hubungan peran kelompok tani dengan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PERAN KELOMPOK TANI DENGAN PRODUKTIVITAS USAHATANI BENIH PADI
(Studi Kasus: Kelompok Tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi. Kecamatan Sukasari. Kabupaten Subang)
SKRIPSI
SUTRA MANDASARI NIM : 108092000049
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014 M/1436 H
SURAT PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Desember 2014
Sutra Mandasari 108092000049
RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama : Sutra Mandasari Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 11 Maret 1991 Kewarganegaraan : Indonesia Status : Belum Menikah Tinggi, Berat Badan : 160 cm, 65 kg Agama : Islam Alamat : Dsn Margaluyu Timur Rt 31/14 No.91
Sukamandi Jaya Kec. Ciasem Kab. Subang Prov. Jawa Barat 41256
Telepon : 085759040349 Email : [email protected] Latar Belakang Pendidikan Formal 1996 – 2002 : SDN 8 Sukamandi, Subang 2002 – 2005 : SMPN 1 Ciasem, Subang 2005 – 2008 : SMAN 1 Ciasem, Subang 2008 – 2014 : UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Non Formal 2008 : Training Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 : Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) 2011 : Kuliah Kerja Nyata UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 : Kursus Bahasa Inggris dan Arab di Pusat Pengembangan Bahasa, UIN
Jakarta Pengalaman Kerja 2010 : Magang di PT.Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional–1,
Sukamandi-Subang 2011 : Praktek Kerja di Koperasi Bina Usaha, Sukabumi 2011 : Bekerja di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Tangerang Selatan 2011 : Bekerja di PT. Surveyor Indonesia, Jakarta
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, hidayah, berkah serta karunia-Nya, sehingga berhasil merampungkan
penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Peran Kelompok Tani dengan
Produktivitas Usahatani Benih Padi (Studi Kasus: Kelompok Tani Surya Bangkit
di Desa Mandalawangi Kecamatan Sukasari Kabupaten Subang)” dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku ketua Program Studi Agribisnis dan Ibu
Rizky Adi Puspita Sari, MM selaku sekretaris Program Studi Agribisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
3. Bapak Dr. Ujang Maman, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Iwan
Aminudin, M.Si selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus
dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan,
ii
motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis
selama menyusun skripsi.
4. Bapak Dr. Iskandar Andi Nuhung selaku dosen penguji I dan Bapak Ir.
Junaidi, M.Si selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktu dan
tenaganya untuk menguji skripsi penulis serta memberikan saran dan arahan.
5. Para dosen Agribisnis yang telah membantu dalam memberikan semangat
dan do’a bagi penulis selama ini.
6. Bapak H. Surya sebagai ketua Kelompok Tani Surya Bangkit, Bapak Sadirin
sebagai Konsultan di Kelompok Tani Surya Bangkit dan Bapak Burdah yang
telah berpartisipasi dan memberikan kontribusinya dalam memperoleh
informasi dan data-data dalam penyusunan skripsi ini.
7. Pimpinan dan staf Administrasi Perpustakaan Utama, Perpustakaan FST UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk meminjamkan buku-buku dalam pemenuhan materi skripsi ini.
8. Kedua orang tua penulis Ibunda (Sri Purna Firdaus) dan Ayahanda (Orien
Yahya) yang telah membesarkan dan memberikan pendidikan penulis hingga
saat ini, selalu memberikan do’a, limpahan kasih sayang, motivasi baik secara
moril maupun materil dan semangat setiap waktu. Terima kasih atas
perjuangan ayah dan ibu tercinta. Adinda tidak mungkin bisa membalasnya,
semoga Allah Swt memberikan balasan yang setimpal atas semua yang telah
diberikan oleh ayah dan ibu adinda. Adinda hanya berusaha memberikan
yang terbaik.
iii
9. Abang-abang dan adik-adikku tercinta, Bang Dola Novra Yendriza, Bang Ego
Subrata, Bagas Desra Nugraha, Desrio Fernando (Dude) yang selalu
memberikan motivasi dan perhatian selama pembuatan skripsi ini, serta
saudara dan saudariku yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, mudah-
mudahan motivasi, do’a dan perhatiannya tidak cukup sampai disini.
10. Semua temen-temen di Agribisnis 2008 B, semoga tali silaturahmi kita tetap
terjaga. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, semoga
Allah SWT, memberikan kebaikan yang mereka berikan. Penulis banyak
melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik yang disengaja ataupun tidak,
sekiranya penulis mohon dibukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran
serta kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga skripsi ini dapat membuka wawasan yang lebih luas bagi
pembaca sekalian dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Aamiin
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, Desember 2014
Penulis
iv
ABSTRAK
SUTRA MANDASARI 108092000049. Hubungan Peran Kelompok Tani dengan Produktivitas Usahatani Benih Padi (Studi Kasus: Kelompok Tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi Kecamatan Sukasari Kabupaten Subang). Di bawah bimbingan Ujang Maman dan Iwan Aminudin.
Pembangunan pertanian tidak dapat berjalan sebagaimana dicita-citakan bangsa Indonesia karena adanya berbagai persoalan yang dihadapi dari waktu ke waktu. Persoalan tersebut antara lain pengetahuan dan kemampuan masyarakat yang masih rendah sehingga dibutuhkan peranan dari pemerintah dalam hal ini pembentukan kelompok tani, dari kelompok tani inilah masyarakat petani akan diberdayakan sehingga produktivitas akan lebih efektif dan efisen.
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui berapa besar peran kelompok tani dalam usahatani benih padi pada kelompok tani Surya Bangkit, (2) Untuk mengetahui berapa besarnya produktivitas usahatani benih padi pada kelompok tani Surya Bangkit, (3) Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara peran kelompok tani dengan produktivitas usahatani benih padi pada kelompok tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi Kec. Sukasari Kab. Subang
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Total sampel petani di kelompok tani Surya Bangkit tersebut sebanyak 57 petani. Data dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada anggota petani sampel di kelompok tani Surya Bangkit. Data sekunder diperoleh dari data kelompok dan monografi desa. Data ditampilkan dalam tabel frekuensi dan tabulasi silang, kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan uji Chi Square (X2) pada taraf uji 0,10 dan ditambah dengan informasi kualitatif yang disajikan secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kelompok tani di Surya Bangkit tergolong rendah. Sedangkan tingkat produktivitas petani dan usahatani benih padi yang tergabung dalam kelompok tani Surya Bangkit tidak tergolong tinggi yaitu berada pada kriteria sedang atau cukup. Hasil analisis di lapang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara peran kelompok tani Surya Bangkit dengan produktivitas usahatani benih padi.
Kata Kunci: Kelompok Tani, Peran Kelompok Tani, Produktivitas, Usahatani, Metode Skala Guttman, Analisis Chi Square (X2).
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. ...........i ABSTRAK.............................................................................................................iv DARTAR ISI .........................................................................................................v DAFTAR TABEL …. .........................................................................................vii DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN. .......................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian......................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Kelompok Tani............................................................................6 2.2 Fungsi Kelompok Tani...........................................................................8 2.3 Kemampuan dan Ciri-ciri Kelompok Tani............................................9 2.4 Produktivitas........................................................................................10 2.5 Produktivitas Petani.............................................................................11 2.6 Produktivitas Usahatani.......................................................................17 2.7 Tinjauan Umum Tanaman Padi...........................................................20 2.8 Benih....................................................................................................25 2.9 Peran Kelompok Bagi Produktivitas Petani.........................................28 2.10 Peran Kelompok Bagi Produktivitas Usahatani.................................29 2.11 Pengaruh Inovasi Terhadap Produktivitas Usahatani........................30 2.12 Penelitian Terdahulu..........................................................................33 2.13 Kerangka Pemikiran...........................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................37 3.2 Jenis dan Sumber data..........................................................................37 3.3 Teknik Pengumpulan Data...................................................................38 3.4 Metode Pengambilan Sampel...............................................................39 3.5 Analisis Data........................................................................................39 3.6 Definisi Operasional.............................................................................41
BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Kawasan..................................43
4.1.1 Batas Wilayah............................................................................43 4.1.2 Luas Wilayah..............................................................................44 4.1.3 Iklim...........................................................................................44 4.1.4 Topografi Jenis dan Kesuburan Tanah.......................................45
vi
4.1.5 Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)/Penduduk.....................45 4.1.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur........................................45 4.1.7 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan........................................46 4.1.8 Topografi Desa..........................................................................46 4.1.9 Kepemilikan Lahan Pertanian Tanaman Pangan.......................47
4.2 Peta Desa..............................................................................................47
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Petani Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit Desa
Mandalawangi.....................................................................................49 5.1.1 Umur Petani................................................................................49 5.1.2 Tingkat Pendidikan Petani.........................................................51 5.1.3 Pengalaman Bertani....................................................................52 5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga....................................................54 5.1.5 Luas Lahan.................................................................................55 5.1.6 Usaha Selain Bertani..................................................................56
5.2 Peran Kelompok Tani..........................................................................56 5.2.1 Kerjasama Antar Anggota Kelompok........................................57 5.2.2 Keaktifan Di Kelompok Tani.....................................................58 5.2.3 Manajemen Perencanaan Kelompok Tani..................................59 5.2.4 Kerjasama Pelaksanaan Program Kelompok Tani.....................59 5.2.5 Hubungan Dengan Lembaga Koperasi/KUD.............................60
5.3 Produktivitas Petani.............................................................................62 5.4 Produktivitas Usahatani........................................................................65 5.5 Hubungan Peran Kelompok Tani Dengan Peningkatan
Produtivitas Petani Benih Padi.............................................................68 5.6 Hubungan Peran Kelompok Tani Dengan Menumbuhkan
Produktivitas Usahatani Benih Padi.....................................................71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan..........................................................................................77 6.2 Saran.....................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................79 LAMPIRAN ..........................................................................................................82
vii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1. Batas Wilayah....................................................................................................43
2. Luas Wilayah.....................................................................................................44
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur................................................................45
4. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan................................................................46
5. Topografi Desa...................................................................................................47
6. Kepemilikan Lahan Pertanian Tanaman Pangan...............................................47
7. Distribusi Responden Menurut Umur................................................................50
8. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan..........................................51
9. Distribusi Responden Menurut Pengalaman Bertani.........................................53
10. Distribusi Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga.......................54
11. Distribusi Responden Menurut Luas Lahan.....................................................55
12. Distribusi Responden Menurut Usaha Selain Bertani......................................56
13. Distribusi Responden Menurut Persepsi Tentang Kerjasama Antar Anggota Kelompok Tani....................................................58
14. Distribusi Responden Menurut Persepsi Tentang Keaktifan Di Kelompok Tani..........................................................................58
15. Distribusi Responden Menurut Persepsi Tentang Manajemen Perencanaan Kelompok tani........................................................59
16. Distribusi Responden Menurut Persepsi Tentang Kerjasama Pelaksanaan Program....................................................................60
17. Distribusi Responden Menurut Persepsi Tentang Hubungan Dengan Lembaga Koperasi/KUD.................................................60
18. Distribusi Responden Menurut Peran Kelompok Tani....................................61
19. Distribusi Responden Menurut Produktivitas Petani.......................................63
20. Distribusi Menurut Tingkat Hasil Produktivitas Usahatani Benih Padi..........66
21. Diatribusi Peran Kelompok Tani dengan Produktivitas Petani Benih Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit...........................................................68
22. Diatribusi Peran Kelompok Tani dengan Produktivitas Usahatani Benih Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit...........................................................73
viii
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran Penelitian..................................................................36
2. Dokumentasi Kegiatan Penelitian............................................................113
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1. Karakteristik Petani Sampel Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit Desa Mandalawangi.....................................................................82
2. Distribusi Biaya Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit Desa Mandalawangi.............................85
3. Distribusi Produktivitas Panen Usahatani Padi di Kelompok
Tani Surya Bangkit Desa Mandalawangi...................................................88
4. Jawaban Kuisioner Variabel Peran kelompok Tani...................................91
5. Jawaban Kuisioner Produktivitas Petani....................................................94
6. Data Hasil Perhitungan uji Chi Square (X2) antara peran Kelompok Tani dengan Tingkat Produktivitas Petani dan Produktivitas Usahatani Benih Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit desa Mandalawangi....................................................................................97
7. Kuisioner Penelitian.................................................................................101
8. Peta Desa..................................................................................................111
9. Peta Irigasi Aliran Sawah.........................................................................112
10. Dokumentasi Kegiatan Penelitian............................................................113
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Negara Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar mata
pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Kebijakan yang ditempuh
pemerintah untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional diantaranya adalah
dengan peningkatan kehidupan ekonomi yang dilakukan melalui pembangunan
pertanian (Hernanto, 1995).
Pembangunan pertanian tidak dapat berjalan sebagaimana dicita-citakan
bangsa Indonesia karena adanya berbagai persoalan yang dihadapi dari waktu ke
waktu. Persoalan tersebut antara lain pengetahuan dan kemampuan masyarakat
yang masih rendah sehingga dibutuhkan peranan dari pemerintah dalam hal ini
pembentukan kelompok tani, dari kelompok tani inilah masyarakat petani akan
diberdayakan sehingga produktivitas akan lebih efektif dan efisen. Pembinaan
usahatani melalui kelompok tani tidak lain adalah sebagai upaya percepatan
sasaran. Petani yang banyak jumlahnya dan tersebar di pedesaan yang luas,
sehingga dalam pembinaan kelompok diharapkan timbulnya cakrawala dan
wawasan kebersamaan memecahkan dan merubah citra usahatani sekarang
menjadi usahatani masa depan yang cerah dan tetap tegar (Sastraadmadja, 1985).
Tujuan dibentuknya kelompok tani adalah untuk lebih meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan petani dan keluarganya sebagai subjek
pembangunan pertanian melalui pendekatan kelompok agar lebih berperan dalam
2
pembangunan. Kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang
berfungsi sebagai media penyuluhan yang diharapkan lebih terarah dalam
perubahan aktivitas usahatani yang lebih baik lagi. Aktivitas usahatani yang lebih
baik dapat dilihat dari adanya peningkatan-peningkatan dalam produktivitas
usahatani yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani sehingga
akan mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan
keluarganya (BPLPP, 1990).
Desa Mandalawangi merupakan bagian integral dari pembangunan
Kecamatan Sukasari Kabupaten Subang. Sektor pertanian di desa Mandalawangi
kecamatan Sukasari kabupaten Subang sampai saat ini masih mempunyai peranan
yang sangat penting dan strategis, baik dukungan terhadap pertumbuhan
perekonomian maupun dalam upaya pemerataan pembangunan di pedesaan yang
notabene memiliki kesejahteraan yang relatif belum memadai, hal ini disebabkan
karena sektor pertanian berperan dalam penyediaan bahan pangan pokok,
kesempatan kerja, dan sumber pendapatan sebagian besar petani. Posisi petani di
desa Mandalawangi secara umum memiliki modal usaha terbatas, regenerasi
petani selaku pelaku utama pertanian berjalan sangat lambat sehingga posisi tawar
yang semakin lemah. Selain itu, kualitas maupun kuantitas produksi pertanian
belum menunjukkan peningkatan secara nyata. Hal tersebut disebabkan karena
pengetahuan, sikap dan keterampilan petani relatif rendah, serta harga sarana
produksi pertanian (saprotan) relatif mahal.
3
Di desa Mandalawangi terdapat sepuluh kelompok tani. Salah satunya ialah
kelompok tani Surya Bangkit, dimana kelompok tani Surya Bangkit memproduksi
benih padi.
Dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap kelompok tani Surya Bangkit. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan hubungan peran kelompok tani dengan produktivitas usahatani benih
padi pada kelompok tani Surya Bangkit di desa Mandalawangi. Hal di atas yang
melatar belakangi penulis mengangkat judul penelitian: “Hubungan Peran
Kelompok Tani dengan Produktivitas Usahatani Benih Padi (Studi Kasus:
Kelompok Tani Surya Bangkit Desa Mandalawangi Kecamatan Sukasari
Kabupaten Subang)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis menguraikan
rumusan masalah di bawah ini:
1. Berapa besar peran kelompok tani dalam usahatani benih padi pada
kelompok tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi Kec. Sukasari Kab.
Subang ?
2. Berapa besar produktivitas usahatani benih padi pada kelompok tani Surya
Bangkit di Desa Mandalawangi Kec. Sukasari Kab. Subang ?
3. Bagaimana hubungan antara peran kelompok tani dengan produktivitas
usahatani benih padi pada kelompok tani Surya Bangkit di Desa
Mandalawangi Kec. Sukasari Kab. Subang ?
4
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui berapa besar peran kelompok tani dalam usahatani
benih padi pada kelompok tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi
Kec. Sukasari Kab. Subang.
2. Untuk mengetahui berapa besarnya produktivitas usahatani benih padi
pada kelompok tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi Kec. Sukasari
Kab. Subang.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara peran kelompok tani
dengan produktivitas usahatani benih padi pada kelompok tani Surya
Bangkit di Desa Mandalawangi Kec. Sukasari Kab. Subang.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain :
1. Manfaat Akademis
a. Diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu Agribisnis.
b. Diharapkan dapat memperkaya kepustakaan mengenai hubungan peran
kelompok tani dengan produktivitas usahatani benih padi pada suatu
daerah tertentu, dan dapat menjadi perbandingan dengan daerah lain.
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan dengan adanya hasil penelitian tentang hubungan peran
kelompok tani dengan produktivitas usahatani benih padi yang
5
dilakukan pada Kelompok Tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi
Kec. Sukasari Kab. Subang, maka hasil penelitian ini dapat memberi
sumbangsih kepada kelompok tani Surya Bangkit.
b. Diharapkan hasil penelitian ini pula agar dapat memberi sumbangsih
kepada Desa Mandalawangi Kec. Sukasari Kab. Subang agar
pemerintah lebih memperhatikan petani yang ada di desa tersebut.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peran Kelompok Tani
Peran kelompok tani dalam pertanian menjadi organisasi petani yang
menjalankan kerjasama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam
berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Dengan adanya
kelompok tani, para petani dapat bersama-sama memecahkan permasalahan yang
antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan
pemasaran hasil. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan
diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal.
Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani juga
dikemukakan oleh Mosher (1968) dalam Djiwandi (1994) bahwa salah satu syarat
pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kegiatan petani yang tergabung
dalam kelompok tani. Mengembangkan kelompok tani menurut Jomo (1968)
dalam Djiwandi (1994) adalah berarti membangun kemauan, dan kepercayaan
pada diri sendiri agar dapat terlibat secara aktif dalam pembangunan. Disamping
itu agar mereka dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan teroganisir.
Suatu gerakan kelompok tani yang tidak teroganisir dan tidak mengikuti
kerjasama menurut pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan problem-
problem yang dihadapi petani.
7
Kelompok tani, menurut Deptan RI (1980) dalam Mardikanto (1996)
diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani
dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/i), yang terikat secara
informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan
bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.
Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani itu, antara lain
diungkapkan oleh Torres (Wong, 1997) dalam Mardikanto (1996) sebagai berikut:
a. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya
kepemimpinan kelompok.
b. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar
petani.
c. Semakin cepatnya proses difusi penerapan inovasi atau teknologi baru.
d. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang petani.
e. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan
(input) atau produk yang dihasilkannya.
f. Semakin dapat membantu efesiensi pembagian air irigasi serta
pengawasannya oleh petani sendiri.
Sedangkan menurut Sajogyo (1978) dalam Mardikanto (1996). alasan utama
dibentuknya kelompok tani adalah :
a. Untuk memanfaatkan secara lebih baik (optimal) semua sumber daya yang
tersedia.
b. Dikembangkan oleh pemerintah sebagai alat pembangunan.
8
c. Adanya alasan ideologis yang “mewajibkan” para petani untuk terikat oleh
suatu amanat suci yang harus mereka amalkan melalui kelompok taninya.
2.2 Fungsi Kelompok Tani
Menurut Kartasapoetra (1994), kelompok tani terbentuk atas dasar
kesadaran, jadi tidak secara terpaksa. Kelompok tani ini menghendaki
terwujudnya pertanian yang baik, usahatani yang optimal dan keluarga tani yang
sejahtera dalam perkembangan kehidupannya. Para anggota terbina agar
berpandangan sama, berminat yang sama dan atas dasar kekeluargaan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kelompok tani berfungsi sebagai
wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengertian, pengetahuan dan
keterampilan serta kegotongroyongan berusahatani para anggotanya.
Menurut Kartasapoetra (1994) fungsi kelompok tani dijabarkan dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pengadaan sarana produksi murah dengan cara melakukan pembelian secara
bersama.
2. Pengadaan bibit yang resisten untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.
3. Mengusahakan kegiatan pemberantasan atau pengendalian hama dan penyakit
secara terpadu.
4. Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang
menunjang usahataninya.
5. Guna memantapkan cara bertani dengan menyelenggarakan demonstrasi cara
bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama yang dilakukan
bersama penyuluh.
9
6. Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujudnya kualitas yang
baik, beragam dan mengusahakan pemasaran secara bersama agar
terwujudnya harga yang seragam.
Ada tiga peranan penting dalam kelompok tani, yaitu sebagai berikut:
1. Media sosial atau media penyuluh yang hidup, wajar dan dinamis.
2. Alat untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan penyuluh pertanian.
3. Tempat atau wadah pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai dengan
keinginan petani sendiri.
Selanjutnya dijelaskan bahwa perlunya penyuluhan sehingga dapat
memperbesar kemampuan dan peranan kelompok tani dalam berbagai hal, yaitu
menyangkut perbaikan usahatani serta tingkat kesejahteraan. Kemampuan setiap
petani pada kelompok biasanya ada perbedaan baik keterampilan, pengetahuan
maupun permodalan. Oleh karena itu atas perbedaan karakteristik petani, maka
perlu adanya kerjasama dalam kelompok tani.
2.3 Kemampuan dan Ciri-Ciri Kelompok Tani
Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal empat kelas
kemampuan kelompok tani dengan ciri-ciri untuk setiap kelompok (Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, 2002) adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Pemula:
a. Kontak tani masih belum aktif.
b. Taraf pembentukan kelompok masih awal.
c. Pimpinan formal.
d. Kegiatan kelompok bersifat informatif.
10
2. Kelompok Lanjut:
a. Kelompok ini menyelenggarakan kegiatan-kegiatan terbatas.
b. Kegiatan kelompok dalam perencanaan.
c. Pimpinan formal aktif.
d. Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama kelompok tani.
3. Kelompok Madya:
a. Kelompok tani menyelenggarakan kegiatan kerjasama usaha.
b. Pimpinan formal kurang menonjol.
c. Kontak tani dan kelompok tani bertindak sebagai pimpinan kerjasama
usahatani.
d. Berlatih mengembangkan program sendiri.
4. Kelompok Utama:
a. Hubungan melembaga dengan koperasi/ KUD.
b. Perencanaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas dan
pendapatan.
c. Program usahatani terpadu.
d. Program diusahakan dengan usaha koperasi/ KUD.
e. Pemupukan modal dan pemilikan atau pengunaan benda modal.
2.4 Produktivitas
Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan berapa banyak input yang
dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah output, produktivitas didefinisikan
dengan ratio antara pengukuran output dengan masukan atau input (Abdullah
1979), biasanya merupakan pengukuran rata-rata yang ditrunjukan dengan total
11
output dibagi total input dari sumber daya khusus (Colinvaux 1993). Produktivitas
mengandung pengertian sikap mental bahwa kualitas kehidupan harus lebih baik
dari sebelumnya. Dari sudut pandang ekologi, pengukuran produktivitas
didasarkan kepada jumlah kalori yang diikat tiap satuan waktu menjadi hasil
produksi, pengukurannya dengan menimbang hasil kering panen (Gagne 1985).
Pendapat lain mengatakan bahwa produktivitas mengandung pengertian
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan (Krech, dkk.1963).
Jadi produktivitas merupakan pembagian nilai dari output produksi terhadap
biaya input produksi.
Rendahnya output karena banyaknya produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan mengakibatkan produktivitas menjadi rendah.
Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menurunkan input dan
meningkatkan output. Peningkatan produktivitas yang terbaik adalah
meningkatnya output jauh lebih besar dibandingkan meningkatnya output.
2.5 Produktivitas Petani
Produktivitas petani merupakan pandangan hidup dan sikap mental yang
dimiliki petani yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan
(Sinungan, 2005).
Menurut Otto Iskandar (2002) untuk meningkatkan produktivitas petani
maka diperlukan tidak hanya dari peningkatan produktivitas melalui pengelolaan
12
lahan pertanian dan sarana produksi seperti penggunaan pupuk, penggunaan
varietas baru dan perluasan areal irigasi, akan tetapi perlu dicari upaya lain untuk
meningkatkan produksi pertanian yaitu melalui peningkatan managemen usaha
para petani itu sendiri yang menyangkut faktor-faktor psikologis dari petani
seperti, etos kerja, motivasi keberhasilan dan sikap inovatif mereka dalam bidang
pertanian khususnya tanaman padi.
1. Etos Kerja
Semakin tinggi etos kerja, maka semakin tinggi produktivitas petani dalam
menggarap lahan pertanian, sesuai dengan pernyataan Tasmara (1991) etos
kerja yang tinggi mempunyai makna bersungguh-sungguh menggerakan
seluruh potensi dirinya untuk mencapai sesuatu, dikatakan juga bahwa orang
yang mempunyai etos kerja tinggi sangat menghargai waktu, tidak pernah
merasa puas, berhemat dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Banyak cara
yang dapat diterapkan untuk mengembangkan dan meningkatkan etos kerja,
karena etos kerja adalah sikap mendasar terhadap diri, serta merupakan aspek
evaluatif yang bersifat menilai (Morgan, 1961), diantaranya adalah
membangkitkan kesadaran, agar etos kerja petani meningkat sehingga akan
meningkatkan pendapatan dan mensejahterakan kehidupan petani.
2. Motivasi keberhasilan
Semakin kuat motivasi keberhasilan petani, maka semakin tinggi produktivitas
petani dalam menggarap lahan pertanian. Motivasi banyak dipengaruhi oleh
emosi, seseorang yang memiliki kecerdasan emosional akan mengarahkan
emosinya menjadi motivasi yang mengarah kepada keberhasilan prestasi
13
kerjanya. Motivasi dapat juga disebut sebagai dorongan, hasrat atau kebutuhan
manusia dalam melakukan kegiatan tertentu (Rogers, 1971), dikatakan juga
oleh Morgan (1961) bahwa motivasi mempunyai tiga aspek yaitu :
1) Beberapa keadaan motivasi yang mendorong seseorang mengarah ke suatu
tujuan,
2) Motivasi yang mendorong perilaku yang ditampilkan dalam mencapai
tujuan,
3) Pencapaian tujuan.
Menurut Maslow (Rogers, 1971) motivasi merupakan hirerarki kebutuhan
yang terdiri dari lima tingkatan:
1. Kebutuhan mempertahankan hidup (physiological needs),
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs),
3. Kebutuhan social (social needs),
4. Kebutuhan akan penghargaan/prestasi (esteem needs), dan
5. Kebutuhan untuk mempertinggi kapasitas kerja (self actualisation needs).
Petani yang memilki motivasi keberhasilan kuat akan selalu memerima
kritik dan saran dari luar, serta telah mempersiapkan diri secara matang tentang
hal-hal yang akan terjadi di lapangan.
3. Sikap Inovatif
Sikap inovatif merupakan salah satu unsur kepribadian yang dimiliki seseorang
dalam menentukan tindakan dan bertingkah laku terhadap suatu obyek disertai
dengan perasaan positif dan negatif. Semakin tinggi sikap inovatif maka
semakin tinggi produktivitas petani. Oleh sebab itu variabel sikap inovatif
14
petani merupakan variabel penting untuk diperhatikan, karena sikap sebagai
suatu sistem yang memiliki tiga komponen yang saling tergantung yakni
kognisi, afeksi dan konasi (Simanjuntak, 1995), kognisi menyangkut keyakinan
terhadap obyek sikap, afeksi menyangkut perasaan dan konasi menyangkut
kecenderungan untuk berbuat (Suriasumantri, 1989). Sedangkan menurut
Gagne (1985), sikap adalah predisposisi untuk merespon, tetapi berbeda
dengan kecenderungan terhadap suatu respon evaluasi, seseorang cenderung
untuk memilih tindakan dalam rangka meningkatkan rasa senang terhadap
obyek tertentu. Istilah inovasi menurut Rogers (1971) didefinisikan sebagai
derajat seseorang dalam mengadopsi ide-ide baru, lebih awal dari pada
individu lain. Dikatakan juga bahwa ada beberapa karakteristik inovasi yaitu
manfaat, kompatibilitas, kompleksitas, triabilitas, dan observatibilitas.
Sedangkan sikap memiliki dimensi afektif, tingkah laku dan informasi kognitif
ketiga komponen itu terorganisir ke dalam sistem yang kuat (Suriasumantri,
1989). Aspek kebaharuan dalam inovasi dapat dinyatakan dalam bentuk
pengetahuan, sikap (afektif) dan keputusan untuk menggunakannya. Sikap
inovatif petani berarti mempunyai kecenderungan yang relatif stabil dalam
bereaksi ke dalam bentuk kognisi, afeksi dan konasi.terhadap sesuatu yang
baru baik dalam arti praktek atau obyek yang meliputi penerapan inovasi.
Dalam mencapai peningkatan produksi teknologi memang diperlukan dan
para petani perlu mengadopsi teknologi itu. Petani harus berubah dari penggunaan
teknologi lama ke penggunaan teknologi baru yang lebih maju. Teknologi yang
diterapkan dalam mendukung pembangunan pertanian Indonesia merupakan
15
teknologi untuk meningkatkan produktivitas, peningkatan mutu dan diversifikasi
produk olahan di sektor hilir, baik itu untuk skala kecil, menengah, maupun besar
(Van Den Ban dan Hawkins, 1999).
Untuk sampai taraf yakin dan mau menerapkan teknologi biasanya petani
harus melalui tahap-tahap dari proses adopsi, seperti berikut ini:
• Sadar dan tahu (awareness)
• Minat (interesting)
• Penilaian (evaluation)
• Percobaan (trial)
• Adopsi (adoption)
Menurut Soekartawi (1988), adopsi terhadap suatu teknologi baru biasanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Tingkat pendidikan petani
Pendidikan merupakan sarana belajar yang menanamkan pengertian sikap yang
menguntungkan menuju penggunaan praktek pertanian yang lebih modern.
Mereka yang berpendidikan tinggi akan lebih cepat menerapkan teknologi dan
melaksanakan proses adopsi.
2. Luas lahan
Petani yang memiliki lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan inovasi
dari pada petani yang memiliki lahan sempit. Hal ini dikarenakan keefesienan
dalam menggunakan sarana produksi.
16
3. Umur
Petani yang memiliki umur yang semakin tua (>50 tahun), biasanya makin
lamban dalam mengadopsi inovasi dan cenderung hanya melakukan kegiatan-
kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh masyarakat setempat.
4. Pengalaman bertani
Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah untuk menerapkan inovasi
dari pada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih banyak,
sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan
untuk mengadopsi suatu inovasi.
5. Jumlah tanggungan
Petani dengan jumlah tanggungan yang semakin tinggi akan makin lamban
dalam mengadopsi suatu inovasi, karena jumlah tanggungan yang besar akan
mengharuskan mereka untuk memikirkan bagaimana cara pemenuhan
kebutuhan hidup keluarganya sehari hari. Petani yang memiliki jumlah
tanggungan yang besar harus mampu dalam mengambil keputusan yang tepat,
agar tidak mengalami resiko yang fatal bila kelak inovasi yang diadopsi
mengalami kegagalan.
6. Pendapatan
Petani dengan tingkat pendapatan yang semakin tinggi biasanya akan semakin
cepat dalam mengadopsi inovasi karena memiliki ekonomi yang cukup baik.
7. Status pemilikan lahan
Pemilik tanah mempunyai pengawasan yang lebih lengkap atas pelaksanaan
usahataninya, bila dibandingkan dengan para penyewa. Para pemilik dapat
17
membuat keputusan untuk mengadopsi inovasi sesuai dengan keinginannya,
tetapi penyewa harus sering mendapatkan persetujuan dari pemilik tanah
sebelum mencoba atau mempergunakan teknologi baru yang akan
dipraktekkan. Konsekuensi tingkat adopsi biasanya lebih tinggi untuk pemilik
usahatani dari pada orang-orang yang menyewa.
8. Tingkat kosmopolitan
Petani yang memiliki pandangan luas terhadap dunia luar dengan kelompok
sosial yang lain, umumnya akan lebih mudah dalam mengadopsi suatu inovasi
bila dibandingkan dengan golongan masyarakat yang hanya berorientasi pada
kondisi lokal, karena pengalaman mereka yang terbatas menyebabkan mereka
sulit dalam menerima perubahan atau mengadopsi suatu inovasi. Hal ini karena
mereka belum pernah mendengar atau bahkan belum mengenal informasi
dengan cukup tentang inovasi tersebut.
2.6 Produktivitas Usahatani
Menurut AT Mosher (1968) dalam Soebiyanto (1993) mendefinisikan
usahatani adalah suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi, tempat
diusahakan pertanian oleh petani baik sebagai pemilik, penyakap yang bertindak
sebagai manajer.
Lebih lanjut dikatakan bahwa usahatani tidak dapat diartikan sebagai
perusahaan tetapi suatu cara hidup (way of life). Hal ini yang membedakannya
dengan usaha perkebunan. Dalam menyelenggarakan usahatani setiap petani
berusaha agar hasil panennya banyak agar cukup untuk memberi makan seluruh
keluarganya sampai dengan panenan yang akan datang. Sebagai manusia rasional
18
petani juga mengadakan perhitungan ekonomi dan keuangan walaupun tidak
secara tertulis. Kalau petani menghadapi pilihan antara menggunakan bibit lokal
yang telah biasa ditanam dengan bibit unggul yang belum biasa di tanamnya maka
tanpa di tulisnya di atas kertas ia akan memperhitungkan untung ruginya. Juga
bila ia harus memilih antara menggunakan pupuk hijau berupa daun-daunan atau
kompos dari ternaknya dengan pupuk urea yang harus dibelinya maka ia akan
mengadakan perhitungan mana yang lebih menguntungkan. Demikian seterusnya
putusan petani didasarkan atas perhitungan-perhitungan yang demikian itu. Dalam
ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani membandingkan antara hasil yang
diharapkan akan diterima pada waktu panen (penerimaan, revenue) dengan biaya
(pengorbanan, cost) yang harus di keluarkan.
Hasil yang diperoleh pada saat panen di sebut produksi dan biaya yang
dikeluarkan disebut biaya produksi (Mubyarto, 1989). Dalam pembicaraan sehari-
hari kita sering menamakan usahatani yang bagus sebagai usahatani yang
produktif atau efisien. Usahatani yang produktif berarti usahatani itu
produktivitasnya tinggi. Dalam ilmu usahatani Pengertian produktivitas ini
sebenarnya merupakan penggabungan antara konsepsi efisiensi usaha (fisik)
dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi
(output) yang diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input). Sedangkan
kapasitas sebidang tanah tertentu menggambarkan kemampuan tanah untuk
menyerap tenaga kerja dan modal sehingga memberikan hasil produk bruto yang
sebesar-besarnya pada tingkat teknologi tertentu. Jadi secara teknis produktivitas
merupakan perkalian antara efisiensi (usaha) dengan kapasitas (tanah).
19
Dalam ekonomi pertanian dibedakan antara pengertian produktivitas dan
pengertian produktivitas ekonomis dari pada usahatani. Dalam pengertian
ekonomis maka letak atau jarak usahatani dari pasar penting sekali artinya. Kalau
dua buah usahatani mempunyai produktivitas fisik yang sama, maka usahatani
yang lebih dekat dengan pasar mempunyai nilai lebih tinggi karena produktivitas
ekonominya lebih besar.
Selanjutnya kalau berbicara efisiensi fisik menggunakan uang sebagai
standar nilai maka disebut efisiensi ekonomi. Pada setiap akhir panen petani akan
menghitung berapa hasil bruto produksinya yaitu luas tanah di kalikan hasil per
kesatuan luas. Dan ini semua dikalikan dengan nilai uang. Hasil itu kemudian di
kurangi dengan biaya-biaya yang harus di keluarkannya yaitu harga pupuk dan
bibit, biaya pengolahan tanah, upah menanam, upah membersihkan rumput dan
biaya panenan yang biasa berupa bagi hasil. Disamping itu bagi petani
penyakap/penggarap maka bagian hasil panen yang harus diberikan kepada
pemilik tanah harus pula di kurangkan dan dimasukan sebagai biaya. Setelah
semua biaya-biaya itu dikurangi maka barulah petani memperoleh hasil bersih
(netto). Apabila hasil bersih usahatani besar maka ini mencerminkan rasio yang
baik dari nilai hasil dan biaya. Makin tinggi rasio ini berarti usahatani makin
efisien.
Menurut Paul Mali dalam Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2011)
produktivitas usahatani adalah ukuran seberapa baik sumber daya yang digunakan
bersama didalam organisasi untuk memperoleh dan menyelesaikan sekumpulan
hasil.
20
Menurut Soekartawi (1999), peningkatan produktivitas antara lain dilakukan
dengan menggunakan benih varietas unggul bermutu, pengamanan produksi
dengan memberikan bantuan sarana pascapenen dan perbaikan system
kelembagaan dengan menguatkan peran kelompok tani. Tingkat produktivitas
usahatani dimaksud sebagai tingkat kemampuan atau potensi lahan dalam
usahatani untuk menghasilkan pada tingkat produksi dan satuan luas tertentu
seperti tingkat produksi yang dapat dicapai per hektar dalam satu musim tanam.
2.7 Tinjauan Umum Tanaman Padi
Padi merupakan tanaman yang cocok ditanam di lahan tergenang, akan
tetapi padi juga baik ditanam di lahan tanpa genangan, asal kebutuhan airnya
tercukupi. Oleh karena itu, padi dapat tumbuh baik di daerah tropis maupun
subtropis dengan dua jenis lahan utama, yaitu lahan basah (sawah) dan lahan
kering (ladang). Tanaman padi termasuk golongan rumput-rumputan dengan
klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermathophyta
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminales
Famili : Graminaceae
Sub family : Oryzidae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
21
Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu
tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu
kali berproduksi dan setelah berproduksi akan mati atau dimatikan. Tanaman padi
berakar serabut, batang yang beruas-ruas dengan tinggi 1-1,5m tergantung pada
jenisnya. Ruas batang padi berongga dan bulat, diantara ruas batang padi terdapat
buku, pada tiap- tiap buku terdapat sehelai daun. Bunga padi merupakan bunga
telanjang dan berkelamin dua, bentuk bulir padi panjang dan ramping (Wikipedia
Indonesia, 2008).
Menurut AAK (2003), iklim merupakan faktor penting untuk pertumbuhan
tanaman padi. Tanaman padi tumbuh baik di daerah berhawa panas dan tempatnya
terbuka serta banyak sinar matahari, terutama padi pada masa berbunga.
Temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangannya adalah antara 20-
30OC. Padi memerlukan curah hujan rata-rata 200mm/bulan atau lebih. Curah
hujan yang cocok untuk padi bisa tumbuh dengan baik adalah 1500-
2000mm/tahun. Tanah yang baik untuk tanaman padi sawah adalah berstruktur
lemah dan mengandung liat. Tanah lapisan atas antara 15-30cm harus merupakan
lumpur yaitu suatu struktur butir tanah yang serba sama dan dapat menahan air.
Menurut Suparyono dan Agus (1997), agar dapat meningkatkan
produktivitas usahatani khususnya padi sawah maka tahapan-tahapan dalam
penanaman padi harus dilakukan dengan baik. Tahapan-tahapan tersebut yaitu :
1. Persiapan Benih
Benih termasuk faktor penentu keberhasilan pembudiyaan tanaman.
Penggunaan benih yang bermutu tinggi akan dapat mengurangi resiko
22
kegagalan usahatani (Sutopo, 2004). Dalam memproduksi benih, perlu
diperhatikan kualitas benih antara lain kemurnian, daya kecambah, kotoran,
bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air.
2. Persemaian
Persemaian harus terlebih dahulu dilakukan sebelum tanaman padi ditanam.
Penyemaian dilakukan setelah benih mengalami proses perendaman
dan pemeraman selama masing-masing 48 jam. Perendaman bertujuan untuk
mendapatkan benih yang baik dan gabah yang menyerap air yang cukup untuk
kepeluan perkecambahan. Pemeraman bertujuan agar benih dapat
berkecambah. Benih yang sudah berkecambah kemudian disebar di atas lahan
persemaian yang sebelumnya telah dipupuk dengan pupuk kandang dan
disemprot dengan insektisida sebanyak 2 kali.
3. Pengolahan Tanah dan Pemupukan Dasar
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul.
Pengolahan tanah dapat mematikan gulma yang kemudian akan membusuk
menjadi humus dan aerasi tanah menjadi lebih baik (Pitijo, 2006). Dalam
pengolahan tanah, dilakukan pemupukan dasar berupa pupuk Urea sebanyak
1/3 dosis/ha, sedangkan pupuk TSP dan KCl diberikan seluruh dosis. Jadi bila
dalam satu hektar sawah akan dipupuk dengan dosis 300 kg Urea, 100 kg TSP,
dan 100 kg KCl maka pupuk dasar yang diberikan 100 kg Urea, 100 kg TSP,
dan 100 kg KCl.
23
4. Penanaman
Penanaman padi didahului dengan pencabutan bibit dipersemaian. Bibit yang
siap ditanam adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari dan berdaun 5-7
helai. Menurut Sugeng (1989), penanaman bibit padi sawah dilakukan dengan
cara bagian pangkal batang dibenamkan kira-kira 3 atau 4cm ke dalam lumpur.
Penanaman padi yang baik menggunakan jarak tanam 20cm x 20cm atau 30cm
x 15cm.
5. Pemeliharaan
Setelah penanaman, tanaman padi perlu diperhatikan secara cermat dan rutin.
Pemeliharaan terhadap tanaman padi antara lain meliputi (Sugeng, 1989) :
a. Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Saat
pengairan tanaman padi di sawah dalamnya air harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan umur tanaman.
b. Penyulaman dan penyiangan
Penyulaman bertujuan agar populasi tanaman per satuan luas tanam tidak
berkurang dengan mengganti rumpun-rumpun yang mati dan dilakukan 5-7
hari setelah tanam. Penyiangan dilakukan agar tanaman utama bebas dari
gulma. Penyiangan biasanya dilakukan dua kali. Penyiangan pertama dilakukan
setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua dilakukan setelah padi berumur
6 minggu. Penyiangan tidak hanya dilakukan dengan mencabut gulma saja
melainkan sekaligus menggemburkan tanah agar akar tanaman dapat
berkembang dengan baik.
24
c. Pemupukan
Pemupukan bermaksud untuk memperbaiki kesuburan tanah dengan
menambah zat-zat dan unsur hara makanan yang dibutuhkan tanaman di dalam
tanah. Pemupukan sebaiknya dilakukan dua kali. Pemupukan pertama pada
umur 3-4 minggu setelah penyiangan. Pupuk yang digunakan adalah Urea
dengan dosis 1/3 dari sisa 2/3 dosis yang diberikan sebelum tanam. Pemupukan
kedua dilakukan pada umur 6-8 minggu setelah penyiangan dengan dosis yang
sama pada saat pemupukan pertama.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman padi sering dirugikan karena adanya gangguan hama dan penyakit.
Hama yang sering menyerang tanaman padi adalah wereng, penggerek batang,
walang sangit, ulat grayak, kepik hijau, tikus sawah, dan burung. Penyakit yang
sering menyerang tanaman padi adalah penyakit yang umumnya disebabkan
oleh jamur, bakteri, virus, dan nematoda. Pengendalian hama dan penyakit
dapat dilakukan dengan menerapkan pengendalian hama dan penyakit secara
terpadu. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara penggunaan varietas
unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit, melakukan penanaman
serempak, melakukan pergiliran tanaman, dan penyemprotan dengan pestisida
yang efektif dan bijaksana.
6. Panen dan Pasca panen
Panen merupakan tahapan akhir penanaman padi sawah. Menurut Pitijo (2006),
waktu panen berpengaruh terhadap jumlah produksi, mutu gabah dan mutu
beras yang akan dihasilkan. Menurut AAK (2003), proses pemasakan butir
25
padi ada empat stadia yaitu stadia masak susu, stadia masak kuning, stadia
masak penuh, stadia masak mati. Panen dapat dilakukan pada stadia masak
kuning yaitu pada saat butir padi 95% telah menguning atau sekitar 33-36 hari
setelah berbunga dan bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau.
Panen dapat dilakukan dengan menggunakan sabit. Caranya dengan
memotong batang kira-kira 20cm di atas permukaan tanah. Setelah panen,
selanjutnya gabah dirontokkan. Perontokan dapat dilakukan dengan cara manual
maupun dengan menggunakan alat. Cara manual, gabah dipukul atau
dihempaskan pada bambu atau kayu. Alat perontok yang dapat digunakan antara
lain pedal dan power thresher. Pembersihan dilakukan setelah gabah dirontokkan.
Pembersihan dimaksudkan untuk menghilangkan benda asing, butir hampa, dan
kotoran lainnya. Cara yang biasa digunakan adalah menggunakan ayak atau
menampih (AAK, 2003).
Pengeringan dilakukan untuk menurunkan kadar air gabah yang pada waktu
panen berkisar 23-27% menjadi 13-14% agar dalam penyimpanan gabah dapat
tahan lama serta meringankan pengangkutan sebab berat gabah telah berkurang
(AAK, 2003). Pengemasan barang dimaksudkan untuk mempertahankan mutu dan
memudahkan penyimpanan serta pengangkutan.
2.8 Benih
Pembenihan merupakan salah satu faktor pokok yang harus diperhatikan,
karena faktor tersebut ikut menentukan produksi. Benih padi adalah gabah yang
dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman.
26
Kualitas benih sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan
kemasakan benih, panen dan perontokan, pembersihan, pengeringan,
penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian (Aksi Agraris
Kanisius, 1990).
Benih merupakan salah satu komponen utama yang berperan penting dalam
peningkatan kuantitas dan kualitas produksi padi, karenanya penggunaan benih
varietas unggul yang bermutu (berlabel) sangat dianjurkan. Hal ini terkait dengan
sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul, antara lain: berdaya hasil tinggi,
tahan terhadap hama penyakit, dan rasa nasi enak (pulen). Benih sumber yang
akan digunakan untuk pertanaman produksi benih harus satu kelas lebih tinggi
dari kelas benih yang akan dipoduksi. Untuk memproduksi benih kelas dasar
misalnya, berarti benih sumbernya adalah kelas benih penjenis, sedangkan untuk
memproduksi benih kelas pokok atau benih label ungu boleh menggunakan benih
kelas benih dasar atau benih penjenis (Pepi Nur Susilawati, 2010).
Menurut AAK 1990, untuk mengetahui keadaan benih yang baik dapat di
lihat dari :
1. Keadaan fisik benih meliputi :
a) Kebersihan benih terhadap gabah hampa, setengah hampa, potongan jerami,
kerikil dan tanah, kotoran dan benda lain serta hama gudang.
b) Warna gabah hendaklah sesuai dengan aslinya, yaitu cerah dan bersih. Ada
kemungkinan terdapat warna yang berbeda, misalnya hijau, hitam. Hal ini
dapat terjadi pada benih yang kemasakannya tidak seragam, gangguan
27
lingkungan atau berbeda varietas. Terjadinya warna lain itu juga bisa
disebabkan penanaman jatuh pada musim hujan.
2. Kemurnian benih.
Kemurnian benih berkaitan dengan genetik atau sifat keturunan yang ada pada
benih. Namun kemurnian benih tersebut dapat dilihat dari bentuk gabah.
Produksi benih merupakan usaha yang menekankan pada kualitas, sehingga
semua tahapan kegiatan dalam bidang perbenihan diarahkan pada aspek
kualitas hasilnya. Apabila kualitas dari suatu benih tidak dapat dijamin, maka
produk ini tidak layak dipasarkan sebagai benih. Perbaikan benih ini dapat
dilakukan melalui perbaikan varietas dengan teknik pemuliaan mutasi atau
perakitan varietas unggul yang telah ada melalui persilangan dan bioteknologi.
Ada tiga aspek mutu benih yakni mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetis,
dimana masing-masing aspek mutu tersebut meliputi :
a) Mutu fisik suatu benih berkaitan erat dengan kondisi fisik benih yang
meliputi: validitas atau cacat tidaknya fisik benih, kenormalan ukurannya
sesuai dengan kondisi deskripsinya, keutuhan benihnya, yakni benihnya
tidak mengalami pecah, retak, patah, atau lecet pada bagian vital dari benih:
serta bentuk dan warnanya sesuai dengan standar deskripsinya.
b) Mutu fisiologis suatu benih berkaitan erat dengan kondisi fisiologis benih
yang meliputi: daya tumbuh, kecepatan tumbuh, keadaan vigor,
keseragaman tumbuh dan tingkat abnormalitas kecambah.
c) Mutu genetis suatu benih berkaitan erat dengan kesesuaian deskripsi sifat-
sifat dari keseragamannya, kemurniannya tinggi (bebas dari campuran
28
varietas lain maupun tipe tanaman yang menyimpang dan sifat-sifatnya
sesuai dengan kelas benihnya)
Benih yang berkualitas tinggi itu memiliki daya tumbuh lebih dari 90%,
dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a) Memiliki viabilitas tinggi atau dapat mempertahankan kelangsungan
pertumbuhannya menjadi tanaman yang baik atau mampu berkecambah
tumbuh normal.
b) Memiliki kemurnian artinya terbebas dari kotoran, terbebas dari jenis tanaman
lain, terbebas dari varietas lain dan terbebas pula dari biji herba, hama dan
penyakit.
Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih
harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimal dengan sarana
teknologi yang maju (Sjamsoe’oed Sadjad, 1977). Sering petani mengalami
kerugian yang tidak sedikit baik dari segi biaya maupun waktu yang berharga
akibat penggunaan benih yang bemutu rendah. Oleh karena itu meskipun
pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan
cara bercocok tanam, tetapi harus diingat pentingnya pemilihan mutu benih yang
akan digunakan.
2.9 Peran Kelompok Bagi Produktivitas Petani
Kegiatan kelompok tani merupakan perkumpulan yang beranggotakan para
petani desa tersebut, meskipun tidak semua petani di desa tersebut mengikuti
kegiatan ini. Ketua kelompok tani dipilih dari salah seorang petani yang dianggap
29
memiliki pengetahuan dan wawasan luas. Hal ini dapat menumbuhkan dan
mengembangkan kemandirian dalam berusahatani sehingga produktivitas petani
pun meningkat. Ketua kelompok tani yang terpilih diharapkan dapat menjalankan
tugas dan kewajibannya antara lain mengkoordinasikan kegiatan gotong-royong
untuk pengolahan lahan anggota kelompok tani secara bergantian,
mengkoordinasikan penjualan hasil produksi, dan melakukan hubungan dengan
pihak penyuluh maupun dinas pertanian.
Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani merupakan
salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kegiatan petani
yang tergabung dalam kelompok tani. Mengembangkan kelompok tani adalah
berarti membangun keinginan, dan kepercayaan pada diri sendiri agar dapat
terlibat secara aktif dalam pembangunan. Disamping itu agar mereka dapat
bergerak secara metodis, berdayaguna, dan teroganisir. Suatu gerakan kelompok
tani yang tidak teroganisir dan tidak mengikuti kerjasama menurut pola-pola yang
maju, tidak akan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi petani.
2.10 Peran Kelompok Bagi Produktivitas Usahatani
Pembinaan usahatani melalui kelompok tani tidak lain adalah sebagai upaya
percepatan sasaran. Petani yang banyak jumlahnya dan tersebar di pedesaan yang
luas, sehingga dalam pembinaan kelompok diharapkan timbulnya cakrawala dan
wawasan kebersamaan memecahkan dan merubah citra usahatani sekarang
menjadi usahatani masa depan yang cerah dan tetap tegar. Kelompok tani
merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang berfungsi sebagai media
30
penyuluhan yang diharapkan lebih terarah dalam perubahan aktivitas usahatani
yang lebih baik lagi.
Keaktifan dalam kelompok dapat dilihat dari tingkat kehadiran, keterlibatan
dalam kegiatan dan diskusi dalam kelompok tani, tingkat keaktifan petani dalam
kelompok tani berhubungan positif dan nyata dengan tingkat kemampuan petani
dalam mengelola lahan marjinal (Kustiari, 2006). Selain itu, adanya dorongan
kepada anggota satu sama lain dalam melakukan kegiatan. Kelompok tani ini
dibentuk dengan tujuan untuk mendapatkan hasil akhir atau keadaan yang
diinginkan oleh semua anggota kelompok.
Peningkatan produktivitas usahatani berkaitan erat dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini merupakan salah satu ciri dalam
usahatani modern. Seperti yang dirumuskan Adiwilaga (2007) bahwa diantara
syarat yang harus dipenuhi untuk dapat hidup dan berkembangnya usahatani
modern itu adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang cocok dengan kondisi
setempat. Untuk itu pelayanan dalam berbagai bentuk seperti alih teknologi
diperlukan melalui penyuluhan yang efektif dan efisien oleh para penyuluh
kepada kelompok tani. Peranan penyuluh merespon alih teknologi pertanian
dalam rangka meningkatkan produktivitas usahatani mereka.
2.11 Pengaruh Inovasi Terhadap Produktivitas Usahatani
Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru,
praktek-praktek baru, atau obyek-obyek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu
yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran penyuluhan. Sedang Lionberger
dan Gwin (1982) mengartikan inovasi tidak sekadar sebagai sesuatu yang baru,
31
tetapi lebih luas dari itu, yakni sesuatu yang dinilai baru atau dapat mendorong
terjadinya pembaharuan dalam masyarakat atau pada lokalitas tertentu. Pengertian
“baru” disini, mengandung makna bukan sekadar “baru diketahui” oleh pikiran
(cognitive), akan tetapi juga baru karena belum dapat diterima secara luas oleh
seluruh warga masyarakat dalam arti sikap (attitude), dan juga baru dalam
pengertian belum diterima dan dilaksanakan/diterapkan oleh seluruh warga
masyarakat setempat.
Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil
produksi saja, tetapi mencakup ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi,
perilaku, atau gerakan-gerakan menuju kepada proses perubahan di dalam segala
bentuk tata kehidupan masyarakat. Dengan demikian, pengertian inovasi dapat
semakin diperluas menjadi sesuatu ide, produk, informasi teknologi,
kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktek-praktek baru yang belum banyak
diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar
warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau
mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan
masyarakat demi selalu terwujudnya perbaikan-perbaikaan mutu hidup setiap
individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. (Mardikanto, 1988).
Berkaitan dengan teknologi usahatani, Kartasapoetra (1994) mengemukakan
bahwa teknologi yang diterapkan harus memenuhi 4 kriteria, yaitu secara
ekonomis menguntungkan petani, secara teknis mudah diterapkan, secara sosial
dapat diterima secara luas oleh sebagian besar petani dan tidak bertentangan
dengan agama, budaya dan kepercayaan, serta ramah terhadap lingkungan.
32
Suatu paket teknologi pertanian akan tidak ada manfaatnya bagi para petani
di pedesaan jika teknologi tersebut tidak dikomunikasikan ke dalam alam
masyarakat pedesaan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu
pihak dan perkembangan masyarakat di lain pihak telah menciptakan struktur
komunikasi informasi di pedesaan menjadi sangat kompleks, sehingga dapat
dikatakan bahwa akan ada perubahan secara terus menerus dalam hal cara kerja
pada petani jika kepada mereka dilakukan komunikasi teknologi yang baik dan
tepat (Rogers dan Shoemaker, 1986).
Agar usahatani padi sawah dapat dilaksanakan dengan baik dan untuk
meningkatkan produksi padi sawah maka diperlukan beberapa faktor produksi,
seperti ketersedian bibit, pupuk, pestisida, alat-alat pertanian, mesin-mesin
pertanian, saluran irigasi, tenaga kerja dan lain-lain. Departemen Pertanian (2010)
menyatakan bahwa bibit adalah tanaman yang digunakan untuk memperbanyak
dan mengembangbiakkan tanaman padi sawah. Pupuk adalah bahan yang
mengandung satu atau lebih unsur hara tanaman untuk mengubah sifat fisik, kimia
atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman padi
sawah. Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengatasi dan
membasmi hama penyakit tanaman padi sawah. Alat-alat pertanian adalah alat-
alat yang digunakan pada usahatani padi sawah untuk membantu petani mengelola
usahataninya. Oleh karena itu, tugas penyuluh pertanian dalam hal ini adalah
membantu petani menjelaskan tentang faktor-faktor produksi tersebut agar
usahatani padi sawah semakin meningkat.
33
2.12 Penelitian Terdahulu
Febry Indrayani Nauli melakukan penelitian pada tahun 2013 dengan judul
Hubungan Tingkat Partisipasi Petani dalam Kelompok Tani dengan Produktivitas
Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Kelompok Tani Saluyu Desa Ciasihan,
Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat partisipasi petani dalam kelompok tani Saluyu, mengetahui
tingkat produktivitas petani dan usahatani padi sawah, dan untuk mengetahui
hubungan partisipasi dalam kelompok tani Saluyu dengan tingkat produktivitas
usahatani padi sawah di Desa Ciasihan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
Hasil analisis di lapang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
pertisipasi petani dalam kelompok tani Saluyu dengan produktivitas usahatani
padi sawah. Hal ini disebabkan karena petani yang rutin hadir dalam kelompok
tidak semuanya aktif dalam kelompok.
Irawan Wibisonya melakukan penelitian pada tahun 2013 dengan judul
Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Adopsi Sistem Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi Di Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang
(Studi kasus: Petani peserta Sekolah Lapang PTT di Desa Dawuan Barat, Desa
Cikampek Pusaka dan Desa Cikampek Selatan). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik petani padi di kecamatan Cikampek, mengetahui tingkat
pengetahuan dan tingkat adopsi petani padi di Kecamatan Cikampek, dan
mengetahui adakah hubungan karakteritik petani, yang meliputi umur, tingkat
pendidikan, status kepemilikan lahan, luas lahan garapan, pengalaman bertani,
34
pendapatan, kosmopolitan dan partisipasi dalam kegiatan penyuluhan, dengan
tingkat pengetahuan dan tingkat adopsi petani tentang sistem PTT.
Hasil analisis di lapangan hubungan antara karakteristik petani dengan
tingkat pengetahuan dan tingkat adopsi menggunakan uji Chi-Square dengan χ²
tabel lebih besar dari 9,488, karakteristik umur, tingkat pendidikan, pendapatan,
kosmopolitan, tingkat partisipasi dan pengalaman bertani memiliki hubungan
nyata pada taraf α 0,05, sedangkan karakteristik status lahan dan luas lahan tidak
memiliki hubungan nyata pada taraf α 0,05 dengan tingkat pengetahuan maupun
tingkat adopsi.
2.13 Kerangka Pemikiran
Luasnya lahan persawahan di Indonesia ternyata tak juga mampu membuat
taraf hidup petani meningkat, masih banyak petani sawah yang mengalami
kesulitan dalam menjalani hidup. Tak jarang kita dapatkan petani sawah di desa-
desa berada dalam garis kemiskinan. Meningkatnya berbagai kebutuhan-
kebutuhan hidup baik kebutuhan primer maupun sekunder yang biasanya
dihasilkan oleh industri-industri dan juga krisis ekonomi yang tak kunjung
terselesaikan, telah membuat petani miskin semakin kewalahan dalam
memperbaiki perekonomian keluarga.
Maka dari itu pemerintah membentuk kelompok tani yang didampingi oleh
penyuluh pertanian untuk membantu para petani dalam meningkatkan taraf hidup
petani melalui pemberdayaan dengan pengembangan SDM salah satu program
yang harus dilakukan adalah pendidikan, keterampilan dan pekerjaan.
35
Penyuluhan pertanian meliputi kegiatan memberi pengetahuan dan
keterampilan kepada kelompok tani, maka melalui kelompok tani inilah yang
diberikan kewenangan secara langsung menyampaikan program kebijakan
pemerintah kepada petani.
Desa Mandalawangi merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Sukasari Kabupaten Subang, yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani padi. Di kelompok tani Surya Bangkit terdapat 57 orang petani
padi. Melalui partisipasi kelompok tani di kelompok tani Surya Bangkit
diharapkan dapat mengetahui hubungan antara peran kelompok tani dengan
tingkat produktivitas usahatani padi. Peran kelompok dapat dilihat dari kerjasama
kelompok, keaktifan kelompok, manajemen perencanaan, kerjasama pelaksanaan
program, dan hubungan dengan lembaga kopersi/KUD. Dari peran kelompok tani
dapat diketahui seberapa besar tingkat produktivitas usahataninya.
36
Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Karakteristik Petani: 1. Umur 2. Tingkat Pendidikan 3. Pengalaman bertani 4. Jumlah tanggungan
keluarga 5. Luas lahan 6. Usaha selain bertani
Permasalahan: 1. Berapa besar peranan
kelompok tani dalam usahatani
2. Berapa besar produktivitas usahatani
3. Bagaimana hubungan antara peranan kelompok tani terhadap produktivitas usahatani
Produktivitas Petani
Peran Kelompok Tani
Variabel Peran Kelompok Tani: 1. Kerjasama Kelompok 2. Keaktifan Kelompok 3. Manajemen
Perencanaan 4. Kerjasama
Pelaksanaan Program 5. Hubungan dengan
Lembaga Koperasi/KUD
Produktivitas Usahatani
Variabel Produktiivitas Usahatani: 1. Luas lahan 2. Tonase 3. Harga 4. Penerimaan 5. Biaya Produksi 6. Keuntungan
Hubungan Peran Kelompok Tani dengan Produktivitas Usahatani Padi sawah
Hasil
Petani
Kelompok Tani
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti dalam memperoleh data mengenai kelompok tani dilakukan
penelitian di kelompok tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi Kecamatan
Sukasari Kabupaten Subang. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tahap
persiapan dan penjajakan. Adapun waktu penelitian yakni dimulai bulan Februari
2014 hingga Mei 2014. Pemilihan lokasi penelitian menggunakan metodologi
penelitian secara sengaja (purposive), karena kelompok tani Surya Bangkit satu-
satunya kelompok tani di desa Mandalawangi yang memproduksi benih padi.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Menurut Muhammad Teguh (2005), data primer merupakan jenis data yang
diperoleh dan digali dari sumber utamanya (sumber asli) baik berupa data
kualitatif maupun data kuantitatif, sedangkan data sekunder adalah jenis data yang
diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian
lapangannya baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer dalam penelitian ini, bersumber dari wawancara
langsung dan wawancara mendalam (indepth interview) dengan menggunakan
daftar pertanyaan (kuisioner) dengan pihak konsultan dan anggota kelompok tani
Surya Bangkit di Desa Mandalawangi, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang.
Adapun kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data seperti
38
karakteristik petani, peran kelompok tani, produktivitas usahatani, dan
produktivitas petani. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini antara lain
adalah profil Desa Mandalawangi, arsip dan dokumen lain yang didapat dari
konsultan dan ketua kelompok tani, serta buku-buku yang relevan dengan topik
yang diteliti, studi literatur yang berupa hasil penelitian terdahulu yang terkait
dengan penelitian dan artikel yang berasal dari media cetak dan internet.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik-teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:
1. Wawancara Mendalam
Wawanacara mendalam (depth interview) adalah teknik mengumpulkan
data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan
informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara
dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif.
Selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai
hanya sekali) dengan informan (orang yang ingin peneliti ketahui atau
pahami dan yang akan diwawancara beberapa kali).
2. Kuisioner
Kuisisoner yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun
kepada petani-petani yang tergabung dalam kelompok tani yang menjadi
responden.
3. Studi Dokumentasi
Guba dan Lincoln dalam Moleong (2007) menjelaskan bahwa dokumen
adalah setiap bahan tertulis ataupun film. Dokumentasi dalam penelitian
39
ini diperlukan terutama untuk memperkaya landasan-landasan teoritis
dan mempertajam analisis penelitian. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini
dengan cara studi pustaka melalui, catatan kuliah, buku-buku mengenai
ilmu Agribisnis, buku-buku referensi, jurnal dan internet.
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Sampel penelitian merupakan seluruh anggota kelompok tani Surya Bangkit
di Desa Mandalawangi. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Sampling Jenuh. Dimana sampling jenuh ialah teknik
pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, 2009). Total sampel petani di kelompok tani Surya Bangkit tersebut
sebanyak 57 Petani.
3.5 Analisis data
Data dan informasi yang telah terkumpul baik dari tingkat individu,
kelompok dan organisasi, kemudian diolah dan dianalisis dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Skala Guttman mengukur suatu
dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala Guttman disebut
juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang
kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan
atribut universal. Pada skala Guttman terdapat beberapa pertanyaan yang
diurutkan secara hierarkis untuk melihat sikap tertentu seseorang. Jika
40
seseorang menyatakan tidak terhadap pernyataan sikap tertentu dari sederetan
pernyataan itu, ia akan menyatakan lebih dari tidak terhadap pernyataan
berikutnya. Jadi, Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban
yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya: yakin-tidak yakin, ya-tidak,
benar-salah, positif-negatif, pernah-belum pernah, setuju-tidak setuju, dan lain
sebagainya. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau ratio dikotomi
(dua alternatif yang berbeda).
2. Analisis statistik deskriptif, yaitu untuk melihat peran kelompok tani dalam
peningkatan produktivitas usahatani padi yang dilakukan di daerah yang
menjadi objek penelitian; dan
3. Analisis statistik non parametrik, yaitu untuk mengetahui nilai hubungan antara
peran kelompok tani dengan peningkatan produktivitas usahatani padi. Untuk
melihat hubungan antar peubah yang jenis datanya kategori nominal digunakan
analisis Khi Kuadrat/X² (Chi Square) dan untuk mengetahui keeratan
hubungan antar peubah digunakan koefisien kontingensi (Siegel, 1994)
Rumus Chi-Square :
Keterengan:
X² = distribusi khi kuadrat
foi = frekuensi contoh ke-i
fti = frekuensi populasi teoritis ke-i
41
Hipotesis yang dipakai adalah :
Ho : tidak ada hubungan antara kedua variabel yang diteliti.
Ha : ada hubungan antara kedua variabel yang diteliti.
Nilai Chi Square hitung (yang diperoleh) selanjutnya dibandingkan dengan
nilai tabel Chi Square dengan probabilitas sepuluh persen. Adapun kriteria
pengambilan keputusan terhadap kedua nilai tersebut adalah sebagai berikut:
Ho : Diterima apabila nilai Chi Square hitung lebih kecil atau sama dengan nilai
Chi Square tabel.
Ho : Ditolak apabila nilai Chi Square hitung lebih besar daripada nilai Chi Square
tabel.
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut
(Nazir, 2003). Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kelompok tani adalah kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri
atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/i), yang
terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian
dan kebutuhan bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan
seorang kontak tani.
2. Peran Kelompok Tani adalah perilaku yang dijalankan oleh sebuah kelompok
tani dalam kegiatan-kegiatan yang ada pada kelompok tani tersebut.
42
3. Produktivitas petani adalah timbulnya sikap kreatif, inovatif, percaya diri dan
pandai memanfaatkan waktu untuk mencapai kesuksesan dalam berusahatani.
4. Produktivitas usahatani adalah kemampuan atau potensi lahan dalam
mempergunakan input usahatani (tenaga kerja, dan sarana produksi) dengan
output (hasil panen) untuk menghasilkan pada tingkat produksi dan satuan
luas tertentu seperti tingkat produksi yang dapat dicapai per hektar dalam satu
musim tanam.
43
BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Kawasan
Keadaan administratif Desa Mandalawangi Kec. Sukasari Kab. Subang
dipimpin oleh seorang Kepala Desa (Kades) memiliki luas wilayah 545.686 ha
terdiri dari 446 ha lahan sawah, 7 ha kolam, dan 92.686 ha lahan darat. Jumlah
penduduknya mencapai 5.430 orang, terdiri atas laki-laki 2.085 orang dan
perempuan 2.075 orang. Jumlah kepala keluarga 1.828 KK dengan mata
pencaharian penduduk beraneka ragam, sebagai petani 1.226 KK (Tanaman
pangan, Peternak, Petani ikan/tambak), buruh tani 528 KK dan non petani 68 KK.
Desa Mandalawangi terbagi dalam 4 dusun, yaitu: Dsn. Simpang, Dsn. Mandala,
Dsn. Batang Gede, dan Dsn. Kedung Payung. Adapun kelompok binaan khusus
terdiri 10 kelompok tani (kelota) Hamparan, dan 1 Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan). Adapun batas–batas administratif Desa Mandalawangi sebagai
berikut :
4.1.1 Batas Wilayah
Pada wilayah Desa Mandalawangi Kec. Sukasari Kab. Subang terdapat
empat batas wilayah yang tertera pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Batas Wilayah Desa Mandalawangi Kec. Sukasari Kab. Subang Tahun 2013
Batas Wilayah Desa Kecamatan Sebelah Utara Tanjung Tiga Blanakan Sebelah Selatan Jati Baru Ciasem Sebelah Timur Sukamaju Sukasari Sebelah Barat Ciasem Hilir Ciasem Sumber : Profil Desa Mandalawangi Tahun 2013
44
Batas wilayah Desa Mandalawangi Kecamatan Sukasari, sebelah utara
Desa Tanjung Tiga Kecamatan Blanakan, sebelah selatan Desa Jati Baru
Kecamatan Ciasem, sebelah timur Desa Sukamaju Kecamatan Sukasari, sebelah
barat Desa Ciasem Hilir Kecamatan Ciasem.
4.1.2 Luas Wilayah
Pada wilayah Desa Mandalawangi Kec. Sukasari Kab. Subang memiliki
luas wilayah yang secara rinci di jelaskan pada tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Desa Mandalawangi Tahun 2013
Penggunaan Lahan Luas (ha) Lahan Persawahan
Sawah Irigasi Teknis Sawah Irigasi ½ Teknis
446
- Lahan Perkarangan/Tegalan 1.5 Lahan Pemikiman 83 Kolam 7 Kuburan 2 Perkantoran 0.5 Prasarana Umum Lainnya 5.686
JUMLAH 545.686 Sumber : Profil Desa Mandalawangi Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa di Desa Mandalawangi lahan
yang dominan adalah lahan sawah 446 ha. Lahan tersebut berpotensi untuk
pengelolaan usahatani padi sawah, palawija, hortikultura, serta sayur-sayuran.
4.1.3 Iklim
Keadaan iklim berada pada tipe C rata–rata curah hujan 2.500 mm–3.000
mm (curah hujan 10 tahun terakhir). Rata–rata bulan basah (BB) 6,4 dan rata–rata
45
bulan kering (BK) 5,6. Tingkat kelembaban sedang. Suhu rata–rata harian antara
28 ºC–30 ºC, suhu minimum 21 ºC dan suhu maksimum 35 ºC.
4.1.4 Topografi Jenis dan Kesuburan Tanah
Topografi termasuk kedalam dataran rendah dengan kemiringan lahan
sekitar 5%, 3 meter diatas permukaan laut (dpl). Jenis lahan termasuk ordo Ultisol
diantaranya memiliki warna merah dengan tekstur lempungan, struktur liat sedikit
remah, tingkat erosi ringan ± 0,001 ha/m², drainase kelas B (baik). Kedalaman
bidang olah ± 4 meter dengan pH 5–6 (agak masam).
4.1.5 Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)/Penduduk
Kondisi sumber daya manusia di Desa Mandalawangi memiliki jumlah
penduduk 3.889 orang, penduduk laki-laki 1.907 orang, sedangkan penduduk
perempuan 1.982 orang, dengan jumlah kepala keluarga 1.428 (KK).
4.1.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Untuk melihat potensi tenaga kerja di Desa Mandalawangi khususnya
sektor pertanian dilihat dari data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur.
Berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja Tahun 1999, usia kerja atau usia
produktif adalah antara 15-54 tahun.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Umur di desa mandalawangi Tahun 2013
Desa Jumlah Penduduk Yang Berumur (Tahun)
Jumlah 0–10 11–20 21–30 31-40 41–50 51- 60 ≥ 60
Mandalawangi 368 213 243 252 366 1.023 393 5.430 Jumlah 368 213 243 252 366 1.023 393 5.430
Sumber : Profil Desa Mandalawangi Tahun 2013
46
Berdasarkan Tabel 3. di atas, jumlah penduduk usia produktif umur antara
21–50 tahun sebanyak 2.312 orang (58%), sehingga sumber daya manusia yang
tersedia di Desa Mandalawangi diharapkan mampu mendukung pengembangan
pertanian secara optimal.
4.1.7 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan
Jumlah penduduk menurut pekerjaan pada Desa Mandalawangi Kec.
Sukasari Kab. Subang dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini:
Table 4. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Mandalawangi Tahun 2013
JUMLAH PENDUDUK MENURUT PEKERJAAN (orang) TOTAL Petani
(TP) Perkebunan Peternakan Perikanan
Buruh Tani
Luar pertanian
1.226 - - - 528 68 5.430 Sumber : Profil Desa Mandalawangi Tahun 2013
Jumlah penduduk Desa Mandalawangi sebanyak 5.430 orang dengan mata
pencaharian penduduk beraneka ragam, sebagai petani (Tanaman pangan,
perikanan, peternak, dan buruh tani) 1.226 KK, buruh tani 528 KK dan non petani
68 KK. Hal ini mencerminkan bahwa sebagian besar penduduk Desa
Mandalawangi bermata pencaharian sebagai petani 40%, non petani 5%, dan
buruh tani 55%.
4.1.8 Topografi Desa
Desa Mandalawangi terletak pada ketinggian 6 meter dari permukaan laut
dan memiliki topografi wilayah sebagian besar dataran rendah (100%), bukit
(0%), dan bergelombang (0%). Dan topografi Desa Mandalawangi selengkapnya
tersaji pada Tabel 5.
47
Tabel 5. Topografi Lahan di Desa Mandalawangi Tahun 2013
Desa Datar (%)
Bergelombang (%)
Berbukit (%) Jumlah (%)
Mandalawangi 100 - - 100 Jumlah 100 - - 100
Sumber : Profil Desa Mandalawangi Tahun 2013
Berdasarkan pada Tabel 5. tersebut diketahui bahwa lahan dengan topografi
datar memiliki potensi yang cukup luas terutama pada lahan sawah. Untuk
mengoptimalkan lahan sawah perlu upaya konversi dan pengembangan komoditas
padi, palawija, dan sayur-sayuran serta perikanan sebagai penyela musim tanam
yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
4.1.9 Kepemilikan Lahan Pertanian Tanaman Pangan
Kepemilikan lahan pertanian tanaman pangan pada Desa Mandalawangi
Kec. Sukasari Kab. Subang di jelaskan pada tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6. Pemilikan Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Desa Mandalawangi Tahun 2013
JUMLAH KELUARGA TANI
(KK) STATUS KEPEMILIKAN TANAH (KK)
Jumlah Penduduk
Jumlah Keluarga
Tani
Memiliki Lahan
Pertanian
Tidak Memiliki
Memiliki < 1 ha
Memiliki 0,1-5,0 ha
Memiliki > 5 ha
5.430 1.648 823 401 290 120 14 Jumlah RTP 1.648
Sumber : Profil Desa Mandalawangi Tahun 2013
4.2 Peta Desa
Tujuan digambarkan peta desa adalah diketahuinya kondisi, potensi dan
masalah yang ada di wilayah bersangkutan. Dalam peta desa akan diperoleh
data/informasi mengenai sumber daya alam, tata guna lahan, batas wilayah,
48
penataan ruang beserta kondisinya dan sebaran penduduk. Gambar peta Desa
Mandalawangi Kecamatan Sukasari Kabupaten Subang. (lampiran)
Dari gambar peta diketahui bahwa sebagian besar lahan merupakan lahan
pertanian, untuk Desa Mandalawangi relatif masih jauh dari harapan, hal ini akan
mempengaruhi masyarakat terutama untuk mendapatkan akses yang lebih baik.
49
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Petani Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit Desa
Mandalawangi
Penduduk di Desa Mandalawangi Kecamatan Sukasari Kabupaten Subang
pada umumnya menjadi petani padi sebagai pekerjaan utama mereka. Selain
bertani padi ada juga yang beternak dan berdagang. Di Desa Mandalawangi
terdapat 10 kelompok tani, salah satunya kelompok tani Surya Bangkit yang
beranggotakan 57 orang. Karakteristik petani yang diamati adalah: (1) umur
petani, (2) tingkat pendidikan petani, (3) pengalaman bertani, (4) jumlah
tanggungan keluarga tani, (5) luas lahan, (6) usaha selain bertani.
5.1.1 Umur Petani
Faktor yang cenderung mempengaruhi sikap seseorang adalah umur,
seperti yang dikemukakan oleh Feaster (1969) bahwa ada suatu kecenderungan
perbedaan tingkat umur akan menyebabkan terjadinya perbedaan dalam
menentukan sikap terhadap suatu perubahan. Umur sangat berpengaruh terhadap
kegiatan usahatani, terutama dalam kemampuan fisik dan pola fikir.
Umur petani pada kelompok tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi
berkisar antara 28–75 tahun. Selanjutnya umur petani responden diklasifikasikan
menjadi tiga kategori umur, yaitu umur 28–43 tahun, 44–59 tahun, 60–75 tahun.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini:
50
Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Umur
No Umur Petani
(Tahun) Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 28 – 43 33 57,9 2 44 – 59 21 36,84 3 60 – 75 3 5,26
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Hasil penelitian yang telah dilakukan, rata-rata umur petani responden
adalah 28–43 tahun sebanyak 33 orang. Umur yang paling muda yaitu 28 tahun
dan yang tertua yaitu 75 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat 36,84% petani responden
berumur antara 44 tahun sampai dengan 59 tahun dan 5,26% petani responden
berumur antara 60 tahun sampai dengan 75 tahun. Sedangkan umur yang
jumlahnya tertinggi adalah petani responden berumur antara 28 tahun sampai 43
tahun sebesar 57,9%. Kelompok umur ini merupakan umur produktif yang
memiliki kemampuan bekerja dan berfikir yang lebih tinggi.
Petani yang berumur produktif pada umumnya mempunyai kemampuan
fisik dan kemampuan bekerja yang lebih besar sehingga lebih mudah dalam
menerima inovasi baru. Sedangkan petani yang tidak produktif dalam hal ini
petani yang berumur tua, mempunyai kemampuan fisik yang sudah berkurang dan
lebih hati-hati dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan usahataninya.
Rendahnya persentase kelompok yang berumur di atas 60 tahun, erat kaitannya
dengan aktivitas usahatani yang lebih banyak memerlukan kemampuan fisik.
Dengan demikian petani dalam kategori umur produktif, memiliki kemampuan
fisik yang memadai akan memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi.
51
5.1.2 Tingkat Pendidikan Petani
Tingkat pendidikan sangat menentukan terhadap penerimaan inovasi baru.
Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang pernah
diikuti oleh petani responden. Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh petani
responden sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan pengambilan keputusan
dalam menerima inovasi baru.
Pendidikan formal petani merupakan jenjang pendidikan yang ditempuh
oleh petani, dihitung dari sistem pendidikan sekolah yang telah berhasil
ditamatkan oleh petani. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi
kebijakan dalam mengambil suatu keputusan pada kegiatan usahataninya.
Semakin pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini membutuhkan seseorang
dengan tingkat pendidikan semakin tinggi agar dapat mengikuti perkembangan
teknologi tersebut dengan baik, sehingga akan berdampak positif pada
produktivitas usahatani, pendapatan dan pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan.
Pada kelompok tani Surya Bangkit tingkat pendidikan dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu tidak sekolah, SD, dan diatas SD. Tingkat pendidikan formal
responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Petani Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 Tidak Sekolah 12 21,05 2 SD 33 57,9 3 ≥ SD 12 21,05
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
52
Dewasa ini pada umumnya tingkat pendidikan petani masih sangat rendah,
sebagian besar SD. Perbedaan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
keinovatifan, kecepatan proses adopsi inovasi, dan perilaku seseorang. Hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal
petani responden di kelompok tani Surya Bangkit pada umumnya masih rendah,
yaitu pada tingkat SD sebanyak 33 orang atau sekitar 57,9%. Sedangkan di bawah
SD maupun di atas SD tingkat pendidikan setara sebanyak 12 orang atau sekitar
21,05%. Maka dapat diduga bahwa tingkat pengetahuan mereka terhadap
masalah-masalah pertanian kurang baik. Pendidikan yang rendah akan
menyulitkan petani melakukan penerimaan pesan dengan baik. Demikian pula
kemungkinan mereka untuk mengadopsi inovasi baru dalam usahatani padi. Oleh
karena itu tingkat pendidikan non formal perlu ditingkatkan agar kemampuannya
dapat berkembang secara dinamis untuk menyelesaikan sendiri setiap
permasalahan yang dihadapinya dengan baik.
5.1.3 Pengalaman Bertani
Pengalaman bertani dapat menunjukkan keberhasilan petani dalam
mengelola usahataninya. Sebab dapat menjadi pedoman pada masa yang akan
datang. Petani yang masih berusia muda umumnya belum terlalu berpengalaman,
sehingga untuk mengimbangi kekurangannya dia harus dinamis. Sebaliknya
petani yang sudah berusia tua telah memiliki banyak berpengalaman dalam
berusahatani sehingga sangat berhati-hati dalam bertindak. Pengalaman bertani
responden dapat dilihat pada Tabel 9.
53
Tabel 9. Distribusi Responden Menurut Pengalaman Bertani
No Pengalaman Bertani
(Tahun) Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 3 – 15 41 71,93 2 16 – 35 14 24,57 3 36 – 40 2 3,5
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Pengalaman bertani petani responden di kelompok tani Surya Bangkit
menunjukkan bahwa sebesar 71,93% petani responden telah menjalankan
usahataninya antara 3 tahun sampai 15 tahun dengan jumlah 41 orang. Petani
Responden yang telah menjalankan usahataninya antara 16 tahun sampai dengan
35 tahun sebanyak 14 orang atau sekitar 24,57%. Sedangkan antara 36 tahun
sampai 40 tahun pengalaman bertani responden sebesar 3,5% atau sekitar 2 orang.
Maka pengalaman bertani petani responden paling tinggi yaitu sebesar 71,93%
dengan jumlah 41 orang. Dan yang terendah terdapat pada 36 tahun sampai 40
tahun atau sekitar 3,5% dengan jumlah 2 orang.
Dari hasil data yg di dapat bahwa semua anggota di kelompok tani Surya
Bangkit memiliki pengalaman bertani cukup bervariasi yaitu 3 tahun sampai 40
tahun. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja mereka dalam berusahatani.
Petani yang memiliki pengalaman berusahatani lebih lama akan lebih baik dan
lebih matang dalam hal perencanaan usahatani karena lebih memahami berbagai
aspek teknis dalam berusahatani. Demikian juga dengan berbagai masalah non
teknis yang biasanya dihadapi dalam berusahatani sehingga pada akhirnya
produktivitasnya akan lebih tinggi. Bertani juga dilakukan secara turun temurun.
54
5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga dapat mempengaruhi motivasi petani untuk
melakukan kreatifitas dan sejumlah inovasi baru dalam hal menambah ataupun
meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Anggota keluarga selain sebagai
tanggungan keluarga juga berfungsi sebagai tenaga kerja yang potensial dalam
kegiatan usahatani. Untuk lebih jelasnya data jumlah tanggungan keluarga petani
disajikan padaTabel 10. Dibawah ini:
Tabel 10. Distribusi Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga
No Tanggungan Keluarga Petani
(Orang) Jumlah (KK)
Presentase (%)
1 1 – 3 34 59,65 2 4 – 7 23 40,35
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Pada Tabel 10 terlihat bahwa petani di kelompok tani Surya Bangkit
mempunyai tanggungan keluarga yang rendah yaitu 1–3 orang sebanyak 34 orang
(59,65%), dan tanggungan keluarga yang tinggi yaitu 4–7 orang sebanyak 23
orang (40,35%). Jadi rata-rata jumlah tanggungan keluarga pada kelompok tani
Surya Bangkit di Desa Mandalawangi adalah 3 orang dengan kisaran 1–7 orang.
Banyak atau sedikitnya jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki oleh petani
responden bukanlah suatu hal yang mempengaruhi dalam penerapan inovasi.
Keadaan ini sejalan dengan pendapat Sibulo (2001) yang menyebutkan bahwa
jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap penerimaan suatu
inovasi.
55
5.1.5 Luas Lahan
Luas lahan garapan usahatani mempunyai arti yang sangat penting karena
berkaitan dengan besar kecilnya pendapatan yang diterima petani. Luas lahan
dapat mempengaruhi sikap petani dalam percepatan alih teknologi yang sesuai
dengan skala ekonomis sehingga usahatani menjadi efisien. Luas lahan petani
sampel dibagi menjadi dua kategori yaitu terdiri dari 0,25-2 Ha, dan 2,10-7 Ha.
Klasifikasi luas lahan petani responden di kelompok tani Surya Bangkit dapat
dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Distribusi Responden Menurut Luas Lahan
No Luas Lahan Petani
(Ha) Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 0,25 – 2 48 84,21 2 2,10 – 7 9 15,79
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Dari Tabel 11 diatas menunjukkan bahwa di kelompok tani Surya Bangkit
didominasi memiliki luas lahan 0,25–2 Ha sebanyak 48 orang atau sekitar
84,21%. Dan luas lahan 2,10–7 Ha dimiliki oleh 9 orang atau sekitar 15,79%.
Berdasarkan data hasil penelitian di lapangan dapat disimpulkan bahwa petani
yang memiliki lahan terluas masih rendah.
Luasnya lahan garapan menyebabkan petani lebih memungkinkan untuk
memaksimalkan tingkat produksi sekaligus dapat meningkatkan kualitas
produksinya. Namun luasnya lahan garapan yang dimiliki petani tidak selamanya
menjamin bahwa luas lahan tersebut lebih produktif dibandingkan lahan usahatani
yang sempit dalam perolehan hasil produksi.
56
5.1.6 Usaha Selain Bertani
Tabel 12. Distribusi Responden Menurut Usaha Selain Bertani
No. Usaha Selain Bertani
Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 Memiliki Usaha 6 10,53 2 Tidak Memiliki Usaha 51 89,47
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Dari tabel 12 diatas menunjukkan bahwa responden yang memiliki usaha
lain selain bertani sebesar 10,53% dengan jumlah 6 orang. Sedangkan responden
yang tidak memiliki usaha selain bertani sebesar 89,47% dengan jumlah 51 orang.
Dari data tabel 12 diatas dapat disimpulkan bahwa responden di tempat peneliti
yang memiliki usaha lain selain bertani masih sedikit yaitu sebesar 10,53%. Selain
berusahatani padi, ada beberapa petani juga mempunyai pekerjaan lain seperti
berdagang dan beternak. Jenis pekerjaan sampingan yang dimiliki petani akan
berpengaruh terhadap pendapatan tambahan yang diperoleh rumah tangga,
sehingga tingkat pendapatan tersebut akan berpengaruh terhadap produktivitas
usahatani.Pendapatan dari pekerjaan sampingan akan digunakan sebagai
tambahan modal dalam penyediaan sarana produksi yang lebih banyak sehingga
hasil produksi yang di peroleh akan lebih besar.
5.2 Peran Kelompok Tani
Peran kelompok tani dalam pertanian menjadi organisasi petani yang
menjalankan kerjasama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam
berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Dengan adanya
57
kelompok tani, para petani dapat bersama-sama memecahkan permasalahan yang
antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan
pemasaran hasil. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu di bina dan
diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal.
Kelompok tani adalah merupakan perkumpulan yang beranggotakan para
petani desa tersebut, meskipun tidak semua petani di desa tersebut mengikuti
kegiatan ini. Ketua kelompok tani dipilih dari salah seorang petani yang dianggap
memiliki pengetahuan dan wawasan luas. Ketua kelompok tani yang terpilih
diharapkan dapat menjalankan tugas dan kewajibannya antara lain
mengkoordinasikan kegiatan gotong-royong untuk pengolahan lahan anggota
kelompok tani secara bergantian, mengkoordinasikan penjualan hasil produksi,
dan melakukan hubungan dengan pihak penyuluh maupun dinas pertanian.
Peran kelompok tani di kelompok tani Surya Bangkit dari hasil penelitian
dilapangan yang diamati adalah: (1) kerjasama antar kelompok tani, (2) keaktifan
di kelompok tani, (3) managemen perencanaan, (4) kerjasama pelaksanaan
program, (5) hubungan dengan lembaga Koperasi/KUD.
5.2.1 Kerjasama Antar Anggota Kelompok
Kerjasama antar kelompok di kelompok tani Surya Bangkit dapat dilihat
pada tabel 13 dibawah ini:
58
Tabel 13. Distribusi Responden Menurut Persepsi Tentang Kerjasama Antar Anggota Kelompok Tani
No. Kerjasama Antar Anggota
Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 Ada Kerjasama 17 29,82 2 Tidak Ada Kerjasama 40 70,18
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Distribusi pengetahuan petani responden yang disajikan dalam Tabel 13
menunjukkan bahwa mayoritas di kelompok tani Surya Bangkit tidak ada
kerjasama sebanyak 70,18% dengan jumlah 40 orang. Sedangkan yang
bekerjasama sebanyak 29,82% dengan jumlah 17 orang. Secara umum dari hasil
penelitian ini dapat dikatakan bahwa persepsi tentang kerjasama antar kelompok
tani di kelompok tani Surya Bangkit masih rendah karena antara anggota di
kelompok tani Surya Bangkit saling mengandalkan satu sama lain serta kurangnya
antusias petani untuk hadir dalam pertemuan.
5.2.2 Keaktifan Di Kelompok Tani
Keaktifan di kelompok tani Surya Bangkit dapat dilihat pada tabel 14
dibawah ini :
Tabel 14. Distribusi Responden Menurut Persepsi Tentang Keaktifan Di Kelompok Tani
No. Keaktifan Di Kelompok
Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 Aktif 8 14,04 2 Kurang Aktif 49 85,96
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Dari Tabel 14 diatas menunjukkan persepsi tentang keaktifan kelompok
tani sebanyak 14,04% atau 8 orang. Sedangkan yang kurang aktif sebanyak
59
85,96% atau dengan jumlah 49 orang. Dari hasil penelitian tersebut dapat
diartikan bahwa persepsi keaktifan kelompok di kelompok tani Surya Bangkit
masih kurang. Ini dikarenakan pengetahuan para anggota di kelompok tani Surya
Bangkit yang rendah sehingga menyebabkan keaktifan dalam kelompok masih
kurang baik.
5.2.3 Manajemen Perencanaan Kelompok Tani
Manajemen perencanaan kelompok tani di kelompok tani Surya Bangkit
dapat dilihat pada tabel 15 dibawah ini:
Tabel 15. Distribusi Responden Menurut Persepsi Tentang Manajemen Perencanaan Kelompok tani
No. Manajemen Perencanaan Yang
Baik Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 Sudah Baik 15 26,32 2 Kurang Baik 42 73,68
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Tabel 15 diatas menunjukkan bahwa persepsi responden tentang
managemen perencanaan kelompok tani di kelompok tani Surya Bangkit adalah
sebesar 26,32% dengan jumlah 15 orang. Sedangkan sebesar 73,68% dengan
jumlah 42 orang masih kurang baik. Secara umum didapat bahwa tingkat
managemen perencanaan kelompok tani di kelompok tani Surya Bangkit masih
kurang baik. Manajemen perencanaan yang kurang baik dikarenakan intensitas
pertemuan yang belum terjadwal dengan baik.
5.2.4 Kerjasama Pelaksanaan Program Kelompok Tani
Kerjasama pelaksanaan program di kelompok tani Surya Bangkit dapat
dilihat pada tabel 16 dibawah ini:
60
Tabel 16. Distribusi Responden Menurut Persepsi Tentang Kerjasama Pelaksanaan Program
No. Kerjasama Pelaksanaan Program
Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 Sudah Baik 15 26,32 2 Kurang Baik 42 73,68
Total 57 100 Sumber: data primer telah diolah, 2014
Tabel 16. di atas menunjukkan persepsi responden tentang kerjasama
pelaksanaan program kelompok tani sebesar 26,32% atau sebanyak 15 orang.
Sedangkan sebesar 73,68% dengan jumlah 42 orang kurang baik. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa persepsi tentang kerjasama pelaksanaan program di
kelompok tani Surya Bangkit masih kurang baik. Kerjasama pelaksanaan program
di kelompok tani Surya Bangkit kurang baik karena intensitas pertemuan dan
diskusi antar anggota kurang maksimal.
5.2.5 Hubungan Dengan Lembaga Koperasi/KUD
Hubungan dengan lembaga koperasi/KUD di kelompok tani Surya Bangkit
dapat dilihat pada tabel 17 dibawah ini:
Tabel 17. Distribusi Responden Menurut Persepsi Tentang Hubungan Dengan Lembaga Koperasi/KUD
No. Hubungan Dengan Lembaga
Koperasi/KUD Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 Ada Hubungan 13 22,81 2 Tidak Ada Hubungan 44 77,19
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Tabel 17. menunjukkan persepsi tentang ada hubungan responden dengan
lembaga Koperasi/KUD sebesar 22,81% dengan jumlah 13 orang. Sedangkan
sebesar 77,19% dengan jumlah 44 orang tidak ada hubungan dengan lembaga
61
Koperasi/KUD. Dari data dilapangan didapat bahwa persepsi tentang hubungan
responden dengan lembaga Koperasi/KUD masih rendah karena biaya operasional
produksi atau modal telah dipenuhi oleh ketua kelompok tani.
Dari data uraian peran kelompok tani diatas dapat di lihat pada Tabel 18
dibawah ini:
Tabel 18. Distribusi Responden Menurut Peran Kelompok Tani
No. Peran Kelompok Tani
(Skor) Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 Rendah (5 – 6) 38 66,67 2 Sedang (7 – 8) 12 21,05 3 Tinggi (9 – 10) 7 12,28
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Distribusi responden menurut peran kelompok tani yang disajikan dalam
Tabel 18 menunjukkan jumlah kategori tinggi adalah 12,28% dengan jumlah 7
orang dan untuk kategori sedang adalah 21,05% dengan jumlah 12 orang. Secara
umum dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran kelompok tani di tempat
peneliti dikatakan rendah dengan jumlah petani 38 orang atau sekitar 66,67% dari
jumlah sampel peneliti.
Berdasarkan penelitian di lapangan peran kelompok tani yang ditinjau dari
sembilan tolok ukur yaitu usia kelompok, keanggotaan, luas lahan usahatani,
bidang usaha, kerjasama kelompok, keaktifan kelompok tani, manajemen
perencanaan, kerjasama pelaksanaan program, dan hubungan dengan lembaga
koperasi/KUD. Usia kelompok ternyata tidak menjamin kinerja kelompok.
Kelompok yang sudah mencapai tingkat madya dan berusia tua dinilai sudah tidak
dinamis lagi malahan mengarah ke kelompok kurang efektif. Pada umumnya
62
semangat anggota kelompok tidak stabil. Pada awalnya sangat bersemangat
namun kemudian sedikit demi sedikit menurun. Petani menyatakan bahwa mereka
mau berkumpul hanya jika ada insentif. Selain itu hasil penelitian di lapangan
menunjukkan bahwa luas lahan kelompok tani bervariasi, namun petani
cenderung memiliki status yang sama, yaitu sebagai penyewa atau penggarap.
Status tersebut merupakan salah satu penyebab petani sulit untuk mengambil
keputusan dalam kegiatan usahatani, yang akhirnya mempengaruhi
keikutsertaannya dalam anggota kelompok tani dan adopsi teknologi. Selain itu
pelaksanaan kegiatan di kelompok tani Surya Bangkit di dampingi oleh seorang
konsultan. Contohnya kegiatan yang biasa dilaksanakan petani adalah kegiatan
teknik budidaya padi, dan pembagian air irigasi. Apabila petani tidak ikut serta
dalam kegiatan tersebut bisa berpengaruh terhadap produksi dan budidaya
sehingga produksi akan menurun.
5.3 Produktivitas Petani
Untuk meningkatkan produktivitas petani maka diperlukan tidak hanya
dari peningkatan produktivitas melalui pengelolaan lahan pertanian dan sarana
produksi seperti penggunaan pupuk, penggunaan varietas baru dan perluasan areal
irigasi, akan tetapi perlu dicari upaya lain untuk meningkatkan produksi pertanian
yaitu melalui peningkatan manajemen usaha para petani itu sendiri yang
menyangkut faktor-faktor psikologis dari petani seperti, etos kerja, motivasi
keberhasilan dan sikap inovatif mereka dalam bidang pertanian. Produktivitas
petani responden kelompok tani Surya Bangkit di desa Mandalawangi dapat
dilihat pada tabel 19 dibawah ini:
63
Tabel 19. Distribusi Responden Menurut Produktivitas Petani
Produktivitas Petani Interval (Skor)
Jumlah (Orang)
Presentase (%)
Rendah 38–46 20 35,09 Sedang 47–55 32 56,14 Tinggi 56–60 5 8,77
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Dari tabel 19 diatas menunjukkan bahwa mayoritas produktivitas petani di
kelompok tani Surya Bangkit berada pada kriteria sedang yaitu dengan skor
interval 47–55 dengan jumlah 32 orang atau sebesar 56,14%. Sedangkan yang
tertinggi yaitu dengan skor 56–60 dengan jumlah 20 orang atau sebesar 35,09%,
dan yang rendah dengan skor 38–46 dengan jumlah 20 orang sebesar 35,09%.
Secara umum dari hasil penelitian ini didapat bahwa tingkat produktivitas petani
di kelompok tani Surya Bangkit tergolong sedang dengan jumlah petani sebanyak
56,14% responden dari jumlah sampel penelitian.
Berdasarkan hasil di lapangan dapat diperoleh kesimpulan bahwa
produktivitas petani di kelompok tani Surya Bangkit tergolong sedang. Hal ini
dikarenakan masih kurangnya antusias mereka terhadap inovasi dan motivasi di
dunia pertanian. Petani yang memiliki motivasi keberhasilan kuat akan selalu
memerima kritik dan saran dari luar, serta telah mempersiapkan diri secara
matang tentang hal-hal yang akan terjadi di lapangan. Semakin kuat motivasi
keberhasilan petani, maka semakin tinggi produktivitas petani dalam menggarap
lahan pertanian. Dalam hal ini tingkat pendidikan juga berpengaruh, rata-rata
petani yang tergabung di kelompok tani Surya Bangkit memiliki pendidikan yang
masih rendah yaitu hanya sampai pada tingkat sekolah dasar. Sedangkan sikap
64
inovatif merupakan salah satu unsur kepribadian yang dimiliki seseorang dalam
menentukan tindakan dan bertingkah laku terhadap suatu obyek disertai dengan
perasaan positif dan negatif. Semakin tinggi sikap inovatif maka semakin tinggi
produktivitas petani. Oleh sebab itu variabel sikap inovatif petani merupakan
variabel penting untuk diperhatikan, karena sikap sebagai suatu sistem yang
memiliki tiga komponen yang saling tergantung yakni kognisi, afeksi dan konasi
(Simanjuntak 1995), kognisi menyangkut keyakinan terhadap obyek sikap, afeksi
menyangkut perasaan dan konasi menyangkut kecenderungan untuk berbuat
(Suriasumantri 1989). Istilah inovasi menurut Rogers (1971) didefinisikan sebagai
derajat seseorang dalam mengadopsi ide-ide baru, lebih awal dari pada individu
lain. Dikatakan juga bahwa ada beberapa karakteristik inovasi yaitu: manfaat,
kompatibilitas, kompleksitas, triabilitas, dan observatibilitas. Sedangkan sikap
memiliki dimensi afektif, tingkah laku dan informasi kognitif ketiga komponen itu
terorganisir ke dalam sistem yang kuat (Suriasumantri, 1989). Aspek kebaharuan
dalam inovasi dapat dinyatakan dalam bentuk pengetahuan, sikap (afektif) dan
keputusan untuk menggunakannya. Sikap inovatif petani berarti mempunyai
kecenderungan yang relatif stabil dalam bereaksi ke dalam bentuk kognisi, afeksi
dan konasi terhadap sesuatu yang baru baik dalam arti praktek atau obyek yang
meliputi penerapan inovasi.
65
5.4 Produktivitas Usahatani
Menurut Husein Umar (1998) produktivitas adalah sikap mental yang
selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin
dan hari esok lebih baik dari hari ini.
Usahatani padi merupakan suatu proses produksi yang dijalankan sebagai
suatu usaha komersial yang memerlukan faktor-faktor produksi. Faktor produksi
merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan suatu produksi.
Mubyarto(1989) menyatakan bahwa dalam usahatani tidak terlepas dari faktor-
faktor produksi seperti tanah, modal dan tenaga kerja. Dalam meningkatkan
produksi padi sawah selain aspek fisik, kimia dan biologis, juga aspek sosial
ekonomis yang mempengaruhi diantaranya pengetahuan petani dan luas lahan
garapan (Erwidodo,1982).
Menurut Tjakrawiralaksana (1983), usahatani dapat dikatakan berhasil
apabila usahatani tersebut telah dapat menunjukkan hal-hal sebagai berikut : (1)
Usahatani tersebut telah menghasilkan penerimaan yang dapat menutupi semua
bunga modal atau pengeluaran, (2) Usahatani tersebut telah menghasilkan
penerimaan tambahan untuk membayar bunga modal yang dipakai, baik modal
sendiri maupun modal pinjaman, (3) Usahatani tersebut telah memberikan balas
jasa pengelolaan yang wajar kepada petani itu sendiri, dan (4) Usahatani tersebut
tetap produktif pada akhir tahun, seperti halnya pada awal tahun operasional.
Dalam penelitian ini tingkat hasil produktivitas usahatani padi secara
umum dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori rendah (336,13 – 449,3 Kg/Ha),
sedang (451,22–586 Kg/Ha), dan tinggi (≥620,07 Kg/Ha). Distribusi menurut
66
hasil produktivitas usahatani responden di daerah penelitian dapat dilihat pada
Tabel 20 di bawah ini :
Tabel 20. Distribusi Menurut Tingkat Hasil Produktivitas Usahatani Benih Padi
Produktivitas Usahatani Interval (Kg/Ha)
Jumlah (Orang)
Presentase (%)
Rendah 1333-3248 16 28,07
Sedang 3290–10059 30 52,63
Tinggi 10189-33199
11 19,3
Total 57 100 Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Distribusi tingkat hasil produktivitas usahatani padi yang disajikan dalam
tabel 20 menunjukkan jumlah kategori rendah adalah 16 petani atau 28,07%
dengan jumlah produktivitas 1333-3248 Kg/Ha dan untuk kategori tinggi adalah
11 petani atau 19,3% dengan jumlah produktivitas 10189-33199Kg/Ha. Secara
umum dari hasil penelitian ini didapat bahwa tingkat hasil produktivitas usahatani
petani di tempat peneliti dikatakan sedang atau cukup dengan jumlah petani
sebanyak 30 petani atau 52,63% dengan jumlah produktivitas 3290-10059 Kg/Ha
dari jumlah sampel penelitian.
Berdasarkan hasil data di lapangan dapat disimpulkan bahwa tingkat
produktivitas usahatani di kelompok tani Surya Bangkit tidak terlalu tinggi
dengan jumlah produktivitas 3290-10059 Kg/Ha sebanyak 30 petani atau 52,63%.
Hal ini disebabkan karena sempitnya luas lahan usahatani yang dimiliki. Rata-rata
luas lahan di kelompok tani Surya Bangkit antara 0,25–2 Ha. Semakin besar luas
lahan yang diolah maka kemungkinan lebih besar pula produktivitas yang akan di
peroleh. Rendahnya produktivitas usahatani karena keterbatasan peralatan dan
67
teknologi yang diterapkan serta keterbatasan petani untuk menggunakan input-
input modern seperti benih, pupuk dan pestisida. Sistem pemasaran yang sering
kali tidak menguntungkan petani. Dan keterbatasan penghasilan dari sektor lain
(di luar usahataninya) karena rendahnya pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki
petani.
Penguasaan budidaya tanaman juga merupakan faktor yang menentukan
dalam produktivitas usahatani. Pengolahan lahan dengan menggunakan peralatan
yang sederhana/kuno, pengalaman berusahatani, perlakuan dan perawatan
tanaman serta tingkat umur petani menentukan dalam adopsi inovasi. Sebagian
besar petani responden masih menggunakan peralatan yang sederhana. Sementara
pengalaman berusaha masing-masing responden memiliki pemahaman yang
berbeda.
Status lahan garapan akan menentukan produktivitas yang diperoleh
dimana posisi petani sebagai penggarap akan berupaya sekuat tenaga untuk
berproduksi lebih tinggi dibandingkan dengan petani berstatus pemilik. Hal ini
dilakukan petani penggarap karena sebagian hasil produksinya akan diserahkan
kepada pemilik lahan disaat panen tiba. Petani menyatakan sistem bagi hasil
sangat membantu dalam peningkatan produksi. Di sisi lain petani menyatakan
keraguan bahwa motivasi mengolah lahan milik sendiri berbeda dibanding
mengolah lahan orang lain karena menjadi petani pemilik lebih bebas dalam
menentukan komoditi yang di tanam.
68
5.5 Hubungan Peran Kelompok Tani Dengan Peningkatan Produtivitas Petani Benih Padi Berdasarkan analisis Chi-Square (X2) hubungan antara peran kelompok
tani dengan produktivitas petani padi sawah responden diperoleh nilai X2 hitung
sebesar 4,767 dan X2 tabel 7,779 pada taraf kepercayaan 0,10. Berarti nilai X2
hitung lebih kecil dari pada X2 tabel (4,767≤ 7,779) dengan demikian H0 diterima.
Dari analisis data di lapangan di dapat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara peran kelompok tani dengan produktivitas petani padi di kelompok tani
Surya Bangkit.
Dalam penelitian ini hubungan antara peran kelompok tani dalam
peningkatan produktivitas petani responden di kelompok tani Surya Bangkit
secara umum dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang dan
tinggi. Hubungan peran kelompok tani dalam peningkatan produktivitas petani
padi sawah di kelompok tani Surya Bangkit desa Mandalawangi dapat dilihat pada
tabel tabulasi silang, di bawah ini:
Tabel 21. Diatribusi Peran Kelompok Tani dengan Produktivitas Petani Benih Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit
Peran Kelompok Tani Produktivitas Petani
Total Rendah (38 - 46)
Sedang (47 - 55)
Tinggi (56 - 60)
Rendah (5 – 6) 15 21 2 38 Sedang (7 – 8) 3 8 1 12 Tinggi (9 – 10) 2 3 2 7
Total 20 32 5 57 Sumber: Data primer telah diolah (Xtabel=7,779, Xhitung=4,767, P=0,10), 2014
Pada tabel tabulasi silang 21 menunjukkan bahwa peran kelompok tani
kategori rendah (5–6) terdapat 15 orang dengan tingkat produktivitas petani
rendah (38–46). Peran kelompok tani kategori rendah (5–6) terdapat 21 orang
69
dengan tingkat produktivitas petani sedang (47–55). Sedangkan peran kelompok
tani kategori rendah (5–6) terdapat 2 orang dengan tingkat produktivitas petani
tinggi (56–60).
Peran kelompok tani kategori sedang (7–8) terdapat 3 orang dengan
tingkat produktivitas petani rendah (38–46). Peran kelompok tani kategori sedang
(7–8) terdapat 8 orang dengan tingkat produktivitas petani sedang pula (47-55).
Sedangkan peran kelompok tani sedang (7–8) terdapat 1 orang dengan tingkat
produktivitas petani yang tinggi (56–60).
Berdasarkan data pada tabel silang 21 menunjukkan bahwa peran
kelompok tani kategori tinggi (9–10) terdapat 2 orang dengan tingkat
produktivitas petani rendah (38–46). Peran kelompok tani kategori tinggi (9–10)
terdapat 3 orang dengan tingkat Produktivitas petani sedang (47–55). Sedangkan
peran kelompok tani kategori tinggi (9–10) terdapat 2 orang dengan tingkat
produktivitas petani tinggi pula (56–60). Dari hasil analisis tabulasi silang pada
tabel 21 dapat dilihat peran kelompok tani tidak berhubungan dengan tingkat
produktivitas petani padi. Hal ini terjadi karena petani responden di kelompok tani
Surya Bangkit kurang berperan aktif dalam kegiatan kelompok. Dalam suatu
kelompok keterlibatan seseorang mempunyai proporsi yang berbeda tergantung
dari potensi dan kemampuan masing-masing anggota kelompok, misalnya
semakin tinggi kemampuan dan kedudukan seseorang dalam struktur kelompok
cenderung akan semakin besar peranannya pada tahapan pengambilan keputusan
dan perencanaan. Dan sebaliknya, semakin rendah kemampuan dan kedudukan
seseorang di dalam struktur kelompok, maka semakin kecil pula partisipasi di
70
dalam kegiatan atau lebih besar peranannya terpusat pada tahapan kegiatan di
kelompok.
Keadaan ini sangat berhubungan dengan managerial skills atau human
capitals yang rendah sehingga sering kali petani dikatakan ketinggalan. Dengan
kata lain untuk meraih keberhasilan usahatani sangat ditentukan oleh pengambilan
keputusan yang berdasarkan pada tujuan-tujuan usahatani, permasalahan serta
kondisi yang jelas, fakta dan data yang aktual serta analisis yang tepat dan akurat.
Kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman petani yang memadai
sangat diperlukan dan sangat menentukan keberhasilan usahataninya. Hubungan
antara etos kerja, motivasi keberhasilan dan sikap inovatif sangat berpengaruh
terhadap produktivitas petani. Dimana semakin tinggi etos kerja, motivasi
keberhasilan dan sikap inovatif, maka semakin tinggi pula produktivitas petani
dalam menggarap lahan pertanian, dan sebaliknya.
Selain itu tingkat pendidikan seseorang sangat mempengaruhi perilakunya,
baik pengetahuan maupun sikap. Soehardjo dan Patong dalam Rukka, (2003)
menyatakan bahwa pendidikan umumnya akan mempengaruhi cara dan pola
berfikir petani lebih dinamis. Semakin tinggi tingkat pendididkan seseorang
semakin efisien dia bekerja dan semakin banyak pula dia mengerti serta
mengetahui cara-cara berusahatani yang lebih produktif dan lebih
menguntungkan.
Dari pembahasan peran kelompok tani di atas di dapat bahwa aspek
kerjasama kelompok, keaktifan kelompok, manejemen perencanaan kelompok,
kerjasama pelaksanaan program, dan hubungan dengan lembaga koperasi/KUD di
71
kelompok tani Surya Bangkit masih rendah karena kurang antusias anggota dalam
pertemuan berdiskusi dan biaya operasional produksi atau modal di kelompok tani
Surya Bangkit telah dipenuhi oleh ketua kelompok tani.
5.6 Hubungan Peran Kelompok Tani Dengan Menumbuhkan
Produktivitas Usahatani Benih Padi
Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani juga
dikemukakan oleh Mosher (1968) dalam Djiwandi (1994) bahwa salah satu syarat
pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kegiatan petani yang tergabung
dalam kelompok tani. Mengembangkan kelompok tani menurut Jomo (1968)
dalam Djiwandi (1994) adalah berarti membangun kemauan, dan kepercayaan
pada diri sendiri agar dapat terlibat secara aktif dalam pembangunan. Disamping
itu agar mereka dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan teroganisir.
Suatu gerakan kelompok tani yang tidak teroganisir dan tidak mengikuti
kerjasama menurut pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan problem-
problem yang dihadapi petani.
Kelompok tani, menurut Deptan RI (1980) dalam Mardikanto (1996)
diartikan s ebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani
dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/i), yang terikat secara
informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan
bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.
Peran kelompok tani dalam pertanian menjadi organisasi petani yang
menjalankan kerjasama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam
72
berusahatani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Dengan adanya
kelompok tani, para petani dapat bersama-sama memecahkan permasalahan yang
antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan
pemasaran hasil.
Tingkat produktivitas usahatani adalah sebagai tingkat kemampuan atau
potensi lahan dalam usahatani untuk menghasilkan produksi per hektarnya dalam
satu musim tanam dengan penggunaan input tertentu. Produktivitas pertanian
yang makin menurun bukan hanya karena kurang dikuasainya atau diterapkannya
cara bercocok tanam yang baik tetapi karena makin mahalnya harga input
(terutama bibit, pupuk dan tenaga kerja) menyebabkan petani tidak menggunakan
input secara cukup.
Petani yang produktif akan lebih berfikir ke depan melalui kretifitasnya
menciptakan ide-ide baru yang inovatif dengan rasa percaya diri yang kuat
sehingga akan meningkatkan produktivitas usahataninya. Semakin produktif
seorang petani maka tingkat produktivitas usahatani yang dimilikinya juga akan
meningkat.
Untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan peran kelompok tani
dalam menumbuhkan produktivitas usahatani padi sawah responden di kelompok
tani Surya Bangkit, dari hasil pengumpulan data primer di lapang dikelompokkan
menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. hubungan peran kelompok
tani dalam menumbuhkan produktivitas usahatani padi sawah responden
kelompok tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi dapat dilihat pada tabel
silang, di bawah ini :
73
Tabel 22. Diatribusi Peran Kelompok Tani dengan Produktivitas Usahatani Benih Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit
Peran Kelompok Tani
Produktivitas Usahatani Total Rendah
(1333-3248) Sedang
(3290–10059) Tinggi
(10189-33199) Rendah (5 – 6) 13 20 5 38 Sedang (7 – 8) 2 6 4 12 Tinggi (9 – 10) 1 4 2 7
Total 16 30 11 57 Sumber: Data primer telah diolah (Xtabel=7,779, Xhitung=3,862, P=0,10), 2014
Dari tabel 22 menunjukkan bahwa peran kelompok tani rendah (5–6)
terdapat 13 orang dengan tingkat produktivitas usahatani rendah sebesar 1333–
3248 Kg/Ha. Peran kelompok tani rendah (5–6) terdapat 20 orang dengan tingkat
produktivitas usahatani sedang sebesar 3290–10059 Kg/Ha. Sedangkan peran
kelompok tani rendah (5–6) terdapat 5 orang dengkat tingkat produktivitas
usahatani tinggi 10189-33199 Kg/Ha.
Peran kelompok tani sedang (7-8) terdapat 2 orang dengan tingkat
produktivitas usahatani rendah sebesar 1333–3248 Kg/Ha. Peran kelompok tani
sedang (7–8) terdapat 6 orang dengan tingkat produktivitas usahatani sedang
sebesar 3290–10059 Kg/Ha. Dan peran kelompok tani sedang (7–8) terdapat 4
orang dengan tingkat produktivitas usahatani tinggi 10189-33199 Kg/Ha.
Peran kelompok tani tinggi (9–10) terdapat 1 orang dengan tingkat
produktivitas usahatani rendah sebesar 1333–3248 Kg/Ha. Sedangkan peran
kelompok tani tinggi (9–10) terdapat 4 orang dengan tingkat produktivitas
usahatani sedang sebesar 3290–10059 Kg/Ha. Dan peran kelompok tani tinggi (9–
10) terdapat 2 orang dengan tingkat produktivitas usahatani tinggi 10189-33199
Kg/Ha.
74
Hasil analisis Chi-Square (X2) pada tabel 22 antara peran kelompok tani
dengan produktivitas usahatani padi sawah diperoleh X² hitung sebesar 3,862 dan
nilai X² tabel sebesar 7,779 pada taraf signifikan 0,10, berarti nilai X² hitung lebih
kecil dari nilai X² tabel. Dengan demikian H0 diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peran
kelompok tani dengan produktivitas usahatani padi. Hal ini dikarenakan dominan
petani di kelompok tani Surya Bangkit kurang berperan aktif dalam
menyampaikan aspirasi atau pendapat dalam berdiskusi. Hal ini disebabkan oleh
tingkat pendidikan petani dominan rendah. Dimana petani di kelompok tani Surya
Bangkit rata-rata berpendidikan hanya sampai tingkat SD. Selain itu intensitas
jadwal pertemuan yang masih kurang terjadwal. Pertemuan kelompok biasanya
diadakan ketika akan melakukan kegiatan dan setelah panen untuk bahan evaluasi
kegiatan kedepannya agar lebih baik.
Berdasarkan data hasil di lapangan pula didapat bahwa tidak adanya
hubungan antara peran kelompok tani dengan tingkat produktiivtas usahatani
disebabkan oleh faktor teknis dan faktor sosial. Faktor teknis diantaranya adalah
kegagalan panen oleh berbagai sebab seperti serangan hama, kondisi lahan, jarak
lahan dengan sumber irigasi. Sedangkan faktor sosial yang utama adalah realisasi
di perencanaan yang sudah disepakati yang selalu tidak bisa ditepati. faktor sosial
lainnya adalah kurangnya kepercayaan anggota terhadap pengurus dalam
mengelola modal kelompok, keberadaan petugas yang dapat membina kelompok,
dan rendahnya kemampuan untuk menjalin hubungan dengan lembaga lain
khususnya dengan koperasi/KUD. Selain itu manajemen yang melekat pada petani
75
akan sangat menentukan bagaimana kinerjanya dalam menjalankan usahataninya.
Dengan manajemen yang berbeda meskipun segala input sama akan diperoleh
hasil yang berbeda. Dengan kata lain, keberhasilan usahatani sangat bergantung
pada upaya dan kemampuan manajer. Jika manajemen sebagai suatu pekerjaan
maka petani harus dapat menjabarkan dan merealisasikan ide atau buah
pikirannya dalam mengelola usahataninya sehingga berhasil seperti yang dia
inginkan. Untuk itu, petani harus melalui semua fungsi-fungsi manajemen sebagai
proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, komunikasi dan
sebagainya. Dengan demikian segala kegiatan dalam usahataninya terarah pada
suatu tujuan yang paling menguntungkan bagi petani.
Manajemen sebagai sumberdaya juga sangat penting menentukan
keberhasilan suatu usaha. sebagai contoh dua orang petani dengan luas lahan dan
kondisi yang sama, pada saat yang sama memperoleh hasil yang berbeda. Hal ini
karena ditentukan oleh pengelolaan yang berbeda. Menejemen atau pengelolaan
yang baik dan benar akan dapat memberikan hasil yang lebih baik pula. Dengan
demikian manajemen dapat dikatakan sebagai faktor produksi yang tidak kentara
atau tidak dapat diperhitungkan dengan pasti.
Jumlah produksi dan keberhasilan suatu usahatani tergantung pada siapa
pengelolanya. Seseorang dengan kreativitas tinggi akan lebih mampu mengelola
usahatani dengan baik. Dengan kata lain, manajemen sebagai sumberdaya sangat
dipengaruhi oleh “human capital” pengelola usahatani tersebut yang pada
akhirnya akan menentukan keberhasilan suatu usahatani. Walaupun sangat sulit
untuk di ukur dan kuantifikasikan tetapi Osburn dkk (1979) berusaha
76
menunjukkan bahwa masing-masing pengelola usahatani mempunyai seni (art)
dan pengetahuan serta ketrampilan sendiri-sendiri dalam mengelola usahataninya.
77
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Peran kelompok tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi tergolong
rendah yaitu dengan persentase 66,67% atau 38 orang petani.
2. Tingkat produktivitas usahatani di kelompok tani Surya Bangkit dominan
tergolong sedang sebanyak 3290–10059 Kg/Ha dengan presentase
52,63% atau 30 orang yang memiliki tingkat produktivitas sedang.
3. Untuk hubungan peran kelompok tani dengan tingkat produktivitas
usahatani di kelompok tani Surya Bangkit tidak memiliki hubungan
nyata.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, maka disarankan:
1. Rendahnya peran kelompok dalam setiap pelatihan menandakan banyak
petani kurang antusias terhadap inovasi, diharapkan dapat menjadi
bahan evaluasi dan kedepannya timbul metode baru dalam penyampaian
inovasi yang dapat menarik perhatian petani untuk berperan aktif dalam
setiap kegiatan pelatihan.
2. Perlu dilakukan upaya peningkatan pendidikan petani melalui
penyuluhan, pelatihan, studi banding dan lainnya, agar produktivitas
78
usahatani padi dapat ditingkatkan. Untuk meningkatkan produktivitas
usahatani diperlukan peningkatan manajemen usaha melalui pembinaan
etos kerja, motivasi keberhasilan dan sikap inovatif.
3. Perlu ditingkatkan hubungan dan kerjasama yang saling menguntungkan
dengan sesama petani di kelompok tani Surya Bangkit. Selain itu perlu
adanya pengembangan sistem pelatihan pertanian agar petani dapat
berperan aktif dan dapat menerapkan terhadap kegiatan hasil pertanian
mereka.
79
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 2003. Tehnik Bercocok Tanaman Padi. Kanisius: Yogyakarta.
Abdulah, Taufik. 1979. Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. LP3S: Jakarat.
Adiwilaga, Anwas. 2007. Ilmu Usahatani. Alumni: Bandung.
BPLPP, 1990. Dinamika kelompok tani. PT Bumi Aksara: Jakarta.
Colinvaux, Paul. 1993. Ecology 2. New York: John Wiley and Sons, Inc. Creswell, John W. 2002. Desain Penelitian. KIK Press: Jakarta.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2002. Evaluasi program/proyek tanaman pangan dan hortikultura tahun 2001. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Pontianak.
Djiwandi, 1994. Pengaruh Dinamika Kelompok Tani Terhadap Kecepatan Adopsi
Teknologi Usahatani di Kabupaten Sukoharjo. Laporan Penelitian. Gagne, Robert M. 1985. The Conditioning of Learning. Tokyo: Halt Sounde.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2007100263TIBAB2/page.html (12/03/14. 09:16)
http://www.scribd.com/doc/16733299/Konsep-Produktivitas. (12/03/14. 11:44)
http://bp3kkecamatancipeucang.blogspot.com/2013/07/peran-dan-fungsi kelompok-tani.html (13/11/14. 6:49)
Iskandar, Otto. 2002. Etos Kerja, Motivasi dan Sikap Inovatif Terhadap
Produktivitas Petani. UNJ: Jakarta. Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rineka Cipta:
Jakarta. Krech, D. C., R. S. Ballacey, and Egerton L. 1963. Individual In Society. New
York: Mc Graw Hill Co.
80
Kustiari Tanti, Djoko Susanto, Sumardjo dan Pulungan Ismail. 2006. Faktor – Faktor Penentu Tingkat Kemampuan Petani dalam Mengelola Lahan Marjinal (Kasus di Desa Karangmaja, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah). Jurnal Penyuluhan, Maret 2006, vol.2, No. 1. ISSN: 1858-2664
Lionberger dan Gwin. 1982. Pengertian Inovasi. www.google.com (17/03/14.
22:15) Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Departemen
Kehutanan: Jakarta. Morgan, T. Clifford. 1961. Introduction to Psychology. New York: Mc Graw Hill
Book Company Inc. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi 111, LP3S: Jakarta.
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Pitijo S. 2006. Benih Kacang Panjang. Kanisius: Yogyakarta.
Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Alfabeta: Bandung.
Rogers, E. M. 1971. Diffusion of Innovations. New York: The Free Press
Publising Co. Rogers, Everett M and Shoemaker, Floyd. 1986. Memasyarakatkan Ide-ide Baru.
Penyusun : Hanafi ,Abdillah. Usaha Nasional: Surabaya. Siegel, S. 1994. Statistik Non Parametrik: Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Gramedia:
Jakarta Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung. Simanjuntak, P. J. (ed). 1995. Peningkatan Produktivitas dan Mutu Pelayanan
Sektor Pemerintah. Dewan Produktivitas Nasional: Jakarta. Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pembangunan. UI Press: Jakarta.
Sugeng. HR. 1989. Bercocok Tanam padi. Rineka Ilmu: Semarang.
Suparyono dan Setyono Agus. 1997. Mengatasi Permasalahan Budidaya Padi. Penebar Swadaya: Jakarta.
81
Suriasumantri, Jujun S. 1989. Berpikir Sistem. Konsep, Penerapan Teknologi dan Strategi Implementasi. FPS IKIP: Jakarta.
Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih. Penerbit Rajawali: Jakarta.
Tasmara, Toto. 1991. Etos Kerja Pribadi Muslim. Labmen: Jakarta.
Totok, Mardikanto. 1988. Komunikasi pembangunan. University Press: Surakarta Sebelas Maret
Van den Ban.A.W, dan Hawkins.H.S. 1999. Penyuluhan pertanian. Kanisius:
Yogyakarta.
82
Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel Benih Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit Desa Mandalawangi
No
Responden Jenis
Kelamin Umur
(Tahun) Tingkat
Pendidikan Jumlah Tanggungan Keluarga
(Orang) Pengalaman Bertani
(Tahun)
Luas Lahan (Ha)
1 H. Surya Laki-laki 68 S1 1 15 7 2 H. Ayim Laki-laki 53 SMP 3 35 1,7 3 Hj. Nety Perempuan 40 S1 3 12 2,1 4 Sapan Laki-laki 47 SD 4 30 0,7 5 Otong Laki-laki 35 SD 2 7 0,875 6 Andi Laki-laki 42 SD 3 12 0,64 7 Mail Laki-laki 40 SD 3 12 1,18 8 Adin Laki-laki 68 Tidak Sekolah 7 40 2 9 Cakra Laki-laki 46 SD 7 15 0,86 10 Karsim Laki-laki 57 Tidak Sekolah 2 12 2,35 11 Sulaeman Laki-laki 45 SMP 4 5 0,76 12 Leman Laki-laki 39 SMP 3 5 0,25 13 Wasim Laki-laki 58 SD 5 17 1,75 14 Nanang Laki-laki 36 SD 2 12 1 15 Tami Laki-laki 47 SD 4 17 0,8 16 Herman Laki-laki 43 SD 2 8 0,25 17 Samad Laki-laki 43 SD 4 10 1 18 Enda Laki-laki 42 SD 5 17 0,3 19 Endang Laki-laki 47 SD 6 15 1 20 Datim Laki-laki 50 SD 5 20 1,4 21 Yanto Laki-laki 40 SD 3 8 0,754 22 Ikin Laki-laki 52 SD 5 12 0,5 23 Awang Laki-laki 60 Tidak Sekolah 3 40 1,5 24 Ganul Laki-laki 46 SD 3 10 0,75
83
25 Karim Laki-laki 53 SD 5 10 2,446 26 Lamin Laki-laki 50 SD 2 15 2,035 27 Emon Laki-laki 62 Tidak Sekolah 5 3 1,664 28 Kantara Laki-laki 45 SMP 3 7 1 29 Waspan Laki-laki 60 Tidak Sekolah 3 8 1,803 30 Rosikin Laki-laki 31 SMP 2 5 1 31 H. Rasidi Laki-laki 65 SD 4 13 2 32 H. Obong Laki-laki 55 SD 6 20 0,9 33 Bah Kiman Laki-laki 65 Tidak Sekolah 3 35 2 34 Ma Empat Laki-laki 52 Tidak Sekolah 3 15 0,75 35 Wasni Laki-laki 48 SD 4 15 1 36 Timan Laki-laki 40 SMP 2 5 0,75 37 Sardam Laki-laki 51 SD 5 30 2,1 38 Ada Laki-laki 55 SD 2 12 2,67 39 Nudi Laki-laki 28 SD 3 6 0,58 40 Enin Laki-laki 35 SMP 3 6 0,8 41 Kacim Laki-laki 57 Tidak Sekolah 2 12 4,5 42 Amin Laki-laki 45 SD 4 5 1,4 43 Waska Laki-laki 63 Tidak Sekolah 4 15 0,72 44 Maka Laki-laki 54 SMP 3 20 2,25 45 Aput Laki-laki 63 Tidak Sekolah 4 15 0,75 46 Nadi Laki-laki 45 SD 4 12 0,56 47 H. Slamet Laki-laki 75 Tidak Sekolah 2 23 0,25 48 Iksan Laki-laki 38 SMP 3 10 0,8 49 Abu Laki-laki 48 SD 5 15 1 50 Darip Laki-laki 30 SMP 2 5 0,8 51 Uting Laki-laki 49 SD 2 20 0,648 52 Takim Laki-laki 50 SD 3 15 1,5
84
53 Somad Laki-laki 50 Tidak Sekolah 3 20 0,54 54 Encup Laki-laki 64 SD 6 10 1 55 Ajum Laki-laki 48 SD 3 10 0,375 56 Dasim Laki-laki 57 SD 2 20 1,25 57 Durman Laki-laki 42 SD 3 9 0,98
Jumlah 2817 199 827 74,24 Rata-rata 49 3 15 1
85
Lampiran 2. Distribusi Biaya Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani Benih Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit Desa Mandalawangi
No. Resp
Luas
Lahan
(Ha)
Biaya tenaga Kerja (Rp000) Biaya Sarana Produksi (Rp000) Total
(Rp000) Pengolahan
Tanah Penanaman Pemupukan Penyiangan Panen Pasca Panen Benih Pupuk
1 7 23450 5600 6720 1680 11200 11200 1050 18144 79044
2 1,7 5695 1360 1632 408 2720 2720 225 5184 19944
3 2,1 7035 1680 2016 504 3360 3360 375 5443 23773
4 0,7 2512 600 720 180 1200 1200 150 1814 8376
5 0,875 3350 800 800 240 1600 1600 150 3000 11540
6 0,64 2050 650 600 200 1500 1500 120 2550 9170
7 1,18 4000 1200 1550 250 250 2500 150 4500 14400
8 2 6700 1600 1920 480 3200 3200 300 5184 22584
9 0,86 2050 600 600 240 900 900 75 2590 7955
10 2,35 7872 1880 2256 564 3760 3760 375 6091 26558
11 0,76 1800 500 500 240 1000 1000 150 1850 7040
12 0,25 400 100 200 60 120 120 37,5 450 1487,5
13 1,75 5700 900 1000 420 2800 2800 300 5184 19104
14 1 2700 800 960 240 1600 1600 150 2592 10642
15 0,8 3000 800 900 200 1600 1600 150 2550 10800
16 0,25 800 400 240 200 140 140 37,5 800 2757,5
17 1 3300 800 1000 240 1600 1600 150 2700 11390
18 0,3 1000 500 600 240 180 180 37,5 1500 4237,5
19 1 3350 900 1000 240 1800 1800 150 3000 12240
20 1,4 4690 1120 1344 336 2240 2240 150 3628 15748
21 0,754 1800 400 500 200 1450 1450 150 2000 7950
22 0,5 1675 400 480 240 800 800 75 1296 5766
23 1,5 5025 1200 1440 480 2500 2500 225 4000 17370
86
24 0,75 2512 500 700 240 1000 1000 150 1944 8046
25 2,446 7550 1600 1920 480 3200 3200 366,9 6340 24656,9
26 2,035 5000 1500 1900 480 2500 2500 300 4550 18730
27 1,664 5574 1550 1597 420 3050 3050 250 4313 19804
28 1 3300 800 960 250 1600 1600 150 2592 11252
29 1,803 6040 1442 1730 432 2884 2884 270 4673 20355
30 1 2700 800 900 240 1500 1500 150 2600 10390
31 2 6700 1600 980 500 3200 3200 300 5184 21664
32 0,9 2500 700 800 230 1400 1400 150 2595 9775
33 2 6850 1600 960 490 3500 3500 300 4750 21950
34 0,75 2000 400 500 100 800 800 150 2000 6750
35 1 2700 850 800 245 1500 1500 150 2600 10345
36 0,75 1800 450 540 240 900 900 150 2400 7380
37 2,1 7035 1680 1000 504 2850 2850 300 5443,2 21662,2
38 2,67 8500 1500 1650 500 3000 3000 375 6250 24775
39 0,58 1680 400 485 150 800 800 75 1296 5686
40 0,8 2500 600 900 240 1500 1500 150 2400 9790
41 4,5 10075 3450 4000 900 4500 4500 675 10400 38500
42 1,4 3780 1120 1344 336 2240 2240 210 3255 14525
43 0,72 1950 400 500 200 950 950 150 2350 7450
44 2,25 5500 1400 1500 450 2550 2550 337,5 5232 19519,5
45 0,75 1900 500 600 230 1200 1200 150 1944 7724
46 0,56 1450 400 450 100 700 700 75 1200 5075
47 0,25 675 100 50 60 200 200 37,5 550 1872,5
48 0,8 2000 500 750 150 1000 1000 150 2200 7750
49 1 2450 800 800 240 1400 1400 150 2250 9490
50 0,8 2050 450 700 140 900 900 150 2000 7290
51 0,648 2000 700 900 150 1050 1050 75 2400 8325
87
52 1,5 5025 1200 1440 360 2400 2400 225 3888 16938
53 0,54 1300 400 450 120 700 700 75 1200 4945
54 1 2700 800 700 240 1300 1300 150 2000 9190
55 0,375 800 300 400 100 250 250 75 950 3125
56 1,25 3375 1000 1200 300 2000 2000 187,5 3240 13302,5
57 0,98 2350 700 800 200 1600 1600 150 1950 9350
Jumlah 74,24 224275 56982 63884 18099 107644 109894 11491,9 194989,2 787259,1
Rata-rata 1,30 3934,64 999,68 1120,77 317,52 1888,49 1927,96 201,61 3420,86 13811,56
88
Lampiran 3. Distribusi Produktivitas Panen Usahatani Benih Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit Desa Mandalawangi
Resp. Luas Lahan
(Ha) Tonase (Kg)
Harga (Rp/Kg)
Total Penerimaan (Rp)
Biaya Produksi (Rp)
Keuntungan (Rp)
1 7 33199 4500 1,49E+08 79044000 70351500 2 1,7 7371 4150 30589650 19944000 10645650 3 2,1 10059 4150 41744850 23773000 17971850 4 0,7 3082 4200 12944400 8376000 4568400 5 0,875 5850 4200 24570000 11540000 13030000 6 0,64 6651 4300 28599300 9170000 19429300 7 1,18 8483 4150 35204450 14400000 20804450 8 2 15258 4200 64083600 22584000 41499600 9 0,86 5503 4200 23112600 7955000 15157600 10 2,35 12603 4200 52932600 26558000 26374600 11 0,76 3248 4200 13641600 7040000 6601600 12 0,25 1403 4200 5892600 1487500 4405100 13 1,75 9664 4300 41555200 19104000 22451200 14 1 5670 4300 24381000 10642000 13739000 15 0,8 3451 4500 15529500 10800000 4729500 16 0,25 1340 4200 5628000 2757500 2870500 17 1 6701 4250 28479250 11390000 17089250 18 0,3 1570 4100 6437000 4237500 2199500 19 1 5643 4050 22854150 12240000 10614150 20 1,4 7506 4300 32275800 15748000 16527800 21 0,754 2850 4150 11827500 7950000 3877500 22 0,5 2461 4200 10336200 5766000 4570200 23 1,5 7760 4400 34144000 17370000 16774000 24 0,75 4352 4200 18278400 8046000 10232400
89
25 2,446 13338 4550 60687900 24656900 36031000 26 2,035 11859 4450 52772550 18730000 34042550 27 1,664 10318 4500 46431000 19804000 26627000 28 1 6450 4400 28380000 11252000 17128000 29 1,803 9075 4000 36300000 20355000 15945000 30 1 5808 4400 25555200 10390000 15165200 31 2 8193 4000 32772000 21664000 11108000 32 0,9 4061 4000 16244000 9775000 6469000 33 2 8883 4100 36420300 21950000 14470300 34 0,75 2521 4000 10084000 6750000 3334000 35 1 5860 4300 25198000 10345000 14853000 36 0,75 3290 4100 13489000 7380000 6109000 37 2,1 11664 4500 52488000 21662200 30825800 38 2,67 14097 4250 59912250 24775000 35137250 39 0,58 2960 4500 13320000 5686000 7634000 40 0,8 4369 4150 18131350 9790000 8341350 41 4,5 23069 4500 1,04E+08 38500000 65310500 42 1,4 6923 4300 29768900 14525000 15243900 43 0,72 2937 4200 12335400 7450000 4885400 44 2,25 10692 4300 45975600 19519500 26456100 45 0,75 3302 4250 14033500 7724000 6309500 46 0,56 2591 4200 10882200 5075000 5807200 47 0,25 1333 4100 5465300 1872500 3592800 48 0,8 3248 3900 12667200 7750000 4917200 49 1 4493 4250 19095250 9490000 9605250 50 0,8 3142 4000 12568000 7290000 5278000 51 0,648 2613 4250 11105250 8325000 2780250 52 1,5 9412 4400 41412800 16938000 24474800
90
53 0,54 5649 4000 22596000 4945000 17651000 54 1 5337 4300 22949100 9190000 13759100 55 0,375 2167 4200 9101400 3125000 5976400 56 1,25 7153 4200 30042600 13302500 16740100 57 0,98 10189 4250 43303250 9350000 33953250
Jumlah 74,24 398674 241400 1,71E+09 7,87E+08 9,22E+08 Rata-rata 1,302456 6994,281 4235,088 29995350 13811563 16183787
91
Lampiran 4. Jawaban Kuisioner Variabel Peran kelompok Tani Resp. Q5 Q6 Q8 Q9 Q10 Total
1 2 2 1 2 2 9
2 2 1 1 2 2 8
3 1 1 1 1 1 5
4 1 1 2 1 2 7
5 2 1 2 1 1 7
6 1 1 1 1 1 5
7 2 1 2 1 2 8
8 1 1 1 1 1 5
9 1 1 1 1 1 5
10 2 1 1 1 1 6
11 1 1 1 1 1 5
12 1 1 1 1 1 5
13 1 1 1 1 1 5
14 1 1 1 2 2 7
15 2 1 1 1 1 6
92
16 1 1 1 1 1 5
17 2 1 1 2 1 7
18 1 1 2 1 1 6
19 2 2 2 2 2 10
20 1 1 1 1 1 5
21 2 2 2 2 1 9
22 2 1 1 1 1 6
23 1 1 1 1 1 5
24 1 1 2 1 1 6
25 2 1 1 2 1 7
26 1 1 1 2 2 7
27 1 2 1 1 1 6
28 2 2 2 2 2 10
29 2 1 1 1 1 6
30 1 1 1 1 1 5
31 1 1 1 1 1 5
93
32 1 1 1 1 1 5
33 2 2 2 2 2 10
34 1 1 1 1 1 5
35 1 1 1 1 1 5
36 1 1 1 2 1 6
37 1 1 1 1 1 5
38 1 1 2 2 2 8
39 2 2 2 1 1 8
40 1 1 2 1 1 6
41 1 1 1 2 2 7
42 2 2 2 2 2 10
43 1 1 1 1 1 5
44 1 1 1 1 1 5
45 1 1 1 1 1 5
46 1 1 1 1 1 5
47 1 1 2 1 1 6
94
48 1 1 1 1 2 6
49 1 1 1 1 1 5
50 1 1 1 2 1 6
51 1 1 1 1 1 5
52 1 1 1 2 1 6
53 2 1 2 1 1 7
54 1 1 1 1 1 5
55 1 1 1 1 1 5
56 1 1 1 1 1 5
57 2 2 2 2 2 10
Resp. q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12 q13 q14 q15 q16 q17 q18 q19 q20 q21 q22 q23 q24 q25 q26 q27 q28 q29 q30 q31 q32 Total
1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 60
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 60
3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 53
4 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 38
5 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 53
6 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 53
7 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 45
8 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 46
9 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 52
10 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 49
11 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 53
12 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 49
13 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 59
14 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 52
15 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 50
16 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 49
17 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 52
18 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 48
19 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 54
20 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 49
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 38
22 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 44
23 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 47
24 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 38
25 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 47
26 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 53
27 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 44
28 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 54
29 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 47
30 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 44
31 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 47
Lampiran 5. Jawaban Kuisioner Variabel Produktivitas Petani
32 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 45
33 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 45
34 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 50
35 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 42
36 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 45
37 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 47
38 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 55
39 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 50
40 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 46
41 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 42
42 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 47
43 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 58
44 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 53
45 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 46
46 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 54
47 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 46
48 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 49
49 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 50
50 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 44
51 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 42
52 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 45
53 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 48
54 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 49
55 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 44
56 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 47
57 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 58
Resp. Q5 Q6 Q8 Q9 Q10 Total
1 2 2 1 2 2 9
2 2 1 1 2 2 8
3 1 1 1 1 1 5
4 1 1 2 1 2 7
5 2 1 2 1 1 7
6 1 1 1 1 1 5
7 2 1 2 1 2 8
8 1 1 1 1 1 5
9 1 1 1 1 1 5
10 2 1 1 1 1 6
11 1 1 1 1 1 5
12 1 1 1 1 1 5
13 1 1 1 1 1 5
14 1 1 1 2 2 7
15 2 1 1 1 1 6
16 1 1 1 1 1 5
17 2 1 1 2 1 7
18 1 1 2 1 1 6
19 2 2 2 2 2 10
20 1 1 1 1 1 5
21 2 2 2 2 1 9
22 2 1 1 1 1 6
23 1 1 1 1 1 5
24 1 1 2 1 1 6
25 2 1 1 2 1 7
26 1 1 1 2 2 7
27 1 2 1 1 1 6
28 2 2 2 2 2 10
29 2 1 1 1 1 6
30 1 1 1 1 1 5
31 1 1 1 1 1 5
32 1 1 1 1 1 5
33 2 2 2 2 2 10
34 1 1 1 1 1 5
35 1 1 1 1 1 5
36 1 1 1 2 1 6
37 1 1 1 1 1 5
38 1 1 2 2 2 8
39 2 2 2 1 1 8
40 1 1 2 1 1 6
41 1 1 1 2 2 7
42 2 2 2 2 2 10
43 1 1 1 1 1 5
44 1 1 1 1 1 5
45 1 1 1 1 1 5
46 1 1 1 1 1 5
47 1 1 2 1 1 6
48 1 1 1 1 2 6
49 1 1 1 1 1 5
50 1 1 1 2 1 6
51 1 1 1 1 1 5
52 1 1 1 2 1 6
53 2 1 2 1 1 7
54 1 1 1 1 1 5
55 1 1 1 1 1 5
56 1 1 1 1 1 5
57 2 2 2 2 2 10
Biaya Produksi
Keuntungan
(Rp) (Rp)1 7 33199 474,271 4500 1,49E+08 7,9E+07 7E+072 1,7 7371 433,588 4150 3,1E+07 2E+07 1,1E+073 2,1 10059 479 4150 4,2E+07 2,4E+07 1,8E+074 0,7 3082 440,286 4200 1,3E+07 8376000 45684005 0,875 5850 668,571 4200 2,5E+07 1,2E+07 1,3E+076 0,64 6651 1039,22 4300 2,9E+07 9170000 1,9E+077 1,18 8483 718,898 4150 3,5E+07 1,4E+07 2,1E+078 2 15258 762,9 4200 6,4E+07 2,3E+07 4,1E+079 0,86 5503 639,884 4200 2,3E+07 7955000 1,5E+07
10 2,35 12603 536,298 4200 5,3E+07 2,7E+07 2,6E+0711 0,76 3248 427,368 4200 1,4E+07 7040000 660160012 0,25 1403 561,2 4200 5892600 1487500 440510013 1,75 9664 552,229 4300 4,2E+07 1,9E+07 2,2E+0714 1 5670 567 4300 2,4E+07 1,1E+07 1,4E+0715 0,8 3451 431,375 4500 1,6E+07 1,1E+07 472950016 0,25 1340 536 4200 5628000 2757500 287050017 1 6701 670,1 4250 2,8E+07 1,1E+07 1,7E+0718 0,3 1570 523,333 4100 6437000 4237500 219950019 1 5643 564,3 4050 2,3E+07 1,2E+07 1,1E+0720 1,4 7506 536,143 4300 3,2E+07 1,6E+07 1,7E+0721 0,754 2850 377,984 4150 1,2E+07 7950000 387750022 0,5 2461 492,2 4200 1E+07 5766000 457020023 1,5 7760 517,333 4400 3,4E+07 1,7E+07 1,7E+0724 0,75 4352 580,267 4200 1,8E+07 8046000 1E+0725 2,446 13338 545,298 4550 6,1E+07 2,5E+07 3,6E+0726 2,035 11859 582,752 4450 5,3E+07 1,9E+07 3,4E+0727 1,664 10318 620,072 4500 4,6E+07 2E+07 2,7E+0728 1 6450 645 4400 2,8E+07 1,1E+07 1,7E+0729 1,803 9075 503,328 4000 3,6E+07 2E+07 1,6E+0730 1 5808 580,8 4400 2,6E+07 1E+07 1,5E+0731 2 8193 409,65 4000 3,3E+07 2,2E+07 1,1E+0732 0,9 4061 451,222 4000 1,6E+07 9775000 646900033 2 8883 444,15 4100 3,6E+07 2,2E+07 1,4E+0734 0,75 2521 336,133 4000 1E+07 6750000 333400035 1 5860 586 4300 2,5E+07 1E+07 1,5E+0736 0,75 3290 438,667 4100 1,3E+07 7380000 610900037 2,1 11664 555,429 4500 5,2E+07 2,2E+07 3,1E+0738 2,67 14097 527,978 4250 6E+07 2,5E+07 3,5E+0739 0,58 2960 510,345 4500 1,3E+07 5686000 763400040 0,8 4369 546,125 4150 1,8E+07 9790000 834135041 4,5 23069 512,644 4500 1,04E+08 3,9E+07 6,5E+0742 1,4 6923 494,5 4300 3E+07 1,5E+07 1,5E+0743 0,72 2937 407,917 4200 1,2E+07 7450000 4885400
Resp.Luas
Lahan (Ha)
Tonase (Kg)
Produktivitas /0,1
Ha
Harga (Rp/Kg)
Total Penerimaan (Rp)
44 2,25 10692 475,2 4300 4,6E+07 2E+07 2,6E+0745 0,75 3302 440,267 4250 1,4E+07 7724000 630950046 0,56 2591 462,679 4200 1,1E+07 5075000 580720047 0,25 1333 533,2 4100 5465300 1872500 359280048 0,8 3248 406 3900 1,3E+07 7750000 491720049 1 4493 449,3 4250 1,9E+07 9490000 960525050 0,8 3142 392,75 4000 1,3E+07 7290000 527800051 0,648 2613 403,241 4250 1,1E+07 8325000 278025052 1,5 9412 627,467 4400 4,1E+07 1,7E+07 2,4E+0753 0,54 5649 1046,11 4000 2,3E+07 4945000 1,8E+0754 1 5337 533,7 4300 2,3E+07 9190000 1,4E+0755 0,375 2167 577,867 4200 9101400 3125000 597640056 1,25 7153 572,24 4200 3E+07 1,3E+07 1,7E+0757 0,98 10189 1039,69 4250 4,3E+07 9350000 3,4E+07
Jumlah 74,24 398674 31187,5 241400 1,71E+09 7,87E+08 9,22E+08Rata-rata 1,30246 6994,28 547,149 4235,09 3E+07 1,4E+07 1,6E+07
rttttroc{tt
.co.c..c '; (gaib=?Jau=fgr4 ,,/> \/>
G'cc*(l)F(UE.HE:JCLr*rE€q€Ay. .l*
- i5
cstu|dL(ltfOi.:,
- h^ #-q€gs
-tH I*i ,I td ltil I
Kn$ffif t::l $
(O!+)L.(u
a)'_
C.fitftt
sdanEEI}ffiiE8*nlHEEU:
LG{{t-6E .<D
.yU
=ftrua06ntb.oC,fisc,(ug
alffi
L'z.>dg)->-f:<ii;
*.*g+H=drt{ -: cri
=gss(f
=tgE'.Pllt.l
'lo
Fr<-
nfeule>1n5'sg
rlllH uase!3'5(,
. 'l$"u
t-td**.t€)ttl
t*t I
<7W
ftbt 6r1ors'+ #r; uIil
,lla-IIt
r fe4gdretn drs^tuorulol,
' fntg**r, de'o
Suta'1y
s. tt{DUK IARUI',I T
/z ynt
Forrgunat $urgar c' Irrgmi Jrtiroke8gll0. fiAcAr.t.
L12
97
Lampiran 6. Data Hasil Perhitungan uji Chi Square antara peran Kelompok Tani dengan Tingkat Produktivitas Petani dan Produktivitas Usahatani Benih Padi di Kelompok Tani Surya Bangkit desa Mandalawangi.
• Uji Chi Square antara Peran Kelompok Tani dengan Produktivitas Petani
Crosstabs Notes Output Created 11-NOV-2014 23:54:16 Comments Input Filter <none>
Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File 57
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS /TABLES=VAR00001 BY VAR00002 /FORMAT= AVALUE TABLES /STATISTIC=CHISQ /CELLS= COUNT /COUNT ROUND CELL .
Resources Elapsed Time
0:00:00,12
Dimensions Requested 2 Cells Available 174876
[DataSet0] Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent VAR00001 * VAR00002 57 100,0% 0 ,0% 57 100,0%
98
VAR00001 * VAR00002 Crosstabulation Count
VAR00002
Total 1,00 2,00 3,00 VAR00001 1,00 15 21 2 38
2,00 3 8 1 12 3,00 2 3 2 7
Total 20 32 5 57
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 4,767(a) 4 ,312 Likelihood Ratio 3,724 4 ,445 Linear-by-Linear Association 2,216 1 ,137
N of Valid Cases 57
a 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,61.
99
• Uji Chi Square antara Peran Kelompok Tani dengan Produktivitas Usahatani
Crosstabs Notes Output Created 11-NOV-2014 16:40:28 Comments Input Filter <none>
Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File 57
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS /TABLES=VAR00001 BY VAR00002 /FORMAT= AVALUE TABLES /STATISTIC=CHISQ /CELLS= COUNT /COUNT ROUND CELL .
Resources Elapsed Time
0:00:00,02
Dimensions Requested 2 Cells Available 174876
[DataSet0] Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent VAR00001 * VAR00002 57 100,0% 0 ,0% 57 100,0%
100
VAR00001 * VAR00002 Crosstabulation Count
VAR00002
Total 1,00 2,00 3,00 VAR00001 1,00 13 20 5 38
2,00 2 6 4 12 3,00 1 4 2 7
Total 16 30 11 57
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 3,862(a) 4 ,425 Likelihood Ratio 3,862 4 ,425 Linear-by-Linear Association 2,955 1 ,086
N of Valid Cases 57
a 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,35.
101
Lampiran 7. Kuisioner Penelitian
ANALISIS PERAN KELOMPOK TANI DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI
(Studi Kasus: Kelompok Tani “Surya Bangkit” Desa Mandalawangi Kec. Sukasari Kab. Subang)
Oleh: Sutra Mandasari / 108092000049
Nomor Responden : ………..
Hari/Tanggal : ................... / ……………..
Karakteristik Petani
1. Nama : ………………………………..........
2. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
3. Alamat/no.tlp : …………………………….…………….… / ………..
4. TTL/Usia : ………………… / …………...
5. Pendidikan : a. SD c. SMA
b. SMP d. D1/D3/S1
6. Status pernikahan : a. Belum Menikah b. Menikah
7. Jumlah tanggungan keluarga : ………..orang
8. Lama berusahatani padi : ……..…tahun
102
X. PERAN KELOMPOK TANI
No Pertanyaan Indikator
1 Berapakah usia kelompok tani “Surya Bangkit” ?
………… Th
2 Sudah berapa lama Anda di kelompok tani “Surya Bangkit” ?
………… Th
3 Berapa luas lahan garapan Anda ? ………… Ha
4 Apakah Anda memiliki usaha lain selain bertani ?
(a) Ya (b) Tidak
Jika iya, Usaha apa ? (a)…………
(b)…………
(c)………… 5 Apakah ada kerjasama antar
anggota di kelompok tani ? (a) Ya (b) Tidak
6 Apakah Anda aktif di kelompok ? (a) Ya (b) Tidak
7 Bagaimana status Anda dalam kelompok ?
(a) Ketua
(b) Anggota
(c) Lainnya,…………….
8 Apakah kelompok tani Anda sudah
mampu mampu menguasai
management perencanaan yang
baik ?
(a) Ya (b) Tidak
9 Apakah kelompok tani Anda sudah
mampu melaksanakan kerjasama
dalam melaksanakan rencana ?
(a) Ya (b) Tidak
10 Apakah kelompok tani Anda sudah
memiliki hubungan lembaga
(a) Ya (b) Tidak
103
dengan koperasi/KUD ?
Y. PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI (Oryza sativa L.) SAWAH
1. Luas sawah yang dikelola:………….ha
2. Status lahan garapan :…………………..
3. Tenaga kerja:
a. Pengolahan tanah :
1) Berapa orang jumlah tenaga kerja yang Anda butuhkan untuk
pengolahan tanah?…… orang
2) Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk tenaga kerja
pengolahan tanah? …… hari
3) Berapa upah / gaji yang Anda keluarkan untuk tenaga kerja
pengolahan tanah per orangnya? Rp ........
b. Penanaman
1) Berapa orang jumlah tenaga kerja yang Anda butuhkan untuk
penanaman? ……orang
2) Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk tenaga kerja
penanaman? ……..hari
3) Berapa upah / gaji yang Anda kelurkan untuk tenaga kerja
penanaman per orangnya? Rp ………
c. Pemupukan
1) Berapa orang jumlah tenaga kerja yang Anda butuhkan untuk
pemupukan? …… orang
104
2) Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk tenaga kerja
pemupukan? …..… hari
3) Berapa upah / gaji yang Anda keluarkan untuk tenaga kerja
pemupukan per orangnya? Rp ........
d. Penyiangan
1) Berapa orang jumlah tenaga kerja yang Anda butuhkan untuk
penyiangan? …… orang
2) Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk tenaga kerja
penyiangan? …….. hari
3) Berapa upah / gaji yang Anda keluarkan untuk tenaga kerja
penyiangan per orangnya? Rp ........
e. Panen
1) Berapa orang jumlah tenaga kerja yang Anda butuhkan untuk
kegiatan panen? …… orang
2) Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk tenaga kerja
kegiatan panen? …… hari
3) Berapa upah / gaji yang Anda keluarkan untuk tenaga kerja
kegiatan panen per orangnya? Rp ........
f. Pasca Panen
• Perontokan
1) Berapa orang jumlah tenaga kerja yang Anda butuhkan untuk
kegiatan perontokan? …… orang
105
2) Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk tenaga kerja
kegiatan perontokan? …… hari
3) Berapa upah / gaji yang Anda keluarkan untuk tenaga kerja
perontokan per orangnya? Rp ........
• Pengeringan
1) Berapa orang jumlah tenaga kerja yang Anda butuhkan untuk
kegiatan pengeringan? …… orang
2) Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk tenaga kerja
kegiatan pengeringan? …… hari
3) Berapa upah / gaji yang Anda keluarkan untuk tenaga kerja
pengeringan per orangnya? Rp ........
4. Penggunaan saprodi (sarana produksi) :
a. Benih :
1) Jenis benih apa yang Anda tanam? …..
2) Berapa jumlah takaran yang Anda gunakan untuk benih tersebut per
satuannya?.... kg
3) Berapa harga benih per satuannya (kg)? Rp …..
4) Berapa harga benih yang Anda beli untuk digunakan selama satu
kali masa tanam? Rp ……
b. Pupuk
1) Jenis pupuk apa yang Anda gunakan? Sebutkan ….
-…………………………………………
-…………………………………………
106
2) Berapa banyak (masing-masing) pupuk yang Anda pakai selama
satu kali masa tanam? …… kg
-…………………………………………
-…………………………………………
-…………………………………………
3) Berapa harga (masing-masing) pupuk per kilogramnya? Rp ………
-…………………………………………
-…………………………………………
-…………………………………………
4) Berapa harga (masing-masing) pupuk yang Anda beli untuk
digunakan selama satu kali masa tanam? Rp …....
-…………………………………………
-…………………………………………
-…………………………………………
c. Pestisida
1) Pestisida apa yang Anda gunakan? (a) cair (b) padat
2) Jenis pestisida apa yang Anda gunakan? Sebutkan …….
-…………………………………………
-…………………………………………
-…………………………………………
3) Berapa banyak (masing-masing) pestisida yang Anda pakai selama
perawatan satu kali masa tanam? ……
-…………………………………………
107
-…………………………………………
-…………………………………………
4) Berapa harga (masing-masing) pestisida per satuannya? Rp………
-…………………………………………
-…………………………………………
-…………………………………………
5) Berapa harga (masing-masing) pestisida yang Anda beli untuk
digunakan selama perawatan satu kali masa tanam? Rp……….
-…………………………………………
-…………………………………………
-…………………………………………
5. Produksi
1) Berapa hasil panen Anda selama satu kali masa tanam? …..….. kg
2) Dalam bentuk apa Anda menjual gabah? a. kering b. Basah
6. Berapa harga jual gabah per Kg ? Rp………………..…………
108
PRODUKTIVITAS PETANI
No Pertanyaan Indikator
I Pemanfaatan Waktu
1) Apakah Anda manfaatkan banyak waktu untuk melakukan kegiatan usahatani budidaya padi ?
(a) Ya (b) Tidak
2) Apakah Anda memanfaatkan waktu dalam kegiatan usahatani budidaya padi di lahan Anda ?
(a) Ya (b) Tidak
3) Apakah Anda manfaatkan waktu anda untuk berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya ?
(a) Ya (b) Tidak
4) Apakah Anda manfaatkan waktu anda dalam berbagi informasi mengenai dunia pertanian dengan petani lain ?
(a) Ya (b) Tidak
II Percaya Diri
5) Apakah Anda mempunyai kepercayaan diri dalam berusahatani ?
(a) Ya (b) Tidak
6) Apakah Anda ingin mempunyai kepercayaan diri sendiri yang lebih besar ?
(a) Ya (b) Tidak
7) Apakah Anda termasuk orang yang banyak mendapatkan motivasi ketika berusahatani ?
(a) Ya (b) Tidak
8) Apakah Anda siap menghadapi resiko gagal panen ?
(a) Ya (b) Tidak
9) Apakah Anda merasa mudah menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan sekitar ?
(a) Ya (b) Tidak
10) Jika ada yang tidak suka terhadap ide Anda, apakah Anda akan melanjutkan
(a) Ya (b) Tidak
109
ide tersebut ?
11) Apakah Anda merasa bahwa Anda merupakan orang yang memiliki semangat dan inisiatif dibandingkan orang lain ?
(a) Ya (b) Tidak
12) Apakah Anda merasa tidak takut ditertawakan orang lain pada saat ide Anda ditolak ?
(a) Ya (b) Tidak
13) Apakah Anda merasa bahwa diri Anda lebih cakap dibanding orang lain ?
(a) Ya (b) Tidak
14) Apakah Anda berani berbicara dengan orang yang baru dikenal ?
(a) Ya (b) Tidak
15) Apakah Anda ingin belajar bagaimana belajar yang baik dengan orang lain ?
(a) Ya (b) Tidak
16) Apakah Anda termasuk orang yang tidak suka dipuji ?
(a) Ya (b) Tidak
17) Apakah Anda berfikir bahwa kebanyakan orang punya hak untuk menyatakan pendapat tentang Anda ?
(a) Ya (b) Tidak
18) Apakah Anda merasa bahwa Anda termasuk orang yang mudah mengerti dalam hal apa pun ?
(a) Ya (b) Tidak
19) Apakah Anda merasa senang ketika masuk ruangan dimana sudah ada beberapa orang ?
(a) Ya (b) Tidak
20) Apakah Anda ingin mudah bergaul dengan siapa pun ?
(a) Ya (b) Tidak
21) Apakah Anda dalam diskusi merasa yakin bahwa apa yang Anda bicarakan itu benar ?
(a) Ya (b) Tidak
22) Apakah Anda memikirkan apa yang (a) Ya (b) Tidak
110
diharapkan masyarakat dari Anda ?
III Kreatif dan Inovatif
23) Apakah Anda berusaha mencari ide-ide baru dalam berusahatani ?
(a) Ya (b) Tidak
24) Apakah Anda mudah menerima ide-ide baru dalam berusahatani ?
(a) Ya (b) Tidak
25) Apakah Anda selalu ingin lebih baik dalam menghasilkan sesuatu ?
(a) Ya (b) Tidak
26) Ketika telah menghasilkan ide baru, apakah Anda selalu mencari ide-ide baru berikutnya ?
(a) Ya (b) Tidak
27) Apakah Anda yakin terhadap ide-ide yang Anda hasilkan ?
(a) Ya (b) Tidak
28) Apakah Anda merasa lebih mampu berfikir jauh ke depan dari pada teman Anda dalam sebuah kelompok ?
(a) Ya (b) Tidak
29) Apakah Anda aktif mencari informasi tentang perubahan teknologi dan peraturan / kebijakan pemerintah mengenai dunia pertanian ?
(a) Ya (b) Tidak
30) Apakah Anda menyukai tantangan dalam berusahatani misalnya berani menghadapi risiko gagal panen ?
(a) Ya (b) Tidak
31) Apakah Anda telah menyiapkan tindakan-tindakan yang akan Anda lakukan jika terjadi gagal panen ?
(a) Ya (b) Tidak
32) Apakah Anda berusaha mencari tahu penyebab ketika terjadinya gagal panen ?
(a) Ya (b) Tidak