hubungan pola menstruasi dengan kejadian … fina fitrayana saranani.pdfanemia pada remaja putri...

73
HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTERI DI SMA NEGERI 2 UNAAHA KABUPATEN KONAWE TAHUN 2018 SKRIPSI DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh GelarSarjanaTerapanKebidanan OLEH : FINA FITRAYANA SARANANI P00312014018 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV 2018

Upload: others

Post on 17-Apr-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTERI DI SMA NEGERI 2

UNAAHA KABUPATEN KONAWE TAHUN 2018

SKRIPSI

DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh GelarSarjanaTerapanKebidanan

OLEH : FINA FITRAYANA SARANANI

P00312014018

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV

2018

Page 2: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

ii

Page 3: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

iii

Page 4: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

iv

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

Nama : Fina Fitrayana Saranani

Tempat/Tanggal Lahir : Unaaha, 25 Oktober 1996

Jenis kelamin : Perempuan

Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl.Haluoleo Kel.Puosu, Kec.Tongauna,

Kab.Konawe

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 2 Puosu Tamat Tahun 2008

2. MTs Negeri Unaaha Tamat Tahun 2011

3. SMK Kesehatan Unaaha Tamat Tahun 2014

4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D.IV Kebidanan Tahun

2014 Sampai Sekarang.

Page 5: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

v

ABSTRAK

HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA

PADA REMAJA PUTERI DI SMA NEGERI 2 UNAAHA

KABUPATEN KONAWE

TAHUN 2018

Fina Fitrayana Saranani1, Hendra Yulita, SKM, MPH2, Yustiari,

SST,M.Kes3

Latar Belakang : Anemia merupakan suatu kondisi kesehatan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal, kadar hemoglobin normal umumnya berada pada laki-laki dan perempuan. Pada pria didefinisikan sebagai sebagai kadar hemoglobin 14-16 gram/100 ml sedangkan pada wanita sebagai hemoglobin 12-15 gram/100 ml. Anemia pada remaja puteri adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal di mana nilai Hb normal pada remaja puteri menurut WHO adalah 12 g%. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi yang terdiri dari siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Sedangkan siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari. Setiap hari ganti pembalut 2-5 kali Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja puteri di SMA Negeri 2 Unaaha Tahun 2018. Metode Penelitian : Desain penelitian survey analitik dengan pendekatan

cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 2 Unaaha yang telah memenuhi kriteria berjumlah 67 responden dari 198 populasi. Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling menggunakan kuesioner. Tes pemeriksaan kadar Hb dengan alat ukur kadar Hb. Hasil Penelitian : Sebagian besar remaja puteri mengalami anemia saat

sedang menstruasi. Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara pola menstruasi

dengan kejadian anemia pada remaja puteri (ρvalue = 0,000).

Kata Kunci : pola menstruari, kejadian anemia, remaja puteri 1. Mahasiswa DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari 2. Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari 3. Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari

Page 6: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat

karunia-Nya jualah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

tepat pada waktunya yang merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan Diploma IV Jurusan Kebidanan di Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari, dengan judul :”Hubungan Pola Menstruasi

Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 2 Unaaha

Tahun 2018’’. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi mulai

dari tahap perencanaan hingga selesainya, penulis senantiasa mendapat

tantangan dan hambatan, namun berkat petunjuk, bimbingan dan arahan-

arahan dari ibu Hendra Yulita, SKM, MPH selaku pembimbing I dan ibu

Yustiari, SST, M.kes selaku pembimbing II semua dapat teratasi. Untuk

itu penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada

beliau yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing penulis.

Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis ingin

menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

3. Ibu Aswita, S.SiT, MPH, ibu HJ. Sitti Zaenab, SKM, SST, M.Keb dan

ibu Farming, SST, M.Keb selaku penguji skripsi yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk memberi petunjuk dan saran dalam

penyusunan Skripsi hingga selesai.

Page 7: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

vii

4. Ibu Hasmia Naningsih, SST, M.Keb selaku ketua prodi D-IV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari.

5. Bapak ibu dosen Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan

atas segala didikan, ilmu dan bimbinganya selama penulis berada

dalam proses perkuliahan.

6. Kepada bapak Lami, S.Pd., MM selaku kepala SMA Negeri 2 Unaaha

yang telah memberikan izin melakukan penelitian.

7. Teristimewa kepada kedua orang tuaku yang tercinta Almarhumah

mama Minartin Pagala yang selalu memberi semangat dan dukungan

selama menjalankan masa kuliah dan papa Firdaus Saranani yang

selalu memberikan dukungan moril maupun materil dan motivasi serta

doa dan restu yang selalu mengiringi tiap langkah penulis sehingga

bisa sampai ke titik ini.

8. Untuk kedua adikku Muh. Yasin Saranani dan Muh. Yasrin Saranani,

terimakasih atas segala perhatian dan kasih sayangnya Selama ini.

9. Sahabat-sahabatku Suci Aulia Triastyn, Erlin Pratiwi, Anjelis

Avisilimaudy Kensu, Yuliani Sarana Pratiwi, Puput Astria Mahadi dan

Harmalena, A.Md.Kep terimakasih atas segala canda, tawa dan

tangisan haru serta bahagia yang telah dibagi dan turut dirasa serta

rasa kekeluargaan yang begitu besar meski tanpa ikatan darah.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan prodi D-IV Kebidanan tahun 2014

yang penulis tidak bisa menyebutkan namanya satu persatu yang

telah sama-sama berjuang selama 4 tahun dalam suka maupun duka

untuk mencapai cita-cita.

Page 8: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

soleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima

kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, Juli 2018

Penulis

Page 9: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................. v

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ............................................................................ 7

B. Landasan Teori .......................................................................... 21

C. Kerangka Teori ........................................................................... 24

D. Kerangka Konsep ....................................................................... 25

E. Hipotesis Penelitian ................................................................... 25

Page 10: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

x

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 27

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 27

D. Definisi Operasional ...................................................................... 28

E. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data .................................................. 29

F. Instrumen Penelitian...................................................................... 30

G. Pengolahan, Penyajian dan Analisis Data ..................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 34

B. Hasil Penelitian .......................................................................... 34

C. Pembahasan .............................................................................. 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 41

B. Saran.......................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori....................................................................... 24

Gambar 2. Kerangka konsep ................................................................... 25

Gambar 3. Rancangn penelitian .............................................................. 26

Page 12: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pola menstruasi remaja puteri di SMAN 2 Unaaha tahun

2018 ................................................................................... 35

Tabel 2. Kejadian anemia pada remaja puteri di SMAN 2 Unaaha

Tahun 2018 ........................................................................ 36

Tabel 3. Hubungan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada

remaja puteri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 .................... 37

Page 13: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

2. Kuesioner Penelitian

3. Output SPSS Penelitian

4. Master Tabel Penelitian

5. Surat Izin Pengambilan Data Awal

6. Surat Izin Meneliti

7. Surat keterangan telah melakukan penelitian

8. Dokumentasi Penelitian

Page 14: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan suatu kondisi kesehatan dimana jumlah

sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal, kadar

hemoglobin normal umumnya berada pada laki-laki dan

perempuan. Pada pria didefinisikan sebagai sebagai kadar

hemoglobin 14-16 gram/100 ml sedangkan pada wanita sebagai

hemoglobin 12-15 gram/100 ml. (Koes, 2015)

Suatu keadaan kekurangan atau kelebihan sesuatu pada

tubuh manusia ternyata bisa meningkatkan ketidaknormalan pada

tubuh. Seperti contoh, bila dalam tubuh kita ini kekurangan sel

darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen),

maka akan menderita penyakit anemia (Koes , 2015 )

Anemia pada remaja puteri adalah suatu keadaan dimana

kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal di mana nilai Hb

normal pada remaja puteri menurut WHO adalah 12 g%. Anemia

merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia

terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk

dunia menderita anemia.Anemia banyak terjadi pada masyarakat

terutama pada remaja dan ibu hamil.(Arisman, 2010).

Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada

remaja dan ibu hamil.Anemia pada remaja puteri sampai saat ini

Page 15: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

2

masih cukup tinggi, menurut World Health Organization (WHO)

(2015), prevalensi anemia dunia berkisar 50-80%. Prevalensi

anemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan

pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI, 2015)

Tahun2015 prevalensi anemia pada remaja puteri di

Indonesia yaitu sebesar18,22%. Sementara target dari

Kementerian Kesehatan adalah sebesar 30%.Itu artinya masih

banyak terdapat remaja yang menderita anemia khususnya usia

15-21 tahun. (Kemenkes RI, 2015)

Prevalensi anemia pada remaja puteri SMA di Provinsi

Sulawesi Tenggara mancapai sekitar 18,1 % untuk tahun 2016

remaja puteri yang menderita anemia. (Dinkes Provinsi Sulawesi

Tenggara, 2016)

Menurut hasil pemantauan status gizi provinsi Sulawesi

tenggara pada tahun 2016, presentase remaja puteri yang

mendapatkan tablet penambah darah masih sangat rendah yaitu

12,8% . menunjukan masih banyak remaja puteri yang mengalami

anemia dan akan menghasilkan generasi penerus yang mengalami

masalah gizi apabila tidak dicegah sejak masa remaja.(Dinkes

Provinsi Sulawesi Tenggara, 2016)

Secara umum tingginya prevalensi anemia disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat

gizi lainnya seperti vitamin A, C, folat, riboplafin dan B12 untuk

Page 16: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

3

mencukupi kebutuhan zat besi dalam seharinya bisa dilakukan

dengan mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai salah

satu sumber zat besi yang mudah diserap, mengkonsumsi

sumbermakanan nabati yang merupakan sumber zat besi yang

tinggi tetapi sulit diserap (Briawan, 2014).

Asupan protein dalam tubuh sangat membantu penyerapan

zat besi, maka dari itu protein bekerjasama dengan rantai protein

mengangkut elektron yang berperan dalam metabolisme energi.

Selain itu vitamin C dalam tubuh remaja harus tercukupi karena

vitamin C merupakan reduktor, maka di dalam usus zat besi (Fe)

akan dipertahankan tetap dalam bentuk ferro sehingga lebih mudah

diserap. Selain itu vitamin C membantu transfer Fe dari darah ke

hati serta mengaktifkan enzim-enzim yang mengandung Fe

(Muchtadi, 2009).

Menurut Kirana, Dian Purwitaningtyas (2011), Kehilangan

darah secara kronis juga dapat mengakibatkan terjadinya anemia.

Pada wanita, terjadi kehilangan darah secara alami setiap

bulannya. Jika darah yang keluar selama menstruasi sangat

banyak maka akan terjadi anemia defisiensi besi.

Remaja putri menderita anemia, hal ini dapat dimaklumi

karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang

membutuhkan zat gizi lebih tinggitermasuk zat besi. Disamping itu

remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga

Page 17: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

4

membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan

yang dikonsumsi lebih rendah dari pada pria, karena faktor ingin

langsing (Depkes RI,2013).

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Pola

MenstruasiDengan Kejadia Anemia Pada Remaja Puteri Di SMA

Negeri 2 UnaahaTahun 2018”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, peneliti

merumuskan masalah “Apakah Ada Hubungan Antara Pola

Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Puteri Di

SMAN 2 Unaaha Tahun 2018 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pola menstruasi dengan

kejadian anemia pada remaja puteri di SMA Negeri 2 Unaaha

Tahun 2018

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pola menstruasi pada remaja puteri di

SMA Negeri 2 Unaaha

Page 18: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

5

b. Untuk mengetahui tingkat anemia pada remaja puteri di SMA

Negeri 2 Unaaha

c. Untuk mengetahui hubungan antara pola menstruasi dengan

kejadian anemia pada remaja puteri di SMA Negeri 2 Unaaha

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi

Diharapkan setelah diketahui tentang pola menstruasi

dengan kejadian anemia dapat dijadikan masukan untuk

memberikan penyuluhan tentang kesehatan khususnya anemia

pada remaja puteri ( bekerja sama dengan dinas kesehatan

daerah).

2. Bagi siswi

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang

kejadian anemia yang di sebabkan oleh pola menstruasi,

sehingga siswi dapat mencegah terjadinya anemia dengan

mengatur pola makan dan pola hidup.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menambah referensi serta sebagai pembanding

antara penelitian yang sebelumnya serta sebagai peningkatan

penelitian yang selanjutnya.

Page 19: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

6

E. Keaslian Penelitian

1. Gunatmaningsih, Dian (2007), Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Semarang dengan judul “Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di

SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun

2007”. Jenis penelitian ini adalah observasional

analitik.Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian,

variabel penelitian dan tehnik pengambilan sampling. Dimana

jenis penelitian sekarang adalah survey analitik, variabael

penelitian adalah Anemia sebagai variabel dependen dan pola

menstruasi sebagai variabel independen, teknik pengambilan

sampling yang akan digunakan adalah non random sampling.

2. Kirana, Dian Purwitaningtyas (2011), Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro Semarang Dengan Judul “hubungan

asupan zat gizi dan pola menstruasi dengan kejadian anemia

pada remaja putri di SMAN 2 semarang”. Jenis penelitian ini

menggunakan metode Rancangan penelitian cross sectional.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitianvariabel

penelitian dan tehnik pengambilan sampling. Dimana jenis

penelitian sekarang adalah survey analitik, variabael penelitian

adalah Anemia sebagai variabel dependen dan pola menstruasi

sebagai variabel independen, teknik pengambilan sampling yang

akan digunakan adalah non random sampling.

Page 20: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah pustaka

1. Pola menstruasi

a. Pengertian menstruasi

Haid atau menstruasi adalah salah satu proses alami

seorang perempuan yaitu proses dekuamasi atau

meluruhnya dinding Rahim bagian dalam (endometrium)

yang keluar melalui vagina (Wiknjosastro, 2009).

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis

dalam tubuh perempuan yang terjadi secara berkala dan

dipengaruhi oleh hormone reproduksi.Periode ini penting

dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini bisa terjadi

setiap bulan antara usia pubertas dan menopause (Fitria,

A, 2007).

b. Pola menstruasi

Pola menstruasi adalah serangkaian proses

menstruasi yang terdiri dari siklus menstruasi dan lama

perdarahan menstruasi. Siklus menstruasi merupakan

waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya

menstruasi periode berikutnya. Sedangkan siklus

menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-35

hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi

Page 21: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

8

28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8

hari. Setiap hari ganti pembalut 2-5 kali. Panjangnya

siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat badan,

aktivitas fisik, tingkat stres, genetik dan gizi

(Wiknjosastro, 2009).

Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi,

padaumumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2

sampai 8 hari masihdapat dianggap normal. Pengeluaran

darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan

endrometrium yang bercampur dengan darah yang

banyaknya tidak tentu.Biasanya darahnya cair, tetapi

apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan

dengan berbagai ukuran sangat mungkin

ditemukan.Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa

ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang

aktif di dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah

yang hilang pada wanita normal selama satu periode

menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok

peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 12 gr per

dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini

mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan

kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg

Page 22: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

9

besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai

400 mg per tahun (Heffner, 2008).

c. Gambaran klinis

Franser (2009) mengatakan terdapat tiga fase utama

yang mempengaruhi struktur jaringan endometrium dan

dikendalikan oleh hormone ovarium. Fase tersebut antara

lain :

1) Fase menstruasi

Fase ini ditandai dengan perdarahan vagina,

selama 3-5 hari.Fase ini adalah fase akhir siklus

menstruasi, yaitu saat endometrium luruh ke lapisan

basal bersama darah dari kapiler dan ovum yang

tidak mengalami fertilisasi.

2) Fase proliferative

Fase ini terjadi setelah menstruasi dan

berlangsung ovulasi.Terkadang beberapa hari

pertama saraf endometrium dibentuk kembali disebut

fase regenerative.Fase ini dikendalikan oleh estrogen

dan terdiri atas pertumbuhan kembali dan penebalan

endometrium. Pada fase ini endometrium terdiri atas

tiga lapisan:

a) Lapisan basal terletak tepat diatas myometrium,

memiliki ketebalan sekitar 1 mm. lapisan ini tidak

Page 23: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

10

pernah mengalami perubahan selama siklus

menstruasi. Lapisan basal ini terdiri atas struktur

rudimenter yang penting bagi pembentukan

endometrium baru.

b) Lapisan fungsional yang terdiri atas kelenjar

tubular dan memiliki ketebalan 2,5 mm. lapisan

ini terus mengalami perubahan sesuai pengaruh

hormonal ovarium.

c) Lapisan epitelium kuboid bersilia menutupi

lapisan fungsional. Lapisan ini masuk ke dalam

untuk melapisi kelenjar tubular.

3) Fase sekretori.

Fase ini terjadi setelah ovulasi di bawah

pengaruh progesteron dan estrogen dari korpus

luteum. Lapisan fungsional menebal sampai 3,5 mm

dan menjadi tampak berongga Karena kelenjar ini

lebih berliku-liku.

d. Gangguan haid atau kelainan haid

Gangguan siklus haid disebabkan ketidakseimbangan

FSH atau LH sehingga kadar estrogen dan progesteron

tidak normal. Biasanya gangguan menstruasi yang sering

terjadi adalah siklus menstruasi tidak teratur atau jarang

dan perdarahan yang lama atau abnormal, termasuk

Page 24: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

11

akibat sampingan yang ditimbulkannya, seperti nyeri

perut, pusing, mual atau muntah (Wiknjosastro, 2009).

1. Menurut Jumlah Perdarahan

a) Hipomenorea

Perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau

lebih sedikit dari biasanya

b) Hipermenorea

Perdarahan menstruasi yang lebih lama atau

lebih banyak daribiasanya (lebih dari 8 hari).

2. Menurut Siklus atau Durasi Perdarahan.

a) Polimenore

Siklus menstruasi tidak normal, lebih pendek

dari biasanya ataukurang dari 21 hari.

b) Oligomenorea

Siklus menstruasi lebih panjang atau lebih dari

35 hari.

c) Amenorea

Amenorea adalah keadaan tidak ada

menstruasi untuksedikitnya 3 bulan berturut-turut.

3. Gangguan lain yang berhubungan dengan

menstruasi, diantaranya:

a) Premenstrual tension

Page 25: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

12

Gangguan ini berupa ketegangan emosional

sebelum haid, seperti gangguan tidur, mudah

tersinggung, gelisah, sakit kepala.

b) Mastadinia.

Nyeri pada payudara dan pembesaran

payudara sebelum menstruasi.

c) Mittelschmerz

Rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel

de Graff dapat juga disertai dengan perdarahan/

bercak.

d) Dismenorea.

Rasa nyeri saat menstruasi yang berupa kram

ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi

gangguan dalam tugas seharihari.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan pola

menstruasi

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan pola

menstruasidalam (Wiknjosastro, 2009)adalah:

1) Fungsi hormon terganggu

Menstruasi terkait erat dengan system hormone yang

diatur di otak,tepatnya di kelenjar hipofisis. System

hormonal ini akan mengirimsinyal ke indung telur untuk

Page 26: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

13

memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu

otomatis siklus menstruasi pun akan terganggu.

2) Kelainan sistemik.

Wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus bias

mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem

metabolism didalam tubuh tidak bekerja dengan baik.

Wanita penderita penyakit diabetes juga akan

mempengaruhi sistem metabolismenya sehingga siklus

menstruasinya tidak teratur.

3) Cemas.

Cemas juga dapat mengganggu sistem metabolisme

didalam tubuh, bisa saja karena stress/ cemas wanita jadi

mulai lelah, berat badan turun drastis, sakit-sakitan,

sehingga metabolismenya terganggu.Bila metabolismenya

terganggu, siklus menstruasinya pun ikut terganggu.

4) Kelenjar gondok.

Terganggu fungsi kelenjar gondok/ tiroid juga bisa

menjadi penyebab tidak teraturnya siklus

mentruasi.Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok

yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah

(hipotiroid), pasalnya sistem hormonal tubuh terganggu.

5) Hormon prolaktin berlebihan.

Page 27: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

14

Pada wanita menyusui produksi hormon prolaktin

cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat

wanita tak kunjung menstruasi karena memang hormon ini

menekan tingkat kesuburan.Pada kasus ini tidak masalah,

justru sangat baik untuk memberikan kesempatan guna

memelihara organ reproduksinya.Sebaliknya, tidak sedang

menyusui, hormon prolaktin juga bias tinggi. Biasanya

disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di

dalam kepala.

6) Kelainan fisik (alat reproduksi)

Kelainan fisik yang dapat menyebabkan tidak

mengalamimenstruasi (aminorea primer) pada wanita

adalah:

a) Selaput dara tertutup sehingga perlu operasi untuk

membuka selaput dara.

b) Indung telur tidak memproduksi ovum.

c) Tidak mempunyai ovarium.

f. Dampak gangguan menstruasi

Gangguan siklus menstrusi dapat mengakibatkan :

1) Gangguan kesuburan

2) Abortus berulang

3) Keganasan pada organ reproduksi

Page 28: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

15

2. Anemia Pada Remaja

a. Pengertian Anemia

Anemia merupakan suatu keadaan dimana komponen di

dalam darah yaitu hemoglobin (Hb) dalam darah jumlahnya

kurang dari kadar normal. Remaja putri memiliki risiko sepuluh

kali lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan dengan

remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri mengalami

mentruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan

sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak.

Penentuan anemia juga dapat dilakukan dengan mengukur

hematokrit (Ht) yang rata-rata setara dengan tiga kali kadar

hemoglobin. Batas kadar Hb remaja putri untuk mendiagnosis

anemia yaitu apabila kadar Hb kurang 12 gr/dl (Tarwoto, dkk,

2010).

Anemia pada remaja dapat menyebabkan keterlambatan

pertumbuhan fisik, gangguan perilaku serta emosional. Hal ini

dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan

sel otak sehingga dapat menimbulkan daya tahan tubuh

menurun, mudah lemas dan lapar, konsentrasi belajar terganggu,

prestasi belajar menurun serta dapat mengakibatkan produktifitas

kerja yang rendah.

Page 29: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

16

b. Tanda-tanda Anemia

Menurut Proverawati & Asfuah (2009), tanda-tanda anemia

pada remaja putri adalah :

1) Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5L)

2) Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.

3) Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan

telapak tangan menjadi pucat.

c. Penyebab Anemia

Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang

berperan dalam pembentukan hemoglobin, baik karena

kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorpsi. Zat gizi

yang bersangkutan adalah besi, protein, piridoksin (vitamin B6)

yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis hem didalam

molekul hemoglobin, vitamin C yang mempengaruhi absorpsi dan

pelepasan besi dari transferin ke dalam jaringan tubuh, dan

vitamin E yang mempengaruhi membran sel darah merah

(Almatsier, 2009).

Anemia terjadi karena produksi sel-sel darah merah tidak

mencukupi, yang disebabkan oleh faktor konsumsi zat gizi,

khususnya zat besi.Pada daerah-aerah tertentu, anemia dapat

dipengaruhi oleh investasi cacing tambang.Cacing tambang yang

menempel pada dinding usus dan memakan makanan membuat

zat gizi tidak dapat diserap dengan sempurna.Akibatnya,

Page 30: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

17

seseorang menderita kurang gizi, khususnya zat besi. Gigitan

cacing tambang pada dinding usus juga menyebabkan terjadinya

pendarahan sehingga akan kehilangan banyak sel darah merah.

Pendarahan dapat terjadi pada kondisi eksternal maupun internal,

misalnya pada waktu kecelakaan atau menstruasi yang banyak

bagi perempuan remaja.(Almatsier, 2009).

Salah satu penyebab kurangnya asupan zat besi adalah

karena polakonsumsi masyarakat Indonesia yang masih

didominasi sayuran sebagaisumber zat besi (non heme iron).

Sedangkan daging dan protein hewanilain (ayam dan ikan) yang

diketahui sebagai sumber zat besi yang baik(heme iron), jarang

dikonsumsi terutama oleh masyarakat di pedesaansehingga hal

ini menyebabkan rendahnya penggunaan dan penyerapan

zatbesi .(Proverawati & Asfuah 2009).

Selain itu penyebab anemia defisiensi besi dipengaruhi oleh

kebutuhantubuh yang meningkat, akibat mengidap penyakit

kronis, kehilangandarah karena menstruasi dan infeksi

parasit(cacing).Di Indonesiapenyakit kecacingan masih

merupakan masalah yang besar untukkasus anemia defisiensi

besi, karena diperkirakan cacing menghisapdarah 2-100 cc setiap

harinya (Proverawati & Asfuah 2009).

Page 31: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

18

d. Dampak Anemia Bagi Remaja Putri

Menurut Sediaoetama (2004), dampak anemia bagi remaja

putri adalah :

1) Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.

2) Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak

mencapai optimal.

3) Menurunkan kemampuan fisik olahraga.

4) Mengakibatkan muka pucat

e. Faktor yang mempengaruhi anemia

1) Pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga merupakan salah satu peubah

ekonomi yang cukup dominan sebagai determinan konsumsi

pangan. Pendapatan keluarga yang memadai akan

menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat

menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer

maupun sekunder. Pendapatan/ penghasilan yang kecil tidak

dapat memberi cukup makan pada anggota keluarga,

sehingga kebutuhan keluarga tidak tercukupi. (Farida, 2004).

2) Pengetahuan tentang anemia

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.Dari

pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

Page 32: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

19

didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku

yangtidak didasari oleh pengetahuan (Farida, 2004).

3) Pendidikan Ibu

Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam

penunjang ekonomi keluarga juga berperan dalam

penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan

perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan

yang tinggi akan lebih mudah menerima informasi kesehatan

khususnya bidang gizi, sehingga dapat menambah

pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari (Farida, 2004).

4) Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan akses atau

keterjangkauan anak dankeluarga terhadap upaya

pecegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan seperti

imunisasi, penimbangan anak, penyuluhan kesehatan dan

gizi serta sarana kesehatan yang baik seperti posyandu,

puskesmas dan rumah sakit (Farida, 2004)

f. Pencegahan Anemia

Menurut Almatsier (2009), cara mencegah dan mengobati

anemia adalah :

1) Meningkatkan Konsumsi Makanan Bergizi.

Page 33: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

20

Makan makanan yang banyak mengandung zat besi

dari bahanmakanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur)

dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua,

kacang-kacangan,tempe).

2) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak

mengandungvitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam,

jambu, tomat, jerukdan nanas) sangat bermanfaat untuk

meningkatkan penyerapan zatbesi dalam usus.

3) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan

minum TabletTambah Darah (TTD).

Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang

setiap tabletmengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg

besi elemental dan 0,25mg asam folat.Wanita dan Remaja

Putri perlu minum Tablet Tambah Darah karenawanita

mengalami haid sehingga memerlukan zat besi

untukmengganti darah yang hilang.

Wanita mengalami hamil, menyusui,sehingga

kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang perlu

dipersiapkansedini mungkin semenjak remaja. Tablet

tambah darah mampumengobati wanita dan remaja putri

yang menderita anemia,meningkatkan kemampuan belajar,

kemampuan kerja dan kualitassumber daya manusia serta

Page 34: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

21

generasi penerus. Meningkatkan status gizidan kesehatan

remaja putri dan wanita.

Anjuran minum yaitu minumlah 1 (satu) Tablet

Tambah Darahseminggu sekali dan dianjurkan minum 1

tablet setiap hari selamahaid. Minumlah Tablet Tambah

Darah dengan air putih, jangan minumdengan teh, susu atau

kopi karena dapat menurunkan penyerapan zatbesi dalam

tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.

4) Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat

anemia seperti: kecacingan, malaria dan penyakit TBC.

g. Kebutuhan zat besi pada remaja puteri

Kebutuhan zat besi pada remaja putri dipengaruhi oleh :

1) Pertumbuhan Fisik

Pada usia remaja tumbuh kembang tubuh

berlangsung lambat bahkan kan berhenti menjelang usia

18 tahun, tidak berarti faktor gizi pada usia ini tidak

memerlukan perhatian lagi. Selain itu keterlambatan

tumbuh kembang tubuh pada usia sebelumnya akan

dikejar pada usia ini. Ini berarti pemenuhan kecukupan gizi

sangat penting agar tumbuh kembang tubuh berlangsung

dengan sempurna. Taraf gizi seseorang, dimana makin

tinggi kebutuhan akan zat besi, misalnya pada masa

Page 35: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

22

pertumbuhan, kehamilan dan penderita anemia (Moehji,

2003).

2) Aktivitas Fisik

Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivitas

tubuhmeningkat sehingga kebutuhan zat gizinya juga

meningkat (Moehji, 2003).

B. Landasan teori

Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi yang

terdiri dari siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi

dan pengeluaran menstruasi. Siklus menstruasi merupakan

waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya

menstruasi periode berikutnya. Sedangkan siklus menstruasi

pada wanita normalnya berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-

15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama

menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari. Setiap hari ganti

pembalut 2-5 kali. Panjangnya siklus menstruasi ini dipengaruhi

oleh usia, berat badan, aktivitas fisik, tingkat stres, genetik dan

gizi (Wiknjosastro, 2009).

Remaja putri menderita anemia, hal ini dapat dimaklumi

karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang

membutuhkan zat gizi lebih tinggi termasuk zat besi. Disamping

itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga

Page 36: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

23

membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan

yang dikonsumsi lebih rendah daripada pria, karena faktor ingin

langsing (Depkes RI,2013).

Menurut Almatsier (2009), Wanita dan Remaja Putri perlu

minum Tablet Tambah Darah karena wanita mengalami haid

sehingga memerlukan zat besi untuk mengganti darah yang

hilang.

Pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2

sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah

menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium

yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak

tentu.Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran

darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat

mungkin ditemukan.Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa

ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di

dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah yang hilang

pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah

ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml.

Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4

mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan

menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4

sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150

sampai 400 mg per tahun (Heffner, 2008).

Page 37: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

24

Pada umumnya wanita mengeluarkan darah 20 – 80 ml

setiap siklus menstruasi antara 21 – 35 hari dengan lama

menstruasi 2 – 8 hari.Banyaknya darah yang keluar berpengaruh

pada kejadian anemia karena wanita tidak mempunyai

persediaan zat besi yang cukup dan absorpsi zat besi yang

rendah ke dalam tubuh sehingga tidak dapat menggantikan zat

besi yang hilang selama menstruasi.

Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya anemia

diantaranya pendapatan keluarga meliputi konsumsi zat besi,

pengetahuan tentang anemia meliputi status gizi dan asupan zat

besi, tingkat pendidikan ibu meliputi keanekaragaman makanan,

pelayanan kesehatan meliput diare, pertumbuhan fisik, aktivitas

fisik, pola menstruasi, perdarahan dan cacingan (Farida, 2004).

Page 38: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

25

C. Kerangka teori

Gambar 1. Kerangka teori

(sumber :Wahyuni, 2004:8 , Gunatmaningsih, 2007:34, dengan modifikasi)

Pendapatan

keluarga

Pengetahuan Tentang

anemia

Pelayanan

kesehatan

Anemia

Konsumsi zat

besi

Status gizi

Asupan zat besi

Diare

Pertumbuha

fisik

Aktivitas fisik

menstruasi

Perdarahan

Cacingan

Pendidikan

ibu

Keanekarag- aman

makanan

Sindrom Malabsorbsi

(gastritis, ulkus

peptikum)

Page 39: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

26

D. Kerangka konsep

Keterangan :

: Variabel independen

: Variabel dependen

Gambar 2. Kerangka konsep

E. Hipotesis penelitian

1. Hipotesis alternative (Ha)

Ada hubungan pola menstruasi dengan kejadia

anemia pada remaja putri di SMAN 2 Unaaha.

2. Hipotesis Nol (H0)

Tidak ada hubungan hubungan pola menstruasi

dengan kejadia anemia pada remaja putri di SMAN 2

Unaaha.

POLA

MENSTRUASI

ANEMIA PADA

REMAJA PUTERI

Page 40: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey anatilik dimana survey ini

mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan

itu terjadi . Dengan desain cross sectional , dimana hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependenditeliti pada

waktu yang sama. Pendekatan cross sectional adalah suatu

penelitian dimana variabel-variabelnya diobservasi sekaligus pada

waktu yang sama dengan metode survey melalui observasi dan

wawancara (Notoatmodjo, 2010).

Gambar 3. Rancangan penelitian

Remaja puteri

Pola menstruasi tidak

normal dengan siklus <21

atau > 35 hari, lama <2

atau >8 hari, ganti pembalut

<2 atau >5 kali perhari

Pola menstruasi normal

dengan siklus 21 - 35 hari,

lama 2 - 8 hari, ganti

pembalut 2-5 kali perhari

Remaja

puteri tidak

mengalami

anemia

Remaja

puteri

mengalami

anemia

Remaja

puteri

mengalami

anemia

Remaja

Puteri tidak

mengalami

anemia

Page 41: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

28

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian inidi laksanakan pada bulan April 2018 pada

Remaja Puteri di SMAN 2 Unaaha .

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 2

Unaaha dengan jumlah keseluruhan populasi adalah 198 siswi.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 2

Unaaha yang telah memenuhi kriteria.

a. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh

remaja puteri di SMA Negeri 2 unaaha yang sedang

mengalami menstruasi pada saat dilakukan penelitian.Untuk

melihat berapa jumlah sampel akan digunakan, maka rumus

pengambilan sampel yang di pakai adalah rumus slovin

(Sujarweni, VdanEndrayanto, 2012) sebagai berikut :

n =N

1 + N (e2)

Keterangan :

N = Besar populasi n = Besar sampel e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen

kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan penarikan sampel) yaitu sebesar 10% dengan tingkat kepercayaan 90%

Page 42: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

29

Sehingga dengan jumlah populasi 198, maka dapat

ditentukan besar sampel sebagai berikut:

n =198

1 + 198 (0,12)

=198

1 + 198 (0,01)

=198

2,98

=66,4 = 67

Jadi, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

sebesar 67 siswi.

b. Teknik sampling

Teknik sampling yang akan digunakan adalah non

random sampling yaitu pengambilan sampel tidak

didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan,

tetapi semata-mata hanya berdasarkan kepada segi-segi

kepraktisan semata (Notoatmodjo,2010). Teknik yang

digunakan adalah accidental sampling.

D. Definisi operasional dan criteria objektif

1. Variabel dependen

a. Anemia pada remaja puteri

Adalah dimana Kadar Hb pada remaja putri <12 gr/dl.

Kriteria objektif :

1) Normal : Hb 12 mg/dl

2) Anemia : Hb <12 mg/dl

Page 43: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

30

Cara pengukuran : Tes pemeriksaan kadar Hb dengan alat

ukurkadar Hb.

a. Variabel independen

1) Pola menstruasi

Pola menstruasi adalah serangkaian proses

menstruasi yang terdiri dari siklus menstruasi dan

lama perdarahan menstruasi. Kriteria objektif :

a) Normal : Siklus 21-35 hari, lama 2-8 hari,

Ganti pembalut 2-5 kali perhari

b) Tidak normal : Siklus <21 atau >35 hari, lama

<2 atau >8 hari, ganti pembalut

<2 atau >5 kali perhari

(Gunatmaningsih, 2007)

Cara pengukuran :Dengan kuisoner

E. Jenis dan cara pengumpulan data

1. Jenis data

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran

atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

sumber informasi yang dicari (Siswanto , 2013). Dalam

penelitian ini, data primer berupa jawaban atas pertanyaan

yang diberikan kepada responden melalui kuisioner.

Page 44: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

31

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,

tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya.

Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau

data laporan yang telah tersedia (Siswanto , 2013). Data

sekunder didapatkan dari SMA Negeri 2 Unaaha.

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner dan alat ukur kadar Hemoglobin.

1. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi,

2002).Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner

terstruktur. Setiap jawaban diberi skor dan skor total merupakan

bobot pola menstruasi. Siklus menstruasi adalah teratur atau

tidaknya remaja putri mendapatkan menstruasi setiap bulannya.

Contohnya seperti cara pemberian skor siklus menstruasi yaitu

jika siklus menstruasi teratur (21 – 35 hari) maka diberi skor 1

dan jika siklus menstruasi tidak teratur dimana dapat

dikategorikan menjadi siklus menstruasi pendek (<21 hari) dan

panjang (>35 hari), maka masing – masing diberi skor 0 . Lama

hari menstruasi, adalah banyaknya hari remaja putri mengalami

Page 45: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

32

menstruasi setiap bulannya. Cara pemberian skor lama hari

menstruasi yakni skor 1 jika lama hari menstruasi termasuk

kategori normal (2 – 8 hari) dan jika lama hari menstruasi

termasuk tidak normal dimana masih dikategorikan lagi menjadi

pendek (<2 hari) dan panjang (> 8 hari) diberi skor 0. Pada

kuesioner terdapatpertanyaan tentang pola menstruasi

responden.

2. Untuk mengukur Kadar anemia sebagai variabel terikat dalam

penelitian ini didefinisikan kondisi anemia remaja putri yang

digambarkan dari nilai kadar hemoglobin (Hb) diukur dengan

alat ukur kada HB< 12 g/dl. Alat ukur menggunakan GCHb.

G. Pengolahan, penyajian dan analisis data

1. Pengolahan data

Proses kegiatan analisis data/pengolahan data ini terdiri dari

tiga jenis kegiatan, yaitu:

a. Memeriksa data(Editing)

Yang dimaksud memeriksa atau proses editing adalah

memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa

daftar pertanyaan.

b. Memberi kode (Koding)

Salah satu cara menyederhanakan data hasil

penelitian tersebut adalah dengan memberikan simbol-

Page 46: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

33

simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah

diklasifikasikan.

c. Tabulasi data (Tabulating)

Yang dimaksud yaitu menyusun dan mengorganisir

data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah

untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam

bentuk tabel atau grafik. (Siswanto, 2013)

2. Penyajian data

Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel

kemudian dinarasikan dalam bentuk deskriptif sehingga dapat

dihasilkan kesimpulan hasil penelitian.

3. Analisis data

a. Analisi univariat

Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian.Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahui distribusi frekuensi

digunakan rumus:

𝑃𝑖 =𝑓𝑖

𝑁x 100

Keterangan:

Pi = persentase masing-masing kelompok

fi = frekuensi atau jumlah pada setiap kelompok

N = total sampel penelitian

Total persentase harus sama dengan seratus persen (100%)

Page 47: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

34

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,

2010). Analisis bivariate ini akan digunakan untuk

mengetahui hubungan antara pola menstruasi dengan

kejadian anemia pada remaja puteri.

Jenis analisis yang digunakan adalah chi square

dengan tingkat kepercayaan 95%.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

𝑋2 = ∑(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)2

𝑓𝑒

Keterangan :

O = frekuensi observasi

e = frekuensi harapan

e= total baris x total kolom

grand total

Page 48: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 2 Unaaha merupakan salah satu Sekolah

Menengah Atas yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara yang

terletak Jl. S. Parman No.355, Kelurahan Puunaha, Kecamatan

Unaaha, Kabupaten Konawe. Luas wilayah 5,600 M2 . Jumlah guru

35, jumlah siswa Laki-laki 177, Jumlah siswa Perempuan 198

Batas-batas wilayah SMA Negeri 2 Unaaha adalah sebagai berikut

:

a. Sebelah utara : Kel. Arombu

b. Sebelah selatan : Kec. Tongauna

c. Sebelah timur : Jl. Sapati

d. Sebelah barat : Jl. Sao-sao

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan

hubungan pola menstruasi dengan kejadia anemia pada remaja

putri di SMAN 2 Unaaha. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis

secara univariat dan bivariat menggunakan SPSS versi 20.

Page 49: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

36

1. Analisi Univariat

Analisis univariabel merupakan analisis yang dilakukan

untuk memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti baik

variabel terikat maupun variabel bebas, kemudia ditampilkan

dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisis univariat pada penelitian

ini dilakukan untuk mendeskripsikan pola menstruasi dan kejadian

anemia pada remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018.

a. Deskripsi pola menstruasi remaja putri di SMAN 2 Unaaha

Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara

univariat, maka peneliti menyajikan deskripsi pola menstruasi

remaja putri di SMAN 2 Unaaha pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Pola menstruasi remaja putri di SMAN 2 Unaaha

tahun 2018

Pola Menstruasi Jumlah Persentase (%)

Normal 39 58,21

Tidak Normal 28 41,79

Total 67 100

sumber: olahan data primer

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa mayoritas remaja

putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 mengalami pola menstruasi

Page 50: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

37

yang normal, yakni dari 67 orang remaja putri terdapat 39 orang

(58,21%) yang mengalami pola mentruasi normal. Sedangkan 28

(41,79%) orang remaja lainnya mengalami pola menstruasi yang

tidak normal.

b. Kejadian anemia remaja putri di SMAN 2 Unaaha

Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara

univariat, maka peneliti menyajikan deskripsi kejadian anemia

remaja putri di SMAN 2 Unaaha pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kejadian anemia remaja putri di SMAN 2 Unaaha

tahun 2018

Kejadian Anemia Jumlah Persentase (%)

Normal 41 61,19

Anemia 26 38,81

Total 67 100

sumber: olahan data primer

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa mayoritas

remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 tidak mengalami

anemia selama menjalani proses menstruasi, yakni dari 67 orang

remaja putri terdapat 41 orang (61,19%) tidak mengalami anemia.

Sedangkan 26 (38,81%) orang remaja lainnya mengalami anemia

pada saat menjalani proses menstruasi.

Page 51: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

38

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan dua

variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independen (kategorik) dengan variabel dependent

(kategorik). Analisis bivariabel dalam penelitian ini dilakukan

dengan Chi Square untuk melihat ada atau tidak adanya hubungan

antara pola mestruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di

SMA Negeri 2 Unaaha tahun 2018. Hasil analisis disajikan pada

tabel 3 berikut.

Tabel 3. Hubungan pola menstruasi dengan kejadian

anemia remaja putri SMAN 2 Unaaha tahun 2018

Pola

Menstruasi

Kejadian Anemia

P X2hitung Anemia Normal

n % n %

Tidak Normal 19 67,86 9 32,14 0,000 17,596

Normal 7 17,95 32 82,05

Total 26 38,81 41 61,19

Sumber : olahan data primer

Tabel 3 menunjukkan bahwa ditinjau secara statistik

menggunakan analisis Chi Square (X²) pada tingkat kemaknaan

95% menunjukan nilai p = 0,000 < α = 0,05 dengan X2 hitung =

17.596. Ini berarti hipotesis penelitian (Ha) diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola

Page 52: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

39

menstruasi dengan kejadia anemia pada remaja putri di SMAN 2

Unaaha tahun 2018.

C. Pembahasan

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari

uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang

siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi

yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya (Wiknjosastro, 2009).

Pola menstruasi adalah serangkaian proses menstruasi yang terdiri

dari siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri

di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 mengalami pola menstruasi yang

normal, dimana dari 67 responden terdapat 39 orang (58,21%)

mengalami pola menstruasi yang normal. Dari jumlah tersebut,

mayoritas remaja tidak mengalami anemia yakni dari 39 orang

remaja, terdapat 32 orang (82,05%) tidak mengalami anemia dan

hanya 7 orang (17,95%) remaja yang mengalami anemia. Adapun

remaja yang mengalami pola menstruasi tidak normal sebanyak 28

orang (41,79%) remaja, dari jumlah tersebut mayoritas remaja

mengalami anemia yakni dari 28 orang terdapat 19 orang (67,86%)

remaja mengalami anemia dan hanya 9 orang (32,14%) remaja

tidak mengalami anemia. Hasil ini memberikan gambaran bahwa

bagi remaja putri yang mengalami pola menstruasi baik normal

Page 53: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

40

maupun tidak normal memiliki potensi untuk mengalami kejadian

anemia. Namun potensi terbesar terjadi pada pola menstruasi yang

tidak normal.

Secara bivariat nilai p-value = 0,000 < α = 0,05 dengan X2

hitung = 17.596. Ini berarti bahwa pola menstruasi memiliki

hubungan yang siginifikan dengan kejadian anemia pada remaja

putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018. Hal ini merupakan konfirmasi

dari deskripsi pola menstruasi dan kejadian anemia pada remaja

bahwa ada kecenderungan dari remaja dengan pola menstruasi

yang tidak normal untuk mengalami anemia. Demikian pula

sebaliknya bahwa remaja dengan pola menstruasi normal

cenderung untuk tidak mengalami anemia.

Adanya hubungan tersebut memberi makna bahwa remaja

dalam masa mentruasi berpotensi untuk mengalami anemia. Hal ini

merupakan mengejewantahan dari kejadian mentruasi itu sendiri,

dimana pada remaja yang mengalami mentruasi akan kehilangan

banyak darah, terutama pada menstruasi yang tidak normal.

Meskipun kejadian anemia dipengaruhi oleh banyak faktor

sebagaimana diungkapkan oleh Dian Gunatmaningsih, (2007) yang

menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan

kejadian anemia pada remaja puteri . Hal ini tidak sejalan dengan

Dian Purwitaningtyas Kirana (2011), yang menyatakan bahwa tidak

Page 54: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

41

terdapat hubungan pol menstruasi dengan kejidian anemia

pada remaja puteri.

Pada saat dilakukan pengukuran hb responden di SMAN 2

Unaaha yang sedang mengalami menstruasi, Diperoleh keterangan

bahwa sebanyak 26 remaja (38,81%) mengalami anemia.

Pola menstruasi perlu mendapat perhatian yang besar dari

kalangan remaja mengingat hal ini sangat erat kaitannya dengan

kejadian anemia pada remaja. Anemia dalam masa pertumbuhan

atau perkembangan bagi remaja putri akan memberikan dampak

yang kurang baik dalam melakukan aktivitas sehari – hari maupun

bagi pertumbuhan itu sendiri. Berbagai masalah yang dapat

mempersulit masa pertumbuhan mungkin saja terjadi seperti

terganggunya distribusi nutrisi di dalam tubuh, mudah lelah serta

penurunan konsentrasi dan penurunan prestasi bagi remaja

(Arisman, 2009).

Uraian diatas menegaskan bahwa Remaja Putri sangat

rentan mengalami anemia dimana setiap bulannya mengalami

menstruasi. Sementara pada remaja putri yang mengalami anemia

menimbulkan kemampuan dan konsentrasi belajar menurun,

menggangu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak optimal,

menurun kemampuan fisik, muka pucat. Remaja dapat

dikategorikan rentan dalam masalah anemia sehingga diperlukan

penanganan yang tepat dalam menghadapi masalah tersebut.

Page 55: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

42

Menghadapi permasalahan anemia pada remaja putri perlu

diselesaikan dengan upaya yang aman dan efektif untuk mengatasi

masalah anemia pada remaja diperlukan suplementasi zat

besi/zinc. Oleh karena itu, adanya suplementasi besi/zinc pada

remaja putri diharapkan akan menjadi salah satu cara untuk

meningkatkan status gizi dan kesehatan pada remaja putri

sehinnga mampu menekan angka kejadian anemia pada remaja

putri. Perlu adanya penyuluhan secara menyeluruh dan merata

tentang informasi mengenai pentingnya mengosumsi suplementasi

besi/zinc pada remaja setelah mengalami menstruasi.

Page 56: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

43

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1. Mayoritas remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 mengalami

pola menstruasi yang normal, yakni dari 67 orang remaja putri

terdapat 39 orang (58,21%) yang mengalami pola mentruasi

normal. Sedangkan 28 (41,79%) orang remaja lainnya mengalami

pola menstruasi yang tidak normal.

2. Mayoritas remaja putri di SMAN 2 Unaaha tahun 2018 tidak

mengalami anemia selama menjalani proses menstruasi, yakni

dari 67 orang remaja putri terdapat 41 orang (61,19%) tidak

mengalami anemia. Sedangkan 26 (38,81%) orang remaja lainnya

mengalami anemia pada saat menjalani proses menstruasi

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola menstruasi

dengan kejadia anemia pada remaja putri di SMAN 2 Unaaha

tahun 2018

Page 57: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

44

B. Saran

Berdasarkan hasil penlitian yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Kesehatan, untuk meningkatkan penyuluhan

kesehatan kepada kalangan remaja putri khususnya kesiapan

remaja untuk menghadapi masa menstruasi

2. Bagi SMAN 2 Unaaha, agar meningkatkan pemahaman siswa

tentang menstruasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi baik

melalui seminar-seminar disekolah yang diselenggarakan oleh

UKS sekolah atau mengikuti kegiatan yang diselenggarakan

oleh pemerintah.

3. Bagi remaja putri diharapkan agar bersedia mengkonsumsi

tablet tambah darah (Fe) ketika dalam masa menstruasi, supaya

terhindar dari kejadian anemia yang dapat mengganggu

konsentrasi belajarnya. Serta mengkonsumsi makanan yang

dapat mencegah anemia seperti daging sapi, hati, kacang-

kacangan dan sayur-sayuran.

4. Bagi peneliti selanjutnya, adanya hasil penelitian ini maka

peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih dalam lagi tentang

sumber informasi yang berkaitan dengan kejadian anemia pada

remaja putri.

Page 58: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

45

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. _______. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi II. Jakarta

: ECG Briawan. 2014. Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Jakarta : EGC Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Dinkes provinsi Sulawesi Tenggara. 2016. Hasil Pantauan Status Gizi

Sulawesi Tenggara. Dinkes Sulawesi Tenggara Farida. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya. Fitria, A. 2007. Panduan Lengkap Keehatan Wanita. Yogyakarta : Gala

Ilmu Semesta Franser. 2009. Buku ajar bidan. Jakarta : EGC Gunatmaningsih, Dian. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA Negeri 1. http://s3.amazonaws.com/academia.adu.documents/

Heffner. 2008. sistem reproduksi edisi kedua, Jakarta : EGC Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun

2015-2019. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2015 Kirana, Dian Purwitaningtyas. 2011. Hubungan Asupan Zat Gizi Dan Pola

Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA. http://eprints.undip.ac.id

Koes, Irianto. 2015. Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta :

Alfabeta __________. 2015. Kesehatan reproduksi. Jakarta : Alfabeta Moehji. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta : Papas Sinar Sinanti Muchtadi. 2009. Pengantar Ilimu Gizi. Bandung : Alfabeta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Asdi

Mahasatya

Page 59: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

46

Proverawati & Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan . Yogyakarta : Nuha Medika

Siswanto. 2013. Metodelogi Penelitian Kesehatan Dan Kedokteran.

Jakarta : Pustaka Ilimu Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan

Profesi. Edisi Kelima. Jakarta : Dian Rakyat Suharsimi, Arikunto. 2002. Metodelogi penelitian . jakarta : PT. Rineka

Cipta Sujarweni, V. dan Endrayanto, Poly. 2012. Statistika Untuk Penelitian.

Yogyakarta: Graha Ilmu Tarwoto, Ns. Dkk. 2010. Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya.

Jakarta : salemba medika Wahyuni, Arlinda Sari. 2004. Anemia Defisiensi Besi Pada Balita:

http://www.google.com Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi Ke-4 Cetakan Ke-2. Jakarta

: Yayasan Bina Pustaka

Page 60: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

47

Lampiran 1

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, tidak keberatan untuk

menjadi responden dalam penelitian ini yang dilakukan oleh mahasiswa

Politeknik Kesehatan Kendari Program Studi D-IV Kebidanan, dengan

judul “Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada

Remaja Puteri Di SMA Negeri 2 Unaaha Kabupaten Konawe Tahun

2018”.

Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.

Demikianpernyataan ini, secara sadar dan suka rela serta tidak ada unsur

paksaan dari pihak manapun. Semoga dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Kendari, April 2018

Responden

________________________

Page 61: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

48

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA

PADA REMAJA PUTERI DI SMAN 2 UNAAHA KABUPATEN KONAWE

TAHUN 2018

Kode responden :

Nama :

Kelas :

Umur :

Hb :

Petunjuk :

Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai

dengan pengalaman saudari dalam menghadapi menstruasi. Mohon

untuk mengisi setiap pertanyaan yang diberikan dengan jujur.

No PERTANYAAN SKOR

0 1

1.

Berapa lama waktu menstruasi anda ?

a. 21-35 hari

b. <21 hari

c. >35 hari

2.

Berapa hari anda mengalami menstruasi ?

a. 2-8 hari

b. <2 hari

c. >8 hari

Page 62: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

49

3.

Berapa kali anda mengganti pembalut setiap hari

pada saat menstruasi ?

a. 2-5 kali

b. <2 kali

c. >5 kali

4.

Apakah anda pernah mengalami perdarahan haid dari

biasanya ?

a. Tidak pernah

b. Ya, setiap kali haid

c. Kadang-kadang

5.

Apakah saat menstruasi anda merasa lelah atau

lemas ?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

Page 63: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

50

Lampiran 3

Page 64: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

51

Page 65: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

52

Lampiran 4

No.R

Nama Kelas Nomor Item

Total % Pola

Menstruasi Kategori

HB (mg/dl)

Coding kejadian Anemia

Kategori

1 2 3 4 5

1 Nn. G X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9 Anemia 0

2 Nn. S X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1

3 Nn. A X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 10,3 Anemia 0

4 Nn. M X IPS 1 1 0 1 0 0 2 40 Tidak Normal 0 9,9 Anemia 0

5 Nn. S X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 8,7 Anemia 0

6 Nn. R X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11 Anemia 0

7 Nn. R X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12,2 Anemia 0

8 Nn. M X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1

9 Nn. J X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11,7 Anemia 0

10 Nn. N X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12,2 Anemia 0

11 Nn. S X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12,1 Anemia 0

12 Nn. S X IPS 1 0 0 0 0 1 1 20 Tidak Normal 0 11,2 Anemia 0

13 Nn. P X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1

14 Nn. T X IPS 1 0 1 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 12 Tidak Anemia 1

15 Nn. J X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12,2 Anemia 0

16 Nn. V X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11,7 Anemia 0

17 Nn. D X IPS 1 0 0 0 1 1 2 40 Tidak Normal 0 10,9 Anemia 0

18 Nn. F X IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1

19 Nn. E X IPS 2 1 0 1 0 0 2 40 Tidak Normal 0 10,5 Anemia 0

20 Nn. S X IPS 2 1 0 1 0 0 2 40 Tidak Normal 0 11 Anemia 0

21 Nn. N X IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,5 Anemia 0

22 Nn. S X IPS 2 0 0 1 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11 Anemia 0

23 Nn. W X IPS 2 1 1 0 0 0 2 40 Tidak Normal 0 12 Tidak Anemia 1

24 Nn. S X IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,8 Anemia 0

25 Nn. A X IPS 2 0 0 0 1 1 2 40 Tidak Normal 0 9,9 Anemia 0

26 Nn. A X IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11 Anemia 0

27 Nn. B X IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11 Anemia 0

28 Nn. N X IPS 2 1 0 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 12 Tidak Anemia 1

29 Nn. B X IPS 2 1 0 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 11,4 Anemia 0

30 Nn. K X IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 10,1 Anemia 0

31 Nn. I X IPA 1 0 0 1 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11,8 Anemia 0

Page 66: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

53

32 Nn. P X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,1 Anemia 0

33 Nn. L X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,3 Anemia 0

34 Nn. R X IPA 1 0 0 1 1 0 2 40 Tidak Normal 0 10,3 Anemia 0

35 Nn. J X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11,3 Anemia 0

36 Nn. W X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1

37 Nn. H X IPA 1 1 0 0 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11 Anemia 0

38 Nn. M X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1

39 Nn. L X IPA 1 0 0 1 0 0 1 20 Tidak Normal 0 10 Anemia 0

40 Nn. R X IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9 Anemia 0

41 Nn. D X IPA 2 0 1 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 12 Tidak Anemia 1

42 Nn. G X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11,2 Anemia 0

43 Nn. P X IPA 2 1 0 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 10 Anemia 0

44 Nn. B X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11,8 Anemia 0

45 Nn. A X IPA 2 0 0 1 0 1 2 40 Tidak Normal 0 11 Anemia 0

46 Nn. A X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 10,7 Anemia 0

47 Nn. S X IPA 2 0 1 0 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11,9 Anemia 0

48 Nn. N X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 10,8 Anemia 0

49 Nn. S X IPA 2 0 0 1 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11,9 Anemia 0

50 Nn. Y X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1

51 Nn. D X IPA 2 1 0 0 0 1 2 40 Tidak Normal 0 11,7 Anemia 0

52 Nn. A X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1

53 Nn. A X IPA 2 1 0 1 0 0 2 40 Tidak Normal 0 7,9 Anemia 0

54 Nn. D X IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 8,7 Anemia 0

55 Nn. E X IPA 3 0 1 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 9,7 Anemia 0

56 Nn. F X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 10,4 Anemia 0

57 Nn. W X IPA 3 1 0 0 1 0 2 40 Tidak Normal 0 11,5 Anemia 0

58 Nn. I X IPA 3 1 0 0 0 0 1 20 Tidak Normal 0 9 Anemia 0

59 Nn. L X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1

60 Nn. N X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 11 Anemia 0

61 Nn. M X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,1 Anemia 0

62 Nn. H X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 8,7 Anemia 0

63 Nn. Y X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 9,1 Anemia 0

64 Nn. Q X IPA 3 0 0 1 1 0 2 40 Tidak Normal 0 10,7 Anemia 0

65 Nn. W X IPA 3 1 1 1 1 1 5 100 Normal 1 12 Tidak Anemia 1

66 Nn. E X IPA 3 1 0 0 0 1 2 40 Tidak Normal 0 11,4 Anemia 0

Page 67: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

54

67 Nn. R X IPA 3 0 1 0 0 1 2 40 Tidak Normal 0 9,3 Anemia 0

Page 68: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

55

Lampiran 5

Page 69: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

56

Lampiran 6

Page 70: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

57

Lampiran 7

Page 71: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

58

Lampiran 8

DOKUMENTASI

Page 72: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

59

Page 73: HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN … FINA FITRAYANA SARANANI.pdfanemia pada remaja putri (usia 15-19 tahun) sebesar 26,5%, dan pada wanita subur sebesar 26,9%.(Kemenkes RI,

60