hubungan pola menstruasi dengan kejadian … fina fitrayana saranani.pdfanemia pada remaja putri...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTERI DI SMA NEGERI 2
UNAAHA KABUPATEN KONAWE TAHUN 2018
SKRIPSI
DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh GelarSarjanaTerapanKebidanan
OLEH : FINA FITRAYANA SARANANI
P00312014018
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV
2018
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis
Nama : Fina Fitrayana Saranani
Tempat/Tanggal Lahir : Unaaha, 25 Oktober 1996
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl.Haluoleo Kel.Puosu, Kec.Tongauna,
Kab.Konawe
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 2 Puosu Tamat Tahun 2008
2. MTs Negeri Unaaha Tamat Tahun 2011
3. SMK Kesehatan Unaaha Tamat Tahun 2014
4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D.IV Kebidanan Tahun
2014 Sampai Sekarang.
v
ABSTRAK
HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA REMAJA PUTERI DI SMA NEGERI 2 UNAAHA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN 2018
Fina Fitrayana Saranani1, Hendra Yulita, SKM, MPH2, Yustiari,
SST,M.Kes3
Latar Belakang : Anemia merupakan suatu kondisi kesehatan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal, kadar hemoglobin normal umumnya berada pada laki-laki dan perempuan. Pada pria didefinisikan sebagai sebagai kadar hemoglobin 14-16 gram/100 ml sedangkan pada wanita sebagai hemoglobin 12-15 gram/100 ml. Anemia pada remaja puteri adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal di mana nilai Hb normal pada remaja puteri menurut WHO adalah 12 g%. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi yang terdiri dari siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Sedangkan siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari. Setiap hari ganti pembalut 2-5 kali Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja puteri di SMA Negeri 2 Unaaha Tahun 2018. Metode Penelitian : Desain penelitian survey analitik dengan pendekatan
cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 2 Unaaha yang telah memenuhi kriteria berjumlah 67 responden dari 198 populasi. Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling menggunakan kuesioner. Tes pemeriksaan kadar Hb dengan alat ukur kadar Hb. Hasil Penelitian : Sebagian besar remaja puteri mengalami anemia saat
sedang menstruasi. Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara pola menstruasi
dengan kejadian anemia pada remaja puteri (ρvalue = 0,000).
Kata Kunci : pola menstruari, kejadian anemia, remaja puteri 1. Mahasiswa DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari 2. Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari 3. Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
karunia-Nya jualah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
tepat pada waktunya yang merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Diploma IV Jurusan Kebidanan di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari, dengan judul :”Hubungan Pola Menstruasi
Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 2 Unaaha
Tahun 2018’’. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi mulai
dari tahap perencanaan hingga selesainya, penulis senantiasa mendapat
tantangan dan hambatan, namun berkat petunjuk, bimbingan dan arahan-
arahan dari ibu Hendra Yulita, SKM, MPH selaku pembimbing I dan ibu
Yustiari, SST, M.kes selaku pembimbing II semua dapat teratasi. Untuk
itu penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
beliau yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing penulis.
Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
3. Ibu Aswita, S.SiT, MPH, ibu HJ. Sitti Zaenab, SKM, SST, M.Keb dan
ibu Farming, SST, M.Keb selaku penguji skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberi petunjuk dan saran dalam
penyusunan Skripsi hingga selesai.
vii
4. Ibu Hasmia Naningsih, SST, M.Keb selaku ketua prodi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari.
5. Bapak ibu dosen Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan
atas segala didikan, ilmu dan bimbinganya selama penulis berada
dalam proses perkuliahan.
6. Kepada bapak Lami, S.Pd., MM selaku kepala SMA Negeri 2 Unaaha
yang telah memberikan izin melakukan penelitian.
7. Teristimewa kepada kedua orang tuaku yang tercinta Almarhumah
mama Minartin Pagala yang selalu memberi semangat dan dukungan
selama menjalankan masa kuliah dan papa Firdaus Saranani yang
selalu memberikan dukungan moril maupun materil dan motivasi serta
doa dan restu yang selalu mengiringi tiap langkah penulis sehingga
bisa sampai ke titik ini.
8. Untuk kedua adikku Muh. Yasin Saranani dan Muh. Yasrin Saranani,
terimakasih atas segala perhatian dan kasih sayangnya Selama ini.
9. Sahabat-sahabatku Suci Aulia Triastyn, Erlin Pratiwi, Anjelis
Avisilimaudy Kensu, Yuliani Sarana Pratiwi, Puput Astria Mahadi dan
Harmalena, A.Md.Kep terimakasih atas segala canda, tawa dan
tangisan haru serta bahagia yang telah dibagi dan turut dirasa serta
rasa kekeluargaan yang begitu besar meski tanpa ikatan darah.
10. Seluruh teman-teman seperjuangan prodi D-IV Kebidanan tahun 2014
yang penulis tidak bisa menyebutkan namanya satu persatu yang
telah sama-sama berjuang selama 4 tahun dalam suka maupun duka
untuk mencapai cita-cita.
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
soleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Kendari, Juli 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ............................................................................ 7
B. Landasan Teori .......................................................................... 21
C. Kerangka Teori ........................................................................... 24
D. Kerangka Konsep ....................................................................... 25
E. Hipotesis Penelitian ................................................................... 25
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 27
C. Populasi dan Sampel .................................................................... 27
D. Definisi Operasional ...................................................................... 28
E. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data .................................................. 29
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 30
G. Pengolahan, Penyajian dan Analisis Data ..................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 34
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 34
C. Pembahasan .............................................................................. 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 41
B. Saran.......................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Teori....................................................................... 24
Gambar 2. Kerangka konsep ................................................................... 25
Gambar 3. Rancangn penelitian .............................................................. 26
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pola menstruasi remaja puteri di SMAN 2 Unaaha tahun
2018 ................................................................................... 35
Tabel 2. Kejadian anemia pada remaja puteri di SMAN 2 Unaaha
Tahun 2018 ........................................................................ 36
Tabel 3. Hubungan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada
remaja puteri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 .................... 37
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
2. Kuesioner Penelitian
3. Output SPSS Penelitian
4. Master Tabel Penelitian
5. Surat Izin Pengambilan Data Awal
6. Surat Izin Meneliti
7. Surat keterangan telah melakukan penelitian
8. Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan suatu kondisi kesehatan dimana jumlah
sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal, kadar
hemoglobin normal umumnya berada pada laki-laki dan
perempuan. Pada pria didefinisikan sebagai sebagai kadar
hemoglobin 14-16 gram/100 ml sedangkan pada wanita sebagai
hemoglobin 12-15 gram/100 ml. (Koes, 2015)
Suatu keadaan kekurangan atau kelebihan sesuatu pada
tubuh manusia ternyata bisa meningkatkan ketidaknormalan pada
tubuh. Seperti contoh, bila dalam tubuh kita ini kekurangan sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen),
maka akan menderita penyakit anemia (Koes , 2015 )
Anemia pada remaja puteri adalah suatu keadaan dimana
kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal di mana nilai Hb
normal pada remaja puteri menurut WHO adalah 12 g%. Anemia
merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia
terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk
dunia menderita anemia.Anemia banyak terjadi pada masyarakat
terutama pada remaja dan ibu hamil.(Arisman, 2010).
Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada
remaja dan ibu hamil.Anemia pada remaja puteri sampai saat ini
2
masih cukup tinggi, menurut World Health Organization (WHO)
(2015), prevalensi anemia dunia berkisar 50-80%. Prevalensi
anemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan
pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI, 2015)
Tahun2015 prevalensi anemia pada remaja puteri di
Indonesia yaitu sebesar18,22%. Sementara target dari
Kementerian Kesehatan adalah sebesar 30%.Itu artinya masih
banyak terdapat remaja yang menderita anemia khususnya usia
15-21 tahun. (Kemenkes RI, 2015)
Prevalensi anemia pada remaja puteri SMA di Provinsi
Sulawesi Tenggara mancapai sekitar 18,1 % untuk tahun 2016
remaja puteri yang menderita anemia. (Dinkes Provinsi Sulawesi
Tenggara, 2016)
Menurut hasil pemantauan status gizi provinsi Sulawesi
tenggara pada tahun 2016, presentase remaja puteri yang
mendapatkan tablet penambah darah masih sangat rendah yaitu
12,8% . menunjukan masih banyak remaja puteri yang mengalami
anemia dan akan menghasilkan generasi penerus yang mengalami
masalah gizi apabila tidak dicegah sejak masa remaja.(Dinkes
Provinsi Sulawesi Tenggara, 2016)
Secara umum tingginya prevalensi anemia disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat
gizi lainnya seperti vitamin A, C, folat, riboplafin dan B12 untuk
3
mencukupi kebutuhan zat besi dalam seharinya bisa dilakukan
dengan mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai salah
satu sumber zat besi yang mudah diserap, mengkonsumsi
sumbermakanan nabati yang merupakan sumber zat besi yang
tinggi tetapi sulit diserap (Briawan, 2014).
Asupan protein dalam tubuh sangat membantu penyerapan
zat besi, maka dari itu protein bekerjasama dengan rantai protein
mengangkut elektron yang berperan dalam metabolisme energi.
Selain itu vitamin C dalam tubuh remaja harus tercukupi karena
vitamin C merupakan reduktor, maka di dalam usus zat besi (Fe)
akan dipertahankan tetap dalam bentuk ferro sehingga lebih mudah
diserap. Selain itu vitamin C membantu transfer Fe dari darah ke
hati serta mengaktifkan enzim-enzim yang mengandung Fe
(Muchtadi, 2009).
Menurut Kirana, Dian Purwitaningtyas (2011), Kehilangan
darah secara kronis juga dapat mengakibatkan terjadinya anemia.
Pada wanita, terjadi kehilangan darah secara alami setiap
bulannya. Jika darah yang keluar selama menstruasi sangat
banyak maka akan terjadi anemia defisiensi besi.
Remaja putri menderita anemia, hal ini dapat dimaklumi
karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang
membutuhkan zat gizi lebih tinggitermasuk zat besi. Disamping itu
remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga
4
membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan
yang dikonsumsi lebih rendah dari pada pria, karena faktor ingin
langsing (Depkes RI,2013).
Berdasarkan dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Pola
MenstruasiDengan Kejadia Anemia Pada Remaja Puteri Di SMA
Negeri 2 UnaahaTahun 2018”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, peneliti
merumuskan masalah “Apakah Ada Hubungan Antara Pola
Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Puteri Di
SMAN 2 Unaaha Tahun 2018 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola menstruasi dengan
kejadian anemia pada remaja puteri di SMA Negeri 2 Unaaha
Tahun 2018
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pola menstruasi pada remaja puteri di
SMA Negeri 2 Unaaha
5
b. Untuk mengetahui tingkat anemia pada remaja puteri di SMA
Negeri 2 Unaaha
c. Untuk mengetahui hubungan antara pola menstruasi dengan
kejadian anemia pada remaja puteri di SMA Negeri 2 Unaaha
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi
Diharapkan setelah diketahui tentang pola menstruasi
dengan kejadian anemia dapat dijadikan masukan untuk
memberikan penyuluhan tentang kesehatan khususnya anemia
pada remaja puteri ( bekerja sama dengan dinas kesehatan
daerah).
2. Bagi siswi
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
kejadian anemia yang di sebabkan oleh pola menstruasi,
sehingga siswi dapat mencegah terjadinya anemia dengan
mengatur pola makan dan pola hidup.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat menambah referensi serta sebagai pembanding
antara penelitian yang sebelumnya serta sebagai peningkatan
penelitian yang selanjutnya.
6
E. Keaslian Penelitian
1. Gunatmaningsih, Dian (2007), Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang dengan judul “Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di
SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun
2007”. Jenis penelitian ini adalah observasional
analitik.Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian,
variabel penelitian dan tehnik pengambilan sampling. Dimana
jenis penelitian sekarang adalah survey analitik, variabael
penelitian adalah Anemia sebagai variabel dependen dan pola
menstruasi sebagai variabel independen, teknik pengambilan
sampling yang akan digunakan adalah non random sampling.
2. Kirana, Dian Purwitaningtyas (2011), Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang Dengan Judul “hubungan
asupan zat gizi dan pola menstruasi dengan kejadian anemia
pada remaja putri di SMAN 2 semarang”. Jenis penelitian ini
menggunakan metode Rancangan penelitian cross sectional.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitianvariabel
penelitian dan tehnik pengambilan sampling. Dimana jenis
penelitian sekarang adalah survey analitik, variabael penelitian
adalah Anemia sebagai variabel dependen dan pola menstruasi
sebagai variabel independen, teknik pengambilan sampling yang
akan digunakan adalah non random sampling.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah pustaka
1. Pola menstruasi
a. Pengertian menstruasi
Haid atau menstruasi adalah salah satu proses alami
seorang perempuan yaitu proses dekuamasi atau
meluruhnya dinding Rahim bagian dalam (endometrium)
yang keluar melalui vagina (Wiknjosastro, 2009).
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis
dalam tubuh perempuan yang terjadi secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormone reproduksi.Periode ini penting
dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini bisa terjadi
setiap bulan antara usia pubertas dan menopause (Fitria,
A, 2007).
b. Pola menstruasi
Pola menstruasi adalah serangkaian proses
menstruasi yang terdiri dari siklus menstruasi dan lama
perdarahan menstruasi. Siklus menstruasi merupakan
waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya
menstruasi periode berikutnya. Sedangkan siklus
menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-35
hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi
8
28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8
hari. Setiap hari ganti pembalut 2-5 kali. Panjangnya
siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat badan,
aktivitas fisik, tingkat stres, genetik dan gizi
(Wiknjosastro, 2009).
Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi,
padaumumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2
sampai 8 hari masihdapat dianggap normal. Pengeluaran
darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan
endrometrium yang bercampur dengan darah yang
banyaknya tidak tentu.Biasanya darahnya cair, tetapi
apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan
dengan berbagai ukuran sangat mungkin
ditemukan.Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa
ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang
aktif di dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah
yang hilang pada wanita normal selama satu periode
menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok
peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 12 gr per
dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini
mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan
kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg
9
besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai
400 mg per tahun (Heffner, 2008).
c. Gambaran klinis
Franser (2009) mengatakan terdapat tiga fase utama
yang mempengaruhi struktur jaringan endometrium dan
dikendalikan oleh hormone ovarium. Fase tersebut antara
lain :
1) Fase menstruasi
Fase ini ditandai dengan perdarahan vagina,
selama 3-5 hari.Fase ini adalah fase akhir siklus
menstruasi, yaitu saat endometrium luruh ke lapisan
basal bersama darah dari kapiler dan ovum yang
tidak mengalami fertilisasi.
2) Fase proliferative
Fase ini terjadi setelah menstruasi dan
berlangsung ovulasi.Terkadang beberapa hari
pertama saraf endometrium dibentuk kembali disebut
fase regenerative.Fase ini dikendalikan oleh estrogen
dan terdiri atas pertumbuhan kembali dan penebalan
endometrium. Pada fase ini endometrium terdiri atas
tiga lapisan:
a) Lapisan basal terletak tepat diatas myometrium,
memiliki ketebalan sekitar 1 mm. lapisan ini tidak
10
pernah mengalami perubahan selama siklus
menstruasi. Lapisan basal ini terdiri atas struktur
rudimenter yang penting bagi pembentukan
endometrium baru.
b) Lapisan fungsional yang terdiri atas kelenjar
tubular dan memiliki ketebalan 2,5 mm. lapisan
ini terus mengalami perubahan sesuai pengaruh
hormonal ovarium.
c) Lapisan epitelium kuboid bersilia menutupi
lapisan fungsional. Lapisan ini masuk ke dalam
untuk melapisi kelenjar tubular.
3) Fase sekretori.
Fase ini terjadi setelah ovulasi di bawah
pengaruh progesteron dan estrogen dari korpus
luteum. Lapisan fungsional menebal sampai 3,5 mm
dan menjadi tampak berongga Karena kelenjar ini
lebih berliku-liku.
d. Gangguan haid atau kelainan haid
Gangguan siklus haid disebabkan ketidakseimbangan
FSH atau LH sehingga kadar estrogen dan progesteron
tidak normal. Biasanya gangguan menstruasi yang sering
terjadi adalah siklus menstruasi tidak teratur atau jarang
dan perdarahan yang lama atau abnormal, termasuk
11
akibat sampingan yang ditimbulkannya, seperti nyeri
perut, pusing, mual atau muntah (Wiknjosastro, 2009).
1. Menurut Jumlah Perdarahan
a) Hipomenorea
Perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau
lebih sedikit dari biasanya
b) Hipermenorea
Perdarahan menstruasi yang lebih lama atau
lebih banyak daribiasanya (lebih dari 8 hari).
2. Menurut Siklus atau Durasi Perdarahan.
a) Polimenore
Siklus menstruasi tidak normal, lebih pendek
dari biasanya ataukurang dari 21 hari.
b) Oligomenorea
Siklus menstruasi lebih panjang atau lebih dari
35 hari.
c) Amenorea
Amenorea adalah keadaan tidak ada
menstruasi untuksedikitnya 3 bulan berturut-turut.
3. Gangguan lain yang berhubungan dengan
menstruasi, diantaranya:
a) Premenstrual tension
12
Gangguan ini berupa ketegangan emosional
sebelum haid, seperti gangguan tidur, mudah
tersinggung, gelisah, sakit kepala.
b) Mastadinia.
Nyeri pada payudara dan pembesaran
payudara sebelum menstruasi.
c) Mittelschmerz
Rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel
de Graff dapat juga disertai dengan perdarahan/
bercak.
d) Dismenorea.
Rasa nyeri saat menstruasi yang berupa kram
ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi
gangguan dalam tugas seharihari.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan pola
menstruasi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan pola
menstruasidalam (Wiknjosastro, 2009)adalah:
1) Fungsi hormon terganggu
Menstruasi terkait erat dengan system hormone yang
diatur di otak,tepatnya di kelenjar hipofisis. System
hormonal ini akan mengirimsinyal ke indung telur untuk
13
memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu
otomatis siklus menstruasi pun akan terganggu.
2) Kelainan sistemik.
Wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus bias
mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem
metabolism didalam tubuh tidak bekerja dengan baik.
Wanita penderita penyakit diabetes juga akan
mempengaruhi sistem metabolismenya sehingga siklus
menstruasinya tidak teratur.
3) Cemas.
Cemas juga dapat mengganggu sistem metabolisme
didalam tubuh, bisa saja karena stress/ cemas wanita jadi
mulai lelah, berat badan turun drastis, sakit-sakitan,
sehingga metabolismenya terganggu.Bila metabolismenya
terganggu, siklus menstruasinya pun ikut terganggu.
4) Kelenjar gondok.
Terganggu fungsi kelenjar gondok/ tiroid juga bisa
menjadi penyebab tidak teraturnya siklus
mentruasi.Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok
yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah
(hipotiroid), pasalnya sistem hormonal tubuh terganggu.
5) Hormon prolaktin berlebihan.
14
Pada wanita menyusui produksi hormon prolaktin
cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat
wanita tak kunjung menstruasi karena memang hormon ini
menekan tingkat kesuburan.Pada kasus ini tidak masalah,
justru sangat baik untuk memberikan kesempatan guna
memelihara organ reproduksinya.Sebaliknya, tidak sedang
menyusui, hormon prolaktin juga bias tinggi. Biasanya
disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di
dalam kepala.
6) Kelainan fisik (alat reproduksi)
Kelainan fisik yang dapat menyebabkan tidak
mengalamimenstruasi (aminorea primer) pada wanita
adalah:
a) Selaput dara tertutup sehingga perlu operasi untuk
membuka selaput dara.
b) Indung telur tidak memproduksi ovum.
c) Tidak mempunyai ovarium.
f. Dampak gangguan menstruasi
Gangguan siklus menstrusi dapat mengakibatkan :
1) Gangguan kesuburan
2) Abortus berulang
3) Keganasan pada organ reproduksi
15
2. Anemia Pada Remaja
a. Pengertian Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan dimana komponen di
dalam darah yaitu hemoglobin (Hb) dalam darah jumlahnya
kurang dari kadar normal. Remaja putri memiliki risiko sepuluh
kali lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan dengan
remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri mengalami
mentruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan
sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak.
Penentuan anemia juga dapat dilakukan dengan mengukur
hematokrit (Ht) yang rata-rata setara dengan tiga kali kadar
hemoglobin. Batas kadar Hb remaja putri untuk mendiagnosis
anemia yaitu apabila kadar Hb kurang 12 gr/dl (Tarwoto, dkk,
2010).
Anemia pada remaja dapat menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan fisik, gangguan perilaku serta emosional. Hal ini
dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
sel otak sehingga dapat menimbulkan daya tahan tubuh
menurun, mudah lemas dan lapar, konsentrasi belajar terganggu,
prestasi belajar menurun serta dapat mengakibatkan produktifitas
kerja yang rendah.
16
b. Tanda-tanda Anemia
Menurut Proverawati & Asfuah (2009), tanda-tanda anemia
pada remaja putri adalah :
1) Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5L)
2) Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.
3) Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan
telapak tangan menjadi pucat.
c. Penyebab Anemia
Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang
berperan dalam pembentukan hemoglobin, baik karena
kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorpsi. Zat gizi
yang bersangkutan adalah besi, protein, piridoksin (vitamin B6)
yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis hem didalam
molekul hemoglobin, vitamin C yang mempengaruhi absorpsi dan
pelepasan besi dari transferin ke dalam jaringan tubuh, dan
vitamin E yang mempengaruhi membran sel darah merah
(Almatsier, 2009).
Anemia terjadi karena produksi sel-sel darah merah tidak
mencukupi, yang disebabkan oleh faktor konsumsi zat gizi,
khususnya zat besi.Pada daerah-aerah tertentu, anemia dapat
dipengaruhi oleh investasi cacing tambang.Cacing tambang yang
menempel pada dinding usus dan memakan makanan membuat
zat gizi tidak dapat diserap dengan sempurna.Akibatnya,
17
seseorang menderita kurang gizi, khususnya zat besi. Gigitan
cacing tambang pada dinding usus juga menyebabkan terjadinya
pendarahan sehingga akan kehilangan banyak sel darah merah.
Pendarahan dapat terjadi pada kondisi eksternal maupun internal,
misalnya pada waktu kecelakaan atau menstruasi yang banyak
bagi perempuan remaja.(Almatsier, 2009).
Salah satu penyebab kurangnya asupan zat besi adalah
karena polakonsumsi masyarakat Indonesia yang masih
didominasi sayuran sebagaisumber zat besi (non heme iron).
Sedangkan daging dan protein hewanilain (ayam dan ikan) yang
diketahui sebagai sumber zat besi yang baik(heme iron), jarang
dikonsumsi terutama oleh masyarakat di pedesaansehingga hal
ini menyebabkan rendahnya penggunaan dan penyerapan
zatbesi .(Proverawati & Asfuah 2009).
Selain itu penyebab anemia defisiensi besi dipengaruhi oleh
kebutuhantubuh yang meningkat, akibat mengidap penyakit
kronis, kehilangandarah karena menstruasi dan infeksi
parasit(cacing).Di Indonesiapenyakit kecacingan masih
merupakan masalah yang besar untukkasus anemia defisiensi
besi, karena diperkirakan cacing menghisapdarah 2-100 cc setiap
harinya (Proverawati & Asfuah 2009).
18
d. Dampak Anemia Bagi Remaja Putri
Menurut Sediaoetama (2004), dampak anemia bagi remaja
putri adalah :
1) Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
2) Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak
mencapai optimal.
3) Menurunkan kemampuan fisik olahraga.
4) Mengakibatkan muka pucat
e. Faktor yang mempengaruhi anemia
1) Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga merupakan salah satu peubah
ekonomi yang cukup dominan sebagai determinan konsumsi
pangan. Pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat
menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun sekunder. Pendapatan/ penghasilan yang kecil tidak
dapat memberi cukup makan pada anggota keluarga,
sehingga kebutuhan keluarga tidak tercukupi. (Farida, 2004).
2) Pengetahuan tentang anemia
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.Dari
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
19
didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku
yangtidak didasari oleh pengetahuan (Farida, 2004).
3) Pendidikan Ibu
Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam
penunjang ekonomi keluarga juga berperan dalam
penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan
perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan
yang tinggi akan lebih mudah menerima informasi kesehatan
khususnya bidang gizi, sehingga dapat menambah
pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari (Farida, 2004).
4) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan akses atau
keterjangkauan anak dankeluarga terhadap upaya
pecegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan seperti
imunisasi, penimbangan anak, penyuluhan kesehatan dan
gizi serta sarana kesehatan yang baik seperti posyandu,
puskesmas dan rumah sakit (Farida, 2004)
f. Pencegahan Anemia
Menurut Almatsier (2009), cara mencegah dan mengobati
anemia adalah :
1) Meningkatkan Konsumsi Makanan Bergizi.
20
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi
dari bahanmakanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur)
dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua,
kacang-kacangan,tempe).
2) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandungvitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam,
jambu, tomat, jerukdan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zatbesi dalam usus.
3) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan
minum TabletTambah Darah (TTD).
Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang
setiap tabletmengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg
besi elemental dan 0,25mg asam folat.Wanita dan Remaja
Putri perlu minum Tablet Tambah Darah karenawanita
mengalami haid sehingga memerlukan zat besi
untukmengganti darah yang hilang.
Wanita mengalami hamil, menyusui,sehingga
kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang perlu
dipersiapkansedini mungkin semenjak remaja. Tablet
tambah darah mampumengobati wanita dan remaja putri
yang menderita anemia,meningkatkan kemampuan belajar,
kemampuan kerja dan kualitassumber daya manusia serta
21
generasi penerus. Meningkatkan status gizidan kesehatan
remaja putri dan wanita.
Anjuran minum yaitu minumlah 1 (satu) Tablet
Tambah Darahseminggu sekali dan dianjurkan minum 1
tablet setiap hari selamahaid. Minumlah Tablet Tambah
Darah dengan air putih, jangan minumdengan teh, susu atau
kopi karena dapat menurunkan penyerapan zatbesi dalam
tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.
4) Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat
anemia seperti: kecacingan, malaria dan penyakit TBC.
g. Kebutuhan zat besi pada remaja puteri
Kebutuhan zat besi pada remaja putri dipengaruhi oleh :
1) Pertumbuhan Fisik
Pada usia remaja tumbuh kembang tubuh
berlangsung lambat bahkan kan berhenti menjelang usia
18 tahun, tidak berarti faktor gizi pada usia ini tidak
memerlukan perhatian lagi. Selain itu keterlambatan
tumbuh kembang tubuh pada usia sebelumnya akan
dikejar pada usia ini. Ini berarti pemenuhan kecukupan gizi
sangat penting agar tumbuh kembang tubuh berlangsung
dengan sempurna. Taraf gizi seseorang, dimana makin
tinggi kebutuhan akan zat besi, misalnya pada masa
22
pertumbuhan, kehamilan dan penderita anemia (Moehji,
2003).
2) Aktivitas Fisik
Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivitas
tubuhmeningkat sehingga kebutuhan zat gizinya juga
meningkat (Moehji, 2003).
B. Landasan teori
Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi yang
terdiri dari siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi
dan pengeluaran menstruasi. Siklus menstruasi merupakan
waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya
menstruasi periode berikutnya. Sedangkan siklus menstruasi
pada wanita normalnya berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-
15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama
menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari. Setiap hari ganti
pembalut 2-5 kali. Panjangnya siklus menstruasi ini dipengaruhi
oleh usia, berat badan, aktivitas fisik, tingkat stres, genetik dan
gizi (Wiknjosastro, 2009).
Remaja putri menderita anemia, hal ini dapat dimaklumi
karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang
membutuhkan zat gizi lebih tinggi termasuk zat besi. Disamping
itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga
23
membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan
yang dikonsumsi lebih rendah daripada pria, karena faktor ingin
langsing (Depkes RI,2013).
Menurut Almatsier (2009), Wanita dan Remaja Putri perlu
minum Tablet Tambah Darah karena wanita mengalami haid
sehingga memerlukan zat besi untuk mengganti darah yang
hilang.
Pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2
sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah
menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium
yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak
tentu.Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran
darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat
mungkin ditemukan.Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa
ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di
dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah yang hilang
pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah
ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml.
Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4
mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan
menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4
sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150
sampai 400 mg per tahun (Heffner, 2008).
24
Pada umumnya wanita mengeluarkan darah 20 – 80 ml
setiap siklus menstruasi antara 21 – 35 hari dengan lama
menstruasi 2 – 8 hari.Banyaknya darah yang keluar berpengaruh
pada kejadian anemia karena wanita tidak mempunyai
persediaan zat besi yang cukup dan absorpsi zat besi yang
rendah ke dalam tubuh sehingga tidak dapat menggantikan zat
besi yang hilang selama menstruasi.
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya anemia
diantaranya pendapatan keluarga meliputi konsumsi zat besi,
pengetahuan tentang anemia meliputi status gizi dan asupan zat
besi, tingkat pendidikan ibu meliputi keanekaragaman makanan,
pelayanan kesehatan meliput diare, pertumbuhan fisik, aktivitas
fisik, pola menstruasi, perdarahan dan cacingan (Farida, 2004).
25
C. Kerangka teori
Gambar 1. Kerangka teori
(sumber :Wahyuni, 2004:8 , Gunatmaningsih, 2007:34, dengan modifikasi)
Pendapatan
keluarga
Pengetahuan Tentang
anemia
Pelayanan
kesehatan
Anemia
Konsumsi zat
besi
Status gizi
Asupan zat besi
Diare
Pertumbuha
fisik
Aktivitas fisik
menstruasi
Perdarahan
Cacingan
Pendidikan
ibu
Keanekarag- aman
makanan
Sindrom Malabsorbsi
(gastritis, ulkus
peptikum)
26
D. Kerangka konsep
Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel dependen
Gambar 2. Kerangka konsep
E. Hipotesis penelitian
1. Hipotesis alternative (Ha)
Ada hubungan pola menstruasi dengan kejadia
anemia pada remaja putri di SMAN 2 Unaaha.
2. Hipotesis Nol (H0)
Tidak ada hubungan hubungan pola menstruasi
dengan kejadia anemia pada remaja putri di SMAN 2
Unaaha.
POLA
MENSTRUASI
ANEMIA PADA
REMAJA PUTERI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey anatilik dimana survey ini
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan
itu terjadi . Dengan desain cross sectional , dimana hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependenditeliti pada
waktu yang sama. Pendekatan cross sectional adalah suatu
penelitian dimana variabel-variabelnya diobservasi sekaligus pada
waktu yang sama dengan metode survey melalui observasi dan
wawancara (Notoatmodjo, 2010).
Gambar 3. Rancangan penelitian
Remaja puteri
Pola menstruasi tidak
normal dengan siklus <21
atau > 35 hari, lama <2
atau >8 hari, ganti pembalut
<2 atau >5 kali perhari
Pola menstruasi normal
dengan siklus 21 - 35 hari,
lama 2 - 8 hari, ganti
pembalut 2-5 kali perhari
Remaja
puteri tidak
mengalami
anemia
Remaja
puteri
mengalami
anemia
Remaja
puteri
mengalami
anemia
Remaja
Puteri tidak
mengalami
anemia
28
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian inidi laksanakan pada bulan April 2018 pada
Remaja Puteri di SMAN 2 Unaaha .
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 2
Unaaha dengan jumlah keseluruhan populasi adalah 198 siswi.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 2
Unaaha yang telah memenuhi kriteria.
a. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh
remaja puteri di SMA Negeri 2 unaaha yang sedang
mengalami menstruasi pada saat dilakukan penelitian.Untuk
melihat berapa jumlah sampel akan digunakan, maka rumus
pengambilan sampel yang di pakai adalah rumus slovin
(Sujarweni, VdanEndrayanto, 2012) sebagai berikut :
n =N
1 + N (e2)
Keterangan :
N = Besar populasi n = Besar sampel e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen
kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan penarikan sampel) yaitu sebesar 10% dengan tingkat kepercayaan 90%
29
Sehingga dengan jumlah populasi 198, maka dapat
ditentukan besar sampel sebagai berikut:
n =198
1 + 198 (0,12)
=198
1 + 198 (0,01)
=198
2,98
=66,4 = 67
Jadi, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
sebesar 67 siswi.
b. Teknik sampling
Teknik sampling yang akan digunakan adalah non
random sampling yaitu pengambilan sampel tidak
didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan,
tetapi semata-mata hanya berdasarkan kepada segi-segi
kepraktisan semata (Notoatmodjo,2010). Teknik yang
digunakan adalah accidental sampling.
D. Definisi operasional dan criteria objektif
1. Variabel dependen
a. Anemia pada remaja puteri
Adalah dimana Kadar Hb pada remaja putri <12 gr/dl.
Kriteria objektif :
1) Normal : Hb 12 mg/dl
2) Anemia : Hb <12 mg/dl
30
Cara pengukuran : Tes pemeriksaan kadar Hb dengan alat
ukurkadar Hb.
a. Variabel independen
1) Pola menstruasi
Pola menstruasi adalah serangkaian proses
menstruasi yang terdiri dari siklus menstruasi dan
lama perdarahan menstruasi. Kriteria objektif :
a) Normal : Siklus 21-35 hari, lama 2-8 hari,
Ganti pembalut 2-5 kali perhari
b) Tidak normal : Siklus <21 atau >35 hari, lama
<2 atau >8 hari, ganti pembalut
<2 atau >5 kali perhari
(Gunatmaningsih, 2007)
Cara pengukuran :Dengan kuisoner
E. Jenis dan cara pengumpulan data
1. Jenis data
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran
atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai
sumber informasi yang dicari (Siswanto , 2013). Dalam
penelitian ini, data primer berupa jawaban atas pertanyaan
yang diberikan kepada responden melalui kuisioner.
31
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,
tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya.
Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau
data laporan yang telah tersedia (Siswanto , 2013). Data
sekunder didapatkan dari SMA Negeri 2 Unaaha.
F. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner dan alat ukur kadar Hemoglobin.
1. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi,
2002).Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner
terstruktur. Setiap jawaban diberi skor dan skor total merupakan
bobot pola menstruasi. Siklus menstruasi adalah teratur atau
tidaknya remaja putri mendapatkan menstruasi setiap bulannya.
Contohnya seperti cara pemberian skor siklus menstruasi yaitu
jika siklus menstruasi teratur (21 – 35 hari) maka diberi skor 1
dan jika siklus menstruasi tidak teratur dimana dapat
dikategorikan menjadi siklus menstruasi pendek (<21 hari) dan
panjang (>35 hari), maka masing – masing diberi skor 0 . Lama
hari menstruasi, adalah banyaknya hari remaja putri mengalami
32
menstruasi setiap bulannya. Cara pemberian skor lama hari
menstruasi yakni skor 1 jika lama hari menstruasi termasuk
kategori normal (2 – 8 hari) dan jika lama hari menstruasi
termasuk tidak normal dimana masih dikategorikan lagi menjadi
pendek (<2 hari) dan panjang (> 8 hari) diberi skor 0. Pada
kuesioner terdapatpertanyaan tentang pola menstruasi
responden.
2. Untuk mengukur Kadar anemia sebagai variabel terikat dalam
penelitian ini didefinisikan kondisi anemia remaja putri yang
digambarkan dari nilai kadar hemoglobin (Hb) diukur dengan
alat ukur kada HB< 12 g/dl. Alat ukur menggunakan GCHb.
G. Pengolahan, penyajian dan analisis data
1. Pengolahan data
Proses kegiatan analisis data/pengolahan data ini terdiri dari
tiga jenis kegiatan, yaitu:
a. Memeriksa data(Editing)
Yang dimaksud memeriksa atau proses editing adalah
memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa
daftar pertanyaan.
b. Memberi kode (Koding)
Salah satu cara menyederhanakan data hasil
penelitian tersebut adalah dengan memberikan simbol-
33
simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah
diklasifikasikan.
c. Tabulasi data (Tabulating)
Yang dimaksud yaitu menyusun dan mengorganisir
data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah
untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam
bentuk tabel atau grafik. (Siswanto, 2013)
2. Penyajian data
Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
kemudian dinarasikan dalam bentuk deskriptif sehingga dapat
dihasilkan kesimpulan hasil penelitian.
3. Analisis data
a. Analisi univariat
Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian.Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahui distribusi frekuensi
digunakan rumus:
𝑃𝑖 =𝑓𝑖
𝑁x 100
Keterangan:
Pi = persentase masing-masing kelompok
fi = frekuensi atau jumlah pada setiap kelompok
N = total sampel penelitian
Total persentase harus sama dengan seratus persen (100%)
34
b. Analisis bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,
2010). Analisis bivariate ini akan digunakan untuk
mengetahui hubungan antara pola menstruasi dengan
kejadian anemia pada remaja puteri.
Jenis analisis yang digunakan adalah chi square
dengan tingkat kepercayaan 95%.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
𝑋2 = ∑(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2
𝑓𝑒
Keterangan :
O = frekuensi observasi
e = frekuensi harapan
e= total baris x total kolom
grand total
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Negeri 2 Unaaha merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara yang
terletak Jl. S. Parman No.355, Kelurahan Puunaha, Kecamatan
Unaaha, Kabupaten Konawe. Luas wilayah 5,600 M2 . Jumlah guru
35, jumlah siswa Laki-laki 177, Jumlah siswa Perempuan 198
Batas-batas wilayah SMA Negeri 2 Unaaha adalah sebagai berikut
:
a. Sebelah utara : Kel. Arombu
b. Sebelah selatan : Kec. Tongauna
c. Sebelah timur : Jl. Sapati
d. Sebelah barat : Jl. Sao-sao
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan
hubungan pola menstruasi dengan kejadia anemia pada remaja
putri di SMAN 2 Unaaha. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis
secara univariat dan bivariat menggunakan SPSS versi 20.
36
1. Analisi Univariat
Analisis univariabel merupakan analisis yang dilakukan
untuk memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti baik
variabel terikat maupun variabel bebas, kemudia ditampilkan
dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisis univariat pada penelitian
ini dilakukan untuk mendeskripsikan pola menstruasi dan kejadian
anemia pada remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018.
a. Deskripsi pola menstruasi remaja putri di SMAN 2 Unaaha
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara
univariat, maka peneliti menyajikan deskripsi pola menstruasi
remaja putri di SMAN 2 Unaaha pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Pola menstruasi remaja putri di SMAN 2 Unaaha
tahun 2018
Pola Menstruasi Jumlah Persentase (%)
Normal 39 58,21
Tidak Normal 28 41,79
Total 67 100
sumber: olahan data primer
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa mayoritas remaja
putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 mengalami pola menstruasi
37
yang normal, yakni dari 67 orang remaja putri terdapat 39 orang
(58,21%) yang mengalami pola mentruasi normal. Sedangkan 28
(41,79%) orang remaja lainnya mengalami pola menstruasi yang
tidak normal.
b. Kejadian anemia remaja putri di SMAN 2 Unaaha
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara
univariat, maka peneliti menyajikan deskripsi kejadian anemia
remaja putri di SMAN 2 Unaaha pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Kejadian anemia remaja putri di SMAN 2 Unaaha
tahun 2018
Kejadian Anemia Jumlah Persentase (%)
Normal 41 61,19
Anemia 26 38,81
Total 67 100
sumber: olahan data primer
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa mayoritas
remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 tidak mengalami
anemia selama menjalani proses menstruasi, yakni dari 67 orang
remaja putri terdapat 41 orang (61,19%) tidak mengalami anemia.
Sedangkan 26 (38,81%) orang remaja lainnya mengalami anemia
pada saat menjalani proses menstruasi.
38
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan dua
variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen (kategorik) dengan variabel dependent
(kategorik). Analisis bivariabel dalam penelitian ini dilakukan
dengan Chi Square untuk melihat ada atau tidak adanya hubungan
antara pola mestruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di
SMA Negeri 2 Unaaha tahun 2018. Hasil analisis disajikan pada
tabel 3 berikut.
Tabel 3. Hubungan pola menstruasi dengan kejadian
anemia remaja putri SMAN 2 Unaaha tahun 2018
Pola
Menstruasi
Kejadian Anemia
P X2hitung Anemia Normal
n % n %
Tidak Normal 19 67,86 9 32,14 0,000 17,596
Normal 7 17,95 32 82,05
Total 26 38,81 41 61,19
Sumber : olahan data primer
Tabel 3 menunjukkan bahwa ditinjau secara statistik
menggunakan analisis Chi Square (X²) pada tingkat kemaknaan
95% menunjukan nilai p = 0,000 < α = 0,05 dengan X2 hitung =
17.596. Ini berarti hipotesis penelitian (Ha) diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola
39
menstruasi dengan kejadia anemia pada remaja putri di SMAN 2
Unaaha tahun 2018.
C. Pembahasan
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang
siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi
yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya (Wiknjosastro, 2009).
Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi yang terdiri
dari siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri
di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 mengalami pola menstruasi yang
normal, dimana dari 67 responden terdapat 39 orang (58,21%)
mengalami pola menstruasi yang normal. Dari jumlah tersebut,
mayoritas remaja tidak mengalami anemia yakni dari 39 orang
remaja, terdapat 32 orang (82,05%) tidak mengalami anemia dan
hanya 7 orang (17,95%) remaja yang mengalami anemia. Adapun
remaja yang mengalami pola menstruasi tidak normal sebanyak 28
orang (41,79%) remaja, dari jumlah tersebut mayoritas remaja
mengalami anemia yakni dari 28 orang terdapat 19 orang (67,86%)
remaja mengalami anemia dan hanya 9 orang (32,14%) remaja
tidak mengalami anemia. Hasil ini memberikan gambaran bahwa
bagi remaja putri yang mengalami pola menstruasi baik normal
40
maupun tidak normal memiliki potensi untuk mengalami kejadian
anemia. Namun potensi terbesar terjadi pada pola menstruasi yang
tidak normal.
Secara bivariat nilai p-value = 0,000 < α = 0,05 dengan X2
hitung = 17.596. Ini berarti bahwa pola menstruasi memiliki
hubungan yang siginifikan dengan kejadian anemia pada remaja
putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018. Hal ini merupakan konfirmasi
dari deskripsi pola menstruasi dan kejadian anemia pada remaja
bahwa ada kecenderungan dari remaja dengan pola menstruasi
yang tidak normal untuk mengalami anemia. Demikian pula
sebaliknya bahwa remaja dengan pola menstruasi normal
cenderung untuk tidak mengalami anemia.
Adanya hubungan tersebut memberi makna bahwa remaja
dalam masa mentruasi berpotensi untuk mengalami anemia. Hal ini
merupakan mengejewantahan dari kejadian mentruasi itu sendiri,
dimana pada remaja yang mengalami mentruasi akan kehilangan
banyak darah, terutama pada menstruasi yang tidak normal.
Meskipun kejadian anemia dipengaruhi oleh banyak faktor
sebagaimana diungkapkan oleh Dian Gunatmaningsih, (2007) yang
menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan
kejadian anemia pada remaja puteri . Hal ini tidak sejalan dengan
Dian Purwitaningtyas Kirana (2011), yang menyatakan bahwa tidak
41
terdapat hubungan pol menstruasi dengan kejidian anemia
pada remaja puteri.
Pada saat dilakukan pengukuran hb responden di SMAN 2
Unaaha yang sedang mengalami menstruasi, Diperoleh keterangan
bahwa sebanyak 26 remaja (38,81%) mengalami anemia.
Pola menstruasi perlu mendapat perhatian yang besar dari
kalangan remaja mengingat hal ini sangat erat kaitannya dengan
kejadian anemia pada remaja. Anemia dalam masa pertumbuhan
atau perkembangan bagi remaja putri akan memberikan dampak
yang kurang baik dalam melakukan aktivitas sehari – hari maupun
bagi pertumbuhan itu sendiri. Berbagai masalah yang dapat
mempersulit masa pertumbuhan mungkin saja terjadi seperti
terganggunya distribusi nutrisi di dalam tubuh, mudah lelah serta
penurunan konsentrasi dan penurunan prestasi bagi remaja
(Arisman, 2009).
Uraian diatas menegaskan bahwa Remaja Putri sangat
rentan mengalami anemia dimana setiap bulannya mengalami
menstruasi. Sementara pada remaja putri yang mengalami anemia
menimbulkan kemampuan dan konsentrasi belajar menurun,
menggangu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak optimal,
menurun kemampuan fisik, muka pucat. Remaja dapat
dikategorikan rentan dalam masalah anemia sehingga diperlukan
penanganan yang tepat dalam menghadapi masalah tersebut.
42
Menghadapi permasalahan anemia pada remaja putri perlu
diselesaikan dengan upaya yang aman dan efektif untuk mengatasi
masalah anemia pada remaja diperlukan suplementasi zat
besi/zinc. Oleh karena itu, adanya suplementasi besi/zinc pada
remaja putri diharapkan akan menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan status gizi dan kesehatan pada remaja putri
sehinnga mampu menekan angka kejadian anemia pada remaja
putri. Perlu adanya penyuluhan secara menyeluruh dan merata
tentang informasi mengenai pentingnya mengosumsi suplementasi
besi/zinc pada remaja setelah mengalami menstruasi.
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Mayoritas remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 mengalami
pola menstruasi yang normal, yakni dari 67 orang remaja putri
terdapat 39 orang (58,21%) yang mengalami pola mentruasi
normal. Sedangkan 28 (41,79%) orang remaja lainnya mengalami
pola menstruasi yang tidak normal.
2. Mayoritas remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 tidak
mengalami anemia selama menjalani proses menstruasi, yakni
dari 67 orang remaja putri terdapat 41 orang (61,19%) tidak
mengalami anemia. Sedangkan 26 (38,81%) orang remaja lainnya
mengalami anemia pada saat menjalani proses menstruasi
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola menstruasi
dengan kejadia anemia pada remaja putri di SMAN 2 Unaaha
tahun 2018
44
B. Saran
Berdasarkan hasil penlitian yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Kesehatan, untuk meningkatkan penyuluhan
kesehatan kepada kalangan remaja putri khususnya kesiapan
remaja untuk menghadapi masa menstruasi
2. Bagi SMAN 2 Unaaha, agar meningkatkan pemahaman siswa
tentang menstruasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi baik
melalui seminar-seminar disekolah yang diselenggarakan oleh
UKS sekolah atau mengikuti kegiatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah.
3. Bagi remaja putri diharapkan agar bersedia mengkonsumsi
tablet tambah darah (Fe) ketika dalam masa menstruasi, supaya
terhindar dari kejadian anemia yang dapat mengganggu
konsentrasi belajarnya. Serta mengkonsumsi makanan yang
dapat mencegah anemia seperti daging sapi, hati, kacang-
kacangan dan sayur-sayuran.
4. Bagi peneliti selanjutnya, adanya hasil penelitian ini maka
peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih dalam lagi tentang
sumber informasi yang berkaitan dengan kejadian anemia pada
remaja putri.
45
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. _______. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi II. Jakarta
: ECG Briawan. 2014. Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Jakarta : EGC Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Dinkes provinsi Sulawesi Tenggara. 2016. Hasil Pantauan Status Gizi
Sulawesi Tenggara. Dinkes Sulawesi Tenggara Farida. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya. Fitria, A. 2007. Panduan Lengkap Keehatan Wanita. Yogyakarta : Gala
Ilmu Semesta Franser. 2009. Buku ajar bidan. Jakarta : EGC Gunatmaningsih, Dian. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA Negeri 1. http://s3.amazonaws.com/academia.adu.documents/
Heffner. 2008. sistem reproduksi edisi kedua, Jakarta : EGC Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2015 Kirana, Dian Purwitaningtyas. 2011. Hubungan Asupan Zat Gizi Dan Pola
Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA. http://eprints.undip.ac.id
Koes, Irianto. 2015. Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta :
Alfabeta __________. 2015. Kesehatan reproduksi. Jakarta : Alfabeta Moehji. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta : Papas Sinar Sinanti Muchtadi. 2009. Pengantar Ilimu Gizi. Bandung : Alfabeta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya
46
Proverawati & Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan . Yogyakarta : Nuha Medika
Siswanto. 2013. Metodelogi Penelitian Kesehatan Dan Kedokteran.
Jakarta : Pustaka Ilimu Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan
Profesi. Edisi Kelima. Jakarta : Dian Rakyat Suharsimi, Arikunto. 2002. Metodelogi penelitian . jakarta : PT. Rineka
Cipta Sujarweni, V. dan Endrayanto, Poly. 2012. Statistika Untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu Tarwoto, Ns. Dkk. 2010. Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya.
Jakarta : salemba medika Wahyuni, Arlinda Sari. 2004. Anemia Defisiensi Besi Pada Balita:
http://www.google.com Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi Ke-4 Cetakan Ke-2. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka
47
Lampiran 1
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, tidak keberatan untuk
menjadi responden dalam penelitian ini yang dilakukan oleh mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kendari Program Studi D-IV Kebidanan, dengan
judul “Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja Puteri Di SMA Negeri 2 Unaaha Kabupaten Konawe Tahun
2018”.
Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.
Demikianpernyataan ini, secara sadar dan suka rela serta tidak ada unsur
paksaan dari pihak manapun. Semoga dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Kendari, April 2018
Responden
________________________
48
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA REMAJA PUTERI DI SMAN 2 UNAAHA KABUPATEN KONAWE
TAHUN 2018
Kode responden :
Nama :
Kelas :
Umur :
Hb :
Petunjuk :
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai
dengan pengalaman saudari dalam menghadapi menstruasi. Mohon
untuk mengisi setiap pertanyaan yang diberikan dengan jujur.
No PERTANYAAN SKOR
0 1
1.
Berapa lama waktu menstruasi anda ?
a. 21-35 hari
b. <21 hari
c. >35 hari
2.
Berapa hari anda mengalami menstruasi ?
a. 2-8 hari
b. <2 hari
c. >8 hari
49
3.
Berapa kali anda mengganti pembalut setiap hari
pada saat menstruasi ?
a. 2-5 kali
b. <2 kali
c. >5 kali
4.
Apakah anda pernah mengalami perdarahan haid dari
biasanya ?
a. Tidak pernah
b. Ya, setiap kali haid
c. Kadang-kadang
5.
Apakah saat menstruasi anda merasa lelah atau
lemas ?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
50
Lampiran 3
51
52
Lampiran 4
No.R
Nama Kelas Nomor Item
Total % Pola
Menstruasi Kategori
HB (mg/dl)
Coding kejadian Anemia
Kategori
1 2 3 4 5
1 Nn. G X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9 Anemia 0
2 Nn. S X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1
3 Nn. A X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 10,3 Anemia 0
4 Nn. M X IPS 1 1 0 1 0 0 2 40 Tidak Normal 0 9,9 Anemia 0
5 Nn. S X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 8,7 Anemia 0
6 Nn. R X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11 Anemia 0
7 Nn. R X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12,2 Anemia 0
8 Nn. M X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1
9 Nn. J X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11,7 Anemia 0
10 Nn. N X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12,2 Anemia 0
11 Nn. S X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12,1 Anemia 0
12 Nn. S X IPS 1 0 0 0 0 1 1 20 Tidak Normal 0 11,2 Anemia 0
13 Nn. P X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1
14 Nn. T X IPS 1 0 1 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 12 Tidak Anemia 1
15 Nn. J X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12,2 Anemia 0
16 Nn. V X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11,7 Anemia 0
17 Nn. D X IPS 1 0 0 0 1 1 2 40 Tidak Normal 0 10,9 Anemia 0
18 Nn. F X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1
19 Nn. E X IPS 2 1 0 1 0 0 2 40 Tidak Normal 0 10,5 Anemia 0
20 Nn. S X IPS 2 1 0 1 0 0 2 40 Tidak Normal 0 11 Anemia 0
21 Nn. N X IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,5 Anemia 0
22 Nn. S X IPS 2 0 0 1 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11 Anemia 0
23 Nn. W X IPS 2 1 1 0 0 0 2 40 Tidak Normal 0 12 Tidak Anemia 1
24 Nn. S X IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,8 Anemia 0
25 Nn. A X IPS 2 0 0 0 1 1 2 40 Tidak Normal 0 9,9 Anemia 0
26 Nn. A X IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11 Anemia 0
27 Nn. B X IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11 Anemia 0
28 Nn. N X IPS 2 1 0 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 12 Tidak Anemia 1
29 Nn. B X IPS 2 1 0 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 11,4 Anemia 0
30 Nn. K X IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 10,1 Anemia 0
31 Nn. I X IPA 1 0 0 1 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11,8 Anemia 0
53
32 Nn. P X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,1 Anemia 0
33 Nn. L X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,3 Anemia 0
34 Nn. R X IPA 1 0 0 1 1 0 2 40 Tidak Normal 0 10,3 Anemia 0
35 Nn. J X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11,3 Anemia 0
36 Nn. W X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1
37 Nn. H X IPA 1 1 0 0 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11 Anemia 0
38 Nn. M X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1
39 Nn. L X IPA 1 0 0 1 0 0 1 20 Tidak Normal 0 10 Anemia 0
40 Nn. R X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9 Anemia 0
41 Nn. D X IPA 2 0 1 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 12 Tidak Anemia 1
42 Nn. G X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11,2 Anemia 0
43 Nn. P X IPA 2 1 0 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 10 Anemia 0
44 Nn. B X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11,8 Anemia 0
45 Nn. A X IPA 2 0 0 1 0 1 2 40 Tidak Normal 0 11 Anemia 0
46 Nn. A X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 10,7 Anemia 0
47 Nn. S X IPA 2 0 1 0 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11,9 Anemia 0
48 Nn. N X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 10,8 Anemia 0
49 Nn. S X IPA 2 0 0 1 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11,9 Anemia 0
50 Nn. Y X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1
51 Nn. D X IPA 2 1 0 0 0 1 2 40 Tidak Normal 0 11,7 Anemia 0
52 Nn. A X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1
53 Nn. A X IPA 2 1 0 1 0 0 2 40 Tidak Normal 0 7,9 Anemia 0
54 Nn. D X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 8,7 Anemia 0
55 Nn. E X IPA 3 0 1 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 9,7 Anemia 0
56 Nn. F X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 10,4 Anemia 0
57 Nn. W X IPA 3 1 0 0 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11,5 Anemia 0
58 Nn. I X IPA 3 1 0 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 9 Anemia 0
59 Nn. L X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1
60 Nn. N X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11 Anemia 0
61 Nn. M X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,1 Anemia 0
62 Nn. H X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 8,7 Anemia 0
63 Nn. Y X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,1 Anemia 0
64 Nn. Q X IPA 3 0 0 1 1 0 2 40 Tidak Normal 0 10,7 Anemia 0
65 Nn. W X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1
66 Nn. E X IPA 3 1 0 0 0 1 2 40 Tidak Normal 0 11,4 Anemia 0
54
67 Nn. R X IPA 3 0 1 0 0 1 2 40 Tidak Normal 0 9,3 Anemia 0
55
Lampiran 5
56
Lampiran 6
57
Lampiran 7
58
Lampiran 8
DOKUMENTASI
59
60