comparative advantage and location quotient

17
Comparative Advantage & Location Quotient Dea Siti Nurpiena 3613100055 Astarina Cleosa D 3613100056 Eliziaria Febe Gomes 3613100703

Upload: dearryocn

Post on 10-Jul-2016

27 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Power Point - Keunggulan Komperatif dan Location Quotient

TRANSCRIPT

Page 1: Comparative Advantage and Location Quotient

Comparative Advantage &

Location Quotient Dea Siti Nurpiena 3613100055

Astarina Cleosa D 3613100056

Eliziaria Febe Gomes 3613100703

Page 2: Comparative Advantage and Location Quotient

Latar Belakang Perencanaan wilayah biasanya dilakukan untuk mencapai kepentingan ekonomi,

sosial, dan lingkungan dengan melakukan berbagai pertimbangan dengan menyesuaikan kondisi wilayah yang direncanakan. Pertimbangan yang diberikan dalam pengembangan wilayah menghasilkan arahan pengembangan wilayah dan pendekatan pengembangan wilayah. Basis pengembangan wilayah terbagi atas pengembangan berbasis ekonomi, teknologi, lingkungan, isu global, dan lain sebagainya. Basis pengembangan wilayah tersebutlah yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan wilayah.

Ekonomi merupakan salah satu basis pengembangan wilayah yang cukup sering digunakan. Hal ini dikarenakan setiap wilayah dianggap memiliki potensi yang mempunyai nilai ekonomi sehingga setiap wilayah pasti mempunyai daya saing atau keunggulan. Keunggulan yang dimaksud merupakan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dimana keduanya merupakan faktor penentu dalam pengembangan suatu wilayah.

Page 3: Comparative Advantage and Location Quotient

OUTLINE Sejarah Keunggulan Komparatif

Teori Keunggulan Komparatif

Indikator Keunggulan Komparatif

Upaya di Indonesia

Pengertian Location Quotient

SLQ & DLQ

Kelebihan dan Kekurangan LQ

Simulasi

Page 4: Comparative Advantage and Location Quotient

Comparative Advantage

[Keunggulan Komparatif]

Page 5: Comparative Advantage and Location Quotient

• Konsep Perdagangan Bebas

Adam Smith

• *dikembangkan

David Ricardo

(1817)

(Pressman, 1999)

EROPA melakukan Penjajahan

Ahli ekonomi berdebat, pro-kontra

peran pemerintah dalam perdagangan

“Alasan utama yang mendorong perdagangan internasional adalah perbedaan keunggulan

komparatif relatif antar Negara dalam menghasilkan suatu komoditas”

Page 6: Comparative Advantage and Location Quotient

Teori Keunggulan Komparatif

• Hanya ada dua negara yang melakukan perdagangan internasional

• Hanya ada dua barang (komoditi) yang diperdagangkan

• Masing-masing negara hanya mempunyai satu faktor produksi (tenaga kerja)

• Skala produksi bersifat constant return to scale

• Berlaku labor theory of value

• Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan

(Anderson, 1995:71-73)

SDA

Modal

Tenaga Kerja

Skill Teknologi

Page 7: Comparative Advantage and Location Quotient

Keunggulan komparatif yang harus dimiliki suatu negara untuk dapat memenangkan & memperoleh manfaat dari perdagangan internasional :

Jumlah tenaga kerja relatif banyak

Sumber daya alam yang melimpah

Sumber modal yang besar

Kemampuan dan penguasaan IT

Potensi pasar domestik

Pengusaha kecil, menengah & koperasi besar

Agrobisnis yang mengandalkan lahan produktif

Page 8: Comparative Advantage and Location Quotient

Upaya Optimasi Keunggulan

Komparatif di Indonesia

Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam produksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah.

Page 9: Comparative Advantage and Location Quotient

Kegiatan Ekonomi, Basis dan Non Basis

Basis, kegiatan dari suatu sektor yang berorientasi ekspor dan sektor unggul

Non Basis, pendukung ekonomi Basis atau kegiatan yg menyediakan kebutuhan masyarakat yang berada dlm batas wilayah perekonomian bersangkutan, ruang lingkup bersifat lokal

Analisis

Kuosien Lokasi

(Location Quotient)

Location Quotient (LQ)

merupakan metode sederhana

yang mampu menunjukkan

kemampuan ekspor sektor

tertentu di suatu terhadap daerah

yang lebih besar.

(Daryanto, dan Hafizrianda. 2010;

Setiono. 2011).

Digunakan untuk mengidentifikasi komodistas unggulan diakomodasi oleh

Miller dab Wright (1991), Isserman (1997), Ron Hood (1998).

Merupakan pendekatan yang digunakan dalam model ekonomi basis

sebagai langkah awal dalam untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi

pemacu pertumbuhan.

LQ mengukur konsentrasi derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui

pendekatan perbandingan.

Page 10: Comparative Advantage and Location Quotient

Metode LQ tersebut mempunyai keterbatasan karena bersifat Statis

dan hanya digunakan untuk mengestimasi perubahan sektor unggulan

pada tahun tertentu saja. Untuk mengatasi keterbatasan metode LQ

statis, maka akan digunakan metode LQ dinamis yang mampu

mengakomodasi perubahan struktur ekonomi wilayah dalam kurun

waktu tertentu.

Menurut Saharuddin (2006) secara umum metode LQ dinamis

mempunyai kesamaan dengan metode LQ statis, hanya yang

membdakan model LQ dinamis memasukan laju pertumbuhan rata-rata

terhadap masing-masing nilai tambah sektoral maupun PDRB untuk

kurun waktu antara tahun 0 sampai tahun t.

SLQ & DLQ

Page 11: Comparative Advantage and Location Quotient

Si = Jumlah produksi komoditas x di kabupaten a

Ni = Jumlah produksi komuditas di kabupaten a

S = Jumlah selurh produksi komoditas di Provinsi K

N = Jumlah seluruh produksi komoditas x di Provinsi K

𝐷𝐿𝑄 =

1 + 𝑔𝑖𝑗1 + 𝑔𝑗

1 + 𝐺𝑖1 + 𝐺

=𝐼𝑃𝑃𝑆𝑖𝑗

𝐼𝑃𝑃𝑆𝑖

Dimana;

IPPSij = Indeks potensi perkembangan sektor i didaerah j

IPPSi = Indeks potensi perkembangan sektor i di wilayah referensi

Gij = Laju pertumbuhan sektor didaerah j

Gi = Laju pertumbuhan sektor i di wilayah referensi

Gj = Rata-rata laju pertumbuhan di daerah j

G = Rata-rata laju pertumbuhan di wilayah referensi

Jika DLQ > 1, maka potensi perkembangan sektor I di suatu regional lebih cepat dibandingkan sektor

yang sama di nasional.

Jika DLQ < 1, maka potensi perkembangan sektor I di suatu regional lebih rendah dibandingkan

nasional secara keseluruhan.

Jika nilai LQ>1, menunjukan kegiatan eksport atau basis

Jika LQ=1 menunjukan memiliki potensial yang sama dengan sektor yang sejenis di

daerah tertentu,

Jika LQ<1 menjukan bahwa wilayah tersebut tidak mampu untuk mencukupi

kebutuhannya sendiri dan cenderung untuk import

Page 12: Comparative Advantage and Location Quotient

Kelebihan metode LQ dalam mengidentifikasi komoditas unggulan antara lain penerapannya sederhana, mudah dan tidak memerlukan program pengolahan data yang rumit.

Penyelesaian analisis cukup dengan spreadsheet dari Excel atau program Lotus, bahkan jika datanya tidak terlalu banyak kalkulatorpun bisa digunakan.

Keterbatasannya adalah karena demikian sederhananya pendekatan LQ ini, maka yang dituntut adalah akurasi data. Sebaik apapun hasil olahan LQ tidak akan banyak manfaatnya jika data yang digunakan tidak valid. . Oleh karena itu sebelum memutuskan menggunakan analisis ini maka validitas data sangat diperlukan. Disamping itu untuk menghindari bias musiman dan tahunan diperlukan nilai rata-rata dari data series yang cukup panjang, sebaiknya tidak kurang dari 5 tahun. Sementara itu di lapangan, mengumpulkan data yang panjang ini sering mengalami hambatan. Keterbatasan lainnya dalam deliniasi wilayah kajian. Untuk menetapkan batasan wilayah yang dikaji dan ruang lingkup aktivitas, acuannya sering tidak jelas. Akibatnya hasil hitungan LQ terkadang aneh, tidak sama dengan apa yang kita duga. Misalnya suatu wilayah provinsi yang diduga memiliki keunggulan di sektor non pangan, yang muncul malah pangan dan sebaliknya.

Page 13: Comparative Advantage and Location Quotient
Page 14: Comparative Advantage and Location Quotient
Page 15: Comparative Advantage and Location Quotient

Hasil Simulasi

Page 16: Comparative Advantage and Location Quotient

Studi Kasus!!!

“Dalam laporan oleh BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA pada BAB 9. POTENSI INVESTASI, dalam sub-bab Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi

Bali.”

Click here to view the document!

Click here to simulate it!

Page 17: Comparative Advantage and Location Quotient