hukum adat kekeluargaan

19
HUKUM ADAT KEKELUARGAAN (Verwantschaps Recht) Created By : Kelom UNIVERSITAS PUTERA BATAM

Upload: ferri-lee

Post on 21-May-2015

10.541 views

Category:

Education


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum adat kekeluargaan

HUKUM ADAT KEKELUARGAAN

(Verwantschaps Recht)

Created By : Kelompok 2

UNIVERSITASPUTERA BATAM

Page 2: Hukum adat kekeluargaan

PENDAHULUAN

ISTILAH LAIN HUKUM ADAT KEKELUARGAAN MENURUT

BEBERAPA AHLI :

Prof. Dr. Mr. Barend Ter Haar, Bzn menyebutnya sebagai HUKUM KESANAK SAUDARAAN

Djaren Saragih, S.H menyebutnya sebagai HUKUM KELUARGA

Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H menyebutnya sebagai HUKUM ADAT KEKERABATAN

Page 3: Hukum adat kekeluargaan

Continued....

Jadi,

Hukum Adat Kekeluargaan dan Hukum adat Kekerabatan , adalah :

“Hukum adat yang mengatur tentang bagaimana kedudukan

pribadi seseorang sebagai anggota kerabat (keluarga), kedudukan anak terhadapa orang tua dan sebaliknya, kedudukan anak terhadap

kerabat dan sebaliknya, dan masalah perwalian anak”

Page 4: Hukum adat kekeluargaan

KEDUDUKAN PRIBADI

Manusia pribadi dilahirkan ke dunia mempunyai nilai-nilai

yang sama seperti nilai hidup (nyawa), kemerdekaan,

kesejahteraan, kehormatan, dan kebendaan.

Tetapi...

Kehidupan masyarakat, adat budaya serta pengaruh agama yang dianut oleh manusia menyebabkan penilaian terhadap manusia menjadi tidak sama

Page 5: Hukum adat kekeluargaan

Continued....

Exampele :

Di dalam kehidupan masyarakat di Bali yang mayoritas beragama Hindu, ada pembedaan kasta/golongan/wangsa, yaitu : Brahmana (Keturunan Pendeta), Ksatria (Keturunan Bangsawan), Wiesha (Keturunan Pengusaha), Sudra (Rakyat Jelata ).

Page 6: Hukum adat kekeluargaan

KETURUNAN (Pertalian Darah )“Keturunan adalah merupakan unsur essensiel

serta mutlak bagi suatu Clan (Suku) atau Kerabat yang menginginkan dirinya tidak

punah, yang menghendaki supaya ada generasi penerusnya “

Oleh karena itu, maka apabila suatu Clan atau Suku ataupun Kerabat merasa khawatir akan menghadapi kenyataan tidak memilikki keturunan, Clan atau Suku ataupun Kerabat ini pada umumnya akan melakukan pemungutan anak (Adopsi) untuk menghindari kepunahannya, atau bahkan berdasarkan persetujuan isterinya seorang suami akan diizinkan menikah lagi untuk mendapatkan keturunannya

Page 7: Hukum adat kekeluargaan

Continued....

Page 8: Hukum adat kekeluargaan

HUBUNGAN ANAK DENGAN ORANG TUANYA

Anak kandung memilikki kedudukan yang terpenting di dalam setiap masyarakat adat. Di samping oleh orang tuanya

anak itu sebagai generasi penerus anak itu juga dipandang

sebagai wadah (tempat tumpuan) dimana semua

harapan orang tuanya kelak, jikalau orang tuanya nanti sudah

tidak mampu lagi secara fisik untuk mencari nafkah sendiri

Page 9: Hukum adat kekeluargaan

Continued....Menuruk Hukum Adat :

ANAK KANDUNG SAH adalah anak yang dilahirkan dalam perkawinan yang sah, mempunyai ibu yaitu waanita yang melahirkannya dan mempunyai bapak yaitu suami dari wanita yang melahirkannya. Namun sayang, dewasa ini banyak kita jumpai bahwa adanya kelahiran anak tidak normal atau tidak sah, diantaranya adalah :

Anak lahir di luar perkawinan

Anak yang lahir dari hubungan zinah

Anak lahir setelah perceraian

Page 10: Hukum adat kekeluargaan

AKIBAT YANG TIMBUL DARI HUBUNGAN ANTARA ANAK DENGAN

ORANG TUA

Hubungan Anak dengan Orang Tua menimbulkan akibat-akibat hukum

tertentu seperti :

Adanya larangan perkawinan antara Orang Tua dengan Anak;

Adanya kewajiban saling memelihara antara Orang Tua dengan Anak (hak alimentasi) ; dan

Pada dasarnya setiap anak mempunyai hak waris terhadap Orang Tuanya.

Page 11: Hukum adat kekeluargaan

Continued....

Di dalam Hukum Adat hubungan hukum antara anak dengan orang tuanya khususnya dengan Ayahnya dapat diputuskan dengan perbuatan hukum tertentu, misalnya Anak tersebut dibuang oleh Bapaknya.Perbuatan ini di Bali disebut Pegat Mapianak dan pada orang Batak Angkola disebut Mangalip-Alip, demikian pula dalam Hukum Adat ada kemungkinan bahwa seorang anak diserahkan pada orang lain untuk dapat pemeliharaan. Yang demikian dinamakan Anak Piara.

Page 12: Hukum adat kekeluargaan

HUBUNGAN ANAK DENGAN KELUARGA

pada umumnya hubungan anak dengan keluarga ini sangat tergantung dari keadaan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.

Seperti pada pembahsan kelompok kami sebelumnya, terdapat persekutuan-persekutuan yang susunan masyarakatnya berdasarkan tiga macam garis keturunan :

Garis Keturunan Bapak (Patrilineal);

Garis keturunan Ibu (Matrilineal); dan

Garis Keturunan Bapak-Ibu (Parental).

Page 13: Hukum adat kekeluargaan

ANAK TIRI

Anak tiri adalah anak kandung bawaan ISTRI JANDA atau bawaan dari SUAMI DUDA yang mengikat tali perkawinan. Sedangkan di dalam kedudukan ANAK TIRI tiri disini tetap berkedudukan sebagai anak dari Bapak , dari Ibu yang melahirkannya

Page 14: Hukum adat kekeluargaan

MEMELIHARA ANAK YATIM (PIATU)

Apabila di dalam suatu keluarga salah satu dari orang tuanya baik bapak atau ibu sudah tidak ada lagi, maka apabila masih ada anak-anak yang belum dewasa dalam susunan keturunan bapak –ibu (Parental), maka orang tua yang masih hiduplah yang memelihara anak-anak tersebut lebih lanjut. Jika, kedua-duanya tidak ada lagi maka yang memelihara anak-anak yang ditinggalkan adalah salah-satu dari keluarga pihak bapak maupun pihak ibu yang terdekat.

Page 15: Hukum adat kekeluargaan

Continued....Lain halnya dengan keluarga yang menganut sistem susunan Masyarakat Unilateral (baik patrilineal maupun matrilineal) adalah :

Example :

Dareah Minangkabau, yang menganut sistem kekeluargaan MATRILINEAL, jika bapaknya yang meninggal maka ibunya meneruskan kekuasaan terhadap anak-anaknya yang masih belum dewasa itu. Jika ibunya yang meninggal maka anak-anak yang dimaksud tsb tetap berada pada kerabat ibunya serta dipelihara seterusnya oleh keluarga ibunya, sedangkan hubungan antara bapak dengan anak-anaknya dapat terus dipelihara oleh si bapak.

Page 16: Hukum adat kekeluargaan

Continued....Example :

Dareah Tapanuli, yang menganut sistem kekeluargaan PATRILINEAL jika bapaknya meninggal dunia, ibunya meneruskan memelihara anak-anaknya dalam lingkungan bapaknya. Apabila janda tersebut ingin pulang ke lingkungan keluarganya sendiri atau ingin menikah lagi maka ia dapat meninggalkan lingkungan keluarga almarhum suaminya, akan tetapi anak-anaknya tetap tinggal dalam kekuasaan keluarga almarhum suaminya.

Page 17: Hukum adat kekeluargaan

MENGANGKAT ANAK(ADOPSI)

Menurut SOEROJO WIGNJODIPOERO, S.H, mengangkat anak adalah :

“suatu perbuatan pengambilan anak orang lain ke dalam lingkungan keluarga sendiri demikian rupa

sehingga hubungan antara orang yang mengambil anak dengan

anak yang di ambil timbul suatu hubungan hukum kekeluargaan

yang sama seperti hubungan yang ada diantara orang tua dengan

anak kandungnya sendiri”

Page 18: Hukum adat kekeluargaan

Continued....

Dilihat dari sudut anak yang diambil sebagai ANAK ANGKAT dikenal macam-macam pengankatan anak, yaitu :

Mengangkat anak bukan warga keluarga;

Mengankat anak dari kalangan keluarga; dan

Mengangkat anak dari kalangan keponkan.

Page 19: Hukum adat kekeluargaan

Thank You......

Created By : Kelompok 2

UNIVERSITASPUTERA BATAM