hukum kewarisan perdata barat

17
Hukum Kewarisan Perdata Barat Surini Ahlan Sjarif Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Upload: riadi-vinsens

Post on 05-Dec-2014

85 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hukum perdata

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Kewarisan Perdata Barat

Hukum Kewarisan Perdata Barat

Surini Ahlan SjarifFakultas Hukum Universitas Indonesia

Page 2: Hukum Kewarisan Perdata Barat

2

Hukum WarisPerdata Barat

I. Pengertian

II. Prinsip Pewarisan

III. Penempatan Hukum/ Pengaturan Waris

IV. Subjek Hukum Waris

Pewaris

Ahli Waris

Hukum Waris:Ketentuan hukum yang mengatur peralihan harta kekayaan serta akibat-akibatnya

Hanya hak dan kewajiban dalam lapangan hukum kekayaan yang dapat diwariskan

Pengecualian: hak untuk menyangkal keabsahan anak sah (di bidang Hukum Keluarga)

Buku ke II KUHPerdata: pasal 528 pasal 584

Reaksi para ahli hukum:•Aspek Hukum Keluarga•Aspek Hukum Perikatan

Page 3: Hukum Kewarisan Perdata Barat

3

I. PENGERTIAN-PENGERTIAN DALAM HUKUM KEWARISAN

1. Mewaris → adalah menggantikan hak dan kewajiban seseorang yang meninggal.

Hak dan kewajiban dalam pewarisan adalah “hanya hak dan kewajiban dibidang Hukum Kekayaan saja”

Mengacu dalam KUHPerdata → hanya hak dan kewajiban yang diatur dalam Buku II Tentang Benda dan Buku III Tentang Perikatan.

Dengan demikian; berarti → hak dan kewajiban yang diatur dalam Buku I Tentang Orang Tidak Dapat Diwariskan.

Page 4: Hukum Kewarisan Perdata Barat

4

PENGECUALIAN:

Hak dan kewajiban dibidang Hukum Kekayaan yang “tidak dapat diwariskan”, yaitu “Hak dan kewajiban yang timbul dari keanggotaan suatu perkumpulan.”

Hak dan kewajiban dibidang Hukum Kekeluargaan (Buku I KUHPerdata Tentang Orang) → “Dapat” diwariskan → Hak seseorang untuk mengingkari sahnya anak yang dilahirkan sebelum hari ke 180 dalam perkawinan suami-istri (pasal 251 KUHPerdata) “Dapat” beralih pada ahli warisnya

Hak dan kewajiban yang mengalir dari moral dan sopan santun tidak dapat diwariskan.

Page 5: Hukum Kewarisan Perdata Barat

5

2. Harta Waris (Boedel) adalah kekayaan yang berupa keseluruhan aktiva dan pasiva yang ditinggalkan pewaris dan berpindah pada sekalian ahli warisnya → menjadi milik bersama (Boedel)

3. Pewaris adalah orang yang meninggal dunia dengan meninggalkan “Harta Kekayaan”

4. Anggota keluarga Pewaris → adalah yang menggantikan kedudukan Pewaris dibidang Hukum Kekayaan akibat peninggalnya Pewaris

5. Hukum Waris → adalah hukum yang mengatur mengenai berpindahnya kekayaan seseorang pada ahli warisnya serta akibat-akibat hukumnya.

Page 6: Hukum Kewarisan Perdata Barat

6

II. SYARAT UMUM PEWARISAN

1. Pasal 830 KUHPerdata pewarisan hanya berlangsung “karena kematian”

2. Ahli waris harus hidup (pasal 836 KUHPerdata) Pengecualian: pasal 2 KUHPerdata

3. Antara pewaris dan ahli waris ada hubungan darah4. Ahli waris patut mewaris (waardig)

Onwaardig (tidak patut mewaris),838 KUH Perdata :- Dipersalahkan membunuh/mencoba membunuh pewaris- Memfitnah pewaris, melakukan kejahatan yg ancaman

hukumannya 5 thn/lebih berat- Dengan kekerasan mencegah atau perbuatan yg mencegah

pewaris menbuat/mencabut surat wasiat- Menggelapkan, merusak, memalsukan surat wasiat

Page 7: Hukum Kewarisan Perdata Barat

7

KUHPerdataKUHPerdata

tidak mengenal kematian perdatatidak mengenal kematian perdata

mengenal lembaga keadaan tidak hadir mengenal lembaga keadaan tidak hadir orang yang hilang dapat dinyatakan orang yang hilang dapat dinyatakan meninggal dengan persangkaan hakimmeninggal dengan persangkaan hakim

Page 8: Hukum Kewarisan Perdata Barat

8

831 KUHPerdata

Meninggal pada saat yg sama

Malapetaka bersama

Tidak diketahui siapa yg mati terlebih dahulu

Selisih satu detik

Dianggap tidak meninggal bersama-sama

Harus dibuktikan Dianggap meninggal pada saat yg sama

Tidak saling mewaris

Page 9: Hukum Kewarisan Perdata Barat

9

Contoh:

1. A telah menunjuk B (saudaranya) sebagai ahli waris satu-satunya dan telah menunjuk X sebagai ahli waris apabila B meninggal dunia sebelum A.

A dan B meninggal dunia dalam kecelakaan yang sama, urutan kematian tidak dapat dibuktikan siapa yang meninggal terlebih dahulu dengan demikian maka dianggap telah meninggal pada saat yang sama. C anak dari B menguasai harta A.

Jika aturan tersebut tidak ada maka X mesti membuktikan bahwa B telah meninggal sebelum A.

C berdasarkan pasal 831 KUHPerdata tidak perlu membuktikan, dapat menguasai harta peninggalan dari A.

Sebaliknya X dibebani kewajiban untuk membuktikan bahwa B meninggal sebelum A untuk dapat menuntut harta peninggalan.

Page 10: Hukum Kewarisan Perdata Barat

10

2. A mempunyai dua orang anak, B dan C. A dan B meninggal bersama, C ahli waris A bersama D dan E (anak-anak dari B) mendapat harta A. C mendapat ½ HP, D dan E masing-masing mendapat ¼ bagian.

Contoh diatas menggambarkan bahwa peristiwa meninggal pada saat yang sama dapat menyebabkan terjadinya penggantian tempat.

Page 11: Hukum Kewarisan Perdata Barat

11

III. UNSUR-UNSUR PEWARISAN

1. UNSUR INDIVIDUAL → Kebebasan yang dimiliki seseorang terhadap hartanya → berhak untuk membuat testament.

2. UNSUR SOSIAL → pembatasan terhadap kebebasan pemilik harta untuk kepentingan ahli waris terdekat → berkaitan dengan hak mutlak yang dimiliki oleh ahli waris tertentu yang tidak boleh kehilangan haknya sebagai ahli waris.

Page 12: Hukum Kewarisan Perdata Barat

12

IV. PRINSIP UMUM PEWARISAN

1. Pada asasnya yang beralih hanya hak dan kewajiban dalam bidang Hukum Kekayaan

2. Pasal 833 KUHPerdata “hak saisine” dengan meninggalnya seseorang seketika hak dan kewajiban Pewaris beralih pada Ahli Warisnya, dengan demikian demi hukum Ahli Waris memperoleh kekayaan Pewaris tanpa menuntut penyerahan.Berkaitan dengan hal tersebut diatas pasal 834 KUHPerdata → HERIDITATIS PETITIO → hak Ahli Waris untuk menuntut khusus berkaitan dengan warisan.Yang berhak untuk mengajukan HEREDITATIS PETITIO adalah ahli waris satu – satunya yang berhak mewaris berdasarkan testament berhak menuntut seluruh harta warisan.

Page 13: Hukum Kewarisan Perdata Barat

13

3. Yang berhak mewaris → pada dasarnya adalah keluarga sedarah Pewaris (pasal 832 KUHPerdata) → hak HEREDITATIS PETITIO untuk sebagian dari harta peninggalan sebanding dengan apa yang menjadi haknya.

4. Pasal 1066 KUHPerdata → harta warisan tidak boleh dibiarkan dalam keadaan tidak terbagi.

5. Setiap orang termasuk bayi dalam kandungan cakap mewaris → kecuali mereka yang dinyatakan tidak patut mewaris (onwaardig)

Page 14: Hukum Kewarisan Perdata Barat

14

V. PENEMPATAN/PENGATURAN

Terhadap penempatan Hukum Waris dalam Buku II KUHPerdata → para ahli hukum berpendapat lain.

SISTIMATIKA ILMU HUKUM SISTIMATIKA KUHPerdata

Hukum Pribadi

Hukum Keluarga

Hukum Kekayaan

Hukum Waris

Buku I : Tentang Orang

Buku II : Tentang Benda

→ Hukum Waris

- Ps. 528 BW

- Ps. 584 BW

Buku III : Tentang Perikatan

Buku IV : Tentang Pembuktian dan Daluwarsa

Page 15: Hukum Kewarisan Perdata Barat

15

Alasannya:

Subjeknya → dalam kaitan mewaris berdasarkan undang-undang → “harus ada hubungan darah” antara Pewaris dengan Ahli Waris; dalam hal ini berkaitan dengan Hukum Keluarga

Objeknya → benda yang diwariskan dapat berupa aktiva maupun pasiva yang tentu saja berhubungan dengan pihak ketiga dalam kedudukan sebagai debitur maupun kreditur → hal ini berkaitan dengan Hukum Perikatan

Dengan demikian para ahli hukum berpendapat: “ Hukum Waris diatur dalam kitab tersendiri ”

Page 16: Hukum Kewarisan Perdata Barat

16

VI. Subjek Hukum Waris

Pewaris → - Meninggal dengan meninggalkan harta kekayaan - Diduga meninggal →dalam keadaan tidak hadir - Meninggalkan harta

Ahli Waris → Sudah lahir pada saat warisan terbuka/hidup pada saat meninggalnya pewaris, 836 KUHPerdataPengecualian : pasal 2 KUH Perdata, anak dalam kandungan

Ibu, Syarat : 1. Sudah dibenihkan 2. Dilahirkan hidup

3. Ada kepentingan menghendaki → Warisan

Page 17: Hukum Kewarisan Perdata Barat

17

VII. PENGATURAN HUKUM WARIS DALAM KUHPERDATA

Buku II : Tentang Benda

Bab XII s/d Bab XVIIIBab XII : Tentang Pewarisan Karena KematianBab XIII : Tentang Surat WasiatBab XIV : Tentang Pelaksanaan Wasiat Dan Pengurusan

Harta Peninggalan Bab XV : Tentang Hak Memikir Dan Hak Istimewa Untuk Mengadakan Pendaftaran Harta PeninggalanBab XVI : Tentang Menerima Dan Menolak WarisanBab XVII : Tentang Pemisahan Harta PeninggalanBab XVIII : Tentang Harta Peninggalan Tidak Terurus