hubungan pengetahuan dan sikap cleaning ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfpenanganan...

64
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING SERVICE DENGAN PENANGANAN SAMPAH MEDIS DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2016 SKRIPSI HUSNAYAINI ANAS NIM : 1414192326 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2016

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING

SERVICE DENGAN PENANGANAN SAMPAH

MEDIS DI RS HAJI MEDAN

TAHUN 2016

SKRIPSI

HUSNAYAINI ANAS

NIM : 1414192326

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2016

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING

SERVICE DENGAN PENANGANAN SAMPAH

MEDIS DI RS HAJI MEDAN

TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjan Kesehataan Masyarakat (S.K.M)

Pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Institut Kesehatan Helvetia

HUSNAYAINI ANAS

NIM : 1414192326

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2016

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi :

Nama Mahasiswa :

Nomor Induk Mahasiswa :

Minat Studi :

Menyetujui

Komisi Pembimbing:

Medan,

Pembimbing I Pembimbing II

() (

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia

Dekan,

Telah Diuji pada Tanggal:

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua :

Anggota : 1.

2.

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

i

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

i

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING SERVICE

DENGAN PENANGANAN SAMPAH

MEDIS DI RS HAJI MEDAN

TAHUN 2016

HUSNAYAINI ANAS

NIM : 1414192326

Pelayanan rumah sakit menyediakan jasa yang dijual kepada

pelanggan.Keunggulan suatu produk tergantung dari keunikan paket yang

ditawarkan apakah sesuai harapan. Kepuasan pasien menjadi tolak ukur sebab

mereka tidak puas akan meninggalkan rumah sakitdan menjadi pelanggan

pesaing. Kunjunganpenggunarawatinap di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara

mengalami kenaikan tetapi tidak membuat mereka serta merta merasa puas

dengan rumah sakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah hubungan

kepuasan dengan loyalitas pengguna rawat inap di RSU Muhammadiyah

Sumatera Utara. Jenis penelitian adalah cross sectional dan penelitian ini

dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juli. Populasi adalah adalah pasien yang

sedang melakukan kunjungan dan diberikan tindakan opname periode Januari s/d

April tahun 2019 yaitu sebanyak 406 kunjungan dengan sampel 80 responden.

Metode analisis data yang digunakan adalah chi square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan

loyalitas pengguna rawat inap adalah reliability (p=0,011), responsiveness (

p=0,033),empathy (p = 0,004),sedangkan assurance dan tangibles tidak

berhubungan dengan loyalitas pengguna rawat inap.

Dapat disimpulkan faktor yang berhubungan dengan loyalitas pengguna

rawat inap adalah reliability, responsiveness,dan empathy.Disarankan rumah sakit

untuk menjaga loyalitas pelanggan dengan meningkatkan mutu pelayanan dan

melengkapi sarana prasrana yang masih kurang, sehingga kepuasan pasien

terpenuhi dan pasien menjadi loyal.

Kata Kunci : Kepuasan, Loyalitas, Pengguna Rawat Inap

Daftar Pustaka : 16 buku dan 14 internet (2008 – 2019)

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

i

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal. Adapun

judul penelitian ini adalah “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan

Penanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.”

Proposal ini disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan program pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat di

STIKes Helvetia Medan. Dalam penyusunan Proposal ini, penulis banyak

mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bimbingan, dukungan dari berbagai

pihak, maka penulis dapat menyelesaikan Proposal ini sesuai dengan waktu yang

ditentukan, dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes, selaku Pembina Yayasan

Pendidikan dan Sosial Helvetia Medan.

2. dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Pendidikan dan

Sosial Helvetia Medan.

3. Dr. Ayi Darmana, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKes) Helvetia Medan.

4. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M, M.Kes, selaku Ketua Program S-1 Kesehatan

Masyarakat STIKes Helvetia Medan

5. Vivi Eulis Diana, S.Si., MEM., Apt , selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan sehingga Proposal ini dapat diselesaikan.

6. Teranguli J. Sembiring, S.Si., M.Si , sebagai Dosen Pembimbing II yang

memberikan bimbingan, arahan dalam penyusunan Proposal ini.

7. Sukamto, SKM., M.Kes , sebagai Dosen Penguji yang banyak memberikan

masukkan dan arahan dalam penyusunan Proposal ini

8. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Helvetia Medan yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama ini.

9. Kedua orangtua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan

materil kepada penulis yang telah memberikan do’a, serta kasih sayang dan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal.

10. Seluruh teman-teman STIKes Helvetia Medan dan teman-teman sejawat yang

selalu membantu dalam suka dan duka.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga bimbingan,

dorongan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis dapat membawa berkah.

Medan, September 2016

HUSNAYAINI ANAS

NIM : 1414192326

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 5

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

2.1. Penelitian Terdahulu……………………………... ............... 7

2.2. Penanganan Sampah Medis ................................................... 8

2.2.1. Defenisi Sampah Medis ............................................. 8

2.2.2. Jenis Sampah Medis ................................................... 8

2.2.3. Pengelolahan Sampah Medis ..................................... 10

2.2.4. Pengumpulan dan Pengemasan Sampah Medis ......... 10

2.2.5. Penanganan Limbah Medis di Rumah Sakit .............. 12

2.2.5.1. Dampak Sampah Medis terhadap

Kesehatan dan Lingkungan .......................... 12

2.3. Pengetahuan ...................................................................... 13

2.3.1. Pengertian Pengetahuan ............................................. 13

2.3.2. Tingkat Pengetahuan .................................................. 14

2.3.3. Proses Perilaku “Tahu” .............................................. 17

2.3.4. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .................. 17

2.3.4.1. Faktor Internal .............................................. 17

2.3.4.2. Faktor Ekternal ............................................. 19

2.3.5. Pengukuran Pengetahuan ........................................... 19

2.4. Sikap .................................................................................... 19

2.4.1. Definisi Sikap ............................................................. 19

2.4.2. Komponen Sikap ........................................................ 20

2.4.3. Tingkatan Intensitas Sikap ......................................... 21

2.4.4. Sifat Sikap .................................................................. 21

2.4.5. Ciri – Ciri Sikap ......................................................... 22

2.4.6. Cara Pengukuran Sikap .............................................. 22

2.4.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap ................ 24

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 26

3.1. Jenis Dan Desain Penelitian ................................................... 26

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 26

3.2.1. Lokasi Penelitian ........................................................ 26

3.2.2. Waktu Penelitian ........................................................ 26

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

4

3.3. Populasi dan Sampel .............................................................. 26

3.3.1. Populasi ...................................................................... 26

3.3.2. Sampel ........................................................................ 27

3.4. Kerangka Konsep ................................................................... 27

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ....................... 27

3.6. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 28

3.6.1. Data Primer ................................................................ 28

3.6.2. Data Sekunder ............................................................ 28

3.7. Teknik Pengolahan Data ....................................................... 28

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 29

3.8.1. Uji Validitas .............................................................. 29

3.8.2. Uji Reliabilitas ........................................................... 31

3.9. Analisis Data ......................................................................... 31

3.9.1. Analisis Univariat ....................................................... 31

3.9.2. Analisis Bivariat ......................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 33

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 33

4.1.1. Sejarah RS. Haji Medan ............................................. 33

4.1.2. Sumber Daya Manusia ............................................... 33

4.1.3. Struktur Organisasi ..................................................... 35

4.2. Hasil Penelitian ...................................................................... 36

4.2.1. Karakteristik Responden ............................................ 36

4.2.2. Analisis Univariat ....................................................... 38

4.2.3. Analisis Bivariat ......................................................... 43

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 50

5.1. Kesimpulan ............................................................................ 50

5.2. Saran .................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

5

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ........................... 27

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Pengetahuan ............................................... 29

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas kuesioner Sikap .......................................... 30

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas kuesioner Penanganan Sampah Medis ....... 30

Tabel 3.5. Hasil Uji Realibilitas Pengetahuan Dan Sikap ......................... 31

Tabel 3.6. Kondisi ketenagaan Rumah Sakit Umum Haji Medan

Provinsi Sumatera UtaraTahun 2015 ........................................ 34

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia pada Perawat di PT. RS Haji Medan ................................ 36

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan pada Perawat di PT. RS Haji Medan ..................... 37

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Masa Kerja pada Perawat di PT. RS Haji Medan ..................... 37

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pertanyaan dan Jawaban Responden

berdasarkan Pengetahuan pada Perawat di RS Haji Medan ..... 38

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada Perawat di RS Haji

Medan ....................................................................................... 39

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pertanyaan dan Jawaban Responden

berdasarkan Sikap pada Perawat di RS Haji Medan ................. 40

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Sikap Perawat di RS Haji Medan ............ 41

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Pertanyaan dan Jawaban Responden

berdasarkan Penanganan Sampah Medis pada Perawat di RS

Haji Medan ............................................................................... 42

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Penanganan Sampah Medis Perawat di

RS Haji Medan .......................................................................... 43

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

6

Tabel 4.10. Hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Sampah Medis

di RS Haji Medan ..................................................................... 43

Tabel 4.11. Hubungan Sikap dengan Penanganan Sampah Medis pada

Perawat di RS Haji Medan ........................................................ 44

Tabel 4.12. Hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Sampah Medis

Perawat di RS Haji Medan ........................................................ 45

Tabel 4.13. Hubungan Sikap dengan Penanganan Sampah Medis Perawat

di RS Haji Medan ..................................................................... 46

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

7

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Kerangka Konsep ................................................................ 27

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Uji Validitas Data

Lampiran 3. Output Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 4. Master Data

Lampiran 5. Output SPSS

Lampiran 6. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing

Lampiran 7 Permohonan Pengajuan Proposal

Lampiran 8. Permohonan Izin Penelitian (Survey awal) dari STIKes

Helvetia

Lampiran 9. Permohonan izin penelitian dari STIKes Helvetia

Lampiran 10. Lembar Bimbingan Proposal (Pembimbing I)

Lampiran 11. Lembar Bimbingan Proposal (Pembimbing II)

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan

merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pad kualitas sumber daya

manusia. Sumber daya manusia yang sehat akan lebih produktif dan

meningkatkan daya saing manusia (1).

Menurut H.L. Blum derajat perilaku kesehatan yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan.

Diantara keempat faktor tersebut lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat

besar . Keadaan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan

perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan, baik masyarakat dipedesaan

maupun perkotaan yang disebabkan kurangnya pengetahuan dan kemampuan

masyarakat di bidang ekonomi maupun teknologi (1).

Lingkungan yang diharapkan mampu mewujudkan keadaan sehat yaitu

lingkungan yang bebas dari polusi, tersedia air bersih, sanitasi lingkungan yang

memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perancanaan kawasan yang

berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling

tolong menolong dan memelihara nilai-nilai bangsa. Kondisi lingkungan yang

tidak optimal akan mengakibatkan kerugian pada manusia. Keadaan lingkungan

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

10

yang tidak seniter contohnya akan mengakibatkan seperti peningkatkan vektor

dan binatang pengganggu (tikus,kecoa, lalat) sebagai akibat dari pembuangan

sampah yang tidak dikelola dengan baik yang merugikan manusia (2).

Rumah sakit merupakan salah satu unit yang memproduksi sampah dari

hasil kegiatan yang dilaksanakan di rumah sakit. Semakin kompleks kegiatan

pada setiap ruangan/unit di rumah sakit maka akan semakin besar pula masalah

sampah yang harus ditanggulangi (3).

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya di

kota-kota besar semakin meningkat pendirian rumah sakit. Namun akibatnya

kualitas limbah rumah sakit tidak memenuhi syarat. Sampah rumah sakit dapat

mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan

masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam sampah rumah sakit dapat

mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia termasuk

demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus diolah

sebelum dibuang ke lingkungan (3).

Sampah yang dihasilkan rumah sakit dikategorikan sebagai bahan yang

sering dianggap biasa, oleh karena itu sering kurang mendapatkan perhatian

sepatutnya. Namun jika diperhatikan dengan baik, justru sampah ini dapat

menjadi kontribusi sumber penyebaran kuman yang besar di rumah sakit (3).

Limbah rumah sakit khususnya limbah infeksius belum dikelola dengan

baik. Sebagian besar pengelolahan limbah infeksius disamakan dengan limbah

medis non infeksius. Selain itu, kerap tercampur limbah medis dan non medis,

Pencampuran tersebut justru memperbesar permasalahan limbah medis (3).

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

11

Rumah sakit tidak hanya menghasilkan limbah organik dan anorganik

tetapi juga limbah infeksius yang mengandung bahan beracun berbahaya (B3).

Sekitar 10 sampai 15 persen dari keseluruhan limbah rumah sakit merupakan

limbah infeksius yang mengandung logam berat, antara lain merkuri (Hg) yang

memerlukan pengelolahan khusus (3).

Pengumpulan dan pengolahan sampah rumah sakit yang saniter

merupakan perhatian penting bagi setiap rumah sakit. Namun mayoritas rumah

sakit yang beroperasi di beberapa kota belum atau tidak memiliki fasilitas

pengolahan sampah rumah sakit tersebut (3).

Berdasarkan kajian dari WHO yang dilakukan terhadap 100 buah rumah

sakit di Jawa dan Bali pada tahun 2015 menunjukkan bahwa rata-rata produksi

sampah sebesar 3,2 kg/tempat tidur/hari. Produksi sampah berupa limbah

domestik sebesar 76,8% dan berupa limbah infeksius sebesar 23,2%. Diperkirakan

secara nasional prdouksi sampah (limbah padat rumah sakit) sebesar 376.089

ton/hari. Dari gambaran tersebut dapat dibayangkan betapa besar potensi rumah

sakit dapat mengganggu masyarakat disekitarnya, serta pekerja lainnya di luar

rumah sakit seperti para petugas kebersihan (dinas kebersihan dan pemulung)

sehingga perlu dilakukan pengelolahan terhadap sampah rumah sakit (4).

Faktor lingkungan diperkirakan juga memiliki andil yang signifikan

dalam timbulnya kejadian infeksi silang (nosokimial). Personil atau petugas yang

menangani sampah ada kemungkinan tertular penyakit melalui sampah rumah

sakit karena kurangnya higiene perorangan dan sanitasi lingkungan (2).

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

12

Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan dan sikap yang baik dari setiap

petugas medis untuk menangani sampah medis tersebut. Green menyatakan

bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor penting dalam memotivasi

seseorang dalam bertindak. Perilaku seseorang yang didasari pengetahuan akan

lebih bersifat bertahan lama daripada perilaku seseorang tanpa didasari

pengetahuan. Semakin positif perilaku yang dilakukannya akan mampu

menghindari kejadian yang tidak diinginkan (5).

Pekerja yang memiliki pengetahuan tinggi akan mampu membedakan dan

mengetahui bahaya disekitarnya karena mereka sadar bahwa kecelakaan ringan

akan menyebabkan kecelakaan kerja yang lebih parah. Jika pekerja memiliki

pengetahuan yang baik maka mereka akan bertindak positif dan berusaha untuk

menghindari kecelakaan kerja. Sebaliknya pekerja yang memiliki pengetahuan

rendah akan cenderung mengabaikan bahaya disekitarnya dan tidak melakukan

pekerjaan sesuai prosedur karena ketidaktahuan akan risiko yang diterima. Pekerja

yang tidak memiliki pengetahuan keselamatandan kesehatan kerja akan cenderung

bekerja terburu-buru dan hanya ingin menyelesaikan pekerjaan dengan cepat guna

menghemat waktu dan waktu istirahat menjadi lebih cepat. Hal ini karena

ketidaktahuan dan ketidaksadaran pekerja akan pentingnya prosedur dan peraturan

dalam bekerja guna melindungi pekerja itu sendiri jika pengetahauan pekerja yang

rendah akan keselamatan dan kesehatan kerja dapat menimbulkan kecelakaan

ringan dan kecelakaan kerja yang lebih parah (5).

RS. Haji Medan merupakan rumah sakit negeri tipe B. Rumah sakit ini

mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan supspesialis terbatas.

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

13

Rumah sakit ini mampu menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit

kabupaten.

Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan kepada 10 orang

cleaning service mengenai penanganan sampah medis mereka mengetahui tata

cara penanganan sampah medis dengan sangat baik namun setelah peneliti

observasi cara kerja mereka mengenai pengolahan sampah medis. Banyak dari

mereka yang tidak mencuci tangan setelah penanganan sampah, ada yang tidak

menggunakan sarung tangan saat penanganan sampah.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan dan sikap cleaning service dengan penanganan

sampah medis di RS. Haji Medan tahun 2016.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah

pengetahuan dan sikap cleaning service dengan penanganan sampah medis di RS.

Haji Medan tahun 2016.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap cleaning service

dengan penanganan sampah medis di RS. Haji Medan tahun 2016.

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

14

1.4. Manfaat Penelitian

1) Manfaat bagi Responden

Diharapkan bagi responden agar meningkatkan pengetahuan dan sikap

tentang penanganan sampah medis.

2) Manfaat bagi RS. Haji Medan

Diharapkan bagi RS. Haji Medan agar memberikan penyuluhan dan

pelatihan pada petugas cleaning service agar mereka mendapat pengetahuan

tentang penanganan sampah medis dan mampu mengaplikasikannya.

3) Manfaat bagi INKES Helvetia Medan

Dapat menambah referensi di perpustakaan INKES Helvetia mengenai

hubungan pengetahuan dan sikap cleaning service dengan penanganan sampah

medis di RS. Haji Medan tahun 2016.

4) Manfaat bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan mendapatkan referensi mengenai hubungan pengetahuan dan

sikap cleaning service dengan penanganan sampah medis di RS. Haji Medan

tahun 2016

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Sudiharti tahun 2012 mengenai hubungan

pengetahuan dan sikap dengan perilaku perawat dalam pembuangan sampah

medis di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Diperoleh hasi uji

statistik menggunakan uji Chi-Square sebesar 0,002 untuk tingkat pengetahuan

dengan perilaku perawat dalam pembuangan sampah medis dan diperoleh hasil

sebesar 0,000 untuk sikap perawat dalam pembuangan sampah medis. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan

perilaku perawat dalam pembuangan sampah medis di rumah sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta karena p value < nilai α (6).

Penelitian lainnya dari Dewi tahun 2012 tentang hubungan tingkat

pengetahuan dan sikap dengan praktek petugas kebersihan pengelola sampah

medis di RSUD dr. M. Ashari Pemalang. Dari penelitian yang dilakukan kepada

34 petugas kebersihan diperoleh hasil sebagian besar petugas kebersihan

pengetahuan kurang 52,9% (18 orang), sebagian besar memiliki sikap baik 67,6%

(23 orang), sedangkan petugas kebersihan yang memiliki praktek baik dan kurang

sama besar 50% (17 orang). Hasil uji statistik antara tingkat pengetahuan dengan

praktek diperoleh hasil p = 0,001 (p < 0,05) sedangkan uji statistik antara sikap

dengan praktek diperoleh hasil p = 0,001 (p < 0,05) (7).

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

16

2.2. Penanganan Sampah Medis

2.4.1. Defenisi Sampah Medis

Sampah medis termasuk dalam jenis limbah bahan berbahaya dan

berancun (B3). Menurut peraturan No.19 tahun 1994, limbah B3 adalah setiap

limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat

dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya yang sevara langsung maupun tidak

langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau dapat

membahayakan kesehatan manusia (8).

Limbah medis adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan pelayanan medis,

perawatan gigi, farmasi atau yang sejenis, penelitian pengobatan/perawatan yang

menggunakan bahan beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan.

Sumber limbah medis ini berasal dari (8):

a. Unit pelayanan kesehatan dasar

b. Unit pelayanan kesehatan rujukan

c. Unit pelayanan kesehatan penunjang (laboratorium)

d. Unit pelayanan non kesehatan (farmasi)

2.4.2. Jenis Sampah Medis

Menurut peraturan Departemen Kesehatan RI tahun 2002, limbah medis

dikategorikan berdasarkan potensi bahaya yang terkandung di dalamnya serta

volume dan sifat persistennya yang dapat menimbulkan berbagai masalah.

Kategori tersebut adalah (8):

a. Limbah benda tajam. Contohnya limbah benda tajam adalah jarum

suntik, perlengkapan intravena, jarum endodontik.

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

17

b. Limbah infeksius merupakan limbah yang berkaitan dengan pasien

yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif) dan

limbah laboratorium. Limbah ini dapat menjadi sumber penyebaran

penyakit pada petugas , pasien, pengunjung maupun masyarakat

sekitar. Oleh karena itu, limbah in memerlukan wadah khusus dalam

pengolahannya. Contoh handscone, cotton roll dan tampon yang

terkontaminasi oleh darah atau saliva pasien.

c. Limbah ini merupakan limbah jaringan tubuh yang terbuang dari

proses bedah atau autopsi.

d. Limbah sitotoksik yaitu bahan yang terkontaminasi selama peracikan ,

pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.

e. Limbah farmasi yaitu limbah yang berasal dari obat yang kadaluarsa,

obat yang terbuang karena tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan

yang terkontaminasi, obat yang dibuang oleh pasien atau oleh

masyarakat, obat yang tidak diperlukan lagi oleh institusi bersangkutan

dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat.

f. Limbah kimia merupakan limbah yang dihasilkan dari penggunaan

kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi dan riset.

g. Limbah radioaktif merupakan limbah yang terkontaminasi dengan

radioistope yang berasal dari penggunaan medis atau riset

radionukleotida.

2.4.3. Pengelolahan Sampah Medis

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

18

Limbah medis termasuk ke dalam limbah B3, maka tata cara pembuangan

limbah medis sama seperti tata cara pembuangan limbah B3. Dalam

pembuanggannya limbah medis harus dipisahkan dari limbah lain dan dikemas di

dalam wadah khusus untuk dimusnahkan di dalam tungku pembakaran

(incinerator) limbah medis khusus bertemperatur tinggi (8) .

Menurut Hardjojo (1995) pada pengelolahan limbah medis melalui

beberapa tahap antara lain (8):

a. Pengumpulan limbah medis

b. Penyimpanan limbah medis

c. Pengangkutan limbah medis

d. Penangangan limbah medis

e. Pembuangan limbah medis

2.4.4. Pengumpulan dan Pengemasan Sampah Medis

Pengumpulan limbah medis harus dipisahkan dengan limbah non medis

lainnya. Hal ini dapat dimulai dengan pembuangan limbah medis yang dibuang

secara terpisah dengan limbah non medis lainnya pada tempat sampah yang

berbeda. Pada tahap pengumpulan ini ada terdapat proses packaging dan proses

labelling (8).

Wadah untuk pengumpulan limbah medis di rumah sakit besar dibedakan

menjadi dua yakni, kantong berwarna merah dan hitam. Kantong berwarna merah

digunakan di ruangan pasien yang mengidap penyakit infeksi yang beresiko tinggi

dan sangat berbahaya, sedangkan kantong berwarna hitam diletakkan dikamar

tidur pasien, kantor, kamar mandi dan tempat istirahat umum (8).

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

19

Pengelolahan limbah di rumah sakit dilakukan dengan berbagai cara, yang

diutamakan adalah sterilisasi. Sterilisasi berupa pengurangan (reduce) dalam

volume, penggunaan kembali (reuse) dengan sterilisasi lebih dahulu, daur ulang

(recycle) dan pengolahan (treatment).

Agar kebijakan kodefikasi menggunakan warna dapat dilaksanakan

dengan baik, tempat limbah di seluruh rumah sakit harus memiliki warna yang

sesuai, sehingga limbah dapat dipisahkan ditempat sumbernya. Kriteria tersebut

meliputi (8):

a. Bangsal harus memiliki dua macam tempat limbah dengan dua warna,

satu untuk limbah klinik dan yang lain bukan limbah klinik.

b. Semua limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis dianggap

sebagai limbah non klinik.

c. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai

limbah klinik dan perlu dinyatakan aman sebelum dibuang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan kebijakan kodefikasi

dengan warna yang menyangkut hal berikut (8):

a. Pemisahan Limbah

- Limbah harus dipisahkan dari sumbernya

- Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label yang jelas

- Perlu digunakan kantong plastik dengan warna yang berbeda

menunjukkan kemana kantong plastik harus diangkut untuk insinerasi

atau dibuang.

b. Penyimpanan Limbah

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

20

Di beberapa negara kantong plastik cukup mahal sehingga sebagai

gantinya dapat digunakan kantong kertas yang tahan bocor (dibuat secara lokal

sehingga dapat diperoleh dengan mudah) kantong kertas ini dapat ditempeli

dengan strip berwarna, kemudia ditempatkan di tong dengan kode warna di

bangsal dan unit-unit lainnya.

c. Penangangan Limbah

a. Kantong dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian.

Kemudian diikat bagian atasnya diberi label yang jelas.

b. Kantong harus diangkat dengan memegang lehernya, sehingga dapat

dibawa mengayun badan dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk

dikumpulkan.

c. Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantong dengan warna yang

sama telah dijadikan satu dan dikirimkan ke tempat yang sesuai

d. Kantong harus disimpan pada kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan

perusak sebelum diangkut ke tempat pembuangan.

2.4.5. Penanganan Limbah Medis di Rumah Sakit

2.4.6. Dampak Sampah Medis terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Limbah medis akan memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan

dan lingkungan apabila tidak dikelola dengan benar. Penularan penyakit dan

pencemaran lingkungan merupakan dampak dari pembuangan limbah yang tidak

sesuai dengan ketentuan yang benar. Beberapa jenis limbah medis yang dapat

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

21

membawa risiko besar terhadap kesehatan yaitu limbah infeksius dari jumlah

limbah rumah sakit (8).

Penularan penyakit ini yang paling sering terjadi akibat pembuangan

limbah medis yang tidak benar antara lain Hepatitis A, Hepatitis B dan HIV. Hal

ini disebabkan oleh karena virus Hepatitis B dan Hepatitis C sangat perisisten di

udara kering dan bertahan hidup selama beberapa minggu diatas tanah, virus

tersebut juga resisten terhadap pajanan singkat air mendidih. Virus ini juga

bertahan jika dipajankan pada beberapa antiseptik dan pada 70% etanol dan dapat

bertahan sampai 10 jam pada suhu 600C (8).

2.3. Pengetahuan

2.3.1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo pengetahuan adalah adalah hasil dari “tahu” dan

ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terhadapa objek terjadi melalui panca indra manusia yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

penginderaan sampai mengahasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi

oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (9).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

22

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang

terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis

besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu (9):

Pengetahuan itu sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti

seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahaun rendah pula. Hal ini

mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh melalui

pendidikan formal. Pengetahuan seseorang mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang,

semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan

sikap makin positif terhadap objek tertentu (9).

Menurut teori World Health Organizationyang dikutip oleh Notoatmodjo,

salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang

diperoleh dari pengalaman sendiri (10).

2.3.2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam)

tingkatan yaitu. (11)

1. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya tahu bahwa buah tomat banyak

mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar, penyakit

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

23

demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya.

Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan

pertanyaan-pertanyaan misalnya,apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa

penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan pemberantasan sarang

nyamuk, dan sebagainya (11).

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

Misalnya, orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah,

bukan hanya sekedar menyebutkan 3 M (mengubur, menutup, dan menguras),

tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup, menguras, dan

sebagainya tempat-tempat penampungan air tersebut (11).

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui

tersebut pada situasi yang lain misalnya, seseorang yang telah paham tentang

proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan di

tempat ia bekerja atau di mana saja. Orang yang telah paham metodologi

penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian di mana saja, dan

seterusnya (11).

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

24

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila

orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan,

membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. Misalnya,

dapat membedakan antara nyamuk Aedes Agepty dengan nyamuk biasa, dapat

membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing kremi, dan sebagainya (11).

1. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

Misalnya, dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri

tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dapat membuat kesimpulan

tentang artikel (11).

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan

sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-

norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya, seorang ibu dapat menilai atau

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

25

menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat

menilai manfaat ikut keluarga berencana, dan sebagainya (11).

2.3.3. Proses Perilaku “Tahu”

Menurut Rogres yang dikutip oleh Notoatmodjo, perilaku adalah semua

kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun tidak

dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru di

dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni (9)

1. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan

tertarik pada stimulus.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan memeprtimbangkan baik

buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti

sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru

5. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.3.4. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan (9)

2.3.4.1. Faktor Internal

a. Umur

Umur individu yang terhitung mulai saat berulang tahun menurut

Nursalam yaitu semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (9).

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

26

b. Pendidikan

Bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang

lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga bisa

meningkatkan kualitas hidup (9).

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima

informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (9).

c. Pekerjaan

Keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya

dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang banyak

tantangan. Bekerja umumnya merupakan kegiatan menyita waktu, bekerja bagi

ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (9).

Menurut Depkes RI, mengemukakan perhatian wanita di dalam keluarga

masih kurang diperhatikan dibandingkan dengan laki-laki, misalnya wanita

mengeluarkan energi lebih banyak di dalam keluarga. Wanita yang bekerja

sesampainya di rumah tidak bisa langsung istirahat, karena umumnya mempunyai

banyak peran di rumah seperti memasak, menyiapkan makan, membersihkan

rumah sehingga waktu untuk membaca ataupun mendengarkan informasi dari

radio dan televisi berkurang (9).

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

27

2.3.4.2. Faktor Ekternal

a. Faktor Lingkungan

Menurut Ann Mariner yang dikutip dari Nursalam 3 lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang

dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (9).

b. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari

sikap dalam menerima informasi (9).

2.3.5. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek

penelitian/responden (11).

Menurut Arikunto dalam Wawan dan Dewi pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu (11) :

1. Baik bila tingkat pengetahuan 76% sampai dengan 100%

2. Cukup bila tingkat pengetahuan 56% sampai dengan 75%

3. Kurang bila tingkat pengetahuan kurang dari 56%

2.4. Sikap

1.4.1 Definisi Sikap

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan

(10).

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

28

Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecendrungan seseorang yang kurang

lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya.

Sikap merupakan kecondongan evaluative terhadap suatu stimulus atau objek

yang berdampak pada bagaimana seseorang berhadapan terhadap objek tersebut.

Ini berarti sikap menunjukkan kesetujuan atau ketidaksetujuan, suka atau tidak

suka seseorang terhadap sesuatu. (10)

2.4.2. Komponen Sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu (11) :

1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe

yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan

(opini) terutama apabila menyangkut masalah isu yang kontroversial.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam

sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap

seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki

seseorang terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang, dan berisi tendensi atau

kecenderungan untuk bertindak/bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-

cara tertentu, dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

29

untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam

bentuk tendensi perilaku.

2.4.3. Tingkatan Intensitas Sikap

Sikap mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya yaitu (10) :

1. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau objek mahu menerima stimulasi

yang diberikan (objek).

2. Menanggapi (Responding)

Menanggapi disini di artikan memberi jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi.

3. Menghargai (Valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberi nilai yang positif

terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan

mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap

apa yang yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu

berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang lain

yang mencomooh atau adanya risiko lain.

2.4.4. Sifat Sikap

Sikap dapat pula bersifat negative Heri Purwanto dalam Wawan dan Dewi

sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

mengharapkan objek tertentu (11).

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

30

Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai objek tertentu.

2.4.5. Ciri – Ciri Sikap

Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto dalam Wawan dan Dewi (11) :

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini

membedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus,

kebutuhan akan istirahat.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat

berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat

tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu

terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau

berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat

dirumuskan dengan jelas.

4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan

kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah

yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-

pengetahuan yang dimiliki orang.

2.4.6. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap

seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

31

mengenai objek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi

atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya

bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap (11) :

Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable.Sebaliknya

pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap yang

bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap. Pernyataan seperti

ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourable. Suatu skala sikap sedapat

mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favourable dan tidak

favourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang

disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala

memihak atau tidak mendukung sama sekali objek sikap. Pengukuran sikap dapat

dilakukan secara langsung atau tidak langsung (11).

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat/pernyataan

responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

pernyataan pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden

melalui kuesioner (11).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran sikap yaitu:

keadaan objek yang diukur.

1. Situasi pengukuran

2. Alat ukur yang digunakan

3. Penyelenggaraan pengukuran

4. Pembacaan atau penilaian hasil pengukuran

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

32

2.4.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek sikap

antara lain (11) :

1. Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis

atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara

lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari

konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3. Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita

terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-

individu masyarakat asuhannya.

4. Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif cenderung

dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap

konsumennya.

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

33

5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada

gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6. Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego.

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan

cross sectional, suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi atau

hubungan antara faktor-faktor risiko dengan efek. Dalam penelitian ini untuk

mengetahui hubungan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang

penanganan sampah medis dengan kejadian kecelakaan kerja pada Cleaning

Service di RS. Haji Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS. Haji Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus

2016.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan Cleaning Service

yaitu 31orang di RS. Haji Medan.

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

35

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu keseluruhan dari

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan Cleaning Service yaitu

31orang di RS. Haji Medan.

3.4. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

Variabel

Bebas (X)

Definisi

Operasional

Instrumen

Penelitian

Hasil Ukur Kategori/

Bobot Nilai

Skala

Ukur

Pengetahuan

Segala sesuatu

yang diketahui

oleh responden

mengenai

penanganan

sampah medis

Kuesioner 10

pertanyaan

Ya = 1

Tidak = 0

- Baik 8-10

(76%-100%)

- Cukup

5-7 (56%-75%)

- Kurang

0-4 (<56%)

2

1

0

Ordinal

Sikap Respon dari

responden

mengenai

penanganan

sampah medis

Kuesioner 10

pertanyaan

SS = 3

S = 2

TS = 1

STS = 0

- Baik 23-30

(76%-100%)

- Cukup

17-22 (56%-

75%)

- Kurang

0-16 (<56%)

2

1

0

Ordinal

Variabel

Bebas (Y)

Defenisi

Operasional

Instrumen

Penelitian

Hasil Ukur Kategori /

Bobot Nilai

Skala

Ukur

Penanganan

sampah

medis

Perlakuan

responden

terhadap

sampah medis

Kuesioner 10

pertanyaan

1. Kurang Baik

(0-5)

2. Baik (6-10)

0

1

Ordinal

Penanganan sampah

medis

- Pengetahuan

- Sikap

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

36

3.6. Teknik Pengumpulan Data

3.6.1. Data Primer

Data ini diperoleh melalui survei langsung dengan menggunakan

kuesioner yang telah dipersiapkan.

3.6.2. Data Sekunder

Data ini diperoleh dari RS. Haji Medan serta referensi-referensi yang

mendukung penelitian.

3.7. Teknik Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan komputerisasi dengan langkah-

langkah sebagai berikut: (26)

1. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner angket maupun

observasi.

2. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesoner atau lembar

observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga

pengolahan data memberikan hasil yang valid dan realiabel dan terhindar

dari bias.

3. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-

variabel dirubah menjadi nomor 1,2,3,...,42.

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

37

4. Entering

Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing–masing responden yang

masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program komputer yang digunakan peneliti yaitu SPSS.

5. Data Processing

Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah

sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di RS. Delima pada 25 cleaning

service.

3.8.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun

tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji

korelasi antara skor tiap-tiap item dengan skor total kuesioner tersebut. Apabila

kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua item yang ada

di dalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur. (25)

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

38

Tabel 3.2. Uji Validitas Pengetahuan

No.

Soal

Nilai Taraf

Signifikan r- hitung r- table Keterangan

1. 0,05 0,665 0,396 Valid

2. 0,05 0,560 0,396 Valid

3. 0,05 0,612 0,396 Valid

4. 0,05 0,500 0,396 Valid

5. 0,05 0,560 0,396 Valid

6. 0,05 0,417 0,396 Valid

7. 0,05 0,709 0,396 Valid

8. 0,05 0,488 0,396 Valid

9. 0,05 0,582 0,396 Valid

10. 0,05 0,582 0,396 Valid

Berdasarkan tabel 3.2. diatas hasil uji validitas pengetahuan dari 10

pertanyaan semyanya dinyatakan valid karena nilai r hitung > 0,396 (r tabel).

Tabel 3.3 Uji Validitas kuesioner Sikap

No.

Soal

Nilai Taraf

Signifikan r- hitung r- table Keterangan

1. 0,05 0,717 0,396 Valid

2. 0,05 0,882 0,396 Valid

3. 0,05 0,824 0,396 Valid

4. 0,05 0,830 0,396 Valid

5. 0,05 0,713 0,396 Valid

6. 0,05 0,738 0,396 Valid

7. 0,05 0,773 0,396 Valid

8. 0,05 0,773 0,396 Valid

9. 0,05 0,808 0,396 Valid

10. 0,05 0,633 0,396 Valid

Berdasarkan tabel 3.3. diatas hasil uji validitas sikap dari 10 pertanyaan,

semuanya dinyatakan valid karena nilai r hitung > 0,396 (r tabel).

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

39

Tabel 3.4 Uji Validitas kuesioner Penanganan Sampah Medis

No.

Soal

Nilai Taraf

Signifikan r- hitung r- table Keterangan

1. 0,05 0,528 0,396 Valid

2. 0,05 0,570 0,396 Valid

3. 0,05 0,572 0,396 Valid

4. 0,05 0,693 0,396 Valid

5. 0,05 0,693 0,396 Valid

6. 0,05 0,610 0,396 Valid

7. 0,05 0,693 0,396 Valid

8. 0,05 0,479 0,396 Valid

9. 0,05 0,646 0,396 Valid

10. 0,05 0,479 0,396 Valid

Berdasarkan tabel 3.4. diatas hasil uji validitas penanganan sampah medis

dari 10 pertanyaan, semuanya dinyatakan valid karena nilai r hitung > 0,396 (r

tabel).

3.9.2. Uji Reliabilitas

Realibilitas ialah indeks yang menujukan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau diandalkan, menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu

tetap konsisten atau tetap bisa bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. (25)

Tabel 3.4 Hasil Uji Realibilitas

Variabel r-hitung r-tabel Keterangan

Pengetahuan 0,742 0,632 Reliabel

Sikap 0,980 0,632 Reliabel

Penanganan

sampah Medis 0,926 0,632 Reliabel

Hasil uji realibilitas pengetahuan dan sikap menunjukkan variabel memiliki

nilai yang lebih tinggi dibandingkan batas ketentuan nilai r tabel yaitu 0,632 untuk

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

40

variabel pengetahuan diperoleh nilai sebesar 0,742 sehingga variabel dikatakan

realibilitas, untuk variabel sikap diperoleh nilai sebesar 0,980 sehingga variabel

dikatakan realibilitas dan untuk variabel penanganan sampah medis diperoleh

nilai sebesar 0,926 sehingga variabel dikatakan realibilitas.

3.9. Analisis Data

3.9.1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi.

3.9.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas dengan terikat dengan menggunakan analisis statistik uji chi-square pada

tingkat kepercayaan 5%.

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah RS. Haji Medan

Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara sebagai rumah

sakit kelas B diproyeksikan sebagai rumah sakit rujukan kesehatan yang utama di

wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya. Lokasi Rumah Sakit Umum Haji Medan

Provinsi Sumatera Utara berada di Kabupaten Deli Serdang dan berada di

perlintasan perbatasan kota Medan. Selain Rumah Sakit Umum Haji Medan

Provinsi Sumatera Utara, di Deli Serdang ada 1 (satu) Rumah Sakit lain milik

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu RSUD Lubuk Pakam dengan kelas C.

Jika dibandingakan dengan RSUD Lubuk Pakam, Rumah Sakit Umum Haji

Medan Provinsi Sumatera Utara lebih unggul baik dilihat dari sisi kelas

pelayanan, volume pelayanan maupun dari sisi sarana & prasarana. Namun

demikian, Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara juga harus

meningkatkan mutu pelayanan.

4.1.2. Sumber Daya Manusia

Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara memiliki 594

orang karyawan yang terdiri dari 131 tenaga medis, 218 paramedis keperawatan

dan 49 paramedis non keperawatan serta 196 karyawan non medis.

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

42

Tabel 1. Kondisi ketenagaan Rumah Sakit Umum Haji Medan

Provinsi Sumatera UtaraTahun 2015.

NO BAGIAN PRIA WANITA JUMLAH

1 Dokter Spesialis 88 23 111

2 Dokter Umum 2 13 15

3 Dokter Gigi 4 4

4 Bidan 18 18

5 Perawat 34 159 193

6 Perawat Gigi 3 3

7 Tenaga Teknis Kefarmasian 2 16 18

8 Apoteker 1 5 6

9 Nutrisionis 2 2

10 Fisioterapi 2 1 3

11 Radiographer 3 3

12 Teknis Elektromedis 1 2 3

13 Analis Kesehatan 3 13 16

14 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan 1 1

15 Pengelola Program Kesehatan 3 3 6

16 Tenaga Kesehatan Lainnya 2 2 4

17 Pejabat Struktural 7 3 10

18 Staf Penunjang Administrasi 59 100 159

19 Staf Penunjang Teknologi 15 15

20 Staf Penunjang Perencanaan 3 3

21 Tenaga Kependidikan 1 1 2

JUMLAH 223 371 594

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

43

4.1.3. Struktur Organisasi

a. Direktur;

b. Wakil Direktur Administrasi dan Umum, terdiri dari :

1. Bidang Umum, terdiri dari :

a. Sub Bagian Ketatausahaan dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan

2. Bagian Pengkajian dan Pengembangan, terdiri dari :

a. Sub Bagian Perencanaan dan Pengkajian

b. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.

3. Bagian Keuangan dan Akuntansi, terdiri dari :

a. Sub Bagian Anggaran

b. Sub Bagian Mobilitas Dana

c. Wakil Direktur Pelayanan Medis, terdiri dari :

1. Bidang Pelayanan Medis, terdiri dari :

a. Seksi Pelayanan Medis Inap, Jalan dan UGD

b. Seksi Pengembangan Mutu Pelayanan Medik dan Rehabilitasi.

2. Bidang Pelayanan Keperawatan, terdiri dari :

a. Seksi Asuhan Keperawatan;

b. Seksi Etika, dan Mutu Keperawatan.

d. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Akademik, terdiri dari :

1. Bidang Penunjang Medis, terdiri dari :

a. Seksi Laboratorium, Farmasi dan Gizi;

b. Seksi Elektromedik dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah.

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

44

2. Bidang Akademik dan Pendidikan, terdiri dari :

a. Seksi Akademik dan Kebidanan

b. Seksi Pendidikan dan Pengembangan.

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

f. Komite Medik.

g. Instalasi.

h. Satuan Pengawas Intern (SPI).

4.2. Hasil Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan di RS. Haji mengumpulkan data semua

diproses. Hasil pengumpulan data dalam bentuk karakteristik responden, analisis

univariat dan bivariat disajikan dalam hasil dan pembahasan berikut.

4.1.1. Karakteristik Responden

1. Usia Responden

Usia responden di RS Haji Medan disajikan pada tabel distribusi frekuensi

berikut ini :

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

pada Cleaning Service di PT. RS Haji Medan

No Usia Frekuensi Persentase (%)

1 21-30 tahun 19 61,3%

2 31-42 tahun 12 38,7%

Total 31 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden berusia 21-30 tahun

berjumlah 19 orang (61,3%) dan responden berusia 31-42 tahun berjumlah 12

orang (38,7%).

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

45

2. Pendidikan Responden

Pendidikan responden di RS Haji Medan disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi berikut ini :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan pada Cleaning Service di PT. RS Haji Medan

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SMP 2 6,5%

2 SMA 29 93,5%

Total 31 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pendidikan

SMP sebanyak 2 orang (6,5%) dan responden yang memiliki pendidikan SMA

sebanyak 29 orang (93,5%) .

3. Masa Kerja Responden

Masa kerja responden di RS Haji Medan disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi berikut ini :

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Masa Kerja pada Cleaning Service di PT. RS Haji Medan

No Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)

1 1-5 tahun 13 41,9%

2 6-10 tahun 3 9,7%

3 11-15 tahun 15 48,4%

Total 31 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masa kerja responden 1-5 tahun ada

13 orang (41,9%) , masa kerja responden 6-10 tahun ada 3 orang (9,7%) dan masa

kerja responden 11-15 tahun ada 15 orang (48,4%).

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

46

4.1.2. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari

suatu jawaban responden dengan variabel pengetahuan, variabel sikap dan

variabel penanganan sampah medis dengan hasil sebagai berikut :

1. Jawaban Responden tentang Pengetahuan

Dari hasil penelitian dengan alat bantu kuesioner maka diperoleh data

pengetahuan dari hasil penelitian responden yang dapat dilihat pada tabel

distribusi frekuensi berikut :

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pertanyaan dan Jawaban Responden

berdasarkan Pengetahuan pada Cleaning Service di RS Haji Medan

NO PENGETAHUAN

Jawaban Total

Benar Salah

F % f % F %

1 Limbah medis merupakan sisa usaha

atau kegiatan pelayanan medis,

perawatan gigi, farmasi atau yang

sejenis yang menggunakan bahan

beracun, infeksius, berbahaya atau bisa

membahayakan

21 67,7 10 32,3 31 100

2 Limbah medis merupakan limbah yang

tergolong kedalam limbah bahan

beracun berbahaya (B3)

17 54,8 14 45,2 31 100

3 Tata cara pengolahan limbah medis

sama dengan tata cara pengolahan

limbah medis B3

13 41,9 18 58,1 31 100

4 Proses pengolahan sampah medis dan

sampah non medis harus dipisahkan 20 64,5 11 35,5 31 100

5 Sterilisasi merupakan cara pengolahan

sampah medis di rumah sakit 23 74,2 8 25,8 31 100

6 Cara melakukan sterilisasi melalui

reduce, recycle, reuse dan treatment 17 54,8 14 45,2 31 100

7 Perbedaan warna kantong pembuangan

limbah medis perlu diperhatikan 23 74,2 8 25,8 31 100

8 Semua limbah yang beresiko tinggi

hendaknya diberi label yang jelas 21 67,7 10 32,3 31 100

9 Penularan penyakit bisa terjadi jika

tidak mampu mengolah sampah medis

dengan baik

25 80,6 6 19,4 31 100

10 Pencemaran Lingkungan bisa terjadi

jika tidak mampu mengolah sampah

medis dengan baik

24 77,4 7 22,6 31 100

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

47

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner kepada 31 orang diperoleh sebagian

besar menjawab “Benar” dari jumlah pertanyaan sebanyak 10 butir dengan

pertanyaan mengenai pengetahuan cleaning service dengan penanganan sampah

medis di RS Haji Medan. Pertanyaan seputar limbah medis yang menjawab benar

sebanyak 21 orang (67,7%) dan 17 orang (54,8%). Pertanyaan seputar pengolahan

limbah medis yang menjawab benar sebanyak 13 orang (41,9%), 20 orang

(64,5%), 23 orang (74,2%), 17 orang (54,8%) dan 23 orang (74,2%). Sedangkan

pertanyaan seputar dampak/resiko penanganan sampah medis yang menjawab

benar sebanyak 21 orang (67,7%), 25 orang (80,6%) dan 24 orang (77,4%).

2. Pengetahuan

Pengetahuan responden yang dikategorikan dalam pengetahuan baik,

cukup dan kurang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini :

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada Cleaning Service di RS

Haji Medan

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 13 41,9%

2 Cukup 10 32,3%

3 Kurang 8 25,8%

Total 31 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa reponden yang memiliki

pengetahuan baik sebanyak 13 orang (41,9%), responden yang memiliki

pengetahuan yang cukup sebanyak 10 orang (32,3%) dan responden yang

memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 orang (25,8%).

3. Jawaban Responden tentang Sikap

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

48

Dari hasil penelitian dengan alat bantu kuesioner maka diperoleh data

sikap dari hasil penelitian responden yang dapat dilihat pada tabel distribusi

frekuensi berikut :

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pertanyaan dan Jawaban Responden

berdasarkan Sikap pada Cleaning Service di RS Haji Medan :

NO SIKAP

Jawaban

SS S TS STS Total

Frekuensi

1 Setiap petugas yang langsung

menangani limbah medis dalam

bekerja harus menggunakan

pakaian pelindung

17 10 3 1 31

2 Untuk mengurangi penyebaran

bahaya yang disebabkan oleh

sampah medis, khususnya bekas

jarum suntik, botol bekas, obat-

obatan, bekas selang infus dan lain-

lain perlu disinfeksi sebelum

digunakan

18 9 3 1 31

3 Kebiasaan membuang sampah

medis di sembarang tempat

bukanlah kebiasaan yang baik dan

harus ada upaya untuk

menghentikan kebiasaan tersebut

15 11 5 0 31

4 Penggunaan kantong plastik untuk

penampungan limbah medis

sangatlah memudahkan petugas

dalam pemeliharaan tempat

penampungan limbah

12 13 6 0 31

5 Limbah medis dan nonmedis pada

tempat penampungan limbah non

medis akan menimbulkan penyakit

9 16 6 0 31

6 Setelah menangani limbah medis

hendaknya mencuci tangan dengan

menggunakan sabun desinfektan

9 17 5 0 31

7 Setiap kali pengosongan tempat

sampah penampungan limbah

medis termasuk penampungan

sementara (TPS) perlu dilakukan

pencucian

10 15 6 0 31

8 Petugas kebersihan harus diberikan

pelatihan mengenai pengolahan

sampah medis yang benar

10 15 5 1 31

9 Dalam penanganan sampah medis

perlu adanya instruksi yang

dilakukan oleh atasan

6 13 12 0 31

10 Limbah medis dimusnahkan di

incinerator pada suhu 10000C

2 12 17 0 31

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

49

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang di wawancarai langsung oleh

peneliti kepada 31 orang diperoleh sebagian besar menjawab “Setuju” dari jumlah

pertanyaan sebanyak 10 butir dengan pertanyaan sikap pekerja mengenai

penanganan sampah medis.

4. Sikap

Sikap responden yang dikategorikan dalam pengetahuan baik, cukup dan

kurang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini :

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Sikap Cleaning Service di RS Haji Medan

No Sikap Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 15 48,4%

2 Cukup 9 29%

3 Kurang 7 22,6%

Total 31 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa reponden yang memiliki

sikap baik sebanyak 15 orang (48,4%) sedangkan responden yang memiliki sikap

cukup sebanyak 9 orang (29%) dan responden yang memiliki sikap kurang

sebanyak 7 orang (22,6%).

5. Jawaban Responden tentang Penanganan Sampah Medis

Dari hasil penelitian dengan alat bantu kuesioner maka diperoleh data

penggunaan alat pelindung diri dari hasil penelitian responden yang dapat dilihat

pada tabel distribusi frekuensi berikut :

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

50

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Pertanyaan dan Jawaban Responden

berdasarkan Penanganan Sampah Medis pada Cleaning Service di RS Haji Medan

NO PENANGANAN

SAMPAH MEDIS

Jawaban Total

Ya Tidak

F % F % F %

1 Memisahkan sampah

medis dan non medis 8 25,8 23 74,2 31 100

2 Membuang sampah

sesuai dengan warna

kantong yang

disediakan

22 71 9 29 31 100

3 Mengikuti pendidikan

dan pelatihan yang

dibuat oleh rumah sakit

mengenai penanganan

sampah medis

18 58,1 13 41,9 31 100

4 Menggunakan masker

pada waktu

berhubungan dengan

sampah medis

11 35,5 20 64,5 31 100

5 Menggunakan sarung

tangan saat

berhubungan dengan

sampah medis

10 32,3 21 67,7 31 100

6 Setelah menangani

sampah medis selalu

mencuci tangan dengan

sabun

29 93,5 2 6,5 31 100

7 Mengikuti prosedur

penanganan sampah

medis sesuai dengan

instruksi kerja

17 54,8 14 45,2 31 100

8 Mendapatkan teguran

dari atasan jika

melakukan penanganan

sampah medis yang

salah

20 64,5 11 35,5 31 100

9 Mengikuti sosialiasi

mengenai penanganan

sampah medis

23 74,2 8 25,8 31 100

10 Memberikan label

biohazard pada setiap

tempat sampah medis

19 61,3 12 38,7 31 100

6. Penanganan Sampah Medis

Penanganan sampah medis dikategorikan dalam penanganan baik dan

kurang baik yang disajikan dalam tabel dibawah ini :

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

51

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Penanganan Sampah Medis Cleaning

Service di RS Haji Medan

No Penanganan

Sampah Medis Frekuensi Persentase (%)

1 Kurang Baik 14 45,2%

2 Baik 17 54,8%

Total 35 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa reponden yang menangani

sampah medis kurang baik sebanyak 14 orang (45,2%) sedangkan responden

yang menangani sampah medis dengan baik sebanyak 17 orang (54,8%).

4.1.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independent dan variabel dependent dengan menggunakan uji Chi-Square

menggunakan α = 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Dalam penelitian ini untuk

mengetahui hubungan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung adapun

hasilnya sebagai berikut :

1. Hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Sampah Medis

Hubungan pengetahuan dengan penanganan sampah medis pada cleaning

service di RS Haji Medan disajikan pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini :

Tabel 4.10. Hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Sampah Medis di

RS Haji Medan

NO Pengetahuan Penanganan Sampah Medis

Total Kurang Baik Baik

f (%) f (%) F (%)

1 Baik 2 6,4 11 35,5 13 41,9%

2 Cukup 5 16,2 5 16,1 10 32,3%

3 Kurang 7 22,6 1 3,2 8 25,8%

Total 14 45,2% 17 54,8 31 100%

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

52

Berdasarkan tabel diatas, bisa dilihat hubungan pengetahuan dengan

penanganan sampah medis di RS Haji Medan. Responden yang memiliki

pengetahuan baik dan menangani sampah medis kurang baik sebanyak 2 orang

(6,4%) sedangkan yang menangani sampah medis dengan baik sebanyak 11 orang

(35,5%), responden yang memiliki pengetahuan cukup yang menangani sampah

medis kurang baik sebanyak 5 orang (16,2%) dan yang menangani sampah medis

dengan baik sebanyak 5 orang (16,1%). Sedangkan responden yang memiliki

pengetahuan kurang yang menangani sampah medis kurang baik sebanyak 7

orang (22,6%) dan yang menangani sampah medis dengan baik sebanyak 1 orang

(3,2%).

2. Hubungan Sikap dengan Penanganan Sampah Medis

Hubungan sikap dengan penanganan sampah medis pada cleaning service

di RS Haji Medan disajikan pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini :

Tabel 4.11. Hubungan Sikap dengan Penanganan Sampah Medis pada

Cleaning Service di RS Haji Medan

NO Sikap Penanganan Sampah Medis

Total Kurang Baik Baik

f (%) F (%) F (%)

1 Baik 3 9,7 12 38,7 15 48,4

2 Cukup 4 12,9 5 16,1 9 29

3 Kurang 7 22,6 0 0 7 22,6

Total 14 45,2 17 54,8 31 100

Berdasarkan tabel diatas, bisa dilihat hubungan sikap dengan penanganan

sampah medis di RS Haji Medan. Responden yang memiliki sikap baik yang

menangani sampah medis kurang baik sebanyak 3 orang (9,7%) dan menangani

sampah medis dengan baik sebanyak 12 orang (38,7%), responden yang memiliki

sikap cukup yang menangani sampah medis kurang baik sebanyak 4 orang

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

53

(12,9%) dan yang menangani sampah medis dengan baik sebanyak 5 orang

(16,1%). Sedangkan responden yang memiliki sikap kurang yang tidak menangani

sampah medis kurang baik sebanyak 7 orang (22,6%).

3. Uji Chi-Square

Uji Chi-Square merupakan uji statistik yang digunakan untuk mengetahui

hubungan pengetahuan dengan penanganan sampah medis yang disajikan dalam

tabel berikut :

Tabel 4.12. Hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Sampah Medis

Cleaning Service di RS Haji Medan

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 10,539a 2 ,005

Likelihood Ratio 11,631 2 ,003

Linear-by-Linear Association 10,194 1 ,001

N of Valid Cases 31

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 3,61.

Pada tabel diatas uji Chi-Square diatas dapat dilihat nilai Pearson Chi-

Square yang diperoleh adalah 0,005. Dengan demikian nilai p < 0,05 artinya

terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penanganan sampah medis pada

cleaning service di RS Haji Medan.

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

54

Tabel 4.13. Hubungan Sikap dengan Penanganan Sampah Medis Cleaning

Service di RS Haji Medan

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 12,336a 2 ,002

Likelihood Ratio 15,307 2 ,000

Linear-by-Linear Association 11,360 1 ,001

N of Valid Cases 31

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 3,16.

Pada tabel diatas uji Chi-Square diatas dapat dilihat nilai Pearson Chi-

Square yang diperoleh adalah 0,002. Dengan demikian nilai p < 0,05 artinya

terdapat hubungan antara sikap dengan penanganan sampah medis pada cleaning

service di RS Haji Medan.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pembahasan akan di jelaskan secara rinci hasil penelitian serta

membandingkan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya dan juga untuk

membahas permasalahan dalam penelitian ini.

1. Hubungan pengetahuan cleaning service dengan penanganan sampah medis

di RS Haji Medan tahun 2016

Berdasarkan hasil uji chi square pengetahuan cleaning service dengan

penanganan sampah medis di RS Haji Medan diperoleh ρ sebesar 0,005 dan oleh

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

55

karena nilai ρ value (0,005 < 0,05), sehingga ada hubungan pengetahuan cleaning

service dengan penanganan sampah medis di RS Haji Medan tahun 2016

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang

terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.

Pengetahuan itu sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti

seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini

mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh melalui

pendidikan formal. Pengetahuan seseorang mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang,

semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan

sikap makin positif terhadap objek tertentu.

Berdasarkan penelitian Sudiharti tahun 2012 mengenai hubungan

pengetahuan dan sikap dengan perilaku perawat dalam pembuangan sampah

medis di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Diperoleh hasi uji

statistik menggunakan uji Chi-Square sebesar 0,002 untuk tingkat pengetahuan

dengan perilaku perawat dalam pembuangan sampah medis dan diperoleh hasil

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

56

sebesar 0,000 untuk sikap perawat dalam pembuangan sampah medis. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan

perilaku perawat dalam pembuangan sampah medis di rumah sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta karena p value < nilai α (6).

Menurut peneliti pengetahuan sangat berhubungan dengan penanganan

sampah medis, karena jika cleaning service tidak tahu tentang penanganan

sampah medis yang benar ini akan merugikan dirinya dan lingkungan kerja.

Karena dampak dari penanganan sampah medis yang salah akan menyebabkan

penularan penyakit seperti Hepatitis A, Hepatitis B, HIV/AIDS dan lainnya juga

merugikan lingkungan berupa pencemaran lingkungan.

2. Hubungan sikap cleaning service dengan penangann sampah medis di RS

Haji Medan tahun 2016

Berdasarkan hasil uji chi square sikap cleaning service dengan penangann

sampah medis di RS Haji Medan diperoleh ρ sebesar 0,002 dan oleh karena nilai ρ

value (0,002 < 0,05), sehingga ada hubungan sikap cleaning service dengan

penangann sampah medis di RS Haji Medan.

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.

Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecendrungan seseorang yang kurang

lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya.

Sikap merupakan kecondongan evaluative terhadap suatu stimulus atau objek

yang berdampak pada bagaimana seseorang berhadapan terhadap objek tersebut.

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

57

Ini berarti sikap menunjukkan kesetujuan atau ketidak setujuan, suka atau tidak

suka seseorang terhadap sesuatu.

Penelitian lainnya dari Dewi tahun 2012 tentang hubungan tingkat

pengetahuan dan sikap dengan praktek petugas kebersihan pengelola sampah

medis di RSUD dr. M. Ashari Pemalang. Dari penelitian yang dilakukan kepada

34 petugas kebersihan diperoleh hasil sebagian besar petugas kebersihan

pengetahuan kurang 52,9% (18 orang), sebagian besar memiliki sikap baik 67,6%

(23 orang), sedangkan petugas kebersihan yang memiliki praktek baik dan kurang

sama besar 50% (17 orang). Hasil uji statistik antara tingkat pengetahuan dengan

praktek diperoleh hasil p = 0,001 (p < 0,05) sedangkan uji statistik antara sikap

dengan praktek diperoleh hasil p = 0,001 (p < 0,05) (7).

Menurut peneliti sikap sangat berhubungan dengan penanganan sampah

medis, karena jika sikap pekerja yang tidak peduli dengan penanganan sampah

medis yang benar akan merugikan dirinya yakni penularan penyakit dari sampah

medis yang infeksius selain itu juga dapat memicu pencemaran lingkungan.

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP CLEANING ...repository.helvetia.ac.id/2928/1/skripsi.pdfPenanganan Sampah Medis di RS Haji Medan Tahun 2016.” Proposal ini disusun untuk melengkapi

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah berdasarkan uji Chi-Square

dapat dilihat nilai Pearson Chi-Square yang diperoleh adalah 0,005. Dengan

demikian nilai p < 0,05 artinya terdapat hubungan antara pengetahuan dengan

penanganan sampah medis pada cleaning service di RS Haji Medan.

Berdasarkan uji Chi-Square diatas dapat dilihat nilai Pearson Chi-Square

yang diperoleh adalah 0,002. Dengan demikian nilai p < 0,05 artinya terdapat

hubungan antara sikap dengan penanganan sampah medis pada cleaning service di

RS Haji Medan.

5.2. Saran

1) Saran kepada RS Haji Medan

Disarankan kepada tempat penelitian RS Haji Medan untuk memberikan

pelatihan, pendidikan dan pengawasan kepada cleaning service agar mereka

mampu menerapkan penanganan sampah medis yang benar.

2) Saran kepada Responden

Disarankan kepada cleaning service untuk menambah pengetahuan dan

menanamkan sikap mengenai penerapan sampah medis yang baik dan benar guna

menjaga kesehatan pribadi dan lingkungan kerja.