hubungan pola asuh orangtua dengan perkembangan …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34099.pdf ·...

15
HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD AISYIYAH NUR’AINI NGAMPILAN YOGYAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta M. IHYA’ ULUMUDDIN 20100320085 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014

Upload: lybao

Post on 03-Aug-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN

MOTORIK ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD AISYIYAH NUR’AINI

NGAMPILAN YOGYAKARTA

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat

Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

M. IHYA’ ULUMUDDIN

20100320085

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014

LEMBAR PENGESAHAN

Naskah Publikasi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN

MOTORIK ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD AISYIYAH NUR’AINI

NGAMPILAN YOGYAKARTA

Telah diseminarkan dan diujikan pada:

15 Juli 2014

Oleh:

M. IHYA’ ULUMUDDIN

NIM 20100320085

Penguji

Romdzati, S.Kep., Ns., MNS (.…...……….………….)

Ferika Indarwati, S.Kep., Ns., M.Ng (.…...……….………….)

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat., HNC)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta:

Nama : M. IHYA’ ULUMUDDIN

No Mahasiswa : 20100320085

Judul : Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan

Perkembangan Motorik Anak Usia 3-5 Tahun di

PAUD Aisyiyah Nur’aini Ngampilan Yogyakarta

Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang

bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing

sebagai co-author.

Demikian harap maklum

Yogyakarta, 15 Juli 2014

Pembimbing Mahasiswa

Romdzati, S.Kep., Ns., MNS M. Ihya’ ulumuddin

*) Coret yang tidak perlu

Ulumuddin, M Ihya. (2014). Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan

Perkembangan Motorik Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Aisyiyah Nur’aini

Ngampilan Yogyakarta.

Pembimbing:

Romdzati, S.Kep., Ns., MNS

INTISARI

Pola asuh dan peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat

diperlukan terutama pada saat mereka masih usia lima tahun (balita). Dengan

lebih mengetahui tentang perkembang anak, diharapkan perkembangan anak

lebih maksimal sehingga kedepannya akan menghasilkan penerus generasi yang

lebih baik. Perkembangan tersebut meliputi perkembangan motoriknya, yaitu

motorik halus maupun motorik kasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan perkembangan motorik anak

usia 3-5 tahun di PAUD Aisyiyah Nur’aini Ngampilan Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan

cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 anak usia 3-5 tahun dan

orangtua di PAUD Aisyiyah Nur’aini Ngampilan Yogyakarta. Instrumen

penelitian menggunakan kuesioner dan observasi DDST.

Hasil penelitian menunjukkan signifikansi ρ = 0,001, artinya Ho ditolak,

sehingga ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik

anak usia 3-5 tahun. Kategori pola asuh permisif sebanyak 95,5%, pola asuh

demokratis 2,3% dan pola asuh otoriter 2,3%. Perkembangan motorik anak yang

berhasil adalah 95,5%, dan perkembangan dalam kategori peringatan adalah 4,5%.

Pola asuh permisif adalah pola asuh yang paling banyak digunakan daripada pola

asuh yang lain, dengan perkembangan motorik anak dalam kategori berhasil

sebanyak 93,2%.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang pola

asuh yang benar pada anak untuk keberhasilan perkembangannya, sehingga

menciptakan generasi yang bermanfaat dimasa yang akan datang.

Kata Kunci: Pola asuh orangtua, perkembangan motorik, anak usia 3-5 tahun.

Ulumuddin, M Ihya. (2014). The Relationship between Parenting Patterns to the

Motor Development of the children at the age of 3-5 years old at PAUD

Aisyiyah Nur’aini, Ngampilan, Yogyakarta.

Supervisor:

Romdzati, S.Kep., Ns., MNS

ABSTRACT

The parenting pattern and active role of parents toward the development of

children are quite important to the children’s early development especially their

early ages. By knowing about the development of the children, it is expected that

the development of the children will be maximum so that they will be more

reliable next generation. One of the required developments is motor development

including small and harsh motor. The objective of the research is to know the

relationship between parenting patterns to the development of children motor at

the age of 3-5 years old at PAUD Aisyiyah Nur’aini, Ngampilan, Yogyakarta.

The research was a descriptive correlation qualitative research by applying

cross sectional technique. There are 44 children at the age of 3-5 years old

including their parents at PAUD Aisyiyah Nur’aini, Ngampilan, Yogyakarta as

the sample. The research instruments are questionnaire and DDST observation.

The research shows that ρ=0.001. It means that Ho is being rejected. As the

consequence, there is a relationship between parenting pattern to the motor

development of children at the age of 3-5 years old. The category of permissive

parenting is 95.5%, democratic parenting is 2.3% and authoritarian parenting is

2.3%. The successful children’s motor development is 95.5% and the warning

category development is 4.5%. The permissive parenting pattern is the most

widely used compared to the other patterns. It also shows the successful

children’s motor development as much as 93.2%.

The result of the research is expected to contribute more information about

the right parenting pattern for the development of children. Thus, there will be

beneficial generation in the future.

Key Word: Parenting pattern, motor development, children age 3-5 years old.

1

PENDAHULUAN

Masalah kesehatan yang sering

terjadi pada masa balita berkaitan

dengan masalah tumbuh kembang.

Hal ini terjadi karena pertumbuhan

dan perkembangan mengalami

peningkatan yang pesat pada usia

dini, yaitu dari 0-5 tahun. Masa ini

sering juga disebut sebagai fase

”golden age”. Golden age

merupakan masa yang sangat penting

untuk memperhatikan tumbuh

kembang anak secara cermat agar

sedini mungkin dapat terdeteksi

apabila terjadi kelainan. Selain itu,

penanganan kelainan yang sesuai

pada masa golden age dapat

meminimalisir kelainan pertumbuhan

dan perkembangan anak sehingga

kelainan yang bersifat permanen

dapat dicegah(1)

.

Pada setiap tahap tumbuh

kembang anak, terdapat tugas

perkembangan yaitu serangkaian

ketrampilan dan kompetensi yang

harus dicapai atau dikuasai pada

setiap tahap perkembangan agar anak

mampu berinteraksi secara efektif

dengan lingkungannya(2)

. Salah

satunya adalah perkembangan

motorik (motorik kasar dan motorik

halus).

Perkembangan motorik kasar

pada anak usia 3 tahun antara lain

melakukan gerakan sederhana seperti

berdiri di atas salah satu kaki selama

3 detik, melompat dari langkah

dasar, berlari kesana kemari. Pada

usia 4 tahun, anak tetap melakukan

gerakan yang sama, tetapi sudah

berani mengambil resiko seperti jika

anak dapat naik tangga dengan satu

kaki lalu dapat turun dengan cara

yang sama dan dapat melompat dan

meloncat pada satu kaki. Kemudian

pada usia 5 tahun, anak dapat

berjalan mundur dengan tumit dan

jari kaki, anak juga lebih percaya diri

dengan mencoba untuk berlomba

dengan teman sebayanya(3)

.

Perkembangan motorik halus

pada anak usia 3 tahun yaitu masih

terkait dengan kemampuan bayi

untuk menempatkan dan memegang

benda-benda dan dapat menggambar

bentuk yang mendekati gambar

lingkaran. Pada usia 4 tahun,

kordinasi motorik halus anak telah

semakin meningkat dan menjadi

lebih tepat seperti bermain balok,

2

kadang sulit menyusun balok sampai

tinggi sebab khawatir tidak akan

sempurna susunannya. Sedangkan

pada usia 5 tahun, mereka sudah

memiliki kordinasi mata yang bagus

dengan memadukan tangan, lengan

dan anggota tubuh lainnya untuk

bergerak(4)

.

Perkembangan motorik yang

terlambat berarti tugas

perkembangan motorik anak yang

seharusnya sudah terlewati tetapi

anak belum mampu melewatinya,

sehingga akan mengalami

keterlambatan(5)

.

Faktor-faktor yang menghambat

perkembangan motorik meliputi

kondisi ibu yang kurang

menyenangkan selama kehamilan,

trauma di kepala akibat kelahiran

yang sulit, IQ di bawah normal,

perlindungan yang berlebihan,

kurangnya rangsangan, dorongan dan

kurangnya kesempatan

menggerakkan semua bagian tubuh

akan dapat memperlambat

perkembangan kemampuan motorik

anak(6)

.

Pola asuh orangtua tentang

tumbuh kembang, sangat membantu

anak mencapai dan melewati

pertumbuhan dan perkembangan

sesuai tingkatan usianya dengan

normal. Dengan lebih mengetahui

tentang tumbuh kembang anak,

diharapkan pertumbuhan dan

perkembangan anaknya lebih

maksimal sehingga kedepannya akan

menghasilkan penerus generasi yang

lebih baik(7)

.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif korelasi dengan

pendekatan cross sectional. Teknik

pengambilan sampel menggunakan

total sampel sebanyak 44 orangtua

dan anak yang sekolah di PAUD

Aisyiyah Nur’aini. Instrument yang

digunakan pada variable pola asuh

orang tua menggunakan kuisioner

yang telah dirancang. Sedangkan

variable perkembangan motorik

menggunakan instrument observasi

DDST.

3

HASIL PENELITIAN

Pola asuh orangtua

Tabel 1. Distribusi Frekuensi pola

asuh orangtua di PAUD Nur’aini

Ngampilan Yogyakarta pada bulan

April 2014

N

o

Pola asuh

orangtua

frekuensi Persent

ase (%)

1 Otoriter 1 2,3

2 Permisif 42 95,5

3 Demokratis 1 2,3

Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel di atas dapat

diketahui gambaran pola asuh

orangtua yang di peroleh dalam

penelitian ini. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa mayoritas

orangtua responden menerapkan pola

asuh permisif yaitu sebanyak 42

orang (95,5%).

Perkembangan Motorik Anak

Tabel 2. Distribusi frekuensi

perkembangan motorik anak di

PAUD Nur’aini Ngampilan

Yogyakarta pada bulan April 2014

No Aspek Frekuensi Prosentase

(%)

1 Berhasil 42 95,5

2 Peringatan 2 4,5

Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel di atas

diketahui bahwa sebagian besar anak

mempunyai perkembangan motorik

adalah berhasil yaitu sebanyak 42

orang (95,5%) sedangkan sisanya

sebanyak 2 anak (4,5%) mempunyai

perkembangan motorik dalam

kategori peringatan.

Hubungan Pola Asuh Orangtua

Dengan Perkembangan Motorik

Anak Usia 3-5 Tahun

Tabel 3. Crosstabs pola asuh

orangtua dengan perkembangan

motorik anak usia 3-5 tahun di

PAUD Aisyiyah Nur’aini Ngampilan

Yogyakarta pada bulan April 2014

Perkembangan motorik anak Total

Berhasil (%) peringata

n

(%)

Otoriter 0 0 1 2,3 1

Permisif 41 93,2 1 2,3 42

Demokra

tis

1 2,3 0 0 1

Total 42 2 44

Berdasarkan tabel di atas

diketahui bahwa mayoritas orangtua

menerapkan pola asuh permisif yaitu

sebanyak 42 orang (95,5%) dan

mempunyai anak dengan

perkembangan motorik yang berhasil

sebanyak 41 anak (93,2%) dan 1

anak (2,3%) dengan perkembangan

4

motorik peringatan. Orangtua yang

menerapkan pola asuh otoriter pada

anaknya sebanyak 1 orang (2,3%)

dengan perkembangan motorik anak

yang dihasilkan yaitu peringatan, dan

sisanya orangtua yang menerapkan

pola asuh demokratis yaitu sebanyak

1 orang (2,3%) dengan

perkembangan motorik anak

berhasil.

PEMBAHASAN

Pola Asuh Orangtua

Berdasarkan analisa dari tabel 1

diperoleh gambaran bahwa sebagian

besar orangtua menggunakan pola

asuh permisif yaitu sebanyak 42

orang dengan prosentase 95,5%.

Orangtua dengan pola asuh permisif

cenderung selalu menuruti keinginan

anaknya. Sikap ini mungkin

disebabkan karena orangtua terlalu

sayang terhadap anak, proteksi yang

berlebihan dan terlalu memanjakan

anak sehingga apapun yang

dilakukan anak akan diterima oleh

orangtua(8)

.

Pola asuh yang diterapkan

orangtua memiliki peranan yang

penting dalam mendidik,

membimbing, mendisiplinkan dan

melindungi anak untuk mencapai

kedewasaan sesuai dengan norma-

norma yang ada dalam masyarakat.

Hal ini diperkuat oleh penelitian

yang dilakukan oleh Kurniawati

(2012) kepada 90 orang anak tentang

pola asuh dan perkembangan anak di

Kelurahan Bener kecamatan

Wiradesa kabupaten Pekalongan,

diketahui bahwa terdapat pengaruh

yang besar antara pola asuh orangtua

dengan perkembangan anak.

Pada penelitian ini orangtua yang

mempunyai pola asuh otoriter hanya

1 orang (2,3%). Pola asuh otoriter

adalah pola yang membatasi dan

menghukum, dimana orangtua

mendesak anak untuk mengikuti

arahan mereka. Orangtua yang

berpola asuh otoriter menekankan

adanya kepatuhan seorang anak

terhadap peraturan yang mereka buat

tanpa banyak basa-basi, tanpa

penjelasan kepada anaknya mengenai

sebab dan tujuan diberlakukannya

peraturan tersebut, cenderung

menghukum anaknya yang

melanggar peraturan atau menyalahi

norma yang berlaku(4)

.

Pola asuh seperti ini bisa

disebabkan oleh pengaruh dari usia

5

orangtua yang mengasuh anaknya.

Menurut Hurlock (2010) pasangan

dengan usia yang lebih tua

cenderung lebih keras dan bersikap

otoriter dalam memberikan

pengasuhan kepada anak-anaknya.

Orangtua lebih dominan dalam

mengambil keputusan, karena

orangtua merasa sangat

berpengalaman dalam memberikan

pengasuhan dan pendidikan kepada

anak mereka(8)

.

Selanjutnya dari tabel 1 dapat

dilihat bahwa orangtua yang

menerapkan pola asuh demokratis

hanya 1 orang (2,3%). Pola asuh

demokratis merupakan bentuk

perlakuan orangtua saat berinteraksi

dengan anaknya dengan cara

melibatkan anak dalam mengambil

keputusan yang berkaitan dengan

keluarga dan diri anaknya. Pola asuh

seperti ini akan menjadikan anak

menjadi lebih bertanggung jawab,

sopan dan memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi. Hal tersebut diperkuat

oleh pendapat Baumrind dalam

Yusuf (2012), bahwa anak dengan

pola asuh demokratis akan lebih

cenderung menjadi anak yang

bersahabat, memiliki tujuan dan arah

hidup yang jelas serta berorientasi

pada prestasi yang nantinya akan

mendasari anak untuk menjalani

hidup di masa mendatang(9)

.

Perkembangan Motorik Anak

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa mayoritas anak

mempunyai perkembangan motorik

yang berhasil yaitu sebanyak 42

orang (95,5%), sedangkan sisanya

sebanyak 2 orang (4,5%) mempunyai

perkembangan motorik peringatan.

Setiap individu berbeda dalam

proses tumbuh kembangnya karena

dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu : pengaruh budaya lingkungan,

status sosial dan ekonomi keluarga,

nutrisi, olahraga/latihan fisik, posisi

anak dalam keluarga dapat

mempengaruhi sikap orang tua dalam

mengasuh dan mendidik anak di

lingkungan keluarga(2)

. Hal ini

diperkuat dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ariyana dan Rini

(2009) tentang perkembangan

motorik kasar dan motorik halus

pada anak usia pra sekolah

menunjukan bahwa perkembangan

motorik kasar anak normal sebanyak

53 anak (76,8%)(10)

. Dalam penelitian

tersebut dijelaskan pula tentang

6

perkembangan motorik halus anak

yang menunjukan hasil bahwa

perkembangan motorik yang normal

sebanyak 52 anak (75,4%).

Perkembangan motorik ini

disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya stimulasi, lingkungan

pengasuhan, status gizi dan

budaya(11)

.

Hubungan pola asuh orangtua

dengan perkembangan motorik

anak usia 3-5 tahun di PAUD

Aisyiyah Nur’aini Ngampilan

Yogyakarta.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa hubungan pola asuh orangtua

dengan perkembangan motorik anak

usia 3-5 tahun pada penelitian ini

melalui uji statistik kendall’s tau

diperoleh nilai p = 0,001. Hal ini

berarti nilai p lebih kecil dari α

(0,05) dengan demikian dapat

dikatakan bahwa terdapat hubungan

pola asuh orangtua dengan

perkembangan motorik anak usia 3-5

tahun di PAUD Aisyiyah Nur’aini

Ngampilan Yogyakarta Tahun 2014.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitian Wulansari (2009),

dimana dari hasil penelitian tersebut

terdapat hubungan pola asuh orang

tua dengan perkembangan motorik

anak usia prasekolah(7)

.

Perkembangan motorik anak usia

3-5 tahun berdasarkan hasil penelian

yang telah dilakukan diperoleh data

bahwa perkembangan motorik anak

yang berhasil sebanyak 42 orang

(95,5%), sedangkan sisanya

sebanyak 2 orang (4,5%) mempunyai

perkembangan motorik dalam

kategori peringatan. Perkembangan

anak dalam kategori peringatan bisa

disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya lingkungan pengasuhan,

status gizi, posisi anak dalam

keluarga, status kesehatan, stimulasi,

dan budaya(11)

. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa

perkembangan motorik anak

sebagian besar normal (berhasil), Hal

ini karena dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan motorik anak salah

satunya adalah pola asuh

orangtua(12)

. Jadi, pola asuh orangtua

merupakan hal yang sangat berperan

dalam perkembangan motorik anak

karena anak yang memperoleh pola

asuh yang baik, maka perkembangan

motorik anak tersebut akan sesuai

dengan usianya.

7

Hubungan pola asuh orangtua

dengan perkembangan motorik anak

usia 3-5 tahun Tabel 3 menunjukkan

bahwa dari 44 responden didapatkan

persentase terbesar yaitu 95,5%

sebagian besar responden

menerapkan pola asuh permisif dan

masing-masing 2,3% dengan pola

asuh otoriter dan demokratis. Dan

perkembangan motorik anak yang

berhasil sebanyak 42 anak (95,5%)

dan perkembangan motorik anak

dalam kategori peringatan sebanyak

2 anak (4,5%).

Dari hasil analisa menggunakan

tabulasi silang menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara pola asuh

orangtua dengan perkembangan

motorik anak usia 3-5 tahun. Hal ini

diketahui dari kategori pola asuh

permisif yang paling dominan

dengan perkembangan anak yang

berhasil yaitu 41 anak (93,2%),

perkembangan anak dalam kategori

peringatan 1 anak (2,3%). Pola asuh

permisif merupakan perlakuan

orangtua saat berinteraksi dengan

anaknya dengan memberikan

kelonggaran atau kebebasan tanpa

kontrol atau pengawasan yang ketat.

Orangtua yang permisif akan

memberikan kebebasan penuh

kepada anak-anaknya untuk

bertindak sesuai dengan keinginan

anaknya. Beberapa orangtua sengaja

membesarkan anak mereka dengan

cara ini karena mereka percaya

bahwa kombinasi antara keterlibatan

yang hangat dan sedikit batasan akan

menghasilkan anak yang kreatif dan

percaya diri(4)

. Meskipun

kenyataannya, dalam pola asuh

permisif masih ada anak yang

mengalami perkembangan dalam

kategori peringatan, kemungkinan

dipengaruhi oleh faktor lain seperti

pengalaman orangtua sebelumnya,

karena orang tua yang telah

mempunyai pengalaman sebelumnya

dalam merawat anak akan lebih siap

menjalankan peran pengasuhan dan

lebih rileks(13)

.

Pola asuh orangtua yang

demokratis sebanyak 1 orang (2,3%)

dan menghasilkan perkembangan

anak dalam kategori berhasil. Pola

asuh demokratis mendorong anak

untuk mandiri namun masih

menerapkan batas dan kendali pada

tindakan mereka. Orangtua

demokratis menunjukan kesenangan

dan dukungan sebagai respon

8

terhadap perilaku konstruktif anak.

Mereka juga mengharapkan perilaku

anak yang mandiri dan sesuai dengan

usianya(4)

.

Pola asuh orang tua yang otoriter

hanya 1 (2,3%) dan menghasilkan

perkembangan anak dalam kategori

peringatan. Pola asuh otoriter yaitu

suatu gaya pengasuhan yang

membatasi dan menetapkan anak

untuk mengikuti perintah-perintah

orang tua, menetapkan batas-batas

yang tegas dan tidak memberi

peluang yang besar bagi anak-anak

untuk mengemukakan pendapat,

cenderung bersikap sewenang-

wenang dan tidak demokratis dalam

membuat keputusan, memaksakan

peran-peran atau pandangan-

pandangan kepada anak atas dasar

kemampuan dan kekuasaan sendiri,

serta kurang menghargai pemikiran

dan perasaan mereka. Meskipun

demikian, para peneliti menemukan

bahwa pada beberapa kelompok

etnis, aspek-aspek gaya pengasuhan

otoriter diasosiasikan dengan hasil

yang lebih positif bila dibandingkan

dengan apa yang diprediksikan oleh

Baumrind.

Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil dan

kesimpulan hasil penelitian

pembahasan maka dapat diperoleh

kesimpulan tentang hubungan pola

asuh orangtua dengan perkembangan

motorik anak usia 3-5 tahun di

PAUD Aisyiyah Nur’aini Ngampilan

Yogyakarta.

1. Pola asuh orangtua yang

dominan diterapkan kepada anak

di PAUD Aisyiyah Nur’aini

adalah pola asuh permisif yaitu

sebesar 95,5%.

2. Perkembangan motorik anak di

PAUD Aisyiyah Nur’aini

sebagian besar berhasil yaitu

sebesar 95,5%

3. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pola

asuh orangtua dengan

perkembangan motorik anak di

PAUD Aisyiyah Nur’aini.

SARAN

9

Berdasarkan dari kesimpulan di

atas, maka dapat diberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi ilmu keperawatan

Bagi perawat khususnya perawat

anak, dapat dijadikan sebagai

pertimbangan dalam

memberikan pendidikan

kesehatan pada masyarakat

untuk memberikan pola asuh

yang dapat membantu anak

mencapai perkembanagn

motorik yang optimal.

2. Bagi orangtua

Orangtua diharapkan untuk

memberikan pola asuh yang

tepat agar terbentuk tingkat

perkembangan motorik anak

yang baik pada anak. Orangtua

juga diharapkan untuk

mengevaluasi setiap tingkatan

perkembangan anak untuk

mendeteksi adanya

keterlambatan pada anak.

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat

mengawali penelitian-penelitian

selanjutnya mengenai pola asuh

orangtua serta perkembangan

motorik anak, dan hendaknya

para peneliti dapat melakukan

penelitian mengenai

perkembangan motorik anak

dengan mencari variabel-

variabel di luar variabel pada

penelitian ini. Disamping itu

dapat pula ditambah cara

penelitian berupa wawancara

yang mendalam untuk

mendukung data yang sudah

diperoleh.

RUJUKAN

1. Nutrisiani, M. (2009). Tahap pertumbuhan dan perkembangan. Diakses 10

januari 2014, dari

http://ibunyakayyisa.blogspot.com/2009/05/tahappertumbuhan-dan-

%20perkembangan.html

2. Wong, D, L. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik volume1. Jakarta:

EGC.

3. _________. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik volume 2. Jakarta:

EGC.

4. Santrock, J.W. (2011). Adolesence perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga.

5. Department Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Pedoman pelaksanaan

stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang ditingkat pelayanaa

kesehatan dasar. Jakarta.

6. Widyastuti, A., & Widyani, S., (2007). Panduan perkembangan anak usia 0-

1 tahun. Jakarta: Puspa Swara.

7. Wulansari, N, R. (2009). Hubungan pola asuh orang tua dengan

perkembangan motorik anak usia prasekolah. Skripsi strata satu, Universitas

Muhammadiyah Semarang, Semarang.

8. Hurlock, Elizabeth B. (2010). Perkembangan anak. jilid 1. Edisi Enam.

Jakarta: Erlingga.

9. Syamsu, Y. (2012). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta:

Remaja Rosdakarya

10. Ariyani & Rini. (2009). Hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan

anak dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak usia 4-5

tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 7 Semarang. Jurnal Keperawatan

Muhammadiyah Semarang. 2(2). 11-20

11. Hidayat, A. (2009). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.

Jakarta: Salemba Medika.

12. Soetjiningsih. (2010). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.

13. Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta:

EGC.