hukum angkutan - makalah

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang lndonesia sebagai negara berkembang terus berbenah diri dengan melakukan pembangunan di segala bidang seperti transportasi/pengangkutan, industri, pertanian, dan perekonomian pada umumnya. Dalam bidang transportasi/pengangkutan di dalam pembangunannya harus tetap juga memperhatikan faktor kelaikan dari suatu moda angkutan baik laut, udara ataupun darat. Pada angkutan darat terdapat beberapa faktor yang menentukan kelaikan tersebut dan salah satunya adalah kelaikan emisi gas buang. Keharusan untuk memenuhi emisi gas buang dalam ambang batas yang ditetapkan berhubungan dengan upaya pengendalikan pencemaran udara yang menjadi amanat dari Undang-Undang Nomor 23 tahun 2997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU Lingkungan Hidup). Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (Jakarta) sebagai lbu Kota Negara lndonesia menjadi pusat dari segala kegiatan dan menjadi tujuan dari masyarakat lndonesia. Padatnya penduduk dan macetnya lalu lintas menyebabkan langit Jakarta menjadi kelam karena asap knalpot yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor baik pribadi maupun angkutan umum. Angkutan umum seperti Metromini, Kopaja, Bianglala, Mayasari Bhakti dan lain sebagainya merupakan milik perusahaan atau koperasi termasuk ke dalam korporasi. Dalam perkembangannya maka 1

Upload: albertboy-situmorang

Post on 05-Dec-2014

154 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Makalah ini membahas tentang penerapan hukum pengangkutan di Jakarta

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Angkutan - Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

lndonesia sebagai negara berkembang terus berbenah diri dengan melakukan

pembangunan di segala bidang seperti transportasi/pengangkutan, industri, pertanian, dan

perekonomian pada umumnya. Dalam bidang transportasi/pengangkutan di dalam

pembangunannya harus tetap juga memperhatikan faktor kelaikan dari suatu moda angkutan

baik laut, udara ataupun darat. Pada angkutan darat terdapat beberapa faktor yang

menentukan kelaikan tersebut dan salah satunya adalah kelaikan emisi gas buang. Keharusan

untuk memenuhi emisi gas buang dalam ambang batas yang ditetapkan berhubungan dengan

upaya pengendalikan pencemaran udara yang menjadi amanat dari Undang-Undang Nomor 23

tahun 2997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU Lingkungan Hidup).

Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (Jakarta) sebagai lbu Kota Negara lndonesia menjadi pusat

dari segala kegiatan dan menjadi tujuan dari masyarakat lndonesia. Padatnya penduduk dan

macetnya lalu lintas menyebabkan langit Jakarta menjadi kelam karena asap knalpot yang

dikeluarkan oleh kendaraan bermotor baik pribadi maupun angkutan umum.

Angkutan umum seperti Metromini, Kopaja, Bianglala, Mayasari Bhakti dan lain sebagainya

merupakan milik perusahaan atau koperasi termasuk ke dalam korporasi. Dalam

perkembangannya maka sistem hukum telah mengalami perluasan korporasi sehingga

pelanggaran terhadap suatu kelaikan pun dapat dipidana jika terdapat melakukan kesalahan.

Korporasi angkutan umum yang mengeluarkan asap melebihi ambang batas emisi gas buang

kendaraan umum berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup dapat dipidana. Karena sudah semakin hitamnya langit Jakarta dan

penegakan hukum terhadap korporasi angkutan umum yang telah menyebabkan pencemaran

udara di daerah Jakarta belum terlaksana. Angkutan kendaraan bermotor yang merupakan

salah satu sumber pencemaran udara yang penting di daerah perkotaan. Kondisi emisi

kendaraan bermotor sangat dipengaruhi oleh kandungan bahan bakar dan kondisi pembakaran

1

Page 2: Hukum Angkutan - Makalah

dalam mesin. Pada pembakaran sempurna, emisi paling signifikan yang dihasilkan dari

kendaraan bermotor berdasarkan massa adalah gas karbon dioksida (CO2) dan uap air. Namun

kondisi ini yang ideal ini dalam kenyataannya jarang sekali terjadi. Hampir semua bahan bakar

mengandung polutan dengan kemungkinan pengecualian bahan bakar sel (hidrogen) dan

hidrokarbon ringan seperti metana (CH4). Polutan yang dihasilkan kendaraan bermotor yang

menggunakan BBM antara lain CO, HC, SO2, NO2, dan partikular.

Pengalaman dari negara-negara maju menunjukkan bahwa emisi zat-zat pencemar udara

dari sumber transportasi dapat dikurangi secara substansial melalui perbaikan sistem

pembakaran dan penggunaan katalis (catalytic converter) dan juga pengendalian manajemen

lalu lintas. Walaupun diasumsikan bahwa di masa mendatang reduksi emisi per kendaraan per

kilometer akan dapat tercapai sebagai hasil dari penerapan teknologi dan sistem kontrol emisi,

namun emisi agregat akan tetap tinggi karena jumlah sumber individu yang terus meningkat

secara signifikan. Artinya, kontrol kualitas emisi harus diimbangi dengan kontrol jumlah sumber

emisi (volume kendaraan).

Terkait dengan kinerja Pemeriksaan Kendaraan Bermotor (PKB), evaluasi yang dilakukan

dalam studi-studi terdahulu menunjukkan bahwa sistem PKB masih belum efektif menurunkan

emisi gas buang kendaraan umum. Sistem PKB yang telah diperkenalkan sejak awal 1990-an

perlu diperkuat dan ditingkatkan agar dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam reduksi

emisi.

Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan menetapkan

bahwa salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh kendaraan bermotor agar dapat

dinyatakan sebagai layak jalan adalah memenuhi syarat minimal gas buang.1 Sebelumnya UU

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang lama serta peraturan pelaksanaannya termasuk Peraturan

Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (PP Pengendalian

Pencemaran Udara) mewajibkan kendaraan bermotor (umum dan pribadi) untuk diuji kelaikan

jalannya secara berkala2. Undang-undang tersebut juga menyebutkan privatisasi uji kelaikan

jalan, yang berarti memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk terlibat dalam

1 Menurut ketentuan Pasal 48 ayat (3) ada ada sekurang-kurangnya sebelas syarat kinerja minimal kendaraan bermotor, yang salah satunya emisi gas buang (Pasal 48 ayat (3) huruf a).2 www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/abstrakpdf.jsp?id=83173

2

Page 3: Hukum Angkutan - Makalah

investasi dan operasi pusat-pusat pengujian yang akan melayani sejumlah besar kendaraan

pribadi. Uji emisi akan menjadi salah satu bagian dari uji kelaikan jalan. Diharapkan dengan

perluasan objek uji kelaikan jalan ditambah dengan perbaikan sistem PKB yang ada saat ini,

akan dapat memberikan kontribusi pengurangan emisi hingga 50%.

Pemeriksaan di jalan/uji petik merupakan strategi yang efektif untuk memastikan

kendaraan wajib uji memenuhi persyaratan ambang batas emisi dan sekaligus memvalidasi

hasil uji PKB.

Teknologi pereduksi emisi gas buang seperti catalytic converter belum dapat diaplikasikan

karena prakondisi spesifikasi bahan bakar belum dapat dipenuhi, yaitu bahan bakar bensin

bebas timbal dan bahan bakar solar berkadar sulfur rendah. Jika bahan bakar alternatif seperti

biodiesel tersedia secara luas dan dengan harga yang kompetitif, maka peralihan secara

bertahap dari penggunaan bahan bakar fosil ke bahan bakar alternatif akan memberikan

manfaat nyata bagi kualitas udara dan kesejahteraan manusia.

B. Permasalahan

Melalui makalah ini dapat dibuat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah sistem hukum yang ada telah mendukung program pemantauan kelaikan angkutan

khususnya dalam hal emisi gas buang di Jakarta?

2. Bagaimanakah penerapan uji emisi di lapangan? dan

3. Apa upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mendukung uji emisi ini?

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan dujuan dari penulisan makalah ini ingin menerangkan salah satu faktor dari

penilaian kelaikan suatu angkutan kendaraan khususnya kendaraan bermotor adalah kelaikan

dari segi gas buang atau emisi termasuk sistem hukum yang mendukungnya, cara mengetahu

pemeriksaan gas buang/ emisi dan penindakan yang dilakukan di lapangan , hal ini juga penting

apalagi dikaitkan dengan semakin besarnya kontribusi pencemaran udara dari kendaraan

3

Page 4: Hukum Angkutan - Makalah

bermotor di beberapa kota di Indonesia, beberapa kota telah mulai mengembangkan bahkan

DKI Jakarta telah memberlakukan sistem Pemeriksaan dan Perawatan (P&P) yang bertujuan

untuk mengidentifikasi kendaraan-kendaraan yang beroperasi (in-use vehicles) yang tidak

memenuhi ambang batas emisi polutan untuk parameter CO, HC, dan opasitas. Kendaraan yang

tidak memenuhi ambang batas tersebut dipersyaratkan untuk diperbaiki hingga emisinya

memenuhi ambang batas.

D. Pengumpulan Data

Untuk penyusunan makalah ini kami melakukan wawancara dengan pihak Dinas

Perhubungan DKI Jakarta. Wawancara kami lakukan dua kali. Wawancara pertama kami lakukan

dengan Bapak Rudi Saptari S, staf Seksi Keselamatan Teknis dan Sarana Dinas Perhubungan DKI,

pada hari Rabu, 6 Januari 2010, sedangkan wawancara kedua kami lakukan dengan Bapak M.

Zulfikar Adi W dari Unit Pelaksana Tugas Pemeriksaan Kendaraan Bermotor (UPT PKB) Ujung

Menteng pada hari Rabu, 13 Januari 2010. Selain itu kami juga melakukan studi literatur dan

kajian terhadap perundang-undangan yang relevan.

BAB II

PENGERTIAN DAN PERATURAN PENDUKUNG UJI EMISI

UNTUK KELAIKAN ANGKUTAN

A. Pengertian Uji Emisi

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Pasal 1 No 141 tahun 20033 Tentang

Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor Yang

Sedang Diproduksi, maka yang dimaksud dengan ambang batas emisi gas buang kendaraan

baru bahwa pengertian ambang batas gas emisi bagi kendaraan baru adalah batas maksimum 3 http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=109812

4

Page 5: Hukum Angkutan - Makalah

zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan

bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang di produksi. Sedangkan bagi

kendaraan lama berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 5 tahun 2006 tentang

Ambang Batas Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama adalah batas maksimum zat atau bahan

pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor tipe lama.

Sehubungan dengan usia kendaraan maka pemeriksaan dan perawatan diperlukan karena

sejalan dengan usia pakai kendaraan kinerja mesin dan kondisi gas buang akan menurun.

Melalui perawatan rutin seperti penyetelan mesin, pembersihan filter udara, dan lain-lain emisi

gas buang CO dapat berkurang hingga 50%, HC hingga 35%, dan partikulat hingga 45%.

Disamping itu efisiensi bahan bakar pun dapat mencapai antara 3%-10%.

Tanpa langkah pengendalian emisi lalu lintas yang konkret, pertumbuhan kendaraan

bermotor yang cepat di kota-kota besar disertai dengan kondisi emisi rata-rata kendaraan yang

melebihi ambang batas emisi akan memperburuk kualitas udara dan menimbulkan kerugian

biaya kesehatan, produktivitas, dan ekonomi yang makin besar.

B. Peraturan Pendukung

Secara umum upaya pengendalian pencemaran udara melalui pengendalian emisi gas

buang kendaraan bermotor didasarkan pada perundang-undangan di bidang lingkungan dan

angkutan jalan. Perundangan-undangan di bidang lingkungan terkait dengan pengaturan

ambang batas emisi gas buang, sedangkan peraturan di bidang angkutan jalan terkait dengan

proses pemeriksaan kelayakan kendaraan bermotor. Beberapa peraturan yang mendukung

akan pelaksanaan Pemeriksaan Kendaraan Bermotor untuk kelaikan kendaraan bermotor

secara nasional adalah:

- Undang-undang No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,

- Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

5

Page 6: Hukum Angkutan - Makalah

- Keputusan Menteri Negera Lingkungan Hidup No 141 tahun 2003 tentang Ambang Batas

Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Dan Kendaraan Bermotor Yang Sedang Di

Produksi,

- Peraturan Menteri Negera Lingkungan Hidup No 05 tahun 20061 tahun 2003 tentang

Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama.

Sementara itu yang terkait khusus dengan pengendalian pengendalian pencemaran udara

oleh kendaraan motor di DKI Jakarta, perangkat hukum yang mengatur adalah:

- Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara (Perda Pengendalian Pencemaran Udara)

- Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 92 tahun 2007 tentang Uji Emisi dan Perawatan

Kendaraan Bermotor (Pergub Uji Emisi), dan

- Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 31 tahun 2008 tentang Ambang Batas Emisi

Kendaraan Bermotor (Pergub Ambang Batas Emisi).

Perda Pengendalian Pencemaran Udara mengatur bahwa penanggulangan pencemaran

udara dari kendaraan bermotor meliputi pengawasan terhadap penaatan ambang batas

emisi gas buang, pemeriksaan emisi gas buang kendaraan bermotor, perawatan emisi gas

buang kendaraan bermotor, pemantauan mutu udara ambien di sekitar jalan, pemeriksaan

emisi gas buang kendaraan bermotor di jalan dan pengadaan bahan bakar ramah

lingkungan.4 Dari ketentuan ini dapat diketahui bahwa pemeriksaan emisi hanya merupakan

satu dari rangkaian upaya penanggulangan pencemaran udara oleh kendaraan bermotor.

Selanjutnya diatur bahwa kendaraan bermotor wajib memenuhi ambang batas emisi gas

buang kendaraan bermotor dan menjalani uji emisi sekurang-kurangnya setiap 6 bulan

sekali. Kendaraan bermotor yang lulus uji akan diberi tanda lulus uji. Pengujian dilakukan

oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dan atau

pihak swasta yang telah memenuhi syarat.5

Pergub Uji Emisi selanjutnya mengatur bahwa uji emisi wajib dilaksanakan terhadap

kendaraan bermotor yang meliputi mobil bus, mobil barang, kendaraan khusus, kereta

gandengan, kereta tempelan, kendaraan umum, mobil penumpang, dan sepeda motor. Mobil

4 Lihat Pasal 18 Perda Pengendalian Pencemaran Udara.5 Pasal 19. Ibid.

6

Page 7: Hukum Angkutan - Makalah

penumpang mencakup mobil penumpang umum, mobil penumpang tidak umum, dan mobil

penumpang instansi pemerintah.6 Selanjutnya pergub ini mengatur bahwa setiap kendaraan

bermotor yang berjenis mobil bus, mobil barang, kendaraan khusu, kereta gandengan, kereta

tempelan, kendaraan umum, dan mobil pemumpang umum yang dioperasikan di jalan wajib

melakukan uji berkala sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan. Adapun pelaksana pengujian berkala tersebut adalah Dinas Perhubungan.7

Selain kendaraan jenis di atas, pengujian emisi juga wajib dilakukan terhadap mobil penumpang

bukan umum dan sepeda motor. Adapun yang melaksanakan pengujian tersebut adalah

bengkel pelaksana uji emisi dan dilakukan oleh teknisi uji emisi.8 Bagi yang lulus uji emisi diberi

tanda lulus uji emisi dalam bentuk stiker. Uji emisi ini wajib dilaksanakan sekurang-kurangnya

setiap 6 bulan.9

Pergub Ambang Batas Emisi mengatur tentang ambang batas emisi yang harus dipenuhi

oleh kendaraan bermotor agar dapat dinyatakan lulus uji emisi. Batas-batas ambang emisi gas

buang yang dapat lulus uji emisi adalah sebagai berikut.10

1. Kendaraan bermotor beroda 4 berbahan bakar bensin

- Kadar CO maksimal 3 % dan HC maksimal 700 ppm untuk mobil produksi di bawah 2007.

- Kadar Co maksimal 1,5% dan HC maksimal 200 ppm untuk mobil produksi 2007 ke atas.

2. Kendaraan bermotor beroda 4 berbahan bakar solar

- Kadar opasitas (kadar timbal) maksimal 50% untuk yang berbobot 3,5 ton ke bawah

- Kadar opasitas maksimal 60% untuk yang berbobot lebih besar dari 3,5 ton.

3. Sepeda motor

- CO maksimal 4,5% dan HC 12.000 ppm untuk sepeda motor 2 langkah produksi di

bawah 2010.

6 Lihat Pasal 3 ayat 1 dan 2 Pergub Uji Emisi.7 Pasal 5. Ibid.8 Pasal 6. Ibid.9 Pasal 7. Ibid.10 Uji Emisi, Beda Kendaraan Beda Ambang Batas, http://sains.kompas.com/read/2008/12/16/ 11435257/Uji.Emisi..Beda.Kendaraan.Beda.Ambang.Batasnya dan 2009, Sepeda Motor Juga Diuji Emisi, http://sains.kompas.com/read/2008/12/16/12464422/2009..Sepeda.Motor.Juga.Diuji.Emisi, keduanya diakses pada tanggal 15 Januari 2010.

7

Page 8: Hukum Angkutan - Makalah

- CO maksimal 5,5% dan HC 2.400 ppm untuk sepeda motor 4 langkah produksi di bawah

2010.

- CO maksimal 4,5% dan HC 2.000 ppm untuk sepeda motor 2 dan 4 langkah produksi di

pada 2010 dan sesudahnya.

C. Bahan-bahan Pencemar Udara11

1. Particulate Matter (PM10)

Partikulat adalah padatan atau likuid di udara dalam bentuk asap, debu dan uap, yang dapat

tinggal di atmosfer dalam waktu yang lama. Di samping mengganggu estetika, partikel

berukuran kecil di udara dapat terhisap ke ke dalam sistem pernafasan dan menyebabkan

penyakit gangguan pernafasan dan kerusakan paru-paru. Partikulat juga merupakan sumber

utama haze (kabut asap) yang menurunkan visibilitas.

Partikel yang terhisap ke dalam sistem pernafasan akan disisihkan tergantung dari

diameternya. Partikel berukuran besar akan tertahan pada saluran pernafasan atas, sedangkan

partikel kecil (inhalable) akan masuk ke paru-paru dan bertahan di dalam tubuh dalam waktu

yang lama. Partikel inhalable adalah partikel dengan diameter di bawah 10 µm (PM10). PM10

diketahui dapat meningkatkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan

pernafasan, pada konsentrasi 140 µg/m3 dapat menurunkan fungsi paru-paru pada anak-anak,

sementara pada konsentrasi 350 µg/m3 dapat memperparah kondisi penderita bronkhitis.

Toksisitas dari partikel inhalable tergantung dari komposisinya. Partikel yang terhirup

(inhalable) juga dapat merupakan partikulat sekunder, yaitu partikel yang terbentuk di atmosfer

dari gas-gas hasil pembakaran yang mengalami reaksi fisik-kimia di atmosfer, misalnya partikel

sulfat dan nitrat yang terbentuk dari gas SO2 dan NOx. Umumnya partikel sekunder berukuran

2,5 mikron atau kurang. Proporsi cukup besar dari PM2,5 adalah amonium nitrat, ammonium

sulfat, natrium nitrat dan karbon organik sekunder. Partikel-partikel ini terbentuk di atmosfer

11 http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/11/30/pelanggar-uji-emisi-dikenakan-sanksi-pidana

8

Page 9: Hukum Angkutan - Makalah

dengan reaksi yang lambat sehingga sering ditemukan sebagai pencemar udara lintas batas

yang ditransportasikan oleh pergerakan angin ke tempat yang jauh dari sumbernya (Harrop,

2002). Partikel sekunder PM2,5 dapat menyebabkan dampak yang lebih berbahaya terhadap

kesehatan bukan saja karena ukurannya yang memungkinkan untuk terhisap dan masuk lebih

dalam ke dalam sistem pernafasan tetapi juga karena sifat kimiawinya.

Partikel sulfat dan nitrat yang inhalable serta bersifat asam akan bereaksi langsung di dalam

sistem pernafasan, menimbulkan dampak yang lebih berbahaya daripada partikel kecil yang

tidak bersifat asam. Partikel logam berat dan yang mengandung senyawa karbon dapat

mempunyai efek karsinogenik, atau menjadi carrier pencemar toksik lain yang berupa gas atau

semi-gas karena menempel pada permukaannya. Termasuk ke dalam partikel inhalable adalah

partikel Pb yang diemisikan dari gas buang kendaraan bermotor yang menggunakan bahan

bakar mengandung Pb. Timbal adalah pencemar yang diemisikan dari kendaraan bermotor

dalam bentuk partikel halus berukuran lebih kecil dari 10 dan 2,5 mikrometer.

Partikulat diemisikan dari berbagai sumber, termasuk pembakaran bahan bakar minyak,

(gasoline, diesel fuel), pencampuran dan penggunaan pupuk dan pestisida, konstruksi, proses-

proses industri seperti pembuatan besi dan baja, pertambangan, pembakaran sisa pertanian

(jerami), dan kebakaran hutan. Hasil data pemantauan udara ambient di 10 kota besar di

Indonesia menunjukan bahwa PM10 adalah parameter yang paling sering muncul sebagai

parameter kritis (Bapedal, 2000, 2001; KLH, 2002, 2003, 2004).

2. Ozone (O3)

Ozon termasuk kedalam pencemar sekunder yang terbentuk di atmosfer dari reaksi

fotokimia NOx dan HC. Ozon bersifat oksidator kuat, karena itu pencemaran oleh ozon

troposferik dapat menyebabkan dampak yang merugikan bagi kesehatan manusia. Laporan

Badan Kesehatan Dunia menyatakan konsentrasi ozon yang tinggi (>120 µg/m3) selama 8 jam

atau lebih dapat menyebabkan serangan jantung dan kematian atau kunjungan ke rumah sakit

karena gangguan pada sistem pernafasan. Pajanan pada konsentrasi 160 µg/m3 selama 6,6 jam

9

Page 10: Hukum Angkutan - Makalah

dapat menyebabkan gangguan fungsi paru-paru akut pada orang dewasa yang sehat dan pada

populasi yang sensitif.

Emisi gas buang berupa NOx adalah senyawa-senyawa pemicu (precursor) pembentukan

ozon. Senyawa ozon di lapisan atmosfer bawah (troposfer bawah, pada ketinggian 0 – 2000m)

terbentuk akibat adanya reaksi fotokimia pada senyawa oksida nitrogen (NOx) dengan bantuan

sinar matahari. Oleh karena itu potensi produksi ozon troposfer di daerah beriklim tropis

seperti Indonesia sangat tinggi. Karena merupakan pencemar sekunder, konsentrasi ozon di

luar kota --di mana tingkat emisi prekursor umumnya lebih rendah-- seringkali ditemukan lebih

tinggi daripada konsentrasi ozon di pusat kota.

Percepatan produksi ozon dibantu dengan kehadiran senyawa lain seperti NOx,

hidrokarbon, CO dan senyawa-senyawa radikal yang juga diemisikan dari pembakaran bahan

bakar fosil. Puncak pola fluktuasi harian ozon umumnya terjadi setelah terjadinya puncak

konsentrasi NOx dan efek yang lebih merugikan terhadap kesehatan karena adanya kombinasi

pencemar NOx dan ozon dapat terjadi. Diketahui bahwa kombinasi NOx-O3 dapat menyebabkan

penurunan fungsi paru-paru (Hazucha, 1996).

Selain menyebabkan dampak yang merugikan pada kesehatan manusia, pencemar ozon

dapat menyebabkan kerugian ekonomi akibat ausnya bahan atau material (tekstil, karet, kayu,

logam, cat, dlsb), penurunan hasil pertanian dan kerusakan ekosistem seperti berkurangnya

keanekaragaman hayati. Penelitian di negara Asia seperti Jepang dan Pakistan menunjukan

bahwa pajanan ozon pada tanaman padi menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan

berkurangnya hasil produksi (Agrawal et al., 1999).

3. Carbon Monoxide (CO)

Gas karbon monoksida (CO) adalah gas yang dihasilkan dari proses oksidasi bahan bakar

yang tidak sempurna. Gas ini bersifat tidak berwarna, tidak berbau, tidak menyebabkan iritasi.

Gas karbon monoksida memasuki tubuh melalui pernafasan dan diabsorpsi di dalam peredaran

darah. Karbon monoksida akan berikatan dengan haemoglobin (yang berfungsi untuk

mengangkut oksigen ke seluruh tubuh) menjadi carboxyhaemoglobin. Gas CO mempunyai

10

Page 11: Hukum Angkutan - Makalah

kemampuan berikatan dengan haemoglobin sebesar 240 kali lipat kemampuannya berikatan

dengan O2. Secara langsung kompetisi ini akan menyebabkan pasokan O2 ke seluruh tubuh

menurun tajam, sehingga melemahkan kontraksi jantung dan menurunkan volume darah yang

didistribusikan. Konsentrasi rendah (<400 ppmv ambient) dapat menyebabkan pusing-pusing

dan keletihan, sedangkan konsentrasi tinggi (>2000 ppmv) dapat menyebabkan kematian.

CO diproduksi dari pembakaran bakan bakar fosil yang tidak sempurna, seperti bensin,

minyak dan kayu bakar. Selain itu juga diproduksi dari pembakaran produk-produk alam dan

sintesis, termasuk rokok. Konsentrasi CO dapat meningkat di sepanjang jalan raya yang padat

lalu lintas dan menyebabkan pencemaran lokal. CO kadangkala muncuk sebagai parameter

kritis di lokasi pemantauan di kota-kota besar dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi seperti

Jakarta, Bandung dan Surabaya, tetapi pada umumnya konsentrasi CO berada di bawah

ambang batas Baku Mutu PP41/1999 (10,000µg/m3/24 jam). Walaupun demikian CO dapat

menyebabkan masalah pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) pada ruang-ruang

tertutup seperti garasi, tempat parker bawah tanah, terowongan dengan ventilasi yang buruk,

bahkan mobil yang berada di tengah lalulintas.

4. Carbon Dioxide (CO2)

Karbon dioksida (CO2) adalah gas yang diemisikan dari sumber-sumber alamiah dan

antropogenik. Karbon dioksida adalah gas yang secara alamiah berada di atmosfer Bumi,

berasal dari emisi gunung berapi dan aktivitas mikroba di tanah dan lautan.

Karbon dioksida akan larut di dalam air hujan dan membentuk asam karbonat,

menyebabkan air hujan bersifat lebih asam bila dibandingkan dengan air tawar. Tetapi akibat

aktivitas manusia (pembakaran batubara, minyak dan gas alam) konsentrasi global CO2 telah

meningkat sebesar 28% dari sekitar 280 ppmv pada awal revolusi industri di tahun 1850an

menjadi 360 ppm pada masa kini (IPCC, 1996).

11

Page 12: Hukum Angkutan - Makalah

Masalah utama dari peningkatan CO2 adalah perubahan iklim. Karbon dioksida adalah gas

rumah kaca (GRK) karena potensi pemanasan globalnya (GWP/Global Warming Potential). Pada

saat ini tidak hanya CO2 yang dikenal sebagai GRK tetapi juga pencemar udara lainnya seperti

metana, ozon, kloroform, N2O dan HFCs.

5. Nitrogen Oxide (NOx)

Oksida nitrogen (NOx) adalah kontributor utama smog dan deposisi asam. Nitrogen oksida

bereaksi dengan senyawa organic volatile membentuk ozon dan oksidan lainnya seperti

peroksiasetilnitrat (PAN) di dalam smog fotokimia dan dengan air hujan menghasilkan asam

nitrat dan menyebabkan hujan asam. Smog fotokimia berbahaya bagi kesehatan manusia

karena menyebabkan kesulitan bernafas pada penderita asma, batuk-batuk pada anak-anak

dan orang tua, dan berbagai gangguan sistem pernafasan, serta menurunkan visibilitas.

Deposisi asam basah (hujan asam) dan kering (bila gas NOx membentuk partikel aerosol nitrat

dan terdeposisi ke permukaan Bumi) dapat membahayakan tanam-tanaman, pertanian,

ekosistem perairan dan hutan. Hujan asam dapat mengalir memasuki danau dan sungai lalu

melepaskan logam berat dari tanah serta mengbah komposisi kimia air. Hal ini pada akhirnya

dapat menurunkan dan bahkan memusnahkan kehidupan air. Oksida nitrogen diproduksi

terutama dari proses pembakaran bahan bakar fosil, seperti bensin, batubara dan gas alam.

6. Sulfur Dioxide (SO2)

Gas sulfur dioksida (SO2) adalah gas yang tidak berbau bila berada pada konsentrasi rendah

tetapi akan memberikan bau yang tajam pada konsentrasi pekat. Sulfur dioksida berasal dari

pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batubara. Pembakaran batubara pada

pembangkit listrik adalah sumber utama pencemaran SO2. Selain itu berbagai proses industri

seperti pembuatan kertas dan peleburan logam-logam dapat mengemisikan SO2 dalam

konsentrasi yang relatif tinggi.

SO2 adalah kontributor utama hujan asam. Di dalam awan dan air hujan SO2 mengalami

konversi menjadi asam sulfur dan aerosol sulfat di atmosfer. Bila aerosol asam tersebut

12

Page 13: Hukum Angkutan - Makalah

memasuki sistem pernafasan dapat terjadi berbagai penyakit pernafasan seperti gangguan

pernafasan hingga kerusakan permanent pada paru-paru. Pencemaran SO2 pada saat ini baru

teramati secara lokal di sekitar sumber-sumber titik yang besar, seperti pembangkit listrik dan

industri, meskipun sulfur adalah salah satu senyawa kimia yang terkandung di dalam bensin dan

solar. Data dari pemantauan kontinu pada jaringan pemantau nasional pada saat ini jarang

mendapatkan SO2 sebagai parameter kritis, kecuali pada lokasi-lokasi tertentu. Lokasi

pemantauan di Surabaya UAQi, Utara yang diduga menerima emisi jarak jauh dari sumber

pencemar di daerah Gresik kadangkala mendapatkan SO2 sebagai parameter kritis (data from

DLH Surabaya, 2005). Konsentrasi SO2 yang relative tinggi juga ditemukan di sekitar lokasi

industri di daerah Karawang, walaupun secara umum nilai rata-ratanya masih tetap berada di

bawah ambang batas Baku Mutu Kualitas Udara (data BPLHD Jabar, 2004).

7. Volatile Organic Compounds (VOCs)

Senyawa organic volatile (VOC) adalah senyawa organic yang mudah menguap. Banyak

senyawa organic volatile memiliki karakteristik mudah menguap/ berubah dari fasa cair

menjadi fasa gas pada temperatur ruang. VOC termasuk benzena, pelarut seperti toluen dan

xilen serta perkloroetilen. VOC dilepaskan dari pembakaran bahan bakar, seperti bensin, kayu,

batubara, bahan-bahan pelarut, cat, lem dan produk-produk lain yang digunakan di rumah dan

kantor. Emisi kendaraan bermotor adalah sumber VOC yang penting. Berbagai senyawa VOC

adalah pencemar udara yang berbahaya, benzene, formaldehida, benzo – a – pirena (BaP). VOC

juga merupakan precursor ozon yang dapat meningkatkan produksi ozon meningkat dengan

cepat.

Hidrokarbon, termasuk VOC tidak dipantau oleh jaringan pemantau nasional, tetapi sistem

yang pernah terpasang dan beroperasi di Jakarta pada tahun 1995 – 2000 mengukur senyawa

hidrokarbon sebagai NMHC (hidrokarbon non metana).

Pemantauan HC selama proyek JICA tahun 1996 menunjukan bahwa nilai konsentrasi rata-

rata 3-jam NMHC di seluruh stasiun pengamatan telah melampaui ambang batas Baku Mutu

13

Page 14: Hukum Angkutan - Makalah

DKI Jakarta, Walaupun pada saat ini jaringan pemantau tidak mengukur senyawa HC seperti

NMHC, pengamatn JICA membuktikan bahwa di samping PM10 dan O3 yang sering menjadi

parameter kritis, HC juga perlu mendapat perhatian, Hal ini disebabkan juga karena banyak

senyawa NMHC adalah juga merupakan precursor O3.

Sebagaimana ditunjukan dalam repartisi emisi HC (lihat bagian Inventarisasi Emisi), yang

mengestimasi bahwa lebih dari 90% HH diemisikan dari berasal dari emisi gas buang, data-data

ini menunjukkan bahwa konsentrasi ambient HC yang tinggi diperkirakan juga berasal dari

sumber yang sama dengan precursor O3 yang lain (NOx dan CO). Analisis ini menggambarkan

bahwa untuk menurunkan pencemaran O3, strategi penurunan emisi kendaraan bermotor juga

harus secara komprehensif mengendalikan emisi HC.

8. Timbal (Pb)

Timbal adalah logam yang sangat toksik dan menyebabkan berbagai dampak kesehatan

terutama pada anak-anak kecil. Timbal dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf dan

masalah pencernaan, sedangkan berbagai bahan kimia yang mengandung timbale dapat

menyebabkan kanker.

Dimulai di Jabodetabek pada bulan Juli 2001 lalu di Denpasar, Batam dan Cirebon

kandungan Pb di dalam bensin telah dihapuskan, yang secara langsung telah menurunkan

konsentrasi timbal di udara. Tetapi baru kota-kota tersebut yang mendapatkan pasokan bensin

tanpa timbal.

D. Dampak Pencemaran Udara

Perhatian masyarakat terhadap kualitas udara semakin besar ketika mengetahui

dampaknya terhadap kesehatan anak-anak, terutama yang berhubungan dengan insiden dan

prevalen asma. Walaupun belum disepakatinya bukti-bukti yang menunjukkan bahwa asma

14

Page 15: Hukum Angkutan - Makalah

disebabkan oleh pencemaran udara, temuan terbaru menunjukkan bahwa pencemaran udara

menjadi pencetus gejala-gejala asma.

Beberapa komponen hidrokarbon dari gas buang kendaraan bermotor, seperti

polycyclicaromatic hydrocarbons (PAH) pada partikel diesel, diketahui sebagai penyebab

kanker, demikian juga benzena dan 1,3-butadiene. CO, yang banyak ditemukan dalam

konsentrasi tinggi di perkotaan, diketahui dapat memperburuk penyakit jantung dengan cara

mengganggu kapasitas darah dalam mengangkut oksigen.

Penelitian epidemiologi terkini menemukan bahwa partikulat diesel bertanggung jawab

terhadap peningkatan gangguan penyakit-penyakit paru-paru dan jantung bahkan di tingkat

pencemaran yang relatif rendah (Colville, et al., 2001).

Timbal yang digunakan sebagai peningkat oktan dalam bensin bertimbal diketahui sebagai

penyebab kerusakan susunan syaraf dan menurunkan tingkat kecerdasan (IQ). Pajanan timbal

jangka panjang menunjukkan pada setiap peningkatan 10 sampai 20 µg/dl timbal darah

berhubungan dengan kehilangan IQ dua setengah poin (EPAQS, 1998).

Dalam studi-studi laboratorium, sudah sejak lama diketahui bahwa SO2 menyebabkan

batuk pada pajanan konsentrasi tinggi dalam jangka pendek, terutama terhadap mereka yang

menderita asma.

Pencemar udara dari jalan raya sebagai penyebab gangguan kesehatan di perkotaan negara

maju saat ini adalah NO2 (Colville et al., 2001). Keterkaitan antara NO2 dengan kesehatan

masyarakat termasuk peningkatan total angka kematian karena penyakit jantung, kematian

bayi, kunjungan pengidap asma di unit gawat darurat, dan perawatan penyakit paru di rumah

sakit. NO2, bersama dengan volatile organic compounds (VOCs) merupakan komponen

penyebab munculnya ozone (O3) dan pencemar fotokimia lainnya (Sillman, 1999). O3 telah

diketahui memperparah gejala asma, selain juga dapat merusak pertanian.

Selain dampak kesehatan masyarakat dan lingkungan perkotaan, emisi dari sarana

transportasi turut berkontribusi terhadap dampaknya bagi atmosfer, seperti deposisi asam,

penipisan ozon di stratosfer, dan perubahan iklim global. Gas buang SO2 dan NOx lebih jauh

dapat memunculkan proses pengasaman di atmosfer melalui oksidasi, yang merubahnya

menjadi asam sulfur dan asam nitrat. Meskipun pencemaran dari sarana transportasi masih

15

Page 16: Hukum Angkutan - Makalah

jauh untuk menjadi sumber penipisan lapisan ozon di stratosfer, namun unit penyejuk udara

(AC) dalam kendaraan bermotor ternyata ikut berkontribusi terhadap terjadinya dampak

tersebut.

Kontribusi terbesar emisi dari transportasi adalah CO2 dan H2O, dikenal sebagai gas-gas

greenhouse, yang dibawah pengawasan ketat berkaitan dengan dampaknya terhadap

pemanasan dan perubahan iklim global. Disamping manfaat penggunaannya dalam

menurunkan emisi NOx, VOCs, and CO, catalytic converter juga mempunyai kelemahan, karena

meningkatkan emisi CO2, N2O, dan NH3 yang berkontribusi pada perubahan iklim dan deposisi

asam. Sementara emisi dari N2O meningkat sebanyak 10 faktor (Wade et al., 1994), N2O dalam

skala kecil juga dianggap bertanggungjawab terhadap pemanasan global. Sementara itu, sedikit

saja peningkatan CO2 akan memberikan dampak yang lebih besar.

Pemerinah sebagai aparat penegak hokum di negeri ini perlu memikirkan langkah langkah

yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara

yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh

pemerintah diantaranya adalah sebagai berikut:

• Menetapkan standar emisi gas buang bagi seluruh kendaraan bermotor

• Menciptakan angkutan umum yang aman, nyaman, murah dan cepat untuk menarik

minat pengguna kendaraan pribadi

• Menerapkan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi.

• Menggalakkan penggunaan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak

BAB III

PELAKSANAAN UJI EMISI BAGI ANGKUTAN

A. Pelaksanaan Di DKI Jakarta

Sesuai dengan ketentuan UU Lalu Lintas dan Angkutan Darat, kendaraan bermotor umum

wajib melakukan uji emisi buang baik melalui uji tipe maupun melalui uji berkala.12 Sementara

itu, kendaraan pribadi hanya wajib melakukan uji tipe, sedangkan untuk uji berkala tidak 12 Pasal 49 UU Lalu Lintas dan Angkutan Darat.

16

Page 17: Hukum Angkutan - Makalah

terdapat kewajiban. Uji emisi merupakan hanya salah satu dari 9 uji kelaikan suatu kendaraan

bermotor. Oleh karena itu Disbub DKI dalam melakukan pengujian kelaikan kendaraan

bermotor melakukan pengujian terhadap aspek-aspek lain. Kendaraan umum yang tidak lulus

emisi akan dinyatakan tidak laik jalan oleh Dishub dan bukan tidak lulus emisi. Dalam

wawancara yang kami lakukan dengan UPT PKB Ujung Menteng, kami melihat langsung proses

uji emisi kendaraan umum (Terlampir foto-foto pengujian emisi) dan melihat contoh dokumen

yang menunjukkan hasil pengujian emisi (Terlampir)

UU Lalu Lintas dan Angkutan Darat tidak mengatur kewajiban kendaraan pribadi untuk

melakukan uji berkala emisi gas buang. Namun mempertimbangkan besarnya peranan

kendaraan pribadi dalam menyumbang emisi gas buang di DKI Jakarta, maka Pemda DKI tidak

hanya mewajibkan pengujian berkala terhadap kendaraan umum tetapi juga kendaraan pribadi

sebagaimana yang dijelaskan pada BAB II bagian peraturan. Ketentuan tersebut didasarkan

pada ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup. Oleh

karena didasarkan pada peraturan perundang-undangan tersebut, maka pengujian berkala

kendaraan pribadi tersebut dilaksanakan oleh Tim Kerja yang diketuai oleh Kepala Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI (BPLHD) dan pengujiannya dilakukan oleh bengkel

pelaksana uji emisi dan bukan Dishub.

Mengingat semakin besarnya kontribusi pencemaran udara dari kendaraan bermotor di

beberapa kota di Indonesia, beberapa kota telah mulai mengembangkan termasuk DKI Jakarta

telah memberlakukan sistem Pemeriksaan dan Perawatan (P&P) yang bertujuan untuk

mengidentifikasi kendaraan-kendaraan yang beroperasi (in-use vehicles) yang tidak memenuhi

ambang batas emisi polutan untuk parameter CO, HC, dan opasitas. Kendaraan yang tidak

memenuhi ambang batas tersebut dipersyaratkan untuk diperbaiki hingga emisinya memenuhi

ambang batas. Pemeriksaan dan perawatan diperlukan karena sejalan dengan usia pakai

kendaraan kinerja mesin dan kondisi gas buang akan menurun. Melalui perawatan rutin seperti

penyetelan mesin, pembersihan filter udara, dan lain-lain emisi gas buang CO dapat berkurang

hingga 50%, HC hingga 35%, dan partikulat hingga 45%. Disamping itu efisiensi bahan bakar pun

dapat mencapai antara 3%-10%.

17

Page 18: Hukum Angkutan - Makalah

Berdasarkan hasil penelitian baik pustaka maupun lapangan berupa wawancara didapatkan

hasil bahwa Sub Dinas Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Perhubungan

Pemerintah DKI Jakarta dan Ditlantas Polda Metro Jaya, Kejaksaan Negeri Jakarta13:

A. Belum berani melaporkan dan menangkap serta memeriksa korporasi angkutan umum yang

telah mencemarkan udara karena belum ada peraturan pelaksananya, sehingga aparat tersebut

tidak bisa melakukan penangkapan terhadap angkutan umum yang telah mencemarkan udara

dari asap tebal kanlpot yang dikeluarkan.

Mereka hanya bisa menstop sementara untuk menyuruh melakukan uji emisi pada

Pengujian Kendaraan Bermotor melalui Tindak Pidana Ringan dengan peradilan cepat di tempat

yang telah ditentukan, yaitu:

1. PKB Pulo Gadung

2. PKB Wilayah I Ujung Menteng bagi domisili kepemilikan angkutan umum di Jakarta

Utara

3. PKB Wilayah II Jagakarsa bagi domisili kepemilikan angkutan umum di Jakarta Selatan

dan Pusat

4. PKB Wilayah III Kedaung Angke bagi domisili kepemilikan angkutan umum di Jakarta

Barat dan Utara

Jika melanggar lagi Dinas Perhubungan menghentikan operasi kendaraan tersebut dengan

tersebut dengan mengandangkannva di Rawa Buaya, Pulau Gebang dan Tanah Merdeka. Upaya

Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta untuk melakukan penegakan hukum dan mencegah

pencemaran udara yang disebabkan oleh emisi gas buang angkutan umum dengan mewajibkan

setiar 6 hujan dilakukan uji emisi dan dicek oleh petugas Dinas Perhubungan, kendaraan

bermotor pribadi juga wajib melakukan uji emisi pada bengkel yang telah diberikan Sertifikat Uji

Emisi, melakukan pembatasan umur kendaraan yang laik jalan, 15 tahun untuk angkutan umum

dan 10 tahun untuk kendaraan pribadi.

Bagi angkutan umum kendaraan yang dibawah tahun 1990 tidak boleh beroperasi lagi.

Sering dilakukan pemeriksaan oleh petugas Dinas Perhubungan baik mengenai kondisi

kendaraan dan uji emisi serta mengadakan serninar dengan mengundang para pengusaha

angkutan umum agar selalu merawat kendaraannya supaya ramah lingkungan. Mernberikan 13 Rudi Satori, Wawancara Penegakkan uji emisi, Dishub DKI, Tanah Abang, Jakarta, 2009

18

Page 19: Hukum Angkutan - Makalah

penataran bagi penghargaan bagi pengemudi agar pengemudi selalu mematuhi rambu lalu

lintas dan merawat kendaraannya. Memperbanyak taman hijau. Sedang membangun sarana

dan prasana bahan bakar gas, karena BBG merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan atau

tidak rnampunyai dampak negatif terhadap lingkungan dan biayanya juga murah,

pembangunan busway, monorel, underway, tambahan kereta api listrik, tansportasi air,

mengurangi penggunaan mobil pribadi dengan menaiki angkutan umum dimana

kenyamanannya seperti mobil pribadi. Ada kerjasama yang baik antara Dinas perhubungan

yang sedang melakukan tugas dijalan dengan Polisi lalu lintas seperti melakukan razia bersama

sehingga Polisi bisa menahan SIM, STNK, PKB, Dinas Perhubungan bisa memberikan surat untuk

melakukan uji emisi kendaraan bermotor terhadap angkutan umum yang dicurigai asap

knalpotnya melebihi ambang batas dan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku, serta

koordinasi dengan BPLHD dan Kementrian Lingkungan Hidup yang juga berfungsi sebagai

Penyidik Pegawai Negeri Sipil sehingga angkutan umum bisa dipertanggungjawabkan

perbuatannya secara pidana melalui proses persidangan di pengadilan agar korporasi jera tidak

mau mencemari udara Kota Jakarta lagi dan usaha Pemerintah DKI menciptakan langit Jakarta

yang bersih dapat terwujud.

B. Denda Yang Dikenakan

Berdasarkan ketentuan Pasal 268 UU Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang terakhir, bagi

pelanggar sanksi yang dikenakan berupa pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda

paling tinggi Rp 500.000,00.

Sesuai wawancara dengan Bapak Rudi S selaku Staff pada Pengendalian Dinas Perhubungan

DKI Jakarta dan Bapak Zulfikar selaku Staff pada PKB Ujung Menteng, maka di DKI jakarta

telah dilakukan uji petik secara berkala satu atau dua kali per bulan, juga bengkel resmi

ATPM yang berada di lima wilayah DKI Jakarta untuk uji emisi bagi kendaraan pribadi. Sanksi

19

Page 20: Hukum Angkutan - Makalah

untuk DKI Jakarta sesuai Perda No 2 tahun 2005 ditetapkan maksimal Rp 50 juta atau

kurungan penjara enam bulan.

20

Page 21: Hukum Angkutan - Makalah

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan kajian yang kami lakukan, perangkat perundang-undangan yang dibutuhkan

untuk pelaksanakan pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor di DKI Jakarta sudah

memadai. Selain itu, lembaga pelaksana pengendalian tersebut juga telah dibentuk dan

menjalankan tugasnya. Penelitian kami juga menunjukkan bahwa Penda DKI telah menunjukkan

keseriusan dalam melakukan pengendalian emisi kendaraan bermotor tersebut melalui

kebijakan pewajiban pengujian secara berkala kendaraan pribadi meskipun perundanga-

undangan lalu lintas dan angkutan jalan tidak mewajibkan hal tersebut. Selain itu, Pemda DKI

juga telah berupaya untuk meningkatkan uji emisi melalui peningkatan jumlah bengkel yang

dapat melakukan pengujian emisi dan kegiatan uji petik sebagai bagian dari kegiatan

pengawasan.

21

Page 22: Hukum Angkutan - Makalah

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang No 22 tahun 2009 TentangLalu Lintas Angkutan Jalan

2. http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=109812

3. http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/11/30/pelanggar-uji-emisi-dikenakan-

sanksi-pidana

4. http://sains.kompas.com/read/2008/12/16/11435257/

Uji.Emisi..Beda.Kendaraan.Beda.Ambang.Batasnya

5. http://sains.kompas.com/read/2008/12/16/12464422/2009..Sepeda.Motor.Juga.Diuji.Emisi

6. Rudi Satori, Wawancara Penegakkan uji emisi, Dishub DKI, Tanah Abang, Jakarta, 2009

7. Zulfikar, wawancara uji emisi, Pemeriksaan Kenaraan Bermotor Ujung Menteng, Jakart,

2010

22

Page 23: Hukum Angkutan - Makalah

LAMPIRAN

23

Page 24: Hukum Angkutan - Makalah

24