hubungan perilaku dengan karies

Upload: tyar-delau

Post on 03-Jun-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    1/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    HUBUNGAN PERILAKU MURID SD KELAS V DAN VI PADA

    KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP STATUS

    KARIES GIGI DI WILAYAH KECAMATAN DELITUAKABUPATEN DELI SERDANG

    TAHUN 2009

    TESIS

    Oleh

    LINDA WARNI

    077030021 / IKM

    PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2009

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    2/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    HUBUNGAN PERILAKU MURID SD KELAS V DAN VI PADA

    KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP STATUS

    KARIES GIGI DI WILAYAH KECAMATAN DELITUAKABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009

    TESIS

    Diajukan sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

    dalam Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

    pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

    Oleh

    LINDA WARNI

    077030021 / IKM

    PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2009

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    3/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Judul Tesis : HUBUNGAN PERILAKU MURID KELAS V

    DAN VI PADA KESEHATAN GIGI DAN

    MULUT TERHADAP STATUS KARIES GIGIDI WILAYAH KECAMATAN DELITUA

    KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009

    Nama Mahasiswa : LINDA WARNI

    Nomor Induk Mahasiswa : 077030021

    Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

    Menyetujui

    Komisi Pembimbing :

    (Prof. Dr. drg. Monang Panjaitan, MS)

    Ketua Anggota

    (Drs. Eddy Syahrial, MKes)

    Ketua Program Studi,

    (Dr. Drs. Surya Utama, MS)

    Tanggal Lulus : 10 September 2009

    Dekan,

    (dr. Ria Masniari Lubis, MSi)

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    4/109

    Telah diuji

    Pada tanggal :

    PANITIA PENGUJI TESIS

    Ketua : Prof. drg. Monang Panjaitan, MS

    Anggota : 1. Drs. Eddy Syahrial, MKes

    2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM

    3. drg. Iis Faizah Hanum, Mkes

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    5/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    PERNYATAAN

    HUBUNGAN PERILAKU MURID SD KELAS V DAN VI PADAKESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP STATUS

    KARIES GIGI DI WILAYAH KECAMATAN DELITUA

    KABUPATEN DELI SERDANG 2009

    TESIS

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

    diajukan untuk rnemperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

    sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

    ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

    naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Medan, September 2009

    Linda Warni

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    6/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    ABSTRAK

    Karies gigi memiliki etiologi yang multi faktor dimana terjadi interaksi daritiga faktor utama yang ada di dalam mulut, yaitu Host (gigi dan saliva),

    Mikroorganisme (plak) dan Substrat (diet karbohidrat), dan faktor ke empat : waktu(Reich. E, Lusi. A dan Newbrun. E, 1999). Selain faktor yang ada di dalam mulut

    yang langsung berhubungan dengan karies, terdapat faktor-faktor yang tidak langsungdisebut faktor resiko luar yang merupakan faktor predisiposisi dan faktor penghambat

    terjadinya karies. Faktor luar antara lain adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan,tingkat ekonomi, lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi.

    Penelitian ini merupakan survei dengan menggunakan desain potong lintang(cross-sectional). Populasi penelitian ini adalah seluruh murid SD kelas V dan VI di

    kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah sebanyak 2.238 muriddari 14 sekolah. Sampel didapat dari rumus Taro Yamane berjumlah 96 orang.

    Metode pengambilan data secara primer yaitu dengan menggunakan kuesionerdengan langsung menanyakan kepada responden.

    Hasil penelitian, Status karies gigi murid SD kelas V dan VI KecamatanDelitua Kabupaten Deliserdang tahun 2008 sudah cukup baik. Dari analisis bivariat

    dan multivariat didapat faktor Pengetahuan, sikap, pendidikan orang tua, danpekerjaan orang tua tidak ada hubungan yang bermakna dengan status karies gigi,

    hanya variabel tindakan yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan statuskaries gigi.

    Mengingat pentingnya peranan kegiatan Usaha Kegiatan Gigi Sekolah(UKGS) dalam upaya pembentukan perilaku kesehatan gigi murid SD, perlu

    kebijakan untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan UKGS disekolah-sekolah dasar (khususnya pelayanan preventif dan promotif). Memfasilitasi

    kebutuhan dalam kegiatan UKGS antara lain pelatihan bagi tenaga-tenaga pelaksanaUKGS di lapangan dan penyediaan alat bantu peraga yang diperlukan dalam kegiatan

    promotif.

    Kata Kunci : Perilaku, Status Karies Gigi

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    7/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    ABSTRACT

    Dental carries have a multifactor etiology in which three main factors found in theoral cavity such as host (teeth and saliva), microorganism (plaque) and substrate

    (carbohydrate diet) and time (the fourth factor) interact (Reich. E, Lusi. A, and Newbrun. F,

    1999). Beside the factors in the oral cavity which are directly in contact with carries, thereare indirect factors called external risk factors such as the predisposition actor and the

    factor that inhibits the incident of carries. The external factors are, among other things, sex,

    education level, economic status, environment, and behavior related to dental health.

    The population of this survey study with cross-sectional design was all of the 2.238

    grade V and grade VI elementary school students of 14 Elementary Schools in Deli Tua Sub-

    district, Deli Serdang District and 96 students were selected to be the samples for this study

    through the formula developed by Taro Yamane. The primary data for this study were

    obtained through questionnaire-based interview.

    The result of this study shows that the status of dental carries of the grade V and

    grade VI elementary school students in Deli Tua Sub-district, Deli Serdang District in 2008

    was good enough. The result of bivariate and multivariate analysis shows that there was no

    significant relationship between the factors of education, attitude, parents education, and

    parents occupation and the status of dental carries. Only the factor of action which has a

    significant relationship with the status of dental carries.

    Considering the importance of the role of School Dental Health Initiative (UKGS)

    activity in the forming of dental health behavior of elementary school students, a policy to

    increase and develop the activity of UKGS at the elementary schools (especially preventive

    and promotive services) is needed. The need for UKGS activities can be facilitated through

    the provision of training for the UKGS field implementers and the provision of visual aids

    needed in the promotive activities.

    Key words : Behavior, Dental Carries Status

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    8/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

    limpahan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, yang

    merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan

    pendidikan pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Pendidikan

    Kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

    (USU) Medan.

    Tesis ini berjudul Hubungan Perilaku Murid SD Kelas V dan VI pada

    Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Status Karies Gigi di Wilayah Kecamatan Deli

    Tua Kab. Deli Serdang 2009.

    Sesungguhnya tesis ini tidak akan terwujud tanpa izin dan Tuhan Yang Maha

    Kuasa, serta bantuan dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam mengatasi

    segala kendala dan menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini

    penulis sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada

    Ayahanda tersayang H.M.Ali,Ibunda tercinta Hj.Marniati dan seluruh keluarga atas

    bantuan moral dan materi yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat

    menyelesaikan tesis ini. Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang

    setinggi-tingginya kepada :

    1. Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H., Sp.A(K), selaku Rektor Universitas

    Sumatera Utara (USU) Medan.

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    9/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    2. dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

    3. Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan

    Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

    4. Prof. Dr. drg. Monang Panjaitan, MS, selaku pembimbing satu dan Drs. Eddy

    Syahrial, M.Kes, selaku pembimbing dua yang telah banyak meluangkan waktu

    dan kesempatan dalam membimbing dan memberikan masukan demi

    kesempurnaan tesis ini.

    5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM dan drg. Iis Faizah Hanum, MKes, selaku

    penguji satu dan dua yang telah memberikan banyak saran dan masukan untuk

    kesempurnaan tesis ini.

    6. Dra. Hj. Ruzlah, M.Pd, selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

    Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang yang telah memberikan izin untuk

    melakukan penelitian di Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang.

    7. Jul Asdar Putra Samura sebagai teman dekat yang telah memberi perhatian dan

    dukungan kepada penulis untuk senantiasa berusaha dalam menyelesaikan studi

    8. Seluruh staf pengajar pada Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

    9. Seluruh staf akademik / Administrasi Program Studi Magister Ilmu Kesehatan

    Masyarakat yang telah turut membantu penulis dalam hal surat menyurat.

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    10/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    10. Temanteman mahasiswa- mahasiswi minat studi promosi kesehatan dan ilmu

    perilaku Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas

    Sumatera Utara angkatan 2007 yang telah memberi dukungan kepada penulis.

    Akhirnya penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangannya, karena

    penulis yakin bahwa tidak ada satupun karya dari tangan manusia yang lahir dalam

    keadaan sempurna, maka segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari

    berbagai pihak sangat penulis harapkan.

    Kiranya Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang melindungi dan

    memberkati kita sekalian disetiap perjalanan hidup kita. Amin.

    Deli Serdang, 10 September 2009

    Penulis

    Linda Warni

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    11/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    RIWAYAT HIDUP

    Nama penulis adalah Linda Warni, lahir di Simpang Tiga Aceh Selatan

    tanggal 18 April 1983, jenis kelamin perempuan, agama Islam. Alamat rumah jln.

    Blang Pidie Tapak Tuan Kecamatan Sawang. Tapak Tuan Aceh Selatan dan alamat

    kantor jln. Teben Mahmud RSUD DR. H. Yuliddin Away.

    Riwayat Pendidikan pada tahun 1989 s/d 1995 tamat SD dari SDN Simpang

    Tiga Aceh Selatan. Tahun 1995 s/d 1997 tamat SMPN 2 Tapak Tuan Aceh Selatan.

    Tahun 1999 s/d 2001 tamat SPRG Dep.Kes RI Banda Aceh. Tahun 2003 s/d 2005

    tamat AKG Dep.Kes R.I Banda Aceh. Tahun 2005 s/d 2006 tamat DIV Program

    Perawat Gigi Pendidik UGM Jogjakarta.

    Riwayat pekerjaan, pada tahun 2001 s/d 2002 Staf RSUD dr.H.Yuliddin

    Away Tapak Tuan Aceh Selatan. Tahun 2003 s/d 2005 Tugas belajar AKG Dep.Kes

    RI Banda Aceh. Tahun 2005 s/d 2006 Tugas belajar DIV Program Perawat Gigi

    Pendidik UGM Jogjakarta. Tahun 2007 s/d sekarang Tugas belajar pada Program

    Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakt Universitas Sumatera Utara.

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    12/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ......................................................................................................... i

    ABSTRACT........................................................................................................ ii

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

    RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

    BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 11.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

    1.2 Permasalahan ............................................................................. 61.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

    1.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 71.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8

    2.1 Perilaku ....................................................................................... 82.2. Pengetahuan ................................................................................ 13

    2.3. Sikap ........................................................................................... 162.4. Tindakan ...................................................................................... 17

    2.5 Hubungan Karaktersitik Individu dengan Perilaku ....................... 192.6 Status Gigi dan Mulut .................................................................. 21

    2.7 Indikator Kesehatan Gigi dan Mulut ............................................ 222.8 Karies Gigi .................................................................................. 23

    2.9 Pengukuran Karies Gigi ............................................................... 302.10 Pencegahan Karies Gigi ............................................................... 31

    2.11 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah .................................................... 332.12 Landasan Teori ............................................................................ 35

    2.13 Kerangka Konsep ........................................................................ 36

    BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................... 373.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 37

    3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 373.3 Populasi dan Sampel .................................................................... 37

    3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 393.5 Variabel dan Definisi Operasional................................................ 42

    3.6 Metode Pengukuran .................................................................... 443.7 Metode Analisis Data ................................................................... 47

    BAB 4 HASIL PENELITIAN ...................................................................... 48

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    13/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 484.2 Analisis Univariat......................................................................... 49

    4.3 Pengetahuan Kesehatan Gigi........................................................ 494.4 Sikap Kesehatan Gigi................................................................... 554.5 Tindakan Kesehatan Gigi............................................................. 604.6 Kelas Responden.......................................................................... 654.7 Karakteristik Responden.............................................................. 654.8 Informasi...................................................................................... 674.9 Analisis Bivariat........................................................................... 684.10Hubungan Perilaku Responden.................................................... 684.11Hubungan Karakteristik Responden............................................. 704.12Hubungan Informasi..................................................................... 724.13Analisis Multivariat...................................................................... 73

    BAB 5 PEMBAHASAN ............................................................................. 76

    5.1 Status Karies Gigi Murid SD Kelas V dan VI di WilayahKecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang ............................. 76

    5.2 Hubungan Pengetahuan dengan Status Karies Gigi Murid SDKelas V dan VI di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli

    Serdang .................................................................................... 765.3 Hubungan Sikap dengan Status Karies Gigi Murid SD Kelas V

    dan VI di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten DeliSerdang..................................................................................... 78

    5.4 Hubungan Tindakan dengan Status Karies Gigi Murid SDKelas V dan VI di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli

    Serdang ..................... ............................................................... 795.5 Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan dengan Status

    Karies Gigi Murid SD Kelas V dan VI di Wilayah KecamatanDelitua Kabupaten Deli Serdang ............................................... 80

    5.6 Hubungan Pendidikan Orang Tua dengan Status Karies GigiMurid SD Kelas V dan VI di Wilayah Kecamatan Delitua

    Kabupaten Deli Serdang... ........................................................ 805.7 Hubungan Pekerjaan Orang Tua dengan Status Karies Gigi

    Murid SD Kelas V dan VI di Wilayah Kecamatan DelituaKabupaten Deli Serdang ........................................................... 80

    5.8 Hubungan Sumber Informasi kesehatan dengan Status KariesGigi murid SD Kelas V dan VI di wilayah Kecamatan Delitua

    Kabupaten Deli Serdang ........................................................... 81

    BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan............................................................................... 826.2 Saran ........................................................................................ 83

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    14/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Halaman

    2.1 Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut ...................................................... 12

    2.2 Indikator dan Target Derajat Kesehatan Gigi dan Mulut .......................... 22

    2.3 Klasifikasi Angka Keparahan Karies Gigi Menurut WHO ...................... 31

    3.1 Perhitungan Besar Sampel Penelitian ...................................................... 39

    3.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Alat Ukur ......................................... 41

    4.1 Nama Nama Sekolah Dasar di Kecamatan Delitua ................................ 48

    4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Status Karies Gigi padaMurid SD Kelas V dan VI diwilayah Kecamatan Delitua

    Kabupaten Deli Serdang 2009 ................................................................. 49

    4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Karies Gigi Sehat.................... 49

    4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kegunaan Gigi Sehat ........................ 50

    4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Gigi Berlubang ................................. 50

    4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Penyebab Gigi Berlubang ................. 51

    4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Gigi Berlubangdapat Dicegah ......................................................................................... 51

    4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Mencegah

    Gigi Berlubang ........................................................................................ 52

    4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu TerbaikMenyikat Gigi ......................................................................................... 52

    4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Menyikat

    Gigi Baik dan Benar ................................................................................ 53

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    15/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Bahan Pasta Gigi............................... 53

    4.12 Distribusi Responden Berdasarkan TindakanPada Gigi Berlubang ............................................................................... 54

    4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan padaMurid SD Kelas V dan VI di Wilayah Kecamatan Delitua

    Kabupaten Deli Serdang 2009 ................................................................. 54

    4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Sikat Gigi DilakukanSetiap Selesai Makan .............................................................................. 55

    4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Sikat Gigi Dilakukan

    Sebelum Tidur Malam ............................................................................. 55

    4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Sikat Gigi DilakukanSesudah Makan Makanan Yang Manis .................................................... 56

    4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Pemeriksaan Gigi

    Secara Rutin ............................................................................................ 56

    4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Gigi Berlubang KarenaMalas Menyikat Gigi ............................................................................... 57

    4.19 Distribusi Responden Berdasarkan Mencegah Gigi Berlubang

    Dengan Menyikat Gigi Teratur Dan Benar .............................................. 57

    4.20 Distribusi Responden Berdasarkan Menyikat Gigi Yang BaikDan Benar Semua Permukaan Gigi Harus Disikat ................................... 58

    4.21 Distribusi Responden Berdasarkan Gigi Sakit dan Berlubang

    Harus Ditambal ....................................................................................... 58

    4.22 Distribusi Responden Berdasarkan Gigi Sehat Lebih BaikDipertahankan Daripada Dicabut ............................................................. 59

    4.23 Distribusi Responden Berdasarkan Berobat Gigi Lebih Baik

    Ke Dokter Gigi/Puskesmas Daripada Ke Dukun ...................................... 59

    4.24 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Pada Murid SDKelas V dan VI di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten

    Deli Serdang 2009 ................................................................................... 60

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    16/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    17/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    4.25 Distribusi Responden Berdasarkan Menyikat Gigi

    Sebelum Tidur......................................................................................... 60

    4.26 Distribusi Responden Berdasarkan Menyikat GigiSetiap Pagi .............................................................................................. 61

    4.27 Distribusi Responden Berdasarkan Yang Dilakukan

    Selesai Makan ......................................................................................... 61

    4.28 Distribusi Responden Berdasarkan Kunjungan ke Dokter GigiAtau Klinik ............................................................................................. 61

    4.29 Distribusi Responden Berdasarkan Memeriksa Gigi

    Secara Teratur ......................................................................................... 62

    4.30 Distribusi Responden Berdasarkan Gigi Kotor AtauGusi Berdarah ......................................................................................... 62

    4.31 Distribusi Responden Berdasarkan Makanan Yang

    Dikonsumsi Diantara Waktu Makan ........................................................ 63

    4.32 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan MakananJajanan Dalam Sehari .............................................................................. 63

    4.33 Distribusi Responden Berdasarkan Jajanan Manis dan Melekat ............... 63

    4.34 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Yang Dilakukan

    Dalam Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut ........................................ 64

    4.35 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pada Murid SDKelas Vdan VI di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten

    Deli Serdang 2009 ................................................................................... 64

    4.36 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Pada Murid SDKelas V dan VI di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten

    Deli Serdang 2009 ................................................................................... 65

    4.37 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang TuaPada Murid SD Kelas V dan VI di Wilayah Kecamatan Delitua

    Kabupaten Deli Serdang 2009 ................................................................. 65

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    18/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    4.38 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Pada

    Murid SD Kelas V dan VI di Wilayah Kecamatan Delitua

    Kabupaten Deli Serdang 2009 ................................................................. 66

    4.39 Distribusi Responden Berdasarkan Penjelasan tentang Kesehatan

    Gigi Pada Murid SD Kelas V dan VI di Wilayah KecamatanDelitua Kabupaten Deli Serdang 2009 ..................................................... 67

    4.40 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Pada

    Murid SD Kelas V dan VI di Wilayah Kecamatan DelituaKabupaten Deli Serdang 2009 ................................................................. 67

    4.41 Distribusi Status Karies Gigi Menurut Pengetahuan Responden .............. 68

    4.42 Distribusi Status Karies Gigi Menurut Sikap Responden ......................... 69

    4.43 Distribusi Status Karies Gigi Menurut Tindakan Responden ................... 69

    4.44 Distribusi Status Karies Gigi Menurut Pendidikan Orang Tua ................. 70

    4.45 Distribusi Status Karies Gigi Menurut Pekerjaan Orang Tua ................... 71

    4.46 Distribusi Status Karies Gigi Menurut Sumber Informasi ........................ 72

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    19/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Halaman

    2.1 Empat Lingkaran yang Menggambarkan Paduan

    Faktor Penyebab Karies......................................................................... 24

    2.2 Tiga Faktor Utama dan Satu Faktor TambahanPenyebab Karies ................................................................................... 25

    2.3 Tahapan yang Terjadi Dalam Plak Gigi Pada Permukaan Gigi .............. 28

    2.4 Landasan Teori Faktor-Faktor yang Berhubungan

    Dengan Status Karies Gigi .................................................................... 36

    2.5 Kerangka Konsep Penelitian.................................................................. 36

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    20/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Masalah kesehatan gigi dan mulut, menjadi perhatian yang sangat penting

    dalam pembangunan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya

    kelompok anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi. Usia sekolah merupakan

    masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas

    dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya

    manusia.

    Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara

    keseluruhan (Ilyas, 2000). Hasil laporan Studi Morbiditas (2001), menunjukkan

    bahwa kesehatan gigi dan mulut di Indonesia merupakan hal yang perlu diperhatikan,

    karena penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi yang dikeluhkan oleh

    masyarakat yaitu sebesar 60%. Penyakit gigi dan mulut yang terbanyak diderita

    masyarakat adalah penyakit karies gigi kemudian diikuti oleh penyakit periodontal di

    urutan ke dua (Surkesnas Balitbangkes Depkes RI, 2002).

    Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

    jaringan, dimulai dari permukaan gigi meluas kearah pulpa. Karies gigi dapat terjadi

    pada setiap orang yang dapat timbul pada suatu permukaan gigi dan dapat meluas

    kebagian yang lebih dalam dari gigi (Tarigan, 1990).

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    21/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Berdasarkan The World Oral Health, World Health Organization (WHO)

    Tahun 2003 telah menetapkan indikator dan standar oral secara global pada tahun

    2000, dimana 50 % anak berumur 5-6 tahun bebas dari karies gigi.

    Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 1998,

    menunjukkan bahwa keluhan sakit gigi menduduki urutan ke 6 dari 16 jenis penyakit

    lainnya dan 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaan/sekolah karena sakit gigi,

    rata-rata 3,86 hari per bulan. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walau

    tidak menimbulkan kematian tetapi dapat menurunkan produktifitas kerja.

    Di Indonesia laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI

    tahun 2001 menyatakan, diantara penyakit yang dikeluhkan prevalensi penyakit gigi

    dan mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk.

    Penyakit gigi dan mulut yang umumnya banyak ditemukan pada masyarakat

    adalah karies gigi dan penyakit periodontal. SKRT 1995 menginformasikan bahwa

    63% penduduk Indonesia menderita karies aktif. Namun di beberapa provinsi angka

    tersebut lebih tinggi dari angka nasional, seperti Kalimantan 80,2%, Sulawesi 74%,

    Sumatera 65,4%. Dilihat dari kelompok umur, golongan umur muda lebih banyak

    menderita karies gigi aktif dibandingkan umur 45 tahun ke atas, dimana umur 10-24

    tahun karies gigi aktifnya adalah 66,8 69,5%, umur 45 tahun keatas 53,3% dan pada

    umur 65 tahun keatas sebesar 43,8%. Keadaan ini menunjukkan karies gigi aktif

    banyak terjadi pada golongan usia produktif (Depkes, 2000).

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    22/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Menurut Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2007,

    penyakit gigi dan mulut merupakan urutan ke sembilan dari sepuluh penyakit terbesar

    dengan jumlah kunjungan sebanyak 1.482 kunjungan yang terdiri dari 62,8 % berusia

    lebih dari 15 tahun, dan 37,2 % kunjungan usia < 15 tahun, kunjungan pasien ke poli

    gigi umumnya menderita ganguan gigi dan mulut, dan 43,9 % diantaranya menderita

    karies gigi, dan 56,1 % lainnya menderita ganguan periodontal. Berdasarkan Profil

    Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang tahun 2006, jumlah murid SD di

    kecamatan Deli Tua sebanyak 6.889 orang dan yang diperiksa sebanyak 415 orang.

    Dari 415 siswa yang diperiksa yang perlu mendapat perawatan sebanyak 120 orang

    (28,9%) dan dari 120 orang yang perlu mendapatkan perawatan tersebut hanya 7

    orang murid yang mendapat perawatan (5,83%). Dari hasil pendataan 10 penyakit

    terbesar di Puskesmas Deli Tua bulan Oktober tahun 2008, karies merupakan urutan

    ke 3 dengan jumlah kasus sebanyak 100 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masih

    tingginya masalah kesehatan gigi pada murid SD.

    Berdasarkan hasil wawancara (Mei 2008) dengan petugas kesehatan gigi

    Puskesmas Deli Tua diperoleh informasi bahwa pada umumnya masalah gangguan

    kesehatan gigi dan mulut pada anak SD adalah karies gigi. Tingginya prevalensi

    karies gigi dan penyakit periodontal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

    lain faktor perilaku masyarakat. Pelaksanaan program UKGS dilaksanakan pada

    semua SD Negeri/Swasta yang ada diwilayah kerja Puskesmas Deli Tua yaitu 14

    sekolah. Usaha yang dilakukan selama ini adalah mengadakan penyuluhan tentang

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    23/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    pertumbuhan gigi susu/permanent; makanan yang menyehatkan untuk kesehatan gigi;

    dan cara-cara menggosok gigi. Sedangkan tindakan yang dilakukan adalah

    pencabutan gigi susu/permanent, penambalan, dan semua tindakan dilakukan di

    Puskesmas, 6 (enam) bulan sekali dilakukan kegiatan sikat gigi masal di masing-

    masing SD oleh petugas Puskesmas di Kec. Deli Tua.

    Sekolah adalah sebagai perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan

    dasar perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk perilaku kesehatan.

    Sementara itu populasi anak sekolah di dalam suatu komunitas cukup besar, antara

    40% - 50%. Oleh sebab itu promosi atau pendidikan kesehatan di sekolah adalah

    sangat penting. Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sekolah adalah usaha

    kesehatan sekolah (Notoadmodjo, 2005).

    Undang undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan bahwa

    penyelenggaraan kesehatan sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan

    hidup sehat bagi peserta didik untuk memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan

    yang harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

    Program upaya kesehatan gigi sekolah adalah merupakan salah satu kegiatan

    pokok dari program puskesmas. Upaya kesehatan gigi sekolah yang ditunjukan bagi

    anak usia sekolah di lingkungan sekolah dari tingkat pelayanan promotif, preventif

    hingga pelayanan paripurna, telah membuktikan menurunnya kejadian karies,

    terutama dengan usaha promotif dengan kampanye sikat gigi dengan pasta

    mengandung fluor dan usaha pencegahan dengan aplikasi fluor pada gigi dan fissure

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    24/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    sealent, atau kumur kumur larutan fluor. Dari indikator diatas nampak jelas bahwa

    status kesehatan gigi masyarakat yang optimal bisa dicapai dengan meningkatkan

    upaya promotif atau preventif sejak usia dini sampai dengan usia lanjut (Depkes,

    2004).

    Karies gigi memiliki etiologi yang multi faktor dimana terjadi interaksi dari

    tiga faktor utama yang ada di dalam mulut, yaitu Host (gigi dan saliva),

    Mikroorganisme (plak) dan Substrat (diet karbohidrat), dan faktor ke empat : waktu

    (Reich. E, Lusi. A dan Newbrun. E, 1999). Selain faktor yang ada di dalam mulut

    yang langsung berhubungan dengan karies, terdapat faktor-faktor yang tidak langsung

    disebut faktor resiko luar yang merupakan faktor predisiposisi dan faktor penghambat

    terjadinya karies. Faktor luar antara lain adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan,

    tingkat ekonomi, lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi

    (Suwelo, 1997).

    Status karies gigi untuk gigi permanen pada individu atau masyarakat dapat

    diukur dengan menggunakan indeks DMFT (Decay, Missing, Filled Teeth). Indeks ini

    digunakan untuk melihat keadan gigi seseorang yang pernah mengalami kerusakan

    (Decayed), hilang karena karies atau sisa akar (Missing), dan tumpatan (Filled) pada

    gigi tetap (Teeth). Indeks ini mencerminkan besarnya penyebaran karies yang

    kumulatif pada suatu populasi (Kidd & Bechal, 1992).

    Masalah kesehatan masyarakat termasuk penyakit ditentukan oleh dua faktor

    utama, yaitu faktor perilaku dan non perilaku (Notoatmodjo, 2005). Menurut Bahar

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    25/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    (2000) salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut

    penduduk di Negara berkembang adalah perilaku. Perilaku merupakan hal penting

    yang dapat mempengaruhi status kesehatan gigi individu atau masyarakat. Perilaku

    yang dapat mempengaruhi perkembangan karies adalah kebiasaan makan dan

    pemeliharaan kebersihan mulut, dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung

    fluor (Reich dkk, 1999; Petersen, 2005). Data Survei Kesehatan Rumah Tangga

    (SKRT) Tahun 2001 menunjukan perilaku masyarakat tentang pemeliharaan

    kesehatan gigi masih rendah, sebagian besar penduduk Indonesia (61,5%) menyikat

    gigi kurang sesuai dengan anjuran program menyikat gigi yaitu setelah makan dan

    sebelum tidur, bahkan 16,6% tidak menyikat gigi (surkesnas Balitbangkes Depkes RI,

    2002).

    Menurut WHO (1997), kelompok usia 12 adalah usia yang penting, karena

    pada usia tersebut anak akan meninggalkan sekolah dasar dan banyak di negara, usia

    tersebut merupakan kelompok yang mudah dijangkau melalui sistem UKGS, dan

    pada usia tersebut anak dapat lebih mudah diajak komunikasi. Menurut SKRT (2001),

    prevalensi karies gigi pada kelompok usia 12 tahun sebesar 44% dan indeks DMFT

    pada usia ini sebesar 1,1. Target pencapaian gigi sehat Indonesia tahun 2010 pada

    individu usia 12 tahun untuk indeks DMFT adalah sebesar 1 (Depkes RI, 2004).

    Karies gigi banyak menyerang anak-anak maupun dewasa, baik gigi sulung maupun

    gigi permanen. Anak usia sekolah dasar yaitu usia 6-12 tahun merupakan kelompok

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    26/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    usia rentan yang perlu mendapatkan perhatian karena pada periode tersebut terdapat

    gigi sulung dan gigi permanen secara bersamaan dalam mulut (Agtini dkk, 2005).

    1.2Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian ini adalah

    apakah ada hubungan perilaku murid SD kelas V dan VI pada kesehatan gigi dan

    mulut terhadap status karies gigi di wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli

    Serdang.

    1.3Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan perilaku murid SD

    kelas V dan VI pada kesehatan gigi dan mulut terhadap status karies gigi (DMFT) di

    wilayah Kecamatan Delitua tahun 2009.

    1.4Hipotesa

    Ada hubungan perilaku murid SD kelas V dan VI pada kesehatan gigi dan

    mulut terhadap status karies gigi di wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli

    Serdang.

    1.5Manfaat Penelitian

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    27/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    1. Menjadi masukan bagi Pemda melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang

    dalam membuat kebijakan program kesehatan anak sekolah dalam peningkatan

    pelayanan usaha kesehatan sekolah di Kecamatan Delitua.

    2. Menjadi masukan bagi puskesmas Delitua dalam upaya mewujudkan kesehatan

    anak usia sekolah khususnya dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

    3. Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut

    murid SD kelas V dan VI di wilayah kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang.

    4. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Perilaku

    2.1.1 Pengertian Perilaku

    Perilaku menurut Sarwono (1993) diartikan sebagai tindakan yang merupakan

    segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya

    yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya

    (praktik) yang berhubungan dengan kesehatan.

    Menururt Notoatmodjo (2007), perilaku dilihat dari segi biologis adalah

    kegiatan atau aktivitas organisme (mahluk hidup yang bersangkutan). Perilaku

    manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

    langsung maupun yang tidak dapat diamatai oleh pihak luar.

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    28/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu perilaku tertutup (covert

    behavior) dan perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku tertutup adalah respon

    seseorang terhadap stimulus yang masih tertutup atau terselubung, yang masih

    terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap, sehingga belum

    dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Perilaku terbuka adalah respon seorang

    terhadap stimulus sudah dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, yaitu dengan

    mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2007).

    Pembinaan dan peningkatan periaku kesehatan masyarakat perlu dilakukan

    dengan pendekatan yang tepat yaitu dengan pendidikan kesehatan atau promosi

    kesehatan, yang mengupayakan agar perilaku individu, kelompok atau masyarakat

    mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Agar

    upaya promosi kesehatan tersebut efektif, maka perlu dilakukan diagnosis atau

    analisis terhadap masalah perilaku tersebut sebelum upaya promosi kesehatan

    tersebut dilakukan.

    Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep

    dari Green (1980), dimana perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu :

    1. Faktor predisposisi (Predisposing factors)

    Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,

    sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi

    dan sebagainya.

    2. Faktor pemungkin (Enabling factors)

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    29/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan

    bagi masyarakat seperti ketersediaan sikat gigi dan pasta gigi di rumah.

    3. Faktor penguat (Reinforcing factors)

    Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, petugas kesehatan, guru

    dan sebagainya. Selain pengetahuan, sikap dan dukungan fasilitas diperlukan juga

    perilaku contoh (acuan) dari para tokoh panutan tersebut agar masyarakat

    berperilaku sehat.

    Kegiatan pendidikan kesehatan/promosi kesehatan yang akan dilakukan

    dalam upaya pembinaan dan peningkatan perilaku kesehatan masyarakat sebaiknya

    juga ditujukan pada ketiga faktor tersebut di atas yaitu faktor predisposisi, faktor

    pemungkin dan faktor penguat.

    2.1.2Perilaku Pemeliharaan Kesehatan

    Perilaku pemeliharaan kesehatan merupakan bagian dari perilaku kesehatan,

    yaitu usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk memelihara atau menjaga

    kesehatan agar tidak sakit dan usaha penyembuhan bilamana sakit. Perilaku

    pemeliharaan kesehatan ini meliputi antara lain perilaku peningkatan kesehatan dan

    pencegahan penyakit (Notoatmodjo, 2007).

    2.1.3Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut

    Menurut Blum (1981), status kesehatan baik idividu, kelompok maupun

    masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu lingkungan (environment),

    perilaku (behavior), pelayanan kesehatan (health services) dan keturunan (heredity).

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    30/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Mengacu pada teori tersebut, maka status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau

    masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu lingkungan (fisik maupun

    sosial budaya), perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Perilaku memegang

    peranan yang penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut secara

    langsung, perilaku dapat mempengaruhi faktor lingkungan maupun pelayanan

    kesehatan.

    Perilaku kesehatan gigi individu atau masyarakat merupakan salah satu faktor

    yang berpengaruh terhadap kesehatan gigi individu atau masyarakat. Perilaku

    kesehatan gigi positif, misalnya kebiasaan menggosok gigi dan mulut, sebaliknya

    perilaku kesehatan gigi negatif, misalnya tidak menggosok gigi secara teratur maka

    kondisi kesehatan gigi dan mulut akan menurun dengan dampak antara lain gigi

    mudah berlubang (Budiharto, 2000).

    Perilaku kesehatan yang tercermin dalam kebiasaan makan dan pemeliharaan

    kebersihan gigi secara teratur menggunakan pasta gigi mengandung fluor, telah

    mengurangi insiden karies. Pembentukan perilaku, khususnya kebisaan makanan,

    mempengaruhi kerentanan dan resiko terjadinya karies (Reich. E, 1999). Pencegahan

    karies gigi dapat dilakukan dengan memutus tiga faktor utama penyebab karies yaitu

    host, agent dan substrat untuk saling bertemu dan berinteraksi. Menurut Tarigan

    (1995) dan Sutadi (2000), pencegahan karies yang dapat dilakukan oleh individu

    antara lain : pengaturan diet karbohidrat, melakukan plak kontrol dengan menyikat

    gigi secara berkesinambungan dan dengan cara yang benar (meliputi seluruh

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    31/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    permukaan gigi), kemudian penggunaan fluor, antara lain dengan pemakaian pasta

    gigi yang mengandung fluor pada waktu menyikat gigi.

    Pencegahan karies gigi pada anak meliputi : menghindari makanan yang

    mengandung gula dan mudah melekat diantara waktu makan, menyikat gigi dengan

    pasta gigi yang mengandung flour, dan menyikat gigi minimal 2 kali sehari sesudah

    makan dan sebelum tidur (Depkes, 1997).

    Usaha-usaha pencegahan penyakit gigi dan mulut berdasarkan levell dan

    Clark dapat terlihat pada tabel 2.1 berikut (Monang, P, 1997 )

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    32/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Tabel 2.1 Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut

    Penyakit

    Pencegahan primer Pencegahan sekunder Pencegahantertier

    Peningkatan

    Perlindungan

    Kesehatan Khusus

    Diagnosa dini Membatasi

    Dan terapi Ketidak

    Tepat Mampuan

    Rahabi-litasi

    Karies Gigi - Penyuluhan - Aplikasi

    Kes.gigi fluor- Nutrisi yang - Pit dan fisur

    Baik sealent

    - Kebersihan - Pembersihan

    Mulut dan Karang Gigi

    Pemeriksaan

    berkala

    -Pemeriksaan - Penambalan

    Detail Secara Gigi danPeriodik perawatan

    - Pengobatan saraf gigi

    Sistematis - Ekstrasi

    Gigi

    Protesa

    Cekat dan

    sebagian

    - Protesa

    Penuh

    Penyakit

    Periodontal

    -Nutrisi Yang - Prevensi

    baik Karies

    Dengan-Kebersihan Tambalan

    Mulut baik

    - Pembersihan

    -Penyuluhan Karang Gigi

    Kesehatan - Masase Gusi

    Gigi

    - Pemeriksaan -Gingivectomi

    Penyakit - Osteyotomi

    Sistemik - Osteoplasi- Oklusi Yang - Reposisi

    Balans Gingival

    Margin

    - Splinting

    Protesa

    Maloklusi - Standar - PencegahanNutrisi Yang Ortodonti

    Baik Dengan

    - Kebersihan PerawatanMulut Teratur

    - Kebiasaan - Menjaga

    Yang Baik Ruangan

    tetap

    - Penyuluhan Terbuka

    Kesehatan (Space

    Gigi Maintainer)

    - Serial - PerawatanEkstraksi Ortho pada

    Waktu yang

    Tepat

    Protesa

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    33/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    2.1.4Penilaian Perilaku

    Menurut Guilbert (2000), pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat

    dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dilakukan

    dengan metode observasi (direct observation) melalui uji praktek, sedangkan

    pengukuran secara tidak langsung dapat dilakukan melalui wawancara dengan

    menggunakan pertanyaan-pertanyaan (questionnaires).

    Cara mengukur indikator perilaku untuk pengetahuan, sikap dan praktik

    berbeda. Untuk memperoleh data tentang pengetahuan dan sikap cukup dilakukan

    wawancara, baik wawancara terstruktur maupun wawancara mendalam. Sedangkan

    untuk memperoleh data perilaku dan praktek yang paling akurat adalah melalui

    observasi atau pengamatan (Notoadmojo, 2003).

    2.2 Pengetahuan

    Pengetahuan menurut Notoadmojo (2003), merupakan hasil dari tahu, dan ini

    terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

    Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran,

    penciuman, raba dan rasa. Sebahagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan

    telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

    membentuk tindakan seseorang (over behavior).

    Pengetahuan dapat didefenisikan sebagai suatu ingatan terhadap materi yang

    dipelajari, yaitu meliputi ingatan terhadap jumlah meteri yang banyak dari fakta

    fakta yang khusus, hingga teori-teori yang lengkap (Zaini dkk, 2002). Pengetahuan

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    34/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    tentang suatu objek dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kemampuan,

    kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas informasi tentang objek

    tersebut dilingkungannya (Tjirtasa, 1992).

    Pengetahuan (knowledge) adalah hasil belajar dari pengalaman yang

    diperoleh secara sengaja maupun tidak sengaja, formal maupun informal. Untuk

    memperoleh pengetahuan dibutuhkan proses kognitif yang sangat kompleks. Agar

    pengetahuan dapat disampaikan dengan baik dan diterima dengan tepat perlu

    melibatkan semua indera.

    Pengetahuan berkaitan erat dengan empat faktor yaitu : ingatan, belajar,

    berfikir dan intelegensi (Prawitasari, 1998). Menurut Simon et all (1995) pengetahuan

    atau kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi pembentukan perilaku

    seseorang. Pengetahuan akan merangsang terjadinya perubahan sikap bahkan

    tindakan seorang individu.

    Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam

    tingkatan yaitu (Notoadmojo, 2003) :

    1. Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

    Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

    sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

    telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling

    rendah.

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    35/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    2. Memahami (Comprehension)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

    tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

    secara benar.

    3. Aplikasi (Aplication)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

    dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

    4. Analisis (Analyze)

    Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam

    komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada

    kaitannya satu sama lain.

    5. Sintesis (Syntesis)

    Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,

    dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

    baru dari formulasi-formulasi yang ada.

    6. Evaluasi (Evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

    penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu

    kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Dari

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    36/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    hasil penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan

    lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

    (Notoadmojo, 2003).

    Meskipun perilaku merupakan bentuk respon atau reaksi terhadap rangsangan

    dari luar maupun dari dalam namun memberikan respon sangat cepat tergantung pada

    karakteristik atau faktor lain dari orang yang bersangkutan (Notoadmojo, 2003).

    Determinan ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

    1. Faktor Internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat

    bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan

    sebagainya.

    2. Faktor Eksternal, yakni lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya,

    ekonomi, praktik dan sebagainya. Faktor lingkungan sering merupakan faktor

    domain yang mewarnai perilaku seseorang.

    2.3 Sikap

    Sikap (attitude) menurut Sarwono (2003) adalah kesiapan atau kesediaan

    seseorang untuk bertingkah laku atau merespon sesuatu baik terhadap rangsangan

    negatif dari suatu objek rangsangan. Teori yang sering dipakai berupa teori rangsang

    balas (stimulus respon theory) atau teori penguat (reinforcement-theory) ini dapat

    digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial. Sikap belum

    merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan faktor predisposisi

    bagi seseorang untuk berperilaku (Green, 1980).

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    37/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Allen, Guy dan Edgley (1980, cit Anwar, 2005), mengatakan bahwa sikap

    adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk

    menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana. Sikap merupakan

    respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.

    Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu

    komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (effective) dan komponen konatif

    (conative). Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

    individu pemilik sikap mengenai apa yang berlaku atau yang benar bagi objek sikap.

    Komponen efektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif

    seseorang terhadap suatu objek sikap. Komponen konatif merupakan aspek

    kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.

    Interaksi antara ketiga komponen adalah selaras dan konsisten, dikarenakan apabila

    dihadapkan dengan suatu objek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus

    mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu saja diantara ketiga

    komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidakselarasan

    yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga

    konsistensi itu tercapai kembali (Azwar, 2005).

    2.4 Tindakan

    Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

    mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau

    suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas (Notoadmojo, 2003).

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    38/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Setelah sesorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian

    mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya

    diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau yang

    disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik (Notoadmojo, 2003).

    Terdapat banyak teori yang menerangkan tentang konsep perubahan perilaku,

    antara lain adalah teori Green (1980) yang menyatakan bahwa derajat kesehatan akan

    dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor non perilaku. Faktor perilaku akan

    ditentukan oleh tiga kelompok faktor yaitu : predisposisi (mempermudah), faktor

    pendukung dan faktor pendorong. Faktor yang mempermudah (prediposing factors),

    meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan persepsi yang

    ada di masyarakat. Faktor pendukung (enabling factors) meliputi lingkungan fisik,

    fasilitas dan sarana kesehatan yang mendukung. Faktor pendorong (reinforcing

    factors) yang meliputi pengetahuan, sikap dan perilaku petugas, teman sebaya, orang

    tua dan tokoh/pamong, juga berbagai faktor demografi seperti sosio ekonomi, umur,

    jenis kelamin, masa kerja dan ukuran keluarga juga penting sebagai faktor pendorong

    yang memberi kontribusi atas perilaku kesehatan (Green dkk, 1991).

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    39/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    2.5 Hubungan Karakteristik Individu Terhadap Pengetahuan, Sikap danTindakan

    Penentuan atau penggolongan karakteristik individu dipengaruhi oleh

    berbagai faktor yang saling terkait antara satu sama lain, yang merupakan riwayat dan

    identitas diri, yaitu:

    1. Umur

    Secara umum umur individu memiliki hubungan terhadap tinggi rendahnya

    pengetahuan. Semakin bertambahnya umur seseorang semakin meningkatkan

    kemampuan inderanya. Kemampuan indera individu yang optimal sangat

    menunjang dalam proses penerimaan dan penyampaian pengetahuan. Dengan

    demikian faktor umur berperan dalam tercapainya pengetahuan dalam individu.

    Demikian juga dengan hubungan umur terhadap sikap seseorang. Jika

    pertambahan umur berlangsung dapat menciptakan kemampuan pengetahuan

    terutama kemampuan pengetahuan segi positif dari individu tersebut, sebab

    pengetahuan terutama kemampuan terciptanya sikap. Sehingga dapat disimpulkan

    faktor umur memiliki peran terhadap terciptanya suatu pengetahuan dan sikap

    individu.

    2. Jenis kelamin

    Banyak survei menemukan bahwa anak perempuan memiliki prevalensi karies

    yang lebih tinggi dari pada anak laki-laki pada umur kronologis yang sama.

    Diketahui bahwa rata-rata gigi permanen pada anak perempuan lebih dulu erupsi

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    40/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    dibandingkan pada anak laki-laki, sehingga lebih lama terpapar dengan serangan

    karies (Carlos,1981). Selama masa anak dewasa, perempuan memperlihatkan nilai

    DMFT yang lebih tinggi daripada laki-laki, namun secara umum kebersihan

    mulut pada perempuan lebih baik dan memiliki lebih sedikit gigi yang hilang

    dibandingakan dengan laki-laki (Tarigan, 1995).

    3. Pendidikan Orang Tua

    Pendidikan merupakan salah satu faktor sosial penting yang berhubungan dengan

    prevelensi karies (Reich, 1999). Pendidikan yang rendah sangat berpengaruh

    terhadap pengetahuan seseorang, karena tidak mendapat pendidikan yang layak

    (Budiharto, 2000).

    Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (2001) menunjukkan kerusakan gigi

    tertinggi terjadi pada orang dengan pendidikan lulus SD yaitu sebesar 8 gigi per

    orang, dan pada orang dengan pendidikan lulus SMP ke atas rata-rata 3 gigi

    mengalami kerusakan per orang.

    4. Pekerjaan Orang Tua

    Pekerjaan merupakan faktor sosial yang dapat mempengaruhi status karies gigi

    (Reich, 1999). Pekerjaan menunjukkan kelas sosial tertentu. Penelitian

    menunjukkan adanya penurunan dalam insidensi karies, khususnya pada anak-

    anak dan dewasa muda, terutama pada anak-anak dari keluarga dengan

    pendapatan rendah.

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    41/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    42/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    2.6 Status Kesehatan Gigi dan Mulut

    Dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi kualitas kesehatan gigi dan

    mulut seseorang tidak terlepas dari tiga aspek diatas, yaitu (Julianti, 2001):

    a. Aspek Fisik

    Aspek fisik merupakan aspek yang mempengaruhi kualitas kesehatan gigi dan

    mulut yang disebabkan oleh keadaan yang terdapat didalam mulutnya sendiri,

    misalnya karena pemberian gizi yang salah pada saat kehamilan menyebabkan

    struktur gigi rentan terhadap kerusakan gigi, misalnya keadaan gigi yang berjejal

    mengakibatkan mudahnya penumpukan plak dan sisa makanan sehingga

    mempermudah timbulnya kerusakan gigi.

    b. Aspek Mental

    Aspek mental dapat mempenggaruhi tingkah laku orang tersebut. Misalnya

    apabila seseorang percaya bahwa penyakit gigi dan mulut disebabkan oleh

    penggaruh guna-guna, tentunya untuk menggobati penyakit tersebut tidak akan pergi

    ke dokter gigi melainkan pergi ke dukun. Dengan demikian penyakitnya akan

    bertambah parah.

    c. Aspek Sosial

    Aspek sosial yang mempenggaruhi kualitas kesehatan gigi dan mulut

    biasanya disebabkan oleh nilai budaya yang berkembang didaerahnya. Selain itu,

    dapat pula disebabkan oleh pengaruh sosioekonomi yang kurang, keadaan inipun

    akan mempenggaruhi tingkah orang tersebut.

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    43/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Dengan kata lain status kesehatan gigi dan mulut adalah kondisi derajat

    kesehatan gigi dan mulut hasil interaksi kondisi fisik, mental dan sosial yang dapat

    dilihat dari tingkat keparahan penyakit gigi dan mulut melalui indikator-indikator.

    2.7 Indikator Kesehatan Gigi dan Mulut

    Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk menggevaluasi keadaan

    atau status dan memungkinkan dilakukanya pengumpulan terhadap perubahan

    perubahan yang terjadi dari waktu kewaktu (DepKes RI, 2003).

    Indikator penyakit gigi dan mulut adalah spesifik, dalam arti status kesehatan

    gigi untuk masing-masing kelompok umur, mempunyai indikator yang berbedabeda

    WHO telah mendapatkan indikator dan standar Oral Global Goal For the Year

    2000 yang masih berlaku sampai dengan saat ini, yaitu seperti pada tabel 2.2

    dibawah ini:

    Tabel 2.2. Indikator dan Target Derajat Kesehatan Gigi dan Mulut

    No. Indikator Derajat Kesehatan Gigi dan Mulut Target Nasional

    1. Anak 5 s/d 6 tahun

    - bebas karies(mixed dentition) 50%

    2. Anak 12 Tahun

    - DMF-T Index 3

    - PTI 50%

    -> 3 Sextan Gusi Sehat 70%

    3. Remaja 18 Tahun-Lengkung/ Jumlah gigi lengkap(Minimal 28 gigi) 85%

    > 3 Sextan Gusi Sehat 70%

    4. Dewasa 35 44 tahun

    -Penduduk dengan Minimal 20 gigi Berfungsi 90%

    - Penduduk tidak bergigi (ompong) 0,25%

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    44/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    5. Dewasa > 65 Tahun

    - Penduduk dengan minimal 20 gigi Berfungsi 50%

    Penduduk tidak bergigi (ompong) 18%

    2.8 Karies Gigi

    2.8.1Pengertian Karies Gigi

    Karies berasal dari kata Yunani yang berarti lubang, menurut Lundeen dan

    Roberson (1995) yang dikutip Sumawinata (1997), adalah penyakit menular pada gigi

    yang disebabkan oleh mikroba yang mengakibatkan terlarutnya dan hancurnya

    jaringan keras gigi.

    Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan

    sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik, dalam suatu karbohidrat

    yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi

    yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya terjadi invasi

    bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan perapeks yang

    dapat menyebabkan nyeri (Kidd & Bechal, 1992; Wilkins, 2005).

    WHO mendefenisikan karies gigi sebagai localized, post-eruptive, pathologic

    process of external origin involving softening of hard tooth tissue and proceeding to

    the formation of a caviti(Wilkins, 2005).

    2.8.2 Etiologi Karies gigi

    Karies gigi memiliki etiologi yang multifaktor dimana terjadi interaksi dari tiga

    faktor utama: Mikroorganisme (plak), Substrat (diet karbohidrat), Host (gigi dan

    saliva) dan faktor ke empat : waktu (Reich. E, Lusi. A dan Newbrun. E, 1999).

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    45/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Karies gigi diklasifikasikan sebagai penyakit infeksi kronik, dimana menurut

    teori epidemiologi modern merupakan hasil interaksi antara faktor Agen, Host dan

    Lingkungan. Penelitian-penelitian telah menunjukkan dengan jelas bahwa karies

    merupakan hasil interaksi dari : mikroorganisme spesifik, host yaitu gigi yang

    resistensinya kurang dan lingkungan, khususnya lingkungan intra oral sebagai akibat

    dari konsumsi karbohidrat (Carlos, 1981).

    Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa dapat

    diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga PH plak akan menurun

    sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan PH yang berulang-ulang

    dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan

    dan proses kariespun dimulai. Panduan keempat faktor penyebab tersebut kadang-

    kadang digambarkan sebagai empat lingkaran yang saling tumpang tindih, seperti

    terlihat pada gambar 2.1 (Kidd & Bechal, 1992).

    Gambar 2.1 Empat Lingkaran Yang Menggambarkan Panduan Faktor

    Penyebab Karies.

    MIKROORGANISME

    SUBSTRAT

    HOST

    (gigi dan saliva)

    WAKTU

    KARIES

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    46/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Sumber : Dasar-dasar Karies, Penyakit dan Penanggulangannya.

    Kidd & Bechal, 1992

    Untuk dapat menjelaskan interaksi dari ke empat faktor tersebut dapat juga

    digambarkan dalam tiga dimensi (gambar 2.2.).

    Gambar 2.2 Tiga Faktor Utama Dan Satu Faktor Tambahan Penyebab Karies.

    Sumber : Peranan Pelayanan Kesehatan Gigi Anak Dalam

    Menunjang Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

    Indonesia Di Masa Mendatang. Suwelo, 1997

    Tiga faktor utama digambarkan sebagai tiga selinder, dengan ketebalan

    (tinggi) silinder menunjukkan faktor waktu artinya ketiga faktor utama berada di

    dalam mulut pada waktu tertentu. Apabila selinder tersebut saling memotong, maka

    terjadilah karies. Hasil perpotongan (interaksi) tiga selinder berbentuk ruangan.

    Besarnya ruangan tergantung pada besar peranan masing-masing silinder yaitu

    besarnya jari-jari silinder (tiga faktor utama karies) dan tinggi selinder (faktor waktu).

    waktuKARIES

    Substrat

    Gigi & saliva

    Mikroorganisme

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    47/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Makin besar ruangan tersebut makin besar kemungkinan karies terjadi

    (Suwelo,1997).

    2.8.2.1 Mikroorganisme

    Berbagai jenis mikroorganisme terdapat di dalam rongga mulut yang

    merupakan komunitas kompleks yang terjadi dari macam-macam spesies. Struktur

    dari komunitas tersebut terdiri dari suatu massa yang berupa matriks yang lengket dan

    kental yang mengandung glikoprotein serta sel-sel mikroorganisme dan menempel

    pada permukaan gigi yang dikenal sebagai pelikel. Glikoprotein tersebut merupakan

    bahan nutrisi bagi mikroorganisme, sehingga mikroorganisme akan tumbuh dan

    berkembang biak membentuk koloni-koloni mikroorganisme ini kemudia dikenal

    sebagai plak gigi (Burnett, GW, 1980).

    Kolonisiasi bakteri pada permukaan gigi diketahui sebagai faktor etiologi

    kunci dalam penyakit mulut, termasuk juga karies gigi (Axelsson, 1999). Menurut

    Tarigan (1995), plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti

    mucin, sisa sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa-sisa makanan

    serta bakteri. Plak merupakan awal terjadinya karies gigi.

    Plak gigi merupakan bahan yang melekat berisi bakteri beserta produk-

    produknya, yang terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak

    terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui serangkaian tahapan. Jika email

    yang bersih terpapar di rongga mulut maka akan ditutupi oleh lapisan organik yang

    amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini terutama terdiri atas glikoprotein yang

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    48/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    diendapkan dari saliva dan terbentuk segera setelah penyikatan gigi. Sifatnya sangat

    lengket dan dapat membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi

    dan yang paling banyak adalah streptokokus. Organisme tersebut tumbuh,

    berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstrasel yang lengket dan akan mengikat

    berbagai bentuk bakteri yang lain (Kidd & Bechal, 1992)

    2.8.2.2 Substrat

    Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi bakteri mulut dan secara

    langsung terlibat dalam penurunan PH. Karbohidrat menyediakan substrat untuk

    membuat asam bagi mikroorganisme dengan sintesa polisakarida ekstra sel.

    Dibutuhkan waktu tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel gigi untuk

    membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Tidak semua

    karbohidrat sama derajat kariogeniknya. Karbohidrat yang kompleks misalnya pati

    (polisakrida) relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam

    mulut, sedangkan karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan

    meresap ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri, sehingga

    makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan PH plak dengan

    cepat sampai level yang menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat

    asam selama beberapa waktu, untuk kembali ke PH normal sekitar 7, dibutuhkan

    waktu 30-60 menit. Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang

    akan tetap menahan PH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email

    (Kidd & Bechal, 1992).

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    49/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Karbohidrat yang mudah difermentasi

    Bergabung ke dalam plak

    Penurunan PH plak secara cepat

    Terbentuk dengan segera

    Frekuensi terpapar permukaan gigi oleh asam

    Proses karies dimulai

    Bercak putih permulaan lesi

    Gambar 2.3 Tahapan yang Terjadi Dalam Plak Gigi Pada Permukaan gigi

    Makanan Kariogenik

    Plak Gigi

    Pembentukan Asam

    Demineralisasi

    Karies Gigi

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    50/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    Sumber : ClinicalPractice Of The Dental Hygienist.Ninth Edition.

    Wilkins, 2005

    2.8.2.3Host(gigi dansaliva)

    Struktur anatomi dari gigi terdiri dari lapisan email di bagian terluar gigi dan

    lapisan dentin yang terdapat di bawah lapisan email. Struktur email sangat

    menentukan dalam proses terjadinya karies, dimana permukaan email yang terluar

    lebih rentan terhadap kemungkinan terjadinya karies, terutama bentuk permukaan

    gigi yang sukar dibersihkan. Plak yang mengandung bakteri merupakan awal bagi

    terbentuknya karies. Oleh karena itu kawasan gigi yang memudahkan perlekatan plak

    sangat mungkin diserang karies (Kidd & Bechal, 1992).

    Peran saliva juga sangat menentukan dalam kejadian karies gigi. Saliva

    mampu meremineralisasi karies yang masih dini, karena banyak mengandung ion

    kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi akan

    meningkat jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme di

    dalam plak, saliva juga mempengaruhi PH dalam mulut. Karena itu jika aliran saliva

    berkurang akibatnya karies akan tidak terkendali (Kidd & Bechal, 1992).

    Keberadaan fluor dalam konsentrasi yang optimum pada jaringan gigi dan

    lingkungannya merangsang efek anti karies. Kadar fluor yang bergabung dengan

    email selama pertumbuhan gigi bergantung kepada ketersediaan fluor tersebut di

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    51/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    dalam air minum atau makanan lain yang mengandung fluor. Email yang mempunyai

    kadar fluor lebih tinggi, tidak dengan sendirinya resisten terhadap serangan asam,

    akan tetapi tersedianya fluor disekitar gigi selama proses pelarutan email akan

    mempengaruhi proses remineralisasi dan demineralisasi, terutama proses

    demineralisasi. Disamping itu, fluor mempengaruhi bakteri plak dalam bentuk asam

    (Kidd & Bechal, 1992)

    2.8.2.4 Waktu

    Karies gigi adalah suatu penyakit yang kronis. Sebab lesi terjadi setelah

    beberapa bulan/tahun. Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali

    mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies

    tersebut terdiri dari atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh

    karena itu, bila saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak

    menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau

    tahun. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk

    menghentikan penyakt ini (Kidd & Bechal, 1992).

    2.9 Pengukuran Status Karies Gigi

    Status karies gigi atau angka karies seseorang dapat dilihat dari hasil

    pengukuran dengan menggunakan ukuran atau indeks DMF-T (Decayed, Missing,

    Filled Teeth) (Depkes RI, 1995).

    Indeks DMF-T merupakan indikator penting yang telah ditentukan oleh WHO

    dan digunakan untuk melihat keadaan gigi seseorang yang mengalami kerusakan

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    52/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    (Decayed), hilang karena karies atau sisa akar yang akan dicabut (Missing) dan

    tumpatan baik (Filled) yang disebabkan oleh penyakit karies dan merupakan

    penjumlahan dari nilai D,M,F. Indeks ini digunakan untuk mengukur keadaan pada

    gigi permanen/gigi tetap. Semakin kecil indeks DMF-T semakin baik, dengan rumus

    DMFT-T = D + M + F

    DMF-T rata-rata = DMF-T/N

    D =Decayed(gigi berlubang)

    M =Missing(gigi telah dicabut karena karies)

    F = Filling(gigi dengan tumpatan baik)

    T = Tooth (gigi tetap)

    Dibawah ini tabel klasifikasi angka keparahan gigi menurut WHO :

    Tabel 2.3 Klasifikasi Angka Keparahan Karies Gigi Menurut WHO

    Tingkat Keparahan DMF TSangat rendah

    RendahSedang

    TinggiSangat Tinggi

    0,8-1,1

    1,2-2,62,7- 4,4

    4,5-6,56,6 keatas

    Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (2001), prevalensi karies gigi pada

    kelompok usia 12 tahun 44% dan indeks DMFT pada usia ini sebesar 1,1. Target

    pencapaian gigi sehat Indonesia tahun 2010 pada individu usia 12 tahun untuk indeks

    DMFT adalah sebesar 1 (Depkes RI, 2004).

    2.10 Pencegahan Karies Gigi

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    53/109

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    54/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    mengandung fluor. Upaya ini dapat memutuskan tali ikatan perkembangan bakteri

    penyebab karies.

    Menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi mengandung fluor dapat

    memperkuat gigi (Sutadi, 2000). Hasil uji coba klinik dari pasta gigi yang

    mengandung fluor memperlihatkan adanya penurunan insidensi karies yang

    bervariasi antara 17% pada penduduk yang tinggal di daerah mengandung kadar fluor

    optimum sampai 34% pada penduduk dari daerah yang kandungan fluornya nol. Oleh

    karena itu penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor harus dianjurkan pada

    semua orang (Kidd & Bechal, 1992). Pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah

    dengan diet karbohidrat, terutama jenis sukrosa yang merupakan faktor utama

    penyebab kerusakan gigi. Bakteri karies terutama streptokokus mutans dengan

    fermentasinya akan mengubah sukrosa menjadi asam yang dapat melarutkan email

    gigi dan merupakan awal terjadinya lesi karies. Oleh karena itu diet karbohidrat

    terutama makanan manis dan lengket merupakan pilihan untuk mencegah terjadinya

    karies gigi (Sutadi, 2000).

    2.11 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

    Tujuan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber

    Daya Manusia. Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 menyebutkan

    penyelenggaraan kesehatan sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan

    hidup sehat bagi peserta didik untuk memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan

    harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Dalam

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    55/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    rangka meningkatkan kualitas kesehatan gigi anak sekolah telah dilaksanakan

    kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)(Depkes RI, 1997).

    2.11.1 Pengertian UKGS

    Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah bagian integara Usaha Kesehatan

    Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

    terencana pada siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar dalam satu kurun waktu

    tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS sebagai

    berikut (Depkes RI, 1997)

    1. Paket Minimal UKS yaitu UKGS Tahap I yang meliputi :

    a. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi mulut.

    b. Pencegahan penyakit gigi mulut.

    2. Paket Standar UKS yaitu UKGS Tahap II yang meliputi :

    a. Pelatihan guru dan tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.

    b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

    c. Pencegahan penyakit gigi mulut.

    d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I

    e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

    f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada kelas I s/d kelas VI

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    56/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    g. Rujukan bagi yang memerlukan

    3. Paket Optimal UKS yaitu UKGS Tahap III yang meliputi :

    a. Pelatihan guru dan tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut

    b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

    c. Pencegahan penyakit gigi mulut.

    d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I

    e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

    f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada kelas I sampai dengan

    kelas VI

    g. Pelayanan medik gigi dasar sesuai kebutuhan pada kelas terpilih.

    2.11.2 Tujuan UKGS

    Tujuan umum dari pelaksanaan UKGS adalah tercapainya derajat kesehatan

    gigi dan mulut siswa yang optimal. Adapun tujuan khususnya antara lain adalah

    memiliki sikap atau kebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut

    (Depkes RI, 1997).

    2. 12 Landasan Teori

    Berdasarkan uraian teori tentang terjadinya karies dan faktor-faktor yang

    berhubungan dengan karies menyebutkan bahwa karies gigi memiliki etiologi

    multifaktor dimana terjadi interaksi dari tiga faktor utama :Host (gigi dan saliva),

    mikroorganisme (plak) dan substrat (diet), dan faktor ke empat: waktu (Kidd &

    Bechal, 1992; Reich. E, Lusi. A & Newbrun. E. 1999). Menurut Suwelo (1997),

  • 8/12/2019 Hubungan Perilaku Dengan Karies

    57/109

    Linda Warni : Hubungan Perilaku Murid Sd Kelas V Dan Vi Pada Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap StatusKaries Gigi Di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

    selain faktor-faktor yang ada di dalam mulut yang langsung berhubungan dengan

    karies, terdapat faktor-faktor yang tidak langsung yang disebut faktor risiko luar yang

    merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadi karies. Faktor luar

    tersebut antara lain adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidik, tingkat ekonomi,

    lingkungan, sikap dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi, maka dapat

    digambarkan l