hukum kewarisan islam - mknuiguide.files.wordpress.com · wali bagi ahli waris belum dewasa 2....
TRANSCRIPT
DOSEN
Dr. Yeni Salma Barlinti, SH, MH
Neng Djubaedah, SH, MH, Ph.D
Milly Karmila Sareal, SH, MKn.
Winanto Wiryomartani, SH, MHum.
POKOK BAHASAN
HUKUM KEWARISAN ISLAM
SESSI TANGGAL POKOK BAHASAN
1 28 Agst /
1 SeptPembukaan
Garis-garis Hukum Kewarisan Islam: bagian warisan anak, orang
tua, duda, janda, mawali, saudara.
2 4 Sept /
8 SeptBagian warisan bagi anak, orang tua, duda, janda, radd, awl
3 11 Sept /
15 SeptBagian warisan bagi cucu, dzawil-arham, ahli waris pengganti
4 18 Sept /
22 SeptBagian warisan bagi saudara
5 25 Sept /
29 SeptBagian warisan bagi kakek dan nenek
SESSI TANGGAL POKOK BAHASAN
6 2 Okt /
6 OktMacam-macam dan kedudukan anak selain anak kandung dalam
hukum kewarisan Islam
7 9 Okt /
13 OktBagian warisan bagi ahli waris yang diragukan statusnya: khuntsa
dan transgender, mafqud, orang-orang yang mendapat kecelakaan
bersama, takharuj, munasakhah;
Wasiat, wasiat wajibah, hibah, pembagian harta bersama,
perkawinan campuran, poligami, perjanjian perkawinan
Penerapan asas personalitas keislaman atas surat keterangan waris
dan akta waris bagi ahli waris dari pewaris yang beragama Islam
8 16 Okt /
20 Okt
UJIAN
LITERATUR
Hukum Kewarisan Islam di Indonesia (Sayuti Thalib)
Hukum Kewarisan Bilateral menurut Qur’an dan Hadith (Hazairin)
Hukum Kewarisan Islam di Indonesia (Yati N Soelistijono dan
Neng Djubaedah)
Kompilasi Hukum Islam
SISTEM KEWARISAN ISLAM DI INDONESIA
SIST
EM
KEW
AR
ISA
N ISL
AM
BILATERAL Hazairin
PATRILINEALAbu Abdullah Muhammad
bin Idris Asy-Syafi’i
KOMPILASI HUKUM ISLAM
Ijtihad Jama’i Indonesia -Mahkamah Agung
GOLONGAN AHLI WARIS
HAZAIRIN SYAFI’I KHI
1. Zawil Furud
ahli waris yang mendapat bagian tertentu
dalam keadaan tertentu
1. Zawil Furud
ahli waris yang mendapat bagian tertentu
dalam keadaan tertentu
1. Zawil Furud
ahli waris yang mendapat bagian tertentu
dalam keadaan tertentu
2. Zul Qarabat
ahli waris yang mendapat bagian warisan
tidak tertentu atau memperoleh bagian
terbuka atau bagian sisa
2. Asabah:
‘ashabah adalah harus satu ‘usbah dengan
Pewaris dlm garis keturunan lelaki
atau PATRILINEAL:
a. Asabah Binafsihi:
b. Asabah bil-Gairi
c. ‘Asabah Maal-gairi
2. Asabah
KHI tidak mengatur ‘ASABAH
MAAL-GAIRI: “SAUDARA
PEREMPUAN KANDUNG/
SEAYAH” PEWARIS yang
MEWARIS BERSAMA “ANAK
PEREMPUAN / KETURUNAN
PEREMPUAN MELALUI ANAK
LELAKI PEWARIS ( AJARAN
SYAFI’I)
3. Mawali
Ahli waris yang menggantikan ahli waris
asal
3. Zawil Arham
Ahli waris dari keturunan perempuan.
Orang ini tampil menjadi ahli waris jika
tidak ada ahli waris zawil furud hubungan
darah dan asabah
3. Ahli Waris Pengganti
Ahli waris yang menggantikan ahli waris
asal
GOLONGAN AHLI WARIS
MENURUT HAZAIRIN
Zawil-furud: ahli waris yang
mendapat bagian warisan tertentu dalam keadaan
tertentu
• anak perempuan yang tidak didampingi anak lelaki;
• ibu;
• ayah dalam hal pewaris mempunyai anak;
• duda;
• Janda;
• saudara lelaki dan saudara perempuan bersyarikah ketika Pewaris kalalahjika AYAH MASIH HIDUP;
• saudara perempuan dalam hal kalalah.
Zul-Qarabat: ahli
waris yang
mendapat bagian
warisan yang tidak
tertentu
jumlahnya atau
disebut juga
memperoleh
bagian terbuka
atau memperoleh
bagian sisa:
HAZAIRIN:
ZUL-QARABAT
Anak lelaki;
Anak Perempuan didampingi anak lelaki;
Ayah;
Saudara lelaki dalam hal kalalah;
Saudara Perempuan didampingi saudara lelaki
Zul-Qarabat dalam hubungan dengan Pewaris: orang yang
mempunyai hubungan kekeluargaan dengan pewaris baik melalui
garis lelaki dan garis perempuan secara serentak, tidak terpisah
(bilateral), yaitu bentuk hubungan garis keturunan lain jika
dibandingkan dengan garis hubungan secara unilateral, baik
patrilineal maupun matrilineal.
HAZAIRIN: MAWALI
Mawali ialah Ahli Waris Pengganti
ahli waris yang menggantikan seseorang untuk
memperoleh bagian warisan yang akan diperoleh oleh
orang yang digantikan, yang meninggal terlebih dahulu
dari Pewaris.
GOLONGAN AHLI WARIS
MENURUT SYAFI’I
Zawil-Furud
Ashabah: golongan ahli waris yang mendapat
bagian terbuka.
Syarat sebagai ‘ashabah adalah
harus satu ‘usbahdengan Pewaris, yaitu kelompok keluarga yang
mempunyai garis keturunan lelaki
atau garis keturunan patrilineal.
ASHABAH ADA 3 MACAM:
• orang yang menjadi asabah karena dirinya sendiri: (i) anak lelaki, (ii) ayah, (iii) saudara lelaki.
Ashabah Binafsihi
• seorang perempuan yang menjadi asabah (mendapat bagian terbuka) karena ditarik oleh seorang lelaki.
• Jadi, pada asalnya ia (orang perempuan) itu bukan asabah, tetapi ia sebagai zul-fara’id/zawil-furud, kemudian ia ditarik oleh lelaki yang berkedudukan sebagai saudara dari perempuan tersebut yang satu ‘usbah dengannya: (i) anak perempuan yang didampingi anak lelaki; (ii) saudara perempuan yang didampingi saudara lelaki.
Ashabah bil-Gairi
SYAFI’I: ZAWIL-ARHAM
Zawil-Arham (zul-arham)
• secara terminologi berarti mempunyai hubungan darah dengan Pewaris. Dalam pengertian Hukum Kewarisan Islam, zul-arham ialah orang yang mempunyai hubungan darah melalui perempuan saja.
Zul-Arham dapat tampil sebagai ahli
waris jika Pewaris TIDAK
MENINGGALKAN AHLI WARIS zul-
fara’id (karena HUBUNGAN DARAH)
dan ‘ASABAH, terkecuali dengan AHLI
WARIS zul-fara’id karena
HUBUNGAN SEMENDA (JANDA,
DUDA).
GOLONGAN AHLI WARIS
MENURUT KHI
Ashabah.
• KHI tidak menentukan secara tegas bagian warisan bagi ‘ashabah maal-gairi (lihat garis-garis hukum warisan bagi saudara, tafsiran Neng Djubaedah atas Pasal 182 KHI, dalam buku yang ditulis Neng Djubaedah dan Yati N. Soelistijono, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Badan Penerbit FHUI, 2008, hlm. 116-177);
Ahli Waris Pengganti
• Pasal 185 KHI
• Ahli waris yang menggantikan kedudukan ahli waris yang meninggal terlebih dahulu dari Pewaris.
• Besar bagian Ahli Waris Pengganti tidak boleh melebihi bagian warisan yang diterima oleh Ahli Waris yang sederajat dengan yang digantikan .
Zawil
Furudh
AHLI WARIS: GOLONGAN AHLI WARIS: K H I JUNCTO PEDOMAN M A - R I
PELAKSANAAN TUGAS DAN ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA, 2013
ZAWIL FURUD ASABAH AHLI WARIS PENGGANTI
1. anak perempuan tidak didampingi
anak lelaki (P. 176);
2. Ibu (P. 178);
3. ayah dalam hal pewaris
mempunyai anak (P. 177 jo. SEMA
No. 2 Thn 1994);
4. Duda (P. 179); Janda (P. 180);
5. Pewaris kalalah: SDR lelaki &
SDR perempuan
(SEKANDUNG, SEAYAH,
SEIBU) jika bersama IBU (P.
181);
6. Pewaris kalalh: SDR
perempuan(SEKANDUNG,
SEAYAH, SEIBU) tidak didampingi
SDR lelaki (P. 182) .
1. Anak lelaki (P. 176);
2. Anak Perempuan didampingi anak
lelaki (P. 176);
3. Ayah; (P. 177 jo. SEMA No. 2 Thn
1994)
4. Kalalah: Saudara lelaki (P. 182);
5. Kalalah:Saudara Perempuan
didampingi saudara lelaki(P. 182)
KHI: tidak menentukan ‘Asabah maal-
gairi
CATATAN:
Hazairin dan Syafi’i:
IBU TIDAK BERPENGARUH
TERHADAP PENERAPAN AN--Nisa:
12 (P. 181) dan ayat 176 (P. 182)
Pasal 185:1. Keturunan Anak lelaki dan anak
perempuan: mewarisi sebesar bagian yang
digantikan.
2. Keturunan SDR lelaki dan perempuan
(sekandung, seayah, seibu) mewarisi
sebesar bagian yang digantikan.
3. Kakek – Nenek pihak Ayah mewarisi
bagian Ayah, masing-masing BERBAGI
SAMA.
4. Kakek – Nenek pihak IBU mewarisi bagian
IBU, masing-masing BERBAGI SAMA.
5. Paman dan Bibi dari pihak AYAH beserta
keturunannya mewarisi bagian AYAH jika
KAKEK NENEK pihak Ayah TIDAK ADA
6. Paman dan Bibi dari pihak IBU beserta
keturunannya mewarisi bagian IBU jika
KAKEK NENEK pihak IBU TIDAK ADA
KELOMPOK KEUTAMAAN AHLI WARIS HAZAIRIN &
KELOMPOK DERAJAT AHLI WARIS MAHKAMAH AGUNG
KEL KEUTAMAAN AHLI WARIS: HAZAIRIN KEL DERAJAT A W: MAHKAMAH AGUNG
1. Kel. Keut. Ke-1: (i) Anak dan mawalinya (Q.4:11 jo. 33);
(ii) Ayah, Ibu (Q.4:11); (iii) Janda; Duda (Q.4:12)
1. Kel. Derajat Ke-1: (i) Anak dan Keturunannya; (ii)
Duda/Janda; (iii) Ayah dan Ibu.
2. Kel. Keut. Ke-2: (i) Saudara dan Mawalinya (Q.4:12, 176
jo. 33b):(ii) Ayah, Ibu (Q.4:11); (iii) Janda; Duda (Q.4:12)
2. Kel. Derajat Ke-2: (i) Anak dan Keturunannya;
(ii) Duda/Janda; (iii) Kakek Nenek pihak Ayah dan
Kakek Nenek pihak Ibu
3. Kel. Keut. Ke-3: (i) Ayah, Ibu (Q.4:11); (ii) Janda; Duda
(Q.4:12).
3. Kel. Derajat Ke-3: (i) Duda/Janda; (ii) Kakek Nenek
pihak Ayah dan Kakek Nenek pihak Ibu; (iii)
Saudara (Sekandung, Seayah, Seibu) dan/atau
keturunannya
4. Kel’ Keut. Ke-4: (i) Janda; Duda (Q.4:12): (ii) Mawali
Ayah (Q.4:11e): (iii) Mawali (Q.4:11e).
4. Kel. Derajat Ke-4: (i) Duda/Janda; (ii) Paman/Bibi
dan/atau Keturunannya.
KELOMPOK KEUTAMAAN AHLI WARIS MENURUT
HAZAIRIN
Keutamaan Pertama:
• Anak-anak, lelaki dan perempuan sebagai zawil-furud atau zul-qarabat, beserta mawalinya (Q.4:11a, b, c, jo. Q.4:33);
• ibu, ayah sebagai zawil-furud (Q.4:11d);
• Janda/dua sebagai zawil-furud (Q.4:12)
Keutamaan Kedua:
• Saudara lelaki dan Perempuan sebagai zawil-fueud atau zul-qarabat, beserta mawalinya (Q.4:12, 176 jo. 33);
• Ibu sebagai zawil-furud (Q.4:11f jo. 12, 176;
• Ayah sebagai zul-qarabat dalam hal kalalah (Q.4:12g, 12h);
• Janda /Duda sebagai zawil-furud ((Q.4:12).
KELOMPOK KEUTAMAAN AHLI WARIS MENURUT
HAZAIRIN
Keutamaan Ketiga:
1. Ibu sebagai zawil-furud(Q.4:11e);
2. Ayah sebagai zul-qarabat(Q.4:11e);
3. Janda /Duda sebagai zawil-furud((Q.4:12).
Keutamaan Keempat:
1. Janda /Duda sebagai zawil-furud ((Q.4:12);
2. Mawali untuk Ibu (Q.4:11e);
3. Mawali untuk Ayah (Q.4:11e).
KELOMPOK AHLI WARIS
MENURUT KHI
KHI Pasal 174:
(1) kelompok-kelopmpok ahli waris terdiri dari:
a. Menurut Hubungan Darah:
- Golongan lelaki terdiri dari: ayah, anak lelaki, saudara lelaki,
paman, dan kakek;
- Golongan perempuan terdiri dari: ibu, anak perempuan, saudara
perempuan, dan nenek.
b. Menurut hubungan perkawinan terdiri dari: duda atau janda.
(2) Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat
warisan hanya: anak, ayah, ibu, janda atau duda.
PENYELESAIAN PEMBAGIAN HARTA
WARISAN BAGI ANAK, ORANG TUA, JANDA,
DUDA (Q.4:11, 12)
1. WALI BAGI AHLI WARIS BELUM DEWASA
2. PELAKSANA PEMBAGIAN HARTA WARISAN
3. KEWAJIBAN AHLI WARIS
4. KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM BAGIAN HARTA
WARISAN BAGI MASING-MASING AHLI WARIS MENURUT:
a. GARIS-GARIS HUKUM KEWARISAN DALAM AL-QURAN dan
HADIS RASULULLAH serta ATSAR-ATSAR SAHABAT
RASULULLAH
b. KHI (juncto PEDOMAN MAHKAMAH AGUNG)
WALI BAGI AHLI WARIS BELUM DEWASA
“Bagi Ahli Waris yang Belum Dewasa atau Tidak Mampu Melaksanakan Hak dan Kewajibannya, maka baginya DIANGKAT
WALI berdasarkan KEPUTUSAN HAKIM atau USUL ANGGOTA KELUARGA”
Pasal 184 KHI
PELAKSANA PEMBAGIAN HARTA
WARISANPasal 187 KHI:
(1) Bilamana Pewaris meninggalkan HP, maka oleh Pewaris semasa hidupnya atau
oleh Para Ahli Waris dapat dibentuk beberapa orang sebagai PELAKSANA
PEMBAGIAN HARTA WARISAN dengan tugas:
a. Mencatat dalam suatu daftar HP, baik berupa benda bergerak maupun
tidak bergerak, yang kemudian DISAHKAN oleh para AW ybs, bila
perlu dinilai harganya dengan UANG
b. Menghitung jumlah pengeluaran untuk KEPENTINGAN PEWARIS
sesuai dengan Pasal 175 ayat (1) huruf a, b, c.
(2) Sisa dari pengeluaran dimaksud ayat (1) adalah merupakan HW harus
dibagikan kepada AW yang berhak.
KEWAJIBAN AHLI WARIS (PASAL 175 KHI)
1
• Kewajiban AW terhadap Pewaris adalah:
• Mengurus dan menyelesaikan sampai pemakaman jenazah selesai.
• Menyelesaikan baik utang-piutang berupa pengobatan, perawatan termasuk KEWAJIBAN PEWARIS maupun MENAGIH PIUTANG
• Menyelesaikan WASIAT PEWARIS.
• Membagi HW di antara AW yang berhak.
2 • TANGGUNG JAWAB AHLI WARIS terhadap UTANG atau KEWAJIBAN pewaris TERBATAS pada JUMLAH atau NILAI HP-nya.
BESAR BAGIAN AHLI WARIS MENURUT KHI JUNCTO PEDOMAN
MAHKAMAH AGUNG 2013
1. PASAL 176:
ANAK LELAKI DAN ANAK PEREM = 2:1
2 ANAK PERM / LEBIH = 2/3
1 ANAK PEREM = ½
5. PASAL 180:
JANDA=1/4 jika PEWARIS TDK ADA ANAK
JANDA = 1/8 jika PEWARIS ADA ANAK
2. PASAL 177 jo. SEMA No. 2/1994:
Ayah bersama Anak = 1/6
Ayah bersama Suami dan Ibu = 1/3
Ayah = asabah, tidak dtentukan KHI
6.PASAL 181: SAUDARA SEIBU (MA-RI: SEKANDUNG,
SEAYAH, SEIBU bersama IBU):
SEORANG SAUDARA LELAKI / PEREMP = 1/6;
2 SAUDARA LELAKI DAN/ATAU PEREMP atau LEBIH = 1/3
BAGI RATA (BERSYARIKAH)
3. PASAL 178:
Ibu bersama Anak atau 2 SAUDAR / LEBIH = 1/6.
IBU TIDAK BERSAMA ANAK, tapi bersama 1 saudara
= 1/3
IBU = 1/3 SISA setelah DIBAGIKAN KEPADA
JANDA/DUA atau 1/3 SISA BAGI (jika AW: , IBU)
7. PASAL 182: SAUDARA (MA-RI: SEKANDUNG, SEAYAH,
SEIBU) TANPA ANAK, AYAH:
SEORANG SAUDAR PEREM = ½
SAUDARA LELAKI SAJA = SELURUH HARTA
2 SAUDARA PEREM / LEBIH = 2/3
SAUDARA LELAKI DAN SAUDARA PEREM = 2:1
4. PASAL 179:
DUDA = 1/2 jika PEWARIS TDK ADA ANAK
DUDA = ¼, jika PEWARIS ADA ANAK
8. PASAL 185: AHLI WARIS PENGGANTI.
BAGIAN A W P TIDAK MELEBIHI BAGIAN WARISAN
YANG DITERIMA A W YANG SEJAjAR DG YANG
DIGANTIKAN
‘AWL DAN RADD: KHI
AWL: KETEKORAN HARTA WARISAN :PASAL 192 RADD: KELEBIHAN HARTA WARISAN: PASAL 193:
Awl terjadi ketika kasus kewarisan terdiri dari: isteri, ibu, ayah, 2 anak
perempuan.
Radd terjadi ketika kasus kewarisan terdiri dari: isteri, ibu, satu
anak perempuan.
SUMBER HUKUM:
Ali Bin Abi Thalib (Mimbariyah) DAN Umar Bin Khatab:
isteri = 1/8 = 3/24;
ibu = 1/6 = 4/24 ;
ayah = 1/6 = 4/24;
dua anak perempuan = 2/3 = 16/24.
jumlah = 27/24 Terjadi ketekoran harta warisan
Istri = 1/8 = 3/24 = 12/96 (KHI juncto MA: JANDA/DUDA TIDAK
MENDAPAT RADD)
ibu = 1/6 = 4/24 = 16/96
satu anak perempuan = ½ = 12/24 =48/96.
Jumlah = 19/24. Sisa harta = 5/24
PENYELESAIAN ‘AWL:
Istri = 3/24 3/27;
ibu = 4/24 4/27;
ayah = 4/24 4/27;
dua anak perempuan = 16/24 16/27
TOTAL = 3/27 + 4/27 + 4/27 + 16/27 = 27/27
CARA MENGHITUNG RADD:
IBU : ANAK PEREMPUAN = 4/24 : 12/24= 4 : 12 = 1 : 3
RADD U/ IBU = 1/4 X 5/24 = 5/96
IBU = 16/96 + 5/96 = 21/96
RADD ANAK PEREMPUAN = 3/4 X 5/24 = 15/96
ANAK PEREMPUAN = 48/96 + 15/96 = 63/96.
TOTAL = 12/96 + 21/96 + 63/96 = 96/96
HAZAIRIN = dibagikan kembali kepada seluruh ahli waris zawil-
furud (di-radd-kan): TERMASUK JANDA/DUDA