hukum adat
DESCRIPTION
I Made Jana Kusuma,SHTRANSCRIPT
Adat merupakan pencerminan dari pada ke pribadian sesuatu
bangsa, merupakan salah satu penjelmaan dari pada jiwa bangsa yang
bersangkutan dari abad ke abad.1
Bhineka Tunggal Ika, di Indonesia tidak mati, melainkan selalu
berkembang, senantiasa bergerak serta berdasarkan keharusan selalu
dalam keadaan evolusi mengikuti proses perkembangan peradaban
bangsanya.2
Pengertian hukum adat
Hukum adat menurut supomo, hukum yang hidup sebagai
peraturan kebiasaan yang dipertahankan di dalam pergaulan hidup, baik
dikota-kota maupun di desa-desa (customary law). 3
Hukum adat menurut sukanto, kompleks adat yang kebanyakan
tidak dikitabkan , tidak dikodifisir dan bersifat paksaan, mempunyai sanksi,
jadi mempunyai akibat hukum.4
Hukum adat menurut Bellefroid, peraturan-peraturan hidup yang
meskipun tidak diundangkan oleh penguasa toh dihormati dan ditaati oleh
rakyat dengan keyakinan bahwa peraturan-peraturan tersebut berlaku
sebagai hukum.5
1 Surojo Wignjodipuro, 1979, Pengantar dan Azaz-Azaz Hukum Adat, Alumni, Bandung, Hlm 1
2 Ibid.
3 Surojo Wignjodipuro, Op.Cit, hlm 2
4 Ibid.
5 Surojo Wignjodipuro, Op.Cit, hlm 2-3
Hukum adat menurut Djoodigoeno, hukum yang tidak bersumber ke
pada peraturan-peraturan.6
Hukum adat menurut Vollenhoven, hukum yang tidak bersumber
kepada peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda
dahulu atau alat-alat kekuasaan lainnya yang menjadi sendinya dan
diadakan sendiri oleh kekuasaan Belanda dahulu.7
Hukum adat menurut Ter Haar Bzn, hukum adat lahir dari dan dipelihara oleh keputusan-keputusan, keputusan berwibawa dari kepala-kepala rakyat yang membantu pelaksanaan perbuatan-perbuatan hukum tidak bertentangan dengan keyakinan hukum rakyat melainkan senafas-seirama dengan kesadaran tersebut, diterima/diakui. Hukum adat dengan mengabaikan bagian-bagiannya yang tertulis yang terdiri dari peraturan-peraturan desa, merupakan keputusan yang memiliki wibawa serta berdasarkan kerukunan (musyawarah).8
Hukum adat menurut Hazairin, perhubungan dan persesuaian yang
langsung antara hukum dan adat.9
Hukum adat memiliki dua unsur, yaitu:
Unsur kenyataan dan unsur psychologis.10 Unsur kenyataan
merupakan adat dalam keadaan yang sama selalu diindahkan oleh rakyat.
Unsur psychologis merupakan keyakinan pada rakyat, bahwa adat
dimaksud mempunyai kekuatan hukum. selanjutnya menimbulkan adanya
kewajiban hukum (opinio yuris necessitatis).
6 Surojo Wignjodipuro, Op.Cit, hlm 3
7Ibid,
8 Ibid,
9 Surojo Wignjodipuro, Op.Cit, hlm 4
10 Surojo Wignjodipuro, Op.Cit, hlm 8
Teori keputusan Ter Haar, hanya dari penetapan-penetapan yang
dinyatakan oleh para petugas hukum dapat diketahui peraturan-peraturan
hukum yang berlaku. Pada saat penetapan itu suatu peraturan
adat/kebiasaan mendapat sifat hukum. saat penetapan itu adalah
existential moment (saat lahirnya) hukum itu.11
Wujud hukum adat dalam masyarakat antara lain:
Hukum tidak tertulis, hukum yang tertulis, uraian hukum secara
tertulis.12 Tidak tertulis (jus non sciptum) bagian terbesar hukum adat tidak
tertulis. Hukum yang tertulis (jus sciptum) hanya sebagian kecil saja ditulis
misalnya peraturan-peraturan yang dikeluarkan raja-raja dahulu, paswara-
paswara di Bali dan sarakata-sarakata di Aceh.
Sumber hukum adat
Sebagian sangat besar hukum adat itu masih tidak tertulis namun
ada pula beberapa catatatn atau himpunan-himpunan yang disusun atau
dibukukan dalam kitab. Kitab himpunan peraturan adat ada yang terbit
karena hasil pencatatan dan ada pula yang sengaja dikeluarkan oleh
masyarakat yang bersangkutan, seperti di Bali dikenal dengan sebutan
Awig-awig.
Sumber hukum adat:
- Kebiasaan dan adat-istiadat yang berhubungan dengan tradisi rakyat
- Kebudayaan tradisionil rakyat- Uger-uger yang langsung timbul sebagai pernyataan rasa
keadilannya dalam hubungan pamrih
11 Surojo Wignjodipuro, Op.Cit, hlm 9-1012 Surojo Wignjodipuro, Op.Cit, hlm 13
- Perasaan keadilan yang hidup didalam hati nurani rakyat.13
Sifat hukum adat waris antara lain tidak mengenal Legitime
portie, akan tetapi menetapkan dasar persamaan hak, dasar
kerukunan, harta warisan tidak boleh dipaksakan untuk dibagi
antara para ahli waris, dapat bersifat tidak dapat dibagi-bagi,
memerikan bagian terhadap anak angkat, dikenal penggantian
waris.14
13 Surojo Wignjodipuro, Op.Cit, hlm 66
14 Surojo Wignjodipuro, Op.Cit, hlm 202-203