggal, maka pada hari pertama, ke 7, 40, 100, dan 1000 keluarga yang mati harus menyelenggarakan hal itu, saya tidak menemukannya pada kitab Hadits Bukhari dan Muslim. Pada ajaran Imam Madzhab pun tidak ada aturan hari ke 1, 7, 40, 100, 1000, dsb. Bahkan beberapa ulama mensinyalir itu berasal dari tradisi Hindu/Budha di Indonesia (sinkretisme). Menurut saya pribadi, dengan mengadakan 5 acara makan-makan tersebut ke banyak orang, jika tiap hari acara menghabiskan Rp 2 juta, maka untuk 5 hari acara akan menghabiskan Rp 10 juta. Bagi keluarga yang kaya mungkin tidak masalah (meski boros/mubazir). Tapi bagi keluarga miskin sangat berat. Apalagi jika yang meninggal adalah tulang punggung keluarga (bapak/suami). Bayangkan, orang sudah ditimpa musibah kematian, masyarakat menuntut keluarga tsb untuk mengadakan acara tahlilan yang memakan biaya hingga jutaan rupiah. Islamikah itu? Bagi yang pro tahlil, mudah-mudahan bisa memberikan hadits yang shahih dan jelas tentang itu.

Upload: pt-mencari-cinta-sejati

Post on 14-Dec-2014

1.301 views

Category:

Spiritual


12 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

[is-lam] Hukum Tahlilan

A NizamiMon, 05 Sep 2005 02:16:58 -0700

Assalamu'alaikum wr wb,

Saat ini di milis Media Dakwah ramai diperdebatkanmasalah tahlil. Mudah-mudahan tulisan ini adalahtulisan yang terakhir.

Tahlil, mengucapkan La ilaaha illallahu memangdianjurkan. Meski demikian, acara tahlilan di manaketika ada orang meninggal, maka pada hari pertama, ke7, 40, 100, dan 1000 keluarga yang mati harusmenyelenggarakan hal itu, saya tidak menemukannya padakitab Hadits Bukhari dan Muslim. Pada ajaran ImamMadzhab pun tidak ada aturan hari ke 1, 7, 40, 100,1000, dsb. Bahkan beberapa ulama mensinyalir ituberasal dari tradisi Hindu/Budha di Indonesia(sinkretisme).

Menurut saya pribadi, dengan mengadakan 5 acaramakan-makan tersebut ke banyak orang, jika tiap hariacara menghabiskan Rp 2 juta, maka untuk 5 hari acaraakan menghabiskan Rp 10 juta. Bagi keluarga yang kayamungkin tidak masalah (meski boros/mubazir). Tapi bagikeluarga miskin sangat berat. Apalagi jika yangmeninggal adalah tulang punggung keluarga(bapak/suami).

Bayangkan, orang sudah ditimpa musibah kematian,masyarakat menuntut keluarga tsb untuk mengadakanacara tahlilan yang memakan biaya hingga jutaanrupiah. Islamikah itu?

Bagi yang pro tahlil, mudah-mudahan bisa memberikanhadits yang shahih dan jelas tentang itu.

Wassalam

TahlilanI. PENDAHULUAN

Dakwah mengajak manusia kepada Allah SWT membutuhkansikap lemah lembut dan tegas, karena yang dihadapi

Page 2: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

seorang da �I adalah berbagai lapisan masyarakat. Jikadakwah dilakukan terlalu kasar, maka mereka tidak akanmenerima dan bahkan lari darinya. Dalam masyarakatterjadi beberapa kesalahan dan kemunkaran, namundianggap suatu ajaran agama, antara lain: Upacaraperkawinan, acara tujuh bulanan, upacara kematian, danlain sebagainya.

Dalam kesempatan ini Pusat Konsultasi Syariah inginmemberikan penjelasan hal-hal yang berkaitan denganupacara kematian, tegasnya masalah hukum tahlilan danhal-hal yang terkait dengannya seperti[1]:

· Waktu pelaksanaan tahlilan upacara kematian.

· Hidangan untuk para tamu.

· Menghadiahkan pahala untuk orang yang telahmeninggal.

· Solusi dan sikap seorang da �I yang mesti dilakukan.

II. WAKTU PELAKSANAAN TAHLILAN

Tahlilan atau upacara selamatan untuk orang yang telahmeninggal, biasanya dilakukan pada hari pertamakematian sampai dengan hari ke-tujuh, selanjutnyadilakukan pada hari ke-40, ke-100, ke-satu tahunpertama, kedua, ketiga dst. Dan ada juga yangmelakukan pada hari ke-1000. Dalam upacara dihari-haritersebut, keluarga si mayyit mengundang orang untukmembaca beberapa ayat dan surat Alquran, tahlil,tasbih, tahmid, shalawat dan do �a. Pahala bacaanAlqur �an dan dzikir tersebut dihadiahkan kepada simayyit.

Menurut penyelidikan para ahli, upacara tersebutdiadopsi oleh para da �I terdahulu dari upacarakepercayaan Animisme, agama Budha dan Hindu. Menurutkepercayaan Animisme, Hinduisme dan Budhisme bilaseseorang meninggal dunia maka ruhnya akan datangkerumah pada malam hari mengunjungi keluarganya. Jikadalam rumah tadi tidak ada orang ramai yangberkumpul-kumpul dan mengadakan upacara-upacara

Page 3: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

sesaji, seperti membakar kemenyan, dan sesaji terhadapyang ghaib atau ruh-ruh ghaib, maka ruh orang matitadi akan marah dan masuk(sumerup) ke dalam jasadorang yang masih hidup dari keluarga si mati. Makauntuk itu semalaman para tetangga dan kawan-kawan ataumasyarakat tidak tidur, membaca mantera-mantera atausekedar kumpul-kumpul. Hal semacam itu dilakukan padamalam pertama kemtian, selanjutnya malam ketiga,ketujuh, ke-100, satu tahun, dua tahun dan malamke-1000.

Setelah orang-orang yang mempunyai kepercayaantersebut masuk Islam, mereka tetap melakukanupacara-upacara tersebut. Sebagai langkah awal, parada �I terdahulu tidak memberantasnya, tetapimengalihkan dari upacara yang bersifat Hindu dan Budhaitu menjadi upacara yang bernafaskan Islam. Sesajidiganti dengan nasi dan lauk-pauk untuk shodaqoh.Mantera-mantera digantika dengan dzikir, do �a danbacaan-bacaan Alqur �an. Upacara semacam ini kemudiandianamakan Tahlilan yang sekarang telah membudaya padasebagian besar masyarakat.

III. MENYEDIAKAN MAKANAN

Dalam acara Tahlilan , keluarga mayyit biasanyamenyediakan makanan untuk orang-orang yang datang padaupacara tersebut sebagai sedekah. Padahal NabiMuhammad SAW memerintahkan supaya para tetanggamemberi atau menyediakan makanan kepada keluargamayyit. Para tetangga, sanak famili, dan handai tolansupaya datang ikut bela sungkawa dengan membawasesuatu untuk penyelenggaraan jenazah atau membawamakanan untuk keluarga yang dilanda musibah.Rasulullah SAW bersabda:

Úä ÚÈÏ Çááå Èä ÌÚÝÑ ÞÇá áãÇ ÌÇÁ äÚì ÌÚÝÑ Ííä ÞÊá ÞÇáÇáäÈí Õáì Çááå Úáíå æÓáã : ÇÕäÚæÇ áÃá ÌÚÝÑ ØÚÇãÇ

ÝÞÏ ÃÊÇåã ãÇ íÔÛáåã {ÑæÇå ÇáÔÇÝÚí æÃÍãÏ}

Artinya: Berkata Abdullah bin Ja �far tatkala datangkhabar bahwa Ja �far telah terbunuh, Rasulullah SAWbersabda: � Bikinkanlah makanan untuk keluarga Ja �far

Page 4: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

karena telah datang kepada mereka hal yang menyibukkanmereka �(HR Asy-Syafi �I dan Ahmad).

Jadi yang menyediakan makanan adalah tetangga untukkeluarga yang kena musibah kematian, bukan yangterkena musibah menyediakan makanan buat orang yangdatang. Dan hadits lain menerangkan bahwamenghidangkan makanan dalam upacara kematian adalahtermasuk meratap yang dilarang oleh agama sebagaimanahadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir binAbdullah Al Bajali dengan sanad yang shohih:

ßäÇ äÚÏ ÇáÅÌÊãÇÚ Åáì Ãåá ÇáãíÊ æÕäÚåã ÇáØÚÇã ÈÚÏ ÏÝäåãä ÇáäíÇÍÉ

Artinya: � Adalah kami (para sahabat) menganggap bahwaberkumpul di rumah ahli mayyit dan mereka menyediakanmakanan sesudah mayyit dimakamkan adalah termasukperbuatan meratap �.

Riwayat lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepadaUmar ra, lalu Umar bertanya: � Adakah mayyit kaliandiratapi ? Dia menjawab: Tidak, lalu bertanya juga:Adakah orang-orang berkumpul di keluarga mayyit danmembuat makanan ? Dia menjawab:ya, maka Umar berkata: �Yang demikian adalah ratapan �. (Al Mugni Ibnu Qudamahzuz 2 hal 43).

Diterangkan dalam kitab �Ianatu Thalibin jilid 2 hal145-146 , bahwa fatwa-fatwa dari mufti-mufti Mekahdari 4 Madzhab menerangkan bahwa perbuatan perbuatanitu adalah munkar:

1. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mufti Madzhab Syafi �i:

äÚã ãÇ íÝÚá ÇáäÇÓ ãä ÇáÅÌÊãÇÚ ÚäÏ Ãåá ÇáãíÊ æÕäÚÇáØÚÇã ãä ÇáÈÏÚ ÇáãäßÑÉ ÇáÊí íËÇÈ Úáì ãäÚåÇ æáí ÇáÃãÑ

Artinya: � Ya, perbuatan yang dilakukan oleh beberapaorang berkumpul dirumah orang yang kena musibahkematian dan menyediakan makanan adalah perbuatanbid �ah munkarah dan penguasa yang mencegahnya akan

Page 5: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

mendapatkan pahala �.

2. Fatwa dari Mufti Madzhab Hanafi:

äÚã íËÇÈ æáí ÇáÃãÑ Úáì ãäÚåã ãä Êáß ÇáÃãæÑ ÇáÊí åí ãäÇáÈÏÚ

Artinya: � Ya, penguasa akan diberi pahala karenamelarang manusia dari perbuatan bid �ah �.

3 dan 4 Fatwa Madzhab Maliki dan Hambali:

ÝÞÏ ÃÌÇÈ ÈäÙíÑ åÐíä ÇáÌæÇÈíä ãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáãÇáßíÉæãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáÍäÇÈáÉ

Artinya: � Telah menjawab seperti kedua jawaban di atasmufti Madzhab Maliki dan Mufti Madzhab Hambali �.

Dengan demikian jelaslah bahwa berkumpul di rumah ahlimayyit dan makan-minum yang disediakan oleh keluargamayyit adalah perbuatan munkar yang harus dihindari.

IV. BERDO �A MENGHADIAHKAN PAHALA KEPADA ORANG YANGTELAH MENINGGAL.

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum berdo �a danmengahadiahkan pahala ibadah kepada orang yang telahmeninggal dunia.

A. PENDAPAT PERTAMA

Hal tersebut tidak diperintahkan agama berdasarkandalil:

1. Firman Allah surat An-Najm:38-39:

ÃáÇ ÊÒÑ æÇÒÑÉ æÒÑ ÃÎÑì æÃä áíÓ ááÅäÓÇä ÅáÇ ãÇ ÓÚì

Artinya: � Yaitu bahwasannya seorang yang berdosa tidak

Page 6: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

akan memikul dosa orang lain dan bahwasannya seorangmanusia tiada memperoleh selain apa yang telahdiusahakannya �

2. Surat Yaasiin:54

ÝÇáíæã áÇ ÊÙáã äÝÓ æáÇÊÌÒæä ÅáÇ ãÇ ßäÊã ÊÚãáæä

Artinya: � Maka pada hari itu seseorang tidak akandirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi kecualidengan apa yang telah kamu kerjakan �

3. Surat Al Baqaraah 286

áåÇ ãÇ ßÓÈÊ æÚáíåÇ ãÇÇßÊÓÈÊ

Artinya: � Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yangdiusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yangdikerjakannya �.

Ayat-ayat diatas adalah sebagai jawaban dariketerangan yang mempunyai maksud yang sama, bahwaorang yang telah mati tidak bisa mendapat tambahanpahala kecuali yang disebutkan dalam hadits:

ÅÐÇ ãÇÊ ÇÈä ÂÏã ÇäÞØÚ Úãáå ÅáÇ ãä ËáÇË: ÕÏÞÉ ÌÇÑíÉ ÃææáÏ ÕÇáÍ íÏÚæ áå Ãæ Úáã íäÊÝÚ Èå ãä ÈÚÏå

Artinya: � Apabila seorang manusia meninggal makaputuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah,anak yang shalih yang mendo �akannya atau ilmu yangbermanfaat sesudahnya �(HR Muslim, Abu Dawud,At-Tirmidzi, Nasa �I dan Ahmad).

B. PENDAPAT KEDUA

Membedakan antara ibadah badaniyah dan ibadah maliyah.Pahala ibadah maliyah seperti shadaqah dan hajjisampai kepada mayyit, sedangkan ibadah badaniyahseperti shalat dan bacaan Alqur �an tidak sampai.

Page 7: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

Pendapat ini merupakan pendapat yang masyhur dariMadzhab Syafi �I dan pendapat Madzhab Malik. Merekaberpendapat bahwa ibadah badaniyah adalah termasukkategori ibadah yang tidak bisa digantikan orang lain,sebagaimana sewaktu hidup seseorang tidak bolehmenyertakan ibadah tersebut untuk menggantikan oranglain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasul SAW:

áÇ íÕáì ÃÍÏ Úä ÃÍÏ æáÇ íÕæã ÃÍÏ Úä ÃÍÏ æáßä íØÚã ÚäåãßÇä ßá íæã ãÏÇ ãä ÍäØÉ {ÑæÇå ÇáäÓÇÆ}

Artinya: � Seseorang tidak boleh melakukan shalat untukmenggantikan orang lain, dan seseorang tidak bolehmelakukan shaum untuk menggantikan orang lain, tetapiia memberikan makanan untuk satu hari sebanyak satumud gandum �(HR An-Nasa �I).

C. PENDAPAT KETIGA

Do�a dan ibadah baik maliyah maupun badaniyah bisabermanfaat untuk mayyit berdasarkan dalil berikut ini:

1. Dalil Alqur �an:

æÇáÐíä ÌÇÄæÇ ãä ÈÚÏåã íÞæáæä ÑÈäÇ ÇÛÝÑ áäÇ æáÅÎæÇääÇÓÈÞæäÇ ÈÇáÅíãÇä

Artinya: � Dan orang-orang yang datang sesudah mereka(Muhajirin dan Anshor), mereka berdo �a : � Ya Tuhankami, beri ampunlah kami dan saudar-saudar kami yangtelah beriman lebih dahulu dari kami � (QS Al Hasyr:10)

Dalam ayat ini Allah SWT menyanjung orang-orang yangberiman karena mereka memohonkan ampun (istighfar)untuk orang-orang beriman sebelum mereka. Inimenunjukkan bahwa orang yang telah meninggal dapatmanfaat dari istighfar orang yang masih hidup.

2. Dalil Hadits

Page 8: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

a. dalam hadits banyak disebutkan do �a tentang shalatjenazah, do �a setelah mayyit dikubur dan do �a ziarahkubur. Tentang do �a shalat jenazah antara lain,Rasulullah SAW bersabda:

Úä ÚæÝ Èä ãÇáß ÞÇá: ÓãÚÊ ÑÓæá Çááå Õáì Çááå ÚáíåæÓáã-æÞÏ Õáì Úáì ÌäÇÒÉ- íÞæá: Çááåã ÇÛÝÑáå æÇÑÍãå æÇÚÝÚäå æÚÇÝå æÃßÑã äÒáå ææÓÚ ãÏÎáå æÇÛÓáå ÈãÇÁ æËáÌ æÈÑÏæäÞå ãä ÇáÎØÇíÇ ßãÇ íäÞì ÇáËæÈ ÇáÃÈíÖ ãä ÇáÏäÓ æÃÈÏáåÏÇÑÇ ÎíÑÇ ãä ÏÇÑå æÃåáÇ ÎíÑÇ ãä Ãåáå æÒæÌÇ ÎíÑÇ ãäÒæÌå æÞå ÝÊäÉ ÇáÞÈÑ

æÚÐÇÈ ÇáäÇÑ {ÑæÇå ãÓáã }

Artinya: � Dari Auf bin Malik ia berkata: Saya telahmendengar Rasulullah SAW � setelah selesai shalatjenazah-bersabda: � Ya Allah ampunilah dosanya,sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia,muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya,mandikanlah dia dengan air es dan air embun,bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kainputih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempattinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya,keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasanganyang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah diadari siksa kubur dan siksa neraka � (HR Muslim).

Tentang do �a setelah mayyit dikuburkan, Rasulullah SAWbersabda:

Úä ÚËãÇä ÇÈä ÚÝÇä ÑÖí Çááå Úäå ÞÇá ßÇä ÇáäÈí Õáì ÇááåÚáíå æÓáã ÅÐÇ ÎÑÌ ãä ÏÝä ÇáãíÊ æÞÝ Úáíå ÝÞÇá: ÇÓÊÛÝÑæÇáÃÎíßã æÇÓÃáæÇ áå ÇáÊËÈíÊ ÝÅäå ÇáÃä íÓÃá {ÑæÇå ÃÈæÏÇæÏ}

Artinya: Dari Ustman bin �Affan ra berkata: � AdalahNabi SAW apabila selesai menguburkan mayyit beliauberidiri lalu bersabda: � mohonkan ampun untuksaudaramu dan mintalah keteguhan hati untuknya, karenasekarang dia sedang ditanya � (HR Abu Dawud)

Sedangkan tentang do �a ziarah kubur antara laindiriwayatkan oleh �Aisyah ra bahwa ia bertanya kepada

Page 9: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

Nabi SAW:

ßíÝ ÊÞæá ÅÐÇ ÇÓÊÛÝÑÊ áÃåá ÇáÞÈæÑ ¿ÞÇá :Þæáí : ÇáÓáÇãÚáì Ãåá ÇáÏíÇÑ ãä ãä ÇáãÄãäíä æÇáãÓáãíä æíÑÍã ÇááåÇáãÓÊÞÏãíä ãäÇ æÇáãÓÊÃÎÑíä æÃäÇ Åä ÔÇÁ Çááå ÈßãÇááÇÍÞæä {ÑæÇå ãÓáã}

Artinya: � bakaimana pendapatmu kalau saya memohonkanampun untuk ahli kubur ? Rasul SAW menjawab, �Ucapkan:

ÇáÓáÇã Úáì Ãåá ÇáÏíÇÑ ãä ÇáãÄãäíä æÇáãÓáãíä æíÑÍã ÇááåÇáãÓÊÞÏãíä ãäÇ æÇáãÓÊÃÎÑíä æÃäÇ Åä ÔÇÁ Çááå ÈßãÇááÇÍÞæä

(salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kuburbaik mu �min maupun muslim dan semoga Allah memberikanrahmat kepada generasi pendahulu dan generasimendatang dan sesungguhnya �insya Allah- kami pastimenyusul) (HR Muslim).

b. Dalam Hadits tentang sampainya pahala shadaqahkepada mayyit

Úä ÇÈä ÚÈÇÓ ÑÖí Çááå ÚäåãÇ Ãä ÓÚÏ Èä ÚÈÇÏÉ ÊæÝíÊ Ããåæåæ ÛÇÆÈ ÚäåÇ ÝÃÊì ÇáäÈí Öáì Çááå Úáíå æÓáã ÝÞÇá: ÅäÃãí ÊæÝíÊ æÃäÇ ÛÇÆÈ ÚäåÇ Ýåá íäÝÚ Ãä ÊÕÏÞÊ ÚäåÇ ¿ÞÇá :äÚã ,ÞÇá :ÝÅäí ÃÔåÏß Ãä ÍÇÆØí ÇáãÎÑÇÝ ÕÏÞÉ ÚäåÇ {ÑæÇåÇáÈÎÇÑí}

Artinya: Dari Abdullah bin Abbas ra bahwa Saad binUbadah ibunya meninggal dunia ketika ia tidak adaditempat, lalu ia datang kepada Nabi SAW unntukbertanya: � Wahai Rasulullah SAW sesungguhnya ibukutelah meninggal sedang saya tidak ada di tempat,apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaatbaginya ? Rasul SAW menjawab: Ya, Saad berkata: �saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya akusedekahkan untuknya � (HR Bukhari).

c. Dalil Hadits Tentang Sampainya Pahala Saum

Úä ÚÇÆÔÉ ÑÖí Çááå ÚäåÇ Ãä ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã

Page 10: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

ÞÇá : ãä ãÇÊ æÚáíå ÕíÇã ÕÇã Úäå æáíå {ÑæÇå ÇáÈÎÇÑíæãÓáã }

Artinya: Dari �Aisyah ra bahwa Rasulullah SAWbersabda: � Barang siapa yang meninggal denganmempunyai kewajiban shaum (puasa) maka keluarganyaberpuasa untuknya �(HR Bukhari dan Muslim)

d. Dalil Hadits Tentang Sampainya Pahala Haji

Úä ÇÈä ÚÈÇÓ ÑÖí Çááå ÚäåãÇ Ãä ÇãÑÃÉ ãä ÌåíäÉ ÌÇÁÊ ÅáìÇáäÈí Õáì Çááå Úáíå æÓáã ÝÞÇáÊ: Åä Ããí äÐÑÊ Ãä ÊÍÌ ÝáãÊÍÌ ÍÊì ãÇÊÊ ÃÝÃÍÌ ÚäåÇ ¿ ÞÇá : äÚã , ÍÌí ÚäåÇ ÃÑÃíÊáæ ßÇä Úáì Ããß Ïíä ÃßäÊ ÞÇÖíÊå ¿ÇÞÖæÇ Çááå ÝÇááå ÃÍÞÈÇáæÝÇÁ {ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí}

Artinya:Dari Ibnu Abbas ra bahwa seorang wanita dariJuhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya: �Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belumterlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukahhaji untuknya ? rasul menjawab: Ya, bagaimanapendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamumembayarnya ? bayarlah hutang Allah, karena hutangAllah lebih berhak untuk dibayar (HR Bukhari)

3. Dalil Ijma �

a. Para ulama sepakat bahwa do �a dalam shalat jenazahbermanfaat bagi mayyit.

b. Bebasnya utang mayyit yang ditanggung oleh oranglain sekalipun bukan keluarga. Ini berdasarkan haditsAbu Qotadah dimana ia telah menjamin untuk membayarhutang seorang mayyit sebanyak dua dinar. Ketika iatelah membayarnya nabi SAW bersabda:

ÇáÂä ÈÑÏÊ Úáíå ÌáÏÊå

Artinya: � Sekarang engkau telah mendinginkan kulitnya �(HR Ahmad)

Page 11: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

4. Dalil Qiyas

Pahala itu adalah hak orang yang beramal. Jika iamenghadiahkan kepada saudaranya yang muslim, maka halitu tidak ad halangan sebagaimana tidak dilarangmenghadiahkan harta untuk orang lain di waktu hidupnyadan membebaskan utang setelah wafatnya.

Islam telah memberikan penjelasan sampainya pahalaibadah badaniyah seperti membaca Alqur �an dan lainnyadiqiyaskan dengan sampainya puasa, karena puasa dalahmenahan diri dari yang membatalkan disertai niat, danitu pahalanya bisa sampai kepada mayyit. Jika demikianbagaimana tidak sampai pahala membaca Alqur �an yangberupa perbuatan dan niat.

Jawaban Terhadap Pendapat Pertama

Firman Allah, surat An-Najm:38-39:

ÃáÇ ÊÒÑ æÇÒÑÉ æÒÑ ÃÎÑì æÃä áíÓ ááÅäÓÇä ÅáÇ ãÇ ÓÚì

Artinya: � Yaitu bahwasannya seorang yang berdosa tidakakan memikul dosa orng lain dan bahwasannya seorangmanusia tiada memperoleh selain apa yang telahdiusahakannya �.

Dapat dijawab dengan dua jawaban:

1. Bahwa seseorang dengan usaha dan hubungan baiknyamendapatkan banyak kawan dan mempunyai keturunan dankasih sayang terhadap orang lain. Hal itu mengundangsimpatisan orang untuk berdo �a dan menghadiahkanpahala. Itu adalah hasil usahanya sendiri. Bahkanhubungan melalui agama merupakan sebab yang palingbesar bagi sampainya manfaat orang Islam kepadasaudaranya dikala hidup dan sesudah wafatnya. Bahkando�a orang Islam dapat bermanfaat untuk orang Islam

Page 12: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

lain.

2. Alqur �an tidak menafikan seseorang mengambilmanfaat dari usaha orang lain, yang dinafikan adalahmemiliki suatu manfaat yang bukan usahanya. Olehkarena itu Allah menerangkan bahwa manusia tidakmemiliki kecuali hasil usahanya sendiri. Adapun usahaorang lain adalah miliknya jika ia mau, ia bisamemberikannya kepada orang lain dan jika tidak mauhasil usahanya itu dia miliki sendiri.

Firman Allah: {ÃáÇ ÊÒÑ æÇÒÑÉ æÒÑ ÃÎÑì æÃä áíÓ ááÅäÓÇäÅáÇ ãÇ ÓÚì} Adalah dua ayat muhkamat yang menunjukkankeadilan Allah SWT. Ayat pertama menjelaskan bahwaAllah SWT tidak menyiksa seseorang karena kesalahanorang lain. Sedangkan ayat kedua menerangkan bahwaseseorang tidak mendapatkan kebahagaiaan kecualidengan usahanya sendiri. Hal ini akan menghapuskanangan-angannya bahwa dia akan selamat karena amalorang-tua dan nenek moyangnya yang terdahulu. AllahSWT tidak menyatakan bahwa dia tidak dapat mengambilmanfaat kecuali dari usahanya sendiri.

Sedangkan firman Allah surat Al Baqarah 286: {áåÇ ãÇßÓÈÊ æÚáíåÇ ãÇÇßÊÓÈÊ}

{ÝÇáíæã áÇ ÊÙáã äÝÓ æáÇÊÌÒæä ÅáÇ ãÇ ßäÊã ÊÚãáæä} Danfirman Allah surat Yasiin 54: Menerangkan bahwaseseorang tidak akan disiksa lantaran perbuatan oranglain.

Adapun argumentasi mereka dengan hadits:

{ÅÐÇ ãÇÊ ÇÈä ÂÏã ÇäÞØÚ Úãáå ÅáÇ ãä ËáÇË: ÕÏÞÉ ÌÇÑíÉ ÃææáÏ ÕÇáÍ íÏÚæ áå Ãæ Úáã íäÊÝÚ Èå ãä ÈÚÏå}

Adalah argumentasi yang tidak dapatdipertanggung-jawabkan, karena Rasulullah SAW tidakberkata :ÇäÞØÚ ÇäÊÝÇÚå (putuslah pengambilanmanfaatnya), namun Rasul saw. mengatakan: ÇäÞØÚ Úãáå(putuslah amalnya). Adapun amal orang lain adalahmiliknya jika orang lain tersebut menghadiahkanamalnya untuk dia, maka pahalanya akan sampai

Page 13: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

kepadanya bukan pahala amalnya, sebagaimana dalampembebasan utang.

Jawaban Terhadap Jawaban Kedua

Rasulullah SAW menganjurkan puasa untuk menggantikanpuasa orang yang telah meninggal padahal ibadah puasaseseorang tidak boleh digantikan orang lain. Begitujuga hadits Jabir ra yang diriwayatkan Ahmad, AbuDawud dan Turmudzi yang menerangkan bahwa ia pernahshalat ��Iedul Adha bersama Rasulullah SAW, setelahselesai shalat beliau diberikan seekor domba lalubeliau menyembelihnya seraya mengucapkan:

ÈÓã Çááå æÇááå ÃßÈÑ Çááåã åÐÇ Úäí æÚãä áã íÖÍ ãä ÃãÊí

Artinya: � Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, yaAlla, kurban ini untukku dan untuk umatku yang belummelakukan qurban �.

Dalam hadits ini Rasulullah SAW menghadiahkan pahalaqurban untuk umatnya yang tidak mampu berqurban,padahal qurban adalah melalui menumpahkan darah.

Demikian juga ibadah haji merupakan ibadah badaniyah.Harta bukan merupakan rukun dalam haji tetapi sarana.Hal itu karena seorang penduduk Mekah wajib melakukanibadah haji apabila ia mampu berjalan ke Arafah tanpadisyaratkan harus memiliki harta. Jadi ibadah hajibukan ibadah yang terdiri dari harta dan badan, namunibadah badan saja.

Kemudian perhatikan juga fardhu kifayah, dimanasebagian orang mewakili sebagian yang lain.

Kemudian persoalan ini, persoalan menghadiahkanpahala, bukan menggantikan pahala, sebagaimana seorangburuh tidak boleh digantikan orang lain, tapi upahnyaboleh diberikan kepada orang lain jika ia mau.

Page 14: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

V. KESIMPULAN

HUKUM TAHLILAN

· Ditinjau dari segi bacaan: ayat-ayat suci Alqur �an,tahlil, tahmid, takbir, tasbih, shalawat,do �a dllsemua itu sangat dianjurkan oleh Islam untukmembacanya.

· Ditinjau dari sisi hidangan yang disediakan olehkeluarga mayyit , hal ini bertentangan dengan hadits:

a. Ja�far bin Abi Thalib.

b. Maqasid Syari �ah: Bahwa Islam selalu menganjurkanuntuk peduli dan membantu orang yang sedang susah.Namun realitanya sebaliknya arang yang kena musibahyang memberi bantuan kepada orang yang tidak kenamusibah.

c. Banyak orang miskin memaksakan diri untukmenyediakan hidangan sekalipun dengan hutang.

· Ditinjau dari sisi waktu : Bahwa tahlilan haripertama, ketiga, ketujuh, ke-40, ke-100, haul (ulangtahun kematian), dan ke-1000. Ini adalah sisa-sisaagama Animisme, Hindu dan Budha yang dibawa olehpemeluk agama Islam dari kalangan mereka

SIKAP DA �I TERHADAP TAHLILAN YANG DILESTARIKANMAYORITAS MASYARAKAT

Jika mengikutinya dengan maksud untuk membawa misiperbaikan dan amar ma �ruf nahi munkar dengan bijak,merubah sisa-sisa jahiliyah menjadi Islam, maka halitu tugas mulia bagi setiap muslim terutama para da �I,namun jika tidak, berarti menyetujui bahkanmelegitimasi perbuatan itu, hal ini sangat tercelamenurut Islam.

SOLUSI

Page 15: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

q Merubah hari-hari yang ditentukan oleh Animisme,Hindu dan Budha,1,3,7,40,100, 1 tahun 1000 menjadihari lainnya, hari libur jum �at atau lainnya. Yangpenting tidak terfokus hari tertentu seakan-akanketentuan agama.

q Hidangan dapat dikordinir oleh majelis ta �lim, atauyayasan atau, RT untuk membantu setiap keluarga yangkena musibah.

q Di laksanakan di masjid setelah sholat Jum �at tanpahidangan, keluarga mayyit dapat bersedekah semampunyauntuk mayyit. http://www.syariahonline.com/artikel/?act=view&id=22

Hukum Mengadakan Tahlil

Tahlilan atau upacara selamatan untuk orang yang telahmeninggal, biasanya dilakukan pada hari pertamakematian sampai dengan hari ke-tujuh, selanjutnyadilakukan pada hari ke-40, ke-100, ke-satu tahunpertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Dan ada jugayang melakukan pada hari ke-1.000. Dalam upacara dihari-hari tersebut, keluarga si mayyit mengundangorang untuk membaca beberapa ayat dan surat Al-Qur'an,tahlil, tasbih, tahmid, shalawat dan do'a.

Menurut penyelidikan para ahli, upacara tersebutdiadopsi oleh para da'I terdahulu dari upacarakepercayaan Animisme, agama Budha dan Hindu. Menurutkepercayaan Animisme, Hinduisme dan Budhisme bilaseseorang meninggal dunia maka ruhnya akan datangkerumah pada malam hari mengunjungi keluarganya. Jikadalam rumah tadi tidak ada orang ramai yangberkumpul-kumpul dan mengadakan upacara-upacarasesaji, seperti membakar kemenyan, dan sesaji terhadapyang ghaib atau ruh-ruh ghaib, maka ruh orang matitadi akan marah dan masuk (sumerup) ke dalam jasadorang yang masih hidup dari keluarga si mati. Makauntuk itu semalaman para tetangga dan kawan-kawan ataumasyarakat tidak tidur, membaca mantera-mantera atausekedar kumpul-kumpul. Hal semacam itu dilakukan padamalam pertama kemtian, selanjutnya malam ketiga,ketujuh, ke-100, satu tahun, dua tahun dan malam

Page 16: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

ke-1000.

Setelah orang-orang yang mempunyai kepercayaantersebut masuk Islam, mereka tetap melakukanupacara-upacara tersebut. Sebagai langkah awal, parada'i terdahulu tidak memberantasnya, tetapimengalihkan dari upacara yang bersifat Hindu dan Budhaitu menjadi upacara yang bernafaskan Islam. Sesajidiganti dengan nasi dan lauk-pauk untuk shodaqoh.Mantera-mantera digantika dengan dzikir, do'a danbacaan-bacaan Al-Qur'an. Upacara semacam ini kemudiandinamakan Tahlilan yang sekarang telah membudaya padasebagian besar masyarakat.

Sebagian ulama mengharamkan praktek seperti ini, meskiada juga yang berpendapat sebaliknya.

Yang Mengharamkan

Mereka yang mengharamkan tindakan seperti inimendasarkan pendapatnya pada hadits-hadits berikut.Salah satunya yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabirbin Abdullah Al Bajali dengan sanad yang shohih:

"Adalah kami (para sahabat) menganggap bahwa berkumpuldi rumah ahli mayyit dan mereka menyediakan makanansesudah mayyit dimakamkan adalah termasuk perbuatanmeratap."

Riwayat lain menerangkan:

Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, lalu Umar bertanya,"Adakah mayyit kalian diratapi?" Dia menjawab,"Tidak," lalu bertanya juga, "Adakah orang-orangberkumpul di keluarga mayyit dan membuat makanan?" Diamenjawab, "Ya," maka Umar berkata, "Yang demikianadalah ratapan." (Al Mugni Ibnu Qudamah juz 2 hal 43).

Diterangkan dalam kitab I'anatu Thalibin jilid 2 hal145-146, bahwa fatwa-fatwa dari mufti-mufti Mekah dari4 Madzhab menerangkan bahwa perbuatan perbuatan ituadalah munkar:

1. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mufti Madzhab Syafi'i:

Page 17: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

"Ya, perbuatan yang dilakukan oleh beberapa orangberkumpul di rumah orang yang kena musibah kematiandan menyediakan makanan adalah perbuatan bid'ahmunkarah dan penguasa yang mencegahnya akanmendapatkan pahala."

2. Fatwa dari Mufti Madzhab Hanafi:

"Ya, penguasa akan diberi pahala karena melarangmanusia dari perbuatan bid'ah."

Yang Tidak Mengharamkan

Mereka yang tidak mengharamkan mendasarkan pendapatmereka bahwa bahwa jumhur ulama mengatakan bahwamengirim pahala kepada orang yang meninggal itu bisadisampaikan.

Misalnya adanya syariat shalat jenazah, sampainyapahala shaum, badal haji, membayarkan hutang mayit,ziarah kubur dan doa untuk mereka dan lainnya, semuamenunjukkan bahwa kemungkinan perbuatan orang yangmasih hidup bisa berpengaruh kepada orang yang sudahmeninggal. Dan bahwa bacaan zikir dan tilawah Al-Quranitu bisa dikirimkan pahalanya kepada orang yang sudahmeninggal.

Sedangkan pendapat yang masyhur dari mazhabAs-Syafi'iyah dan Al-Malikiyah mengatakan bahwa hanyaamalan yang terkait dengan ibadah maliyah (harta) sajayang bisa dikirimkan pahalanya.

Sedangkan masalah makan-makan yang disuguhkan kepadapara hadirin yang ikut tahlilan tidak bisa begitu sajadianggap warisan dari nenek moyang. Sebab makanan itubukan tujuan utama dari acara tahlilan, melainkansekedar suguhan kepada para tamu yang datang. Danmenyuguhkan tamu merupakan ibadah dan anjuran dalamIslam.

Namun terkait dengan momentum 7 hari, 100 hari dan1000 hari, memang tidak ada riwayat yang menyebutkanhal itu. Sehingga bisa dikatakan bahwa penetapanhari-hari itu bukan dari syariat Islam.

Wallahu a'lam

Page 18: Hukum tahlilan dalam pandangan ulama fiqh

Ahmad Sarwat, Lc.http://eramoslem.com/ks/us/51/16874,1,v.html

Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media DakwahKirim email ke: [EMAIL PROTECTED]