hukum perdata

40
HUKUM PERDATA KELOMPOK 1 Chandra Junior (115030800111024) Hendra W. Simamora (115030800111022) Rehulina D. Sitepu (115030801111007) Zahrotul Wardah (115030801111006) Kun Denik (115030807111013)

Upload: phong

Post on 20-Mar-2016

121 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

HUKUM PERDATA. KELOMPOK 1 Chandra Junior ( 115030800111024) Hendra W. Simamora (115030800111022) Rehulina D. Sitepu (115030801111007) Zahrotul Wardah (115030801111006) Kun Denik (115030807111013). Pengertian. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM PERDATA

HUKUM PERDATA

KELOMPOK 1Chandra Junior (115030800111024)Hendra W. Simamora (115030800111022)Rehulina D. Sitepu (115030801111007)Zahrotul Wardah (115030801111006)Kun Denik (115030807111013)

Page 2: HUKUM PERDATA

Pengertian Hukum perdata adalah aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap orang terhadap orang lain yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan masyarakat maupun pergaulan keluarga atau Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antar perorangan di dalam masyarakat luas.

Page 3: HUKUM PERDATA

Berikut ini dikemukakan pengertian Hukum Perdata dari para ahli hukum antara lain :

1. Mr. L.J. Van ApeldornHukum Sipil adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur kepentingan seorang dan yang pelaksanaanya terserah kepada maunya yang berkepentingan sendiri.

2. Mr. H.J. HamakerHukum Sipil adalah hukum yang pada umunya berlaku, yaitu yang memuat peraturan-peraturan tentang tingkah laku orang-orang dalam masyarakat pada umumnya.

Page 4: HUKUM PERDATA

Sejarah Hukum PerdataHukum pertama kali di buat oleh Belanda yang pada saat itu sedang menjajah Indonesia , hukum tersebut dikenal dengan nama KUHPdt. Hukum tersebut terus berkembang setelah bergonta- ganti kepanitiaannya akhirnya KUHPdt Belanda di contoh KUHPdt Indonesia dan kemudian di umumkan tanggal 30 April 1847 melalui Staatsblad No. 23 dan berlaku Januari 1948.

Page 5: HUKUM PERDATA

Hukum Perdata yang dulu berbahasa Belanda atau dikenal dengan Burgerlijk Wetboek (B.W.) Sebagaian materi B.W. sudah dicabut berlakunya & sudah diganti dengan Undang-Undang RI.

Hukum perdata yang berlaku di Indonesia meliputi hukum perdata barat dan hukum perdata nasional.

Hukum perdata barat adalah hukum peninggalan kolonia Belanda yang berlaku di Indonesia berdasarkan Pasal 2 aturan peralihan UUD 1945, mis. BW/KUHPdt.

Hukum perdata nasional adalah hukum perdata yang diciptakan Pemerintah Indonesia yang sah dan berdaulat.

Page 6: HUKUM PERDATA

Asas-asas Hukum Perdata1.1. Asas kebebasan berkontrak

bahwa setiap orang dapat mengadakan perjanjian apapun juga, baik yang telah diatur dalam undang-undang, maupun yang belum diatur dalam undang-undang (lihat Pasal 1338 KUHPdt)

Page 7: HUKUM PERDATA

Asas-asas Hukum Perdata2. Asas Konsesualisme

bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah pihak.

3. Asas Kepercayaanbahwa setiap orang yang akan mengadakan perjanjian akan memenuhi setiap prestasi yang diadakan diantara mereka dibelakang hari

Page 8: HUKUM PERDATA

Asas-asas Hukum Perdata4. Asas Kekuatan Mengikat

bahwa perjanjian hanya mengikat bagi para fihak yang mengikatkan diri pada perjanjian tersebut dan sifatnya hanya mengikat ke dalam.

5. Asas Persamaan hukumbahwa subjek hukum yang mengadakan perjanjian mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dalam hukum.

Page 9: HUKUM PERDATA

Asas-asas Hukum Perdata

6. Asas Keseimbanganasas yang menghendaki kedua belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian.

7. Asas Kepastian Hukumbahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang.

Page 10: HUKUM PERDATA

Asas-asas Hukum Perdata8. Asas Moral

Asas moral ini terikat dalam perikatan wajar, yaitu suatu perbuatan sukarela dari seseorang tidak dapat menuntut hak baginya untuk menggugat prestasi dari pihak debitur.

9. Asas Perlindunganbahwa antara debitur dan kreditur harus dilindungi oleh hukum.

Page 11: HUKUM PERDATA

Asas-asas Hukum Perdata10. Asas Kepatutan

Asas ini berkaitan dengan ketentuan mengenai isi perjanjian yang diharuskan oleh kepatutan berdasarkan sifat perjanjiannya

11. Asas Kepribadian asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan/atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPdt.

Page 12: HUKUM PERDATA

Asas-asas Hukum Perdata

12. Asas Itikad Baik Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPdt yang berbunyi: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari para pihak.

Page 13: HUKUM PERDATA

SISTEMATIKA HUKUM PERDATA

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau BW :

Buku I Van Personen ( mengenai orang ) Buku II Van Zaken ( mengenai Benda ) Buku III Van Verbinsissen ( mengenai

Perikatan ) Buku IV Van Bevijs En Verjaring

( mengenai bukti dan kadaluarsa )

Page 14: HUKUM PERDATA

HUKUM PERORANGAN Hukum Perorangan, adalah keseluruhan

kaedah hukum yang mengatur kedudukan manusia sebagai subjek hukum dan wewenang untuk memperoleh, memiliki, dan mempergunakan hak – hak dan kewajiban ke dalam lalu lintas hukum serta kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan hak – haknya, juga hal – hal yang mempengaruhi kedudukan subjek hukum.

Page 15: HUKUM PERDATA

Subjek hukum adalah setiap pendukung hak dan kewajiban yaitu :

a. manusia (Natuurlijk persoon)b. badan huum(rechts persoon)

Subjek Hukum Perorangan

Page 16: HUKUM PERDATA

a. Manusia (Natuurlijk Persoon).

Setiap manusia yang dilahirkan hidup, menjadi subyek hukum dan berkaitan dengan itu mempunyai kewenangan hukum.

Hak yang diperoleh karena kelahiran ini menurut KUHPdt berlaku surut untuk keuntungan dari dalam kandungan. Hal ini diatur dalam pasal 2(1) KUHPdt yg berbunyi :

Page 17: HUKUM PERDATA

Anak ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap telah dilahirkan (menjadi subjek hukum) bila mana kepentingan sianak menghendakinya misal mengenai pewarisan dan jika si anak mati sewaktu dilahirkan dianggap sebagai tidak pernah ada.”

Page 18: HUKUM PERDATA

ORANG YANG TIDAK CAKAP HUKUM

1. Orang yang belum dewasaOrang yang belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur 21 tahun dan tidak lebih dahulu kawin (ps 330 ayat 1 KUH Pdt)

2. Orang yang dibawah pengampuana. Imbisil (tolol, bodoh, dungu)b. Lemah daya / lemah pikirc. Sakit otak / sakit ingatan atau mata gelapd. Pemborosan

Page 19: HUKUM PERDATA

b. Badan Hukum (Recht Person)

Badan Hukum adalah subjek hukum yang bukan manuia yang mempunyai wewenang dan cakap bertindak dalam hukum melalui wakil-wakil atau pengurusnya.

Page 20: HUKUM PERDATA

Pembagian Badan Hukuma. Perhimpunan (verenigingen) yaitu yang dibentuk

dengan sengaja dan sukarela oleh orang-orang yang bermaksud untuk memperkuat kedudukan ekonomis mereka,memelihara kebudayaan, mengurus soal-sosial dsb. Badan hukum semacam ini dapat berupa Perseroan Terbatas/PT.dsb.

b. Persekutuan Orang (gemeenschap van mensen) yaitu yang dibentuk karena perkembangan faktor-faktor sosial dan politik dalam sejarah,misalnya negara,propinsi,kabupaten/kota maya dsb.

c. Organisasi yang didirikan berdasarkan Undang-undang misalnya koperasi.

d. Yayasan.

Page 21: HUKUM PERDATA

HUKUM KEBENDAAN Yang dimaksud dengan ‘benda’ dalam

konteks hukum perdata adalah segala sesuat yang dapat diberikan/diletakkan suatu hak diatasnya, utamanya yang berupa hak milik. Dengan demikian, yang dapat memiliki sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum, sedangkan sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum

Page 22: HUKUM PERDATA

Perbedaan macam-macam benda

Menurut KUH pdt benda itu dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Benda berwujud dan tidak berwujud.2. Benda bergerak dan tidak bergerak.3. Benda yang dapat dipakai habis dan benda yang tidak dapat dipakai habis.4. benda yang sudah ada dan benda yang masih akan ada.- yang absolut yakni barang-barang yang pada suatu saat sama sekali belum ada, contoh: hasil panen yang akan datang.

Page 23: HUKUM PERDATA

- Yang relatif yakni barang-barang yang ada pada saat itu sudah ada tapi bagi orang-orang tertentu belum ada, contoh: barang-barang yang sudah dibeli tapi belum diserahkan

5. benda dalam perdagangan dan benda diluar perdagangan.6. Benda yang dapat dibagi dan benda yang tidak dapat dibagi.

Page 24: HUKUM PERDATA

Pembeda benda bergerak dan tidak bergerak

Benda bergerak dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Benda bergerak karena sifatnya/pasal 506 KUH pdt:- yang dapat dipindahkan - yang dapat pindah sendiri 2. Benda tidak bergerak dibagi tiga, yaitu: - benda tidak bergerak karenasifatnya - benda tidak bergerak karena tujuannya- benda tidak bergerak karena undang-undang

Page 25: HUKUM PERDATA

Ketentuan-ketentuan hukum1. Mengenai bezitnya.

Terhadap benda bergerak berlaku asas yang tercantum dalam pasal 1997(1) KUH pdt yang dapat disimpilkan bahwa bezitterterhadap barang bergerak adalah sebagai pemilik dari barang tersebut.

2. Mengenai leveringnya.Penyerahan benda bergerak dapat dilakukan dengan penyerahan secara nyata.

3. Mengenai Verjaring. Terhadap benda bergerak tidak mengenal kadaluarsa sebab berlaku asas yang tercantum dalam pasal 1977 ayat 1 seperti telah dijelaskan dalam no. 1 diatas.

Benda tidak bergerak mengenal adanya kedaluarsa yaitu 20 tahun alasan hak yang sah dan 30 tahun tanpa alasan hak yang sah

4. Mengenai bezwaring. Pembebanan terhadap benda bergerak harus dengan pand/gadai sedang pembebeanan terhadap benda tidak bergerak sengan hippotek/fidusia

Page 26: HUKUM PERDATA

HAK KEBENDAAN Perundang-undangan membagi hak keperdataan dalam 2 hal,

yakni: 1. hak absolut, hak yang memberikan kekuasaan kepada setiap orang untuk melakukan suatu perbuatan yang harus dihormati orang lain. Hak absolut terdiri atas:a. Hak kepribadianb. Hak yang berkaitan dengan keluargac. Hak mutlak atas sesuatu benda2. hak relatif, hak yang hanya dipertahankan terhadap orang tertentu saja.

Page 27: HUKUM PERDATA

Hak kebendaan dapat dibedakan menjadi:

1. Adapun hak atas tanah yang diatur dalam UUPA antara lain: a. Hak milik, hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai oleh negara.b. Hak guna bangunan, hak untuk mendirikan bangunan dan mempunyai bangunan atas tanah yang bukan milik sendiri dalam batas waktu tertentu c. Hak pakai, hak untuk menggunakan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai negara atau orang lain.d. Hak sewa, hak menggunakan tanah orang lain untuk keperluan bangunan dan membayar kepada pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa.

Page 28: HUKUM PERDATA

2. Hak - hak kebendaan yang memberikan jaminan sebagai berikut:

a. Jaminan gadai, suatu hak yang diperoleh kreditur atau suatu baranng bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya untuk menjamin suatu hutang.

b. Jaminan fudicia, hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud dan tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungannya.

c. Jaminan hipotik, suatu hak kebendaan atas benda tak bergerak.

Page 29: HUKUM PERDATA

HUKUM KELUARGA Keluarga adalah kesatuan masyarakat

terkecil yg terdiri dari suami, istri dan anak yg berdiam dalam suatu tempat.

Hukum Keluarga adalah mengatur hubungan hukum yang bersangkutan dengan kekeluargaan sedarah dan perkawinan.

Jauh dekat hubungan darah mempunyai arti penting dalam perkawinan, pewarisan dan perwalian dalam keluarga.

Page 30: HUKUM PERDATA

SUMBER HUKUM KELUARGA Sumber hukum keluarga tertulis

adalah : kaidah-kaidah hukum yg bersumber dariUU, Yurisprudensi & traktat.

Sumber hukum yg tidak tertulis adalah :kaidah-kaidah hukum yg timbul, tambah, & berkembang dlm kehidupan masyarakat.

Page 31: HUKUM PERDATA

Perkawinan

Menurut UU No. 1/1974 dalam pasal 1 mendefinisikan bahwa :“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”

Page 32: HUKUM PERDATA

Sedangkan pasal 26 KUHPerdata menyatakan :

“Undang-undang memandang soal perkawinan hanya dalam hubungan-hubungan perdata.”

Artinya, bahwa suatu perkawinan yang ditegaskan dalam pasal diatas hanya memandang hubungan perdata saja, yaitu hubungan pribadi antara seorang pria dan seorang wanita yang mengikatkan diri dalam suatu ikatan perkawinan. Sedangkan tujuan dari suatu perkawinan tidak disebutkan disini. 

Page 33: HUKUM PERDATA

Syarat sahnya suatu perkawinan dalam KUHPerdata

a. Kedua pihak harus telah mencapai umur yang ditetapkan dalam undang-undang, yaitu bagi laki-laki 18 tahun dan bagi perempuan 15 tahun. 

b. Harus ada persetujuan bebas antara kedua pihakc. Untuk seorang perempuan yang telah kawin harus

lewat 300 hari dahulu setelah putusnya perkawinan pertama 

d. Tidak ada larangan dalam undang-undang bagi kedua belah pihak 

e. Untuk pihak yang masih dibawah umur harus ada izin dari orangtua atau walinya 

Page 34: HUKUM PERDATA

ASASUU No. I/1974 menganut asas monogamy tidak mutlak. Hal tersebut dapat kita lihat dari isi Pasal 3 sebagai berikut:

Pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Sedang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.

Pengadilan dapat memberi ijin kepada seorang suami untuk beristri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan

Page 35: HUKUM PERDATA

Ijin pengadilan diberikan kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari satu orang apabila memenuhi syarat fakultatif dan syarat kumulatif.

Syarat fakultatif adalah syarat yang terdapat dalam pasal 4 ayat (2) yaitu:

Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri

Istri mendapat cacat badan/atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan

Istri tidak dapat melahirkan keturunan.

Page 36: HUKUM PERDATA

Sedangkan syarat kumulatif terdapat pada pasal 5 ayat (1) yang menyebutkan:

Adanya perjanjian dari istri/istri-istri Adanya kepastian bahwa suami mampu

menjamin keperluan-keperluan hidup istri-istri dan anak-anak mereka.

Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak mereka.

Page 37: HUKUM PERDATA

Undang-undang yang mengatur kasus perceraian adalah UU no 1 tahun 1974:PUTUSNYA PERKAWINAN SERTA AKIBATNYAPasal 38 :Perkawinan dapat putus karena :a. kematian,b. perceraian danc. atas keputusan Pengadilan

Perceraian

Page 38: HUKUM PERDATA

Pasal 39

(1). Perceraian hanya dapat dilakukan didepan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

(2). Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri.

(3). Tatacara perceraian didepan sidang Pengadilan diatur dalam peraturan perundangan tersendiri

Page 39: HUKUM PERDATA

LARANGAN PERKAWINANa. Dilarang perkawinan antara mereka yang

satu sama lain bertalian keluarga dalam garis lurus ke atas dan ke bawah, baik karena kelahiran yang sah dan tidak sah atau karena perkawinan; dan dalam garis menyimpang, antara saudara laki-laki dan saudara perempuan, sah atau tidak sah.

b. Dilarang perkawinan antara mereka yang bertalian keluarga semenda.

c. Dilarang perkawinan antara mereka yang dilarang oleh hakim karena diputuskan salah telah berzinah.

Page 40: HUKUM PERDATA

Contoh-contoh Kasus Hukum Perdata

Contoh Hukum Perdata PerceraianBila terjadi suatu masalah didalam suatu rumah tangga yang tidak menemukan solusi atau jalan keluar, maka sebagai jalan keluar alternatif yang diambil adalah perceraian. Suatu perceraian tersebut mungkin menjadi jalan satu-satunya yang dapat ditempuh untuk mengakhiri permasalahan yang terjadi didalam rumah tangga tersebut. Kasus perceraian ini merupakan salah satu contoh yang masuk dalam kategori hukum perdata.

Contoh Kasus Perdata Pencemaran Nama BaikSeorang artis merasa terhina atas pemberitaan sebuah media massa. Gosip tersebut telah digosipkan oleh media menjadi seorang pengedar dan pemakai psikotropika. Karena tidak terima dengan pemberitaan tersebut, maka sang artis melaporkan media massa tersebut ke polisi atas tuduhan telah melakukan pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan. Kasus antara artis dan media massa tersebut juga termasuk menjadi salah satu contoh kasus hukum perdata