hubungan pola asuh orang tua dengan citra...

127
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA TUBUH REMAJA PADA MASA PUBERTAS DI WILAYAH KELURAHAN BINTARO JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : ANINDA NIM: 1112104000002 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M

Upload: vukhuong

Post on 21-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA

TUBUH REMAJA PADA MASA PUBERTAS DI WILAYAH

KELURAHAN BINTARO JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

ANINDA

NIM: 1112104000002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016 M

Page 2: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Page 3: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

iii

Page 4: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

iv

Page 5: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

v

Page 6: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESESA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2016

Aninda, NIM: 1112104000002

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Citra Tubuh Remaja Pada Masa

Pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro, Jakarta Selatan

xviii + 76 halaman + 15 tabel + 2 bagan + 8 lampiran

ABSTRAK

Remaja pada masa pubertas akan mengalami perubahan fisik yang pesat,

untuk itu remaja perlu memahami dan menyadari kelebihan dan kekurangan

dirinya dari aspek citra tubuh agar tidak mengalami kesulitan dalam pembentukan

identitas diri. Pengembangan citra tubuh ke arah positif dan negatif dapat

diarahkan oleh orang tua melalui pola pengasuhan sehari-harinya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan

citra tubuh remaja pada masa pubertas. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah

Kelurahan Bintaro, Jakarta Selatan dengan besar sampel sebanyak 153 responden.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive dan snowball sampling. Jenis

penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional.

Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner pola asuh (PAQ) dan citra

tubuh (MBRSQ-AS). Teknik analisa data yang digunakan adalah Chi-Square

dengan menggunakan program aplikasi statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa mayoritas responden sebesar (37,9%) memiliki kecenderungan

menggunakan pola asuh permisif dan mayoritas remaja sebesar (51%) memiliki

citra tubuh yang positif. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara pola asuh orang tua dengan citra tubuh remaja pada masa

pubertas dengan p value sebesar 0,132 atau sig>0,05. Peneliti menyarankan agar

penelitian selanjutnya membahas mengenai faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi citra tubuh remaja pada masa pubertas.

Kata Kunci: Pola Asuh Orang Tua, Citra Tubuh, Pubertas

Daftar Bacaan : 73 (1991-2015)

Page 7: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

vii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF

JAKARTA

Undergraduate Thesis, Juny 2016

Aninda, NIM: 1112104000002

The Correlation between Parenting Styles with Adolescents Body Image in

Bintaro District, South Jakarta

xviii+ 76 pages + 15 tables + 2 charts + 8 appendixes

ABSTRACT

Adolescents during puberty will experience rapid physical changes,

therefore teens need to understand and realize their strength and weekness from

the aspect of body image in order not to experience difficulties in identity

establishment. The development of body image to the positive and negative

directions can be lead by parents through their daily parenting. This study aims to

determine the relationship between parenting styles with adolescents body image

in puberty period. This study was done in Bintaro district, South Jakarta with 153

respondents. The sampling technique which used is purposive and snowball

sampling. The type of this study is quantitative with cross sectional design. The

data was collected by using two instruments, which is questionnaire of parenting

(PAQ) and body image (MBRSQ-AS). The data analysis technique which used is

the chi square statistics with the aid program in its processing application. The

result showed that the majority of respondents (37,9%) have a permissive

parenting types and the majority of adolescents have a possitive body image

(51%). Statistical test result showed that there was no relationship between

parenting styles with adolescents body image in puberty period with p value

0,132or sig>0,05. The further research will be able to discuss about other factors

that affect to adolescents body image in puberty period.

Keyword: Parenting, Body Image, Puberty

References: 73 (1991-2015)

Page 8: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aninda

Tempat, Tgl lahir : Jakarta, 27 November 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mawar III Gg. Lebak Tanjung No. 45 A RT 005/05

Pesanggrahan Bintaro Jakarta Selatan 12330

No. Kontak : +628980513064

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. Sekolah Dasar Islam Manaratul

Islam

2000- 2006

2. MTS. Manaratul Islam 2006- 2009

3. MA. Manaratul Islam 2009- 2012

4. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2012- Sekarang

Riwayat Organisasi

1. OSIS

2009-2012

2. BEM FKIK

2013-2014

3. Jurnalistik HMPSIK

2015-2016

4. Life For Edu 2016-Sekarang

Page 9: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur tak terhingga penulis hanturkan kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia serta ridha-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan

Citra Tubuh Remaja Pada Masa Pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro.”

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk melakukan sidang skripsi di

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini banyak hal yang telah

penulis peroleh terutama dalam hal pengetahuan tentang aplikasi mata kuliah.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari abntuan semua pihak, sehingga

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, MSc selaku Ketua Program Studi dan Ibu

Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp. KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Puspita Palupi, S.Kep., Sp. Mat selaku pembimbing akademik dan

juga sebagai pembimbing 1 skripsi yang banyak memberikan masukan dan

dukungan untuk kelancaran perkuliahan sejak semester awal dan

kelancaran penyelesaian skripsi ini.

Page 10: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

x

4. Ibu Eni Nur‟aini Agustini, S.Kep, MSc selaku pembimbing 1 yang sudah

membimbing dari tahap awal persiapan pembuatan skripsi sampai tahap

sidang proposal skripsi.

5. Ibu Ratna Pelawati, S.Kp, M.Biomed selaku pembimbing 2 skripsi yang

dengan sabar membimbing dan memberikan saran serta kritiknya untuk

skripsi ini.

6. Bapak/ Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu-ilmunya selama

perkuliahan .

7. Seluruh staff Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

8. Kedua orang tua saya yang selalu mendo‟akan kelancaran dan kesuksesan

pembuatan skripsi ini, yang memberikan dukungan berupa do‟a, kasih

sayang, finansial yang tidak terhitung banyaknya, yang sudah bekerja

keras untuk kelancaran dan keberhasilan anaknya saat kuliah.

9. Teruntuk Nirwan Maulana yang sudah selama ini memberikan dukungan

dan do‟a demi kelancaran pembuatan skripsi ini.

10. Teman-teman ku PSIK angkatan 2012 yang tidak dapat di sebutkan satu

persatu, terima kasih atas keceriaan kalian semua, motivasi dan dukungan

nya selama ini.

11. Teman TIM SOLID BEM FKIK yang selama 4 tahun ini mewarnai

kehidupan organisasi ku, terima kasih atas bimbingan kakak-kakak dan

teman-teman selama ini

Page 11: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

xi

12. Kakak-kakak dan Adik-adik ku seperjuangan di Ilmu Keperawatan yang

telah banyak memberikan semangatnya.

13. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini baik dalam

proses persiapan maupun pelaksanaan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi

perbaikan proposal skripsi ini ke arah yang lebih baik. Atas perhatiannya penulis

ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, Januari 2016

Penulis

Page 12: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................ vi

LEMBAR PENGESESAHAN ............................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvii

LAMPIRAN ....................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 7

C. Pertanyaan Penelitian ....................................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 8

1. Tujuan Umum ........................................................................................... 8

2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 8

E. Manfaat penelitian ........................................................................................... 9

1. Penelitian Selanjutnya .............................................................................. 9

2. Masyarakat ............................................................................................... 9

3. Pelayanan Kesehatan .............................................................................. 10

4. Keperawatan ........................................................................................... 10

F. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 11

A. Remaja ........................................................................................................... 11

1. Pengertian ............................................................................................... 11

2. Tahap Perkembangan Remaja ................................................................ 11

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja ....................................................... 13

Page 13: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

xiii

B. Pubertas .......................................................................................................... 14

1. Pengertian ............................................................................................... 14

2. Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi wanita ........................ 16

3. Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi pria ............................ 17

4. Perubahan pada Masa Pubertas .............................................................. 17

5. Tahapan-tahapan Pubertas ...................................................................... 19

C. Citra Tubuh .................................................................................................... 21

1. Definisi ................................................................................................... 21

2. Aspek Citra Tubuh ................................................................................. 22

3. Faktor-faktor yang Membentuk Citra Tubuh ......................................... 23

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Tubuh ................................... 25

4. Penggolongan Citra Tubuh ..................................................................... 27

5. Gangguan Citra Tubuh ........................................................................... 29

D. Pola Asuh ....................................................................................................... 30

1. Pengertian ............................................................................................... 30

2. Jenis Pola Asuh ...................................................................................... 31

3. Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh .................................................. 33

E. Penelitian Terkait ........................................................................................... 34

F. Kerangka Teori .............................................................................................. 37

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ................. 38

A. Kerangka Konsep ........................................................................................... 38

B. Definisi Operasional ...................................................................................... 39

C. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 42

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 43

A. Desain Penelitian ........................................................................................... 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 43

1. Lokasi dan Waktu ................................................................................... 43

C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 44

1. Populasi .................................................................................................. 44

2. Sampel .................................................................................................... 44

C. Pengumpulan Data ......................................................................................... 47

E. Alat Pengumpulan Data ................................................................................. 49

Page 14: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

xiv

1. Kuesioner Pola Asuh .............................................................................. 49

2. Kuesioner Citra Tubuh ........................................................................... 50

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 52

A. Uji Validitas ........................................................................................... 52

B. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 54

G. Pengolahan Data ............................................................................................ 55

H. Analisis Data .................................................................................................. 57

I. Etika Penelitian .............................................................................................. 58

BAB V ................................................................................................................... 59

HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 59

A. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Bintaro ...................................... 59

B. Analisa Univariat .................................................................................... 59

C. Analisa Bivariat ...................................................................................... 63

BAB VI ................................................................................................................. 65

PEMBAHASAN ................................................................................................... 65

A. Gambaran Karakteristik Responden ....................................................... 65

B. Gambaran Pola Asuh Orang Tua di wilayah Kelurahan Bintaro ........... 67

C. Gambaran Citra Tubuh Remaja Pada Masa Pubertas di wilayah

Kelurahan Bintaro .......................................................................................... 69

D. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Citra Tubuh Remaja

Pada Masa Pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro ...................................... 70

E. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 73

BAB VII ................................................................................................................ 74

KESIMPULAN ..................................................................................................... 74

A. Kesimpulan ............................................................................................. 74

B. Saran ....................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ...................................................................... 39

Tabel 4.1 Blue Print Kuesioner Persepsi Pola Asuh Orang Tua(Tryout) ...... 50

Tabel 4.2 Blue Print Kuesioner Citra Tubuh (Tryout)................................... 52

Tabel 4.3 Skor Pada Skala Citra Tubuh ......................................................... 52

Tabel 4.4 Blueprint KuesionerPola Asuh (Pasca TryOut) ............................ 54

Tabel 4.5 BluePrint Kuesioner Citra Tubuh (Pasca TryOut) ........................ 54

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Berdasarkan

Jenis Kelamin ................................................................................................. 60

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Berdasarkan Usia ......... 60

Tabel 5.3 Gambaran Rata-Rata Usia Responden Remaja ............................. 60

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Orang Tua Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ........................................................................................ 61

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jenis Pola Asuh Orang Tua ......................... 61

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Citra Tubuh Remaja Pada Masa Pubertas .... 62

Tabel 5.7 Hubungan Gambaran Citra Tubuh dengan Jenis Kelamin Remaja

Pada Masa Pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro ...................................... 62

Tabel 5.8 Hubungan Gambaran Citra Tubuh dengan Usia Remaja Pada Masa

Pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro ........................................................ 63

Tabel 5.9 Tabulasi Silang Pola Asuh Orang Tua dengan Citra Tubuh Remaja

Pada Masa Pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro ...................................... 63

Page 16: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Teori ............................................................................... 37

Bagan 2. Kerangka Konsep ........................................................................... 38

Page 17: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

xvii

DAFTAR SINGKATAN

ABP : Androgen Binding Protein

LH : Luetinizing Hormone

FSH : Follicle Stimulating Hormone

MBRSQ-AS :Multidimentional Body Related Scale Questionnaire-

Appearence Scale

PAQ : Parental Authority Questionnaire

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

PT : Perguruan Tinggi

Page 18: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

xviii

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Lampiran Hasil Uji Normalitas dan Distibusi Data

Lampiran 3. Lampiran Hasil Univariat dan Bivariat

Lampiran 4. Lampiran Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data

Lampiran 6. Surat Izin Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Lampiran 7. Surat Rekomendasi Penelitian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Lampiran 8. Surat Rekomendasi Penelitian Kelurahan Bintaro

Page 19: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja adalah periode

pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa

kanak-kanak dan sebelum dewasa, dari usia 10 sampai 19 (WHO, 2015).

Menurut WHO (2009) jumlah remaja di dunia mencapai angka 1,2 milyar.

Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut Sensus

Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk

(Depkes RI, 2015).

Pada masa transisi anak menuju remaja, mereka mengalami

berbagai perubahan seperti perubahan biologis, kognitif dan sosial

emosional (Santrock, 2007). Perubahan biologis adalah perubahan yang

paling pesat dialami seorang remaja, perubahan tersebut diantaranya

adalah pertambahan tinggi tubuh yang cepat, perubahan hormonal, dan

kematangan seksual yang muncul ketika seseorang memasuki masa

pubertas.

Pubertas adalah periode dimana ditandai terjadinya kematangan

dalam hal seksual dan fisik, hal ini terjadi karena perubahan hormon

(Kligman, 2007). Perubahan fisik tersebut diantaranya adalah penambahan

berat badan, pertambahan tinggi badan dan mulai tumbuhnya organ seks

Page 20: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

2

2

primer dan sekunder pada remaja perempuan dan laki-laki. Terjadinya

kematangan seksual atau alat-alat reproduksi pada usia tersebut merupakan

bagian penting dalam kehidupan remaja yang membutuhkan perhatian

khusus (Yani, 2010 dalam Christina, 2014). Segala perubahan tersebut

berpengaruh terhadap keadaan psikologi remaja, dan perhatian remaja

terhadap penampilannya menjadi sangat besar, sehingga sering timbul

kecemasan (Soetjiningsih, 2007 dalam Primurasanti, 2013).

Kecemasan Interpersonal mengenai penampilan dapat berdampak

pada persepsi remaja pada tubuhnya (Cash, 2008). Persepsi atau

pandangan serta sikap remaja terhadap penampilan fisik disebut dengan

citra tubuh, baik dalam bentuk, struktur, fungsi, dan ukuran penampilan

tubuhnya (Santrock, 2007; Stuart&Sundeen, 2005).Hal yang sering terjadi

pada masa pubertas ketika remaja lebih tidak puas akan keadaan tubuhnya

(Santrock, 2007).Pemahaman yang kurang tersebut akan berdampak pada

kecenderungan citra tubuh ke arah negatif yaitu rentan mengalami harga

diri rendah, depresi, kecemasan sosial, menarik diri, dan mengalami

disfungsi seksual (Sari, 2006).

Penelitian yang dilakukan Elta (2002) yang dilakukan dengan

remaja usia 12-14 tahun sebanyak 42 responden di SLTP Muhammadiyah

III Jakarta Pusat. Peneliti mendapatkan hasil proporsi remaja pubertas

dengan citra tubuh positif sebanyak 43% dan proporsi citra tubuh negatif

sebanyak 57%. Sedangkan pada penelitian Sari (2007) yang dilakukan

Page 21: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

3

3

kepada remaja usia >15 tahun di SMUN 4 Bekasi, didapatkan hasil

proporsi remaja dengan citra tubuh sedang sebesar 60,17%, dan citra tubuh

tinggi sebesar 39,83%.

Remaja yang mengalami perubahan fisikmembutuhkan dukungan

orang tua sebagai tempat untuk belajar bagaimana memahami perubahan

yang terjadi dan melakukan transisi dari kanak-kanak sampai dewasa

dengan berhasil serta memenuhi tugas perkembanganpada masa remaja

(Corah, 2011). Remaja juga harus memahami segala perubahan yang ada

pada tubuhnya pada masa pubertas, sehingga tidak mengalami kesulitan

dalam pencarian identitas (Soetjaningsih, 2007). Dukungan orang tua juga

sangat berarti dalam memberikan perhatian dan mengarahkan remaja pada

persepsi yang positif terhadap diri sendiri(Sam& Wahyuni, 2012 dalam

Sahban, 2014)

Menurut teori pembelajaran sosial, dijelaskan pula bahwa orang

tua merupakan model yang penting dalam proses sosialisasi atau

pengasuhan sehingga mempengaruhi citra tubuh anak-anaknya melalui

umpan balik dan instruksi (Cash & Pruzinsky, 2002 dalam Yundarini,

2015). Stuart & Sundeen (2005) mengungkapkan bahwa pola pengasuhan

orang tua merupakan salah satu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

konsep diri dan citra tubuh merupakan salah satu komponennya. Burns

dalam Ayu (2014) juga menyebutkan bahwa pola asuh juga merupakan

salah satu dari lima faktor yang juga mempengaruhi perkembangan citra

tubuh karena berpengaruh terhadap pembentukan identitas dan penalaran

remaja.

Page 22: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

4

Pola asuh merupakan interaksi anak dengan orang tua yang

mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindung anak untuk

mencapai kedewasaan yang sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

masyarakat (Edwards, 2006 dalam Yulita, 2014). Pola asuh orang tua

menjadi faktor penting dalam pembentukan citra tubuh seseorang. Sikap

positif yang dilakukan orang tua akan menimbulkan konsep dan pemikiran

positif, sebaliknya sikap negatif orang tua akan menimbulkan pemikiran

negatif pada diri individu (Wildan, 2013). Pola asuh terbagi atas pola asuh

otoriter, permisif maupun demokratis dan ketiga nya memberikan dampak

yang berbeda-beda bagi remaja (Soetjaningsih, 2010; Corah, 2011).

Pola asuh otoriter, dimana orang tua memiliki pola asuh yang

berusaha membentuk, mengendalikan, dan mengevaluasi perilaku serta

sikap anak berdasarkan serangkaian standar mutlak, nilai-nilai kepatuhan,

menghormati otoritas, kerja, tradisi, tidak saling memberi dan menerima

dalam komunikasi verbal (Widiyarini, 2009). Pola asuh autoritatif atau

demokratis berusaha mengarahkan anaknya secara rasional, berorientasi

pada masalah yang dihadapi, menghargai komunikasi yang saling

memberi dan menerima, sedangkan pola asuh permisif menyimpulkan,

bahwa orang tua berusaha berperilaku menerima dan bersikap positif

(Widiyarini, 2009).

Pola asuh orang tua membentuk dasar keperibadian seorang

remaja, apakah mereka menjadi seseorang yang memiliki kepribadian

yang kokoh ataupun rapuh sehingga mempengaruhi kerentanan seseorang

terhadap stresor (Suwanto, 2009). Arahan orang tua dan suasana psikologi

Page 23: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

5

dan sosial yang mewarnai rumah tangga sangat mempengaruhi adaptasi

transisi dan perkembangan remaja. Realita menunjukan bahwa terdapat

perbedaan suasana rumah tangga yang remaja tempati, sehingga intensitas

pembinaannya pun berbeda pula (Al-Mighawar, 2006 dalam Saputri,

2012).

Hasil studi pendahuluan di Wilayah Kelurahan Bintaro pada

tanggal 7 Februari 2016 dengan 10 orang remaja (masing-masing 5 remaja

laki-laki dan 5 remaja perempuan) secara accidental didapatkan bahwa

80% remaja mengatakan perubahan yang terjadi pada saat remaja adalah

perubahan pada tubuh mereka, diantaranya mereka mengatakan tubuhnya

lebih tinggi, berat badan nya bertambah, pinggul nya melebar, suara nya

lebih nyaring untuk perempuan, tumbuh bulu ketiak, dan tumbuh jerawat,

sedangkan 20% lainnya mengatakan perubahan yang terasa antara lain,

mereka menjadi lebih suka dengan lawan jenis, sering emosi atau lebih

sensitif, kemudian remaja ditanyakan mengenai dampak perubahan fisik

tersebut, jawaban yang didapatkan yakni 30% mengatakan merasa malu

jika tampil di depan umum, 30% mengatakan tidak ada dampak, dan 40%

lainnya mengatakan hal yang berbeda beda seperti lebih percaya diri jika

tubuhnya tinggi, merasa senang jika ada yang memuji penampilannya.

Wawancara selanjutnya dilakukan pada orang tua remaja yang

bersangkutan. Orang tua ditanyakan mengenai kedekekatannya dengan

anak pada saat anak menginjak masa pubertas, hasil didapatkan bahwa

orang tua menjadi lebih over protectif dengan anak, ada juga yang

mengatakan tidak ada perubahan interaksi, orang tua membebaskan anak

Page 24: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

6

dalam bertindak dan memberikan tanggung jawab ke anaknya karena

menganggap anaknya sudah mulai dewasa, namun ada pula yang tetap

memberikan bimbingan dan arahan kepada anaknya untuk memperhatikan

penampilannya saat remaja. Orang tua kemudian ditanyakan mengenai

“apakah yang orang tua lakukan saat terjadi perubahan-perubahan fisik

pada anaknya yang memasuki masa pubertas?”, hasil wawancara

didapatkan 50% mengatakan tidak memperhatikan perubahan pada

anaknya, 30% mengatakan hal yang bervariasi diantaranya orang tua

menganjurkan anak untuk berpakaian sesuai bentuk badannya, merawat

tubuhnya karena sudah beranjak dewasa, ada pula yang meminta anaknya

berpenampilan seperti yang dibayangkan orang tua dan 20% lainnya

memberikan kebebasan anak untuk berpenampilan sesuai keinginannya.

Berdasarkan hasil literatur dan studi pendahuluan yang telah

dijelaskan, bahwa seorang remaja akan mengalami perubahan fisik yang

pesat saat pubertas dan akan mempengaruhi pandangan dan sikap mereka

terhadap penampilan tubuhnya tersebut. Pandangan dan sikap tersebut

membentuk suatu citra tubuh. Citra tubuh yang negatif disebabkan

kurangnya pemahaman dan penerimaan, hal ini berdampak pada sulitnya

pencarian identitas dan mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap

harga diri rendah sampai ke perilaku menarik diri.

Dampak-dampak negatif tersebut dapat dicegah dan menjadi

tanggung jawab orang tua untuk mengarahkan pemahaman mengenai

perubahan fisik yang terjadi sehingga persepsi remaja berubah kearah

yang positif karena orang tua merupakan salah satu faktor yang dapat

Page 25: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

7

mempengaruhi citra tubuh seseorang. Namun pada studi pendahuluan di

dapatkan 50% orang tua tidak menyadari perubahan fisik anaknya

sehingga tidak melakukan pengarahan apapun. Berdasarkan hal tersebut

peneliti ingin melakukan penelitian mengenai hubungan pola asuh orang

tua dengan citra tubuh remaja pada masa pubertas diWilayah Kelurahan

Bintaro Jakarta Selatan.

B. Rumusan Masalah

Remaja pada masa pubertas akan mengalami perubahan dalam segi

fisik dan seksual, hal ini terjadi pada saat periode pubertas, dimana akan

terjadi kematangan fisik yang cepat. Perubahan fisik selama masa pubertas

ini membuat remaja akan lebih fokus memperhatikan penampilan fisik.

Remaja akan merasa puas atau tidak puas dan menerima atau menolak

akan penampilan fisik tersebut. Persepsi tersebut dinamakan citra tubuh

dan dapat dikembangkan ke arah positif dan negatif sesuai dengan

pandangan remaja. Dampak dari citra tubuh negatif diantaranya

menganggu pencarian identitas diri karena kurangnya pemahaman dan

penerimaan terhadap diri, rentan mengalami harga diri rendah, kecemasan

sosial dan perilaku menarik diri. Sedangkan citra diri positif menyebabkan

seorang remaja akan memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik dan

dapat lebih mudah mencari identitas dirinya.

Pencarian identitas merupakan tugas perkembangan remaja dan

erat kaitannya dengan orang tua, dimana orang tua yang memberikan

bimbingan, pengarahan dan instruksi yang dapat mempengaruhi pemikiran

remaja mengenai dirinya. Hal ini dilakukan agar remaja dapat

Page 26: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

8

menyesuaikan diri semasa periode pubertas. Didapatkan pula hasil studi

pendahuluan bahwa 50% orang tua tidak menyadari perubahan fisik pada

anaknya semasa periode pubertas. Berdasarkan latar belakang tersebut,

peneliti ingin meneliti tentang hubungan pola asuh orang tua dengan citra

tubuh remaja pada masa pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro, Jakarta

Selatan.

C. Pertanyaan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas didapatkan beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut ;

1. Bagaimana gambaran citra tubuh remaja dalam masa pubertas di Wilayah

Kelurahan Bintaro?

2. Bagaimana gambaran pola asuh yang diterapkan orang tua dengan remaja

pada masa pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro?

3. Apakah terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan citra tubuh

remaja pada masa pubertas diWilayah Kelurahan Bintaro?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan pola asuh orang tua dengan citra tubuh remaja pada masa

pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran citra tubuh remaja pada masa pubertas di

Wilayah Kelurahan Bintaro.

Page 27: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

9

b. Mengetahui gambaran pola asuh yang diterapkan oleh orang tua

terhadap remaja di Wilayah Kelurahan Bintaro.

c. Menganalisa adanya hubungan pola asuh orang tua terhadap citra tubuh

remaja pada masa pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro.

E. Manfaat penelitian

1. Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi baik secara teoritis

maupun secara metodologis mengenai penelitian terkait citra tubuh remaja

pada masa pubertas dan hubungannya dengan pola asuh orang tua.

2. Masyarakat

Orang tua dapat mengetahui pola asuh yang ideal diterapkan pada

masa transisi anaknya dan dapat mengetahui gambaran citra tubuh anak

pada saat beranjak menuju masa remaja sehingga orang tua dapat

mempertimbangkan atau mengadaptasi pola asuh yang dapat membantu

adapatasi remaja di masa pubertas. Orang tua dapat memberikan

pengawasan dan bimbingan pada remaja agar dapat mengembangkan citra

tubuh seperti memberikan pandangan positif kepada remaja sehingga

remaja mampu mengembangkan citra tubuh ke arah yang positif.,

sedangkan remaja dapat mengetahui perubahan-perubahan fisik selama

pubertas dan bagaimana cara positif memandang perubahan tersebut.

Page 28: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

10

3. Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk melakukan usaha

preventif dalam pemberian edukasi mengenai kesehatan mental yang

berkaitan dengan konsep diri remaja.

4. Keperawatan

Proses dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber dan

landasan pengembangan keilmuan keperawatan khususnya keperawatan

jiwa, keperawatan anak, dan keperawatan keluarga.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

penelitian cross-sectional. Pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian berupa kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian terkait

hubungan pola asuh orang tua dengan citra tubuh remaja pada masa

pubertas. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya yaitu variabel yang diteliti. Penelitian sebelumnya hanya

meneliti hubungan persepsi pola asuh dengan resiko perilaku bullying,

tetapi pada penelitian ini variabel yang diteliti yakni citra tubuh remaja

pada masa pubertas. Penelitian mengenai citra tubuh remaja juga banyak

diteliti untuk remaja putri karena citra tubuh berkaitan dengan body shape.

Populasi penelitian ini adalah remaja berusia > 12-15 tahun yang sudah

pubertas dan orang tua nya. Sampel penelitian ini sebanyak 153 responden

dan teknik yang digunakan dengan teknik purposive dan snowball

sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji Chi- Square untuk

menguji korelasi antara dua variabel tersebut.

Page 29: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-

kanak ke dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12

sampai 24 tahun. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin

adilescere (kata bendanya, adolecentia yang berarti remaja) yang berarti

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Sedangkan dalam bahasa Inggris,

adolescence mengandung makna berangsur-angsur yang diartikan sebagai

berangsur-angsur menuju kematangan fisik, akal kejiwaan dan sosial serta

emosional (Al-Mighwar, 2006 dalam Saputri , 2012).

Beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja

merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa, dimana

terjadi perubahan fisik yang sangat signifikan disertai dengan mulai

berfungsinya organ reproduksi dan perubahan pada psikososialnya

(Sarwono, 2011 dalam Saputri, 2012).

2. Tahap Perkembangan Remaja

Ada 3 tahap perkembangan remaja (Sarwono, 2012), yaitu:

Page 30: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

12

a. Remaja awal (early adolescence)

Remaja ini berada pada rentang usia 12 sampai 15 tahun. Remaja

awal ini masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi pada

dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-

perubahan itu. Pada saat periode ini mereka mulai menyukai lawan

jenis dan menjadi lebih mudah terangsang. Mereka memiliki

kepekaan yang berlebihan terhadap lawan jenis.

b. Remaja madya (middle adolescence)

Remaja madya berada dalam rentang usia 16 sampai 18 tahun.

Remaja pada tahap ini membutuhkan banyak teman-teman

sehingga mereka akan merasa senang apabila memiliki banyak

teman dan diterima oleh teman sebayanya. Remaja pada periode

ini lebih menyukai diri sendiri atau bersifat narsistik.

c. Remaja akhir (late adolescence)

Remaja pada tahap ini berusia lebih dari 18 tahun. Tahap ini masa

konsolidasi menuju periode dewasa yaitu ditandai dengan

pencapaian lima hal, yaitu:

1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek

2) Egonya untuk mencari kesempatan bersatu dengan orang

lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

3) Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah

lagi.

4) Egosentrisme (memusatkan perhatian pada diri sendiri)

Page 31: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

13

5) Tumbuhnya “dinding” yang menjadi pemisah diri

pribadinya dan masyarakat umum

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Setiap tahap perkembangan akan mendapat tantangan dan

kesulitan-kesulitan yang membutuhkan suatu keterampilan untuk

mengatasinya. Pada masa remaja mereka dihadapkan kepada dua tugas

utama, yaitu :

1. Mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orang tua.

Pada masa remaja sering terjadi adanya kesenjangan dan konflik

antara remaja dengan orang tuanya. Pada saat ini ikatan emosional

menjadi lebih berkurang dan remaja sangat membutuhkan kebebasan

emosional dari orang tua, misalnya dalam hal memilih teman ataupun

melakukan aktifitas. Otonomi menekankan pada kebebasan dari

pengaruh orang tua. Otonomi adalah pengaturan diri (self regulation)

sedangkan kebebasan (independence) adalah kemampuan untuk

membuat keputusan dan mengatur perilakunya sendiri (Soetjaningsih,

2007).

Pada awal usia remaja, perjuangan kemandiriannya ditandai

dengan perubahan dari sifat tergantung kepada orang tua menjadi tidak

tergantung. Akhir masa remaja adalah tahap akhir perjuangan remaja

mencapai idenititas diri (Soetjaningsih, 2007).

Page 32: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

14

2. Membentuk identitas untuk tercapainya integrasi diri dan kematangan

pribadi.

Erikson menyatakan bahwa remaja yang berhasil mencapai

identitas diri yang stabil akan memperoleh pandangan yang jelas

tentang dirinya, memahami persamaan dan perbedaan dengan orang

lain, menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya, penuh percaya diri,

dan mampu mempertahankan identitas dirinya walau terjadi perubahan

peran dalam masyarakat (Desmita, 2007).

Burns mengatakan bahwa pada masa remaja perkembangan fisik

berkembang dengan pesat sehingga menjadi suatu ketertarikan pada

diri remaja (Wahyuni, 2012). Remaja yang memiliki identitas diri

memiliki aspek:

1. Pemahaman terhadap diri yang utuh

2. Menilai diri seseuai dengan penilaian masyarakat

3. Mengakui jenis kelaminnya sendiri, memandang berbagai aspek di

dalam dirinya sebagai suatu keserasian, dan mempunyai tujuan

hidup (Wahyuni, 2012).

B. Pubertas

1. Pengertian

Pubertas pada umunya di definisikan sebagai saat dimana seorang

anak mengalami pematangan dalam hal fisik dan seksual (Perry, 2010;

Inayah, 2014). Menurut Santrock (2008) pubertas (puberty) adalah sebuah

periode dimana kematangan fisik berlangsung pesat, yang melibatkan

perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung di masa

Page 33: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

15

remaja awal. Pada buku psikologi pendidikan Djiwandono (2007)

mengatakan, pubertas adalah suatu rangkaian perubahan fisik yang

membuat organisme secara matang mampu berproduksi, dan hampir setiap

organ dan sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan ini. Dari beberapa

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pubertas adalah periode

dimana terjadi kematangan seksual pada remaja.

Menurut Monks (2006) masa pubertas pada remaja putri usia 12-15

tahun. Sedangkan menurut Perry (2012) wanita pubertas terjadi antar usia

8-14 tahun sedangkan laki-laki terjadi pada usia antara 9-14 tahun.

Penyebab munculnya pubertas ini adalah hormon yang dipengaruhi oleh

hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh).

Berkat kerja hormon ini, remaja memasuki masa pubertas sehingga

mulaimuncul ciri-ciri kelamin sekunder yang dapat membedakan antara

laki-laki dan perempuan.

Pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon

seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi dan tubuh mengalami

perubahan. Hormon seks yang mempengaruhi perempuan aalah estrogen

dan progesteron yang diproduksi di indung telur, sedangkan pada laki-laki

diproduksi oleh testis dan dinamakan testosteron. Hormon-hormon

tersebut ada di dalam darah dan mempengaruhi alat-alat dalam tubuh

sehingga terjadi beberapa pertumbuhan (Yulrina, 2015).

Page 34: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

16

2. Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi wanita

Hipotalamus akan menyekresikan hormon gonadotropin. Hormon

gonadotropin merangsang kelenjar pituitary untuk menghasilakn hormon

FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon FSH merangsang

pertumbuhan dan pematangan folikel di dalam ovarium. Pematangan

folikel ini merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di dalam

ovarium. Pematangan folikel ini merangsang kelenjar ovarium

mensekresikan hormon estrogen. Hormon estrogen berfungsi membantu

pembentukan kelamin sekunder seperti tumbuhnya payudara, panggul

membesar, dan ciri lainnya. Selain itu, estrogen juga membantu

pertumbuhan endometrium yang memberikan tanda pada kelenjar pituitary

agar menghentikan sekresi hormon FSH dan berganti dengan sekresi

hormon LH (Luetinizing Hormone). (Yulrina, 2015).

Terstimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang kemudian

pecah menjadi korpus luteal. Saat seperti ini, ovum akan keluar dari folikel

dan ovarium menuju uterus (terjadi ovulasi). Korpus luteum yang

terbentuk akan segera mensekresi progesteron. Progesteron berfungsi

menjaga pertumbuhan endometrium seperti pembesaran pembuluh darah

dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang menyekresikan cairan

bernutrisi. Apabila ovum pada uterus tidak dibuahi, hormon estrogen akan

berhenti. Berikutnya sekresi hormon LH oleh kelenjar pituitary juga

berhenti. Akibatnya korpus luteal tidak bisa melangsungkan sekresi

hormon progesteron. Oleh karena itu progesteron tidak ada dan dinding

Page 35: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

17

rahim luruh bersama darah. Darah ini akan keluar dari tubuh dan

dinamakan menstruasi (Yulrina, 2015).

3. Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi pria

Ada sejumlah hormon yang berperan dalam sistem reproduksi laki-

laki terutama pada proses pembentukan sperma. Dibawah kontrol

hipotalamus, sebuah hormon dikeluarkan untuk merangsang hipofisis

anterior. Hormon ini adalah gonadotropin. Hormon ini merangsang

hipofisis anteroir untuk menghasilkan hormon LH dan hormon FSH.

Hormon LH menstimulasi sel-sel Leydig untuk menyekresikan hormon

testosteron. Testosteron berfungsi dalam spermatogenesis, pematangan

sperma dan pertumbuhan kelamin sekunder pada pria. Sementara itu,

hormon FSH berperan merangsang sel-sel sertoli untuk menghasilkan

ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium

untuk memulai proses spermatogenesis. Selain itu, estrogen dibentuk oleh

sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Kedua hormon ini tersedia

untuk pematangan sperma. Proses pemasakan spermatosit menjadi

spermatozoa disebut spermatogenesis. Sprematogenesis terjadi di dalam

epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari (Yulrina, 2015).

4. Perubahan pada Masa Pubertas

Pada masa pubertas terjadi perubahan biologis meliputi perubahan

primer dan perubahan sekunder disebut juga perubahan fisik.

Page 36: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

18

a. Perubahan Primer

Perubahan ini dimulai dari berfungsinya organ genital yang

ada. Pada perempuan ditandai dengan menarche atau haid pertama

dan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah (Soetjaningsih,

2007). Hal ini diakibatkan perubahan hormonal yang terjadi pada

saat anak menuju masa remaja.

b. Perubahan Sekunder

1) Pertumbuhan pada remaja perempuan

Pertumbuhan remaja perempuan dimulai dengan kecepatan

5,5 cm/tahun (4-7,5 cm) (Soetjaningsih, 2007). Gambaran yang

paling dini dan terpenting dari pertumbuhan tulang pada remaja

perempuan adalah pertumbuhan pada lebar panggul selama

pubertas. Pertumbuhan pelvis dan panggul (diukur pada diameter

bi-ilical) secara kuantitatif hampir sama dengan remaja laki-laki.

Tetapi, karena pertumbuhan remaja perempuan lebih kecil pada

berbagai dimensi tubuhnya, maka lebar panggul tampak tidak

proporsional (tampak lebih besar) daripada remaja laki-laki

(Soetjaningsih, 2007).

2) Pertumbuhan pada remaja laki-laki

Pertambahan tinggi pada remaja laki-laki sekitar 5 cm/

tahun. Pertumbuhan ini berlangsung sekitar 2 tahun. Bahu yang

lebih lebar, pinggul yang lebih sempit, kaki yang lebih panjang,

dan relatif lebih panjang pada ekstremitas atas adalah dimorfisme

yang khas pada remaja laki-laki dibandingkan dengan pertumbuhan

Page 37: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

19

skelet remaja perempuan. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh

hormon androgen (Soetjaningsih, 2007).

Menurut Wong (2009), perubahan bentuk tubuh terjadi umumnya

pada masa pubertas yaitu terjadi peningkatan pertumbuhan otot, rangka,

dan organ internal yang mencapai puncaknya rata-rata pada usia 12 tahun

untuk remaja putri dan 14 tahun untuk remaja putra. Pada remaja putri

terjadi puncak percepatan berat badan pada kira-kira 6 bulan setelah

pencapaian puncak berat badan sebesar 7-25 kg. Sementara remaja putra

akan mengalami penambahan berat badan sebesar 15-45 kg.

Wong (2009) juga mengatakan bahwa kematangan seksual pada

remaja putri dapat dilihat pada perubahan puting susu, aerola, dan

pertumbuhan mammae yang cepat. Kematangan seksual ini rata-rata

terjadi pada ussia 11-13,5 tahun. Pertumbuhannya akan sejalan dengan

pertumbuhan rambut pubis setelah 2-6 bulan. Kematangan seksual remaja

putra ditandai dengan perubahan ukuran testis, dan penipisan kulit testis,

serta terjadi pembesaran skrotum. Perubahan ini terjadi antara usia 9,5

tahun-14 tahun.

5. Tahapan-tahapan Pubertas

Al Mighwar (2006) dalam Inayah (2014) menjelaskan masa

pubertas terjadi secara bertahap, yaitu:

1) Tahap Prapubertas (9 - 10 tahun)

Tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau

dua terakhir masa kanak –kanak, yaitu periode sekitar 2 tahun sebelum

pubertas ketika anak pertama kali mengalami perubahan fisik yang

Page 38: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

20

menandakan kematangan seksual. Pada masa ini anak dianggap

sebagai ”prapubertas”, sehingga tidak disebut seorang anak dan tidak

pula seorang remaja. Pada tahap ini, ciri - ciri seks sekunder mulai

tampak, namun organ-organ reproduksinya belum berkembang secara

sempurna.

2) Tahap Puber (12 – 15 tahun)

Tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis

antara masa kanak - kanak dan masa remaja. Pada tahap ini, kriteria

kematangan seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi

menarche dan pada anak laki - laki terjadi mimpi basah pertama kali.

Dan mulai berkembang ciri - ciri seks sekunder dan sel - sel diproduksi

dalam organ - organ seks.

3) Tahap Pasca Puber (>16 tahun)

Pada tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua masa

remaja. Pada tahap ini ciri - ciri seks sekunder sudah berkembang

dengan baik dan organ-organ seks juga berfungsi secara matang.

Merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas, ketika

pertumbuhan tulang telah lengkap dan fungsi reproduksinya terbentuk

dengan cukup baik.

Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-tama nampak

adalah pertumbuhan badan anak yang lebih cepat, terutama

ekstremitasnya, dan badan lambat laun mendapat bentuk sesuai jenis

kelaminnya. Walaupun ada pengaruh hormon somatropin, diduga

bahwa pada wanita kecepatan pertumbuhannya terutama disebabkan

Page 39: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

21

oleh estrogen. Estrogen ini pula yang pada suatu waktu menyebabkan

penutupan garis epifisis tulang-tulang, sehingga pertumbuha badan

berhenti. Pengaruh estrogen yang lain ialah pertumbuhan genitalia

interna, genitalia eksterna dan ciri-ciri kelamin sekunder. Pada masa

pubertas, genitalia interna dan eksterna lambat laun tumbuh untuk

mencapai bentuk dan sifat seperti pada masa dewasa (Wiknjosastro,

2007 dalam Saputri, 2012)

Perubahan fisik yang cepat dan terjadi secara berkelanjutan pada

remaja menyebabkan para remaja sadar dan lebih sensitif terhadap

bentuk tubuhnya dan mencoba membandingkan dengan teman-teman

sebaya. Jika perubahan tidak berlangsung secara lancar maka akan

berpengaruh terhadap perkembangan psikologi dan emosional anak,

bahkan terkadang timbul ansietas (Steinberg, 2009 dalam Batubara,

2010).

C. Citra Tubuh

1. Definisi

Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan

individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya baik ukuran,

bentuk, struktur, fungsi, dan keterbatasan (Stuart & Sundeen, 2005). Citra

tubuh merupakan salah satu komponen yang membentuk konsep diri.

Konsep diri merupakan pandangan dan sikap individu terhadap diri

sendiri, terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi

diri, dengan kata lain konsep diri adalah inti kepribadian individu

(Harskamp, 2006)

Page 40: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

22

Citra tubuh mengacu pada gambaran seseorang tentang tubuhnya

yang dibentuk dalam pikirannya, yang lebih banyak dipengaruhi oleh self-

esteem orang itu sendiri daripada penilaian orang lain tentang kemenarikan

fisik yang sesungguhnya dimiliki orang tersebut (Meliana, 2006).

Sedangkan menurut Honigman & Castle (2007), citra tubuh merupakan

gambaran mental seseorang terhadap bentuk tubuhnya atau penilaian

pribadi maupun orang lain terhadap ukuran dan bentuk tubuh atau segala

hal yang berkenaan dengan tubuhnya. Citra tubuh mengacu pada harga diri

(self-esteem), kadang-kadang rendahnya citra tubuh akan menyebabkan

harga diri yang rendah (Cash, 2008)

2. Aspek Citra Tubuh

Cash (2002) menjelaskan mengenai aspek citra tubuh yang

meliputi:

a) Evaluasi Penampilan Fisik (Appearance Evaluation)

Pada subskala ini diukur derajat ketertarikan atau kepuasan dan

ketidakpuasan terhadap penampilan fisik.

b) Orientasi Penampilan Fisik (Appearance Orientation)

Pada subskala ini diukur tingkat perhatian terhadap penampilan

fisik.

c) Kepuasan Area Tubuh (Body Areas Satisfaction Scale/BASS)

Yaitu mengukur secara spesifik tingkat kepuasan individu terhadap

berbagai bagian tubuhnya.

Page 41: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

23

d) Pengkategorian Ukuran Tubuh (Self Classified Weight)

Yaitu subskala yang menggambarkan persepsi seseorang terhadap

berat badannya.

e) Kecemasan Menjadi Gemuk (Overweight Preoccupation)

Yaitu subskala yang menggambarkan kecemasan akan kegemukan,

perhatian akan berat badannya, kecenderungan melakukan diet

penurunan berat badan dan membentuk pola makan yang dibatasi.

3. Faktor-faktor yang Membentuk Citra Tubuh

Citra tubuh yang merupakan bagian dari konsep diri yang berkaitan

dengan sifat fisik dibentuk oleh banyak faktor (Meliana, 2006), antara lain:

a. Penilaian atau komentar orang lain

Reaksi atau pandangan dari orang lain yang memiliki arti bagi

individu (significant other) misalnya orang tua, teman, dan lain-

lain, akan mempengaruhi citra tubuh yang dimiliki individu

tersebut. Hal ini seperti, pandangan teman-teman terhadap individu

sebagai seorang yang gemuk, langsing, cantik, seksi, dan

sebagainya.

b. Perbandingan dengan orang lain

Citra tubuh yang terbentuk sangat tergantung pada bagaimana cara

individu membandingkan dirinya dengan orang lain, biasanya pada

orang-orang yang hampir serupa dengan dirinya.

Page 42: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

24

c. Peran seseorang

Setiap orang memainkan peran yang berbeda-beda. Pada setiap

peran tersebut, individu diharapkan akan bertindak sesuai dengan

tuntutan dari perannya masing-masing.

d. Identifikasi terhadap orang lain

Individu yang mengagumi satu tokoh yang dianggapnya ideal

seringkali menirunya seperti cara berdandan, cara berpakaian,

potongan rambut, dan lain-lain. Dengan bertindak demikian, ia

merasa telah memiliki beberapa ciri dari tokoh yang dikaguminya.

e. Nilai-nilai sosial yang berlaku

f. Perubahan fisik dalam perempuan selama masa pubertas,

kehamilan dan menopouse.

g. Sosialisasi

Proses sosialisasi yang dimulai sejak usia dini, sebagai contoh

bahwa bentuk tubuh yang langsing adalah yang diharapkan

lingkungan, akan membuat anak sejak dini mengalami

ketidakpuasan apabila tubuhnya tidak sesuai dengan yang

diharapkan lingkungan, terutama orang tua. Orang tua terpengaruh

oleh berbagai hal sehingga timbul kekhawatiran terhadap tubuh

anaknya ketika masa perkembangan. Dukungan orang tua

sangatlah berarti dalam memberikan perhatian dan mengarahkan

remaja pada persepsi yang positif terhadap diri sendiri (Sam&

Wahyuni, 2012 dalam Sahban, 2014).

h. Cara individu merasakan dirinya

Page 43: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

25

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Tubuh

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh,

antara lain :

a. Orang tua (Pola Pengasuhan)

Hardy dan Heyes (1999) dalam Wildan (2013)

mengungkapkan bahwa orang tua adalah kontak sosial yang paling

awal dialami oleh sesorang dan paling kuat, segala informasi yang

diberikan orang tua akan lebih diingat dibandingkan informasi

yang diberikan orang lain. Martin & Colbert dalam Yundarini

(2012) mengatakan pula dalam proses pengasuhan terjadi kontak

atau interaksi antara anak dan orang tua dalam membimbing anak

bertingkah laku sesuai harapan.

Stuart & Sundeen (2005) dalam Muhith (2015) mengatakan

bahwa pola asuh merupakan faktor yang signifikan dalam

mempengaruhi konsep diri yang terbentuk, dimanacitra tubuh

merupakan salah satu komponennya. Sikap yang ditimbulkan

orang tua berupa hal yang positif atau pun negatif akan

mempengaruhi pemikiran dan sikap seseorang, jika sikap orang tua

positif maka akan menimbulkan sikap dan pemikiran positif pada

anak dan sebaliknya jika orang tua bersikap negatif (Wildan,

2013).

Proses pengasuhan yang dimulai sejak usia dini, sebagai

contoh bahwa bentuk tubuh yang langsing adalah yang diharapkan

lingkungan, hal tersebut membuat anak sejak dini sudah

Page 44: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

26

mengalami tekanan dan timbul ketidakpuasan apabila tubuhnya

tidak sesuai dengan yang diharapkan lingkungan, terutama orang

tua. Orang tua terpengaruh oleh berbagai hal sehingga timbul

kekhawatiran terhadap tubuh anaknya ketika masa perkembangan.

Dukungan orang tua sangat berarti dalam memberikan perhatian

dan mengarahkan remaja pada persepsi yang positif terhadap diri

sendiri (Sam& Wahyuni, 2012 dalam Sahban, 2014).

b. Peer Group(Teman Sebaya)

Peer group menjadi faktor kedua yang dapat

mempengaruhi citra diri (citra tubuh). Peer gorup atau teman

sebaya dapat mempengaruhi citra tubuh seseorang dalam dua cara,

yaitu citra tubuh remaja merupakan pandangan atau opini dari

teman-teman tentang dirinya dan yang kedua yaitu tekanan dari

teman–temannya di dalam suatu kelompok (Santrock, 2007;

Wildan 2013).

c. Usia

Citra tubuh menjadi aspek penting untuk diperhatikan pada

usia remaja. Hal ini berdampak pada usaha berlebihan untuk

mengontrol berat badan. Umumnya hal ini terjadi pada remaja putri

daripada remaja putra. Ketidakpuasan tersebut meningkat pada

awal hingga pertengahan usia remaja (Santrock, 2007; Yundarini

dkk, 2015).

Page 45: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

27

d. Media massa

Cash & Pruzinsky (2002) mengungkapkan bahwa media

massa berperan dimasyarakat, terutama majalah, majalah fashion,

dan televisi yang menyajikan gambar model-model yang berbadan

ideal sehingga menyebabkan ketidakpuasan terhadap tubuh. Tiga

proses yang dilalui remaja untuk mempengaruhi citra tubuhnya

yaitu persepsi, kognitif dan tingkah laku yang dikaitkan dengan

pembandingan sosial dimana wanita cenderung membandingkan

diri dengan model-model di media massa.

Giles & Maltby (2004) dalam Rahmaningsih (2014)

menyebutkan bahwa tokoh-tokoh pada media massa berpotensi

menjadi salah satu role model dari remaja saat ini. Pencarian role

model diluar orang tuanya adalah hal yang dilakukan semasa

periode remaja (Gunarsa, 2008).

4. Penggolongan Citra Tubuh

a. Citra Tubuh Positif

Ketika kita memiliki gambaran mental yang akurat dan

benar tentang tubuh kita, beserta perasaan, pengukuran, dan

hubungan kita dengan tubuh kita sendiri secara positif, percaya

diri, dan peduli pada tubuh, hal tersebut dimungkinkan sebagai

individu yang memiliki citra tubuh yang sehat dan konsep diri yang

positif (Meliana, 2006). Citra tubuh yang sehat lebih dari sekedar

ketiadaan perlawanan dengan makanan, berat tubuh atau

penampilan fisik.

Page 46: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

28

Citra tubuh dikatakan positif apabila seseorang menerima

dan menyukai bagian tubuh akan memberikan rasa aman, terhindar

dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Persepsi dan

pengalaman individu terhadap tubuhnya dapat merubah citra tubuh

secara dinamis. Persepsi orang lain di lingkungan seseorang

terhadap tubuhnya turut mempengaruhi penerimaan klien terhadap

dirinya (Keliat, 2006). Adapun hal-hal lain yang menjadi

komponen terbentuknya citra tubuh positif adalah kepedulian pada

tubuh sendiri, pengekspresian diri, pengembangan kepercayaan diri

dalam kapasitas dan kemampuan fisik seseorang, serta

pengembangan konsep diri yang positif.

b. Citra Tubuh Negatif

Berbagai permasalahan body image, yang paling umum

adalah masa ketidakpuasan terhadap sosok tubuh (body

dissatisfaction) dan distorsi citra tubuh. Ketidakpuasan berarti

ketidaksukaan individu terhadap tubuhnya atau bagian-bagian

tubuh tertentu. Besarnya kesenjangan antara citra tubuh ideal

dengan citra tubuh nyata merupakan indikator adanya

ketidakpuasan terhadap sosok tubuh. Seseorang bisa saja

mengatakan tubuhnya “jelek”, saat orang lain menganggapnya

cukup menarik. Body dissatisfation dan distorsi image umum

dialami oleh para gadis dan perempuan dewasa, yang akhirnya

menyebabkan mereka mengalami penghargaan diri yang rendah.

Suatu penelitian menunjukan bahwa perempuan yang melihat

Page 47: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

29

gambar model yang bertubuh kurus menjadi merasa bersalah,

depresi, stress, malu, tidak aman dan tidak puas terhadap sosok

tubuhnya (Stice&Shaw dalam Meliana, 2006).

Hal-hal yang mempengaruhi citra tubuh negatif seseorang

adalah penerimaan terhadap bentuk tubuh pembandingan dengan

orang lain yang membuat seseorang gugup ketika orang lain

melakukan evaluasi terhadap dirinya, komentar atau penilaian

ngatif orang lain, ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh (body

dissatisfaction) sehingga seseorang akan melakukan segala hal

agar terjadi perubahan pada penampilannya (Meliana, 2006 dalam

Yundarini dkk, 2015).

5. Gangguan Citra Tubuh

Keliat (2006) mengatakan bahwa gangguan citra tubuh adalah

perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan

bentuk, ukuran, fungsi, keterbatasan tubuh. Pandangan negatif tersebut

ditandai dengan mengkritik diri sendiri, mudah tersinggung, pesimis,

menarik diri, ideal diri tidak realistis, kurang menerima bentuk tubuh,

harga diri rendah, frustasi, malu dan asing terhadap diri.

Gangguan citra tubuh yang lain adalah distorsi citra tubuh, yakni

perbedaan antara bentuk tubuh dengan persepsi individu. Individu bersifat

overestimate yaitu meyakini tubuhnya lebih besar dari ukuran

sebenarnya, atau bersifat underestimate yakni meyakini bahwa ukuran

tubuhnya lebih kecil daripada ukuran sebenarnya (Sari, 2006). Gangguan

citra tubuh yang lain adalah ketidakpuasan terhadap tubuh (body

Page 48: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

30

dissatisfaction), yaitu keyakinan individu bahwa penampilannya tidak

memenuhi standar pribadinya, sehingga menilai rendah tubuhnya (Sari,

2006). Citra tubuh negatif disebabkan oleh kecemasan interpersonal yang

timbul akibatkurangnya pemahaman yang adekuat mengenai diri, sehingga

kecemasan tersebut akan berdampak pada interaksi sosial remaja yang

dimanifestasikan dengan perilaku menarik diri (Cash, 2008).

D. Pola Asuh

1. Pengertian

Pola asuh adalah pola pengasuhan anak yang berlaku dalam

keluarga, yaitu bagaimana keluarga membentuk perilaku generasi berikut

sesuai dengan norma dan nilai yang baik dan sesuai dengan kehidupan

masyarakat. Pola asuh dalam masyarakat dapat dikatakan homogen bila

dapat diterima sebagai pola asuh oleh seluruh keluarga yang hidup dalam

masyarakat itu. Jadi merupakan pola asuh dari suatu etnik

(Hardywinoto&Setiabudhi, 2002).

Menurut Baumrind (1971) mengemukakan bahwa pola asuh orang

tua terdiri dari 2 dimensi yaitu parent warmth (dimensi kehangatan) dan

parent control (dimensi kendali) yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi satu sama lain. Dimensi kehangatan menunjukan bahwa

respon dan afeksi pada anak. Sedangkan dimensi kendali adalah aspek

dimana orangtua mengendalikan perilaku anak untuk memastikan bahwa

peraturan mereka dipatuhi (Apriany, 2006 dalam Yulita, 2014).

Page 49: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

31

2. Jenis Pola Asuh

Ada beberapa jenis pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yaitu

otoriter, permissive,dan demokratis (Hurlock, 2012).

a. Pola Asuh Authoritarian

Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter memperlihatkan

kehangatan tetapi keras, menjunjung tinggi kemandirian tetapi menuntut

tanggung jawab akan sikap anak. Pada pola asuh authoritarian (otoriter),

orang tua menjunjung tinggi kepatuhan, kenyamanan, dan disiplin yang

berlebih/ orang tua lebih menekankan pemberian hukuman kesalahan,

tanya jawab verbal dan penjelasan tidak diterapkan.

Pola asuh otoriter ini bersifat menghukum dan membatasi dimana

orang tua sangat memaksakan remaja mengikuti dan menghormati usaha-

usaha yang dilakukan oleh orang tuanya, serta komunikasi tertutup,

sehingga tidak memberikan kesempatan anaknya untuk berkomunikasi

secara verbal. Ciri khas pola asuh ini adalah kekuasaan orang tua lebih

dominan bahkan dapat dikatakan mutlak (Baumrind, 1971 dalam Fathi,

2011 dalam Husaini, 2013).

b. Pola Asuh Permissive

Pola asuh permissive, orang tua bersikap tidak perduli dan cenderung

memberi kesempatan anak untuk melakukan hal yang diinginkannya

secara bebas tanpa adanya norma-norma yang harus diikuti dalam keluarga

(Dariyo, 2011). Baumrind (1991) dalam Gullota & Blau (2008)

menyatakan bahwa orang tua dalam tipe ini mencakup tingginya level

Page 50: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

32

penerimaan dan pengabulan permintaan serta rendah dalam kedisiplinan

dan kontrol perilaku. Anak yang diasuh dengan pola asuh ini akan merasa

berlebihan tanggung jawab tanpa dukungan dari orang tua dan lebih

berhubungan dengan teman sebaya, khususnya anak yang memasuki masa

remaja

c. Pola Asuh Authoriative (Demokratis)

Pola asuh demokratis merupakan bentuk pola asuh yang

memperlihatkan dan menghargai kebebasan anak, namun hal tersebut

tidak mutlak dan dilakukan dengan bimbingan yang penuh antara orang

(Gunarsa, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa orang tua memberikan

kebebasan kepada anak untuk berpendapat dan melakukan hal yang

diinginkan anak namun tetap membatasi anak dengan aturan yang telah

ditetapkan orang tua.

Pola asuh tersebut di dalam pelaksanaannya tidak diterapkan secara

kaku, artinya orang tua tidak menerapkan secara kaku, artinya orang tua

tidak menerapkan salah satu pola asuh tersebut. Ada kemungkinan orang

tua menerapkan secara fleksibel, luwes, dan disesuaikan dengan situasi

dan kondisi yang berlangsung saat itu. Sehingga seringkali muncul, tipe

pola asuh situasional atau campuran. Orang yang menerapkan pola asuh

ini, tidak berdasarkan pada pola asuh tertentu, tetapi semua tipe tersebut

diterapkan secara luwes (Dariyo, 2011).

Page 51: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

33

3. Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh

Ada beberapa hal yang mempengaruhi jenis pola asuh yang diterapkan

orang tua menurut Hurlock (2012) dalam Husaini (2013), yaitu:

a. Pola asuh yang diterima orang tua saat anak-anak

Orang tua memiliki kecenderungan yang besar menerapkan pola

asuh yang mereka terima dari orang tua mereka pada anaknya.

b. Pendidikan orang tua

Orang tua yang mendapatkan pendidikan baik, cenderung

menerapkan pola asuh demokratis ataupun permisif dibandingkan

dengan orang tua yang pendidikannya terbatas. Pendidikan

membantu orang tua untuk lebih memahami kebutuhan anak.

c. Kelas sosial

Perbedaan kelas soisal orang tua mempengaruhi pemilhan pola

asuh. Orang tua dari kelas sosial menengah cenderung lebih

permisif dibandingkan dari orang tua kelas soisal bawah.

d. Konsep tentang peran orang tua

Setiap orang tua memiliki konsep bagaimana seharusnya dia

berperan. Orang tua dengan konsep tradisional cenderung memilih

pola asuh yang ketat dibandingkan orang tua dengan konsep non-

tradisional.

e. Kepribadian orang tua

Kepribadian mempengaruhi interpretasi pola asuh yang mereka

terapkan. Orang tua yang berkepribadian tertutup dan konservatif

cenderung akan memperlakukan anaknya dengan ketat dan otoriter.

Page 52: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

34

f. Kepribadian anak

Anak yang cenderung ekstrovert akan bersikap lebih terbuka

terhadap rangsangan-rangsangan yang datang padanya

dibandingkan anak yang introvert.

g. Faktor nilai yang dianut orang tua

Seperti paham „equalitarian‟ dimana kedudukan anak sejajar

dengan orang tua. Namun kebanyakan di Negara Timur, orang tua

masih lebih cenderung menghargai kepatuhan anak.

h. Usia anak

Tingkah laku dan sikap orang tua terhadap anaknya di pengaruhi

oleh usia anak. Orang tua lebih memberikan dukungan dan dapat

menerima sikap ketergantungan anak usia pra sekolah daripada

remaja.

E. Penelitian Terkait

1. Penelitian yang dilakukan Saputri (2012) yang menghubungkan antara

pola asuh orang tua dengan kecemasan remaja yang menghadapi

menarche. Penlitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nayu 77 Surakarta

dengan 46 responden. Hasil didapatkan presentase kecemasan sebanyak

50% dimana hal ini sebanding dengan presentase ketidakcemasan.

Didapatkan pula jenis pola asuh permisif dan otoriter berpotensi

menimbulkan kecemasan pada remaja yang menghadapi menarche

karena kurangnya komunikasi verbal terhadap anak.

2. Penelitian Husaini (2013) mengenai hubungan antara persepsi pola asuh

dengan resiko perilaku bulliying siswa SMA Triguna Utama Ciputat

Page 53: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

35

dengan jumlah sampel 71 . hasil didapatkan 43,7% memiliki persepsi

pola asuh demokratis dan memiliki resiko perilaku bullying rendah.

Sedangkan hasil uji korelasi didapatkan ada hubungan yang signifikan

antara persepsi jenis pola asuh orang tua terhadap resiko perilaku

bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat.

3. Penelitian yang dilakukan Elta (2002) mengenai hubungan citra tubuh

dengan tingkat kecemasan remaja pada masa pubertas di SLTP

Muhammadiyah III Kramat Raya Jakarta Pusat. Responden pada

penelitian ini adalah remaja usia 12-14 tahun sebanyak 42 responden di

SLTP Muhammadiyah III Jakarta Pusat. Peneliti mendapatkan hasil

proporsi remaja pubertas dengan citra tubuh positif sebanyak 43% dan

proporsi citra tubuh negatif sebanyak 57% .

4. Penelitian yang dilakukan Arthanti (2007) mengenai hubungan antara

gambaran citra tubuh dengan tingkat kecemasan pada usia remaja

pertengahan (15-17 tahun) di SMUN 61 Jakarta Timur. Penelitian

dilakukan di SMUN 61 Jakarta Timur dengan jumlah responden 92

orang. Hasil penelitian didapatkan gambaran citra tubuh positif dan

negatif pada remaja yaitu seimbang, dengan nilai proporsi 50% untuk

citra tubuh negatif dan 50% untuk citra tubuh positif.

5. Penelitian yang dilakukan Sari (2006) mengenai hubungan kepuasan

citra tubuh dengan kepercayaan diri remaja. Penelitian ini dilakukan di

Fakultas Psikologi UIN Jakarta dengan responden remaja sebanyak 94

(terdiri atas laki-laki dan perempuan). Hasil penelitian ini didapatkan

Page 54: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

36

bahwa ada korelasi antara kepuasan citra tubuh dengan kepercayaan diri

remaja.

6. Penelitian yang dilakukan Sari (2007) mengenai hubungan antara

syukur dengan kepuasan citra tubuh pada remaja. Penelitian dilakukan

pada siswa SMU Negeri 4 Bekasi sebanyak 113 responden dengan

spesifikasi usia antara 15 tahun sampai 18 tahun. Hasil penelitian ini

adalah ada hubungan antara syukur dengan citra tubuh remaja.

7. Penelitian yang dilakukan Saputri (2012) yang menghubungkan antara

pola asuh orang tua dengan kecemasan remaja yang menghadapi

menarche. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nayu 77 Surakarta

dengan 46 responden. Hasil didapatkan persentase kecemasan sebanyak

50% dimana hal ini sebanding dengan persentase ketidakcemasan.

Didapatkan pula jenis pola asuh permisif dan otoriter berpotensi

menimbulkan kecemasan pada remaja yang menghadapi menarche

karena kurangnya komunikasi verbal terhadap anak.

Page 55: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

37

F. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi Teori Transisi Meleis (2010), Cash & Pruzinsky (2002), Stuart &

Sundeen (2005), Meliana (2006), Santrock (2007)

Respon :

interpersonal anxiety

Transisition Event :

Kelahiran (melahirkan)

Kehamilan

Kehilangan

Masa Transisi

(Pubertas/maturation)

Anak

Faktor yang

mempengaruhi

kejadian transisi

: 1. Jenis

transisi(growth and

developmental,

suatu kejadian

situasional)

2. Waktu kejadian

(Tiba-tiba,

berangsur-angsur)

Citra tubuh

Positif Citra tubuh

Negatif

Change in Body

Appearance

1.Pandangan realistis mengenai

tubuh

2.Penerimaan diri yang positif

3.Kepedulian terhadap diri sendiri

4.Persepsi mengenai diri sendiri

5.Pandangan atau penilaian positif

orang lain

6.Pengembangan kepercayaan diri

(Melliana, 2006)

1. Ketidakpuasan terhadap

tubuh (body

dissatisfaction)

2. Komentar atau pandangan

negative orang lain

3. Tidak menerima perubahan

tubuh

4. Keinginan untuk merubah

tubuh

5. Evaluasi terhadap diri dari

orang lain (Melliana, 2006)

Factor yang mempengaruhi citra tubuh:

Usia(Santrock, 2007)

Media massa(Cash&Pruzinsky, 2002)

Peer group(Santrock, 2007)

Keluarga (orang tua) (Stuart&Sundeen, 2005)

Peran

orang tua

Aspek Citra Tubuh- Penampilan

Fisik (Cash,2002):

a) Evaluasi Penampilan Fisik

b) Orientasi Penampilan Fisik

c) Kepuasan Area Tubuh

d) PengkategorianUkuran Tubuh

e) Kecemasan Menjadi Gemuk

Pola asuh :

Demokratis,

permissif,otoriter

Body Image

Respon :good acceptence

Page 56: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

38

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB ini menjelaskan mengenai kerangka konsep penelitian dan

menjelaskan mengenai definisi operasional dari penelitian ini.

A. Kerangka Konsep

Seperti tujuan penelitian yang telah dijelaskan bahwa penelitian ini

menghubungkan dua variabel yang akan diteliti yaitu persepsi pola asuh

orang tua dengan citra tubuh remaja pada masa pubertas diWilayah

Keluraahn Bintaro Jakarta Selatan, maka kerangka konsep pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Pola Asuh Orang Tua

(permisif, demokratis,

otoriter, campuran)

Citra Tubuh Remaja

(negatif dan positif)

Page 57: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

39

B. Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Variabel Independent :

pola asuh orang tua

Perlakuan orang

tua yang

diterapkan pada

remaja untuk

membentuk

karakternya.

Dalam hal ini ada

tiga jenis pola

asuh orang tua

yaitu: demokratis,

otoriter, permissif

dan campuran

Menghitung skor

persepsi pola asuh

sebagai berikut:

(4) Sangat Sesuai (SS)

(3) Sesuai (S)

(2) Tidak Sesuai (TS)

(1) Sangat Tidak Sesuai

Kuesioner yang digunakan adalah

parental authority questionnaire (PAQ)

yang dibuat oleh Buri (1991) kemudian di

revisi oleh Reitman (2002). Terdiri atas

30 pertanyaan. Setiap jenis pola asuh

terdiri dari 10 pertanyaan,sehingga skor

tertinggi adalah 30 dan terendah adalah

10.

1. Skor tertinggi pada

salah satu jenis

pola asuh

menunjukan

kecenderungan

jenis pola asuh

tersebut

(demokratis,

otoriter dan

permisif)

2. Jika skor sama

untuk kedua atau

Nominal

Page 58: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

40

ke tiga jenis pola

asuh maka disebut

pola asuh campuran

Variabel dependen :

Citra Tubuh Remaja

Pada Masa Pubertas

Citra tubuh

adalah sikap,

persepsi,

keyakinan dan

pengetahuan

remaja terhadap

tubuhnya baik

ukuran, bentuk,

struktur, fungsi

dan keterbatasan

yang terjadi pada

saat usia pubertas

Menggunakan skala

Likert dengan alternatif

jawaban:

SS (Sangat Setuju), S

(Setuju), R (Ragu-ragu),

TS( Tidak Setuju), dan

STS (Sangat Tidak

Setuju)

Skor item favorable:

SS : nilai 4

S : nilai 3

Kuesioner yang diberi nama The

Multidimentional Body-Self Relations

Questionnaire – Apparance Scale

(MBSRQ-AS)dari Thomas Cash (2002)

dengan 32 item penyataan . Alat

MBSRQ-AS ini terbagi menjadi 5sub

skala, yaitu :

a) Evaluasi Penampilan Fisik

b) Orientasi Penampilan Fisik

c) Kepuasan Area Tubuh

d) Pengkategorian Area Tubuh

e) Kecemasan Menjadi Gemuk

1. Tinggi jika skor

>median (90)

2. Rendah jika skor

<median (90)

Ordinal

Page 59: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

41

3.2 Tabel Definisi Operasional

TS : nilai 2

STS : nilai 1

Skor item unfavorable:

SS : nilai 1

S : nilai 2

TS : nilai 3

STS : nilai 4

Skala ini terdiri atas 32 pernyataan

dengan 5 kategori jawaban (skor 1-5)

dengan demikian rentang minimumnya

adalah 32 dan maksimumnya 4 X 32 =

128.

Page 60: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

42

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013). Hipotesis yang digunakan

adalah hipotesis assosiatif. Hipotesis assosiatif adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah assosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan

antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2013). Hipotesis pada penelitian

ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang

tua dengan citra tubuh remaja pada masa pubertas di Wilayah Kelurahan

Bintaro, Jakarta Selatan.

Page 61: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

43

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

BAB ini menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan oleh

peneliti, meliputi desain penelitian, waktu dan lokasi penelitian, sampel dan

teknik sampling, serta proses persiapan dan pengambilan data penelitian.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan rancangan penelitian cross

sectional. Pendekatan penelitian kuantitatif lebih memberikan makna

dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik, bukan makna

secara kebahasaan dan kulturnya (Siregar, 2013 dalam Aini, 2013).

Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu

pengukuran/ observasi data variabel independen dan dependen hanya satu

kali pada satu saat (Nursalam, 2009). Tujuan dari penelitian ini adalah

menghubungkan antara pola asuh orang tua dengan citra tubuh remaja

pada masa pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro, Jakarta Selatan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kelurahan Bintaro,

Kecamatan Pesanggrahan Kota Jakarta Selatan 12330. Kelurahan

Bintaro terdiri dari 15 RW dan 141 RT, sedangkan pada penelitian ini

hanya 10 dari 15 RW yang menjadi lokasi penelitian. Proses

Page 62: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

44

pengambilan data penelitian dimulai pada awal bulan Maret 2016 dan

selesai pada akhir bulan Maret 2016

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2008). Populasi pada penelitian

ini yaituremaja berusia > 12 -15 tahun yang sudah pubertas beserta

orang tua nya baik ibu ataupun ayah. Jumlah remaja dengan kelompok

umur 10-14 sejumlah 5110 jiwa dan kelompok umur 15-19 sejumlah

4439 jiwa.

2. Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi yang dapat dijangkau dan

dipergunakan sebagai subjek penelitian, sedangkan sampling adalah

proses penyeleksian porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi

yang ada (Nursalam, 2008). Metode sampling yang digunakan peneliti

yaitu teknik purposive sampling dengan melihat kriteria inklusi dan

ekslusi yang peneliti tentukan. Cara sampel diambil dengan

menggunakan tekhnik snowball.

Kriteria sampel dibagi dua yaitu inklusi dan ekslusi. Inklusi

adalah karakteristik umum subjek penelitian dari populasi target yang

terjangkau dan akan diteliti, sedangkan ekslusi adalah menghilangkan

atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari

penelitian karena berbagai sebab misalnya subjek menolak

Page 63: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

45

berpartisipasi (Nursalam, 2008). Kriteria inklusi dan ekslusi pada

penelitian ini adalah :

a) Kriteria Inklusi

1) Remaja yang masuk usia pubertas awal >12 -15 tahun

2) Orang tua masih hidup

3) Bersedia menjadi responden

b) Kriteria Ekslusi

1) Belum menarche untuk perempuan dan mimpi basah untuk

laki-laki

2) Pernah melahirkan

3) Hamil

4) Kehilangan anggota tubuh /cacat fisik

5) Setiap hari membaca atau melihat media massa (khusus

tabloid/ majalah wanita atau pria)

Pada penelitian ini menggunakan rumus perhitungan sampel

dengan uji hipotesis beda dua proporsi karena sebelumnya telah

diketahui proporsi variavel dependennya , rumusnya sebagai berikut:

n = [Z √ + Z1-β√ ]

2

[ (P1-P2)]2

Keterangan:

n = Ukuran sampel

Z = Derajat kemaknaan 95% : 1,96

Page 64: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

46

Z1-β = Kekuatan uji sebesar 90% : 1,28

P1 = 0,33 = proporsi remaja dengan citra tubuh positif (Elta, 2002).

P2 = 0,54 = proporsi remaja yang beresiko mengalami citra tubuh

negatif (Elta, 2002).

P = (P1+P2)/2 = 0,87

Q = (1-P) = 1-0,87 = 0,13

Q1 = (1-P1) = 1- 0,33 = 0,67

Q2 = 1- 0,54 = 0,46

Maka :

n = [ √ +1,28√ ]2

[(0,33-0,54)]2

n = [ +0,8704]2

0,0441

n =

= 73 responden

Berdasarkan rumus yang tersebut, didapatkan jumlah responden

sebanyak 73. Hasil perhitungan dikalikan dua 73 x 2 = 146 responden.

Untuk mengatasi kemungkinan drop out, maka digunakan rumus

(Tampubolon, 2008 dalam Putri, 2015):

Page 65: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

47

n‟ = [ 1/(1-f)] x n

n‟ = [1/(1-10%)] x 146

n‟ = 161 responden

Keterangan:

n‟ = jumlah sampel penelitian

f = estimasi dropout

Dari hasil perhitungan sampel diatas maka didapatkan 161 responden

pada penelitian ini.

C. Pengumpulan Data

Adapun tahapan pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini meliputi menentukan subjek penelitian, permasalahan,

tujuan dan manfaat penelitian serta tempat penelitian. Peneliti

mengajukan surat perizinan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

PEMPROV DKI Jakarta dan Kelurahan Bintaro yang kemudian

dibuatkan surat rekomendasi penelitian.

Setelah mendapat surat rekomendasi penelitian, peneliti melakukan

studi pendahuluan terhadap 10 remaja di Wilayah Kelurahan Bintaro

secara accidental pada tanggal 7 Februari 2016. Selanjutnya

dirumusakan masalah berdasarkan teori dan hasil studi pendahuluan

Page 66: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

48

dan kemudian dilakukan perhitungan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian, hasil didapatkan 161 responden berdasarkan hasil

perhitungan sampel.

Langkah terakhir dari tahap persiapan yaitu melakukan pengujian

instrumen penelitian kepada 35 responden di Madrasah Tsanawiyah

Manaratul Islam. Karakteristik responden uji validitas sesuai dengan

karakteristik responden penelitian. Teknik pengambilan data mengikuti

teknik pengambilan data saat penelitian yaitu snowball dan purposive

sampling.

2. Tahap Pengambilan Data

Proses pengambilan data penelitian menggunakan teknik snowball

untuk mendapatkan sampel penelitian, setelah didapatkan responden

yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi (purposive), maka

responden tersebut akan digunakan sebagai responden penelitian.

Teknik snowball akan digunakan sampai jumlah responden terpenuhi

sesuai dengan hasil perhitungan sampel. Jumlah responden dari hasil

perhitungan sebanyak 161 orang sedangkan 8 orang drop out, sehingga

jumlah responden menjadi 153 orang.

Peneliti melakukan inform consent terhadap responden remaja dan

orang tua, kedua nya diberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat

dan kerahasiaan data penelitian. Setelah mendapat persetujuan melalui

lembar inform consent dari kedua responden maka keduanya diberikan

penjelasan mengenai cara mengisi kuesioner dan anjuran untuk

bertanya apabila ada pertanyaan atau penyataan yang kurang dipahami.

Page 67: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

49

Kuesioner citra tubuh di isi oleh responden remaja dan kuesioner

pola asuh di isi oleh orang tua remaja tersebut. Kuesioner pola asuh

dapat diisi oleh ibu atau bapak. Kuesioner di isi dalam waktu yang

bersamaan.Batasan waktu pengisian kuesioner pola asuh dan kuesioner

citra tubuh untuk masing-masing responden yaitu selama 20-25 menit.

Responden harus menjawab seluruh pertanyaan dalam kuesioner.

3. Tahap Pengolahan Data

Kuesioner yang telah diisi responden selanjutnya periksa kembali

oleh peneliti, tiap item pernyataan diberikan kode-kode untuk

mempermudah proses input data dan analisis. Proses entry data

dilakukan di aplikasi statistik, selanjutnya dilakukan pengecekan

kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.

E. Alat Pengumpulan Data

1. Kuesioner Pola Asuh

Parental Authority Questionnaire (PAQ) dibuat oleh Buri (1991) yang

di revisi oleh Reitman dkk (2002), kuesioner ini diteliti di wilayah Afrika

dan Amerika. Kuesioner ini digunakan Husaini (2013) pada penelitiannya

yang bertujuan untuk mengetahui jenis pola asuh paling dominan

digunakan untuk orang tua responden. Pola asuh orang tua menurut

Baumrind dalam Husaini (2013) ada tiga jenis yaitu demokratis, otoriter,

dan permisif. Kuesioner ini terdiri dari 30 pertanyaan, setiap jenis pola

asuh digambarkan oleh 10 pertanyaan, yang akhirnya akan di menunjukan

dominan pola asuh yang diterapkan orang tua. Apabila ada 2 atau 3 jenis

Page 68: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

50

pola asuh yang nilainya sama, maka dikategorikan sebagai pola asuh

campuran.

Tabel 4.1 Blue Print Kuesioner Persepsi Pola Asuh Orang Tua(Tryout)

No Pola Asuh Indikator No Pertanyaan

1. Authoritarian o Orang tua bersifat

membatasi, menghukum, dan

hanya sedikit melakukan

komunikasi verbal

o Mendesak anak untuk

mengikuti petunjuk dan

usaha orang tua

7,12,18,25

2,3,9,26,29,16

2. Authoriative o Mendorong anak untuk bebas

tetapi tetap memberikan

batasan dan mengendalikan

tindakan anak

o Pembuatan aturan dikeluarga

diterapkan berdasarkan

aturan bersama

8,22,27,15

11,20,23,30,4,5

3. Permissive o Orang tua bersifat serba

bebas (membolehkan)

o Tidak memberikan

pengawasan dan pengarahan

pada tingkah laku anak

6,14,19,24,1,10

13,17,21,28

2. Kuesioner Citra Tubuh

Kuesioner yang diberi nama The Multidimentional Body-Self

Relations Questionnaire – Appearance Scale (MBSRQ-AS) dari Thomas

F. Cash (2002) di U.S dengan responden anak usia remaja. Kuesioner ini

memiliki 34 item pernyataan. MBSRQ-AS merupakan kuesioner yang

terdiri dari pernyataan-pernyataan mengenai citra tubuh dan memiliki

cakupan yang menyeluruh, meliputi aspek kognitif, afektif dan

Page 69: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

51

behavioral dari citra tubuh. Alat MBSRQ-AS ini terbagi menjadi

beberapasub skala, yaitu :

a) Evaluasi Penampilan Fisik (Appearance Evaluation)

Pada subskala ini diukur derajat ketertarikan atau kepuasan dan

ketidakpuasan terhadap penampilan fisik.

b) Orientasi Penampilan Fisik (Appearance Orientation)

Pada subskala ini diukur tingkat perhatian terhadap penampilan

fisik.

c) Kepuasan Area Tubuh (Body Areas Satisfaction Scale/BASS)

Yaitu mengukur secara spesifik tingkat kepuasan individu terhadap

berbagai bagian tubuhnya.

d) Pengkategorian Ukuran Tubuh (Self Classified Weight)

Yaitu subskala yang menggambarkan persepsi seseorang terhadap

berat badannya.

e) Kecemasan Menjadi Gemuk (Overweight Preoccupation)

Yaitu subskala yang menggambarkan kecemasan akan kegemukan,

perhatian akan berat badannya, kecenderungan melakukan diet

penurunan berat badan dan membentuk pola makan yang dibatasi.

Page 70: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

52

Tabel 4.2 Blue Print Kuesioner Citra Tubuh (Tryout)

No Subskala Item

Positif Negatif

1 Evaluasi Penampilan Fisik 3,5,9,12,15 18,19

2 Orientasi Penampilan Fisik 1,2,6,7,10,

13,17,21

11,14,16,20

3 Kepuasan Area Tubuh 26,27,28,2

9,30,31,32,

33,34

4 Pengkategorian Ukuran Tubuh 24,25

5 Kecemasan Menjadi Gemuk 4,8,22,23

Total 28 6

Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan alternatif

jawaban: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS ( Tidak Setuju), dan STS

(Sangat Tidak Setuju). Pernyataan-pernyataan diatas mengandung sikap

favorabel dan unfavorabel yang skoring nya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Skor Pada Skala Citra Tubuh

Pilihan Jawaban Favorabel Unfavorabel

SS 4 1

S 3 2

TS 2 3

STS 1 4

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

A. Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti

keandalan instrumen dalam mengumpulkan data dapat mengukur apa

yang seharusnya diukur (Nursalam, 2008 dalam Husaini, 2013). Hasil

perhitungan tiap-tiap item akan dibandingkan dengan tabel nilai

Page 71: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

53

product moment. Jika r hitung lebih besar dari table r pada taraf

signifikansi 5% maka instrumen yang diuji cobakan adalah valid.

Rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

r hitung =

√[ ] [ ]

Keterangan :

r hitung = koefisien korelasi

∑Xi = jumlah skor item

∑Yi = jumlah skor total (item)

n = jumlah responden

Hasil perhitungan tiap-tiap item akan dibandingkan dengan table

nilai product moment. Jika r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf

signifikan 5% maka instrumen yang diujicobakan dinyatakan valid.

Nilai r tabel product mommet dengan N 35 dan taraf signfikan 5%

adalah 0,334.

Penguji melakukan uji validitas untuk kedua instrumen di

Madrasah Tsanawiyah Manaratul Islam pada bulan Februari dengan

35 responden. Hasil uji validitas untuk kedua instrumen adalah

sebagai berikut:

Page 72: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

54

Tabel 4.4 Blueprint KuesionerPola Asuh (Pasca TryOut)

No Pola Asuh Item Penyataan Valid Jumlah

1. Authoritarian 3,7,12,16,18,25,26,29 8

2. Authoriative 4,5,15,20,22,30 6

3. Permissive 1,6,10,13,14,17,19,21,24,28 10

Total 24

Tabel 4.5 BluePrint Kuesioner Citra Tubuh (Pasca TryOut)

No Subskala Item

Positif Negatif

1 Evaluasi Penampilan Fisik 3,5,9 18,19

2 Orientasi Penampilan Fisik 1,2,6,7,10,13,17,21 11,14,16,20

3 Kepuasan Area Tubuh 26,27,28,29,30,31,32,33,34

4 Pengkategorian Ukuran Tubuh 24,25

5 Kecemasan Menjadi Gemuk 4,8,22,23

Total 26 6

B. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan

bila fakta atau pernyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali

dalam waktu yang berlainan. Teknik pengujian pada penelitian ini

menggunakan teknik Alpha Croanbach, dalam uji reliabilitas r hasil

adalah alpha. Ketentuannya apabila nilai alpha> r maka reliabel dan

sebaliknya. Kuesioner citra tubuh dan pola asuh di uji dengan teknik

yang sama. Rumus nya adalah sebagai berikut:

r 11 = [

] [ 1-

]

Page 73: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

55

Keterangan:

r 11= koefisien reliabilitas yang dicari

k= banyak butir pertanyaan atau banyak nya soal

= jumlah varian butir

= varian total

Hasil uji reliabilitas pada kuesioner pola asuh dan citra tubuh

dilakukan di MTS Manaratul Islam dengan jumlah 35 responden,

didapatkan nilai Alpha Croanbach untuk instrumen citra tubuh yaitu

0,740 dan kuesioner pola asuh orang tuasebesar 0,743. Hal ini

menunjukan bahwa nilai Alpha> r (0,6) maka, kedua instrumen ini

dinyatakan reliabel.

G. Pengolahan Data

Peneliti menggunakan langkah-langkah pengolahan data,

diantaranya :

1. Editing, yaitu proses pengecekan kembali lembar kuesioner yang telah

diisi, pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan tiap item

pertanyaan di kuesioner pola asuh maupun citra tubuh. Item pertanyaan

yang belum dilengkapi akan dikembalikan dan diisi kembali pada saat

itu juga.

2. Coding, merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat

Page 74: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

56

penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya

dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat

lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable. Kode yang digunakan

pada kuesioner pola asuh dan citra tubuh yaitu angka 1 jika STS, 2 jika

TS, 3 jika S, dan 4 jika SS. Pada kuesioner citra tubuh terdapat item

unfavorable, dimana coding akan di balik seperti jika menjawab 1

bermakna SS, 2 bermakna S, 3 bermakna TS, dan 4 bermakna STS.

3. Entry data, adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

ke dalam master table(Ms. Excel) atau data yang telah dikumpulkan ke

dalam master table atau data base computer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana.

4. Processing data, yaitu proses pemasukan data kedalam program

komputer. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan

data dari kuesioner ke paket progran komputer pengolahan data statistik

(SPSS 21).

5. Cleaning, yaitu proses pengecekan kembali data-data yang telah

dimasukan untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian

pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan, maka data

tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil

pengumpulan data yang dilakukan.

Page 75: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

57

H. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah mendeskripsikan setiap variabel yang

akan diteliti, diagnosis asumsi statistik lanjut deteksi nilai

ekstrim/outliner (Amran, 2012). Analisis ini dilakukan terhadap tiap

variabel yang digunakan peneliti. Analisis univariat pada variabel

penelitian yang meliputi data demografi, item pertanyaan pada citra

tubuh remaja dan item pertanyaan pada persepsi pola asuh orang tua.

2. Analisis Bivariat

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis bivariat untuk

melihat adanya hubungan dua variabel. Variabel yang akan di analisis

adalah persepsi pola asuh orang tua dan citra tubuh remaja pada masa

pubertas dengan melihat karakteristik masing-masing responden.

Analisis bivariat yang dilakukan dengan ujiChi-Square yaitu uji

statistik yang ditujukan untuk menguji signifikansi data berskala

nominal (Hidayat, 2011), dengan menggunakan tingkat kepercayaan

95% dengan α 5%, sehingga nilai P (p value) < 0,05 berarti hasil

perhitungan dianggap bermakna (signifikan) atau menunjukan adanya

hubungan yang signifikan antara variabel independen dengan variabel

dependen, dan apabila nilai p value> 0,05 maka hasil perhitungan

dianggap tidak signifikan atau tidak menunjukan adanya hubungan

antara 2 variabel tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Page 76: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

58

I. Etika Penelitian

Etika Penelitian (Research ethic) merupakan hal yang penting dalam

sebuah penelitian keperawatan karena berhubungan langsung dengan

manusia, maka etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2008; Inayah,

2014). Masalah etik tersebut antara lain sebagai berikut:

2.1 Pernyataan Persetujuan (Informed Consent). Merupakan bentuk

persetujuan antara peneliti dengan responden dalam penelitian berupa

lembar persetujuan. Peneliti terlebuh dahulu menjelaskan gambaran

umum penelitian dan manfaatnya. Responden yang bersedia akan

menandatangani lembar persetujuan dan kemudian dijelaskan tata cara

pengisian kuesioner.

2.2 Tanpa Nama (Anonimity). Masalah etika keperawatan merupakan

masalah yang memberikan jaminan dalam menggunakan subjek

penlitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar kuesioner yang digunakan.

2.3 Kerahasiaan (Confidentiality). Informasi-informasi atau masalah-

masalah dalam penelitian akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti

sebagai salah satu etika dari sebuah penelitian. Etika penelitian ini

bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas dari responden,

melindungi dan menghormati hak responden dengan mengajukan surat

persetujuan (informed consent). Sebelum menandatangani persetujuan,

peneliti menjelaskan bahwa data yang dikumpulkan akan digunakan

untuk kepentingan penelitian dan apabila telah selesai data tersebut

akan di hilangkan

Page 77: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

59

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada BAB ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian berupa analisis

univariat dan bivariat serta gambaran umum wilayah penelitian.

A. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan Bintaro

Wilayah Kelurahan Bintaro terletak di Kota Administrasi Jakarta Selatan

dengan Pesanggrahan sebagai Kecamatannya. Luas wilayah Kelurahan

Bintaro sekitar 455,5 Ha dengan jumlah RT (Rukun Tetangga) sebanyak 141

dan RW (Rukun Warga) sebanyak 15 RW. Lokasi penelitian hanya pada 10

RW dan 15 RW yang terdapat di Kelurahan Bintaro. Jumlah seluruh kepala

keluarga yang tercatat sampai tahun 2015 sebanyak 17.584 yang terdiri dari

14.748 kepala keluarga laki-laki dan 2.836 kepala keluarga perempuan.

B. Analisa Univariat

1. Gambaran Demografi Responden

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 dengan responden

sebanyak 153 orang remaja perempuan atau laki-laki berserta dengan

orang tua remaja tersebut yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan

ekslusi yang ditentukan sebelumnya. Teknik pengambilan data

menggunakan kuesioner data demografi, pola asuh orang tua dan citra

tubuh. Responden remaja mengisi kuesioner citra tubuh dan kuesioner

pola asuh diisi oleh orang tua yang dalam hal ini boleh diisi oleh Ayah

ataui Ibu remaja yang bersangkutan.

Page 78: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

60

Karakteristik responden terdiri jadi jenis kelamin remaja, usia remaja,

dan pendidikan orang tua yang mana datanya sebagai berikut:

b. Jenis Kelamin Remaja

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Berdasarkan

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki-laki 71 47,1

Perempuan 81 52,9

Total 153 100%

Tabel 5.1 menunjukan distribusi frekuensi responden remaja

berdasarkan jenis kelamin. Hasil menunjukan bahwa responden berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 71 orang (47,1%) dan responden perempuan

sebanyak 81 (52,9%).

c. Usia Remaja

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Remaja Berdasarkan

Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

12 37 24,2

13 52 34,0

14 45 29,4

15 19 12,4

Total 153 100

Tabel 5.3 Gambaran Rata-Rata Usia Responden Remaja

Pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden remaja

berusia13 tahun sebanyak 34% dan rata-rata berusia 13 tahun.

Usia

Remaja

Mean Median Standart

Deviasi

Min-Max

13,30 13 0,974 12-15

Page 79: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

61

d. Pendidikan Orang Tua

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Orang Tua Berdasarkan

Tingkat Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

SD 5 3,3

SMP 33 21,6

SMA 90 58,8

Perguruan Tinggi (PT) 25 16,3

Total 153 100%

Pada tabel 5.4 disajikan data tingkat pendidikan orang tua di

wilayah Kelurahan Bintaro. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

mayoritas orang tua di wilayah Kelurahan Bintaro berpendidikan SMA

dengan persentase 58,8% dan UU No. 20 tahun 2003 menyebutkan

tingkatan SMA termasuk dalam kategori pendidikan menengah.

2. Gambaran Jenis Pola Asuh Orang Tua

Variabel pola asuh orang tua merupakan variabel independen dari

penelitian ini, pola asuh merupakan perlakuan orang tua yang diterapkan

pada remaja, untuk membentuk karakter remaja dan mencapai

kedewasaan. Pola asuh dibagi menjadi 4, yaitu demokrasi, otoriter,

permisif, dan campuran. Tabel dibawah ini merupakan gambaran distribusi

pola asuh orang tua remaja di Kelurahan Bintaro.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jenis Pola Asuh Orang Tua

di Kelurahan Bintaro Jenis Pola Asuh Frekuensi Persentase (%)

Demokrasi 46 30,1

Otoriter 34 22,2

Permisif 58 37,9

Campuran 15 9,8

Total 153 100%

Page 80: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

62

Tabel 5.5 menunjukan distribusi frekuensi jenis pola asuh yang

dominan diterapkan di dalam keluarga, hasil nya menunjukan bahwa pola

asuh permisif sebesar 37,9% hampir menyamai persentase pola asuh

demokratis sebesar 30,1%.

2. Gambaran Citra Tubuh Remaja Pada Masa Pubertas

Citra tubuh remaja merupakan variabel dependen pada penelitian ini,

pada variabel ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu citra tubuh negatif dan

citra tubuh positif. Tabel 5.6 akan menggambarkan bagaimana gambaran

citra tubuh remaja pada masa pubertas di Kelurahan Bintaro.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Citra Tubuh Remaja Pada Masa

Pubertas di Kelurahan Bintaro

Jenis Citra Tubuh Frekuensi Persentase (%)

Citra Tubuh Positif 78 51

Citra Tubuh Negatif 75 49

Total 153 100%

Tabel 5.6 menunjukan bahwa citra tubuh positif sebanyak 78

responden (51%) , hasil tersebut hampir setara dengan citra tubuh negatif

sebanyak 75 responden (49%).

Tabel 5.7 Hubungan Gambaran Citra Tubuh dengan Jenis Kelamin

Remaja Pada Masa Pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro

Jenis

Kelamin

Kategori Citra

Tubuh

Total

Citra Tubuh

Positif

Citra Tubuh

Negatif

N % N % N %

Laki-Laki 36 50 36 50 72 100

Perempuan 42 51,9 39 48,1 81 100

Total 78 51 75 49 153 100

Page 81: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

63

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa citra tubuh positif perempuan (51,9%)

dan negatif (48,1%) dan laki-laki bercitra tubuh positif (50%) dan negatif

(50%).

Tabel 5.8 Hubungan Gambaran Citra Tubuh dengan Usia Remaja

Pada Masa Pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa remaja awal yang berusia 12 tahun

dengan mayoritas citra tubuh negatif sebesar 62,2% dan kelompok remaja

awal yang berusia 15 tahun dengan mayoritas citra tubuh positif sebesar

84,2%.

C. Analisa Bivariat

1. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Citra Tubuh Remaja

Pada Masa Pubertas.

Tabel 5.9 Tabulasi Silang Pola Asuh Orang Tua dengan Citra Tubuh

Remaja Pada Masa Pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro

Usia remaja Kategori Citra Total

Positif Negatif

N % N % N %

12 14 37,8 23 62,2 37 100

13 21 40,4 31 59,6 52 100

14 27 60 18 40 45 100

15 16 84,2 3 15,8 19 100

Total 78 51 75 49 153 100

Pola Asuh

Orang Tua

Kategori Citra Total P Value

Positif Negatif

N % N % N %

0,132 Demokrasi 30 65,2 16 34,8 46 100

Otoriter 14 41,2 20 58,8 34 100

Permisif 27 46,6 31 53,4 58 100

Campuran 7 46,7 8 53,3 15 100

Total 78 51 75 49 153 100

Page 82: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

64

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen dan dependen. Pola asuh orang tua merupakan

variabel independen dan citra tubuh remaja merupakan variabel

dependen. Uji bivariat ini menggunakan uji Chi- Square dengan

tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5%). Adapun hasil analisa bivariat adalah

sebagai berikut: hasil analisa menunjukan bahwa pola asuh permisif

dengan remaja bercitra tubuh negatif sebanyak 53,4% dan positif

46,6%, pola asuh demokratis dengan remaja bercitra tubuh positif

sebanyak 65,2% dan negatif 34,8%, pola asuh otoriter dengan citra

tubuh positif 41,2% dan negatif 58,8%, dan pola asuh campuran

dengan citra tubuh positif 46,7% dan negatif 53,3%.

Uji statistik yang digunakan untuk melihat hubungan antara pola

asuh orang tua dengan citra tubuh remaja adalah uji korelasi Chi-

Square dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5%). Dari hasil uji

tersebut didapatkan bahwa nilai p-value = 0,132>0,05, hal ini

menunjukan bahwa Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada hubungan yangsignifikan antara pola asuh orang tua dengan

citra tubuh remaja pada masa pubertas di wilayah Kelurahan Bintaro,

Jakarta Selatan.

Page 83: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

65

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara pola asuh

orang tua dengan citra tubuh remaja pada masa pubertas di wilayah Kelurahan

Bintaro, Jakarta Selatan. Responden pada penelitian ini berjumlah 153 responden

yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Penelitian ini dilakukan pada

10 RW di Kelurahan Bintaro dan dilaksanakan pada bulan Maret 2016.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner data demografi,

pola asuh orang tua dan citra tubuh. Berikut peneliti sajikan hasil pembahasan

penelitian ini yang terdiri dari analisa univariat, analisa bivariat, dan keterbatasan

penelitian.

A. Gambaran Karakteristik Responden

1. Usia Responden

Pada kategori usia dikelompokkan menjadi usia 12,13,14, dan 15

tahun. Pada penelitian ini mayoritas berusia 13 tahun (34%) dengan rata-

rata usia 13 tahun. Menurut penelitian Artahanti (2007) bahwa remaja

awal akan lebih beresiko mengalami citra tubuh negatif dibanding remaja

pertengahan, dimana remaja pada masa pertengahan sudah mampu

beradaptasi dan sudah memiliki citra tubuh yang tetap.

Semakin bertambahnya usia seorang remaja, akan mempengaruhi

pandangan mereka mengenai tubuhnya, perkembangan fisik yang pesat

pada usia remaja awal akan berdampak pada pandangan remaja mengenai

tubuhnya, mereka merasa tidak puas terhadap berubahan tersebut dan

Page 84: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

66

akan mulai menerima secara realistis tubuhnya pada saat usia

pertengahan remaja.

2. Jenis Kelamin Remaja

Hasil penelitian ini menjukkan bahwa mayoritas responden remaja

berjenis kelamin perempuan (52,9%). Menurut penelitian Grace & Moore

(1991) menemukan bahwa satu pertiga dari remaja laki-laki tidak puas

terhadap tubuhnya dan dua per tiga remaja wanita mengalami

ketidakpuasan akan bentuk tubuhnya. Remaja putra dan putri pada

dasarnya menilai bentuk tubuh mereka sebagai dimensi yang paling

penting dari daya tarik, namun remaja perempuan lebih memperhatikan

bentuk tubuh, ukuran tubuh dibanding remaja laki-laki.

3. Pendidikan Orang Tua

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas orang

tua di wilayah Kelurahan Bintaro berpendidikan SMA dengan persentase

sebanyak 58,8%. Menurut penelitian Kharmina (2014), orang tua yang

berpendidikan SMA memiliki orientasi yang tinggi untuk masa depan

anak-anaknya. Hal yang dilakukan orang tua dapat berupa memberikan

secara materil hal yang butuhkan anak atau berorientasi pada

perkembangan psikologis anak, sehingga dapat mengarah ke pola

pengasuhan yang lebih permisif atau lebih demokratis. Hurlock (2012)

menambahkan bahwa orang tua yang berpendidikan baik akan lebih

mengadaptasi pola pengasuhan permisif atau demokratis.

Orang tua yang cenderung permisif, lebih berorientasi pada

pencarian pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan anak dan jarang

Page 85: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

67

berinteraksi dengan anak, sedangkan orang tua yang demokratis lebih

berorientasi pada setiap perkembangan psikologis anak, seperti mereka

akan sering meluangkan waktu dengan anak. Keduanya dapat dilakukan

sesuai dengan orientasi masing-masing orang tua.

B. Gambaran Pola Asuh Orang Tua di wilayah Kelurahan Bintaro Jakarta

Selatan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 153 orang tua di

wilayah Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan didapatkan jenis pola asuh yang

dominan digunakan orang tua yaitu pola asuh permisif dengan persentase

37,9% dan hampir setara dengan persentase pola asuh demokratis sebesar

30,1%.

Hasil pada penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Husaini

(2013) yang dilakukan di SMA Triguna Utama Ciputat yang memiliki orang

tua remajanya memiliki kecenderungan pola asuh permisif yang rendah

sebesar 8,4%, dan mayoritas memiliki pola pengasuhan yang demokratis

(43,7%). Namun responden pada penelitian Husaini (2013) yaitu remaja

dengan usia pertengahan (15-18 tahun). Pola asuh demokratis dominan

karena memiliki banyak manfaat untuk remaja, seperti menghargai pendapat

orang lain, menghormati perbedaan pendapat, dapat membangun komunikasi

terbuka, menghormati kesetaraan peran dan dapat mengembangkan potensi

diri (Surbakti, 2009 dalam Husaini, 2013).

Hal ini berbeda dengan pola asuh permisif yang mempunyai ciri-ciri

yaitu orang tua memberikan kebebasan untuk berperilaku namun tidak

memberikan batasan atas sesuatu yang dilakukan anak, padahal anak

membutuhkan bimbingan orang tua pada saat masa remaja (Hurlock, 2013).

Page 86: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

68

Habibi (2015) mengatakan bahwa pola asuh permisif berdampak pada

keadaan psikologis remaja seperti, mereka merasa bukan merupakan bagian

yang penting dari orang tuanya, berperilaku sesuai keinginannya sendiri atau

bebas berekspresi namun memiliki kontrol diri yang buruk karena tidak

mendapatkan arahan maupun bimbingan dari orang tua serta kurang percaya

diri.

Perbedaan literatur dan hasil penelitian dapat disebabkan karena

berdasarkan hasil studi pendahuluan orang tua di wilayah Kelurahan Bintaro

menganggap anak yang sudah memasuki masa remaja memiliki kewenangan

atau tanggung jawab penuh terhadap dirinya, termasuk dalam berpenampilan,

sehingga anak dibebaskan tanpa bimbingan untuk belajar memahami dan

menerima keadaan tubuhnya saat periode pubertas. Namun terdapat pula pada

hasil studi pendahuluan, orang tua yang tetap mengarahkan remaja nya untuk

memahami perubahan tubuhnya pada saat periode pubertas.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori, bahwa pola asuh demokratis

merupakan pola asuh yang ideal diterapkan orang tua kepada remaja karena

mengedepankan komunikasi terbuka sehingga dapat berdampak positif bagi

penerimaan remaja mengenai penampilan tubuhnya. Sedangkan pola asuh

permisif mengarahkan anak untuk bebas melakukan apa yang dikehendaki

remaja, tidak mengedepankan interaksi dan dampaknya dapat membuat

seorang remaja menjadi kurang percaya diri.

Setiap orang tua memiliki pola pengasuhan yang berbeda-beda,

namun dalam kehidupan sehari-hari mereka melakukan kombinasi diantara

jenis pola asuh tersebut, tetapi hanya terdapat satu pola asuh yang cenderung

Page 87: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

69

digunakan orang tua kepada anaknya (Santrock, 2007). Faktor-faktor

mempengaruhi kecenderungan pola asuh tersebut yaitu: pendidikan orang tua,

kelas sosial yang dapat dilihat dari jenis pekerjaan, pola asuh yang diterima

orang tua, konsep tentang peran orang tua dan kepribadian orang tua

(Hurlock, 2012).

C. Gambaran Citra Tubuh Remaja Pada Masa Pubertas di wilayah

Kelurahan Bintaro Jakarta Selatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan

persentase citra tubuh positif remaja pada masa pubertas sebesar 78 orang

(51%) hampir sebanding dengan frekuensi citra tubuh negatif sebanyak 75

orang (49%). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Elta (2002)

dengan 42 responden di SLTP Muhammadiyah III Kramat Jati Jakarta Pusat,

dimana persentase citra tubuh negatif (57%) dan citra tubuh (43%) yang

hampir setara, walaupun citra tubuh negatif mendominasi. Elta (2002)

mengungkapkan bahwa dominannya citra tubuh negatif disebabkan

kurangnya pengalaman seorang remaja untuk menghadapi konflik yang

terjadi pada saat memasuki masa remaja awal dan periode pubertas. Seorang

remaja awal belum memiliki banyak pengalaman untuk mengatasi konflik

interpersonal terkait perubahan tubuhnya, namun hal tersebut tidak terlepas

dari peran seseorang yang membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Santrock (2007) mengungkapkan bahwa pengalaman remaja yang

dibimbing dan diarahkan oleh orang tua, dewasa ataupun teman sebaya dan

interaksi sosial membantu remaja untuk memahami penampilan tubuhnya.

Keliat (2006) mengatakan bahwa citra tubuh positif tercermin dalam beberapa

Page 88: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

70

hal seperti kemampuan untuk mengekspresikan diri yang baik dan percaya

diri, sedangkan citra tubuh negatif timbul sebagai manifestasi dari kecemasan

interpersonal yang timbul akibat kurangnya penerimaan diri dan orang lain

terhadap penampilan tubuhnya, akibatnya remaja menjadi kurang percaya diri

pada lingkungan sosialnya di masyarakat.

Citra tubuh negatif akan membuat seseorang merasa malu,

menurunkan kepercayaan diri dan dapat menurunkan harga diri, sebaliknya

jika remaja bercitra tubuh positif maka akan meningkatkan nilai diri,

kepercayaan diri, serta mempertegas jati diri pada orang lain dan dirinya

sendiri. Penelitian yang dilakukan Arthanti (2007) juga menghasilkan

proporsi yang setara antara citra tubuh negatif 50% dan positif 50% pada

remaja, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor yang mempengaruhi

remaja dalam menginterpretasikan citra tubuhnya. Story (2005) mengatakan

bahwa pada saat remaja, banyak faktor yang dapat mempengaruhi citra tubuh,

salah satunya adalah kelompok peer group. Jumlah kelompok usia remaja

yang besar di wilayah Kelurahan Bintaro yaitu mencapai 14.000 jiwa

membuat remaja memiliki banyak teman sekelompok usianya.

D. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Citra Tubuh Remaja

Pada Masa Pubertas di Wilayah Kelurahan Bintaro, Jakarta Selatan

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang

signifikan antara variabel pola asuh orang tua (indpenden) dan variabel citra

tubuh remaja pada masa pubertas (dependen) karena nilai p value>

dibandingkan nilai alpha 0,05 (p = 0,132). Hasil penelitian Nasution & Yanti

(2012) mendukung hasil penelitian ini, disebutkan bahwa tidak ada hubungan

Page 89: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

71

yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kepribadian anak di SMPN

7 Medan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa lingkungan sekitar tempat

penelitian menjadi faktor dominan dalam memberikan efek terhadap

kepribadian remaja, dimana remaja dalam perkembangannya lebih

meluangkan waktu untuk teman sebaya untuk pergi ke luar rumah.

Kerenggangan antara orang tua dan anak juga terjadi pada masa remaja.

Menurut Soetjaningsih (2007) kecenderungan berkumpul dengan teman

sebaya merupakan salah satu representasi dari status sosial yang ingin di akui

sebagai kelompok yang memiliki identitas diri. Remaja berusaha memahami

dan menerima perubahan penampilan fisik nya pada masa pubertas dari sudut

pandang dirinya maupun orang lain dan menginterpretasikan dalam sebuah

persepsi citra tubuh yang di harapkan berkembang ke arah yang positif.

Hasil penelitian dan literatur tersebut tidak sejalan dengan pendapat

Notosoedirjo (2005), bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua akan

memberikan suatu sikap serta perkembangan seorang remaja. Hal ini

diperkuat juga oleh pendapat Surbakti (2009) bahwa keluarga merupakan

faktor yang paling kuat pengaruhnya terhadap konsep diri seorang anak

karena keluarga adalah lingkungan sosial pertama seorang remaja, dimana

remaja tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga yang menerapkan

pola pengasuhan sesuai dengan orang tua masing-masing.

Penelitian Safa‟ah (2009) berbeda dengan hasil penelitian ini,

berdasarkan hasil tersebut bahwa adanya hubungan antara pola pengasuhan

orang tua dengan konsep diri remaja. Hal ini disebabkan karena remaja

memerlukan model dari orang tua untuk dijadikan pedoman. Orang tua

Page 90: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

72

dijadikan tolak ukur oleh remaja untuk menguji diri dalam segi kemampuan

penerimaan diri.

Hasil penelitian ini menunjukkan hampir setara nya pola asuh

demokratis (30,1%) dan permisif (37,9%). Pola asuh demokratis memiliki

remaja dengan citra tubuh yang positif sebesar 65,2% dan negatif 34,8%,

sedangkan pola pengasuhan permisif dengan citra tubuh remaja positif

sebesar 46,5% dan negatif sebesar 53,4%. Pada penelitian Safa‟ah (2009)

didapatkan bahwa orang tua yang menerapkan pengasuhan demokrasi

(76,5%) dengan mayoritas konsep diri yang tinggi pada remaja (90,1%).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fakhruddiana & Fatwati

(2011), didapatkan p value 0,022<0,05, menunjukkan bahwa semakin tinggi

kecenderungan pola asuh permisif, makin rendah pula motivasi pada anak dan

menurunkan rasa kepercayaan diri dilingkungan sosial.

Remaja yang diasuh oleh orang tua demokratis akan menerima

perlakuan berupa kasih sayang, perhatian besar, dan orang tua menerima serta

memperhatikan perkembangan remaja, sedangkan remaja yang diasuh dengan

pola asuh permisif akan lebih sulit bersosialisasi dengan baik, kontrol diri

buruk karena kurang perhatian dari orang tua nya (Santrock, 2007). Kesulitan

untuk bersosialisasi disebabkan karena remaja tidak dibiasakan berinteraksi

dengan orang tua nya, padahal orang tua merupakan tempat sosialiasi pertama

anak sebelum memasuki masa remaja, masa dimana anak sudah mulai

bersosialisasi dengan lingkungan sosial yang lain. Hal ini berdampak pada

perkembangan kognitif remaja yang akan mengalami kesulitan dalam

menghadapi konflik karena kurangnya pengalaman yang diberikan orang

Page 91: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

73

sekitar.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian, citra tubuh remaja pada masa

pubertas dapat dipengaruhi oleh banyak hal diluar pola pengasuhan orang

tuanya. Hasil yang tidak signifikan antara pola asuh dan citra tubuh, tidak

terlepas dari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi citra tubuh remaja

pada saat remaja ke arah negatif atau positif, seperti adanya kelompok teman

sebaya.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini masih terdapat keterbatasan peneliti

sehingga perlu disempurnakan lagi. Keterbatasan tersebut yaitu: peneliti

kurang menghomogenkan secara detail faktor media massa yang berkaitan

dengan citra tubuh, sehingga memungkinkan terdapat bias pada penelitian.

Page 92: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

74

BAB VII

KESIMPULAN

Pada BAB ini, peneliti akan menguraikan kesimpulan dari penelitian

serta saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian penelitian yang telah dikemukakan pada

bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas

orang tua di wilayah kelurahan Bintaro menerapkan pola asuh permisif

sebesar 39,7% dan frekuensi citra tubuh remaja hampir setara antara citra

tubuh positif 51% dan negatif 49%. Hasil uji statistik diperoleh p value

sebesar 0,132 atau sig-2 tailed>0,05 maka Ho diterima, hal ini

menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang

tua dengan citra tubuh remaja pada masa pubertas di wilayah Kelurahan

Bintaro, Jakarta Selatan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka

dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Remaja

a. Remaja pada masa pubertas dalam pemenuhan tugas

perkembangannya yaitu pencarian identitas diri memerlukan

pemahaman mengenai dirinya dalam aspek citra tubuh.

Pemahaman ini diperlukan agar remaja dapat mengidentifikasi

perubahan fisik dan menganggapi nya secara positif.

Page 93: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

75

b. Remaja dapat melatih kemampuan verbal untuk meningkatkan

intensitas komunikasi dengan orang lain, sehingga kepercayaan

diri nya meningkat ketika berdikusi dan melatih diri dalam

menyampaikan pendapat.

c. Remaja dapat berkumpul dengan teman sebaya nya untuk

melatih tingkat keberanian dalam berkelompok, tetapi dengan

porsi waktu yang ideal.

2. Bagi Orang Tua

Orang tua dalam hal ini dapat mengaaptasi pola pengasuhan

demokratis yang ideal diterapkan pada remaja usia pubertas karena

bermanfaat dalam mengembangkan citra tubuh remaja ke arah positif.

3. Bagi Instansi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pendidikan keperawatan

anak dan jiwa untuk memperdalam instrumen pengkajian kesehatan

mental untuk remaja.

4. Bagi Pelayanan Kesehatan/Keperawatan

a. Perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai upaya-

upaya kesehatan mental pada remaja, mencakup bahasan mengenai

konsep diri pada saat masa pubertas.

b. Hal yang dapat dilakukan perawat keluarga yaitu melakukan

penyuluhan kepada orang tua mengenai jenis-jenis pola

pengasuhan yang mencakup kelebihan, kekurangan, dampak bagi

remaja dan bagaimana mengkombinasikan pola asuh tersebut agar

berdampak postif bagi remaja.

Page 94: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

76

5. Bagi Forum Karang Taruna Remaja Kelurahan Bintaro

Karang Taruna Remaja dapat menjadi wadah remaja untuk

mengajak remaja untuk ikut serta dalam forum karang taruna remaja

tersebut dan membuat kegiatan yang tujuannya untuk meningkatkan

potensi remaja dan meningkatkan rasa percaya diri remaja.

6. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas judul

penelitian seperti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi citra tubuh

remaja pada masa pubertas.

Page 95: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

DAFTAR PUSTAKA

Aini, A. Q. “Hubungan Koping dengan Kepercayaan Diri Siswa dalam

Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 5 Kota Tanggerang

Selatan”. Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2013.

Al- Mighawar, M. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia, 2006.

Amran, Yulia. Pengelolaan dan Analisis Data Statistik di Bidang Kesehatan.

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta, 2012.

Ayu, Delfirana. “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Peer Group Terhadap

Konsep Diri Remaja Tentang Perilaku Seksual di SMA Dharma Bakti

Medan tahun 2014.”Tesis S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas

Sumatera Utara, Skripsi diakses pada 15 April 2016 dari

repository.usu.ac.id, 2014.

Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. Statistik Indonesia. Jakarta: BPS, 2010.

Batubara, Jose, RL. “Adolescence Development (Perkembangan Remaja).”

Jurnal Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Dr Cipto Mangunkusumo

Fakultas kedokteran Universitas Indonesia Vol.12 No. 1 (Juni 2010): h.

21-27.

Baumrind, Diana. “The Influence of Parenting Style on Adolescent Competence

and Substance Use.”Journal of Early Adolescents Vol. 11 No.1 (February

1991).

Bornstein, Marc. H. Handbook of Parenting. London: Lawrence Erlbaum

Associates Publishers, 2008.

Buri, JR. “Parental Authority Questionnaire.” Journal PubMed No. 57 Vol. 1

(Agustus 1991):h 110

Cash, Thomas F. Body Image: A Handbook of Theory, Research and Clinical.

New York: Guilford Publications, 2002.

Cash, Thomas F. The Body Image Workbook: an Eight Step program for Learning

to Like Your Looks 2nd ed. US: New Harbinger Publications, 2008.

Christina, Titin . “Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Kecemasan Remaja

Putri Pada Masa Pubertas dalam Menghadapi Perubahan Fisik diSMP

Betania Medan.”Skripsi Fakultas Keperawatan. Universitas Sumatera

Utara.Skripsi diakses pada 15 Desember 2015 di repository.usu.ac.id,

2014.

Dariyo, A. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Page 96: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). “Survey Kesehatan

Reproduksi Remaja Indonesia”. Jurnal Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2015.

Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

Dwairy. “Parenting Style In Arab Societ: A first Cross-Regional Research Study.”

Journal of Cross Cultural Psychology Sage Publication. Vol 37 No 3

(May 2006): h.1-18 .

Edwards, Drew. C. Ketika Anak Sulit Diatur: Panduan Orang Tua Untuk

Mengubah Masalah Perilaku Anak. Bandung: PT. Mizan Utama, 2006.

Fakhruddiana, Fuadah & Fatwati, A.M. “ Kecenderungan Pola Asuh Permisif dan

Kepercayaan Diri dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa”. Jurnal

Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.Vol.11, 2011.

Fathi, Bunda. Mendidik Anak dengan Al-Quran Sejak Janin. Jakarta: Oasis,

2011.

Giles, D. C., dan Maltby, J. “The role of media figures in adolescent development:

relations between autonomy, attachment, and interest in celebrities.

Personality and Individual Differences.” Jurnal Pschcology Research

Gate. Jurnal diakses pada 16 Mei 2016

darihttps://www.researchgate.net,2004.

Grace, S.L., W.R, Moore. “Psychological Effect and Functional Properties of

Dietary Fiber Source”. Journal of Food Ingridients, 1991.

Grogan, Sarah. Body Image: Understanding body dissatisfaction in men, women,

and children 2th edition. New York: Routledge, 2008.

Gullota, Thomas P dan Blau, Gary M. Handbook of Childhood Behavioral Issues:

Evidence Based Approaches to Prevention and Treatment. New York:

Routledge, 2008.

Gunarsa, D. Singgih. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:

Gunung Mulia, 2008.

Habibi, M.A. Muazar. Analisis Anak Usia Dini. Yogyakarta: Deepublish, 2015.

Hardy, Malcolm & Heyes, Steve. Beginning Psychology 5th Edition. United

Kingdom: Oxford University Press, 1999.

Harskamp, V. A. Konflik-Konflik dalam Ilmu Sosial. Yogyakarta: Kanisius,

2006.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Riset Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Page 97: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

Hidayat, Taufik dan Istiadah, Nina. Panduan Lengkap Menguasai SPSS-19.

Jakarta: Trans Media Pustaka.

Honigman dan Castle. Living With Your Looks. Asutralia: University of Western

Australia Press, 2007.

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan anak. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012.

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan anak.Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013.

Husaini, Ari. “Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola AsuhTerhadap Risiko

Bullying Siswa di SMA Triguna Utama Ciputat.” Skripsi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Jakarta, 2013.

Inayah, Siti. “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri dalam

Menghadapi Perubahan Fisik Saat Pubertas di Pondok Pesantren Al-

Baqiyatussholihat.” Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Keliat, B.A. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit EGC. 2006.

Ketut, I. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: CV ANDI

OFFSET, 2012.

Kharmina, Niniek. “Hubungan Antara Pendidikan Orang Tua dengan Orientasi

Pola Asuh Anak Usia Dini”. Jurnal Universitas Negeri Semarang. 2014

Kligman, R.M. Nelson Esensi Pediatri Edisi 15. Jakarta: Penerbit EGC, 2007.

Marsiglia, et.al.“Impact of Parenting Styles and Locus of Control on Emerging

Adults' Psychosocial Success.”Journal of Human and DevelopmentVol. 1

Issue 1. 2007.

Meleis, Afaf I. Transitions Theory: Middle Range and Situation Specific Theories

in Nursing Research adn Practice. US: Springer Publishing Conmpany,

2010

Muhith, Abdul. Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi. Jakarta: CV

Andi Offset, 2015.

Nasution, S.Z dan Yanti, Susi. “Pola Asuh Keluarga dan Tipe Kepribadian

Remaja di SMPN 7 Medan.”Jurnal Departemen Keperawatan Jiwa dan

Komunitas FIK USU. (2012): h. 47-50.

Notosoedirjo, Moeljono. Kesehatan Mental dan Penerapan. Malang: UMM Press,

2005.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Page 98: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika, 2009.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:

Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:

SalembaMedika, 2009.

Perry, Margaret. “Development of Puberty in Adolescent Boys and Girls.” British

Journal of Nursing Vol. 7 No.6 (Juli/Agustus 2012): h. 275-276.

Persada Singgih, G. Psikologi Remaja. Jakarta: Libri, 2008.

Piaget, J. Piaget‟s Theory: Handbook of Child Psycology 4th Edition Vol.1. New

York: Wiley. 1969.

Putri, Dayang., A.W. “Hubungan Dukungan Pasangan Terhadap Kepatuhan

Minum Obat Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciputat Timur.” Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Rahman, Istianah A. “Hubungan antara persepsi pola asuh demokratis ayah

dan ibu dengan perilaku disiplin remaja.”Tesis Fakultas Psikologi.

Universitas Gadjah Mada, 2008.

Rahmaningsih, Dwi dan Martani, Wisjnu. Dinamika Diri pada Remaja Perempuan

Pembaca Teenlit. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Diakses diwww.jurnal.ugm.ac.idpada 16/05/2016 09:50 WIB, 2014.

Saam, Z dan Wahyuni, S. Psikologi KeperawatanEdisi 1 Cetakan ke-1.

Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Sahban. “Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Citra Tubuh Pada Remaja

Obesitas di SMK Widyapraja Unggaran.” Skripsi STIKES Ngudi Waluyo,

2014

Santrock, John W. Remaja edisi 11. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007.

Sarwono, S.W. Psikologi Remaja, Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012.

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV.

Sagung Seto, 2007.

Steinberg, L. “The Fundamental Changes of Adolescent: biological

transition.” Jurnal diakses pada 20 November 2015 dari

highered.mcgraw-hill.com, 2009

Story, M dan Stang, J. Guidelines for Adolescent Nutrition ServicesChap. 13. The

University of Minnesota, 2005.

Page 99: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

Surbakti, E.B. Kenalilah Anak Remaja Anda. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2009.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan

Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu. Bandung: PT ImperialBhaktiUtama,

2007.

Vonderen, Kristen.E.V. Kinally, William. Media Effects on Body Image:

Examining Media Explosure ini the Broader Context of Internal and Other

Social Factors. Orlando: American Communication Journal Vol. 14, Issue

2, 2012

Widiyarini, M.M. Nilam. Seri Psikologi Popular. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2009.

Wong, L Donna. Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit EGC, 2009.

World Health Organization (WHO).WHO Statistical Information System

(WHOSIS). WHO,2007.

World Health Organization (WHO).WHO Statistical Information System

(WHOSIS).WHO,2009.

World Health Organization (WHO).WHO Statistical Information System

(WHOSIS).WHO,2015.

Yani, Widyastuti. Kesehatan Reproduksi Edisi 3. Yogyakarta: Fitramaya, 2010.

Yulita, Refi. “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak

Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur.” Skripsi FKIK. UIN Syarif

HidayatullahJakarta,2014.

Yulrina. Bahan Ajar AIDS Pada Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish,

2015.

Wiknjosastro. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo,2007.

Wildan. “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Peer Group Terhadap Konsep Diri

Remaja Tentang Perilaku Seksual di SMA Negeri 12 dan MAN 2 Medan

Tahun 2012.”Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera

Utara, 2013.

Page 100: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

LAMPIRAN

Page 101: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

1. Kuesioner Penelitian

LEMBAR INFORMED CONSENT

lamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi responden

penelitian yang dilakukan oleh:

Nama : Aninda

NIM : 1112104000002

Alamat : Jl. Mawar 3 No 45 A Pesanggrahan Bintaro Jakarta Selatan

Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini.

Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua

berkas yang mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk terkait

penelitian.

Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi. Apabila ada

pertanyaan dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat negative pada

saya, maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti

memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa

resiko apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa suatu paksaan.

Saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.

Jakarta, Januari 2016

( )

Page 102: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

KUESIONER HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA

TUBUH REMAJA PADA MASA PUBERTAS

No. Responden :

Tanggal Pengisian :

PETUNJUK UMUM PENGISIAN

Kamu diharapkan untuk tidak menuliskan nama pada lembar kuesioner ini.

Bacalah setiap pernyataan atau pertanyaan dengan teliti sebelum

menjawabnya.

Isilah seluruh pernyataan dibawah ini dengan menggunakan jawaban yang

sesuai dengan pemikiran kamu.

Cara pengisian jawaban disesuaikan dengan petunjuk yang telah diberikan

Kamu diharapkan untuk mengisi seluruh pernyataan yang ada dalam

kuesioner ini secara mandiri

Bila ada pertanyaan yang tidak di mengerti, kamu dapat langsung

menanyakannya kepada peneliti yang berada di sekitar responden

Bila ingin mengganti jawaban pada daftar pernyataan, kamu dapat

memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang ingin diganti, kemudian

memberikan tanda check list (v) kembali pada kolom yang tersedia

Tiap pernyataan akan bernilai bila diisi oleh satu jawaban

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pernyataan-pernyataan ini.

Ini semata-mata hanya studi tentang persepsi remaja tentang pola asuh

orang tua dan citra tubuh remaja pada masa pubertas

Selamat mengisi

Page 103: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

A. Data Demografi

Petunjuk : Jawablah pernyataan yang terdapat dibawah ini dengan jawaban

yang sesuai

1. Jenis Kelamin :

2. Pendidikan Orang Tua : SD SMP SMA PT (ceklis)

3. RW tempat tingal :

B. Data Kontrol

1. Usia : tahun

2. Status Pubertas : *untuk perempuan = sudah haid / belum

*untuk laki-laki = sudah mimpi basah/

belum

3. Orang Tua : *masih hidup / meninggal

4. Memiliki Catat Fisik : *ya/tidak

5. Apakah anda rutin membaca majalah/tabloid/koran/televisi/radio):

*rutin/ jarang

*CORET YANG TIDAK PERLU

C. Daftar Penyataan

1) Kuesioner Citra Tubuh Remaja Pubertas

Keterangan :

BERILAH TANDA SILANG (X) PADA KOLOM YANG ANDA PILIH

Kolom 1 : Sangat Setuju (SS)

Kolom 2 : Setuju (S)

Kolom 3 : Tidak Setuju (TS)

Kolom 4 : Sangat Tidak Setuju (STS)

No PERNYATAAN SS S TS STS

1 Sebelum berada didepan umum, saya

selalu memperhatikan bagaimana

penampilan saya

2 Saya cermat dalam membeli pakaian yang

akan membuat saya terlihat dengan

penampilan terbaik.

3 Saya memiliki daya tarik fisik

Page 104: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

4 Saya terus-menerus khawatir gemuk atau

menjadi gemuk

5 Saya menyukai tubuh saya apa adanya

6 Saya memeriksa penampilan saya di

cermin kapan pun setiap ada kesempatan

7 Sebelum keluar rumah atau berpergian,

saya biasanya memerlukan waktu untuk

bersiap-siap

SS S TS STS

8 Saya sangat sadar akan segala perubahan

berat badan saya, walau sekecil apapun

9 Kebanyakan orang (orang tua)

menganggap saya berpenampilan menarik

10 Penting bagi saya untuk selalu tampil

menarik

11 Saya jarang menggunakan produk

perawatan tubuh

12 Saya menyukai penampilan tubuh saya

13 Saya merasa risih bila penampilan saya

tidak sesuai dengan situasi dan kondisi

14 Saya biasanya memakai pakaian yang

paling mudah saya dapat tanpa

memperdulikan bagaimana penampilan

saya

15 Saya menyukai apabila baju yang saya

kenakan pas di tubuh saya

16 Saya tidak perduli dengan penilaian orang

lain (orang tua) terhadap penampilan saya

17 Saya melakukan perawatan khusus pada

rambut saya

18 Saya tidak menyukai penampilan fisik

saya

19 Menurut saya, tubuh saya tidak menarik

20 Saya tidak pernah memikirkan

penampilan fisik saya

21 Saya selalu berusaha mempercantik

penampilan fisik saya

22 Saya menjalani program diet untuk

menurunkan berat badan

23 Saya akan menurunkan berat badan

dengan berpuasa atau melakukan diet agar

mendapatkan tubuh yang ideal

24 Saya merasa ukuran tubuh saya ideal

25 Dengan melihat diri saya, orang lain

(orang tua) akan berfikir bahwa berat

badan saya ideal

Page 105: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

26 Saya puas dengan bentuk wajah dan

warna kulit saya saat ini

27 Saya puas dengan warna rambut,

ketebalan, dan tekstur rambut saya saat ini

28 Saya puas dengan bagian pantat, pinggul,

paha dan kaki saya saat ini

29 Saya puas dengan bagian pinggang dan

perut saya saat ini

SS S TS STS

30 Saya puas dengan bagian dada (payudara

bagi wanita), bahu dan lengan saya saat

ini

31 Saya puas dengan penampilan otot saya

saat ini

32 Saya puas dengan berat badan saya saat

ini

33 Saya puas dengan tinggi badan saya saat

ini

34 Saya menyukai penampilan tubuh saya

secara keseluruhan

2) Kuesioner pola asuh

Keterangan Pengisian :

SS : Setuju Sekali

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya berpikir bahwa, didalam rumah seorang anak

harus punya caranya sendiri untuk tumbuh menjadi

dewasa

2 Meskipun anak tidak setuju dengan saya, saya

memaksa anak untuk mengikuti apa yang saya anggap

benar, karena saya menganggap itu untuk kebaikan

mereka.

3 Setiap kali saya mengatakan pada anak untuk

melakukan sesuatu, saya mengharapkan anak untuk

Page 106: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

melakukannya segera tanpa mengajukan pertanyaan

4 Setelah kebijakan keluarga ditetapkan, saya membahas

bersama-sama mengapa kebijakan itu ditetapkan dalam

keluarga

SS S TS STS

5 Saya mengizinkan anak untuk bertanya ketika aturan

dalam keluarga tidak sesuai

6 Saya berfikir bahwa seorang anak bebas membuat

keputusan sendiri dan melakukan apa yang

diinginkannya, meskipun tidak sesuai dengan

keinginan orang tua.

7 Saya tidak mengijinkan anak untuk mempertanyakan

setiap keputusan yang orang tua buat

8. Anak ikut langsung dalam aktifitas dan pengambilan

keputusan untuk anak-anak melalui kedisiplinan

9 Saya merasa bahwa untuk mendidik anak-anak dalam

berperilaku adalah dengan cara yang orang tua

inginkan

10 Saya berpikir bahwa anak tidak perlu mematuhi aturan

dan kebiasaan karena sudah ada lembaga yang

mendidik anak

11 Anak mengerti apa yang orang tua inginkan, tapi anak

bebas untuk mendiskusikan keinginannya dengan

orang tua ketika anak merasa tidak sesuai

12 Menurut saya, bahwa orang tua yang bijak harus

mengajarkan anak-anaknya untuk menuruti aturan-

aturan yang telah ditetapkan oleh orang tua

13 Saya jarang memberi contoh dan pedoman perilaku

untuk anak

14 Saya melakukan apa yang anak-anak inginkan di

dalam keluarga, ketika membuat keputusan

15 Saya selalu memberikan bimbingan dan arahan secara

Page 107: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

rasional dan objektif

16 Saya akan marah jika anak tidak setuju dengan orang

tua

17 Saya berpikir bahwa sebagian besar masalah dalam

lingkungan sosial anak akan terselesaikan jika orang

tua tidak membatasi kegiatan, keinginan, dan

pengambilan keputusan anak, karena anak sudah

dewasa

SS S TS STS

18 Saya akan menghukum anak jika mereka tidak

mengkuti keinginan dan harapan orang tua

19 Saya membiarkan anak untuk memutuskan hal

terpenting dalam hidupnya tanpa harus meminta

persetujuan dari orang tua

20 Saya meminta pendapat anak-anak untuk dijadikan

pertimbangan ketika membuat keputusan keluarga,

tetapi orang tua tidak memutuskan sesuatu hanya karna

anak-anak menginginkannya

21 Meskipun anak tidak setuju dengan orang tua , orang

tua memaksa anak untuk mengikuti apa yang orang tua

anggap benar, karna orang tua menganggap itu untuk

kebaikan anak

22 Saya tidak beranggapan bahwa saya bertanggung

jawab langsung untuk membimbing perilaku anak

23 Saya memberikan arahan dalam perilaku dan kegiatan

anak, dan saya ingin anak mengikutinya, tapi orang tua

bersedia untuk mendengarkan kepentingan anak dan

mendiskusikannya

24 Saya membiarkan anak membangun pandangan sendiri

mengenai masalah keluarga, dan orang tua

mengizinkan anak untuk melakukan apa yang mereka

inginkan

Page 108: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

25 Saya merasa bahwa masalah di masyarakat akan

terselesaikan jika orang tua memaksa anaknya untuk

mengikuti apa yang orang tua inginkan

26 Saya selalu mengatakan apa yang saya inginkan, dan

bagaimana saya mengharapkan anak untuk

melakukannya

SS S TS STS

27 Saya selalu memberi arahan dan perilaku yang jelas

untuk kegiatan anak, tapi saya juga mengerti ketika

anak tidak setuju dengan orang tua

28 Saya tidak mengarahkan perilaku, kegiatan, dan

keinginan dari anak-anak dalam keluarga

29 Anak tahu apa yang orang tua inginkan dan orang tua

menegaskan bahwa anak memenuhi harapan-harapan

itu hanya untuk menghormati orang tua

30 Jika saya membuat keputusan yang menyakiti anak,

orang tua bersedia mendiskusikan keputusan itu dan

mengakui jika orang tua melakukan kesalahan

Page 109: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

2. Lampiran Hasil Uji Normalitas Data

Descriptives

Statistic Std. Error

skor total item citra tubuh

Mean 88,01 1,146

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 85,74

Upper Bound 90,27

5% Trimmed Mean 88,25

Median 90,00

Variance 200,980

Std. Deviation 14,177

Minimum 48

Maximum 122

Range 74

Interquartile Range 19

Skewness -,421 ,196

Kurtosis ,192 ,390

skor total item pola asuh

Mean 59,53 ,749

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 58,05

Upper Bound 61,01

5% Trimmed Mean 58,81

Median 58,00

Variance 85,764

Std. Deviation 9,261

Minimum 38

Maximum 97

Range 59

Interquartile Range 10

Skewness 1,290 ,196

Kurtosis 2,902 ,390

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

skor total item citra tubuh .097 153 .001 .978 153 .015

skor total item pola asuh .110 153 .000 .915 153 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 110: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

3. Lampiran Hasil Penelitian (Univariat dan Bivariat)

a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

b. Distribusi Frekuensi Usia Remaja

usiaremaja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

12 37 24,2 24,2 24,2

13 52 34,0 34,0 58,2

14 45 29,4 29,4 87,6

15 19 12,4 12,4 100,0

Total 153 100,0 100,0

c. Distribusi Frekuensi Responden (orang tua) Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

pendidikan orang tua

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

sd 5 3,3 3,3 3,3

smp 33 21,6 21,6 24,8

sma 90 58,8 58,8 83,7

PT 25 16,3 16,3 100,0

Total 153 100,0 100,0

jenis kelamin remaja

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 72 47,1 47,1 47,1

perempuan 81 52,9 52,9 100,0

Total 153 100,0 100,0

Page 111: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

d. Distribusi Frekuensi Jenis Pola Asuh Orang Tua

kategoripolaasuh

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

demokrasi 46 30,1 30,1 30,1

otoriter 34 22,2 22,2 52,3

permisif 58 37,9 37,9 90,2

campuran 15 9,8 9,8 100,0

Total 153 100,0 100,0

e. Distribusi Frekuensi Jenis Citra Tubuh Remaja

citra tubuh remaja pada masa pubertas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

citra tubuh positif 78 51,0 51,0 51,0

citra tubuh negatif 75 49,0 49,0 100,0

Total 153 100,0 100,0

f. Hubungan Gambaran Citra Tubuh dengan Jenis Kelamin Remaja

jenis kelamin remaja * kategoricitra Crosstabulation

kategoricitra Total

positif negatif

jenis kelamin

remaja

laki-laki Count 36 36 72

Expected Count 36,7 35,3 72,0

perempuan Count 42 39 81

Expected Count 41,3 39,7 81,0

Total Count 78 75 153

Expected Count 78,0 75,0 153,0

g. Hubungan Usia Remaja dengan Citra Tubuh

Page 112: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

usiaremaja * kategoricitra Crosstabulation

kategoricitra Total

positif negatif

usiaremaja

12

Count 14 23 37

Expected Count 18,9 18,1 37,0

% within usiaremaja 37,8% 62,2% 100,0%

% of Total 9,2% 15,0% 24,2%

13

Count 21 31 52

Expected Count 26,5 25,5 52,0

% within usiaremaja 40,4% 59,6% 100,0%

% of Total 13,7% 20,3% 34,0%

14

Count 27 18 45

Expected Count 22,9 22,1 45,0

% within usiaremaja 60,0% 40,0% 100,0%

% of Total 17,6% 11,8% 29,4%

15

Count 16 3 19

Expected Count 9,7 9,3 19,0

% within usiaremaja 84,2% 15,8% 100,0%

% of Total 10,5% 2,0% 12,4%

Total

Count 78 75 153

Expected Count 78,0 75,0 153,0

% within usiaremaja 51,0% 49,0% 100,0%

% of Total 51,0% 49,0% 100,0%

h. Hubugan Pola asuh Orang Tua dengan Remaja Pada Masa Pubertas

kategoripolaasuh * kategoricitra Crosstabulation

kategoricitra Total

positif negatif

kategoripolaasuh

demokrasi

Count 30 16 46

% within kategoripolaasuh 65,2% 34,8% 100,0%

% of Total 19,6% 10,5% 30,1%

otoriter

Count 14 20 34

% within kategoripolaasuh 41,2% 58,8% 100,0%

% of Total 9,2% 13,1% 22,2%

permisif

Count 27 31 58

% within kategoripolaasuh 46,6% 53,4% 100,0%

% of Total 17,6% 20,3% 37,9%

Page 113: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

campuran

Count 7 8 15

% within kategoripolaasuh 46,7% 53,3% 100,0%

% of Total 4,6% 5,2% 9,8%

Total

Count 78 75 153

% within kategoripolaasuh 51,0% 49,0% 100,0%

% of Total 51,0% 49,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 5,606a 3 ,132

Likelihood Ratio 5,678 3 ,128

Linear-by-Linear Association 2,826 1 ,093

N of Valid Cases 153

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 7,35.

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Hasil Reliabilitas Instrumen Pola Asuh

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of

Items

.743 31

b. Hasil Reliabilitas Instrumen Citra Tubuh

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.740 35

Page 114: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

c. Hasil Uji Validitas Instrumen Pola Asuh

No Item Nilai r item Nilai r tabel Keterangan

1 0,709 0,334 Valid

2 0,300 0,334 Tidak valid

3 0,560 0,334 Valid

4 0,478 0,334 Valid

5 0,437 0,334 Valid

6 0,636 0,334 Valid

7 0,402 0,334 Valid

8 0,227 0,334 Tidak valid

9 0,281 0,334 Tidak valid

10 0,710 0,334 Valid

11 -0,93 0,334 Tidak valid

12 0,361 0,334 Valid

13 0,699 0,334 Valid

14 0,538 0,334 Valid

15 0,462 0,334 Valid

16 0,578 0,334 Valid

17 0,555 0,334 Valid

18 0,655 0,334 Valid

19 0,618 0,334 Valid

20 0,701 0,334 Valid

21 0,485 0,334 Valid

22 0,426 0,334 Valid

23 0,217 0,334 Tidak valid

24 0,581 0,334 Valid

25 0,579 0,334 Valid

26 0,450 0,334 Valid

27 0,184 0,334 Tidak valid

28 0,765 0,334 Valid

29 0,627 0,334 Valid

30 0,595 0,334 Valid

d. Hasil Uji Validitas Instrumen Citra Tubuh

No Item Nilai r item Nilai r tabel Keterangan

1 0,696 0,334 Valid

2 0,643 0,334 Valid

3 0,611 0,334 Valid

4 0,378 0,334 Valid

5 0,358 0,334 Valid

6 0,655 0,334 Valid

7 0,464 0,334 Valid

8 0,396 0,334 Valid

9 0,394 0,334 Valid

10 0,506 0,334 Valid

11 0,468 0,334 Valid

Page 115: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul

12 0,169 0,334 Tidak Valid

13 0,407 0,334 Valid

14 0,684 0,334 Valid

15 0,162 0,334 Tidak Valid

16 0,475 0,334 Valid

17 0,764 0,334 Valid

18 0,578 0,334 Valid

19 0,674 0,334 Valid

20 0,518 0,334 Valid

21 0,452 0,334 Valid

22 0,546 0,334 Valid

23 0,436 0,334 Valid

24 0,400 0,334 Valid

25 0,612 0,334 Valid

26 0,409 0,334 Valid

27 0,689 0,334 Valid

28 0,395 0,334 Valid

29 0,550 0,334 Valid

30 0,401 0,334 Valid

31 0,558 0,334 Valid 32 0,451 0,334 Valid 33 0,409 0,334 Valid 34 0,679 0,334 Valid

Page 116: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul
Page 117: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul
Page 118: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul
Page 119: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul
Page 120: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul
Page 121: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul
Page 122: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul
Page 123: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul
Page 124: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul
Page 125: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul
Page 126: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul
Page 127: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN CITRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37225/1/Aninda... · Sekolah Dasar Islam Manaratul Islam 2000- 2006 2. MTS. Manaratul