hubungan persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres...

71
Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres Kerja pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD SKRIPSI Oleh: Fenny Febriyanti 201210230311395 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

Upload: votu

Post on 01-Apr-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres Kerja

pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD

SKRIPSI

Oleh:

Fenny Febriyanti

201210230311395

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

Page 2: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres Kerja

pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Fenny Febriyanti

201210230311395

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

Page 3: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi :Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter Dengan

Stres Kerja Pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD

2. Nama Peneliti : Fenny Febriyanti

3. NIM : 201210230311395

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : 01 Maret – 31 Maret 2016

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 29 April 2016

Dewan penguji

Ketua Penguji : Dr. DiahKarmiyati, M.Si

Anggota Penguji : 1. Dr. NidaHasanati, M.Si

2. Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi

3. Adyatman Prabowo, S.Psi, M.Psi

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. DiahKarmiyati, M.Si Dr. NidaHasanati, M.Si

Malang,

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Dra. Tri Dayakisni, M.Si.

Page 4: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fenny Febriyanti

NIM : 201210230311395

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul :

Hubungan Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter Dengan Stres Kerja Pada

Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD.

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian atau keseluruhan kecuali dalam bentuk

kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil skripsi/ karya ilmiah dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas

royalti non-eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini

tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui, Malang, 20 April 2016

Ketua Program Studi Yang Menyatakan

Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si Fenny Febriyanti

Page 5: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi atas rahmat dan hidayah-

Nya, tak lupa Shalawat penulis haturkan kepada nabi junjungan umat Islam, Rasulullah

SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang mulia sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter

Dengan Stres Kerja Pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD” sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari segala bimbingan yang bermanfaat dari berbagai

pihak yang diterima oleh penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Ibu Dr. Nida Hasanati, M.Si, selaku dosen

pembimbing I dan II yang telah memberikan banyak inspirasi, banyak meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan bermanfaat

sehingga penulis dapat menyempurnakan penelitian ini dengan maksimal.

3. Ibu Siti Maimunah, S.Psi, MM, MA selaku dosen wali yang telah memberi dukungan dan

serta arahan kepada penulis selama penulis mengikuti kegiatan perkuliahan.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

5. Kepala Batalyon Infantri 512 TNI Angkatan Darat yang telah memberikanizin untuk

melakukan pengambilan data dan Bapak Lettu Inf Budi Sutrisno selaku pendamping saat

pengambilan data penelitian

6. H. Suaeb, S.Sos dan Hj. Aminah, selaku orang tuajuga M. Fauzi Ardiansyah, ST kakak

yang selalu mengingatkan, serta sumber motivasi penulis atas segala doa, kasih sayang,

perhatian dan dukungan tiada henti yang diberikan kepada penulis hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah, Tirarahayu, Yulia Nada,

Atur Nanda, Nino Dwi, yunairisya, Izza Amalia, Saufan dan Amfaizalk yang selalu

mendukung dan memberikan bantuan serta solidaritas dan yang selama ini telah banyak

memberikan pelajaran, pengalaman serta bantuan kepada penulis.

Page 6: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

iv

8. Mughny Ilman Wali Rusdi, La Ode Ghifari Temu, Reski Fazrian dan Kahvegy Endit

yang telah menjadi saudara, rekan dan sahabat penulis selama merantau di Kota Malang.

9. Rekan-rekan Basket Psikologi khususnya Syafiruddin Allamh, S.Ikom, Yadi

Hardiansyah, S.Psi, Elita Akashi, Devi Prihasti yang telah banyak memberikan semangat

serta bantuan kepada penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan

bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang

telah diberikan kepada penulis. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih

terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Meski demikian, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 26 Maret 2016

Penulis

Fenny Febriyanti

Page 7: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN .................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… . iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. vii

DAFTAR LAMP ............................................................................................................... viii

ABSTRAK .......................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..............................................................................................................

Latar Belakang Masalah ............................................................................................ ......... 2

LANDASAN TEORI

Gaya Kepemimpinan Otoriter ....................................................................... ......... 5

Ciri-Ciri Gaya KepemimpinanOtoriter ......................................................... ......... 5

Persepsi Tentang Gaya Kepemimpinan Otoriter ........................................... ......... 6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................................................ ......... 6

Stres Kerja ..................................................................................................... ......... 7

Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja ............................................................. ......... 8

Aspek dan Gejala Stres Kerja ........................................................................ ......... 8

Dampak Stres Kerja ...................................................................................... ......... 8

HubunganPersepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres Kerja ......... ......... 9

HIPOTESA 10

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian .................................................................................... ......... 11

Subjek Penelitian ........................................................................................... ......... 11

Variabel dan Instrumen Penelitian ................................................................ ......... 11

Prosedur dan Analisa Data ............................................................................ ......... 13

HASIL PENELITIAN ............................................................................................. ......... 14

Page 8: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

vi

DISKUSI .................................................................................................................. ......... 16

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ....................................................................... ......... 18

REFERENSI ............................................................................................................ ......... 19

Page 9: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.IndeksValiditasAlatUkurPenelitian .................................................................... 12

Tabel 2.Indeks reliabilitas Alat Ukur Penelitian ............................................................. 12

Tabel 3.Rincian Penyebaran Subjek Berdasarkan Kesatuan ........................................... 14

Tabel 4.Deskripsikarakteristik......................................................................................... 14

Tabel 5.KlasifikasiPersepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter ............................................ 15

Tabel 6.KlasifikasiStresKerja ………............................................................................. 15

Hasil Uji Korelasi Pearson – Product Moment .............................................................. 16

Page 10: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

viii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Blue Print SkalaPersepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Stres Kerja ....................... 21

LAMPIRAN 2

Skala Try Out Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Stres Kerja.......................... 26

LAMPIRAN 3

Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas Persepsi Skala Gaya Kepemimpinan Otoriter

danStresKerja .................................................................................................................. 34

LAMPIRAN 4

SkalaTurun Lapang Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Stres Kerja................. 37

LAMPIRAN 5

Tabulasi Data ................................................................................................................... 44

LAMPIRAN 6

Hasil Analisis Pearson – Product Moment.....................................................................59

Page 11: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

1

HUBUNGAN PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN STRESS

KERJA PADA ANGGOTA BATALYON INFANTRI 512 TNI AD

Fenny Febriyanti

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Stres kerja merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami ketegangan karena adanya

keadaan yang mempengaruhi dirinya. Keadaan-keadaan ini berasal dari individu sendiri ataupun

dari lingkungan pekerjaannya. Persepsi gaya kepemimpinan otoriter merupakan penafsiran atau

penilaian karyawan terhadap kekuasaan penuh pemimpin, pembagian wewenang serta hubungan

atasan dan bawahan. adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan persepsi gaya

kepemimpinan otoriter dengan dengan stres kerja pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional

dengan subjek 205 orang. Hasil penelitian menunjukan jika ada hubungan positif yang signifikan

antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja (r = 0,238; p = 0,001). Jadi,

semakin tinggi mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter atasan, maka semakin tinggi stres

kerja yang akan dialami, begitupun sebaliknya. Persepsi gaya kepemimpinan otoriter

mempengaruhi stress kerja sebesar 5,6 % (r2 = 0,056).

Kata Kunci: Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter, Stres Kerja

Job stress is a condition in which individuals experience tension because of a circumstances that

affected him. These circumstances come fromthemselves or their working environment.

Perception on authoritarian leadership style is the interpretation or employee assessment about

the full power of leader, the division of authority along with relationship on percepstion

authoritarian leadership style by job stress of 512 Infantry Battalion army members. The method

used in this study is a quantitative correlation with the subject of 205 people. The results show

that, there is a significant positive relationship between the perception of an authoritarian

leadership style with work stress (r = 0.238; p = 0.001). so, higher perception on leader

authoritarian leadership style, make job stress higher which will be experienced later, and

conversely. Authoritarian Leadership Style Perception affects the job stress of 5.6% (r2 = 0.056).

Keyword: Authoration Leadership Style, Job Stress

Page 12: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

2

Dewasa ini dalam dunia kerja, stres menjadi salah satu masalah penting terkait pengaruhnya

dengan produktivitas kerja karyawan ataupun anggota dalam sebuah organisasi. Dengan tingkat

tekanan dan tuntutan yang berbeda-beda, kecenderungan timbulnya stress pada setiap individu

tersebut meningkat sesuai dengan kepribadian masing-masing individu tersebut. Pada data yang

diperoleh dari The American Institute of Stress dalam penelitiannya di Amerika Serikat pada

tahun 2006 menunjukkan bahwa stres yang timbul akibat beban kerja merupakan 46 % jawaban

yang diberikan oleh respondennya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lingkungan

kerja yang dalam hal ini beban kerja merupakan penyumbang terbesar sumber stres jika

dibandingkan dengan permasalahan sosial sebesar 28 %, permasalahan individu 20 % serta

keamanan kerja yang hanya 6 %. Rentannya dunia kerja terhadap timbulnya stres lebih

disebabkan karena besarnya harapan dunia kerja bisa menjamin keberlangsungan hidup pekerja

tersebut.

Menurut penelitian Randall Schuller, stres yang dihadapi pekerja akan sangat berhubungan

dengan prestasi kerjanya, peningkatan ketidak-hadiran kerja dan cenderung berpeluang

mengalami kecelakaan kerja. Demikian pula, jika banyak diantara tenaga kerja di dalam

organisasi yang mengalami stres kerja maka produktivitas dan kesehatan organisasi itu akan

terganggu (Retnaningtyas, dalam Widiana 2011). Demikian pula dengan organisasi militer akibat

yang ditimbulkannya oleh Tanielian dkk (2008) menyebutnya sebagai invisible wound (luka

yang tidak terlihat). Invisible wound tersebut akan mengakibatkan gangguan kesehatan mental

kepada prajurit diantaranya post-traumatic stress disorder (PSTD), gangguan kecemasan atau

depresi.

Penelitian yang dilakukan oleh WHO menyimpulkan bahwa pada dasarnya, kondisi dunia kerja

yang baik adalah dimana tekanan yang ada di dalam pekerjaan berbanding lurus dengan

kenyamanan dan kemampuan yang dimiliki oleh pekerja. Kondisi tersebut harus mampu

menjamin keahlian mereka dapat dipergunakan, jumlah pekerjaan yang diluar batas kemampuan

manusia serta tunjangan karir yang dapat meningkatkan produktifitas mereka (WHO,2008).

Tekanan pekerjaan dalam dunia kerja merupakan hal yang tidak dapat dihindari mengingat

tingginya tingkat persaingan untuk mendapatkan tujuan dari organisasi tersebut. Namun yang

menjadi kendala adalah jika tantangan tersebut tidak mampu dikelola dengan baik menurut

kebutuhan dan porsi masing-masing individu maka hal tersebut dapat menjadi stres. Stres yang

dialami oleh pekerja dapat membawa dampak buruk bagi aktualisasinya dalam kehidupan sosial

serta kapabilitasnya dalam produktifitas kerja. Secara umum stress dimaknai sebagai suatu

tekanan yang merupakan akibat dari adanya gangguan baik dari kejadian eksternal maupun

internal.

Riset lain yang dilakukan oleh Career Cast, merilis data peringkat pekerjaan dengan tingkat

stress tertinggi yaitu beberapa diantaranya pemadam kebakaran, pilot dan anggota militer

(kompas, 2015). Dari penelitian dan riset tersebut dapat disimpulkan bahwa didalam organisasi

militer, rentan timbulnya stres dikarenakan oleh banyak faktor, diantaranya yaitu karena pola

kerja ketat yang diterapkan didalam organisasi militer tersebut. Tidak hanya itu, ketidak-

seimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan kapabilitas individu yang disertai dengan

karakteristik individu sangat mempengaruhi kemampuan individu menanggapi stres.

Tantangan dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh prajurit TNI dapat menimbulkan rasa tertekan

pada prajurit, ketidakmampuan seseorang dalam menjawab tuntutan tersebut sangat mungkin

menjadi pemicu timbulnya stres kerja. Sehingga akibat dari stres itu sendiri akan mengakibatkan

Page 13: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

3

produktivitas kerja yang menurun (Kirkcaldy, dalam Wijono, 2006). Hal ini yang mendasari

penting melakukan penelitian tentang stres kerja, agar dapat diketahui bagaimana stres kerja itu

mempengaruhi kinerja anggota agar dapat dilakukan penanganan mengenai bagaimana

mengatasi stres kerja itu sendiri. Ubaidillah (dalam Arisuna, 2008) menyimpulkan bahwa stres

kerja adalah keadaan dimana seseorang menghadapi tugas atau pekerjaan yang belum atau

bahkan tidak bisa dijangkau oleh kemampuannya.

Bukan hanya itu, stres kerja juga dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya yaitu gaya

kepemimpinan pemimpin ditempat kerja. Salah satu gaya kepemimpinan ini adalah otoriter.

Kartono (1986) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan

yang ditandai dengan ciri-ciri sikap pemimpin yang kaku dan keras dalam menerapkan

peraturan-peraturan maupun disiplin, bersikap memaksa dengan selalu menuntut kepatuhan

karyawannya agar bertingkah laku seperti yang diinginkan oleh pemimpinnya. Sikap pemimpin

yang bergaya kepemimpinan otoriter adalah melakukan hal yang dianggap terbaik oleh mereka

sendiri, diantarannya adalah dengan hukuman, sikap ini dapat menimbulkan ketegangan dan

ketidaknyamanan anggota sehingga memungkinkan adanya tekanan yang dialami oleh anggota

didalam organisasi tersebut.

Beberapa permasalahan stres kerja yang dialami oleh anggota TNI AD seperti wawancara yang

dilakukan peneliti dengan salah satu komandan di yonif 512 menyatakan bahwa semua anggota

TNI wajib memenuhi tanggung jawab pekerjaanya sesuai dengan apa yang diperintahkan dan

diinstruksikan oleh pimpinannya. Karena apabila mereka tidak memenuhi perintah pimpinan

ataupun atasannya didalam menjalankan tugasnya maka mereka akan dikenakan teguran bahkan

sanksi sesuai dengan kesalahan yang mereka lakukan. Sanksi yang diberikan sesuai dengan pasal

yang ditetapkan oleh TNI sendiri yang menjadi organisasi yang paling berwenang. Permasalahan

ataupun kondisi ini yang memungkinkan terjadinya stress kerja yang dialami oleh anggota

organisasi TNI itu sendiri (Senin, 15 Februari 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Nugrahawan (2010) menemukan bahwa ada hubungan positif

yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kepemimpinan otoriter dengan tekanan kerja

ditunjukan nilai r=0,417; p=0.000. Semakin tinggi persepsi terhadap kepemimpinan otoriter

maka akan semakin tinggi pula tekanan kerja. Sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap

kepemimpinan otoriter maka akan semakin rendah tekanan kerja. Kesimpulan penelitian ini

menyatakan ada hubungan yang sangat signifikan antara hubungan persepsi terhadap gaya

kepemimpinan otoriter dengan tekanan kerja pada karyawan.

Skogstad dan Einarsen dan Anna Nyberg dkk (dalam Kavanagh, 2005) menemukan korelasi

positif antara gaya kepemimpinan dan kepuasan bawahan, komitmen organisasi dan kompetensi

evaluasi pemimpin tersebut. Penelitian lain juga memberikan hasil serupa diantaranya oleh

Chiok Foong Loke dan Anna Nyberg dkk (dalam Kavanagh, 2005) yang menyatakan 29 %

kepuasan kerja ditentukan oleh gaya kepemimpinan. Berdasarkan tulisan tersebut maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa salah satu faktor yang menimbulkan stress dalam lingkungan kerja

adalah sikap kerja pimpinannya atau gaya kepemimpinan yang diterapkan. Dalam beberapa

kasus, ada individu yang terbiasa dan mampu beradaptasi dengan cara kerja yang disiplin dan

merasa cocok dengan perlakuan pimpinan yang demikian tetapi ada juga yang tidak terbiasa

dengan sikap pemimpinannya yang terlalu keras dan disiplin. Kultur kepemimpinan seperti ini

ditunjukkan oleh pemimpin yang bergaya otoriter. Menurut Gilles (2005) gaya kepemimpinan

otoriter merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan pekerjaan, menggunakan

kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin, pemimpin menentukan semua tujuan yang

Page 14: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

4

akan dicapai untuk pengambilan keputusan dan informasi yang diberikan kepada bawahan hanya

pada kepentingan tugas.

Gaya kepemimpinan juga mempunyai pengaruh terhadap stres kerja sesuai dengan penelitian

Aini (2003) dengan hasil analisis data mendapatkan kesimpulan bahwa ada korelasi yang sangat

signifikan antara gaya kepemimpinan otoriter terhadap stress kerja karyawan berkepribadian tipe

A pada karyawan cabang pegadaian di Malang dengan taraf signifikansi 5%. Dari penelitian ini

tampak bahwa karyawan menilai gaya kepemimpinan manager mereka otoriter tetapi dalam taraf

rata-rata sedang yakni sebesar 44,5%. Distribusi gaya kepemimpinan menunjukan bahwa

sebagian besar karyawan di perum pegadaian cabang X dan cabang Y mempersepsikan gaya

kepemimpinan manager adalah otoriter sedang. Dari sini dapat dilihat bahwa adanya hubungan

yang sangat signifikan dan positif antara gaya kepemimpinan dengan stres kerja karyawan. Hal

ini berarti semakin otoriter seseorang dalam memimpin, maka stres kerja karyawan semakin

tinggi.

Stres menjadi sangat rentan menghinggapi karyawan atau anggota dari sebuah organisasi oleh

karena itu gaya kepemimpinan akan mempengaruhi kemampuan manajerialnya terhadap stress.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Irawan (2010), penelitian yang dilakukannya di BPR

Jepara Artha dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gaya kepemimpian berkaitan erat

dengan kinerja karyawan atau dalam hal ini anggota organisasi tersebut serta stres kerja dapat

berpengaruh negatif dengan kinerja karyawan.

Atas dasar pemahaman di atas, penelitian ini menggunakan anggota Batalyon Infantri 512 TNI

AD sebagai subjek penelitian yang akan diteliti. Alasannya didalam hal stres kerja, peneliti

sangat menyadari akan pendidikan militer yang dilakukan oleh seorang calon pasukan khusus

dikarenakan mereka dipersiapkan dan dituntut oleh pimpinan dan organisasi untuk siap dalam

menghadapi medan pekerjaan yang akan mereka lakukan dan juga mereka harus melakukan

semua pekerjaan atas dasar intruksi dari atasan dan apabila anggota TNI melanggar peraturan

ataupun intruksi dari atasan maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan kesalhan yang dilakukan.

Sehingga itu akan menjadi faktor hadirnya tekanan ataupun stres kerja dalam dunia militer.

Berdasarkan uraian fenomena diatas maka rumusan masalah didalam penelitian yang akan

dilakukan ini adalah, apakah ada hubungan persepsi gaya kepemimpian otoriter dengan stres

kerja pada anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui hubungan persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja pada

anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD. Sehingga manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya pengetahuan dan memberikan sumbangan ilmiah dalam penerapan ilmu psikologi

terutama dibidang Psikologi Industri dan Organisasi terutama mengenai persepsi gaya

kepemimpinan otoriter dan stres kerja, selain itu untuk anggota TNI diharapkan dapat

memberikan informasi tentang hubungan persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja

pada karyawan, sehingga anggota TNI dapat mengendalikan stres kerja yang dirasakan dengan

cara mengembangkan persepsi yang positif terhadap pola kepemimpinan yang diterapkan.

Manfaat bagi organisasi militer khususnya Batalyon Infantri 512 TNI AD hasil penelitian ini

diharapkan memberikan informasi mengenai keterkaitan antara gaya kepemimpinan dan stres

kerja sehingga Batalyon Infantri 512 TNI AD diharapkan dapat membantu memberikan solusi

yang tepat bagi anggotanya yang mengalami permasalahan terutama permasalahan stres yang

diakibatkan persepsi anggota terhadap gaya kepemimpinan otoriter atasannya.

Page 15: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

5

Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang memberikan perhatian maksimum

pada tugas dan perhatian minimum pada hubungan atasan bawahan. Pemimpin tipe ini tidak

percaya pada orang lain, tidak menyenangkan dan hanya tertarik pada tugas jangka pendek

(Luthans,2006). Lebih ringkasnya Thoha (1999) mendefinisikan gaya kepemimpinan otoriter

adalah gaya kepemimpinan yang memberikan perhatian yang maksimal terhadap tugas dan

minimum terhadap hubungan kerja.

Kepemimpinan otoriter disebut juga kepemimpinan direktif atau diktator. Pemimpin memberikan

instruksi kepada bawahan, menjelaskan apa yang harus dikerjakan, selanjutnya karyawan

menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan. Gaya kepemimpinan ini

menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan

strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi. Dilihat dari segi

persepsinya, seorang pemimpin yang otoriter adalah seseorang yang sangat egois. Egoismenya

yang sangat besar akan mendorongnya memutarbalikan kenyataan yang sebenarnya sehingga

sesuai dengan apa yang secara subjektif diinterpretasikannya sebagai kenyataan. Dengan egoism

yang besar demikian, seorang pemimpin yang otoriter melihat perannya sebagai sumber segala

sesuatu dalam kehidupan organisasi (Siagian,1999).

Gaya kepemimpinan otoriter menurut Nawawi dan Hadari (2000) adalah pemimpin memandang

dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Penerapan gaya

kepemimpinan otoriter dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa kecepatan serta

ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara mungkin

produktivitas dapat naik. Tetapi penerapan gaya kepemimpinan otoriter dapat menimbulkan

kerugian antara lain suasana kaku, tegang mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat

timbulnya ketidakpuasan. Dalam hal ini, penerapan kepemimpinan otoriter ternyata

mengakibatkan rusaknya moral, peniadaan inisiatif, menimbulkan permusuhan, keluhan, absen,

pindah kerja dan ketidakpuasan.

Jadi, gaya kepemimpinan otoriter merupakan seorang pemimpin yang memegang penuh

kepemimpinannya dan semua kegiatan perusahaan atau organisasi berpusat penuh pada

pemimpin dan sepenuhnya pengambilan keputusan berpusat pada pemimpin.

Ciri-Ciri Gaya kepemimpinan Otoriter

Siagian (1999) menjelaskan ciri-ciri dari gaya kepemimpinan otoriter yaitu: (1) Pemberian

instruksi, bawahan menilai bahwa dalam hal melaksanakan tugas merupakan kegiatan yang

penting dan harus dilakukan, sehingga dalam pelaksanaan tugas seorang pemimpin harus

member instruksi-instruksi kepada bawahannya agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,

(2) Pengawasan, seorang bawahan selalu menilai bahwa pelaksaan tugas tidak boleh keliru atau

salah dari instruksi yang diberikan, karena atasan selalu mengontrol kerja mereka dengan ketat.

Sanksi atau hukuman diberikan kepada bawahan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik

tanpa membuat kekeliruan ataupun kesalahan, (3) Kebebasan berinisiatif, bawahan menilai

inisiatif dan kreativitas mereka dimatikan karena dipandang akan menyimpang dari instruksi

yang diberikan atasan, (4) Hubungan pimpinan-bawahan, pimpinan menilai bahwa atasan kurang

memperhatikan hubungan dengan bawahan baik antara atasan dengan bawahan maupun sesama

bawahan, (5) Kepercayaan pada orang lain, bawahan menganggap bahwa atasan kurang dapat

mempercayai orang lain termasuk anggota kelompoknya ataupun organisasinya.

Page 16: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

6

Nawawi dan Hadari (2000) menjabarkan gaya kepemimpinan otoriter yaitu: (1) Pelaksanaan

tugas merupakan kegiatan terpenting. Untuk itu orang-orang yang dipimpin harus diberi

instruksi-instruksi agar melaksanakan tugasnya, (2) Pelaksanaan tugas tidak boleh keliru salah

satu menyimpang dari instruksi. Oleh karena itu harus dikontrol secara tepat. Sanksi atau

hukuman dijadikan alat agar orang-orang yang dipimpin berusaha melaksanakan tugasnya tanpa

membuat kekeliruan, kesalahan, dan penyimpangan, (3) Inisiatif dan kreativitas orang-orang

yang dipimpin dimatikan karena dipandang akan menyimpang dari instruksi, (4) Kurang

memperhatikan hubungan manusiawi, baik antara pemimpin dengan orang yang dipimpin

maupun sesama orang-orang yang dipimpin, (5) Kurang mempercayai orang lain, termasuk

anggota kelompoknya/organisasinya.

Anoraga (2000) juga menjabarkan aspek-aspek dari gaya kepemimpinan otoriter, yaitu: (1)

wewenang mutlak berpusat pada pemimpin, (2) keputusan selalu dibuat oleh pimpinan, (3)

kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan, (4) komunikasi berlangsung dalam satu arah dari

pimpinan kepada bawahan, (5) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau

kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat, (6) Prasangka harus selalu datang dari pimpinan,

(7) tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan, atau pendapat, (8)

Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif, (9) Lebih banyak kritik dari pada pujian,

(10) Pemimpin menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat, (11) Pimpinan menuntut

kesetiaan mutlak tanpa syarat, (12) Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman, (13)

Kasar dalam bertindak, (14) Kaku dalam bersikap, (15) Tanggung jawab keberhasilan organisasi

hanya ditanggung oleh pimpinan.

Persepsi Tentang Gaya Kepemimpinan Otoriter

Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam

memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaan dan penciuman. Kunci utama memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan

bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya

pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 1999).

Persepsi juga meliputi kognisi (pengetahuan) jadi, persepsi menyangkut penafsiran objek, tanda

dari sudut pengalaman orang yang bersangkutan. Krech (Thoha,1999) berpendapat bahwa

persepsi adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambar unik

tentang kenyataan. Robbins (1996) mengartikan persepsi adalah suatu proses dimana individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indra-indra mereka agar memberikan makna bagi

lingkungan mereka. Dengan kata lain persepsi adalah pengorganisasian stimulus, penterjemahan

atau penafsiran stimulus yang mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap (Gibson, 2000)

Persepsi karyawan tentang gaya kepemimpinan otoriter atasan adalah penafsiran atau penilaian

keryawan ataupun anggota terhadap kekuasaan penuh pemimpin, pembagian wewenang serta

hubungan atasan dan bawahan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Banyak hal yang menyebabkan atau yang mempengaruhi persepsi. Seperti yang dijelaskan oleh

Robbins (1996) ia mengklasifikasikan tiga faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu: (1)Pelaku

Persepsi. Bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa

yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari

pelaku persepsi individual itu. Diantara karakteristik pribadi yang telah relevan mempengaruhi

Page 17: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

7

persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu dan pengharapan,

(2) Target. Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati apa yang akan

dipersepsikan. Gerakan, bunyi, ukuran dan atribut-atribut lain dari target membentuk cara kita

memandangnya, (3) Situasi. Adalah penting konteks dimana kita melihat objek-objek atau

peristiwa-peristiwa. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi-persepsi kita.

Tetapi Andreason dan Kenneth (dalam Hartini, 1995) berpendapat bahwa persepsi dipengaruhi

oleh 2 faktor, yaitu: (1) Faktor Personal. Secara personal persepsi bersifat selektif, yang

menentukan persepsi bukanlah bentuk atau jenis stimulus yang hadir melainkan ditentukan oleh

karakteristik subjek yang merespon kehadiran stimulus yang diperhatikan secara sadar. Stimulus

boleh jadi sama bentuk dan jenisnya, tetapi persepsi subjek yang melihatnya bisa berbeda-beda.

Jadi selektivitas persepsi maksudnya objek stimulus yang mendapat tekanan cenderung objek

yang dapat memenuhi tujuan subjek yang mempersepsinya. Berdasarkan hasil penelitian, telah

terbukti bahwa pengalaman akan mempengaruhi kecermatan persepsi, (2) Faktor Struktural.

Medan perseptual dan kognitif seseorang selalu diorganisasikan dan diberi arti. Individu

mengorganisasikan stimulus dengan melihat konteksnya. Jika stimulus yang diterima tidak

lengkap, individu akan melengkapi dan menginterpretasikan secara konsisten dengan stimulus

yang dipersepsi. Sehubungan dengan konteks, disini mengandung pengertian bahwa perseptual

dan kognitif dari struktur tertentu ditentukan oleh sifat struktur secara keseluruhan.

Stres Kerja

Stres tidak asing lagi bagi setiap individu didalam kesehariannya. Bahkan hampir semua individu

pernah mengalami stres. Banyak terjadi bahwa stres timbul akibat adanya tekanan-tekanan dari

berbagai sumber sehingga akan mudah mempengaruhi individu dengan cara dan waktu yang

berbeda-beda. Stres dalam pekerjaan dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan oleh

anggota karena tugas-tugas yang dilakukan tidak dapat dipenuhi dan tuntutan-tuntutan pekerjaan

yang diberikan oleh pemimpin tidak dapat dilaksanakan sehingga stres muncul saat karyawan

tidak mampu memenuhi apa yang seharusnya dilakukan dan diperintahkan.

Menurut Fraser (dalam Anoraga, 1992) mendefinisikan stres kerja merupakan sesuatu yang

muncul setiap kali ada perubahan dalam keseimbangan sebuah kompleksitas antara manusia-

mesin dan lingkungan. Karena kompleksitas itu merupakan suatu system interaktif, maka stres

yang dihasilkan tersebut ada diantara beberapa komponen system.

Stres kerja adalah situasi ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang

sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar , hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan

yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi , pikiran dan kondisi fisik seseorang dalam

bekerja (Hariandja, 2002)

Menurut Mangkunegara (1993) stres kerja sendiri merupakan suatu perasaan yang menekan atau

rasa tertekan yang dialami karyawan dalam mengahadapi pekerjaannya.

Tetapi Brainer dan Reynolds (dalam Jones, 2001) menyebutkan bahwa sedikit sekali individu

yang memahami bagaimana tentang stres kerja itu, tetapi mereka memahami tentang stres kerja

hanya tentang perubahan emosi yang terjadi ditempat kerja. Sehingga menurut Brainer dan

Reynolds stres kerja adalah perubahan emosi seseorang ditempat kerja.

Dari beberapa pengertian stres kerja diatas dapat disimpulkan bahwa stres kerja merupakan suatu

keadaan yang dimana individu mengalami ketegangan karena adanya keadaan yang

mempengaruhi dirinya. Keadaan-keadaan ini dapat berasal dari individu sendiri ataupun dari

Page 18: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

8

lingkungan pekerjaanya. Stres juga suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi

oleh perbedaan individu atau proses psikologis sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan,

situasi yang terlalu banyak tuntutan psikologis dan fisik individu.

Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja

Menurut Handoko (2001) kondisi kerja menjadi penyebab stres dapat dikategorikan menjadi dua

yaitu : yang pertama On-the-job stress, penyebab-penyebabnya yaitu: beban kerja yang

berlebihan, tekanan atau desakan waktu, umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang memadai,

wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab, kemenduaan peranan,

frustasi, konflik antar pribadi dan antar kelompok, perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan

karyawan dan berbagai bentuk perubahan. Dan yang kedua Off-the-job stress, penyebabnya

yaitu: kekuatan finansial, masalah-masalah yang baerkaitan dengan anak, masalah-masalah fisik,

masalah-masalah perkawinan, perubahan-perubahan yang terjadi ditempat tinggal, dan masalah-

masalah pribadi lainnya.

Sedangkan menurut Robbins (2006) faktor-faktor penyebab stres dapat dibedakan menjadi tiga

kategori yaitu: 1) Faktor Lingkungan yaitu ketidakpastian ekonomi, politik, dan teknologi

seringkali menjadi sumber utama stres pada individu, 2) Faktor Organisasi, disini faktor-faktor

utamanya adalah tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi,

kepemimpinan, dan tahap hidup organisasi itu. stres akan terjadi berkepanjangan apabila faktor-

faktor tersebut secara bersamaan muncul dan tidak segera diantisipasi dan diatasi, dan 3) Faktor

Individu, Karakteristik-karakteristik yang dimiliki manusia cukup banyak dan beragam.

Perbedaan itu sebagai konsekuensi dari interaksi dengan lingkungan luar yang masih terkait

dengan keberadaanya. Seperti, masalah keluarga, ekonomi atau kepribadiannya sendiri.

Sehingga dapat dilihat dari uraian diatas bahwa faktor faktor penyebab stres kerja adalah faktor

yang berasal dari pekerjaan itu sendiri (on the job), dari luar pekerjaan (off the job), dan faktor

individu

Aspek dan Gejala Stres Kerja

Menurut Robbins (1998), stres kerja dikategorikan dalam beberapa aspek-aspek stres kerja: 1)

Aspek Fisologis: menyatakan bahwa stres kerja dapat dilihat pada gejala fisiologis. Dalam

gejala fisiologis ini sering ditandai dengan perubahan dalam metabolisme tubuh, meningkatnya

laju detak jantung dan pernafasan, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan

dapat menyebabkan serangan jantung. 2) Aspek Psikologis: Stres kerja dan gangguan psikologis

merupakan hal yang dapat mempengaruhi kondisi kerja seseorang. Gejala-gejala pada aspek

psikologis jika terjadi stres kerja adalah ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan

suka menunda-nunda, gelisah, berkurangnya kemampuan komunikasi yang efektif, mudah bosan

dan tidak puas terhadap pekerjaan, rendahnya harga diri dan hilangnya spontanitas dan

kreativitas 3) Aspek Perilaku: Dalam aspek ini, stres kerja ditandai dengan perubahan perilaku

seseorang. Gejala-gejala tersebut adalah: penundaan pekerjaan, menurunya produktivitas kerja,

penurunan tingkat absensi, juga perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatnya merokok dan

konsumsi alkohol, bicara cepat, dan gangguan tidur.

Dampak Stres Kerja

Menurut Istijanto (2005) dampak stres kerja dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Dampak jangka

pendek. Dalam jangka pendek stres yang dibiarkan begitu saja tanpa penanganan serius akan

dapat membuat karyawan tertekan, tidak termotivasi, dan frustasi, sehingga pada gilirannya

Page 19: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

9

menyebabkan karyawan tidak bekerja secara optimal yang akhirnya mempengaruhi kinerja

mereka. 2) Dampak jangka panjang. Dalam jangka waktu yang lebih lama atau dalam jangka

panjang, jika karyawan tidak mampu menahan stres kerjanya, maka karyawan tidak mampu lagi

bekerja diperusahaan. Pada tahap yang demikian parah, stres dapat membuat karyawan jatuh

sakit sehingga tidak mampu masuk kerja, atau bahkan karyawan secara aktif dapat

mengundurkan diri.

Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres Kerja

Gaya kepemimpinan otoriter merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh

seorang pemimpin, yang dimana pemimpin sebagai pemegang penuh kepemimpinannya dan

semua kegiatan organisasi dan sepenuhnya pengambilan keputusan berpusat penuh pada

pemimpin. Menurut Siagian (1999) seorang pemimpin yang otoriter adalah seseorang yang

sangat egois, sehingga dalam egoismenya yang besar tersebut seorang pemimpin yang otoriter

melihat perannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasi. Seperti halnya di

TNI, TNI merupakan salah satu organisasi militer yang menerapkan gaya kepemimpinan

otoriter, yang dimana seorang pemimpin atau perwira membawahi sejumlah besar pasukan dan

pasukan hanya tunduk kepada pemimpinnya. Karena dimiliter menerapkan gaya kepemimpinan

otoriter sehingga kepemimpinanya memiliki pola Top Down (Heidjrachman,2000) dimana

pemimpin mengeluarkan strateginya tanpa meminta saran dari bawahannya dikarenakan

pemimpin memiliki pemahaman informasi yang dibutuhkannya untuk dijadikan sebuah strategi

dengan perbedaan kemampuan antara pimpinan dan bawahan, ini yang menjadikan pimpinan

tidak memerlukan anjuran bawahan. Berdasarkan pola top down yang diterapkan oleh seorang

pemimpin, maka kepatuhan merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh

seorang anggota militer terhadap pimpinannya. Kepatuhan tersebut adalah hal yang harus

dilakukan untuk mencapai strategi dalam melindungi dan memajukan negara, sehingga hukuman

dan sanksi salah satu metode untuk menumbuhkan kepatuhan pasukan. Adanya hal tersebut, tak

jarang anggota ataupun bawahan mempersepsikan negatif gaya kepemimpinan otoriter yang

diterapkan pimpinannya. Akan tetapi, mereka tetap harus melaksanakan dan patuh terhadap

tugas dan perintah atasan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, walaupun banyak anggota

yang melaksanakan tugasnya dengan sifat yang tertekan dan menyebabkan stres kerja. Sehingga

ada hubungan positif antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja. Yang mana

jika anggota militer semakin tinggi mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter maka semakin

tinggi juga tingkat stres kerja yang dimilikinya, begitupun sebaliknya. Jika anggota militer

mempersepsikan biasa saja tentang gaya kepemimpinan otoriter yang diterapkan pemimpinnya

maka semakin rendah juga tingkat stres yang dialaminya.

Page 20: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

10

Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangkan Berfikir

Hipotesa

Ada hubungan antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja pada anggota

Batalyon Infantri 512 TNI AD. Jadi semakin tinggi persepsi gaya kepemimpinan otoriter maka

semakin tinggi pula stres kerja. Begitupun sebaliknya, semakin rendah persepsi gaya

kepemimpinan otoriter maka semakin rendah pula stres kerja.

Anggota Batalyon

Infantri 512 TNI AD

STRES KERJA

- Anggota selalu berusaha patuh

terhadap permintaan atasan

- Anggota merasa tertekan

- Anggota tidak dapat merubah

keputusan yang dibuat oleh atasan

Persepsi Gaya Kepemimpinan

Otoriter

- Anggota menafsirkan atau menilai

bahwa kekuasaan secara penuh

berasal dari pimpinan

- Pembagian wewenang sepenuhnya

dari atasan

- Pengambilan keputusan harus

berasal dari atasan

Persepsi gaya

kepemimpinan

otoriter tinggi maka

stres kerja tinggi

Page 21: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

11

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

teknik pengumpulan data menggunakan instrument penelitian dan analisis data bersifat

kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan (Sugiyono,

2011)

Desain penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

korelasional karena penelitian ini dapat mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu

faktor-faktor berkaitan dengan faktor-faktor lain yang hendak diteliti berdasarkan koefisien yang

diperoleh (Suryabrata, 1992)

Penggunaan pendekatan kuantitatif korelasional ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui

apakah ada hubungan antara variable bebas (X) berupa Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter

dengan Variabel Terikat (Y) berupa Stres Kerja.

Subyek Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, subjek penelitian ini merupakan anggota TNI Angkatan Darat

yang dimana peneliti memfokuskan pada Batalyon Infantri 512 yang bertempat di Rampal –

Malang. Yang dimana karakterisitik subjek penelitian ini yaitu anggota Yonif 512 yang memiliki

atasan langsung.

Dimana populasi dari penelitian ini yaitu keseluruhan anggota atau prajurit Batalyon Infantri 512

yang berjumlah 500 prajurit, dalam artian mereka yang memiliki atasan atau pemimpin langsung

diatas mereka. Untuk penentuan sampel penelitian ini, peneliti mengacu pada tabel Isaac dan

Michael (1981) untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini peneliti dapat secara

langsung menentukan besaran sampel berdasarkan populasi dan tingkat kesalahan yang

dikehendaki. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan mengambil dengan tingkat kesalahan

5%, dari jumlah populasi sebesar 500 orang anggota sehingga jumlah sampel penelitian yang

digunakan adalah sebanyak 205 orang, diharapkan dengan jumlah ini dapat mewakili penelitian

yang dilakukan.

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan data cluster

random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dan sederhana yang digunakan apabila

karakteristik atau ciri dari anggota populasi sama, yang dimana yang diacak merupakan

kelompok didalam organisasi tersebut. Kelompok yang terpilih merupakan kelompok yang akan

diajdikan sebagai sampel penelitian.

Variabel dan Instrument Penelitian

Variabel merupakan objek yang menjadi titik perhatian dalam pendidikan. Variabel penelitian

dapat berupa apapun juga yang variasinya perlu kita perhatikan agar kita dapat mengambil

kesimpulan mengenai fenomena yang terjadi (Azwar,2000). Cara yang baik untuk

menggolongkan variabel adalah dengan membedakan variable menjadi variabel bebas dan

variable terikat yang dipandang sebagai akibatnya. Sehubungan dengan permasalahan yang

Page 22: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

12

dikemukakan maka variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu : (a) Variabel Bebas (X)

: Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dan (b) Variabel Terikat (Y) : Stres Kerja

Adapun definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini yaitu Persepsi terhadap gaya

kepemimpinan otoriter merupakan penafsiran atau penilaian keryawan ataupun anggota terhadap

kekuasaan penuh pemimpin, pembagian wewenang serta hubungan atasan dengan bawahan.

Skala persepsi tentang gaya kepemimpinan otoriter, skala ini berfungsi untuk mengukur

bagaimanakah persepsi seorang anggota terhadap gaya kepemimpinan otoriter yang diterapkan

oleh pimpinan atau atasannya. Skala ini merupakan skala adaptasi dari Nisrina (2012), yang

memiliki relibilitas dengan nilai Alpha Cronbach 0,8. Instrument ini terdiri dari 40 item dengan

menggunakan model skala Likert dan skala ini terdiri dari lima aspek yaitu : pemberian instruksi,

pengawasan, kebebasan berinisiatif, hubungan atsan-bawahan dan kepercayaan terhadap orang

lain.

Sedangkan Stres kerja merupakan suatu keadaan yang dimana individu mengalami ketegangan

karena adanya keadaan yang mempengaruhi dirinya, yaitu adanya kondisi tekanan dari

pekerjaannya. Stres kerja ini dapat diukur dengan skala berdasarkan karakteristik dari Robbins

(2006) yang dibuat oleh pemeliti dan disesuaikan dengan subjek penelitian yakni anggota TNI.

Instrument ini terdiri dari 18 item dengan menggunakan model skala Likert dan skala ini terdiri

dari tiga aspek yaitu : diantaranya aspek fisiologis, psikologis dan perilaku.

Berdasarkan hasil try out diperoleh bahwa uji validitas skala persepsi gaya kepemimpinan

otoriter menunjukan dari 40 item yang diujicobakan terdapat 20 item gugur dan 20 item valid,

sehingga item yang valid dapat digunakan penelitian sebanyak 20 item dengan nilai validitas

0,336 – 0,860. Sedangkan skala stres kerja dari 18 item yang diujicobakan terdapat 1 item gugur

dan 17 item valid, sehingga item yang valid dapat digunakan penelitian sebanyak 17 item dengan

nilai validitas 0,311 – 0,812. Adapun detail nilai validitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Indeks Validitas Alat Ukur Penelitian

Skala Jumlah item yang

diujikan

Jumlah item yang

valid

Indeks validitas

Skala Persepsi Gaya

Kepemimpinan

Otoriter

40 20 0,336 – 0,860

Skala Stres Kerja 18 17 0,311 – 0,812

Tabel 2. Indeks Reliabilitas Alat Ukur Penelitian

Alat Ukur Alpha Keterangan

Skala Persepsi Gaya

Kepemimpinan Otoriter

0,937 Reliabel

Skala Stres Kerja 0,921 Reliabel

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kedua instrument yang digunakan dalam

penelitian ini reliabel jika dibandingkan dengan syarat cronbach alpha diatas 0,06 dan item-item

dalam penelitian ini dapat dikatakan valid jika memiliki korelasi item skor total ≥ 0,03

(Azwar,2000). Dengan demikian skala tersebut dapat digunakan dalam penelitian.

Page 23: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

13

Prosedur dan Analisa Data

Secara umum penelitian yang dilakukan ini memiliki tiga prosedur penelitian yaitu sebagi

berikut :

Tahap persiapan diawali dengan menyusun proposal, kemudian membuat instrument penelitian

dan mempersiapkan pelaksanaan try out setelah instrument penelitian berupa skala selesai

disusun dan diadaptasi oleh peneliti. Selanjutnya melaksanakan try out skala kepada 55 subjek

pada Kompi E di Batalyon Infantri 512 pada tanggal 22 Maret 2016 untuk memperoleh validitas

dan reliabilitas dari instrument yang telah disusun.

Pada tahap pelaksanaan diawali dengan pengambilan data kepada Anggota Batalyon Infantri 512

TNI AD. Penyebaran skala dilakukan pada tanggal 31 Maret 2016 kepada Anggota Batalyon

Infantri 512 TNI AD sebanyak 205 subjek dimana satu subjek diberi dua skala sekaligus dan

langsung diisi secara bersamaan yaitu skala persepsi gaya kepemimpinan otoriter sebanyak 20

item dan stres kerja sebanyak 17 item, setelah itu dilakukan skoring hasil pengambilan data.

Pada tahap terakhir adalah melakukan entry data untuk dianalisis. Kemudian melakukan analisa

data dengan menggunakan software perhitungan statistik SPSS versi 21, analisa data digunakan

untuk mengungkap korelasi atau hubungan dari variable yang ada didalam penelitian ini adalah

menggunakan analisa korelasi product moment (Pearson Product Moment Correlation)

Page 24: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

14

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD Rampal – Malang

sebanyak 205 orang anggota TNI AD sebagai berikut:

Tabel 3. Rincian penyebaran subjek berdasarkan kesatuan

Kategori Frekuensi Presentase

DANKIMA 101 49 %

KOMPI B 104 51 %

Total 205 205 %

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 205 subjek penelitian dibagi dalam dua kesatuan

TNI AD. Untuk kesatuan DANKIMA sebanyak 101 orang anggota (49%) dan subjek penelitian

pada kesatuan KOMPI B sebanyak 104 orang anggota ( 51%).

Tabel 4. Deskripsi karakteristik

Kategori Frekuensi Presentase

Jenis Kelamin Laki-laki 205 100 %

Usia 20-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

128

75

2

62 %

37 %

1 %

Lama Bekerja 1-5 tahun

6-10 tahun

11-15 tahun

16 tahun keatas

66

63

59

17

32 %

31 %

29 %

8 %

Jenjang Kepangkatan Prada

Pratu

Praka

Kopda

Serda

Sertu

serka

Letda

42

33

34

53

21

14

2

4

21 %

16 %

17 %

26 %

10 %

7 %

1 %

2 %

Berdasarkan data penelitian dari penyebaran kuesioner kepada 205 responden yang semuanya

berjenis kelamin laki-laki, diperoleh data bahwa responden Anggota Batalyon infantry 512 TNI

AD dengan rentang usia 20-30 tahun sebanyak 128 anggota (62%), 31-40 tahun sebanyak 75

anggota (37%), dan dengan rentang usia 41-50 tahun sebanya 2 orang (1%). Dan dilihat dari

lama bekerja anggota TNI AD yaitu 1-5 tahun sebanyak 66 orang anggota (32%), 6-10 tahun

Page 25: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

15

sebanyak 63 anggota (31%), 11-15 tahun sebanyak 59 anggota (29%), dan 16 tahu keatas

sebanyak 17 orang anggota (8%). Dan dilihat dari jenjang kepangkatan yang dimulai dari prada

sebanyak 42 anggota (21%), pratu 33 anggota (33%), praka (34%), kopda 53 anggota (26%),

serda 21 anggota (21%), sertu 14 anggota (7%), serka 2 orang anggota (1%), dan letda sebanyak

4 orang anggota (4%).

Deskripsi Data

Deskripsi data dalam hal ini bertujuan untuk menggambarkan data dari variable yang diteliti,

yaitu persepsi gaya kepemimpinan otoriter dan stres kerja. Guna mempermudah peneliti dalam

mendeskripsikan data penelitian, peneliti mengadakan pengkategorian atas data penelitian ke

dalam 2 (dua) kategori yaitu tinggi dan rendah.

Adapun hasil pengkategorian pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD, dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 5. Deskripsi Data Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter Pada Anggota

Batalyon Infantri 512 TNI AD

Kategori Frekuensi Persentase

Tinggi 112 55 %

Rendah 93 45 %

Total 205 100 %

Dari deskripsi data tersebut dapat diketahui bahwa dari 205 sampel penelitian terdapat 112

anggota yang mempersepsikan tinggi gaya kepemimpinan otoriter yang diterapkan oleh

atasannya dengan persentase sebesar 55 %. Sisanya sebanyak 93 atau sebesar 45 % orang

anggota Batalyon Infantri 512 mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter atasannya pada taraf

rendah.

Tabel 6. Deskripsi Data Skala Stres Kerja Pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD

Kategori Frekuensi Persentase

Tinggi 66 32 %

Rendah 139 68 %

Total 205 100 %

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa 205 sampel penelitian terdapat 66 orang atau sebesar

32 % yang dikategorikan memiliki stres kerja yang tinggi dalam bekerja. Sisanya 139 orang atau

sebesar 68 % anggota tersebut mengalami stres kerja pada taraf yang rendah.

Page 26: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

16

Analisis Data

Untuk menguji hipotesis peneilitian menggunakan analisis statistik korelasi product moment.

Interpretasi dilihat dengan menggunkan taraf kemaknaan yang ditunjukan oleh indeks

kemungkinan terjadinya kesalahan, biasa disingkat dengan p. Taraf kemaknaan secara

konvensional berkisar antara 0,001 sampai 0,005. Apabila dari hasil uji statistik didapatkan p ≥

0,005 maka berarti tidak signifikan. Harga p antara 0,001 – 0,005 berarti signifikan, dan p <

0,001 berarti sangat signifikan.

Tabel 7. Korelasi Antara Persepsi Gaya kepemimpinan Otoriter Dengan Stres Kerja

Analisis Hasil Analisis

Probabilitas ( p ) 0,001

Korelasi ( r ) 0,238

Koefisien Determinan ( r2 ) 0,056

Hasil penelitian menunjukan r = 0,238 dengan p =0,001. Dari hasil analisa tersebut maka dapat

diketahui bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter

dengan stres kerja pada Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD. Ini berarti bahwa semakin

tinggi anggota mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter maka semakin tinggi pula stres

kerja anggota TNI AD, begitu juga sebaliknya jika anggota mempersepsikan gaya kepemimpinan

otoriter dalam tingkatan rendah maka stress kerja pada anggota juga rendah. Hal ini berarti

hipotesis dari penelitian ini diterima atau terbukti.

Untuk nilai r2 = 0,056 berarti bahwa persepsi gaya kepemimpinan otoriter menyumbangkan 5,6

% terhadap stres kerja Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD, sedangkan sisanya sebesar 94,4

% dipengaruhi oleh variable lain.

DISKUSI

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa “ Ada hubungan yang positif

dan signifikan antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja pada Anggota

Batalyon Infantri 512 TNI AD ( r = 0,238 ; p = 0,001 ). Hasil penelitian menunjukan bahwa

semakin tinggi persepsi gaya kepemimpinan otoriter maka semakin tinggi pula stres kerja pada

karyawan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah persepsi gaya kepemimpinan otoriter, maka

semakin rendah pula stres kerja pada karyawan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan jika persepsi yang tinggi terhadap gaya

kepemimpinan otoriter dapat menjadi salah satu faktor terjadinya stres kerja yang dialami oleh

anggota militer terutama Anggota Batalyon Infantri 512 TNI AD. Hal tersebut dikarenakan

persepsi dipengaruhi oleh faktor personal dan struktural, itu artinya setiap orang ataupun anggota

bisa saja mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu objek yang sama hal itulah yang

mendasari pengelompokan persepsi menjadi dua yaitu persepsi tinggi dan persepsi rendah

(Andreason dan Kenneth, dalam Hartini,1995).

Page 27: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

17

Penelitian yang serupa dilakukan oleh Yusof (2011) menunjukan jika ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan stres guru di Sekolah Dasar

Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut semakin menguatkan jika gaya kepemimpinan

memang mempengaruhi stres yang dihadapi oleh karyawan. Dimana kemampuan pemimpin

dalam mengorganisir dan menggerakan anggota dengan berbagai cara juga dapat meningkatkan

stres. Intinya penggunaan gaya kepemimpinan atasan dapat menjadi pemicu munculnya stres

kerja anggota jika penggunaanya tidak tepat, selain itu penggunaan gaya kepemimpinan ini juga

perlu dikenali bawahan agar terjadi hubungan timbale balik yang baik dan mengurangi tingkat

stres pada anggota ataupun karyawan.

Penelitian lain juga yang dilakukan oleh Hsieh (2015) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stress kerja. Hasil ini tentu mendukung hasi

penelitian yang telah dilakukan, yang dimana memang gaya kepemimpinan mempengaruhi stres

kerja karyawan. Kepemimpinan ini bukan hanya tentang gaya kepemimpinan yang

digunakannya, namun juga bagaimana mempersepsi gaya kepemimpinan atasannya. Penilaian

anggota TNI tentang atasannya akan turut mempengaruhi stres kerja yang dialaminya. Seseorang

anggota TNI mempersepsikan atasannya seseorang yang kaku terhadap bawahan, hanya

mementingkan pelaksanaan tugas, tidak percaya pada bawahannya dan semua pekerjaan diawasi

dengan ketat. Dimana anggota menilai gaya kepemimpinan otoriter itu tinggi, maka anggota TNI

tersebut akan cenderung tertekan dengan hal-hal tersebut. Sehingga ini yang akan mengakibatkan

stres kerja yang dialami oleh anggota TNI AD. Anggota yang menilai gaya kepemimpinan

otoriter rendah yang diterapkan oleh atasannya, maka mereka akan menilai atasannya seorang

yang ramah, peduli bukan hanya keadaan kerja bawahan melainkan keadaan diri, keluarga, sosial

bawahannya juga snggota TNI AD menilai bahwa atasannya mempercayai pengerjaan tugas

penuh pada bawahannya, memberikan kesempatan untuk berinovasi dan berkreasi kepada

bawahannya. Sehingga apabila anggota TNI AD mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter

atasannya rendah maka stres kerja yang dialaminya pun akan rendah.

Hasil analisa didapatkan koefisien determinasi (r2) dari kedua variabel tersebut adalah 0,056.

Artinya persepsi gaya kepemimpinan otoriter menyumbangkan 5,6 % terhadap stres kerja dan

94,4 % dipengaruhi oleh faktor lain. Adapun faktor lain menurut Handoko (2011) dalam

mempengaruhi stres kerja yaitu faktor dari pekerjaan itu sendiri (on the job) dan dari luar

pekerjaan (off the job). Stres dapat muncul dari berbagai sebab yang sederhana maupun yang

rumit, unsure-unsur tertentu seperti beban kerja yang berlebihan , tekanan atau desakan waktu,

wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab, kemenduaan peranan,

konflik antar kelompok dan berbagai bentuk perubahan lainnya. Lingkungan kerja juga memiliki

andil yang besar pula terhadap munculnya stres kerja, akrena lingkuungan yang kurang

ergonomis dapat menyulitkan anggota ataupun karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

Faktor internal munculnya stres kerja antara lain dikarenakan oleh adanya konflik dalam

keluarga ataupun dengan rekan kerja atau pimpinan, hal ini akan memberikan tekanan-tekanan

pada anggota TNI AD dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Hasil wawancara juga yang telah dilakukan dengan Lettu Inf Budi Sutrisno selaku Pasipers yonif

512 mengatakan bahwa hal-hal yang mengakibatkan stres kerja yang dirasakan oleh anggota TNI

khususnya Anggota yonif 512 TNI AD adalah beban kerja dan tuntutan pekerjaannya yang tinggi

setiap waktu. Dan juga menurutnya hal yang paling menyumbang stres anggotanya adalah ketika

akan dipindah tugaskan ke daerah terpencil dalam jangka waktu yang lama dan harus

Page 28: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

18

meninggalkan keluarga. Hal-hal tersebut yang akan memberikan stres kerja yang dihadapi oleh

anggota Yonif 512 TNI AD.

Menurut Mangkunegara (1993) stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa

tertekan yang dialami anggota organisasi dalam menghadapi pekerjaanya. Ketika anggota

Batalyon Infantri 512 TNI AD dihadapkan pada tuntutan-tuntutan pekerjaan, maka anggota TNI

AD tersebut harus berusaha keras untuk memenuhi tuntutan tersebut. Apabila tuntutan organisasi

TNI AD tidak sesuai dengan kemampuan kerja anggota hal ini dapat menyebabkan anggota TNI

tertekan dan akhirnya mengalami stres kerja. Sebagaimana yang telah diterangkan diatas bahwa

tuntutan-tuntutan dan hambatan-hambatan dapat menimbulkan stres kerja yang berpengaruh

pada emosi dan pikiran seseorang selanjutnya fisik seseorang. Namun perlu diperhatikan bahwa

suatu kondisi yang dapat membuat stres anggota TNI AD belum tentu dialami oleh anggota

lainnya. Misalnya tekanan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan mungkin menimbulkan stres

bagi seorang anggota TNI namun pada anggota lainnya menilai hal tersebut sebagai suatu

tantangan. Hukuman ataupun sanksi yang telah ditetapkan organisasi pada kelalaian anggota TNI

yang tidak memenuhi tuntutan standar organisasi bagi seorang anggota TNI AD dapat

menimbulkan stres kerja tapi bagi anggota lainnya dapat menyebabkan motivator agar tidak

mengulangi kesalahan yang sama. Dan juga kemampuan pemimpin dalam mengorganisir dan

menggerakan anggota dengan berbagai cara juga dapat mengurangi stres kerja anggota TNI.

Intinya penggunaan gaya kepemimpinan atasan dapat menjadi pemicu munculnya stres kerja

anggota jika penggunaanya tidak tepat. Selain itu penggunaan gaya kepemimpinan ini juga perlu

dikenali oleh bawahan agar terjadi hubungan kerja timbal balik yang baik dan mengurangi

tingkat stres pada anggota TNI AD.

Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa persepsi gaya kepemimpinan

otoriter yang dilakukan oleh anggota TNI AD merupakan sebagian dari sekian banyak faktor

atau variabel yang berpengaruh pada stres kerja anggota yonif 512 TNI AD

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa persepsi gaya

kepemimpinan otoriter memiliki korelasi positif yang signifikan dengan stres kerja. Yang artinya

semakin anggota TNI mempersepsikan tinggi gaya kepemimpinan otoriter maka semakin tinggi

pula stres kerja yang dialaminya. Sebaliknya, jika anggota TNI AD mempersepsikan rendah gaya

kepemimpinan otoriter yang diterapkan atasannya maka semakin rendah pula stres kerja yang

dialami oleh anggota TNI AD. Adapun persepsi gaya kepemimpinan otoriter menyumbangkan

sebesar 5,6 % terhadap stres kerja, sedangkan 94,4 % stres kerja dipengaruhi oleh faktor lain.

Dari hasil penelitian, membuktikan jika persepsi gaya kepemimpinan otoriter memiliki hubungan

dengan adanya stress kerja yang dialami oleh anggota TNI AD. Sehingga, diharapkan anggota

TNI AD dapat menanamkan persepsi yang rendah terhadap pola kepemimpinan yang diterapkan

oleh atasannya.

Implikasi dari penelitian ini, diharapkan organisasi militer khususnya Anggota Batalyon Infantri

512 TNI AD dapat lebih mengerti bagaimana mempersepsikan gaya kepemimpinan yang

diterapkan oleh atasannya. Karena dengan mempersepsikan gaya kepemimpinan otoriter rendah

yang diterapkan atasan maka akan mengurangi stres kerja yang dihadapinnya. Sedangkan untuk

organisasi militer sendiri khususnya Batalyon Infantri 512 TNI AD Malang, dengan adanya

informasi mengenai keterkaitan antara persepsi gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja

Page 29: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

19

ini diharapkan dapat membantu atau mengadakan pelatihan yang tepat bagi anggota TNI AD

yang mengalami permasalahan stres yang diakibatkan persepsi gaya kepemimpinan otoriter yang

diterapkan oleh organisasi ataupun pimpinannya. Karena persepsi gaya kepemimpinan terhadap

atasan serta pengenalan kepemimpinan oleh anggota TNI AD sangat penting agar terjadi

hubungan kerja yang nyaman dan kondusif bagi kedua belah pihak serta dapat mengurangi stres

kerja anggota TNI AD.

Bagi peneliti selanjutnya yang akan menggunakan hubungan persepsi gaya kepemimpinan

otoriter dengan stres kerja pada anggota TNI AD, dapat menghubungkan stres kerja dengan

faktor lain salah satunya lingkungan kerja (workplace) pada anggota TNI AD dan jika ingin

mengembangkan penelitian sejenis dengan mengambil subjek yang berbeda seperti unit TNI AU

ataupun TNI AL, sehingga dapat dilihat bagaimana perbedaannya. Untuk itu ini akan menjadi

tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

REFERENSI

Anoraga, P. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Aini. (2003). Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Otoriter Terhadap Stres Kerja Karyawan

Berkepribadian Tipe A di Perum Pegadaian Wilayah Malang. Malang: Fapsi UII-

Sudan

AIS. Workplace Stress. The American Institute OF Stress (Online). Diakses 30 Oktober 2015,

dari

http://www.stress.org/workplace-stress

Arifin, R. Amirullah. Fauziah S. (2003). Perilaku Organisasi. Cetakan Pertama. Malang:

Bayumedia

Arisona, A, S. (2008). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kondisi Lingkungan Kerja Dengan

Tingkat Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Tebang Angkut di Pabrik Gula Rejo Agung

Baru Madiun. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Azwar, Saifudin. (2000). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Gibson, James, L. (2000). Organisasi Perilaku Struktur dan Proses. Edisi Ke-5. Cetakan ke-3.

Jakarta: Penerbit Erlangga

Handoko. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia: edisi kedua. Penerbit

BPFE Yogyakarta

Hariandja, M.T.E. (2002). Manajemen SDM. Jakarta. Widya Sarana Indonesia

Heidjrahman, R. (2000). Manajemen Personalia. Yogyakarta. Penerbit BPFE

Hsieh. (2015). The Relationship of Manager’s Leadership Style, Job Stress and Job Satisfaction

– A Study of Interns in 5- Star Hotels in Tainan City. International journal for

Departement of Food an Beverage Management.

Page 30: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

20

Irawan, R.A. (2010). Analisis Pengaruh Stres Kerja dan gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja

Karyawan pada P.O BPR Jepara Arta. Skripsi. Universitas Diponegoro

Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya Manusia. Cara praktis menditeksi dimensi-dimensi kerja

karyawan: Penerbit PT Gramedia Pustka Utama Jakarta

Jones. (2001). Stress, Myth, theory and Research. Malaysia

Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi (terjemahan Vivin Andika et.al). Yogyakarta: Andi

Kavanagh, J. (2005). Stress and Performance. RAND corporation. Pittsburgh.

Kompas. Pilot dan Militer adalah Pekerjaan Dengan Tingkat Stres Tertinggi. Kompas (Online).

Diakses 29 Oktober 2015, dari

http://female.kompas.com/read/2015/01/22/1500004/Pilot.dan.Militer.adalah.Pekerjaan.

dengan.Tingkat.Stres.Tertinggi

Mangkunegara. (1993). Psikologi Perusahaan. Bandung. PT. Trigenda Karya. Bandung

Nawawi & Hadari. (2000). Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press

Nisrina, D. (2012). Perbedaan Gaya Pengambilan Keputusan ditinjau dari Persepsi tentang Gaya

Kepemimpinan Otoriter Atasan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang

Nugrahawan, A, M. (2010). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Otoriter

dengan Tekanan Kerja Pada Karyawan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pareek, U. (1991). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Pustaka Binaman Presindo

Rahmat, S S. (2007). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV. Mitra Sejati

Komunika Malang. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang

Robbins, Stephen P. (1996). Perilaku Organisasi Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT

Prenhallindp

Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi; edisi: PT. Indeks kelompok Gramedia

Indonesia

Siagian. (1999). Teori dan Praktek kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta

Suryabrata. (1992). Metode Penelitian. Yogyakarta: University Gadjah Mada Press.

Tanielian, T. dkk. (2008). Invisible Wounds of War Psychological and Cognitive Injuries, Their

Consequences, and Services to Assists Recovery. RAND Corporation. Pittsburgh.

Thoha, M. (1999). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Page 31: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

21

WHO. Occuptional Health. World Health Organizational (Online). Diakses 30 Oktober 2015,

dari

http://www.who.int/occupational_health/topics/stressatwp/en/

Yusof, N. M. (2011). School principals leadershipand teachers’ stress level in Malaysian

primary schools. International Journal for Educational Studies.

Page 32: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

22

LAMPIRAN 1

Blue Print

Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter

dan Skala Stres Kerja

Page 33: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

23

BLUE PRINT

Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter

Sebelum Try Out

No. Indikator Nomor Item Bobot

Favorable Unfavorable

1 Pemberian Instruksi

bawahan menilai bahwa dalam hal

melaksanakan tugas merupakan

kegiatan yang penting dan harus

dilakukan, sehingga dalam pelaksanaan

tugas seorang pemimpin harus member

instruksi-instruksi kepada bawahannya

agar dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik.

1,6,29,31

15,20,24,36

20 %

2 Pengawasan Seorang bawahan selalu menilai bahwa

pelaksaan tugas tidak boleh keliru atau

salah dari instruksi yang diberikan,

karena atasan selalu mengontrol kerja

mereka dengan ketat. Sanksi atau

hukuman diberikan kepada bawahan

agar dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik tanpa membuat kekeliruan

ataupun kesalahan.

2,11,30,32

7,16,25,37

20 %

3 Kebebasan berinisiatif.

Bawahan menilai inisiatif dan

kreativitas mereka dimatikan karena

dipandang akan menyimpang dari

instruksi yang diberikan atasan.

3,12,21,33

8,17,26,38

20 %

4 Hubungan pimpinan-bawahan.

Pimpinan menilai bahwa atasan kurang

memperhatikan hubungan dengan

bawahan baik antara atasan dengan

bawahan maupun sesama bawahan.

4,13,22,34

9,18,27,39

20 %

5 Kepercayaan pada orang lain.

Bawahan menganggap bahwa atasan

kurang dapat mempercayai orang lain

termasuk anggota kelompoknya ataupun

organisasinya.

5,14,19,23,35

10,28,40

20 %

Page 34: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

24

Setelah Try Out

No. Indikator Nomor Item Bobot

Favorable Unfavorable

1 Pemberian Instruksi

bawahan menilai bahwa dalam hal

melaksanakan tugas merupakan

kegiatan yang penting dan harus

dilakukan, sehingga dalam pelaksanaan

tugas seorang pemimpin harus member

instruksi-instruksi kepada bawahannya

agar dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik.

4

14,19

15 %

2 Pengawasan Seorang bawahan selalu menilai bahwa

pelaksaan tugas tidak boleh keliru atau

salah dari instruksi yang diberikan,

karena atasan selalu mengontrol kerja

mereka dengan ketat. Sanksi atau

hukuman diberikan kepada bawahan

agar dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik tanpa membuat kekeliruan

ataupun kesalahan.

16

5,20

15 %

3 Kebebasan berinisiatif.

Bawahan menilai inisiatif dan

kreativitas mereka dimatikan karena

dipandang akan menyimpang dari

instruksi yang diberikan atasan.

1,7,11,17

15

25 %

4 Hubungan pimpinan-bawahan.

Pimpinan menilai bahwa atasan kurang

memperhatikan hubungan dengan

bawahan baik antara atasan dengan

bawahan maupun sesama bawahan.

2,8,12

-

15 %

5 Kepercayaan pada orang lain.

Bawahan menganggap bahwa atasan

kurang dapat mempercayai orang lain

termasuk anggota kelompoknya ataupun

organisasinya.

3,9,10,13,18

6

30 %

Page 35: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

25

BLUE PRINT

Skala Stres Kerja

Sebelum Try Out

No. Indikator Nomor Item Bobot

Favorable Unfavorable

1 Aspek Fisologis

Menyatakan bahwa stres kerja dapat

dilihat pada gejala fisiologis. Dalam

gejala fisiologis ini sering ditandai

dengan perubahan dalam metabolisme

tubuh, meningkatnya laju detak

jantung dan pernafasan, meningkatkan

tekanan darah, menimbulkan sakit

kepala, dan dapat menyebabkan

serangan jantung.

1,2,3,4,5,6

-

33,33

2 Aspek Psikologis Stres kerja dan gangguan psikologis

merupakan hal yang dapat

mempengaruhi kondisi kerja

seseorang. Gejala-gejala pada aspek

psikologis jika terjadi stres kerja

adalah ketegangan, kecemasan, mudah

marah, kebosanan, dan suka menunda-

nunda, gelisah, berkurangnya

kemampuan komunikasi yang efektif,

mudah bosan dan tidak puas terhadap

pekerjaan, rendahnya harga diri dan

hilangnya spontanitas dan kreativitas

7,8,9,10,11,12

-

33,33

3 Aspek Perilaku

Dalam aspek ini, stres kerja ditandai

dengan perubahan perilaku seseorang.

Gejala-gejala tersebut adalah:

penundaan pekerjaan, menurunya

produktivitas kerja, penurunan tingkat

absensi, juga perubahan dalam

kebiasaan makan, meningkatnya

merokok dan konsumsi alkohol, bicara

cepat, dan gangguan tidur.

13,14,15,16,17,18

-

33,33

Page 36: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

26

Sesudah Try Out

No. Indikator Nomor Item Bobot

Favorable Unfavorable

1 Aspek Fisologis

Menyatakan bahwa stres kerja dapat

dilihat pada gejala fisiologis. Dalam

gejala fisiologis ini sering ditandai

dengan perubahan dalam metabolisme

tubuh, meningkatnya laju detak

jantung dan pernafasan, meningkatkan

tekanan darah, menimbulkan sakit

kepala, dan dapat menyebabkan

serangan jantung.

1,2,3,4,5,6

-

35,3 %

2 Aspek Psikologis Stres kerja dan gangguan psikologis

merupakan hal yang dapat

mempengaruhi kondisi kerja

seseorang. Gejala-gejala pada aspek

psikologis jika terjadi stres kerja

adalah ketegangan, kecemasan, mudah

marah, kebosanan, dan suka menunda-

nunda, gelisah, berkurangnya

kemampuan komunikasi yang efektif,

mudah bosan dan tidak puas terhadap

pekerjaan, rendahnya harga diri dan

hilangnya spontanitas dan kreativitas

7,8,9,10,11

-

29,4 %

3 Aspek Perilaku

Dalam aspek ini, stres kerja ditandai

dengan perubahan perilaku seseorang.

Gejala-gejala tersebut adalah:

penundaan pekerjaan, menurunya

produktivitas kerja, penurunan tingkat

absensi, juga perubahan dalam

kebiasaan makan, meningkatnya

merokok dan konsumsi alkohol, bicara

cepat, dan gangguan tidur.

12,13,14,15,16,17

-

35,3 %

Page 37: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

27

LAMPIRAN 1

Skala Try Out

Persepsi Gaya kepemimpinan Otoriter dan

Stres Kerja

Page 38: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

28

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Jl. Raya Tlogomas GKB 1 lt. 5 Kampus III UMM

Dengan hormat,

Saya Fenny Febriyanti mahasiswi Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

angkatan 2012, saat ini saya ingin melakukan pengambilan data melalui skala ini. Oleh karena

itu, sehubungan dengan hal tersebut saya memohon kesediaan saudari/I untuk mengisi skala

yang terlampir sesuai dengan kondisi yang saudara rasakan atau kondisi yang saudara alami.

Data atau informasi yang sudara berikan sangat penting dalam penelitian yang saya lakukan.

Identitas saudara/I akan terjaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.

Atas bantuannya saya mengucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Fenny Febriyanti

Page 39: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

29

PETUNJUK PENGISIAN

Dibawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pikiran, sikap, dan perasaan

anda dalam keseharian pekerjaan anda. Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Silahkan beri

tanda ( X ) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pikiran, sikap, dan perasaan anda. Pada

skala 1 terdapat pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju)

sedangkan pada skala 2 terdapat pilihan jawaban TP (Tidak Pernah), P (Pernah), S (Sering), SS

(Sangat Sering)

Contoh:

Skala 1

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya adalah anggota yang baik X

Skala 2

No Pernyataan TP P S SS

1 Saya langsung bergerak saat ada perintah X

Page 40: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

30

Identitas Diri

Nama :

Usia :

Pangkat / Jabatan :

Lama Bekerja :

Skala 1 : Persepsi gaya Kepemimpinan Otoriter

No Pernyataan SS S TS STS

1 Instruksi dari atasan tidak dapat dibantah

2 Menurut saya atasan selalu mengiginkan laporan dari setiap tahap

pekerjaan yang saya lakukan

3 Semua pekerjaan saya hanya berdasarkan inisiatif atasan

4 Hubungan saya dengan atasan saya sangat kaku

5 Atasan tidak mau menyelesaikan masalah dengan bantuan

bawahan

6 Atasan tidak memberikan instruksi tugas yang detail dan saya harus

mengembangkannya sendiri

7 Atasan memberikan kepercayaan kepada saya dalam menyelesaikan

tugas

8 Atasan mengharapkan untuk bertukar pendapat dengan saya

sebelum mengambil keputusan

9 Menurut saya, atasan akan mengajak saya berdiskusi agar tidak

terjadi kesalah pahaman diantara kami

10 Pada saat-saat tertentu atasan meminta saya mewakilinya dalam

rapat

11 Atasan secara terus menerus mengawasi pekerjaan saya

12 Saya menganggap atasan tidak mengharapkan ide-ide saya

13 Saya dan atasan hanya berkomunikasi tentang pekerjaan saja

14 Atasan tidak melibatkan saya dalam pengambilan keputusan

15 Saat memberikan instruksi, atasan meminta pendapat saya terlebih

Page 41: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

31

dahulu

16 Atasan menginginkan laporan tugas hanya setelah saya

menyelesaikannya

17 Atasan memberi kami kesempatan untuk bekerja dengan inisiatif

sendiri

18 Atasan peduli akan kesulitan saya dalam menyelesaikan tugas

19 Menurut saya, atasan membutuhkan pendapat saya sebelum

mengambil keputusan

20 Saya tidak berani melakukan tugas tanpa instruksi atasan

21 Menurut saya atasan tidak mau menerima apapun ide dari bawahan

22 Atasan tidak peduli dengan keadaan saya

23 Menurut saya atasan tidak mempercayakan tugasnya untuk saya

kerjakan

24 Saya memiliki kebebasan untuk menyelesaikan tugas tanpa harus

menunggu instruksi

25 Atasan hanya menginginkan hasil yang baik, tanpa mau tahu

bagaimana cara kami melakukan tugas

26 Menurut saya atasan akan menanyakan ide saya sebelum

mengambil keputusan

27 Saya dan atasan sering terlibat dalam pembicaraan yang hangat

28 Menurut saya, atasan memberikan tanggung jawab penuh pada saya

dalam pengerjaan tugas

29 Setiap langkah kegiatan harus menunggu instruksi dari atasan

30 Saya menyelesaikan tugas dibawah pengawasan ke atasan

31 Instruksi atasan harus dilaksanakan tanpa kesalahan

32 Atasan selalu mengontrol pekerjaan saya sehingga saya tidak dapat

beristirahat

33 Semua ide-ide saya selalu dibantah oleh atasan

34 Interaksi saya dan atasan adalah interaksi yang formal

35 Saya menganggap atasan tidak mempercayai kemampuan saya

Page 42: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

32

dalam mengambil keputusan

36 Bagi saya, instruksi atasan hanyalah inti dari pekerjaan saja,

selanjutnya saya harus melakukanb dengan cara saya

37 Pengawasan dari atasan tidak ketat

38 Menurut saya, atasan sering kali memancing saya untuk

menemukan cara baru dalam menyelesaikan tugas

39 Atasan adalah orang yang ramah dengan bawahannya

40 Atasan mempercayakan beberapa tugasnya kepada saya

Page 43: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

33

Skala 2 : Stres Kerja

No Pernyataan Tidak

Pernah

Pernah Sering Sangat

Sering

1 Saya mengalami sakit kepala setelah ditegur atasan

2 Kepala saya terasa sakit saat dihadapkan dengan

jam kerja yang tidak menentu oleh atasan

3 Saya mudah marah saat diberi tugas yang bukan

tanggungjawab saya oleh atasan

4 Saya mudah marah ketika pendapat saya diabaikan

oleh atasan

5 Saya mengalami sesak napas ketika dibentak

atasan

6 Detak jantung saya meningkat saat dibentak atasan

7 Saya mengalami kegelisahan saat akan bertemu

dengan atasan saya

8 Saya merasa gelisah saat ditugaskan jauh dari

keluargaoleh atasan saya

9 Saya merasa tertekan saat harus berhadapan

dengan tugas kerjayang tak menentu oleh atasan

saya

10 Saya akan merasa tertekan saat tidak dapat

menjalankan tugas dari atasan saya dengan baik

11 Saya merasa tidak puas dengan aktivitas monoton

yang diberikan atasan saya

12 Saya merasa kurang optimal dalam bekerja ketika

atasan saya menugaskan jauh dari keluarga

13 Saya merasa tidak sanggup untuk menjalani

aktivitas yang diberikan atasan meskipun saya

menyukainya

14 Motivasi kerja saya akan turun apabila sering

Page 44: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

34

mendapat teguran dari atasan

15 Saya memilih tidak masuk kerja dari pada harus

datang terlambat agar tidak ditegur atasan

16 Saya menghindari masuk kerja dengan jam yang

tidak menentu walaupun sudah ditugaskan oleh

atasan saya

17 Saya berkeinginan berhenti menjadi anggota TNI

karena tuntutan kerja dari atasan saya

18 Saya akan berhenti menjadi prajurit saat ditugaskan

oleh atasan saya untuk meninggalkan keluarga

dalam waktu yang lama

Page 45: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

35

LAMPIRAN 3

Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas

Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter

dan Stres Kerja

Page 46: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

36

Output Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.937 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item 3 42.76 74.517 .652 .934

Item 4 43.24 75.962 .495 .937

Item 5 43.13 73.595 .719 .932

Item 6 43.04 74.851 .726 .933

Item 7 42.15 79.386 .488 .937

Item 10 42.98 74.833 .553 .936

Item 12 43.13 73.409 .629 .934

Item 13 43.25 72.712 .707 .933

Item 14 43.22 73.433 .650 .934

Item 19 42.69 76.995 .513 .936

Item 21 43.13 72.780 .794 .931

Item 22 43.18 74.633 .660 .934

Item 23 43.18 73.892 .813 .931

Item 24 42.96 76.369 .572 .935

Item 26 42.62 77.722 .399 .938

Item 32 43.15 74.497 .649 .934

Item 33 43.07 72.032 .693 .933

Item 35 43.31 70.255 .793 .931

Item 36 42.95 74.941 .638 .934

Item 37 43.05 75.867 .562 .935

Page 47: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

37

Output Skala Stres Kerja

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.921 17

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item 1 22.44 44.584 .489 .920

Item 2 22.44 46.621 .311 .924

Item 3 22.36 45.791 .437 .920

Item 4 22.36 44.643 .593 .917

Item 5 22.60 44.800 .607 .916

Item 6 22.22 43.137 .694 .914

Item 7 22.49 43.069 .795 .911

Item 8 22.56 45.547 .520 .918

Item 9 22.45 43.104 .698 .914

Item 11 22.02 44.166 .525 .919

Item 12 22.53 43.402 .721 .913

Item 13 22.49 44.440 .572 .917

Item 14 22.13 44.484 .524 .919

Item 15 22.51 40.995 .775 .911

Item 16 22.53 41.217 .812 .910

Item 17 22.64 44.569 .668 .915

Item18 22.62 44.685 .688 .915

Page 48: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

38

LAMPIRAN 4

Skala Turun Lapang

Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dan

Stres Kerja

Page 49: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

39

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Jl. Raya Tlogomas GKB 1 lt. 5 Kampus III UMM

Dengan hormat,

Saya Fenny Febriyanti mahasiswi Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

angkatan 2012, saat ini saya ingin melakukan pengambilan data melalui skala ini. Oleh karena

itu, sehubungan dengan hal tersebut saya memohon kesediaan saudari/I untuk mengisi skala

yang terlampir sesuai dengan kondisi yang saudara rasakan atau kondisi yang saudara alami.

Data atau informasi yang sudara berikan sangat penting dalam penelitian yang saya lakukan.

Identitas saudara/I akan terjaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.

Atas bantuannya saya mengucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Fenny Febriyanti

Page 50: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

40

PETUNJUK PENGISIAN

Dibawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pikiran, sikap, dan perasaan

anda dalam keseharian pekerjaan anda. Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Silahkan beri

tanda ( X ) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pikiran, sikap, dan perasaan anda. Pada

skala 1 terdapat pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju)

sedangkan pada skala 2 terdapat pilihan jawaban TP (Tidak Pernah), P (Pernah), S (Sering), SS

(Sangat Sering)

Contoh:

Skala 1

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya adalah anggota yang baik X

Skala 2

No Pernyataan TP P S SS

1 Saya langsung bergerak saat ada perintah X

Page 51: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

41

Skala 1 : Persepsi gaya Kepemimpinan Otoriter

No Pernyataan SS S TS STS

1 Semua pekerjaan saya hanya berdasarkan inisiatif atasan

2 Hubungan saya dengan atasan saya sangat kaku

3 Atasan tidak mau menyelesaikan masalah dengan bantuan

bawahan

4 Atasan tidak memberikan instruksi tugas yang detail dan saya harus

mengembangkannya sendiri

5 Atasan memberikan kepercayaan kepada saya dalam menyelesaikan

tugas

6 Pada saat-saat tertentu atasan meminta saya mewakilinya dalam

rapat

7 Saya menganggap atasan tidak mengharapkan ide-ide saya

8 Saya dan atasan hanya berkomunikasi tentang pekerjaan saja

9 Atasan tidak melibatkan saya dalam pengambilan keputusan

10 Menurut saya, atasan membutuhkan pendapat saya sebelum

mengambil keputusan

11 Menurut saya atasan tidak mau menerima apapun ide dari bawahan

12 Atasan tidak peduli dengan keadaan saya

13 Menurut saya atasan tidak mempercayakan tugasnya untuk saya

kerjakan

14 Saya memiliki kebebasan untuk menyelesaikan tugas tanpa harus

menunggu instruksi

15 Menurut saya atasan akan menanyakan ide saya sebelum

mengambil keputusan

16 Atasan selalu mengontrol pekerjaan saya sehingga saya tidak dapat

beristirahat

17 Semua ide-ide saya selalu dibantah oleh atasan

18 Saya menganggap atasan tidak mempercayai kemampuan saya

dalam mengambil keputusan

Page 52: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

42

19 Bagi saya, instruksi atasan hanyalah inti dari pekerjaan saja,

selanjutnya saya harus melakukanb dengan cara saya

20 Pengawasan dari atasan tidak ketat

Page 53: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

43

Skala 2 : Stres Kerja

No Pernyataan Tidak

Pernah

Pernah Sering Sangat

Sering

1 Saya mengalami sakit kepala setelah ditegur atasan

2 Kepala saya terasa sakit saat dihadapkan dengan

jam kerja yang tidak menentu oleh atasan

3 Saya mudah marah saat diberi tugas yang bukan

tanggungjawab saya oleh atasan

4 Saya mudah marah ketika pendapat saya diabaikan

oleh atasan

5 Saya mengalami sesak napas ketika dibentak

atasan

6 Detak jantung saya meningkat saat dibentak atasan

7 Saya mengalami kegelisahan saat akan bertemu

dengan atasan saya

8 Saya merasa gelisah saat ditugaskan jauh dari

keluargaoleh atasan saya

9 Saya merasa tertekan saat harus berhadapan

dengan tugas kerjayang tak menentu oleh atasan

saya

10 Saya merasa tidak puas dengan aktivitas monoton

yang diberikan atasan saya

11 Saya merasa kurang optimal dalam bekerja ketika

atasan saya menugaskan jauh dari keluarga

12 Saya merasa tidak sanggup untuk menjalani

aktivitas yang diberikan atasan meskipun saya

menyukainya

13 Motivasi kerja saya akan turun apabila sering

mendapat teguran dari atasan

14 Saya memilih tidak masuk kerja dari pada harus

Page 54: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

44

datang terlambat agar tidak ditegur atasan

15 Saya menghindari masuk kerja dengan jam yang

tidak menentu walaupun sudah ditugaskan oleh

atasan saya

16 Saya berkeinginan berhenti menjadi anggota TNI

karena tuntutan kerja dari atasan saya

17 Saya akan berhenti menjadi prajurit saat ditugaskan

oleh atasan saya untuk meninggalkan keluarga

dalam waktu yang lama

Page 55: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

45

LAMPIRAN 5

Tabulasi Data

Page 56: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

46

Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter

No Nama

Usi

a

Pan

gk

at

Lam

a

Bek

erja

Jawaban Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter

Ju

mla

h

Kate

gori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Rohmad Said 36 Serda 16 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 45 Tinggi

2 Heris S. 33 Kopda 11 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 49 Tinggi

3 Suherman 34 Kopda 14 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 43 Tinggi

4 Hadi S 35 Kopda 14 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 43 Tinggi

5 Ach Fauzi 34 Kopda 14 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 43 Tinggi

6 Slamet 33 Kopda 14 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 44 Tinggi

7 Darmanto 36 Kopda 16 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 42 Rendah

8 Deni Julianto 35 Kopda 5 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 43 Tinggi

9 Hendi K. 26 Pratu 6 4 4 4 2 1 1 2 2 2 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 52 Tinggi

10 Abdul Basri 32 Kopda 13 4 4 4 3 1 1 2 2 2 3 4 2 2 3 3 2 2 2 2 3 51 Tinggi

11 Agustinus S 39 Serda 19 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

12 M. Rahmad 24 Prada 4 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

13 Putra Abdi 23 Prada 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

14 Suprapto 26 Pratu 7 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 75 Tinggi

15 A. Bawani 36 Serda 18 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 43 Tinggi

16 Khardiyanto 34 Kopda 14 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

17 Mulyono 33 Kopda 13 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 46 Tinggi

18 Slamet S. 33 Kopda 13 2 2 2 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 45 Tinggi

19 Dodik H. 28 Praka 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 4 4 2 2 2 3 2 36 Rendah

20 Ahmad Sis 35 Serka 14 4 4 2 3 1 3 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 50 Tinggi

21 Eka Putra 28 Praka 7 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 43 Tinggi

22 Ndaru Sahid 30 Sertu 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 Tinggi

23 Feri A. 23 Prada 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

24 Yopiama S. 24 Prada 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

25 Yogi P. 33 Praka 12 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 44 Tinggi

Page 57: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

47

26 Adi 34 Praka 14 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

27 Prayitno 35 Kopda 14 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 40 Rendah

28 Ach. Zali 33 Dansi 11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 43 Tinggi

29 Didit Setiono 34 Praka 13 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

30 Sujarwanto 34 Praka 14 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 2 2 3 3 4 2 2 3 3 46 Tinggi

31 Ketut 31 Praka 9 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 42 Rendah

32 Sugeiheri 37 Serda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

33 Rendra N. 25 Pratu 6 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi

34 Efendi 29 Sertu 18 2 2 2 2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 50 Tinggi

35 Alexander 33 Kopda 13 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

36 Eko Setiawan 33 Kopda 13 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

37 Prayogo W. 24 Serda 4 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

38 Moh. Alik 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

39 Riza Nur Arif 25 Pratu 5 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

40 Eko Bowo 29 Praka 9 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 44 Tinggi

41 Falita Diyan 29 Pratu 9 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

42 Mustakim 29 Pratu 8 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 44 Tinggi

43 M. Arif 24 Pratu 4 2 1 2 2 2 4 2 3 2 2 1 1 2 4 3 2 1 2 3 3 44 Tinggi

44 Saiful Arifin 27 Pratu 6 2 1 1 1 3 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 40 Rendah

45 Suwaji 28 praka 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 45 Tinggi

46 M. Faishai 24 Pratu 4 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 1 3 3 2 3 2 3 3 42 Rendah

47 Prasetyo 23 Prada 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

48 Rustan R 34 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

49 Dwi Agung 35 Kopda 15 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 42 Rendah

50 Iswahyudi 36 Kopda 16 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 45 Tinggi

51 Adam Fahrus 21 Serda 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 4 41 Rendah

52 Agung Hadi 28 Sertu 5 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 4 41 Rendah

53 M. Cardanya 36 Kopda 18 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 66 Tinggi

54 Rismanto 37 Kopda 15 2 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah

55 Rachmad T 24 Prada 4 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 4 41 Rendah

Page 58: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

48

56 Juliadi 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

57 Abul Khoiri 26 Sertu 8 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 48 Tinggi

58 Purnomo 29 Prada 8 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 1 3 4 44 Tinggi

59 Arif Hartanto 28 Sertu 9 4 1 1 1 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 44 Tinggi

60 Suhardi 40 Serda 18 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 4 41 Rendah

61 Yudha Eka P. 27 Sertu 6 2 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 43 Tinggi

62 Dede Budi P 27 Serda 6 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

63 M. Munif 33 Kopda 13 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

64 Arif Budianto 34 Kopda 13 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

65 Aries Teguh 27 Pratu 6 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 1 3 4 44 Tinggi

66 Heri S. 28 Prada 9 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 66 Tinggi

67 Heri P. 33 Kopda 14 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 4 41 Rendah

68 Jufran 31 Kopda 18 2 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 43 Tinggi

69 Mumu A. 29 Pratu 8 2 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 43 Tinggi

70 Eko W. 28 Prada 9 2 1 1 1 4 1 3 1 3 2 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 44 Tinggi

71 Ahmad N. 21 Serda 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

72 Surya Y. 21 Prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

73 Zainal Abidin 20 Prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 4 42 Rendah

74 Andik Aziz 24 Pratu 5 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 4 42 Rendah

75 Ahmad M. 26 Pratu 7 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 1 3 4 40 Rendah

76 Abul Khoiri 28 Sertu 8 2 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah

77 M. Nizar 34 Kopda 12 2 1 1 1 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 42 Rendah

78 Ayub Wisnu 30 Kopda 11 2 1 1 1 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 42 Rendah

79 Suhardi 40 Serda 18 2 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah

80 Rahmad H 20 Prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

81 Ahmad M 38 Serda 18 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3 4 41 Rendah

82 Sigid A 43 Letda 25 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

83 M.Tendy P. 24 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah

84 Arfi 24 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 1 3 3 4 40 Rendah

85 R Taufik 24 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

Page 59: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

49

86 Satrio Aji 25 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 1 3 3 4 40 Rendah

87 Panggih 25 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 4 4 42 Rendah

88 Meirizal 24 Prada 3 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

89 Ahmad M 26 Sertu 7 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

90 Petrus 35 Kopda 13 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

91 Surya Y.S 21 Prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 1 3 3 4 40 Rendah

92 Zainal A. 20 Prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 1 3 3 4 40 Rendah

93 M. Mahruz 22 prada 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

94 Tato 32 Kopda 13 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

95 Bambang 26 Pratu 7 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 42 Rendah

96 Sugiyono 28 Prada 9 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah

97 Riski Novian 26 Praka 8 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 4 40 Rendah

98 Panggih 22 Prada 4 2 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 39 Rendah

99 Eko Y. 27 Praka 10 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 4 40 Rendah

100 Endi R. 21 Prada 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

101 Ridayat 22 Praka 1 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 54 Tinggi

102 Gusti 30 Praka 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 43 Tinggi

103 Saifuddin 25 Pratu 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 44 Tinggi

104 Khoirul U. 23 Prada 3 1 1 2 1 3 3 1 2 3 1 1 2 2 3 4 3 1 2 4 4 44 Tinggi

105 Khusman 30 Praka 5 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 43 Tinggi

106 Saifuddin 25 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

107 I Wayan P. 20 Prada 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 46 Tinggi

108 Dwi Hari 26 Pratu 6 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 43 Tinggi

109 Danu Bekti 22 Prada 1,5 2 2 1 2 4 3 2 1 2 1 2 2 1 2 4 3 2 2 4 3 45 Tinggi

110 Didik 20 Pratu 1 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 3 44 Tinggi

111 Joko Susanto 29 Praka 9 2 2 1 2 4 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 3 1 2 3 3 45 Tinggi

112 Feri Adi S 27 Praka 10 2 1 2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 3 1 2 4 3 44 Tinggi

113 Zafar Mudi 31 Kopda 11 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 43 Tinggi

114 Aan 28 Sertu 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

115 Saiful Aris 23 Praka 8 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 45 Tinggi

Page 60: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

50

116 Irzal S. 21 Prada 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 1 2 3 3 1 2 3 3 44 Tinggi

117 M. Taufik 29 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

118 Nurhidayat 28 Praka 8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 Tinggi

119 Ach Fajar 22 Prada 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 Tinggi

120 Eko dwi 29 Sertu 8 2 1 2 1 3 3 2 2 1 2 1 2 1 2 4 3 2 2 3 4 43 Tinggi

121 Pomi Candra 26 Pratu 6 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 45 Tinggi

122 Aziz A. 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

123 Isnaini 20 Serka 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 4 2 2 3 3 42 Rendah

124 Singgih 29 Sertu 6 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 43 Tinggi

125 Khoirul K. 40 Letda 7 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 45 Tinggi

126 Nur Handik 25 Pratu 5 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 47 Tinggi

127 Kadik Agus 22 Prada 1 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 4 1 2 4 4 47 Tinggi

128 Nugraha 30 Letda 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

129 Mukromin 20 Serda 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi

130 Prasetyo 21 Sersan 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi

131 IKD Agus 20 Prada 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 4 4 1 1 1 3 3 45 Tinggi

132 Romi 34 Serda 12 1 1 1 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 3 41 Rendah

133 Saiful 28 Praka 7 2 1 2 2 3 4 2 2 2 2 2 1 2 3 4 2 2 2 3 3 46 Tinggi

134 Peri V 29 Praka 10 2 1 2 1 3 4 2 1 2 1 2 2 2 4 3 1 2 1 3 4 43 Tinggi

135 Lilik S. 30 Praka 8 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

136 Marsudi 27 Pratu 7 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 46 Tinggi

137 Wawan 30 Praka 9 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 46 Tinggi

138 Eko P 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

139 Dayat 26 Praka 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 49 Tinggi

140 Andika 26 Prada 4 2 1 2 1 3 4 2 2 2 2 1 2 2 3 4 2 2 2 3 4 46 Tinggi

141 Aris M. 27 Pratu 5 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi

142 Imam Safiqi 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

143 Deni W. 23 pratu 1,5 1 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 4 3 46 Tinggi

144 Gaung 21 Prada 1 2 2 2 1 3 4 2 2 1 2 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 42 Rendah

145 Anas 20 Prada 1 2 2 2 2 4 4 2 1 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

Page 61: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

51

146 I Putu Yudha 20 Prada 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 4 4 1 1 2 4 4 47 Tinggi

147 IPutu Andika 20 prada 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 41 Rendah

148 Ridwan 21 Prada 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

149 Imam Arifin 30 Pratu 2 2 2 1 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 1 3 4 45 Tinggi

150 Hardian 28 Praka 8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi

151 Dwi Prasetyo 29 Praka 9 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi

152 Priyadi 32 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

153 Ladina 21 Prada 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

154 Fiki 21 Prada 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

155 Zainurul 30 Praka 8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

156 Firman F. 27 Pratu 6 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

157 Sokman 22 Prada 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

158 Didik S. 29 Praka 7 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

159 Pluhayyi 37 Kopda 15 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

160 Agus S. 33 Kopda 13 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi

161 Triawan H. 39 Serda 17 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

162 A. Zahri 35 Kopda 13 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

163 Israil 33 Kopda 14 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi

164 Hendri R. 26 Sertu 6 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 46 Tinggi

165 Teguh S. 26 Pratu 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 46 Tinggi

166 Sulistiawan 27 Pratu 6 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 46 Tinggi

167 Slamet Y. 29 Pratu 9 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 46 Tinggi

168 Ferdi Seram 35 Kopda 13 3 2 1 2 1 2 1 1 1 4 1 1 1 1 3 3 2 2 2 4 38 Rendah

169 Joko S. 36 Kopda 15 3 2 2 3 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 3 2 2 2 4 40 Rendah

170 Antoni W. 34 Kopda 15 3 2 2 3 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 3 4 2 1 2 4 40 Rendah

171 Nasiruddin 35 Kopda 13 4 2 2 4 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 3 3 1 1 2 3 41 Rendah

172 Kadek Giri 35 Kopda 13 3 2 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 3 2 1 2 3 40 Rendah

173 Bayu Eka K 29 Praka 8 3 2 1 3 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 3 3 2 1 2 3 39 Rendah

174 M. Abdul 39 Serda 18 3 2 1 4 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 3 2 1 2 3 43 Tinggi

175 Suroto 25 Pratu 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 46 Tinggi

Page 62: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

52

176 Hindri Eko 32 Kopda 12 2 2 2 1 3 4 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 3 4 41 Rendah

177 M. Fauzi 26 Praka 8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 46 Tinggi

178 Wahyudi H 33 Kopda 12 2 1 1 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 43 Tinggi

179 Sukarno 27 Praka 7 4 2 2 3 2 2 4 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 4 2 3 56 Tinggi

180 Didik Y. 34 Kopda 15 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi

181 Kristofarus 35 Kopda 13 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 45 Tinggi

182 Suroto 35 Serda 16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 Tinggi

183 M. Luthfi 22 prada 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi

184 Edi Susanto 37 Kopda 15 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi

185 Mashuri 34 Kopda 15 2 2 2 1 3 4 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 3 4 43 Tinggi

186 Dwi Unarto 36 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Rendah

187 Agus P. 33 Kopda 12 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 2 3 3 4 2 2 3 3 46 Tinggi

188 Christian 26 Sertu 6 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44 Tinggi

189 Wuryanto 35 Kopda 13 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi

190 Andik S. 35 Kopda 13 3 2 1 2 1 3 2 2 2 4 1 1 1 3 1 3 2 2 3 3 42 Rendah

191 Jemmy P. 40 Serda 18 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 44 Tinggi

192 Syahroni 35 Kopda 13 2 2 2 2 1 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi

193 Tovan S. 30 Praka 11 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 56 Tinggi

194 Andhika D.P 27 Sersan 7 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 45 Tinggi

195 Hadi S. 33 Serda 14 2 2 2 1 3 4 1 2 2 2 2 1 1 3 2 2 1 2 3 3 41 Rendah

196 Saha S. 22 Prada 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 40 Rendah

197 Adang S. 33 praka 12 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 44 Tinggi

198 Gunawan 33 Kopda 13 1 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 45 Tinggi

199 Subanon 42 Letda 24 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41 Rendah

200 Lukito 32 Kopda 12 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 42 Rendah

201 Erfandi 32 Kopda 13 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 3 4 41 Rendah

202 Nasruddin 38 Serda 16 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 43 Tinggi

203 Budi S. 26 Sertu 8 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 4 41 Rendah

204 Nasrul 38 Serda 17 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 1 3 3 2 3 2 3 3 42 Rendah

205 Deni Eko H. 32 Kopda 10 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 4 41 Rendah

Page 63: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

53

Stress Kerja

No Nama

Usi

a

Pan

gk

at

Lam

a

Bek

erja

Jawaban Skala Stress Kerja

Ju

mla

h

Kate

gori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Rohmad Said 36 Serda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

2 Heris S. 33 Kopda 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 19 Rendah

3 Suherman 34 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 20 Tinggi

4 Hadi Siswanto 35 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 20 Tinggi

5 Ach Fauzi 34 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

6 Slamet 33 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 18 Rendah

7 Darmanto 36 Kopda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 19 Rendah

8 Deni Julianto 35 Kopda 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 18 Rendah

9 Hendi K. 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 18 Rendah

10 Abdul Basri 32 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 19 Rendah

11 Agustinus S 39 Serda 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

12 M. Rahmad S. 24 Prada 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

13 Putra Abdi 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

14 Suprapto 26 Pratu 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

15 A. Bawani 36 Serda 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

16 Khardiyanto 34 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 19 Rendah

17 Mulyono 33 Kopda 13 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 19 Rendah

18 Slamet S. 33 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

19 Dodik H. 28 Praka 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 19 Rendah

20 A. Siswanto 35 Serka 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 18 Rendah

21 Eka Putra Y. 28 Praka 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

22 Ndaru Sahid 30 Sertu 8 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 19 Rendah

23 Feri A. 23 Prada 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

24 Yopiama S. 24 Prada 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

25 Yogi Purnowo 33 Praka 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

Page 64: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

54

26 Adi 34 Praka 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

27 Prayitno 35 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

28 Achamad Zali 33 Dansi 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

29 Didit Setiono 34 Praka 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

30 Sujarwanto 34 Praka 14 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 20 Tinggi

31 Ketut 31 Praka 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 19 Rendah

32 Sugeiheri C. 37 Serda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

33 Rendra N. 25 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 19 Rendah

34 Efendi 29 Sertu 18 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 20 Tinggi

35 Alexander 33 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

36 Eko Setiawan 33 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

37 Prayogo W. 24 Serda 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

38 Moh. Alik 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

39 Riza Nur Arif 25 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

40 Eko Bowo 29 Praka 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

41 Falita Diyan 29 Pratu 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

42 Mustakim 29 Pratu 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

43 Moh. Arif 24 Pratu 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

44 Saiful Arifin 27 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

45 Suwaji 28 praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

46 Muh. Faishai 24 Pratu 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

47 Prasetyo Okto 23 Prada 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 20 Tinggi

48 Rustan R 34 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 18 Rendah

49 Dwi Agung 35 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 19 Rendah

50 Iswahyudi 36 Kopda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 18 Rendah

51 Adam Fahrus 21 Serda 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 20 Tinggi

52 Agung Hadi P 28 Sertu 5 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 20 Tinggi

53 M. Cardanya 36 Kopda 18 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 Tinggi

54 Rismanto 37 Kopda 15 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

55 Rachmad T.H. 24 Prada 4 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 20 Tinggi

Page 65: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

55

56 Juliadi 26 Pratu 6 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

57 Abul Khoiri 26 Sertu 8 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Tinggi

58 Purnomo 29 Prada 8 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

59 Arif Hartanto 28 Sertu 9 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

60 Suhardi 40 Serda 18 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 40 Tinggi

61 Yudha Eka P. 27 Sertu 6 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

62 Dede Budi P. 27 Serda 6 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

63 M. Munif A. 33 Kopda 13 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Rendah

64 Arif Budianto 34 Kopda 13 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

65 Aries Teguh P 27 Pratu 6 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

66 Heri Setiawan 28 Prada 9 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 30 Tinggi

67 Heri Purwanto 33 Kopda 14 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

68 Jufran 31 Kopda 18 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

69 Mumu A. 29 Pratu 8 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

70 Eko Wageono 28 Prada 9 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 20 Tinggi

71 A.Nurholis 21 Serda 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 20 Tinggi

72 Surya Y. 21 Prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

73 Zainal Abidin 20 Prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

74 Andik Aziz 24 Pratu 5 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

75 Ahmad

Muliadi 26 Pratu 7 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

76 Abul Khoiri 28 Sertu 8 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

77 M. Nizar 34 Kopda 12 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

78 Ayub Wisnu 30 Kopda 11 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

79 Suhardi 40 Serda 18 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

80 Rahmad Hadi 20 Prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

81 A. Mulyono 38 Serda 18 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

82 Sigid A. 43 Letda 25 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

83 M.Tendy P. 24 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

84 Arfi 24 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

Page 66: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

56

85 R Taufik 24 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

86 Satrio Aji 25 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

87 Panggih 25 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

88 Meirizal 24 Prada 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

89 A.Muzaid 26 Sertu 7 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

90 Petrus 35 Kopda 13 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

91 Surya Y.S. 21 Prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

92 Zainal A. 20 Prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

93 M. Mahruz 22 prada 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

94 Tato 32 Kopda 13 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

95 Bambang S. 26 Pratu 7 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

96 Sugiyono 28 Prada 9 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

97 Riski Novian 26 Praka 8 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

98 Panggih W. 22 Prada 4 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

99 Eko Yudiyono 27 Praka 10 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

100 Endi Rohendi 21 Prada 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

101 Ridayat 22 Praka 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

102 Gusti 30 Praka 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 19 Rendah

103 Saifuddin 25 Pratu 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah

104 Khoirul U. 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah

105 Khusman 30 Praka 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

106 Saifuddin 25 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

107 I wayan Pasek 20 Prada 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 23 Tinggi

108 Dwi Hari C. 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

109 Danu Bekti 22 Prada 1,5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 18 Rendah

110 Didik 20 Pratu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

111 Joko Susanto 29 Praka 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

112 Feri Adi S 27 Praka 10 3 3 2 1 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 1 4 4 44 Tinggi

113 Zafar Mudi 31 Kopda 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

114 Aan 28 Sertu 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 18 Rendah

Page 67: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

57

115 Saiful Aris 23 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

116 Irzal S. 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

117 M. Taufik 29 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

118 Nurhidayat 28 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

119 Ach Fajar S. 22 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

120 Eko dwi 29 Sertu 8 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 40 Tinggi

121 Pomi Candra I 26 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

122 Aziz A. 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 18 Tinggi

123 Isnaini 20 Serka 1 3 2 2 1 3 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 38 Rendah

124 Singgih 29 Sertu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

125 Khoirul K. 40 Letda 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

126 Nur Handik 25 Pratu 5 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 43 Tinggi

127 Kadik Agus E 22 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

128 Nugraha 30 Letda 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 18 Rendah

129 Mukromin 20 Serda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

130 Prasetyo 21 Sersan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

131 IKD Agus 20 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

132 Romi 34 Serda 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 18 Rendah

133 Saiful 28 Praka 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

134 Peri V 29 Praka 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

135 Lilik Sugianto 30 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

136 marsudi 27 Pratu 7 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 4 44 Tinggi

137 Wawan 30 Praka 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 20 Tinggi

138 Eko P 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

139 Dayat 26 Praka 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

140 Andika 26 Prada 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

141 Aris M. 27 Pratu 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

142 Imam safiqi 23 Prada 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

143 Deni Wahyudi 23 pratu 1,5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah

144 Gaung M. 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

Page 68: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

58

145 Anas 20 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

146 I Putu Yudha 20 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

147 I Putu Andika 20 prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

148 Ridwan 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

149 Imam Arifin 30 Pratu 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 19 Rendah

150 Hardian 28 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

151 Dwi Prasetyo 29 Praka 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

152 Priyadi 32 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

153 Ladina 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

154 Fiki 21 Prada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

155 Zainurul 30 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

156 Firman F. 27 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

157 Sokman 22 Prada 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 40 Tinggi

158 Didik S. 29 Praka 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

159 Pluhayyi 37 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

160 Agus S. 33 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

161 Triawan Harto 39 Serda 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

162 Ahmad Zahri 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

163 Israil 33 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

164 Hendri R. 26 Sertu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

165 Teguh Setiyo 26 Pratu 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

166 Sulistiawan 27 Pratu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

167 Slamet Y. 29 Pratu 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

168 Ferdi Seram 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 19 Rendah

169 Joko Santoso 36 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 19 Rendah

170 Antoni W. 34 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

171 Nasiruddin 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 18 Rendah

172 Kadek Giri H 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah

173 Bayu Eka K 29 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

174 M. Abdul M. 39 Serda 18 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 19 Rendah

Page 69: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

59

175 Suroto 25 Pratu 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

176 Hindri Eko W 32 Kopda 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

177 M. Fauzi 26 Praka 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

178 Wahyudi H 33 Kopda 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

179 Sukarno 27 Praka 7 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 50 Tinggi

180 Didik Y 34 Kopda 15 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Rendah

181 Atim Slamet 36 Kopda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

182 Suroto 35 Serda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

183 Muh. Lutfi 22 prada 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

184 Edi Susanto 37 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah

185 Mashuri 34 Kopda 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

186 Dwi Unarto 36 Kopda 15 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah

187 Agus Prasetyo 33 Kopda 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

188 Christian 26 Sertu 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

189 Wuryanto 35 Kopda 13 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah

190 Andik S. 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

191 Jemmy P. 40 Serda 18 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 21 Tinggi

192 Syahroni 35 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

193 Saiful Bahri 20 Serda 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 20 Tinggi

194 Andhika Dwi 27 Sersan 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

195 Hadi Suyanto 33 Serda 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

196 Saha Supriadi 22 Prada 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah

197 Adang S. 33 praka 12 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah

198 Gunawan 33 Kopda 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

199 Subanon 42 Letda 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

200 Lukito 32 Kopda 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

201 Erfandi 32 Kopda 13 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 38 Rendah

202 Nasruddin 38 Serda 16 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 20 Tinggi

203 Budi S. 26 Sertu 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Rendah

204 Nasrul 38 Serda 17 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah

205 Deni Eko H. 32 Kopda 10 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Rendah

Page 70: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

60

LAMPIRAN 6

Hasil Analisis Pearson – Product Moment

Page 71: Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres ...eprints.umm.ac.id/34356/1/jiptummpp-gdl-fennyfebri-44747-1... · Rekan-rekan psikologi G 2012 khususnya RahimiaNurjannah,

61

Descriptive Statistics

Correlations

Gaya_Kepemimpinan Stres_Kerja

Gaya_Kepemimpinan

Pearson Correlation 1 .238**

Sig. (2-tailed) .001

N 205 205

Stres_Kerja

Pearson Correlation .238** 1

Sig. (2-tailed) .001

N 205 205

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Mean Std. Deviation N

Gaya_Kepemimpinan

Stres_Kerja

41,83

19,33

7,457

5,434

205

205