penolakan menjadi ahli waris menurut hukum · pdf filepengesahan panitia ujian skripsi...

99
PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh : Yatmi Wulan Sari NIM : 100044219402 Dibawah Bimbingan Pembimbing Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

Upload: ngobao

Post on 06-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh :

Yatmi Wulan Sari

NIM : 100044219402

Dibawah Bimbingan

Pembimbing

Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 2: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh :

Yatmi Wulan Sari

NIM : 100044219402

Dibawah Bimbingan

Pembimbing

Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

Page 3: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM

ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA telah diujikan

dalam sidang munaqasyah Fakultas syariah dan Hukum Univesitas Negri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Pada 13 Mei 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada program studi

Al - ahwal Al - syakhsiyah (Adminitrasi Keperdataan Islam).

Jakarta, 13 Mei 2009

Mengesahkan,

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA

NIP. 150 169 102

2. Sekretaris : Kamarusdiana, S.Ag, MH

NIP. 150 285 972

3. Pembimbing I : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA.

NIP. 150 169 102

4. Penguji I : DR. KH. A. Djuaini Sukry, LC, MA.

NIP. 150 256 969

5. Penguji II : Prof. DR. H. A. Sutarmadi.

NIP. 150 031 177

Page 4: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Oktober 2008

Yatmi Wulan Sari

Page 5: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

KATA PENGANTAR

������������������������ �������� �������� ����������������������������

��������������������������������

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat illahi Rabbi atas segala rahmat

dan hidayahnya, sholawat tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,

beserta para sahabatnya.

Penulis bertolak dari satu keyakinan bahwa, atas izin dan petunjuknya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisannya skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan.

Karenanya penulis sangat menghargai semua pihak yang dapat memberikan masukan

hingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik. Karena itu sudah sepatutnya penulis

mengucapkan rasa hormat dan terimakasih, kepada semua pihak yang telah

memberikan , dorongan doa dan pengorbanan moril, materil, pada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini

Akhirnya izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terimakasih sebesar

besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum. Prof. Dr. H Muhammad Amin Suma,

SH, MA, MM.

Page 6: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H, MA. Sebagai Dosen Pembimbing Skripsi dan

Drs. Kama Rusdiana Selaku Ketua Dan Sekretaris Program Studi Ahwal

Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum.

3. Dr. KH. A. Djuaini Sukry, LC, MA. Selaku Penguji I dan Prof. Dr. H. A.

Sutamardi Selaku Penguji II

4. Kepada Orang Tua Tercinta, Ayahanda, dan Bunda Yang Telah Memberikan

Motivasi Dan Do'a Untuk Penulis Dapat Menyelesaikan Skripsi Ini.

5. Kakak-Kakakku Dan Adik-Adikku, Dan Yang Tersayang Yang Selalu

Memberi Semangat Penulis Dalam Mengerjakan Skripsi Ini.

6. Untuk Teman-Temanku dan Semua Pihak Yang Telah Memberikan Semangat

Baik Moril Maupun Materi.

Akhirnya Skripsi Ini Kupersembahkan Kepada Insan Akademik Almamater

Dan Para Pencari Ilmu, Harapan Penulis Semoga Karya Ilmiah Ini Bermanfaat Dan

Dapat Menambah Khazanah Pengetahuan.

Jakarta, Mei 2009

Penulis

Yatmi Wulan Sari

Page 7: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

DAFTAR ISI

LEMBARAN PERNYATAAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 7

C. Metode Pembahasan 8

D. Sistem Penyusunan 9

BAB II BEBERAPA PENGERTIAN-PENGERTIAN

A. Pengertian Hukum Islam 11

B. Pengertian Hukum Perdata 18

C. Pengertian Kewarisan 21

BAB III KONSEP KEWARISAN HUKUM ISLAM DAN KITAB

UNDANG - UNDANG HUKUM PERDATA

A. Dasar Hukum Kewarisan Menurut Hukum Islam Dan Kitab

Undang - Undang Hukum Perdata 24

B. Sebab - Sebab Mewaris Menurut Hukum Islam Dan Kitab

Undang - Undang Hukum Perdata 37

C. Bagian - Bagian Waris Menurut Hukum Islam Dan Kitab

Page 8: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Undang - Undang Hukum Perdata 45

BAB IV PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS

A. Penolakan Menjadi Ahli Waris Menurut Hukum Islam 57

B. Penolakan Ahli waris Menurut Kitab Undang - Undang

Hukum Perdata 68

C. Persamaan dan perbedaan penolakan menjadi waris 73

D. Analisis 78

BAB V PENUTUP

A. kesimpulan 84

B. Saran 86

DAFTAR PUSTAKA 87

Page 9: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses perjalanan kehidupan manusia, diawali dengan kelahiran, hidup dan

diakhiri dengan kematian, ketiga peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang tidak

dapat dielakkan, apakah melalui prosedur yang sah/tidak, maupun karena

perkawinan.

Peristiwa kelahiran seseorang, tentunya akan menimbulkan akibat hukum

seperti hubungan hukum dengan orang tua, saudaranya, keluarga, pada umumnya,

dan juga timbulnya hak dan kewajiban pada dirinya, peristiwa perkawinan juga

menimbulkan akibat hukum yang kemudian diatur dalam hukum perkawinan.

Sehingga timbul hubungan hukum berupa hak dan kewajiban antar suami istri,

terhadap anak-anak dan pihak-pihak lainnya. Demikian juga peristiwa kematian

(meninggal dunia) juga merupakan peristiwa yang menimbulkan akibat hukum

terhadap orang lain terutama pada keluarganya dan pihak-pihak tertentu. Pada saat

kematian akan timbul persoalan tentang bagaimana harus dilakukan terhadap harta

yang ditinggalkan.1

1 Suparman Usman , Ikhtisar hukum waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Serang , Darul Ulum Press, 1993), Cet. Kedua, h. 49-50.

Page 10: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Dengan meninggalnya seseorang, segala kewajiban pada prinsipnya tidak

beralih kepada pihak lain. Adapun mengenai harta kekayaan beralih kepada pihak

lain yang masih hidup yakni orang yang telah ditetapkan sebagai pihak penerima.2

Proses beralihnya kekayaan dari yang meninggal kepada orang yang masih

hidup, inilah yang diatur hukum waris.3 Dalam hukum islam, ilmu tersebut dikenal

dengan nama hukum waris, Fiqih Mawaris atau Ilmu Faraid.4 Di Indonesia selain

waris yang berasal dari syari’at islam dan yang telah di formilkan yakni KHI dikenal

juga hukum waris adat dan hukum waris dari kitab undang-undang hukum perdata

(Burgelijk wetboek), yang terdapat dalam buku II. Berdasarkan ketiga hukum itu

hukum perkawinan dan hukum kewarisan yang menentukan dan mencerminkan

sistem kekeluargaan yang berlaku dalam masyarakat.5

Apabila memperhatikan pengaturan dan kedudukan waris yang bersumber

pada ketentuan hukum yang berlainan itu, maka akan dapat diketahui baik dari segi

perbedaan maupun segi persamaannya dan selanjutnya akan dapat diketahui pula.

Bagaimana bagian masing-masing pada ketentuan hukum waris itu mengatur

kedudukan harta benda warisan, ahli waris yang menerima dan menolak bagian dan

permasalahan waris lainnya.

2 Suparman Usman & yusuf somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam (Jakarta:

Gaya Media Pratama, 1997), Cet. Pertama, h. 13

3 Usman, Ikhtisar Hukum Waris, h.49-50

4 Usman & Somawinata, Fiqh Mawaris, h.13

5 Usman, Ikhtisar Hukum Waris, h.49-50

Page 11: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Dalam literatur hukum waris Islam mengatur adanya kelompok atau golongan

ahli waris menurut garis keturunannya, masing-masing yang dihubungkan kepada

pewaris, seperti ahli waris menurut garis keturunannya masing-masing yang

berhubungan dengan pewaris, seperti ahli waris ashabul furudh (ا���ب ا���وض) dan

golongan dzawil arham ( مرح��ا يو ذ ), serta golongan terakhir yaitu waris ‘asshabah

(����).

Sedangkan dalam sistem kewarisan menurut hukum perdata, para ahli waris

dapat menentukan salah satu sikap diantara tiga kemungkinan, yaitu :

1. Menerima harta warisan secara penuh dan murni (Zuivere aanvaarding)

2. Menerima harta warisan dengan syarat (Beneficiare aanvaarding)

3. Menolak harta warsan (Verwerpen)

Namun pada kenyataannya. tidak menutup kemungkinan terjadi sikap

penolakan atas bagian harta kekayaan itu. Maka penulis mengadakan penilitian yang

bertujuan untuk mengetahui perbedan dan persamaan waris menurut hukum Islam

dan kitab undang-undang hukum perdata.

Dalam hukum Islam waris dijelaskan takharuj atau pengunduran diri adalah

kesepakatan para ahli waris tentang pengunduran salah seorang atau beberapa orang

diantara mereka dari penerimaan warisan setelah menerima prestasi atau imbalan dari

salah seorang atau beberapa orang ahli waris lainnya, baik imbalan tersebut berasal

dari harta perseorangan maupun dari harta peninggalan itu sendiri.6

6 Ibid, h. 153

Page 12: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Sedangkan dalam pengertian pengunduruan diri memiliki arti perjanjian atau

perdamaian para hali waris untuk mengeluarkan atau mengundurkan sebagiannya dari

pewarisan, dengan mendapatkan suatu prestasi atau imbalan yang ditentukan. 7

Dalam pasal 1057 kitab undang-undang hukum perdata (Burgelijk wetboek)

yaitu “Menolak suatu warisan harus terjadi dengan tegas, dan harus dilakukan dengan

suatu pernyataan yang dibuat di kepaniteraan pengadilan negeri, yang dalam daerah

hukumnya telah terbuka warisan itu”.8

Dari pasal tersebut, dapat ditarik suatu pengertian bahwa para ahli waris dapat

menentukan sikap untuk menolak bagian warisan dari si pewaris dalam bentuk suatu

pernyataan kepada kepaniteraan pengadilan negeri setempat dimana warisan itu telah

terbuka.

Konsekwensinya ahli waris yang menolak bagian waris tersebut dinyatakan

tidak pernah menjadi ahli waris. Hal ini sebagaimana yang telah dinyatakan dalam

pasal kitab undang-undang hukum perdata pasal 1058.9

Adapun yang dimaksud dengan penolakan itu sendiri adalah melepaskan

suatu hak sebagaimana halnya dengan setiap pelepasan hak lainnya. Mulai berlaku

dengan menyatakan kehendaknya pada yang bersangkutan, dalam hal ini ahli waris.10

7 Ibid, h. 152

8 R. Subekti dan R Tjitosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijk Wetboek),

(Jakarta: PT. Pradanya Paramita, 2001), Cet. Ke 30 h. 273.

9 Ibid, Pasal 1058 berbunyi “Si Waris” yang menolak warisannya, dianggap tidak pernah telah

menjadi waris.

Page 13: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Bagian warisan ahli waris yang menolak jatuh kepada ahli waris lain yang

sedianya berhak atas bagian itu seandainya orang yang menolak itu tidak hidup pada

waktu meninggalnya si pewaris dan juga tidak menyebabkan adanya pergantian

tempat kepada keturunannya, jika yang menolak itu satu-satunya ahli waris dalam

derajatnya atau semua ahli waris menolak, maka semua keturunan dari ahli waris

yang menolak itu tampil sebagai ahli waris atas dasar kedudukan mereka sendiri

(Vitegen Hoofde) dan mewaris untuk bagian yang sama. 11

Berkenaan dengan penolakan yang terjadi ahli waris tersebut diatas, bila

dikolerasikan dengan penjabaran atau objek pembahasan hokum waris Islam, baik

menurut persepsi ulama, dan atau menurut ketentuan perundang-undangan yang

mengatur perihal kewarisan, terdapat titik-titik perbedaan yang sangat essensial

antara keduanya.

Dalam hukum Islam (Fiqih) dijelaskan bahwa pengunduran diri seorang waris

dari hak yang dimilikinya untuk mendapatkan bagiannya secara syar’i. Dalam hal ini

dia hanya meminta imbalan berupa sejumlah uang atau barang tertentu dari salah

seorang ahli waris lainnya atau dari harta peninggalan yang ada.12

Dan dalam hukum

perdata menurut pasal 1057 penolakan menjadi ahli waris harus terjadi dengan tegas

10 A. Pitlo. Hukum Waris Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata Belanda. (Jakarta

:Penerbit Intermasa, 1986) Cet. Kedua, h.41.

11 Usman, Ikhtisar HUkum Waris Islam, h. 127

12 Muhammad Ali Ash-Shabuni penerjemah A.M. Basmalah, “Pembagian waris menurut Islam”. Gema

Insani Press, 1995 diakses pada 1 September 2008 http://media.isnet.org/islam/waris/Takharuj.html

Page 14: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

dan dilakukan dengan bentuk pernyataan seperti apa yang harus melalui kepeniteraan

pengadilan negeri.

Selain itu, perbedaan lainnya terdapat pada segi pengertiannya dalam

penolakan memiliki arti melepaskan suatu hak13

Penolakan tidak mempengaruhi

legitim (bagian warisan) dari ahli waris lainnya.14

Dan bagian legietieme

portienyapun akan hilang15

sedangkan dalam pengertian pengunduran diri memiliki

arti perjanjian atau perdamaian para ahli waris untuk mengeluarkan atau

mengundurkan sebagiannya dari pewarisan, dengan mendapatkan suatu prestasi atau

imbalan ditentukan.16

Dari kesimpulan perbedaan tentang pengertian penolakan menurut hukum

Islam dan hukum perdata. Terdapat perbedaan dalam pemberian imbalan. Dalam

kewarisan Islam pengunduran diri mendapatkan suatu prestasi atau imbalan yang

sudah ditentukan, sedangkan dalam hukum perdata (Burgeljik Wetboek) tidak diatur

adanya pemberian imbalan atau prestasi kepada ahli waris yang menolak bagian

warisan yang mengundurkan diri untuk menerima bagian warisan, Itulah beberapa

permasalahan yang menarik untuk dikaji lebih jauh, karena kewarisan yang dalam

sistem kewarisan perdata (Burgelijk wetboek) dengan kewarisan yang dalam hukum

13 A.Pitlo, Hukum Waris, Jakarta, h.41

14 Ibid, h. 42

15 Efendi Perangin, Hukum waris, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Cet. Keempat, h. 12

16 Usman dan Somawinata, Fiqih Mawaris, h. 151

Page 15: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Islam terdapat beberapa prinsip dan pembahasan yang bertolak belakang diantara

keduanya.

Melihat hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul :

“PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM

DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA”

B. Pembatasan & Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasinya hanya pada

pembahasan tentang penolakan menjadi ahli waris menurut hukum islam dan

kitab undang-undang hukum perdata

2. Perumusan Masalah

Masalah bahasan dalam skripsi ini penulis rumuskan sebagai berikut :

“Baik dalam hukum islam maupun dalam kitab undang-undang

hukum perdata masing-masing berhak menerima bagian waris dari

keluarganya yang mati. Dalam kenyataannya terdapat ahli waris yang

menolak. Mendapat hak waris untuk hal inlahi yang ingin penulis telusuri

dalam skripsi ini. Baik sebab-sebab yang bersangkutan mengundurkan diri

maupun statusnya sebagai ahli waris.”

Rumusan Masalah diatas dapat penulis rinci dalam bentuk pernyataan

sebagai berikut :

Page 16: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

1. Apakah sebab-sebab seseorang menolak menjadi ahli waris menurut

hukum Islam ?

2. Bagaimana status seseorang ahli waris yang menolak menjadi ahli waris,

apa saja sebab penolakan menjadi ahli waris menurut hukum kitab

undang-undang hukum perdata?

3. Apa persamaan dan perbedaan tentang penolakan menjadi ahli waris

menurut kedua hukum tersebut ?

C. Metode Pembahasan

Metode yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah asas

pendekatan deskripsi, yuridis dan komparatif dengan metode kepustakaan (library

research).

Metode deskripsi, yaitu pertama penulis menggali bahan-bahan dari buku-

buku, naskah dan data-data yang berkaitan dengan pembahasan.

Metode yuridis setelah bahan tersebut terkumpul dan di analisis dan di

kaji perspektif hukumnya menurut hukum perdata barat.

Baru kemudian dilakukan pendekatan komparatif (perbandingan) hukum

mungkin di terapkan dengan memakai unsur-unsur system hukum sebagai titik

tolak pembanding :

a. Struktur hukum, yaitu lembaga hukum

b. Subtansi, yaitu perangkat kaidah-kaidah hukum dan

Page 17: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

c. Budaya hukum perangkat nilai yang dianut17

Namun disini penulis hanya membandingkannya dari subtansi hukumnya saja,

karena fungsi perbandingan pada hakekatnya menjelaskan persamaan-persamaan

terhadap objek diselidiki yang kesemuanya dijelaskan dalam perbandingan sebagai

suatu metode baik deskripsi, analisis maupun secara teori yang kemudian dievaluir.18

Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis menggunakan buku pedoman

skripsi ini penulis menggunakan buku pedoman skripsi, tesis dan disertai UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

D. Sistematika Penyusunan

Supaya lebih sistematis, skripsi ini disusun dalam (lima) bab pokok

pembahasan dengan perincian sebagai berikut :

1). Bab I adalah pendahuluan,berisi latar belakang pemikiran dari judul skripsi,

Pembatasan masalah dan perumusan masalah, metode penyusunan skripsi.

2). Bab II berisi penjelasan secara umum pengertian tentang kewarisan, meliputi

pengertian hukum islam, pengertian hukum perdata, pengertian kewarisan.

3). Bab III memberikan penjelasan dasar hukum kewarisan, sebab-sebab mewaris dan

bagian-bagian ahli waris menurut hukum islam dan kitab undang-undang hukum

perdata barat (Burgelijk Wetboek).

17 Soejono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normative. (Jakarta : Rajawali, 1980)

Cet. Kedua, h101

18 Syachran Basah. Hukum Tata Negara Perbandingan. (Bandung :Alumni, 1976),h.13.

Page 18: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

4). Bab IV memberikan penjelasan tentang penolakan menjadi ahli waris, di

dalamnya menjelaskan penolakan menjadi ahli waris menurut hukum islam,

penolakan ahli waris menurut kitab undang-undang hukum perdata, serta

persamaan dan perbedaan penolakan.

5). Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan semua pembahasan skripsi

dan saran-saran.

Page 19: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

BAB II

BEBERAPA PENGERTIAN-PENGERTIAN

A. Pengertian Hukum Islam

Untuk dapat memahami pengertian hukum Islam maka terlebih dahulu kita

pahami pengertian tentang kata hukum, jika berbicara tentang hukum. Secara

sederhana terlintas dalam pikiran kita adalah peraturan-peraturan atau seperangkat

norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat baik

peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam

masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan

ditegakkan oleh penguasa.19

Dalam konsepsi hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh

Allah swt. Tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lain

(hablum minannas) dan benda dalam masyarakat. Akan tetapi hubungan dengan yang

lainnya, yaitu hubungan antara manusia dengan tuhan (hablum minallah).20

19 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu dan Tata Hukum Islam diIndonesia,

Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. Kedelapan, h. 38

20 Ibid

Page 20: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Hukum menurut Ahmad Rofiq ialah seperangkat peraturan tentang tindak

tanduk atau tingkah laku yang diakui oleh suatu Negara atau masyarakat yang berlaku

dan untuk seluruh anggotanya.21

Sedangkan menurut L.J Van Apeldoorn dalam bukunya pengantar Ilmu

Hukum, bahwa adalah seluruh peraturan tingkah laku yang ditetapkan oleh

pemerintah.22

Kata hukum yang dipergunakan sekarang dalam bahasa Indonesia berasal dari

kata Hukum (tanpa U antara huruf K dan M). Dalam bahasa Arab artinya norma atau

kaidah yakni ukuran. Tolak ukur, patokan, pedoman yang dipergunakan untuk

menilai tingkah laku atau perbuatan manusia atau benda.

Dari beberapa pengertian dan penjelasan tentang hukum diatas, maka dapat

dsimpulkan bahwa hukum adalah norma atau seperangkat peraturan yang mengatur

tungkah laku hubungan manusia dalam masyarakat yang bersifat mengikat dan

berlaku bagi masyarakat pada umumnya.

Setelah kita pahami setelah kita pahami arti dari kata hukum, berikutnya kata

hukum tersebut di sandarkan kepada kata Islam jika kita telusuri Al-Qur’an dan

literature hukum dalam Islam, kata hukum Islam tidak di temukan didalamnya, Islam

hanya mengenal kata Syari’ah, Fiqih dan kompilasi hukum Islam.23

21 Ahmad Rafiq. Hukum Islam di Indonesia. (Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada, 2000), Cet.

keempat, h. 7 22 L.j. Van Apeldorn. Pengantar Ilmu Hukum (Jakarta : PT. Pradnya Paramit, 1996), Cet. Ke-

26, h. 3

23 Faturrahman Djamil. Filsafah Hukum Islam. (Jakarta : Logos, publishing house, 1996),Cet.

Pertama,, h. 12

Page 21: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Namun ketiga kata tersebut yaitu syari’ah, fiqih, dan kompilasi hukum Islam

seringkali di gunakan untuk menunjukan satu arti yaitu hukum Islam, meskipun

antara ketiganya mempunyai perbedaan masing-masing24

Untuk lebih jelasnya perlu diuraikan kata-kata tersebut satu per satu yaitu :

a. Syari’ah

Dilihat dari sudut pandang kebahasaan, kata syari’ah mempunyai arti

jalan tempat keluarnya air minum. Kemudian bangsa arab menggunakan kata

ini untuk konotasi jalan lurus. Maka dalam pembahasan mengenai hukum

menjadi bermakna segala sesuatu yang diisyaratkan Allah SWT kepada hamba-

hambanya sebagai jalan lurus untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan

diakhirat.25

Ulama lain memberi pengertian, syari’ah ialah hukum-hukum yang

bersumber dari Allah SWT untuk hamba-hambanya yang oleh seorang rasul

baik hukum yang berkaitan dengan cara berperilaku yang dihimpun dalam ilmu

fiqih maupun yang berkaitan dengan cara mengadakan kepercayaan yang

dihimpun dalam ilmu kalam. Syari’ah juga terkadang disebut dengan pengertian

agama.26

24 Umar Syihab, Hukum Islam dan Transpormasi Pemikiran (Semarang : Dina Utama,

Semarang, 1996), Cet. Pertama, h. 11

25 Dede Rosyida. Hukum Islam dan pramata Sosial, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

Persada, 1993), Cet Pertama, h. 3

26 Ahmad Hanafi, Pengantar dan sejarah Islam, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1991), Cet.

Keenam, h. 9

Page 22: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Syari’at memuat ketetapan-ketetapan Allah SWT dan ketentuan rasulnya baik

berupa larangan maupun perintah meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.27

b. Fiqih

Secara bahasa kata fiqih bermakna sesuatu dan memahaminya dengan

baik. Sedangkan menurut istilah adalah mengetahui hukum-hukum syara yang

bersifat amaliah yang dikaji dari dalil-dalil secara spesifik.28

. secara garis besar

isi kitab fiqih meliputi empat bidang, yaitu ibadah, munakahat, muamalah dan

jinayah.29

Fiqih di ibaratkan dengan ilmu, karena fiqih itu semacam ilmu

pengetahuan, memang fiqih itu tidak sama dengan ilmu secara fiqih itu bersifat

zany, karena ia adalah hasil apa yang dapat dicapai melalui ijtihadnya para

mujtahid sedangkan ilmu itu mengandung arti suatu yang pasti qath’iy.30

Pada pokoknya perbedaan antara syari’at dan fiqih adalah sebagai

berikut :

1. Syari’at adalah wahyu dari Allah SWT, sedangkan fiqih adalah pemahaman

manusia yang memenuhi syarat tentang syari’at dan hasil dari pemahaman

tersebut.

27 Ali, Hukum Islam, h. 41

28 Djamil, Filsafat Hukum Islam.

29 Cik Hasan Bisri. Peradilan Agama di Indonesia (Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada, 2000),

Cet. Ketiga, h. 67

30 Dr. Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, kencana, 2003, Cet. Pertama, hal. 5

Page 23: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

2. Syari’at bersifat fundamental dan mempunyai ruang lingkup yang luas. Fiqih

bersifat instrumental, ruang lingkupnya terbatas pada hukum yang mengatur

perbuatan manusia yang biasanya di sebut sebagai perbuatan hukum.

3. Syari’at adalah ketetapan Allah dan ketentuan rasulnya karena berlaku abadi.

Sedangkan fiqih adalah karya manusia yang tidak berlaku abadi dan dapat

berubah dari waktu ke waktu.

4. Syari’at hanya satu pemahaman, sedangkan fiqih mungkin lebih dari satu

pemahaman seperti terlihat pada aliran-aliran hukum yang disebut dengan

istilah mazhab atau mazahib.

5. Syari’at menunjukkan kesatuan dalam Islam, sedangkan fiqih menunjukkan

keragamannya.31

c. Nash

“Dan lapangan ijtihad terhadap Nash itu ada yang qath’y ada yang

Dzanni, dari segi wurud Qur’an itu Qath’y. sedangkan hadits itu dzanni.

Sekalipun Qur’an itu qath’y namun dilalahnya belum tentu qath’y yakin ada yang

qath’y dan ada yang dzami. Dalam hal yang qath’y dilalah ada yang masuk

kategori ta’abudi yakni yang tidak boleh ditanya tentang apa sebab demikian

dank arena apa demikian. Ta’abudi disebut juga dengan istilah ghairu Al-

Ma’qul.

Sedangkan yang ta’aquli, yakni yang boleh ditanya apa sebab dank arena

apa, istilah ta’aquli ini juga disebut dengan ma’qul yakni yang dapat

dirasioalkan.

Sekalipun ta’abudi disebut ghairu ma’qul atau tidak bias dimasuki ijtihad,

kalau dilihat dari perjalanan sejarah islam, hal ini banyak sekali dilakukan

syaidina umar yang tampaknya semuanya yang bersifat tatbiki, penerapan atau

aplikasinya.

31 Ali.Hukum Islam, h. 45

Page 24: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Dari yang tersebut diatas berarti yang tidak bias dimasuku ijtihad

hanyalah yang qath’y dilalah yang bersifat ta’abudi. Namun ada juga pendapat

yang tidak begitu popular yakni pendapat Al-Naim dimana dengan teori nasikh

masuknya yang terbalik, yang ta’abudi inipun masih bias dimasuki ijtihad.32

d. Kompilasi Hukum Islam

Beberapa pengertian tentang kompilasi hukum islam adalah sebagai berikut :

a. Adalah himpunan bahan-bahan hukum dalam islam suatu buku, atau lebih

tepat yaitu himpunan kaidah-kaidah hukum islam yang disusun secara

sistematik selengkapnya mungkin dengan berpedoman pada rumusan kalimat

atau pasal yang lazim digunakan dalam peraturan perundang-undangan.33

b. Adalah rangkaian dari berbagai pendapat hukum yang dimbil dari berbagai

kitab, yang ditulis oleh para ulama fiqih yang bias digunakan untuk referensi

pada pengedilan agama untuk dan dikembangkan serta dihimpun kedalam satu

himpunan.34

Berdasarkan uraian dan penjelasan tentang pengertian diatas, maka jelaslah

bahwa yang dimaksud dengan kompilasi Hukum Islam adalah sekumpulan materi

hukum islam yang ditulis pasal demi pasal yang berjumlah 229 pasal dari 3 kelompok

materi hukum, yaitu Hukum Perkawinan (170 pasal), Hukum Kewarisan termasuk

wasiat dan hibah (44 Pasal), dan hukum perwakafan (14 pasal), ditambah satu pasal

32 H.A.Basiq Djalil. Pernikahan Lintas Agama (dalam persfektif Fiqih dan Kompilasi Hukum

Islam), Jakarta, penerbit Qulbun Salim, thn 2005 Cet Pertama. h.180-181

33 Tahir Azhari. Kompilasi Hukum Islam sebagai Alternatif :suatu Analisa Sumber-sumber

hukum islam, dalam Mimbar Hukum (Jakarta : Al-Hikmah dan DITBINBAPERA, 1991), h.15

34 Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (Jakarta Akademika Pressindo, 1995),

Cet Kedua, h.10

Page 25: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

ketentuan penutup yang berlaku untuk ketiga kelompok hukum tersebut.35

Ketiga

materi hukum tersebut diperlakukan sebagai bahan rujukan dan pedoman bagi para

hukum di lingkungan peradilan Agama di Indonesia dalam memutuskan perkara-

perkara yang dihadapinya.

Setelah melihat beberapa pembahasan diatas tentang Syari’ah,Fiqih,KHI dan

Nash, maka dapat dibedakan pengertian antara,Ssyari’ah,Fiqih, KHI dan Nash

sebagai berikut :

1. Pengertian syariah adalah hukum yang bersumber dari Allah SWT berupa

ketetapan Allah dan ketetapan rasul, baik berupa larangan maupun perintah

meliputi seluruh aspek kehidupan manusia

2. Pengertian Fiqih adalah pemahaman manusia yang merupakan beragam aliran-

aliran hukum yang memenuhi syarat tentang syariat yang ruang lingkupnya

terbatas dan dapat berubah dari waktu-kewaktu.

3. Kompilasi hukum islam adalah himpunan bahan-bahan hukum islam yang

dirangkai dari berbagai pendapat hukum yang diambil dari beberapa kitab yang

ditulis oleh ulama fiqih yang digunakan untuk referensi pengadilan kitab yang

dikembangkan serta dihimpun kedalam suatu humpunan berupa pasal-pasal

yang digunakan dalam perundang-undangan.

4. Nash dari segi wurud Qur’an itu qath’y sedangkan hadits itu dzani qath’y itu

dilalahnya ada yang qath’y dan ada yang dzanni dan dzanni itu dilalahnya juga

35 Wahyu Widiana, Aktualitas Kompilasi Hukum Islam di Peradilan Agama Paper. Disamping

dalam seminar sehari dengan tema “Refleksi Sebelas Tahun”, Kompilasi Hukum Islam : “Ekstensi KHI

dulu, dan yang akan datang”, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 7 Mei 2002 M/1423 H)

Page 26: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

ada yang qath’y dan dzanni dan nash yang qath’y dilalahnya itu ada yang

bersifat ta’abudi dan ada yang bersifat ta’aquli.

B. Pengertian Hukum Perdata

Pada dasarnya hukum dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu hukum public

dan hukum privat (hukum perdata). Hukum Public merupakan ketentuan-ketentuan

hukum yang mengatur kepentingan umum, sedangkan hukum perdata mengatur

kepentingan yang bersifat keperdataan. Istilah hukum perdata pertama kali

diperkenalkan oleh Djojodiguno sebagai terjamahan dari Burgerlijkrecht pada masa

penduduk jepang. Disamping istilah itu, sinonim hukum perdata adalah Civielrecht

dan privatrecht.36

Hukum perdata adalah hukum yang mengatur kepentingan yang mengatur

kepentingan antara warga Negara perseorangan yang satu dengan warga Negara

perseorangan yang lain.37

Kaidah hukum perdata dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu tertulis dan

tidak tertulis. Kaidah hukum perdata tertulis adalah kaidah-kaidah hukum perdata

yang terdapat didalam peraturan perundang-undangan, traktat, dan yurisprudensi,

36 Dune dalam Salim Hs. Pengantar Hukum Perdata Tertulis (Burgelijk Wetboek), Cet. Kedua,

h. 5

37 Srisoe Dewi Majehone Sofwan. Hukum Perdata Hukum Belanda (Yogyakarta : Penerbit

Liberty), 1981, Cet. Keempat, h. 1

Page 27: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

sedangkan kaidah hukum perdata tidak tertulis adalah kaidah hukum perdata yang

timbul, tumbuh, dan berkembang dalam praktek kehidupan masyarakat (kebiasaan).38

Subjek hukum dibedakan menjadi dua macam yaitu manusia dan badan

hukum. Manusia sama dengan orang karena manusia mempunyai hak-hak subjektif

dan kewenangan hukum. Sedangkan badan hukum adalah kumpulan orang-orang

yang mempunyai tujuan tertentu, harta kekayaan, serta hak dan kewajiban.39

Hukum perdata menurut ilmu hukum dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

a. Hukum tentang diri seseorang

b. Hukum kekeluargaan

c. Hukum Kekayaan

d. Hukum Warisan

1) Hukum tentang diri seseorang, memuat peraturan-peraturan tentang manusia

sebagai subjek hukum, peraturan-peraturan perihal kecakapan untuk

memiliki hak-hak dan kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-

haknya itu serta hal-hal yang mempengaruhi kecakapan-kecakapan itu.

2) Hukum keluarga, mengatur perihal hubungan kekeluargaan, yaitu

perkawinan beserta hubungan dalam lapangan hukum kekayaan antara

suami-istri, hubungan antara orang tua dan anak, perkawinan dan curatele.

38 Salim Hs. Pengantar hukum Perdata Tertulis, h. 6

39 Ibid., 7.

Page 28: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

3) Hukum kekayaan, mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang dapat

dinilai dengan uang. Kekayaan seseorang yang dimakudkan ialah jumlah

segala hak dan kewajiban orang itu dinilai dengan uang.

Hak-hak kekayaan terbagi lagi atas hak-hak yang berlaku terhadap tiap

orang dan karenanya dinamakan hak mutlak dan hak-hak yang hanya

berlaku terhadap seseorang atau suatu pihak yang tertentu saja dinamakan

hak perseorangan. Hak mutlak yang memberikan kekuasaan atau suatu

benda yang dapat terlihat dinamakan hak kebendaan.

4) Hukum waris, mengatur hal ikhwal tentang benda atau kekayaan seorang

jikalau ia meninggal atau hukum yang mengatur akibat-akibat hubungan

keluarga terhadap harta peninggalan seseorang.40

Dari berbagai rumusan diatas, dapat dikemukakan unsur-unsur yang tercantum

dalam definisi hukum perdata, yaitu :

1. Adanya kaidah hukum (tertulis atau tidak tertulis)

2. Mengatur hubungan hukum antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum

yang lain.

3. Bidang hukum yang diatur dalam hukum perdata meliputi hukum orang hukum

keluarga, hukum kekayaan dan hukum warisan.41

40 Subekti. Pokok-pokok Hukum Perdata (Jakarta : PT. Intermasa, 1987), Cet ke-21, h. 16-17

41 Ibid., 6.

Page 29: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

C. Pengertian Kewarisan

a. Pengertan Kewarisan Menurut Hukum Islam

Menurut kamus bahasa Arab kata waris merupakan bentuk masdar dari kata

yang mempunyai arti mewarisi (harta) bapaknya42

atau mewarisi (harta) dari

bapaknya. Sedangkan mewarisi menurut istilah, yaitu menurut T.M Hasby Ash-

Shiddieqy ialah harta peninggalan orang yang telah meninggal, yang diwarisi oleh

para ahli warisnya.43

Dalam rumusan kompilasi hukum Islam (pasal 171 huruf a) tentang hukum

kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak kepemilikan harta

peninggaln (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris

dan berapa bagiannya masing-masing. Sedangkan (pasal 171 huruf c) tentang ahli

waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau

hubungan perkawinan dengan pewaris beragama islam yang tidak terhalang karena

hukum menjadi ahli waris.44

Faraid (����ا) adalah jamak dari faraidah ( �����)), yang berlaku satu bagian

tertentu, jadi faraid berarti beberapa bagian tertentu

42 Ahmad Warson Al-Munawir. Kamus Arab Indonesia Al-Munawir (Yogyakarta : 1984), h.

1655

43 Tm Hasby Ash-Shiddiqey. Fiqih Al-Mawaris (Semarang : PT. Rizki putra,2001), Cet .ketiga,

h. 17

44 Direktorat Pembinaan Peradilan Agama. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (Jakarta :

Diektorat Pembinaan peradilan agama, 2002), h. 81

Page 30: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Didalam faraid dibahas hal-hal yang berkenaan dengan warisan (harta

peninggalan), ahli waris, ketentuan bagian ahli waris dan pelaksanaan

pembagiannya.45

Didalam Al-Qur’an Allah berfirman, dalam surat An-Nisa ayat 7 :

������������ ��� !"# $☺�&' ⌧)"�*+ ,-"��.��/� "-�01"�/�23�4 �5�6��&7����4

��� !"# $☺�&' ⌧)"�*+ ,-"��.��/� 89�01"�/�23�4 $☺�' :;*� 0��<�'

�44= �>?7⌧@ A 7B� !"# <C4�/E:' ) ) ٧ :٤/#"�ء�ا

Artinya : Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan

kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta

peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut

bahagian yang Telah ditetapkan ( An-Nissa /4 : 7)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ilmu Faraid adalah ketentuan-

ketentuan bagian ahli waris yang diatur secara rinci di dalam Al-Qur’an.46

Sementara H.Abdullah Siddik Menjelaskan bahwa Ilmu Faraid adalah suatu

Ilmu pembagian pusaka seseorang yang meninggal dunia dengan kata lain Ilmu

Faraid merupakan suatu Ilmu yang menerangkan ketentuan-ketentuan pusaka yang

menjadi ahli waris. 47

45 M.Ali Hasan, Hukum Dalam Islam, Jakarta, PT.Bulan Bintang, 1996, Cet. Keenam,, h. 10

46 Ahmad Rofiq, Fiqih Mawaris, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 1995), Cet. Kedua,, h. 1

47 Abdullah Siddik. Hukum Waris Islam dan Perkembangannya di seluruh Dunia Islam (Jakarta

: PT. Intermassa, 1990),Cet Pertama, h. 42

Page 31: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

b. Pengertian Kewarisan Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(Burgelijk Wetboek)

Pengertian kewarisan menurut hukum perdata barat (Burgelijk Wetboek)

seperti yang dikemukakan oleh Apitlo.

“Hukum waris adalah kumpulan peraturan yang mengatur hukum

mengenai kekayaan karena wafatnya seseorang yaitu mengenai pemindahan

kekayaan yang ditinggalkan oleh orang meninggal dunia dan akibat dari

pemindahan ini, bagi orang-orang yang memperolehnya baik dalam hubungan

antara mereka dengan pihak ketiga”.48

Soediman Kartohadiprojo berpendapat bahwa :

“Hukum kewarisan barat adalah bagian kesemuanya kaedah hukum yang

mengatur nasib kekayaan seseorang setelah meninggal dunia dan menentukan siapa

yang mendapat warisan”49

Dari pengertian diatas dapatlah diartikan bahwa pengertian kewarisan

mempunyai arti yang cukup luas meliputi unsur-unsur :

1. Adanya orang yang meninggal dunia yaitu orang yang meninggalkan harta

warisan.

2. Adanya orang yang masih hidup yaitu orang yang menurut Undang-Undang atau

statement untuk berhak mendapatkan warisan dari orang yang meninggal dunia.

3. Adanya benda yang ditinggalkan oleh pewaris yang pada saat dia meninggal

dunia yang disebut harta warisan atau warisan.50

48 A. Pitlo. Hukum Waris Menurut kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda. Terjemahan

(Jakarta, Intermassa, 1990) , Cet. Pertama, h. 1

49 Soediman Kartohadiprojo. Pengantar Tata Hukum di Indonesia (Jakarta : PT. Pembangunan,

1967), Cet. Kelima, h. 16

Page 32: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

BAB III

KONSEP KEWARISAN ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM

PERDATA

A. Dasar Kewarisan Menurut Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata

1. Dasar Kewarisan Menurut Hukum Islam

Bagi umat Islam melaksanakan peraturan-peraturan syari’at yang ditunjuk

oleh nash-nash yang sharih meski dalam soal pembagian harta pusaka sekalipun

adalah suatu keharusan selama peraturan tersebut tidak ditunjuk oleh dalil nash yang

lain yang menunjukkan ketidakwajibannya. Padahal tidak ada nash yang demikian itu

bahkan didalam surat An-Nisaa ayat 13 dan 14, “Tuhan akan menempatkan surga

selama-lamanya orang-orang yang mentaati ketentuan (pembagian harta pusaka)

dan memasukan ke neraka untuk selama-lamanya orang-orang yang tidak

mengindahkannya. 51

Waris adalah bagian dari syari’at Islam, oleh karenanya Islam mengatur

secara sempurna masalah-masalah yang berkaitan dengan waris. Al-Qur’an

menegaskan secara terperinci ketentuan bagian ahli waris yang disebut dengan

50 Suparman Usman. Ikhtisar Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

(Burgelijk Wetboek ) Daud ulum press, 1993), Cet. Kedua, h. 55 51 Faturrahman. Ilmu Waris, Bandung, PT. Al-Maarif, 1975, Cet. Keempat, H. 34

Page 33: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Furudul Muqadarah (bagian yang ditentukan) atau bagian ashabah serta orang-orang

yang tidak termasuk ahli waris.52

Pokok-pokok hukum waris tercakup dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah

SAW, tentang siapa yang berhak untuk saling mewarisi, serta ketetapan berapa besar

bagian untuk masing-masing ahli waris dalam menerima harta waris.

a. Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an pembicaraan mengenai pembagian warisan53

yaitu : ayat

tentang hak kewarisan laki-laki dan wanita dari orang tuanya dan kerabatnya seperti

dalam Surat An-Nisa ayat 7, yang berbunyi :

������������ ��� !"# $☺�&' ⌧)"�*+ ,-"��.��/� "-�01"�/�23�4 �5�6��&7����4

��� !"# $☺�&' ⌧)"�*+ ,-"��.��/� 89�01"�/�23�4 $☺�' :;*� 0��<�'

�44= �>?7⌧@ A 7B� !"# <C4�/E: ) ) ٧ :٤/#"�ء�ا

Artinya : Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan

kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta

peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut

bahagian yang Telah ditetapkan. ( An-Nissa /4 : 7)

a) Ayat tentang perolehan anak dengan tiga garis hukum, perolehan Ibu/Bapak

dengan tiga garis hukum, tentang wasiat dan hutang.

52 Hasbiyallah, Belajar Ilmu Waris, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. Pertama, H. 6

53 Sayuti Thalib, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia (Jakarta : PT. Sinar Grafika, 2004), Cet.

Kedelapan h. 6-33

Page 34: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Penjelasan ayat 11

A. Ayat perolehan anak dengan tiga garis hukum :

a. Allah menentukan mengenai pembagian harta warisan untuk anak-anakmu

ialah untuk seorang anak laki-laki sebanyak bagian dua orang anak

perempuan.

b. Jika anak-anak kamu itu hanya anak perempuan saja dan jumlahnya ada

dua orang atau lebih mereka mendapat dua pertiga bagian harta

peninggalan.

c. Dan jika anak perempuan itu hanya seorang saja maka baginya seperdua

harta peninggalan.

B. Ayat perolehan Ibu/Bapak dengan tiga garis hukum

a. Dan bagi dua orang Ibu/Bapak, masing-masingnya mendapat seperenam

dari harta peninggalan kalau si pewaris meninggalkan anak.

b. Maka jika si pewaris tidak meninggalkan anak dan mewarisinya

Ibu/Bapaknya maka bagi ibunya sepertiga jika tidak ada baginya saudara.

c. Maka jika si pewaris tidak meninggalkan anak tetapi ada baginya saudara

dan mewarisinya Ibu/Bapaknya maka bagi ibunya seperenam.

d. Pelaksanaan pembagian harta warisan termasuk dalam garis hukum a

sampai dengan f itu sesudah dibayarkan wasiat dan hutang si pewaris.

Seperti firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 11 yang berbunyi :

F�5G��H�I J� KL�M NOPQ�R *��44= S ��⌧@T��� ;�U�' VW��

Page 35: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

,M�X�Y*U#Z3 A -�[*\ $�5@ ☯5�6��^ *_N�*\ ,M�X"`"a/� $�cd�*\ *U?�?� "' ⌧)"�*+ S -�e�4 fg"#�⌧@

<h�R��.�4 �cd�*\ �!�&<� A ���I��"1i3�4 ,V;5G�� BR�d.�4 �☺jk�l�&' m:Rn�� $☺�' ⌧)"�*+

-�e "-�⌧@ o0�*� p*��4 A -�[*\ ��T� �5G"I o=T� p*��4 Eo0�4�r�4�4

0d��"14= ���&'s6*\ l?�tZ� A -�[*\ "-�⌧@ Eo=*� uh���v�e

���&'s6*\ m:Rn�� A @��' �R�?"1 Bw�Y�H�4 p �I �wkx �44= �M/y�� G

NO5@5"�"1�5 NO5@5"�h7N14=�4 z{ "-4mrfR*+ NOc|I4= }~"�/�4= N15G*�

7?/E"# A <wz�I��*\ 8��&' �� G :-�e T� "-�⌧@ �☺���" U☺� G�� ) ٤/#"�ء�ا

:١١ (

Artinya : Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-

anakmu. yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang

anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi

mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang

saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi

masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu

mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi

oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu

mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-

pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah

dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak

mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu.

Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana. (An-Nissa /4: 11)

b) Ayat tentang perolehan duda, janda dan saudara dalam hal kalalah54

dengan dua

garis hukum.

54 Kalalah adalah seseorang pewaris yang meninggal dunia dan si pewaris tersebut tidak

mempunyai anak maka saudaranya tampl mewaris

� Tiga Garis Hukum adalah Bahwa ada tiga garis hukum yg disebutkan dalam ayat-ayat

kewraisan itu.

Page 36: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Penjelasan ayat 12 :

A. Ayat perolehan duda dengan dua garis hukum

a) Duda karena suami yang kematian istri mendapat seperdua harta

peninggalan istrinya kalau si istri meninggalkan anak.

b) Duda karena suami yang kematian istri mendapat seperempat harta

peninggalan istrinya kalau si istri meninggalkan anak.

c) Pelaksanaan pembagian harta warisan termasuk dalam garis hukum a dan

b diatas itu sesudah dibayarkan wasiat dan hutang si pewaris.

B. Ayat tentang perolehan janda dengan dua garis hukum

d.) Janda karena istri yang kematian suami mendapat seperempat harta

peninggalan suami tidak meninggalkan anak.

e.) Janda karena istri yang kematian suami mendapat seperdelapan harta

peninggalan suaminya kalau si suami tidak meninggalkan anak.

f.) Pelaksana pembagian harta warisan termasuk dalam garis hukum d dan e

diatas itu sesudah dibayarkan wasiat atau hutang si pewaris.

C. Ayat tentang perolehan kalalah :

g.) Jika ada seorang laki-laki atau seorang perempuan diwarisi secara punah

(kalalah) sedangkan baginya ada seorang saudara laki-laki atau seorang

saudara perempuan, maka setiap mereka itu memperoleh seperenam.

� Dua garis hukum adalah bahwa ada dua garis hukum yg disebutkan dalam ayat-ayat

kewarisan itu.

Page 37: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

h.) Jika ada seorang laki-laki atau seorang perempuan di warisi secara penuh

(kalalah) sedangkan baginya ada saudara-saudara yang jumlahnya lebih

dari dua orang maka mereka bersekutu untuk a sepertiga.

i.) Pelaksanaan pembagian harta warisan tersebut dalam garis hukum g & h

diatas itu sesudah dibayarkan wasiat atau hutang si pewaris

Seperti dalam surat An-Nisa ayat 12 yang berbunyi :

[ NOP�*��4 �!�# "' ⌧)"�*+ NOP��.�4/�4= -�e ��T� �5G"I $�cT�

p*��4 A -�[*\ "-zQ ��c*� p*��4 OP�d�*\ �01��� $☺�' v��Q"�*+ A @��' �R�?"1 Bw�Y�H�4 8�X�H�I

��c�1 �44= =�/y�� A ��c*��4 �01��� $☺�' ��02/@"�*+ -�e

NOT� �P�"I NO5GT� pR*��4 A -�[*\ "-zQ NOP�*� p*��4 $�cd�*\ �☺tU� $☺�' i5��Q"�*+ A @��&' �R�?"1

Bw�Y�H�4 89�H�?+ ��c�1 �44= =M/y�� G -�e�4 89�⌧@ u;��r a�r�I

�* d�zQ 44= uh4="�/' Eo=*��4 ��4= �44= ug�v�= ,V;5G��*\ BR�d.�4

�☺c�7�&' m:Rn�� A -�[*\ SK�0#�zQ �>*7�Q4= ��' �B��.*�

fgc*\ m5��zQ�>P� L�M �l?�tZ� A @��' �R�?"1 Bw�Y�H�4 Ap6 �I

�wkx �44= �M/y�� �>N�⌧� ��r�z�' A <w�Y�H�4 v��&' �� G J��4

����"� ����� ) ١٢ :٤/#"�ء�ا ( ��

Artinya : Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh

isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika Isteri-isterimu itu mempunyai

anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah

Page 38: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. para isteri

memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai

anak. jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri memperoleh seperdelapan dari

harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)

sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun

perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi

mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan

(seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam

harta. tetapi jika Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka

bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya

atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli

waris)[274]. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-

benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun. (An-Nissa /4 :

12)

j.) Ayat tentang seseorang yang mendapatkan harta peninggalan dari Ibu/Bapaknya,

kerabatnya dan handai taulan seperjanjiannya, seperti dalam surat An-Nisa

ayat:33

�V;P����4 h7\��?�� �L�.��"' $☺�' ⌧)"�*+ ,-"��.��/�

89�01"�/�23�4 A "My��T��4 fO�R*e" NOP�< �☺�I4= NO?��?+"�*\

NOjkv�n !"# A :-�e T� "-�zQ ALd+" ,V;PQ =5�p⌧� �RY�c⌧T ) ٣٣ :٤/#"�ء�ا (

Artinya : Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak

dan karib kerabat, kami jadikan pewaris-pewarisnya. dan (jika ada) orang-orang

yang kamu Telah bersumpah setia dengan mereka, Maka berilah kepada mereka

bahagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.(An-Nissa /4 : 33)

k.) Ayat tentang arti kalalah, juga mengenai perolehan saudara-saudara dalam

kalalah, seperti dalam surat An-Nisa ayat 176 yang berbunyi :

�B"#�02/E"`��h� ,;?� J� NOP�Y�2/EI L�M ��* d�*G/� A ,-�e S�"m�N� �Bd��� ��/�*� o0�*�

p*��4 Eo=*��4 ug�v�= �cd�*\ �!�# "' ⌧)"�*+ A ��?��4

Page 39: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

��c?���"I -�e NOT� �5G"I h��� p*��4 A -�[*\ "2"#�⌧@

,M�X"2�</� �☺cd�*\ ,-*U?�tU� �EC ⌧)"�*+ A -�e�4

SK�0#�⌧@ <h���v�e <{����r ☯5�6��^�4 ��⌧@T���*\ ;�Z�'

VW�� ,M�X�Y*☯#Z3 G M�&X"�I J� NOP�*� -4= S��� �*+ G J��4

,V;5G�1 ~5�p⌧� B���� ) ١٧٦ :٤/#"�ء�ا ( �"

Artinya : Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah

memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan

ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi

saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan

saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia

tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi

keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika

mereka (ahli waris itu terdiri dari) Saudara-saudara laki dan perempuan, Maka

bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara

perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan

Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (An-Nissa /4 : 176)

b. Al-Hadits

1. Hadits riwayat muslim

4 إب�اه8> و;329� ب4 را�: و3�� ب4 ح389 وا�5�26 ��ب4 ح123#� إس��ق ب

:�أA��ن� 3�� ا��2ز2اق أA��ن� : ح123#� و?�ل اAB��ان: ?�ل إس��ق را

رسJل ا�G26 ?�ل: ;9I� 4� بH 4�وس 4� أبG8 4� اب4 2���س ?�ل

� K6� آL�ب ا�K26� G26 ا�G86� G26 وس26> ا?"J9ا� ا9��ل ب48 أهN ا���ا

�P6وK� رNO ذآ� ���9� ت�آQ ا���ا) <6"; S٥)روا

Telah menceritakan kepada kami ishaq bin ibrahim dan Muhammad bin rofi’

dan abd bin humaid dan adapun lafadznya dari ibnu rofi’ ishak berkata : telah

diceritakan kepada kami dan berkata pula yang lain : kami di beri kabar oleh

abdurrozak dan ma’mar dari ibnu towus, dari bapaknya, dari ibnu abbas r.a

Page 40: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

berkata : bersabda Rosulallah SAW bersabda: bagikanlah harta warisan kepada

ahli waris ( Ashabul Furudh ) sesuai dengan ketetapan kitabullah, sisanya

kepada keluarga laki-laki yang terdekat ( Ashabah ).55

( Riwayat Muslim )5

2. Hadits riwayat muslim :

ح123#� 3�� اK6�P� ب4 ح29�د وهJ ا�#2�سVW ح123#� وهU8 4� اب4 :H�وس 4� أبG8 4� اب4 2���س ?�ل

�9�بWY : ?�ل رسJل ا�K26� G26 ا�G86� G26 وس26> �Z6هPب ��أJY�� ا���[JZ� ٦)رواS ;"6> ( وK� رNO ذآ�

Telah menceritakan kepada kami Abdul A’la bin Hamid dan dia dari bangsa "Narsiy"

telah bercerita pula kepada kami Wuhaib dari ibnu thowus dari bapaknya, dari ibnu

abbas r.a berkata, Rosulallah SAW bersabda : Bagikanlah harta warisan kepada

ahli waris ( yang berhak, dzawil Furudh ), Sedang sisanya kepada keluarga laki-laki

yang terdekat ( Ashabah ). ( Riwayat Muslim ) 56

c. Ijma dan Ijtihad

Ijma dan Ijtihad para sahabat, imam-imam mazhab dan mujtahid-mujtahid

kenamaan mempunyai peranan yang tidak kecil terhadap pemecah-pemecah masalah

waris yang belum dijelaskan oleh nash-nash yang sharih seperti pembagian

muqasamah (bagi sama) dalam masalah Al Jaddu wal-ikhwah (kakek bersama dengan

saudara-saudara) kemudian masalah wasiat wajibah, masalah pengangguran dan

penambahan bagian ahli waris (auld an rad) masalah garawin dan lainnya.57

2. Dasar hukum kewarisan menurut kitab undang-undang hukum perdata

55 Abi Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairy Al- Naisabury, Shahih Muslim, ( Bairut-

Lebanon : ‘Dar ‘Al-Kitab Al-Arabi ) Hadits 4143, h. 671.

56 Abi Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairy Al- Naisabury, Shahih Muslim, ( Bairut-

Lebanon : ‘Dar ‘Al-Kitab Al-Arabi ) Hadits 4143, h. 671.

57 Usman dan Somawinata, Fiqih Mawaris, h. 21

Page 41: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Bahwa cikal bakal kitab undang-undang hukum perdata (Burgelijk Wetboek)

pada mulanya berasal dari bangsa romawi. Sejak lebih kurang 50 sebelum masehi,

pada waktu itu seorang Raja Romawi Julius Caesar berkuasa di Eropa barat, hukum

romawi sudah diperlakukan disana terutama di Prancis dalam perkembangan

selanjutnya telah berkuasa terus menyusun hukum nasionalnya, untuk mencapai

kesatuan Hukum Perdata (Huku Sipil) mereka. Hal ini telah dirintis sejak Raja

Lodewijk XV yang membawa code justianus (Corpus Jueris Cilivis) ke Prancis yang

pada waktu itu Corpus Juris Civilis ini. Dianggap sebagai suatu hukum yang paling

sempurna.58

Pada waktu Napoleon Bonaparte kemudian dapat menguasai Romawi, Corpus

Juris Civilis ini kemudian diasimilasi dengan hukum Islam yang digodok Napoleon

Bonaparte di Mesir dengan bantuan seorang syekh Sayukat Al-Azhar dengan

mempergunakan Kitab Fiqih Abdullah Asy-Syargawi (1737-1812), dibantu oleh tim

khusus Perancis yang ditunjuk oleh Napoleon Bonaparte, yaitu Portalis Fronchets

Biqot de preamencu, maka tidak salah kiranya Hasbullah Bakri mengatakan bahwa

Bueelijk Wetboek (Kitab Undang-undang hukum perdata) barat yang dibawa oleh

pemerintah Hindia Belanda ke Indonesia berdasarkan asas Konkordasi itu suatu

58 Usman, Iktisar Hukum Waris, h. 2

Page 42: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

penjiplakan dari hukum fiqih Islam yang berdasaran Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah

SAW.59

Perkembangan selanjutnya dalam tahun 1810, Negara Belanda dikuasai oleh

Perancis di bawah Napoleon Bonaparte, dan pada tahun 1811 Code Civil Prancis

seperti halnya juga Code de Penal dan Code du Commerce (Hukum Pidana dan

Hukum Dagang Prancis) diperlukan pula di negeri Belanda.60

Berdasarkan asas

konkordasi akhirnya diberlakukan pula di Indonesia.61

Meresmikan diberlakukannya di Hindia Belanda (Indonesia) itu

dikeluarkanlah pengumuman Pemerintah Hindia Belanda tanggal 30 April 1847,

Nomor 23 yang baru mulai berlaku pada tanggal 1 mei 1848.62

Adapun kitab Undang-undang hukum Perdata (Burgelijk Wetboek), terutama

pasal 528, tentang hak mewarisi diidentikkan dengan hak kebendaan, sedangkan

ketentuan dari pasal 584 KUHPdt, menyangkut hak waris sebagai salah satu cara

untuk memperoleh hak kebendaan.63

Oleh karenanya ditempatkan dalam buku ke

59 Hasbullah Bakri dalam Idris Ramulyo. Perbandingan Umum Kewarisan Islam di peradilan

agama dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata di peradilan negeri, (Jakarta : Pedoman Ilmu,

1992), h. 157-158 60 M. Idris Ramulyo. Beberapa Masalah Pelakanaan Hukum Kewarisan Perdata Barat,

Jakarta, Sinar Grafika, 1996, cet. Kedua, h. 11

61 Ibid

62 Ibid

63 Usman. Ikhtisar Hukum Waris , h. 13

Page 43: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

IIKUHPdt (tentang benda)64

. Jadi keseluruhan pokok dasar hukum kewarisan perdata

ini tercantum dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata yang berupa pasal-pasal.

Menurut statsblad 1952 Nomor 415 jo 447 yang telah diubah, ditambah dan

sebagainya terakhir dengan S.1929 No.221 pasal 131 jo. Pasal 163, hukum kewarisan

yang diatur dalam KUHPdt tersebut diberlakukan bagi orang-orang Eropa dan

mereka yang dipersamakan dengan orang-orang Eropa tersebut.65

Dengan Statsblad 1917 No.129 jo. Staatsblad 1928 No.557 hukum kewarisan

dalam KUHPdt diberlakukan bagi orang-orang timur asing Tionghoa, dan

berdasarkan Staatsblad 1917 No.12 menundukkan diri terhadap Hukum Eropa, maka

bagi orang-orang Indonesia mungkin pula menggunakan hukum kewarisan yang

terutang dalam KUHPdt dengan demikian maka KUHPdt (Burgelijk Wetboek)

diberlakukan kepada :

1. Orang-orang Eropa dan mereka yang dipersamakan dengan orang Eropa misalnya

Inggris, Perancis, Amerika dan termasuk orang-orang Jepang.

2. Orang-orang timur Asia Tionghoa.

3. Orang-orang timur asia lainnya, orang-orang pribumi menundukkan diri.66

Menurut KUHPdt pasat 874, ada dua cara untuk mendapatkan warisan, yaitu:

1. Ahli waris menurut ketentuan Undang-undang; dan

2. Karena ditunjuk dalam surat wasiat (testasmen).

64 Ibid., h. 12

65 Ramulyo, Beberapa Masalah Pelaksanaan, h. 30

66 Ibid

Page 44: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Cara yang pertama dinamakan mewarisi menurut Undang-undang atau “ab

intesatto”. Sedangkan cara yang kedua dinamakan mewarisi secara “testamentair”67

Adapun dasar atau sumber hukum kewarisan perdata, ini tertuang dalam

KUHP perdata pasal 830, 831, 34, 832, 841 dan 842 yang berbunyi:

1. Pasal 830 BW :

“pewarisan hanya berlangsung karena kematian”.

2. Pasal 831 BW:

“Apabila beberapa orang antara mana yang satu adalah untuk menjadi warisan

yang lain, karena satu mala petaka yang sama atau pada suatu hari, telah menemui

ajalnya dengan tak dapat diketahui siapakah kiranya yang mati terlebih dahulu,

maka dianggaplah mereka telah meninggal dunia pada detik yang sama, dan

perpindahan warisan dari yang satu kepada yang lain tidaklah berlangsung

karenanya”.

3. Pasal 834 BW:

“Apabila seorang tampil sebagai ahli waris, mereka berhak menuntut supaya

segala apa saja yang termasuk harta peninggalan si peninggal diserahkan

kepadanya berdasarkan haknya sebagai ahli waris. Hak penuntut ini menyerupai

hak penuntutan seseorang pemilik suatu benda, dan menurut maksudnya

penuntutan itu ditunjukkan kepada orang yang menguasai satu benda warisan

dengan maksud memilikinya”.

4. Pasal 832 BW :

67 Ibid ., h. 31

Page 45: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

“Menurut Undang-undang yang berhak menjadi ahli waris ialah, para keluarga

sedarah baik sah, maupun luar kawin dan si suami atai isteri yang hidup terlama,

semua menurut peraturan-peraturan tertera di bawah ini:

Dalam hal, bilamana baik keluarga sedarah, maupun si yang hidup terlama

diantara suami-isteri, tidak ada, maka segala harta peninggalan si yang meninggal,

menjadi milik Negara, yang mana berwajib akan melunasi hutangnya, sekedar

harga harta peninggalan mencukupi untuk itu.”Pasal 841 BW :

“Pergantian memberi hak kepada seorang yang mengganti, untuk bertindak

sebagai pengganti, dalam derajat dan segala hak orang yang diganti”.

5. Pasal 842 BW :

“Pergantian dalam garis lurus ke bawah yang sah, berlangsung terus dengan tiada

akhirnya”.

Dalam segala hal, pergantian seperti di atas selamanya diperbolehkan, baik dalam.

Hal bilamana beebrapa anak dari yang meninggal mewarisi bersama-sama dengan

keturunan seorang anak yang telah meninggal lebih dahulu, maupun sekalian

keturunan mereka mewarisi bersama-sama lain dalam pertalian keluarga yang

berbeda-beda derajatnya.68

B. Sebab-sebab Mewaris Menurut Hukum` Islam Dan Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata.

68 R. Subekti, R. Tjitrasidibio, kitab Undang-undang Hukum Perdata/BW, PT. Pradnya

Paramita, 2005, Cet. Ke- 28

Page 46: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

1. Sebab-sebab Mewaris menurut Hukum Islam.69

a. Karena hubungan perkawinan

Seseorang dapat memperoleh harta warisan (menjadi ahli waris) disebabkan

adanya hubungan perkawinan antara si mayat dengan seseorang tersebut, yang

termasuk dalam klarifikasi ini adalah suami atau si isteri dari si mayat.

b. Karena adanya hubungan darah

Seseorang dapat memperoleh harta warisan (menjadi ahli waris) disebabkan

adanya hubungan nasab atau hubungan darah/ ini seperti : ibu, bapak, kakek,

nenek, anak, cucu, cicit, saudara, anak saudara dan lain-lain.

c. Karena memerdekakan si mayat

d. Seseorang dapat memperoleh harta warisan (menjadi ahli waris) dari si mayat

disebabkan seseorang itu memerdekakan si mayat dari perbudakan, dalam hal

ini dapat saja seseorang laki-laki atau seorang perempuan.

e. Karena sesama muslim

Seorang muslim yang meninggal dunia dan ia tidak ada meninggalkan ahli

waris sama sekali (punah), maka harta warisannya diserahkan kepada baitul

maal dan lebih lanjut akan dipergunakan untuk kepentingan kaum muslimin.

2. Sebab-sebab mewaris menurut KHI :

A. Ahli waris menurut hubungan perkawinan terdiri dari :

1. Janda atau

2. Duda

69 Faturrahman,. Ilmu Waris, h. 80

Page 47: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Apabila ahli waris laki-laki, perempuan secara keseluruhan ada, maka yang

berhak mendapatkan warisan hanyalah :

1. Anak (perempuan / laki-laki)

2. Ayah

3. Ibu

4. Janda ata Duda (paal 174 ayat 2 KHI)

B. Ahli waris menurut hubungan darah (Nasabiyah) (pasal 174 ayat 1) ahli waris

kelompok ini jumlah keseluruhannya ada 39 orang terdiri dari 21 orang laki-laki

dan 18 orang perempuan, ahli waris golongan laki-laki terdiri dari-ayah, anak

laki-laki, saudara laki-laki paman dan kakak, adapun ahli waris golongan

perempuan terdiri dari ibu, anak perempuan, saudara perempuan dan nenek.

Halangan untuk menerima atau disebut mawaani’al irts adalah tindakan atau hal-

hal yang dapat menggugurkan hak-hak seseorang untuk mempusakai beserta

adanya sebab-sebab dan syarat-syarat mempusakai. Para ahli waris yang

kehilangan hak waris karena adanya mawaani’al irts ini disebut mahrim dan

halangannya disebut hirman70

Adapun hal-hal yang dapat menghalangi, yang disepakati ulama ada tiga macam,

yaitu pembunuhan, berlainan agama dan perbudakan. Sedangkan yang tidak

disepakati ulama adalah berlainan Negara.71

70 Faturrahman. Ilmu Waris, Bandung , Al-Ma’arif , 1981, Cet. Kedua, H. 83

71 Rofiq. Hukum Islam di Indonesia, h. 124

Page 48: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

a. Perbudakan (Al-Raqqu)

Perbuatan menjadi penghalang pusaka-mempusakai para faradiyun. Telah

bulat pendapatnya untuk menetapkan perbudakan adalah suatu hal yang menjadi

penghalang pusaka mempusakai, berdasarkan adanya petunjuk umum dari suatu nash

yang shorih yang menafikan kecakapan bertindak seorang budak dalam segala bidang

yaitu firman Allah yang termaktub dalam ayat An-Nahl:75.

v~�>z J� �⌧*U"' 7RN�" �<@�?�f☺:' ¡{ mr�R/e"I ALd+" =5�p⌧�

)N�2#٧٥: ١٦ /أ�( “Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang

tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun....dst” (An-Nahl /16:75)

. Mahfum ayat tersebut menjelaskan bahwa budak yang tidak cakap mengurusi

hak milik kebendaan dengan jalan apa saja dalam soal pusaka mempusakai terjadi di

satu pihak melepaskan hak milik kebendaan dan disatu pihak yang lain menerma hak

milik kebendaan.72

b. Pembunuhan (Al-Qatlu)

Jumhur ulama sependapat bahwa pembunuhan pada prinsipnya menghalangi si

pembunuh untuk mewarisi harta peninggalan orang yang dibunuh, dengan alasan

sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ahmad:

72 Ibid., h. 83.84

Page 49: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

2�ج 4� 9��و ب4 ح123#� أبJ ا9�#_ر إسN8��9 ب4 9�� أراS 4� حU8I 49�� ب K�إ :���4� أبSb3O 4� G8 ?�ل ?NL رNO اب#G 39�ا

4; ���; G86� NI � G#� G26ا� W2�ب رضde�2� اY61�481 ح Nبf�ا اY��تN وJ��� أنWb سQI9 وO 481�61_�� وأرب48I 1#28� و?�ل �� ی�ث

iL6LY� S3�Jوا3� ب NLYل �� یJYوس26> ی G86� G26ا� K26� G26ل ا�Jرس

٢٣ );"#3 أح39(

Telah menceritakan Kepada kami Abu Mundzir Ismail Bin Umar Saya melihatnya

dari hajjaj dari Umar bin Syu’aib dari bapaknya dan kakeknya dia berkata: seorang

laki-laki telah membunuh anaknya dengan sengaja maka dilaporkan kepada umar

bin Khatab R.a kemudian beliau memberikannya hukuman dengan membayar

seratus unta tiga puluh hiqqah, tiga puluh jadzuah dan empat puluh tsaniyah dan

berkata : seorang pembunuh tidak berhak mendapatkan harta warisan ( dari orang

yang dibunuhnya ) seandainya saja saya tidak mendengar Rosulallah. SAW bahwa

seorang ayah itu tidak boleh dibunuh/qishas disebabkan membunuh anaknya maka

pasti saya akan membunuhmu. ( Musnad Ahmad )23

73

c. Berlainan agama (Khilaaf Al-Diin)

Berlainan agama yang menjadi penghalang saling mewarisi adalah apabila

terjadi perbedaan agama yang menjadi kepercayaan antara pewaris dan ahli waris,

sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

�jب J5 وأب�أح39 ب4 ا��"4 وأبJ ;329� : أA��ن� أبJ 3�� ا�G26 ا���;329� ب4 أبK اJ��ارس : ب4 أبK ح�;3 اY9��ئ وأبJ ��دق

یJYIب ح123#� أبJ بj� ;329� ب4: ا��382]نJ��? VKا ح123#� أبJ ا2�I��س : 4� l�یO 44� اب <��� Jأب K��نAأ VKن�m2329� ب4 إس��ق ا��;

Z�ب bK6� 4� ب4 ح"48 4� 9��و ب9n� 4�ن 4� أس�;� ب4 اب4 G26ل ا�Jوس6> �6-زی3 ?�ل ?�ل رس G86� oا K- : <6"9�ی�ث ا [

73 Musnad Ahmad, Bab 1, Musnad Umar bin Khatab Juz 1, h. 332

Page 50: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

�� ا9�"6>�j�و] ا ���j�4� (.ا q8�2ا�� K� Vري�e��ا Sروا Kأب <8���(٢٤

Telah memberitahukan kepada kami Abu Abdillah Al-Hafidz dan Abu Bakar Ahmad

bin Hasan dan abu Muhammad bin Abi Hamid Al-Mughori dan Abu Shodiq

Muhammad bin Abi Al-Qawaris As-Shoydalani, mereka berkata : telah menceritakan

kepada kami Abu Abbas Muhammad bin Ya’kub telah menceritakan kepada kami

Abu Bakar Muhammad bin Ishaq As-Shogoni, telah memberitahukan kepadaku Abu

‘Ashim dari Abu Juhaij dari Ibnu Syihab dari Ali bin Husein dari Amr bin Utsman

dari usaman bin Zaid dia berkata : Rosulallah SAW bersabda : “ Orang islam tidak

dapat mewarisi harta orang kafir dan orang kafir tidak dapat mewaris harta orang

islami ”. ( HR. Bukhori didalam shohih dari Abi ‘ Ashim). 2474

d. Berlainan Negara (Khalifah Al-Darain)

Pengertian Negara adalah suatu wilayah yang ditempati oleh pewaris dan ahli

waris, baik berbentuk kerajaan, kesultanan maupun republic. Dan Negara dikatakan

berlainan menurut Ibnu Abidin (Facthur Rahman, 1994 ; 106) karena ditandai dengan

ciri-ciri sebagai berikut :

1. Angkatan perangnya berlainan, artinya masing-masing negawa memiliki angkatan

bersenjata sendiri.

2. Memiliki kepala Negara berlainan

3. Tidak memiliki ikatan kekuasaan (Ismah) satu sama lain.

Adapun berlainan Negara yang menjadi penghalang saling mewarisi adalah

apabila diantara ahli waris dan pewarisnya berdomisili di dua Negara yang berbeda

74 As-Sunah Al-Kubra Imam Baihaqi, Bab orang Islam Tidak dapat Mewarisi Harta Orang

Kafir, Juz 6, h. 349

Page 51: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

kriterianya. Namun apabila dua Negara yang berlainan tersebut sama-sama muslim

para ulama tidak menjadi penghalang saling mewarisi diantara keduanya.75

Sedangkan Menurut KHI sebagai berikut :

Seorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan hakim yang

telah mempuyai kekuatan hukum yang tetap dihukum karena :

a. Dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau menganiaya berat

para pewaris.

b. Dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan bahwa pewaris

telah melakukan suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman 5 tahun penjara

atau hukumannya yang lebih berat (pasal 173)

2. Sebab-sebab Mewaris Menurut Kitab Undang-undang hukum perdata

Seseorang ahli waris mewarisi harta pewaris menurut hukum waris perdata

(BW) dengan dua cara, yaitu:

1. Menurut ketentuan Undang-undang

2. Karena ditunjukkan dalam surat wasiat (testament)76

Orang-orang yang berhak mewarisi harta peninggalan seseorang diatur dalam

undang-undang. Untuk menetapkan itu, para anggota keluarga si peninggal dibagi

dalam berbagai golongan. Jika terdapat orang-orang dari golongan pertama maka

itulah yang bersama-sama mewarisi semua harta peninggalah seseorang yang

75 Ibid., h. 10

76 Subekti. Pokok-pokok Hukum Perdata, h. 95

Page 52: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

meninggal dunia. Sedangkan anggota keluarga lainnya tidak mendapat bagian

apapun. Jika tidak ada anggota dari golongan pertama tadi, barulah mereka yang

tergolong kedalam pihak kedua tampil kemuka sebagai ahli waris. Kedua, barulah

orang dari golongan / pihak ketiga tampil.77

Tampil kedalam golongan pertama, adalah anak-anak beserta turunannya

dalam garis lenceng ke bawah dengan tidak membedakan laki-laki atau perempuan

dan dengan tidak membedakan urutan kelahiran mereka itu mengecualikan lain-lain

anggota dalam garis lancing ke atas dan garis ke samping, meskipun mungkin

diantara anggota-anggota keluarganya yang belakangan ini, ada yang derajatnya lebih

dekat dengan si meninggal.

Jika tidak ada sama sekali anggota keluarga dari golongan pertama dan kedua,

maka harta peninggalan itu dipecah menjadi dua bagian yang sama. Untuk para

anggota keluarga pihak ayah dan yang lainnya untuk para anggota keluarga pihak si

Ibu meninggal. Dalam masing-masing golongan ini, lalu diadakan pembagian seolah-

seolah di situ telah terbuka suatu warisan sendiri. Hanya di situ tidak mungkin terjadi

satu kali saja. Jika dari pihak salah satu orang tua tidak terdapat ahli waris lagi, maka

seluruh warisan jatuh kepada keluarga pihak orang tua yang lain.78

Disamping undang-undang dasar hukum seseorang mewarisi harta

peninggalan pewaris dapat melalui cara lain, ditunjuk dalam surat wasiat (testament).

77 Ibid., h. 98

78 Ibid., h. 99 - 100

Page 53: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Surat wasiat (testament) adalah suatu pernyataan dari seseorang tentang apa

yang dikehendaki setelah ia meninggal dunia.79

Pada asalnya suatu pernyataan yang

demikian, adalah keluar dari suatu pihak saja (cenzidjidig) dan setiap waktu dapat

ditari kembali oleh yang membuatnya dengan demikian, dapat dimengerti bahwa

tidak segala yang dikehendaki oleh seseorang, sebagaimana diletakkan dalam

wasiatnya itu, juga diperbolehkan atau dapat dilaksanakan.80

Pasal 874 BW yang

menerangkan tentang arti wasiat atau testament, memang sudah mengandung suatu

syarat, bahwa isi pernyataan itu tidak boleh bertentangan dengan undang-undang.

Pembatasan penting, misalnya terletak dalam paal-pasal tentang “litieme portie” yaitu

bagian warisan yang sudah ditetapkan menjadi hak para ahli waris dalam garis

lenceng dan tidak dapat dihapuskan oleh orang yang meninggalkan warisan.

Pasal 875 kitab undang-undang hukum perdata memberikan definisi wasiat.

Pasal itu berbunyi: “Adapun yang dinamakan wasiat atau testament ialah suatu akta

yang membuat pernyataan seseorang tentang apa yang dikehendakinya akan menjadi

setelah ia meninggal dunia, dan olehnya dapat dicabut kembali lagi.

C. Bagian-bagian Warisan Menurut Hukum Islam dan Kitab undang-undang

Hukum Perdata.

79 Ibid., h. 106

80 Ibid, 106 -107

Page 54: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Bagian-bagian yang dimaksud di sini, adalah yang akan ditetapkan menjadi

hak para ahli waris.

Ahli waris adalah seorang atau beberapa orang yang berhak mendapat bagian

dari harta peninggalan.81

Sedangkan Menurut KHI :

Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai

hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama islam dan

tidak terhalang hukum untuk menjadi ahli waris (pasal 171 huruf c KHI). Sedangkan

penegrtian ahliw aris menurut Idris Ramulyo; sekumpulan orang atau seseorang

atau individu atau kerabat-kerabat yang ada hubungan keluarga si meninggal dunia

dan berhak mewarisi atau menerima harta peninggalan yang ditinggal mati oleh

seeorang (pewaris)82

1. Bagian-bagian waris menurut Hukum Islam

Dalam hukum waris Islam ahli waris yang dinyatakan mendapat harta warisan

dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu:

1). Ahli Waris Dzawil Furudh

Ahli waris dzawil furudh adalah ahliw aris yang selalu mendapatkan bagian

tertentu tidak berubah seperti yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an.83

Ahli waris dzawil furudh adalah sebagai berikut:

a. Suami

b. Bapak

81 Eman Suparman. Hukum Waris Indonesia Dalam Persfektif Islam, Adat dan BW, (Bandung

:PT. Refika Aditama, 2007), Cet. Kedua, h. 17

82 Idris Ramulyo. Perbandingan pelaksanaan Hukum Kewarisan menurut Hukum Perdata

(Jakarta: Sinar grafika, 1994), Cet. Kedua, h. 103

83 Usman dan Somawinata, Fiqh Mawaris, h. 66

Page 55: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

c. Kakek dan seterusnya ke atas

d. Saudara laki-laki seibu

e. Isteri

f. Anak perempuan

g. Anak perempuan dari anak laki-laki

h. Ibu

i. Nenek dari garis ayah

j. Nenek dari garis ibu

k. Saudara perempuan sekandung

l. Saudara perempuan sebapak

m. Saudara seayah dan sseibu

Adapun macam-macam ketentuan (al-furudh al-muqadarah) yang diatur

dalam al-Qur’an itu ada enam, yaitu:

a. Setengah separuh (1/2=al-nisf)

b. Sepertiga (1/3=al-sulus)

c. Seperempat (1/4=al-rubu)

d. Seperenam (1/6=al-sudus)

e. Seperdelapan (1/8=al-sumum)

f. Dua pertiga (2/3=al-sulusan)

Page 56: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Ketentuan tersebut pada dasarnya wajib dilaksanakan kecuali apabila dalam

kasus-kasus tertentu tidak bisa dilaksanakan, misalnya terjadi kekurangan harta (al-

‘aul atau kelebihan harta al-radd).84

1) Ahi waris ‘Asabah

Yang dimaksud dengan ‘Asabah ialah mereka yang mendapatkan sisa sesudah

‘ashabul furudh mengambil bagian-bagian yang ditentukan bagi mereka.85

Dengan kata lain. ‘Asabah juga berarti mereka yang ebrhak atas semua

peninggalan bila tidak di dapatkan seorangpun diantara ‘Ashabul furudh.86

Adapun macam-macam ahli waris ‘Asabah ada tiga macam yaitu:

A. ‘Asabah bi Nafsih, yaitu ahli waris yang karenadirinya sendiri berhak menerima

bagian ‘Asabah (sisa) ahli waris ini semuanya ada 13 orang. Yaitu:

a) Anak laki-laki

b) Cucu laki-laki garis laki-laki

c) Bapak

d) Kakek garis bapak

e) Saudara laki-laki sekandung

f) Saudara laki-laki seayah

g) Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung

h) Anak laki-laki saudara laki-laki seayah

84 Ahmad Rofiq, Hukum waris, h. 65 - 66

85 Mudzakir As, Fikih Sunnah (terjemah). (Bandung : Al-Ma’arif Jilid 14) , Cet. Kedua, h. 159

86 Ibid

Page 57: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

i) Paman sekandung

j) Paman seayah

k) Anak laki-laki paman sekandung

l) Anak laki-laki paman seayah

m) Mu’tiq dan mu’tiqah (laki-laki atau perempuan yang memerdekakan hamba

sahaya)

B ‘Asabah bi Al-Ghair, yaitu ahli waris yang menerima bagian sisa karena bersama-

sama dengan ahli waris lain yang telah menerima bagian sisa. Apabila ahli waris

penerima tidak ada, maka ia tetap menerima bagian tertentu (tidak menerima

bagian ‘Asabah) mereka adalah:

a. Anak perempuan bersama-sama dengan anak laki-laki

b. Cucu perempuan garis laki-laki, bersama dengan cucu laki-laki garis laki-laki

c. Saudara perempuan sekandung bersama dengan saudara laki-laki sekandung

d. Saudara perempuan seayah bersama dengan saudara laki-laki seayah.87

C ‘Asabah Ma’al-Ghair, yaitu saudara perempuan kandung atau sebapak yang

menjadi ashabah karena di dampingi oleh keturunan perempuan.

‘Asabah ma’al-Ghair itu adalah:

a) Saudara perempuan kandung yang didampingi oleh anak perempuan atau oleh

cucu perempuan saja atau mereka bersama-sama dan seterusnya ke bawah.

87 Ahmad Rofiq. Hukum Islam di Indonesia , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet

keempat, h. 73-74

Page 58: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

b) Saudara perempuan sebapak yang didampingi oleh anak mereka saja atau

mereka bersama-sama dan seterusnya ke bawah.88

2) Ahli waris Dzawil Arham

Yakni mencakup seluruh keluarga yang mempunyai hubungan kerabat dengan

orang yang meninggal. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa orang-orang yang

mempunyai kekerabatan dengan si pewaris, selain kedua puluh lima yang telah

disebutkan di atas termasuk dzawil arham.89

Orang-orang yang termasuk kelompok dzawil arham tersebut antara lain,

adalah:

a. Cucu perempuan pancar perempuan dan seterusnya ke bawah.

b. Cucu laki-laki pancar perempuan dan seterusnya ke bawah

c. Anak perempuan saudara laki-laki sekandung dan seterusnya ke bawah.

d. Anak perempuan saudara laki-laki sebapak dan seterusnya.

e. Anak laki-laki saudara perempuan sekandung dan seterusnya ke bawah

f. Anak perempuan saudara sebapak dan seterusnya ke bawah.

g. Anak laki-laki saudara perempuan sebapak dan seterusnya ke bawah

h. Kakek dari ihak ibu dan seterusnya ke bawah

88 Sayuti Thalib. Hukum kewarisan Islam di Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 1995), Cet

kelima, h. 114-115

89 Usman dan Somawinata. Fiqih Maswaris Hukum Kewarisan Islam (Jakarta: Gaya Media

Pratama 1997), Cet. Pertama, h. 21

Page 59: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

i. Dan lain sebagainya.90

Diantara para ahli waris yang ditentukan sebagainya di dalam Al-Qur’an

hanya ahli waris dzul faraidh sehingga bagian mereka selamanya tetap tertentu dan

tidak berubah-ubah, berbeda dengan para ahli waris lain yang bukan dzul faraidh,

yaitu asabah dan dzul arham, bagian mereka merupakan sisa setelah di keluarkan hak

para ahli waris dzu faraidh.

Adapun bagian tetap dan dalil-dalil para ahli waris dzul faraidh tersebut

adalah91

:

1) Ahli waris yang mendapat seperdua

a. Anak perempuan tunggal (Annisa ayat 11)

b. Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki

c. Saudara perempuan

- Saudara perempuan tunggal yang sekandung

- Saudara perempuan tunggal yang sebapak, apabila saudara perempuan

yang sekandung tidak ada (an-nisa ayat 175)

d. Suami, suami mendapatkan seperdua, apabila istrinya tidak mempunyai anak

atau cucu (laki-laki atau perempuan) dari anak laki-laki (an-nisa ayat 12)

2) Ahli waris yang mendapatkan seperempat

90 Ibid., h. 79-80

91 M. Ali Hasan,. Hukum warisan dalam Islam, Jakarta, PT. Bulan Bintang , Cet. Kelima, 1981,

h. 17-26

Page 60: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

a. Suami, suami mendapatkan seperempat apabila istrinya ada mempunyai anak,

atau cucu anak laki-laki (an-nisa ayat12)

b. Istri (seorang atau lebih, mereka mendapatkan seperempat, apa bila suaminya

tidak ada mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki (an-nisa ayat:12)

3) Ahli waris yang mendapatkan seperdelapan

Istri (seorang atau lebih) mereka mendapat seperdelapan apabila suaminya ada

mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki (an-nisa ayat 12)

4) Ahli waris yang mendapat dua pertiga

c. Dua orang anak perempuan atau lebih mereka mendapat dua pertiga apabila

tidak ada anak laki-laki (annisa ayat1).

d. Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak lak-laki mereka mendapat dua

pertiga apabila anak perempuan tidak ada.

e. Dua orang saudara perempuan atau lebih yang seibu sebapak (sekandung) (an-

nisa ayat 177).

f. Dua orang saudara perempuan atau lebih yang sebapak (annisa ayat 177)

5) Ahli waris yang mendapat sepertiga

g. Ibu, ibu mendapat sepertiga, apabila anaknya yang meninggal apaabila

anaknya meninggal itu tidak mempunyai anak atau cucu (dari anak laki-laki)

atau dia tidak mempunyai saudara-saudara (laki-laki atau perempuan yang

sekandung), yang sebapak atau seibu (an nisa ayat 11)

h. Dua orang saudara atau lebih (laki-laki atau perempuan yang seibu) an nisa

ayat 12

Page 61: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

6) Ahli waris yang mendapat seperenam

i. Ibu, mendapat seperenam, apabila anaknya yang meninggal itu ada

mempunyai anak, atau cucu (dari anak laki-laki) atau saudara-saudara (laki-

laki atau perempuan) yang sekandung yang sebapak atau yang seibu, an nisa

ayat 11)

j. Bapak, mendapat seperenam, apabila anaknya yang meninggal itu ada

mempunyai anak atau cucu (laki-laki atau perempuan) dari anak laki-laki an

nisa ayat 11

k. Nenek, (ibu dari ibu atau ibu dari bapak) nenek mendapat seperenam apabila

ibu tidak ada.

l. Cucu Perempuan (seorang atau lebih dari anak laki-laki cucu perempuan

mendapat seperenam bagian, apabila orang yang meninggal mempunyai anak

tunggal akan tetapi apabila anak perempuannya lebih dari seorang maka cucu

perempuan tidak mendapatkan apa-apa.

m. Kakek, mendapat seperenam apabila orang yang meninggal mempunyai anak

atau cucu dari anak laki-laki sedang bapaknya tidak ada.

n. Seorang saudara (laki-laki atau perempuan yang seibu) an nisa ayat 12.

o. Saudara perempuan yang sebapak seorang atau lebih saudara perempuan yang

sebapak mendapat seperenam apabila saudaranya yang meninggal mempunyai

seorang saudara perempuan sekandung.

2. Bagian-bagian waris Menurut Hukum Perdata

Page 62: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Dengan memperhatikan pasal-pasal yang berhubungan dengan pembagian

warisan, pihak yang dapat menuntut pembagian warisan adalah sebagai berikut 1066

dan seterusnya.

1. Para ahli waris

2. Para ahli waris dari ahli waris (dalam hal ini terjadi pergantian)

3. Mereka yang punya tagihan

Dengan demikian menurut pasal tersebut di atas, para ahli waris tiap saat

dapat menuntut pembagian waris (beedel dheiding) sesuai dengan kepentingan

mereka masing-masing. Undang-undang tidak menentukan cara yang lebih khusus

dalam pembagian itu, apabila semua ahli waris mampu untuk melakukan hukum yang

sah (cakap berbuat) dan mereka semuanya ada di tempat atau hadir (pasal 1069).

Namun selain itu, para ahli waris yang akan menuntut pembagian warisannya,

mereka harus melakukan beberapa ketentuan yang telah diatur dalam pasal 1072,

1073, dan seterusnya. Menurut pasal-pasal tersebut pembagian warisan itu harus

dilaksanakan sebagai berikut:

a. Pebagian warisan harus dihadiri oleh balai harta (pasal 1072 KUH Perdata)

b. Pembagian harus dilakukan dimuka seorang notaries yang dipilih oleh para ahli

waris, apabila mereka berbeda pendapat dalam hal ini, notaries itu akan ditunjuk

oleh pengadilah negeri. (pasal 1074). Harus ada rincian barang-barang harta

warisan. Kalau ada perubahan dari keadaan sejak meninggalnya pewaris,

perubahan itu harus dijelaskan yang dikuatkan dengan sumpah di depan notaries

oleh mereka yang memegang barang tersebut. (pasal 1073)

Page 63: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

c. Harta warisan itu harus dinilai harganya (pasal 1077 KUH Perdata)92

Adapun bagian masing-masing ahli waris menurut KUH Perdata (BW) adalah

sebagai berikut:

a. Golongan pertama, keluarga dalam garis lurus ke bawah, meliputi anak-anak

beserta keturunan mereka serta suami atau istri yang ditinggalkan yang hidup

paling lama. Suami atau isteri yang hidup paling lama. (Pasal 852) ini diakui

sebagai ahli waris baru pada tahun 1936, sedangkan sebelumnya suami / istri

saling mewarisi. (pasal 852a).

b. Golongan kedua, keluarga dalam garis lurus ke atas, meliputi orang tua dan

saudara, baik laki-laki maupun perempuan, serta keturunan mereka. Bagi orang

tua ada peraturan khusus yang menjamin bahwa bagian mereka tidak kurang dari

seperempat bagian dari harta peninggalan, walaupun mereka mewarisi bersama-

sama saudara pewaris. (pasal 854).

c. Golongan ketiga, meliputi kakek, nenek, dan leluhur selanjutnya ke atas dari

pewaris. (Pasal 853).

d. Golongan keempat, meliputi anggota keluarga dalam garis kesamping. (pasal

858)93

Dalam KUH Perdata mengenal empat golongan ahli waris yang bergiliran

berhak atas harta peninggalan. Keempat golongan tersebut sekaligus merupakan

92 Suparman Usman. Ikhtisar Hukum Waris, Darul Ulum Press, 1993, Cet. Kedua, h. 133-134

93 Eman Suparman. Hukum Waris Islam Dalam Persfektif, Adat dan BW, (Bandung : PT,

Refika Aditama, 2007), Cet. Kedua, h. 3

Page 64: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

urutan tertib penerimanya apabila golongan I ada, maka golongan II, III, dan IV tidak

berhak mendapatkan warisan. Jika golongan I tidak ada, maka golongan II tampil

sebagai penerima bagian warisan, sedangkan golongan II dan IV tidak memperoleh

bagian. Golongan III akan mendapatkan bagian apabila golongan I dan II tidak ada,

demikian juga golongan IV akan mendapatkan bagian jika golongan I, II, III tidak

ada.

Sedangkan apabila semua golongan tersebut tidak ada, maka menurut pasal

832 KUH Perdata bahwa segala harta peninggalan menjadi milik Negara. Dan Negara

wajib melunasi segala hutang si pewaris sekedar harta peninggalan mencukupi untuk

itu.

Apabila harta warisan itu terbuka, namun tidak seorang pun dari seempat

golongan ahli waris tersebut yang tampil ke depan sebagai ahli waris atau mereka itu

menolak harta warisan, maka harta warisan itu dianggap sebagai harta warisan yang

tak terurus.

Dalam hal demikian, Balai harta peninggalah atau istiah lain disebut

Weekamer tanpa menunggu perintah dari hukum, wajib mengurus warisan yang tidak

terurus tersebut. Pekerjaan pengurusan itu harus dilaporkan kepada Kejaksaan Negeri

setempat. Jika terjadi perselisihan tentang apakah suatu harta peninggalan itu

dianggap terurus atau tidak, maka penentuan ini akan diputuskan oleh hakim.94

94 Ibid., h. 38

Page 65: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

BAB IV

PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS

p. Penolakan Ahli Waris Menurut Hukum Islam

Takharuj (penolakan ahli waris) di KHI tidak dijelaskan. Dalam pasal

183 KHI hanya menjelaskan bahwa, para ahli waris dapat bersepakat melakukan

perdamaian dalam pembagian harta warisan, setelah masing-masing menyadari

bagiannya.95

Pembahasan Penolakan ahli waris dalam hukum islam yaitu :.

1. Pengertian Takharuj

Takharuj (�جeت ) yang berasal dari kata �جA (keluar) maksudnya suatu

perjanjian yang diadakan oleh para ahli waris.96

Untuk mengeluarkan salah seorang ahli waris dalam menerima bagian pusaka

dengan memberikan suatu prestasi, baik peserta tersebut berasal dari harta milik

orang yang pada mengundurkannya maupun berasal dari harta peninggalan yang

bakal di bagi-bagikan.97

Apabila ada diatara ahli waris yang melepaskan haknya,

95 Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta, Akademika Pressindo, 2002,

Cet. Kedua, h. 86

96 M.Ali Hasan. Hukum Waris Dalam Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1996), Cet. Keenam, h.

114

97 Faturrahman. Ilmu Waris, (Bandung , PT. Al-maarif ), 1981, Cet Kedua, h. 468

Page 66: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

secara keseluruhan arau sebagiannya, maka hal tersebut tidak menyalahi syati’at

bahkan bias dipandang sebagai suatu sikap yang terpuji.98

Takharuj menurut Imam Muchlas artinya sama-sama keluar dari suatu

kelompok takharuj, dalam masalah ini artinya adalah suatu musyawarah damai

diantara ahli waris yang di dalamnya ada sebagian anggota ahli waris yang

mengundurkan diri untuk tidak menginginkan haknya dan tidak mengambil bagian

dari warisannya nanti, kemudian bagian atau sebagian dari haknya itu diambil dan

tempat kedudukannya digantikan oleh ahli waris lainnya.99

Mengenai pengunduran diri ini para ulama telah mendefinisikannya

sebagaimana diterangkan dibawah ini:

“Perjanjian atau perdamaian ahli waris atas keluar/mundurnya sebagaian mereka

dalam menerima bagiannya terhadap pewarisan dengan memberikan suatu prestasi

atau imbalan tertentu baik (imbalan itu) dari harta peninggalan maupun dari yang

lain”.100

Berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu ahli waris di daerah Jakarta,

mengatakan bahwa dimana sewaktu bapaknya masih hidup, memberikan wasiat

berupa tanah kepada semua anaknya didaerah Wonogiri. Kemudian orang tuanya

meninggal, akhirnya semua tanah warisan diterima kepada ahli waris sesuai dengan

98 Hasan. Hukum Waris, h. 115

99 Imam Muchlas. Waris Mewaris Dalam Islam (Pasuruan : PT. Garoeda Buana Indah, 1996),

Cet. Pertama, h. 63

100 Usman dan Somawinata. Fiqih Mewaris, h. 152

Page 67: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

wasiat yang di berikan kepada orang tuanya. Kemudian salah satu anaknya ( ahli

waris ) yang tinggal di jakarta setelah menerima warisan menyerahkan kepada kakak

perempuannya, setelah dimusyawarahkan dengan keluarga. Adapun alasan dia

memberikan semua warisannya :

1. Si pewaris tidak bisa mengurus tanah warisan, yang disebabkan tanah lokasi

sangat jauh dari tempat tinggalnya.

2. Kakak perempuan yang menerima warisan, kehidupan ekonominya kurang

mencukupi dibanding saudara yang lain.

Dari kasus tersebut diatas, dapat dipahami bahwa pengunduran diri atau

takharuj adalah kesepakatan para ahli waris tentang pengunduran salah seorang atau

beberapa orang di antara mereka dari penerimaan warisan setelah menerima

prestasi/imbalan dari salah seorang atau beberapa ahli waris lainnya, hak imbalan

tersebut berasal dari harta perseorangan atau maupun dari harta peninggalan itu

sendiri.101

Pengeluaran diri ahli waris dari hak mewaris bukan berarti ia (Mutakharaj)

digolongkan kepada ahli waris mahjub (terhalang), mamnu (terlarang), dan juga

karana ia mempunyai beban hutang kepada pewaris atau para ahli waris lainnya,

melainkan ia menyatakan sikap tersebut karena adanya beberapa kemungkinan, yaitu:

101 Ibid., h. 153

Page 68: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

1. Atas dasar ridho dan ikhlas (tanpa ada paksaan dari ahli waris lain) dari ahli waris

yang diundurkan dengan semata-mata ibadah.102

2. Kemungkinan lain adalah, seorang ahli waris mengundurkan diri atau diminta

mengundurkan diri oleh ahli waris lainnya. Baik dengan imbalan maupun tidak,

umpamanya, orang yang mengundurkan diri itu kaya raya.103

Sekalipun demikian, kemungkinan-kemungkinan tersebut diatas mesti adanya

kesepakatan hak bagian warisanya dilimpahkan kepada ahli waris lainnya dengan

tidak menuntut pretasi/imbalan dengan tujuan untuk kemashlahatan.

Sikap pengeluaran diri tersebut menurut hukum syara dibolehkan sepanjang

sikap pengeluaran diri itu atas dasar keridhoan/keikhlasan dari ahli waris yang

dikeluarkan dan para ahli waris lainnya. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan dalam

asas hukum takharuj, yaitu :

�u `��� ب�tط ا��LاضW ;4 ا�Jر�1 و?3 روى �O رج�eLوا�اv;�م ا��e�ري تY86I� �4 اب4 ���س رضW ا9Z#� o� أنG ?�ل

و?�ل ا����5 اب4 ح^� ) یeL�رج ا��tیj�ن وأهN ا��89اث :( S�#I9��8 ب` Wاب4 أب G6و�.) qL� Gري ;: `�ح�eا�� q8��

١٠.)ا���ري

Dan takharuj boleh secara hukum syar’i dengan syarat saling meridhoi dari ahli

waris dan telah diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari. Penjelasan dari Ibnu Abbas ra,

bahwasannya dia berkata : ( saling melepaskan hak milik antara dua pasangan dan

102 Sayid Sabiq. Fiqih Sunnah, Jilid 14 (Bandung : PT. Al Ma’arif, 1995), Cet. Pertama

103 Hasan. Hukum Waris, h. 114

Page 69: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

ahli waris ) dan berkata Hafiz Ibnu Hajar dan disambung oleh Ibnu Syaibah yang

sema’na dengannya. ( Shohih Bukhari bersama penjelasannya Fathul Bari )10104

2. Status Pengunduran Diri

Pengunduran diri merupakan perjanjian dua pihak, satu pihak menyerahkan

tertentu sebagai prestasi kepada pihak lain dan pihak lain menyerahkan bagian

pusakannya sebagaian tegenprestasi pada pihak pertama.105

Prestasi yang diserahkan pada pihak pertama seolah-olah merupakan harga

embelian dan *tegenprestasi yang diserahkan oleh pihak kedua seolah-olah

merupakan barang yang dibeli. Maka dengan demikian pengunduran diri atau

takharuj ini berstatus sebagai perjanjian jual beli.106

Jika prestasi yang diserahkan itu sebagai alat penukar terhadap tegenprestasi

yag baik diterimanya, maka pengunduran diri ini berstatus perjanjian tukar-menukar.

Disamping itu jika prestasinya yang diserahkan pada pihak yang diundurkan

itu diambil dari harta peninggalan itu sendiri, maka perjanjian pengunduran diri itu

berstatus perjanjian pembelian harta pusaka.107

104 Mufthi Syeikh Ahmad Huraidi, Fatwa-Fatwa Al-Azhar , Bab Takharuj, Juz. 2, h. .259, Pada

Tanggal 5 Syawal 1389 Bertepatan 17 Desember 1969 M.

105 Faturrahman. Ilmu Waris, h.468- 469

106 Ibid, Tegenprestasi adalah timbal balik dari pihak kedua atas prestasi yang diberikan dari

pihak pertama

107 Ibid

Page 70: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

3. Dasar Hukum Pengunduran Diri

Dalam menerangkan dasar hukum adanya pengunduran diri ini para ulama

mengemukakan pendapatnya dengan berdasarkan pada salah satu hadits dari Ibnu

Abbas r.a yang menerangkan bahwa :

�أن2 3�� ا��2ح49 بJ� 4ف x26H ا;�أتG ا2L��� وهJ ;�ی�Zء 23�ت��Y3 انIب G#; 9�ن ب4 2���نn� �Z12رJ� . VWI��2tل ا��? :

N�2L; �8بVuاب4 ا� zوح3ی ، :dY#; 3�� . (ه_ا Sا��2ز2اق ورواG�2#�; W�(

4� ابO 4�یl أA��نW اب4 أبj86; W� أنG2 سPل 3�� ا�G26 ب4 G� ل�Y�x26H 3�� ا��2ح49 بJ� 4ف ب#Q اP���| : " ا�Vuب8�

�Z2L�� ، 1>2 ;�ت ، �Jر12 �28�6j�ا �Z23�ت W�: وزاد " . 9n� �Z�ن ورواS (.وأ;2� أن� �6� أرى أن ت�ث ;JL�ت�: ?�ل اب4 ا�Vuب8�

�VWI 4� ;"6> ، 4� ابO 4�یl بG وس29�ه� ت9�ض��2tا�(

أن ا;�أة :( دی#�ر و�4 ��9و ب4 .ه_ا ح3یN�2L; z: و?�ل �1�n49 بnا� z61 4; G6أه �ZO�Aف أJ� 43 ا��ح49 ب��

، 3��8/289 ا��زاق �W ا��9#� روا� (و91�ن48 أ�� دره> �W ا�"#4 ا���jى SJ�#ب WYZ8ا�� S١٤) .6/65وروا

Sesunلguhnya Abdurrahman bin Auf menthalaq istrinya sama sekali ( menjatuhkan

thalaq tiga ) dan dia sakit, maka utsman bin affan memberikan hak waris kepadanya

setelah habis masa iddahnya. Berkata Syafi’i hadits ini munqoti, dan hadits zubair

muttasil (Riwayat Abdurrazzaq di musonnipnya ) Dari Ibnu Jarih telah

memberitahukan kami Ibnu Abi Mulaikata bahwa sesungguhnya dia bertanya kepada

Abdullah bin Zubair maka dia berkata kepadanya : Abdurrahman bin auf telah

mentalaq istrinya binti Al-asba Al-kalbiyah sekali kali ( thalaq tiga ) Kepadanya,

kemudian dia meninggal dunia, maka Utsman bin Affan memberikan hak waris

kepadanya pada masa iddahnya. Dan ditambahkan : berkata Ibnu Zubair : Dan

adapun saya ketika saya lihat bahwa dia diwariskan .( Riwayat Syafi’i dari Muslim,

Page 71: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

dari Abi Jarih darinya menamakannya Tumadhir) Ini hadits Muttasil. Dan dari Amru

bin dinar : bahwa sesunnguhnya istri Abdurrahman bin Auf diberikan oleh keluarga

Abdurrahman bin Auf kepada istrinya 3/8 dari 83.000 dirham.( Diriwayatkan dari

Abdurrozzaq di musonif no. 289/8, diriwayatkan Al-baihaqi semisalnya sunan kubro

no. 65/6.)14108

Suatu analogi bahwa setiap perjanjian yang bersifat timbale baik, baik berupa

perjanjian jual-beli perjanjian tukar menukar maupun perjanjian pembagiannya (harta

pusaka) yang ketiga perjanjian ini data diterapkan kepada perjanjian takharuj, selali

dibenarkan oleh syari’at sepanjang syarat-syarat ketentuan syari’at itu telah

dipenuhinya dan terutama bila para pihak yang mengadakan perjanjian telah saling

menyatakan kerelaannya masing-masing.109

Kitab undang-undang hukum warisan Mesir membenarkan takharuj dalam

pasal yang terakhir, pasal 48 dari kitab undang-undang tersebut dijelaskan dengan

definisinya, bentuk-bentuknya dengan cara-cara membagikan harta pusaka kepada

ahli waris, sekiranya dalam pembagian harta pusaka tersebut sebgagian ahli waris

yang mengatakan perjanjian takharuj sebagaimana dalam teks selengkapnya adalah

sebagai berikut:

“Takharuj ialah perdamaian para ahli waris untuk mengeluarkan sebagian

mereka dari mempusakai dengan kesesuaian yang sudah maklum apabila salah

seorang ahli waris bertakharuj dengan seorang ahli waris lainnya. Maka bagiannya

108

Imam Malik Bin Anas , Kitab "Muwattho", Bab "Tholaqul Mariedh", Terbitan Kementrian

Agama Dan Wakaf, Republik Arab Mesir, 1426 H/2005 M, Cet. Kesembilan, Hadist. 575, h. 180; Imam Syafe'i, Kitab Musnad, Bab Thalaq Dan Rujuk, Terbitan Darul Kutub, Ilmiah Beirut-

Lebanon, h. 294. Oleh mufthi syeikh Ahmad Huraidi pada tanggal 5 syawal 1389 bertepatan 17

Desember 1969 M , fatwa-fatwa Al-Azhar bab takhooruj, juz 2, Hadist 31125, h. 259,

109 Faturrahman. Ilmu Waris, h. 470

Page 72: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

dibagi antar mereka menurut perbandingan bagian mereka dalam harta peninggalan

dan jika sesuatu yang diserahkan itu diambilkan dari harta mereka didalam perjanjian

takharuj tidak diterangkan cara membagi bagian orang yang keluar maka bagian

tersebut dibagi antar mereka dengan sama rata”.110

4. Bentuk-bentuk pengunduran diri dan Cara membagikannya.

Terdapat tiga bentuk pengnduran diri yaitu:

A. Seorang ahli waris mengundurkan seorang ahliw aris yang lain dengan

memberikan sejumlah uang atau uang yang diambilkan dari miliknya sendiri.

Oleh karena ia telah memebrikan suatu prestasi kepada ahli waris yang

diundurkan, ia bantuk menerima tegenprestasi yang diberikan oleh orang yang

diundurkan, yang berupa bagian dari harta peninggalan yang semestinya akan

diterima pihak pertama seolah-olah telah membeli bagian pusaka pihak kedua.

Dengan sejumlah uang yang telah ia serahkan jadi pertama disamping mendapat

sahamnya sendiri yang harus diterima, sehingga ia memperoleh saham orang

yang telah diundurkannya.111

Adapun ketentuan-ketentuan dalam menyelesaikan masalah pembagian harta

peninggalan dalam bentuk ketiga ini, ialah:

a. Hendaknya dicari dahulu besarnya saham atau penerimaan masing-masing

ahli waris termasuk juga saham pihak yang diundurkannya.

110 Ibid., h. 471

111 Ibid

Page 73: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

b. Pihak yang diundurkan (Mutakharaj) harus dianggap dan diperhitungkan

sebagai ahli waris yang maujud yang harus dicari besar kecilnya saham yang

seharusnya diterima.

c. Kemudian saham pihak yang diundurkan tersebut dikumpulkan

(ditambahkan) kepada saham pihak yang mengundurkannya.

d. Besarnya asal masalah dalam pembagian harta pusaka sebelum terjadinya

takharuj tetap dipakai sebagai asal masalah dalam pembagian harta pusaka

seelah terjadinya perjanjian takharuj.

B. Beberapa ahli waris mengundurkan seorang ahli waris dengan memberikan

prestasi yang diambilkan dari ahrta peninggalan itu sendiri. Bentuk perjanjian

pengunduran diri ke II ini merupakan bentuk yang sangat umum banyak terjadi

dalam pembagian harta pusaka dari pada bentuk yang lain. Setelah sempurna

perjanjian takharuj ini dipenuhi, maka pihak yang diambil sejumlah tertentu yang

diberikan kepada pihak-pihak yang diundurkan dalam jumlah tersebut mereka

bagi bersama sesua dengan perbandingan saham mereka masing-masing.

Dalam perjanjian takharuj bentuk ke II ini, yakni yang prestasinya diambilkan

dari sebagian harta peninggalan itu sendiri, berlaku ketentuan-ketentuan sebagai

berikut:

a. Sisa harta peninggalan dibagi antar para ahli waris menurut perbandingan

saham mereka masing-masing sebelum terjadi perjanjian takharuj.

b. Saham-saham mereka kemudian dijumlah untuk dijadikan asal masalah baru,

sebagai pengganti asal masalah yang lama harus ditinggalkan.

Page 74: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

c. Pihak yang telah diundurkan, walaupun telah menerima sejumlah prestasi

tertentu, tetap diperhitungkan bagian para ahli waris yang mengundurkan,

sebab kalau demikian maka hasil dari penerimaan para ahli waris

akanberlainan dan berlwanan dengan ijma.112

C. Beberapa orang ahli waris mengundurkan ahli waris dengan memebrikan prestasi

yang diambilkan dari harta milik masing-masing secara urutan. Dalam hal ini

orang yang mengundurkan diri atau diundurkan oleh ahli waris seolah-olah telah

menjual haknya terhadap harta peninggalan dengan sejumlah prestasi yang telah

diberikan oleh ahli waris yang pada mengundurkannya, dan akibatnya seluruh

harta peninggalan untuk mereka semuanya. Besar kecilnya urutan (iuran) yang

harus dibayar oleh masing-masing mereka yang mengundurkan, adalah menurut

yang telah mereka sepakati.113

Adapun ketentuan-ketentuan dalam perjanjian pengunduran diri bentuk ke-III

ini adalah:

a. Takharuj tida mempengaruhi terhadap besarnya asal masalah semua, yakni

besarnya asal masalah dalam pembagian harta pusaka sebelum terjadinya takharuj

dapat dijadikan asal masalah dalam pembagian harta pusaka, setelah terjadinya

takharuj, karena asal masalahnya tidak berubah.

b. Ahli waris yang diundurkan dalam pembagian harta pusaka kepada ahli waris

yang pada mengundurkannya dianggap tidak ada.

112 Ibid., h. 472

113 Ibid

Page 75: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

c. Dalam pembagian harta pusaka kepada mereka yang pada mengundurkannya,

mengingat corak-corak cara membayarnya ditentukan sebagai berikut :

1. Dalam pembayaran corak pertama, maka pembagian kepada ahli waris yang

pada mengundurkan adalah sebagai pembagian dalam bentuk takharuj ke II,

yakni seluruh harta peninggalan dibagi kepada mereka menurut perbandingan

saham mereka masing-masing kemudian dalam membagikan bagian orang

yang diundurkan demikian hendaknya.

2. Dalam pembayaran corak ke II, maka bagian orang yang diundurkan dibagi

sama rata. Demikian juga dalam perjanjia takharuj tersebut diterangkan cara-

cara pembagian orang yang diundurkan, maka pembagiannya harus disama

ratakan sebab ketiadaan diterangkan cara-cara tersebut, menunjukan kerelaan

masing-masing untuk dibagi secara sama rata, kalau tidak demikian tentunya

mereka pada membuat ketntuan-ketentuan baik mengenai jumlah yang harus

dibayar maupun bagaimana cara pembagiannya.

3. Dalam pembayaran corak ke III, yakni yang pembayarannya tidak menurut

perundingan saham meerka dalam mempusakai atau tidak sama banyak, maka

pembagian orang yang diundurkan hendaknya menurut perbandingan jumlah

besar kecilnya uang yang telah mereka bayarkan demi untuk melaksanakan

keadilan dan menyesuaikan kaidah “Al-Ghurmu bin Ghurmi”, artinya ialah

suatu kerugian itu hendaknya ditutup dengan keuntungan (Ghanimah).114

114 Ibid., h. 473

Page 76: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

q. Penolakan Ahli Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Dalam undang-undang menetapkan bahwa harta peninggalan seseorang tidak

hanya berbentuk aktiva tapi juga termasuk pasiva, artinya tidak hanya berbentuk

benda-benda, hak-hak kebendaan atau piutang yang merupakan tagihan para ahli

waris, tetapi termasuk juga harta peninggalan itu semua hutang yang merupakan

beban atau kewajiban bagi para ahli warisnya untuk melunasi hutang-hutangnya. Hal

ini sebagaimana telah ditegaskan dalam pasal 1100 kitab undang-undang hukum

perata yang berbunyi “Para ahli waris yang telah menerima suatu warisan

diwajibkan dalam hal pembayaran hutang hibah wasiat dan beban yang lain,

memikul bagian yang seimbang dengan apa yang diterima masing-masing dari

warisan”.115

Berhubungan dengan itu, untuk menghindari beban yang berat bagi ahi waris

ada beberapa ketentuan yang akan memberikan kemungkinan kepada para ahli waris

untuk mengambil sikap yang menguntungkan. Para ahli waris mempunyai hak

berfikir dalam menentukan sikapnya.116

Jangka waktu berfikir adalah empat bulan. Pengadilan negeri mempunyai

wewenang atas permintaan untuk memperpajang jangka waktu ini satu atau beberapa

kali. Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pasal 1024 KUH Perdata.

115 Usman, Ikhtisar Hukum, h. 121

116 Ibid., h.122

Page 77: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Ahli waris yang hendak berfikir, mestilah mengajukan suatu pernyataan oleh

ia sendiri atau melalui perantaraan seorang wakil di kepaniteraan pengadilan negeri.

Pernyataan tersebut dapat berbentuk lisan, setelah itu dari pernyataan tersebut dapat

dibukukan suatu akta dalam suatu register yang disediakan untuk itu.117

Apabila tenggang waktu yang telah disediakan telah lewat, maka para ahli

waris dapat dipaksa untuk megambil sikap menerima warisan, menerima dengan

syarat atau menolak warisan.118

Hak berfikir dalam menentukan para ahli waris dicabut oleh ahli waris

sebagaimana disebutkan dalam pasal 1043 kitab undang-undang hukum perdata yang

berbunyi “ketentuan dengan mana si yang mewariskan telah melarang dipergunakan

hak memikir dan hak istimewa untuk menggadaikan pencatatan harta peninggalan,

adalah batal dan tidak sah”.

Jika ahi waris menyatakan sikap menolak, maka ia tidak dapat lagi menerima

harta warisan. Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam pasal 1058 kitab

undang-undang hukum perdata.

Orang yang dapat menolak karena hendak membebaskan dirinya dari hutang

harta peninggalan, orang dapat menola karena benci kepada pewaris dan anak

117 A.Pitlo. Hukum Waris, h. 41

118 Usman. Ikhtisar Hukum, h. 122-123

Page 78: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

cucunya, tetapi juga orang dapat menolak untuk menguntungkan waris serta atau

waris dari kelompok berikutnya.119

Dan adapula kemungkinan, bahwa penolakan bisa dihibahkan dan dengan

demikian akan diindahkan bagian-bagian legitimnya dan pemasukan hata

peninggalan dari orang yang menolak120

Untuk lebih jelasnya, dibawah ini beberapa keterangan yang berkenaan

dengan penolakan menjadi ahli waris menurut konsepsi hukum perdata.

1. Pengertian Penolakan Warisan

Penolakan adalah melepaskan suatu hak, sebagaimana halnya dengan setiap

pelepasan hal lainnya, berlaku mulai sejak menyatakan kehendaknya untuk itu kepada

orang yang bersangkutan, dalam hal ini ahli waris.121

Seorang ahli waris dapat menolak warisan yang terbuka baginya, akan tetapi

warisan itu dinyatakan dengan tegas memberi suatu ketetapan kepaniteraan

pengadilan negeri untuk menyatakan sikap akan menolak warisan yang terbuka itu (

pasal 1057 ).122

119 A.Pitlo. Hukum Waris, h. 40

120 Ibid

121 Ibid, h. 41

122 Efendi Perangin. Hukum Waris, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Cet keempat, h.

171

Page 79: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Bahwa seorang itu dianggap tidak pernah menjadi ahli waris, jadi penolakan

berlaku surut sampai wafatnya si peninggal warisan. 123

2. Dasar Hukum Penolakan Warisan

Dalam literature hukum perdata, dasar hukum penolakan warisan diatur dalam

pasal 1057 sampai 1065 kitab undang-undang hukum perdata pasal 1057 menyatakan

bahwa penolaan harus dilakukan dengan tegas dalam pernyataan yang dibuat

dikepanitraan pengadilan negeri didalam wilayah harta warisan itu berada, dan dalam

pasal-pasal berikutnya dinyatakan bahwa berkenan dengan penolakan warisan dan

bentuk-bentuk penolakan itu sendiri akan disinggung pada pembahasan selanjutnya.

3. Syarat-syarat dan Akibat Hukum Penolakan Warisan

Adapun syarat penolakan warisan adalah :

a. Syarat dari penolakan adalah harus dilakukan setelah harta warisan terbuka atau

harus dilakukan setelah perisiwa kematia, menurut 1334 ayat 2 bahwa tidaklah di

perkenankan bentuk melepaskan suatu warisan yang belum terbuka.124

b. Untuk memperolehnya mestilah orang yang masih hidup pada saat pewaris

meninggal dunia.125

123 Ibid

124 Anistus Amanat., Membagi Warisan Berdasarkan Pasal-Pasal Hukum Perdata BW, Jakarta,

PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Cet kedua, h. 48

125 A. Pitlo. Hukum Waris, h. 14

Page 80: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

c. Dilakukan dengan tegas di depan kepanitraan pengedilan negeri hukumnya

setelah warisan itu terbuka (Pasal 1057).

d. Setelah jangka waktu yang ditetapkan undang-undang berakhir yaitu jangka

waktu empat bulan, ahli waris diberikan kesempatan berfikir untuk menentukan

sikapnya menolak warisan ( Pasal 1024 dan 1029 )

Setelah syarat-syarat diatas terpenuhi, maka ahli waris sudah dapat dinyatakan

menolak warisan yang telah jatuh padanya.

Adapun akibat hukum adanya penolakan warisan adalah :

a. Seseorang akan kehilangan haknya untuk mewaris, sehingga orang itu di anggap

tidak pernah menjadi ahli waris (pasal 1058) & bagian legietieme portienyapun

akan hilang.126

b. Si ahli waris yang menolak dinyatakan tidak pernah menjadi ahli waris, dan

konsekwensinya orang yang menolak bagian dari warisan (Leqitieme porty),

karena berpindah atau jatuh kepada mereka sebagai para ahli waris yang sedianya

berhak atas bagian warisan itu seandainya orang yang menolak tidak hidup pada

waktu meninggalnya orang yang mewariskan. Hal ini telah ditegaskan dalam

pasal 1059 kitab undang-undang hukum perdata.

c. Keturunan dari ahli waris yang menolak tidak bisa mewaris karena pengertian

tempat (pasal 1060).

apabila si ahli waris mempunyai hutang maka ada kemungkinan para berpiutang

akan dirugikan dengan penolakan warisan oleh si ahli waris debitur.127

126 Perangin. h.12

Page 81: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Maka untuk menyelesaikan masalah ini mesti merujuk pasal 1061 kitab

undang-undang hukum perdata yaitu yang berbunyi. Semua pemegang piutang

terhadap orang yang menolak suatu warisan untuk kerugian mereka dapat meminta

dikuasakan oleh hakim untuk atas nama si yang berutang itu, sebagai pengganti dari

dan untuk orang itu, sebagai pengganti dari dan untuk orang itu.

Seseorang waris yang telah menghilangkan atau menyembunyikan benda-

benda yang termasuk harta peninggalan, kehilangan haknya untuk menolak , ia tetap

menjadi waris murni, meskipun ia menolak. Sedangkan ia tidak dapat menuntut suatu

bagian pun dalam harta benda yang telah dihilangkan atau disembunyikan itu

menurut pasal 1064, pada pasal 1064, memberikan perlindungan kepada ahli waris

dari penggelapan yang dilakukan oleh ahli waris lainnya.128

Pada akhirnya pasal 1065 kitab undang-undang hukum perdata menyatakan

bahwa “Tidak seorang dapat seluruhnya dipulihkan kembali dari penolakan suatu

warisan, kecuali penolakan itu terjadi karena penipuan paksaan”.

Dapat penulisan kemukakan disini, menurut kitab undang-undang hukum

perdata (Burgelijk Wetboek) yang berlaku.

r. Persamaan Dana Perbedaan Penolakan Menjadi Ahli Waris

Perbedaan hasil terhadap suatu masalah adalah hal yang bersifat wajar dalam

arti bahwa semua orang boleh memberikan suatu analisa yang mungkin berbeda

127 Wirjono Prodjodikoro. Hukum Kewarisan Di Indonesia, Sumur Bandung, 1980, Cet.

Keenam, h. 131

128 Perangin. h. 171

Page 82: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

antara satu dengan yang lainnya walaupun demikian pula dalam masalah yang sama

namun dalam masalah penolakan menjadi ahli waris menurut hukum Islam dan ktiab

undang-undang hukum perdata ini.

Dari beberapa keterangan yang berkenaan dengan penolakan menjadi ahli

waris yang telah dibahas. Bila dikorelasikan dengan penjabaran atau objek

pembahasan hukum waris islam, baik menurut persepsi utama dan atau menurut

peraturan perundang-undangan yang mengatur perihal kewarisan akan terdapat

beberapa persamaan dan perbedaan sikap penolakan/pengunduran dari menjadi ahli

waris.

Adapun perbedaan antara penolakan menjadi ahli waris menurut hukum islam

dan kitab undang-undang hukum perdata adalah pada segi pengertiannya. Dalam

penolakan menjadi ahli waris menurut kitab undang-undang hukum perdata memiliki

arti melepaskan suatu hak.129

Penolakan tidak mempengaruhi legitim (bagian

warisan) dari ahli waris lainnya.130

Dan bagian legietieme portienyapun akan

hilang.131

Sedangkan penolakan menurut hukum islam adalah pengunduran diri

menjadi ahli waris memiliki pengertian pengunduran diri atau takharuj adalah

kesepakatan para ahli waris tentang pengunduran salah seorang atau beberapa orang

129 A. Pitlo. Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda, Jakarta,

Penerbit Intermasa, 1986, Cet Kedua, h. 41

130 Ibid., h. 42

131 Perangin. h. 12

Page 83: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

di antara mereka dari penerimaan warisan setelah menerima prestasi/imbalan dari

salah seorang atau beberapa ahli waris lainnya, baik imbalan tersebut berasal dari

harta perseorangan atau maupun dari harta peninggalan itu sendiri.132

Dalam pasal 1057 kitab undang-undang hukum perdata dinyatakan bahwa

menolak suatu harta warisan harus terjadi dengan tegas, dan dilakukan dengan suatu

pernyataan yang dibuat kepanitraan pengadilan negeri, yang dalam daerah hukumnya

telah terbuka warisan itu.

Sedangkan literature hukum Islam dijelaskan bahwa pengunduran diri itu

cukup dengan ucapan atau sikap dari ahli waris yang mengundurkan atau

mengeluarkan salah satu ahli waris.

Selain itu, dalam hukum kewarisan kewarisan perdata seseorang yang

menolak bagian yang seharusnya didapat karena hendak membebaskan diri dari

hutang-hutang harta peninggalah sehingga dengan tindakkan penolakan tersebut si

ahli waris bebas dari segala tanggung jawabnya. Khususnya melunasi beban hutang si

waris (orang yang meninggal dunia).133

Sedangkan dalam hukum kewarisan islam,

membayar hutang tetap sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh para ahli

waris134

, walaupun salah satu ahli waris tersebut mengudurkan diri menjadi ahli

waris.

132 Usman dan Somawinata. Fiqh Mawaris, h. 153

133 A. Pitlo. Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda, Jakarta,

Penerbit Intermasa, 1986, Cet Kedua, h.40

134 Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, Cet. Keempat, h.

48

Page 84: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Di samping itu pula terdapat beberapa persamaan yang mendasar dari sikap

penolakan menjadi ahli waris menurut hukum perdata dengan sikap pengunduran diri

menjadi ahli waris menurut hukum islam. Persamaan-persamaan tersebut antara lain

adalah setiap orang yang meninggal dunia segala hak dam kewajiban berpindah

kepada ahli waris.135

selain itu pula dengan adnya sikap penolakan dan pengunduran

diri dari kelompok ahli waris akan menguntungkan para ahli waris atau ahli waris

dari kelompok berikutnya.136

Dan pengunduran diri menjadi ahli waris bagiannya

dan tempat kedudukannya digantikan oleh ahli waris lainnya.137

Jadi secara ringkas persamaan dan perbedaan penolakan ahli waris menurut

hukum islam dan kitab undang-undang hukum perdata adalah :

a. Perbedaan penolakan ahli waris menurut hukum islam dan kitab undang-undang

hukum perdata :

No Menurut Hukum Islam Menurut KUH Perdata

1

Penolakan memiliki arti kesepakatan /

perjanjian para ahli waris untuk

mengeluarkan dan mengundurkan diri

sebagai ahli waris lainnya dari

pewaris dengan mendapatkan suatu

prestasi atau imbalan yang ditentukan

Penolakan memiliki arti melepaskan

suatu hak dan tidak mempengaruhi

legitim (bagian warisan) dari ahli

waris lainnya, serta bagian

legietieme portienya pun akan

hilang, jadi kesimpulannya dalam

135 Eman Suparman, Hukum Waris Indonesia dalam Presfektif Islam, Adat, dan BW, Bandung,

PT. Refika Aditama, 2007, Cet Kedua, h.26

136 A. Pitlo. Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda, Jakarta,

Penerbit Intermasa, 1986, Cet Kedua, h. 40

137 Imam Muchlas. Waris Mawaris Dalam Islam, h. 63

Page 85: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

2

3

para ahli waris.

Pengunduran diri cukup dengan

ucapan atau sikap dari ahli waris yang

mengundurkan diri yang diucapkan

dihadapan para ahli waris yang

mengundurkan/mengeluarkan salah

satu ahli waris. Melalui

perjanjian/kesepakatan.

Membayar hutang tetap sebagai

kewajiban yang harus dipenuhi oleh

para ahli waris, walaupun salah satu

ahli waris tersebut mengudurkan diri

menjadi ahli waris.

hukum perdata tidak diatur adanya

pemberian imbalan / prestasi.

Menolak suatu warisan harus terjadi

dengan tegas, dan dilakukan

dengansuatu pernyataan yang dibuat

di kepaniteraan pengadilan negeri,

yang dalam daerah hukumnya telah

terbuka warisan itu.

Seseorang yang menolak bagian

yang seharusnya didapat karena

hendak membebaskan diri dari

hutang-hutang harta peninggalan

sehingga dengan tindakan penolakan

tersebut si ahli waris bebas dari

segala tanggung jawabnya

kahususnya melunasi beban hutang

pewaris.

b. Persamaan penolakan ahli waris menurut hukum islam dan kitab undang-

undang hukum perdata.

1. Setiap orang yang meninggal dunia seketika itu juga hak dan kewajiban

pewaris atau orang yang meninggal dunia berpindah kepada ahli waris.

2. Sikap penolakan dan pengunduran diri dari kelompok ahli waris akan

menguntungkan para ahli waris atau ahli waris dari kelompok berikutnya. Dan

Page 86: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

pengunduran diri menjadi ahli waris bagiannya dan tempat kedudukannya

digantikan oleh ahli waris lainnya.

s. Analisis

Dalam hal menolak warisan ini menurut hukum kewarisan islam bahwa

seorang ahli waris boleh saja menolak harta warisan atau tidak mau menerimanya

bukan dengan alasan ia ingin membebaskan diri dari hutang-hutang pewaris seperti

yang dianut dalam kitab undang-undang hukum perdata (Burgelijk Wetboek)

melainkan atas kemauannya sendiri saja. Dengan alasan untuk menambah bagian

kepada ahli waris lain. Sedangkan dalam hukum kewarisan perdata barat (Burgeljik

Wetboek) seorang ahli waris dapat menolak untuk menerima warisan dikarenakan

ingin membebaskan diri dari hutang-hutang pewaris. Hal ini dibolehkan, yang

berakibat ahli waris tersebut menyerahkan semua benda yang termasuk warisan

kepada kekuasaan.

Penolakan menjadi ahli waris menurut hukum perdata adalah pelepasan hak

dan diatur adanya pemberian imbalan/ prestasi.

Dengan menolak menjadi ahli waris, akan terhindar dari segala kewajiban

yang seharusnya menjadi tanggung jawab ahli waris, kewajiban itu salah satunya

meliputi melunasi utang pewaris jika pewaris meninggalkan utang sewaktu masa

hidupnya.

Sedangkan aturan hukum kewarisan islam menegaskan bahwa terdapat

beberapa hak yang berhubungan dengan harta peninggalan pewaris (orang yang

meninggal dunia) yang wajib di tunaikan sebelum warisan dibagi kepada ahli waris.

Page 87: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Adapun hak-hak tersebut adalah :

1. Biaya perawatan jenazah

Perawatan jenazah yang dimaksudkan meliputi seluruh biaya memandikan,

mengafani, mengantar (mengusung) dan menguburkan.138

2. Pelunasan Hutang

Utang merupakan tanggungan yang harus dilunasi dalam waktu tertentu (yang

disepakati) sebagai akibat dari imbalan yang telah di terima orang yang utang.

Apabila seseorang yang meninggalkan utang pada orang lain belum bayar, maka

sudah seharusnya utang tersebut. Dilunasi dari harta peninggalannya, sebelum

harta itu di bagikan kepada ahli waris.139

Dasar hukum tentang wajibnya

didahulukan pelunasan hutang pewaris dijelaskan dalam firman Allah dalam surat

An-Nisa ayat 11 yang berbunyi :

F�5G��H�I J� KL�M NOPQ�R *��44= S ��⌧@T��� ;�U�'

VW�� ,M�X�Y*U#Z3 A -�[*\ $�5@ ☯5�6��^ *_N�*\ ,M�X"`"a/� $�cd�*\ *U?�?� "' ⌧)"�*+ S -�e�4 fg"#�⌧@ <h�R��.�4 �cd�*\

�!�&<� A ���I��"1i3�4 ,V;5G�� BR�d.�4 �☺jk�l�&'

m:Rn�� $☺�' ⌧)"�*+ -�e "-�⌧@ o0�*� p*��4 A -�[*\ ��T� �5G"I o=T� p*��4 Eo0�4�r�4�4

0d��"14= ���&'s6*\ l?�tZ� A -�[*\ "-�⌧@ Eo=*� uh���v�e

138 Ahmad Rofiq. Fiqih Mawaris (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 1995), Cet Ketiga, h.40

139 Ahmad Rofiq, Hukum Waris, h. 48-49

Page 88: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

���&'s6*\ m:Rn�� A @��' �R�?"1 Bw�Y�H�4 p �I �wkx �44= �M/y��

G NO5@5"�"1�5 NO5@5"�h7N14=�4 z{ "-4mrfR*+

NOc|I4= }~"�/�4= N15G*� 7?/E"# A <wz�I��*\ 8��&' �� G :-�e T�

"-�⌧@ �☺���" U☺� G�� ) ١١ :٤/#"�ء�ا (

Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. yaitu :

bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan ; dan

jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua. Maka bagi mereka dua pertiga dari

harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh

separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari

harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang

meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka

ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara,

Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah

dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang

tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih

dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya

Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.( An-Nissa / 4 : 11 )

3. Wasiat adalah tindakan ikhtiyariyah yang bersifat sukarela tanpa dipengaruhi oleh

siapapun, apabila seseorang meninggal dunia, semasa hidupnya berwasiat atas

sebagian harta kekayaan kepada suatu badan atau orang lain, wajib dilaksanakan

sebelum harta peninggalan dibagi oleh ahli warisnya.140

4. Pusaka yang dimiliki oleh para waris, apabila masih ada sisa harta, sesudah

diambil keperluan tahjiz ( biaya perawatan jenazah ), keperluan membayar hutang

dan wasiat.

140 Ibid., h. 52-53

Page 89: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Maka sisa itu menjadi hak para ahli waris dan dibagikan sesuai ketentuan

syarat sendiri.141

Dengan demikian para ahli waris berkewajiban untuk menyelesaikan

beban si pewaris, yakni membayar beban hutang piutangnya.

Sedangkan menurut KHI hak-hak harta peninggalan ahli waris adalah

sebagai berikut menurut pasal 175 KHI.

1. Kewajiban ahli waris terhadap pewaris adalah :

a. Mengurus dan menyelesaikan sampai pemakaman jenazah selesai

b. Menyelesaikan baik hutang-hutang berupa pengobatan, perawatan, termasuk

kewajiban pewaris maupun menagih piutang.

c. Menyelesaikan wasiat pewaris

d. Membagi harta warisan diantara ahli waris yang berhak

2. Tanggung jawab ahli waris terhadap hutang atau kewajiban pewaris hanya

terbatas pada jumlah atau nilai harta peninggalannya.

Kelompok-kelompok ahli waris menurut pasal 174 KHI :

1. Kelompok-kelompok ahli waris terdiri dari :

a. Menurut hubungan darah

• Golongan laki-laki terdiri dari : Ayah, anak laki, saudara laki-laki, paman

dan kakek.

• Golongan perempuan terdiri dari : Ibu, anak perempuan, saudara

perempuan dan nenek.

b. Menurut hubungan perkawinan

141 TM Hasby Ash-Shidieqy. Fiqih Mawaris, Semarang, PT. Rizki Putra, 1997. Cet .Pertama. h. 21-22

Page 90: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

2. Apabila semua ahli waris ada maka yang berhak mendapat warisan hanya anak,

ayah, ibu, janda atau duda.

Pelunasan hutang itu merupakan kewajiban yang utama seabgai pembebasan

pertanggung jawaban diakhirat.142

Yang perlu di perhatikan di dalam pembagian warisan ketika pewaris masih hidup

adalah keadalan. Betapapun juga ketentuan warisan didalam Al-Qur’an tetap perlu

dijadikan acuan karena dengan demikian baik bagi pewaris yang akan menghadap

kepada sang khaliq, juga tidak terbebani karena persoalan kebendaan, dan ahli

warisnya juga dapat menerima kenyataan dari bagian yang seharusnya diterimanya

dengan penuh keikhlasan.143

Menurut hukum Islam penolakan mejadi ahli waris tidak ada ketentuannya

yang terdapat dalam aturan waris islam adalah adanya pengunduran diri (takharuj)

menjadi ahli waris dan pengunduran diri itu berdasarkan kesepakatan ahli waris

dengan salah satu ahli waris lainnya.144

dan bukan berdasarkan ahli waris melihat

hutang-hutang sewaktu hidupnya sebagaimana yang diatur dalam hukum perdata

pasal 1146 yang berbunyi “ Mempunyai hubungan dengan kewajiban para ahli waris

untuk melunasi hutang-hutang pewaris. 145

142 Usman dan Somawinata. Fiqih Mawaris, h.52

143 Ahmad Rofiq. Fiqih Mawaris, h.202

144 Usman & Somawinata. Fiqh Mawaris, h. 152

145 Amir martosoedono. Hukum Waris, semarang, penerbit effhar, Cet, ketiga, h. 117

Page 91: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Penolakan menjadi ahli waris dalam hukum perdata dibenarkan dengan tujuan

untuk membebaskan diri dari kewajiban membayar hutang.146

walaupun yang

membuat keputusan itu adalah pengadilan. Namun segala keputusan itu tidak sesuai

dengan aturan Al-Qur’an dan Hadits bahwa seorang ahli waris itu mempunyai

kewajiban membayar hutang orang yang meninggalkan harta warisan, karena itu

merupakan hak-hak orang yang meninggal, maka menurut hukum islam penolakan

menjadi ahli waris dalam kitab undang-undang hukum perdata tidak dibenarkan dan

tidak diakui keabsahannya karena tidak sesuai dengan aturan warisan menurut hukum

Islam.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

146 A. Pitlo. Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda, Jakarta,

Penerbit Intermasa, 1986, Cet Kedua, h. 40

Page 92: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

1. Pengertian takharuj menurut hukum islam adalah suatu perjanjian/kesepakatan

yang diadakan oleh para ahli waris salah satu dari mereka yang

mengundurkan diri tidak menerima warisan dan kedudukannya digantikan

ahli waris lainnya. Sedangkan menurut kitab undang-undang hukum perdata

penolakan warisan adalah melepaskan suatu hak yang semestinya didapat.

Jika telah terbuka suatu warisan.

2. Dalam hukum islam seseorang yang menolak atau mengundurkan diri

menjadi ahli waris ada beberapa sebab yaitu :

a. Ada kehendak untuk keluar menjadi ahli waris atau dasar keridhoan

(keikhlasan) sendiri.

b. Dan ada yang mengundurkan diri oleh ahli waris lainnya baik dengan

imbalan maupun tidak, umpamanya orang yang mengundurkan diri itu

kaya raya.

Namun demikian, kemungkinan-kemungkinan tersebut diatas mesti adanya

kesepakatan dari para ahli waris yang mengundurkan dari ahli waris yang

diundurkan dengan tujuan kemasalahatan.

3. Dalam hukum perdata seseorang menolak menjadi ahli waris ada beberapa

sebab :

a) Karena hendak membebaskan dirinya hutang karena benci kepada pewaris

dan anak cucunya (hal ini jarang sekali terjadi)

b) Seseorang dapat pula menolak untuk menguntungkan waris serta atau

waris dari kelompok berikutnya dan ada pula kemungkinan, bahwa

Page 93: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

penolakan bisa dihibahkan dan dengan demikian akan diindahkan bagian-

bagian legitimnya dan pemasukan harta peninggalan dari orang yang

menolak.

4. Persamaan penolakan ahli waris menurut hukum islam dan menurut kitab

undang-undang hukum perdata adalah:

1) Setiap orang yang meninggal dunia seketika itu juga hak dan kewajiban

pewaris berpindah kepada ahli waris dan

2) Sikap penolakan dan pengunduran diri menjadi ahli waris atau ahli waris

lain dari kelompok berikutnya.dan pengunduran diri menjadi ahli waris

bagiannya itu diambil dan tempat kedudukannya di gantikan oleh ahi

waris lainnya.

Sedangkan perbedaan menurut hukum islam pengunduran diri adalah :

1) Ucapan atau sikap yang diucapkan dihadapan para ahliwaris lainnya

melalui kesepakatan dan perdamaian.

2) Menurut hukum perdata harus terjadi dengan tegas, dan dilakukan dengan

suatu pernyataan yang dibuat di kepaniteraan pengadilan negeri yang di

dalam daerahnya telah terbuka warisan itu.

Dalam hukum islam seseorang yang mengundurkan diri :

1) Mendapatkan suatu prestasi atau imbalan yang ditentukan ahli waris

2) Menurut hukum perdata tidak diatur adanya pemberian legitim ( bagian )

sedikitpun dari ahli waris.

Page 94: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Dalam hukum islam membayar hutang tetap dipenuhi para ahli waris dengan

catatan, maximum sebesar harat yang ditinggalkan (Lihat KHI)

Sedangkan dalam hukum perdata seseorang yang menolak bagian warisan

karena hendak membebaskan dirinya dari pertanggung jawaban membayar

hutang.

B. Saran-Saran

1. Penolakan warisan baik menurut hukum kewarisan islam maupun hukum

kewarisan perdata barat (Burgeljik Wetboek). Hendaknya aplikasinya secara

konsisten untuk menyelesaikan hal-hal tentang kewarisan, terutama penolakan

warisan ( takharuj ).

2. Penyelesaian permasalahan waris yang terjadi,baik melalui jalan musyawarah

maupun jalan pengadilan harus didasarkan pada ketentuan hukum.

3. Takharuj perlu dimasukkan dalam Kurikulum Fiqih Aliyah

4. Takharuj perlu dimasukkan melalui Khutbah Jum’at, kurikulum-kurikulum

dan Majelis Ta’lim.

Page 95: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

DAFTAR PUSTAKA

A Pitlo, Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda.

Jakarta, Darul Ulum Press, 1993, Cet Ke-2

Ali, Muhammad Daud, Hukum Islam :Pengantar Ilmu Dan Tata Hukum Islam Di

Indonesia , Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Cet Ke-8

Apeldorn, L.J. Van, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, PT. Pradnya Paramita, 1996,

Cet. Ke-26

Azhari, Tahir, Kompilasi Hukum Islam Sebagai Alternatif :Suatu Analisa Sumber-

Sumber Hukum Islam, Dalam Mimbar Hukum, Jakarta, Al-Hikmah Dan

DITBINBAPERA, 1991.

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta, Akademika Pressindo,

1995, Cet Ke-2.

Al-Munawir, Ahmad Warson, Kamus Arab Indonesia Al-Munawir, Yogyakarta,

1984.

Ash-Shiddiqey, TM Hasby, Fiqih Mawaris, Semarang, PT. Rizki Putra, 2001, Cet

Ke-3.

Afif, A. Wahab, Hukum Kewarisan Antara Hukum Adat Dan Islam, Seminar Hukum

Waris Bagi Umat Islam, Buku Laporan, Proyek Pembinaan Badan Peradilan,

Departemen Agama, 1997/1998.

Amanat, Anisitus, Membagi Warisan Berdasarkan Pasal-Pasal Hukum Perdata BW,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Cet Ke-3

Ash-Shabuni, Muhammad Ali. penerjemah A.M. Basamalah, “pemabagian waris

menurut islam”, Gema Insani Press, 1995 diakses pada 1 september 2008

http://media.isnet.org/islam/Waris/Takharuj.htmlin

Abi hasan Bin Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairy Al – Naisabury, Shahih Muslim,

Bairut –Lebanono, Dar ‘ Alkitab Al-Arabi, Hadits. 4143

Basah, Syachran, Hukum Tata Negara Perbandingan, Bandung, Alumni, 1976.

Page 96: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Bisri, Cik Hasan, Peradilan Agama Di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada, 2000, Cet Ke-3.

Bakri, Hasbullah Dalam Idris Ramulyo, Perbandingan Umum Kewarisan Islam Dan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta, Pedoman Ilmu, 1992

Djamil, Faturrahman, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos, Publishing House, 1996,

Cet Ke-1

Djalil, A.Basiq, Pernikahan Lintas Agama (Dalam Persfektif Fiqih Dan Kompilasi

Hukum Islam), Penerbit Qolbun Salim, 2005, Cet Ke-1.

Direktorat Pembinaan Peradilan Agama. Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia,

Jakarta, Direktorat Pembinaan Peradilan Agama, 2002.

Fachturrahman, Ilmu Waris, Bandung: Al-Maarif, 1994, Cet Ke-3

Hanafi, Ahmad, Pengantar Dan Sejarah Islam, Jakarta, PT. Bulan Bintang, 1991, Cet

Ke-6

Hasan, M.Ali, Hukum Dalam Islam, Jakarta, PT.Bulan Bintang, 1996, Cet Ke-6

Hasbiyallah, Belajar Ilmu Waris, Bandung , PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet Ke-1

Imam Malik Bin Anas, Kitab “Muwattho” , Bab “ Tholaqul Mariedh”, Terbitan

Kemeterian Agama Dan Wakaf, Republik Arab Mesir, 1426 H/2005 M, Cet

Ke-9, Hadist. 575, Imam Syafe’i, Kitab Musnad, Bab Thalaq dan Rujuq,

Terbitan Darul Kutub, Ilmiah Beirut Lebanon.

Kartohadiprojo, Soediman, Pengantar Tata Hukum Di Indonesia, Jakarta, PT.

Pembangunan, 1997, Cet Ke-5.

Lubis , Suwardi K dan Simanjuntak, Komis, Hukum Waris Islam, Jakarta, PT

Pembangunan, 1997, Cet Ke-5.

Muchlas, Imam, Waris Mewaris Dalam Islam, Pasuruan, PT. Garoeda Indah,1996,

Cet Ke-1.

Muzakir, Fiqih Sunah, Jilid 14, Bandung , Pt. Al-Maarif, 1995, Cet Ke-2

Muthfi Syeih Ahmad Huraidi, fatwa-Fatwa al-Azhar , Bab Takharuj, Juz, 2, Pada

Tanggal 5 syahwal Bertepatan 17 Desember 1969 M

Page 97: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Perangin, Effendi, Hukum Waris, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Cet Ke-4

R. Subekti Dan R Tjitosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijk

Wetboek), Jakarta, PT. Pradanya Paramita, 2001, Cet Ke -30

Rofiq, Ahmad, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,

2000, Cet.Ke-4

--------------. Fiqh Mawaris. Jakarta, PT Raja Grafindo, 1995, Cet Ke-2.

Rosyida, Dede, Hukum Islam Dan Pranata Sosial, Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada, 1993, Cet Ke-1

Ramulyo, Idris, Beberapa Masalah Pelaksanaan Hukum Kewarisan Perdata Barat,

Jakarta, Sinar Grafika,1996, Cet Ke- 2

--------------. Perbandingan Pelaksanaan Hukum Kewarisan Menurut Hukum

Perdata. Jakarta: Sinar Grafika,1994, Cet Ke-2.

Soekanto, Soejono dan Mamudji, Sri, Penelitian Hukum Normative, Jakarta,

Rajawali, 1980, Cet Ke-2

Syihab, Umar, Hukum Islam Dan Transformasi Pemikiran, Semarang, Dina Utama,

1996, Cet Ke-1

Syarifuddin, Amir, Garis-Garis Besar Fiqih , Kencana ,2003 , Cet Ke-1

Salim Hs, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (Burgelijk Wetboek, Cet Ke-2

Sofwan, SrisoeDewi Majehone, Hukum Perdata Hukum Benda, Yogyakarta,Penerbit

Liberty, 1981, Cet Ke-4

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata , Jakarta, PT. Intermasa, 1987, Cet Ke-21

Siddik, Abdullah, Hukum Waris Islam Dan Perkembangannya Di Seluruh Duna

Islam, Jakarta, PT.Intermasa, 1990, Cet Ke-1

Suparman, Eman, Hukum waris Indonesia dalam Persfektif Islam, Adat dan BW,

Bandung, PT. Refika Aditama, 2007, Cet Ke-2

Sunan Imam Baihaqi, Tidak Dapat Warisan Bagi Pembunuh, Jili 2, Hadist. 12604,

Abdurrozak Mushnaf, Jilid 9, Hadist 17798

Page 98: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA

Thalib, Sayuti, Hukum Kewarisan Islam Di Indonesia, Jakarta, PT. Bina Aksara,

1987. Cet Ke-3

Usman, Suparman, Ikhtisar Hukum Islam Menurut Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata, Serang, Darul ulum Press, 1993, Cet ke-2

Usman, Suparman dan Somawinata, Yusuf, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam,

Jakarta, Gaya Media Pratama, 1997, Cet. Ke-1

Widiana, Wahyu, Aktualitas Kompilasi Hukum Islam Di Peradilan Agama Paper.

Disamping Dalam Seminar Sehari Dengan Tema “Refleksi Sebelas Tahun”,

Kompilasi Hukum Islam : “Ekstensi KHI Dulu, Dan Yang Akan Datang”,

(UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 7 Mei 2002 M/1423 H)

Page 99: PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM · PDF filePENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA