hukum archimedes
DESCRIPTION
Banyak fenomena alam yang berhubungan dengan fluida. Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Fluida mencakup zat cair dan gas, karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Dengan demikian, zat cair dan gas termasuk fluida. Salah satu contoh fluida dalam kehidupan sehari-hari yaitu air. Air merupakan zat yang dapat menjadi tiga wujud zat, yaitu cair, padat (sebagai es), dan gas (sebagai uap air). Masih ada contoh zat cair lainnya seperti minyak pelumas, susu, dan sebagainya. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.Fenomena fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan hidrostatis. Dalam fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan konsep tekanan hidrostatis, diantaranya adalah hukum Pascal dan hukum Archimedes. Hukum Pascal diambil dari nama penemunya yaitu Blaise Pascal (1623-1662) yang berasal dari Perancis. Sedangkan hukum Archimedes diambil dari nama penemunya yaitu Archimedes (287-212 SM) yang berasal dari Italia. Contoh penerapan hukum Archimedes adalah pada kapal selam.Hukum-hukum fisika dalam fluida statis sering dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia dalam kehidupannya, salah satunya adalah prinsip hukum Pascal dan prinsip hukum Archimedes. Namun, belum banyak masyarakat yang megetahui hal tersebut.TRANSCRIPT
-
HUKUM ARCHIMEDES
DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN FISIKA
Disusun Oleh :
1. Alifia Lulu Salsabilla
2. Fransiska Dewi Retno
3. Hapsah Aulia Azzahra
4. Siti Nurqoriah Habibah
5. Yusgiani Putri Habibah
Kelas : X MIA 1
SMA NEGERI 1 MAJALENGKA
Jl. K.H. Abdul Halim No. 113 Telp. (0233) 281220 Majalengka 45418
2014/2015
-
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada yang Maha Kuasa, karena dengan
karunianya kami dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi yang bertajuk Hukum Archimedes
ini dengan baik.
Adapun laporan hasil diskusi tentang Hukum Archimedes ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari laporan hasil diskusi tentang Hukum
Archimedes ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya.
Majalengka, Februari 2015
Penyusun
-
DAFTAR ISI
Kata Pengantar... i
Daftar Isi ii
BAB I : PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah.. 1
C. Tujuan.................................... 1
D. Manfaat.. 2
BAB II : PEMBAHASAN. 3
A. Hukum Archimedes... 3
B. Penurunan Matematis Hukum Archimedes... 3
C. Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari-Hari 6
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak fenomena alam yang berhubungan dengan fluida. Fluida diartikan sebagai suatu zat yang
dapat mengalir. Fluida mencakup zat cair dan gas, karena zat cair seperti air dan zat gas seperti
udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa
digolongkan dalam fluida. Dengan demikian, zat cair dan gas termasuk fluida. Salah satu contoh
fluida dalam kehidupan sehari-hari yaitu air. Air merupakan zat yang dapat menjadi tiga wujud
zat, yaitu cair, padat (sebagai es), dan gas (sebagai uap air). Masih ada contoh zat cair lainnya
seperti minyak pelumas, susu, dan sebagainya. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam
fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.
Fenomena fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan hidrostatis. Dalam
fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan konsep tekanan hidrostatis,
diantaranya adalah hukum Pascal dan hukum Archimedes. Hukum Pascal diambil dari nama
penemunya yaitu Blaise Pascal (1623-1662) yang berasal dari Perancis. Sedangkan hukum
Archimedes diambil dari nama penemunya yaitu Archimedes (287-212 SM) yang berasal dari
Italia. Contoh penerapan hukum Archimedes adalah pada kapal selam.
Hukum-hukum fisika dalam fluida statis sering dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia
dalam kehidupannya, salah satunya adalah prinsip hukum Pascal dan prinsip hukum Archimedes.
Namun, belum banyak masyarakat yang megetahui hal tersebut.
B. Rumusa Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan hukum Archimedes?
2. Bagaimana penulisan matematis hukum Archimedes?
3. Bagaimana penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum Archimedes.
-
2. Mengetahui penulisan matematis hukum Archimedes.
3. Mengetahui penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat
Manfaat dibuatnya laporan ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan bagi para pembaca mengenai hukum Archimedes dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Memberikan pemahaman tentang hukum Archimedes kepada penyusun laporan.
-
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pegapungan diatas benda cair yang
ditemukan oleh Archimedes.
Archimedes, seorang ilmuan Yunani merupakan penemu pompa spiral untuk menaikan air yang
dikenal dengan istilah Sekrup Archimedes. Hukum Archimedes berhubungan dengan gaya berat
dan gaya ke atas suatu benda jika dimasukan kedalam air.
Hukum Archimedes mengatakan bahwa apabila sebuah benda sebagian atau seluruhnya
terbenam kedalam air, maka benda tersebut akan mendapat gaya tekan yang mengarah keatas
yang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh bagian benda yang terbenam
tersebut. Telah sama-sama kita ketahui bahwa berat jenis air tawar adalah 1.000 kg/m3, apabila
ada sebuah benda yang terbenam kedalam air tawar; maka berat benda tersebut seolah-olah akan
berkurang sebesar 1.000 kg untuk setiap 1 m3 air yang dipindahkan.
B. Penurunan Matematis Hukum Archimedes
Gaya apung dihasilkan dari selisih antara gaya hidrostatis yang dikerjakan oleh fluida terhadap
permukaan bawah benda dengan permukaan atas benda. Rumus gaya apung diturunkan
berdasarkan pemahaman tekanan hidrostatis. Gaya apung terjadi sebagai konsekuensi dari
tekanan hidrostatis yang makin meningkat dengan bertambahnya kedalaman. Dengan kata lain,
gaya apung terjadi karena makin dalamnya zat cair, makin besar tekanan hidrostatisnya.
Jika kita mengangkat sebuah batu di dalam air, batu tersebut akan terasa lebih ringan daripada
ketika kita mengangkatnya di darat. Hal ini bukan karena berat batu tersebut hilang, melainkan
karena adanya gaya apung yang bekerja pada batu tersebut sehingga menjadikan batu itu menjadi
lebih ringan.
Berikut adalah rumus gaya apung :
Fapung = F2 F1
-
= fgh2A fgh1A
= fgA (h2 h1)
= fgAh
= fgVbf
Keterangan :
Fapung = Gaya apung (N)
= Massa jenis air (kg/m2)
g = Gaya gravitasi (m/s2)
A = Luas alas permukaan benda yang tercelup (m2)
h = Tinggi benda yang dicelupkan (m)
V = Volume benda (m3)
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air dari pada di udara karena
dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang
sesungguhnya. Ketika kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan
pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika dirimu menimbang batu di udara (tidak di
dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang
menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun
dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan
berarti bahwa sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih
kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan gaya
angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang diangkat di
dalam air terasa lebih ringan.
Ketika di dalam air, benda dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan:
-
Keterangan : Wu = Berat sesungguhnya (N)
Ws = Berat semu (N)
Fa = Gaya angkat keatas (N)
Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimedes diatas, suatu benda akan mengapung,
melayang, atau tenggelam di dalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas yang
bekerja.
1. Terapung
Suatu benda akan terapung di dalam zat cair apabila massa jenis benda lebih kecil dari massa
jenis zat cair atau Fa > W.
2. Melayang
Suatu benda akan melayang di dalam zat cair apabila massa jenis benda tersebut sama dengan
massa jenis zat cair atau Fa = W.
3. Tenggelam
-
Suatu benda akan tenggelam di dalam zat cair apabila massa jenis benda tersebut lebih besar dari
massa jenis zat cair atau Fa < W.
C. Penerapan Hukum Archimedes Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Hukum Archimedes berperan penting dalam perkembangan teknologi. Dalam kehidupan sehari-
hari banyak kita temukan teknologi yang menggunakan hukum Archimedes sebagai dasar
pembuatan teknologi tersebut. Beberapa contoh teknologi yang menerapkan hukum Archimedes
diantaranya sebagai berikut :
1. Teknologi Perkapalan (Kapal Laut dan Kapal Selam)
Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya digunakan untuk
tujuan dan kepentingan militer. Sebagian besar Angkatan Laut memiliki dan mengoperasikan
kapal selam sekalipun jumlah dan populasinya masing-masing negara berbeda. Selain digunakan
untuk kepentingan militer, kapal selam juga digunakan untuk ilmu pengetahuan laut dan air
tawar dan untuk bertugas di kedalaman yang tidak sesuai untuk penyelam manusia.
Kapal selam menggunakan prinsip penerapan Hukum Archimedes yang tekait dengan terapung,
melayang, dan tenggelam. Kapal selam memiliki beberapa bagian yang membuat kapal selam
dapat melayang dan terapung di dalam air, bagian-bagian tersebut yaitu :
Tangki Ballast berfungsi untuk menyimpan udara dan air.
Katup udara, berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam ballast (tangki).
-
Katup air, berfungsi untuk memasukkan air ke dalam ballast (tangki).
Tangki Kompresor udara, yang berfungsi memompa air keluar dari ballast dan diganti
dengan udara.
Kapal selam di desain memiliki tanki balast (trim), Tanki balast berfungsi menyimpan udara dan
air. Ketika kapal selam siap untuk menyelam, katup-katup besaryang dikenal sebagai
kingstons, yang terletak di dasar tangkibalas, dibuka untuk membiarkannya masuk ke
laut. Udara di dalam tangki keluar melalui katup-katup pada bagian atas, yang dikenal sebagai
lubang-lubang angin. Kapal selam itu masuk ke dalam air. Ketika kapal selam siap untuk
muncul ke permukaan, lubang-lubang angin ditutup dan tekanan udara didorong masuk ke dalam
tangki-tangki. Hal ini meniup air kembali melalui kingstons, dan kapal selam itu pun naik.
Dapat dikatakan bahwa tangki ballast ketika berisi udara berfungsi sebagai pelampung kapal
selam sehingga kapal selam dapat terapung. Syarat benda dapat melayang di dalam air adalah
ketika gaya apung benda sama besar dengan berat benda tersebut. Kapal selam ketika akan
menyelam, membuka katup air dan menutup katup udara sehingga air laut masuk ke dalam
tangki ballast dan membuat berat kapal selam bertambah serta tenggelam hingga ke kedalaman
yang diinginkan. Karena masih memiliki udara dari tangki kompresor udara, kapal selam dapat
menyeimbangkan gaya apung dengan beratnya. Namun, kapal selam akan pecah dan hancur jika
terlalu dalam menyelam karena sesuai prinsip tekanan hidrostatis yaitu, semakin dalam masuk ke
dalam air maka tekanan hidrostatisnya akan semakin besar. Ketika kapal selam akan naik ke atas
permukaan air, kapal selam membuka katup udara sehingga air di dalam tangki ballast terpompa
keluar dan kapal selam akan terdorong naik.
-
Kapal bisa dianggap sebagai balok yang terapung di permukaan air. Badan kapal laut sebagian
besar terbuat dari besi atau baja. Massa jenis besi atau baja lebih besar daripada massa jenis air,
tetapi mengapa kapal laut dapat terapung? Agar kapal laut dapat terapung, bagian dalam badan
kapal laut dibuat berongga. Rongga ini berisi udara yang memilik massa jenis lebih kecil
daripada air. Dengan adanya rongga ini, massa jenis rata-rata badan kapal laut dapat dibuat lebih
kecil daripada massa jenis air (badan kapal < air). Dengan massa jenis badan kapal yang lebih kecil
daripada massa jenis air itu, akan diperoleh berat kapal (W) lebih kecil daripada gaya ke atas (FA)
dari air sehingga kapal laut dapat tetap terapung di permukaan air. Hal ini berhubungan dengan
hukum Archimedes.
2. Hidrometer
Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
massa jenis zat cair. Hidrometer merupakan contoh penerapan
hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari yang paling
sederhana. Cara kerja hidrometer merupakan realisasi bunyi hukum
archimedes, dimana suatu benda yang dimasukan ke dalam zat cair
sebagian atau keseluruhan akan mengalami gaya keatas yang
besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Jika
hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan
tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian
hidrometer yang tenggelam. Seberapa banyak air yang dipindahkan
oleh hidrometer akan tertera pada skala yang terdapat pada alat hidrometer.
3. Jembatan Poton
-
Jembatan poton adalah sebuah jembatan yang terbuat dari kumpulan drum-drum kosong yang
melayang diatas air dan diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah jembatan. Jembatan
poton disebut juga jembatan apung. Untuk bisa di jadikan sebagai jembatan, drum-drum tersebut
harus berada dalam kondisi kosong dan tertutup rapat sehingga udara di dalam drum tidak dapat
keluar dan air tidak dapat masuk kedalam. Dengan cara itu berat jenis drum dapat diminimalkan
sehingga bisa terapung di atas permukaan air.
4. Balon Udara
Balon udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Jadi ternyata aplikasi hukum
Archinedes tidak hanya berlaku untuk benda cair tetapi juga benda gas. Untuk dapat terbang
melayang di udara, balon udara harus diisi dengan gas yang bermassa jenis lebih kecil dari massa
jenis udara atmosfer, sehingga, balon udara dapat terbang karena mendapat gaya keatas,
misalnya diisi udara yang dipanaskan. Udara yang dipanaskan memiliki tingkat kerenggangan
lebih besar daripada udara biasa. Sehingga masa jenis udara tersebut menjadi ringan.
5. Kran Otomatis Pada Penampungan Air
Jika di rumah kita menggunakan mesin pompa air, maka dapat kita lihat bahwa tangki
penampungnya harus diletakkan pada ketinggian tertentu. Tujuannya adalah agar diperoleh
tekanan besar untuk mengalirkan air. Dalam tangki tersebut terdapat pelampung yang berfungsi
sebagai kran otomatis. Kran ini dibuat mengapung di air sehingga ia akan bergerak naik seiring
dengan ketinggian air. Ketika air kosong, pelampung akan membuka kran untuk mengalirkan air.
-
Sebaliknya, jika tangki sudah terisi penuh, pelampung akan membuat kran tertutup sehingga
secara otomatis kran tertutup.
-
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga.
https://pustakafisika.wordpress.com/2012/01/27/penerapan-hukum-archimedes-tentang-konsep-
benda-terapung-melayang-dan-tenggelam-dalam-teknologi/
http://pengetahuan-olandsky.blogspot.com/
http://dfrananda.blogspot.com/