sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya...

89
SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTS. AL-HIDAYAH JATIASIH KOTA BEKASI Skripsi ini Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: ADE FARHATUL UMMAH 107011000906 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: vantuong

Post on 17-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

DI MTS. AL-HIDAYAH JATIASIH KOTA BEKASI

Skripsi ini Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

ADE FARHATUL UMMAH

107011000906

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

LEMBAR PENGESAHAN

SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTS.AL-HIDAYAH JATIASIH

KOTA BEKASI

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

ADE FARHATUL UMMAH

107011000906

Di Bawah Bimbingan

Prof. DR. Armai Arif, M.A

NIP: 1951191986031003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 3: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul: “Sikap Otoriter Orang Tua dan Pengaruhnya terhadap

Motivasi Belajar Siswa Mts. Al-Hidayah Jatiasih Kota Bekasi” diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada Tanggal 20

Desember 2011 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh

gelar Sarjana S1 (S. Pd. I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam (PAI).

Jakarta, Desember 2011

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Bahrissalim, M. Ag

NIP.: 19680307 199803 1 002 ....................... ...........................

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/ Prodi)

Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag

NIP.: 196703282000031001 ....................... ...........................

Penguji I

Prof. Dr. Abdurrahman Ghazali, MA

NIP.: 194503251965101001 ....................... ...........................

Penguji II

Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag

NIP.: 196703282000031001 ....................... ...........................

Pgs. Mengetahui,

Dekan

Nurlena Rifa’i, MA., Ph. D.

NIP:195910201986032001

Page 4: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

ABSTRAK

Skripsi ini ditulis oleh Ade Farhatul Ummah, NIM : 107011000906, di

bawah bimbingan Prof. DR. Armai Arif, M.A.

Skripsi ini mengenai tentang sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya

terhadap motivasi belajar siswa MTs. Al-hidayah Jatiasih Kota Bekasi. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap otoriter orang tua terhadap

motivasi belajar siswa Hipotesis yang diajukan adalah diduga bahwa terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap otoriter orang tua dengan

motivasi belajar siswa MTs. Al-Hidayah Jatiasih Kota Bekasi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasi, yakni melihat bentuk pengaruh antara variabel-variabel yang diteliti.

Metode korelasi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel

dengan variabel-variabel lain.

Metode penelitian ini diharapkan dapat menemukan pengaruh antara

variabel-variabel yang diteliti yaitu sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya

terhadap motivasi belajar siswa.

Di samping itu, metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Untuk

memperoleh data yang obyektif, maka digunakan dua bentuk penelitian,yaitu :

a. Penelitian Kepustakaan (Library Reserch), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku yang ada

relevansinya dengan masalah yang dibahas dalam skripsi.

b. Penelitian Lapangan (Field Reserch), yaitu penelitian untuk memperoleh

data-data lapangan langsung. Dengan cara mendatangi langsung sekolah yang

akan diteliti.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX MTs. Al-Hidayah Jatiasih

Kota Bekasi yang terpilih sesuai dengan sasaran penulis, yaitu para siswa yang

mengalami sikap keotoriteran dari orang tuanya yang berjumlah 23 siswa dari 154

siswa kelas IX secara keseluruhan. Instrumen penelitian yang digunakan untuk

memperoleh data adalah dengan menggunakan angket (kuesioner) dalam bentuk

piliha ganda.

Pengolahan data dilakukan dengan analisis korelasi product moment.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sikap otoriter orang tua

variabel (X) dan motivasi belajar siswa variabel (Y).

Hasil penelitian dengan mengunakan analisis korelasi product moment

menunjukkan bahwa nilai r hitung = 0,043 berada pada Indeks Korelasi

yang sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi ini diabaikan atau

dianggap tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Sedangkan dalam uji

signifikansi kofesien korelasi menunjukkan bahwa rt pada taraf signifikansi

5% sebesar 0,413 dan pada araf signifikansi 1% sebesar 0,526. Dengan semakin

menguatkan bahwa antara variabel X dengan variabel Y tidak ada pengaruh yang

signifikan antara keduanya dengan kata lain Ho diterima sehingga demikian

Ha ditolak. Jadi tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikansi antara

sikap otoriter orang tua dengan motivasi belajar siswa MTs. Al-Hidayah Jatiasih

Kota Bekasi.

Page 5: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupaka hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2011

Ade Farhatul Ummah

Page 6: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar
Page 7: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

i

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang

tiada hentinya Engkau anugerahkan kepada penulis. Dan berkat kasih serta

sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan

sahabatnya, kelak syafaat beliaulah yang diharapkan umatnya diakhir zaman.

Skripsi yang berjudul “Sikap Otoriter Orang Tua dan Pengaruhnya

Terhadap Motivasi Belajar Siswa MTs. Al-Hidayah Jatiasih Kota Bekasi”,

merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam.

Atas selesainya skripsi penulis, tidak terlepas dari upaya berbagai pihak

yang telah memberikan kontribusinya dalam rangka penyusunan dan penulisan

skripsi ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D, sebagai Pjs Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan beserta seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan kepada

penulis.

2. Bapak Prof. DR. Armai Arif, M.A, selaku pembimbin skripsi penulis yang

telah memberikan bimbingan dan dorongannya serta nasihat, masukan,

arahan dan motivasi yang tak henti-hentinya sehingga skripsi ini dapat

tersusun dan terselesaikan.

3. Kepada Kepala Sekolah MTs Al-Hidayah Jaiasih Kota Bekasi Bapak

H. Jahrudin, M. Pd, beserta seluruh stafnya yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan data yang

berkenan dengan penyusunan skripsi ini, terima kasih atas bantuannya.

Begitupun kepada seluruh siswa kelas IX MTs Al-Hidayah penulis ucapkan

terima kasih atas partisipasinya.

4. Kepada Babehku H. Zaenuddin. S dan Mamahku Hj. Masyati, HS. Sebagai

pelita hati penulis, terima kasih atas doa, cinta, kasih sayang, didikkan,

Page 8: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

ii

semangat, kepercayaan dan pengorbana kalian yang tulus serta tiada

hentinya untuk penulis, serta kedua adikku tersayang Muhammad Ilham

Pratama dan Zahratunnisa yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda

dan tawanya disaat penulis mengalami kejenuhan, terima kasih atas doa dan

semangat yang kalian berikan untuk penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada sahabat-sahabatku Alipiah, Hendriana, Muthia Hanif, Oktavia Sari

dan Siti Qory Maryam terima kasih atas kesetiaannya juga menemani hari-

hari penulis, mendengarkan keluh kesah penulis, serta dorongan, semangat,

masukan yang kalian berikan untuk penulis, yang selalu menemani penulis

di saat penulis mengalami kebimbangan dan masalah dalam hidup penulis.

6. Kepada para cengceremen Blok E Assalaam (Alfi, Alya, Bebeb Nuuy, Cicit,

Muthe, Imong, Phia, Selvy, Teteh Qory dan Tia) terimakasih atas canda tawa

yang telah kalian berikan sehingga dapat menghibur penulis di saat

mengalami kesusahan dan kejenuhan, serta dorongan, perhatian yang

tercurahkan untuk penulis.

7. Kepada teman-teman jurusan PAI Kelas B angkatan 2007 terima kasih atas

masukan, dorongan dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis

sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

Tiada kata yang dapat melukiskan rasa syukur dan terima kasih kepada

seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini

yangmungkin tidak dapat penulis sebutkan, semoga Allah SWT membalas

kebaikan kalian semua.

Akhirnya tiada gading yang tak retak dan tiada mawar yang tak berduri,

penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, maka dengan senang hati

penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaannya skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembanca umumnya.

Jakarta, Desember 2011

Penulis

Page 9: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

iii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ............................. 4

1. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4

2. Pembatasan Masalah ...................................................................... 4

3. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

C. Metode Penelitian................................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

E. Manfaat Hasil Penelitian ...................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Sikap Otoriter Orang Tua dari Persefektif Psikologi ........................... 7

1. Pengertian Orang Tua.................................................................... 8

2. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua ........................................ 10

3. Sikap dan Gaya Orang Tua dari Persepektif Psikologi ................. 13

4. Pengertian Sikap Otoriter .............................................................. 20

5. Faktor-faktor Timbulnya Sikap Otoriter pada Orang Tua ............ 22

6. Konsep Keluarga dalam Pendidikan ............................................. 24

B. Motivasi Belajar Siswa ........................................................................ 25

1. Pengertian Motivasi Belajar ........................................................... 25

2. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar .................................................... 27

3. Faktor-faktor yang Membangkitkan Motivasi dalam Belajar ........ 28

4. Pengaruh Sikap Orang Tua terhadap Motivasi Belajar .................. 30

5. Kerangka Berfikir dan Hipotesis .................................................... 32

a. Kerangka Berfikir..................................................................... 32

b. Hipotesisa ................................................................................. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian .................................................................................. 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 33

1. Tempat Penelitian........................................................................... 33

Page 10: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

iv

2. Waktu Penelitian ............................................................................ 33

C. Variabel Penelitian ............................................................................... 33

D. Sumber Data Penelitian ........................................................................ 35

E. Populasi dan Sample ........................................................................... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Mts. Al-Hidayah Jatiasih Bekasi ........................... 40

1. Sejarah berdirinya Mts. Al-Hidayah .............................................. 40

2. Struktur Organisasi ........................................................................ 41

3. Visi dan Misi .................................................................................. 42

4. Kurikulum ...................................................................................... 42

B. Deskripsi Data ..................................................................................... 43

1. Deskripsi Data ............................................................................... 43

2. Analisis Data ................................................................................. 57

C. Sikap Otoriter Orang Tua dan Pengaruhnya terhadap Motivasi

Belajar Siswa ...................................................................................... 61

D. Interprestasi Data ................................................................................ 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 63

B. Saran .................................................................................................... 64

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 11: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Matriks dan kisi-kisi angket penelitian ............................................ 34

Tabel 2 Angka Indeks Korelasi Product Moment ......................................... 38

Tabel 3 Kurikulum Mts. Al-Hidayah Jatiasih Bekasi ................................... 42

Tabel 4 Memberi batasan-batasan dalam bergaul tanpa terkecuali....... ....... 44

Tabel 5 Rasa tertekan dengan peraturan-peraturan yang dierapkan ............ 45

Tabel 6 Diharuskan selalu izin setiap kali keluar rumah...................... ....... 46

Tabel 7 Menghambat bakat positif yang dimiliki anak karena sebab

peraturan yang diterapkan ............................................................... 46

Tabel 8 Mengontrol tentang kegiatan setiap harinya ................................... 47

Tabel 9 Bersekolah di lembaga pendidikan yang diinginkan orang tua ...... 47

Tabel 10 Tidak adanya kontribusi antara pendidikan yang diambil dengan

cita-cita anak .................................................................................... 48

Tabel 11 Merasa tidak nyaman dengan jenjang pendidikan yang dijalankan . 49

Tabel 12 Menekankan untuk berprestasi di sekolah ....................................... 49

Tabel 13 Dipaksa untuk selalu belajar ............................................................ 50

Tabel 14 Memberikan hukuman langsung ketika mendapatkan nilai jelek .... 51

Tabel 15 Merasa sakit hati dengan hukuman yang diberikan oleh orang tua . 51

Tabel 16 Tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan kesalahan yang

dilakukan oleh anak ........................................................................ 52

Tabel 17 Tidak diikut sertakan memilih dalam menentukan jenjang

pendidikan yang akan ditempuh anak ............................................. 53

Tabel 18 Tidak diberi kesempatan untuk berpendapat ................................... 53

Tabel 19 Tidak diikut sertakan dalam membuat peraturan keluarga .............. 54

Tabel 20 Merasa seperti orang asing di rumah sendiri ................................... 54

Tabel 21 Memberikan kebutuhan anak dengan syarat .................................... 55

Tabel 22 Memberikan uang saku lebih jika menuruti segala peraturan yang

telah ditetapkan ................................................................................ 56

Tabel 23 Merasa kekurangan fasilitas yang diperlukan dalam menggapai

cita-cita yang diinginkan ketika dirumah ........................................ 56

Page 12: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

vi

Tabel 24 Skor sikap otoriter orang tua dan motivasi belajar siswa................. 57

Tabel 25 Skor angket sikap otoriter orang tua dan motivasi belajar siswa ..... 58

Tabel 26 Penghitungan variabel X (sikap otoriter orangg tua) dan variabel

Y (motivasi belajar siswa) ............................................................... 59

Page 13: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia

belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga, umumnya

anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Segala sesuatu yang diperbuat

keluarganya dapat mempengaruhi anak begitupun sebaliknya. Keluarga

memberikan dasar pembentukan tingkah-laku, watak, moral, dan pendidikan

kepada anak. Pengalaman interaksi di dalam keluarga akan menentukan pula pola

tingkah-laku anak terhadap orang lain dalam masyarakat. Sehingga orang tua

dituntut bahkan dikenai kewajiban untuk mengasuh anak-anak mereka dengan

menggunakan cara pengasuhan yang tepat.

Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 7 ayat (1) disebutkan bahwa: Orang tua

berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi

tentang perkembangan pendidikan anaknya. Ayat (2) disebutkan lagi bahwa:

orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan

dasar kepada anaknya.1

Pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya adalah

pendidikan pada rasa kasih sayang yang diterimanya pada kodrati. Setiap orang

tua mengharapkan anak yang terlahir dari seorang ibu menjadi anak yang saleh

1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dan

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, (Bandung: Citra

Umbaran, 2006) hlm: 78

Page 14: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

2

atau qurratu a’yun tidak dilahirkan tapi dibentuk dan dibina lewat pendidikan dan

tidak kalah pentingnya lewat pengasuhan yang diterapkan.

Yunahar Ilyas menyatakan bahwa setiap orang tua mempunyai kewajiban

memelihara dan mengembangkan fitrah atau potensi dasar keislaman anak

tersebut sehingga tumbuh dan berkembang menjadi Muslim yang benar-benar

menyerahkan diri secara total kepada Allah SWT. Kalau dibiarkan tidak terbina,

potensi dasar tersebut akan berkembang kearah yang bertentangan dengan maksud

Allah yang menciptakannya.2

Peran orang tua sangat penting dalam menjaga dan merawat fitrah ini.

Mereka ibarat para perawat kebun yang harus senantiasa menjaga

tanamannya dari gulma (tumbuhan pengganggu). Diharapkan, mereka juga

memberi pupuk dan menyiramnya agar dapat membantu pohon-pohon

untuk tumbuh kokoh dan dapat memberikan banyak manfaat seperti pohon

yang menjuang tinggi dan rindang; ia memberikan keteduhan dan

kesegaran kepada siapapun yang datang kepadanya. Terlebih lagi, pohon

itu dapat menghasilkan buah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan

manusia.3

Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal

tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari kesadaran dan pengertian yang

lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan

strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan.

Situasi pendidikan itu terwujut berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh

dan mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.4

Mendidik anak hendaknya tidak didasarkan atas tekanan atau sejumlah

bentuk kekerasan dan paksaan, karena pola didik seperti itu hanya akan membawa

pertentangan antara orang tua dan anaknya. Jika anak merasa disayangi dan

diterima sebagai teman dalam proses pendidikan dan pengembangan mereka,

maka anak akan merasa bahwa mereka adalah bagian dari keluarga.

Perihal memilihkan lembaga pendidikan yang paling tepat bagi anak,

merupakan agenda penting bagi para orang tua. Lembaga pendidikan tidak hanya

2 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999), Cet. I, h. 177

3 Ratna Megawangi, Yang Terbaik untuk Buah Hatiku, (Bandung: Khansa, 2006), Cet. III,

h. 4 4 Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. III, h. 36

Page 15: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

3

berpengaruh pada perkembangan kongnitif atau intelektual semata, melainkan

berpengaruh pula pada prkembangan kepribadian anak, di mana ia akan

bersosialisasi dengan sesama teman, guru, dan lingkungan di dalam lembaga

pendidikan yang bersangkutan. Sehubung dengan itu, maka orang tua hendaklah

pandai-pandai dalam mengarahkan anaknya tatkala hendak memasuki sebuah

lembaga pendidikan.5

Tapi sayangnya terkadang antara anak dan orang tua acap kali berbeda

pendapat dan selera dalam pemilihan lembaga pendidikan sehingga menimbulkan

perselisihan dan terkadang terkesan memaksakan kehendak baik kehendak dari

orang tua terhadap anak maupun sebaliknya. Pada hakikatnya tentu kita ketahui

bahwa setiap orang tua ingin selalu yang terbaik untuk anak-anaknya, akan tetapi

terkadang mereka tidak memahami apakah yang terbaik menurutnya terbaik pula

bagi anak-anaknya. Yang akhirnya sikap otoriter dijadikan senjata oleh orang tua

dengan dalih untuk menanamkan disiplin kepada anak. Padahal terkadang sikap

otoriter ini mengajarkan sikap pasif terhadap anak, dan menyerahkan segalanya

kepada orang tua.

Disamping itu, menurut Watson, akibat sikap otoriter, sering menimbulkan

pula gejala-gejala kecemasan, mudah putus asa, tidak dapat merencanakan

sesuatu, juga penolakan terhadap orang-orang lain, lemah hati atau mudah

berprasangka.6 Setiap anak memang perlu disiplin, karena ia belum cukup matang

dan berpengalaman untuk menghadapi segala persoalan tanpa bimbingan dan

pengawasan orang dewasa. Tetapi disiplin yang dinilai efektif oleh orang tua

(sepihak), belum tentu serasi dengan perkembangan anak yang semakin tumbuh

dewasa

Dari peryataan di atas, terdapat pokok masalah yang dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Anak adalah tunas bangsa yang akan menerima tongkat estafet

perjuangan dan cita-cita bangsa, untuk itu anak memerlukan

5M. Nipan Abdul Halim, Anak Soleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta : Mira Pusaka,

2000), h. 32-34 6 Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, (Jakarta: Rajawali Press, 1992),

Cet. II, h. 23

Page 16: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

4

bimbingan, arahan, dukungan dan didikan dari orang tua sejak dini,

sebagai persiapan untuk menghadapi masa yang akan datang.

2. Keluarga adalah masyarakat terkecil yang paling inti, dari keluargalah

anak mulai memperoleh pendidikan sebelum memasuki pendidikan

secara formal di sekolah, oleh karena itu sikap orang tua terhadap anak

sangatlah menentukan tinggi rendahnya motivasi yang dimiliki anak

begitupun dalam memilihkan lembaga pendidikan kejenjang

selanjutnya.

Atas dasar pemikiran dan berangkat dari beberapa referensi di atas penulis

terdorong untuk mengangkat tema mengenai “SIKAP OTORITER ORANG

TUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

SISWA”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut:

a. Ada kecendrungan orang tua menganggap bahwa sikap otoriter terhadap

pemilihan lembaga pendidikan yang mereka berikan adalah yang terbaik

untuk anaknya

b. Kurangnya pemahaman orang tua tentang sikap otoriter yang mereka

berikan

c. Ada kecendrungan orang tua menganggap bahwa pilihan anak bukanlah

yang terbaik untuk diri si anak

d. Kurangnya pemahaman orang tua terhadap minat dan kemampuan yang

dimiliki anak

2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini terarah dan mencapai sasaran yang

hendak dibahas sebagai mana pada judul di atas maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut: Sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya

terhadap motivasi belajar siswa.

Page 17: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

5

a. Sikap otoriter orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap

yang diterapkan oleh orang tua dalam masalah pendidikan anak.

b. Motivasi dalam hal ini adalah motivasi yang timbul pada anak ketika

menjalani proses pendidikan yang ditetapkan oleh orang tua.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka penulis

merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

a. Bagaimana sikap otoriter orang tua dan dampaknya terhadap motvasi belajar

anak?

b. Bagaimana motivasi belajar anak dan akibatnya terhadap sikap otoriter yang

diterapkan oleh orang tua?

c. Adakah pengaruh yang signifikan antara sikap otoriter orang tua terhadap

motivasi belajar siswa?

C. Metode Penelitian

Skripsi ini merupakan upaya yang dilakukan dengan menggunakan teknik

analisis isi, yaitu suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang

dapat ditiru (replicable) dan shahih data dengan memperhatikan konteksnya.7

Ada dua sumber bacaan yang menjadi referensi penulisan dalam skripsi

ini. Pertama, sumber primer, yaitu buku-buku mengenai Islam, Al-Quran, dan

Hadis. Kedua, sumber sekunder, yaitu buku-buku atau karya ilmiyah yang

membahas tentang sikap otoriter orang tua terhadap anak.

Sedangkan dalam teknis penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku

‘Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta, tim penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2007.

7 Klaus Krippendorff, Analisis Isi: pengantar Teori dan Mtodologi, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1993), ed. I, Cet. II, h. 15

Page 18: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

6

D. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jawaban atau

penjelasan mengenai:

1. Pengaruh sikap otoriter orang tua terhadap motivasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui dampak dari sikap otoriter yang diterapkan oleh

orang tua terhadap motivasi yang dimiliki oleh siswa.

3. Untuk mengetahui motivasi yang dimiliki oleh siswa dengan sikap

otoriter yang diterapkan oleh orang tua.

E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Untuk memenuhi penyelesaian studi di tingkat strata satu (S.1),

memperoleh gelar sarjana pendidikan islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu

Tarbiayah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas

Islam Negeri (UIN) syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai

manivestasi kebutuhan penulis yang akan menghasilkan life long

education.

2. Sebagai sumbangan fikiran dalam bentuk tulisan yang sifatnya ilmiah guna

dapat dimanfaatkan oleh sebagai pihak yang memerlukannya, khusunya

para orang tua dalam rangka pemilihan lembaga pendidikan bagi anak-

anaknya hendaknya menyesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan

bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya, serta dapat memberikan

informasi dalam pemilihan lembaga pendidikan yang sesuai dengan

kemampuan dan minat anak.

Page 19: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

7

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Sikap Otoriter Orang Tua dari Persfektif Psikologi

1. Pengertian Orang Tua

Orang tua dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan : 1) ayah

dan ibu kandung, 2) orang yang dianggap tua, (cerdik, pandai, ahli dan

sebagainya), 3) orang yang disegani / dihormati di kampung.1Orang tua

merupakan sebutan yang umum yang digunakan bagi bapak dan ibu oleh

seorang anak. Sebutan bapak untuk orang tua yang berjenis kelamin laki-laki,

dan sebutan ibu untuk orang tua yang berjenis kelamin wanita. Menurut

syariat Islam Bapak (Ayah) memiliki kedudukan yang penting dan mulia.

“Bapak adalah kepala keluarga yang memimpin ibu, anak-anak dan

pelayan”.2 Bapak bertanggung jawab terhadap mereka dan akan diminta

pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Sedangkan ibu adalah orang yang

bertugas melahirkan anak-anak, memelihara dan mendidik anak, serta

mengatur rumah tangga.3

Orang tua adalah orang yang pertama kali bertanggung jawab penuh

untuk membesarkan anaknya sehingga tumbuh menjadi besar dan dewasa,

dengan memberikan kasih sayang yang tulus baik berupa moril maupun

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1999), h. 709 2 Adnan Hasan Shalih Baharits, Tanggung Jawab ayah terhadap Anak Laki-laki, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1966), h. 29 3 Abdullah Khaluk Hamid, Bimbinglah Anakmu Mengenal Allah SWT : Sebuah catatan

untuk Racmat Djatmika, Sistem Etika Islami, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1992), h. 231

Page 20: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

8

materil, karena adanya pertalian darah yang erat. Dengan harapan kelak

anaknya tumbuh manjadi anak yang cerdas, berguna bagi keluarga, agama,

bangsa dan Negara.

Orang tua dalam hal ini adalah ayah dan ibu yang memiliki

kedudukan masing-masing. Dimana ayah sebagai kepala keluarga dan ibu

sebagai ibu rumah tangga atau orang tua kedua setelah ayah. Namun pada

hakekatnya keduanya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama

dalam memelihara, membina, mendidik, dan memenuhi kebutuhan anak-

anaknya.

Peran kasih sayang orang tua tidak pernah mengenal batas sampai

kapanpun, bahkan orang tua adalah pendidik pertama bagi anak di lingkungan

keluarga. Terutama peran seorang ibu sejak ia mengandung, ia akan berusaha

menjaga kandungannya dengan sebaik-baiknya. Karena ingin agar anaknya

lahir dengan baik dan sehat, seperti kata pepatah seperti yang biasa kita

dengar yang bunyinya” Kasih ibu sepanjang masa hanya memberi tak harap

kembali”. Dari pepatah tersebut kita bias mengambil kesimpulan bahwa kasih

sayang sang ibu terhadap anak-anaknya dilakukan dengan tulus murni dan

ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun dari anaknya, walaupun pada saat

melahirkan nyawa menjadi taruhannya.

Begitu pula seorang ayah sebagai orang tua kandung laki-laki dan

sekaligus sebagai kepala keluarga pasti juga akan menginginkan yang terbaik

bagi anak-anaknya, karena ayah merupakan sosok manusia yang sangat

diandalkan dalam keluarga. Dalam hal ini Ngalim Purwanto menyatakan,

bahwa peran ayah dalam pendidikan anaknya yang lebih dominant adalah

sebagai brikut:4

a. Sumber kekuasaan di dalam keluarga

b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar

c. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga

d. Pelindung terhadap ancaman dari luar

4 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 1991), h. 91-92

Page 21: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

9

e. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan

f. Pendidik dalam segi-segi rasional

Sebagai kepala keluarga, ayah merupakan salah satu sumber

kekuasaan bagi anggota keluarganya. Sehingga dalam lingkup keluarga yang

sangat potensial untuk memberikan peraturan-peraturan terletak pada sang

ayah. Disinilah sebagai ayah diuji kemampuannya apakah mampu menjadi

sumber kekuasaan dalam keluarga.

Sebagai penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia

luar, maka ia harus tampil prima bagaimana cara terbaik untuk

menghubungkan anak dan istrinya dengan masyarakat di lingkungannnya.

Sebagai pemberi rasa aman dan sebagai pelindung terhadap ancaman

dari luar bagi seluruh anggota keluarga, maka ia harus tampil terdepan

diantara anak dan istrinya, karena ia merupakan orang yang paling

bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan keluarganya.

Adapun sebagai hakim dalam keluarga maka ia harus mengadili dan

memberikan jalan keluar sebaik mungkin dalam memecahkan permasalahan

yang ada diantara keluarganya.

Selain itu ayah juga berperan sebagai pendidik dalam segi-segi

rasional terhadap anak. Sebab jika anak tidak diberikan pendidikan sebaik

mungkin, maka pada akhirnya anak akan terjerumus ke jalan yang sesat.

Maka dari itu yang paling pertama adalah masalah keimanan. Hal ini

sebagaimana dilaksanakan oleh luqman kepada anak-anaknya agar mereka

tidak menyekutukan Allah. Sesuai denga firman-Nya yang termuat dalam Al-

Qur‟an sebagai berikut:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman: 13)

Page 22: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

10

Ayat Al-Qur‟an di atas memiliki pengertian bahwa sebagai orang

tua khususnya bagi seorang ayah dalam memberikan pendidikan kepada

anaknya yang paling pertama harus ditekankan adalah pendidikan

keimanan. Dengan pendidikan keimanan anak akan dapat membedakan

antara yang baik untuk dapat dilaksanakan dan yang buruk untuk

ditinggalkan sesuai dengan tingkat kemampuannya. Keimanan yang

tertanam dalam diri anak merupakan salah satu pondasi kuat untuk

menangkal bujuk rayuan syaitan, yang pada akhirnya anak akan berusaha

untuk berbuat amar ma‟ruf nahi munkar dalam kehidupan sehari-hari.

Orang tua disebut juga sebagai pendidik kodrat. Namun terkadang

dalam masalah pemilihan lembaga pendidikan sering kali terjadi

perselisihan antara anak dan orang tua, serta saling berdalih bahwa pilihan

merekalah yang terbaik, sebagai orang tua yang baik hendaknya bersikap

menghormati dan menghargai pendapat anak, jangan melukai harga diri

anak. Dan ini pun tidak berarti kita harus selalu mengikuti kemauan sang

anak, tidak boleh menegur atau pun memarahinya, selama jenjang

pendidikan yang dipilih anak tidak keluar dari koridor agama, dan dapat

mengembangkan bakat yang melekat dalam diri sang anak, sebagai orang

tua hendaknya menjadi motivator yang utama bagi sang anak, karena

anak-anak bukanlah manusia dalam bentuk kecil. Anak adalah anak

mereka mempunyai fikiran, perasaan, sikap, minat yang berbeda dengan

orang dewasa.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua

Orang tua adalah orang dewasa yang memikul tanggung jawab dalam

pendidikan sehingga orang tua yang selalu memperhatikan terhadap

pendidikan anaknya pasti ia akan menanamkan pendidikan yang mengarah

pada intelegensi juga pendidikan agama (moral). Adalah pendidikan akal

yang harus diberikan orang tua terhadap anak yang tujuannya untuk

meningkatkan kualitas pengetahuan dirinya. Setiap orang tua ingin memberi

pelajaran dan pendidikan menurut moral yang dianutnya, agar keturunannya

Page 23: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

11

memperoleh kehidupan yang lebih baik. Karena moral itulah yang akan

membentuk tingkah laku dalam kehidupannya serta dapat memperoleh

kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Allah SWT. Berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap

apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa

yang diperintahkan”.( QS. At-Tahrim: 6)

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa hendaknya orang tua

melindungi anak-anaknya dengan cara memberikan pendidikan yang baik

sesuai dengan ajaran agama sehingga kelak jauh dari segala hal yang buruk

dan terhindar dari siksa api neraka.

Tugas penting orang tua ini akan sangat terdukung jika mampu

menciptakan suasana rumah menjadi tempat tinggal sekaligus sebagai basis

pendidikan. Tugas orang tua memang berat, tetapi ada banyak cara untuk

memberikan motivasi dalam segi pendidikan, antara lain:

a. Melengkapi fasilitas pendidikan, antara lain:

1) Tempat belajar yang menyenangkan

Seperangkat meja dan kursi sederhana dilengkapi dengan rak buku sudah

bisa diciptakan, sebagai meja belajar. Untuk menciptakan suasana

menyenangkan, penataannya yang harus disesuaikan dengan kebutuhan

anak.

2) Media informasi

Ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan media

informasi. Karena disinilah sebagian besar ilmu pengetahuan akan

Page 24: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

12

diperoleh. Maka untuk mengakrabkan anak pada bidang pendidikan harus

pula lebih dahulu mengakrabkan mereka kepada media-media informasi.

3) Perpustakaan

Minimal ada buku-buku yang dikoleksi. Karena untuk menumbuhkan

motivasi kependidikan anak buku adalah sarana yang paling tepat.

Kecintaan anak terhadap buku mutlak harus ditumbuhkan sedini mungkin.

Dan rumah adalah tempat yang paling cocok untuk keperluan itu.

b. Budaya Ilmu, maksudnya pembentukan prilaku dan pembiasaan dari

anggota-anggota keluarga yang menunjang keberhasilan pendidikan.

Diantaranya: “Budaya Islami, budaya belajar, jam belajar, ada pula

pemenuhan gizi anak”.5

Tugas orang tua amat besar dalam mendidik anak dengan pendidikan

jasmani, intelektual dan mental spritul, baik melaui teladan yang baik atau

pengajaran (nasihat-nasihat), sehingga kelak ia dapat memetik tradisi-tradisi

yang benar dan pijakkan moral yang sempurna.

Orang tua bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan

perkebangan anak, dengan dasar bahwa anak adalah titipan yang dipercayakan

Tuhan untuk dipelihara dan harus dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan.

Jadi, tugas dan tanggung jawab orang tua ialah mendidik dan memberikan

dukungan motivasi, fasilitas dan prilaku yang baik agar tertanam dalam diri

seorang anak pendidikan yang mengarah kepada intelegensi dan pendidikan

agama (moral).

Sebagai orang tua hendaknya memperhatikan keinginan anak

sepanjang keinginan tersebut tidak menyalahi norma dan aturan yang berlaku

di masyarakat maupun agamanya. Begitu juga sebaliknya, anak pun juga harus

mengetahui kewajibannya yang harus dilakukan sebelum meminta hak kepada

orang tuanya. Namun, menemukan anak dengan tipe ini sangatlah sulit.

Mereka cenderung tidak mengerti kewajibannya dan selalu mementingkan

5 Irawati Istadi, Seri Psikologi Anak 2; Istimewa Setiap Anak, (Jakarta: Pustaka Inti,

2002), Cet III, h. 175

Page 25: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

13

haknya, oleh karena itu sebagai orang tua harus punya perencanaan yang

matang dalam mendidik anaknya lebih-lebih cara mendidik anak itu dilakukan

dengan penuh kasih sayang dan keteladan.

Dalam menjalankan tugas mendidik, orang tua membimbing anak.

Anak sebagai manusia yang belum sempurna perkembangannya dipengaruhi

dan diarahkan orang tua untuk mencapai kedewasaan. Kedewasaan dalam arti

keseluruhan, yakni dewasa secara biologis (badaniyah) dan dewasa secara

rohani.6 Dengan kedewasaan rohani dan jasmani, anak tersebut akan dapat

menjadi manusia yang mampu mencapai tujuan hidupnya; yakni kebahagiaan

di dunia maupun kebahagiaan di akhirat nanti. Untuk membimbing kearah

kedewasaan, baik rohani maupun jasmani inilah pendidikan mempunyai peran

penting.

Menjadi orang tua berarti siap menjadi seorang pendidik, dan siap

dengan pengetahuan untuk mendidik. Mendidik berarti membimbing anak

kearah kedewasaan, untuk itu diri orang tua sendiri harus telah dewasa, dan

harus menyadari akan tanggung jawabnya sebagai pendidik bagi anak-

anaknya.

3. Sikap dan Gaya Orang Tua dari Perspektif Psikologi

Faktor lingkungan dapat menghambat perkembangan kreativitas anak.

Sikap orang tua dan guru terhadap anak dapat mempengaruhi peningkatan

kecerdasan anak dan kreativitas anak.

Dari salah satu penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan

anak yang paling tinggi ditemukan pada keluarga-keluarga yang dapat

menerima anak sepenuhnya dan yang bersikap demokratis dalam pendidikan

dibanding dengan keluarga-keluarga yang cendrung menolak anak dengan

bersikap otoriter dalam pendidikan (Baldwin, Kalhorn, & Breeze, 1945).7

6 Kartini Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak……..h. 38

7 Monty p. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka

Populer Obor, 2003), h. 115

Page 26: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

14

Sangatlah penting bahwa orang tua atau pendidik menyadari ciri-ciri

anak didik manakah yang perlu dipupuk untuk menubuhkan pribadi-pribadi

yang kreatif. Biasanya pendidik atau orang tua kurang menyadari dampak dari

sikap mereka terhadap perkembangan kepribadian anak.

Beberapa contoh sikap pendidik yang kurang menunjang kreativitas

anak adalah:

a. Sikap terlalu khawatir atau takut-takut, sehingga anak terlalu dibatasi

dalam kegiatan-kegiatan

b. Sikap terlalu mengawasi anak

c. Sikap yang menekankan pada kebersihan dan keteraturan yang berlebihan

d. Sikap menuntut kepatuhan mutlak dari anak tanpa memandang perlu

mempertimbangkan alasan-alasan anak

e. Sikap yang lebih tahu dan sikap yang lebih benar

f. Sikap yang memanganggap bahwa berkhayal itu tidak baik, tidak berguna

karena hanya membuang-buang waktu

g. Sikap mengkritik prilaku atau pekerjaan anak

h. Sikap yang jarang memberi pujian atau penghargaan terhadap usaha untuk

karya anak

Adapun Santrock, seorang psikolog pendidikan di Universitas texas

mengemukakan ada empat gaya pengasuhan orang tua yang bisa berdampak

positif dan negative terhadap anak. Artinya, gaya pengasuhan tertentu dapat

membawa kesulitan belajar pada anak. Ke empat gaya pengasuhan tersebut

adalah:

a. Gaya “otoriter” (outoritative prenting)

b. Gaya “berwibawa” (authoritarian prenting)

c. Gaya “acuh-tak-acuh” (neglectful prenting), dan

d. Gaya “pemanja” (indulguent prenting)

Orang tua dengan gaya “otoriter” (outoritative prenting) akan

mendesak anak-anaknya untuk mengikuti petunjuk-petunjuk dan menghormati

mereka. Untuk itu, mereka tidak segan-segan menghukum anak secara fisik.

Orang tua memberikan batasan-batasan pada anak-anaknya secara keras dan

Page 27: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

15

mengontrol mereka dengan ketat. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga

seperti ini mengalami banyak masalah psikologis yang dapat menghambat

mereka untuk belajar. Di rumah, mereka cendrung cemas dan merasa tidak

aman. Di sekolah, mereka juga tidak bisa bersosialisasi dengan baik dan

dengan demikian mengalami banyak kesulitan dalam bergaul dengan teman-

temannya. Mereka memiliki keterampilan berkomunikasi yang sangat rendah

sehingga menimbulkan banyak hambatan psikologi.

Orang tua dengan gaya “berwibawa” (authoritarian prenting) akan

mendorong anak-anaknya untuk hidup mandiri. Ketika dibutuhkan mereka

member pengarahan dan dukungan. Bila anak-anaknya membuat kesalahan,

orang tua mungkin menaruh tangan dipundak anaknya dan dengan menghibur

berkata, “Kamu tahu, kamu seharusnya tidak melakukan hal itu. Mari kita

bicarakan bagaimana kamu bias mengatasi situasi ini lain kali”. Dengan

demikian, anak-anak sudah diajarkan bagai mana mengatasi masalah mereka

sendiri. Anak-anak mengembangkan kemampuan bersosialisasi, percaya diri,

dan mampu bekerjasama dengan orang lain. Kesulitan-kesulitan yang mereka

alami tidak menjadi beban psikologis yang menghambat mereka untuk belajar.

Orang tua dengan gaya “acuh-tak-acuh” (neglectful prenting) akan

cenderung bersikap permisif, membolehkan anaknya melakukan apa saja.

Biasanya, orang tua tidak terlalu terlibat dalam kehidupan anaknya. Anak-

anaknya di sini mengalami kekurangan kasih sayang dan kurang mendapat

“perhatian” yang sangat mereka butuhkan. Anak-anak seperti ini tidak mampu

bersosialisasi dan memiliki kontrol diri yang sangat rendah. Tidak ada kontrol

diri ini mengakibatkan banyak masalah psikologis yang mereka hadapi dan

mengganggu konsentrasi belajar mereka baik di rumah maupun di sekolah.

Selain itu, anak-anak biasanya tidak memiliki motivasi untuk belajar apalagi

berprestasi.

Orang tua dengan gaya (indulguent prenting), hampir seperti orang tua

dengan gaya acuh-tak-acuh, akan terlalu terlibat dalam urusan anak-anaknya

dengan memberikan semua yang diminta oleh naknya. Orang tua juga sering

memberikan anak-anaknya melakukan apa yang mereka inginkan dan

Page 28: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

16

mendapatkan dengan cara mereka apa yang mereka maui. Hasilnya, anak-anak

dalam keluarga ini biasanya tidak belajar untuk mengontrol diri atas tingkah

lakunya dan menemui banyak kesulitan psikologis karena ketidak mandirian

mereka atau karena ketergantungan mereka pada orang lain.8

Apakah seorang anak menjadi orang yang mendidik adalah lebih

tergantung pada sikap dan kebiasaan orang tua dalam memajukan kehidupan

akademik anaknya. Kita telah mengetahui pentingnya stimulasi yang diberikan

orang tua terhadap anak-anak pada tahun-tahun sebelum mereka bersekolah.

Tanggung jawab utama orang tua adalah mendorong terbentuknya konsep diri

yang positif pada anak, karena perangsangan pada terbentuknya konsep diri

yang positif mendukung majunya perkembngan kecerdasan anak dikemudian

hari.

Seorang anak percaya bahwa orang tuanya menerima dia

(menganggapnya) sebagai individu yang cakap. Anak yang demikian lebih

sanggup mempertahankan usaha-usahanya dibandingkan dengan mereka yang

konsep dirinya kurang atau negatif. Ada dua cara khusus yang dapat dilakukan

orang tua untuk mengarahkan perkembangan pendidikan anak-anak adalah:

a. Mendorong verbalitasi, dengan cara sering mungkin melakukan

komunikasi secara verbal dengan anak. Disamping itu, orang tua harus

mencontohkan penggunaan bahasa yang baik.

b. Menolong mereka belajar dan mengajarkan tugas-tugas dengan baik tanpa

bantuan orang lain. Dalam situasi sekolah, bagaimanapun anak harus

menemukan dirinya sendiri, sanggup mengandalkan kemampuan verbal,

serta berusaha sendiri.

Prof. Dr Singgih D Gunarsa dan Dra. Singgih Gunasra

mengemukakan bahwa corak hubungan orang tua-anak dapat

dibedakan menjadi tiga pola, yaitu:

a. Pola Asuh Otoriter

Pola ini menentukan aturan-aturan dan batasan-batasan yang

mutlak harus ditaati oleh anak. Anak harus patuh dan tunduk dan tidak

8 Monty p. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka

Populer Obor, 2003), h. 123-125

Page 29: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

17

ada pilihan lain yang sesuai dengan kemauan atau pendapatnya

sendiri.

b. Pola Asuh Demokratis

Pola ini memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun

kebebasan yang tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh

pengertian antara kedua belah pihak, anak dan orang tua.

c. Pola Asuh Bebas

Pola ini mengarahkan orang tua membiarkan anak mencari dan

menemukan sendiri tata cara yang memberi batasan-batasan dari

tingkah lakunya. Hanya pada hal-hal yang dianggapnya sudah

“keterlaluan” orang tua baru bertindak.9

Jadi dari tiga pola asuh di atas, dengan sendirinya keadaan dalam

keluarga akan membawa pengaruh yang berbeda-beda terhadap pendidikan

anak.

Dilihat dari gaya dan sikap orang tua di atas dapat disimpulkan bahwa

terdapat berbagai macam cara yang diterapkan oleh orang tua dalam

membesarkan anak. Setiap pola tersebut bisa menimbulkan dampak yang

berbeda dari diri si anak dan hal itu akan tercermin dalam kepribadian

maupun motivasi belajarnya di sekolah.

Dari gaya dan sikap interaksi orang tua dan anak yang lebih banyak

dikenal terdapat tiga pola dasar sikap, yaitu:

a. Otoriter

Yang mana dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” pengertian

otoriter adalah “berkuasa sewenang-wenang”.10

Pola asuhan otoriter

ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua.

Kebebasan anak sangat dibatasi, orang tua memaksa anak untuk berprilaku

seperti yang diinginkannya. Bila aturan-aturan ini dilanggar, orang tua

akan menghukum anak, biasanya dengan hukuman yang bersifat fisik.

9 Singgih D Gunarsa dan Ny. Singgih D Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia, 1995), Cet. 7, h. 82-84 10

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h.

Page 30: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

18

Tapi bila anak patuh, orang tua tidak memberikan hadiah karena sudah

dianggap sewajarnya bila anak mematuhi kehendak orang tua.11

Sikap otoriter menekankan pada usaha pengendalian, dalam arti

setiap tindakan orang tua ditunjukan untuk mengendalikan kemauan dan

inisiatif yang timbul secara sepontan pada anak, terutama yang

bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut orang tua, termasuk yang

bertentangan dengan harapan, pendapat, keinginan dan peraturan-

peraturan yang dibuat oleh orang tua.

Penerapan pola sikap otoriter orang tua terhadap anak, dapat

mempengaruhi proses pendidikan anak terutama dalam pembentukan

kpribadiannya. Karena disiplin yang dinilai efektif oleh orang tua

(sepihak), belum tentu serasi dengan perkembangan anak. Prof. Dr. Utami

Munandar mengemukakan bahwa, “sikap orang tua yang otoriter paling

tidak menunjang perkembangan kemandirian dan tanggung jawab sosial.

Anak menjadi patuh, sopan, rajin mengerjakan pekerjaan sekolah, tetapi

kurang bebas dan kurang percaya diri.12

Anak yang dibesarkan di rumah yang bersuasana otoriter akan

mengalami perkembangan yang tidak diharapkan oleh orang tua. Anak

akan menjadi kurang kreatif jika orang tua selalu melarang segala tindakan

anak yang sedikit menyimpang dari yang seharusnya dilakukan. Larangan

dan hukuman orang tua akan menekan daya kreativitas anak yang sedang

berkembang, anak tidak akan berani mencoba. Anak juga akan kehilangan

sepontanitas dan tidak dapat mencetuskan ide-ide baru. Anak akan takut

mengemukakan pendapatnya, ia merasa tidak dapat mengimbangi teman-

temannya dalam segala hal, sehingga anak menjadi pasif dalam pergaulan.

Lama-kelamaan ia akan mempunyai perasaan rendah sendiri dan

kehilangan kepercayaan pada diri sendiri.

11

Danny I. Yatim-Irwanto, kepribadian Keluarga dan Narkotika, (Jakarta: Arcan, 1991),

Cet. 1, h. 96 12

Utami Munadir, Hubungan Istri, Suami, dan Anak dalam Keluarga, (Jakarta: Pustaka

Antara, 1992), h. 127

Page 31: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

19

Oleh karena itu sebagai orang tua pada hakikatnya harus berusaha

supaya anak-anaknya tumbuh wajar dan baik, lepas dari berbagai ikatan,

lepas dari tekanan batin atau jiwa, bertanggung jawab atas segala

tindakannya, mandiri, supaya mereka merasakan kesenangan, ketenangan

dan kesejukan serta kebahagiaan hidup bersama-sama orang tua mereka.

b. Laissez Faire

Kata Laissez Faire berasal dari bahasa perancis yang berarti

membiarkan (leave alone). Dalam istilah pendidikan laissez faire adalah

suatu system dimana sipendidik menganut kebijaksanaan non

Intereference (tidak turut campur).13

Sikap ini di tandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak

untuk berprilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Orang tua

membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri tata cara yang memberi

batasan-batasan dari tingkah lakunya. Hanya pada hal-hal yang

dianggapnya sudah “keterlaluan” orang tua baru bertindak.

Metode pengelolaan ini cendrung membuahkan anak-anak nakal

yang manja, lemah, tergantung dan bersifat kekanak-kanakan secara

emosional.

Adapun yang termasuk sikap laissez faire adalah sebagai berikut:

1) Membiarkan anak bertindak sendiri tanpa memonitor dan

membimbingnya.

2) Mendidik anak acuh-tak acuh, bersikap pasif dan masa bodoh

3) Mengutamakan kebutuhan material saja

4) Membiarkan saja apa yang dilakukan oleh anak (terlalu memberikan

kebebesan untuk mengatur diri sendiri tanpa ada peraturan-peraturan

dan norma-norma yang digariskan orang tua).

5) Kurang sekali keakraban dan hubungan yang hangat dalam keluarga.14

13

Soegarda Poebakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976), h.

163 14

Zahara Idris dan lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Gramedia

Widiasmara, 1992), Cet. 2, h. 89-90

Page 32: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

20

Dari uraian di atas, secara garis besar orang tua memperlihatkan

suatu sikap yang kurang berwibawa dan acuh tak acuh yang akibatnya

anak akan berprilaku sesuai dengan keinginannya sendiri, tidak

memperdulikan lingkungan sekitar.

c. Demokratis

Demokratis atau demokrasi berasal dari kata “demos” yang berarti

rakyat dan “Kratos”yang berarti pemerintahan. “ awal kata ini digunakan

di lapangan pemerintah. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dari

rakyat dan untuk rakyat”15

Sikap demokratis dapat juga dikatakan sebagai kombinasi antara

sikap otoriter dan sikap Laissez Faire (Permisif/cuek). Pola asuh

demokratis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan

anaknya. Mereka membuat aturan-aturan yang disepakati bersama. Anak

diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan

keinginannya serta belajar untuk menanggapi dan menghargai pendapat

orang lain, juga dapat menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang.

Orang tua bersikap sebagai pembimbing, pemberi pendapat dan

pertimbangan terhadap aktifitas anak.

Disini sikap pribadi anak lebih dapat menyesuaikan diri, sipatnya

fleksibel, dapat menguasai diri, mau menghargai pekerjaan orang lain,

menerima kritik dengan terbuka, aktif di dalam hidupnya, emosi lebih

stabil, penuh dengan inisiatif, giat dan rajin, tidak takut, tidak ragu-ragu

dengan tujuan hidupnya selalu optimis, percaya pada diri sendiri serta

mempunyai rasa tanggung jawab.16

Berdasarkan uraian di atas dapat diduga bahwa pola asuh dengan

sikap demokratis sesuai untuk diterapkan bagi anak dalam rangka

menciptakan anak yang berprestasi serta dapat menimbulkan motivasi

dalam belajar dan merupakan pola pengasuhan yang dapat memberikan

harapan lebih baik dalam mengembankan potensi anak.

15

Soegarda Poerbakawatja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara,

1992), Cet. 2, h. 89-90 16

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), h. 87

Page 33: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

21

Dari berbagai sikap orang tua di atas penulis hanya akan

mengemukakan bentuk sikap otoriter. Hal tersebut bertujuan agar

pembahasan lebih fokus dan jelas.

4. Pengertian Sikap Otoriter

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa sikap ialah 1.

Tokoh atau bentuk tubuh; 2. Cara berdiri; 3. Perbuatan dan sebagainya yang

berdasarkan pada pendirian (pendapat atau kenyakinan).17

Menurut Bruno,

sikap (attitude) adalah kecendrungan yang relative menetap untuk bereaksi

dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.18

Sikap adalah kecendrungan untuk berfikir atau merasa dalam cara

tertenu atau menurut saluran-saluran tertentu. Sikap adalah cara bertingkah

laku yang karakteristik tertuju terhadap orang-orang, rombongan-

rombongan.19

Sikap diartikan sebagai suatu kecendrungan untuk mereaksi

terhadap suatu hal, orang atau benda dengan sesuka hati. Kecendrungan

mereaksi atau sikap seseorang terhadap suatu hal, orang atau benda dengan

demikian bisa tiga kemungkinan, yaitu suka ( menerima atau senang), tidak

suka (menolak atau tidak senang), dan sikap acuh tak acuh.

Hal ini sejalan dengan sifat sikap yang dapat bersifat positif dan dapat

pula bersifat negative dalam sikap positif, kecendrungan tindakan adalah

mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. Sedangkan sikap

negative terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci,

tidak menyukai obyek tertentu seperti sikap orang Islam terhadap daging

babi.20

Kedua sikap ini sangat penting dalam kehidupan. Dan harus

dipergunakan pada tempat yang sesuai agar dapat tepat dalam penggunaan

kedua sikap ini.

17

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 838 18

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet. XI,

h. 120 19

H. Carl. Witherington, Psikologi Pendidikan, Ter. Dari Educational Psyichology oleh

M. Buchori, (Bandung: Jemmars, 1982), cet. IV, h. 113 20

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974),

h. 104

Page 34: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

22

Menurut Ngalim Purwano, sikap merupakan suatu cara bereaksi

terhadap suatu rangsangan atau suatu perbuatan sebagai respon terhadap

sesuatu rangsangan. Pengertian lain menyebukan bahwa sikap adalah

stimulus yang disertai dengan pendirian atau perasaan orang itu. Yang berarti,

faktor perasaan atau emosi dan reaksi atau kecendrungan untuk bereaksi

memegang peran penting dalam sikap.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecendrungan untuk

bereaksi terhadap orang, benda, atau peristiwa baik secara positif maupun

negative sebagai respon terhadap suatu rangsangan berdasarkan pada

pendirian atau perasaan.

Adapun di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian otoriter

adalah “berkuasa sendiri ; sewenang-wenang”.21

Mengikis Sikap Otoriter

menurut K.H. Abdullah Gymnastiar, salah satu yang berbahaya diantara

penyakit hati yang kita miliki adalah sifat egois sifat tak mau kalah sifat ingin

menang sendiri sifat ingin selalu merasa benar atau sifat ingin selalu merasa

bahwa memang diri tak berpeluang untuk berbuat salah.22

Dari pengertian sikap dan otoriter diatas dapat disimpulkan bahwa

pengertian sikap otoriter adalah kecendrungan reaksi yang timbul dari diri

seseorang untuk mengatur segala hal dengan kehendaknya sendiri tanpa

mementingkan pendapat dari orang lain. Orang-orang yang otoriter biasa

memiliki versi tersendiri dalam menilai suatu kejadian versi yang sesuka dia

tentunya. Hal ini karena dia selalu memandang lebih diri sehingga selalu

melihat sesuatu hal itu kurang dan jelek. Akibat sebaik apapun yang

dilakukan orang lain selalu saja terdapat gerutuan dan koreksian darinya.

Seperti pepatah mengatakan „nila setitik rusak susu sebelanga‟. Arti karena

kesalahan sedikit jeleklah seluruh kelakuannya. Bagi orang otoriter biasa tak

ada pilihan lain selain 100% harus sesuai keinginannya.

21

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), cet, II, h, 709 22

http://blog.re.or.id/mengikis-sikap-otoriter-tausyiah-aa-gym.htm

Page 35: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

23

5. Faktor-faktor Timbulnya Sikap Otoriter pada Orang Tua

Situasi pergaulan antara orang tua dengan anak tidak bisa kita

lepaskan dari situasi pendidikan. Dari situasi pergaulan secara sengaja bisa

tercipta situasi pendidikan. Dalam pendidikan terdapat suatu hubungan

pergaulan antara dua pihak. Pihak orang tua sebagai pendidik, dan pihak anak

yang dididik. Orang tua berusaha menanamkan pengaruh yang baik kepada

anak. Dan pengaruh yang jahat bukanlah pendidikan, karena pendidikan

berarti membimbing kearah kedewasaan. Kadang-kadang tujuan pendidikan

tidak tercapai karena kesalahan-kesalahan dalam tindakan orang tua

menghadapi anak, ataupun salah menghadapi anak, ataupun salah

memperlakukan si anak. Beberapa kesalahan tersebut dapat di kemukakan

sebagai berikut:

a. Anak dipandang sebagai orang dewasa kecil

Banyak orang beranggapan bahwa anak itu sama dengan orang dewasa

dalam ukuran kecil. Meskipun tidak dikatakan terang-terangan (kalau

ditanya !), tetapi dalam praktek mendidiknya ternyata anggapan ini

diterapkan.

b. Anak dipandang sebagai makhluk yang tidak berdaya (tak punya

kemampuan mengerti)

Kebalikan dari sikap yang diatas yaitu memperlakukan dan

menganggap anak sebagai makhluk yang tidak berdaya. Sikap ini

menyebabkan beberapa tindakan yang keliru dalam mendidik anak.23

Dari sikap kesalah pemahaman terhadap orang tua ini bias memacu

timbulnya sikap otoriter dalam pendidikan terhadapa anak, karena timbulnya

rasa yang terlau khawatir terhadap pendidikan anaknya dan menganggap

bahwa segala pilihan yang ditentukan orang tua adalah yang terbaik pula bagi

anaknya, yang akhirnya dapat menimbulkan rasa saling tidak menghargai

antara kedua belah pihak (antara anak dan orang tua). Jika, antara kedua belah

23

Knarti Kartono, Peran keluarga Memandu anak………h. 39-40

Page 36: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

24

pihak tidak sependapat walaupun memiliki satu tujuan yang sama, maka

akibatnya bisa menimbulkan kesalah pahaman antara keduanya.

Sikap dan tingkah laku anak dalam hubungan dengan orang tua sering

merupakan reaksi atas sikap dan tingkah-laku orang tua. Jika orang tua

membuka kesempatan kepada anak untuk bereaksi atau bertingkah laku

tertentu, maka anak menanggapinya. Kesempatan ini dibuka oleh orang tua,

baik secara sengaja. Dengan kata lain, sifat dan bentuk hubungan antara orang

tua-anak ditentukan kedua belah pihak.

6. Konsep Keluarga dalam Pendidikan

Pengasuhan dan pendidikan adalah faktor yang turut mendukung

tercapainya prestasi yang optimal. Karenanya peran keluarga, sekolah dan

lingkungan juga turut menentukan keberhasilan. Namun kita harus tetap

selalu waspada, bahwa stimulasi yang berlebihan atau justru kurang,

mempunyai dampak yang sama, yaitu justru kerja otak menjadi kurang aktif,

demikian saran yang selalu diberikan oleh seorang guru besar psikiatri anak

dan perkembangan dari Zero To Three Org. Stenley I Greenspan dalam

berbagai buku-bukunya.24

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat

ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga,

umumnya anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Segala sesuatu

yang diperbuat anak mempengaruhi keluarganya dan sebaliknya. Keluarga

memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral kepada anak.25

Disamping keluarga sebagai tempat awal bagi proses sosialisasi anak,

keluarga juga merupakan tempat, sang anak menggharapkan dan mendapakan

pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan akan kepuasan emosional telah dimiliki

bayi yang baru lahir. Perkembangan jasmani anak tergantung pada

24

Agnes Tri Hajaningrum, et al, Peran Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu

Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Pengalaman Teori dan Tren Pendidikan,

(Jakarta: Prenada, 2007), Cet. I, h. 128 25

Kartini Kartono, Peran Keluarga Memandu anak, (Jakarta: Rajawali, 1992), Cet. 2, h.

19

Page 37: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

25

pemeliharaan fisik yang layak yang diberikan keluarga. Sedangkan

perkembangan sosial anak akan bergantung pada kesiapan keluarga sebagai

tempat sosialisasi yang layak. Memang besar peran dan tanggung jawab

orang tua dalam membina anak. Namun pada kenyataannya dalam melakukan

peran tersebut, baik secara sadar maupun tidak sadar, orang tua dapat

membangkitkan rasa ketidak-pastian dan rasa bersalah pada anak-anak. Hal

demikian tampak di dalam sikap dan tingkah laku orang tua dalam kehidupan

sehari-hari, meskipun tidak selalu disadari.

Dalam lingkunga keluarga hendaknya dapat merangsang kreativitas

dan motivasi pada anak, dengan memberikan bimbingan dan dorongan untuk

menggunakan sarana yang akan mendorong kretivitas. dan ini harus dilakukan

sedini mungkin sejak masa bayi dan dilanjutkan hingga masa sekolah dengan

menjadikan kreativitas suatu pengalaman yang menyenangkan dan dihargai

secara sosial. Adapun antara hubungan antara orang tua dan anak hendaknya

tidak terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak

untuk mandiri dan percaya diri dua kualitas yang sangat mendukung

kreatifitas dan dapat memotivasi anak.26

B. Motivasi Belajar Siswa

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah sesuatu daya yang menjadi pendorong seseorang

bertindak, dimana rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan nyata dan

merupakan muara dari sebuah tindakan.27

Mc Donald memberikan sebuah

definisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi

seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha

pencapai tujuan.28

Menurut James O Whittaker definisi motivasi adalah

kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan

26

Monty p. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan.......h. 118 27

Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT Mizan Publika,

2004), Cet. I, h. 65 28

Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, ( :PT Renika Cipta, 1990), Cet. III, h. 191

Page 38: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

26

kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan

oleh motivasi tersebut.29

Banyak pakar yang merumuskan definisi 'motivasi' sesuai dengan

kajian yang diperdalamnya. Rumusannya beraneka ragam, sesuai dengan

sudut pandang dan kajian perspektif bidang telaahnya. Namun demikian,

ragam definisi tersebut memiliki ciri dan kesamaan. Di bawah ini

dideskripsikan beberapa kutipan pengertian 'motivasi'.

Drs. H.M Alisuf Sobri mengemukakan bahwa “motif adalah dorongan

atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang bertingkah

laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan motivasi

adalah sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau

mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.30

Berdasarkan deskripsi di atas, 'motivasi' dapat dirumuskan sebagai

sesuatu kekuatan atau energi yang menggerakkan tingkah laku seseorang

untuk beraktivitas.

Dari beberapa definisi yang terurai dapat dipahami, bahwa motivasi

adalah suatu sikap atau tindakan yang memiliki dorongan untuk melakukan

suatu perbuatan atau tingkah laku.

Banyak definisi yang diberikan tentang 'belajar'. Misalnya Gage

(1984), mengartikan 'belajar' sebagai suatu proses di mana organisma berubah

perilakunya.

Cronbach mendefinisikan belajar: "learning is shown by a change in

behavior as a result of experience" (belajar ditunjukkan oleh suatu perubahan

dalam perilaku individu sebagai hasil pengalamannya). Harold Spears

mengatakan bahwa: learning is to observe, to read, to imitate, to try

something themselves, to listen, to follow direction" (belajar adalah untuk

mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri sesuatu, mendengarkan,

mengikuti arahan). Adapun Geoch, menegaskan bahwa: "learning is a change

29

Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan……….h. 193 30

M. Allisuf Sobri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 2006), Cet. IV, h. 128-129

Page 39: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

27

in performance as result of practice." (belajar adalah suatu perubahan di

dalam unjuk kerja sebagai hasil praktik).

Jadi, berdasarkan deskripsi di atas, 'belajar' dapat dirumuskan sebagai

proses siswa membangun gagasan/pemahaman sendiri untuk berbuat, berpikir,

berinteraksi sendiri secara lancar dan termotivasi tanpa hambatan guru; baik

melalui pengalaman mental, pengalaman fisik, maupun pengalaman sosial.

Dengan demikian, motivasi belajar dapat berasal dari diri pribadi siswa

itu sendiri (motivasi intrinsik/motivasi internal) dan/atau berasal dari luar diri

pribadi siswa (motivasi ekstrinsik/motivasi eksternal). Kedua jenis motivasi

ini jalin-menjalin atau kait mengait menjadi satu membentuk satu sistem

motivasi yang menggerakkan siswa untuk belajar.

Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari

dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha

untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan

dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki

oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Jelaslah sudah pentingnya motivasi belajar bagi siswa. Ibarat seseorang

menjalani hidup dan kehidupannya, tanpa dilandasi motivasi maka hanya

kehampaanlah yang diterimanya dari hari ke hari. Tapi dengan adanya motivasi

yang tumbuh kuat dalam diri seseorang maka hal itu akan merupakan modal

penggerak utama dalam melakoni dunia ini hingga nyawa seseorang berhenti

berdetak. Begitu pula dengan siswa, selama ia menjadi pembelajar selama itu

pula membutuhkan motivasi belajar guna keberhasilan proses

pembelajarannya.

2. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar

Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua: (1) motivasi intrinsik,

yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri pribadi seseorang itu

sendiri, seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek

lain yang secara internal melekat pada seseorang; dan (2) motivasi ekstrinsik,

Page 40: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

28

yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri pribadi seseorang, seperti

kondisi lingkungan kelas-sekolah, adanya ganjaran berupa hadiah (reward)

bahkan karena merasa takut oleh hukuman (punishment) merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi motivasi.

3. Faktor-faktor yang dapat Membangkitkan Motivasi dalam Belajar

Jika kita tinjau dari kacamata agama Islam, lingkaran mitovasi yang

menunjukan adanya upaya yang tak puas-puasnya tentang usaha manusia untuk

menghilangkan ketidak seimbangan atau kesulitan, dapat dibandingkan dengan

firman Allah:

karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan. ( QS. Alam Nasrah [94]: 5-6)

Ayat ini menunjukan bahwa lingkaran kesusahan dan kemudahan. Dan

secara tidak langsung, ayat ini dapa memoivasi ketika seseorang merasa

hidupnya terus-menerus berkutat dalam alam kesusahan, sesungguhnya dalam

kesusuhan itu pasti ada kemudahan.

Ada beberapa cara meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan

belajar di sekolah, misalnya saja seperti yang diungkapkan A.M. Sardiman

(2005:92-94), yaitu :

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak

siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang

dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka

yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang

perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum

merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka

tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kongnitifnya saja.

Page 41: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

29

b. Hadiah

Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada

bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah

diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.

c. Kompetisi

Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk

meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa

akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas

dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai

salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa

dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat

meningkatkan motivasi.

e. Memberi Ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan.

Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan

dan akan jadi rutinitas belaka.

f. Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan

mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat.

Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan

berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat

meningkatkannya.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka

perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan

memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada

Page 42: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

30

waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan

dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan

harga diri.

h. Hukuman

Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan

secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru

harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.

4. Pengaruh Sikap Otoriter Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa

Ada beberapa pendekatan yang dapat diikuti orang tua dalam

berhubungan dengan dan mendidik anak-anaknya. Salah satu diantaranya

adalah sikap dan pendidikan otoriter. Biasanya mengambil sikap otoriter dan

memperlakukan maupun mendidik anak secara otoriter dimaksudkan “demi

kebaikan anaknya”. Orang tua mempunyai cita-cita yang tinggi untuk anaknya,

dan jika anak menuruti segala perintah orang tuanya, anak akhirnya akan

menemukan kebahagiaan. Demikian fikiran orang tua.

Tetapi dalam kenyataannya, anak yang dibesarkan dirumah yang

bersuasana otoriter akan mengalami perkembangan yang tidak diharapkan

orang tua. Orang tua yang menghendaki anaknya mencapai sesuatu yang

dicita-citakan, biasanya berfikir bahwa anaknya juga mempunyai kemampuan

untuk mencapai cita-cita itu, meskipun dalam kenyataannya sering tidak

demikian. Sering kali orang tua menekan anaknya untuk membaca atau

mempelajari hal-hal yang menarik perhatian orang tua. Anak harus mendapat

nilai yang tinggi di buku rapornya, anak harus dapat main musik, dan

sebagainya.

Ada berbagai redaksi anak terhadap perlakuan orang tua demikian.

Anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi mampu memenuhi

kehendak orang tua , akan terbiasa dengan cara berfikir dan cara hidup yang

sesuai dengan cita-cita orang tua yang ditanamkan sejak kecil. Kebiasaan yang

mengarah ke peningkatan semangat untuk mencapai sesuatu yang tinggi dalam

hidup itu mendorongnya untuk bekerja keras, untuk menjadikan kenyataan-

Page 43: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

31

kenyataan cita-cita orang tuanya. Kadang-kadang anak macam ini dapat

mencapai apa yang di inginkan orang tuanya, atau setidak-tidaknya mendekati

apa yang diharapkan orang tuanya; tetapi ia belum tentu bahagia, sebab arah

tujuannya tidak merupakan pilihannya sendiri. Anak yang kurang mampu

merealisasi tujuan orang tuanya, akan merasa tertekan. Ia dapat berkembang

menjadi anak yang canggung dalam pergaulan, selalu tegang, khawatir,

bimbang dan bahkan menjadi labil. Anak dari golongan ini mudah lari

keperbuatan menyontek, berbuat tidak jujur, berontak terhadap orang tuanya

secara tersembunyi, atau menjadi anak yang apatis.31

Dalam kitab Al-Muqaddimah hal. 619 pada pasal “Kekerasan terhadap

Anak”, Ibnu Khaldun berpendapat; bahwa pengajaran yang dilakukan dengan

cara yang keras dan kaku bias membahayakan bagi keberadaan anak, terutama

pada masa anak-anak, karena hal itu merupakan kebiasaan yang jelek. Barang

siapa yang mendidik anak-anak dengan cara keras dan kejam, mereka akan

menjadi manusia yang senantiasa merasakan tekanan-tekanan, berkembang

dengan jiwa yang menyesakkan, menghilangkan jiwa dinamisnya,

menimbulkan jiwa-jiwa yang malas, serta memunculkan prilaku-prilaku yang

bohong dan jelek. Juga senantiasa bersikap pura-pura karena mereka takut akan

munculnya tangan-tangan atau sikap kekerasan; dan sikap itu akan menjadi

kebiasaan bagi mereka, maka sepantasnyalah hubungan antara murid dengan

gurunya atau orang tua dengan anaknya dilakukan dengan tidak secara otoriter

dalam mendidiknya.

Pendapat Ibnu Khaldun dapat dipahami bahwa kekerasan dan sikap

otoriter dalam bergaul dengan anak-anak adalah sangat membahayakan, dan

bisa mengakibatkan pada penderitaan dan kenakalan mereka, serta bisa

menumbuhkan prilaku yang bohong, jahat, penipu, dan juga sikap yang

berpura-pura, sehingga menjadi kebiasaan prilaku sehari-hari mereka.32

Dengan memperhatikan uraian di atas, kita lihat bahwa kepribadian

anak terbentuk dan berkembang dengan pengaruh yang diterimanya sejak kecil,

31

Kartini Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak……h. 97-98 32

Muhammad Athiyah Al-Abrasi, Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta:

Titian Ilahi press, 1996), Cet. I, h. 108-109

Page 44: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

32

pengaruh itu berasal dari lingkungan, terutama rumah atau keluarga anak.

Pengaruh diterima anak dalam bentuk sifat-sifat kepribadian orang tua, sikap,

perlakuan dan pendidikan.

Pendidikan secara otoriter secara umum tidak menghasilkan hal-hal

positif, tetapi anak membawa akibat yang negative. Akibat negative tidak

hanya diperoleh anak, akan tetapi juga dihayati orang tua. Akibat negative pada

anak akan tetap diterima anak setelah ia dewasa. Pendidikan otoriter bahkan

dapat menghambat kesehatan jiwa anak. Anak dapat mengembangkan pribadi

yang lemah atau bahkan yang kurang sehat.

5. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

a. Kerangka Berpikir

Sikap otoriter orang tua pada hakikatnya bertujuan ingin mencari

jalan yang terbaik bagi anak-anaknya kelak, sebab mereka beranggapan

bahwa orang tua memiliki hak untuk menentukan masa depan anaknya

tanpa memikirkan apakah yang terbaik untuknya juga terbaik untuk

anaknya kelak.

Pada dasarnya belajar merupakan suatu usaha untuk melahirkan

perubahan individu berdasarkan aktivitas serta pengalaman yang diperoleh.

Dalam proses belajar terkadang siswa mengalami tekanan dalam belajar

baik dari faktor internal maupun eksternal yang ada pada diri siswa sehingga

dapat menurunkan motivasi belajar, dan masalah ini bisa terjadi timbul

karena dimungkinkan adanya ketidak cocokan terhadap apa yang sedang ia

jalani, karena tuntutan dari orang tuanya.

Dan telah disadari bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang

berbeda-beda dalam menjalani suatu pendidikan, begitupun memiliki minat

yang berbeda pula, oleh karena itu dalam pembahasan ini penulis ingin

menelaah lebih jauh lagi tentang pengaruh adanya sikap otoriter orang tua

terhadap motivasi belajar siswa.

Berdasarka uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap

otoriter orang tua ada pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa.

Page 45: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

33

b. Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teori dan karangan pemikiran yang telah

dekemukakan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat pengaruh antara sikap otoriter orang tua dengan

motivasi belajar siswa.

Ha : terdapat pengaruh antara sikap otoriter orang tua dengan motivasi

belajar siswa.

Page 46: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Yang dimaksud dengan metode penelitian adalah strategi umum yang

dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab

persoalan yang dihadapi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode korelasional yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang

adanya pengaruh sikap otoriter orang tua terhadap motivasi belajar siswa (studi

kasus di Mts. Al-Hidayah Jatiasih Bekasi).

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan

keadaan sebenarnya. Untuk memperoleh data yang objektif, maka digunakan dua

bentuk penelitian:

1. Penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

mengumpulkan, membaca dan menganalisis buku yang ada hubungannya

dengan masalah sikap otoriter orang tua.

2. Penelitian Lapangan, yaitu penelitian untuk memperoleh data-data lapangan

langsung ke siswa-siswi Mts. Al-Hidayah Jatiasih Bekasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Mts Al-Hidayah Jati Asih Kota Bekasi, yang

lokasinya di Jl. H. Gemin Jatiasih Bekasi 17421.

Page 47: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

34

2. Waktu Penelitian

Peroses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan

dan persiapan instrument, uji coba instrument penelitian yang dilanjutkan

dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian, rentang

waktu yang akan dilaksanakan dari bulan September – Oktober 2011.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian.1 Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel:

a. Variabel sikap otoriter orang tua, variabel ini menduduki posisi sebagai

variabel bebas (independen), yakni yang memberi pengaruh terhadap

hasil. Variabel ini disimbolkan dengan huruf X.

b. Variabel motivasi belajar siswa, variabel ini menduduki posisi sebagai

variabel terikat (dependen), yakni hasil sebagai pengaruh variabel

independen. Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.

Tabel. 1

Variabel Penelitian

Matriks dan kisi-kisi angket penelitian

No Variabel Indikator No Item

1

Variabel sikap

Otoriter Orang

Tua

1. Peraturan-peraturan dan

batasan-batasan mutlak 1, 2, 3, 4, 5

2. Memaksakan kehendak 6, 7, 8, 9, 10

3. Memberikan hukuman-hukuman

secara langsung 11, 12, 13, 14

4. Tidak adanya komunikasi dua

arah 15, 16, 17

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendeekatan, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1996), hal. 104

Page 48: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

35

5. Kondisi ekonomi keluarga 18, 19, 20

Jumlah 20

2 Motivasi

Belajar Siswa

1. Tekun menghadapi tugas 21, 22, 23, 24

2. Ulet menghadapi kesulitan 25, 26, 27, 28

3. Menunjukan minat belajar 29, 30, 31, 32, 33

4. Kemandirian 34, 35, 36, 37

5. Senang mencari dan

memecahkan soal-soal

38, 39,40

Jumlah 20

D. Sumber Data Penelitian

Responden sebagai data penelitian adalah siswa kelas IX MTs Al-Hidayah

Jatiasih Bekasi yang telah terseleksi melalui angket yang telah disebar. Menurut

Arikunto “Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara dalam

pengumpulan datanya, maka sumber data yang disebut responden yaitu orang

yang merespon”.

E. Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi MTs Al-Hidayah Jatiasih

Bekasi yang diambil dengan cara penyaringan dari seluruh kelas IX Mts. Al-

Hidayah yang berjumlah 154 siswa. Hal ini didasarkan atas alasan bahwa penulis

mencari siswa-siswi yang mengalami keotoriteran oleh orang tuanya dalam

masalah kependidikan. Disamping itu, alasan penulis mengambil kelas IX untuk

dijadikan sample karena diasumsikan mereka labih mampu memikirkan masalah

tersebut dan sudah mampu untuk menyikapinya sendiri.

Page 49: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

36

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi, yang artinya meninjau, memperhatikan dan mengamati

kenyataan di lapangan. Observasi merupakan proses pengamatan dan

ingatan, untuk mengetahui kenyataan objektif objek penelitian.

2. Angket, Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara

tertulis oleh “ responden “ baik secara langsung atau tidak langsung.

G. Teknik Analisis Data

Tekinik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan-keterangan atau data-data tersebut dapat dipahami tidak

hanya oleh peneliti, akan tetapi dapat dipahami oleh orang lain yang ingin

mengetahui hasil penelitian. Dalam menganalis data penulis menggunakan teknik

sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau

kuesioner yang berhasil dikumpulkan.

2. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket, dengan bobot

nilai untuk setiap jawaban sebagai berikut:

a) Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 5

b) Alternatif jawaban B mempunyai bobot nilai 4

c) Alternatif jawaban C mempunyai bobot nilai 3

d) Alternatif jawaban D mempunyai bobot nilai 2

e) Alternatif jawaban E mempunyai bobot nilai 1

3. Presentase, perhitungan dilakukan untuk mengetahui besar kecilnya

tingkat keberhasilan yang dilakukan guru. Angka presentasi diperoleh

dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100%

dengan rumus statistik presentasi sebagai berikut:

Page 50: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

37

F

P= x 100%

N

Keterangan:

P = Prosentase jawaban

F = Frekuensi jawaban responden

N = Number of Cases (jumlah responden)

Dalam teknis pelaksanaan atau analisisnya, yaitu dengan memeriksa

jawaban-jawaban dari setiap reponden atau siswa, lalu dijumlah sehingga

menghasilkan skor total, lalu diklasifikasikan dan ditabulasikan (dibuat tabel),

data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel masing-

masing.

4. Korelasi

Untuk mencari nilai korelasi antara variabel X dengan variabel Y dan juga

mengetahui apakah hubungan kedua variabel tersebut temasuk hubungan

yang erat, cukup, atau lemah, maka penulis menggunakan rumus “r”

Product Moment sebagai berikut:

rxy = ])(][)([

))((

2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan:

rxy = Angka Indeks Korelasi

N = Number of Cases

xy = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

X = Jumlah keseluruhan skor X

Y = Jumlah keseluruhan skor Y

Dan sebelumnya, penulis terlebih dahulu membuat tabel perhitungan

sebanyak 6 kolom yaitu sebagai berikut:

Kolom 1: Subjek Penelitian (Responden)

Kolom 2: Skor Variabel X

Kolom 3: Skor Variabel Y

Kolom 4: Hasil Pengkuadratan Skor Variabel X (X2)

Page 51: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

38

Kolom 5: Hasil Pengkuadratan Skor Variabel Y (Y2)

Kolom 6: Hasil Perkalian antara Skor Variabel X dengan Variabel Y

(XY)

5. Interpretasi data

Setelah diketahui hubungan dari dua variabel, langkah selanjutnya yaitu

interprestasi data dengan dua cara:

a. Interprestasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil

perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” Product Moment

seperti ini:

Tabel. 2

Angka Indeks Korelasi Product Moment

Besarnya “r”

Product Moment Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu

sangat lemah atau sangat rendah

sehingga korelasi itu diabaikan atau

dianggap tidak ada korelasi antara

variabel X dan variabel Y

0,21 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang lemah atau

rendah

0,41 – 0,70 Antara variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang sedang atau

cukup

0,71 – 0,90 Antara variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,91 -1,00 Antara variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang sangat kuat atau

sangat tinggi

Page 52: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

39

b. Interprestasi terhadap “r” Product Moment, yaitu dengan terlebih

dahulu merumuskan hipotesis kerja/alternatif (Ha) dan hipotesis

nihil (Ho). Kemudian mencari drajat bebasnya (db) atau degress

freedomnya (df) yang rumusnya:

Df = N-nr

Df = Degree of freedom

N = Number of casses

Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Setelah diperoleh hasil dari df, maka dapat di cari besarnya “r” yang

tercantum dalam tabel Nilai “Product Moment” baik pada taraf signifikansi 1%.

Jika “r” observasi (ro) sama dengan atau lebih besar ( > ) dari pada “r” tabel (rt)

maka Hipotesis Alternatif (Ha) diterima atau terbukti kebenarannya. Berarti

memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang signifikan.

Sedangkan Ho tidak dapat dierima atau tdak dapat terbukti kebenarannya. Ini

berarti menunjukan bahwa tidak adanya korelasi antara variabel X dan variabel Y.

Sebaliknya, jika “r” observasi (ro) sama dengan atau lebih kecil ( < ) dari pada “r”

tabel (rt) maka Hipotesis alternatif (Ha) tidak dapat dierima atau tidak terbukti

kebenarannya. Sedangkan (Ho) dapat diterima atau terbukti kebenarannya.

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi

variabel X dan variabel Y dipergunakan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinetion (kontribusi variabel X dan variabel Y)

R = Koefisien Korelasi antara variabel X dan Y

Page 53: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Mts. Al-Hidayah Jatiasih Bekasi

1. Sejarah berdirinya Mts. Al-Hidayah

Yayasan perguruan Islam Al-Hidayah dirintis sejak tahun1963 oleh

KH. Gemin bin Nawi, sebagai yayasan yang lahir dari masyarakat Al-Hidayah

mulai berkiprah di dunia pendidikan sejak tahun 1974 jenjang pendidikan yang

dikelola pertama kali yaitu Madrasah Diniyah dan Maddrasah Ibtidaiyah (MI),

dari tahun ke tahun dengan dengan segala rintangan dan tantangan terus

berjalan seiring berputarnya waktu dan sampai akhirnya mendapat kepercayaan

dari masyarakat, hal ini terbukti dengan berkembangnya jenjang pendidikan

yang dikelola mulai dari taman kanak-kanak, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah

Aliyah hingga SMK.

Madrasah Tsanawiyah Al-Hiidayah terbentuk pada tahun 1980 dan

mulai beropersi pada tahun 1981, terletak di Jln. H. Gemin No. 63 Kelurahan

Jatikramat Jatiasih Bekasi. Status akreditasi mulai TERDAFTAR, DIAKUI,

DISAMAKAN telah dilalui oleh Madrasah ini dan terakhir ini berpringkat “B”

dengan (SK No: B/Kw.10/4/pp.005/95/36/2006)

Dalam rangka mengembangkan intelektual para murid selain mengikuti

kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah juga mengembangkan

kurikulum muatan lokal (MULOK) yang dapat mempengaruhi life skill

diantaranya: Komputer, program programer, penguasaan dua bahasa asing

(Bahasa Arab dan Bahasa Inggris) melalui pengajian kitab kuning dan

conversation juga menetapkan nilai iman dan takwa dengan membaca Al-

Page 54: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

41

Kepala Sekolah

H. Jahrudin, M.Pd

Komite

Sekolah Yayasan

SISWA

Kurikulum

H. Zaenuddin. S, M.Pd

Sarana

Sariful Bachri

Kesiswaan

H. Sholahuddin, S.Hi

Tata Usaha (TU)

1. Fitriani

2. Yuli Susanti

Wali Kelas

Kls Wali Kelas

2.1 Moc. Ali

2.2 Delia Sartika

2.3 Bahtiar Rifai’

Kls Wali Kelas

1.1 Syarifullah B

1.2 H. Sholahudin

1.3 Nasyirotul. M

Kls Wali Kelas

2.1 Agus S

2.2 Khusnul Hadi

2.3 Sony Prasetyo

3.4 Eti Nurhayati

Wakamad Bidang

Qur’an setiap harinya sebelum jam pertama dimulai (07.00-07.15), shalat

dzuhur berjama’ah kecuali hari jum’at.

2. Struktur Organisasi

Page 55: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

42

3. Visi dan Misi

Visi

Unggul dalam ilmu kokoh dalam aqidah

Misi

a. Menanamkan penguasaan ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang

diperlukan bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk

melanjutkan ke jenjang berikutnya

b. Menanamkan kemampuan untuk beradaptasi dengan anggota masyarakat

dan lingkungannya dengan berakhlak mulia

c. Menyiapkan lulusan yang mampu menginternalisasikan nilai-nilai ke

Islaman dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

4. Kurikulum

Kurikulum yang dipergunakan oleh MTs. Al-Hidayah adalah KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) yang telah disempurnakan dengan

ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3

Kurikulum Sekolah

No Mata Pelajaran Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Pendidikan Agama Islam :

a. al-Qurían Hadits

b. Aqidah Akhlak

c. Fiqih

d. SKI

e. Bahasa Arab

Pendidikan & Kewarganegaraan

Bahasa Indonesia

Bahasa Inggris

Matematika

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Fisika

1

2

2

2

1

2

4

4

6

3

1

2

2

2

1

2

4

4

6

3

1

2

2

2

1

2

4

4

6

3

Page 56: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

43

7.

8.

9.

10.

11.

b. Biologi

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Geografi

b. Sejarah

c. Ekonomi

Seni Budaya

Pendidikan Jasmani & Kesehatan

(Penjaskes)

Keterampilan (Kerajinan Tangan dan

Kesenian)

Muatan Lokal

a. PLKJ

3

3

3

3

1

2

2

1

3

3

3

3

1

2

2

1

3

3

3

3

1

2

2

1

Jumlah Jam Pelajaran 45 45 45

Sumber : Dokumentasi MTs. Al-Hidayah Jatiasih Bekasi

Keterangan :

Jumlah jam pelajaran satu Minggu = 45 jam @ 40 menit

Senin = 7 jam pelajaran

Selasa = 8jam pelajaran

Rabu = 8jam pelajaran

Kamis = 8jam pelajaran

Jum'at = 6 jam pelajran

Sabtu = 8jam pelajaran

Jumlah = 45 jam pelajaran

B. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian

ini adalah menggunakan angket yang disebarkan pada responden

berdasarkan sampel yaitu kepada siswa-siswi kelas IX Mts. Al-hidayah Jatiasih

Page 57: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

44

Bekasi yang diambil dengan cara penyaringan dari setiap kelasnya yang sesuai

dengan target penelitian, yaitu siswa-siswi yang menurut penilaian penulis

mengalami sikap keotoriteran oleh orang tuanya dalam masalah pendidikan,

dari keseluruhan kelas IX yang berjumlah 154 siswa, penulis hanya

mendapatkan 23 siswa yang sesuai dengan penelitian penulis yang didapatkan

dengan cara penyebaran angket keseluruh siswa-siswi kelas IX Mts. Al-

Hidayah. Di dalam angket tersebut terangkum dua variabel yaitu variabel X

(sikap otoriter orang tua) dan variabel Y (motivasi belajar siswa) yang

berjumlah 40 item yang terdiri dari 20 kuisioner tentang sikap otoriter orang

tua dan 20 kuisioner tentang motivasi belajar siswa.

Kemudian data yang diperoleh akan diolah dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus :

P =𝑓

𝑁 𝑥 100%

P : Prosentase yang dicari

F : Frekuensi

N : Number of cases

Dari data persentase setiap item pernyataan yang diajukan sebanyak 20

item pernyataan tentang sikap otoriter orang tua, adapun sebagai berikut

persentasenya:

a. Peraturan-peraturan dan batasan mutlak

Tabel 4

Memberi batasan-batasan dalam bergaul tanpa terkecuali

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

4

15

4

-

-

17.39

65.22

17.39

Jumlah 23 100

Page 58: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

45

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 1

Tabel di atas menunjukkan bahwa 17.39% siswa menyatakan

selalu orang tuanya memberikan batasan dalam bergaul tanpa terkecuali,

65.22% menyatakan sering, 17.39% kadang-kadang sedangkan yang

menyatakan jarang dan tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat

diketahui sebagian besar orang tua siswa memberikan batasan mutlak

dalam bergaul tanpa terkecuali.

Tabel 5

Rasa tertekan dengan peraturan-peraturan yang dierapkan

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

5

15

3

-

-

21.74

65.22

13.04

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No:2

Tabel di atas menunjukkan bahwa 21.74% siswa menyatakan

selalu merasa tertekan dengan peraturan-peraturan yang diterapkan oleh

orang tua mereka, 65.22% menyatakan sering, 13.04% kadang-kadang

sedangkan yang menyatakan jarang dan tidak pernah tidak ada. Dengan

demikian dapat diketahui sebagian besar siswa yang menjadi sample

penulis merasa tertekan dengan peraturan-peraturan yaang diterapkan oleh

orang tua mereka.

Page 59: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

46

Tabel 6

Diharuskan selalu izin setiap kali keluar rumah

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

8

13

2

-

-

34.78

56.52

8.70

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 3

Tabel di atas menunjukkan bahwa 34.78% siswa menyatakan

selalu harus izin jika hendak keluar rumah, 56.52% menyatakan sering,

8.70% kadang-kadang sedangkan yang menyatakan jarang dan tidak

pernah tidak ada. Dengan demikian dapat diketahui sebagian besar

orang tua siswa menginstruksikan anaknya unuk selalu izin jika hendak

keluar rumah.

Tabel 7

Menghambat bakat positif yang dimiliki anak karena sebab

peraturan yang diterapkan

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

3

16

4

-

-

13.04

69.57

17.39

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 4

Page 60: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

47

Tabel di atas menunjukkan bahwa 13.04% siswa menyatakan

selalu merasa bakat positifnya terhambat karena peraturan-peraturan yang

diterapkan orang tuanya, 69.57% menyatakan sering, 17.39% kadang-

kadang sedangkan yang menyatakan jarang dan tidak pernah tidak ada.

Dengan demikian dapat diketahui sebagian besar peraturan yang

diterapkan orang tua siswa yang menjadi sample penulis menghambat

batas positif yang mereka miliki.

Tabel 8

Mengontrol tentang kegiatan setiap harinya

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

7

13

3

-

-

30.43

56.52

13.04

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 5

Tabel di atas menunjukkan bahwa 30.43% siswa menyatakan

selalu orang tuanya bertanya tentang kegiatannya sehari-hari, 56.52%

menyatakan sering, 13.04% kadang-kadang sedangkan yang menyatakan

jarang dan tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat diketahui

sebagian besar orang tua siswa bertanya tentang kegiatannya setiap harinya.

b. Memaksakan kehendak

Tabel 9

Bersekolah dilembaga pendidikan yang diinginkan orang tua

Alternatif F %

Selalu 2 8.70

Page 61: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

48

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

18

3

-

-

78.26

13.04

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 6

Tabel di atas menunjukkan bahwa 8.70% siswa menyatakan

selalu orang tuanya yang memilihkan jenjang pendidikan tanpa

sepengetahuan siswa, 78.26% menyatakan sering, 15% kadang-kadang

sedangkan yang menyatakan jarang dan tidak pernah tidak ada. Dengan

demikian dapat diketahui sebagian besar orang tua siswa memilihkan

jenjang pendidikan tanpa adanya persetujuan sang siswa.

Tabel 10

Tidak adanya kontribusi antara lembaga pendidikan yang diambil

dengan cita-cita anak

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

4

14

5

-

-

17.39

60.87

21.74

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 7

Tabel di atas menunjukkan bahwa 17.39% siswa menyatakan

selalu tidak adanya kontribusi antara jenjang pendidikan yang dipilihkan

dengan cita-cita yang diinginkan siswa, 60.87% menyatakan sering,

21.74% kadang-kadang sedangkan yang menyatakan jarang dan tidak

Page 62: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

49

pernah tidak ada. Dengan demikian dapat diketahui sebagian besar

orang tua siswa memilihkan jenjang pendidikan yang tidak sesuai dengan

cita-cita yang dimiliki oleh siswa.

Tabel 11

Merasa tidak nyaman dengan jenjang pendidikan yang dijalankan

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

3

7

11

2

-

13.04

30.43

47.83

8.70

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 8

Tabel di atas menunjukkan bahwa 13.04% siswa menyatakan

selalu tidak nyaman dengan jenjang pendidikan yang sedang mereka jalani

30.43% siswa menyatakan sering, 47.83% menyatakan kadang-kadang,

8.70% jarang sedangkan yang menyatakan selalu dan tidak pernah tidak

ada. Dengan demikian dapat diketahui sebagian besar siswa pernah

merasa tidak nyaman dengan jenjang pendidikan yang sedang mereka jalani.

Tabel 12

Menekankan untuk berprestasi di sekolah

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

9

12

2

-

-

39.13

52.17

8.70

-

-

Jumlah 23 100

Page 63: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

50

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 9

Tabel di atas menunjukkan bahwa 39.13% siswa menyatakan

selalu orang tuanya menekankan untuk berprestasi di sekolah, 52.17%

menyatakan sering, 8.70% kadang-kadang sedangkan yang menyatakan

jarang dan tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat diketahui

sebagian besar siswa mendapatkan tekanan untuk berprestasi di sekolahnya.

Tabel 13

Di paksa untuk selalu belajar

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

10

11

2

-

-

43.48

47.82

8.70

-

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 10

Tabel di atas menunjukkan bahwa 43.48% siswa menyatakan

selalu dipaksakan untuk terus belajar, 47.82% menyatakan sering, dan

8.70% siswa yang menyatakan kadang-kadang, sedangkan yang

menyatakan jarang dan tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat

diketahui hampir semua siswa yang menjadi bahan penelitian penulis selalu

dipaksakan untuk belajar oleh orang tuanya.

Page 64: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

51

c. Memberikan hukuman-hukuman secara langsung

Tabel 14

Memberikan hukuman langsung ketika mendapatkan nilai jelek

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

3

13

7

-

-

13.04

56.52

30.44

-

-

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 11

Tabel di atas menunjukkan bahwa 13.04% siswa menyatakan

selalu orang tuanya memberikan hukuman langsung ketika mendapatkan

nilai jelek, 56.53% menyatakan sering, 35% menyatakan kadang-kadang,

sedangkan yang menyatakan jarang dan tidak pernah tidak ada. Dengan

demikian dapat diketahui sebagian besar siswa pernah mendapatkan

hukuman langsung ketika mendapatkan nilai yang jelek.

Tabel 15

Merasa sakit hati dengan hukuman yang diberikan orang tua

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

3

10

10

-

-

13.04

43.48

43.48

-

-

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 12

Page 65: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

52

Tabel di atas menunjukkan bahwa 13.04% siswa menyatakan

selalu sakit hati dengan hukuman yang diberikan orang tuanya ketika

mendapakan nilai jelek, 43.48% menyatakan sering, dan 43.48%

menyatakan kadang-kadang, sedangkan yang menyatakan jarang dan tidak

pernah tidak ada. Dengan demikian dapat diketahui sebagian besar siswa

pernah merasakan sakit hati dengan hukuman-hukuman yang diberikan

orang tua mereka.

Tabel 16

Tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan kesalahan yang

dilakukan anak

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

3

14

5

1

-

13.04

60.87

21.74

4.35

-

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 13

Tabel di atas menunjukkan bahwa 13.04% siswa menyatakan

selalu orang tuanya tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk

menjelaskan kelasahan yang dilakukan anak, 60.87% menyatakan sering,

21.74% kadang-kadang dan 4.35% jarang. Sedangkan yang menyatakan

tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat diketahui sebagian besar

siswa yang menjadi sample penulis tidak mendapatkan kesempatan untuk

menjelaskan kesalahan yang telah dilakukan olehnya.

Page 66: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

53

d. Tidak adanya komunikasi dua arah

Tabel 17

Tidak dikut sertakan memilih dalam menentukan jenjang

pendidikan yang akan ditempuh anak

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

6

10

6

1

-

26.09

43.47

26.09

4.35

-

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 14

Tabel di atas menunjukkan bahwa 26.09% siswa menyatakan

selalu orang tuanya memilihkan lembaga pendidikan tanpa sepertujuannya,

43.47% menyatakan sering, 26.09% kadang-kadang dan 4.35% jarang,

sedangkan yang menyatakan tidak pernah tidak ada. Dengan demikian

dapat diketahui sebagian besar siswa bersekolah di lembaga pendidikan

hampir sebagian besar pilihan orang tuanya dan tanpe seengetahuan siswa.

Tabel 18

Tidak diberikesempatan untuk berpendapat

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

9

11

3

-

-

39.13

47.83

13.04

-

-

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

Page 67: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

54

No: 15

Tabel di atas menunjukkan bahwa 39.13% siswa menyatakan

selalu orang tuanya tidak memberi kesempatan untuk mengajukan

pendapatnya, 47.83% menyatakan sering, 13.04% kadang-kadang

sedangkan yang menyatakan jarang dan tidak pernah tidak ada. Dengan

demikian dapat diketahui sebagian besar siswa tidak mendapatkan

kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.

Tabel 19

Tidak diikut sertakan dalam membuat peraturan keluarga

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

2

17

4

-

-

8.70

73.91

17.39

-

-

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 16

Tabel di atas menunjukkan bahwa 8.70% siswa menyatakan

selalu tidak diikut sertakan dalam pembuatan peraturan-peraturan keluarga,

73.91% menyatakan sering, 17.39% kadang-kadang sedangkan yang

menyatakan jarang dan tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat

diketahui sebagian besar siswa tidak diikut sertakan dalam membuat

peraturan-peraturan keluarga.

Tabel 20

Merasa seperti orang asing dirumah sendiri

Alternatif F %

Selalu

Sering

2

9

8.70

39.13

Page 68: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

55

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

10

2

-

43.47

8.70

-

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 17

Tabel di atas menunjukkan bahwa 8.70% siswa menyatakan

selalu merasa sebagai orang asing dirumah sendiri, 39.13% menyatakan

sering, dan 43.47% kadang-kadang dan 8.70% jarang sedangkan yang

menyatakan tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat diketahui

sebagian besar siswa pernah merasa seperti orang asing di rumahnya

sendiri.

e. Kondisi ekonomi

Tabel 21

Memberikan kebutuhan anak dengan syarat

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

3

12

8

-

-

13.04

52.17

34.78

-

-

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 18

Tabel di atas menunjukkan bahwa 13.04% siswa menyatakan

selalu orang tuanya memberikan kebutuhannya sehari-hari dengan syarat

tertentu, 52.17% menyatakan sering, 34.78% kadang-kadang sedangkan

yang menyatakan jarang dan tidak pernah tidak ada. Dengan demikian

Page 69: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

56

dapat diketahui sebagian besar siswa merasakan jika membutuhkan sesuau

harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh orang tuanya.

Tabel 22

Memberikan uang saku lebih, jika menurui segala peraturan yang

telah ditetapkan oleh orang tuanya

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

3

16

4

-

-

13.04

69.57

17.39

-

-

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 19

Tabel di atas menunjukkan bahwa 13% siswa menyatakan selalu

orang tuanya memberikan uang saku lebih jika siswa menuruti segala

peraturan yang dibuatnya, 69.57% menyatakan sering, 17.39% menyatakan

kadang-kadang, sedangkan yang menyatakan jarang dan tidak pernah tidak

ada. Dengan demikian dapat diketahui sebagian besar siswa

mendapatkan uang saku lebih jika mematuhi peraturan yang dibuat oleh

orang tuanya.

Tabel 23

Merasa kekurangan fasilitas yang diperlukan dalam menggapai cita-

cita yang diinginkan ketika di rumah

Alternatif F %

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

5

12

6

-

21.74

52.17

26.09

-

Page 70: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

57

Tidak pernah - -

Jumlah 23 100

Sumber: Instrumen Kuisioner tentang Sikap Otoriter Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Siswa

No: 20

Tabel di atas menunjukkan bahwa 21.74% siswa menyatakan

selalu merasa kekurangan fasilitas yang baik dalam mengembangkan bakat

positif ketika berada di rumah, 52.17% menyatakan sering, 26.09% kadang-

kadang sedangkan yang menyatakan jarang dan tidak pernah tidak ada.

Dengan demikian dapat diketahui sebagian besar siswa merasakan kurang

fasilitas yang baik dalam mengambangkan bakat positif yang dimilikinya.

2. Analisis Data

Tabel 24

Skor Angket Sikap Otoriter Orang Tua

No Nama Responden Skor instrumen Sikap Orang Tua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

76

79

80

81

83

81

80

81

80

80

71

84

80

78

Cukup Otoriter

Cukup Otoriter

Otoriter

Otoriter

Otoriter

Otoriter

Otoriter

Otoriter

Otoriter

Otoriter

Cukup Otoriter

Otoriter

Otoriter

Cukup Otoriter

Page 71: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

58

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

O

P

Q

R

S

T

U

V

W

80

80

76

79

79

79

85

77

77

Otoriter

Otoriter

Cukup Otoriter

Cukup Otoriter

Cukup Otoriter

Otoriter

Cukup Otoriter

Cukup Otoriter

Cukup Otoriter

Tabel di bawah ini adalah tabel sikap otoriter orang tua (X) dan

motivasi belajar siswa (Y):

Tabel 25

Skor Angket Sikap Otoriter Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa

No Responden

Sikap Otoriter Orang

Tua (X)

Motivasi Belajar Siswa

(Y)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

76

79

80

81

83

81

80

81

80

80

71

64

69

70

67

67

65

72

67

71

73

70

Page 72: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

59

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

L

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

V

W

84

80

78

80

80

76

79

79

79

85

77

77

71

67

61

65

65

66

72

71

69

67

67

70

Jumlah 1825 1566

Sumber: Hasil Instrumen Sikap Otoriter Orang Tua siswa dan Motivasi Belajar

Siswa

Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif anatara sikap

otoriter orang tua (variabel X) dengan motivasi belajar siswa (variabel Y), maka

penulis menggunakan rumus Product Moment dengan memasukkan data-data

yang diperoleh ke dalam tabel yaitu:

Tabel 26

NO X Y XY X² Y²

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

76

79

80

81

83

81

80

64

69

70

67

67

65

72

4864

5451

5600

4617

5561

5265

5760

5776

6241

6400

6561

6889

6561

6400

4096

4761

4900

3249

4489

4225

5184

Page 73: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

60

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

81

80

80

71

84

80

78

80

80

76

79

79

79

85

77

77

67

71

73

70

71

67

61

65

65

66

72

71

69

67

67

70

5427

5680

5840

4970

5964

5360

4758

5200

5200

5016

5688

5609

5451

5695

5159

5390

6561

6400

6400

5041

7056

6400

6084

6400

6400

5776

6241

6241

6241

7225

5929

5929

4489

5041

5329

4900

5041

4489

3721

4225

4225

4356

5184

5041

4761

4489

4489

4900

N = 23 𝑋 = 1826 𝑌 = 1566 𝑋Y=

124.335

𝑋 ² =

145.152

𝑌² = 106.824

rxy = ])(][)([

))((

2222 YYNXXN

YXXYN

= ])1566(106824.23][)1826(145152.23[

)1566).(1826(124335.23

22

= ]24523562456952][33342763338496[

28595162859705

= 4596.4220

189

= 19395120

189 = 043,0

99,4403

189

Page 74: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

61

C. Sikap Otoriter Orang Tua dan Pengaruhnya terhadap Motivasi Belajar

Siswa

Dari perhitungan di atas ternyata angka nilai koefisien korelasi antara hasil

penelitian angket sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi

belajar siswa sebesar 0,043. Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang positif atau tidak, maka “r” hasil perhitungan dibandingkan

dengan “r” tabel. Sebelum membandingkannya, terlebih dahulu dicari df atau db-

nya dengan rumus df = N-nr yaitu : 23 - 2 = 21. df sebesar 21 diperoleh “r” tabel

(rt) pada taraf signifikansi 5 % sebesar 0,413. Sedangkan pada taraf signifikansi 1

% sebesar 0, 526. Dengan demikian dapat diketahui “r” hitung jauh lebih

rendah daripada “r” tabel pada taraf signifikansi 5 % maupun pada taraf

signifikansi 1 %, yang artinya dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh

yang positif antara sikap otoriter orang tua dengan motivasi belajar siswa,

semakin sikap otoriter diterapkan dalam kehidupan siswa maka besar

kemungkinan akan semakin menurunnya motivasi belajar siswa.

D. Interpretasi Data

Seperti telah dikemukakan pada bab terdahulu dalam

memberikan interpreasi terhadap rxy atau ro dapat ditempuh dengan dua macam

cara, yaitu :

1. Interpretasi secara sederhana

Dari perhitungan di atas, telah diperoleh rxy sebesar 0,043. Jika

diperhatikan, maka Angka Indeks Korelasi yang telah diperoleh tidak

bertanda negatif, akan tetapi hasilnya sangatlah rendah. Karena, hasil yang

diperoleh terletak pada Indeks Korelasi 0,00 – 0,20 yang berarti antara variabel

X dan variabel Y terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau

sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi

antara variabel X dan variabel Y. Ini berarti antara variabel X (sikap otoriter

orang tua) dengan variabel Y (motivasi belajar) dapat dinyatakan bahwa

korelasi antara keduanya tergolong sangat lemah atau sangatlah rendah.

Dengan demikian secara sederhana dapat penulis berikan interpretasi

Page 75: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

62

terhadap rxy tersebut, yaitu bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan

antara variabel X dan variabel Y.

2. Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment.

Langkah pertama yang ditempuh adalah terlebih dahulu mencari df

(degree of freedom atau derajat kebebasan) dengan rumus df = N - nr.

Responden yang diteliti yakni sebanyak 23 orang, dengan demikian N =

23. variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X dan variabel

Y. jadi nr = 2. Dengan mudah dapat diperoleh df-nya yaitu df = 23 - 2 = 23.

Diperoleh “r” tabel (rt) pada taraf signifikansi 5 % sebesar 0,413. Sedangkan

pada taraf signifikansi 1 % sebesar 0, 526. Dengan demikian dapat diketahui

“r” hitung jauh lebih rendah daripada “r” tabel pada taraf signifikansi 5 %

(0,043 ≤ 0,413) maupun pada taraf signifikansi 1 %(0,043 ≤ 0,526). Karena,

rxy yang diperoleh dari hasil sikap otoriter orang tua dan motivasi belajar siswa

hanya 0,043. Dan ini menghasilkan kesimpulan bahwa antara sikap otoriter

orang tua dengan motivasi belajar siswa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara keduanya.

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel

X dan variabel Y menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100%

KD = 0,043² x 100 % = 0,185 %

Dari hasil perhitungan mencari besarnya kontribusi antara variabel X

(sikap otoriter orang tua) dan variabel Y (motivasi belajar siswa) ternyata

hanya menghasilkan 0,185%. Dan itu bertanda bahwa kontribusinya sangatlah

kecil antara kedua variabel tersebut.

Page 76: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan interpretasi yang telah dilakukan, maka penulis

dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Responden yang diperoleh dari 154 siswa kela IX MTs. Al-Hidayah Jatiasih

Kota Bekasi hanya tersaring sebanyak 23 responden yang dapat dijadikan

sample pada penelitian ini.

2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap otoriter orang tua dan

pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa Mts. Al-Hidayah Jatiasih Kota

Bekasi menghasilkan ro atau rxy sebesar 0,043 yang terletak pada Indeks

Korelasi 0,00 – 0,20 yang berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga

korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan

variabel Y. Begitupun dalam interpretasi dengan menggunakan Table Nilai

“r” Product Moment, ternyata “r” hitung jauh lebih kecil dari pada “r” tabel,

baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Dengan demikian Hipotesa Nol

(Ho) diterima atau disetujui, sedangkan Hipotesa Alternatif (Ha) ditolak.

Hal ini menunjukab bahwa tinggi rendahnya motivasi yang dimiliki oleh

siswa sangat bergantung pada sikap yang diterapkan oleh orang tua di rumah.

Semakin otoriter sikap yang diterapkan oleh orang tua, maka akan semakin

menurun motivasi yang dimiliki oleh siswa dalam belajar.

3. Adapun dampak dari sikap otoriter yang diterapkan oleh orang tua

mempengaruhi sikap dan tingkahlaku yang dimiliki oleh anak, karena dari

sikap otoriter yang diterapkan oleh orang tua bisa menjadikan anak bersikap

Page 77: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

64

lemah, tidak mampu menerima penolakan, sulit bersosialisasi bahkan akan

bersikap apatis.

4. Dari hasil perhitungan mencari besarnya kontribusi antara variabel X (sikap

otoriter orang tua) dan variabel Y (motivasi belajar siswa) ternyata hanya

menghasilkan 0,185%. Dan itu bertanda bahwa kontribusinya sangatlah kecil

atau sangat rendah antara kedua variabel tersebut.

B. Saran

1. Untuk para orang tua hendaklah menyadari bahwa keluarga merupakan

lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan

diri sebagai makhluk sosial. Keluarga memberikan dasar pembentukan

tungkah laku, watak, moral dan pendidikan pada anak. Pengalama

interaksi di dalam keluarga akan menentukan pula pola tingkah laku anak

terhadap orang lain dalam masyarakat. Walaupun anak telah di masukkan ke

sekolah, namun bukan berarti peran orang tua dalam mendidik anak

hilang. Bahkan cara dan sikap orang tua dalam mendidik anak-anaknya

itu sangat berhubungan dengan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa.

Oleh karena itu hendaklah orang tua memeriksa sikap yang telah diterapkan

kepada anak-anaknya agar anak tidak merasa tertekan dengan sikap yang

diterapkan kepadanya, khususnya dalam masalah pendidikan.

2. Untuk para guru, karena sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah

keluarga hendaklah memperhatikan perkembangan siswa terutama yang

memiliki kurangnya motivasi dalam belajar atau yang memiliki rendahnya

semangan untuk belajar.

3. Untuk para siswa janganlah merasa takut untuk berkomunikasi, baik

dengan orang tua maupun guru, ungkapknlah masalah dan perasaan anda

serta kejanggalan yang membuat anda merasa tidak nyaman dalam

menjalankan jenjang pendidikan yang sedang anda jalankan. Karena para

pendidikan yang akan membimbing anak didik mereka menuju kedewasaan.

Yang lebih terpenting berusahalah untuk terus bersemangat dalam belajar

Page 78: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

65

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Tri Hajaningrum, et al, Peran Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu

Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Pengalaman Teori

dan Tren Pendidikan, Jakarta: Prenada, 2007

Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991

Al-Abrasi, Muhammad Athiyah, Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam,

Yogyakarta: Titian Ilahi press, 1996

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1996

Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: PT Mizan Publika,

2004

Baharits, Adnan Hasan Shalih, Tanggung Jawab ayah terhadap Anak Laki-laki,

Jakarta: Gema Insani Press, 1966

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1999

Drajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996

Gunarsa, Singgih D dan Ny. Gunarsa, Singgih D, Psikologi Perkembangan Anak

dan Remaja,Jakarta: Gunung Mulia, 1995

Halim, Abdul, M. Nipan, Anak Soleh Dambaan Keluarga, Yogyakarta : Mira

Pusaka, 2000

Hamid, Abdullah Khaluk, Bimbinglah Anakmu Mengenal Allah SWT : Sebuah

catatan untuk Racmat Djatmika, Sistem Etika Islami, Jakarta: Pustaka Panji

Mas, 1992

H. Carl. Witherington, Psikologi Pendidikan, Ter. Dari Educational Psyichology

oleh M. Buchori, Bandung: Jemmars, 1982

Http://Blog.Re.Or.Id/Mengikis-Sikap-Otoriter-Tausyiah-Aa-Gym.Htm

Idris, Zahara dan Jamal, lisma, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia

Widiasmara, 1992

Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlak, yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999

Istadi, Irawati Seri Psikologi Anak 2; Istimewa Setiap Anak, Jakarta: Pustaka Inti,

2002

Page 79: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

66

Kartono, Kartini, Peranan Keluarga Memandu Anak, Jakarta: Rajawali Press,

1992

Krippendorff, Klaus, Analisis Isi: pengantar Teori dan Mtodologi, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1993

Megawangi, Ratna, Yang Terbaik untuk Buah Hatiku, Bandung: Khansa, 2006

Monty p. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, Jakarta:

Pustaka Populer Obor, 2003

Munadir, Utami, Hubungan Istri, Suami, dan Anak dalam Keluarga, Jakarta:

Pustaka Antara, 1992

Nazir, Moh. Ph.D, Metode PenelitianII, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988

Poebakawatja, Soegarda, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1976

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 1991

Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang,

1974

Sobri, M. Allisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 2006

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan

dosen dan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sisdiknas, Bandung: Citra Umbaran, 2006

Yatim-Irwanto, Danny I., kepribadian Keluarga dan Narkotika, Jakarta: Arcan,

1991

Page 80: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

UJI REFERENSI

No Judul Buku dan Pengarang Paraf

1.

Abdullah Khaluk Hamid, Bimbinglah Anakmu Mengenal Allah

SWT : Sebuah catatan untuk Racmat Djatmika, Sistem Etika

Islami, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1992)

2. Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

1991)

3. Adnan Hasan Shalih Baharits, Tanggung Jawab ayah terhadap

Anak Laki-laki, (Jakarta: Gema Insani Press, 1966)

4.

Agnes Tri Hajaningrum, et al, Peran Orang Tua dan Praktisi

dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui

Pemahaman Pengalaman Teori dan Tren Pendidikan, (Jakarta:

Prenada, 2007)

5. Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta:

PT Mizan Publika, 2004)

6. Danny I. Yatim-Irwanto, kepribadian Keluarga dan Narkotika,

(Jakarta: Arcan, 1991)

7. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999)

8.

H. Carl. Witherington, Psikologi Pendidikan, Ter. Dari

Educational Psyichology oleh M. Buchori, (Bandung: Jemmars,

1982)

9. http://blog.re.or.id/mengikis-sikap-otoriter-tausyiah-aa-gym.htm

10 Irawati Istadi, Seri Psikologi Anak 2; Istimewa Setiap Anak,

(Jakarta: Pustaka Inti, 2002)

11. Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, (Jakarta:

Rajawali Press, 1992)

12. Klaus Krippendorff, Analisis Isi: pengantar Teori dan Mto

dologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993)

13. Monty p. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik

Page 81: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003)

14. M. Nipan Abdul Halim, Anak Soleh Dambaan Keluarga,

(Yogyakarta : Mira Pusaka, 2000)

15. M. Allisuf Sobri, Pengantar Psikologi Umum dan

Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2006)

16. Muhammad Athiyah Al-Abrasi, Beberapa Pemikiran

Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Titian Ilahi press, 1996)

17. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005)

18. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1991)

19. Ratna Megawangi, Yang Terbaik untuk Buah Hatiku, (Bandung:

Khansa, 2006)

20. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1974)

21.

Singgih D Gunarsa dan Ny. Singgih D Gunarsa, Psikologi

Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia,

1995)

22. Soegarda Poebakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta:

Gunung Agung, 1976)

23. Soegarda Poerbakawatja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT

Gramedia Widiasmara, 1992)

24. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendeekatan,

(Jakarta: PT. Rineka Cipta

25.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengambangan

Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1988)

26.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen dan Undang Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, (Bandung: Citra

Page 82: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

Umbaran, 2006)

27. Utami Munadir, Hubungan Istri, Suami, dan Anak dalam

Keluarga, (Jakarta: Pustaka Antara, 1992)

28. Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, ( :PT Renika Cipta,

1990)

29. Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset, 1999)

30. Zahara Idris dan lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:

PT Gramedia Widiasmara, 1992)

31. Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1996)

Page 83: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

Lampiran 1

Angket sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya

terhadap motivasi belajar siswa

Petunjuk Pengisian Angket

1. Mulailah dengan membaca basmallah dan akhiri dengan hamdallah.

2. Isilah jawaban sesuai dengan pendapat dan keadaan yang sebenarnya,

jawaban anda dijamin kerahasiannya dan tidak akan mempengaruhi nilai anda.

3. Tanyakan jika ada hal yang kurang jelas.

4. Beri tanda silang ( X ) pada pilihan yang anda anggap sesuai.

5. Teliti terlebih dahulu sebelum diserahkan kembali.

6. Keterangan:

SLL = Selalu

SRG = Sering

KK = Kadang-kadang

JRG = Jarang

TP = Tidak Pernah

B. Identitas Diri

Jenis kelamin : ............................................................

Kelas : ............................................................

Anak ke : ............................................................

Pendidikan orang tua; Ayah : .............................................................

Ibu : .............................................................

Pekerjaan orang tua; Ayah :..............................................................

Ibu : .............................................................

No Pernyataan SLL

(A)

SRG

(B)

KK

(C)

JRG

(D)

TP

(E)

1. Saya selalu diberikan standar minimum dalam

berprestasi di sekolah oleh orang tua saya:

2. Saya merasa tertekan dengan aturan-aturan yang

Page 84: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

diterapkan oleh orang tua saya:

3. Jika keluar rumah saya diharuskan selalu izin

kepada orang tua saya:

4. Peraturan yang diterapkan oleh orang tua saya

menghambat bakat positif yang saya miliki:

5. Orang tua saya selalu bertanya tentang kegiatan

saya setiap harinya:

6. Setiap jenjang pendidikan yang saya jalani 100%

keinginan orang tua saya:

7. Setiap sekolah yang saya jalani tidak sesuai

dengan cita-cita yang saya inginkan:

8. Saya tidak menyukai lembaga pendidikan yang

sekarang saya jalani:

9. Orang tua saya menekankan saya untuk selalu

berprestasi di sekolah:

10. Orang tua saya selalu memaksakan saya untuk

belajar:

11.

Orang tua saya selalu memberikan hukuman

langsung ketika saya mendapatkan nilai yang

jelek:

12. Hukuman yang diberikan orang tua saya sering

melukai hati saya:

13.

Orang tua saya selalu memberikan nasehat-

nasehat jika saya mengalami penurunan dalam

prestasi sekolah:

14.

Ketika saya berbuat salah di sekolah orang tua

pasti mendengarkan penjelasan saya terlebih

dahulu:

15.

Ketika saya akan melanjutkan sekolah, orang tua

saya selalu memilihkan sekolah yang bagus dan

diinginkannya tanpa sepertujuan saya :

16. Saya diikutsertakan dalam pembuatan peraturan

Page 85: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

keluarga:

17. Ketika saya memberikan pendapat orang tua saya

tidak mendengarkan dan mempertimbangkannya:

18.

Orang tua saya akan memberikan kebutuhan

sekolah yang saya perlukan, jika saya bersekolah

di tempat yang dipilihkannya :

19.

Orang tua saya selalu memberikan uang saku lebih

jika saya menuruti semua yang menjadi

peraturannya :

20.

Saya merasa kekurangan fasilitas yang baik dan

sesuai dengan cita-cita yang saya inginkan ketika

saya di rumah:

21. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tepat

waktu;

22. Selalu mengerjakan tugas dengan sungguh-

sungguh;

23. Membaca terlebih dahulu di rumah materi

pelajaran yang akan diajarkan di sekolah;

24. Bersemangat dalam mengerjakan tugas dari guru:

25. Tidak pernah puas dengan hasil belajar yang

dicapai;

26. Tidak merasa putus asa ketika gagal dalam suatu

pelajaran;

27.

Jika ada pelajaran yang tidak saya mengerti, saya

selalu bertanya kepada guru higga memahami

pelajaran tersebut;

28. Selalu merasa kurang puas dalam hasil yang telah

diperoleh;

29. Saya mengulangi pelajaran-pelajaran yang telah

dibahas di sekolah ketika saya berada di rumah;

30. Saya ingin memahami semua mata pelajaran

disekolah ini;

Page 86: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

31. Memusatkan perhatian atau berkonsentrasi saat

proses belajar mengajar;

32. Mengeluarkan pendapat saat ada diskusi di

kelas/sekolah;

33. Saya memiliki keinginan menjadi yang terbaik di

sekolah ini;

34. Jika guru tidak masuk kelas, maka saya belajar

sendiri;

35. Mengadakan diskusi dengan teman, apabila ada

pelajaran yang tidak dimengerti;

36. Rajin mengulang-ngulang pelajaran yang telah

diberikan;

37. Selalu mengerjakan soal-soal pelajaran sendiri;

38. Tertarik untuk mempelajari buku-buku yang

berkaitan dengan pelajaran;

39. Penasaran dengan soal-soal yang sulit dipecahkan;

40. Selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru dan

mengerjakannya sendiri dirumah;

Page 87: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar
Page 88: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

Lampiran 2

Tabel 28

Item Soal Sikap Otoriter Orang Tua

No Sample No. Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 A 4 3 5 3 4 4 4 4 5 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 3

2 B 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 3 3 2 5 5 4 2 3 4 4

3 C 3 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4

4 D 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4

5 E 5 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 3 5 5 3 4 4 4 3

6 F 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4

7 G 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 5 3 3 4 4 4

8 H 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 4 5 5 4 3 3 5 5

9 I 3 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 2 4 4 3 5 4 3

10 J 5 4 4 3 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4

11 K 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3

12 L 3 4 5 4 4 3 4 3 3 4 3 4 5 3 4 4 4 3 3 4

13 M 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 3 3 3 4 5 5 4 4 3

14 N 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 5 3 4 5 5 3 5

15 O 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 3 4 5

16 P 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3

17 Q 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 5

18 R 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 3 4 3 5 5 3 3 3 3

19 S 4 5 4 4 3 5 4 2 4 5 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4

20 T 4 3 5 3 5 4 4 3 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4

21 U 5 4 5 4 5 4 5 3 5 3 4 5 3 5 4 4 3 5 4 5

22 V 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4

23 W 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 5 4 4 2 4 4 4

Sumber : Hasil Kuisioner Instrumen Sikap Otoriter Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa

Page 89: SIKAP OTORITER ORANG TUA DAN PENGARUHNYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1815/1/103204... · sikap otoriter orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar

Lampiran 3

Tabel 29

Item Soal Motivasi Belajar Siswa

No Sample No. Item

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 A 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 2 4 3 3 4

2 B 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4

3 C 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4

4 D 4 4 3 3 5 3 3 3 3 4 3 2 5 2 3 3 3 2 4 3

5 E 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 4

6 F 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 5 3 3 4

7 G 3 3 3 4 4 4 3 5 3 5 4 3 4 3 3 3 5 3 2 5

8 H 3 2 3 3 3 4 4 5 3 5 4 3 4 2 3 2 4 3 3 4

9 I 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4

10 J 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 5 3 3 4 3 3 3 4

11 K 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 3 4 3 3 4

12 L 4 4 3 3 4 3 3 5 3 4 3 4 5 3 3 3 4 2 3 5

13 M 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4

14 N 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 5 4 2 4

15 O 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4

16 P 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3

17 Q 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

18 R 4 4 4 3 5 4 3 4 3 4 4 2 5 3 4 3 3 3 3 4

19 S 4 3 4 3 3 5 3 5 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4

20 T 3 3 3 2 3 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4

21 U 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 5 3 3 3 5 4 3 4

22 V 4 4 3 3 3 5 3 3 2 4 3 3 5 3 2 4 3 3 3 4

23 W 4 3 3 3 5 3 5 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5

Sumber : Hasil Kuisioner Instrumen Sikap Otoriter Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa