hubungan tingkat stres, kecemasan, dan depresi...

98
HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI DENGAN TINGKAT PRESTASI AKADEMIK PADA SANTRI ALIYAH DI PONDOK PESANTREN DARUL IHSAN TGK. H. HASAN KRUENG KALEE, DARUSSALAM, ACEH BESAR, ACEH Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Ayu Rizki Saputri NIM: 11141030000030 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: doanlien

Post on 23-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

i

HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN

DEPRESI DENGAN TINGKAT PRESTASI

AKADEMIK PADA SANTRI ALIYAH DI PONDOK

PESANTREN DARUL IHSAN TGK. H. HASAN

KRUENG KALEE, DARUSSALAM, ACEH BESAR,

ACEH

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Ayu Rizki Saputri

NIM: 11141030000030

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

l. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

=a:'-'-^ ^l -cber 2017

2.

J.

;.E;;;i*ru I#p,-ffi"lc^P'

ayu Rrzki Saputri

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI DENGANTINGKAT PRESTASI AKADEMIK PADA SAI{TRI ALIYAH DI PONDOK

PESANTREN DARUL IHSAN TGK. H. HASAN KRUENG KALEE, DARUSSALAM,ACEH BESAR, ACEH

Laporan PenelitianDiajukan kepada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran(S.Ked)

OlehAvu Rizki Saputri

NIM: 11141030000030

Pembimbing 1

Wdr. Marita Fadhilah, Ph.D

NrP.19780314 200604 2 001

dr. Bi

NIP.

ljikoen, Sp. OT

199103 1 003

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H12017 M

ilt

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECENIASAN, DANDEPRESI DENGAN TINGKAT PRESTASI AKADEMIK PADA SANTRI ALIYAHDI PONDOK PESANTREN DARUL IIISAN TGK. H. HASAN KRUENG KALEE,DARUSSALAM, ACEH BESAR, ACEH yang diajukan oleh Ayu Rizki Saputri (NIM:

11141030000030), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

pada 16 Oktober 2017. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter.

Jakarta, 16 Oktober 20i7

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

NrP.197803t4 200604 2 001

Pembimbing I

A^,Nt,L

dr. Marita Fadhilah, PhDNrP.197803t4 200604 2 001

dr. Isa Multazam Noor, MSc, SpKJ(K)NrP. 197s12 200912 1002

(Yvdr. Bisafo yl*Jiiuo"n. Sp.oT

PIMPINAN FAKULTAS

K UIN

nt.i, ffirt, M.Kes

NrP. 10660813 199103 1 003

rodi PSKPD

.D, FICS, FACS

Pensy.li 1

drg. Laifa Anni\a Hendarmin, PhD

NrP. 1 9780402 200901 2003

NrP.19650808 198803 I 002 1 103 200604 1 001

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT berkat nikmat-Nya penulis

dapat belajar dan menyelesaikan penelitian di FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sholawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada Rasulullah SAW

yang telah membawa umat Muslim dari zaman kegelapan ke zaman yang penuh

dengan perkembangan ilmu dan teknologi sehingga penulis dapat belajar kala ini.

Banyak dukungan yang telah membantu penulis menyelesaikan penelitian. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih pada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, Prof. Dr. Dr. Sardjana,

Sp.OG(K), SH, Maftuhah M.Kep, Ph.D, Fase Badriah S.KM, M.Kes, Ph.D

selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. dr. Nauval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Marita Fadhilah, Ph. D selaku pembimbing 1 yang telah memberikan

waktu, ilmu serta nasihat sehingga penulis tidak hanya menyelesaikan

penelitian ini tetapi mendapat banyak inspirasi serta belajar tentang

pengalaman dan cita-cita.

4. dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp. OT selaku pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktu, ilmu, nasihat, saran, petuah dan pengalamannya

sehingga penelitian ini selesai dengan penuh berkah, tawa, dan sangat

berkesan.

5. dr. Isa Multazam Noor, Sp. KJ (K) Psikiater Anak dan Remaja dan drg.

Laifa Annisa Hendarmin, Ph. D yang telah bersedia menjadi penguji

dalam sidang skripsi penelitian ini.

6. Bapak Chris Adhiyanto, M.Biomed, Ph.D selaku penanggung jawab

modul riset angkatan 2014 yang telah membantu penulis menyelesaikan

penelitian.

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

vi

7. dr. Dwi Tyastuti, MPH, Ph. D selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis dari tahun pertama hingga akhir.

8. Ustadz Muhammad Faisal, Lc, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren

Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee sekaligus guru besar penulis

selama menuntut ilmu di pesantren.

9. Ustadzah Mutia Ulfa, S.Pdi yang telah bersedia membantu dan

meluangkan waktu untuk membantu pelaksanaan penelitian ini di Pondok

Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee.

10. Ustadz Murtadha Safir, S.Pd, M. Pd yang telah membantu, membimbing,

memberi dukungan, dan mendoakan penulis dengan sepenuh hati sehingga

penulis lebih bersemangat menyelesaikan penelitian ini.

11. Seluruh Ustadz dan Ustadzah di Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk. H.

Hasan Krueng Kalee yang telah memberikan dukungan dan doa yang tak

terputus-putusnya untuk penulis dari sejak penulis menuntut ilmu di

Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee hingga

penulis menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini.

12. Seluruh adik-adik santri tingkat „aliyah di Pondok Pesantren Darul Ihsan

Tgk. H. Hasan Krueng Kalee yang telah bersedia menjadi serta

meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner dan mendengarkan

penjelasan dari penulis serta turut mendoakan penulis dalam menyusun

penelitian ini sehingga penulis tidak hanya menyelesaikan penelitian tetapi

menjalin silaturahmi dengan responden.

13. Aufa Rifqi selaku adik angkat penulis yang bersedia membantu penulis

selama melakukan penelitian ini, terutama membantu penulis membagikan

kuesioner kepada responden di Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk. H.

Hasan Krueng Kalee.

14. Kedua orang tua kandung penulis, Alm. Sugiyanto dan ibu Safitri yang

telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melihat dunia dan

belajar banyak hal dalam kehidupan ini. Semoga Allah selalu menjaga

dan memberikan pahala terbaik dari sisiNya untuk mereka, kedua orang

tua yang sangat berharga dalam hidup penulis.

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

vii

15. Kedua orang tua angkat penulis di Aceh, Bapak H. Asnawi Amin dan Ibu

Hj. Sriningsih, Amd yang telah mendidik, mengajarkan, memberi nasihat,

memberi dukungan sepenuh hati disaat penulis sedang kurang

bersemangat, membesarkan penulis dengan pendidikan agama, moral,

nilai-nilai kebaikan, kelemahlembutan, cinta dan kasih sayang, serta

doanya yang tak terputus-putus selalu mendukung penelitian dan segala

hal yang dilakukan penulis di tengah kesibukan pekerjaan mereka dan

urusan lainnya. Terima kasih telah memberikan penulis banyak

kesempatan untuk belajar berbagai hal dan mengajarkan penulis arti

kehidupan serta pentingnya keikhlasan dan bersabar.

16. Alvina dan Miftahurrahmah, kedua adik penulis yang selalu menghibur

penulis dan menemani masa suka duka selama menuntut ilmu di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

17. Kedua sahabat penulis yang sangat setia menemani penulis saat

melakukan penelitian di Aceh, Cut Maghfira Siantikha dan Ratna Juwita

yang telah memberikan hiburan, canda, tawa, dan waktu nya untuk

menemani penulis sehingga penulis merasa lebih terbantu melewati masa-

masa penelitian ini.

18. Teman-teman penelitian penulis, St. Rafidah Ali, Sri Nur Shadrina,

Syahriani Syukri, dan Annisa Tristiana yang telah menemani perjuangan

penulisan skripsi ini, melewati susah dan senang bersama-sama, dan

saling mengingatkan dan membantu menyelesaikan penelitian.

Kebersamaan ini tidak akan pernah terlupakan. Terima kasih untuk

semua pengalaman dan kebersamaan kita.

19. Kak Fildah Rusdina yang telah mengajarkan peneliti tentang metode

analisis data dalam penelitian ini.

20. Teman-teman sejawat Carotis 2014, kakak-kakak, dan adik-adik di

PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan di almamater penulis

lainnya yang selalu memberikan semangat, mendoakan, dan memberi

motivasi penulis saat jenuh sehingga penelitian ini dapat selesai.

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

viii

21. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan jasa kalian semua.

Amin.

Kesempurnaan hanyalah milik Allah. Oleh karena itu, penulis menerima

saran dan kritik yang membangun untuk melengkapi laporan penelitian. Semoga

penenelitian ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umum dan khususnya bagi

remaja dan pelajar. Amin.

Wassalamualaikum wr. wb.

Jakarta, 16 Oktober 2017

Penulis

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

ix

ABSTRAK

Ayu Rizki Saputri. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Hubungan Tingkat

Stres, Tingkat Kecemasan, dan Tingkat Depresi dengan Tingkat Prestasi Akademik Santri

‘aliyah di Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Darussalam, Aceh

Besar, Aceh. 2017.

Latar belakang: Stres, kesemasan, dan depresi merupakan gangguan kesehatan mental

yang patut diwaspadai oleh remaja khususnya santri karena dapat menyebabkan hendaya

dan gangguan fungsi belajar maupun fungsi kehidupan lainnya. Tujuan: Mengetahui

hubungan tingkat stres, tingkat kecemasan, dan tingkat depresi dengan tingkat prestasi

akademik santri ‘aliyah dalam enam bulan terakhir di Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk.

H. Hasan Krueng Kalee, Darussalam, Aceh Besar, Aceh. Metode: Penelitian ini

menggunakan desain potong lintang dengan pengambilan data satu waktu. Sampel dipilih

dengan metode total sampling sebanyak 245 responden. Pengumpulan data menggunakan

kuesioner dan analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Tidak terdapat hubungan

bermakna antara tingkat stres (p = 1.000), tingkat kecemasan (p = 0,754), dan tingkat

depresi (p = 0,497) dengan prestasi akademik pada santri ‘aliyah di Pesantren Darul Ihsan

Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Darussalam, Aceh Besar, Aceh. Kesimpulan: Stres,

kecemasan, dan depresi tidak berhubungan secara bermakna terhadap tingkat prestasi

akademik santri ‘aliyah di Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee,

Darussalam, Aceh Besar, Aceh.

Kata kunci: stres, kecemasan, depresi, prestasi akademik, santri, ‘aliyah, pesantren.

ABSTRACK

Ayu Rizki Saputri. Medical Doctor and Physician Profession Study Program. The

Correlations Between Stress, Anxiety, and Depression Levels with The Level of The

Academic Achievements of The High School Studensts of Darul Ihsan Tgk. H. Hasan

Krueng Kalee Islamic Boarding School, Darussalam, Aceh Besar, Aceh. 2017.

Background: Stress, anxiety, and depression are mental health disorders that should be

wary of teenagers especially students because they can cause disability and impaired

learning function and other life functions. Objective: to determine the correlations

between stress, anxiety, and depression levels with the level of the academic

achievements of the students of Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee islamic

boarding school, Darussalam, Aceh Besar, Aceh in the last six months. Methods: The

study was used the cross-sectional design with one-time data retrieval. The sample was

chosen by total sampling method as many as 245 respondents. The data were collected by

the questionnaire and analize by Chi Square test. Results: There was no significant

correlation between stress (p = 1,000), anxiety (p = 0.754), and depression levels (p =

0.497) with the academic achievement of the high school students of Darul Ihsan Tgk. H.

Hasan Krueng Kalee islamic boarding school, Darussalam, Greatern Aceh, Aceh.

Conclusion: Stress, anxiety, and depression levels did not significantly influence the level

of the academic achievements of the high school students of Darul Ihsan Tgk. H. Hasan

Krueng Kalee islamic boarding school, Darussalam, Greatern Aceh, Aceh.

Keywords: stress, anxiety, depression, academic achievement, students, 'aliyah, islamic

boarding school.

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

x

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL.................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................... iv

KATA PENGANTAR............................................................................ vi

ABSTRAK............................................................................................... x

DAFTAR ISI........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN......................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 7

1.3 Hipotesis................................................................................... 8

1.4 Tujuan Penelitian...................................................................... 8

1.4.1 Tujuan Umum................................................................. 8

1.4.2 Tujuan Khusus................................................................ 8

1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 8

1.5.1 Manfaat Penelitian Bagi Santri....................................... 8

1.5.2 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti..................................... 10

1.5.3 Manfaat Penelitian Bagi Perguruan Tinggi..................... 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stres............................................................................................. 6

2.1.1 Definisi Stres.................................................................... 6

2.1.2 Jenis-Jenis Stres................................................................ 6

2.1.3 Klasifikasi Stres................................................................ 7

2.1.4 Tipe-tipe Stres................................................................... 8

2.1.5 Aspek Stres....................................................................... 9

2.1.6 Faktor-Faktor Penyebab Stres.......................................... 10

2.1.7 Fisiologi Stres................................................................... 11

2.1.8 Respon Fisiologis Tubuh terhadap Stres........................... 12

2.1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seseorang Merespon

Stres............................................................................................ 14

2.1.10 Gejala Adaptasi Umum Stres.......................................... 17

2.1.11 Dampak Stres.................................................................. 18

2.1.12 Pendekatan Probelem Solving terhadap Stres................ 18

2.1.12 Cara Mengelola Stres..................................................... 22

2.1.13 Cara Mengatasi Stres..................................................... 23

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

xi

2.2 Kecemasan................................................................................. 24

2.2.1 Epidemiologi Gangguan Kecemasan............................... 24

2.2.2 Definisi Gangguan Cemas Menyeluruh........................... 24

2.2.3 Etiologi Gangguan Kecemasan........................................ 25

2.2.4 Diagnosis Gangguan Kecemasan..................................... 26

2.2.5 Gambaran Klinis Gangguan Kecemasan......................... 27

2.2.6 Diagnosis Banding Gangguan Kecemasan....................... 27

2.2.7 Prognosis Gangguan Kecemasan...................................... 28

2.2.8 Terapi Gangguan Kecemasan............................................ 28

2.3 Depresi...................................... ................................................ 29

2.3.1 Definisi Depresi................................................................. 29

2.3.2 Epidemiologi Depresi........................................................ 30

2.3.3 Etiologi Depresi................................................................. 30

2.3.4 Perjalanan Penyakit Depresi.............................................. 34

2.3.5 Tanda dan Gejala Depresi.................................................. 35

2.3.6 Kriteria Diagnosis Depresi Berat....................................... 36

2.3.7 Tatalaksana Depresi........................................................... 37

2.3.8 Prognosis Depresi........................................................... 38

2.4 Prestasi Belajar............................................................................ 39

2.4.1 Definisi Prestasi................................................................. 39

2.4.2 Definisi Belajar.................................................................. 39

2.4.3 Prestasi Belajar.................................................................. 40

2.4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar........ 40

2.4.5 Evaluasi dan Cara Mengukur Prestasi Belajar.................. 41

2.5 Kuesioner DASS-42.................................................................. 41

2.6 Kerangka Konsep....................................................................... 43

2.7 Kerangka Teori.......................................................................... 44

2.8. Definisi Operasional.................................................................. 45

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian..........................................................................47

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian......................................................47

3.3 Populasi dan Sampel Peneliti.......................................................47

3.3.1 Populasi............................................................................47

3.3.2 Besar Sampel....................................................................48

3.3.3 Cara Pengambilan Sampel...............................................49

3.3.4 Kriteria Sampel................................................................49

3.4 Cara Kerja Penelitian...................................................................50

3.5 Alur Penelitian.............................................................................51

3.6 Manajemen Data.........................................................................52

3.6.1 Pengumpulan Data........................................................... 52

3.6.2 Instrumen Penelitian........................................................ 52

3.6.3 Pengolaahan dan Analisis Data........................................ 52

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

xii

3.6.3.1 Editing..........................................................52

3.6.3.2 Coding..........................................................52

3.6.3.3 Data Entry.....................................................52

3.6.3.4 Input Data.....................................................52

3.6.3.5 Analisis Data................................................53

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat.......................................................................54

4.1.1 Karakteristik Sampel........................................................54

4.1.2 Frekuensi Stres.................................................................55

4.1.3 Frekuensi Kecemasan.......................................................55

4.1.4 Frekuensi Depresi.............................................................56

4.1.5 Tingkat Prestasi Akademik..............................................57

4.2 Analisis Bivariat.........................................................................57

4.2.1 Hubungan Tingkat Stres dengan Prestasi

Akademik......................................................................58

4.2.2 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Prestasi

Akademik......................................................................60

4.2.3 Hubungan Tingkat Depresi dengan Prestasi

Akademik......................................................................62

4.4. Keterbatasan Penelitian.............................................................63

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.............................................................................. 64

5.2 Saran........................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 65

LAMPIRAN.............................................................................................. 70

Lampiran 1...................................................................................... 70

Lampiran 2.......................................................................................72

Lampiran 3.......................................................................................75

Lampiran 4.......................................................................................83

Lampiran 5.......................................................................................84

Lampiran 6.......................................................................................85

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................85

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin dan Tingkat Kelas

Tabel 4.2 Frekuensi Stres

Tabel 4.3 Frekuensi Kecemasan

Tabel 4.4 Frekuensi Depresi

Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Prestasi Akademik

Tabel 4.6 Hubungan Tingkat Stres dengan Tingkat Prestasi Akademik

Tabel 4.7 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Tingkat Prestasi Akademik

Tabel 4.8 Hubungan Tingkat Depresi dengan Tingkat Prestasi Akademik

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

xiv

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

LAS : Local Adaptation Syndrom

GAS : General Adaptation Syndrom

DKI : Daerah Khusus Ibukota

SDM : Sumber Daya Manusia

SMA : Sekolah Menengah Atas

CRH : Corticotropin Releasing Hormone

ACTH : Adrenocorticotropik Hormone

GAD : Generalized Anxiety Disorder

PET : Positron Emission Tomography

GABA : Gamma-aminobutyric acid

UIN : Universitas Islam Negeri

FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Informed Consent dan Data Karakteristik Respond

Lampiran 2 : Kuesioner DASS-42 Berbahasa Indonesia

Lampiran 3 : Lembar Surat Etik

Lampiran 4 : Surat balasan dari Pesantren Darul Ihsan Tgk.H. Hasan Krueng

Kalee

Lampiran 5 : Hasil Pengelolaan Data dengan SPSS

Lampiran 6 : Riwayat Penulis

Page 16: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

i

Page 17: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

i

Page 18: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang

signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (World Health

Organization) tahun 2016 terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi. WHO

menyatakan bahwa depresi akan menjadi penyakit dengan beban global kedua

terbesar di dunia setelah penyakit jantung iskemik pada tahun 2020. Hasil survey

di 14 negara tahun 1990 menunjukkan depresi merupakan masalah kesehatan

dengan urutan ke-4 terbesar di dunia yang mengakibatkan beban sosial. Prevalensi

depresi di Indonesia cukup tinggi, yakni sekitar 17-27%. Hal ini dapat dilihat dari

data bunuh diri di Indonesia yang semakin meningkat, hingga terhitung 50.000

kasus bunuh diri di tahun 2014. Sangat jauh dibandingkan 5000 kasus bunuh diri

di tahun 2010.1

Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi kejadian stres

cukup tinggi dimana hampir dari 350 juta penduduk dunia mengalami stres dan

stres merupakan penyakit dengan peringkat ke-4 di dunia. Studi prevalensi stres

dilakukan oleh Health and Safety Executive di Inggris melibatkan penduduk

Inggris sebanyak 487.000 orang yang masih produktif dari tahun 2013-2014.

Kementrian Kesehatan Indonesia pada tahun 2007 menyatakan bahwa dari

populasi orang dewasa di Indonesia yang mencapai 150 juta jiwa, sekitar 11,6

persen atau 17,4 juta jiwa mengalami gangguan mental emosional atau gangguan

kesehatan jiwa berupa gangguan kecemasan dan depresi.

Angka tersebut

mengalami penurunan menjadi 6% pada tahun 2013. Dengan demikian, ada

1.740.000 orang Indonesia yang mengalami gangguan mental emosional atau

gangguan kesehatan jiwa berupa gangguan kecemasan dan depresi.2

Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta menunjukkan

jumlah penduduk stres menjacapai 1,33 juta dari 9,5 juta jiwa (14% dari 9,5 juta).

Data dari Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Tengah tahun 2006 tercatat

1

Page 19: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

2

704.000 orang mengalami gangguan kejiwaan, 608.000 di antaranya mengalami

stres.3

Gangguan Kecemasan merupakan keadaan psikiatri paling sering

ditemukan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. The Anxiety and Depression

Assosiation of America menuliskan bahwa gangguan kecemasan dan depresi di

derita oleh 40 juta populasi orang dewasa di Amerika Serikat pada usia 18 tahun

lebi (18% dari populasi). Diperkirakan 20% dari penduduk dunia menderita

kecemasan dan sebanyak 47,7 remaja sering merasa cemas. National Comorbidity

Study melaporkan bahwa satu dari empat orang memenuhi kriteria untuk

sedikitnya satu gangguan kecemasan dan terdapat angka prevalensi 17% per

tahun.3

Data dari CDC pada tahun 2007-2010 menyatakan bahwa prevalensi

depresi pada usia 12-17 tahun sebesar 6,3%. Usia tersebut termasuk kelompok

usia remaja awal dan pertengahan serta merupakan usia pendidikan sekola h

menengah.2 Data Riskesdas pada tahun 2013 menunjukkan prevalensi gangguan

mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan

untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah

penduduk Indonesia.2 Orang dengan gangguan kecemasan 10-15% juga

mengalami depresi berat. Gangguan kecemasan pada umumnya terjadi pada usia

dewasa muda, sekitar 25 tahun, tetapi bisa terjadi pada usia berapapun, termasuk

anak-anak dan remaja.3

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Taufik di SMA Negeri 7

Padang pada tahun 2013 menyatakan bahwa 13,2% siswa SMA Negeri 7 Padang

tergolong dalam kategori tingkat stres akademik tinggi. Hal ini berarti bahwa

siswa SMA Negeri 7 Padang tidak luput dari kondisi stres akibat tuntutan

akademik.4

Studi Pendahuluan dilakukan oleh peneliti Novita Nabila pada tahun 2014

di Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz. Hasil wawancara 10 anak yaitu

memberikan pengakuan sering mengalami stres dan 9 anak mengakui susah

berkonsentrasi dalam belajar.5 Ternyata, bukan hanya siswa sekolah umum saja

Page 20: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

3

yang mengalami masalah stres dalam menajalani kehidupan dan menuntut ilmu di

sekolah, di pondok pesantren pun kehidupan santri tidak selalu semua berjalan

dengan lancar dan ada santri yang mengalami masalah stres.5

Tercatat di Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan Pendidikan

dan Pelatihan (Diklat) Kementrian Agama bahwa jumlah santri pondok pesantren

di 34 provinsi di seluruh Indonesia, mencapai 3,65 juta yang tersebar di 25.000

pondok pesantren. Besarnya jumlah pondok pesantren yang tersebar di seluruh

provinsi di Indonesia dan angka santri yang begitu besar menunjukkan bahwa

semakin meningkatnya kepercayaan orang tua atau masyarakat Indonesia pada

pondok pesantren yang dianggap mampu menunjang pendidikan di Indonesia dan

mencetak anak-anak mereka menjadi generasi yang baik dan tangguh untuk

bangsa dan negara.6

Melihat besarnya peran pesantren dalam menunjang pendidikan di

Indonesia disertai tingginya angka prevalensi stres, kecemasan, dan depresi pada

usia remaja atau usia sekolah menengah, serta melihat besarnya pengaruh stres

terhadap konsentrasi belajar siswa di pesantren, maka peneliti tergerak untuk

melakukan penelitian mengenai hubungan tingkat stres, kecemasan, dan depresi

dengan tingkat prestasi akademik pada santri „aliyah di Pondok Pesantren Darul

Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Darussalam, Aceh Besar, Aceh.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Apakah ada hubungan antara tingkat stres, tingkat kecemasan, dan tingkat

depresi dengan tingkat prestasi akademik santri di Pondok Pesantren Darul Ihsan

Tgk. H. Hasan Krueng Kalee ?

1.3. HIPOTESIS

Ada hubungan antara tingkat stres, tingkat kecemasan, dan tingkat depresi

dengan tingkat prestasi akademik santri di Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk. H.

Hasan Krueng Kalee.

Page 21: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

4

1.4. TUJUAN PENELITIAN

1.4.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara stres, tingkat kecemasan, dan tingkat depresi dengan

tingkat prestasi akademik santri di Pondok Pesantren Darul Ihsan

Tgk. H. Hasan Krueng Kalee.

1.4.2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis banyaknya kejadian stres, cemas, dan depresi

pada santri di Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan

Krueng Kalee.

b. Menganalisis hubungan tingkat stres, kecemasan, dan depresi

terhadap prestasi belajar pada santri di Pondok Pesantren Darul

Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

1.5.1. Bagi Santri

a. Sebagai informasi dalam mengetahui seberapa besar

santri yang mengalami masalah dalam prestasi belajar

akibat stres, kecemasan, dan depresi.

b. Sebagai informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh

atau hubungan stres, kecemasan, dan depresi terhadap

prestasi belajar santri di kelas.

1.5.2. Bagi Peneliti

a. Sebagai penambahan wawasan tentang besarnya angka

kejadian stres, kecemasan dan depresi di Pondok

Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee.

b. Menjadi motivasi untuk mengembangkan penelitian

lanjutan yang berhubungan dengan hasil penelitian yang

didapatkan, misalnya melanjutkan penelitian mengenai

faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi stres,

kecemasan, dan depresi pada santri atau meneliti tentang

Page 22: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

5

metode penanganan seperti apa saja yang mampu

mengatasi masalah stres, kecemasan, dan depresi pada

santri di pesantren sehingga dapat menurunkan angka

kejadian stres, kecemasan, dan depresi pada santri di

pesantren.

1.5.3. Bagi Perguruan Tinggi

a. Sebagai data untuk dilakukan penelitian selanjutnya

Page 23: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. STRES

2.1.1. Definisi Stres

Menurut American Institute of Stress tahun 2010 disebutkan bahwa tidak

ada definisi yang pasti untuk stres karena setiap individu akan memiliki reaksi

yang berbeda terhadap stres yang sama, sedangkan menurut National of

Asosiation of School Psychologist tahun 1998 disebutkan bahwa stres adalah

perasaan yang tidak menyenangkan dan diinterpretasikan secara berbeda antara

individu yang satu dengan individu yang lainnya.7

Menurut Hans Selye, stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak

spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian

tersebut dapat dikatakan stres apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang

berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka

tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang

tersebut dapat mengalami stres. Respons atau tindakan ini termasuk respons

fisiologis dan psikologis.8

Dapat disimpulkan bahwa stres dapat didefenisikan sebagai sebuah

keadaan yang kita alami ketika ada sebuah ketidaksesuain antara tuntutan

yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Sesuatu yang

menyebabkan timbulnya stres disebut stressor.9

2.1.2. Jenis-Jenis Stres

Quick dan Quick mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:10

a. Eustress

Yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat,

positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut

termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang

6

Page 24: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

7

diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan

adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.

b. Distress

Yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak

sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut

termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit

kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran yang tinggi, yang

diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

2.1.3. Klasifikasi Stres

a. Stres Akut (Acute Stress)

Merupakan reaksi terhadap ancaman yang segera, umunya

dikenal dengan respon atas pertengkaran atau penerbangan (fight

or flight). Suatu ancaman dapat terjadi pada situasi apa pun yang

pernah dialami bahkan secara tidak disadari atau salah dianggap

sebagai suatu bahaya. Penyebab-penyebab stres akut antara lain:10

kebisingan, keramaian,

pengasingan,

lapar,

bahaya,

infeksi, dan

bayangan suatu ancaman atau ingatan atas suatu peristiwa

berbahaya (mengerikan).

Pada banyak kejadian, suatu waktu ancaman akut telah

dilalui, suatu respon menjadi tidak aktif dan tingkat-tingkat

hormon stres kembali normal, suatu kondisi yang disebut respon

relaksasi (relaxation response).10

b. Stres Kronis (Chronic Stress).

Kehidupan modern menciptakan situasi stres

berkesinambungan yang tidak berumur pendek. Penyebab-

penyebab umum stres kronis antara lain:11

kerja dengan tekanan

tinggi yang terus menerus, problem-problem hubungan jangka

panjang, kesepian, dan kekhawatiran finansial yang terus-menerus.

Page 25: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

8

2.1.4. Tipe-Tipe Stres

a. Tekanan

Hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa persekitaran

dengan individu. Paras tekanan yang dihasilkan akan bergantung

kepada sumber tekanan dan cara individu tersebut bertindak balas.

Tekanan mental adalah sebagian daripada kehidupan harian. Ia

merujuk kepada kaidah yang menyebabkan ketenangan individu

terasa diancam oleh peristiwa di sekitarnya dan menyebabkan

individu tersebut bertindak balas. Tekanan mental yang sederhana

dapat menjadi pendorong kepada satu-satu tindakan dan

pencapaian tetapi kalau tekanan mental anda itu terlalu tinggi, ia

dapat menimbulkan masalah sosial dan seterusnya menggangu

kesehatan anda.11

b. Frustasi

Yaitu suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang

terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.11

c. Konflik

Berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling

memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses

sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana

salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan

menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.11

d. Kecemasan

Kecemasan itu suatu respon atau sinyal menyadarkan

seseorang tentang prasaan khawatir , gelisah , dan takut yang sedang

ia rasakan. Ini timbul dari emosi seseorang karena merasa tidak

nyaman, tidak aman atau merasakan ancaman dan sering kali terjadi

tanpa adanya penyebab yang jelas ini karena respon terhadap situasi

yang kelihatannya tidak menakutkan.11

Page 26: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

9

2.1.5. Aspek Stres

a. Stimulus

Keadaan/situasi dan peristiwa yang dirasakan mengancam atau

membahayakan yang menghasilkan perasaan tegang disebut

sebagai stressor.11

b. Respon

Respon adalah reaksi seseorang terhadap stresor. Terdapat dua

komponen yang saling berhubungan, komponen Fisiologis dan

komponen Psikologis. Dimana kedua respon tersebut disebut

dengan strain atau ketegangan.11

1) Komponen Fisiologis, misalnya detak jantung, sakit perut,

keringat.

2) Komponen psikologis, misalnya pola berfikir dan emosi

c. Proses

Stres sebagai suatu proses terdiri dari stresor dan strain

ditambah dengan satu dimensi yang peting yaitu hubungan antara

manusia dengan lingkungan. Proses ini melibatkan interaksi dan

penyesuaian diri yang kontinyu yang disebut juga dengan istilah

transaksi antara manusia dengan lingkungan, yang didalamnya

termasuk perasaan yang dialami dan bagaimana orang lain

merasakannya.11

Page 27: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

10

2.1.6. Faktor-Faktor Penyebab Stres

Stres dapat terjadi karena:11

a. Fisik-Biologik

1) Penyakit sulit disembuhkan

2) Cacat fisik

3) Merasa penampilan kurang menarik

b. Psikologik

1) Negatif thinking

2) Sikap permusuhan

3) Iri hati

4) Dendam dan sejenisnya

c. Sosial

1) Kehidupan keluarga yang tidak harmonis

2) Faktor pekerjaan

3) Iklim lingkungan.

d. Pekerjaan “occupational stress”

1) Tuntutan kerja, terlalu banyak dan membuat orang bekerja

terlalu keras dan lembur karena keharusan

mengerjakannya.

2) Jenis pekerjaan, misalnya : jenis pekerjaan yang

memberikan penilaian atas penampilan kerja bawahannya

(supervisi), guru, dan dosen.

3) Pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan

manusia

2.1.7. Fisiologi Stres

Stres fisik atau emosional mengaktivasi amygdala yang merupakan bagian

dari sistem limbik yang berhubungan dengan komponen emosional dari otak.

Respon emosional yang timbul ditahan oleh input dari pusat yang lebih tinggi di

forebrain. Respon neurologis dari amygdala ditransmisikan dan menstimulasi

respon hormonal dari hipotalamus. Hipotalamus akan melepaskan hormon CRF

Page 28: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

11

(corticotropin- releasing factor) yang menstimulasi hipofisis untuk melepaskan

hormon lain yaitu ACTH (adrenocorticotropic hormone) ke dalam darah. ACTH

sebagai gantinya menstimulasi kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortisol,

suatu kelenjar kecil yang berada di atas ginjal. Semakin berat stres, kelenjar

adrenal akan menghasilkan kortisol semakin banyak dan menekan sistem imun.7

Secara simultan, hipotalamus bekerja secara langsung pada sistem otonom

untuk merangsang respon yang segera terhadap stres. Sistem otonom sendiri

diperlukan dalam menjaga keseimbangan tubuh. Sistem otonom terbagi dua yaitu

sistem simpatis dan parasimpatis. Sistem simpatis bertanggung jawab terhadap

adanya stimulasi atau stres. Reaksi yang timbul berupa peningkatan denyut

jantung, napas yang cepat, penurunan aktivitas gastrointestinal. Sementara sistem

parasimpatis membuat tubuh kembali ke keadaan istirahat melalui penurunan

denyut jantung, perlambatan pernapasan, meningkatkan aktivitas gastrointestinal.

Perangsangan yang berkelanjutan terhadap sistem simpatis menimbulkan respon

stress yang berulang-ulang dan menempatkan sistem otonom pada

ketidakseimbangan. Keseimbangan antara kedua sistem ini sangat penting bagi

kesehatan tubuh. Dengan demikian tubuh dipersiapkan untuk melawan atau reaksi

menghindar melalui satu mekanisme rangkap: satu respon saraf, jangka pendek,

dan satu respon hormonal yang bersifat lebih lama.7

2.1.8. Respon Fisiologis Tubuh Terhadap Stres

Hans Selye menyebutkan ada 2 respon fisiologis tubuh terhadap yaitu :

Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).12

a. Local Adaptation Syndrom (LAS)

Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap

stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan

penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll.

Responnya berjangka pendek.

Karakteristik dari LAS :

Page 29: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

12

1) respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan

semua system

2) respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk

menstimulasikannya.

3) respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.

4) respon bersifat restorative.

b. General Adaptation Syndrom (GAS)

GAS merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh

terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem

saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS

sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin. Menurut Selye

dalam fase GAS ada 3 (tiga) tingkatan yang berbeda dari respon

fisik dan mental atau tanggapan seseorang terhadap stres yaitu

peringatan (alarm), perlawanan (resistance), dan peredaan

(exhaustion).12

1) Tahap peringatan dini atau alarm, merupakan tahapan awal

dari reaksi tubuh saat menyadari adanya suatu tekanan atau

stres. Reaksi awal pada umumnya terjadi dalam bentuk suatu

pesan biokimia yang ditandai dengan gejala seperti otot

menegang, tekanan darah dan denyut jantung meningkat dan

sebagainya.

2) Tahap perlawanan, yang ditandai dengan adanya gejala

ketegangan, kegelisahan, kelesuan dan sebagainya yang

menandakan seseorang sedang melakukan perlawanan

terhadap stres. Perlawanan terhadap stres sering menimbulkan

terjadinya kecelakaan, pengambilan keputusan yang kurang

baik dan sakit- sakitan.

3) Tahap peredaan ditandai dengan runtuhnya tingkat

perlawanan. Pada tahap ini akan muncul berbagai macam

Page 30: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

13

penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung

koroner, penyakit gula darah, dan sebagainya.

c. Reaksi Psikologis

Seperti gelisah, cemas, tidak dapat berkonsentrasi dalam

pekejaan atau belajar, sikap pesimis, hilang rasa humor, malas,

sikap apatis, sering melamun, sering marah-marah bersikap agresif

baik secara verbal seperti berkata-kata kasar, suka menghina,

mupun non verbal seperti menendang-nendang, menempeleng,

membanting pintu atau memecahkan barang-barang. Reaksi

psikologis yang paling sering terjadi adalah :

1) Kecemasan

Respon yang paling umum merupakan tanda bahaya yang

menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang

sukar digambarkan adalah emosi yang tidak menyenangkan

istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik antung

berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah

tinggi dan susah tidur.

2) Kemarahan dan Agresi

Yakni perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan

yang dirasakan sebagai ancaman. Merupakan reaksi umum lain

terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan

agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang

melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak

wajar. Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis

dan usaha membunuh orang.

3) Depresi

Yaitu keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan

semangat. Terkadang disertai rasa sedih yang mendalam dan

ingin bunuh diri.

Page 31: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

14

2.1.9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seseorang dalam Merespon Stres

Respons terhadap stresor yang diberikan setiap individu akan berbeda

berdasarkan faktor yang akan mempengaruhi dari stresor tersebut, dan coping

yang dimiliki individu, di antara stresor yang dapat mempengaruhi respons tubuh

antara lain:10

a. Sifat Stresor

Sifat stresor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

respons tubuh terhadap stresor. Sifat stesor ini dapat berupa tiba-

tiba atau berangsur-angsur, sifat ini pada setiap individu dapat

berbeda tergantung dari pemahaman tentang arti stresor.

b. Durasi Stresor

Lamanya stresor yang dialami klien akan mempengaruhi

respons tubuh. Apabila stresor yang dialami lebih lama, maka

respons yang dilaminya juga akan lebih lama dan dapat

mempengaruhi dari fungsi tubuh yang lain.

c. Jumlah Stresor

Jumlah stresor yang dialami seseorang dapat menentuka

respons tubuh. Semakin banyak stresor yang dialami pada

seseorang, dapat menimbulkan dampak besar bagi fungsi tubuh

juga sebaliknya dengan jumlah stresor yang dialami banyak dan

kemampuan adaptasi baik, maka seseorang akan memiliki

kemampuan dalam mengatasinya.

d. Pengalaman Masa Lalu

Pengalaman ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh

terhadap stresoryang dimiliki. Semakin banyak stresor dan

pengalaman yang dialami dan mampu menghadapinya, maka

Page 32: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

15

semakin baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan

adaptifnya akan semakin baik pula.

e. Tipe Kepribadian

Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi

respons terhadap stresor. Apabila seseorang yang memiliki tipe

kepribadian A, maka lebih rentan terkena stress dibandingkan

dengan tipe kepribadian B. tipe kepribadian A memiliki ciri

ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang,

mudah tersinggung, mudah marah, memiliki kewaspadaan yang

berlebihan, berbicara cepat, bekerja tidak kenal waktu, pandai

berorganisasi dan memimpin atau memerintah, lebih suka

bekerja sendirian bila ada tantangan, kaku terhadap waktu,

ramah, tidak mudah dipengaruhi, bila berlibur fikirannya ke

pekerjaan dan lain-lain. Sedangkan tipe kepribadian B memiliki

sikap tidak agresif ambisinya wajar-wajar, penyabar, senang,

tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, cara berbicara

tidak tergesa-gesa, perilaku tidak interaktif, lebih suka kerjasama,

mudah bergaul, dan lain-lain atau merupakan kebalikan dari tipe

kepribadian A.

f. Tingkat Perkembangan

Tingkat perkembangan pada individu ini juga dapat

mempengaruhi respons tubuh di mana semakin matang dalam

perkembangannya, maka semakin baik pula kemampuan untuk

mengatsinya. Dalam perkembangannya kemampuan individu

dalam mengatasi stresor dan respons terhadapnya berbeda-beda

dan stresor yang dihadapinya pun beda yang dapat digambarkan

sebagai berikut:

2.1.10. Gejala Adaptasi Umum Stres

Page 33: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

16

Menurut Ghani seseorang mengalami stres dapat dilihat dari tanda–tanda,

diantaranya adalah : 9

a. Gejala Fisik

Seperti sakit kepala, tekanan darah naik, dan serangan jantung.

b. Gejala Psikologis

Seperti sulit tidur, mimpi buruk, depresi, kerja gelisah/

tak bergairah, bingung, mudah tersinggung/impulsif, dan

gejala depresi lainnya.

c. Gejala Perilaku

Seperti membolos, uring- uringan, produktivitas

menurun, dan sering membuat kekeliruan/ kesalahan kerja.

2.1.11. Dampak Stres

a. Pengaruh Positif

Stres dapat mendorong orang untuk membangkitkan

kesadaran dan menghasilkan pengalaman baru.

b. Pengaruh Negatif

Pengaruh negatif dari stres antara lain adalah; menimbulkan

perasaan-perasaan tidak nyaman, tidak percaya diri, penolakan,

marah, depresi, memicu sakit kepala, sakit perut, insomnia,

tekanan darah tinggi, dan stroke. Selain itu, stres pada anak yang

berkepanjangan akan berpengaruh negatif pada pertumbuhan

kepribadiannya, yaitu kurang percaya diri dan takut melakukan

sesuatu.9

2.1.12. Pendekatan Problem Solving Terhadap Stres

a. Strategi Koping yang Spontan Mengatasi Stres :

Page 34: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

17

Koping yang digunakan individu secara sadar dan terarah

dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode

koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi.

Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok

dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak akan

menimbulkan sakit (disease), tetapi stressor tersebut akan menjadi

suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi. Strategi

koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki empat

komponen pokok:12

1) Peningkatan Kesadaran terhadap Masalah: mengetahui dan

memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi situasi

yang tengah berlangsung.

2) Pengolahan Informasi: suatu pendekatan dengan cara

mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan

diredam. komponen ini meliputi pengumulan informasi dan

pengkajian sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.

3) Pengubahan Perilaku: suatu tindakan yang dipilih secara

sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan,

meminimalkan, atau menghilangkan stressor.

4) Resolusi Damai: suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil di

atasi.

b. Defence Mechanisms ( Pertahanan Diri )

Menurut Lazanus tahun 2006 penanganan stress atau coping

terdiri dari dua bentuk, yaitu :

1) Problem - Pocused Coping ( Coping yang berfokus pada

masalah ) yaitu istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk

penanganan stress atau coping yang digunakan oleh individu

yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya .

2) Emotion - Pocused Coping ( Coping yang berfokus pada emosi

) yaitu istilah Lazarus untuk penanganan stress dimana individu

Page 35: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

18

memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara

emosional, terutama denngan menggunakan penilaian defensif.12

c. Strategi Penanganan Stres Dengan Mendekat Dan

Menghindar

1) Strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha

kognitif untuk memahami penyebab stres dan usaha untuk

menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapi

penyebab stres tersebut atau konsekuensi yang ditimbulkannya

secara langsung

2) Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha

kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab

stres dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk

menarik diri atau menghindar dari penyebab stress.12

d. Adaptasi.

Adaptasi adalah suatu perubahan yang menyertai individu

dalam berespons terhadap perubahan yang ada di lingkungan

dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis

maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.

Macam-macam adaptasi, antara lain :12

1) Adaptasi Fisiologis

Merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah

atau secara fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan

dan berbagai faktor yang menimbulkan atau mempengaruhi

keadaan menjadi tidak seimbang contohnya masuknya kuman

penyakit, maka secara fisiologis tubuh berusaha untuk

mempertahankan baik dari pintu masuknya kuman atau sudah

masuk dalam tubuh. Adaptasi secara fisiologis dapat dibagi

menjadi dua yaitu: apabila kejadiannya atau proses adaptasi

bersifat lokal, maka itu disebut dengan LAS (Local Adaptation

Syndroma) seperti ketika daerah tubuh atau kulit terkena

infeksi, maka di daerah kulit tersebut akan terjadi kemerahan,

Page 36: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

19

bengkak, nyeri, panas dan lain-lain yang sifatnya lokal atau

pada daerah sekitar yang terkena. Akan tetapi apabila reaksi

lokal tidak dapat diatasi dapat menyebabkan gangguan secara

sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian seperti

panas seluruh tubuh, berkeringat dan lain-lain, keadaan ini

disebut sebagai GAS (General Adaption Syndrome).12

2) Adaptasi Psikologis

Merupakan proses penyesuaian secara psikologis

akibat stresor yang ada, dengan memberikan mekanisme

pertahanan dari dengan harapan dapat melindungi atau

bertahan diri dari serangan atau hal-hal yang tidak

menyenangkan.

Dalam adaptasi secara psikologis terdapat dua cara

untuk mempertahankan diri dari berbagai stresor yaitu dengan

cara melakukan koping atau penanganan diantaranya

berorientasi pada tugas (task oriented) yang di kenal dengan

problem solving strategi dan ego oriented atau mekanisme

pertahanan diri.

3) Adaptasi Sosial Budaya

Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan

melakukan proses penyesuaian perilaku yang sesuai dengan

norma yang berlaku di masyarakat, berkumpul dalam

masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan.

4) Adaptasi Spiritual.

Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan

perilaku yang didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan

yang dimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya. Apabila

mengalami stres, maka seseorang akan giat melakukan ibadah.

Page 37: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

20

2.1.13. Cara Mengelola Stres

a. Coping

Mengelola stres disebut dengan istilah coping. Menurut

R.S. Lazarus coping adalah proses mengelola tuntutan (internal

atau eksternal) yang diduga sebagai beban karena di luar

kemampuan individu. Coping terdiri atas upaya-upaya yang

berorientasi kegiatan dan intrapsikis (seperti menuntaskan,

tabah, mengurangi atau meminimalkan) tuntutan internal dan

eksternal. Adapun menurut Weiten dan Lloyd coping

merupakan upaya-upya untuk mengatasi, mengurangi atau

mentoleransi beban perasaan yang tercipta karena stres. 12

Faktor-faktor yang mempengaruhi coping:

1) Dukungan sosial. Dukungan sosial dapat diartikan sebagai

“bantuan dari orang lain yang memiliki kedekatan (orang tua,

suami/isteri, saudara atau teman) terhadap seseorang yang

mengalami stres. Dukungan sosial memiliki empat fungsi: (a)

sebagai emotional support, meliputi pemberian curahan kasih

sayang, perhatian dan kepedulian; (b) sebagai appraisal

support, meliputi bantuan orang lain untuk menilai dan

mengembangkan kesadaran akan masalah yang dihadapi,

termasuk usaha-usaha mengklarifikasi dan memberikan

umpan balik tentang hikmah di balik masalah tersebut; (c)

sebagai informational support, meliputi nasehat/pengarahan

dan diskusi tentang bagaimana mengatasi atau memecahkan

masalah; (d) sebagai instrumental support, meliputi bantuan

material, seperti memberikan tempat tinggal, meminjamkan

uang dan menyertai kunjungan ke biro layanan sosial.

2) Kepribadian. Kepribadian seseorang cukup besar

pengaruhnya terhadap coping atau usaha-usaha dalam

menghadapi atau mengelola stres. Adapun tipe-tipe

Page 38: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

21

kepribadian yang berpengaruh terhadap coping adalah

sebagai berikut: (1) Hardiness (ketabahan, daya tahan) yaitu

tipe kepribadian yang ditandai dengan sikap komitmen,

internal locus control dan kesadaran akan tantangan

(challenge); (2) Optimisme, yaitu kecenderungan umum

untuk mengharapkan hasil-hasil yang baik atau sesuai

harapan; (3) Humoris.

2.1.14. Cara Mengatasi Stres

a. Ringkasan penilaian diri

Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala yang

muncul dari aktivitasrespon stres anda akan membantu anda

memonitor reaksi anda terhadap tuntutan dan tekanan yang

akan dihadapi. Tanda-tanda dan gejala ini menjadi

indikator bagi anda untuk mengatasinya. Gunakan ini sebagai

alat untuk merefleksikan apa yang mungkin menjadi penyebab

stres anda.12

b. Mengembangkan kemampuan antisipasi masalah

Mengukur apa yang terjadi selanjutnya dan beban

dan tuntutan apa yang menyebabkan stres. Salnjutnya menyusun

rencana untuk mengatasi masalah dengan mempertimbangkan

akibat yang akan diterima dari tuntutan.

c. Mengubah tuntutan

Mengubah tuntutan dapat dilakukan dengan

mengurangi tuntutan atau meningkatkan tuntutan. Hal

ini dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman

terdahulu yang menyebabkan anda stres. Cara Mengurangi

tuntutan: 12

1) Tetap waspada terhadap peristiwa-peristiwa kehidupan

2) Membuat prioritas masalah

Page 39: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

22

3) Menjadi realistis terhadap hal yang ingin dicapai

4) Menghindari bersikap perfeksionis

5) Mencari bantuan ketika beban semakin berat

6) Menghindari ketidakpastian

7) Menemukan pekerjaan atau kegiatan yang sesuai dengan

kepribadian diri sendiri

2.2. KECEMASAN

2.2.1 Epidemiologi Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan gangguan yang sangat sering dijumpai

pada klinik psikiatri. Kondisi ini terjadi sebagai akibat interaksi faktor-faktor

biopsikososial, termasuk kerentanan genetik yang berinteraksi dengan kondisi

tertentu, stres atau trauma yang menimbulkan sindroma klinis yang bermakna.13

Angka prevalensi untuk gangguan cemas menyeluruh 3-8% dan rasio

antara perempuan dan laki-laki sebesar 2:1. Pasien gangguan cemas menyeluruh

sering memiliki komorbiditas dengan gangguan mental lainnya seperti gangguan

panik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stres pasca trauma, dan gangguan

depresi berat.13

2.2.2. Definisi Gangguan Cemas Menyeluruh

Gangguan cemas menyeluruh (Generelized Anxiety Disorder,GAD)

merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran

yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap

berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari.Kondisi ini dialami hampir sepanjang

hari, berlangsung sekurangnya selama 6 bulan.13

Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan berhubungan

dengan gejala-gejala somatik seperti ketegangan otot,iritabilitas, kesulitan tidur,

dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan

yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan.13

Page 40: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

23

2.2.3 Etiologi Gangguan Kecemasan

a. Teori Biologi

Area otak yang diduga terlibat pada timbulnya GAD adalah

lobus oksipitalis yang mempunyai reseptor benzodiazepin tertinggi di

otak. Basal ganglia, sistem limbik, dan korteks frontal juga

dihipotesiskan terlibat pada etiologi timbulnya GAD. Pada pasien

GAD juga ditemukan sistem serotonergik yang abnormal.

Neurotransmiter yang berkaitan dengan GAD adalah GABA,

serotonin, norepinefrin, glutamat, dan kolesistokinin.

Pemeriksaan

PET (Positron Emission Tomography) pada pasien GAD ditemukan

penurunan metabolisme di ganglia basal dan massa putih otak.14

b. Teori Genetik

Pada sebuah studi didapatkan bahwa terdapat hubungan

genetik pasien GAD dan gangguan depresi mayor pada wanita. Sekitar

25% dari keluarga tingkat pertama penderita GAD juga menderita

gangguan yang sama. Sedangkan penelitian pada pasangan kembar

didapatkan angka 50% pada kembar monozigotik dan 15% pada

kembar dizigotik.14

c. Teori Psikoanalitik

Teori psikoanalitik menghipotesiskan bahwa anxietas adalah

gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan. Pada tingkat

yang paling primitif anxietas dihubungkan dengan perpisahan dengan

objek cinta. Pada tingkat yang lebih matang lagi anxietas dihubungkan

dengan kehilangan cinta dari objek yang penting. Anxietas kastrasi

berhubungan dengan fase oedipal sedangkan anxietas superego

merupakan ketakutan seseorang untuk mengecewakan nilai dan

pandangannya sendiri (merupakan anxietas yang paling matang).14

d. Teori Kognitif-Perilaku

Penderita GAD berespon secara salah dan tidak tepat terhadap

ancaman, disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal

negatif pada lingkungan, adanya distorsi pada pemrosesan informasi

Page 41: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

24

dan pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk

menghadapi ancaman.14

2.2.4 Diagnosis Gangguan Kecemasan

Kriteria diagnostik gangguan cemas menyeluruh menurut DSM IV-TR:7

a. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul

hampir setiap hari, sepanjang hari,terjadi selama sekurangnya 6

bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan

atau aktivitas sekolah).

b. Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya.

c. Kecemasan dan kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari enam

gejala berikut ini (dengan sekurangnya beberapa gejala lebih

banyak terjadi dibandingkan tidak terjadi selama 6 bulan

terakhir). Catatan: hanya satu nomor yang diperlukan pada anak.

Gejala-gejala tersebut yaitu:

1) Kegelisahan

2) Mudah merasa lelah

3) Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong

4) Iritabilitas

5) Ketegangan otot

6) Gangguan tidur (sulit tidur atau tetap tidur, atau tidur

gelisah, dan tidak memuaskan)

d. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan

aksis 1, misalnya, kecemasan atau ketakutan adalah bukan tentang

menderita suatu serangan panik(seperti pada gangguan panik),

merasa malu pada situasi umum (seperti pada fobia sosial),

terkontaminasi (seperti pada gangguan obsesif kompulsif), merasa

jauh dari rumah atau sanak saudara dekat (seperti pada ganggaun

cemas perpisahan), penambahan berat badan ( seperti pada

anoreksia nervosa), menderita keluhan fisik berganda (seperti

pada gangguan somatisasi), atau menderita penyakit serius

Page 42: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

25

(seperti pada hipokondriasis) serta kecemasan dan kekhawatiran

tidak terjadi semata-mata selama gangguan stres pasca trauma.

e. Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan

penderitaan yang bermakna secara klinis, atau gangguan pada

fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

f. Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis

langsung dari suatu zat (misalnya penyalahgunaan zat, medikasi)

atau kondisi medis umum (misalnya hipertiroidisme), dan tidak

terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood, gangguan

psikotik, dan gangguan perkembangan pervasif.

2.2.5 Gambaran Klinis Gangguan Kecemasan

Gejala utama GAD adalah anxietas, tegangan motorik, hiperaktivitas

autonom, dan kewaspadaan secara kognitif. Kecemasan bersifat berlebihan dan

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan pasien. Keteganagan motorik

bermanifestasi sebagai bergetar, kelelahan, dan sakit kepala. Hiperaktivitas

autonom timbul dalam bentuk pernapasan yang pendek, berkeringat, palpitasi, dan

disertai gejala pencernaan. Terdapat juga kewaspadaan kognitif dalam bentuk

iritabilitas.14

Pasien GAD biasanya datang ke dokter umum karena keluhan somatik,

atau datang kedokter spesialis karena gejala spesifik seperti diare kronik. Pasien

biasanya memperlihatkan perilaku mencari perhatian (seeking behavior).

Beberapa paseien menerima diagnosis GAD dan terapi yang adekuat, dan

beberapa lainnya meminta konsultasi medik tambahan untuk masalah-masalah

mereka.14

2.2.6 Diagnosis Banding Gangguan Kecemasan

Gangguan cemas menyeluruh perlu dibedakan adari kecemasan akibat

kondisi medis umum maupun gangguan yang berhubungan penggunaan zat.

Diperlukan pemeriksaan medis termasuk tes kimia darah, elektrokardiografi, dan

tes fungsi tiroid. Klinisi harus menyingkirkan adanya intoksikasi kafein,

Page 43: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

26

penyalahgunaan stimulansia, kondisi putus zat atau obat seperti alkohol, hipnotik-

sedatif, dan anxiolitik.7

Gangguan psikiatrik lain yang merupakan diagnosis banding GAD adalah

gangguan panik, fobia, gangguan obsesif kompulsif, hipokondriasis, gangguan

somatisasi, gangguan penyesuaian dengan kecemasan, dan gangguan kepribadian.

Membedakan GAD dengan gangguan depresi dan distimik tidak mudah, dan

gangguan-gangguan ini sering kali terdapat bersama-sama GAD.7

2.2.7 Prognosis Gangguan Kecemasan

Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan kronis yang

mungkin berlangsung seumur hidup. Sebanyak 25% penderita akhirnya

mengalami gangguan panik, juga dapat mengalami gangguan depresi mayor.7

2.2.8 Terapi Gangguan Kecemasan

Terapi kognitif-perilaku

Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung

mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku,

mengenali gejala somatik secara langsung,teknik utama yang

digunakan pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan

biofeedback.7

Terapi suportif

Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-

potensi yang ada dan belum tampak,didukung egonya,agar

lebih banyak bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan

pekerjaannya.7

Psikoterapi berorientasi tilikan

Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan

konflik bawah sadar, menilai egostrength, relasi obyek, serta

keutuhan self pasien. Dari pemahaman akan komponen-

komponen tersebut,kita sebagai terapis dapat memperkirakan

sejauh mana pasien dapat diubah untuk menjadi lebih matur.

Page 44: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

27

Bila tidak tercapai, minimal kita memfasilitasi agar pasien

dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.7

2.3. DEPRESI

2.3.1 Definisi Depresi

Gangguan depresi dalam buku Synopsis of Psychiatri termasuk dalam

gangguan mood. Depresi adalah suatu gangguan mood, kondisi emosional

berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan, dan

berperilaku seseorang).8 Sebelum membahas lebih lanjut tentang gangguan

depresi, terlebih dahulu perlu dipahami yang dimaksud dengan emosi dan mood

dan mengapa kedua tanda tersebut harus dipahami. Dalam pembahasan emosi

tercakup antara lain afek, mood, emosi yang lain, gangguan psikologi yang

berhubungan dengan mood.15

Emosi merupakan kompleksisitas perasaan yang meliputi psikis, somatik,

dan perilaku yang berhubungan dengan afek dan mood. Dalam buku yang lain arti

kata emosi biasa sinonim dengan afek, yaitu susana perasaan hati seorang

individu. Mungkin lebih tepat untuk menggunakan kata emosi untuk perasaan

yang dihayati secara sadar, sedangkan kata afek dirujuk pada dorongan-dorongan

yang lebih mendalam yang mendasari kehidupan perasaan yang sadar maupun tak

sadar.15

Mood merupakan subjektivitas peresapan emosiyang dialami dan dapat

diutarakan oleh pasien dan terpantau oleh orang lain; sebagai contoh adalah

depresi, elasi, dan marah. Kepustakaan lain mengemukakan mood adalah perasaan

seseorang khususnya yang dihayati secara batiniah.15

Pasien dalam keadaan mood terdepresi memperlihatkan kehilangan energi

dan minat, merasa bersalah, dan sulit berkonsentrasi, mengalami hilangnya nafsu

makan, berpikir mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala lain termasuk perubahan

aktivitas , kemampuan kognitif dan fungsi vegetatif (termasuk tidur, aktivitas

seksual, dan ritme biologik yang lain. Gangguan ini hampir selalu menghasilka

hendaya interpersonal, sosial, dan fungsi pekerjaan.15

Page 45: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

28

2.3.2 Epidemiologi Depresi

Gangguan depresi berat paling sering terjadi dengan prevalensi seumur

hidup sekitar 15 persen. Penderita perempuan dapat mencapai 25 persen, sekitar

10 persen di perawatan primer dan 15 persen dirawat di rumah sakit.pada anak

sekolah didapatkan prevalensi sekitar 2 persen dan usia remaja 5 persen.

Perempuan dua kali lipat lebih besar dibandingkan laki-laki. Diduga karena

adanya perbedaan hormon, pengaruh melahirkan, perbedaan stressor psikososial

antara laki-laki dan perempuan, dan model perilaku yang dipelajari tentang

ketidakberdayaan. Rata-rata usia pasien terkena depresi sekitar 40 tahun. Hampir

50 persen awitan di antara usia 20-50 tahun. Gangguan depresi berat dapat timbul

pada masa anak atau lanjut usia. Data terkini menunjukkan gangguan depresi

berata di usia kurang dari 20 tahun mungkin berhubungan dengan meningkatnya

penggunaan alkohol dan penyalahgunaan zat dalam kelompok usia tersebut.

Depresi paling sering terjadi pada orang yang tidak emmpunyai hubungan

interpersonal yang erat atau pada mereka yang bercerai atau berpisah. Perempuan

yang tidak menikah memiliki kecenderungan terkena depresi dibandingkan

dengan yang menikah. Namun, hal ini berbanding terbalik untuk laki-laki. Tidak

ditemukan korelasi antara status sosioekonomi dan gangguan depresi berat.

Depresi lebih sering terjadi di daerah pedesaan dibanding daerah perkotaan.7,8

2.3.3 Etiologi Depresi

a. Faktor Organobiologik

Dilaporkan terdapat kelainan atau disregulasi pada metabolit

amin biogenik seperti asam 5-hydroxyindoleacetic (5-HIAA), asam

hemovanilic (HVA), DAN 3-methoxy-4-hydroxyphenyl-glycol

(MHPG) di dalam darah, urin, dan cairan serebrospinal (CSF) pasien

dengan gangguan mood.16

1) Amin Biogenik

Page 46: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

29

Norepinephrine dan serotonin adalah dua neurotransmitters

yang paling terlibat dalam patofisiologi gangguan mood.

2) Norepinephrine

Penurunan regulasi reseptor beta adrenergik dan respon klinis

antri depresi mungkin merupakan peran langsung sistem

noradrenergik pada depresi. Bukti lain yang juga melibatkan

reseptor beta 2 presinaptik pada depresi yaitu aktifnya

reseptor yang mengakibatkan pengurangan jumlah pelepasan

norepinefrin. Reseptor beta 2 presinaptik juga terletak pada

neuron serotonergik dan mengatur jumlah pelepasan

serotonin.

3) Dopamin

Aktivitas dopamin mungkin berkurang pada depresi.

Penemuan subtipe baru reseptor dopamin dan meningkatnya

pengertian fungsi regulasi presinaptik dan pascasinaptik

dopamin memperkaya hubungan antara dopamin dengan

gangguan mood. Dua teori terbaru tentang dopamin dan

depresi adalah jalur dopamin mesolimbik mungkin

mengalami disfungsi pada depresi dan reseptor dopamin D1

mungkin hipoaktif pada depresi.

4) Serotonin

Aktivitas serotonin berkurang pada depresi. Serotonin

bertanggungjawab untuk kontrol regulasi afek, agresi, tidur,

dan nafsu makan. Pada bebrapa penelitian ditemukan jumlah

serotonin yang berkurang di celah sinap dikatakan

bertanggungjawab untuk terjadinya depresi.

b. Faktor Genetik

Genetik merupakan faktor penting dalam perkembangan

gangguan mood. Tetapi jalur penurunannya sangat kompleks. Sulit

untuk mengabaikan efek psikososial dan faktor non genetik lainnya

yang berperan dalam penyebab terjadinya gangguan mood. Penelitian

Page 47: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

30

dalam keluarga didapatkan pada generasi pertama, 2 sampai 10 kali

lebih sering mengalami depresi berat. Dua dari tiga studi menemukan

gangguan depresi berat diturunkan secra genetik. Studi menunjukkan

anak biologis dariorang tua yang terkena gangguan mood berisiko

untuk mengalami gangguan mood walaupun anak tersebut dibesarkan

oleh keluarga angkat. Pada anak kembar dizigotik gangguan depresi

berat terdapat sebanyak 13-28%, sedangkan pada kembar monozigotik

53-69%.16

c. Faktor Psikososial

Peristiwa kehidupan yang membuat seseorang merasa tertekan

(stres) dapat mencetuskan terjadinya depresi. Episode pertama ini

lebih ringan dibandingkan episode berikutnya. Ada teori yang

mengemukakan bahwa adanya stres sebelum episode pertama

menyebabkan perubahan biologi otak yang bertahan lama. Hal ini

menyebabkan perubahan berbagai neurotransmiter dan sistem sinyal

intraneuron, termasuk hilangnya beberapa neuron dan penurunan

kontak sinaps. Dampaknya, seorang individu berisiko tinggi

mengalami episode berulang gangguan mood sekalipun tanpa stresor

dari luar.

Data paling mendukung sehubungan dengan peristiwa kehidupan atau

stresor lingkungan yang sering berkaitan dengan depresi adalah

kehilangan orang tua sebelum berusia 11 tahun dan kehilangan

pasangan. Faktor risiko lain adalah kehilangan pekerjaan; orang yang

keluar dari pekerjaannya berisiko tiga kali lebih besar untuk

timbulnya gejala depresi dibandingkan yang bekerja. Kehilangan

objek yang dicinta pada masa perkembangan walaupun tidak secara

langsung dapat mencetuskan gangguan depresi, namun berpengaruh

pada ekspresi penyakit, misalnya awitan timbulnya gangguan,

episode yang lebih parah, adanya gangguan kepribadian, dan

keinginan untuk bunuh diri.16

Page 48: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

31

d. Faktor Kepribadian

Semua orang, apapun pola kepribadiannya dapat mengalami

depresi sesuai dengan situasinya. Orang dengan gangguan kepribadian

obsesif kompulsif, histrionik, dan ambang berisiko tinggi untuk

mengalami depresi dibandingkan dengan orang yang memiliki

gangguan kepribadian paranoid atau antisosial. Pasien dengan

gangguan distimik dan siklotimik berisiko mengalami depresi berat.

Peristiwa sressfull merupakan prediktor terkuat untuk kejadian

episode depresi.16

e. Faktor Psikodinamik pada Depresi

Gangguan hubungan ibu dan anak selama fase oral (10-18

bulan) menjadi faktor predisposisi untuk rentan terhadap episode

depresi berulang. Depresi dapat dihubungkan dengan cinta yang nyata

maupun fantasi kehilangan objek. Introjeksi merupakan terbangkitnya

mekanisme pertahanan untuk mengatasi penderitaan akibat kehilangan

objek yang dicintai. Kehilangan objek yang dicintai diperlihatkan

dalam bentuk campuran antara benci dan cinta srta perasaan marah

yang diarahkan pada diri sendiri.16

Melanie Klein menjelaskan bahwa depresi termasuk agresi ke

arah mencintai. Edward Bibring menyatakan bahwa depresi adalah

suatu fenomena yang terjadi ketika seseorang menyadari

ketidakmampuannya untuk mewujudkan cita-cita ideal yang tinggi.

Edith Jacobson melihat depresi sebagai berkurangnya kekuatan,

misalnya pada anak yang tidak berdaya terhadap penyiksaan orang

tua. Silvano Arieti mengamati banyak pasien depresi hidup untuk

orang lain dibandingkan untuk dirinya sendiri. Heinz Kohut

mengkonseptualisasikan depresi dimulai dari teori self-psychology,

bahwa perkembangan jiwa mempunyai kebutuhan spesifik yang harus

dipenuhi oleh orang tua terhadap anaknya yaitu memberikan rasa

positif, kepercayaan diri, dan self-cohesion. Jika orang yang

Page 49: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

32

diharapkan tidak memnuhi kebutuhan ini akan terjadi kehilangan

kepercayaan diri yang besar yang muncul sebagai depresi. John

Bowlby percaya bahwa rusaknya keeratan awal dan trauma akibat

perpisahan pada anak merupakan predisposisi terjadinya depresi.

Kehilangan pada orang dewasa dan trauma kehilangan pada masa

kanak-kanak memudahkan seseorang mengalami episode depresi pada

masa dewasa.16

f. Formulasi Lain Penyebab Terjadinya Depresi adalah Teori

Kognitif

Depresi merupakan hasil penyimpangan kognitif spesifik yang

membuat seseorang mempunyai kecenderungan menjadi depresi.

Postulat Aaron Beck menyatakan trias kognitif dari depresi mencakup

(1) pandangan terhadap diri sendiri berupa persepsi negatif terhadap

dirinya (2) tentang lingkungan yakni kecenderungan menganggap

dunia bermusuhan terhadapnya (3) dan tentang masa depan yakni

bayangan penderitaan dan kegagalan.7

2.3.4 Perjalanan Penyakit Depresi

Gangguan mood emrupakan suatu gangguan yang berlangsung lama dan

cenderung kambuh. Pada gangguan mood lebih sering ditemukan adanya stressor

kehidupan di awal episode dibandingkan episode berikutnya. Kondisi ini

menunjukkan bahwa stressor psikososial berperan sebagai penyebab awal

gangguan mood. Meskipun episode awal dapat diatasi, perubahan biologi yang

menetap di otak menimbulkan risiko besar untuk timbulnya episode berikutnya.17

Sebelum episode pertama teridentifikasi, sekitar 50 persen gangguan

depresi berat memperlihatkan gejala depresi yang bermakna. Gejala depresi yang

teridentifikasi secara dini dan dapat teratasi lebih awal dapat mencegah

berkembangnya gejala-gejala tersebut menjadi episode depresi penuh. Pada pasien

dengan gangguan depresi berat, walaupun gejala telah ada, umumnya belum

menunjukkan suatup pramorbid gangguan kepribadian. Sekitar 50 persen pasien

Page 50: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

33

dengan episode depresi pertama terjadi sebelum usia 40 tahun. Awitan yang

terjadi setelah usia 40 tahun biasanya dihubungkan dengan tidak adanya riwayat

gangguan mood dalam keluarga,gangguan kepribadian antisosial, dan

penyalahgunaan alkohol.17

Episode depresi yang tidak ditangani akan berlangsung 6-13 bulan.

Kebanyakan penanganan episode depresi sekitar 3 bulan. Prosedur baku

tatalaksana gangguan depresi setidaknya dilakukan selama 6 bulan agar tidak

mudah kambuh. Penghentian antideprean sebelum 3 bulan hampir selalu

mengakibatkan kambuhnya gejala. Apabila gangguan menjadi progresif maka

episode akan cenderung lebih sering dan berlangsung lebih lama.17

2.3.5 Tanda dan Gejala Depresi

a. Kehilangan minat dan berkurangnya energi (97%)

b. Perasaan sedih

c. Tidak mempunyai harapan

d. Perasaan dicampakkan

e. Perasaan tidak berharga

f. Timbul keinginan bunuh diri pada dua per tiga pasien depresi

g. 10-15 persen pasien depresi melakukan bunuh diri

h. Kesulitan menyelesaikan tugas

i. Mengalami hendaya di sekolah dan pekerjaan

j. Menurunnya motivasi untuk terlibat dalam kegiatan baru

k. Gangguan dan masalah tidur (80%)

l. Terjaga dini hari

m. Terbangun malam hari

n. Peningkatan atau penurunan nafsu makan

o. Peningkatan dan penurunan berat badan

p. Mengalami tidur yang lebih lama dari biasanya

q. Mengalami kecemasan (90%)

r. Perubahan pola makan dan asupan serta pola istirahat

menyebabkan timbulnya penyakit lain seperti diabetes,

Page 51: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

34

hipertensi, penyakit jangtung, dan penyakit paru obstruktif

kronik.

s. Gejala haid yang tidak normal

t. Menurunnya minat serta aktivitas seksual

u. Rasa lelah berkepanjangan

v. Kecenderungan menyalahkan diri sendiri

w. Pada orang tua gejala yang sering tamoak adalah keluhan

somatik. Penyebab depreai pda orang tua seperti ekonomi

rendah dan isolasi.7

2.3.6 Kriteria Diagnosis Depresi Berat

a. pasien mengalami mood terdepresi, misalnya sedih, perasaan

kosong, atau kehilangan minat dan kesenangan selama 2 minggu

atau lebih ditambah 4 atau lebih gejala berikut :

b. Insomnia atau hiperinsomnia hampir setiap hati

c. Kehilanagn minat dan kesenangan hampir pada semua kegiatan

hampir sepanjang waktu

d. Perasaan bersalah berlebihan atau tidak sesuai atau rasa tidak

berharga hampir di sepanjang waktu

e. Kehilangan energi atau letih hampir di sepanjang waktu

f. Konsentrasi dan daya pikir menurun serta sulit membuat

keputusan hampir di sepanjang waktu

g. Selera makan menurun atau meningkat

h. Ada agitasi atau retardasi

i. Timbul pikiran berulang tentang mati atau ingin bunuh diri

j. Gejalanya tidak memenuhi untuk kriteria episode campuran

(episode depresi berat dan episode manik)

k. Gejalanya menimbulkan penderitaan atau hendaya sosial,

pekerjaan atau fungsi penting lainnya yang bermakna secara

klinik

Page 52: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

35

l. Gejalanya bukanlah merupakan efek fifiologis langsung dari zat

tertentu(sebagai contoh: alkohol atau narkoba) atau suatu

kondisi medik umum (sebagai contoh: hypotiroidisme)

m. Gejalanya tidak lebih baik dibandingkan dnegan dukacita,

misalnya, setelah kehilangan seseorang yang dicintai, gejala

menetap lebih dari 2 bulan atau ditandai hendaya fungsi yang

jelas, preokupasi rasa ketidakbahagiaan yang abnormal, ide

bunuh diri, gejala psikotik atau retardasi psikomotor.7

2.3.7 Tatalaksana Depresi

Tujuan penatalaksanaan pasien gangguan mood (depresi):7

a. Keselamatan pasien terjamin

b. Kelengkapan evaluasi diagnostik pasien harus dilaksanakan

c. Rencana terapi bukan hanya untuk gejala saja, tetapi juga untuk

memelihara kesehatan jiwa pasien di masa depan.

Macam-macam tatalaksana pada pasien gangffuan depresi :7

a. Rawat Inap

indikasi rawat inap adalah ketika ada keinginan untuk bunuh

diri,berkurangnya kemampuan pasien secara menyeluruh untuk

asupan makan dan tempat perlindungan.

b. Psikoterapi

psikoterapi telah dibuktikan bermakna untuk menangani pasien

depresi. Psikoterapi diberikan untuk membantu pasien

mengembangkan strategi coping yang lebih baik dalam mengatasi

stresor kehidupan sehari-hari. jenis psikoterapi yang diberikan

tergantung pada kondisi pasien. Dapat diberikan psikoterapi

suportif atau reedukatif (misalnya: psikoterapi kognitif dan atau

terapi perilaku). Perlu diingat pada pemilihan jenis

psikoterapipada pasien yang sedang dalam kondisi depresi berat,

terlebih disertai adanya ciri psikotik, jangan dihibur atau langsung

Page 53: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

36

diberi nasihat (karena pasien akan bertambah sedih bila tidak

mampu melaksanakan nasihat dokternya). Bila pasien sudah lebih

tenang (tidak dipengaruhi gejala psikotiknya), dapat

dipertimbangkan pemberian psikoterapi kognitif, kognitif-

perilaku, atau psikoterapi dinamik.

c. Terapi Keluarga

terapi keluarga tidak umum digunakan sebagai terapi primer

untuk gangguan depresi berat. Bukti klinis mendapatkan bahwa

terapi keluarga dapat mebantu pasien dengan gangguan mood

untuk mengurangi dan menghadapi stres serta mengurangi

kekambuhan. Terapi ekluarga diindikasikan untuk gangguan yang

membahayakan perkawinan pasien atau fungsi keluarga atau jika

gangguan mood didasari atau dapat ditangani oleh situasi

keluarga.

d. Farmakologi

1) Antidepresn (SSRI/Selective Serotonine Re-uptake Inhibitor)

2) Litium

2.3.8 Prognosis Depresi

Gangguan depresi berat bukan merupakan gangguan yang ringan dan

biasanya cenderung untuk menjadi kronik dan kambuh. Episode pertama

gangguan depresi berat yang dirawat di rumah sakit sekitar 50% angka

kesembuhannya pada tahun pertama. Kekambuhan depresi berat sekitar 25% pada

6 bulan setelah keluar dari rumah sakit, 30-50% dalam 2 tahun pertama, 50-75%

dalam periode 5 tahun. Secara umum, semakin sering pasien mengalami episode

depresi, maka akan semakin memperburuk keadaannya. Banyak pasien yang tidak

pulih akan mengalami gangguan distimik.17

Kemungkinan prognosis baik pada depresi ringan tanpa gejala psikotik,

waktu rawat inap singkat, indikator psikososial meliputi mempunyai teman akrab

selama masa remaja, fungsi keluarga stabil, lima tahun sebelum sakit secara

umum fungsi sosial baik, tidak ada komorbiditas gangguan psikiatri lain, tidak

lebih dari seklai rawat inap dengan depresi berat, dan onset awal pada usia lanjut.

Page 54: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

37

Kemungkinan prognosis buruk pada depresi berat bersamaan dengan distimik,

penyalahgunaan alkohol dan zat lain, ditemukan gejala cemas, ada riwayat lebih

dari sekali episode depresi sebelumnya.17

2.4. PRESTASI BELAJAR SANTRI

2.4.1. Definisi Prestasi

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,

baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan

selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan.18

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,

yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara

individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.18

Winkel W.

S (1983: 161) mengatakn bahwa “ prestasi itu bukti usaha yang dapat dicapai”.19

Dari beberapa pengertian prestasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

prestasi adalah bukti dari suatu hasil kegiatan yang dapat docapai baik individu

maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu yang didapat dari kerja keras

dan keuletan.

2.4.2 Definisi Belajar

Belajar merupakan sebuah proses yang terdiri atas masukan (input), proses

(process), dan keluaran (output). Masukan (input) merpakan perilaku individu

sebelum belajar, proses (process) berupa kegiatan belajar yang terdiri dari

pengalaman, praktik, dan latiahn; sedangkan keluaran (output) berpa perubahan

perilaku yang dihasilkan setelah proses belajar dilaksanakan.20

M. Dalyono berpendapat bahwa “belajar adalah suatu usaha atau kegiatan

yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup

perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan

sebagainya.20

Page 55: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

38

Menurut W. S. Winkel “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan

sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.21

2.4.3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar menunjukkan pada kinerja belajar seseorang yang

umumnya ditunjukkan dalam bentuk nilai rata-rata yang diperoleh. Prestasi

belajar terwujud karena adanya perubahan selama beberapa waktu yang tidak

disebabkan oleh pertumbuhan, tetapi karena adanya situasi belajar. Perwujudan

ini dapat berupa perbuatan verbal maupun tulisan dan keterampilan yang langsung

dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan suatu tes.22

Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dalam sebuah program. Prestasi belajar yang dapat dicapai siswa

adalah sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Prestasi belajar ini digunakan untuk

menilai hasil pembelajaran para siwa pada akhir jenjang pendidikan tertentu.23

2.4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor

internal maupun eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan

psikologis. Faktor fisiologis yaitu keadaan fisik tubuh siswa/mahasiswa baik yang

bersifat bawaan maupun didapat seperti kemampuan melihat, mendengar, struktur

tubuh, cacat tubuh, penyakit yang diderita , dan sebagainya. Faktor psikologis

juga mempengaruhi prestasi belajar, yaitu intelegensi, minat, bakat, kebiasaan

kepribadian, emosional, penyesuaian diri, motivasi dan perhatian. Adapun faktor

eksternal meliputi lingkungan belajar, pola asuh orang tua, ekonomi orang tua,

hubungan siswa dengan guru dan teman, waktu belajar, disiplin sekolah, cara

mengajar guru, gaya/pendekatan yang digunakan siswa alam belajar, fasilitas

belajar, profesionalisme pendidik, dan lingkungan masyarakat.18

Page 56: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

39

2.4.5. Evaluasi dan Cara Mengukur Prestasi Belajar

Evaluasi prestasi belajar dilakukan dengan cara mengukur menggunakan

sebuah tes atau sering disebut dengan ulangan. Tes dibagi dua yaitu tes formatif

dan tes sumatif. Tes formatif adalah tes yang diadakan sebelum atau selama

pembelajaran berlangsung, sedangkan tes sumatif (ujian akhir) adalah tes yang

diadakan pada saat keseluruhan kegiatan belajar mengajar telah selesai.hasil dari

tes yang dilakukan dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator yang berupa

nilai raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan, dan predikat keberhasilan.23

Menurut Sugihartono “ dalam kegiatan belajar mengajar, pangukuran hasil

belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku

siswa setelah menghayati proses belajar”. Prestasi belajar siswa perlu diukur

untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai siswa

dalam proses belajar. Pengukuran ini dilakukan selain untuk dapat memotivasi

siswa juga dapat sebagai dasar bagi pendidik untuk menentukan langkah

selanjutnya dalam proses belajar terkait dengan program remedial dan pengayaan

bagi siswa.24

Sugihartono juga menyebutkan bahwa “alat untuk mengukur atau

mengevaluasi kegiatan pendidikan khususnya hasil belajar pada garis besarnya

dapat dibedakan dalam dua macam yaitu yang berupa tes dan non tes”. Apabila

yang dipergunakan sebagai alat pengukur adalah tes, maka individu yang

dievaluasi dihadapkan pada situasi yang telah distandarisasikan sedemikian rupa

sehingga semua individu yang dites mendapat perlakuan yang sama. Dalam

penggunaan alat ukur tes ini, indivisu yang dites akan memperoleh skor tertentu

sebagai penggambaran dari hasil yang telah mereka laksanakan. Sedangkan

apabila yang dipergunakan sebagai alat ukur untuk evaluasi hasil belajar adalah

non tes maka situasi dibiarkan berjalan apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh tester.

Kegiatan-kegiatan yang dpaat dievaluasi dengan non tes misalnya tentang

kerajinan, kelancaran berbicara di depan kelas, aktivitas dalam diskusi, dan

sebagainya. Alat yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi antara lain

pedoman wawancara, pedoman observasi, dokumentasi, angket, dan sebagainya.24

Page 57: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

40

Menurut Syaodih “Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat

dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik”. Tingkat penguasaan

pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah

dilambangkan dengan angka-angka atau huruf dalam buku rapor. Pencapaian hasil

belajar siswa tersebut dilihat juga dari pencapaian nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal. Hasil prestasi belajar siswa tersebut keseluruhannya dapat dilihat di

dalam buku rapor.25

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

penilaian dari proses belajar, usaha untuk belajar yang meliputi pemahaman

pengetahuan, pengaplikasian keterampilan, dan sikap yang dikuasai peserta didik

dalam memahami mata pelajaran yang diujikan melalui tes dan non tes yang

hasilnya dapat dilihat pada buku rapor.

2.5. KUESOINER DASS-42

Merupakan alat ukur tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang berisi 42

butir pertanyaan yang terlampir di dalam lampiran 2. Kuesioner terdiri dari

pertanyaan tentang gejala stres, gejala kecemasan, dan gejala depresi yang

masing-masing dirincikan sebagai berikut:

Skala depresi : 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42.

Skala kecemasan : 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30, 36, 40, 41.

Skala stres : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39.

Page 58: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

41

2.6. KERANGKA TEORI

Page 59: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

42

2.7. KERANGKA KONSEP

Variabel Independen Variabel Dependen

Penurunan Tingkat

Prestasi

Tingkat Stres

Tingkat Kecemasan

Tingkat Depresi

Page 60: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

43

2.7. DEFINISI OPERASIONAL

No. Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil Skala

Variabel dependen

1. Prestasi

akademik

Hasil atau pencapaian yang

didapatkan dari proses belajar

dan ditunjukkan dalam bentuk

nilai.18

Nilai rerata

rapor sekolah

semester

terakhir sebelum

pengambilan

data

1. Baik (≥80)

2. Kurang (<80)

Ordinal

Variabel independen

2. Stres

Perasaan yang tidak

menyenangkan dan

diinterpretasi- kan secara

berbeda antara individu

yang satu dengan individu

yang lainnya yang

merupakan respon tubuh

yang bersifat tidak spesifik

terhadap setiap tuntutan atau

beban atasnya.7

Kuesioner

DASS-42

1. Normal (Skor

total DASS-42

sebesar 0-14, tidak

termasuk dalam

kategori stres)

2. Stres (skor total

DASS-42 sebesar

15-42)

Ordinal

2. Kecemasan Kondisi gangguan yang

ditandai dengan kecemasan

dan kekhawatiran yang

berlebihan dan tidak

rasional bahkan terkadang

tidak realistik terhadap

berbagai peristiwa

kehidupan sehari-

Kuesioner

DASS-42

1. Normal (Skor

total DASS-42

sebesar 0-7, tidak

termasuk dalam

kategori stres)

2. Cemas (skor

total DASS-42

sebesar 8-42)

Ordinal

Page 61: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

44

hari.Kondisi ini dialami

hampir sepanjang hari,

berlangsung sekurangnya

selama 6 bulan.13

3. Depresi Gangguan mood, kondisi

emosional berkepanjangan

yang mewarnai seluruh

proses mental (berpikir,

berperasaan, dan

berperilaku seseorang).8

Kuesioner

DASS-42

1. Normal (Skor

total DASS-42

sebesar 0-9, tidak

termasuk dalam

kategori stres)

2. Stres (skor total

DASS-42 sebesar

10-42)

Ordinal

Page 62: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN

Studi ini menerapkankan desain penelitian analitik dengan metode

potong lintang (cross-sectional).26

3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Lokasi pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di Pesantren

Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Aceh Besar, Nanggroe Aceh

Darussalam.

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, yakni dari

bulan Januari 2016 hingga bulan September 2017 mencakup kegiatan

penyelesaian proposal, penyusunan instrumen, pengambilan data, analisis

data, dan penulisan laporan.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

3.3.1 Populasi

Populasi dari penilitian ini adalah semua santri kelas X, XI, dan XII

tingkat „aliyah (Sekolah Menengah Atas) Pesantren Darul Ihsan Tgk. H.

Hasan Krueng Kalee, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam. Populasi

target dalam penelitian ini adalah seluruh santri di Indonesia, populasi

terjangkau pada penelitian ini adalah santri di Pondok Pesantren Darul Ihsan

Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Darussalam, Aceh Besar, Aceh, dan sampel

pada penelitian ini adalah santri „aliyah yang mukim di Pondok Pesantren

Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Darussalam, Aceh Besar, Aceh dan

bersedia menjadi responden dengan syarat tidak memiliki gangguan penyakit

jiwa tertentu dan atau gangguan organik menahun seperti : keganasan,

penyakit tiroid, dan tumor otak.

47

Page 63: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

46

3.3.2 Besar Sampel

Jumlah seluruh santri tingkat „aliyah di Pesantren Darul Ihsan Tgk. H.

Hasan Krueng Kalee, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam adalah 437

orang. Namun, 191 orang tidak hadir dan tidak bersedia mengisi kuesioner

saat pengambilan data sehingga didapatkan besar sample 245 orang yang

terdiri dari 137 santri laki-laki dan 108 santri perempuan.

Rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel minimal pada

penelitian ini menggunakan rumus estimasi besar sampel untuk penelitian

analitik kategorik tidak berpasangan, yaitu sebagai berikut :27

n = (𝑍𝛼 2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 2𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2)2

(𝑃1−𝑃2)2

keterangan :

n = besar sampel

Z𝛼 = derivat baku normal untuk 𝛼

Z𝛽 = derivat baku normal untuk 𝛽

𝛼 = tingkat kemaknaan

𝛽 = power penelitian

P = proporsi total = (P1 - P2)/2

P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan

judgement peneliti

P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya

Q = 1 - P

Q1 = 1 – P1

Q2 = 1 – P2 atau (Q1-Q2)/2

Diketahui :

Z𝛼 = 1, 96

Z𝛽 = 1,282

𝛼 = 5%

𝛽 = 10%

P = 0,62

P1 = 0,8

Page 64: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

47

P2 = 0,4437

Q = 0,38

Q1 = 0,2

Q2 = 0,56

n = (𝑍𝛼 2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2)2

(𝑃1−𝑃2)2

n = (1,96 2.0,62.0,38 + 1,28 0,8.0,2+0,44.0,56)2

(0,8−0,44)2

n = 72

Berdasarkan rumus besar sampel di atas, didapatkan jumlah sampel

minimun yang dibutuhkan sebesar 72 responden. Untuk mengantisipasi

adanya drop out karena terekslusi dari penelitian, maka jumlah sampel

ditambah 10% dari jumlah sampel sehingga total sampel menjadi minimal 79

responden. Namun, untuk meminimalkan terjadinya bias, maka peneliti

mengambil jumlah sampel dengan metode total sampling. Total jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah 245 responden.

3.3.3 Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara

total sampling, yaitu memilih semua santri tingkat „aliyah Pesantren Darul

Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam

sebagai sampel penelitian.27

Penelitian ini termasuk penelitian analitik

bivariat kategorik-kategorik tidak berpasangan.27

3.3.4 Kriteria Sampel

i. Kriteria inklusi :

a. Santri kelas X, XI, dan XII di Pesantren Darul Ihsan

Tgk. H. Hasan Krueng Kalee tingkat „aliyah.

b. Santri yang tinggal di pondok pesantren (mukim).

c. Santri yang bersedia menjadi responden.

Page 65: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

48

ii. Kriteria eksklusi :

a. Santri yang tidak hadir saat pengambilan data

penelitian.

b. Santri yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.

c. Santri yang memiliki kelainan jiwa atau penyakit

psikiatri tertentu.

d. Santri yang mempunyai kelainan organik menahun,

seperti: keganasan, penyakit tiroid, dan tumor otak.

3.4. CARA KERJA PENELITIAN

1. Menentukan Tema dan Judul Penelitian

2. Menentukan design dan metode penelitian

3. Menentukan kuesioner untuk penelitian

Memilih kuesioner DASS-42 dalam Bahasa Indonesia sebagai

kuesioner dalam penelitian.

4. Permohonan izin kepada yang mempatenkan kuesioner

Meminta izin kepada yang mempatenkan kuesioner DAAS-42 ke

dalam Bahasa Indonesia untuk penggunaan kuesioner tersebut

dalam penelitian ini.

5. Memilih pesantren untuk ditetapkan sebagai tempat penelitian

Memilih Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng

Kalee, Darussalam, Aceh Besar, Aceh sebagai tempat penelitian.

6. Meminta izin kepada pimpinan pesantren untuk pengambilan data penelitian

7. Identifikasi sampel penelitian

Memilih seluruh santri „aliyah di Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk.

H. Hasan Krueng Kalee, Darussalam, Aceh Besar sebagai sampel

penelitian.

8. Menyampaikan informed concent kepada sampel penelitian.

Memberikan penjelasan kepada sampel penelitian mengenai

penelitian yang akan dilakukan.

Page 66: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

49

9. Mengisi kuesioner DASS-42 dalam Bahasa Indonesia dengan lengkap

Jika setuju dan bersedia menjadi sampel penelitian, maka santri

diminta untuk mengisi lembar identitas dan kuesioner DASS-42

dalam Bahasa Indonesia.

10. Sortir data

Kuesioner yang telah diisi kemudian dikumpulkan dan akan

dilakukan sortir data kuesioner oleh peneliti apakah telah

memenuhi krireria penelitian atau tidak memenuhi kriteria

11. Analisis data

Menganalisis dan mengolah data penelitian menggunakan SPSS

versi 22.0.

3.5. ALUR PENELITIAN

Memilih pesantren untuk dijadikan tempat penelitian

Memohon izin kepada pimpinan pesantren untuk dijadikan tempat pengambilan data penelitian

Memohon izin kepada yang mempatenkan kuesioner ke dalam Bahasa Indonesia

Pengisian data kuesioner dengan lengkap

Informed consent

Analisis data

Menentukan tema dan judul penelitian

Memillih seluruh santri Madrasah „Aliyah sebagai sampel penelitian

Memilih kuesioner DASS-42 yang akan digunakan dalam penelitian

Menentukan design dan metode penelitian

Sortir data

Page 67: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

50

3.6. MANAJEMEN DATA

3.6.1. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan

data perimer karena kuesioner diisi langsung oleh responden.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah jenis total

sampling.

3.6.2. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan

adalah kuesioner DASS-42. Kuesioner tersebut berupa pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi

tentang identitas dan tingkat stres responden. Alat ukur indeks

prestasi belajar santri adalah nilai rerata rapor semester terakhir

yang diikuti sebelum pengambilan data.

3.6.3. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini

menggunakan program SPSS (Statistic Package for Social

Sciences) versi 22.0. Berikut ini beberapa tahap yang dilakukan

dalam pengolahan data, yaitu:

3.6.3.1. Editing

Pemeriksaan kembali kebenaran dan kelengkapan data kuesioner.

3.6.3.2. Coding

Pemberian kode numerik kepada data yang terdiri atas beberapa

kategori.

3.6.3.3. Data Entry

3.6.3.4. Melakukan pemasukan data yang telah dikumpulkan ke

dalam program SPSS.

3.6.3.5. Analisis data

Page 68: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

51

Melakukan analisis univariat untuk melihat frekuensi atau

distribusi data dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi

square.28

Page 69: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. ANALISIS UNIVARIAT

Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel

penelitian yang meliputi karaktekteristik sampel yang terdiri dari : jenis

kelamin dan kelas, frekuensi tingkat stres, frekuensi tingkat kecemasan,

frekuensi tingkat depresi, dan tingkat prestasi. Penilitian ini melibatkan

245 responden sebagai objek penelitian.

4.1.1. Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel yang diamati oleh peneliti adalah jenis

kelamin dan kelas. Sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Distribusi Sampel berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelas pada

Santri MA di Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng

Kalee, Aceh Tahun 2017

No. Variabel Kategori Jumlah

N Persentase (%)

1 Jenis kelamin Laki-laki 137 55,9

Perempuan 108 44,1

2 Kelas X 75 30,6

XI

XII

94

76

38,4

31,0

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sampel yang mengisi

kuesioner adalah kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Tabel di atas

menunjukkan bahwa jenis kelamin responden tidak terbagi rata, terlihat

bahwa sampel berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada

perempuan yaitu sebanyak 137 orang (59,9%) dan sampel berjenis

kelamin perempuan lebih sedikit yaitu sebanyak 108 orang (44,1%). Dari

54

Page 70: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

53

tabel tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah sampel berdasarkan kelas

secara berturut-turut adalah 75 (30,6%) responden kelas X, 94 (38,4%)

kelas XI, dan 76 (31,0%) kelas XII.

4.1.2. Frekuensi Stres

Pada penelitian ini, frekuensi stres dikategorikan menjadi dua yaitu

normal dan stres. Terdapat 14 pernyataan mengenai stres dari kuesioner

DASS-42 dengan 4 pilihan jawaban sehingga skor minimal masing-

masing pertanyaan adalah 0 dan skor maksimal masing-masing pertanyaan

adalah 3. Sampel dengan nilai skor 0-14 dikategorikan mempunyai normal

dan responden dengan nilai skor 15-42 dikategorikan mempunyai stres.

Tabel 4.2 Distribusi Sampel berdasarkan Kategori Tingkat Stres pada

Santri MA di Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng

Kalee, Aceh Tahun 2017

Kategori Tingkat Stres Jumlah %

Normal 123 50,2

Stres 122 49,8

Total 245 100

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui sampel dengan kategori normal

yaitu 123 orang (50,2%) dan responden dengan stres yaitu 122 orang

(49,8%).

4.1.3. Frekuensi Kecemasan

Pada penelitian ini, tingkat kecemasan santri dikategorikan menjadi

dua yaitu normal dan cemas. Cara pengkategoriannya adalah berdasarkan

nilai skor kecemasan. Terdapat 14 pernyataan dengan 4 pilihan jawaban

sehingga skor minimal masing-masing pertanyaan adalah 0 dan skor

maksimal masing-masing pertanyaan adalah 3. Cara pengkategoriannya

adalah sampel dengan nilai skor 0-7 dikategorikan normal dan sampel

dengan nilai skor 8-42 dikategorikan mengalami kecemasan.

Page 71: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

54

Tabel 4.3 Distribusi Sampel berdasarkan Kategori Tingkat Kecemasan

pada Santri MA di Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan

Krueng Kalee, Aceh Tahun 2017

Kategori Tingkat

Kecemasan

Jumlah %

Normal 54 22,0

Cemas 191 78,0

Total 245 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui responden dengan kategori normal

yaitu 54 orang (22,0%) dan sampel dengan kategori cemas yaitu 191 orang

(78,0%).

4.1.4. Frekuensi Depresi

Pada penelitian ini, tingkat depresi pada santri dikategorikan

menjadi dua yaitu normal dan depresi. Terdapat 14 pernyataan dengan 4

pilihan jawaban sehingga skor minimal masing-masing pertanyaan adalah

0 dan skor maksimal masing-masing pertanyaan adalah 3. Cara

pengkategoriannya adalah sampel dengan nilai skor 0-9 dikategorikan

normal dan sampel dengan nilai skor 10-42 dikategorikan mengalami

depresi.

Tabel 4.4 Distribusi Sampel berdasarkan Kategori Tingkat Depresi pada

Santri MA di Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng

Kalee, Aceh Tahun 2017

Kategori Tingkat Depresi Jumlah %

Normal 156 63,7

Depresi 89 36,3

Total 245 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui responden dengan kategori normal

yaitu 156 orang (63,7%) dan responden depresi yaitu 89 orang (36,3%).

Page 72: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

55

4.1.5 Tingkat Prestasi Akademik

Pada penelitian ini, tingkat prestasi pada santri juga diteliti sebagai

variabel independen dari tingkat stres, kecemasan, dan depresi. Data untuk

prestasi akademik santri diambil dari nilai rapor santri pada semester

terakhir saat pengambilan data. Berdasarkan hasil penelitian, distribusi

sampel berdasarkan kategori prestasi akademik dapat dilihat pada tabel

4.5.

Tabel 4.5 Distribusi Sampel berdasarkan Kategori Tingkat Prestasi

Akademik Semester Terakhir saat Pengambilan Data pada

Satri MA di Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng

Kalee, Aceh Tahun 2017

Kategori Tingkat Prestasi

Akademik

Jumlah %

Baik 96 39,2

Kurang baik 149 60,8

Total 245 100

Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah santri yang berprestasi

baik sebanyak 96 orang (60,8%) dan jumlah santri yang memiliki prestasi

kurang baik sebanyak 149 orang (39,2%).

4.2. ANALISIS BIVARIAT

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk

menganalisis korelasi variabel independen dan dependen. Analisis bivariat

pada penelitian ini menggunakan uji Fisher karena menganalisis variable

bebas kategorik dengan variable terikat kategorik tidak berpasangan.28

Hasil dari penelitian ini tidak memenuhi untuk uji Chi Square karena nilai

frekuensi harapan setiap analisis kurang dari 5. Uji Fisher dinyatakan

bermakna jika nilai p value <0,05.

Page 73: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

56

4.2.1 Hubungan Tingkat Stres dengan Prestasi Akademik

Tabel 4.6 Distribusi Sampel berdasarkan Hubungan Tingkat Stres dengan

Prestasi Akademik pada Santri MA di Pesantren Darul Ihsan

Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Aceh Tahun 2017

Tingkat

Stres

Prestasi Akademik

Total % P

value OR

IK (95%)

Kurang Baik Baik

N % N % Min. Maks.

Normal 75 30,6 48 19,6 123 50,2

1,000 1,014 0,607 1,693 Stres 74 30,2 48 19,6 122 49,8

Total 149 60,8 96 39,2 245 100

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sampel dengan tingkat

stres normal yang memiliki prestasi kurang baik yaitu sebanyak 75 orang

(30,6%) dan sampel dengan tingkat stres normal yang memiliki prestasi

baik yaitu sebanyak 48 orang (19,6%). Sedangkan sampel dengan tingkat

prestasi kurang baik yang mengalami stres yaitu sebanyak 74 orang

(30,2%) dan sampel dengan tingkat prestasi baik yang mengalami stres

yaitu sebanyak 48 orang (30,2%).

Dari hasil uji Fisher diperoleh nilai p value = 1.000 (OR : 1,014 IK

95% 0,607-1,693) atau p>0,05, sehingga dapat diambil kesimpulan tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan

prestasi akademik pada santri MA di Pesantren Darul Ihsan Tgk. H.

Hasan Krueng Kalee, Aceh Tahun 2017.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Jaslindo tahun 2014 pada siswa kelas X

dan kelas XI SMA Negeri 10 Padang yang menunjukkan bahwa terdapat

hubungan bermakna antara tingkat stres dengan prestasi akademik siswa

(p = 0,0,013).29

Penelitian ini juga bertolak belakang dari penelitian yang

dilakukan oleh Haryanti pada mahasiswa jurusan keperawatan Universitas

Page 74: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

57

Syah Kuala yaitu menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara

tingkat stres dengan prestasi akademik mahasiswa (p: 0,000).30

Hal ini

disimpulkan bahwa ada faktor-faktor tertentu yang menjadi penyebab

stres pada mahasiswa antara lain adalah faktor organisasi, faktor

interpersonal, dan faktor individu.31

Diduga bahwa penyebab stres pada

santri di sini bukan hanya karena tuntutan akademik, namun ada hal lain

di luar akademik yang membuat santri stres, antara lain aturan-aturan

keseharian di pondok seperti harus bangun subuh, harus datang ke

sekolah tepat waktu, harus makan tepat waktu, harus tidur tepat waktu,

harus melakukan kegiatan apapun sesuai waktu yang ditentukan oleh

aturan organisasi di pesantren. Sehingga hasilnya, baik santri yang

prestasi akademiknya baik maupun kurang baik sama-sama dapat

mengalami stres yang sama. Namun, penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hasmarina pada mahasiswa jurusan

kedokteran Unsyiah menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara tingkat stres dengan prestasi belajar pada mahasiswa

kedokteran Unsyiah.32

Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda-

beda karena masing-masing individu memiliki respon terhadap stres yang

berbeda-beda dan stres di pesantren juga dipengaruhi oleh beberapa faktor

pendukung misalnya sedikitnya waktu rekreasi, tuntutan orang tua akan

prestasi akademik, frekuensi ujian, jauh dari orang tua, dan beban

pelajaran yang berlebihan.33

Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan

prestasi akademik santri, dalam penelitian ini diketahui bahwa santri yang

mengalami stres dengan prestasi kurang baik lebih banyak jumlah nya (74

orang) dibandingkan yang prestasi akademik nya baik (48 orang).

Sehingga dapat dibuat hipotesis bahwa stres dapat menyebabkan prestasi

akademik santri kurang baik.

Page 75: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

58

4.2.2 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Prestasi Akademik

Tabel 4.7 Distribusi Sample berdasarkan Hubungan Tingkat Kecemasan

dengan Tingkat Prestasi Akademik pada Santri MA di

Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Aceh

Tahun 2017

Tingkat

Kecemasan

Prestasi Akademik

Total % P

value OR

IK (95%) Kurang

Baik

Baik

N % n % Min. Maks.

Normal 34 13,9 20 8,2 54 22,0

0,754 1,123 0,602 2,096 Cemas 115 46,9 76 31,0 191 78,0

Total 149 60,8 96 39,2 245 100

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa sampel dengan tingkat

kecemasan normal yang memiliki prestasi kurang baik yaitu sebanyak 34

orang (13,9%) dan sampel dengan tingkat kecemasan normal yang

memiliki prestasi baik yaitu sebanyak 20 orang (8,2%). Sedangkan

sampel dengan tingkat prestasi kurang baik yang mengalami kecemasan

yaitu sebanyak 115 orang (46,9%) dan sampel dengan tingkat prestasi

akademik baik yang mengalami kecemasan yaitu sebanyak 76 orang

(30,1%).

Dari hasil uji Fisher diperoleh nilai p value = 0,754 (OR : 1,123

IK 95% 0,602-2,096) atau p>0,05. Dapat diambil kesimpulan tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan dengan

tingkat prestasi akademik pada santri MA di Pesantren Darul Darul

Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Aceh Tahun 2017 .

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Sastyaningtyas yang menyebutkan

bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara tingkat

Page 76: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

59

kecemasan dengan prestasi belajar matematika siswi kelas XI IPA di

SMA Negeri 1 Kayen Pati.33

Meskipun pada penelitian ini tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan prestasi

akademik, tetap dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang jauh antara

jumlah santri yang cemas disertai prestasi buruk dibandingkan santri yang

cemas dengan prestasi baik. Dapat dilihat jumlah santri yang cemas lebih

banyak memiliki prestasi buruk (115 orang) dibandingkan mendapatkan

prestasi baik (76 orang). Bila seorang pelajar mengalami kecemasan maka

dapat menurunkan kemampuan untuk memusatkan perhatian,

menurunkan daya ingat, dan mengganggu kemampuan asosiasi sehingga

prestasi belajarnya pun ikut menurun.34

Taylor pada tahun 1995

menyebutkan bahwa kecemasan adalah suatu pengalaman subjektif

mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum

dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman.8 Pada

penelitian ini mendapatkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan

antara tingkat kecemasan dengan prestasi akademik. Santri yang memiliki

prestasi akademik baik maupun kurang baik sama-sama banyak

mengalami kecemasan. Mungkin diperlukan penelitian selanjutnya untuk

mencari tahu mengapa santri yang berprestasi baik juga mengalami

kecemasan yang sama dengan santri yang berprestasi kurang baik.

Hipotesis peneliti terhadap hasil penelitian ini adalah santri yang memilik

prestasi baik juga mengalami cemas karena mereka memiliki perasaan

khawatir yang sama dengan teman-teman lainnya yang memiliki prestasi

kurang baik. Namun, mereka tetap berusaha belajar dengan keras

semampu mereka untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Meskipun

mereka merasa cemas mereka tetap mampu mencapai nilai yang baik

karena usaha dan kerja kerasnya.

Page 77: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

60

4.2.3 Hubungan Tingkat Depresi dengan Prestasi Akademik

Tabel 4.8 Distribusi Sample berdasarkan Hubungan Tingkat Depresi

dengan Prestasi Akademik pada Santri MA di Pesantren

Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Aceh Tahun 2017

Tingkat

Depresi

Prestasi Akademik

Total % P

value OR

IK (95%)

Kurang Baik Baik

N % N % Min. Maks.

Normal 92 37,6 64 26,1 156 63,7

0,497 0,807 0,471 1,382 Depresi 57 23,3 32 13,1 89 36,3

Total 149 60,8 96 39,2 245 100

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa sampel dengan tingkat

depresi normal yang memiliki prestasi kurang baik yaitu sebanyak 92

orang (37,6%) dan sampel dengan tingkat depresi normal yang memiliki

prestasi akademik baik yaitu sebanyak 64 orang (26,1%). Sedangkan

sampel dengan tingkat prestasi akademik kurang baik yang mengalami

depresi yaitu sebanyak 57 orang (23,3%) dan sampel dengan tingkat

prestasi akademik baik yang mengalami depresi yaitu sebanyak 32 orang

(13,1%).

Dari hasil uji Fisher diperoleh nilai p value = 0,497 (OR : 0,807 IK

95% 0,471-1,382) atau p>0,05. Dapat diambil kesimpulan tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat depresi dengan

prestasi akademik pada santri MA di Pesantren Darul di Pesantren

Darul Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Aceh Tahun 2017.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Septianto pada mahasiswa kedokteran UIN Jakarta yang menunjukkan

bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat depresi dengan prestasi

belajar mahasiswa (p: 0,066).34

Penyebab depresi di pesantren bukanlah

semata-mata karena tuntutan pelajaran. Banyak faktor lain seperti jarang

rekreasi, merasa selalu terkurung dalam pondok pesantren, jarang

bertemu orang tua, harus mengikuti aturan bangun pagi pukul 4, jarang

Page 78: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

61

tidur, aturan keseharian yang terlalu ketat, dan perasaan tidak mampu

untuk melawan aturan yang berlaku. Meskipun santri merasa depresi

karena faktor-faktor tersebut, santri tetap menjalankan tugas belajar nya

seperti biasa, yaitu tetap semangat mengerjakan tugas sekolah dan tugas

pengajian sehingga depresi santri akibat faktor lain tidak mempengaruhi

kerajinan belajarnya sehingga hasil prestasi akademiknya sesuai dengan

usaha belajarnya. Ada kemungkinan besarnya angka depresi pada santri

Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee dipengaruhi

oleh pengalaman buruk di masa lalu yaitu kejadian tsunami yang

menimpa Aceh pada tahun 2004. Banyak di antara santri yang

merupakan korban dari bencana tsunami tersebut. Banyak pula santri

yang kehilangan keluarga dan kerabat karena meninggal atau hilang

tenggelam dalam air laut saat bencana tsunami. Dapat diduga bahwa

salah satu penyebab tingginya angka depresi pada santri yaitu kehilangan

figur yang dicintai sehingga kehilangan dukungan dari orang-orang yang

dicintai dalam belajar sehingga santri cenderung lebih mudah merasa

depresi. Namun, masih banyak faktor-faktor penyebab terjadinya depresi

pada santri di pesantren. Diharapkan akan dilakukan penelitian

berikutnya mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan depresi di

Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee dan mengapa depresi

pada santri tidak mempengaruhi nilai prestasi akademik santri. Namun,

hasil berbeda muncul dari penelitian yang dilakukan oleh Fayegh pada

tahun 2010 di Malaysia menunjukkan adanya korelasi bermakna antara

tingkat depresi dengan prestasi belajar.34

Pada seseorang yang mengalami

depresi cenderung mengalami kesulitan untuk fokus terhadap apa yang

dipelajari sehingga tidak mendapatkan hasil yang maksimal.35

Penelitian

yang dilakukan oleh Clarissa pada tahun 2016 mengenai faktor-faktor

internal yang mempengaruhi tingkat nilai prestasi akademik pada siswa

antara lain yaitu intake makanan, jenis kelamin, penghargaan, aktivitas

fisik, perhatian sosial, alergi, dan durasi tidur, dan penyakit-penyakit

tertentu yang diderita seperti gangguan pernapasan saat tidur, anemia,

dan batuk.36

Page 79: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

62

4.3. KETERBATASAN PENELITIAN

1. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengisian

kuesioner sehingga memungkinkan terjadinya recall bias dan

bersifat subjektif.

2. Penelitian ini hanya menggunakan metode cross sectional, dimana

penelitian ini tidak mengikuti perkembangan psikologis responden.

3. Penelitian hanya dilakukan di satu pesantren yaitu Pesantren Darul

Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Aceh dengan sampel homogen

sehingga hasil penelitian kurang bermakna secara menyeluruh atau

hasil penelitian ini tidak dapat mewakili seluruh populasi santri di

indonesia.

4. Penelitian hanya dilakukan untuk menilai hubungan stres,

kecemasan, dan depresi terhadap prestasi akademik santri saja.

Namun, penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang

menyebabkan santri mengalami stres, cemas, dan depresi belum

dapat dilakukan. Sehingga tidak diketahui penyebab apa saja yang

memungkinkan santri mengalami stres, cemas, dan depresi di

pesantren.

Page 80: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Pada penelitian ini didapatkan hasil tidak ada hubungan bermakna

antara tingkat stres, tingkat kecemasan, dan tingkat depresi dengan tingkat

prestasi akademik santri di Pesantren Darul Darul Ihsan Tgk. H. Hasan

Krueng Kalee.

5.2 SARAN

1. Untuk melengkapi penelitian ini diharapkan akan dilakukan penelitian

oleh peneliti berikutnya mengenai fakto-faktor penyebab stres,

kecemasan, dan depresi di pesantren, khususnya di Pesantren Darul

Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee.

2. Untuk melengkapi penelitian ini diharapkan akan dilakukan penelitian

oleh peneliti berikutnya tentang cara yang paling efektif dalam

mengatasi kejadian stres, kecemesan, dan depresi pada santri di

pesantren, khususnya di Pesantren Darul Darul Ihsan Tgk. H. Hasan

Krueng Kalee agar bisa diterapkan sehingga angka stres, kecemasan,

dan depresi pada santri bisa berkurang.

3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian

dengan menggunakan sampel yang lebih heterogen dari pesantren yang

lebih banyak lagi.

4. Sebaiknya penelitian berikutnya dilakukan dengan metode wawancara

karena mungkin dalam pengisian kuisioner terdapat ketidakjujuran dari

responden

5. Sebaiknya dilakukan penelitian yang membandingkan insiden stres,

cemas, dan depresi antara santri di pondok pesantren dengan siswa

non-pesantren.

64

Page 81: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

64

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemeterian Kesehatan

RI. Riset Kesahatan Dasar [Internet]. Kementerian Kesehatan RI; 2008

[dikutip 7 Februari 2017] hal. 217–47. Tersedia pada:

www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2020

8.pdf

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemeterian Kesehatan

RI. Riset Kesahatan Dasar [Internet]. Kementerian Kesehatan RI; 2013

[dikutip 7 Februari 2017] hal. 213–35. Tersedia pada:

www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2020

13.pdf

3. Tim Peneliti Balitbang Provinsi Jateng. Study Penanganan Masalah Sosial

Gelandangan Psikotik di Wilayah Perbatasan dan Perkotaan. Badan

Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah. 2007.

4. (Taufik, Ifdil. Kondisi Stres Akademik Siswa SMA Negeri di Kota

Padang. Jurnal Konseling dan Pendidikan. 2013. Vol 1. P 143-50)

(http://jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/22/26)

Diakses tanggal 10 November 2016.

5. http://prezi.com/m/iaexhcv9xxsc/hubungan-tingkat-stres-dengan-prestasi-

belajar-pada-remaja-s/ Diakses tanggal 10 November 2016.

6. http://pendis.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id2=analisis20011#.WE

TK32k-Yuo Diakses tanggal 20 Desember 2016.

7. Buku Ajar Psikiatri klinis. Ed.2. fakultas kedokteran universitas indonesia.

Jakarta 2015. Badan penerbit fakultas kedokteran universitas indonesia.

Hal.

8. Kaplan HI, Saddock BJ, Grebb JA. Sinopsis psikiatri Jilid 1. Edisi 7.

Terjemahan Widjaja Kusuma. Jakarta : Bina Rupa Aksara; 1997. Hal.86-

108

9. Ilmu kedokteran jiwa.ed.2. Maramis Willy F dan Maramis Albert A.

Airlangga university press. Jakarta 2009. Halaman 307

10. Yusuf, M. 2008. Kesehatan Mental. Bandung: RIZQI PRESS. Hal. 54-60

65

Page 82: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

65

11. Smet,Bart. 1994. Psikologi kesehatan. Jakarta: Gramedia. Hal. 77-85

12. Chomariah, N. 2009. Tips Jitu & Praktis Mengusir Stres. Jogjakarta:

DIVA Press.

13. Sullvian GM.,Gorman Jm.,et.al.: Anxiety Disorder, Comprehensive

Texbook of Psychiatry, volume IB, 2007 : 1441-1503

14. Howard E,.et.al. : Anxiety Disorders, Synopsis of Psychiatry, Tenth ed.,

2007 : 594-602,623-628

15. Sadock B, Sadock V, Comprehensive texbook of psychiatry,ed 8.2000

16. Wiener J, Dulcan M, Child and Adolescent Psychiatry,ed 3 .2004

17. American psychiatric Assosiation. Diagnostik and statistical manual of

mental disorder. Ed 4, washington DC; American Psychiatric Assosiation,

1994.

18. Latipah E. 2010. Strategi self regulated learning dan prestasi belajar. Psi.

37(1):110-29.

19. Menurut W. S. Winkel (2004:59) . psikologi pendidikan dan evaluasi

belajar. Jakarta : gramedia. Hal. 16

20. M. Dalyono (2005:49) . psikologi pendidikan . jakarta : rineka cipta. Hal.

24

21. . Menurut W. S. Winkel (2004:59) . psikologi pengajaran. Yogyakarta:

media abadi. Hal. 19

22. Munandar U, Herkusumo AP, & Bonang E. 2009. Hubungan antara

pengaturan diri dalam belajar, self effficacy, lingkungan belajar di rumah,

dan intelegensi dengan prestasi belajar. Gifted Revewed, Jurnal

Keberbakatan dan Kreatifitas. 3(1): 13-25.

23. Muhibbin syah. 2011. Psikologi belajar. Jakarta : rajawali pers. Hal. 52

24. Sugihartono dkk 2007. Psikologi pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.

Hal. 34

25. Nana Syaodih 2003; Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung :

Remaja Rosydakarya. Hal. 102-103

26. M. Sopiyudin Dahlan, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, (Jakarta: Salemba Medika,

2009) Ed. 2, h. 43

Page 83: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

66

27. M. Sopiyudin Dahlan, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, (Jakarta: Salemba Medika,

2009) Ed. 2, h. 126

28. Sastroasmoro S, ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi

4. Jakarta : CV Sagung seto; 2011. p. 333-41.

29. Jaslindo LN. Hubungan tingkat stres dengan prestasi belajar pada siswa

kelas III IPA di SMA N 10 Padang. Padang : Repository unand; 2013. p.

1. http://sripsi.fk.unand.ac.id diakses pada 1 Agustus 2017.

30. Haryanti N. Hubungan stres belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

fakultas keperawatan Universitas Syah Kuala. Banda Aceh : Electronic

Theses and Dissertation Universitas Syah Kuala; 2014. p. 37.

31. Hasmarina D. Hubungan Stres dengan prestasi belajar pada mahasiswa

program studi pendidikan dokter fakultas kedokteran Universitas Syah

Kuala. Banda Aceh : Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala; 2012.

32. Shah M, Hasan S, Malik S & Sreeramareddy CT. Perceived stress sources

and severity of stress among medical undergraduate in a Pakistani medical

school. BioMedCentral Medical Education 10:2; 2010. Available online at

http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1472-6920-10-2.pdf diakses

pada 1 Agustus 2017.

33. Sistyaningtyas F. Hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi

belajar matematika siswi kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Kayen Pati.

Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadyah Surakarta;

2013. p. 10-11.

34. Septianto R. Hubungan antara tingkat depresi dengan nilai modul clinical

reasoning i pada mahasiswa pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Angkatan 2013. Jakarta : Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta; 2014. p. 42.

35. Rahmi N. Hubungan tingkat stres dengan prestasi belajar mahasiswa

tingkat II prodi D-III kebidanan Banda Aceh jurusan kebidanan Poltekes

Kemenkes NAD TA.2011/2012. Jurnal Ilmiah STIKes U‟budiyah

2:1;2010. Available online at

Page 84: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

67

http://www/ejournal.uui.ac.id/jurnal/Nuzulul_Rahmi-hqv-6-

jurnal_nuzulul.pdf Diakses pada 22 Februari 2017.

36. Clarissa Maharani P. Hubungan faktor-faktor internal terhadap prestasi

belajar siswa kelas 2 di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta

tahun ajaran 2015-2016. 2016. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

h.59-71

Page 85: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

68

Lampiran 1

Lembar Informed Consent dan Data Karakteristik Responden

HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI DENGAN

PRESTASI AKADEMIK PADA SANTRI ALIYAH DI PONDOK

PESANTREN DARUL IHSAN TGK. H. HASAN KRUENG KALEE,

DARUSSALAM, ACEH BESAR, ACEH

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Santri yang terhormat,

Saat ini saya, Ayu Rizki Saputri sebagai peneliti di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai

“Hubungan Tingkat Stres, Kecemasan, dan Depresi dengan Prestasi Akademik

pada Santri Aliyah di Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng

Kalee, Darussalam, Aceh Besar, Aceh”

Sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan di universitas kami, maka

saya mengharapkan anda bersedia menjalani penelitian ini melalui pengisian

kuesioner DASS-42. Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan adik-adik

santri „aliyah di pondok pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee untuk

menjadi responden dalam penelitian ini dengan cara mengisi pertanyaan kuesioner

DASS-42 ini secara lengkap sesuai pengetahuan dan pengalaman yang

sebenarnya selama enam bulan terakhir. Data yang adik-adik berikan hanya akan

saya gunakan untuk penelitian ini dan akan saya jaga kerahasiannya. Kurang

lebihnya saya mohon maaf.

Peneliti,

Ayu Rizki Saputri

Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

Jalan Raya Kertamukti No. 100, Ciputat Timur, Tangerang Selatan

Tlp. 085358675321

68

Page 86: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

69

Tanggal Pengambilan :

KUISIONER HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN

DEPRESI DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SANTRI ALIYAH DI

PONDOK PESANTREN DARUL IHSAN TGK. H. HASAN KRUENG

KALEE, DARUSSALAM, ACEH BESAR, ACEH

No Kuisioner :

PERSETUJUAN PENGAMBILAN DATA

(INFORMED CONSENT)

Nama :

No Absen :

Kelas :

Usia :

Jenis Kelamin :

Nomor HP :

Saya telah mendapatkan penjelasan dengan sejelas-jelasnya dari peneliti

dan mengerti mengenai penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Stres,

Kecemasan, dan Depresi dengan Prestasi Akademik pada Santri Aliyah di

Pondok Pesantren Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Darussalam,

Aceh Besar, Aceh” oleh Ayu Rizki Saputri (11141030000030), Mahasiswa

jurusan pendidikan dokter angkatan 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya bersedia

mengisi kuisioner DASS-42 sebagai bentuk partisipasi saya terhadap penelitian

ini.

Aceh Besar, Februari 2016

Peneliti Responden

(.................................) (……………………….)

Page 87: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

70

Lampiran 2

Kuesioner DASS-42 Berbahasa Indonesia

KUISIONER DASS-42

Kuisioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang mungkin sesuai

dengan pengalaman Saudara/Saudari dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari.

Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pertanyaan yaitu:

0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.

1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang.

2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan/sering.

3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.

Selanjutnya, Saudara/Saudari diminta untuk menjawab kuisioner dengan

cara member tanda silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan

pengalaman Saudara/Saudari Selama 6 bulan terakhir ini. Tidak ada jawaban yang

benar atau salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Saudara/Saudari

yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam

pikiran Saudara/Saudari.

NO PERTANYAAN 0 1 2 3

1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena

hal-hal sepele.

2 Saya merasa bibir saya kering.

3 Saya sama sekali tidak merasakan perasaan positif.

4 Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya:

seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernafas

padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya).

5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu

kegiatan.

6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu

situasi.

7 Saya meras goyah (misalnya: kaki terasa mau

„copot‟).

8 Saya merasa sulit untuk bersantai.

9 Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang

membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan

merasa lega jika semua ini berakhir.

10 Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di

maa depan.

11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.

70

Page 88: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

71

12 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk

merasa cemas.

13 Saya merasa sedih dan tertekan.

14 Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika

mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu

lintas, menunggu sesuatu).

15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.

16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.

17 Saya merasa bahwa diri saya tidak berharga sebagai

seorang manusia.

18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.

19 Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan

berkeringat), padahal temperature tidak panas atau

tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya.

20 Saya merasa takut tanpa alas an yang jelas.

21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.

22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.

23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.

24 Saya tidak dapat meraskan kenikmatan dari berbagai

hal yang saya lakukan.

25 Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya

tidak sehabis melakukan aktivitas fisik (misalnya:

merasa detak jantung meningkat atau melemah).

26 Saya meras putus asa dan sedih.

27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.

28 Saya merasa saya hamper panik.

29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu

membuat saya kesal.

30 Saya takut bahwa saya akan „terhambat‟ oleh tugas-

tugas sepele yang tidak biasa saya lakukan.

31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.

32 Saya sulit untuk bersabar dalam menghadapi

gangguan terhadap hal yang sedang saya lakukan.

33 Saya sedang merasa gelisah.

34 Saya merasa bahwa sala tidak berharga.

35 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang

Page 89: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

72

menghalangi saya untuk menyelesaikan hal yang

sedang saya lakukan.

36 Saya merasa sangat ketakutan.

37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.

38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.

39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.

40 Saya merasa mudah khawatir dengan situasi dimana

saya mungkin menjadi panic dan mempermalukan diri

sendiri.

41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan)

42 Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam

melakukan sesuatu.

Harap diperiksa kembali, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terima kasih.

Page 90: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

73

Lampiran 3

Output SPSS

1. Analisis Uji Univariat

a. Jumlah Responden

Kelas Kelamin

Kategori_Presta

si kategori_stres

kategori_kecem

asan

kategori_

depresi

N Valid 245 245 245 245 245 245

Missing 0 0 0 0 0 0

b. Jumalah Kelas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kelas 1 75 30,6 30,6 30,6

Kelas 2 94 38,4 38,4 69,0

Kelas 3 76 31,0 31,0 100,0

Total 245 100,0 100,0

c. Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 137 55,9 55,9 55,9

Perempuan 108 44,1 44,1 100,0

Total 245 100,0 100,0

d. Kategori Prestasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 149 60,8 60,8 60,8

Baik 96 39,2 39,2 100,0

Total 245 100,0 100,0

75

Page 91: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

74

e. Kategori Stres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid normal 123 50,2 50,2 50,2

stres 122 49,8 49,8 100,0

Total 245 100,0 100,0

f. Kategori Kecemasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid normal 54 22,0 22,0 22,0

kecemasan 191 78,0 78,0 100,0

Total 245 100,0 100,0

g. Kategori Depresi

kategori_depresi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid normal 156 63,7 63,7 63,7

depresi 89 36,3 36,3 100,0

Total 245 100,0 100,0

2. Uji Analisis Bivariat

a. Hubungan Tingkat Stres dengan Tingkat Prestasi Akademik

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_stres *

Kategori_Prestasi 245 100,0% 0 0,0% 245 100,0%

Page 92: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

75

kategori_stres * Kategori_Prestasi Crosstabulation

Kategori_Prestasi80

Total kurang baik baik

kategori_stres normal Count 75 48 123

% within kategori_stres 61,0% 39,0% 100,0%

% within Kategori_Prestasi 50,3% 50,0% 50,2%

% of Total 30,6% 19,6% 50,2%

stres Count 74 48 122

% within kategori_stres 60,7% 39,3% 100,0%

% within Kategori_Prestasi 49,7% 50,0% 49,8%

% of Total 30,2% 19,6% 49,8%

Total Count 149 96 245

% within kategori_stres 60,8% 39,2% 100,0%

% within Kategori_Prestasi 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 60,8% 39,2% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square ,003a 1 ,959

Continuity Correctionb ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,003 1 ,959

Fisher's Exact Test 1,000 ,532

Linear-by-Linear Association ,003 1 ,959

N of Valid Cases 245

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 47,80.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

kategori_stres (normal /

stres)

1,014 ,607 1,693

For cohort

Kategori_Prestasi80 =

kurang baik

1,005 ,822 1,229

For cohort

Kategori_Prestasi80 = baik ,992 ,726 1,355

Page 93: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

76

N of Valid Cases 245

b. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Tingkat Prestasi Akademik

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_kecemasan *

Kategori_Prestasi 245 100,0% 0 0,0% 245 100,0%

kategori_kecemasan * Kategori_Prestasi80 Crosstabulation

Kategori_Prestasi80

Total kurang baik baik

kategori_kecemasan Normal Count 34 20 54

% within

kategori_kecemasan 63,0% 37,0% 100,0%

% within Kategori_Prestasi 22,8% 20,8% 22,0%

% of Total 13,9% 8,2% 22,0%

kecemasan Count 115 76 191

% within

kategori_kecemasan 60,2% 39,8% 100,0%

% within Kategori_Prestasi 77,2% 79,2% 78,0%

% of Total 46,9% 31,0% 78,0%

Total Count 149 96 245

% within

kategori_kecemasan 60,8% 39,2% 100,0%

% within Kategori_Prestasi 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 60,8% 39,2% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square ,134a 1 ,714

Continuity Correctionb ,043 1 ,835

Likelihood Ratio ,135 1 ,714

Fisher's Exact Test ,754 ,420

Linear-by-Linear Association ,133 1 ,715

Page 94: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

77

N of Valid Cases 245

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,16.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

kategori_kecemasan

(normal / kecemasan)

1,123 ,602 2,096

For cohort

Kategori_Prestasi80 =

kurang baik

1,046 ,827 1,323

For cohort

Kategori_Prestasi80 = baik ,931 ,631 1,373

N of Valid Cases 245

c. Hubungan tingkat depresi dengan tingkat prestasi akademik

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kategori_depresi *

Kategori_Prestasi 245 100,0% 0 0,0% 245 100,0%

kategori_depresi * Kategori_Prestasi80 Crosstabulation

Kategori_Prestasi80

Total kurang baik baik

kategori_depresi Normal Count 92 64 156

% within kategori_depresi 59,0% 41,0% 100,0%

% within Kategori_Prestasi 61,7% 66,7% 63,7%

% of Total 37,6% 26,1% 63,7%

Depresi Count 57 32 89

% within kategori_depresi 64,0% 36,0% 100,0%

% within Kategori_Prestasi 38,3% 33,3% 36,3%

% of Total 23,3% 13,1% 36,3%

Total Count 149 96 245

Page 95: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

78

% within kategori_depresi 60,8% 39,2% 100,0%

% within Kategori_Prestasi 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 60,8% 39,2% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square ,611a 1 ,434

Continuity Correctionb ,417 1 ,518

Likelihood Ratio ,614 1 ,433

Fisher's Exact Test ,497 ,260

Linear-by-Linear Association ,609 1 ,435

N of Valid Cases 245

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 34,87.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

kategori_depresi (normal /

depresi)

,807 ,471 1,382

For cohort

Kategori_Prestasi= kurang

baik

,921 ,751 1,129

For cohort Kategori_Prestasi

= baik 1,141 ,816 1,595

N of Valid Cases 245

Page 96: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

79

Lampiran 4

83

Page 97: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

80

Lampiran 5

84

Page 98: HUBUNGAN TINGKAT STRES, KECEMASAN, DAN DEPRESI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37398/1/AYU... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli

81

Lampiran 6

Riwayat Penulis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ayu Rizki Saputri

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 22 Februari 1997

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Nasional Meulaboh - Tapak Tuan, Desa Sukaraja,

Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh.

No. Hp : 085358675321

Email : [email protected]

[email protected]

PENDIDIKAN

2000-2002 : TK Dharma Wanita, Alue Bilie, Darul Makmur, Nagan

Raya, Aceh

2002-2008 : SD Negeri 1 Alue Bilie, Darul Makmur, Nagan Raya,

Aceh

2008-2011 : SMP Negeri Bunga Bangsa, Darul Makmur, Nagan Raya,

Aceh

2011-2014 : MAS Darul Ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee,

Darussalam, Aceh Besar, Aceh

2014-sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

85