hubungan spiritual quotient siswa dengan...

108
HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK KESTABILAN UNSUR YANG TERINTEGRASI DENGAN NILAI-NILAI ISLAM DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Kimia Oleh: FAJARWATI NIM: 3105156 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: dangphuc

Post on 01-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK

KESTABILAN UNSUR YANG TERINTEGRASI DENGAN NILAI-NILAI ISLAM DI KELAS X

SMA MUHAMMADIYAH 2 SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Pendidikan Kimia

Oleh: FAJARWATI NIM: 3105156

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2010

Page 2: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

ii

ABSTRAK PENELITIAN

Fajarwati (NIM: 3105156). Hubungan Spiritual Quotient Siswa dengan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Kestabilan Unsur yang Terintegrasi dengan Nilai-nilai Islam di SMA Muhammadiyah 2 Semarang. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Ilmu Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.

Latar belakang penelitian ini ialah banyaknya siswa yang tergolong susuah memahami materi pelajaran tentang materi kimia, sehingga penulis berusaha member solusi agar bagi siswa tertentu yang memiliki tingkat spiritual quotient tinggi dengan mengintegrasikan materi-materi umum dengan nilai-nilai Islam. Dengan demikian pelajaran umum tidak lagi menjadi masalah bagi ke;ompok siswa tertentu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Spiritual Quotient siswa (X) dengan hasil belajar Kimia materi pokok Kestabilan Unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam (Y). Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik analisis korelasional. Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan subyek penelitian sebanyak 28 responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode angket untuk variabel spiritual quotient (X), dan metode test untuk menggali data variabel hasil belajar Kimia materi pokok kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam (Y).

Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara spiritual quotient siswa dengan hasil belajar Kimia materi pokok kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam, ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y (rxy = 0,540) baik dengan taraf signifikansi 5% = 0,374, maupun taraf signifikansi 1% = 0,478. Jadi analisis tersebut menyebutkan r0 lebih besar dari pada rt sehingga hipotesis diterima dan signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan menjadi bahan informasi dan masukan bagi SMA Muhammadiyah 2 Semarang, khususnya bagi kepala sekolah, guru, atau tenaga pengajar dan siswanya agar selalu meningkatkan potensi spiritual quotient siswa.

Page 3: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

iii

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Juni 2010

Deklarator

Fajarwati NIM 3105156

Page 4: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

iv

Page 5: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

v

Page 6: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

vi

MOTTO

Pr& óO çFö6Å¡ ym br& (#qè=äz ô‰s? spYyf ø9$# $£Js9ur Nä3Ï?ù'tƒ ã@ sWB tûïÏ%©!$# (#öqn=yz `ÏB Nä3Î=ö6s% ( ãNåk÷J¡¡ B

âä!$y™ ù't7ø9$# âä!#§ŽœØ 9$#ur (#qä9Ì“ø9ã—ur 4Ó®Lym tA qà)tƒ ãA qß™ §�9$# tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä ¼çmyètB 4ÓtLtB çŽóÇ nS «! $# 3 Iw r&

bÎ) uŽóÇ nS «! $# Ò= ƒÌ�s%

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang

kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?

mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan

bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang

beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,

Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

(al Quran Surat al Baqarah: 214)

Page 7: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini buat :

1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendo’akan, membimbing dalam

kehidupanku dengan curahan kasih sayangnya yang tulus.

2. Anak dan Suamiku tercinta

3. Kakak-kakakku beserta seluruh keponakanku yang senantiasa mendo’akan

dan memberi semangat kepadaku

4. Seluruh sahabatku di jalan Allah SWT. Semoga dalam perjalanan hidup

mereka selalu mendapat ridlo Allah SWT.

Page 8: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

viii

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha

Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Hubungan Spiritual Quotient Siswa dengan Hasil

Belajar Kimia Materi Pokok Kestabilan Unsur yang Terintegrasi dengan Nilai-

nilai Islam di SMA Muhammadiyah 2 Semarang” ditulis untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Penulis yakin bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis.

Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik berupa nasehat, saran,

arahan, semangat dan lain sebagainya.

Selanjutnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalamdalamnya kepada yang terhormat.

1. Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA., Rektor IAIN Walisongo Semarang

2. DR. H. Ibnu Hajar, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang.

3. Drs. Ikhrom, M.Ag, Dosen wali studi yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis selama masa studi.

4. Atik Rahmawati, M.Si, dan Drs. H. Mat Shalikhin, M.Ag., Dosen

pembimbing I dan II yang senantiasa membimbing penulis selama

penyusunan skripsi.

5. Para dosen dan karyawan di lingkungan IAIN Walisongo Semarang

khususnya di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongi Semarang.

6. Bapak, Ibu dan kakak-kakakku beserta keponakan-keponakanku tercinta yang

dengan segalanya telah membantu kesuksesan dalam penyusuan skripsi ini.

7. Rekan dan rekanita di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang selalu

member dukungan serta berjuang bersama selama masa studi.

Page 9: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

ix

8. Anakku Yaquth HS. Dan Suamiku Mas Fahmi yang selalu menemani

“ngetik” skripsi

Dengan kerendahan hati, penulis memohon kehadirat Allah SWT semoga

orang-orang yang telah berjasa memberikan bantuan kepada penulis, senantiasa

mendapat limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah dari Allah SWT, serta mendapat

pahala yang berlipat ganda. Amin.

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh

dari sempurna, untuk itu tegur sapa, saran kritik selalu penulis harapkan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususya dan pembaca pada umumnya

Amin Ya Rabbal Alamin

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Semarang, Juni 2010

Penulis

Fajarwati NIM. 3101031

Page 10: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……........................................................................... i

ABSTRAK PENELITIAN .......................................................................... ii

DEKLARASI .............................................................................................. iii

NOTA PEMBIMBING ............................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN …................................................................ v

HALAMAN MOTTO .................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... . x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………................................................................ xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ………………………………………….... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 3

E. Penegasan Istilah …………………………………….……… 4

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Spiritual Quotient ……………………………………….….. 6

1. Pengertian dan Strategi Pengembangan Spiritual Quotient 6

2. Spiritual Quotient dalam Al-Quran ……………………… 15

3. Spiritual Quotient dalam Hadits …………………………. 20

4. Spiritual Quotient dalam Pandangan Tokoh Muslim ……. 25

B. Hasil Belajar …….…………………………………………… 28

1. Pengertian belajar ………………………………………… 28

2. Hasil belajar ………………………………………………. 29

C. Materi Kimia Pokok Pembahasan Kestabilan Unsur ………..... 32

Page 11: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

xi

1. Golongan gas mulia ……………………………………… 33

2. Teori Oktet dan Duplet …………………………………... 35

3. Rumus Lewis …………………………………………….. 36

D. Hubungan Spiritual Quotient Siswa dengan Hasil Belajar

Materi Kimia Pokok Pembahasan Kestabilan Unsur yang

Terintegrasi dengan Nilai-nilai Islam ………………………. 38

E. Kajian Penelitian yang Relevan …………………………........ 39

F. Hipotesis ………………………………………………….…. 41

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………. 42

C. Variabel Penelitian ………………………………………….. 42

D. Metodologi Peneitian ………………………………………... 43

E. Populasi ……………………………………………………… 43

F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….. 44

G. Teknik Analisis Data ………………………………………... 50

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……………………………… 55

a. Sejarah berdirinya SMA Muhammadiyah 2 Semarang …... 55

b. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 2 Semarang ………... 55

c. Sarana dan Prasarana Sekolah ………………………….... 56

B. Deskripsi Data Hubungan Antara Spiritual Quotient Siswa

dengan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Kestabilan Unsur

yang Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Islam di SMA Muham-

madiyah 2 Semarang ………………………………………… 58

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ……………………… 64

1. Analisis Pendahuluan …………………………………….. 65

2. Analisis Uji Hipotesis ……………………………………. 66

3. Analisis Lanjut …………………………………………… 69

D. Keterbatasan Penelitian ……………………………………... 70

Page 12: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

xii

BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan …….................................................................... 71

B. Saran-saran ……………….………………………………... 71

C. Penutup …………………………………………………….. 72

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 73

LAMPIRAN ……………………………………………………………… 76

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

xiii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1. : beberapa sifat gas mulia ……………………………….. 33

2. Tabel 2.2. : Tabel struktur Lewis …………………………………… 37

3. Tabel 3.1. : Nilai koefisien korelasi dari guiford empirical rulesi …. 52

4. Tabel 4.1. : Hasil perhitungan validitas butir angket ……………….. 58

5. Tabel 4.2. : Hasil perhitungan validitas butir soal ………………….. 59

6. Tabel 4.3. : Hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal ………… 60

7. Tabel 4.4. : Hasil perhitungan daya pembeda butir soal ……………. 61

8. Tabel 4.5. : Jawaban angket tentang spiritual quetient siswa kelas x

jurusan IPA SMA Muhammadiyah 2 Semarang ……………………. 61

9. Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

siswa indikator mengenal diri ……………………………………….. 62

10. Tabel 4.5.2 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

siswa indikator mengenal dan kedekatan dengan Tuhan ……………. 63

11. Tabel 4.5.3 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

siswa indikator kepedulian terhadap makhluk Tuhan ………………. 63

12. Tabel 4.6. : Rekapitulasi hasil belajar tentang materi pokok kestabilan

unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai islam ……………….…… 64

13. Tabel 4.7. : Hasil angket tentang tingkat spiritual quotient (x) dan

hasil belajar kimia materi pokok kestabilan unsur yang terintegrasi

dengan nilai-nilai Islam (y) ………………………………………….. 65

14. Tabel 4.8. : Kerja koefisien korelasi antara variabel (x) dan (y) ……. 67

Page 14: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus …………………………………………………… 76

Lampiran 2 : RPP ……………………………………………………… 77

Lampiran 3 : Daftar nama siswa kelas x jurusan IPA …………………. 82

Lampiran 4 : Indikator Spiritual Quotient …………………………….. 83

Lampiran 5 : Kisi-kisi lembaran indikator instrument angket SQ …….. 84

Lampiran 6 : Angket tingkat spiritual quotient siswa …………………. 85

Lampiran 7 : soal tes hasil belajar kimia ………………………………. 88

Lampiran 8 : uji angket (validitas dan realibilitas) ……………………. 94

Lampiran 9 : uji soal hasil belajar kimia (validitas, realibilitas, daya be-

da dan tingkat kesukaran soal) …………………………. 98

Lampiran 10 : Uji SPSS …………………………………………………. 108

Lampiran 11 : Surat penunjukkan pembimbing ………………………… 110

Lampiran 12 : Surat izin riset …………………………………………… 111

Lampiran 13 : Surat keterangan riset dari sekolah terkait ………………. 112

Lampiran 14 : Surat keterangan uji angket dan soal ……………………. 113

Lampiran 15 : ko kurikuler ……………………………………………… 114

Lampiran 16 : transkrip ko kurikuler …………………………………… 115

Lampiran 17 : Piagam PASSKA IAIN Walsongo ……………………… 116

Lampiran 18 : Piagam PASSKA Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo …. 117

Lampiran 19 : Piagam KKN …………………………………………….. 118

Page 15: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk Allah yang membutuhkan pendidikan,

pendidikan agama, pendidikan siasah, pendidikan ekonomi, pendidikan sosial,

dan pendidikan yang lain yang berkaitan dengan misi hidupnya. Setiap

pendidikan bertujuan mencerdaskan peserta didiknya.

Terkait dengan hal tersebut di atas maka yang perlu menjadi

pembahasan khusus adalah masalah personal skill (kecakapan individu).

Setiap individu peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda dalam

merespons pendidikan yang diterima. Perhatian terhadap kecakapan individu

inilah menjadi satu keharusan dalam proses pembelajaran.

Dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) telah dijelaskan

bahwa personal skill sebagai salah satu prinsip yang harus dipenuhi dalam

kegiatan pengembangan kurikulum di sekolah. Salah satu pilat dari Personal

Skill adalah Spiritual Quotient yang lebih mengkhususkan pada kecakapan

seseorang dalam keberagamaan. Oleh karena itu penulis berupaya untuk

meneliti hubungan Spiritual Quetion dengan pembelajaran peserta didik

dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).

Salah satu kecerdasan yang menjadikan hati sebagai pusat kecerdasan

adalah kecerdasan spiritual. Ada beberapa pendapat tentang pengertian

kecerdasan spiritual. Menurut Marsha Sinetar, Kecerdasan Spiritual merupakan

ketajaman pemikiran atau kecerdasan yang terilhami yang sering menghasilkan

intuisi, petunjuk moral yang kokoh, kekuasaan atau otoritas batin sehingga timbul

kemampuan membedakan mana yang salah dan mana yang benar serta

kebijaksanaan.1

Menurut Ary Ginanjar Agustian, Kecerdasan Spiritual merupakan

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan

1Marsha Sinetar, Spiritual Intelligensi, Kecerdasan Spiritual, terj. Soesanto Boedi darmo,

(Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2001), hlm. X.

Page 16: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

2

melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia

yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran yang integralistik (tauhidi)

serta berprinsip hanya karena Allah.2

Merujuk beberapa pendapat tentang SQ di atas, dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang untuk memberikan makna atas

sesuatu serta untuk mengintegrasikan antara akal, pikiran (IQ) dan emosi (EQ)

dengan memandang segala sesuatu secara melingkar (dari berbagai sudut) serta

menjadikan hati sebagai pusat kecerdasan sehingga diharapkan dapat menjadi

manusia yang seutuhnya dengan pemikiran yang integral.

Dari sudut pandang seorang muslim, kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan yang berpusatkan pada cinta yang mendalam kepada Allah dan

seluruh ciptaan-Nya. SQ akan selalu aktual jika manusia hidup didasarkan visi

dasar dan misi keutamaannya, yakni sebagai ‘abid (hamba) dan sekaligus

khalifah Allah di bumi.3 Dihadapan Allah, manusia hanyalah seorang hamba

('abdullah), sedangkan dihadapan manusia, menampilkan sosok sebagai khalifah

fil ardhi dengan menunjukkan sikap keteladanannya yang memberikan pengaruh

dan inspirasinya serta ide-ide kreatif bagi sesama.

Salah satu indikator kecerdasan spiritual bagi orang Islam adalah terlihat

pada sisi religiusitasnya. Sedangkan religiusitas manusia dapat dilihat dari

aktifitas dan ritualitas dalam beragama. Bagi orang yang beragama Islam akhlak

baik merupakan bagian dari kewajibannya dalam bersosial, hal itu didasari atas

kesadaran seseorang atas hak-hak dirinya dan orang lain, selain itu juga merasa

diawasi oleh Allah sehingga semakin hati-hati dalam berperilaku. Proses kejadian

tersebut merupakan proses spiritualitas sehingga dapat dilihat tinggi rendahnya

spiritualitas seseorang.

Siswa satu kelas di sebuah sekolah memiliki tingkat kecerdasan spiritual

yang berbeda-beda walaupun beragama sama. Apakah kondisi seperti ini

2Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,

ESQ: Emotional Spiritual Quotions Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001), hlm. 57.

3Toto Tasmara, Kecerdasan Spiritual (Transcendental Intelligence) Membentuk Kepribadian yang Bertanggung jawab, Profesional dan Berakhlak, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. XV.

Page 17: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

3

berhubungan dan mempengaruhi hasil belajar suatu pelajaran yang diintegrasikan

dengan nilai-nilai Islam.

Bertolak dari latar belakang di atas, perlu adanya penelitian tentang

hubungan spiritual quotient dengan hasil belajar atau prestasi siswa pada mata

pelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Dengan demikian akan dapat

diketahui hasilnya seberapa signifikankah hubungan keduannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan dijadikan

fokus penelitian ini ialah “Adakah hubungan Spiritual Quotient siswa dengan

hasil belajar Kimia materi pokok Kestabilan Unsur yang terintegrasi dengan

nilai-nilai Islam di SMA Muhammadiyah 2 Semarang kelas X ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan Spiritual Quotient siswa dengan hasil

belajar Kimia materi pokok Kestabilan Unsur yang terintegrasi dengan nilai-

nilai Islam di SMA Muhammadiyah 2 Semarang kelas X.

D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain:

1. Diharapkan dapat memahami tentang peran Spiritual Quotient.

2. Diharapkan dapat memahami hubungan Spiritual Quotient siswa dengan

pembelajaran Kimia materi pokok Kestabilan Unsur yang terintegrasi

dengan nilai-nilai Islam.

3. Diharapkan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan dapat menerapkan

hasil penelitian dalam proses belajar-mengajar, baik siswa, guru, maupun

pihak sekolah yang lain.

Page 18: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

4

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah persepsi tentang arah judul yang dimaksud,

maka penulis akan menegaskan maksud istilah-istilah dari judul tersebut,

yaitu:

1. Spiritual Quotient (SQ)

SQ berasal dari kata spiritual dan quotient. Spiritual berarti bathin,

rohani, keagamaan,4 sedangkan quotient atau kecerdasan berarti

sempurnanya perkembangan akal budi, seperti akal budi, kepandaian,

ketajaman pikiran.5

SQ merupakan kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap

setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang

bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran

yang integralistik.6

2. Materi Pokok Kestabilan Unsur

Materi Kestabilan Unsur merupakan materi pokok pelajaran kimia

kelas X semester genap yang membahas tentang konfigurasi elektron gas

mulia, teori Oktet dan Duplet serta setruktur Lewis.

3. Integrasi

Integrasi merupakan upaya penyatuan menjadi satu kesatuan yang

utuh atau penggabungan dari beberapa komponen menjadi satu kesatuan.7

Demikian pula menurut WJS. Poerwadarminta Integrasi yaitu penyatuan

supaya menjadi suatu kebulatan yang utuh.8

4. Nilai-nilai Islam

Nilai (values) di dalam kamus pendidikan diartikan sebagai sesuatu

yang berharga dalam kehidupan manusia.9 Sedangkan dalam Kamus Besar

4Jhon, M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia,

1996), Cet. XXIII, hlm. 546. 5Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 164. 6Ary Ginanjar Agustian, Lok. Cit 7Achmad Maulana, dkk, Kamus Ilmiah Populer, (Jogjakarta, Absolut , 2004), hlm. 173 8Wjs. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976),

hlm. 384. 9St. Vembriarto, Kamus Pendidikan, (Grasindo, 1994), hlm. 42.

Page 19: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

5

Bahasa Indonesia, nilai adalah isi atau sesuatu yang termuat dalam suatu

pandangan yang berguna bagi kemanusiaan.10

Islam merupakan agama yang dibawa nabi Muhammad SAW dan

diajarkan kepada manusia untuk menyempurnakan ajaran nabi-nabi

sebelumnya. Ajaran Islam bersumber pada wahyu Allah yang

disampaikan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang

sekarang tertuang dalam kitab suci al-Quran. Sumber ajaran yang kedua

adalah diambil dari perkataan, perbuatan dan ketetapan nabi yang biasa

disebut dengan al-Hadits.

Nilai-nilai Islam yang dimaksud penulis adalah sesuatu yang

berharga yang melekat pada ajaran Islam yang bersumber dari al-Quran

dan hadits. Nilai-nilai Islam tersebut bisa bersifat implisit maupun

eksplisit yang mengikuti penjelasan sumber ajarannya.

Sebagai contoh adalah potongan hadits di bawah ini yang mendasari

salah satu nilai dalam Islam yaitu kejujuran:

علیكم بالصدق فإن الصدق یھدي إلى البر وإن البر یھدي ١١.إلى الجنة رواه مسلم

Orang Islam dituntut untuk selalu jujur dalam segala hal, baik

tentang ritual keagamaan maupun aktifitas keseharian yang tidak terkait

dengan ritual keagamaan. Nilai-nilai Islam dapat mendasari pendidikan

Islam dalam rangka mengubah tingkah laku individu peserta didik pada

kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya.12 Dengan demikian

kejujuran merupakan salah satu nilai Islam tetap tertanam dalam individu

yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi.

10Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994),

hlm. 690. 11Imam Muslim, Shohih Muslim, hadits ke-6586 12Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,

(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. 1, hlm. 14.

Page 20: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Spiritual Quotient

1. Pengertian dan Strategi Pengembangan Spiritual Quotient

a. Pengertian dan Pentingnya SQ

Pada awal abad ke-20, kecerdasan intelektual atau IQ pernah

menjadi isu besar. IQ merupakan kecerdasan yang digunakan

memecahkan masalah logika maupun strategis. Para psikolog

menyusun berbagai tes untuk mengukurnya dan tes-tes ini menjadi

alat memilah manusia ke berbagai tingkatan kecerdasan.

Pada pertengahan 1990-an, Daniel Goleman mempopulerkan

penelitian dari banyak neurolog dan psikolog yang menunjukkan

bahwa kecerdasan emosional/EQ sama pentingnya dengan kecerdasan

intelektual. EQ memberikan kesadaran mengenai perasaan milik diri

sendiri dan juga perasaan orang lain. EQ memberikan rasa empati,

cinta, motivasi dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau

kegembiraan secara tepat. EQ merupakan persyaratan dasar untuk

menggunakan IQ secara efektif.13

Saat ini, serangkaian data ilmiah terbaru, yang sampai dewasa

ini belum banyak dibahas, menunjukkan adanya kecerdasan jenis

ketiga yaitu kecerdasan spiritual. Spiritual dalam bahasa Inggris

berasal dari kata “spirit” yang berarti bathin, ruhani, dan

keagamaan.14 Sedangkan dalam kamus psikologi, spiritual diartikan

“sebagai sesuatu mengenai nilai-nilai transcendental”.15 Makna

spiritual sendiri berhubungan erat dengan eksistensi manusia dan

spiritual itu sendiri pada dasarnya mengacu pada bentuk-bentuk ragam

13Taufiq Pasiak, Revolusi IQ / EQ /SQ Antara Neurosains dan Al-Quran, (Bandung:

Mizan Pustaka, 2002), hlm. 40. 14John M. Echols & Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : Gramedia,

1992), Cet. XX, hlm. 546. 15M. Hafi Anshori, Kamus Psikologi, (Surabaya : Usaha Kanisius, 1995), hlm. 653.

Page 21: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

7

seseorang yang dibangun dari pengalaman dan spiritual arti hidup,

Allah dan pandangan-pandangan hidup.

Danah Zohar dan Ian Marshall berpendapat, bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan

persoalan makna dan nilai yaitu kecerdasan untuk menempatkan

perilaku dan hidup seseorang dalam konteks makna yang lebih luas

dan kaya. Kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ berupa

landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara

efektif.16 SQ secara harfiah untuk menumbuhkan otak manusia.

Menggunakan SQ manusia dapat menggali potensi yang

dimilikinya untuk tumbuh dan mengubah evolusi potensi yang

dimiliki. Manusia menggunakan SQ untuk menjadi kreatif,

berhadapan dengan masalah eksistensial, yaitu saat seseorang secara

pribadi merasa terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran dan

masalah masa lalunya akibat penyakit dan kesedihan. SQ menjadikan

manusia sadar bahwa ia mempunyai masalah eksistensial dan

membuatnya mampu mengatasi masalah tersebut.

SQ memungkinkan seseorang untuk menyatukan hal-hal yang

bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani

kesenjangan antara diri dan orang lain. Daniel Goleman telah menulis

tentang emosi intrapersonal diri seseorang yang digunakan

berhubungan dengan orang lain. Namun EQ semata-mata tidak dapat

membantu seseorang memahami siapa dirinya, dan apa makna segala

sesuatu baginya.

Seseorang pada akhirnya dapat menggunakan SQ-nya

untuk berhadapan dengan masalah baik dan jahat, hidup dan mati,

dan asal-usul sejati dari penderitaan dan keputusasaan manusia.

Adapun menurut Taufiq Pasiak, bahwa secara harfiah SQ

16Taufiq Pasiak, op.cit., hlm. 156.

Page 22: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

8

beroperasi dari pusat otak yaitu dari fungsi dan penyatu otak. Lebih

lanjut dikatakan:

“SQ mengintegrasikan semua kecerdasan seseorang dan menjadikannya benar-benar dan utuh secara intelektual, emosional dan spiritual. Idealnya, ketiga kecerdasan dasar seseorang tersebut bekerja sama dan saling mendukung. Otak dirancang agar mampu melakukan hal itu. Meskipun demikian, mereka masing-masing IQ, EQ dan SQ memiliki wilayah kekuatan tersendiri dan bisa berfungsi secara terpisah.” “Kebutuhan ber-Tuhan atau memiliki spiritualitas merupakan kebutuhan tak terelakkan pada manusia. Ada kaitan langsung dan tegas antara kebutuhan itu dan tersedianya potensi ke-Tuhanan dalam otak manusia. Para peneliti otak antara lain Universitas California San Diego menemukan daerah temporal sebagai lokasi yang berperan penting dalam perasaan dan spiritual dan mistis. Dengan pantauan EEG (alat perekam gelombang otak) tampak jelas gelombang yang khas ketika seseorang mengalami perasaan mistis dan spiritual tersebut.”17

Berdasarkan uraian Taufiq Pasiak di atas, penulis sepakat

bahwa SQ beroperasi dari pusat otak, berfungsi mengintegrasikan

semua kecerdasan seseorang, baik IQ, EQ, maupun SQ masing-

masing memiliki wilayah tersendiri dan berfungsi secara terpisah.

Idealnya, ketiga kecerdasan dasar manusia tersebut bekerja sama

dan saling mendukung.

Berbagai penelitian menunjukkan adanya potensi

spiritualitas dalam otak manusia yaitu :

1) Osilasi 40 Hz

Otak manusia tidak sekedar massa sel saraf material,

karena seperti sel-sel jantung yang mengandung muatan listrik.

Sel-sel otak juga bermuatan listrik. Kenaikan antar sel saraf

elalui ujung-ujung selnya terjadi karena ada pelepasan muatan

17Taufiq Pasiak, Revolusi IQ / EQ /SQ Antara Neurosains dan Al-Quran, (Bandung:

Mizan Pustaka, 2002), hlm. 275.

Page 23: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

9

listrik. Getaran sel saraf karena tersentuh muatan listrik dari

ujung sel saraf itu dapat direkam.

Ada dua jenis kegiatan yang berlangsung pada tingkat

40 Hz dan 200 Hz. Gelombang atau osilasi Hz terjadi ketika

otak tanpa pengaruh rangsangan indrawi sama sekali bereaksi

secara seragam. Reaksi itu dapat terjadi karena ada hubungan

langsung antara talamus dan kulit otak yang dipicu oleh

rangsangan indra. Talamus adalah bagian yang paling awal

berkembang dari otak depan yang berurusan dengan emosi

dan gerakan yang berfungsi meneruskan sinyal dari rangsang

indrawi luar ke korteks, untuk kemudian diproses seri atau

pararel.18 Artinya hubungan talamus dan kulit otak

berlangsung secara intrinsik di antara mereka sendiri,

rangkaian itu dapat terjadi tanpa informasi dan empiris.

Hubungan intrinsik ini menurut Zohar adalah basis dari

kesadaran manusia.

Rodolfo Linas yang meneliti osilasi ini menemukan

bukti bahwa osilasi itu tetap ada walaupun seseorang sedang

tidur atau bermimpi dan menghilang ketika mengalami koma /

pembiusan. Pada saat melamun, kesadaran intrinsik ini pun

masih tetap terdeteksi. Gejala ini dapat menerangkan pengaruh

imajinasi terhadap pekerjaan otak manusia.19

Menurut Danah Zohar yang dikutip oleh Taufik Pasiak

bahwa, “protokesadaran” itu tersimpan dalam sel-sel saraf otak.

Tatkala otak berisolasi pada ambang 40 Hz, proto kesadaran yang

masih kontak itu bergabung dan membentuk kesadaran. Dengan

kata lain, osilasi 40 Hz itu berfungsi seperti seseorang konduktor

dalam pagelaran orkestra. Konduktor ini menyatukan semua

ragam instrumen menjadi sebuah koor yang indah, dan karena

18 Ibid, hlm. 276-279. 19Ibid.

Page 24: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

10

osilasi 40 Hz ini menghilang ketika seseorang dibius / koma,

maka pada diri mereka, kesadaran itu tidak akan muncul. Jadi

kesadaran itu lahir karena adanya kepaduan dan keutuhan dalam

otak manusia.20

Jadi dapat disimpulkan bahwa osilasi 40 Hz

merupakan argumen ilmu saraf tentang keberadaan Spiritual

Quotient (SQ). Osilasi tersebut merupakan basis kesadaran

manusia, proto kesadaran terletak pada sel-sel saraf otak

manusia, tatkala otak berisolasi pada ambang 40 HZz, proto

kesadaran yang masih kontak itu bergabung dan membentuk

kesadaran. SQ ini merupakan kecerdasan jenis ketiga yang

menempatkan tindakan dan pengalaman seseorang dalam

konteks makna dan nilai yang lebih besar.

2) Bawah Sadar Kognitif

Kesadaran intrinsik otak (yang menjadi dasar bagi

kecerdasan spiritual) bukanlah satu-satunya produk talamus.

Komponen ini juga memegang peranan kunci dari kegiatan

emosional manusia. Ahli saraf Joseph de Loux menemukan

bahwa informasi indrawi yang masuk ke otak lebih menuju

talamus yang berfungsi menilai setiap informasi indrawi yang

masuk. Talamus kemudian meneruskannya ke dua arah yaitu

ke kulit otak dan amigdala. Sinyal ke amigdala bereaksi

sangat cepat sehingga mendahului reaksi yang dilakukan oleh

kulit otak. Hasilnya reaksi emosional yang berlangsung sekian

detik sebelum analisis kulit otak datang. Kerja sistem limbik

lebih cepat 80.000 kali dari kerja kulit otak yang sadar. Jika

pikiran sadar hanya sanggup memproses 126 bit informasi

perdetik dan 40 bit informasi lisan, maka perasaan dapat

20Ibid.

Page 25: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

11

menerima reaksi emosional dapat berlangsung tanpa pengaruh

pikiran rasional. Ini adalah bawah sadar kognitif manusia.21

Daniel Goleman menyatakan bahwa alam bawah sadar

itu, tempat ingatan-ingatan emosional yang direkam dan

disimpan menjadi suara hati bagi manusia. Beberapa peneliti

menyebutkan bahwa suara hati bersumber dari perasaan

terdalam manusia dan pusat manusia berada. Suara hati

bersumber dari kekuatan yang paling kuat dari diri manusia,

yaitu hati. Hati menjadi elemen penting dalam kecerdasan

spiritual, bahkan pekik kecerdasan spiritual justru terletak pada

suara hati nurani. Kebenaran sejati, sebenarnya lebih terletak

pada suara hati nurani yang menjadi pekik sejati SQ,

karenanya SQ menyingkap kebenaran sejati yang lebih seiring

tersembunyi di tengah hidup yang serba palsu.22

Ketika seseorang menjalani kehidupan ini dengan

ingenius, palsu dan suka menipu, maka mereka pun menjadi

diri yang palsu. Kecerdasan spiritual mengajak dan bahkan

membimbing seseorang menjadi diri yang geniune, yang asli

dan autentik yang karenanya selalu mengalami harmoni ilahi

kehadirat Rabbi. Pengalaman harmoni spiritual kehadirat

Tuhan dicapai dan sekaligus dirasakan dengan menggunakan

apa yang dalam mistik spiritual disebut sebagai mata hati.23

SQ menyelami semua itu sebagai mata hati, karena mata hati

dapat menyingkap kebenaran hakiki yang tak tampak oleh

mata.

3) God Spot

God Spot membuktikan banyak fenomena. Salah

satunya kuantitas gelombang yang sama antara fakta skizoid,

21Taufiq Pasiak, op.cit., hlm. 277. 22Sukidi, op.cit., hlm. 26. 23Ibid.

Page 26: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

12

depresi, kegiatan, penderitaan dengan kesalahan atau

religiusitas. Sehingga sulit memisahkan antara aspek kegilaan

dan kebahagiaan kecuali melalui pendekatan kualitatif yang

subjektif. Aspek-aspek di atas inilah yang mempengaruhi

kesimpulan Danah Zohar dan Ian Marshall tentang SQ

bahwasanya tidak berkaitan dengan agama dan hanya

mengakui amalan-amalan agama yang dapat meningkatkan

kualitas SQ seseorang. Simpulan ini menunjukkan pentingnya

pendidikan agama bagi seseorang untuk meningkatkan rasa

beragamanya.24

Konsep God Spot menurut Danah Zohar tersebut

sebenarnya merupakan kritik bagi umat beragama, khususnya

Islam. Sebab, banyak manusia beragama namun tidak bisa

menemukan kebahagiaan dan ketenangan hidup. Mereka

hanya menganggap agama sebagai identitas belaka (status

KTP), tanpa mengamalkan ajaran yang ada di dalamnya.

Sehingga tujuan ideal agama menuju kebahagiaan hidup di

dunia maupun akhirat tidak dapat tercapai tanpa mengamalkan

ajaran-ajarannya. Konsep spiritualitas Islam menampakkan

bentuknya pada pengakuan akan keimanan, syahadat menjadi

syarat utama diakuinya kedudukan seseorang muslim,

sehingga apabila secara ilmiah ditetapkan adanya hard ward

dari spiritualitas adalah god spot, maka spiritualitas Islam

merupakan muatan dari god spot tersebut. Cahaya keiilahian

menjadi tujuan dan motivasi utama dalam setiap amalan umat

Islam.

Menurut hemat penulis, umat Islam seharusnya

mengamalkan ajaran Islam tersebut dengan sungguh-sungguh.

Jika rukun iman dan rukun Islam benar-benar diamalkan,

24Ibid., hlm. 81-82.

Page 27: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

13

maka tercapailah tujuan keselamatan, baik di dunia maupun di

akhirat.

b. Strategi Pengembangan Kecerdasan Spiritual (SQ)

Strategi pengembangan SQ dapat dilakukan melalui beberapa

jalan dengan melihat definisi dan mainstream yang diikuti.

Mainstream-mainstream tersebut dipengaruhi oleh motivasi dan

tujuan yang ingin dicapainya. Tentu saja akan sangat berbeda antara

strategi pengembangan SQ yang dilakukan oleh seseorang sains

dengan strategi yang dilakukan agamawan atau para filosof dengan

golongan spesifik, salah satunya dengan ESQ (Emotional Spiritual

Quotient).

Konsep Zohar & Ian Marshall mengenai SQ masih menyisakan

pertanyaan lanjutan yang belum bisa dijawab. SQ adalah sesuatu yang

mempunyai makna dan nilai, maka makna dan nilai yang bagaimana

bentuknya? Agama seperti apa yang mampu meningkatkan kualitas

SQ?

Ary Ginanjar menawarkan jawaban tentang pertanyaan-

pertanyaan di atas, bahwa ESQ sebagai model pengembangan karakter

dan kepribadian berdasarkan nilai-nilai rukun iman dan rukun Islam.

Tentu saja sebagai salah satu upaya mengeksplorasi dan

menginternalisasi kekayaan ruhiyah dan jasadiyah pada diri

seseorang.25

Ary Ginanjar memandang bahwa rukun Iman dan rukun Islam

disamping sebagai petunjuk ritual bagi umat Islam ternyata pokok

pikiran dalam keduanya juga memberikan bimbingan untuk mengenal

dan memaknai perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain. Dalam

pandangannya rukun Islam disamping berfungsi sebagai tatanan ritual

dalam beragama, juga merupakan metode pengasahan atau pelatihan

25Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta : Arga Wijaya Persada, 2001), hlm . xxi.

Page 28: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

14

ESQ yang telah dipahami dalam rukun Iman, mulai dari Syahadat

yang berfungsi sebagai mission statement, shalat yang berfungsi

character building, puasa sebagai self controlling, serta zakat dan haji

yang berfungsi untuk meningkatkan sosial intelligence (kecerdasan

sosial).26

Konsep rukun Iman dan rukun Islam membaca EQ yang telah

ada dalam diri seseorang bisa dilatih dan dipertajam lagi melalui

aplikasi syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Pada kondisi ini, rukun

Islam merupakan transformasi dari rukun iman yang dilakukan secara

berulang dan terus menerus sehingga mampu menjawab persoalan

kegagalan beberapa metode training yang telah dilakukan.

Ary Ginanjar melihat tata urutan dalam rukun iman hingga

rukun Islam disusun berdasarkan suatu tingkatan anak tangga yang

sangat teratur dan sistematis, serta memiliki keterkaitan erat dan kuat

dalam satu kesatuan yang ada dimulai dari pembangunan prinsip

landasan ke prinsip kepercayaan, prinsip kepemimpinan, prinsip

pembelajaran. Prinsip masa depan hingga prinsip keteraturan. Setelah

mental terbentuk, maka dilanjutkan dengan langkah mission statement

atau syahadat kemudian pembangunan karakter dan pengendalian diri.

Ketiga hal ini akan membangun sebuah pribadi tangguh setelah

memiliki ketangguhan pribadi dilanjutkan dengan pengembangan

kecerdasan sosial melalui zakat dan haji. Kesemuanya menghasilkan

ketangguhan sosial.27

Ketangguhan pribadi dan ketangguhan sosial mempunyai kunci

utama yang dikatakan berupa asmaul husna dan menjadi barometer

suara hati, untuk menetralisir suara hati, langkah pertama dengan

melakukan reinforcement atau langkah penguatan hati melalui metode

repetitive magic power berupa dzikir. Keseluruhan konsep kecerdasan

spiritual dan kecerdasan emosi yang ditawarkan Ary Ginanjar

26Ibid., hlm. 286-287 27Ibid., hlm 46

Page 29: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

15

berkiblat pada prinsip Laa Ilaha Illallah yang memandang hubungan

kepentingan dunia dan kepentingan akhirat menjadi sebuah jalur lurus

yang saling berkelanjutan dengan kendaraan utamanya prinsip

rahmatan lil ‘alamin.

Menurut penulis, strategi peningkatan SQ yang efektif yakni

dengan mengamalkan segala ajaran (perintah) Allah dan menjauhi

segala yang dilarang-Nya. Selanjutnya, ajaran berupa ibadah mahdhah

maupun muamalah harus difahami, diresapi dan diamalkan untuk

menjalin hubungan baik kepada Allah maupun sesama manusia dan

makhluk ciptaan Allah lainnya. Apabila strategi tersebut dapat

dilakukan, maka tidak mustahil akan tercipta kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat. Mampu menyelesaikan permasalahan hidup di

dunia dan meraih keselamatan di akhirat kelak.

2. Spiritual Quotient dalam Al-Quran

Kecerdasan intelektual (IQ) dapat dihubungkan dengan kecerdasan

akal pikiran (‘aql), sementara kecerdasan emosional (EQ) lebih

dihubungkan dengan emosi diri (nafs), dan kecerdasan spiritual mengacu

pada kecerdasan hati, jiwa atau disebut dengan qalb sebagaimana firman

Allah dalam QS. Ar- Rad ayat 27-28:

قل إن الله يضل من ويقول الذين كفروا لولا أنزل عليه آية من ربه﴿ ابأن نه مدي إليهياء وشم بذكر ٢٧يهقلوب ئنطمتوا ونآم الذين ﴾

﴾٢٨وب ﴿ألا بذكر الله تطمئن القل الله

Katakanlah: “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki dan menunjukkan kepada orang yang kembali kepada- Nya (taat kepada Allah). (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar Ra’d: 27- 28).28

28YPPA, Al-Quran & Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2003), hlm. 373.

Page 30: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

16

Qalbu harus berani bertanggung jawab untuk menampilkan

wajahnya yang suci dan selalu berupaya untuk berpihak kepada Allah,

menghidupkan getaran jiwa melalui kesadaran yang hakiki. Kesadaran ini

pula yang dituntut dari proses zikir, karena zikir yang menghasilkan

getaran jiwa, getaran kesadaran, “Aku di hadapan Tuhanku,” dapat

menjadikan seseorang mencapai puncak keimanan.29 Sebagaimana firman

Allah sebagai berikut:

هاتآي همليع تليإذا تو مهقلوب جلتو الله إذا ذكر ون الذينمنؤا الممإن ﴾٢زادتهم إميانا وعلى ربهم يتوكلون ﴿

“Sesungguhnya, orang yang benar-benar beriman itu adalah apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” (Al-Anfal: 2).30

Kesadaran atau dzikrullah sebagai salah satu pintu hati, merupakan

cahaya yang memberikan jalan terang, membuka kasyaf ‘tabir’ antara

manusia dan Allah. Orang yang sadar atau melakukan dzikrullah tersebut

membuat tipu muslihat setan tidak berdaya, sebagaimana firman Allah

sebagai berikut:

إن الذين اتقوا إذا مسهم طائف من الشيطان تذكروا فإذا هم مبصرون ﴿٢٠١﴾

“Sesungguhnya, orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa waswas (diajak maksiat) oleh kelompok setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Al-A’raaf: 201).31

Akan tetapi, kesadaran apakah yang dapat menyebabkan kesadaran

kasyaf? Tarekat seperti apa yang harus dilakukan agar manusia

mempunyai kemampuan untuk bisa melihat setan dan malaikat, jahat dan

29Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniyah : Transendental Intelligence, (Jakarta : Gema

Insani Press, 2001), hlm. 54. 30YPPA, op.cit., hlm. 141 31Ibid., 140

Page 31: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

17

buruk? Tentunya dibutuhkan pembebasan diri dari segala belenggu nafsu

yang selalu ingin menyimpangkan qalbu dari cahaya Ilahi. Dibutuhkan

perjuangan dan kewaspadaan yang sangat tinggi agar qalbu menampakkan

wajah Ilahi yang sebenarnya. Kata kuncinya berada pada kerinduan dan

kecenderungan kita untuk selalu mengarah kepada Ilahi (al-hanif).32

Manusia sejak lahir telah memiliki jiwa spiritual atau naluri

keagamaan untuk mengenal Tuhan. Fitrah manusia yang dibawa sejak

lahir ini berupa fitrah ketauhidan. Sebagaimana firman Allah dalam QS.

Al-A’raaf ayat 172:

وإذ أخذ ربك من بني آدم من ظهورهم ذريتهم وأشهدهم على بكمبر تألس لى أنفسهما قالوا بنهدا شا كنة إنامالقي موقولوا يأن ت﴿ ـذا غافلني ه ن١٧٢ع﴾

“Dan (ingatlah tatkala Allah mengambil perjanjian kesucian pada manusia secara keseluruhan) ketika Allah mengeluarkan keturunan Adam dari Sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap diri mereka (seraya berfirman) bukankah Aku ini Rabbmu? (pencipta, pemelihara, pengatur dan pendidikmu) mereka menjawab: benar, Engkaulah Rabb kami (pencipta, pemelihara, pengatur dan pendidik kami), kami menjadi saksi (kami lakukan yang demikian itu agar disadari hari kiamat), kami tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Allah).” (QS. Al-A’raf: 172)33

Ayat di atas dapat dijelaskan bahwa manusia mempunyai

kecenderungan dekat dengan Tuhan. Manusia sadar akan kehadiran Tuhan

jauh di dasar hati sanubari mereka. Adapun segala keraguan dan

keingkaran kepada Tuhan sesungguhnya muncul ketika manusia

menyimpang dari jati diri mereka sendiri.

Menurut pandangan Islam, konsepsi tentang manusia yang

dirumuskan dalam Al-Quran terdiri dari materi (jasad) dan immateri (ruh,

jiwa, akal dan qalb) dalam bentuk berbeda manusia dalam penciptaannya

memiliki struktur nafsani yang terdiri dari tiga komponen yakni qalb, akal

32Toto Tasmara, op.cit., hlm. 54. 33YPPA, op.cit., hlm. 137

Page 32: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

18

dan nafsu.34 Kalbu menjadi penguasa di dalam kerajaan bathin manusia,

untuk itu kalbu dituntut mampu mengendalikan syahwat dan ghadhab

yang memiliki sifat negatif menjadi sifat yang positif. Kalbu mampu

mengantarkan manusia pada tingkatan intuitif, moralitas, spiritualitas,

keagamaan atau ke-Tuhanan. Manusia dengan potensi kalbunya mampu

menerima dan membenarkan wahyu ilham dan firasat dari Allah.

Adapun terminologi dari kecerdasan qalb dapat dilihat dalam Al-

Quran surat al-Hajj ayat 46:

أفلم يسريوا في الأرض فتكون لهم قلوب يعقلون بها أو آذان يسمعون ـكن تعمى الق بها لوب التي في الصدور فإنها لا تعمى الأبصار ول﴿٤٦﴾

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah pengelihatan itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada. (Al-Hajj: 46).35

Ayat tersebut di atas menunjukkan kecerdasan qalb, juga

menunjukkan adanya potensi qalbiyah yang mampu melihat yang tidak

dapat dilihat oleh mata, sebab di dalamnya terdapat mata bathin. Mata

bathin ini mampu menembus dunia moral, spiritual dan agama yang

memuat rahasia dan kejadian alam semesta.

Spiritual intelligence adalah kemampuan seseorang untuk

mendengarkan hati nuraninya atau bisikan kebenaran yang meng-Ilahi

dalam cara dirinya mengambil keputusan atau melakukan pilihan-pilihan,

berempati dan beradaptasi. Untuk itu kecerdasan spiritual sangat

ditentukan oleh upaya untuk membersihkan dan memberikan pencerahan

qalbu sehingga mampu memberikan nasihat dan arah tindakan serta

caranya mengambil keputusan. Qalbu harus senantiasa berada pada posisi

34Yusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa & Psikologi Islami, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2001), hlm. 325. 35YPPA, op.cit., hlm. 270.

Page 33: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

19

menerima curahan cahaya nur yang bemuatan kebenaran dan kecintaan

kepada Ilahi.36

Rasa ruhiyah merupakan rasa yang paling fitrah. Sebuah potensi

secara hakiki ditiupkan ke dalam tubuh manusia ruh kebenaran yang selalu

mengajak kepada kebenaran. Pada ruh tersebut terdapat potensi bertuhan,

nilai kehidupan yang hakiki tidak lain berada dalam nilai yang sangat

luhur tersebut. Apakah seseorang tetap setia pada hati nuraninya untuk

mendengarkan kebenaran yang melangit ataukah dia tersingkir menjadi

orang yang hina karena seluruh potensinya telah terkubur dalam

kegelapan?37 Al-Quran surat as-Sajdah ayat 9 menyatakan bahwa manusia

terlahir dengan dibekali kecerdasan.

وجعل لكم السمع والأبصار والأفئدة ثم سواه ونفخ فيه من روحه ﴾٩قليلا ما تشكرون ﴿

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)-Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan perasaan; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (As-Sajdah: 9).38

Menurut Toto Tasmara, ayat di atas memberikan isyarat bahwa

manusia terlahir dengan dibekali kecerdasan yang terdiri dari lima bagian

utama kecerdasan yang salah satunya adalah kecerdasan ruhaniah

(spiritual intelligence) yaitu kemampuan seseorang untuk mendengarkan

hati nuraninya, baik buruk dan rasa moral dalam caranya menempatkan

diri dalam pergaulan.39

Seluruh kecerdasan yang dimiliki manusia harus berdiri di atas

kecerdasan ruhaniah, sehingga potensi yang dimilikinya menghantarkan

diri kepada kemuliaan akhlak, empat kecerdasan yang dikendalikan oleh

hati nurani akan memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan dan

perdamaian manusia.

36Toto Tasmara, op.cit., hlm. 47 37Ibid., hlm. 48 38YPPA, op.cit., hlm. 661. 39Toto Tasmara, op.cit., hlm. 49

Page 34: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

20

Pada qalbu manusia, selain memilih fungsi indrawi, di dalamnya

ada ruhani yaitu moral dan nilai-nilai etika, artinya dialah yang

menentukan tentang rasa bersalah, baik buruk serta mengambil keputusan

berdasarkan tanggung jawab moralnya tersebut. Itulah sebabnya penilaian

akhir dari sebuah perbuatan sangat ditentukan oleh fungsi qalbu.

Kecerdasan ruhaniah tidak hanya mampu mengetahui nilai-nilai, tata

susila, dan adat istiadat saja, melainkan kesetiannya pada suatu hati yang

paling sejati dari lubuk hatinya sendiri.40

Kecerdasan ruhaniah adalah kecerdasan yang paling sejati tentang

kearifan dan kebenaran serta pengetahuan Ilahi. Kecerdasan ini

membuahkan rasa yang sangat mendalam terhadap kebenaran, sehingga

seluruh tindakannya akan dibimbing oleh ilmu Ilahiah yang mengantarkan

kepada ma’rifatullah.41

Jadi, SQ menurut Al-Quran lebih berpusat pada qalb (hati).

Kesadaran atau dzikrullah sebagai salah satu pintu hati, merupakan cahaya

yang memberikan jalan terang, membuka kasyaf ‘tabir’ antara manusia

dan Allah. Jika manusia telah berbuat salah kepada Allah, maka ia harus

segera bertaubat dan memohon ampunan-Nya dengan istighfar. Begitu

halnya, jika manusia berbuat salah kepada sesama manusia, maka ia harus

memohon maaf, bertaubat, dan selalu berdzikir untuk mengingat Allah,

supaya selalu ingat bahwa manusia merupakan makhluk yang lemah, tidak

ada yang paling kaya, kuat, dan berkuasa, melainkan hanya Allah semata.

3. Spiritual Quotient dalam Hadits

Pikiran adalah tindakan mental, sehat pikiran berarti sehat pula

mental seseorang. Secara umum para psikolog mendefinisikan kesehatan

jiwa sebagai kematangan emosional dan sosial. Menurut mereka kesehatan

jiwa amat tergantung pada kemampuannya untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungan sekitarnya, mampu mengemban tanggung jawab

40Ibid. 41Ibid., hlm. 50

Page 35: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

21

kehidupan dan menghadapi semua permasalahan hidup secara realistis.

Kemampuan inilah yang menentukan tingkat kebahagiaan dan

kebermaknaan hidup.42 Terwujudnya keseimbangan antara fisik dan ruh

pada manusia merupakan syarat penting untuk mencapai kepribadian

harmonis yang menikmati kesehatan jiwa.

Untuk mendidik mental sahabatnya, Rasulullah SAW senantiasa

memperhatikan keseimbangan antara kesehatan mental dan fisik dengan

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Mencerdaskan ruhani dengan cara Rasulullah

1) Dengan iman

Tidak pelak lagi bahwa iman dapat memperkuat sisi

ruhaniah manusia. Kekuatan memberikan energi ruhani yang

mencengangkan dan bahkan dapat terpengaruh kekuatan fisik.

Iman adalah sumber keterangan bathin dan keselamatan kehidupan.

Iman itu ada dalam hati.

بن النعمان مسعت : قال عامر عن ذكرياء حدثنا: قال ابونعيم حدثنا الا..… : يقول وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول سمعت : بشري يقول

وإذا فسدت كله الجسد صلح صلحت اذا مضغة الجسد فى واندفس دسالج الا .كله هىو ٤٣ومسلم البخارى رواه( القلب(

Abu Naim menceritakan kepada kami, ia berkata: Zakariya telah menceritakan pada kami dari Amir, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: …”Ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam tubuh itu terdapat segumpal darah. Apabila ia baik maka baiklah seluruh jasadnya, apabila ia jelek maka jeleklah seluruh jasadnya. Ketahuilah ia itu adalah hati.” (HR. Bukhari & Muslim).

42M. Utsman Najati, Belajar EQ & SQ Dari Sunnah Nabi, (Jakarta : Hikmah, 2002), hlm.

1. 43Al-Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Al-Mughirah ibn

Bardizabat, Al-Bukhari Al-Ja’fiyi, Shahih Al-Bukhari Juz I, (Semarang: Toha Putra, tth.), hlm. 23.

Page 36: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

22

Iman, tauhid dan ibadah kepada Allah menimbulkan sikap

istiqomah dalam perilaku. Di dalamnya terdapat pencegahan &

terapi penyembuhan terhadap penyimpangan, penyelewengan &

penyakit. Substansi dari beriman adalah sikap ikhlas dan

mendefinisikan semua kebaikan sebagai ibadah sebagai bukti iman

selalu bergantung padanya, dan ridha terhadap qadha dan qadar

Allah.44

2) Dengan shalat

Shalat memiliki pengaruh besar dan efektif dalam

menyembuhkan manusia dari duka cita dan gelisah. Sikap berdiri

pada waktu shalat di hadapan Tuhannya dalam keadaan khusuk,

berserah diri dan pengosongan diri dari kesibukan dan

permasalahan hidup dapat mengatasi kegelisahan dan ketegangan

yang ditimbulkan oleh tekanan-tekanan jiwa dan masalah

kehidupan.

Ibnu Qayyim berpendapat bahwa shalat memiliki peranan

besar dalam menyenangkan, menguatkan, melapangkan dan

memuaskan hati. Melalui shalat orang dapat merasakan hubungan

dan kedekatan dengan Tuhan dan merasakan kenikmatan berdzikir

kepada-Nya, merasa senang bermunajahat kepada-Nya, berdiri

kokoh di hadapan-Nya serta menggunakan seluruh anggota badan

dan potensinya dalam menyembah-Nya, sesuatu yang

menyenangkan dan nutrisi yang hanya sesuai dengan hati yang

sehat. Untuk itu shalat menjadi penolong terbesar dalam mencapai

kemaslahatan dunia dan akhirat serta menolak kerusakan di dunia

dan di akhirat.45 Selain itu, orang yang mendirikan shalat

dijanjikan oleh Allah akan dimasukkan ke dalam surga.

Sebagaimana Sabda Nabi Saw., sebagai berikut:

44M. Utsman Najati, op.cit., hlm. 100. 45Ibid., hlm. 101.

Page 37: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

23

نأبى ع ضية رريراهللا ه هنابيا أن عرى أعأت بيلى النليه اهللا صع و ل فقال سلملىدل ني عمإذا ع هلتمع لتخة دنقال الج دبعلا اهللا تو

ركشبه ت مقيتئا ويالة شة الصبوى املكتدؤتكاة وة الزضوفرالم موصتان وضم٤٦)رواه البخارى( ر

Dari Abu Hurairah ra. bahwa seorang kebangsaan Arab datang kepada Nabi Saw. dan berkata: Tunjukkan kepadaku amalan apa yang apabila aku lakukan bisa menjadikan masuk ke surga, Nabi Saw. bersabda: “Sembahlah Allah dan jangan mensekutukan-Nya dengan sesuatupun, dirikanlah shalat fardhu, tunaikanlah zakat (yang telah ditentukan), dan berpuasalah pada bulan Ramadhan .” (HR. Bukhari).

3) Dengan puasa

Manfaat utama puasa adalah menumbuhkan kemampuan

mengontrol syahwat dan hawa nafsu pada diri manusia. Puasa

merupakan latihan bagi manusia dalam menanggung kondisi

prihatin dan berupaya bersabar atasnya. Dengan puasa, ia bersiap

diri menangung beragam kondisi prihatin yang mungkin terjadi

dalam kehidupannya. Kondisi kondisi prihatin yang dirasakan

membuatnya dapat berempati terhadap penderitaan orang-orang

fakir dan miskin, mendorongnya untuk mengasihi mereka

menyalurkan bantuan dan berbuat baik kepada mereka serta

membantu orang-orang yang membutuhkan. Hubungannya dengan

manusia semakin kuat dan rasa solidaritas sosialnya semakin

bertambah.

Puasa merupakan cara yang efektif dalam mengatasi

kegelisahan melalui janji surga sebagai balasan bagi mereka yang

berpuasa. Rasulullah saw bersabda:

46Al-Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Al-Mughirah ibn

Bardizabat, Al-Bukhari Al-Ja’fiyi, op.cit., hlm. 109.

Page 38: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

24

نة ابى عريرل قال : قال هوسليه اهللا صلى اهللا رو ع سلم: نم امص رواه البخارى (ذنبه من له ماتقدم غفر اواحتساب ايمانا رمضان ٤٧)ومسلم

Dari Abi Hurairah ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan penuh harap, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim).

4) Melalui Haji

Haji mengajarkan manusia untuk mampu menanggung

kesulitan dan melatihnya berjihad melawan nafsu dan mengontrol

syahwatnya. Karena orang yang haji tidak boleh berhubungan seks,

tidak bermusuhan, tidak mencari, menyakiti dan tidak melakukan

hal yang dibenci Allah. Haji juga menyembuhkan penyakit

takabur, ujub dan tinggi hati. Dalam situasi yang sarat dengan

nilai-nilai spiritual ini hubungan manusia dengan Tuhannya

menjadi bertambah kokoh. Manusia merasakan kejernihan hati

ketenangan jiwa. Curahan kondisi emosional dan limpahan

ruhaniah yang sarat dengan kebahagiaan dan kegembiraan.

Sebagaimana hadits Nabi Saw sebagai berikut:

نة عريرضي أبي هر هنقال اهللا ع تمعس بيلى اهللا النليه صع و لمسرواه (أمه ولدته كيوم رجع يفسق ومل يرفث حج هللا فلم منيقول

٤٨)البخارى

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Saya mendengar Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa melaksanakan haji karena Allah, sedangkan ia tidak rafats (menggauli isteri atau berkata keji), tidak fasiq (melanggar batas-batas syara’) maka ketika ia pulang seperti baru dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari).

47Ibid., hlm. 67. 48Al-Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Al-Mughirah ibn

Bardizabat, Al-Bukhari Al-Ja’fiyi, op.cit., hlm. 141.

Page 39: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

25

b. Mencerdaskan ruhani dengan dzikir dan doa

1) Melalui dzikir

Rasulullah menyatakan bahwa dengan mengingat Allah

(dzikrullah), maka dapat memberikan kedamaian dan ketenangan

jiwa. Dzikrullah dan bertasbih meningkatkan derajat hamba di sisi

Allah. Di antara bentuk dzikir yang paling utama adalah Al-Quran

karena dalam hal itu terdapat keutamaan yang besar dalam

membersihkan hati, menyembuhkan dan menerangkan jiwa.

2) Melalui doa

Doa merupakan dzikir dan ibadah. Ia memilih keutamaan

yang sama seperti dzikir dan ibadah. Sesungguhnya dalam doa

terdapat kelapangan bagi jiwa dan penyembuh kesulitan, duka cita

dan gelisah karena orang dengan berdoa selalu mengharap doanya

dikabulkan oleh Allah SWT dapat meringankan beban kesulitan

dan duka cita orang beriman. Doa akan lebih terkabul jika

dilakukan pada malam hari. Doa merupakan dzikir dan ibadah. Ia

memilih keutamaan yang sama seperti dzikir dan ibadah.

Sesungguhnya dalam doa terdapat kelapangan bagi jiwa

dan penyembuh kesulitan, duka cita dan gelisah karena orang

dengan berdoa selalu mengharap doanya dikabulkan oleh Allah

SWT dapat meringankan beban kesulitan dan duka cita orang

beriman. Doa akan lebih terkabul jika dilakukan pada malam

hari.49

4. Spiritual Quotient dalam Pandangan Tokoh Muslim

Al-Ghazali mendefinisikan hati dalam dua makna, pertama, bentuk

lahir, hati yaitu sepotong daging yang terletak di bagian kiri dada, di

dalamnya terdapat rongga berisi darah hitam. Kedua, hati adalah sebuah

lathifah (sesuatu yang amat halus dan lembut, tidak kasat mata, tak berupa

49Ibid., hlm. 145.

Page 40: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

26

dan tak dapat diraba) bersifat bersifat rabbani ruhani dan merupakan inti

manusia.50

Dalam teks Islam, kata hati mencakup makna locus. Eksistensi hati

menjadi tempat pengetahuan disamping hati merupakan sesuatu yang

mendapat balasan dalam kaitannya dengan perbuatan baik maupun

perbuatan buruk. Hati pula yang menjadi arena transformasi seorang

hamba dengan Tuhannya. Ahmad Sirhindi menganalisa hati dengan

melihat bahwa manusia memiliki sepuluh dasar. Lima materi dan lima

nonmateri. Bagian paling rendah dari materi adalah jiwa yang rendah

(nafs) dan tiga element (api, bumi, air). Sedangkan bagian yang paling

tinggi meliputi qalb, ruh, misteri khafi dan akhafa.

Memahami kecerdasan spiritual dalam bingkai seperti ini membuat

seseorang dengan mudah menemukan nilai-nilai dan makna dari setiap

aktivitas yang dilakukannya salah satu ciri SQ berupa kemampuan

manusia untuk mengenali potensi, fitrah dalam dirinya. Fitrah sebagai akar

ilahiah yang Allah berikan sejak ditiupkan-Nya ruh ke dalam rahim ibu.

SQ merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali dan mendekatkan

diri kepada Allah SWT yang telah menciptakan manusia dari segumpal

darah. Apabila seseorang mengenal Allah niscaya akan mengalami sukses

hidup bukan hanya di dunia saja tetapi juga di akhirat.

Ary Ginanjar misalnya, mengatakan bahwa ketangguhan pribadi

dan ketangguhan sosial mempunyai kunci utama yang dikatakan berupa

asmaul husna dan menjadi barometer suara hati, untuk menetralisir suara

hati, langkah pertama dengan melakukan reinforcement atau langkah

penguatan hati melalui metode repetitive magic power berupa dzikir.

Keseluruhan konsep kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosi yang

ditawarkan Ary Ginanjar berkiblat pada prinsip Laa Ilaha Illallah yang

memandang hubungan kepentingan dunia dan kepentingan akhirat menjadi

sebuah jalur lurus yang saling berkelanjutan dengan kendaraan utamanya

prinsip rahmatan lil ‘alamin.

50Al-Ghozali, Ihya Ulmu Al-Din, (Dar Al-Fikr, ttp., tth), juz III, hlm. 3.

Page 41: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

27

Danah Zohar menjelaskan tentang tanda-tanda dari SQ yang telah

berkembang dengan baik di bawah ini, tentu tidak bertentangan dengan

konsep SQ dalam pandangan tokoh muslim, pendapat Zohar tersebut

mencakup hal-hal berikut:

a. Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif)

b. Tingkat kesadaran diri yang tinggi

c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit

e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu

g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan “holistik”)

h. Kecenderungan nyata untuk bertanya “mengapa” ? atau “bagaimana”?

untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar.

i. Menjadi apa yang disebut oleh para spikolog sebagai “bidang mandiri” –

yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.51

Adapun menurut Toto Tasmara, bahwa orang yang memiliki

kecerdasan ruhaniah adalah mereka orang yang bertakwa. Adapun takwa

sebagai indikator kecerdasan ruhaniah meliputi:

a. Mereka memiliki visi

b. Mereka merasakan kehadiran Allah

c. Mereka berzikir dan berdoa

d. Mereka memiliki kualitas sabar

e. Mereka cenderung pada kebaikan

f. Mereka empati

g. Mereka berjiwa besar

h. Bahagia melayani.52

Berdasarkan pendapat kedua tokoh mengenai indikator SQ di atas,

sebenarnya memiliki kesamaan, hanya saja terdapat sedikit perbedaan pada

landasan, tujuan, dan visinya. Kalau menurut Zohar hanya kesadaran diri

51Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik untuk Memaknai Kehidupan, (Bandung: Mizan, 2002), Cet.V, hlm. 14.

52 Toto Tasmara, op.cit., hlm. 1-38.

Page 42: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

28

dalam memahami adanya kesadaran diri dan kemampuan menyelesaikan

permasalahan hidup di dunia tanpa harus disandarkan kepada Tuhan,

sedangkan Toto Tasmara sebaliknya. Kecerdasan spiritual adalah bagaimana

kita mengatur permasalahan dunia yang dilandasi dengan nilai ilahiyah

(Keagamaan) menuju kebahagian dunia maupun akhirat kelak.

Idealnya, konsep spiritual adalah kemampuan kita memahami

kesadaran diri melalui hati (qolb) dengan termotivasi untuk mencari

kebenaran yang hakiki (ruh ilahiyah) dan mengamalkan apa yang diajarkan

Tuhan dalam kehidupan sehari-hari supaya kita dapat mencapai kebahagian

baik di dunia maupun akhirat.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif subyek dengan lingkungan dan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman.53 Sedangkan

menurut Edward L Thondike (1983) Trial and Error, Inti belajar adalah

membentuk asosiasi-asosiasi antara perangsang (stimulus) yang mengenai

organisme melalui sistem syaraf dan reaksi (respon) yang diberikan oleh

organisme itu, tehadap rangsang tadi.54

Menurut Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid dalam bukunya

At-Tarbiyah wa Thuruqud Tadris, mendefinisikan belajar adalah :

فيها فيحدث سابقة خبرة على يطرأ المتعلم ذهن فى تغيير هو التعليم إن ٥٥جديدا تغييرا

Artinya: “Belajar adalah perubahan pada hati (jiwa) si pelajar

berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru”

53WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1993), cet. I, hlm. 13.

54Ibid., hlm. 1. 55Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, Al-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz.

I, (Mesir: Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169.

Page 43: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

29

Menurut Laster D Crow dan Lice Crow mendefinisikan belajar

adalah sebagai berikut : “The term learining can be interpreted as : 1) the

process by which changing are made or :2) the changes themselves that

result from engaging in the learning process.56 Artinya : “Pengertian

belajar dapat dinterprestasikan sebagai : 1) suatu perubahan yang terjadi

secara sengaja, atau 2) suatu perubahan yang terjadi dengan sendirinya

sebagai akibat dari bentuk proses belajar.”

Menurut Clifford T. Morgan belajar adalah “Learning is any

relatives permanent change in behavior which occurs as a result of

experience”. Artinya setiap perubahan yang relatif dalam tingkah laku

yang terjadi dari hasil test atau pengalaman.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

melalui proses belajar. Pengertian yang lain hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya.57 Atau hasil belajar adalah suatu

aktifitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan yang

relatif konstan dan berbekas.58 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa hasil belajar merupakan sasaran/tujuan dari adanya proses

interaksi belajar mengajar atau pengalaman belajar siswa.

Dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar yang telah

ditetapkan dalam interaksi / proses belajar mengajar diperlukan

penilaian/evaluasi.

Wayan Nur Kancana dan PPN Sunartana membedakan tes

hasil belajar dari beberapa sudut pandang, yaitu; 1). Jumlah peserta/

56Laster D Crow dan Alice Crow, General Psykhology, (New York : t.th), hlm 188 57Nana Sudjana, Penelitian Hasil Belajar Mengajar (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2002), hlm. 22 58Suprayekti, Interaksi Belajar Mengajar, (Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan

Dirjendikdasmen Depdiknas, 2003), hlm 4.

Page 44: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

30

pengikut tes, 2). Penyusunannya, 3). Jawaban atau bentuk respon, 4).

Bentuk pertanyaan yang diberikan59

Dengan kriteria sebagaimana tersebut di atas, seorang guru

dapat memilih/ menentukan hasil belajar apa yang akan dinilai.

Dengan demikian guru dapat menentukan teknik apa yang akan

digunakan dalam menilai hasil belajar tersebut.

b. Macam-Macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu sasaran penilaian yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah

menerima materi yang telah diajarkan oleh guru, ada

bermacammacam.

Menurut R.J Mazano dkk. Sebagaimana dikutip Safari,

membagi hasil belajar menjadi delapan, yaitu :

1) Ketrampilan memuat (focusing skills), seperti mendefinisikan,

merumuskan tujuan.

2) Keterampilan mengumpulkan informasi, seperti: mengamati,

merumuskan pertanyaan.

3) Keterampilan mengingat, seperti : merekam, mengingat.

4) Keterampilan mengorganisasi, seperti: membandingkan,

mengelompokkan, menata/mengurutkan dan menyajikan.

5) Keterampilan menganalisis seperti: menganalisis sifat dari

komponen hubungan dan pola, ide pokok, kesalahan.

6) Keterampilan menghasilkan keterampilan baru, seperti:

menyimpulkan, memprediksi, mengupas atau menguasai.

7) Keterampilan memadu (integrating skills), seperti: meringkas,

menyusun kembali.

8) Keterampilan menilai, seperti menetapkan kriteria membenarkan

pembuktian.60

59Wayan Nur Kancana dan PPN Sunartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha

Nasional, 1986), hlm. 25-27 60Safari, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen

Didakmen Depdiknas, 2003), hlm.13-14

Page 45: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

31

Dari berbagai ahli pendidikan di atas, yang paling populer dan

dikembangkan di dunia pendidikan Indonesia adalah klasifikasi hasil

belajar Benyamin S. Bloom yang lebih dikenal “Taxonomi Bloom”.

Beliau membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,

ranah afektif dan ranah psikomotorik. :

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan

mental atau otak. Menurut Bloom, segala upaya yang menyngkut

aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah

kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari

jenjang terendah sampai jenjang yang paling tinggi. Keenam

jenjang yang dimaksud adalah; Hafalan/ pengetahuan/ ingatan

(knowledge), pemahaman (komprehension), penerapan

(aplication), analisis, sintesis dan penilaian (evaluation).

b. Ranah afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap

dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta

didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap

mata pelajaran agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti

pelajaran agama di sekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu

lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang diterimanya,

penghargaan atau rasa hormatnya guru pendidikan agama Islam

dan sebagainya.61 Ranah afektif berkenaan dengan tujuan-tujuan

pendidikan yang berkaitan dengan minat (interest), sikap

(attitude), penghargaan (appreciation), dan penyesuaian

(adjustment).

c. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan

keterampilan atau skill atau kemampuan bertindak setelah

seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ada enam

61Ibid., hlm. 54

Page 46: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

32

tingkat keterampilan dalam ranah psikomotorik, yaitu; gerakan

reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), keterampilan

pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan perseptual, termasuk di

dalamnya membedakan fisual, membedakan ouditif, motorik, dan

lain-lain. Ranah psikomotorik berkenan dengan tujuan-tujuan

pendidikan yaitu berkaitan dengan gerak fisik yang manipulatif.62

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses tiga unsur yang

dapat dibedakan yakni tujuan pengajaran (intruksional) pengalaman

(proses) belajar mengajar, dan hasil belajar.63

Guru sebagai institusi pendidikan dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar sudah pasti mengharapkan keberhasilan

dalam setiap interaksi belajarnya. Namun kenyataannya harapan

tersebut tidaklah seratus persen dapat tercapai , karena terdapat banyak

faktor yang turut mempengaruhinya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah faktor guru, faktor siswa, faktor

kurikulum, faktor lingkungan,64

Dari uraian yang penulis paparkan di atas, dapat diketahui

bahwa hasil belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat

kompleks, dan bisa dikatakan sistemik. Artinya kita tidak boleh

menganggap sepele salah satu faktor tersebut, karena antara satu

faktor dengan yang lainnya saling berhubungan. Dengan demikian

maka kita harus dapat menciptakan suasana yang paling kondusif agar

tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.

62Shodiq Abdullah, Evaluasi Pembelajaran, (Semarang : FAI UNWAHAS, t.th), hlm. 17-

26 63Nana Sudjana, op.cit., hlm.2 64Baca: I.G.K.A. Wardana, Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan Mengajar, (Jakarta

:Dirjen Dikti Depdiknas, 1996), hlm.78-79, Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), hlm.132, Suprayekti, op.cit., hlm.11-19

Page 47: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

33

C. Materi Kimia Pokok Pembahasan Kestabilan Unsur

Pada umumnya unsur-unsur tidak dalam keadaan stabil. Untuk

mencapai titik stabil maka unsur tersebut harus berikatan dengan unsur

lainnya. Yang dimaksud berikatan dengan lainnya adalah dengan melakukan

langkah melepas atau menangkap elektron yang dimiliki oleh unsur lain.

Berdasarkan hasil pengamatan ilmuwan Amerika Serikat, Gilbert N.

Lewis, suatu unsur akan bersifat stabil jika kulit terluarnya terisi penuh

elektron. Jadi kestabilan suatu atom bergantung kepada elektron valensinya.65

Atom-atom gas mulia bersifat stabil karena kulit terluarnya terisi penuh oleh

elektron.

Materi ini bertujuan agar siswa dapat membandingkan proses

pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam

serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk. Sedangkan

ruang lingkup materi ini antara lain:

a. Golongan gas mulia

Gas mulia merupakan unsur yang stabil. Kestabilan ini disebabkan

karena elektron valensinya telah penuh, sehingga energi ionisasinya sangat

tinggi. Di udara perbandingan gas mulia dalam bagian perjuta volumenya

(ppm) adalah He : Ne : Ar : Kr : Xe : Rn = 5,24 : 18,2 : 9340 : 1,14 : 0,08 :

6x10-14.66

Orang pertama yang menduga adanya gas mulia adalah Lord

Rayleigh dari Inggris. Pada tahun 1892 Rayleigh melakukan penelitian

terhadap gas nitrogen yang ada di udara dengan gas nitrogen yang

diperoleh dari penguraian amoniak. Ternyata kerapatan gas nitrogen yang

berasal dari udara selalu lebih beras dari pada gas nitrogen dari penguraian

amoniak. Ini berarti di udara selain terdapat nitrogen, oksigen, CO2, dan

uap air masih terdapat gas lain yang mempunyai kerapatan lebih besar

daripada nitrogen. Di bawah ini tabel 2.1. beberapa sifat gas mulia.

65Crys Fajar Partana, dkk, Kimia Dasar 2, (Jagjakarta: Jurusan Kimia F. MIPA UNY),

hlm. 100., Lihat juga Sudjadi, Penentuan Struktur Senyawa Organik, (Jogjakarta: Ghalia Indonesia, tt), hlm. 32-35.

66Crys Fajar Partana, dkk, lok.cit.

Page 48: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

34

Tabel 2.1. Beberapa sifat gas mulia67 Helium Neon Argon Kripton Xenon

Nomor atom 2 10 18 36 54

Konfigurasi elektron terluar 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 4p6 5s2 5p6

Massa atom relatif 4,0026 20,179 39,948 83,80 131,30

Titik lelah (K) 0,9 24 84 116 161

Entalpi peleburan (kJ/mol 0,01 0,32 1,1 1,5 2,1

Titik didih (K) 4 27 87 120 166

Entalpi penguapan (kJ/mol) 0,08 1,8 6,3 5,5 13,6

Energi ionisasi I (kJ/mol) 2639 2079 1519 1349 1169

Jari-jari atom (x 10-12m) 93 112 154 169 190

Golongan gas mulia pada sistem periodik terdiri dari unsur-unsur

yang stabil dan tidak reaktif. Gas mulia mempunyai elektron pada kulit

terluar dua untuk He dan delapan untuk Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn.

2He = 2 ev = 2

10Ne = 2 . 8 ev = 8

18Ar = 2 . 8 . 8 ev = 8

36Kr = 2 . 8 . 18 . 8 ev = 8

54Xe = 2 . 8 . 18 . 18 . 8 ev = 8

86Rn = 2 . 8 . 18 . 32 . 18 . 8 ev = 8

a. Pembuatan gas mulia

Gas mulia diperoleh dengan cara destilasi bertingkat terhadap

udara cair, yaitu mula-mula udara dicairkan melalui pendinginan sampai

di bawah titik didihnya dengan tekanan yang besar. Setelah itu suhu

dinaikkan perlahan-lahan maka gas akan terdestilasi pada titik didihnya.

Dengan cara demikian gas-gas yang ada di udara dapat dipisahkan satu

per satu.68

67 Ibid. 68Ibid.

Page 49: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

35

b. Kegunaan gas mulia

1) Gas mulia digunakan sebagai pengisi lampu tabung yang

memberikan warna beraneka ragam. Pada bolam biasanya diisikan

gas argon agar kawat filamen tidak mudah rusak.

2) Pada penyepuhan logam atau pembuatan kristal silikon dan

garmanium, gas helium atau argon digunakan untuk membentuk

atmosfer inert guna mencegah peristiwa oksidasi.

3) Gas helium digunakan untuk mengisi balon udara sebagai

pengganti hidrogen yang mudah meledak.

4) Gas helium atau neon cair digunakan untuk pendingin dalam

reaktor nuklir.

5) Campuran gas helium dan oksigen digunakan untuk pernafasan

bagi penyelam dan para penderita asma.

6) Gas radon bersifat radioaktif, digunakan untuk terapi radiasi

kanker.

7) Dalam teknologi nuklir, inti helium digunakan sebagai peluru

atomer untuk transmutasi inti (inti helium = sinar a ).69

c. Persenyawaan gas mulia

Telah dikenal clatherate gas mulia dengan atom gas mulia

yang terperangkap dengan gaya van der Waals dalam rongga kristal

senyawa. Misalnya: Kr(H2O)6 dan Xe(H2O)6. pada tahun 1962, Neil

Barlett dan Lohman berhasil mereaksikan PtF6 dengan molekul O2

dalam perbandingan yang sama menghasilkan zat padat berwarna

merah jingga. Dari sifat magnetik dan struktur kristalnya diketahui

bahwa rumus zat padat tersebut adalah O2+PtF6. oleh karena energi

ionisasi pertama O2 dan Xe hampir sama, Barlett menduga bahwa Xe

juga dapat direaksikan dengan PtF6. dugaan tersebut ternyata benar,

Barlett berhasil mensintesis senyawa XePtF6 yang berupa padatan

69Ibid., hlm. 101.

Page 50: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

36

berwarna kuning. Tidak lama kemudian senyawa XeF2, XeF4, dan

XeF6 disintesis langsung dari unsur-unsurnya.70

b. Teori Oktet dan Duplet

Atom-atom dikelompokkan menjadi atom logam, nonlogam,

semilogam, dan gas mulia. Pada tahun 1916, Walter Konsel dan Gilbert N.

Lewis menemukan adanya hubungan antara kestabilan gas mulia dengan

cara atom-atom saling berkaitan. Kedua ilmuwan itu mengemukakan

bahwa jumlah elektron pada kulit terluar dari dua atom yang berkaitan

akan berubah sedemikian rupa sehingga konfigurasi elektron kedua atom

sama dengan konfigurasi elektron gas mulia (8 elektron pada kulit

terluarnya) yang disebut aturan Oktet. Sedangkan yang membentuk

konfigurasi elektron stabil dengan 2 elektron pada kulit terluarnya disebut

aturan Duplet.71

Contoh: )8.2()1.8.2(

-+ +® eNaNa

)8.8.2()7.8.2(

-- ®+ CleCl

Pengecualian teori Oktet adalah sebagai berikut:72

a. Senyawa atom yang atom pusatnya mempunyai elektron kurang dari 4,

sehingga tidak mencapai teori Oktet.

Contoh: BeCl2, BCl3, dan AlBr3.

b. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil

Contoh: NO2 (jumlah elektron valensi = 5 + 6 + 6 = 17).

c. Senyawa yang melampaui teori Oktet, dimana unsur periode 3 atau

lebih dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya

(kulit M maksimum 18 elektron).

Contoh: PCl5, SF6, ClF3, dan SbCl5.

Ketiga pengecualian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

70Ibid., hlm. 101-102. 71Sukmariah Maun, dkk, Dasar- dasar Kimia Organik, terj. (Tangerang: Binarupa

Aksara, 2010), hlm. 29 72Ibid., hlm., 28-29

Page 51: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

37

c. Rumus Lewis

Rumus Lewis merupakan rumus yang memperlihatkan elektron

valensi saja dan mengabaikan elektron di kulit bagian dalamnya. Elektron

valensi merupakan elektron yang berada pada kulit terluar dari sebuah

atom yang dipakai untuk membentuk ikatan. Rumus ini dikembangkan

oleh G.N.Lewis (1875-1946), Profesor pada University of California,

Berkeley.73

Struktur Lewis berguna untuk memahami penggunaan elektron

bersama pada ikatan. Struktur ini merupakan lambang atom yang

dikelilingi sejumlah elektron valensinya yang digambarkan dengan

lingkaran kecil. Tabel 2.2. di bawah ini adalah tabel struktur Lewis untuk

beberapa atom.

Tabel. 2.2. Tabel struktur Lewis

Golongan

Periode IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA

2

Li .

Be . .

. B . .

. . C .

.

. . N :

. . O : . .

. : F : . .

. . : Ne :

. .

3

Ne .

Mg .

.

. Al .

.

. . Si .

.

. . P :

. . S : . .

. : Cl :

. .

. . : Ar :

. . Pada tahun 1916 G.N. Lewis dan peneliti lain mengatakan bahwa

atom mempunyai kecenderungan untuk kehilangan, mengambil, atau

memakai bersama elektron untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia.

Misalnya, apabila hidrogen dan litium membentuk ikatan kovalen dengan

unsur-unsur lain, mereka membentuk konfigurasi elektron yang

73Ibid., hlm. 27.

Page 52: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

38

mengandung dua elektron valensi, sama seperti helium. Hampir semua

unsur, mencapai konfigurasi elektron yang stabil apabila kulit terluarnya

pempunyai delapan elektron konfigurasi yang sama dengan neon atau

argon. Secara konsekuen, rumus Lewis sering disebut hukum oktet dan

dapat dirumuskan sebagaimana gambar di bawah ini.

Gambar 2.1. ikatan HCL

Karbon mempunyai elektronegativitas pertengahan dan perbedaan

elektronegativitas antara karbon dan unsur-unsur lain yang umum ada

dalam senyawa organik relatif kecil. Misalnya perbedaan

elektronegativitas antara C dan H hanya 0,4, dan antara C dan O 0,1.

perbedaan elektronegativitas yang besar diperlukan untuk terjadinya

perpisahan elektron yang sempurna dan pembentukan ikatan ion tetapi

hampir selalu membentuk ikatan kovalen.

Sebuah atom karbon mempunyai empat elektron valensi dan untuk

menjadi oktet harus memakai bersama empat elektron tambahan dengan

atom-atom lain. Karbon membentuk empat ikatan kovalen sebagaimana

gambar di bawah ini.74

Gambar 2.2. ikatan kovalen

74 Ibid., hlm. 29-30

Page 53: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

39

D. Hubungan Spiritual Quotient Siswa dengan Hasil Belajar Materi Kimia

Pokok Pembahasan Kestabilan Unsur yang Terintegrasi dengan Nilai-

nilai Islam

Spiritual Quotient merupakan kesadaran setiap orang atas titik sentral

sebagai titik tujua dalam berfikir. Titik sentral tersebut merupakan titik

pengendali alam semesta yang semua berpusat kepadanya. Bagi manusia yang

beragama, titik sentral tersebut ialah Tuhan. Tuhanlah yang mengendalikan

alam semesta dan berkehendak tanpa ada instruksi dari manapun dan

siapapun.

Bagi umat muslim Tuhan Maha Esa sebagaimana dalam al-Quran

Surat al-Ikhlas ayat pertama :

قل ھو اهللا أحدKatakanlah bahwa Dia (Allah) itu Esa.75 Ke-Esaan Allah benar-benar menjadi teosentris yang merupakan titik

pusat pada alam fikiran manusia. Dengan demikian semua permasalahan yang

dihadapi manusia akan berkaitan dengan titik pusat tersebut. Semua ilmu

pengetahuan yang dimiliki oleh manusia berasal dari ilmu Allah yang tersebar

di alam manusia. Keyakinan tersebut akan berpengaruh pada sikap manusia

terhadap semua ilmu pengetahuan manusia, dan sikap inilah yang

mempengaruhi tingkat spiritual quotient masing-masing manusia.

Spiritual quotient seorang muslim akan selalu bersentuhan dengan

nilai-nilai keberagamaan yaitu Islam. Apapun yang ada hubungannya dengan

Islam maka maka selalu berorientasi pada Allah swt sebagai Tuhan (God

Oriented).

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semua ilmu pengetahuan yang

diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam maka akan berhungungan dengan

tingkat spiritual quotient masing-masing siswa dalam memahaminya, tidak

terkcuali mata pelajaran kimia pokok pembahasan kestabilan unsur. Jika

kedua hal tersebut sudah saling berhubungan maka akan berpengaruh terhadap

hasil belajar yang diperoleh siswa tentang materi tersebut. Semakin tinggi

75YPPA, op.cit., hlm. 2341

Page 54: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

40

tingkat spiritual quotient siswa maka relatif semakin cepat pemahamannya

terhadap materi kimia pokok pembahasan kestabilan unsur yang

terintegrasikan dengan nilai-nilai Islam.

E. Kajian Penelitian yang Relevan

Berkaitan dengan topik permasalahan tersebut, peneliti hendak

mengkaji dan meneliti tentang hubungan spiritual quotient dengan hasil

belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Semarang materi Kimia pokok

pembahasan kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Akan

tetapi sangat disadari bahwa penulisan yang dilakukan bukan sesuatu yang

baru, melainkan telah ada sebelumnya penelitian dalam tentang spiritual

quotient.

Beberapa penelitian tentang spiritual quotient sebelumnya berbeda

dengan penelitian yang akan lakukan, baik dari segi, kajian,perspektif,

metodologi, maupun tujuan penelitian. Namun beberapa penelitian terdahulu

dijadikan sebagai bahan pertmbangan dan perbandingan.

Beberpa penelitian yang dimaksud antara lain:

Pertama Skripsi yang ditulis oleh Mukhroyi yang berjudul “Konsep

Spiritual Quotient dan Implementasinya Pada Pendidikan Islam”.76 Penelitian

ini mengangkat tema besar Spiritual Quotient, dengan demikian sangat

berkaitan dan sebagai pendukung penelitian yang akan dilakukan.

Dikatakan dalam skripsi tersebut bahwa Kecerdasan spiritual (SQ)

berarti kemampuan seseorang untuk dapat mengenal dan memahami dirinya

sebagai makhluk spiritual maupun sebagai bagian dari alam semesta. Dengan

memiliki kecerdasan spiritual berarti seseorang dapat memahami makna dan

hakekat kehidupan yang dijalaninya serta ke manakah dia akan memilih jalan

hidupnya.

Kedua Skripsi yang ditulis oleh Uli Hidayati yang berjudul “Konsep

Pendidikan Anak dengan Spiritual Quotient Menurut Suharsono dalam

76Mukhroyi, “Konsep Spiritual Quotient dan Implementasinya Pada Pendidikan Islam”,

skripsi, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), t.d.

Page 55: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

41

Perspektif Pendidikan Islam”.77 Pada penelitian ini sudah mengarah kepada

pendekatan Spiritual Quotient dalam pendidikan anak sehingga sangat relevan

dan mendukung penulis untuk melakukan penelitian. Disamping anak

memiliki IQ dan EQ yang tinggi, juga harus menjalani kehidupan spiritual

yang dimulai dari kesiapan orang tua dalam mendidik anak dari pemilihan

jodoh, masa ibu mengandung dan proses setelah anak lahir dan pemilihan

lingkungan tempat tinggal serta menjalani metode pendidikan anak yaitu:

Ta’limul ayat (kauniyah), Ta’limul kitab wal hikmah, dan Tazkiyatun nafs

(penyucian diri).

F. Hipotesis

Secara definisi hipotesis menurut Winarno Surachmad adalah dugaan

sementara yang harus dibuktikan kebenarannya.45 Adapun hipotesis yang

penulis ajukan adalah “terdapat atau ada hubungan yang erat antara spiritual

quotient siswa dengan hasil belajar materi Kimia pokok pembahasan

Kestabilan Unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam”.

77Uli Hidayati, “Konsep Pendidikan Anak dengan Spiritual Quotient Menurut Suharsono

dalam Perspektif Pendidikan Islam”, skripsi, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), t.d.

Page 56: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian yang berjudul: “Hubungan

spiritual quatient siswa (variabel X), dengan hasil belajar kimia materi pokok

kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam (variabel Y) di

SMA Muhammadiyah 2 Semarang” ialah untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan kedua variabel di atas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang penulis gunakan dalam penelitian yang berjudul

Hubungan spiritual quotient siswa dengan hasil belajar kimia materi pokok

kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam adalah di SMA

Muhammadiyah 2 Semarang. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai

tanggal 1 Maret 2010 s/d 31 Maret 2010.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi perhatian

suatu penelitian.78 Dalam penelitian ini ada dua variabel pokok yang

menjadi

objek penelitian, yaitu :

1. Spiritual quotient (X) sebagai variabel yang akan dikorelasikan dengan

satu variabel lain.

2. Hasil belajar Kimia materi pokok kestabilan unsur yang terintegrasi

dengan nilai-nilai Islam (Y) sebagai variabel partner dalam proses korelasi

dari variabel (X).

78Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, (Rineka Cipta, 2002) hal 94.

Page 57: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

43

D. Metodologi Peneitian Metode adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan dalam proses

penelitian. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk mencari sesuatu yang

dilakukan dengan metode tertentu, secara hati-hati, sistematis dan sempurna

terhadap suatu permasalahan sehingga dapat terjawab. Jadi metode penelitian

adalah cara untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap permasalahan.79

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

metode survei dengan teknik analisis korelasi. Penelitian survey adalah penelitian

yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner atau

angket sebagai alat pengumpulan data yang pokok.80 Sedangkan teknik

analisiskorelasi merupakan analisis yang memunculkan indeks korelasi.

Teknik analisis korelasi ini digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai ada dan tidaknya hubungan yang terjadi antara variabel X dengan

variabel Y, dan tingkat keeratan hubungan serta signifikansinya.81 Variabel X

adalah spiritual quotient siswa sedangkan variabel Y adalah hasil belajar

kimia materi pokok kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam

di SMA Muhammadiyah 2 Semarang

E. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto : “Apabila subjeknya kurang dari 100

maka lebih baiknya diambil semua untuk sampel, sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi dan jika subjeknya besar dapat diambil 10-

15% atau 20-25% atau lebih.82

Oleh karena jumlah siswa yang diteliti hanya berjumlah 28 siswa,

maka penelitian ini tidak menggunakan sampel melainkan penelitian

populasi. Yang menjadi populasi adalah siswa kelas X jurusan IPA SMA

Muhammadiyah 2 Semarang.

79P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

1991), hlm. 12. 80Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (ed.), Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,

1989), hlm. 3 81 Sambas Ali Muhidin, Maman Abdurahman, Analisis Korelasi,Regresi, dan Jalur

dalam Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm.105 82 Ibid., hlm. 107.

Page 58: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

44

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperlukan

dalam penulisan penelitian ini yaitu:

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.83

Sutrisno Hadi menerangkan bahwa observasi adalah penelitian yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek secara

langsung maupun tidak langsung.84 Metode ini digunakan untuk

pengamatan terhadap obyek penelitian yaitu SMA Muhammadiyah 2

Semarang.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu pencarian data atau transkip, buku,

surat kabar, majalah, presensi notulen, rapat, agenda dan sebagainya.85

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tertulis yang meliputi

daftar demografi serta gambaran umum obyek penelitian dan data nilai

asli siswa.

c. Metode Test

Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan

kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat

dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.86 Metode ini digunakan

untuk mendapatkan data nilai hasil belajar kogintif peserta didik. Tes

pada materipokok kestabilan unsur merupakan tes akhir yang diadakan

secara terpisah terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam

bentuk tes yang sama. Data hasil tes ini digunakan untuk menjawab

permasalahan dalam penelitian.

83Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada Press,

1990), hlm. 100. 84Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 136. 85Ibid., hlm. 51 86 Ibid., hlm. 170.

Page 59: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

45

d. Metode Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam laporan tentang

pribadi atau hal-hal yang ia ketahui.87

Sutrisno Hadi menjelaskan bahwa angket digunakan untuk

mengetahui tentang diri sendiri subyek.88 Maka dapat disimpulkan

bahwa angket adalah suatu alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan memberikan pertanyaan kepada responden secara tertulis untuk

dijawab secara tertulis pula berdasarkan keadaan diri responden atau

hal-hal lain yang dia ketahui.

Angket yang digunakan adalah langsung, karena angket

diberikan langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat,

keyakinannya atau diminta menceritakan tentang keadaan diri sendiri.89

Orang yang dimintai pendapat, keyakinannya, atau diminta

menceritakan tentang keadaan dirinya sendiri dalam penelitian ini

adalah siswa.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat

tes dari mata pelajaran yang disajikan. Perangkat tes inilah yang digunakan

untuk mengungkapkan hasil belajar yang dicapai peserta didik pada

pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes adalah

sebagai berikut:

a. Tahap persiapan, yaitu tahap pembuatan tes.

Bentuk tes pada penelitian ini adalah tes obyektif pilihan ganda

dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban yang benar. Langkah-

langkah penyusunan tes obyektif menurut Suharsimi Arikunto adalah

sebagai berikut:

87Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 136. 88Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi UGM, 1980), hlm. 137. 89Ibid.,hlm. 158.

Page 60: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

46

1) Mengadakan pembatasan terhadap materi yang akan diteskan

Materi yang diajarkan dalam penelitian ini yaitu materi

pokok kestabilan unsur.

2) Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes

Dalam penelitian ini waktu yang disediakan untuk

mengerjakan soal adalah 90 menit.

3) Menentukan jumlah butir soal

4) Butir soal disusun sesuai dengan kisi-kisi. Soal yang dibuat sebanyak

40 butir.

5) Menentukan tipe tes

Dalam penelitian ini tipe soal yang digunakan adalah

obyektif dengan 5 pilihan jawaban pilihan soal obyektif ini dengan

pertimbangan sebagai berikut:

- Dapat mewakili isi dan keluasan materi.

- Dapat dinilai secara obyektif oleh siapapun.

- Kunci jawaban telah tersisa secara pasti sehingga mudah

dikoreksi.

6) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal.90

Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan

pendidikan sesuai dengan standar kompetensi, yang meliputi jenjang

ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), aplikasi (C4),

sintesis (C5), dan evaluasi (C6).

b. Tahap uji coba

Setelah perangkat disusun, langkah selanjutnya adalah

mengujicobakan pada siswa di luar sampel. Pada penelitian ini uji coba

dilakukan pada siswa kelas X jurusan IPA, sebanyak 30 siswa dengan

alasan bahwa kelas ini telah mendapatkan materi kestabilan unsur.

Perangkat angket yang diujicobakan sebanyak 30 pertanyaan dan tes

yang diujicobakan sebanyak 50 soal. Hasil uji coba dianalisis untuk

90 Ibid, 153-154.

Page 61: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

47

mengetahui apakah instrumen layak digunakan sebagai alat

pengambilan data atau tidak.

3. Teknik Analisis Instrumen

Sebelum diujikan kepada sampel, maka instrumen harus

memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya

pembeda soal.

a. Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui validitas

butir soal digunakan rumus korelasi biseral91, sebagai berikut:

qp

SMM

rt

tppbis

-=

Keterangan:

gpbi = Koefisien korelasi biseral

Mp = Rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang

dicari validitasnya

Mp = Rerata skor total

St = Standar deviasi dari skor total

P = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal

q = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal

Mencari signifikansi koefisien dengan menggunakan uji t :

Keterangan :

t : Harga signifikansi

rpbi : Koefisien korelasi biserial

91 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2001),

hlm. 79.

212

rNrt-

-=

Page 62: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

48

Dengan taraf signifikan 5%, apabila dari hasil perhitungan

didapat rhitung £ rtabel maka dikatakan butir soal nomor itu telah

signifikan atau telah valid.

b. Reliabilitas Soal

Reliabilitas soal adalah ketepatan alat evaluasi dalam

mengukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.92

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan instrumen dalam

mengukur. Sebuah tes mungkin reabil tapi tidak valid, sebaliknya tes

yang valid biasanya reabil. Untuk menghitung reabilitas soal

menggunakan rumus K-R. 2193. sebagai berikut:

÷÷ø

öççè

æ --÷

øö

çèæ

-= 211

)(11 tkS

MnMn

nr

Keterangan:

r11 = Reabilitas

n = Banyak butir soal

M = Rata-rata skor total.

St2 = Varians total

Rumus varian (S2): 94

Klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut:

r11 £ 0,20 = Sangat rendah

0,20 < r11£ 0,40 = Rendah

0,40 < r11£ 0,60 = Sedang

0,60 < r11£ 0,80 = Tinggi

92 Ibid., hlm. 86. 93 Ibid., hlm. 103 94 Ibid., hlm. 110.

( )

NNY

YS

22

2

åå=

Page 63: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

49

0,80 < r11£ 1 = Sangat tinggi

c. Tingkat Kesukaran Soal

Rumus yang digunakan untuk mengetahui kesukaran soal95

adalah:

JSBP =

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyak peserta didik yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:

IK = 0.00 : Butir soal terlalu sukar

0,00 < IK £ 0,30 : Butir soal ssukar

0,30 < IK £ 0,70 : Butir soal sedang

0,70 < IK £ 1 : Butir soal mudah

IK = 1 : Butir soal terlalu mudah

d. Daya Pembeda Soal

Dalam penelitian ini untuk mencari daya pembeda digunakan

metode split half yaitu membagi kelompok yang dites menjadi dua

bagian, kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok kurang

pandai atau kelompok bawah. Angka yang menunjukkan daya

pembeda disebut indeks diskriminasi96, menggunakan rumus:

B

B

A

A

JB

JBD -=

Keterangan:

D = Daya beda soal

BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

95 Ibid., hlm.208. 96 Ibid., hlm.213.

Page 64: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

50

JA = Jumlah kelompok atas

JB = Jumlah kelompok bawah

Klasifikasi indeks daya beda soal adalah sebagai berIkut:

D = 0.00 - 0,20 : Daya beda jelek

D = 0,02 - 0,40 : Daya beda cukup

D = 0,40 - 0,70 : Daya beda baik

D = 0,70 - 1,00 : Daya beda baik sekali

D = negatif, semuanya tidak baik.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian terkumpul maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data, yaitu dengan menggunakan teknik analisis statistik

deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif

digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap harga rata-rata hitung, dan

standar deviasi dari setiap variabel penelitian.

Sedangkan analisis statistik inferensial digunakan untuk pengujian

hipotesis dan kepentingan generalisasi penelitian. Statistik deskriptif

berfungsi menggambarkan tentang suatu keadaan sedangkan statistik

inferensial berfungsi untuk membuat kesimpulan tentang keadaan populasi

berdasarkan penelitian terhadap sampel.97

Dalam menganalisis data yang telah terkumpul, maka digunakan

beberapa tahapan analisis yaitu:

1. Analisis Pendahuluan

Pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (X)

dan variabel terikat (Y). Dan untuk menganalisis data yang terkumpul dari

hasil angket yang masih berupa data kualitatif untuk dijadikan data

kuantitatif, yakni dilakukan langkah-langkah yaitu uji normalitas dan

linieritas pertanyaan-pertanyaan pada angket, serta memberi nilai setiap

97Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1993), hlm.

180.

Page 65: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

51

item jawaban pada masing-masing pertanyaan untuk responden dengan

kriteria sebagai berikut:

Pernyataan yang bersifat positif

7) Untuk jawaban a dengan skor 4

8) Untuk jawaban b dengan skor 3

9) Untuk jawaban c dengan skor 2

10) Untuk jawaban d dengan skor 1

Langkah tersebut di atas bertujuan untuk mengukur variabel X

(spiritual quotient) dengan alat ukur Likert Attitudinal Items yang

memberikan nilai numerik dalam skala ordinal kepada populasi responden.

2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis uji hipotesis ini dimaksudkan untuk mencari korelasi

antasa spiritual quotient dengan hasil belajar Kimia materi pokok kstabilan

unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam dengan menggunakan

rumis korelasi product moment.

å å ååå å å

--

-=

])(

][)(

[

))((

22

22

NY

YNX

X

NYX

XYrxy

Keterangan :

Rxy : Koefisien korelasi X dengan Y

XY : Perkalian X dan Y

X : tingkat spiritual quotient siswa

Y : hasil belajar Kimia materi pokok kestabilan unsur yang

terintegrasi dengan nilai-nilai Islam

N : Jumlah sampel yang digunakan

3. Taraf Keeratan dan Signifikansi korelasi

a. Taraf keeratan korelasi

Analisis taraf keeratan dimaksudkan untuk menentukan kuat

lemahnya hubungan antara variabel X dan variabel Y, secara sederhana

Page 66: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

52

dapat ditentukan berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guiford

Empirical Rulesi seperti pada tabel 3.2. berikut:98

Tabel 3.1. Nilai koefisien korelasi dari guiford empirical rulesi

Nilai Korelasi Keterangan

0,00 - < 0,20 > 0,20 - < 0,40 > 0,40 - < 0,70 > 0,70 - < 0,90 > 0,90 - < 1,00

Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada) Hubungan rendah Hubungan sedang / cukup Hubungan kuat / tinggi Hubungan sangat kuat / tinggi

Dari tabel di atas maka dapat dilihat seberapa kuat hubungan

antara variabel X dan variabel Y.

b. Signifikansi/Keberartian

Besar kecilnya koefisien serta kuat lemahnya tingkat keeratan

hubungan antara variabel X dan variabel Y, tidak memiliki arti apapun

apabila belum dilakukan pengujian terhadap hasil penghitungan

koefisien korelasi. Dengan demikian pengujian koefisien korelasi

dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan antara dua

variabel yang diteliti hubungannya.99

Pengujian koefisien korelasi dapat dilakukan dengan

memperhatikan langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:

1) Menentukan rumusan hipotesis statistik

H 0:0 =r , artinya tidak ada hubungan antara spiritual quotient

siswa dengan hasil belajar materi Kimia pokok

pembahasan Kestabilan Unsur yang terintegrasi dengan

nilai-nilai Islam.

H 0: ¹ra , artinya ada hubungan antara spiritual quotient siswa

dengan hasil belajar materi Kimia pokok pembahasan

98Sambas Ali Muhidin, Maman Abdurahman, Analisis Korelasi,Regresi, dan Jalur dalam

Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm.127-128 99Sambas Ali Muhidin, Maman Abdurahman, Analisis Korelasi,Regresi, dan Jalur dalam

Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm. 128

Page 67: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

53

Kestabilan Unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai

Islam.

2) Menentukan taraf kemaknaan/nyata a (level significance a )

dengan menggunakan tabel distribusi t dan menentukan a =5%.

Penentuan a ini digunakan sebagai pedoman untuk menentukan/

mencari nilai tabel yang sesuai dengan uji statistik yang digunakan.

3) Menentukan dan menhitung nilai uji statistik dengan rumus:

t = r 212

rN--

4) Menentukan nilai kritis dan daerah kritis dengan derajat kebebasan =

n – 2.

5) Membandingkan nilai uji t terhadap nilai tabel t dengan kriteria

pengujian: jika nilai uji t lebih besar atau sama dengan (=) nilai tabel

t, maka hipotesis nol (H 0 ) ditolak.

6) Membuat kesimpulan

4. Analisis Lanjut

Analisis ini digunakan untuk menginterpretasikan hasil analisis uji

hipotesis guna menjawab permasalahan pokok penelitian ini.

Dalam menginterpretasikan hasil analisis uji hipotesis ini terdapat

beberapa langkah; pertama, perlu diketahui terlebih dahulu hasil korelasi

antara X dan Y, yaitu besarnya nilai rxy. Kemudian nilai rxy tersebut

dikonsultasikan pada tabel r (product moment) baik pada taraf signifikansi

5% atau 1%. Apabila nilai rxy sama ataupun lebih besar dari nilai r dalam

tabel r, maka hipotesis yang penulis ajukan bahwa terdapat hubungan

(korelasi) antara spiritual quotient siswa dengan hasil belajar kimia materi

pokok kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam diterima.

Tetapi bila hasilnya sebaliknya (rhit < rtabel) maka hipotesis tidak diterima

atau ditolak.

Kedua, mengetahui nilai hasil uji signifikansi (nilai thit). Kemudian

nilai t tersebut dikonsultasikan pada tabel t baik taraf signifikansi 5% atau

1%. Apabila nilai t0 sama ataupun lebih besar dari nilai t dalam tabel t,

Page 68: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

54

maka hasilnya signifikan, yang berarti menerima hipotesis yang penulis

ajukan. Tetapi bila hasilnya sebaliknya (thit lebih kecil dari ttabel) maka

hipotesis tidak diterima atau ditolak.

Page 69: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Gambaran Umum SMA Muhammadiyah 2 Semarang

a. Sejarah berdirinya SMA Muhammadiyah 2 Semarang

Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Semarang yang berada

dalam naungan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, didirikan

sebagai suatu upaya untuk mengatasi jumlah lulusan SMP yang berada di

wilayah kec. Mijen yang setiap tahunnya semakin bertambah sementara

Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada baru satu, itupun daya

tampungnya terbatas.

Menyikapi kondisi tersebut di atas Pimpinan Cabang

Muhammadiyah bermaksud melayani dan menyediakan kebutuhan

masyarakat untuk mendirikan lembaga pendidikan formal setingkat SMA.

Dengan demikian pada tahun 1987 dibangun sebuah gedung yang

berhadapan dengan gedung SMP Muhammadiyah 8 Semarang. Sejak saat

itu berdirilah Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 2

Semarang berlokasi di Desa Jatisari Kec. Mijen Kota Semarang, Jl. Raya

Lemah mendak Mijen No. 33 dengan menerima murid satu kelas dibawah

bimbingan dan tanggungjawab Majelis Dikdasmen Kota Semarang yang

berkantor di Jl. Singosari Raya no. 33 Semarang.

b. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 2 Semarang

Dengan mengacu kepada tujuan pendidikan nasional dan tujuan

pendidikan menengah maka pendidikan pada SMA Muhammadiyah 2

Semarang mempunyai visi besar “ikut berperan serta memberikan

pendidikan kepada generasi muda yang islami dengan berpegang teguh

pada ajaran Islam yang murni”

Visi diatas diterjemahkan melalui beberapa misi pendidikan antara

lain:

Page 70: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

56

1) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada

jenjang yang lebih tinggi,

2) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan teknologi dan kesenian yang dijiwai ajaran agama Islam.

3) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dalam lingkungan sosial budaya

dan alam sekitarnya yang dijiwai ajaran agama Islam

4) Mencetak siswa yang berakhlakul karimah.

5) Mendidik siswa – siswi agar dapat memahami dan mengamalkan

ajaran Islam yang sesungguhnya.

Tujuan inilah yang diharapkan dapat dicapai setelah peserta didik

berhasil menyelesaikan pendidikanya dari SMA Muhammadiyah 2

Semarang, tidak hanya mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi

melainkan juga pencapaian pada bidang nilai nilai keagamaan, etika dan

moral. Sehingga dapat mengarah kepada terbentuknya peserta didik yang

memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan, pemahaman, penghayatan dan

pengamalan siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi muslim yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

c. Sarana dan Prasarana Sekolah

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam menunjang kesuksesan pendidikan. Apabila sarana tidak

terpenuhi atau kurang lengkap, maka proses belajar mengajar akan

terhambat. Demikian pula prasarana juga membantu memudahkan proses

pendidikan. Oleh karena itu Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2

Semarang meskipun sebagai sekolah swasta telah dilengkapi dengan

sarana-sarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dan perlu

adanya perawatan serta pengaturan.

1) Sekolah menengah Atas Muhammadiyah 2 Semarang terdiri dari dua

unit gedung yang terletak di Desa Jatisari Kecamatan Mijen. Gedung

pertama terdiri dari tiga ruang dipakai sebagai sarana belajar atau

Page 71: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

57

kelas. Sedangkan yang kedua, terdiri dari dua lantai. Lantai I

digunakan sebagai kantor yang didalamnya terdiri dari: ruang Kepala

Sekolah dan wakilnya, Ruang guru, Ruang tamu, Perpustakaan, Ruang

TU, Koperasi, dan Ruang BK. Adapun lantai II digunakan sebagai

Masjid yang digunakan secara bersama dengan pihak SMP

Muhammadiyah 8 Semarang, dan SD Muhammadiyah Unggulan.

Gedung berlantai dua inilah yang sekaligus menjadi gedung utama.

2) Demi terwujudnya lingkungan yang bersih, nyaman dan sehat perlu

adanya kedisiplinan bersama disamping sekolah juga mengangkat

karyawan yang bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan. Setiap

siswa masuk dalam jadual piket kebersihan harian yang dipantau oleh

wai kelas masing-masing.

3) Lapangan di antara gedung SMA Muhammadiyah 2 dan SD

Muhammadiyah terdapat halaman luas yang sekaligus dimanfaatkan

sebagai lapangan basket, voly, bulu tangkis, dll. Lapangan tersebut

secara rutin juga digunakan sebagai arena upacara mingguan atau

peringatan hari hari besar kebangsaan.

4) Pengaturan ruang kerja diperhatikan sedemikian rupa agar suasana

kerja tetap nyaman dan tidak membosankan karena tugas guru yang

kadang menumpuk. Demikian yang terjadi di SMA Muhammadiyah 2

Semarang, dari ruang Kepala Sekolah, ruang TU, Perpustakaan,

laboratorium, serta ruang guru menjadi satu gedung untuk

mempermudah koordinasi dan dilengkapi ruang meeting sederhana.

5) Sarana prasarana terdiri dari:

a) Perpustakaan

b) Laboratorium

c) Masjid

Page 72: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

58

B. Deskripsi Data Hubungan Antara Spiritual Quotient Siswa dengan Hasil

Belajar Kimia Materi Pokok Kestabilan Unsur yang Terintegrasi dengan

Nilai-nilai Islam di SMA Muhammadiyah 2 Semarang

Untuk mengetahui hubungan spiritual quotient siswa dengan hasil

belajar kimia yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam, maka penulis

melakukan analisa data secara kuantitatif. Instrumen yang dijadikan evaluasi

atau hasil belajar dalam penelitian ini adalah instrument tes objektif dalam

bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban, tetapi hanya satu pilihan

yang tepat dan benar.

1. Uji instrumen

a. Hasil analisis uji coba instrumen angket

Jumlah pertanyaan yang diuji cobakan sebanyak 30 soal, kemudian

hasilnya dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket.

1) Analisis validitas angket

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item-

item angket. Angket yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan.

Item angket yang valid berarti item angket tersebut dapat digunakan

dalam mengukur tingkat spiritual qoutient siswa pada populasi penelitian.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir angket, hasilnya dapat

dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil perhitungan validitas butir angket

Kriteria Nomor Angket Jumlah Prosentase

Valid 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13,

14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

24, 26, 27, 28

24 80%

Tidak Valid

1, 11, 15, 25, 29, 30 6 20%

Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di lampiran 3.

Page 73: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

59

2) Analisis realibilitas angket

Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya uji reliabilitas pada

instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat

konsistensi jawaban instrumen.

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas butir angket

diperoleh pada α = 5% dengan k = 50 diperoleh rtabel = 0,279. Karena r11

> rtabel, maka dapt disimpulkan bahwa instrument (angket) tersebut

reliabel. Perhitungan reabilitas tes selengkapnya dapat dilihat di lampiran

3.

b. Hasil analisis uji coba instrumen tes

Jumlah soal yang diuji cobakan sebanyak 50 soal, kemudian

hasilnya dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran

dan daya pembeda soal.

1) Analisis validitas tes

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item-

item soal. Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan. Item

soal yang valid berarti item soal tersebut dapat digunakan dalam

mengukur hasil belajar kimia materi pokok kestabilan unsur yang

terintegrasi dengan nilai-nilai Islam pada populasi penelitian.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal, hasilnya dapat dilihat

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.2. Hasil perhitungan validitas butir soal

Kriteria Nomor Angket Jumlah Prosentase

Valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,

22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,

30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,

39, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 50

44 88%

Tidak Valid

4, 13, 38, 40, 44, 49 6 12%

Page 74: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

60

Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di lampiran 4.

2) Analisis reabilitas angket

Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya uji reliabilitas pada

instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat

konsistensi jawaban instrumen.

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas butir soal

diperoleh r11 = 0,986, pada α = 5% dengan k = 50 diperoleh rtabel =

0,279. Karena r11 > rtabel, maka dapt disimpulkan bahwa instrument

(angket) tersebut reliabel. Perhitungan reabilitas tes selengkapnya dapat

dilihat di lampiran 4.

3) Indeks kesukaran

Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat

kesukaran soal itu apakah sukar, sedang atau mudah. Berdasarkan hasil

perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, data dapat dilihat pada

tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.3 Hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase

Sangat sukar 0 0%

Sukar 7, 13, 15, 31, 38, 5 10%

Sedang 1, 3, 5, 8, 10, 14, 17, 18, 19,

23, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 33,

34, 35, 36, 39, 41, 42, 43, 44,

45, 46, 47, 48, 50,

30 60%

Mudah 2, 4, 6, 9, 11, 12, 16, 20, 21,

22, 26, 29, 37, 40, 49

15 30%

Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal selengkapnya dapat dilihat

dilampiran 4.

Page 75: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

61

4) Analisis Daya Pembeda Soal

Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal, hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.4. Hasil perhitungan daya pembeda butir soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase

Sangat Jelek 13, 38, 49 3 6%

Jelek 4, 20, 29, 40 4 8%

Cukup 1, 2, 5, 6, 9, 11, 12, 15, 16,

21, 22, 26, 30, 32, 34, 35, 36,

37, 41, 42, 44, 45

22 44%

Baik 7, 10, 17, 24, 25, 27, 31, 39,

43, 46, 47, 48, 50

13 26%

Baik Sekali 3, 8, 14, 18, 19, 23, 28, 33, 8 16%

Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat dilihat di

lampiran 4.

2. Data Tentang Tingkat Spiritual Quotient Siswa

Dalam penelitian ini spiritual quotient merupakan variabel bebas

(X) dengan indikator; mengenal diri sendiri, mengenal Tuhannya, dan

peduli terhadap makhluk Tuhan lainnya. Sedangkan hasil belajar Kimia

materi Kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam adalah

variabel terikat (Y).

Untuk mengetahui data variabel (X) tentang tingkat spiritual

quotient siswa, penulis tampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.5. Jawaban angket tentang spiritual quotient siswa kelas x jurusan IPA SMA Muhammadiyah 2 Semarang

Hasil Nilai No. Res A b c d a=4 b=3 c=2 d=1 Jumlah

1. 13 4 2 1 52 12 4 1 69 2. 15 3 2 - 60 12 4 - 79 3. 15 1 2 2 60 3 4 2 69

Page 76: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

62

4. 14 3 3 - 36 9 6 - 71 5. 9 5 5 1 36 15 10 1 62 6. 16 2 1 1 64 6 2 1 73 7. 17 3 - - 68 9 - - 77 8. 12 4 2 2 48 12 4 2 66 9. 14 5 1 - 56 15 2 - 73 10. 12 5 3 - 48 15 6 - 69 11. 15 2 2 1 60 6 4 1 71 12. 14 4 2 - 56 12 4 - 72 13. 14 3 3 - 56 9 6 - 71 14. 13 3 4 - 52 9 8 - 69 15. 16 3 1 - 64 9 2 - 75 16. 15 5 - - 60 15 - - 75 17. 13 5 2 - 52 15 4 - 71 18. 14 4 2 - 56 12 4 - 72 19. 15 5 - - 60 15 - - 75 20. 16 4 - - 64 12 - - 76 21. 15 3 1 1 60 9 2 1 72 22. 15 3 2 - 60 9 4 - 73 23. 12 4 4 - 48 12 8 - 68 24. 15 4 1 - 60 12 2 - 74 25. 16 3 1 - 64 9 2 - 75 26. 15 2 2 1 60 6 4 1 71 27. 16 2 2 - 64 6 4 - 74 28. 13 5 2 - 52 15 4 - 71

Dari hasil angket tersebut diperoleh data tentang tingkat spiritual

quotient siswa yang tertera di atas, selanjutnya untuk mengetahui lebih

lanjut bagaimana distribusi tiap item pertanyaan dari angket spiritual

quotient siswa maka dapat dilihat pada Tabel 4.2.1. sebagai berikut:

a. Indikator mengenal diri

Tabel 4.5.1. Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient siswa indikator mengenal diri

Distribusi Jawaban Jumlah a b C d No.

Item F % F % F % F % f % 01 27 96 1 4 - 0 - 0 28 100 02 22 79 5 18 1 3 - 0 28 100 03 21 75 5 18 2 7 - 0 28 100 04 9 32 5 18 12 43 2 7 28 100 05 27 96 - 0 1 4 - 0 28 100 06 27 96 1 4 - 0 - 0 28 100 07 26 93 2 7 - 0 - 0 28 100

Page 77: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

63

Jumlah 159 567 19 69 16 57 2 7 196 700 Mean 23 81 3 10 2 8 1 28 100

Pada tabel 4.5.1. di atas dapat diketahui bahwa tingkat

pengenalan diri masing-masing siswa tergolong baik mengingat dari

tujuh item yang disajikan kepada 28 responden paling banyak memilih

jawaban “a” terakumulasi 159 jawaban atau 81% dari keseluruhan

jawaban.

b. Indikator mengenal dan kedekatan dengan Tuhan

Tabel 4.5.2. Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient siswa indikator mengenal dan kedekatan dengan Tuhan

Distribusi Jawaban Jumlah a b C d No.

Item F % F % F % F % F % 08 7 25 13 47 4 14 4 14 28 100 09 1 4 17 60 9 32 1 4 28 100 10 3 11 18 64 7 25 - 0 28 100 11 17 60 8 29 3 11 - 0 28 100 12 11 39 12 43 4 14 1 4 28 100 13 25 89 2 7 1 4 - 0 28 100 14 28 100 - 0 - 0 - 0 28 100

Jumlah 92 328 70 250 28 100 6 22 196 700 Mean 13 47 10 36 4 14 1 3 28 100

Pada tabel 4.5.2. di atas dapat diketahui bahwa tingkat

pengenalan siswa terhadap Tuhan dan kedekatan kepadaNya tergolong

baik mengingat dari tujuh item yang disajikan kepada 28 responden

paling banyak memilih jawaban “a” terakumulasi 92 jawaban atau 47%

dari keseluruhan jawaban.

c. Indikator kepedulian terhadap makhluk Tuhan

Tabel 4.5.3. Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient siswa indikator kepedulian terhadap makhluk Tuhan

Distribusi Jawaban Jumlah a b c d No.

Item F % F % F % F % f % 15 28 100 - 0 - 0 - 0 28 100 16 22 79 4 14 2 7 - 0 28 100 17 24 86 2 6 1 4 1 4 28 100

Page 78: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

64

18 11 39 8 29 6 21 3 11 28 100 19 22 79 2 6 3 11 1 4 28 100 20 25 88 1 4 1 4 1 4 28 100

Jumlah 132 471 17 59 13 47 6 23 168 600 Mean 22 78 3 10 2 8 1 4 28 100

Pada tabel 4.5.3. di atas dapat diketahui bahwa tingkat

kepedulian siswa terhadap makhluk Tuhan tergolong baik mengingat

dari tujuh item yang disajikan kepada 28 responden paling banyak

memilih jawaban “a” terakumulasi 132 jawaban atau 78% dari

keseluruhan jawaban.

Pada variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar Kimia materi

Kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam dengan

responden sama dengan variabel bebas (X) dengan jumlah 28

responden. Di bawah ini adalah hasil skor dari test materi kimia materi

pokok kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam kelas

X jurusan IPA SMA Muhammadiyah 2 Semarang.

Tabel 4.6. Rekapitulasi hasil belajar tentang materi pokok kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai islam

No. Res Nilai No.

Res Nilai

1. 70 15. 85 2. 75 16. 80 3. 70 17. 65 4. 70 18. 75 5. 60 19. 80 6. 70 20. 85 7. 80 21. 75 8. 75 22. 70 9. 80 23. 70 10. 65 24. 65 11. 65 25. 85 12. 65 26. 55 13. 60 27. 80 14. 75

28. 55

Page 79: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

65

C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui sejauh mana hubungan spiritual quotient siswa

dengan hasil belajar Kimia materi pokok kestabilan unsur yang terinterasi

dengan nilai-nilai Islam pada siswa kelas X jurusan IPA SMA

Muhammadiyah 2 Semarang, maka akan diadakan analisis data dengan

menggunakan analisis kuantitatif, yaitu analisis korelasi product moment.

Agar analisis tersebut lebih mudah maka penulis menggunakan

pembagian langkah analisis, yaitu: pertama; Analisis pendahuluan, kedua;

Analisis uji hipotesis, ketiga; Analisis lanjutan.

1. Analisis Pendahuluan

Dalam analisis pendahuluan ini, peneliti akan menentukan

koefisien korelasi antara variabel X “spiritual quotient” sebagai variabel

pengaruh, sedangkan variabel Y “hasil belajar” sebagai variabel

terpengaruh. Kemudian dikuantitatifkan dengan cara memberi skor atau

nilai jawaban responden bagi variabel X, dan nilai murni hasil test untuk

variabel Y.

Dari data kuantitatif tersebut dapat dilihat peran spiritual quotient

siswa dengan hasil belajar Kimia materi pokok kestabilan unsur yang

terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Berikut tabel hasil angket variabel X

dan hasil test variabel Y.

Tabel 4.7. Hasil angket tentang tingkat spiritual quotient (x) dan hasil belajar kimia materi pokok kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam (y).

No. Res X Y No.

Res X Y

1. 69 70 15. 75 85 2. 79 75 16. 75 80 3. 69 70 17. 71 65 4. 71 70 18. 72 75 5. 62 60 19. 75 80 6. 73 70 20. 76 85 7. 77 80 21. 72 75 8. 66 75 22. 73 70 9. 73 80 23. 68 70 10. 69 65

24. 74 65

Page 80: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

66

11. 71 65 25. 75 85 12. 72 65 26. 71 55 13. 71 60 27. 74 80 14. 69 75 28. 71 55

Dari tabel 4.7. di atas tentang peran spiritual quotient yang

berpengaruh terhadap hasil belajar Kimia materi pokok kestabilan unsur

yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam, maka langkah selanjutnya

adalah pengolahan data. Adapun yang digunakan dalam pengolahan data

tersebut adalah dengan rumus korelasi product moment, dengan alasan

tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menemukan ada tidaknya

hubungan antara tingkat spiritual quotient dengan hasil belajar Kimia

materi pokok kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam.

Salah satu cara analisis dengan menggunakan korelasi product moment

yang bertujuan menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada,

signifikan serta berarti tidakkah hubungan tersebut.

Untuk lebih jelasnya bagaimana rumus korelasi product moment

dan penghitungannya maka selanjutnya akan dijelaskan pada bagian

analisis uji hipotesis.

2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis uji hipotesis ini dimaksudkan untuk mencari korelasi

antara spiritual quotient siswa dengan hasil belajar kimia materi pokok

kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam dengan

menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu:

å å ååå å å

--

-=

])(

][)(

[

))((

22

22

NY

YNX

X

NYX

XYrxy

Page 81: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

67

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi X dengan Y

XY : Perkalian X dan Y

X : tingkat spiritual quotient siswa

Y : hasil belajar Kimia materi pokok kestabilan unsur yang

terintegrasi dengan nilai-nilai Islam

N : Jumlah sampel yang digunakan

Berikut ini adalah tabel kerja koefisien korelasi antara spiritual

quotient dengan (X) hasil belajar Kimia materi pokok kestabilan unsur

yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam (Y), yaitu:

Tabel 4.8. Kerja koefisien korelasi antara variabel (x) dan (y)

No. X Y X2 Y2 XY 1 2 3 4 5 6 1. 69 70 4761 4900 4830 2. 79 75 6241 5625 5925 3. 69 70 4761 4900 4830 4. 71 70 5041 4900 4970 5. 62 60 3844 3600 3720 6. 73 70 5329 4900 5110 7. 77 80 5929 6400 6160 8. 66 75 4356 5625 4950 9. 73 80 5329 6400 5840 10. 69 65 4761 4225 4485 11. 71 65 5041 4225 4615 12. 72 65 5184 4225 4680 13. 71 60 5041 3600 4260 14. 69 75 4761 5625 5175 15. 75 85 5625 7225 6375 16. 75 80 5625 6400 6000 17. 71 65 5041 4225 4615 18. 72 75 5184 5625 5400 19. 75 80 5625 6400 6000 20. 76 85 5776 7225 6460 21. 72 75 5184 5625 5400 22. 73 70 5329 4900 5110 23. 68 70 4624 4900 4760 24. 74 65 5476 4225 4810 25. 75 85 5625 7225 6375

Page 82: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

68

26. 71 55 5041 3025 3905 27. 74 80 5476 6400 5920 28. 71 55 5041 3025 3905

∑X=2013 ∑Y=2005 ∑X2=145051 ∑Y2=145575 ∑XY=144585

Dari tabel 4.8. di atas maka diketahui jumlah sigma dari masing-

masing mulai di bawah ini:

∑X : 2013

∑Y : 2005

∑X2 : 145051

∑Y2 : 145575

∑XY : 144585

N : 28

Langkah selanjutnya, hasil tabel tersebut dimasukkan ke dalam

rumus korelasi product moment, sebagai berikut:

å å ååå å å

--

-=

])(

][)(

[

))((

22

22

NY

YNX

X

NYX

XYrxy

]28

)2005(145575][28

)2013(145051[

28)2005)(2013(144585

22

--

-=

)3214,143572145575)(321,144720145051(179,144145144585--

-=

)6786,2002)(679,330(821,439

=

783687,813821,439

=

)540,0(54046426,0=

Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh spiritual

quotient terhadap hasil belajar Kimia materi pokok kestabilan unsur yang

Page 83: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

69

terintegrasi dengan nilai-nilai Islam, maka dikonsultasikan dengan tabel

korelasi product moment dengan N=28, sedang pengujiannya adalah

sebagai berikut:

- Untuk taraf signifikansi 5 % adalah:

rt = 0,374

r0 = 0,540

- Untuk taraf signifikansi 1 % adalah:

rt = 0,478

r0 = 0,540

Dari perbandingan rxy dengan rt tersebut, maka untuk menguji taraf

signifikansi r yang diperoleh (r0) disarankan sebagai berikut:

a. Bila nilai r yang diperoleh (r0) ≥ r yang ada pada tabel (rt) baik pada

taraf signifikansi 1% maupun 5%, maka nilai yang diperoleh adalah

signifikan. Hal ini berarti hipotesis kerja diterima.

b. Sebaliknya, bila nilai r yang diperoleh (r0) lebih < r yang ada pada tabel

(rt) baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5%, maka nilai yang

diperoleh adalah non signifikan dan ini berarti bahwa hipotesis ditolak.

Dengan melihat perhitungan di atas, nilai r0 (0,540) lebih besar dari

pada rt pada taraf signifikansi 1% (0,478) dan r0 (0,540) lebih besar dari

pada rt pada taraf signifikansi 5%(0,374). Dengan demikian rxy lebih besar

daripada rt apada taraf signifikansi 1% maupun 5% sehingga korelasi

tersebut menunjukkan korelasi positif dengan tingkat sedang.

3. Analisis Lanjut

Setelah mengetahui bahwa data dari hasil penelitian tersebut adalah

signifikan, maka bahasan selanjutnya adalah menganalisis bagaimana

hubungan spiritual quotient siswa dengan hasil belajar Kimia materi

pokok kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam di SMA

Muhammadiyah 2 Semarang. Berikut ini adalah sebab-sebab yang

menjadikan kesignifikansian hal tersebut, yaitu;

Page 84: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

70

- Spiritual quotient yang masing-masing individu akan mengolah jiwa

untuk berkomunikasi dengan titik God Spot atau teosentris keberadaan

Tuhan. Dengan demikian akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku

religius dan meningkatkan pengetahuan tentang ke-Tuhanan.

- Spiritual quotient juga mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi

belajar yang muncul dari dirinya karena kesadaran dan tanggung jawab

terhadap diri dan Tuhan atas karuaniaNya.

- Spiritual quotient sangat berpotensi meningkatkan aktifitas

religiusitasnya sehingga dapat meningkatkan nilai keberagamaan. Nilai

keberagamaan bukan hanya kepada Tuhan akan tetapi juga kebaikannya

kepada sesama makhluk.

D. Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan

tetapi penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan

dan kekurangan, yang mana hal itu karena keterbatasan-keterbatasan tersebut

antara lain:

1. Keterbatasan waktu

Penelitian yang dilakukan oleh penulis terpancang oleh waktu,

karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka penulis hanya

memiliki sesuai keperluan yang berhubungan dengan penelitian saja.

Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi bisa

memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.

2. Keterbatasan Kemampuan

Penelitian tidak bisa lepas dari teori, oleh karena itu penulis

menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah.

Tetapi penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan

penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari

dosen pembimbing.

Page 85: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

71

3. Keterbatasan Tempat

Lokasi penelitian adalah SMA Muhammadiyah 2 Semarang. Maka

penulis hanya membatasi populasi kelas X jurusan IPA. Namun populasi

yang diambil dalam penelitian ini sudah memenuhi prosedur penelitian.

Page 86: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

72

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada bab

sebelumnya maka akan penulis simpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara spiritual quotient siswa dengan hasil belajar kimia materi pokok

kestabilan unsur yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Hal ini dapat

dibuktikan dengan r0 = 0,540 lebih besar dari pada rt baik dalam taraf

signifikansi 1% = 0, 478 maupun 5% = 0, 374.

B. Saran-saran

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan

penelitian yang dilakukan tentang ”Hubungan spiritual quotien siswa dengan

hasil belajar Kimia materi pokok kestabilan unsur yang terintegrasi dengan

nilai-nilai Islam di SMA Muhammadiyah 2 Semarang, maka peneliti ingin

memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak tertentu yang barkaitan

dengan hasil penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

a. Kepada para siswa, agar menyadari peran spiritual quotient dapat

mengendalikan individu untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dunia

dan kebutuhan akhirat. Intellectual Quotient (IQ) seseorang dapat dipompa

dengan dengan mengasah spiritual quotient (SQ), emosional quotient (EQ)

dapat dilatih dengan mengerahkan kekuatan SQ yang dapat menimbulkan

kesadaran terhadap sesama makhluk Tuhan.

b. Kepada para guru kususnya guru kimia agar menyadari tentang kekuatan

spiritual quotient yang dimiliki para siswa dapat memberikan motivasi

ekstra untuk semangat menuntut ilmu. Di samping itu spiritual quotient

juga mampu mengendalikan mereka berkaitan dengan aktifitas riligius.

Page 87: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

73

c. Pihak Sekolah, hendanya memelihara dan menjaga suasana sekolah yang

nyaman, aman, tenang, sehingga dapat membuat para siswa dan guru

untuk memfungsikan peran spiritual quotient dengan lebih dominan

sehingga suasana belajar lebih mendukung dan siswa lebih siap menerima

materi pelajaran yang disampaikan guru.

C. Penutup

Dengan penuh kesadaran penulis menyatakan bahwa tidak ada

satupun yang dapat menandingi kebesaran dan kekuasaan Allah swt. Rasa

syukur penulis sampaikan kepada Allah swt yang telah mengizinkan penulis

menyelesaikan penelitiannya dan mudah-mudahan meridhaiNya. Kritik dan

saran pembaca sangat diharapkan sebagai upaya memfungsikan spiritual

quotient penulis agar dapat meraih sesuatu yang lebih baik.

Page 88: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz, Al-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz. I, (Mesir: Darul Ma’arif, t.th).

Abdullah, Shodiq, Evaluasi Pembelajaran, (Semarang : FAI UNWAHAS, t.th).

Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, ESQ: Emotional Spiritual Quotions Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001).

Al-Bukhari Al-Ja’fiyi, Al-Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Al-Mughirah ibn Bardizabat, Shahih Al-Bukhari Juz I, (Semarang: Toha Putra, tth.).

Al-Ghozali, Ihya Ulmu Al-Din, (Dar Al-Fikr, ttp., tth), juz III.

Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1993), hlm. 180.

Anshori, M. Hafi, Kamus Psikologi, (Surabaya : Usaha Kanisius, 1995).

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006).

_______, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000).

Crow, Laster D, dan Alice Crow, General Psykhology, (New York : t.th)

Departemen Agama RI, Al-Quran & Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2003).

Echols, John M. & Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : Gramedia, 1992), Cet. XX.

Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004).

_______, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1980).

_______, Metodologi Research, Jilid II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989).

Hidayati, Uli, “Konsep Pendidikan Anak dengan Spiritual Quotient Menurut Suharsono dalam Perspektif Pendidikan Islam”, skripsi, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), t.d.

Page 89: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

Jhon, M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1996), Cet. XXIII.

Kancana, Wayan Nur, dan PPN Sunartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1986).

Maulana, Achmad, dkk, Kamus Ilmiah Populer, (Jogjakarta, Absolut , 2004).

Maun, Sukmariah, dkk, Dasar- dasar Kimia Organik, terj. (Tangerang: Binarupa Aksara, 2010).

Mudzakir, Yusuf, Nuansa-Nuansa & Psikologi Islami, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001).

Muhidin, Sambas Ali, Maman Abdurahman, Analisis Korelasi,Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007).

Mukhroyi, “Konsep Spiritual Quotient dan Implementasinya Pada Pendidikan Islam”, skripsi, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), t.d.

Najati, M. Utsman, Belajar EQ & SQ Dari Sunnah Nabi, (Jakarta : Hikmah, 2002).

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada Press, 1990).

Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. 1.

Partana, Crys Fajar, dkk, Kimia Dasar 2, (Jagjakarta: Jurusan Kimia F. MIPA UNY), hlm. 100., Lihat juga Sudjadi, Penentuan Struktur Senyawa Organik, (Jogjakarta: Ghalia Indonesia, tt).

Pasiak, Taufiq, Revolusi IQ / EQ /SQ Antara Neurosains dan Al-Quran, (Bandung: Mizan Pustaka, 2002).

Prijosaksosno, Ari Bowo, dan Arianti Erningpraja, Enerich Your Life Everyday;Renungan dan Kebiasaan menuju Kecerdasan Spiritual, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,2003).

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), cet.2.

Safari, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Didakmen Depdiknas, 2003).

Page 90: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

Sinetar, Marshal, Spiritual Intelligensi, Kecerdasan Spiritual, terj. Soesanto Boedi darmo, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2001).

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi (ed.), Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989).

Sudiyono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. I.

Sudjadi, Penentuan Struktur Senyawa Organik, (Jogjakarta: Ghalia Indonesia, tt).

Sudjana, Nana, Penelitian Hasil Belajar Mengajar (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002)

Suprayekti, Interaksi Belajar Mengajar, (Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjendikdasmen Depdiknas, 2003).

Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002).

Tasmara, Toto, Kecerdasan Spiritual (Transcendental Intelligence) Membentuk Kepribadian yang Bertanggung jawab, Profesional dan Berakhlak, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001).

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995).

Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994).

Vembriarto, St., Kamus Pendidikan, (Grasindo, 1994).

Wardana, I.G.K.A., Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan Mengajar, (Jakarta :Dirjen Dikti Depdiknas, 1996).

Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan pendidikan , (Malang: UMM press, 2007) , Cet. 4.

Winkel, WS., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1993), cet. I.

Wjs. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976).

Zohar, Danah dan Ian Marshall, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik untuk Memaknai Kehidupan, (Bandung: Mizan, 2002), Cet.V.

Page 91: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

Lampiran 2

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah 2 Semarang Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / Genap Standar Kompetensi : Memahami Struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan

ikatan kimia. Kompetensi Dasar : Membandingkan proses pembentukanikatan ion, ikatan

kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisik senyawa yang terbentuk.

Indikator : Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit A. Tujuan pembelajaran

Setelah pelajaran ini selesai, siswa diharapkan dapat menjelaskan secara singkat kecenderungan suatu unsur untuk menjadi stabil.

B. Materi pembelajaran

- Konfigurasi elektron gas mulia - Teori Octet dan Duplet - Struktur Lewis

C. Kegiatan belajar mengajar

1. Metode Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan diskusi.

2. Sumber belajar - Buku Kimia kelas X - LKS - Ringkasan materi

Page 92: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

D. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu

Kegiatan awal

· Guru mengucapkan salam kepada siswa

· Guru menggali potensi pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang materi kestabilan unsur yang telah ditugaskan sebelumnya untuk dibaca terlebih dahulu di rumah. 1. Bagaimanakah suatu unsur

bisa dikatakan stabil? 2. Bagaimanakah atom-atom

yang tidak stabil bias mencapai kestabilan?

· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu: setelah pelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat unsur serta memahami bahwa Allah menciptakan sesuatu dari yang kecil hingga yang besar itu sesuai dengan fitrahnya.

· Guru menjelaskan proses belajar yang akan dilaksanakan yaitu dengan model pembelajaran ceramah.

Kegiatan Inti

· Guru menerangkan tentang konfigurasi elektron gas mulia. Pada dasarnya Allah menciptakan sesuatu sesuai dengan fitrahnya sebagaimana penciptaan manusia menurut hadits nabi.

كان انھ ھریرة ابى عن صلى اهللا اهللا رسول قال : یقولیولد اال من مولود ما : وسلم علیھ

یھودانھ فابواه على الفطرةرواه ( ویمجسانھ وینصرانھ

Siswa menjawab salam Siswa menyimak dan menjawab pertanyaan guru. Siswa memperhatikan Siswa memperhatikan Siswa memperhatikan

10 menit 20 menit

Page 93: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

73

١٠٠)مسلم

“Dari Abu Hurairah, sesungguhnya dia telah berkata: Rasululah Saw bersabda: Tidaklah seorang anak itu dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR. Muslim).

Jika ditarik makna yang lebih luas, hadits ini menerangkan tidak hanya terbatas pada manuisa, namun alam semestapun dicipta sesuai dengan fitrah dan keseimbangannya masing-masing.

Dari sekian banyak manusia yang diciptaNya di muka bumi ini hanya beberapa yang menjadi manusia pilihan yang mempunyai keimanan stabil di sisi Allah. Begitu juga Allah menciptakan kurang lebih 116 unsur namun hanya 6 unsur saja yang memiliki kestabilan, yang kemudian 6 unsur tesebut tergolong sebagai gas mulia.

Gas mulia ini stabil karena memiliki elektron pada kulit terluarnya 2 untuk He dan 8 untuk yang lain.

Contoh: 2He = 2 ev = 2

10Ne = 2.8 ev = 8 18Ar = 2.8.8 ev = 8 36Kr = 2.8.18.8 ev = 8 54Xe = 2.8.18.18.8 ev = 8 86Rn = 2.8.18.32.18.8 ev = 8

· Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan pelajaran yang belum jelas.

· Guru memberikan beberapa contoh untuk pengisian konfigurasi elektron pada unsur yang lain. Misalnya:

14Si = 2.8.4

Siswa bertanya apabila belum jelas Siswa menjawab bersa-ma-sama contoh soal pengisisan konfigurasi elektron.

Page 94: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

74

ev = 4

7N = 2.5 ev = 5

37Rb = 2.8.18.8.1 ev = 1

· Guru melanjutkan menerangkan tentang teori Oklet dan Duplet. - Teori Oklet: jumlah elektron

pada kulit terluar dari dua atom yang berikatan akan berubah sedemikian rupa hingga konfigurasi elektron kedua atom sama dengan konfigurasi elektron gas mulia (8 elektron pada kulit terluarnya)

- Sedangkan teori Duplet konfigurasi elektron stabil dengan 2 elektron pada kulit terluarnya.

Pada umumnya elektron terluar dari suatu atom kurang dari 8. Atom-atom tersebut membentuk konfigurasi elektron yang stabil dengan melepaskan atau menangkap elektron dari atom lain atau menggunakan elektron bersama-sama.

Contoh: Na → Na+ + e-

(2.8.1) (2.8)

Cl + e- → Cl- (2.8.7) (2.8.8) Hal di atas juga terjadi

pada manusia yang tidak terlepas dari fitrah manusia yang keimanannya naik turun dan tidak stabil,sehingga individu satu membutuhkan individu yang lain agar saling mengingatkan dalam beraktivitas sehingga keimanan menjadi stabil.

Siswa memperhatikan Siswa mendengarkan

10 menit

Page 95: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

75

· Guru memotivasi siswa bahwa dengan memahami materi kestabilan unsur kita dapat belajar bahwa keimanan kita dapat stabil apabila kita memiliki keinginan yang keras untuk menuju kestabilan.

· Guru menerangkan Struktur Lewis dengan bantuan gambar yang sudah disiapkan sebelumnya. Hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami dalam penggunaan elektron bersama pada ikatan.

· Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan yang belum jelas.

· Guru memberi tugas kepada siswa sebagai evaluasi belajar.

Penutup · Guru mengingatkan kepada siswa

untuk mempelajari kembali materi yang telah dibahas dan memotivasi mereka untuk belajar di rumah.

· Guru menutup pelajaran dengan salam.

Siswa memperhatikan Siswa bertanya jika belum jelas Siswa mengerjakan tugas Siswa memperhatikan Siswa mejawab salam

25 menit 5 menit

E. Sumber Belajar 1. Buku Kimia kelas X

2. Ringkasan materi & gambar

3. LKS

F. Penilaian - Tugas individu evaluasi akhir pembelajaran (materi)

Page 96: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

Lampiran 3

Daftar Nama Siswa Kelas X Jurusan IPA

No Nama Siswa JK No Nama Siswa JK 1. Ade Nurhalimah P 15. Lidia Wati P 2. Agus Purwanto L 16. Lubis Santoso L 3. Agus Sucipto L 17. Milofi Rizkiyah P 4. Alfian L 18. Momon Romansyah L 5. Ayu Karlina P 19. Narima Utami P 6. Diana Rahmawati P 20. Nilla Ayu Safitri P 7. Dini Shomatunnisa P 21. Nunung Nurhayati P 8. Fazri Ubaidillah L 22. Rinah P 9. Lin Indrayani P 23. Santi Ramadhani P 10. Jumarih Irawan L 24. Sarifudin L 11. Khasan Nadi L 25. Siti Fajriyah P 12. Kusnita Sari P 26. Wira Fadly Setiadi L 13. Kusyanto L 27. Yani Lestari P 14. Lia Sudiarti P

28. Zainal Arifin L

Page 97: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

Lampiran 4.

INDIKATOR SPIRITUAL QUOTIENT

Variabel Dimensi Indikator

1. Memahami kesadaran

diri

1. Memahami tugas dan kewajiban

2. Tidak sombong dan rendah hati

3. Merasa bagian dari alam semesta

4. Penyesalan atas hal-hal dosa

5. Kesadaran menjadi makhluk spiritual

2. Pendekatan kepada

Allah swt.

1. Dzikir dan tafakur

2. Ibadah sunnah (Shalat tahajud, Puasa, dll)

3. Disiplin dan jujur

4. Tidak mengambil hak orang lain

Spiritual

Quotient

3. Hubungan sesama

makhluk

1. Suka menolong

2. Ikhlas

3. bersyukur jika mendapat kemudahan

4. tabah dalam musibah

Page 98: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

Lampiran 5.

KISI-KISI LEMBARAN INDIKATOR ISNTRUMEN ANGKET

SPIRITUAL QUOTIENT

No Pertanyaan No Dimensi No Indikator 1. 1,2 1. Memahami kesadaran diri Memahami tugas

dan kewajiban 2. 3, 4 “ Tidak sombong dan

rendah hati 3. 5 “ Merasa bagian dari

alam semesta 4. 6 “ Penyesalan atas

hal-hal dosa 5. 7 “ Kesadaran menjadi

makhluk spiritual 6. 8, 9 2. Pendekatan kepada Allah

swt. Dzikir dan tafakur

7. 10, 11 “ Ibadah sunnah (Shalat tahajud, Puasa, dll)

8. 12, 13 “ Disiplin dan jujur 9. 14 “ Tidak mengambil

hak orang lain 10. 15, 16, 17 3. Hubungan sesama

makhluk Suka menolong

11. 18 “ Ikhlas 12. 19 “ bersyukur jika

mendapat kemudahan

13. 20 “ tabah dalam musibah

Page 99: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

Lampiran 6.

ANGKET SPIRITUAL QUOTIENT

SISWA JURUSAN IPA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SEMARANG

IDENTITAS SISWA Nama : ………………………………….. No. Induk : ………………………………….. Kelas : ………………………………….. Alamat : …………………………………..

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET 1. Pilihlah salah satu alternative jawaban dengan memberitanda silang ( X )

pada pilihan jawaban a, b, c, atau d sesuai keadaan Saudara. 2. Mengingat pentingnya informasi dari Saudara, maka peneliti mohon

kesediaannya untuk menjawab secara jujur dan sesungguhnya. 3. Jawaban Anda akan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan berpengaruh

terhadap nilai atau prestasi Anda.

Pertanyaan:

1. Anda memahami tugas dan kewajiban Anda sebagai pelajar. a. sangat faham c. kurang faham b. faham d. tidak faham

2. Anda berdoa jika mau memulai pelajaran dan mengakhirinya.

a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

3. Anda pernah merasa paling pandai di sekolah. a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

4. Jika teman Anda sedang marah terhadap Anda padahal Anda tidak bersalah, apakah Anda dapat menjaga emosi? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

5. Anda berusaha memelihara hubungan baik dengan sesama murid dan

guru? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

Page 100: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

6. Apakah Anda menyesali kesalahan-kesalahan yang pernah Anda lakukan dahulu? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

7. Apakah Anda melakukan salat 5 waktu secara lengkap?

a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

8. Apakah Anda melakukan dzikir di sela-sela waktu kosong dan setelah

shalat? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

9. Jika Anda melihat kejadian-kejadian alam, apakah Anda berfikir bagaimana penciptaannya dan untuk apa tujuannya? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

10. Apakah pad malam hari Anda melakukan shalat Tahajud? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

11. Apakah Anda melakukan puasa sunnah (Senin-Kamis atau yang lain)? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

12. Jika Anda mendengar Adzan Anda akan bergegas menuju tempat sholat. a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

13. Apakah Anda jujur ketika ujian (tidak mencontek)?

a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

14. Apakah Anda merasa enggan untuk mengambil hak orang lain? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

15. Jika ada teman meminjam sesuatu milik Anda, apakah Anda langsung meminjamkan? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

16. Jika Anda melihat orang lain membutuhkan sesuatu yang Anda miliki,

apakah Anda bergegas untuk memberi?

Page 101: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

17. Jika Anda melihat teman Anda yang lambat dalam memahami pelajaran, Apakah Anda membantu memahamkannya? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

18. Jika Anda memberi sesuatu kepada teman Anda namun di lain waktu teman Anda tersebut tidak mau berbagi sesuatu kepada Anda apakah Anda merasa tidak suka kepadanya? a. tidak pernah c. kadang-kadang b. jarang d. selalu

19. Jika Anda mempunyai uang saku lebih apakah Anda berfikir untuk berbagi

dengan teman Anda? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

20. Apakah Anda pernah mengadu kepada Allah jika sedang tertimpa masalah

besar? a. selalu c. jarang b. kadang-kadang d. tidak pernah

Page 102: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

Lampiran 7.

LEMBAR SOAL KIMIA MATERI POKOK KESTABILAN UNSUR YANG TERINTEGRASI

DENGAN NILAI-NILAI ISLAM Nama : Kelas : Nomor : 1. Allah menciptakan banyak manusia akan tetapi hanya manusia pilihan saja

yang keimanannya stabil, begitu juga dengan unsur-unsur di dunia ini ada yang stabil dan ada yang tidak. Berapakah jumlah unsur yang bersifat stabil?

a. 4 c. 6 e. 8 b. 5 d. 7

2. Salah satu gas mulia (unsur yang stabil) yaitu Ar, bagaimanakah konfigurasi dari Ar?

a. 18Ar = 2.2.8.6 b. 18Ar = 2.8.6.2 c. 18Ar = 2.6.2.8 d. 18Ar = 2. 8.2.6 e. 18Ar = 2.8.8

3. Untuk menjaga kestabilan keimanan manusia membutuhkan orang lain untuk saling mengingatkan dan saling menasehati. Bagi unsur jika diketahui konfigurasi elektron 2.8.2, bagaimanakah caranya untuk menjadi stabil dalam ikatannya?

b. Melepas 1 elektron sehingga bermuatan +1 c. Melepas 2 elektron sehingga bermuatan +2 d. Menyerap 1 elektron sehingga bermuatan -1 e. Menyerap 2 elektron sehingga bermuatan -1 f. Menyerap 6 elektron sehingga bermuatan -6

4. Unsur N mempunyai nomor atom 7, maka struktur Lewis yang paling tepat

untuk molekul N2 adalah… a. c. e.

b. d.

5. Kestabilan keimanan manusia dijaga dengan cara berinteraksi dengan yang

lain dengan saling mengingatkan dan menasehati, lalu bagaimanakah cara atom-atom yang tidak stabil mencapai kestabilan?

a. Melepas elektron b. Menangkap elektron

Page 103: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

c. Memakai elektron bersama-sama d. a, b, c benar semua e. a, b, c salah semua.

6. Dari kelima unsur di bawah ini, manakah yang dipilih Allah menjadi unsur

yang paling stabil ? a. 11V c. 18X e. 35Z b. 25W d. 53Y

7. Perhatikan konfigurasi elektron berikut!

P : 2.8.18.8 R: 2.8.18.8.2 Q : 2.8.18.5 S : 2.8.8.6

Atom yang cenderung untuk melepas elektron untuk menuju kestabilan unsur adalah….

a. R c. P e. Q dan S b. Q d. S

8. Pada soal No.7, atom manakah yang cenderung untuk menangkap elektron?

a. P dan Q c. Q dan R e. P dan R b. Q dan S d. S dan P

9. Unsur-unsur di bawah ini yang memiliki elektron valensi terbanyak adalah…..

a. 5B c. 13AI e. 9F b. 20Ca d. 19K

10. Rasululah Saw bersabda: Tidaklah seorang anak itu dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah. Potongan hadits tersebut tidak hanya berlaku pada penciptaan manusia melainkan penciptaan alam seisinya juga penuh dengan keseimbangan atau kestabilan termasuk Allah menciptakan atom dapat beraktifitas sesuai dengan fitrah atau kestabilannya. Atom-atom memiliki cara untuk mencapai kestabilan dengan cara melepas atau menangkap elektron. Sedangkan atom-atom yang melepas elektron akan berubah menjadi apa?

a. Anion c. Elektron bebas e. Semua benar b. Ion d. Kation

11. Kulit terluar konfigurasi elektron gas mulia yang tidak memenuhi aturan Oklet

adalah ….. a. Rn c Ar e. Ne b. Xe d. He

12. Unsur X mempunyai konfigurasi elektron 2.8.2 dan unsur Y mempunyai konfigurasi elektron 2.8.7. Jika unsur X dan Y saling berkaitan maka rumus Kimia dan jenis ikatannya adalah …..

a. XY, ikatan ion c. XY2, ikatan ion e. X2Y, ikatan kovalen b. X2Y, ikatan ion d. XY, ikatan kovalen

Page 104: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

13. Allah menciptakan para malaikat dengan kadar kaimanan yang stabil, karena keimanan malaikat tidak mengalami penurunan dan peningkatan. Berkaitan dengan hal di atas Allah juga menciptakan unsur yang stabil. Di antara unsur-unsur berikut yang bersifat stabil adalah ……….

a. 13Al c. 20Ca e. 18Ar b. 16S d. 35Br Tabel digunakan untuk menjawab nomor 14 s/d 17

Atom Konfigurasi Elektron 2He 6C 8O 10Ne 11Na 13Al 16S 17Cl 18Ar 19K

2 2 4 2 6 2 8 2 8 1 2 8 3 2 8 6 2 8 7 2 8 8 2 8 8 1

14. Dalam tabel di atas kelompok unsur yang cenderung melepaskan elektron

adalah ……. a. He, Al dan O c. He, Ne dan Ar e. Ne, Na dan K b. Na, Al dan K d. C, O dan Cl

15. .

Dari tabel di atas unsur manakah yang terletak satu golongan dengan unsur yang mempunyai struktur elektron seperti gambar di atas adalah ….

a. Al c. O e. K b. He d. S

16. Dari sekian banyak manusia, Allah memilih beberapa manusia pilihan yang selalu dijagaNya dari kemaksiatan sehingga keimanannya cenderung stabil. Pada tabel di atas, unsur mana sajakah yang tergolong unsur gas mulia?

a. He, Cl dan k c. C, O dan Cl e. Ne, Na dan K b. He, Al dan O d. He, Ne dan Ar

17. Kelompok unsur manakah yang diciptakan Allah untuk cenderung menangkap elektron?

a. Ne, Cl dan k c. O, Cl dan S e. Na, Al dan K b. He, S dan Cl d. Ar, K dan He

Page 105: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

18. Penggambaran symbol Lewis yang tepat untuk unsur 12Mg adalah …. a. c. e. b. d.

19. Manusia memiliki keimanan yang bersifat fluktuatif, kadang mengalami

penurunan kadang juga mengalami kenaikan kadar keimanan. Untuk meningkatkan dan menyetabilkan kadar keimanan manusia dengan cara mendekatkan diri kepada Allah dan saling bergaul dengan manusia yang baik yang selalu mengingatkan dan saling menasehati. Sama halnya dengan unsur, jika suatu unsur mempunyai nomor atom 7, maka unsur tersebut mencapai kestabilan dengan cara …..

a. Melepas 1 elektron b. Melepas 2 elektronik c. melepas 3 elektron d. menangkap 1 elektron e. menangkap 2 elektron

20. Untuk mencapai kestabilannya, suatu unsur melepaskan 2 elektron. Unsur tersebut bersifat …………… dan mempunyai nomor atom ……….

a. logam, 12 c. logam, 8 e. non logam, 14 b. non logam, 6 d. non logam, 10

21. AtomX mempunyai konfigurasi elektron 2.8.2. Senyawa yang mungkin dibentuk oleh atom X adalah ….

a. HX2 c. X2(PO4)3 e. XCl2 b. X2SO4 d. CaX

22. Unsur X mempunyai nomor atom 13 dan unsur Y mempunyai nomor atom 9,

senyawa yang dapat dibentuk antara unsur X dan Y adalah ….. a. XY2 c. XY3 e. X2Y b. XY d. X3Y2

23. Muatan yang dimiliki oleh Proton, Elektron dan Neutron berturut-turut adalah

….. a. -1, 0, +1 c.0, +1, -1 e. +1, -1, 0 b. -1, +1, 0 d. +1, 0, -1

24. Pasangan partikel atom di bawah ini yang mempunyai masa hampir sama adalah ….

a. elektron dan positron b. proton dan neutron c. elektron dan proton d. elektron dan neutron e. proton dan positron

Page 106: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

25. Jumlah proton, elektron dan neutron yang dimiliki atom S3216 secara berturut-

turut adalah…. a. 16, 32, 16 c. 16, 16, 15 e. 16, 16, 32 b. 16, 15, 15 d. 16, 16, 16

26. Banyaknya elektron yang dimikiki oleh ion +240

20 Ca adalah …… a. 19 c. 40 e. 22 b. 20 d. 18

27. Jika unsur diketahui konfigurasi elektron 2.8.7, bagaimanakah caranya untuk menjadi stabil dalam ikatannya?

a. Melepas 1 elektron sehingga bermuatan +1 b. Melepas 2 elektron sehingga bermuatan +2 c. Menyerap 1 elektron sehingga bermuatan -1 d. Menyerap 2 elektron sehingga bermuatan -1 e. Menyerap 6 elektron sehingga bermuatan -6

28. AtomX mempunyai jumlah Elektron 13 dan jumlah Neutron 14. Nomor atom

dan nomor massa atom tersebut adalah….. a. X13

13 c. X2713 e. X27

14 b. X14

14 d. X1314

29. Unsur-unsur berikut yang merupakan pasangan unsur Isoton adalah …..

a. Mg21612 dan Ca40

20 c. Pb21484 dan Ca40

20 e. Ca4020 dan K39

19 b. Pb214

82 dan Pb21484 d. Pb214

84 dan Bi21483

30. Unsur Isobar terdapat pada pasangan unsur …….

a. C136 dan C14

6 c. Ca4020 dan K39

19 e. P3115 dan S32

16 b. Cl35

17 dan Cl3717 d. Na24

11 dan Mg2412

31. Jika atom A mempunyai nomor atom 8 dan nomor masa18, maka jumlah

elektron, proton, dan neutron untuk ion A2- berturut-turut adalah ……. a. 10, 8, 8 c. 8, 8, 8 e. 8, 8, 18 b. 10, 8, 10 d. 8, 8, 10

32. Allah menciptakan unsur Xe termasuk salah satu dari gas mulia, bagaimanakah konfigurasinya?

a. 54Xe = 2.8.18.18.8 d. 54Xe = 2.8.32 b. 54Xe = 2.8.8.18.18 e. 54Xe = 2.32.8 c. 54Xe = 2.18.18.8.8

33. Untuk menjaga keimanan agar tetap stabil, manusia membutuhkan orang lain untuk saling menasehati dan mengingatkan. Bagi unsur, jika diketahui konfigurasi elektron 2.8.7, bagaimanakah caranya agar menjadi stabil dalam ikatannya?

Page 107: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

a. melepas 5 elektron sehingga bermuatan +5 b. melepas 1 elektron sehingga bermuatan +1 c. melepas 5 elektron sehingga bermuatan -5 d. menangkap 5 elektron sehingga bermuatan -5 e. menangkap 1 elektron sehingga bermuatan -1

34. Perhatikan konfigurasi elektron berikut:

A: 2.8.18.3 C: 2.8.8.1 B: 2.8.18.5 D: 2.8.86

Dalam kehidupan manusia setelah menjalin hubungan dengan Allah, maka manusia juga menjalin hubungan dengan manusia, ada yang memberi dan ada yang menerima agar tercipta keharmonisan dalam bermasyarakat. Begitu juga pada aktivitas atom. Manakah atom yang cenderung untuk melepas elektron untuk menuju kestabilan unsur?

a. A dan B c. A dan D e. B dan D b. A dan C d. B dan C

35. Pada soal no 34 atom manakah yang cenderung untuk menangkap elektron untuk menuju kestabilan unsur?

a. A dan B c. A dan D e. B dan D b. A dan C d. B dan C

36. kelima unsur di bawah ini, manakah yang cenderung untuk melepas elektron?

a. 25P c. 11R e. 15T b. 18Q d. 12S

37. Di bawah ini unsur yang di ciptakan Allah memiliki elektron valensi

terbanyak adalah …. a. 11Na c. 18Ar e. 15P b. 25Mn d. 42Mo

38. Penggambaran simbol Lewis yang tepat untuk unsur 17Cl adalah ….

a. c. e. b. d.

39. Banyaknya elektron yang dimiliki oleh ion 221484

-Pb adalah ….. a. 214 c. 86 e. 82 b. 130 d. 84

40. Jumlah proton, elektron dan neutron yang dimiliki atom 213

6+C adalah ….

a. 6, 6, 6 c. 6, 8, 7 e. 4, 6, 7 b. 7, 8, 6 d. 6, 4, 7

Page 108: HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · Tabel 4.5.1 : Distribusi jawaban angket tentang spiritual quotient

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fajarwati

Tempat/ Tanggal Lahir : Semarang, 24 Mei 1984

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Warganegara : Indonesia

Alamat : Jl. Rorojonggran Selatan I/20 Semarang

Ayah : Trikoyo

Ibu : Sugiyarti

Suami : Rizki Fahmi Sofwan

Anak pertama : Yaquth Harikahauly Sofwan

Riwayat Pendidikan :

1. SD. Negeri Panjangan Semarang lulus tahun : 1997

2. SLTP Muhammadiyah 4 Semarang lulus tahun : 2000

3. SMA Kesatrian Semarang lulus tahun : 2003

4. IAIN Walisongo Fakultas Tarbiyah angkatan tahun 2005

Semarang, Juni 2010

Penulis

Fajarwati

NIM 3105156